proposal seminar
DESCRIPTION
Proposal SkripsiTRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan sebagai mahluk sosial. Dalam realita kehidupan
sosial, manusia selalu membutuhkan orang lain. Sehingga manusia haruslah
menjaga hubungan baik antar umat manusia. Karena sadar atau tidak sadar
mausia akan dihadapkan pada masalah – masalah yang dia sendiripun tidak
dapat menyelesaikannya. Tidak hanya itu, untuk pencapaian eksistensinya
manusia membutuhkan orang lain untuk sejalan dan bekerjasama serta
mengakui tentang keeksistensian seseorang.
Salah satu fungsi PR adalah menjalin komunikasi dan relasi dengan
public-publik organisasi. Dampak dari terwujudnya fungsi ini adalah
pencapaian tujuan organisasi. tujuan organisasi itu dibantu pencapaiannya
melalui kegiatan PR dengan meningkatkan, menjaga atau memperbaiki prestise
organisasi, mendeteksi dan menangani isu-isu yang berkembang dan mengatasi
kesalahpahaman dan prasangka
Begitu juga korelasinya dengan tugas dan fungsi humas. Kerja Humas
akhir – akhir ini menjadi bagian sentral dari sebuah lembaga atau organisasi
dalam upaya menjaga dan menumbuhkan citra dari organisasi/ lembaga
tersebut. Baik hubungan baiknya dengan pihak internal atupun eksternal
perusahaan. Hubungan Internal dapat kita asumsikan adalah hubungan yang
2
baik dan sinergis dengan pihak-pihak internal perusahaan dari mulai
manajemen hingga karyawan biasa di suatu perusahaan. Untuk hubungan
eksternal dapat kita golongkan yaitu pihak pemerintah, klien, komunitas di luar
perusahaan, masyarakat sekitar, dan juga pers (media).
Definisi hubungan pers (press relations) menurut Frank Jepkins, adalah :
“suatu usaha untuk mencapai pemuatan atau penyiaran yang maksimal atas
suatu pesan atau informasi humas (PR) dalam menciptakan pengetahuan dan
pemahaman bagi khalayak dari organisasi atau perusahaan yang bersangkutan.
Hubungan pers tidak hanya terkait dengan kalangan pers saja, melainkan
juga media-media elektronik, seperti radio dan televisi dan sebagainya.
Media relations atau dapat disebut juga dengan Press relations adalah
bagian dari kegiatan Humas. Dalam menjaga hubungan – hubungan tersebut
adalah tanggung jawab Humas dalam sebuah organisasi.
Kegiatan Press relations tersebut dapat dimaknakan sebagai suatu hubungan dengan pres (Press Relations), yaitu komuniasi timbal balik yang dilakukan bagian Humas suatu instansi kepada wartawan dilandasi saling pengertian dan percaya dengan tujuan – tujuan untuk meberi informasi mengenai instansi kepada wartawan agar disebarluaskan kepada masyarakat (F. Rahmadi, 1992:56)
Peranan media massa sangat berpengaruh dalam pembentukan citra yang
baik di mata masyarakat, karena produk dari media yaitu berita yang
dikonsumsi oleh masyarakat secara langsung. Pemberitaan yang kurang baik
akan berdampak kurang baik pula terhadap citra lembaga di mata masyarakat,
3
begitu pula dengan pemberitaan yang baik akan lembaga akan berdampak pada
citra yang baik pula di mata masyarakat.
Pada dasarnya fungsi dan tugas humas adalah menjaga citra positif
perusahaan di mata khlayak, baik public internal atau public eksternal
perusahaan. Begitu juga dengan Biro Humas PT. PLN PERSERO APJ Banten
Utara. Saat ini PT. PLN Persero sedang mengalami krisis energi yang
menyebabkan sering terjadinya pemadaman bergilir di seluruh wilayah di
Indonesia dan salah satunya di Banten. Dalam permasalahan ini, peran media
diperkirakan penting guna membantu PT.PLN PERSERO menjaga citra positif
perusahaan.
Berkenaan dengan menjaga hubungan yang baik dengan pers. Pers
merupakan alat, pendukung atau media kerja sama untuk kepentingan publikasi
dan publisitas berbagai kegiatan program kerja atau kelancaran aktivitas
komunikasi humas dengan public. Karena Humas sangat membutuhkan media
massa sebagai publisitas lembaga atau perusahaan, dan media massa
memerlukan humas sebagai narasumber peliputan dalam pembuatan berita.
Terjadi simbiosis mutualisme atau hubungan yang saling menguntungkan.
Untuk itulah kerjasama Humas dan pers sangatlah penting untuk membentuk
opini dan citra positif kepada masyarakat luas.
Tujuan pokok diadakannya hubungan pers adalah “menciptakan
pengetahuan dan pemahaman”,jadi jelas bukan semata-mata untuk
menyebarkan suatu pesan sesuai dengan keinginan perusahaan induk atau klien
4
demi mendapatkan “suatu citra atau sosok yang lebih indah daripada aslinya di
mata umum”. Tidak seorang pun berhak mendikte apa yang harus diterbitkan
atau disiarkan media massa, setidak-tidaknya di masyarakat yang demokratis.
