bab i kelompok 8 kelapa gading imunisasi revisi - copy (2)

70
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH 1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Kelapa Gading 1.1.1.1 Keadaan Geografis Kecamatan Kelapa Gading dengan luas 1.633,7 hektar, terdiri atas tiga kelurahan, yaitu Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading Timur, dan Pegangsaan Dua. Populasi warga Kelapa Gading sekitar 5% dari jumlah penduduk Jakarta dan 20% penduduk Jakarta Utara. Hampir 65 % penduduknya adalah warga keturunan Tionghoa. Luas wilayah Kecamatan Gading terbagi menjadi 3 (Tiga) Kelurahan yaitu : a) Kelurahan Kelapa Gading Timur. b) Kelurahan Kelapa Gading Barat. c) Kelurahan Pegangsaan Dua. Batas wilayah Kecamatan Kelapa Gading : Sebelah Utara : Kali Bendungan Batik Kelurahan Tugu Selatan dan Rawa Badak Kecamatan Koja – Jakarta Utara. Sebelah Selatan : Jl. Raya Bekasi Kecamatan Cakung – Jakarta Timur. Sebelah Timur : Kali Cakung dan Kali Petukangan Kecamatan Cakung – Jakarta Timur.

Upload: ainihanifiah

Post on 04-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

Puskesmas

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

1.1.1. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Kelapa Gading

1.1.1.1 Keadaan Geografis

Kecamatan Kelapa Gading dengan luas 1.633,7 hektar, terdiri atas tiga kelurahan,

yaitu Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading Timur, dan Pegangsaan Dua. Populasi warga

Kelapa Gading sekitar 5% dari jumlah penduduk Jakarta dan 20% penduduk Jakarta Utara.

Hampir 65 % penduduknya adalah warga keturunan Tionghoa.

Luas wilayah Kecamatan Gading terbagi menjadi 3 (Tiga) Kelurahan yaitu :

a) Kelurahan Kelapa Gading Timur.

b) Kelurahan Kelapa Gading Barat.

c) Kelurahan Pegangsaan Dua.

Batas wilayah Kecamatan Kelapa Gading :

Sebelah Utara : Kali Bendungan Batik Kelurahan Tugu Selatan dan Rawa Badak

Kecamatan Koja – Jakarta Utara.

Sebelah Selatan : Jl. Raya Bekasi Kecamatan Cakung – Jakarta Timur.

Sebelah Timur : Kali Cakung dan Kali Petukangan Kecamatan Cakung – Jakarta Timur.

Sebelah Barat : Jl. Raya Yos Sudarso Kec. Tanjung Priok – Jakarta Utara.

1.1.1.2 Keadaan Demografi

Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Utara periode Januari – Desember 2013,

Kecamatan Kelapa Gading mempunyai jumlah penduduk sebanyak 134.113 jiwa, dengan

kepadatan penduduk 67/Ha. Berikut rincian jumlah penduduk yang ada di kecamatan Kelapa

Gading periode Januari - Desember 2013.

Page 2: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

Tabel 1.1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk di Wilayah

Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2013

No. Kelurahan Luas Wilayah (km2) Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk (per km2)

1. Kelapa Gading Timur 355,13 41.053 11.560

2. Kelapa Gading Barat 650,12 38.645 7.681

3. Pegangsaan Dua 628,45 54.415 8.659

Jumlah 1633,70 134.113 27.900

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa

Gading tahun 2013.

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas

Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari – Desember 2013

No Keterangan Jumlah

1 Laki-laki 67.326

2 Perempuan 66.787

Jumlah 134.113

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan

Kelapa Gading tahun 2013.

Tabel.1.3. Jumlah Penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW), dan Rukun

Tetangga (RT) di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading tahun 2013

No

.Kelurahan Jumlah Penduduk Jumlah KK Jumlah RW

Jumlah

RT

1. Kelapa Gading Timur 41.053 13.065 21 241

2. Kelapa Gading Barat 38.645 10.235 21 208

3. Pegangsaan Dua 54.415 13.615 25 231

Jumlah 134.113 34.074 67 680

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa

Gading tahun 2013.

Page 3: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

Berikut merupakan data demografi Kecamatan Kelapa Gading :

a) Data Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 1.4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Kecamatan Kelapa

Gading tahun 2013

No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan

1 Tidak sekolah 10.695 9.802

2 Tidak tamat sekolah 6.869 6.055

3 Tamat SD 10.695 14.093.

4 Tamat SLTP 10.714 12.021

5 Tamat SLTA 18.189 16.347

6 Tamat Akademi / Perguruan tinggi 15.623 14.259

Sumber : Laporan Bulan Statistik Kependudukandan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading tahun

2013.

b) Data Penduduk Menurut Pekerjaan

Tabel 1.5. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading tahun

2013

No Pekerjaan Laki-laki Perempuan

1 Tani 416 342

2 Karyawan swasta/pemerintah/ABRI 23.430 23.140

3 Pedagang 6.867 6.321

4 Nelayan 442 252

5 Buruh tani 284 195

6 Pensiunan 4.793 4.279

7 Pertukangan 643 0

8 Pengangguran 4.449 4.354

9 Fakir miskin 2.406 1.918

10 Lain-lain 10.241 10.613

Page 4: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading

tahun 2013.

c) Data Sarana Peribadatan

Tabel 1.6. Sarana Peribadatan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2013

No Sarana peribadatan Jumlah

1 Masjid 28

2 Mushola 43

3 Gereja 36

4 Wihara 2

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2013.

d) Data Sarana Kesehatan

No. Jenis Fasilitas Kesehatan JUMLAH

1 Rumah Sakit 2

2 Puskesmas 5

3 RB Puskesmas 1

4 Klinik 24 jam 3

5 Praktek Dokter Umum 119

6 Praktek Dokter Gigi 79

7 Praktek Dokter Spesialin 241

8 Praktek Bidan Swasta 9

9 Balai Pengobatan 24

10 Apotik 64

11 Laboratorium Klnik 5

12 Posyandu 42

Tabel 1.7 Data Sarana Kesehatan

Page 5: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading tahun 2013.

e) Data Sarana Perdagangan dan Hiburan

Tabel 1.8. Sarana Perdagangan dan Hiburan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Tahun

2013

No Sarana perdagangan dan hiburan Jumlah

1 Hotel 5

2 Pasar tradisional 7

3 Pasar swalayan 9

4 Rumah makan 72

5 Jasa boga 21

6 Salon 53

7 Konveksi 1

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2013.

1.1.2. Gambaran Umum Puskesmas

1.1.2.1 Definisi Puskesmas

Puskesmas ialah suatu unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang

bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan

kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai pusat pengembangan

pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan pelayanan kesehatan secara

menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah

ditentukan secara mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup

aspek pembiayaan.

Seiring dengan semangat otonomi daerah, maka puskesmas dituntut untuk mandiri

dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan. Tetapi pembiayaannya

tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi pelayanan mandiri, kewenangan yang

dimiliki puskesmas juga meliputi : kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah

kesehatan di wilayahnya, kewenangan menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau

Page 6: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

private goods serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi

puskesmas. Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada tiap puskesmas sesuai

kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, namun puskesmas tetap

melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi kesepakatan nasional.

Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan

nasional secara komprehensif. Tidak terbatas pada aspek kuratif dan rehabilitatif saja seperti

di Rumah Sakit.

Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan oleh

masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah maka banyak

terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu terjadinya perubahan

paradigma pembangunan kesehatan menjadi “Paradigma Sehat”. Dengan paradigma baru ini,

mendorong terjadinya perubahan konsep yang sangat mendasar dalam pembangunan

kesehatan, antara lain :

a. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya kuratif dan

rehabilitatif, menjadi lebih fokus pada upaya preventif dan kuratif tanpa

mengabaikan kuratif-rehabilitatif,

b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah (fragmented)

berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated),

c. Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari pemerintah, berubah

menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari masyarakat,

d. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee for service

menjadi pembayaran secara pra-upaya,

e. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif menjadi

investasi,

f. Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah, akan

bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai “mitra” pemerintah

(partnership),

g. Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization), menjadi

otonomi daerah (decentralization),

h. Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring dengan

era desentralisasi.

1.1.2.2 Wilayah Kerja

Page 7: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.

Faktor kepada kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik, dan keadaan

infrastruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan wilayah kerja puskesmas.

Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian wilayah

kerja puskesmas ditetapkan oleh Walikota/Bupati, dengan saran teknis dari kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah

sekitar 30.000 penduduk. Untuk jangkauan yang lebih luas, dibantu oleh Puskesmas

Pembantu dan Puskesmas Keliling. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah

penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan ”Puskesmas Pembina” yang berfungsi sebagai

pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.

1.1.2.3. Pelayanan Kesehatan Menyeluruh

Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :

1. Promotif (peningkatan kesehatan).

2. Preventif (upaya pencegahan).

3. Kuratif (pengobatan).

4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan).

Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan jenis

kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.

1.1.2.4. Peran Puskesmas

Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran yang vital

sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan manajerial dan wawasan

jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.

Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan daerah

melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta

sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.

1.1.2.5. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan

komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk

peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini diselenggarakan oleh

setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia.

Page 8: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :

1. Promosi kesehatan masyarakat.

2. Kesehatan lingkungan.

3. KIA (Kesejahteraan Ibu dan Anak).

4. KB (Keluarga Berencana).

5. Perbaikan gizi masyarakat.

6. P2M (Pengendalian Penyakit Menular).

7. Pengobatan dasar.

Tabel 1.9. Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas

No Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator

1 Promosi Kesehatan Penyuluhan di Dalam dan

di Luar Gedung, PHBS

Tatanan sehat

Perbaikan perilaku

sehat

2 Kesehatan Lingkungan Penyehatan pemukiman Cakupan air bersih

Cakupan jamban

keluarga

Cakupan SPAL

Cakupan rumah sehat

3 Kesejahteraan ibu dan anak ANC Cakupan K1, K4

Pertolongan persalinan Cakupan linakes

MTBS Cakupan MTBS

Imunisasi Cakupan imunisasi

4 Keluarga Berencana Pelayanan

Keluarga Berencana

Cakupan MKET

5 Pemberantasan penyakit menular Diare Cakupan kasus diare

ISPA Cakupan kasus ISPA

Malaria Cakupan kasus

malaria

Cakupan

kelambunisasi

Tuberkulosis Cakupan penemuan

kasus

Angka penyembuhan

6 Pengobatan Medik dasar Cakupan pelayanan

USG Jumlah kasus yang

Page 9: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

ditangani

Laboratorium sederhana Jumlah pemeriksaan

No Upaya Kesehatan Wajib Kegiatan Indikator

7 Gizi Distribusi vit A / Fe / cap

yodium

Cakupan vit A / Fe /

cap yodium

PSG % gizi kurang / buruk,

SKDN

Promosi Kesehatan % kadar gizi

1.1.2.6 Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas

Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan

berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan

dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya

kesehatan pokok puskesmas yang telah ada, yaitu :

1. Upaya Kesehatan Sekolah.

2. Upaya Kesehatan Olahraga.

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.

4. Upaya Kesehatan Kerja.

5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.

6. Upaya Kesehatan Jiwa.

7. Upaya Kesehatan Mata.

8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut.

9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional.

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya inovasi yaitu

upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan kebutuhan.

Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah dalam rangka mempercepat

tercapainya visi puskesmas.

Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama

dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan dari

Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan

wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target cakupan serta peningkatan

mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas

ini dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan

Page 10: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

pengembangan puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas

kabupaten/kota.

Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan

pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas kesehatan

kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya. Untuk itu dinas

kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit fungsional lainnya.

Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di Puskesmas

Kecamatan Kelapa Gading periode Januari - Juli 2014 adalah :

A. Upaya Kesehatan Dasar

1. Upaya Promosi Kesehatan.

2. Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak.

3. Upaya Keluarga Berencana.

4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.

5. Upaya Kesehatan Lingkungan.

6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular.

7. Upaya Pengobatan.

B. Upaya Kesehatan Pengembangan

1. Upaya Kesehatan Sekolah.

2. Upaya Kesehatan Olah Raga.

3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat.

4. Upaya Kesehatan Usia Lanjut.

5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut.

6. Upaya Kesehatan Jiwa.

7. Upaya Kesehatan Mata.

1.1.2.7 Azas Puskesmas

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus menerapkan

azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan tersebut

dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar pemikirannya adalah pentingnya

menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap

upaya puskesmas, baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.

Page 11: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

Azas penyelenggaran puskesmas yang dimaksud adalah :

1. Azas pertanggungjawaban wilayah

Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang

bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini Puskesmas harus melaksanakan

berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut :

a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan sehingga

berwawasan kesehatan.

b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan masyarakat

di wilayah kerjanya.

c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh

masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.

d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara merata dan

terjangkau di wilayah kerjanya.

2. Azas pemberdayaan masyarakat

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat, agar

berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program puskesmas. Untuk ini, berbagai

potensi masyarakat perlu dihimpun melalui pembentukan Badan Penyantun

Puskesmas (BPP). Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam

rangka pemberdayaan masyarakat antara lain :

a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB).

b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD).

c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi).

d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa Percontohan

Kesehatan Lingkungan (DPKL).

e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren

(Poskestren).

f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda.

g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK).

h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM).

i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA),

Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).

3. Azas Keterpaduan

Page 12: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil yang optimal,

penyelenggaraan setiap program puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu.

Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :

a. Keterpaduan Lintas Program

Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi

tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program antara lain :

1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan KIA dengan

P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.

2) UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi kesehatan,

pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remaja dan kesehatan

jiwa.

3) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB, Gizi,

promosi kesehatan, & kesehatan gigi.

4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan jiwa &

promosi kesehatan.

b. Keterpaduan Lintas Sektor

Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan program dari

sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia

usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral antara lain :

1) UKS : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,

pendidikan & agama.

2) Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,

lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan pertanian.

3) KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa,

organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan PLKB.

4) Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala

desa, pendidikan, agama, pertanian, koperasi, dunia usaha dan organisasi

kemasyarakatan.

5) Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan camat,

lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.

2. Azas Rujukan

Page 13: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan yang

dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan langsung dengan

masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan. Untuk membantu puskesmas

menyelesaikan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga untuk meningkatkan

efisiensi, maka penyelenggaraan setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas

rujukan.

Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas penyakit atau

masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara vertikal

dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan

kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar strata sarana pelayanan

kesehatan yang sama.

Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :

a. Rujukan Medis

Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit tertentu, maka

puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan kesehatan yang lebih

mampu (baik vertikal maupun horizontal). Rujukan upaya kesehatan perorangan

dibedakan atas :

1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan tindakan medis

(contoh : operasi) dan lain-lain.

2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium

yang lebih lengkap.

3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga yang lebih

kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga puskesmas dan atau

menyelenggarakan pelayanan medis spesialis di puskesmas.

b. Rujukan Kesehatan

Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :

1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan fogging,

peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman alat audio visual,

bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan bahan pakaian.

2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan kejadian luar

biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum kesehatan, gangguan

kesehatan karena bencana alam.

Page 14: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

3) Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya kewenangan dan

tanggung jawab penyelesaian masalah kesehatan masyarakat dan atau

penyelenggaraan kesehatan masyarakat ke periode dinas kesehatan

kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila puskesmas

tidak mampu.

Gambar 1.1 Sistem Rujukan Puskesmas

Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas memerlukan evaluasi

untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak. Untuk itu dibuat

indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas :

1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan

Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dapat dinilai dari

seberapa jauh institusi jajaran non-kesehatan memperhatikan kesehatan bagi institusi dan

warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui Indeks Potensi Tatanan Sehat (IPTS).

Ada tiga tatanan yang bisa diukur yaitu :

a. Tatanan sekolah.

b. Tatanan tempat kerja.

c. Tatanan tempat-tempat umum.

2. Pusat pemberdayaan masyarakat

Segala upaya fasilitasi yag bersifat non-instruktif guna meningkatkan pengetahuan

Page 15: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan &

melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada,

baik instansi lintas sektoral maupun LSM dan tokoh mayarakat.

Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :

a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).

b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan.

c. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau BPKM (Badan Peduli

Kesehatan Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun Puskesmas).

3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama

Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan ke dalam IPMS (Indikator

Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri dari cakupan dan kualitas program puskesmas. IPMS

minimal mencakup seluruh indikator cakupan upaya kesehatan wajib dan kualitas atau mutu

pelayanan kesehatan.

1.1.3. Gambaran Umum Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading

Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang terletak di Jl. Pelepah Elok No.7 berdiri

di atas tanah seluas kurang lebih 4000 m². Berupa bangunan empat lantai didirikan pada

tahun 2000 dan siap dipergunakan awal tahun 2001. Puskesmas ini merupakan pindahan dari

Puskesmas Pegangsaan Dua. Puskesmas ini membawahi empat Puskesmas yang tersebar di 3

(tiga) kelurahan :

Gambar 1.2. Peta Pembagian Wilayah Kerja Puskesmas Kelapa Gading

Page 16: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

Keterangan :

1. Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading beralamat di Jln. Pelepah Elok No.7 berlokasi pada

Kelapa Gading Barat.

2. Puskesmas Kelurahan Pegangsaan dua A beralamat di Jln. Kepu No. 32 berlokasi pada

Kelurahan Pegangsaan Dua.

3. Puskesmas kelurahan Pegangsaan dua B beralamat di Jln. Gamelan No. 23 berlokasi pada

Kelurahan Pegangsaan Dua.

4. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur I beralamat di Jln. Puskesmas No. 1 berlokasi

pada Kelurahan Kelapa Gading Timur.

5. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur II beralamat di Jln. Puskesmas No. 1 berlokasi

pada Kelurahan Kelapa Gading Timur.

Page 17: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

Diagram 1.1. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014

Sumber : Laporan Hasil Kegiatan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2014.

KEPALA PUSKESMAS KECAMATANDrg. Dini Indrawati

KA. SEKSI PELAYANANKA. SEKSI PENUNJANG & KESMAS

KA. TATA USAHA

UNIT PELAYANAN

Unit Kesehatan UmumUnit Kesehatan Gigi & MulutUnit Kesehatan Ibu & AnakUnit Kesehatan SpesialisUnit Rumah Bersalin

Unit Pelayanan 24 Jam & AmbulanUnit Pelayanan Keluarga Berencana

Unit Kamar Operasi

UNIT PENUNJANG

Unit FarmasiUnit GiziUnit LaboratoriumUnit Radiologi

UnitPemeliharaanPeralatanKesehatan

Kesehatan MasyarakatPenyakit MenularPenyakit Tidak Menular

Penyehatan Lingkungan & Kesehatan Kerja

Gizi & PPSMKesehatan Jiwa & NAPZA

PUSKESMAS KELURAHANKELOMPOK JABATAN FUNGISIONAL

Page 18: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

1.1.3.1 Visi Puskesmas

a) Terwujudnya masyarakat yang sejahtera, mandiri melalui penyelenggara

pemeliharaan pelayanan kesehatan prima yang profesional dan manusiawi sejajar

dengan kota besar lainnya di dunia.

b) Dalam kaitannya dengan peran puskesmas sebagai suatu unit organisasi kesehatan

yang merupakan pusat pengembangan yamg melaksanakan, pembinaan dan juga

memberikan pelayanan para kesehatan upaya kesehatan secara menyuluruh dan

terpadu di wilayah kerjanya.

1.1.3.2. Misi Puskesmas

a) Membina komitmen dan profesionalisme tenaga kesehatan.

b) Mengembangkan upaya sistem pelayanan kesehatan paripurna yang bermutu prima

dan kompetitif sesuai dengan kebutuhan kemampuan masyarakat DKI Jakarta.

c) Memberdayakan masyarakat menuju kemandirian dan berprilaku hidup bersih dan

sehat.

d) Menjalin kerukunan dengan organisasi kesehatan yang lain dan non kesehatan, serta

masyarakat.

1.1.3.3. Tugas Puskesmas

Melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan dengan mengutamakan upaya

penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara terpadu dengan

upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif) serta melaksanakan pemberdayaan

puskesmas keluruhan.

1.1.3.4. Fungsi Puskesmas

1. Penyusunan rencana kerja dan anggaran puskesmas kecamatan.

2. Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan.

3. Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan.

4. Penyelenggaraan pelayanan medis umum.

5. Penyelenggaraan asuhan keperawatan.

6. Penyelenggaraan pelayanan persalinan.

7. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.

8. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan, kesehatan anak,

penyakit dalam, mata dan telinga, hidung dan tenggorokan.

Page 19: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

9. Penyelenggaraan rawat inap terbatas.

10. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, radiologi, gizi, farmASI

dan optik.

11. Penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan.

12. Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana.

13. Penyelenggaraan pelayanan imunisasi.

14. Penyelenggaraan pelayanan 24 jam.

15. Penyelenggaraan pelayanan rujukan.

16. Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan.

17. Penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas kelurahan.

18. Penyelenggaraan pencatatan medis.

19. Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan kedokteran, peralatan

keperawatan, peralatan perkantoran dan perawatan medis lainnya.

20. Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan.

21. Penyusunan Standar Operasional Prosedur.

22. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat dan kearsipan

serta kebersihan, keamanan dan keindahan puskesmas.

23. Pembinaan dan pengembangan kesehatan kerja.

24. Pemeriksaan Jenazah.

25. Pengumpulan dan pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan tugas dan fungsi yang

diselenggarakan oleh puskesmas kelurahan.

26. Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi puskesmas kecamatan.

27. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi puskesmas

kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap triwulan kepada Kepala Dinas

Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui Suku Kepala Dinas Kesehatan.

1.1.3.5. Sumber Daya Manusia

Potensi tenaga kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading

tahun 2014 berjumlah 105 orang, dapat dilihat dalam tabel berikut :

Page 20: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

Tabel 1.10. Jumlah Pegawai di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun

2014

Puskesmas

Medis Paramedis Umum

JumlahNoPNS

Non

PNSPNS

Non

PNSPNS

Non

PNS

1 Kec. Kelapa Gading 6 1 22 10 9 12 60

2 Kel.Kelapa.Gading Timur 2 0 7 0 1 1 11

3 Kel.Kelapa.Gading Barat 2 0 5 0 0 1 8

4 Kel.Pegangsaan Dua 2 1 12 1 1 2 19

Jumlah 12 2 46 11 11 16 98

Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading tahun 2014.

1.1.3.6. Sarana dan Prasarana

Di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading juga dilengkapi fasilitas perlengkapan

medis dan non medis. Perlengkapan medis dan non medis adalah perlengkapan dan alat-alat

tidak habis pakai yang diberikan kepada puskesmas.

Perlengkapan alat-alat medis diantaranya :

1. Basic Equipment

2. Public Health Nursing and Midwifery kit.

3. Diagnostic and Surgical Equipment.

4. Physician ki.

5. Health Education Equipment.

6. Laboratory Equipment.

7. Nebulizer.

8. Screening kit bagi UKS di Puskesmas.

9. Alat-alat Imunisasi.

10. Alat-alat penyuluhan

11. Perangkat peralatan gigi.

12. Perlengkapan/alat-alat pertolongan persalinan

13. USG

14. EKG

15. Treadmill

16. Slitlam

Page 21: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

17. Optotip snellen/snellen chart

18. Optik kaca mata

19. Alat-alat KB

20. Bangku ginekologi

21. Rontgen

22. Klinik jiwa

23. Test Ishihara

24. Akupunktur

25. Inkubator neonatus

Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki Puskesmas Kecamatan Kelapa

Gading adalah :

1. Meubel

a. Meja periksa 16 buah.

b. Meja rapat 2 buah.

c. Meja kerja 40 buah.

d. Kursi 60 buah.

e. Bangku tunggu 60 buah.

2. Kendaraan/transportasi

a. Mobil puskesmas keliling 2 buah.

b. Sepeda motor 9 buah.

3. Perlengkapan kantor

a. Administrasi (formulir,kertas,map,dll).

b. Mesin ketik (portable, elektronik).

c. Mesin hitung.

d. Brankas.

e. Personal komputer 3 (tiga) unit.

f. LCD 1 buah.

4. Alat komunikasi : Telepon, intercom.

5. Alat penerangan : PLN dan generator diesel.

6. Alat Rumah Tangga Kantor :

a. Televisi.

b. Radio kaset/radio.

c. Kulkas.

Page 22: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

d. Peralatan dapur.

e. Kasur, bantal, gorden, taplak.

f. Alat-alat kebersihan.

1.1.4 Program Kesehatan Dasar di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading

Program kesehatan dasar puskesmas terdiri dari :

-Promosi Kesehatan Masyarakat (PKM).

-Program Kesehatan Lingkungan.

-Program Kesehatan Ibu dan Anak.

-Keluarga Berencana (KB).

-Program Gizi.

-Pengendalian Penyakit menular (P2M).

-Program Pengobatan Dasar.

1.2.1 Program Imunisasi di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara

aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa

tidak terjadi penyakit (Ranuh. et. all, 2008:40).

Imunisasi adalah pemberian vaksin kepada seseorang untuk melindunginya

dari beberapa penyakit tertentu (Wahab, A. Samik, 2002: 22).

Imunisasi adalah prosedur untuk meningkatkan derajat imunitas, memberikan

imunitas protektif dengan menginduksi respon memori terhadap pathogen

tertentu/toksin dengan menggunakan preparat antigen non virulen/non toksik (Wong.

DL, 2008: 28).

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak

dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk

mencegah terhadap penyakit tertentu.Sedangkan vaksin adalah bahan yang dipakai

untuk merangsang pembentukan zat anti yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui

suntikan seperti vaksin BCG, DPT, campak, dan melalui mulut seperti vaksin polio.Di

negara Indonesia terdapat jenis imunisasi yang diwajibkan oleh pemerintah dan ada

juga yang hanya dianjurkan.Imunisasi wajib di Indonesia sebagaimana telah

diwajibkan oleh WHO ditambah dengan Hepatitis B. Imunisasi yang dianjurkan oleh

pemerintah dapat digunakan untuk mencegah suatu kejadian yang luar biasa atau

penyakit endemik, atau untuk kepentingan tertentu (bepergian) seperti jemaah haji

yaitu imunisasi meningitis (Hidayat. AA, 2008: 37)

Page 23: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

Imunisasi adalah suatu prosedur rutin yang akan memberi kekebalan pada

bayi. Fungsi imunisasi adalah untuk memberi perlindungan menyeluruh terhadap

penyakit-penyakit yang berbahaya dan sering terjadi pada tahun tahun awal kehidupan

seorang anak.Tujuan program imunisasi adalah menurunkan angka kematian bayi

akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Keberhasilan program

imunisasi diukur dengan pencapaian target cakupan imunisasi. Sasaran kegiatan ini

adalah bayi dan ibu hamil.

