jurnal revisi 2

48
HUBUNGAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN MOTIVASI HIDUP BERSIH SISWA DENGAN PARTISIFASINYA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH (Studi pada siswa SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: DEDI SURYADIN NIM : 118101047 Jurnal Elektronik Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam penyelesaian Program Magister Pendidkan pada Program Studi Pendidikan Kependudukan dan lingkungan Hidup (PKLH)

Upload: kang-faqih

Post on 14-Aug-2015

105 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Jurnal Pa dedi suryadin sebelum sidang

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL REVISI 2

HUBUNGAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN MOTIVASI HIDUP BERSIH SISWA DENGAN PARTISIFASINYA DALAM

MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH

(Studi pada siswa SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya)

Oleh:DEDI SURYADINNIM : 118101047

Jurnal Elektronik

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam penyelesaian Program Magister Pendidkan pada Program Studi Pendidikan Kependudukan dan lingkungan Hidup

(PKLH)

PENDIDIKAN KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN HIDUP PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA2013

Page 2: JURNAL REVISI 2

HUBUNGAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN MOTIVASI HIDUP BERSIH SISWA DENGAN PARTISIFASINYA DALAM

MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH

(Studi pada siswa SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya)

Oleh:DEDI SURYADINNIM : 118101047

Jurnal Penelitian

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam penyelesaian Program Magister Pendidkan pada Program Studi Pendidikan Kependudukan dan lingkungan Hidup

(PKLH)

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. DR. H. Rudi Priyadi, Ir. M.S. DR. Hj. Nani Ratnaningsih, Dra. M.Pd.

Page 3: JURNAL REVISI 2

HUBUNGAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN MOTIVASI HIDUP BERSIH SISWA DENGAN PARTISIFASINYA

DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH

(Studi pada siswa Kelas XII SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya)

Oleh:

DEDI SURYADINNIM : 118101047

ABSTRACT

The research aims to determine the relationship between the implementation of quality management system with the participation of students in the school environment clean maintainer, clean living student motivation to participation in maintaining the cleanliness of the school environment, and determine the relationship between the implementation of quality management systems and clean living student motivation together with participation in maintenance cleanliness school environment.

The research was conducted at SMKN Bantarkalong Tasikmalaya District. The method was descriptive-correlational study involving two independent variables and one dependent variable. The number of samples was 47 respondents drawn completely at random (porposional random sampling). The analysis technique used is the correlation regression analysis and correlation of simple correlation double with two-way ANOVA at a significance level of = 0.05.

Based on the discussion of the results of the research, presented the following conclusions based on the discussion and review of relevant literature and the findings during the study. The conclusion that can be drawn from this study are as follows:(1) This is evidenced by the level of 0.999 and a correlation coefficient of

determination (r2) of 99.8% means that the variation in the variables increase student participation in the maintenance of hygiene and can be explained by the variable application of the quality management system of 99.8%, thus the factors other outside variables such as knowledge about clean living and other variables by 0.2%.

(2) This is evidenced by the level of 0.066 and a correlation coefficient of determination (r2) of 4.2%, which means that the variation of the variable increase student participation in the maintenance of cleanliness of schools can be explained by the variables of clean living student motivation by 4.2%. thus other factors outside variables such as knowledge about clean living and other variables at 95.8%.

(3) This is evidenced by the level of 0.999 and a correlation coefficient of determination (r2) of 99.6%, meaning that an increase in the variable student participation in school hygiene maintenance by 99.6% thus factors other than

Page 4: JURNAL REVISI 2

these two variables by 0.4% such as knowledge about living a clean and healthy, and other variables.

A B S T R A K

Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penerapan sistem manajemen mutu dengan partisipasi siswa dalam pemelihara kebersihan lingkungan sekolah, motivasi hidup bersih siswa dengan partisipasinya dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah, dan mengetahui hubungan antara penerapan sistem manajemen mutu dan motivasi hidup bersih siswa secara bersama-sama dengan partisipasinya dalam pemeliharaan kebersiahan lingkungan sekolah.

Penelitian dilakukan di SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya. Metode penelitian adalah deskriptif-korelasional dengan melibatkan dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Jumlah sampel seluruhnya adalah 47 responden diambil secara acak (porposional random sampling). Teknik analisis yang dipergunakan adalah analisis regresi korelasi yaitu korelasi sederhana dan korelasi ganda dengan ANAVA dua arah pada taraf signifikansi = 0,05.

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, berikut ini disajikan kesimpulan yang didasarkan atas pembahasan dan kajian kepustakaan yang relevan dan temuan selama penelitian berlangsung. Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Dibuktikan dengan tingkat korelasi sebesar 0.999 dan nilai koefisien determinasi

(r2) sebesar 99,8% artinya bahwa variasi peningkatan variabel partisipasi siswa dalam pemeliharaan kebersihan dan dapat dijelaskan oleh variabel penerapan sistem manajemen mutu sebesar 99,8%, dengan demikian faktor-faktor lain diluar variabel tersebut seperti pengetahuan tentang hidup bersih dan variabel lainnya sebesar 0,2 %.

(2) Dibuktikan dengan tingkat korelasi sebesar 0.066 dan nilai koefisien determinasi (r2) sebesar 4,2%, artinya bahwa variasi peningkatan variabel partisipasi siswa dalam pemeliharaan kebersihan sekolah dapat dijelaskan oleh variabel motivasi hidup bersih siswa sebesar 4,2%. dengan demikian faktor-faktor lain diluar variabel tersebut seperti pengetahuan tentang hidup bersih dan variabel lainnya sebesar 95,8 %.

