proposal seminar revisi i
DESCRIPTION
RevisiTRANSCRIPT
HUBUNGAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN DRIBBLE BOLABASKET PADA
MAHASISWA PENJASKESREK ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2016
Proposal Skripsi
diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan
oleh
RIZAL DARMAWAN1206104020069
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALADARUSSALAM, BANDA ACEH
2016
1
1. Judul: Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dan Panjang Tungkai Terhadap Kecepatan Dribble Bolabasket Pada Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014 Universitas Syiah Kuala Tahun 2016
2. Latar Belakang Masalah
Olahraga merupakan kegiatan yang dibutuhkan oleh setiap orang untuk
mempertahankan kesehatan dan kebugaran fisik, Berolahraga dapat membuat
bugar jasmani, bugar pemikiran, dan berprestasi dalam pekerjaan, salah satu
usaha menciptakan manusia berprestasi yaitu dengan cara pembinaan melalui
olahraga, Ada ratusan jenis-jenis cabang olahraga dunia namun hanya
setengahnya yang di pertandingkan maupun di perlombaan, Umumnya
beberapa cabang olahraga sebagai berikut: Olahraga Atletik, Olahraga
Aquatik, dan Olahraga Ketangkasan salah satu olahraga ketangkasan ialah
permainan bolabasket.
Permainan bolabasket merupakan cabang olahraga yang makin banyak
digemari oleh para masyarakat terutama oleh kalangan pelajar dan
mahasiswa, Melalui kegiatan olahraga bolabasket ini para remaja banyak
memperoleh manfaat khususnya dalam pertumbuhan fisik, mental, dan sosial.
Permainan bolabasket saat ini mengalami perkembangan yang pesat terbukti
dengan munculnya klub-klub tangguh di tanah air dan atlet-atlet bolabasket
pelajar baik di tingkat sekolah maupun perguruan tinggi. Ditunjang lagi
dengan diadakannya turnamen-turnamen antar klub, event-event mahasiswa
dari tingkat daerah hingga nasional. Selain itu dengan bervariasinya
permainan bolabasket dengan unsur hiburan seperti streetball, three on three,
crushbone, menjadikan olahraga bolabasket menjadi olahraga yang bergengsi
2
dan trend mode di kalangan anak muda. Permainan bolabasket di Indonesia
sekarang ini mulai menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, Sekarang
banyak terlihat lapangan bolabasket di berbagai kota maupun di pelosok-
pelosok tanah air, Itu tertanda bahwa masyarakat di tanah air ini mulai
menyukai permainan bolabasket.
Permainan bola basket diciptakan oleh Dr. James A Naismith, pada tahun
1891 di YMCA di Springfield, Permainan bolabasket ini sudah mulai
dipertandingkan dalam Olympiade di Jerman pada tahun 1936. Bolabasket
masuk ke Indonesia sekitar tahun 1948 yang lalu dan berkembang setelah
proklamasi kemedekaan, Pada tanggal 23 Oktober 1951 didirikanlah
Persatuan Basketball Seluruh Indonesia (PERBASI). “Dengan adanya
PERBASI ini perkembangan bolabasket di Indonesia jauh lebih maju karena
ada suatu organisasi yang bertujuan mengembangkan olahraga bolabasket
mulai dari pusat (PB Perbasi), daerah tingkat I oleh pengurus daerah (Pengda
Perbasi), sampai ke pelosok tanah air di daerah tingkat II oleh pengurus
cabang (Pengcab Perbasi)” A. Sarumpaet, (1992:202).
Perkembangan bolabasket di Aceh juga tidak mau kalah dengan daerah-
daerah lain yang sudah maju, Perkembangan bolabasket di Aceh dapat
berkembang dikarenakan adanya pembibitan-pembibitan atlet yang baik dari
klub di daerah maupun di sekolah, Dengan adanya pembibitan inilah lahir
atlet-atlet yang berpotensial untuk meningkatkan prestasi bolabasket di
daerahnya dan khususnya di Banda Aceh, Di Banda Aceh misalnya, sering
diadakan turnamen-turnamen bolabasket antar klub, pelajar, maupun antar
3
mahasiswa, Hal ini bertujuan untuk mengembangkan bolabasket sekaligus
sebagai ajang untuk mencari atlet-atlet yang berbakat. Di Banda Aceh setiap
tahunnya ada pertandingan-pertandingan bolabasket yang diadakan di
berbagai daerah oleh klub bolabasket, sekolahan, maupun perguruan tinggi,
Baik yang sifatnya resmi maupun tidak resmi atau hiburan. Bahkan ada suatu
pertandingan bolabasket untuk kalangan umum seperti three on three,
Pertandingan seperti ini biasanya dilaksanakan untuk entertaiment dan juga
bisa untuk pencarian bibit-bibit atlet yang berbakat, Karena dari situlah para
bibit-bibit atlet mulai tumbuh dan berkembang.
Penguasaan teknik permainan bolabasket sangat penting terutama dalam
pengusaan teknik dasar permainan bolabasket, Penguasaan teknik dasar yang
baik harus benar-benar dikuasai oleh seorang pemain bolabasket karena
pencapaian prestasi tidak hanya ditentukan oleh kondisi fisik saja akan tetapi
lebih ditentukan oleh kemampuan teknik bermain, Penguasaan teknik dasar
bolabasket dan sebuah kondisi fisik yang baik tidaklah mudah, Perlu latihan
keras yang dimulai dari sejak dini, Jika teknik dasar telah dimiliki dengan
baik maka akan dapat bermain bolabasket dengan baik pula, Hal ini sudah
wajar untuk dimiliki oleh setiap atlet dari berbagai macam cabang olahraga.
