proposal (revisi)

34
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin luasnya daerah lingkup perusahaan di dalam banyak hal dapat mengakibatkan manajemen tidak dapat melakukan pengendalian dan pengawasan secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya kegiatan operasional perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengendalian internal yang efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan. Salah satu inti tujuan dari auditor internal adalah mengatur secara sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Pelaksanaan pengendalian dapat dilakukan secara langsung oleh anggota perusahaan (auditor internal) dan dapat dilakukan melalui suatu sistem yang disebut dengan sistem pengendalian intern. Struktur pengendalian intern perusahaan bertujuan untuk mengamankan harta benda perusahaan dengan cara meniadakan pemborosan, penyelewengan, dan menjamin 1

Upload: dionysiac-symphonies

Post on 29-Jun-2015

361 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal (Revisi)

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Semakin luasnya daerah lingkup perusahaan di dalam banyak hal dapat

mengakibatkan manajemen tidak dapat melakukan pengendalian dan pengawasan

secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya kegiatan operasional

perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengendalian internal yang efektif

dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.

Salah satu inti tujuan dari auditor internal adalah mengatur secara sistematis

serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Pelaksanaan pengendalian

dapat dilakukan secara langsung oleh anggota perusahaan (auditor internal) dan dapat

dilakukan melalui suatu sistem yang disebut dengan sistem pengendalian intern.

Struktur pengendalian intern perusahaan bertujuan untuk mengamankan harta benda

perusahaan dengan cara meniadakan pemborosan, penyelewengan, dan menjamin

ketelitian maupun kebenaran data akuntansi, untuk meningkatkan efisiensi kerja dan

mendorong kepatuhan terhadap pelaksanaan kebijakan pimpinan perusahaan melalui

rencana organisasi dan metode yang tepat.

Namun pada kenyataanya, pengendalian intern tidak berjalan sesuai dengan

konsepnya, dikarenakan kurangnya tanggung jawab dalam perusahaan dan banyaknya

penyimpangan-penyimpangan maupun kecurangan-kecurangan dalam perusahaan.

Penyimpangan-penyimpangan tersebut biasanya dalam bentuk kinerja manajemen,

karena kinerja manajemen tidak sesuai dengan adanya prosedur-prosedur perusahaan

1

Page 2: Proposal (Revisi)

yang berlaku di perusahaan atau adanya penugasan-penugasan yang dirangkap.

Sehingga menyebabkan pengendalian intern perusahaan tidak efisien.

Di dalam pengendalian, kinerja manajemen sangatlah penting, karena

merupakan inti dalam perusahaan untuk mencapai tujuannya. Kinerja manajemen

yang baik dapat meningkatkan pengendalian dalam perusahaan. Tetapi pada

pelaksanaannya, prosedur yang diterapkan sering kali tidak sesuai dengan prosedur-

prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan, serta pembagian/pendelegasian

tanggung jawab yang tidak efektif dan sering kali tidak sesuai dengan tugas dan

wewenangnya.

Kegiatan audit internal adalah menguji dan menilai efektifitas serta

kecukupan sistem pengendalian intern yang ada dalam perusahaan. Tanpa fungsi

audit internal, dewan direksi dan atau pimpinan unit tidak memiliki sumber informasi

intern yang bebas mengenai kinerja perusahaan.

Fungsi audit internal harus membantu perusahaan dalam memelihara

pengendalian internal yang efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisiensi,

dan efektifitas pengendalian tersebut. Berdasarkan hasil penilaian resiko, fungsi audit

internal harus mengevaluasi kecukupan dan efektifitas sistem pengendalian intern

yang mencakup good corporate governace, efektifitas dan efisiensi kegiatan

operasional, keandalan dan integritas informasi, serta kepatuhan terhadap peraturan

perundang-undangan yang berlaku, dan pengamanan harta/asset perusahaan.

Auditor internal yang dapat melaksanakan fungsinya dengan baik dan dapat

memberikan hasil kerja yang optimal adalah auditor menggunakan sistem audit yang

2

Page 3: Proposal (Revisi)

berkualitas serta mempunyai kebebasan atau independensi yang memadai terhadap

bagian yang diaudit, namun syarat yang pertama dan utama adalah kualitas auditor

internal itu sendiri dalam pengevaluasian sistem pengendalian intern perusahaan.