Media relations hanyalah salah satu bagian dari PR, namun ini bisa
menjadi perangkat yang sangat penting dan efisien. Begitu kita bisa menyusun
pesan yang bukan saja diterima tetapi juga dipandang penting oleh media local,
maka kita sudah membuat langkah besar menuju keberhasilan program kita. “
mengapa ungkapan itu menarik? Lantara averill, menyamakan media relations
dengan publisitas. Ringkasnya, media relations adalah publisitas
Begitu pula dengan biro humas PT. PLN Persero APJ Banten Utara, biro
ini sangat berperan penting dalam kaitannya dengan masuknya pers ke PT. PLN
Persero APJ Banten Utara untuk mengetahui berbagai informasi yang berkaitan
dengan PT. PLN Persero APJ Banten Utara. Karena segala informasi –
informasi penting PT. PLN Persero APJ Banten Utara terakomodir di Biro
Humas. Sehingga sangat wajar apabila pers akan selalu berhubungan dengan
Biro Humas.
Saat ini PT. PLN Persero sedang mengalami krisis energi yang
menyebabkan sering terjadinya pemadaman bergilir di seluruh wilayah di
Indonesia dan salah satunya di Banten. Pemberitaan – pemberitaan yang
disebarkan oleh pers saat ini tentang isu tersebut tidak selalu memberitakan hal
– hal yang baik, karena pers lebih menyukai berita – berita yang kontroversial
dan negatif sebagai berita yang mampu menjual di masyarakat. Dan ini
5
tentunya bertentangan dengan kerja Biro Humas yang harus membuat citra
yang positif. Agar pemberitaan negatif tidak sering terjadi maka Biro Humas
harus menggunakan strategi tertentu agar pers tidak menerbitkan berita – berita
negatif saja tetapi lebih banyak menerbitkan berita yang baik – baik agar opini
yang terbentuk di masyarakat positif. Seringkali hubungan humas mengalami
gesekan-gesekan, karena terdapat pula perbedaan diantara keduanya terutama
dalam penulisan berita dari sumber berita humas. Misalnya, kadangkala media
massa masih menganut nilai berita itu dengan mengacu kepada bad news is
good news, sedangkan yang diinginkan humas adalah good news is good news.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas,
maka penyusun dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:
“Bagaimana Strategi Media Relations Humas PT. PLN (Persero) APJ Banten
Utara”.
C. Identifikasi Masalah
Berdasarkan perumusan masalah di atas maka peneliti merinci permasalahan
yang akan diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana komitmen Humas PT. PLN PERSERO APJ Banten
Utara dalam menjalin hubungan baik dengan media massa?
2. Bagaimana kejelasan Humas PT. PLN PERSERO APJ Banten
6
Utara dalam menjalin hubungan baik dengan media massa?
3. Bagaimana konsistensi Humas PT. PLN PERSERO APJ
Banten Utara dalam menjalin hubungan baik dengan media
massa?
4. Bagaimana kreativitas Humas PT. PLN PERSERO APJ
Banten Utara dalam menjalin hubungan baik dengan media
massa?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka peneliti mempunyai tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Mengetahui komitmen Humas PT. PLN PERSERO APJ
Banten Utara dalam menjalin hubungan baik dengan media
massa.
2. Mengetahui kejelasan Humas PT. PLN PERSERO APJ Banten
Utara dalam menjalin hubungan baik dengan media massa.
3. Mengetahui konsistensi Humas PT. PLN PERSERO APJ
Banten Utara dalam menjalin hubungan baik dengan media
massa.
4. Mengetahui kreativitas Humas PT. PLN PERSERO APJ
Banten Utara dalam menjalin hubungan baik dengan media
massa.
7
E. Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat berguna bagi dua aspek yaitu
aspek teoritis dan aspek praktis, sebagai berikut:
1. Aspek teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi keilmuan bagi ilmu
komunikasi dan ilmu kehumasan, khususnya mengenai strategi humas dalam
menjaga hubungan baik dengan khalayaknya.
2. Aspek praktis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan menjadi bahan masukan atau
pertimbangan bagi jajaran Humas PT. PLN PERSERO APJ Banten Utara
dalam menjalankan strategi media relations dalam menjalin hubungan baik
dengan media massa.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
Sesuai dengan rumusan masalah bahwa fokus penelitian yaitu bagaimana
strategis media relations Humas PT. PLN (Persero) APJ Banten Utara dalam
menjalin hubungan baik dengan media massa, maka untuk memperjelas hal
tersebut perlu diketahui terlebih dahulu mengenai istilah – istilah tersebut.
Public Relations sebagai sebuah fungsi manajemen yang memfokuskan
diri pada membangun/mengembangkan relasi serta komunikasi yang dilakukan
individual maupun organisasi terhadap publik guna menciptakan hubungan
yang saling menguntungkan (Arens, 1999:310). Publik yang dimaksud dari
definisi di atas menurut Arens ada tujuh kategori publik, yaitu para Employees-
Stockholders-Communities-Media-Government-Investment Community-
Customers.
Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa fungsi dan peranan Public
Relations dianggap sebagai ujung tombak individu atau perusahaan yang
berhadapan langsung dengan publik, baik publik yang bersentuhan langsung
maupun yang tidak dengan kepentingan-kepentingan mereka terhadap
perusahaan. Terhadap publik yang tidak bersentuhan langsung pun tidak
menutup kemungkinan suatu saat nanti sebuah informasi akan sampai di benak
mereka. Perkembangan teknologi yang semakin canggih dan dampaknya pada
9
perkembangan media massa memberikan peluang akses informasi masyarakat
luas.