(3) Dibuktikan dengan tingkat korelasi sebesar 0.999 dan nilai koefisien determinasi (r2) sebesar 99,6%, artinya bahwa peningkatan variabel partisipasi siswa dalam pemeliharaan kebersihan sekolah sebesar 99,6% dengan demikian faktor-faktor lain diluar kedua variabel sebesar 0,4% seperti pengetahuan tentang hidup bersih dan sehat, dan variabel lainnya.

Kata Kunci : Penerapan sistem manajemen mutu, motivasi hdup bersih, dan partisipasi.

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masalah kebersihan lingkungan merupakan hal yang penting karena dapat

mempengaruhi kenyamanan hidup. Dalam hal tersebut, masalah hidup bersih pada

Page 5: JURNAL REVISI 2

sekolah merupakan tanggungjawab semua warga sekolah, tidak hanya

tanggungjawab petugas kebersihan atau para guru saja.

Kebersihan lingkungan sekolah beserta partisipasi warga dalam memelihara

kebersihan lingkungan sekolah merupakan salah satu komponen mutu pendidikan.

Peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang

pendidikan Nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas

manusia Indonesia secara menyeluruh.

Sebagai standar mutu , penerapan sistem manajemen mutu sebagai salah satu

faktor yang berpengaruh terhadap mutu sekolah juga akan meningkatkan partisipasi

warga sekolah dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah. Selain penerapan

sistem manajemen mutu, motivasi hidup bersih juga mempengaruhi partisipasi.

Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah, dan ketekunan

seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen utama dalam definisi ini

adalah intensitas, arah, dan ketekunan. Motif seringkali diartikan dengan istilah

dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk

berbuat. Jadi motif tersebut merupakan suatu driving force yang menggerakkan

manusia untuk bertingkah-laku, dan di dalam perbuatannya itu mempunyai tujuan

tertentu.

Selain penerapan sistem manajemen, motivasi hidup bersih memberikan

dampak positif bagi partisipasi dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah.

Dengan demikian, menarik untuk melakukan penelitian tentang masalah kebersihan

lingkungan di sekolah yang menerapkan Sistem Manajemen Mutu. Dalam

Page 6: JURNAL REVISI 2

kenyataannya di lapangan khususnya di SMKN Bantarkalong masih ada di sekitar

lingkungan sekolah sampah yang berserakan dan kondisi jamban-jamban siswa

masih kotor dan kebersihannya tidak terpelihara. Adapun judul selengkapnya yang

penulis buat dalam penelitian ini adalah : Hubungan Penerapan Sistem Manajemen

Mutu dan Motivasi Hidup Bersih Siswa Dengan Partisipasinya Dalam

Memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah. (Studi pada siswa kelas XII SMK

Negeri Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, dan tanpa mengecilkan peranan faktor

lainnya, maka secara operasional masalah dalam penelitian ini dipusatkan pada

pernyataan berikut :

1. Adakah hubungan antara penerapan Sistem Manajemen Mutu dengan

partisipasi siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah?

2. Adakah hubungan antara motivasi hidup bersih siswa dengan partisipasinya

dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah?

3. Adakah hubungan antara penerapan Sistem Manajemen Mutu dan motivasi

hidup bersih siswa dengan partisipasinya dalam memelihara kebersihan

lingkungan sekolah?

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari:

1. Hubungan antara penerapan Sistem Manajemen Mutu dengan partisipasi siswa

dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah.

Page 7: JURNAL REVISI 2

2. Hubungan antara motivasi hidup bersih dengan partisipasi siswa dalam

memelihara kebersihan lingkungan sekolah.

3. Hubungan antara penerapan Sistem Manajemen Mutu dan motivasi hidup

bersih denagan partisipasi siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan

sekolah.

2. KAJIAN PISTAKA

Sistem Manajemen Mutu merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi

dan praktek-praktek standar untuk manajemen sistem yang bertujuan menjamin

kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan

tertentu. Standar Internasional untuk Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008

didasari oleh 8 Prinsip Manajemen (Gasperz,2002) yaitu :1.Fokus pada pelanggan,2.

Kepemimpinan,3. Pelibatan Orang,4. Pendekatan Proses,5. Pendekatan Sistem pada

Manajemen,6.Pebaikan berkesinambungan,7. Pendekatan fakta pada pengambilan

keputusan, dan 8. Hubungan pemasok yang saling menguntungkan.

Motivasi merupakan sejumlah proses, yang bersifat internal, atau eksternal

bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dan

persistensi, dalam hal melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu,menurut Gray

(dalam Winardi, 2002).

Menurut Handoko, Martin (1992:61), ada dua cara untuk mengukur motivasi,

yaitu :

1. Mengukur faktor-faktor luar tertentu yang diduga menimbulkan dorongan

dalam diri seseorang.

Page 8: JURNAL REVISI 2

2. Mengukur aspek tingkah laku tertentu yang mungkin menjadi ungkapan dari

motif tertentu.

Pengertian Partisipasi menurut Keith dan John W. Newstrong (dalam Samsul

Maarif 2010:37) dikemukan bahwa : “Partisipasi adalah keterlibatanmental/pikiran

dan emosi/perasaan di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk

memberikan sumbangan kepada kelompok dalam rangkamencapai tujuan serta turut

bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan”. Sedangkan menurut Santoso

Sastro Poetro (1988:15-52) mengatakan bahwa : “Partisipasi adalah keterlibatn

spontan dengan kesadaran disertai tanggung jawab terhadap kepentingan kelompok

untuk mencapai tujuan bersama”.

