bab i revisi 2
DESCRIPTION
kontrasepsiTRANSCRIPT
![Page 1: BAB I revisi 2](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082610/563db7ea550346aa9a8f25ad/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Prevalensi Pasangan Usia Subur di Indonesia terus meningkat, tahun 2010
tercatat sebanyak 46.315.818 peserta, sedangkan pada tahun 2011 sebanyak
47.326.142 peserta dan meningkat menjadi 48.370.542 pada tahun 2012
(BKKBN, 2013). Data yang sama menunjukkan pasangan usia subur berusia
antara 15-49 tahun. Pasangan usia subur yang terbanyak umur 25-29 tahun
(BKKBN, 2013).
Peserta Keluarga Berencana (KB) baru adalah Pasangan Usia Subur (PUS)
yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara atau alat dan atau PUS yang
menggunakan kembali salah satu cara atau alat kontrasepsi setelah mereka
berakhir masa kehamilannya (Dinkes Riau, 2011). Alat kontrasepsi adalah alat
yang digunakan oleh pasangan suami istri yang ingin menunda atau mengatur
kehamilan (Adhyani, 2011). Berdasarkan laporan BKKBN tahun 2013, peserta
KB baru secara nasional sampai bulan Desember 2013 sebanyak 8.500.247
peserta dengan proporsi pemakaian seperti pada grafik berikut:
![Page 2: BAB I revisi 2](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082610/563db7ea550346aa9a8f25ad/html5/thumbnails/2.jpg)
IUD MOW Implant Suntik Pil MOP Kondom0%5%
10%15%20%25%30%35%40%45%50%
7.75%
1.52%
9.23%
48.56%
26.60%
0.25%
6.09%
Proporsi Pemakaian KB
IUD 348.134MOW 128.793Implant 784.215Suntik 4.128.115Pil 2.261.480MOP 9.375Kondom 518.638
BKKBN, 2013
Dari grafik diatas menunjukkan metode kontrasepsi yang paling banyak
digunakan di Indonesia adalah metode pil dan suntik.
Pada bulan Januari 2014, jumlah peserta KB baru di Indonesia sebanyak
585.544 peserta dan tetap didominasi oleh peserta KB yang menggunakan Non
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP), yaitu sebesar 84,74 persen
dari seluruh peserta KB baru. Sedangkan peserta KB baru yang menggunakan
metode jangka panjang hanya sebesar 15,26 persen (BKKBN, 2014).
Menurut data BKKBN pada bulan Desember 2013, jumlah peserta KB
baru di Provinsi RIAU sebanyak 17.995 peserta, dengan proporsi pemakaian
seperti pada grafik berikut.
![Page 3: BAB I revisi 2](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082610/563db7ea550346aa9a8f25ad/html5/thumbnails/3.jpg)
IUD; 2.68%MOW; 1.11%Implant; 8.39%
Suntik; 50.96%
Pil; 30.74%
MOP; 0.24% Kondom; 5.88%
Proporsi Pemakaian KB
IUD 482MOW 199Implant 1509Suntik 9171Pil 5531MOP 44Kondom 1059
Dari grafik tersebut, metode kontrasepsi pil dan suntik lebih banyak digunakan,
yaitu sebesar 87,59 persen dari seluruh peserta KB. Sedangkan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang seperti IUD,MOP,MOW, dan Implant hanya sebesar
10,36 persen (BKKBN RIAU, 2013). Pada bulan Januari 2014, jumlah peserta KB
baru sedikit meningkat dari bulan Desember 2013, yaitu sebanyak 18.895 peserta.
Tetapi pengguna Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJK) malah menurun,
yaitu dari 10,36 persen pada bulan Desember 2013 menjadi 8,02 persen (BKKBN,
2014). Begitu juga di Kabupaten Rokan Hulu, jumlah peserta KB baru mengalami
penurunan, yaitu dari 1.862 peserta pada bulan Desember 2013 menjadi 978
peserta pada bulan Januari 2014, dan yang menggunakan metode kontrasepsi pil
dan suntik lebih banyak yaitu masing-masing sebesar 600 dan 747 peserta pada
bulan Desember 2013, sedangkan metode kontrasepsi IUD hanya 47 dari semua
peserta KB baru pada bulan Desember 2013 (BKKBN RIAU, 2013, 2014).