“Pada permainan bolabasket, untuk mendapatkan gerakan efektif dan
efisien perlu didasarkan pada penguasaan teknik dasar yang baik. Teknik
dasar dalam permainan bolabasket dapat dibagi sebagai berikut: (1) Teknik
melempar dan menangkap (Passing), (2) Teknik menggiring bolabasket
(Dribble), (3) Teknik menembak (Shooting), (4) Teknik gerakan berporos
4
(Pivot), (5) Teknik tembakan Lay up (6) Merayah (Rebound)” Imam Sodikun,
(1992:48).
Berdasarkan kutipan diatas dikemukakan bahwa banyak faktor yang
dibutuhkan untuk prestasi atlit bolabasket oleh karena itu faktor-faktor
tersebut tidak dapat diabaikan dalam mencapai prestasi dalam berolahraga
khususnya permainan bolabasket, Prestasi olahraga dapat diperoleh dengan
berbagai program latihan, dan disesuaikan dengan cabang olahraga yang ingin
dikembangkan, Salah satu yang mempengaruhi prestasi permainan bolabasket
adalah teknik menggiring bola (Dribble).
Menurut Hal Wissel, (2000:95). “Dribble adalah suatu cara membawa
bolabasket, Agar tetap menguasai bolabasket sambil bergerak, bolabasket
harus dipantulkan pada lantai, Pada awalnya, bolabasket harus lepas dari
tangan sebelum kaki diangkat dari lantai. Sementara dribble tidak boleh
menyentuh bolabasket secara bersamaan dengan dua tangan atau bolabasket
diam dalam genggaman tangan anda”. Kecepatan dalam dribble sangatlah
penting, ketika posisi pemain bebas dari penjagaan lawan, maka pemain
tersebut bisa melakukan akselerasi langsung ke zona lawan untuk mencetak
point, bahkan jika pemain tersebut terampil dalam melakukan dribble pemain
tersebut dapat melewati penjagaan lawan tanpa melakukan passing, hal ini
sependapat dengan Hal Wissel, (2000:96). “Kecepatan dribble amat berguna
ketika anda tidak dijaga ketat, ketika anda harus cepat membawa bola dalam
dalam lapangan yang kosong, dan ketika anda harus cepat mencapai
keranjang”.
5
Dalam bermain permainan bolabasket dibutuhkan beberapa komponen
fisik, seperti yang disebutkan oleh Harsono, (1988:204) Menjelaskan,
“Komponen fisik beberapa anggota tubuh yang diperlukan oleh cabang
olahraga bolabasket adalah: kekuatan otot bahu, kekuatan dan daya tahan otot
lengan, kelentukan, daya tahan, kelincahan dan kekuatan otot tungkai”.
Guna mendapatkan hasil kecepatan dribble yang baik dan cepat
dibutuhkan kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai yang bekerja secara
terkoordinasi, Dari pendapat tersebut yang akan diteliti dalam penelitian ini
adalah kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai dengan kecepatan dribble
bola, Jika seseorang ingin memiliki kecepatan dribble yang bagus, maka
harus ditunjang kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai yang baik, Karena
kedua faktor tersebut sangat penting, maka harus benar-benar dimiliki oleh
seorang pemain bolabasket.
_______HUBUNGAN DENGAN MAHASISWA______
Dari pernyataan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul : “Hubungan Kekuatan Otot Tungkai Dan Panjang
Tungkai Terhadap Kecepatan Dribble Pada Mahasiswa Angkatan 2014
Universitas Syiah Kuala Tahun 2016”.
3. Rumusan Masalah
Dalam suatu penelitian terdapat suatu permasalahan yang perlu untuk
diteliti, dianalisis dan diusahakan pemecahannya. Setelah memperhatikan
uraian di atas penulis merumuskan masalah penelitian ini penulis membatasi
permasalahan pada hasil kecepatan dribble dengan hubungannya kekuatan otot
6
tungkai dan panjang tungkai. Adapun permasalahan dalam penelitian ini
adalah :
1) Apakah ada hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan
dribble Pada Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014 Universitas Syiah
Kuala Tahun 2016?
2) Apakah ada hubungan antara panjang tungkai terhadap kecepatan dribble
Pada Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014 Universitas Syiah Kuala
Tahun 2016?
3) Apakah ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai
terhadap kecepatan dribble Pada Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014
Universitas Syiah Kuala Tahun 2016?
4. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui :
1. Hubungan kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan dribble Pada
Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014 Universitas Syiah Kuala Tahun
2016.
2. Hubungan panjang tungkai terhadap kecepatan dribble Pada Mahasiswa
Penjaskesrek Angkatan 2014 Universitas Syiah Kuala Tahun 2016.
3. Hubungan kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai terhadap
kecepatan dribble Pada Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014
Universitas Syiah Kuala Tahun 2016.
7
5. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan mafaaat peneleitian sebagai
berikut :
1) Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk acuan penelitian-penelitian
selanjutnya, terutama tentang hubungan kekuatan otot tungkai, dan
panjang tungkai, terhadap kecepatan dribble dalam permainan
bolabasket.