Imunisasi merupakan hal yang terpenting dalam usaha melindungi kesehatan

anak untuk memberikan kekebalan khusus terhadap seseorang yang sehat, dengan

tujuan utama menurunkan angka kesakitan dan kematian karena berbagai penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi. Tanpa imunisasi, kira-kira tiga dari 100

kelahiran anak akan meninggal karena penyakit campak, dua dari 100 kelahiran anak

akan meninggal karena batuk rejan. satu dari 100 kelahiran anak akan meninggal

karena penyakit tetanus. Setiap 200.000 anak, satu akan menderita penyakit polio.

Imunisasi yang dilakukan dengan memberikan vaksin tertentu akan melindungi anak

terhadap penyakit-penyakit tertentu.

Sesuai dengan program pemerintah (Departemen kesehatan) tentang program

pengembangan imunisasi, maka anak harus mendapat perlindungan terhadap tujuh

jenis penyakit utama yaitu penyakit TBC dengan pemberian vaksin BCG, penyakit

difteri tetanus pertusis dengan pemberian vaksin DPT, penyakit poliomyelitis dengan

vaksin polio, penyakit hepatitis B dengan vaksin hepatitis B, dan penyakit campak

dengan vaksin campak.

Ada dua Imunisasi yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.Perbedaan antara

imunisasi aktif dan imunisasi pasif berhubungan dengan kekebalan yang didapat.

Kekebalan Aktif yaitu tubuh anak sendiri membuat zat anti yang akan bertahan

selama bertahun–tahun, Sedangkan Imunisasi pasif ialah tubuh anak tidak membuat

sendiri zat anti, si anak mendapatnya dari luar tubuh dengan cara penyuntikan bahan

atau serum yang telah mengandung zat anti atau anak tersebut mendapat zat anti dari

ibunya semasa dalam kandungan. Kekebalan yang diperoleh dengan imunisasi pasif

tidak berlangsung lama.

Page 24: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

1.2.2 Jenis vaksin

Pada dasarnya vaksin dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

1. Live attenuated (kuman atau virus hidup yang dilemahkan)

2. Inactivated (kuman, virus atau komponennya yang dibuat tidak aktif).

Sifat vaksin attenuated dan inactivated berbeda sehingga hal ini menentukan

bagaimana vaksin ini digunakan.

1. Vaksin hidup attenuated

Vaksin hidup dibuat dari virus atau bakteri liar (wild) penyebab

penyakit.Virus atau bakteri liar ini dilemahkan di laboratorium, biasanya

dengan pembiakan berulang-ulang.

Vaksin hidup yang tersedia: berasal dari virus hidup yaitu vaksin

campak, gondongan (parotitis), rubella, polio, rotavirus, demam kuning

(yellow fever). Berasal dari bakteri yaitu vaksin BCG dan demam tifoid.

2. Vaksin inactivated

Vaksin inactivated dihasilkan dengan cara membiakkan bakteri atau

virus dalam media pembiakan (persemaian), kemudian dibuat tidak aktif

(inactivated) dengan penanaman bahan kimia (biasanya formalin). Untuk

vaksin komponen, organisme tersebut dibuat murni dan hanya komponen-

komponennya yang dimasukkan dalam vaksin (misalnya kapsul polisakarida

dari kuman pneumokokus). Vaksin inactivated tidak hidup dan tidak dapat

tumbuh, maka seluruh dosis antigen dimasukkan dalam suntikan. Vaksin ini

selalu membutuhkan dosis multipel, pada dasarnya dosis pertama tidak

menghasilkan imunitas protektif, tetapi hanya memacu atau menyiapkan

sistem imun.

3. Vaksin polisakarida

Vaksin polisakarida adalah vaksin sub-unit yang inactivated dengan

bentuknya yang unik terdiri atas rantai panjang molekul-molekul gula yang

membentuk permukaan kapsul bakteri tertentu. Vaksin ini tersedia untuk tiga

macam penyakit yaitu pneumokokus, meningokokus, dan haemophillus

influenzae type b.

4. Vaksin rekombinan

Terdapat tiga jenis vaksin rekombinan yang saat ini telah tersedia :

Page 25: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

a. Vaksin hepatitis B dihasilkan dengan cara memasukkan suatu segmen

gen virus hepatitis B ke dalam gen sel ragi.

b. Vaksin tifoid (Ty21a) adalah bakteri salmonella typhi yang secara

genetik diubah sehingga tidak menyebabkan sakit.

Tiga dari empat virus yang berada di dalam vaksin rotavirus hidup

adalah rotavirus kera rhesus yang diubah secara genetik menghasilkan antigen

rotavirus manusia apabila mereka mengalami replikasi

Program imunisasi dasar ( bayi ) yang dilaksanakan di puskesmas

kecamatan Kelapa Gading terdiri dari :

a. BCG

b. Hepatitis B

c. Polio

d. Campak

e. DPT

Page 26: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

1.2.3 Penyimpanan dan Transportasi VaksinSecara umum vaksin terdiri dari vaksin hidup dan vaksin mati yang mempunyai ketahanan dan stabilitas yang berbeda terhadap perbedaan suhu.Syarat-syarat penyimpanan dan transportasi vaksin harus diperhatikan untuk menjamin potensinya ketika diberikan kepada seorang anak.1.2.3.1 Rantai VaksinAdalah rangkaian proses penyimpanan dan transportasi vaksin dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai prosedur untuk menjamin kualitas vaksin sejak dari pabrik sampai diberikan kepada pasien. Rantai vaksin terdiri dari proses penyimpanan vaksin di kamar dingin atau kamar beku, di lemari pendingin, di dalam alat pembawa vaksin, pentingnya alat-alat untuk mengukur dan mempertahankan suhu. Dampak perubahan suhu pada vaksin hidup dan mati berbeda.Untuk itu harus diketahui suhu optimum untuk setiap vaksin sesuai petunjuk penyimpanan dari pabrik masing-masing.Gambar 1.4 Macam-macam tempat penyimpanan Vaksin1.2.3.2.1 Suhu Optimum Untuk Vaksin HidupSecara umum semua vaksin sebaiknya disimpan pada suhu +2°C sampai dengan +8ºC, diatas suhu +8ºC vaksin hidup akan cepat mati, vaksin polio hanya bertahan dua hari, vaksin BCG dan campak yang belum dilarutkan mati dalam tujuh hari. Vaksin hidup potensinya masih tetap baik pada suhu kurang dari 2ºC sampai dengan beku. Vaksin oral polio yang belum dibuka lebih bertahan lama (2 tahun) bila disimpan pada suhu -25ºC sampai dengan -15ºC, namun hanya bertahan enam bulan pada suhu +2°C sampai dengan +8ºC. Vaksin BCG dan campak berbeda, walaupun disimpan pada suhu -25ºC sampai dengan -15ºC, umur vaksin tidak lebih lama dari suhu +2°C sampai dengan +8ºC, yaitu BCG tetap satu tahun dan campak tetap dua tahun. Oleh karena itu vaksin BCG dan campak yang belum dilarutkan tidak perlu disimpan di suhu -25ºC sampai dengan -15ºC atau didalam freezer.1.2.3.2.2 Suhu Optimum Untuk Vaksin MatiVaksin mati (inaktif) sebaiknya disimpan dalam suhu +2°C sampai dengan +8ºC juga, pada suhu dibawah +2ºC (beku) vaksin mati (inaktif) akan cepat rusak. Bila beku dalam suhu -0.5ºC vaksin hepatitis B dan DPT-Hepatitis B (kombo) akan rusak dalam ½ jam, tetapi dalam suhu diatas 8ºC vaksin hepatitis B bisa bertahan sampai tiga puluh hari, DPT-hepatitis B kombinasi sampai empat belas hari. Dibekukan dalam suhu -5ºC sampai dengan -10ºC vaksin DPT, DT dan TT akan rusak dalam 1,5 sampai dengan dua jam, tetapi bisa bertahan sampai empat belas hari dalam suhu di atas 8ºC. 1.2.3.3 Kamar Dingin dan Kamar BekuKamar dingin (cold room) dan kamar beku (freeze room) umumya berada dipabrik, distributor pusat, Dinas Kesehatan Provinsi, berupa ruang yang besar dengan kapasitas 5-100 m³, untuk menyimpan vaksin dalam jumlah yang besar. Suhu kamar dingin berkisar +2°C sampai dengan +8ºC, terutama untuk menyimpan vaksin-vaksin yang tidak boleh beku. Suhu kamar beku berkisar antara -25ºC sampai dengan -15ºC, untuk menyimpan vaksin yang boleh beku, terutama vaksin polio. Kamar dingin dan kamar beku harus beroperasi terus menerus, menggunakan dua alat pendingin yang bekerja bergantian. Aliran listrik tidak boleh terputus sehingga harus dihubungkan dengan pembangkit listrik yang secara otomatis akan berfungsi bila listrik mati. Suhu ruangan harus dikontrol setiap hari dari data suhu yang tercatat secara otomatis.Pintu tidak boleh sering dibuka tutup.1.2.3.4.1 Lemari Es dan FreezerSetiap lemari es sebaiknya mempunyai satu stop kontak tersendiri. Jarak lemari es dengan dinding belakang 10-15 cm, kanan kiri 15 cm, sirkulasi udara disekitarnya harus baik.Lemari es tidak boleh terkena sinar matahari langsung. Suhu didalam lemari es harus berkisar +2°C sampai dengan +8ºC, digunakan untuk