“Hubungan masyarakat disebut juga Public Relations, dengan ruang
lingkup : kegiatan yang menyangkut baik individu ke dalam maupun individu
keluar dan semua kegiatan diselenggarakan dalam rangka pelaksanaan tuga dan
fungsi masing-masing lembaga organisasi” (Widjaja, 1997:53). Karena Humas
memiliki pengertian yang sama dengan Public Relations, maka peneliti
menggunakan teori-teori Public Relations dalam penelitian ini. Public Relations
memiliki tugas membina hubungan yang baik dengan khalayak sasaran
kegiatan Public Relations melalui suatu proses komunikasi. Untuk penjelasan
mengenai komunikasi akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.
Kata atau istilah komunikasi (dari bahasa Inggris “communication”),
secara etimologis atau menurut asal katanya adalah dari bahasa Latin
communicatus, dan perkataan ini bersumber pada kata communis Dalam kata
communis ini memiliki makna ‘berbagi’ atau ‘menjadi milik bersama’ yaitu
suatu usaha yang memiliki tujuan untuk kebersamaan atau kesamaan makna.
Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam
pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia. Karena itu
merujuk pada pengertian (Ruben dan Steward 1998:16) mengenai komunikasi
manusia yaitu:
10
Human communication is the process through which individuals –in
relationships, group, organizations and societies—respond to and create
messages to adapt to the environment and one another. Bahwa komunikasi
manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu
hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan
menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Untuk memahami pengertian komunikasi tersebut sehingga dapat
dilancarkan secara efektif dalam Effendy (2003:10). Sehingga proses
komunikasi akan dapat dikatakan efektif apabila terjadi komunikasi dua arah
(two way communication)
William I. Gorden (dalam Deddy Mulyana, 2005:5-30) mengkategorikan
fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu:
1. Sebagai komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya mengisyaratkan
bahwa komunikasi itu penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi
diri, untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari
tekanan dan ketegangan, antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur,
dan memupuk hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja
sama dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan
11
tinggi, RT, desa, ..., negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan
bersama.
2. Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita.
Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan
nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut,
prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa
disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu
menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat
menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan seraya
melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau
penguasa kampus dengan melakukan demontrasi.
3. Sebagai komunikasi ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang tahun
dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog sebaga rites of passage,
mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman,
pernikahan, dan lain-lain. Dalam acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata
atau perilaku-perilaku tertentu yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti
berdoa (salat, sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara
12
bendera (termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan
lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka yang
berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut menegaskan kembali
komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku, bangsa. Negara, ideologi, atau
agama mereka.
4. Sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan
tindakan, dan juga menghibur.
Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk menciptakan dan
membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan hubungan tersebut.
Studi komunika membuat kita peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita
gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain
demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagi instrumen untuk
mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek
ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek misalnya untuk
memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik, memperoleh simpati,
empati, keuntungan material, ekonomi, dan politik, yang antara lain dapat diraih
dengan pengelolaan kesan (impression management), yakni taktik-taktik verbal
dan nonverbal, seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakankan
13
pakaian necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada
orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan.
Walaupun begitu, fungsi komunikasi bisa dilihat juga sesuai dengan
konteksnya. Misal pada komunikasi antarpribadi, fungsi utama komunikasi
antarpribadi adalah meningkatkan hubungan insani, menghindaridan mengatasi
konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi
pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain, komunikasi kelompok
berfungsi untuk menumbuhkan semangat kebersamaan dan solidaritas.
Strategi adalah cara mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu
(Mangkuparawira, 2003:13). Dan strategi merupakan dari perencanaan yang
merujuk pada tujuan perusahaan. Sehingga strategi dapat diartikan dengan
bagaimana cara perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Strategi
berkaitan dengan mampu atau tidaknya perusahaan dalam menghadapi tekanan
dari dalam maupun dari luar (soemirat, 2004 : 92). Dan menurut Ahmad S
adnanputra, M.A., M.S. pakar humas dalam naskah workshop PR strategi
(1990) strategi adalah bagian terpadu dari satu rencana (plan) sedangkan
rencana bagian dari perencanaan (planning) yang pada akhirnya perencanaan
adalah salah satu fungsi dasar dari proses manajemen.
14
Strategi Media Relations terdiri dari :
a. Mengelola Relasi : 1). Mengelola relasi dengan media massa
sebagai perusahaan dan wartawan sebagai media massa, 2).
Melakukan komunikasi yang intens diantara kedua belah pihak
yang berkenaan dengan tugas-tugas pokok masing-masing, 3).
Membentuk tim media, 4). Seluruh anggota menjalankan tugas
menjalin hubungan baik dengan pihak media, 5). Menjalin relasi
yang dibangun bedasarkan antar manusia.
b. Mengembangkan strategi : 1). Terus mengembangkan materi PR
untuk media massa, 2). Menggunakan berbagai media yang ada
untuk menyampaikan pesan kepada public, 3). Membangun dan
memelihara kontak dengan media massa, 4). Memposisikan
organisasi sebagai sumber informasi handal untuk media massa,
5). Memposisikan pimpinan organisasi sebagai juru bicara, 6).
Selalu berkoordinasi dengan bagian-bagian lain dalam
perusahaan sehingga selalu mendapatkan informasi terakhir
c. Mengembangkan jaringan : 1). Merekrut tenaga wartawan untuk
menjadi Public Relations Officer (PRO) di organisasi, 2).
Berhubungan baik dengan organisasi kewartawanan, 3).
Berhubungan baik dengan orang dari profesi yang berasal dari
15
luar organisasi yang berkenaan memperluas jaringan dengan
dunia media massa (Iliantara, 2005:77).
