bab i proposal

Upload: teguh-nugraha-natawijaya

Post on 09-Oct-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 1 proposal

TRANSCRIPT

5

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang PT Indonesia Power UBOH PLTU Banten 1 Suralaya adalah salah satu anak perusahaan dari PT Indonesia power yang bergerak di bidang pembangkit tenaga listrik di Indonesia. Salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan kegiatan produksi adalah pengamanan terhadap bahaya kebakaran sesuai dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999 tentang Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja pasal 2 ayat 1 yang berbunyi Pengurus atau pengusaha wajib mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran, latihan penanggulangan kebakaran di tempat kerja. Realisasi tindakan pengamanan ini umumnya diwujudkan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran.Tindakan pengamanan ini dilakukan dengan penyediaan atau pemasangan sarana pemadam kebakaran seperti alat pemadam api ringan (APAR), sprinkler, hydrant dan lain sebagainya berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep-186/MEN/1999 tentang Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja pasal 2 ayat 2 bagian (b) yaitu Kewajiban mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran di tempat kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : (b) penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi. Meskipun tingkat kesadaran akan pentingnya sistem proteksi kebakaran semakin meningkat, namun masih banyak dijumpai bangunan - bangunan yang tidak dilindungi dengan sarana proteksi kebakaran, atau sarana yang terpasang tidak memenuhi persyaratan. Dibuktikan pada waktu dekat ini sering terjadi kasus kebakaran pada gedung, rumah, tempat perbelanjaan, pabrik, dsb. Kebakaran merupakan kejadian yang tidak diinginkan bagi setiap orang dan merupakan kecelakaan yang berakibat fatal. Kebakaran ini dapat mengakibatkan suatu kerugian yang sangat besar baik kerugian materiil maupun kerugian non materiil. Sebagai contoh kerugian nyawa, harta, dan terhentinya proses atau jalannya suatu produksi/aktifitas, jika tidak ditangani dengan segera, maka akan berdampak bagi penghuninya. Jika terjadi kebakaran umumnya orang orang akan sibuk sendiri, mereka lebih mengutamakan menyelamatkan barang barang pribadi daripada menghentikan sumber bahaya terjadinya kebakaran, hal ini sangat disayangkan karena dengan keadaan seperti ini maka terjadinya kebakaran akan bertambah besar jika tidak terdapat pemadam kebakaran otomatis. (Amiroel Pribadi, 2012)Pengamatan terhadap kasuskasus kebakaran selama ini, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain adalah bahwa sistem proteksi kebakaran tidaklah cukup hanya dengan penyediaan alat pemadam api ringan (APAR) atau hydrant yang disebut sebagai sistem proteksi aktif. Diperlukan sarana proteksi lainnya yakni detektor dan sprinkler untuk mendukung mobilitas APAR dan hydrant sebagai sitem proteksi aktif. Oleh karena itu berbagai langkah dan upaya penanggulangan bahaya kebakaran merupakan hal yang penting diterapkan dan dilaksanakan guna mencegah terjadinya bahaya kebakaran. Pada umumnya terjadinya kebakaran diawali dengan kebakaran dari api kecil. Bila sejak dini dapat diatasi atau dipadamkan, maka kebakaran yang dapat menimbulkan berbagai macam kerugian dapat dihindarkan, misalnya dengan pemasangan sprinkler pada bangunan gedung.PT Indonesia Power UBOH PLTU Banten 1 Suralaya sebagai perusahaan pembangkit tenaga listrik mempunyai tingkat resiko yang sangat tinggi yaitu salah satunya terjadi suatu bahaya kebakaran. Untuk mengantisipasi dan mencegah terjadinya bahaya kebakaran, pada masing-masing unit tersebut telah tersedia alat-alat penanggulangan kebakaran baik itu alat pemadam kebakaran pasif maupun alat kebakaran aktif yang siap dioperasikan bila sewaktu-waktu terjadi bahaya kebakaran.Dari uraian singkat diatas, penulis tertarik untuk melakukan praktikum mengenai alat-alat pemadam kebakaran aktif dini APAR yang berada di PT Indonesia Power PLTU UBOH Banten 1 Suralaya.1.2 Tema Tugas AkhirTema yang diangkat dalam laporan Tugas Akhir ini adalah Fire Protection Active Apar di PT Indonesia Power PLTU UBOH Banten 1 SuralayaMasalah yang dibahas sesuai dengan tema tersebut meliputi:

Alat-alat pemadam kebakaran aktif Apar di PT Indonesia Power PLTU UBOH Banten 1 Suralaya. Cara pengoperasian alat-alat pemadam kebakaran aktif di PT Indonesia Power PLTU UBOH Banten 1 Suralaya. Pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran di PT Indonesia Power PLTU UBOH Banten 1 Suralaya.1.3 Tujuan Tugas AkhirAdapun tujuan yang hendak dicapai penulis sehubungan dengan pelaksanaan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Fire Protection Active dan pelaksanaan inspeksi APAR Di PT Indonesia Power UBOH PLTU Banten 1 Suralaya.

1.3.2 Tujuan Khusus1. Mengetahui peralatan pemadam kebakaran aktif di PT Indonesia Power UBOH PLTU Banten 1 Suralaya. 2. Mengetahui cara mengoperasikan alat pemadam kebakaran aktif di PT Indonesia Power UBOH PLTU Banten 1 Suralaya. 3. Mengetahui jumlah alat pemadam kebakaran aktif di PT Indonesia Power UBOH PLTU Banten 1 Suralaya. 4. Mengetahui inspeksi media pemadam kebakaran, yang digunakan di PT Indonesia Power UBOH PLTU Banten 1 Suralaya.5. Mengetahui program perawatan alat Pemadam Kebakaran di PT Indonesia Power UBOH PLTU Banten 1 Suralaya.1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Akademi Minyak Dan Gas Balongan1. Menciptakan jalinan kerjasama antara institusi tempat di laksanakanya tugas akhir dengan pihak kampus.2. Memperbaharui kurikulum berdasarkan kebutuhan SDM yang nyata di lapangan.

3. Meningkatkan kompetensi mahasiswa.

1.4.2 . Program Studi Fire and Safety1. Sebagai sarana pemantapan keilmuan bagi mahasiswa dengan mempelajari dan melakukan praktek langsung di lapangan.2. Sebagai sarana untuk membina hubungan kerjasama dengan perusahaan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan.3. Sebagai sarana untuk pengetahuan keilmuan tentang Fire and Safety.

1.4.3 Mahasiswa

1. Dapat mengenal secara dekat dan nyata kondisi di lingkungan kerja.

2. Dapat mengaplikasikan keilmuan mengenai keselamatan kerja yang diperoleh dibangku kuliah dalam praktek dan kondisi kerja yang sebenarnya.

3. Melatih disiplin kerja dengan mematuhi peraturan yang berlaku di perusahaan.1