3. METODE PENELITIAN

3.1 Sampel Dan Sumber Data

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi

Arikunto, 2008, 174). Mengingat jumlah populasinya telah diketahui maka

selanjutnya penulis melakukan pengambilan sampel. Adapun pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah 15% dari 296 orang diambil secara acak

( porposional random sampling) yang totalnya berjumlah 47 sampel dengan

pembulatan. Pengambilan sampel dengan cara tersebut diharapkan keterwakilan dari

tiap kelas bisa terwakili sehingga homogenitas sample dapat dihindari, maka

objektivitas penelitian lebih objektif.

Teknik pengumpulan data diusahakan untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan dalam analisis penelitian. Angket (kuesioner), yang diberikan kepada

siswa kelas XII SMKN Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya sebagai responden,

Page 9: JURNAL REVISI 2

dengan cara mengajukan pertanyaan/ pernyataan yang secara logis berhubungan

dengan masalah penelitian dan bersifat pertanyaan tertutup/berstruktur yang

menyangkut pendapat responden.

3.2. Variabel

Dalam penelitian ini melibatkan dua buah variabel bebas dan satu variabel

terikat. Variabel bebas pertama (X1) adalah variabel penerapan sistem manajemen

mutu terhadap partisipasi dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan sekolah,

sedangkan variabel bebas (X2) kedua adalah motivasi hidup bersih. Adapun variabel

terikat (Y) berupa partisipasi siswa dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan

sekolah. Penelitian ini berfungsi untuk mencari korelasi (r), dengan demikian yang

dipelajari adalah korelasi dan konstribusi variabel bebas dengan variabel terikat,

sehingga kajian ini lebih cenderung bersifat korelasi.

3.3 Instrumen Penelitian

Konsepsi, yang mendasari penyusunan instrumen penelitian ini adalah

untuk menjaring tiga jenis data, yaitu : (1) penerapan sistem manajemen mutu, (2)

motivasi hidup bersih siswa dan (3) partisipasi siswa dalam memelihara kebersihan

lingkungan sekolah.

Untuk menjaring ketiga data tersebut disusun seperangkat instrumen

sebagai berikut: (1) Penerapan sistem manajemen mutu pada penelitian ini diperoleh

dari angket yang disebarkan kepada siswa sebagai sampel penelitian. (2) Motivasi

Page 10: JURNAL REVISI 2

hidup bersih siswa pada penelitian ini diperoleh dari angket yang disebarkan kepada

siswa sebagai sampel penelitian. (3) Partisipasi siswa dalam memelihara kebersihan

lingkungan didasarkan pada hasil angket yang disebarkan kepada siswa sebagai

sampel penelitian.

Hasil uji coba intrumen :

Uji instrumen dalam penelitian ini mengukur item – item pernyataan dari

penerapan sistem manajmen mutu, motivasi hidup bersih dan partisipasi sebanyak

35 item. Dengan bantuan SPSS 18 dapat diketahui nilai korelasinya. Nilai korelasi

yang diperoleh (nilai korelasi per item dengan total item yang diperoleh setelah

dikorelasikan secara statistik perindividu), selanjutnya di uji pada taraf kepercayaan

yang digunakan ( = 5%), dengan kaidah keputusan : jika r hitung lebih besar dari r

tabel berarti valid, berarti instrumen tersebut memenuhi kriteria validitas sehingga item

tersebut layak digunakan dalam penelitian. Jika r hitung lebih kecil dari r tabel berarti

tidak valid.

Hasil Uji Coba Validitas Variabel Penerapan Sistem Manajemen Mutu

Tabel 1. Hasil Uji Validitas Variabel Penerapan Sistem Manajemen (X1)

Page 11: JURNAL REVISI 2

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi

Hidup Bersih

(X2)