Bank merupakan suatu lembaga yang menjalankan kegiatan usaha yang

memiliki karakter yang unik dibanding usaha lainnnya. Bank adalah lembaga

intermediasi yang mempertemukan pemilik dana dan pengusaha dana, bergantung

kepada kepercayaan dan dana masyarakat, baik dari dalam maupun luar negeri

sehingga bank harus memberi prioritas utama dalam pengamanan dana masyarakat

karena dana yang dititipkan masyarakat lebih besar dari modal yang disetor oleh

pemilik bank (Tjukria, 2007). Menurut Bank Indonesia (1999), peran audit intern

dalam industri perbankan dan perusahaan terbuka, yang keduanya berkaitan dengan

dana masyarakat sangat diandalkan oleh para stakeholder yaitu pemegang saham,

komisaris, nasabah, manajemen, dan pemerintah. Audit intern oleh stakeholder

dituntut membantu mereka antara lain menjaga keamanan dana para investor,

memastikan keandalan laporan keuangan, meningkatkan efektivitas pengendalian

internal, dan membantu komisaris (komite audit) dalam melakukan pengawasan

(oversight) serta mendorong organisasi mematuhi peraturan dan perundang-undangan

yang berlaku. Hal ini sejalan dengan Basel Committee (2001) yang menyatakan

bahwa bank harus mempunyai fungsi internal audit yang permanen disesuaikan

dengan volume dan sifat dari aktivitas bisnisnya. Oleh karena itu, penting bagi bank

untuk memiliki auditor internal.

3

Page 4: Proposal (Revisi)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apa manfaat audit internal pada badan usaha berbentuk bank.

2. Bagaimana penerapan kepatuhan pada badan usaha berbentuk bank.

3. Seberapa besar peranan audit internal terhadap kepatuhan badan usaha berbentuk

bank.

1.3 Tujuan Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan yang

lebih luas dalam bidang audit internal khususnya kepatuhan dalam suatu perusahaan.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui manfaat audit internal pada badan usaha berbentuk bank.

2. Untuk mengetahui penerapan kepatuhan pada badan usaha berbentuk bank.

3. Untuk mengetahui peranan audit internal terhadap kepatuhan badan usaha

berbentuk bank.

1.4 Manfaat Penelitian

Data dan informasi sebagai hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Kontribusi Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menetapkan kebijakan

dalam mengelola kepatuhan manajemen bank di masa yang akan datang.

4

Page 5: Proposal (Revisi)

b. Kontribusi Teoretis

Hasil penelitian ini berguna bagi penulis dan masyarakat untuk menambah

wawasan dan pengetahuan mengenai audit internal, khususnya mengenai

kepatuhan manajemen perusahaan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Dengan melihat pokok masalah yang dihadapi dan untuk mempermudah

pembahasan selanjutnya, maka penulis membatasi masalah pada peranan audit

internal terhadap kepatuhan manajemen dalam badan usaha berbentuk bank, dan

peranan auditor manajemen yang dinilai sesuai dengan standar yang berlaku, dan

apakah manajemen sudah melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan

peraturan-peraturan yang berlaku pada bank.

5

Page 6: Proposal (Revisi)

2. TINJAUAN TEORETIS

2.1 Tinjauan Teoretis

2.1.1 Pengertian Audit

Arens, Elder, dan Beasley (2006:4) mengemukakan pengertian audit adalah:

“Auditing is accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of corresspondence between the information and established criteria. Auditing should be don eby a competent, independent person.”

“Artinya bahwa auditing merupakan suatu proses penghimpuan dan pengevaluasian bukti-bukti mengenai informasi untuk meneliti dan melaporkan tingkat hubungan antara informasi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing ini harus dilakukan oleh orang yang berkompeten dan independen.”

2.1.2 Pengertian Audit Internal

Menurut The Institude of Internal Auditor (IIA) (1993:3) memberikan

definisi audit sebagai berikut:

“Internal auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate it’s activities as a service to the organization”.