Public Relations Society of America (PRSA), sebuah Organisasi Public
Relations yang terbentuk pada tahun 1947 di Amerika, pada tahun 2002
merumuskan aktifitas-aktifitas Public Relations, yang salah satunya adalah
aktifitas dengan media (media relations).
Media Relations itu merupakan perkembangan teknologi dan pengaruhnya
terhadap bentuk-bentuk media massa memberikan pengaruh yang berarti bagi
perusahaan. Liputan yang baik di media akan memberikan pencitraan yang baik
pula bagi perusahaan, meningkatkan kepercayaan pelanggan dalam memakai
produk perusahaan, dan akhirnya menumbuhkan minat pemodal untuk
menginvestasikan modalnya pada perusahaan. Aktifitas Public Relations inilah
yang menjalin relasi dengan media dan mendapatkan kepercayaan dari liputan
media.
Dari rumusan tersebut jelas bahwa posisi Media Relations menempati
bagian terpenting dari aktifitas Public Relations. Bahwa Media Relations
merupakan corong atau penyuara perusahaan untuk menjangkau publik melalui
media.
Mengutip definisi PRSSA, Stanley J Baran (2004, 361) mendefinisikan
Media Relations sebagai “…the public relations professional maintain good
16
relations with professionals in the media, undestrand their deadlines and other
restraints, and earn their trust”.
Ahli mendefinisikan Media Relations sebagai hubungan dengan media
komunikasi untuk melakukan publisitas atau merespon kepentingan media
terhadap kepentingan organisasi (Lesly, 1991:7).
Media Relations merupakan bagian dari Public Relations eksternal yang
membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai
sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan
organisasi(Yosal, 2005:32).
Tampak bahwa pengertian Media Relations berdasarkan pada relasi antara
individu atau organisasi/perusahaan dengan media. Sehingga dapat disimpulkan
pengertian Media Relations adalah relasi yang dibangun dan dikembangkan
dengan media untuk menjangkau publik guna meningkatkan pencitraan,
kepercayaan, dan tercapainya tujuan-tujuan individu maupun
organisasi/perusahaan.
Kegiatan Media relations merupakan salah satu bagian dari program PR.
Ada kriteria agar kegiatan Media relations berjalan baik. Kriteria itu meliputi :
1. Komitmen, yang berkenaan dengan kesungguhan dari setiap pihak yang terlibat dalam program untuk memberikan hasil terbaik.
2. Kejelasan, yang berkenaan dengan pesan yang hendak disampaikan itu jelas dan sederhana.
3. Konsistensi, yang berkaitan dengan konsistensi dalam maksud dan tujuan. Serta konsistensi dalam citra yang hendak dikembangkan.
4. Kreativitas, yang berkaitan dengan cara-cara yang kita
17
kembangkan untuk menjalin hubungan dengan media, penyusunan pesan, kegiatan yang dijalankan dalam program tersebut dan seterusnya (Iriantara, 2008:46)
Bagan 1 Hubungan Relasi Media
Gambar diatas menunjukan aktifitas media relations, organisasi
menyampaikan informasi kepada media dan media mengolah informasi yang
didapat dari organisasi untuk disampaikan kepada publik. Setelah itu akan
timbal balik dari khalayak kepada organisasi, berupa tanggapan – tanggapan
atas informasi yang didapatkan oleh publik. Sehingga media berfungsi sebagai
jembatan penghubung antara organisasi dengan publik.
Fungsi-fungsi inilah yang menempatkan media relations sebagai bagian
dari aktifitas public relations. Bahkan John Vivian memberikan perhatian
khusus pada posisi media relations. Bahwa public relations memiliki tiga
tanggung jawab fungsional;
1. Relasi Eksternal
Komunikasi yang dijalin dengan kelompok orang-orang di luar
perusahaan, konsumen, dealer, supplier, tokoh masyarakat,
orang-orang pemerintahan.
INDIVIDU/ ORGANISASI
MEDIA MASSA
PUBLIK
18
2. Relasi Internal.
Komunikasi yang dikembangkan untuk menjaga hubungan
optimal antara karyawan, manajer, serikat pekerja, pemegang
saham, dan kelompok internal lainnya.
3. Relasi Media.
Komunikasi yang dilakukan perusahaan dengan media massa.
Yaitu dengan menjalin hubungan – hubungan baik dengan
wartawan atau media massa. (vivian, 2008, 344)
Dengan demikian, bisa dikatakan bahwa perusahaan mengunakan media
massa sebagai medium penyampai pesan dan pencitraan kepada publik.
Semakin banyak akses yang didapat publik dari media massa berkaitan dengan
produk atau layanan yang diberikan oleh perusahaan, maka diharapkan semakin
besar tingkat kepercayaan publik. Pada akhirnya publik akan memakai produk
atau jasa perusahaan yang dipublikasikan media; atau setidaknya, publik dapat
menjadi saluran kembali yang secara tidak langsung mempromosikan produk
atau jasa kepada komunitasnya melalui word of mouth.
Pada dasarnya, banyak pilihan saluran komunikasi atau media yang bisa
dipakai perusahaan dalam menyampaikan pesan. Dalam kajian komunikasi
massa ada empat saluran komunikasi, yaitu media antarpribadi, media
kelompok, media massa, dan media publik.