Page 27: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

menyimpan vaksin-vaksin hidup maupun mati, dan untuk membuat cool pack (kotak dingin cair). Sedangkan suhu di dalam freezer berkisar antara -25ºC sampai dengan -15ºC, khusus untuk menyimpan vaksin polio dan pembuatan cold pack (kotak es beku). Termostat di dalam lemari es harus diatur sedemikian rupa sehingga suhunya berkisar antara +2 sampai dengan +8ºC dan suhu freezer berkisar -15ºC sampai dengan -25ºC. Di dalam lemari es lebih baik bila dilengkapi freeze watch atau freeze tag pada rak ke-3, untuk memantau apakah suhunya pernah mencapai di bawah 0 derajat.Sebaiknya pintu lemari es hanya dibuka dua kali sehari, yaitu ketika mengambil vaksin dan mengmbalikan sisa vaksin, sambil mencatat suhu lemari es.Lemari es dengan pintu membuka ke atas lebih dianjurkan untuk penyimpanan vaksin. Karet-karet pintu harus diperiksa kerapatannya, untuk menghindari keluarnya udara dingin. Bila pada dinding lemari es telah terdapat bunga es, atau di freezer telah mencapai tebal 2-3 cm harus segera dilakukan pencairan (defrost). Sebelum melakukan pencairan, pindahkan vaksin ke cool box atau lemari es yang lain. Cabut kontak listrik lemari es, biarkan pintu lemari es dan freezer terbuka selama 24 jam, kemudian dibersihkan. Setelah bersih, pasang kembali kontak listerik, tunggu sampai suhu stabil.Setelah suhu lemari sedikitnya mencapai +8ºC dan suhu freezer-15ºC, masukkan vaksin sesuai tempatnya.Gamba1.5 Lemari es penyimpanan Vaksin1.2.3.4.2 Susunan Vaksin di Dalam Lemari EsKarena vaksin hidup dan vaksin inaktif mempunyai daya tahan berbeda terhadap suhu dingin, maka kita harus mengenali bagian yang paling dingin dari lemari es.Letakkan vaksin hidup dekat dengan bagian yang paling dingin, sedangkan vaksin mati jauh dari bagian yang paling dingin.Di antara kotak-kotak vaksin beri jarak selebar jari tangan (sekitar 2 cm) agar udara dingin bias menyebar merata ke semua kotak vaksin.Bagian paling bawah tidak untuk menyimpan vaksin tetapi khusus untuk meletakkan cool pack, untuk mempertahankan suhu bila listerik mati. Pelarut vaksin jangan disimpan di dalam lemari es atau freezer, karena akan mengurangi ruang untuk vaksin, dan akan pecah bila beku. Penetes (dropper) vaksin polio juga tidak boleh di letakkan di lemari es atau freezer karena akan menjadi rapuh, mudah pecah. Tidak boleh menyimpan makanan, minuman, obat-obatan atau benda-benda lain di dalam lemari es vaksin, karena mengganggu stabilitas suhu karena sering di buka.1.2.3.4.3

Lemari Es dengan Pintu Membuka ke DepanBagian yang paling dingin lemari es ini adalah di bagian paling atas (freezer).Di dalam freezer disimpan cold pack, sedangkan rak tepat di bawah freezer untuk meletakkan vaksin-vaksin hidup, karena tidak mati pada suhu rendah.Rak yang lebih jauh dari freezer (rak ke 2 dan 3) untuk meletakkan vaksin-vaksin mati (inaktif), agar tidak terlalu dekat freezer, untuk menghindari rusak karena beku. Thermometer Dial atau Muller diletakkan pada rak ke-2, freeze watch atau freeze tag pada rak ke 3. Gambar 1.6 Lemari es penyimpanan vaksin1.2.3.4.4 Lemari Es dengan Pintu Membuka ke AtasBagian yang paling dingin dalam lemari es ini adalah bagian tengah (evaporaor) yang membujur dari depan ke belakang. Oleh karena itu vaksin hidup diletakkan di kanan-kiri bagian yang paling dingin (evaporator).Vaksin mati diletakkan dipinggir, jauh dari evaporator.Beri jarak antara kotak-kotak vaksin selebar jari tangan (sekitar 2 cm).Letakkan termometer Dial atau Muller atau freeze watch/freeze tag dekat vaksin mati.

Page 28: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

Gambar 1.7 Lemari es dengan pintu membuka ke atas1.2.3.5.1 Wadah Pembawa VaksinUntuk membawa vaksin dalam jumlah sedikit dan jarak tidak terlalu jauh dapat menggunakan cold box (kotak dingin) atau vaccine carrier (termos).Cold box berukuran lebih besar, dengan ukuran 40-70 liter, dengan penyekat suhu dari poliuretan, selain untuk transportasi dapat pula untuk menyimpan vaksin sementara.Untuk mempertahankan suhu vaksin di dalam kotak dingin atau termos dimasukkan

cold pack atau cool pack. Gambar 1.8 Wadah pembawa vaksin1.2.3.5.2 Cold Pack dan Cool PackCold pack berisi air yang dibekukan dalam suhu -15ºC sampai dengan -25ºC selama 24 jam, biasanya di dalam wadah plastik berwarna putih. Cool pack berisi air dingin (tidak beku)yang didinginkan dalam suhu +2°C sampai dengan +8ºC selama 24 jam, biasanya di dalam wadah plastik berwarna merah atau biru. Cold pack (beku) dimasukkan ke dalam termos untuk mempertahankan suhu vaksin ketika membawa vaksin hidup sedangkan cool pack (cair) untuk membawa vaksin hidup dan vaksin mati (inaktif).

Gambar 1.9 Ice pack1.2.4 Menilai Kualitas VaksinVaksin hidup akan mati pada suhu di atas batas tertentu, dan vaksin mati akan rusak di bawah suhu tertentu. Kualitas rantai vaksin dan tanggal kadaluwarsa

Untuk mempertahankan kualitas vaksin maka penyimpanan dan

transportasi vaksin harus memenuhi syarat rantai vaksin yang baik, antara

lain : disimpan di dalam lemari es atau freezer dalam suhu tertentu,

Page 29: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

transportasi vaksin di dalam kotak dingin atau termos yang tertutup rapat,

tidak terendam air, terlindung dari sinar matahari langsung, belum

melewati tanggal kadaluarsa, indikator suhu berupa VVM (vaccine vial

monitor) atau freeze watch/tag belum melampaui batas suhu tertentu.

1. VVM (vaccine vial monitor)

Untuk menilai apakah vaksin sudah pernah terpapar suhu di atas batas

yang dibolehkan, dengan membandingkan warna kotak segi empat dengan

warna lingkaran di sekitarnya. Bila waran kotak segi empat lebih muda

daripada lingkaran dan sekitarnya (disebut kondisi VVM A atau B) maka

vaksin belum terpapar suhu di atas batas yang diperkenankan. Vaksin

dengan kondisi VVM B harus segera dipergunakan. Bila warna kotak segi

empat sama atau lebih gelap daripada lingkaran dan sekitarnya (disebut

kondisi VVM C atau D) maka vaksin sudah terpapar suhu di atas batas

yang diperkenankan, tidak boleh diberikan pada pasien.

Gambar 1.10 Vaccine Vial Monitor (VVM)

2. .Freeze watch dan freeze tag

Alat ini untuk mengetahui apakah vaksin pernah terpapar suhu dibawah

0°C. Bila dalam freeze watch terdapat warna biru yang melebar ke

sekitarnya atau dalam freeze tag ada tanda silang (X), bearti vaksin pernah

terpapar suhu di bawah 0°C yang dapat merusak vaksin mati. Vaksin-

vaksin tersebut tidak boleh diberikan kepada pasien.