Pada bulan Juli tahun 1999 The Institude of Internal Auditor (IIA) telah

memberikan definisi baru tentang audit internal, sebagai berikut:

“Internal auditing is an independent, objective assurance and consulting activity design to add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish it’s objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control and governance proceces.”

“Artinya bahwa audit internal adalah aktivitas independen, keyakinan objektif dan konsultasi yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi. Audit tersebut membantu organisasi mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan

6

Page 7: Proposal (Revisi)

berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses pengelolaan resiko, kecukupamn kontrol, dan pengelolaan organisasi.”

2.1.3 Kedudukan Audit Internal dalam Suatu Organisasi

Terdapat tiga alternatif dalam penempatan auditor internal pada suatu

organisasi.Bagan tentang penggambaran singkat letak kedudukan audit internal pada

suatu organisasi disajikan pada gambar 1.

Gambar 1

Kedudukan Audit Internal

7

RUPS

Dewan Komisaris

Direktur Utama

(2) Internal Audit

(1) Internal Audit

Personalia Keuangan Produksi lain-lain

(3) Internal Audit Pembukuan Akuntansi Pengangaran

Page 8: Proposal (Revisi)

Keterangan:

Dalam gambar di atas dapat dilihat mengenai posisi atau kedudukan intern

auditing.

(1) Internal Audit, berada di bawah Dewan Komisaris

(2) Internal Audit, berada di bawah Direktur Utama

(3) Internal Audit, berada di bawah Kepala Bagian Keuangan

Apabila salah satu sistem tersebut dipakai maka bentuk yang lain tidak

dipakai. Mana yang terbaik dari ketiga alternatif tersebut. Hal ini tergantung pada

tujuan yang hendak dicapai. Bila perusahaan sangat menekankan pada pengendalian

keuangan saja, maka pola penempatan pemeriksaan intern seperti pada alternatif

ketiga yang paling cocok. Namun kalau diingat betapa pentingnya peranan bagian

pemeriksa intern sebagai alat untuk memonitor performance manajemen dalam

mengelola kegiatan serta sumbernya secara efektif dan efisien, maka pola

penempatan bagian pemeriksa intern sebagai star komisaris paling tepat.

Jadi yang paling indeal bagian pemeriksa intern menerima perintah

penugasan dari pimpinan tertinggi yaitu Direktur Utama dan hasil laporan

pemeriksaan diserahkan untuk dianalisa direktur keuangan, dan hasil pengamatannya.

2.1.4 Fungsi Audit Internal

Fungsi audit internal menurut Mulyadi dan Kanaka (1998:202), yaitu:

“Fungsi audit internal adalah menyediakan jasa analisis dan evaluasi, serta memberikan keyakinan dan rekomendasi, serta informasi lain kepada manajemen dan dewan komisaris serta pihak lain yang memiliki wewenang dan tanggung jawab yang setara”.

8

Page 9: Proposal (Revisi)

Secara umum fungsi bagian audit internal di dalam perusahaan adalah untuk

mengawasi dan menjamin pelaksanaan kegiatan usaha agar sesuai dengan ketentuan-

ketentuan yang ditetapkan dalam perusahaan. Penerapan fungsi bagian audit internal

di berbagai perusahaan adalah tidak sama, perbedaan ini dapat dilihat dari posisi yang

diberikan untuk bagian audit internal, sehingga terdapat perbedaan wewenang dan

tanggung jawab dai bagian audit internal.

Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:11), yang menyatakan

bahwa:

“Penanggungjawab fungsi audit internal harus mengelola fungsi audit internal secara efektif dan efisien untuk memastikan bahwa kegiatan fungsi tersebut memberikan nilai tambah bagi organisasi”.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi audit internal adalah

sebagai alat bantu bagi manajemen untu menilai efiusiensi dan keefektifan

pelaksanaan sturktur pengendalian intern perusahaan, kemudian memberikan hasil

yang berupa saran atau rekomendasi dan memberi nilai tambah bagi manajemen yang

akan dijadikan landasan untuk mengambil keputusan atau tindakan selanjutnya.