2) Bagi mahasiswa Penjaskesrek dapat dijadikan bahan untuk menambah
wawasan dalam bidang bolabasket dan dapat dijadikan sebagai
referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya.
3) Bagi guru pendidikan jasmani dan pelatih, penelitian ini dapat
dijadikan sebagai sumber referensi dalam pemilihan bibit atlit
bolabasket sebagai acuan didalam upaya penunjang prestasi.
6. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, Dikatakan jawaban sementara karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori dan penelitian yang relevan, belum didasarkan
pada fakta-fakta yang diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan
permasalahan dan manfaat penelitian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis
penelitian sebagai berikut :
a. Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai terhadap kecepatan dribble pada
Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014 Universitas Syiah Kuala Tahun
2016.
8
b. Ada hubungan antara panjang tungkai terhadap kecepatan dribble pada
Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014 Universitas Syiah Kuala Tahun
2016.
c. Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai terhadap
kecepatan dribble pada Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014 Universitas
Syiah Kuala Tahun 2016.
7. LANDASAN TEORI
7.1 Hakikat Kekuatan Otot Tungkai
Pengertian kekuatan secara umum adalah kemampuan otot atau
sekelompok otot untuk mengatasi beban atau tahanan.Pengertian secara
fisiologi, “kekuatan adalah kemampuan neuromuskuler untuk mengatasi
tahanan beban luar dan beban dalam, Tingkat kekuatan olahragawan
diantaranya dipengaruhi oleh keadaan: panjang pendeknya otot, besar
kecilnya otot, jauh dekatnya titik beban dengan titik tumpu, tingkat kelelahan,
jenis otot merah atau putih, potensi otot, pemanfaatan potensi otot, teknik dan
kemampuan kontraksi otot” Sukadiyanto, (2005:80).
Pemain bolabasket membutuhkan tenaga yang besar pada tungkai yaitu
untuk dribble bola yang timbul dari kekuatan otot tungkai, sehingga semakin
besar tenaga ayunan tungkai maka semakin jauh dan semakin cepat
langkahnya. menurut Ismaryanti, (2006:111) “Kekuatan adalah ketegangan
yang terjadi atau kemampuan otot untuk suatu ketahanan akibat suatu beban,
Beban tersebut dapat dari bobot badan sendiri atau dari luar (external
9
resistance). Kekuatan adalah tenaga kontraksi otot yang dicapai dalam sekali
usaha maksimal. Usaha maksimal ini dilakukan oleh otot atau sekelompok
otot untuk mengatasi suatu tahanan”.
“Kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna
membangkitkan ketegangan terhadap suatu tahanan. Kekuatan otot adalah
komponen yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara
keseluruhan. Kekuatan otot (musculus strenght) adalah kemampuan satu otot
atau kelompok otot untuk mengerahkan daya (force) maksimal terhadap
sebuah tahanan (resistensi). Secara teknis, kekuatan adalah usaha maksimal
dalam satu kali angkat atau kerja yang sering dinyatakan dalam istilah “1
RM” atau suatu repetisi maksimal Sukadiyanto, (2005:84).
Kekuatan menurut Suharno H.P (1987:81) adalah “Kemampuan otot
untuk mengatasi tekanan atau beban dalam menjalankan aktifitas untuk
mencapai prestasi maksimal. Hal ini berarti kemampuan untuk mengatasi
tahanan atau beban dalam menjalankan aktifitas, sangat ditentukan oleh
seberapa besar kekuatan otot. Semakin besar kekuatan otot akan semakin
besar dan ringan kerja otot dalam mengatasi tahanan dan beban, semakin
kurang kekuatan otot akan semakin kecil kemampuan otot dalam mengatasi
tahanan dan beban. Dalam setiap olahraga, kekuatan merupakan unsur yang
sangat penting untuk dapat mempertinggi prestasi. Tanpa ada kekuatan yang
maksimal tidak mungkin akan dapat mencapai prestasi yang baik.
10
Seperti yang dikemukakan oleh Suharno H.P (1987:81) sebagai berikut:
Strength dapat digunakan untuk mengatasi beban berat, gerakan meledak
dalam suatu irama serta kekuatan yang tinggi dalam waktu yang lama.
Berdasarkan kegunannya, strength dapat dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu:
Maksimum strength adalah kekuatan otot dalam kontraksi maksimal pula.
Explosif power adalah kemampuan otot atau segerombol otot untuk
mengatasi tahanan atau beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu
gerakan.
Power endurance adalah kemampuan tahan lamanya kekukatan otot untuk
melawan tahanan atau beban yang tinggi intensitasnya.
Kekuatan merupakan basis dari semua komponen kondisi fisik.
Disamping membutuhkan kekuatan otot tungkai untuk mencapai
keterampilan dribble juga diperlukan unsur fisik seperti tinggi badan,
khususnya panjang tungkai. Dengan mahasiswa yang memiliki kekuatan otot
tungkai yang baik diharapkan keterampilan dribble lebih memadai.
7.2 Hakikat Panjang Tungkai
Seorang olahragawan yang memiliki proporsi badan tinggi,
memungkinkan olahragawan tersebut berpotensi dan beprestasi dalam
olahraga, meskipun hal itu tidak selalu demikian. Ukuran tungkai yang
panjang tidak selalu memberikan keuntungan dalam jangkauan langkah, hal
ini dikarenakan kelincahan masih dibutuhkan komponen pendukung lain
11
yang diperlukan untuk membantu dalam mencapai jangkauan langkah yang
panjang. “Anggota gerak bagian bawah terdiri dari: tulang panggul, femur,
patela, tibia, tulang-tulang kaki. Struktur otot yang berada di tungkai adalah
1) Otot-otot pangkal paha, 2) Otot-otot tungkai atas, 3) Otot-otot tungkai
bawah, 4) Otot-otot kaki.