Page 30: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

3. Warna dan kejernihan vaksin

Warna dan kejernihan beberapa vaksin dapat menjadi indikator praktis

untuk menilai stabilitas vaksin.Vaksin polio harus berwarna kuning

oranye.Bila warnanya berubah menjadi pucat atau kemerahan berarti

pHnya telah berubah, sehingga tidak stabil dan tidak boleh diberikan

kepada pasien.

Vaksin toksoid, rekombinan dan polisakarida umumnya berwarna putih

jernih sedikit berkabut.Bila menggumpal atau banyak endapan berarti

sudah pernah beku, tidak boleh digunakan karena sudah rusak.Untuk

meyakinkan dapat dilakukan uji kocok seperti dibawah ini.Bila vaksin

setelah dikocok tetap menggumpal atau mengendap maka vaksin tidak

boleh digunakan karena sudah rusak.

4. Pemilihan vaksin

Vaksin yang harus segera dipergunakan adalah : vaksin yang belum dibuka

tetapi telah dibawa ke lapangan, sisa vaksin telah dibuka (dipergunakan),

vaksin dengan VVM B, vaksin dengan tanggal kadaluarsa sudah dekat

(EEFO = Early Expire First Out), vaksin yang sudah lama tersimpan

dikeluarkan segera (FIFO = First In First Out).

1.2.5. Macam – Macam Vaksin dan Fungsinya

1.2.5.1 Imunisasi BCG

Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit Tuberkulosis

(TB).Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette-Guerrin hidup yang

dilemahkan.BCG diberikan satu kali sebelum anak berumur dua bulan.

Di Indonesia TBC merupakan penyakit rakyat yang mudah menular, di negara

yang sudah berkembang penyakit ini sudah jarang ditemukan karena

dilaksanakannya imunisasi BCG yang luas, pengawasan ketat terhadap penderita

TBC dan perbaikan keadaan sosial ekonomi.

1.2.5.2 Imunisasi DPTImunisasi DPT adalah suatu vaksin three-in-one yang melindungi

terhadap difteri, pertusis dan tetanus.Di Indonesia vaksin terhadap ketiga penyakit

tersebut dipasarkan dalam tiga jenis kemasan, yaitu dalam bentuk kemasan tunggal

khusus bagi tetanus, dalam bentuk kombinasi DT (difteri dan tetanus) dan

Page 31: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

kombinasi DPT.Vaksin difteri terbuat dari toksin kuman difteri yang telah

dilemahkan. Biasanya diolah dan dikemas bersama-sama dengan vaksin tetanus

dalam bentuk vaksin DT atau dalam bentuk tetanus dan pertusis dalam bentuk

DPT.Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat

menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal.Penyakit difteri disebabkan oleh

corynebacterium diphtheriae, sifatnya sangat ganas dan mudah menular.Seorang

anak akan terjangkit difteri bila ia berhubungan langsung dengan anak lain sebagai

penderita difteri atau sebagai pembawa kuman (karier). Dalam hal inilah perlunya

dilakukan imunisasi. Dengan imunisasi anak akan terhindar, sedangkan anak yang

belum mendapat imunisasi akan tertular penyakit difteri yang diperoleh dari

temannya sendiri yang menjadi karier. Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri

Bordetella pertussis ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi

pernafasan yang melengking.Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan

dapat menyebabkan serangan batuk sehingga anak sulit bernafas, makan atau

minum.Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia,

kejang dan kerusakan otak.Sementara tetanus adalah infeksi bakteri yang bisa

menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang. Gejala yang khas yaitu anak

tiba-tiba batuk keras secara terus-menerus, sukar berhenti, muka menjadi merah

atau kebiruan, keluar air mata dan kadang-kadang sampai muntah.Vaksin DPT

diberikan dengan cara disuntikkan pada otot lengan atau paha. Imunisasi DPT

diberikan sebanyak tiga kali, yaitu pada saat anak berumur dua bulan (DPT I), tiga

bulan (DPT II) dan empat bulan (DPT III); selang waktu tidak kurang dari empat

minggu. Imunisasi DPT ulang diberikan satu tahun setelah DPT III dan pada usia

prasekolah (5-6 tahun). Jika anak mengalami reaksi alergi terhadap vaksin pertusis,

maka diberikan DT, bukan DPT.Daya proteksi atau daya lindung vaksin difteri

cukup baik yaitu sebesar 80-95% dan daya proteksi vaksin tetanus sangat baik

yaitu sebesar 90-95% sedangkan daya proteksi vaksin pertusis masih rendah yaitu

50-60%.Oleh karena itu tidak jarang anak yang telah mendapat imunisasi pertusis

masih terjangkit penyakit batuk rejan, tetapi dalam bentuk yang lebih

ringan.1.2.5.3 Imunisasi PolioImunisasi polio memberikan kekebalan aktif

terhadap penyakit poliomielitis. Terdapat dua jenis vaksin yang masing-masing

mengandung virus polio tipe I, II & III yang sudah dimatikan (Vaksin Salk), cara

pemberiannya dengan penyuntikan. Dan yang masih hidup tapi dilemahkan

(Vaksin Sabin) cara pemberiannya melalui mulut berupa cairan. Di Indonesia

Page 32: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

vaksin yang lazim diberikan ialah vaksin jenis Sabin.Vaksin polio dapat mencegah

penyakit poliomielitis yang disebabkan oleh virus polio, yaitu tipe I, II dan III.

Virus polio akan merusak bagian anterior susunan saraf pusat tulang belakang.

Penyakit ini terutama banyak terdapat di negara yang sedang berkembang.Di

Indonesia tercatat beberapa kali wabah polio misalnya di Belitung tahun 1948, di

Semarang tahun 1954, di Medan tahun 1957.Gejala penyakit ini sangat bervariasi,

dari gejala ringan sampai timbul kelumpuhan bahkan sampai timbul

kematian.Gejala yang umum dan mudah dikenal ialah anak mendadak lumpuh

pada salah satu anggota gerak setelah menderita demam selama 2-5 hari.Polio juga

bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-otot pernafasan dan otot untuk

menelan.Imunisasi dasar polio diberikan pada anak umur 0-4 bulan sebanyak

empat kali (polio I, II, III, dan IV) dengan interval tidak kurang dari empat

minggu.Imunisasi polio ulangan diberikan satu tahun setelah imunisasi polio IV,

kemudian pada saat masuk SD (5-6 tahun) dan pada saat meninggalkan SD (12

tahun).Daya proteksi vaksin polio sangat baik yaitu sebesar 95-100%.1.2.5.4

Imunisasi CampakImunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap

penyakit campak (tampek) yang disebabkan oleh sejenis virus termasuk golongan

paramiksovirus.Gejala yang khas yaitu timbulnya bercak–bercak merah dikulit

setelah anak demam 3-5 hari, bercak merah ini semula timbul pada pipi di bawah

telinga kemudian menjalar ke muka, tubuh dan anggota gerak.Imunisasi campak

diberikan sebanyak dua kali.Pertama, pada saat anak berumur sembilan bulan atau

lebih, Campak kedua diberikan pada umur 5-7 tahun.Pada kejadian luar biasa dapat

diberikan pada umur enam bulan dan diulangi enam bulan kemudian.Vaksin

disuntikkan secara langsung di bawah kulit (subkutan).Campak I diperlukan untuk

menimbulkan respon kekebalan primer, sedangkan Campak II diperlukan untuk

meningkatkan kekuatan antibodi sampai pada tingkat yang tertingi.Efek samping

yang mungkin terjadi berupa demam, ruam kulit, diare.Daya proteksi imunisasi

campak sangat tinggi yaitu 96-99%, Menurut penelitian, kekebalan yang diperoleh

ini berlangsung seumur hidup.1.2.5.5 Imunisasi Hepatitis B (HBV)Hepatitis

B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan

kematian.Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Imunisasi

ini diberikan sebanyak empat kali.Antara suntikan HBV1 dengan HBV2 diberikan

dengan selang waktu satu bulan pada saat anak berumur di bawah empat

bulan.Kepada bayi yang lahir dari ibu dengan hepatitis, vaksin HBV disuntikan

Page 33: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

dalam waktu 12 jam setelah lahir.Sedangkan pada bayi yang lahir dari ibu yang

status hepatitisnya tidak diketahui, HBV I diberikan dalam waktu 12 jam setelah

lahir. HBV3 diberikan pada usia antara 6-18 bulan. Imunisasi HBV empat

diberikan saat anak berusia 10 tahun.Dosis pertama diberikan segera setelah bayi

lahir atau jika ibunya memiliki Hepatitis B. Imunisasi juga bisa diberikan pada saat

bayi berumur dua bulan. Program imunisasi di Puskesmas Kecamatan Kelapa

Gading adalah imunisasi dasar. Imunisasi dasar yang diberikan pada anak

adalah:BCG untuk mencegah penyakit TB,

a. DPT untuk mencegah penyakit Difteria, Pertusis dan Tetanus,

b. Polio untuk mencegah penyakit Poliomyelitis,

c. Campak untuk mencegah penyakit Measles,

d. Hepatitis B untuk mencegah penyakit Hepatitis B.