2.1.5 Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal

Audit internal bertujuan untuk membantu anggota organisasi dan

membentuk pertanggungjawaban yang efektif, dalam hal ini audit internal memberi

bantuan berupa aktivitas perencanaan audit dan mengevaluasi informasi, serta

mengkomunikasikan hasil aktivitas yang telah disertai tindak lanjut.

Menurut Hiro Tugiman (1997:11) tujuan dari audit internal adalah sebagai

berikut:

9

Page 10: Proposal (Revisi)

“Tujuan pemeriksaan internal adalah membantu para anggota agar dapat melaksanakan tanggung-jawabnya secara efektif. Untuk hal tersebut, audit internal akan memberikan berbagai analisis, penilaian rekomendasi petunjuk dan informasi sehubungan dengan kegiatan yang sedang diperiksa”.

Ruang lingkup atau cakupan (scope) pekerjaan internal audit adalah

seluas fungsi manajemen, sehingga cakupannya meliputi bidang finansial dan

non finansial sebagai berikut:

1. Audit Finansial

Audit finansial merupakan jenis audit yang lebih berorientasi (focus) pada

masalah keuangan. Sasaran audit keuangan adalah kewajaran atas laporan

keuangan yang telah disajikan manajemen.

2. Audit Operasional

Istilah lain dari Audit Operasional adalah audit manajemen (management audit)

atau audit kinerja (performance auditing). Sasaran dari audit operasional adalah

penilaian masalah efisiensi, efektivitas dan ekonomis (3E).

3. Audit Kepatuhan

Audit ketaatan/kepatuhan (compliance audit) adalah suatu audit yang bertujuan

untuk menguji apakah pelaksanaan/kegiatan telah sesuai dengan

ketentuan/peraturan yang berlaku di perusahaan.

2.1.6 Wewenang dan Tanggung Jawab Audit Internal

Mengenai wewenang dan tanggung jawab audit internal, Konsorsium

Organisasi Profesi Audit Internal (2004:8) menyebutkan bahwa:

“Tujuan, kewenangan, dan tanggungjawab fungsi audit internal harus dinyatakan secara formal dalam Charter Audit Internal, konsisten dengan

10

Page 11: Proposal (Revisi)

Standar Profesi Audit Internal (SPAI), dan mendapat persetujuan dari Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi”.

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2001:322.1) menyatakan secara terperinci

mengenai tanggung jawab audit internal sebagai berikut:

“Audit internal bertanggung-jawab untuk menyediakan data analisis dan evaluasi, memberi keyakinan dan rekomendasi, menginformasikan kepada manajemen satuan usaha dan dewan komisaris atau pihak lain yang setara dengan wewenang dan tanggung-jawab tersebut. Audit internal mempertahankan objetivitasnya yang berkaitan dengan kegiatan yang diauditnya”.

2.1.7 Kode Etik Auditor Internal

Kode Etik ini memuat standar perilaku sebagai pedoman bagi seluruh

auditor internal. Standar perilaku tersebut membentuk prinsip-prinsip dasar dalam

menjalankan praktik audit internal. Para auditor internal wajib menjalankan

tanggungjawab profesinya dengan bijaksana, penuh martabat, dan kehormatan.

Dalam menerapkan Kode Etik ini auditor internal harus memperhatikan

peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelanggaran terhadap standar perilaku

yang ditetapkan dalam kode etik ini dapat mengakibatkan dicabutnya keanggotaan

auditor internal dari organisasi profesinya.

2.1.8 Program Audit Internal

Untuk dapat melakukan audit yang sistematis dan terarah maka pada saat

audit dimulai, audit internal terlebih dahulu menyusun suatu perencanaan atau

program audit yang akan dilakukan. Program audit ini dapa digunkan sebagai alat

perencanaan dan perencanaan yang efektif ats pekerjaan audit secara keseluruhan.

11

Page 12: Proposal (Revisi)

Progam audit internal merupakan pedoman bagi auditor dan merupakan

suatu kesatuan dengan supervisi audit dalam pengambilabn langkah-langkah audit

tertentu. Langkah-langkah audit dirancang untuk mengumpulkan bahan bukti audit

dan memungkinkan auditor internal mengemukakan pendapat mengenai efisiensi,

keekonomisan, dan efektivitas aktivitas yang akan diperiksa. Progarm tersebut berisi

arahan-arahan pemeriksaan dn evaluasi informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi

tujuan-tujuan audit dalam ruang lingkup penugasan audit.