Nomor Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Hasil Uji Validitas

NOMOR1 ,301 ,951 Tidak Valid

NOMOR2 ,019 ,953 Tidak Valid

NOMOR3 ,537 ,950 Valid

NOMOR4 ,551 ,950 Valid

NOMOR5 ,746 ,948 Valid

NOMOR6 ,822 ,948 Valid

NOMOR7 ,178 ,952 Tidak Valid

NOMOR8 ,636 ,949 Valid

NOMOR9 ,811 ,948 Valid

NOMOR10 ,628 ,949 Valid

NOMOR11 ,558 ,949 Valid

NOMOR12 ,749 ,948 Valid

NOMOR13 ,789 ,948 Valid

NOMOR14 ,799 ,948 Valid

NOMOR15 ,687 ,948 Valid

NOMOR16 ,696 ,948 Valid

NOMOR17 ,676 ,949 Valid

NOMOR18 -,089 ,955 Tidak Valid

NOMOR19 -,043 ,956 Tidak Valid

NOMOR20 -,001 ,954 Tidak Valid

NOMOR21 ,880 ,947 Valid

NOMOR22 ,760 ,948 Valid

NOMOR23 ,623 ,949 Valid

NOMOR24 ,792 ,948 Valid

NOMOR25 ,890 ,947 Valid

NOMOR26 ,876 ,947 Valid

NOMOR27 ,704 ,949 Valid

NOMOR28 ,753 ,753 Valid

NOMOR29 ,774 ,620 Valid

NOMOR30 ,833 ,369 Valid

NOMOR31 ,171 ,518 Valid

Page 12: JURNAL REVISI 2

Nomor Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Hasil Uji Validitas

NOMOR1 ,870 ,950 Valid

NOMOR2 ,709 ,951 Valid

NOMOR3 ,743 ,951 Valid

NOMOR4 ,625 ,952 Valid

NOMOR5 ,380 ,953 Valid

NOMOR6 ,532 ,952 Valid

NOMOR7 ,681 ,951 Valid

NOMOR8 ,914 ,950 Valid

NOMOR9 ,530 ,952 Valid

NOMOR10 ,883 ,950 Valid

NOMOR11 ,748 ,951 Valid

NOMOR12 ,790 ,951 Valid

NOMOR13 ,800 ,951 Valid

NOMOR14 ,685 ,951 Valid

NOMOR15 ,691 ,951 Valid

NOMOR16 ,681 ,952 Valid

NOMOR17 ,000 ,957 Tidak Valid

NOMOR18 ,018 ,957 Tidak Valid

NOMOR19 ,102 ,956 Tidak Valid

NOMOR20 ,882 ,950 Valid

NOMOR21 ,763 ,951 Valid

NOMOR22 ,631 ,952 Valid

NOMOR23 ,792 ,951 Valid

NOMOR24 ,879 ,950 Valid

NOMOR25 ,300 ,954 Tidak Valid

NOMOR26 ,096 ,955 Tidak Valid

NOMOR27 ,532 ,952 Valid

NOMOR28 ,564 ,952 Valid

NOMOR29 ,744 ,951 Valid

NOMOR30 ,833 ,951 Valid

NOMOR31 ,171 ,954 Tidak Valid

Page 13: JURNAL REVISI 2

Tabel 3. Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Siswa (Y)

Page 14: JURNAL REVISI 2

Keterangan

:

df = n – 2

df = 35 – 2

df = 33

r tabel = 0,333

Nomor Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Hasil Uji Validitas

NOMOR1 ,760 ,948 Valid

NOMOR2 ,623 ,949 Valid

NOMOR3 ,792 ,947 Valid

NOMOR4 ,885 ,947 Valid

NOMOR5 ,221 ,951 Tidak Valid

NOMOR6 ,140 ,952 Tidak Valid

NOMOR7 ,540 ,949 Valid

NOMOR8 ,546 ,949 Valid

NOMOR9 ,750 ,947 Valid

NOMOR10 ,830 ,947 Valid

NOMOR11 ,180 ,951 Tidak Valid

NOMOR12 -,100 ,955 Tidak Valid

NOMOR13 -,026 ,955 Tidak Valid

NOMOR14 ,076 ,953 Tidak Valid

NOMOR15 ,705 ,948 Valid

NOMOR16 ,757 ,947 Valid

NOMOR17 ,624 ,948 Valid

NOMOR18 ,370 ,950 Valid

NOMOR19 ,511 ,949 Valid

NOMOR20 ,678 ,948 Valid

NOMOR21 ,903 ,946 Valid

NOMOR22 ,538 ,949 Valid

NOMOR23 ,889 ,946 Valid

NOMOR24 ,752 ,947 Valid

NOMOR25 ,792 ,948 Valid

NOMOR26 ,799 ,947 Valid

NOMOR27 ,685 ,948 Valid

NOMOR28 ,799 ,947 Valid

NOMOR29 ,685 ,948 Valid

NOMOR30 ,687 ,948 Valid

NOMOR31 ,676 ,948 Valid

Page 15: JURNAL REVISI 2

Hasil uji reliabilitas dalam penelitian ini dapat disajikan pada tabel berikut :

Alat ukur atau instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien

reliabilitas yang bermakna sekurang-kurangnya kuat.

Tabel 4. Hasil uji reliabilitas instrumen Penerapan Sistem Manajemen Mutu

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian ini reliabel,

hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien r11 adalah 0,765 dengan kategori reliabilitas

tinggi.

Tabel 5. Hasil uji reliabilitas instrumen Motivasi Hidup Bersih Siswa

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian ini

reliabel, hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien r11 adalah 0,781 dengan kategori

reliabilitas tinggi.

Tabel 6. Hasil uji reliabilitas instrumen Partisipasi Siswa

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa instrumen penelitian ini

reliabel, hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien r11 adalah 0,764 dengan kategori

reliabilitas tinggi.

Teknik Analisis Data

Koefisien r11 Keterangan0,765 Reliabilitas tinggi

Koefisien r11 Keterangan0,781 Reliabiltas tinggi

Koefisien r11 Keterangan0,764 Reliabiltas tinggi

Page 16: JURNAL REVISI 2

a. Uji normalitas : perhitungan uji normalitas dilakukan melalui uji kolmogrov

smirnov, dengan kaidah pengujian jika jika Asymp. Sig. Lebih besar dari level of

sicnifikant () maka data berdistribusi normal. Jika Asymp. Sig. Lebih kecil dari

level of sicnifikant ()=0,05 maka data berdistribusi tidak normal.

b. Uji linieritas : digunakan untuk menguji apakah ketiga varian memiliki hubungan

atau tidak. Maka berikut ini akan disajikan hasil uji linieritas regresi dari variabel –

variabel tersebut masing – masing digunakan teknik pengujian dengan prosedur

polinominal ANOVA satu jalur. Dengan kaidah : jika asymp. Sig. lebih kecil dari

harga probabilitas yang digunakan, maka regresi linier. Jika Asymp. Sig. lebih besar

dari harga probabilitas yang digunakan, maka regresi tidak linier.