1.3 Hasil Kegiatan Program Imunisasi di Puskesmas Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari – Juli 2014

Tabel 1.11 Indikator Program Imunisasi Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari – Juli 2014

Program Indikator Target 1 tahun Target 1 bulan Target Januari-Juli

Imunisasi HB0 87 % 7.25 % 50.75 %

BCG 87 % 7.25 % 50.75 %

Polio 1 87 % 7.25 % 50.75 %

DPT/HB (1) 87 % 7.25 % 50.75 %

Polio 2 87 % 7.25 % 50.75 %DPT/HB (2) 87 % 7.25 % 50.75 %

Polio 3 87 % 7.25 % 50.75 %

DPT/HB (3) 87 % 7,25 % 50.75 %

Polio 4 87 % 7,25 % 50.75 %

Campak 87 % 7,25 % 50.75 %

Tabel 1.12 Cakupan Peserta Imunisasi HB0 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juli 2014

Nama Puskesmas Kelurahan

Jumlah Bayi Baru Lahir

(Bayi)

% Target 1 Tahun

% Target Bayi yang diimunisasi Januari

s/d Juli 2014

Januari s/d JuliJumlah Bayi

yang diimunisasi

(Bayi)

% Bayi yang diimunisasi

Kelapa Gading Timur 785

87 % 50, 75 %183

23,3 %

Kelapa Gading Barat 1039

87 % 50, 75 %246

23,7 %

Page 34: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

Pegangsaan 2A 589 87 % 50, 75 % 375 63,7 %Pegangsaan 2B 542 87 % 50, 75 % 118 21,8 %Total 2955 87 % 50, 75 % 922 31,2 %

Berdasarkan tabel 1.12 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi HB0 Kecamatan Kelapa Gading

Periode Januari – Juli 2014 adalah 31,2 %, dimana target selama 7 bulan adalah 50, 75 %

dengan jumlah sasaran sebanyak 2955 bayi.

Tabel 1.13 Cakupan Peserta Imunisasi BCG di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari – Juli 2014

Nama Puskesmas Kelurahan

Jumlah Bayi Baru

Lahir (Bayi)

% Target 1 Tahun

% Target Bayi yang diimunisasi Januari s/d Juli

2014

Januari s/d JuliJumlah Bayi

yang diimunisasi

(Bayi)

% Bayi yang diimunisasi

Kelapa Gading Timur 785

87 % 50, 75 %299 38.1

Kelapa Gading Barat 1039

87 % 50, 75 %358 34.5

Pegangsaan 2A 589 87 % 50, 75 % 385 65.4Pegangsaan 2B 542 87 % 50, 75 % 202 37.3Total 2955 87 % 50, 75 % 1244 42,1 %

Berdasarkan tabel 1.13 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi BCG Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari – Juli 2014 adalah 42,1 %, dimana target selama 7 bulan adalah 50, 75 % dengan jumlah sasaran sebanyak 2955 bayi.

Tabel 1.14 Cakupan Peserta Imunisasi Polio 1 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juli 2014

Nama Puskesmas Kelurahan

Jumlah Bayi Baru

Lahir (Bayi)

% Target 1 Tahun

% Target Bayi yang diimunisasi Januari s/d Juli

2014

Januari s/d JuliJumlah Bayi

yang diimunisasi

(Bayi)

% Bayi yang diimunisasi

Kelapa Gading Timur 785

87 % 50, 75 %297 37.8

Kelapa Gading Barat 1039

87 % 50, 75 %349 33.6

Pegangsaan 2A 589 87 % 50, 75 % 386 65.5Pegangsaan 2B 542 87 % 50, 75 % 203 37.5Total 2955 87 % 50, 75 % 1235 41,8 %

Berdasarkan tabel 1.14 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 1 Kecamatan Kelapa

Gading Periode Januari – Juli 2014 adalah 41,8 %, dimana target selama 7 bulan 50, 75 %

dengan jumlah sasaran sebanyak 2955 bayi.

Tabel 1.15 Cakupan Peserta Imunisasi DPT-HB 1 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari – Juli 2014Nama Puskesmas Jumlah % % Target Bayi yang Januari s/d Juli

Page 35: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

Kelurahan Surviving Infant (Bayi)

target /tahun

diimunisasi Januari s/d Juli

Jumlah Bayi yang diimunisasi (Bayi)

% Bayi yang diimunisasi

Kelapa Gading Timur

784 87 % 50,75 % 339 43,2%

Kelapa Gading Barat

1038 87 % 50,75 % 330 31,8

Pegangsaan 2 A 566 87 % 50,75 % 318 56,1%Pegangsaan 2 B 563 87 % 50,75 % 201 35,7%Total 2951 87 % 50,75 % 1188 40,3%

Berdasarkan tabel 1.15 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi DPT-HB1 Kecamatan Kelapa

Gading Periode Januari – Juli 2014 adalah 40,3 %, dimana target selama 7 bulan 50,75 %

dengan jumlah sasaran sebanyak 2951 bayi.

Tabel 1.16 Cakupan Peserta Imunisasi Polio 2 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari – Juli 2014Nama Puskesmas

KelurahanJumlah

Surviving Infant (Bayi)

% target/ta

hun

% Target Bayi yang diimunisasi Januari s/d

Juli

Januari s/d JuliJumlah Bayi yang diimunisasi (Bayi)

% Bayi yang diimunisasi

Kelapa Gading Timur

784 87 % 50,75 % 342 43,6%

Kelapa Gading Barat

1038 87 % 50,75 % 334 32,2%

Pegangsaan 2 A 566 87 % 50,75 % 322 56,9%Pegangsaan 2 B 563 87 % 50,75 % 197 35%Total 2951 87 % 50,75 % 1195 40,5%

Berdasarkan tabel 1.16 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 2 Kecamatan Kelapa

Gading Periode Januari – Juli 2014 adalah 40,5 %, dimana target selama 7 bulan 50,75 %

dengan jumlah sasaran sebanyak 2951 bayi.

Tabel 1.17 Cakupan Peserta Imunisasi DPT-HB 2 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari – Juli 2014Nama Puskesmas

KelurahanJumlah

Surviving Infant (Bayi)

% target/ tahun

% Target Bayi yang diimunisasi Januari s/d

Juli

Januari s/d JuliJumlah Bayi yang diimunisasi (Bayi)

% Bayi yang diimunisasi

Kelapa Gading Timur

784 87 % 50,75 % 350 44,6%

Kelapa Gading Barat

1038 87 % 50,75 % 353 34%

Pegangsaan 2 A 566 87 % 50,75 % 287 50,7%Pegangsaan 2 B 563 87 % 50,75 % 192 34,1%Total 2951 87 % 50,75 % 1182 40,1%

Berdasarkan tabel 1.17 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi DPT-HB 2 Kecamatan Kelapa

Gading Periode Januari – Juli 2014 adalah 40,1 %, dimana target selama 7 bulan 50,75 %

dengan jumlah sasaran sebanyak 2951 bayi.

Page 36: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

Tabel 1.18 Cakupan Peserta Imunisasi DPT-HB 3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari – Juli 2014

Nama Puskesmas Kelurahan

Jumlah Surviving

Infant (Bayi)

% target/Tahun

% Target Bayi yang diimunisasi Januari

s/d Juli

Januari s/d AprilJumlah Bayi yang diimunisasi (Bayi)

% Bayi yang diimunisasi

Kelapa Gading Timur

784 87 % 50.75 % 400 51 %

Kelapa Gading Barat

1038 87 % 50.75 % 380 36.6 %

Pegangsaan 2 A 566 87 % 50.75 % 224 39.6 %Pegangsaan 2 B 563 87 % 50.75 % 191 33.9 %Total 2951 87 % 50.75 % 1195 40.5 %

Berdasarkan tabel 1.18 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi DPT-HB 3 Kecamatan Kelapa

Gading Periode Januari – Juli 2014 adalah 40,5 %, dimana target selama 7 bulan 50,75 %

dengan jumlah sasaran sebanyak 2951 bayi.

Tabel 1.19 Cakupan Peserta Imunisasi Polio 3 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari – Juli 2014

Nama Puskesmas Kelurahan

Jumlah Surviving

Infant (Bayi)

% target/ tahun

% Target Bayi yang

diimunisasi Januari s/d Juli

Januari s/d AprilJumlah Bayi

yang diimunisasi

(Bayi)

% Bayi yang diimunisasi

Kelapa Gading Timur

784 87 % 50.75 % 345 44 %

Kelapa Gading Barat

1038 87 % 50.75 % 352 33.9 %

Pegangsaan 2 A 566 87 % 50.75 % 283 50 %Pegangsaan 2 B 563 87 % 50.75 % 192 34.1 %Total 2951 87 % 50.75 % 1172 39.7 %

Berdasarkan tabel 1.19 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 3 Kecamatan Kelapa

Gading Periode Januari – Juli 2014 adalah 39.7 %, dimana target selama 7 bulan 50.75 %

dengan jumlah sasaran sebanyak 2951 bayi.