2.1.9 Pengertian Pengendalian Intern

Committee of Sponsoring Organiztion of the Treadway Commission

(COSO) mengeluarkan definisi tentang pengendalian intern, definisi tersebut adalah

sebagai berikut:

“Internal control is a process, affected by entity’s board of directors, management and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories:1. Effectiveness and efficieny of operations.2. Reliability of financial reporting.3. Compliance with applicable laws and regulaitions”.

“Suatu proses yang dijalankan oeh dewan komisaris, manajemen, dan personil lain, yang di desain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:1. Efektivitas dan efisiensi operasi.2. Keandalan pelaporan keuangan.3. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”.

2.1.10 Unsur Pengendalian Intern

12

Page 13: Proposal (Revisi)

Pada SA Seksi 319, Pertimbangan atas Pengendalian Intern dlam Audit

Lapotab Keuangan, peragraf 7 menyebutkan 5 unsur pokok pengendalian intern,

yaitu:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

2. Penaksiran Resiko

3. Informasi dan Komunikasi

4. Aktivitas Pengendalian

5. Pemantauan

2.11 Kepatuhan Manajemen

Menurut Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke (2003:5) yang diadaptasi

oleh Amif Abadi Yusuf yang mengemukakan kepatuhan manajemen sebagai berikut:

“Kepatuhan manajemen merupakan suatu prosedur yang dijalankan

manajemen untuk mengikuti prosedur atau peraturan yang telah ditetapkabn

oleh yang berwenang”.

Adapun tujuan kepatuhan yang dikemukakan oleh Alvin A. Arens dan

James K. Loebbecke (2003:1) yang diadaptasi oleh Amir Abadi Yusuf

adalah sebagai berikut:

“Tujuan kepatuhan adalah untuk mempertimbangkan apakah klien telah

mengikuti prosedur dan peraturan tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak

yang memiliki otoritas yang lebih tinggi

2.1.12 Pengujian Tingkat kepatuhan

13

Page 14: Proposal (Revisi)

Dihampir semua perusahaan swasta termasuk bank, selalu terdapat

kebijakan khusus, perjanjian, dan kewajiban hukum yang membutuhkan audit

kepatuhan. Terdapat dua macam pengujian kepatuhan, antara lain:

1. Pengujian adanya kepatuhan terhadap pengendalian intern.

a. Pengujian transaksi dengan cara mengikuti pelaksanaan transaksi

tertentu.

b. Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat.

2. Pengujian tingkat keptuhan manajemen terhadap pengendalian intern.

Hasil audit kepatuhan biasanya tidak dilaporkan kepada pihak luar,

tetapi kepada pihak tertentu dalam organisasi. Pimpinan organisasi

adalah pihak yang paling berkepentingan atas dipatuhinya prosedur dan

aturan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, mereka sering

mempekerjakan auditor untuk melakukan tugas itu. Terdapat perbedaan

penting antara persyaratan-persyaratan dari praktisi untuk menilai

kepatuhan terhadap hukum dan peraturan-peraturan dalam standar

auditing.

14

Page 15: Proposal (Revisi)

2.2 Rerangka Pemikiran

Jika dilihat dari rerangka pemikiran diatas dapat dijelaskan beberapa hal

sebagai berikut:

a. Auditor internal merupakan auditor yang dibentuk dari dalam perusahaan itu

sendiri untuk memeriksa dan mengevaluasi aktivitas-aktivitas dalam perusahaan

sebagai jasa yang diberikan untuk perusahaan.

b. Standar audit internal adalah standar yang dibuat untuk memberikan kerangkan

dasar yang konsisten untuk mengevaluasi kegiatan dan kinerja satuan auditor

internal.