19
Sebagai saluran komunikasi, media massa memiliki karakteristik tersendiri
dibandingkan media lainnya. Ada lima karakteristik media massa: Pertama,
bersifat melembaga, pihak yang mengelola media melibatkan banyak individu
mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada penyajian informasi. Kedua,
bersifat satu arah. Ketiga, jangkauan yang luas, artinya media massa memiliki
kemampuan untuk menghadapi jangkauan yang lebih luas dan kecepatan daris
egi waktu. Juga, bergerak secara luas dan simultan di mana dalam waktu
bersamaan informasi yang disebarkan dapat diterima oleh banyak individu.
Keempat, pesan yang disampaikan dapat diserap oleh siapa saja tanpa
membedakan faktor demografi seperti jenis kelamin, usia, suku bangsa, dan
bahkan tingkat pendidikan. Kelima, dalam penyampaian pesan media massa
memakai peralatan teknis dan mekanis (Hafied Cangara 2003: 134-135).
Lebih jauh tentang karakteristik media massa bisa diperhatikan pada skema
berikut:
Karakteristik
Media
Intrapersona
l Interpersonal Massa Publik
Diterima oleh Pikiran semua indera mata dan telinga
semua
indera
Umpan balik Memutar
dalam
Langsung tidak langsung bisa
langsung
20
dan
Diri bisa tidak
Kode simbol dan tertulis, lisan dan tertulis dan lisan
lisan dan
isyarat
Persepsi Isyarat
Arus pesan memusat dua arah satu arah
bisa satu
atau
dua arah
Liputan pada diri Terbatas banyak dan banyak dan
tanpa batas Terbatas
Efek sikap dan tinggi pada sikap,
rendah pada
sikap,
tinggi pada
prilaku
Prilaku
rendah pada
kognitif
tinggi pada
kognitif
rendah
pada
kognitif
Kecepatan cepat pada cepat dan terbatas cepat dan
cepat dan
terbatas
diri sendiri tidak terbatas
Khalayak Sendiri individu dan
massa tak
terbatas
kelompok
massa
Kelompok dan terbatas
21
Muatan pesan Terbatas Terbatas Banyak Terbatas
Media diri sendiri setiap tempat
televisi, radio,
film,
mimbar,
alun-alun,
Tabel 1
Perbandingan karakteristik di antara empat saluran komunikasi, melihat skema
tersebut jelas terlihat bahwa masing-masing saluran komunikasi akan
memberikan hasil dan dampak tersendiri. Namun, kecepatan menjangkau
publik hanya bisa dilakukan oleh media massa.
Bentuk Kegiatan Media Relations
Upaya untuk meninggkatkan kualitas hubungan dengan media adalah
tanggung jawab Humas demi tercapainya tujuan – tujuan organisasi. Untuk itu
humas bertanggung jawab dalam menentukan kegiatan – kegiatan media
relations yang tepat. Sehingga dalam pelaksanaan kegiatan media relations
nantinya akan berdampak positif kepada organisasi.
Kegiatan Media Relations merupakan kegiatan humas yang dirancang
melalui tahapan – tahapan dalam proses manajemen humas. Proses tersebut
mencakup identifikasi masalah, perumusan masalah, perencanaan aksi dan
komunikasi serta evaluasi. Sehingga dalam menjalankan kegiatan – kegiatan
media relations dapat berjalan efektif dan efisien.
Ajang Komunikasi untuk menjaga hubungan baik dengan pers menurut
H. Frazier Moore, Ph.d (217;2005) adalah sebagai berikut.
22
1. Kontak Pribadi : Bersikap selalu ramah kepada setiap media, Memenuhi kebutuhan media
2. Konferensi Perss ; bertujuan untuk publisitas3. Pengiriman siaran berita : (news release)4. Prasaji Media : me Review berita yang akan di keluarkan5. Makan Bersama Media – Manajemen6. Lembar Guntingan7. Piranti Media8. Jasa Penyebaran Publisitas (Moore, 2005 :217)
Berdasarkan penjelasan diatas, Kontak pribadi adalah salah satu dari
kegiatan media relations. Untuk menjaga hubungan baik, metode komunikasi
yang aktif dan memberikan informasi seluas – luasnya kepada media serta
ramah dalam menghadapi media adalah keterampilan dan keahlian yang harus
dimiliki oleh humas. kemampuan humas dalam mengemas informasi yang
factual dan disampaikan kepada pres menjadi kebutuhan pres itu sendiri.
sehingga akan ada tibal balik yang positif diantara kedua belah fihak.
Disamping kegiatan tersebut diatas, bentuk – bentuk kegiatan media
relations lainnya seperti konferensi press dan news release adalah bentuk dari
pemenuhan kedua belah pihak. Oleh karena itu hubungan yang baik diantara
kedua belah pihak akan terjalin dengan baik.
Proses Media Relations
Kegiatan Media relations sebagai salah satu kegiatan PR, yang
dilaksanakan melalui tahapan – tahapan dalam Proses PR. Jadi agar kegiatan
media relations ini dapat berjalan sesuai dengan tujuan – tujuan. Oleh karena itu
menurut yosal iriantara dalam bukunya Media Relations (2005:46) mencakup
tahapan – tahapan penelitian, perumusan masalah, perencanaan, implementasi
23
dan evaluasi. Dalam media relations tahapan penelitian dan perumusan masalah
dapat dimasukan kedalam tahapan perencanaan.
1. Perencanaan
Perencanaan Merupakan usaha untuk mewujudkan suatu agar
terjadi atau tidak pada masa depan. Dalam perencanaan
dikenal dengan istilah perencanaan jangka pendek dan
perencanaan jangka panjang. Dengan perencanaan kita dapat
menganalisis kebutuhan, program, kebijakan serta praktik
media relations organisasi agar berjalan sesuai dengan tujuan
media relations organisasi.