c.Uji hipotesis : jika persyaratan analisis data terpenuhi, maka uji hipotesis

dilakukan dengan uji regresi, regresi linier sederhana dan berganda (statistika

parametrik), sedangkan jika Ho persyaratan analisis data tidak terpenuhi maka uji

hipotesis dilakukan uji korelasi dengan statistik non parametrik. Baik uji persyaratan

analaisis data maupun uji korelasi, menggunakan bantuan SPSS 18.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1 Deskripsi Data

4.1.1 Penerapan Sistem Manajemen Mutu

Adapun hasil perhitungan adalah sebagai berikut :

55 + 4 x 8,77307 = 90,09

55 + 3 x 8,77307 = 81,32

55 + 2 x 8,77307 = 72,55

55 + 1 x 8,77307 = 63,77

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan

sistem manajemen mutu dengan rata-ratanya sebesar 75,1064 berada pada rentang

Page 17: JURNAL REVISI 2

72,55 – 81,32 termasuk kategori cukup. Deskripsi umum dari data penerapan sistem

manajemen mutu, dapat dilihat pada tabel di halaman berikut ini.

Tabel 7. Deskripsi Umum Data Hasil Penelitian Variabel tentangPenerapan Sistem Manajemen Mutu

4.1.2. Motivasi Hidup Bersih Siswa

Adapun hasil perhitungan adalah sebagai berikut :

55 + 4 x 5,49392 = 76,96

55 + 3 x 5,49392 = 71,47

55 + 2 x 5,49392 = 65,98

55 + 1 x 5,49392 = 60,49

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa motivasi

hidup bersih dengan rata-ratanya sebesar 67,23 berada pada rentang 65,98 – 71,47

termasuk kategori cukup. Deskripsi umum dari motivasi hidup bersih, dapat dilihat

pada tabel di halaman berikut ini.

Deskripsi umum dari data motivasi hidup bersih para siswa SMKN

Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 8. Deskripsi Umum Data Hasil Penelitian Variabel Motivasi Hidup Bersih

4.1.3. Partisipasi Siswa

Adapun hasil perhitungan adalah sebagai berikut :

56 + 4 x 5,49392 = 90,91

Mean SD Skor Minimum Skor Maksimum

75,1064 8,77307 55,00 98,00

Mean SD Skor Minimum Skor Maksimum

67,2340 5,49392 55 80

Page 18: JURNAL REVISI 2

56 + 3 x 5,49392 = 82,19

56 + 2 x 5,49392 = 73,46

56 + 1 x 5,49392 = 64,73

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa partisipasi

siswa dengan rata-ratanya sebesar 76,1702 berada pada rentang 73,46 –82,19

termasuk kategori cukup. Deskripsi umum dari data partisipasi siswa, dapat dilihat

pada tabel di halaman berikut ini.

Deskripsi umum dari data motivasi hidup bersih para siswa SMKN

Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 9. Deskripsi Umum Data Hasil Penelitian Variabel PartisipasiDalam Memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah

4.2 Pengujian Persyaratan Analisis

4.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas sebaran digunakan Uji Kolmogorov-Smirnov Goodness

(KSZ). Hasil uji coba normalitas dapat dilihat dari nilai KSZ untuk masing-masing

variabel dan nilai signifikansinya sebagai berikut :

Mean SD Skor Minimum Skor Maksimum76,1702 8,72856 56 99

Page 19: JURNAL REVISI 2

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

X1 ,087 47 0,200* ,977 47 ,474

X2 ,066 47 0,200* ,985 47 ,814

Y ,087 47 0,200* ,977 47 ,490

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

4.2.2. Pengujian Linieritas Regresi

Uji linieritas regresi antara variabel tingkat penerapan sistem

manajemen mutu dengan partisipasi siswa dalam memelihara kebersihan

lingkungan sekolah didapat harga F hitung sebesar 1,100 pada taraf signifikansi 5%.

dan regresi tersebut linier, untuk variabel motivasi hidup bersih dengan partisipasi

siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah, diperoleh harga F hitung

sebesar 1,875 pada taraf signifikansi 5% dan regresi tersebut linier, untuk variabel

penerapan sistem manajemen mutu dan motivasi hidup bersih dengan partisipasi

siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah diperoleh F hitung sebesar

1,532 dan regresi tersebut linier.

Tabel 11. Hasil Uji Linieritas Variabel

Uji F KeteranganPenelitian

X1 Y 1,100 Linier X2 Y 1,875 LinierX1

+ X2 Y 1,532 Linier

4.3. Pengujian Hipotesis

Page 20: JURNAL REVISI 2

Berikut ini akan disajikan hasil pengujian terhadap tiga buah hipotesis

penelitian seperti yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu.

4.3.1. Hubungan antara Penerapan Sistem Manajemen Mutu dengan Partisi pasi Siswa dalam memelihara Kebersihan Lingkungan Sekolah

Tabel 12. Hasil Pengujian Hipotesis

Correlations

X1 Y

X

1

Pearson Correlation 1 ,999**

Sig. (2-tailed) ,000

N 47 47

YPearson Correlation ,999** 1

Sig. (2-tailed) ,000

N 47 47

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 1,537 ,558 2,757 ,008

X1 ,994 ,007 ,999 134,721 ,000

a. Dependent Variable: Y

Page 21: JURNAL REVISI 2

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu terdapat

hubungan yang positif antara penerapan sistem manajemen mutu (X1) dengan

partisipasi siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan sekolah (Y).

Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan

konstanta a sebesar 1,537 dan koefisien arah regresi b sebesar 0,994. Bentuk

hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi

Y = 1,537 + 0,994 X1 , di mana X1 adalah simbol untuk tingkat penerapan sistem

manajemen mutu.

Kekuatan hubungan penerapan sistem manajemen mutu terhadap

pemeliharaan kebersihan lingkungan sekolah pada model persamaan

Y = 1,537 + 0,994 X1, dapat dilihat pada koefisien determinasi (r2) adalah 0,998, ini

berarti variabel penerapan sistem manajemen mutu memberikan sumbangan cukup

besar, yaitu sebesar 99,8% terhadap partisipasi dalam program pemeliharaan

kebersihan lingkungan sekolah, sisanya sebagian besar dipengaruhi oleh variable-

variabel lain.

Dalam tabel Coefficients diperoleh nilai Sig. sebesar 0,008 dibandingkan

dengan taraf signifikansi (α = 5%) 0,05 maka Sig < α yaitu 0,008 < 0,05. Ini H0

ditolak, jadi ada hubungan yang linier antara, penerapan sistem manajemen mutu

dengan partisipasi siswa dalam program pemeliharaan kebersihan lingkungan

sekolah.

Adanya hubungan penerapan sistem manajemen mutu dengan partisipasi

siswa dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan sekolah dapat diartikan bahwa

Page 22: JURNAL REVISI 2

penerapan sistem mutu dan pemeliharaan kebersihan lingkungan sekolah berkorelasi

positip.

4.3.2. Hubungan antara Motivasi Hidup Bersih dengan Partisipasi Siswa dalam Program Kebersihan Lingkungan Sekolah

Tabel 13. Hasil Pengujian Hipotesis

Page 23: JURNAL REVISI 2

Correlations

X2 Y

X2 Pearson Correlation 1 ,066

Sig. (2-tailed) ,658

N 47 47

Y Pearson Correlation ,066 1

Sig. (2-tailed) ,658

N 47 47

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu terdapat hubungan

yang positif antara kebiasaan hidup bersih (X2) dengan partisipasi siswa dalam

program kebersihan lingkungan sekolah (Y).

Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan

konstanta a sebesar 69,094 dan koefisien arah regresi b sebesar 0,105. Bentuk

hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi

Y = 69,094 + 0,105 X2.

Kekuatan hubungan antara variabel motivasi hidup bersih (X2) dengan

partisipasi siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan (Y) dari model

persamaan Y = 69,094 + 0,105 X2. Kekuatan hubungan dapat dilihat dari koefisien

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 69,094 15,941 4,334 ,000

X2 ,105 ,236 ,066 ,445 ,658

a. Dependent Variable: Y

Page 24: JURNAL REVISI 2

determinasi (r2) diperoleh sebesar 0,042 ini berarti bahwa 4,2% variansi motivasi

hidup bersih memberikan konstribusi kepada variansi partisipasi dalam pemeliharaan

kebersihan lingkungan sekolah melalui model regresi Y = 69,094 + 0,105 X2.

Dalam tabel Coefficients diperoleh nilai Sig. sebesar 0,000 dibandingkan

dengan taraf signifikansi (α = 5%) 0,05 maka Sig < α yaitu 0,000 < 0,05. Ini berarti

H0 ditolak, jadi ada hubungan yang linier antara, motivasi hidup bersih dengan

partisipasi siswa dalam program kebersihan lingkungan sekolah dan dapat diartikan

bahwa motivasi hidup bersih dengan partisipasi siswa dalam memelihara

kebersihan lingkungan sekolah berkorelasi positip.

4.4.3. Hubungan antara Penerapan Sistem Mutu dan Motivasi Hidup Bersih Siswa dengan Partisipasinya dalam Memeliharaan Kebersihan Lingkungan Sekolah

Tabel 14. Hasil Pengujian Hipotesis

Correlations

X1 X2 Y

X1 Pearson Correlation 1 ,060 ,999**

Sig. (2-tailed) ,687 ,000

N 47 47 47

X2 Pearson Correlation ,060 1 ,066

Sig. (2-tailed) ,687 ,658

N 47 47 47

Y Pearson Correlation ,999** ,066 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,658

N 47 47 47

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 25: JURNAL REVISI 2

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 3496,095 2 1748,048 9003,203 ,000a

Residual 8,543 44 ,194

Total 3504,638 46

a. Predictors: (Constant), X2, X1

b. Dependent Variable: Y

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu terdapat hubungan

yang positif antara penerapan sistem manajemen mutu (X1) dan motivasi hidup

bersih (X2) dengan partisipasi siswa dalam memeliharaan kebersihan lingkungan

sekolah (Y).

Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan

konstanta a sebesar 0,926 dan koefisien arah regresi b sebesar 0,998. Bentuk

hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi

Y = 0,926 + 0,993 X1 + 0,009 X2.