Tabel 1.20 Cakupan Peserta Imunisasi Polio 4 di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari – Juli 2014

Nama Puskesmas Kelurahan

Jumlah Surviving

Infant (Bayi)

% target/ tahun

% Target Bayi yang

diimunisasi Januari s/d Juli

Januari s/d AprilJumlah Bayi

yang diimunisasi

(Bayi)

% Bayi yang diimunisasi

Kelapa Gading Timur

784 87 % 50.75 % 385 49.1 %

Kelapa Gading Barat

1038 87 % 50.75 % 381 36.7 %

Page 37: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

Pegangsaan 2 A 566 87 % 50.75 % 214 37.8 %Pegangsaan 2 B 563 87 % 50.75 % 192 34.1 %Total 2951 87 % 50.75 % 1172 39.7 %

Berdasarkan tabel 1.20 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Polio 4 Kecamatan Kelapa

Gading Periode Januari – Juli 2014 adalah 39.7 %, dimana target selama 7 bulan 50.75 %

dengan jumlah sasaran sebanyak 2951 bayi.

Tabel 1.21 Cakupan Peserta Imunisasi Campak di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari – Juli 2014

Nama Puskesmas Kelurahan

Jumlah Surviving

Infant (Bayi)

% target/ tahun

% Target Bayi yang

diimunisasi Januari s/d Juli

Januari s/d AprilJumlah Bayi

yang diimunisasi

(Bayi)

% Bayi yang diimunisasi

Kelapa Gading Timur

784 87 % 50.75 % 226 28.8 %

Kelapa Gading Barat

1038 87 % 50.75 % 411 39.6 %

Pegangsaan 2 A 566 87 % 50.75 % 163 28.8 %Pegangsaan 2 B 563 87 % 50.75 % 219 38.9 %Total 2951 87 % 50.75 % 1019 34.5 %

Berdasarkan tabel 1.21 didapatkan bahwa Peserta Imunisasi Campak Kecamatan Kelapa

Gading Periode Januari – Juli 2014 adalah 34.5 %, dimana target selama 7 bulan 50.75 %

dengan jumlah sasaran sebanyak 2951 bayi.

Tabel 1.22 Drop Out Imunisasi BCG – Campak Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari – Juli 2014

NoNama Puskesmas

Kelurahan

Sasaran Bayi Pencapaian Januari - Juli (%)

Drop Out % (DO) (<10%)

Bayi Baru Lahir (BCG)

Bayi Lahir Hidup

(Campak)

BCG Campak BCG – Campak BCG

x 100%

1 Kelapa Gading Timur 785 784 299 226

24,4

2 Kelapa Gading Barat 1039 1038 358 411

14,8

3 Pegangsaan 2A 589 566 385 163 57,64 Pegangsaan 2B 542 563 202 219 8,4

Jumlah 2955 2951 1244 1019 18,0

Berdasarkan tabel 1.22 didapatkan bahwa Drop Out Imunisasi BCG Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari – Juli 2014 adalah 18,0 % dimana minimal angka drop out adalah 10%.

1.4 Identifikasi MasalahSasaran program imunisasi dasar adalah bayi baru lahir dan bayi lahir hidup. Setelah

didapatkan identifikasi masalah dari program Imunisasi dasar di Puskesmas Kecamatan

Page 38: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

Kelapa Gading maka dengan cara menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan

antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi (observed) akan

dipilih dua masalah yang menjadi prioritas utama untuk diselesaikan. Selanjutnya

dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah

yang ada dapat diselesaikan.

Dari berbagai hasil pencapaian program kegiatan imunisasi dasar bayi yang dievaluasi di

Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading periode Januari – Juli 2014 maka didapatkan

identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 38.1%.

2. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 23.7%.

3. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 63.7%.

4. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 21.8%.

5. Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 38.1%.

6. Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.5%.

7. Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 65.4%.

8. Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.3%.

9. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 43.2%.

10. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 31.8%.

11. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 56.1%.

12. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 35.7%.

13. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 44.6%.

Page 39: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

14. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 34%.

15. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.1%.

16. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 51%.

17. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 36.6%.

18. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 39.6%.

19. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 33.9%.

20. Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.8%.

21. Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 33.6%.

22. Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 65.5%.

23. Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.5%.

24. Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 43.6%.

25. Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 32.2%.

26. Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 56.9%.

27. Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 35%.

28. Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 44%.

29. Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 33.9%.

30. Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 50%.

Page 40: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

31. Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.1%.

32. Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 49%.

33. Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 36.7%.

34. Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.8%.

35. Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.1%.

36. Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 28.8%.

37. Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 39.6%.

38. Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 28.8%.

39. Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 38.9%.

1.5 Rumusan MasalahSetelah didapatkan identifikasi masalah dari program Imunisasi dasar di Puskesmas

Kecamatan Kelapa Gading maka dengan cara menghitung dan membandingkan nilai

kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang telah terjadi

(observed) akan dipilih dua masalah yang menjadi prioritas utama untuk diselesaikan.

Selanjutnya dilakukan perumusan masalah untuk membuat perencanaan yang baik

sehingga masalah yang ada dapat diselesaikan. Rumusan masalah meliputi 4 W 1 H

(What, Where, When, Whose, How much) Rumusan masalah dari program imunisasi

dasar

Puskesmas adalah sebagai berikut :

1. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 38.1% lebih rendah

dari target 50.75%.

Page 41: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

2. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 23.7% lebih rendah dari

target 50.75%.

3. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 63.7% lebih tinggi dari target

50.75%.

4. Cakupan imunisasi BCG pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar lebih rendah 21.8% dari

target 50.75%.

5. Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 38.1% lebih rendah

dari target 50.75%.

6. Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.5% lebih rendah dari

target 50.75%.

7. Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 65.4% lebih tinggi dari target

50.75%.

8. Cakupan imunisasi HB0 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.3% lebih rendah dari

target 50.75%.

9. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 43.2 lebih

rendah dari target 50.75%.

10. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 31.8% lebih

rendah dari target 50.75%.

11. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 56.1% lebih

tinggi dari target 50.75%.

12. Cakupan imunisasi DPT/HB 1 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar lebih rendah

35.7% dari target 50.75%.

Page 42: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

13. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 44.6% lebih

rendah dari target 50.75%.

14. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 34% lebih

rendah dari target 50.75%.

15. Cakupan imunisasi DPT/HB 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 34.1% lebih

rendah dari target 50.75%.

16. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 51% lebih

tinggi dari target 50.75%.

17. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 36.6% lebih

rendah dari target 50.75%.

18. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 39.6% lebih

rendah dari target 50.75%.

19. Cakupan imunisasi DPT/HB 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 33.9% lebih

rendah dari target 50.75%.

20. Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 37.8% lebih rendah

dari target 50.75%.

21. Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 33.6% lebih rendah dari

target 50.75%.

22. Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 65.5% lebih tinggi dari target

50.75%.

23. Cakupan imunisasi Polio 1 pada bayi baru lahir di Wilayah Puskesmas Kelurahan

Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar37.5% lebih rendah dari

target 50.75%.

Page 43: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

24. Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 43.6% lebih

rendah dari target 50.75%.

25. Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 32.2% lebih

rendah dari target 50.75%.

26. Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 56,9% lebih

tinggi dari target 50,75%

27. Cakupan imunisasi Polio 2 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 35% lebih rendah

dari target 50,75%

28. Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 44% lebih

rendah dari target 50,75%

29. Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 33,9% lebih

rendah dari target 50,75%

30. Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 50% lebih

rendah dari target 50,75%

31. Cakupan imunisasi Polio 3 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 34,1% lebih

rendah dari target 50,75%

32. Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 49% lebih

rendah dari target 50,75%

33. Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 36,7% lebih

rendah dari target 50,75%

34. Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 37,8% lebih

rendah dari target 50,75%

Page 44: BAB I Kelompok 8 Kelapa Gading Imunisasi Revisi - Copy (2)

35. Cakupan imunisasi Polio 4 pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 34,1% lebih

rendah dari target 50,75%

36. Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Timur periode Januari – Juli 2014 sebesar 28,8% lebih

rendah dari target 50,75%

37. Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Kelapa Gading Barat periode Januari – Juli 2014 sebesar 39,6% lebih

rendah dari target 50,75%

38. Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 A periode Januari – Juli 2014 sebesar 28,8% lebih

rendah dari target 50,75%

39. Cakupan imunisasi Campak pada surviving infant di Wilayah Puskesmas

Kelurahan Pegangsaan 2 B periode Januari – Juli 2014 sebesar 38.9% lebih

rendah dari target 50,75%.