15

Kriteria Kepatuhan

Kebijakan PerusahaanPerundang-UndanganPeraturan-peraturan yang berlaku

Evaluasi Tingkat Kepatuhanatau

Audit Kepatuhan

Memeriksa Tindakan Manajemen(Perorangan atau Organisasi)

Tidak Lanjut

Auditor Internal

Standar Audit Internal

Page 16: Proposal (Revisi)

c. Kriteria dari tingkat kepatuhan menajemen perusahaan dilihat dari seberapa taat

atau patuhnya mereka terhadap perundang-undangan, peraturan-peraturan atau

kebijakan-kebijakan yang berlaku di perusahaan.

d. Memeriksa tindakan manajemen adalah tidakan pemeriksaan yang dilakukan oleh

auditor internal terhadap kegiatan dan kinerja yang dilakukan oleh manajemen

perusahaan.

e. Evaluasi tingkat kepatuhan merupakan perbadingan antara kriteria kepatuhan

yang telah ditetapkan perusahaan terhadap kegiatan yang telah dilakukan oleh

manajemen perusahaan, apakah sudah memenuhi kriteria kepatuhan tersebut atau

melanggarnya.

f. Tindak lanjut adalah tindakan yang bertujuan untuk mendorong pihak-pihak yang

berwenang untuk melaksanakan perbaikan sesuai dengan laporan audit yang

berisi pendapat dari auditor internal. Pekerjaan auditor internal belum berakhir

sampai dikeluarkannya laporan audit, tetapi terus berlanjut dengan menentukan

apakah tindakan yang harus diambil dan dilaksanakan sebagaimana diungkapkan

dalam temuan dan saran audit di dalam laporan akhir audit.

2.3 Perumusan Proposisi

Perumusan proposisi adalah pernyataan yang diterima secara sementara

sebagai suatau kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan

merupakan dasar serta kerja panduan dalam verifikasi. Perumusan proposisi

merupakan jawaban sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks.

16

Page 17: Proposal (Revisi)

Pada prinsipnya audit internal merupakan alat bantu teknis bagi perusahaan

dalam meningkatkan efektivitas dari proses kegiatan yang dilakukan. Dalam

penulisan skripsi ini, penulis memilih menilai peranan audit internal terhadap

kepatuhan manajemen dengan alasan bahwa kepatuhan manajemen merupakan

sumber utama untuk menilai taat atau tidaknya manajemen terhadap peraturan

ataupun kebijakan yang telah dtetapkan oleh perusahaan maupun oleh pemerintah.

Audit kepatuhan dilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah yang

diaudit sesuai dengan peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku di

dalam perusahaan. Tindakan ini dilakukan untuk menilai apakah manajemen

perusahaan tersebut telah melaksanakan kegiatan dengan mematuhi peraturan

sehingga meminimalkan adanya tindak-tindak kecurangan yang mungkin dilakukan

oleh pihak-pihak tertentu.

17

Page 18: Proposal (Revisi)

3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (objek) Penelitian

Obyek penelitian ini adalah beberapa kegiatan manajemen pada PT Bank

Yudha Bakti dengan menitik beratkan pada peranan audit internal terhadap kepatuhan

manajemen perusahaan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif secara deskriptif dengan mencoba menggambarkan beberapa

fenomena yang ada dalam struktur organisasi. Penelitian ini diharapkan dapat

menjawab pertanyaan “Bagaimana peranan auditor internal terhadap fungsi

kepatuhan pada manajemen perusahaan?”.

3.2 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian yang

bersifat kualitatif (metode studi kasus) sehingga dalam hal ini penyelesaian atas

masalah yang diamati, yaitu berupa pengamatan atas peranan auditor internal

terhadap tingkat kepatuhan manajemen perusahaan terhadap peraturan atau kebijakan

yang diberlakukan oleh perusahaan.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

a.Data Primer

Merupakan data yang diperoleh langsung oleh pihak peneliti dari pihak yang

bersangkutan. Data primer dari penelitian ini adalah data gambaran umum

tentang perusahaan yang diteliti, antara lain data tentang audit internal sebagai

alat bantu manajemen dan data tentang unsur-unsur pengendalian intern dalam

18

Page 19: Proposal (Revisi)

menilai kepatuhan manajemen perusahaan yang dapat diperoleh dengan metode

pendekatan langsung ke bagian auditor internal dan bagian personalia

perusahaan. Data tersebut bisa berupa fenomena, perilaku, peristiwa-peristiwa,

atau objek studi dari perusahaan yang bersangkutan.