Gerakan utama pada sendi lutut adalah fleksi dan ekstensi tungkai bawah.
Tetapi pada tungkai bawah dalam keadaan fleksi dapat pula dilakukan rotasi,
sedang pada saat ekstensi rotasi tidak dapat dilakukan di sendi lutut” (Prijo
Sudibjo, 2011: 54). Tungkai adalah bagian anggota tubuh manusia yang
terletak pada bagian bawah, karena itu sering sekali disebut anggota gerak
bawah. Tungkai mempunyai tugas penting dalam melakukan gerak atau
aktivitas tubuh, Namun untuk melakukan gerak secara sistematis perlu
adanya sistem penggerak yang meliputi tulang, otot dan sendi.
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa panjang tungkai
adalah ukuran panjang tungkai seseorang mulai dari tulang mata kaki sampai
dengan tulang duduk, dan tungkai merupakan anggota gerak bagian bawah.
Pengambilan panjang tungkai menjadi salah satu variabel dalam penelitian,
karena peneliti beranggapan bahwa panjang tungkai memiliki hubungan
yang mempengaruhi dalam melakukan dribble bolabasket. kemampuan
dribble bolabasket pada Mahasiswa Penjaskesrek Angkatan 2014 Universitas
Syiah Kuala tahun 2016.
12
7.3 Pengertian Kecepatan
-----------------------------------------------------------
7.4 Pengertian Bolabasket
Olahraga bolabasket merupakan salah satu olahraga prestasi yang
digemari masyarakat saat ini terutama kalangan pelajar dan mahasiswa,
sehingga banyak kejuaraan bolabasket yang di selenggarakan dan diikuti oleh
masyarakat luas. Bolabasket adalah olahraga beregu yang mengendalikan
kecepatan dan ketahanan tubuh yang kuat, karena dalam permainan
bolabasket persinggungan badan pasti akan terjadi. Menurut PB PERBASI,
(2004:11). “Bolabasket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu
berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawan dan berusaha
mencegah lawan untuk memasukkan bola atau mencetak angka dengan cara
bola dioper, digelinding, dipantulkan atau di dribble ke segala arah, sesuai
dengan peraturan yang telah ditentukan”.
Olahraga bolabasket merupakan suatu permainan beregu yang menuntut
kerjasama dari tiap anggota dalam satu tim. Kerjasama tersebut dilakukan
melalui penggunaan teknik-teknik dasar bolabasket. Olahraga bolabasket
sebagai permainan ditunjukkan dengan penggunaan alat berupa bola basket
yang dimainkan dengan cara dipantul-pantulkan dan dilempar. Menurut
Muhajir, (2006: 11) “Permainan bolabasket merupakan permainan beregu
yang terdiri dari lima pemain, permainan menggunakan bola besar dan
dimainkan dengan dua tangan. Prinsip permainan bolabasket adalah bola
13
tidak boleh dibawa lari dan harus dipantulkan dengan berlari atau berjalan
dan dioperkan dengan teman seregunya”.
7.4.1 Sejarah Bolabasket
Permainan bolabasket diciptakan pada bulan Desember 1891 oleh Dr.
James Naismith, seseorang anggota Sekolah Pelatihan YMCA di Springfield
Massachusetts yang dikenal dengan Sringfield College. Permainan bolabasket
di Indonesia berasal dari pedagang dari Cina dan mulai berkembang atau
mendapat tempat di masyarakat, Mulai dari Jogja, Solo, dan sekitarnya. Pada
PON 1 tahun 1948 di Solo permainan bolabasket dipertandingkan, Untuk
mengkoordinir perkembangan bolabasket di Indonesia, dibentuklah
organisasi yang disebut PERBASI (Persatuan Basketball Seluruh Indonesia)
pada tanggal 23 Oktober 1951 dengan Tonny Wen sebagai ketua dan Win
Latumeten sebagai sekretarisnya, Pada tahun 1955 kepanjangan PERBASI
diubah menjadi Persatuan Bolabasket Seluruh Indonesia dengan singkatan
tetap PERBASI. Sampai sekarang PERBASI yang bertanggung jawab atas
perkembangan bolabasket di Indonesia.
14
7.4.2 Lapangan Bolabasket
Menurut PB PERBASI dalam peraturan resmi bolabasket (2004:5), “lapangan
permainan harus memiliki permukaan yang rata, keras, dan bebas dari halangan.
Ukurannya adalah panjang 28 meter dan lebar 15 meter yang diukur dari sisi
dalam garis batas (gambar 1). Federasi Nasional menyetujui ukuran lapangan
yang akan dipakai untuk kompetisi dengan ukuran minimum adalah panjang 26
meter dan lebar 14 meter”.