Analisis tersebut dapat dilakukan dengan model analisis
SWOT, yaitu dengan menganalisa kekuatan, kelemahan,
peluang dan hambatan atau ancaman Organisasi yang
berkaitan dengan hubungan organisasi dengan media.
2. Implementasi
Merupakan penjabaran dari perencanaan yang telah di
tetapkan. Dengan melaksanakan program – program yang
berusaha untuk mencapai tujuan – tujuan organiasi. Melalui
program Program program yang berhubungan tentang
pencapaian hubungan media dengan organisasi.
24
Dalam proses implementasi, monitoring merupakan hal yang
penting. Untuk mengetahui program tersebut berjalan baik atau
tidak. Karena kendala – kendala program yang tidak
diperhitungkan bisa saja muncul dan dipaksa untuk melakukan
penyesuaian program.
Seperti Program media Relations, pertumbuhan dan
perkembangan media sangat cepat sehingga perlu adanya
penyesuaian organisasi terhadap hal tersebut.
Selain itu menjadi penyokong jalannya program adalah
kebijakan. Kebijakan yang menguntungkan dan dapat
memenuhi keinginan objeknya akan berpengaruh terhadap
lancarnya program yang dijalankan. Seperti kebiajakan sebuah
organisasi agar terbuka terhadap semua media massa menjadi
penopang keberhasilam program yang di implementasikan.
3. Evaluasi
Pada dasarnya tahap evaluasi adalah tahap pengukuran, sejauh
mana keberhasilan program – program PR mempengaruhi
keberhasilan dari tujuan – tujuan organiasasi. Evektifitas dari
program tersebut diukur dengan variable – variable hasil yang
diinginkan oleh organisasi secara jelas.
25
Tujuan Media Relations
Secara umum penggunaan media dalam kegiatan PR
mempunyai beberapa tujuan, antara lain:
1 Membantu mempromosikan dan meningkatkan pemasaran suatu produk dan jasa;
2 Menjalin komunikasi berkesinambungan; 3 Meningkatkan kepercayaan publik; 4 Meningkatkan citra baik perusahaan/organisasi (Rumanti
2004:118).Dalam praktek dilapangan media relations harus memenihi
keinginan tiga pihak, yaitu organisasi, Media dan Publik. Media
relations sebagai fungsi khusus kampanye PR(Iriantara 2000:19)
Macam Macam Media
Untuk mendukung tujuan tersebut, dalam hal ini dikenal
berbagai macam media yang dapat digunakan dalam kegiatan PR.
Secara garis besar, media tersebut dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
1. Media cetak, termasuk di dalamnya adalah house journal, surat kabar, majalah, dan sebagainya;
2. Broadcasting media, termasuk di dalamnya adalah radio, televisi;
3. Special event atau kegiatan-kegiatan khusus; 2. Media luar ruang, termasuk di dalamnya spanduk, papan,
reklame, poster, dan lain-lain (Rumanti, 2004:118)
Pedoman untuk menjaga hubungan dengan Media
Tentunya dalam menjaga hubungan baik dengan media, memiliki kaidah–
kaidah atau prinsip prinsip tertentu dari kedia belah pihak. Sehingga dalam
26
menjalankan hubungan baik antara Organisasi dengan media adanya
keselarasan dalam persepsi agar kebutuhan kedua belah pihak dapat terpenuhi.
Menurut H. Frazier Moore, hubungan baik dengan media dapat dapat diamati
dengan beberapa prinsip sebagai berikut :
1. Keterbukaan dan kejujuran harus menjadi asas utama2. Selalu siap menerima press3. Jangan mecampurbaurkan siaran berita dengan pesanan untuk iklan4. jangan melebih – lebihkan perusahaan atau mewarnai fakta5. Selalu siapkan diri untuk dikutip dalam berita dan berhati – hatilah serta
seksama dalam membuat pernyataan6. Hindari Pernyataan Off the record , tetapi kalau perlu , perjelaslah
sebagai pernyataan “ tidak untuk dipblikasikan”7. Jangan mendiskriminasi atau menganakemaskan salah satu media8. Jangan mengeluh karena kesalahan kecil dalam pencetakan9. Jangan membingungkan reporter, jika anda tidak dapat bicata, katakan
saja demikian10. Jangan menyalahkan redaktur jika sebuah berita tidak dimuat surat
kabar.11. Jangan melangkahi reporter dengan mengadu langsung ke atasannya.12. Ketahuilah dulu minat wartawan dan siapkan dullu faktanya.13. Bantulah dengan berita, baik yang buruk maupun yang baik. (Moore,
2005:216)
B. Kerangka Teori
Masalah yang diteliti dalam penelitian ini, strategi Media Relations
Humas PT. PLN (Persero) APJ Banten Utara. Berkaitan dengan masalah diatas
maka yang menjadi landasan teori dalam penelitian ini adalah S – O – R Theory
atau Stimulus – Organism – Response yang dikemukakan oleh Skiner. Asumsi
dasar teori ini adalah menelaah efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
Stimulus OrganismePerhatianPengertianpenerimaan
Response(Perubahan Sikap)
27
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 2000:
254 – 255). Unsur-unsur dalam model ini adalah:
a. Pesan (Stimulus, S)
b. Komunikan (Organism, O)
c. Efek (Response, R)
Hovland dan kawan-kawannya menganggap bahwa efek suatu
komunikasi tertentu yang berupa perubahan sikap akan bergantung pada
sejaumana komunikasi itu diperhatikan, dipahami dan diterima. Langkah ini
disajikan dalam bagan berikut ini:
Bagan 2Model Teori S-O-R
Sumber : Effendy, 2000:255
Gambar diatas menujukan bahwa perubahan sikap bergantung pada
proses yang terjadi pada individu stimulus atau pesan yang disampaikan kepada
komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak, komunikan dalam hal ini
adalah media sehingga diharapkan media dapat merespon dengan baik apa yang
disampaikan Humas PT. PLN (Persero) APJ Banten Utara. Komunikasi akan
28
berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan
mengerti, kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.
Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah distribusi
penyampaian pesan/informasi kepada masyarakat yang dapat memberikan
respon yang positif terhadap perusahaan.
Selain teori S – O – R dari Skiner dalam penelitian ini peneliti juga
menggunakan model komunikasi sebagai sarana untuk mempermudah peneliti,
model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Komunikasi ABX
Newcomb (Model Keseimbangan)
Salah satu teori atau model yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah
Model ABX Newcomb dari Theodore Newcomb. Model komunikasi yang
dikembangkan Newcomb merupakan model komunikasi antarpribadi. Melalui
modelnya ini Newcomb menggambarkan tentang dinamika hubungan
komunikasi antara dua individu mengenai suatu objek yang dipersoalkan
mereka. Pendekatan Theodore Newcomb (Effendy, 2000:260) terhadap
komunikasi adalah pendekatan seorang pakar psikologi sosial berkaitan dengan
interaksi manusia. Model ini mengingatkan kepada diagram jaringan kelompok
kerja yang dibuat para psikologi sosial dan merupakan awal formulasi
konsistensi kognitif.
Menurut Newcomb, yang kemudian dikenal dengan sebutan “model
keseimbangan”, pola komunikasi yang terjadi antara dua individu mempunyai
dua bentuk atau situasi “seimbang” dan “tidak seimbang”. Situasi komunikasi
29
seimbang akan terjadi apabila dua orang yang berkomunikasi tentang suatu
hal/objek sama-sama mempunyai sikap menyukai atau selera yang sama
terhadap hal/objek yang dibicarakan. Keadaan tidak seimbang terjadi apabila
terdapat perbedaan sikap diantara kedua orang tersebut. Namun, apabila
keadaan tidak seimbang ini terjadi, umumnya masing-masing pihak akan
berupaya untuk mengurangi perbedaan sehingga keadaan “relatif seimbang”
bisa tercapai. Sementara kalau keadaan seimbang terjadi masing-masing pihak
berusaha untuk terus mempertahankannya. Menjaga keseimbangan inilah yang
menurut Newcomb merupakan hakekat utama dari komunikasi antar pribadi
(McQual dan Windahl dalam Effendy, 2000:262).
Model ABX dari Theodore Newcomb jika dikaitkan dengan penelitian ini
adalah keadaan mahasiswa etnik pendatang yang tidak seimbang dalam
berkomunikasi dengan etnik tuan rumah (etnik Jogja), sehingga agar keadaan
menjadi relatif seimbang salah satu pihak yaitu etnik pendatang harus bisa
mengurangi keadaan yang tidak seimbang tersebut dengan cara beradaptasi.
Mengapa model ini yang digunakan karena diharapkan adanya
keseimbangan dengan terjalinnya hubungan antara Humas PT. PLN Persero
APJ Banten Utara sehingga akan terjalin hubungan yang simbiosis
mutualisme/saling menguntungkan.
PT. PLN Persero APJ Banten Utara
Bidang Humas
Kegiatan Media RelationsMedia Massa
Kriteria Kegiatan Media Relations agar berjalan dengan baik, menurut Yosal Iriantara:KomitmenKejelasanKonsistensiKreativitas
Masyarakat
30
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka Pemikiran
Bagan 3 : Kerangka Pemikiran
Dari kerangka pemikiran yang digambarkan diatas, dapat di jelaskan
bahwa dalam mencapai tujuan-tujuan lembaga, PT. PLN Persero APJ
Banten Utara. Salah satu kegiatan Kehumasan adalah kegiatan media
relations, yaitu kegiatan menjalin dan menjaga hubungan baik dengan
31
media massa. Dengan adanya hubungan yang baik dengan media massa
maka Humas PT. PLN Persero APJ Banten Utara akan mengerti kebutuhan-
kebutuhan media massa, yang diantaranya adalah informasi yang bernilai
berita. Sehingga media massa mempublikasikan berita-berita baik yang
dikonsumsi oleh masyarakat. Oleh karena itu, akan tertanam citra yang baik
dimata masyarakat.
Kegiatan media relations akan berjalan dengan baik apabila
memenuhi kriteria komitmen, kejelasan, konsistensi dan kreativitas.
Keempat kriteria tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Komitmen adalah sebuah kesungguhan setiap anggota Humas PT. PLN APJ
Banten Utara dalam menjalankan kegiatan media relations dapat ditunjukan
dengan keikutsertaan setiap anggota humas PT. PLN Persero APJ Banten
Utara dalam setiap kegiatan Media relations. Kejelasan adalah penyusunan
pesan yang disampaikan adalah jelas dapat ditunjukan oleh kesefahaman
antara Humas PT. PLN Persero APJ Banten Utara dengan media massa.