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data untuk melaksanakan studi ini penulis menggunakan

cara-cara sebagai berikut:

1) Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan pengamatan

langsung terhadap aktivitas dalam perusahaan yang berkaitan dengan

prosedur yang diterapkan pada PT Bank Yudha Bakti serta melakukan

pemeriksaan terhadap rencana tersebut dengan cara melakukan wawancara

dengan kepala bagian audit internal dan bagian personalia, dan menggali

informasi tentang kebijakan dan peraturan yang diberlakukan di perusahaan

serta pengendalian intern melalui dokumen dan arsip yang dimiliki.

2)Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data dengan bertanya secara logis dengan pihak-

pihak dalam perusahaan yang berhubungan dengan masalah yang diteilti,

dengan melakukan wawancara dengan kepala bagian audit internal dan

bagian personalia, dan menggali informasi tentang kebijakan dan peraturan

yang diberlakukan di perusahaan serta pengendalian intern melalui dokumen

19

Page 20: Proposal (Revisi)

dan arsip yang dimiliki, sehingga didapatkan informasi tentang masalah

yang diteliti.

3) Kuisioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengajuan pertanyaan tertulis

yang berhubungan dengan masalah yang diteliti pada pihak terkait.

3.4 Satuan Kajian

Adapun definisi satuan kajian yang diamati dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

a. Peranan Audit Internal

Adalah menilai peranan audit internal perusahaan apakah sesuai dengan

standar tujuan pelaksanaan, wewenang, dan tanggung-jawab audit internal.

Sedangkan tujuan audit internal itu sendiri adalah membantu para anggota

organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara

efektif. Untuk hal tersebut, auditor internal akan memberikan berbagai

analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk, dan informasi sehubungan

dengan kegiatan yang diperiksa. Tujuan pemeriksaan mencakup pula usaha

mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar.

b. Audit Kepatuhan (Compliance Test)

Dalam melaksanakan kegiatan pemantauannya, Satuan Pengawas Intern

(Internal Control Unit) atau auditor internal perusahaan akan melakukan

kegiatan-kegiatan utama pemeriksaan yang terbagi dalam beberapa

kegiatan, namun dalam penelitian ini hanya mengkhususkan peran audit

20

Page 21: Proposal (Revisi)

internal dalam menguji kepatuhan manajemen. Audit kepatuhan adalah

pemeriksaan tentang sejauh mana kebijakan, rencana, dan prosedur-

prosedur telah dilaksanakan dan ditaati oleh para manajer dan anggota

organisasi yang berkepentingan, meliputi:

1. Ketaatan terhadap prosedur akuntansi.

2. Ketaatan terhadap prosedur operasional.

3. Ketaatan terhadap peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang

telah ditetapkan oleh perusahaan.

4. Ketaatan terhadap perundang-undangan, peraturan-peraturan, dan

kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

3.5 Teknik Analisis Data

Setelah proses pengumpulan data dari laporan selesai dilakukan, maka tahap

berikutnya adalah menganalisis. Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan

memakai metode kualitatif.

Analisis data kualitatif dilakukan dengan menempuh langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Mengumpulkan informasi yang berkenaan dengan standar-standar serta

peraturan-peraturan yang digunakan oleh audit internal perusahaan.

Informasi tersebut dapat diperoleh dari kegiatan observasi.

b. Mengumpulkan informasi mengenai peraturan-peraturan dan kebijakan-

kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan untuk memenuhi standar fungsi

21

Page 22: Proposal (Revisi)

kepatuhan perusahaan. Informasi tersebut dapat diperoleh dari kegiatan

observasi.

c. Mengidentifikasi permasalahan yang potensial timbul dengan cara menelaah

hasil pengamatan langsung pada kegiatan yang telah dilaksanakan auditor

internal terhadap fungsi kepatuhan perusahaan.

d. Menganalisis efektivitas standar pelaksanaan audit kepatuhan, dengan

pertimbangan atas data-data yang terkumpul, melalui wawancara dan

pengamatan langsung.

e. Menyimpulkan kinerja auditor internal, apakah mempunyai peran yang

penting terhadap fungsi kepatuhan perusahaan.

22