Gambar 1Lapangan Bola Basket
Imam Sodikun, (1992:82)
15
7.4.3 Papan Pantul
Kedua papan pantul terbuat dari kayu keras atau bahan tembus pandang
(transparan) dengan tebal 3 cm sesuai dengan kekerasan kayu, dengan lebar 1,80
meter dan tinggi 1,05 meter di belakang ring dibuat petak persegi panjang
dengan ukuran 59 cm dan tinggi 45 cm dengan lebar garis tepi 5 cm Imam
Sodikun, (1992:83). Lihat gambar 2
Gambar 2Papan Pantul
Sumber: Imam Sodikun, (1992:83)
7.4.4 Keranjang
“Keranjang terdiri dari keranjang atau simpai dan jala, Simpai terbuat dari
besi yang keras, berdiameter 45 cm dan berwarna jingga, Garis tengah besi 20
mm dengan sedikit tambahan lengkungan besi kecil di bawah simpai tempat
memasang jala, Jarak tepi bawah sampai dengan lantai 3,05 meter, Jarak terdekat
dengan bagian dalam tepi simpai 15 cm dari permukaan papan pantul”. (Imam
Sodikun, 1992:83).
16
Jala terbuat dari tambang putih teranyam dan tergantung sedemikian rupa
sehingga menahan bola masuk ke keranjang, kemudian terus masuk ke bawah.
Panjang jala 40 cm (lihat gambar 3).
Gambar 3Keranjang
Sumber: Imam Sodikun, (1992:84)
7.4.5 Bola
“Bola yang digunakan adalah bola yang betul-betul bundar terbuat dari kulit,
karet atau sintesis. Kelilingnya antara 75-78 cm dengan berat antara 600- 650
gram. Bola dipompa secukupnya sehingga kalau dijatuhkan dari ketinggian 1,80
meter, pantulannya antara 1,20-1,40 meter”. (Imam Sodikun, 1992:84).
17
7.5 Teknik Dasar Bolabasket
Teknik-teknik dasar dalam permainan bolabasket menurut Imam Sodikun
(1992:48) adalah sebagai berikut: 1) teknik passing (melempar dan
menangkap), 2) teknik dribble (menggiring bola), 3) teknik shooting
(menembak), 4) teknik pivot (gerakan berporos), 5) teknik lay up shoot, 6)
teknik rebound (merayah). Dari kelima teknik dasar tersebut jika telah dimiliki
dengan baik oleh seorang pemain, maka ia dapat bermain dengan baik pula.
7.5.1 Pengertian Teknik Passing
-------------------
7.5.2 Pengertian Teknik Dribble
-------------------
7.5.3 Pengertian Teknik Shooting
----------------------
7.5.4 Pengertian Teknik Pivot
---------------------
7.5.5 Pengertian Teknik Lay up
----------------------
7.5.6 Pengertian Teknik Rebound
7.6 Hakikat Dribble
Dribble merupakan bagian yang tak terpisahkan dari bolabasket dan
penting bagi permainan individual dan tim. Seperti operan, dribble adalah
suatu cara membawa bola, Agar tetap menguasai bola sambil bergerak, anda
18
harus memantulkannya pada lantai, Pada awalnya, bola harus lepas dari tangan
sebelum kaki anda diangkat dari lantai. Sementara dribble anda tidak boleh
menyentuh bola secara bersamaan dengan dua tangan atau bola diam dalam
genggaman tangan anda. Kemampuan men dribble dengan tangan lemah dan
tangan kuat adalah kunci untuk meningkatkan permainan anda. Untuk
melindungi bola, jagalah agar tubuh anda agar berada di antara bola dan lawan.
Dengan kata lain, jika anda men dribble dengan sisi tangan yang lemah, maka
lindungi dengan tubuh anda (Hal Wissel 2000:95).
Menurut Imam Sodikun (1992:58), cara melakukan dribble adalah
sebagai berikut:
a. Peganglah dengan kedua tangan secara relax, tangan kanan secara
relax, tangan kanan di atas bola, kiri di bawah menjadi tempat
terletaknya bola.
b. Berdiri seenaknya dengan kaki kiri agak sedikit ke depan dan kaki
kanan.
c. Condongkan badan ke depan mulai dari pinggang.
d. Pantulkan bola dengan tangan kanan (pada permulaaan bola dilihat).
e. Gerakan lengan hampir seluruhnya.
f. Pantulkan bola dilakukan dengan jari-jari tangan dibantu dengan
pergelangan tangan (bukan memukul dengan telapak tangan).
g. Menjinakkan bola dengan sedikit mengikuti bergeraknya bola ke
atas sebentar dengan jari-jari dan pergelangan tangan, kemudian baru
dipantulkan kembali. Setelah diratakan, watak, rahasia dan irama
19
pantulan (get the feeling).
h. dengan sikap bediri di tempat maka mulailah sambil bergerak maju
atau mundur.
i. Mulailah dengan tidak melihat bola, dan percepatkanlah
gerakannya.
j. Menggiring bola dilakukan dengan agak rendah, maju mundur, kiri
kanan, berkelok-kelok dengan rintangan dan dengan lawan.
k. Kombinasikan antara mengoper, menggiring, dan menembak
sehingga dapat dilakukan dengan cepat.
Ada beberapa manfaat khusus dribble menurut Hal Wissel (2000:95)
antara lain :
a. Memindahkan bola keluar dari daerah padat penjagaan ketika operan
tidak memungkinkan (contoh ketika setelah rebound atau dijaga dua
orang).
b. Memindahkan bola ketika penerima tidak bebas penjagaan.
c. Memindahkan bola pada saat fast break karena rekan tim tidak bebas
penjagaan untuk mencetak angka.
d. Menembus penjagaan ke arah ring.
e. Menarik perhatian penjaga untuk membebaskan rekan tim.
f. Menyiapkan permainan menyerang.
g. Memperbaiki posisi atau sudut (angle) sebelum mengoper ke rekan,
dan.
h. Membuat peluang untuk menembak dan melakukan lay up.