Kekuatan hubungan antara variabel motivasi hidup bersih (X2) dengan

partisipasi siswa dalam memelihara kebersihan lingkungan (Y) dari model

persamaan Y = 0,926 + 0,993 X1 + 0,009 X2. Kekuatan hubungan dapat dilihat dari

koefisien determinasi (r2) diperoleh sebesar 0,996 ini berarti bahwa 99,6% variansi

penerapan sistem manajemen mutu dan motivasi hidup bersih siswa secara bersama

memberikan konstribusi kepada variansi partisipasi siswa dalam pemeliharaan

Page 26: JURNAL REVISI 2

kebersihan lingkungan sekolah melalui model regresi

Y = 0,926 + 0,993 X1 + 0,009 X2 .

Dalam tabel ANOVA diperoleh nilai Sig. sebesar 0,000 dibandingkan

dengan taraf signifikansi (α = 5%) 0,05 maka Sig < α yaitu 0,000 < 0,05. Ini

berarti H0 ditolak, jadi ada hubungan yang linier antara, penerapan sistem mutu

dan motivasi hidup bersih siswa dengan partisipasinya dalam pemeliharaan

kebersihan lingkungan sekolah atau berkorelasi positip .

5. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan pengujian hipotesis dan pembahasan yang telah dikemukakan

pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Terdapat hubungan yang nyata antara penerapan sistem manajemen mutu

dengan partisipasi siswa dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan sekolah

SMKN Bantarkalong Kabupaten Tasikmalya. Semakin tinggi skor penerapan

sistem manajemen mutu, maka semakin tinggi pula partisipasi siswa dalam

pemeliharaan kebersihan lingkungan sekolah yang disebabkan adanya

penerapan manajemen yang berorientasi pada mutu maka akan mendorong

peningkatan pelibatan orang banyak/ partisipasi dalam pemeliharaan

kebersihan lingkungannya.

2. Terdapat hubungan yang nyata antara motivasi hidup bersih siswa dengan

partisipasinya dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan di SMKN

Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya. Dengan semakin besar pencerminan

Page 27: JURNAL REVISI 2

motivasi hidup bersih, maka semakin tinggi pula perhatian siswa dalam

memelihara kebersiahan lingkungan sekolah yang disebabkan semakin

terbiasanya untuk berinteraksi dengan keadaan lingkungan sekitar.

3. Terdapat hubungan yang nyata secara bersama-sama antara pnerapan sistem

manajemen mutu dan motivasi hidup bersih siswa dengan partisipasinya

dalam pemeliharaan kebersihan lingkungan SMKN Bantarkalong. Penerapan

sistem manajemen mutu dan motivasi hidup bersih siswa telah memberikan

kontribusi yang positif terhadap warga sekolah tersebut dalam pemeliharaan

kebersiahan lingkungannya.

5.2. Implikasi

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan yang nyata antara

penerapan manajemen mutu dengan motivasi hidup bersih dalam memelihara

kebersiahan lingkungan sekolah, ada hubungan yang positif antara motivasi hidup

bersih para siswa dengan partisipasinya, dan ada hubungan antara penerapan sistem

manajemen mutu dan motivasi hidup bersih siswa secara bersama-sama dalam

peningkatan pemeliharaan kebersiahan lingkungan sekolah. Hal ini mengandung

implikasi bahwa model teoritik yang dikembangkan secara berpikir yang

dihipotetikkan dalam penelitian ini ternyata terbukti seluruhnya.

5.3. Saran-saran

Berdasarkan pembuktian hipotesis dan kesimpulan yang telah

dikemukakan terdahulu, maka di bawah ini disarankan sebagai berikut:

1. untuk meningkatkan penerapan sistem manajemen mutu dan motivasi hidup

bersih siswa dalam pertisipasinya dalam pemeliharaan kebersihan

Page 28: JURNAL REVISI 2

lingkungan sekolah, dalam implementasinya melalui berbagai tata tertib/

peraturan dan program yang berkenaan dengan pemeliharaan kebersihan

lingkungan sekolah. Hendaklah dilakukan melalui kegiatan sosialisasi sistem

penerapan manajemen mutu (awareness), leaflet yang berisi informasi

tentang lingkungan hidup, perlombaan kesehatan dan kebersihan di sekolah.

2. untuk meningkatkan penerapan sistem manajemen mutu dan motivasi hidup

bersih siswa khususnya dalam partisipasinya memelihara kebersihan

lingkungan sekolah, perlu adanya upaya mencari dan menggali segi-segi

positif yang terkandung dalam berbagai kegiatan nyata yang dapat

melibatkan orang banyak (gotong royong) sehingga memberikan motivasi

bagi warga sekolah yang lainnya.

3. untuk meningkatkan penerapan sistem manajemen mutu dan motivasi hidup

bersih siswa khususnya dalam partisipasinya memelihara kebersihan

lingkungan sekolah, diperlukan adanya reward and funishment yang

berdasarkan fakta-fakta di lapangan dalam mengambil kesimpulannya

sehingga memberikan efek positif dan lebih implementatif.

Kebersihan dapat diartikan suatu keadaan yang bebas dari sumber penyakit,

sampah dan benda-benda yang dianggap dapat mengotori lingkungan seperti polusi

dan radiasi.

Kebersihan lingkungan sangat berpengaruh sekali terhadap kehidupan kita

bahkan memiliki peran yang sangat penting, karena kebersihan adalah salah satu

modal ketahanan hidup seseorang dari berbagai pengaruh penyakit yang

membahayakan kesehatan manusia.

Page 29: JURNAL REVISI 2

Kita semua memahami bahwa agar terbebas dari penyebaran penyakit, maka

harus senantiasa menjaga dan memelihara kebersihan diri dan lingkungan sektar.