Konsistensi merupakan keteguhan dan konsistensi dalam maksud dan
tujuan dapat ditunjukan dengan adanya aturan yang mengikat yang
merepresantasikan maksud dan tujuan dari kegiatan media relations.
Kreativitas merupakan program-program yang dijalankan oleh Humas PT.
PLN Persero APJ Banten Utara yang berkaitan dengan program media
relations ditunjukan oleh bagaimana program-program tersebut dikemas
32
menjadi kegiatan yang dapat mempererat hubungan antara humas PT. PLN
Persero APJ Banten Utara dengan media massa.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriftif, dimana
penelitian ini hanya memaparkan situasi atau peristiwa dan tidak mencari atau
menjalaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi.
Metode deskriftif ini ditujukan untuk: (1) mengumpulkan informasi actual
secara rinci yaeng melukiskan gejala yang ada, (2) mengidentifikasi masalah
atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, (3) membuat
perbandingan atau evaluasi, (4) menentukan apa yang dilakukan orang lain
dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman orang
mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan
datang. ( Jalaludin Rakhmat ,1999:25).
Adapun metode deskriptif yang dipilih didalam penelitian ini,karena
peneliti, hanya ingin melukiskan keadaan yang sebenarnya tanpa bermaksud
untukmencari hubungan ataupun menguihipotesis, dan juga metode ini mampu
mengumpulkan informasi yang akurat secara rinciyang melukiskan gejala yang
ada.
B. Populasi dan Sampel
Populasi adalah generalsasi atas objek/subjek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
34
kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiono, 2003:90). Adapun yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di Biro Humas PT. PLN
(Persero) APJ Banten Utara. Selain itu, pihak media di local banten pun
menjadi sumber wawancara.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling
purposif, yaitu teknik yang menyeleksi orang – orang yang akan menjadi
sample sesuai dengan kriteria – kriteria tertentu yang dibuat oleh peneliti
berdasarkan tujuan penelitian. Yang menjadi sample dalam penelitian ini adalah
informan yang dapat memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar
penelitian. Yang menjadi informan adalah sesorang yang mempunyai banyak
pengalaman dan pengetahuan tentang latar belakang penelitian.
Dalam penelitian ini yang menjadi Informan adalah orang – orang
yang menjabat dalam struktur bidang Humas PT. PLN Persero APJ Banten
Utara.
C.Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data yang diperlukan, digunakan tekhnik
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Wawancara (interview) adalah pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan secara langsung kepada narasumber yang dalam hal ini responden,
dan jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam dengan alat perekam
(tape recorder). (Irwan Soehartono, 1995:67). Adapun yang diwawancarai
35
dalam penelitian ini, yaitu Supervisor Humas PT. PLN PERSERO APJ Banten
Utara dan media massa yang yang melakukan pencarian berita di biro Humas
PT. PLN APJ Banten Utara.
b. Observasi sebagai proses pemilihan, pengubahan, pencatatan, pengkodean
serangkaian perilaku dan suasana yang berkenan dengan organisme insitu,
sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. Observasi dilakukan oleh peneliti untuk
mengetahui objek yang akan diteliti, dengan cara mengamati tingkah laku
responden tanpa mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Dalam hal ini peneliti
dapat memperoleh data murni yang dikumpulkan melalui pengamatan terhadap
subjek pada saata terjadinya tingkah laku sehingga penulis dapat mengukur
bagaimana strategi media relations humas PT. PLN PERSERO APJ Banten
Utara dalam menjalin hubungan baik dengan media massa.
c. Dokumentasi sebagai salah satu metode yang digunakan untuk memenuhi
kelengkapan penelitian. Dokumentasi yang digunakan seperti foto, press
release, dan yang terpenting company profile perusahaan.
D. Analisisa Data
Untuk menganalisis data-data yang telah diperoleh dari hasil wawancara
dan obsevasi langsung dilapangan.
Data yang telah diperoleh dan terkumpul secara kompherensif selanjutnya
dianalisis sesuai dengan kelompok data baik primer maupun sekunder. Dalam
36
penelitian ini peneliti menggunakan analisis kualitatif deskriptif yaitu
melakukan penafsiran data dengan menggunakan tataran ilmiah atau logika.
Untuk menganalisis data yang terkumpul sehingga diperoleh kesimpulan
yang valid, maka ditempuh langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengumpulkan dan mengklasifikasikan data-data penelitian menurut
perumusan masalah.
b. Menganalisa kegiatan Biro Biro Humas PT. PLN (Persero) APJ Banten
Utara dalam interaksi dengan media massa
c. Setelah itu dilakukan penarikan kesimpulan, dimana ini merupakan titik point
strategi apa yang dilakukan oleh Biro Humas PT. PLN (Persero) APJ Banten
Utara dalam menjalin hubungan baik dengan media massa.
37
DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hafied, 2003. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
Effendi, Onong Uchjana, ilmu teori dan filsafat komunikasi, Bandung: PT. Citra Aditya BakRahmat, Jalaludin. 1999. Metode penelitian Komunikasi,Bandung: PT. Remaja
RosdakaryaIriantara, Yosal, 2005. Media Relations; Konsep, Pendekatan, dan Praktik,
Bandung: Simbiosa Rekatama Media, Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.Rosadi Ruslan. 2005. Manajemen Pulic Relations dan Media Komunikasi. Jakarta: Rajawali Pers.Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: Bumi AksaraGoogle.com bebas (nd) 01 Juli 2009Google.com model dan teori komunikasi 28 Oktober 2009