20
7.7 Analisis Kekuatan Otot Tungkai, Panjang Tungkai, Dan Kecepatan
Dribble
Telah dikemukakan di atas, bahwa banyak faktor yang dapat memberikan
pengaruh untuk kecepatan dribble. Dalam teknik bolabasket, salah satu faktor
yang sangat mendukung dalam melakukan kecepatan dribble salah satunya
adalah kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai, Selain itu juga didukung oleh
teknik-teknik yang lain terutama dari segi anatomi tubuh. Menurut para pelatih
dan pakar bolabasket jika ingin mengajarkan teknik kecepatan dribble, maka
harus ditinjau kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai. Karena kekuatan otot
tungkai dan panjang tungkai berpengaruh pada prestasi terutama dalam kecepatan
dribble. Selain itu juga perlu diajarkan teknik-teknik yang lain.
7.7.1 Hubungan Kekuatan Otot Tungkai dan Hasil Melakukan Kecepatan Dribble
Kecepatan dribble dalam penelitian ini adalah menghitung kecepatan
dribble, testee melakukan dribble zig zag melewati kursi/kerucut dengan jarak
yang telah ditentukan. Dari keterangan di atas dapat suatu pengertian bahwa
melakukan kecepatan dribble yaitu dengan dribble bola melewati lawan yang
berusaha menghadang, sehingga dibutuhkan kecepatan dribble karena dalam
bolabasket gerakannya dinamis sehingga banyak sekali dribbling bolabasket
dengan melewati lawan dengan cepat.
Kekuatan otot tungkai, membantu dalam memperkuat daya tolak pada saat
melakukan dribble sehingga makin mudah dan cepat melakukan dribble zig zag
melewati kursi/kerucut dengan jarak yang telah ditentukan. Semakin terampil
21
pemain melakukan kecepatan dribble bolabasket maka semakin sulit lawan
untuk menghalangi seorang pemain dalam melakukan dribble.
7.7.2 Hubungan Panjang Tungkai dan Hasil Melakukan Kecepatan Dribble
Panjang tungkai merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam dribble
bolabasket. Karena panjang tungkai sangat mendukung terhadap teknik seperti
Lay up, Slamdunk, Shooting, dan khususnya Dribble. Agar pemain dapat
melakukan gerakan dribble dengan terampil dan cepat maka harus ditinjau dari
panjang tungkai pula. Panjang tungkai merupakan salah satu modal utama
untuk bisa melakukan dribble dengan cepat dan terampil, karena panjang
tungkai menentukan jangkauan jarak pantul dribble dengan posisi tangan Jika
seseorang tidak memiliki panjang tungkai yang memumpuni atau memiliki
panjang tungkai yang berlebihan maka secara otomatis akan berpengaruh pada
kecepatan dribble.
7.5.3 Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai, Panjang Tungkai dan Hasil
Melakukan Kecepatan Dribble
Harsono (1988:204) menjelaskan, “komponen fisik beberapa anggota tubuh
yang diperlukan oleh cabang olahraga basket adalah: kekuatan otot bahu,
kekuatan dan daya tahan otot lengan, kelentukan, daya tahan, kelincahan dan
kekuatan otot tungkai”. Telah dikemukakan bahwa banyak faktor yang dapat
memberikan pengaruh untuk hasil kecepatan dribble, Kekuatan otot tungkai
dan hasil Panjang tungkai merupakan faktor yang memberikan pengaruh
terhadap hasil kecepatan dribble dalam permainan bolabasket.
22
1. Metode penelitian
1.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan korelasi dengan dua variable
bebas yaitu kekuatan otot tungkai, dan panjang tungkai dan satu variabel
terikat yaitu kecepatan dribble. Metode yang digunakan adalah survey
dengan teknik pengumpulan data menggunakan tes dan pengukuran.
Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian korelasi. Menurut
Suharsimi Arikunto (1993: 215) penelitian korelasi bertujuan untuk
menemukan ada tidaknya hubungan itu. Adapun desain dalam penelitan ini
sebagai berikut:
Keterangan:
X1= Kekuatan otot tungkai
X2= Panjang tungkai
Y = Kecepatan dribble bolabasket
1.2 Variabel Penelitian
“Variabel penelitian merupakan sesuatu yang menjadi objek sasaran
atau titik pandang dari kegiatan penelitian” (Suharsimi Arikunto, 2005 : 17).
Dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel bebas dan satu variabel
X1
X2
Y
23
terikat. Setyo Nugroho (1997: 94) menyatakan “variabel bebas merupakan
variabel eksperimental atau variabel perlakuan yang menjadi sebab terjadinya
perubahan pada variabel terikat. Sedangkan variabel terikat adalah apa yang
diukur dan dipergunakan untuk menilai seberapa besar pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat, dan ini disebut akibat”.