Pola hidup bersih harus sudah membudaya di masyarakat. Apalagi sebagai seorang

yang beragama, kita harus membudayakan pola hidup bersih karena semua itu

merupakan bagian dari ajaran dan tuntunan agama.

Beberapa cara sederhana yang dapat kita lakukan agar tetap bisa menjaga

dan memelihara kebersihan lingkungan di rumah, sekolah dan lingkungan sekitar

yaitu :

a. Pengelolaan sistem manajemen yang berorientasi pada mutu

(satisfactory customer focus)

b. Menyediakan tempat sampah atau tong sampah

c. Adanya reward and funishment dalam pelaksanaan pemeliharaan kebersihan

lingkungan sekolah.

d. Pengambilan keputusan yang berkaiatan dengan pemeliharaan kebersihan

lingkungan sekolah harus berdasarkan fakta nyata dilapangan.

e. Melakukan kegiatan gerakan pemeliharaan kebersihan lingkungan sekolah

bersama-sama (bergotong royong) seperti jum’at bersih.

Sebagai warga masyarakat yang baik, kita dituntut untuk senantiasa

menjaga dan memelihara kebersihan lingkungan dimanapun kita berada mulai di

lingkungan rumah, sekolah, kantor, mall, dan lain-lain. Karena sekecil apapun

kepedulian kita terahadap kebersihan lingkungan tentu akan sangat bermanfaat

bagi keutuhan kebersihan lingkungan secara lebih luas di masysrakat.

Page 30: JURNAL REVISI 2

DAFTAR PUSTAKA

Akdon, (2007), Strategic Manajement for Educational Manajement (Manajemen Strategik untuk Manajemen Pendidikan). Bandung: Alfa Beta

Arikunto, suharsimi (1999), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Riniek Cipta.

Aritonang R, Lerbin R., (2005). Kepuasan Pelanggan. Jakarta:PT. Gramedia Pustaka Utama.

Badriah. Dewi. L, (2010). Studi Kepustakaan/ Menyusun Kerangka Teoritis, Hipotesis Penelitian, dan Jenis Penelitian [online] Tersedia : www.kopertis4.or.id/.../studi kepustakaan DR%5B1%5D . Dewi.Doc2012.,13-09-2012

Budiono. B, (1997), Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat, Semarang: Universitas Diponegoro.

Dokumen SMK Negeri Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya, (2008). Pedoma Pelaksanan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008. SMK Negeri Kabupaten Tasikmalaya.

Gasverz, Vincent. 2003. Total Quality Manajement, Jakarta: Pustaka Utama

Gasverz, Vincent, (2003). ISO 9001:2000 and Continual Quality Improvment. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.

Juran, J.M and Godfrey, A.B. 1999, Juran’s Quality Sistem Handbook (5th Edition), New York, Mc Graw-Hill.

Maarif, Samsul (2010), Hubungan Antara Sikap Terhadap Kebiasaan Hidup Bersih

Tokoh Masyarakat Dengan Partisipasinya Dalam Program Kesehatan

Lingkungan Pedesaan. Universitas Siliwangi.

Nugraheni Endang, dkk (2007), Pengetahuan Dasar Ilmu Lingkungan, Jakarta : Universitas Terbuka.PT. TUV Rheinland Indonesia, (2012), Integrasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 dan 8 Standar Nasional Pendidikan, PT. TUV Rheinland Indonesia.

PT. TUV Rheinland Indonesia. (2009), Internal Quality Audit Training, Public Training-Bandung, PT. TUV Rheinland Indonesia.

Page 31: JURNAL REVISI 2

Salim, Emil, (1989). Kebijaksanaan Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Jakarta : Kantor Mentri Negera Kependudukan dan Lingkungan Hidup.

Setia Adi, Dadi (1979). Manusia dan lingkungannya, Semarang : PT. Mulana.

Soemanto, Wasty, (1987). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara.

Suardi, Rudi. (2004). Sistem Manajemen Mutu ISI 9001:2000: Penerapan Untuk Mencapai TQM. Jakarta:PPM.

Sugiono, (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta. Bandung.

PT. TUV Rheindland Indonesia, (2008). Standar Persyaratan ISO 9001:2008, (Inggris-Indonseia), PT. TUV Rheindland Indonesia.

Sudjana, (1996), Metode Statistika, Edisi ke 6 Bandung : Tarsito

Sumarwoto, Otto (1990), Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Jakarta : Djambatan.

Sutarno,Nono (1991), Lingkungan Hidup, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Tjiptono, Fdan Diana, A. (1996), Total Quality Manajement. Yogyakarta: Penerbit Andi Ofset

Winardi, 1992. Manajemen Prilaku Organisasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Zen MT,(1981), Menuju Kelestarian Lingkungan Hidup, Jakarta : Gramedia

Page 32: JURNAL REVISI 2

DAFTAR RIWAYAT HIDUP :Dedi Suryadin lahir di Tasikmalaya,8 Agustus 1971 dengan alamat : Jl. Karangnunggal No.248 Rt.03/07 Desa Karangnunggal, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya. Riwayat Pendidikan: SD Negeri IV Karangnunggal, lulus tahun 1985, SMP Negeri 1 Karangnunggal, lulus tahun 1988, SMA Negeri 1 Kota Tasikmalaya, lulus tahun 1991, Diploma 3 Peternakan (TUTD) Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor tahun 1994, Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Siliwangi Tasikmalaya lulus tahun 2003 dan tercatat sebagai mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Pendidikan Kependudukan Lingkungan Hidup.