Hasil mini survei 2011 juga menunjukkan metode KB hormonal yaitu
suntikan dan pil merupakan metode yang paling dominan digunakan daripada
metode kontrasepsi jangka panjang seperti metode IUD (Nasution, 2011), padahal
![Page 4: BAB I revisi 2](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082610/563db7ea550346aa9a8f25ad/html5/thumbnails/4.jpg)
metode kontrasepsi IUD paling efektif untuk menjarakkan kehamilan karena
tingkat kegagalan metode kontrasepsi IUD sangat kecil yaitu kurang lebih dari 1
persen, sehingga pengaruhnya cukup bagi kesehatan reproduksi wanita dan IUD
mempunyai masa kerja yang panjang, berbeda dengan metode kontrasepsi yang
hormonal yang dapat berpengaruh pada tubuh dan dapat menimbulkan efek
samping secara sistemik (Hartanto, 2003).
Rendahnya penggunaan metode kontrasepsi IUD, disebabkan beberapa faktor,
salah satunya ketidaktahuan peserta tentang kelebihan KB IUD. Dimana
pengetahuan terhadap alat kontrasepsi merupakan pertimbangan dalam
menentukan metode kontrasepsi yang digunakan (Imbarwati, 2009). Israr, seperti
disitasi oleh Asih (2009) menyatakan rendahnya angka cakupan KB-MKJP
seperti metode IUD dikarenakan masih sangat rendahnya tingkat pengetahuan
PUS tentang metode kontrasepsi jangka panjang. Oleh sebab itu dilakukan
peningkatan pengetahuan tentang alat kontrasepsi dengan cara peningkatan
promosi KB MKJK (Nasution, 2011), salah satunya dengan metode penyuluhan.
Karena semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang maka akan memepengaruhi
minat dalam melakukan tindakan (Tejawati et al, 2010), seperti minat penggunaan
metode kontrasepsi IUD.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah pada penelitian ini
adalah apakah ada pengaruh penyuluhan tentang metode kontrasepsi terhadap
pengetahuan dan minat penggunaan metode kontrasepsi IUD?
![Page 5: BAB I revisi 2](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082610/563db7ea550346aa9a8f25ad/html5/thumbnails/5.jpg)
1.3 Orisinalitas Penelitian
No Penulis, judul, tahun Metode penelitian Perbedaan
1. Feriani Tejawati, Ismarwati, Anjarwati, Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang KanKer Serviks Terhadap Minat Pemeriksaan IVA Pada Ibu PKK di Pedukuhan Ngipik Bumirejo Lendah Kulon Progo Yokyakarta. 2010
Metode penelitian yang di pakai adalah quasi eksperimen dan pendekatan waktu secara cross sectional.
Variabel yang digunakan adalah pengaruh promosi kesehatan terhadap minat pemeriksaan IVA, dilakukan tahun 2011 sedangkan saya variabelnya pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan minat penggunaan kb IUD
2. Mitha Destyowati, Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Kontrasepsi IUD dengan Minat Pemakaian Kontrasepsi IUD di Desa Harjobinangun Kecamatan Grabak Kabupaten Purworejo. 2011
Metode penelitian yang dipakai adalah survei analitik dan pendekatan secara cross sectional.
Variabelnya hubungan tingkat pengetahuan dengan minat pemakaian kontrasepsi IUD, dengan metode penelitian survei analitik, sedangkan variabel penelitian saya pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan minat penggunaan kontrasepsi IUD, dengan metode penelitian quasi eksperimen.
1.3 Tujuan Penelitian
Umum:
Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penyuluhan tentang metode
kontrasepsi terhadap pengetahuan dan minat penggunaan metode kontrasepsi
IUD.
![Page 6: BAB I revisi 2](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082610/563db7ea550346aa9a8f25ad/html5/thumbnails/6.jpg)
Khusus:
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan pasangan usia subur tentang
metode kontrasepsi IUD.
2. Untuk mengetahui bagaimana minat pasangan usia subur terhadap metode
kontrasepsi IUD.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti sebagai pengembangan kemampuan peneliti dalam
berkomunikasi dengan masyarakat serta menambah wawasan ilmu
pengetahuan dan pengalaman penelitian.
2. Bagi pasangan usia subur untuk menambah pengetahuan tentang metode
kontrasepsi.
3. Bagi tenaga kesehatan sebagai masukan untuk meningkatkan promosi
kesehatan tentang metode kontrasepsi.