1. Variabel BebasVariabel bebas dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel bebas 1 atau X1 adalah panjang tungkai, yaitu anggota
gerak bagian bawah yang diukur mulai dari tulang Spina Illiata
Anterior Superior (SIAS) sampai dasar kaki atau permukaan
lantai. Alat ukur berupa pita ukur dengan satuan cm
b. Kekuatan otot tungkai adalah kemampuan sekelompok otot
tungkai dalam melakukan usaha gerak maupun mengatasi
beban. Kekuatan otot tungkai, secara operasional kekuatan otot
tungkai adalah angkatan terbesar yang ditunjukkan jarum pada
leg dynamometer, ketika leg dynamometer ditarik oleh
mahasiswa. “Pengukuran yang dilakukan pada kekuatan otot
tungkai menggunakan leg dynamometer, dengan satuan
kilogram” (Ismaryati, 115).
2. Variabel Terikat
24
Variabel terikat pada penelitian ini adalah “kecepatan dribble
menggunakan tes menggiring cepat (dribble zig-zag), Testee menggiring
bola berkelok-kelok melewati kursi yang telah disediakan. Jarak antara
garis start dengan kursi pertama adalah 2 meter, sedang jarak antar kursi
1,5 meter. (Imam Sodikun, 1992:128)
1.3 Populasi dan Sample penelitian
9.3.1 Populasi
“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk di pelajari kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiyono,
2011:90) Dalam penelitian ini populasi penelitiannya adalah Mahasiswa
Penjaskesrek angkatan 2014 Universitas Syiah Kuala, yang berjumlah kurang
lebih 80 orang.
9.3.2 Sample
“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Suharsimi
Arikunto, 2002:109). Mengenai besar kecilnya sampel dari jumlah populasi
oleh Suharsimi Arikunto (2002:112), bahwa "Apabila subyeknya kurang dari
100, lebih baik diambil semua sehingga penilitiannya merupakan penelitian
populasi. Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-
15 % atau lebih tergantung setidak-tidaknya dari :
a) kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.
b) sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subyek.
25
c) besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Sesuai dengan pendapat tersebut maka dalam penelitian ini sampel
yang digunakan adalah Mahasiswa Penjaskesrek angkatan 2014 Universitas
Syiah Kuala sebanyak 20 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling. Menurut Sugiyono (2011: 96) “purposive sampling
adalah teknik pentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. beberapa
ketentuan yaitu testee berjenis kelamin laki-laki, umur 18-21 tahun.
1.4 Tehnik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan dalam suatu penelitian, Proses
pengumpulan data ini merupakan rangkaian kegiatan penelitian yang
mempunyai peranan yang sangat penting untuk memperoleh data yang
valid. Dalam penelitian ini pengambilan data penelitian menggunakan tes
yaitu :
1.4.1 Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai
Tes Kekuatan Tungkai menurut (Ismaryati, 2008: 115).
a. Bentuk tes : menggunakan alat leg dynamometer
b. Tujuan : untuk mengetahui kekuatan otot tungkai
c. Alat leg dynamometer
d. Alat tulis.
Peralatan :
26
1. Leg dynamometer
2. Formulir tes
3. Alat tulis
Pelaksanaan :
Tes kekuatan tungkai menggunakan alat leg dynamometer, dengan
cara testee menarik hendel kemudian meluruskan lutut sampai berdiri
tegak. Dilakukan sebanyak 3 kali.
1.4.2 Pengukuran Panjang Tungkai
Pengukuran dilakukan terhadap perubahan bebas panjang tungkai
menurut Ismaryati (2006: 100) yaitu dilakukan dengan pita pengukur atau
meteran, satuan pengukuran adalah sentimeter (cm).
Tujuan pengukuran untuk mengukur panjang tungkai mulai dari
pinggang/Spina Illiata Anterior Superior (SIAS) sampai permukaan
lantai. Peralatan:
1. Pita ukur
2. Permukaan lantai lurus datar dan rata
3. Formulir tes
4. Alat tulis
Pelaksanaan:
1. Testi berdiri tegak tanpa alas kaki
2. Kedua tumit sejajar lengan yang menggantung bebas
3. Mengukur dari pinggang sampai permukaan lantai menggunakan pita
ukur.
27
1.4.3 Pengukuran kecepatan dribble
Tes kecepatan dribble yaitu melakukan dribble zig-zag yang diukur
dengan stopwatch. Peralatan:
1. Bolabasket
2. Stopwatch
3. Kursi/Kerucut
4. Formulir tes
Pelaksanaan:
Testee menggiring bola berkelok-kelok melewati kursi atau kerucut
sesuai dengan arah anak panah. Sesudah melewati kursi terakhir (keenam)
untuk memutarinya dan kembali ke garis finish dengan arah yang
berlawanan. Jarak antara garis start dengan kursi pertama adalah 2 meter,
sedang jarak antar kursi 1,5 meter. Lihat gambar 15
Gambar 15Tes kecepatan dribble
(Sumber Imam Sodikun, 1992:128)
1.5 Tehnik Analisis Data
28
Untuk mengetahui besarnya sumbangan dari masing-masing variable
bebas (kekuatan otot tungkai dan panjang tungkai) terhadap variabel
terikat (kecepatan dribble). Maka data yang telah diperoleh melalui
tehnik pengumpulan data harus dianalisis dengan menggunakan
pendekatan statistika, adapun langkah-langkah yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut:
1.5.1 Perhitungan Nilai rata-rata (Mean)
Nilai rata-rata merupakan tiap bilangan yang dapat dipakai sebagai
wakil dari rentetan nilai rata-rata, wujudnya hanya satu bilangan saja,
namun dengan satu bilangan itu akan dapat tercermin gambaran secara
umum mengenai kumpulan atau deretan bahan keterangan yang berupa
angka, jumlah dari keseluruhan angka yang ada, dibagi dengan banyaknya
angka bilangan tersebut. Untuk menentukan nilai mean, penulis
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2005:67) adapun
rumus tersebut sebagai berikut:
X = ∑ Xn
Keterangan:X = Nilai rata-rata yang dihitung∑ X = Jumlah skor Xn = Jumlah sample penelitian
1.5.2 Perhitungan Standar Deviasi (SD)
Standar deviasi merupakan cara untuk mengetahui sebaran data rata-
rata yang telah diteliti, makin kecil ssebarannya berarti nilai data semakin
29
sama. Standar deviasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus yang
dikemukakan oleh Sudjana (2005:94) adalah sebagai berikut:
SD=√ n∑ x2− (∑ X )2n (n−1 )
Keterangan:SD = Standar Deviasi∑ x2 = Jumlah skor X yang dikuadratkan∑ X = Jumlah skor Xn = Jumlah sampel penelitian
1.5.3 Perhitungan Nilai T-Score
Berdasarkan hasil analisis rata-rata dan standar deviasi, selanjutnya
dapat ditentukan nilai T-score untuk masing-masing variabel dengan
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2010:183)
Sebagai berikut:
Tscore = 50 + 10 ( X−XSD )
Keterangan:X = Data mentahX = Nilai rata-rata yang dihitungSD = Standar deviasi
1.5.4 Perhitungan Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi merupakan tehnik yang digunakan untuk mencari
hubungan antara dua variabel. Untuk mencari koefisien korelasi penulis
menggunakan rumus yang dikemukakan Sugiyono (2009:206) adalah
sebagai berikut:
rxy = n (∑ XY )−(∑ X ) (∑Y )
√ {n ∑ X2−(∑ X )2 } {n∑Y 2−(∑Y ) 2}
30
Keterangan:rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y∑XY = Jumlah skor X dan Yn = Jumlah sampel penelitian
1.5.5 Perhitungan Koefisien Korelasi Ganda
Korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya
hubungan antara dua variabel secara bersama-sama dengan variabel yang
lain. Besarnya kontribusi dua variabel X dengan variabel Y, dapat
dihitung dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono
(2002:218) adalah sebagai berikut:
Ry x1 x2 =√ r 2 y x1+r2 y x2−2r (ry x1. ry x2) (r x1 X2)
1−r2 x1 X2
Keterangan: Ry x1 x2 = Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersamaan
dengan variabel Yry x1 = Korelasi product moment antara variabel X1 dengan Yry x2 = Korelasi product moment antara variabel X2 dengan Yr x1 X2 = Korelasi product moment antara variabel X1 dengan X2
1.5.6 Pengujian Secara Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji hipotesis secara parsial guna menunjukkan
pengaruh tiap variabel independen secara individu terhadap variabel
dependen. Uji t adalah pengujian koefisien regresi masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
31
Langkah-langkah pengujian dengan menggunakan Uji t adalah sebagai
berikut:
1) Menentukan tingkat signifikansi sebesar α = 5%
Tingkat signifikansi 0.05% atau 5% artinya kemungkinan besar hasil
penarikan kesimpulan memiliki profitabilitas 95% atau toleransi
kesalahan 5%.
2) Menghitung Uji t
t hitung=r √n−2
1−r2
Keterangan:r = Koefisien korelasi n = Jumlah sampel
3) Kriteria Pengambilan Keputusan
a. H0 ditolak jika t statistik < 0,05 atau t hitung > t tabel
b. H0 diterima jika t statistik > 0,05 atau t hitung < t tabel
nilai t tabel didapat dari : df = n-k-1
keterangan : n : jumlah observasi k : variabel independen
1.6 Waktu Penelitian dan Tempat Penelitian
Waktu merupakan seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan,
atau keadaan berada atau berlangsung dan tempat merupakan lokasi dimana
suatu aktifitas dilakukan, Waktu dan tempat penelitian ini dilaksanakan pada
32
bulan …. tahun 2016, yang bertempat di lapangan basket gelanggang
unsyiah.
2. Daftar Pustaka
Ambler, Vic. 1982. Petunjuk Untuk Para Pemain dan Pelatih Bola basket. Bandung : CV. Pionner.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta : PT Rineka Cipta.
A.Sarumpaet, dkk. 1992. Permainan Besar. Jakarta: Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Collins, D.Ray. 1978. A Comprehensive Guide to Sport Skills Tests and Measurement. U.S.A. Charles C. Thomas Publesher.
Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Hadi, Rubianto. 2006. Belajar Motorik. Semarang: Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset. Irsyada, Machfud. 2000. Bola Basket. Jakarta: Depdikbud Dirjen
Pendidikan Dasar dan Menengah. PB. PERBASI. 2004. Peraturan Resmi Permainan Bolabasket . Jakarta :
PB PERBASI. PB. PERBASI. 2006. Bolabasket Untuk Semua Buku Pegangan Bagi
Pecinta Bolabasket. Jakarta : PB PERBASI. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : TARSITO. Sukintaka. 1979. Permainan dan Metodik. Bandung : TARATE. Sumiyarso, Dedy. 2002. Ketrampilan Bolabasket. Yogyakarta: Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Sodikun, Imam. 1992. Olahraga Pilihan Bola Basket . Jakarta : Depdikbud
Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Wissel, Hal. 2000. Bola Basket Dilengkapi Dengan Program Pemahiran Teknik Dan taktik. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
33