bab i pendahuluan -...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh negara-negara di
seluruh dunia sudah tidak terbatas lagi jumlahnya. Kecepatan perekonomian yang
terjadi saat ini menuntut setiap perusahaan untuk bisa mengimbanginya dengan
terus mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Secara umum, tujuan
utama dari perusahaan ialah mensejahterakan pemilik modal atau pemegang
saham. Hal ini dapat diwujudkan perusahaan dengan terus memperoleh
keuntungan atau laba yang optimal, dan akan lebih baik lagi jika laba tersebut
mengalami peningkatan setiap periodenya.
Salah satu cara perusahaan dalam memperoleh laba adalah dengan terus
meningkatkan volume penjualan barang atau jasa, sesuai dengan jenis kegiatan
perusahaannya. Untuk dapat terus melakukan penjualan, tentu saja dibutuhkan
modal kerja yang mencukupi dan memenuhi kebutuhan operasional perusahaan.
Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membelanjai operasinya
sehari-hari, misalnya : untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah,
membiayai upah gaji pegawai, dan lain-lain, dimana uang atau dana yang
dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan
dalam waktu singkat melalui hasil penjualan produksinya
(http://bankjudul.wordpress.com)
2
Kelangsungan hidup suatu perusahaan bergantung antara lain pada
pengelolaan modal kerjanya, sehingga dibutuhkan strategi manajemen modal
kerja agar perusahaan dapat meminimalisir kendala saat melangsungkan kegiatan
usahanya. Dalam mengelola modal kerja, perusahaan harus memperhatikan
elemen apa saja yang membentuk modal kerja tersebut. Komponen modal kerja
diantaranya adalah aktiva lancar dan hutang lancar, dimana selisih dari aktiva
lancar dan hutang lancar tersebut akan menghasilkan modal kerja bersih.
Tersedianya aktiva lancar menunjukkan seberapa besar harta yang siap
digunakan oleh perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban
yang harus segera dipenuhi atau telah jatuh tempo. Untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dapat dihitung melalui
rasio likuiditas. Current Ratio (CR) merupakan salah satu rasio likuiditas yang
mengukur berapa kali harta lancar dapat menutup hutang lancar. Melalui rasio ini,
kita dapat mengetahui seberapa besar modal kerja yang dialokasikan perusahaan
untuk operasi perusahaan.
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa faktor yang
mempengaruhi besarnya modal kerja bersih selain aktiva lancar adalah kewajiban
lancar. Kewajiban atau hutang merupakan sumber dana eksternal bagi perusahaan.
Dengan adanya tambahan sumber dana tersebut diharapkan perusahaan dapat
mengoptimalkan pencapaian labanya, dalam artian dana pinjaman tersebut dapat
digunakan secara efisien. Debt to Total Asset Ratio (DAR) merupakan salah satu
rasio solvabilitas yang mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan
dibiayai dengan total utang, Semakin tinggi rasio ini berarti semakin besar jumlah
3
modal pinjaman yang digunakan untuk investasi pada aktiva guna menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan.
Rentabilitas atau profitabilitas dapat digunakan sebagai indikator
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba. Salah satu rasio rentabilitas
yang dapat mengukur tingkat pengembalian modal adalah Return On Asset
(ROA). ROA merupakan rasio antar laba bersih yang berbanding terbalik dengan
keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba. Rasio ini menunjukan berapa besar
laba bersih yang diperoleh perusahaan diukur dari nilai aktivanya
(http://timut2211.blogspot.com).
Dikaitkan dengan Return on Asset (ROA), selalu ada trade off / pertukaran
antara likuiditas dan profitabilitas. Semakin tinggi tingkat profitabilitas semakin
rendah tingkat likuiditasnya yang akan berdampak pada kemampuan perusahaan
dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan dari sisis utangnya, jika
perusahaan meningkatkan jumlah utang sebagai sumber dananya, maka dana
tersebut harus dapat dikelola dengan baik dan digunakan untuk proyek investasi
yang produktif. Hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif dan
berdampak terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan.
Seperti yang kita ketahui Telekomunikasi adalah suatu bidang yang terus
berkembang setiap waktunya. Awalnya kita hanya mengenal telekomunikasi
secara langsung yang kemudian terus mengalami perkembangan seperti sekarang
ini. Dimana kita dapat melakukan suatu komunikasi dengan jarak yang tidak
terbatas dan disertai media pendukung yang sudah mencukupi dalam segala
4
aspek. Telekomunikasi dibutuhkan oleh semua kalangan pada setiap kegiatan.
Dengan komunikasi begitu banyak manfaat yang akan kita dapatkan .
Irma Suliyati (2011) mengemukakan bahwa Indonesia dengan jumlah
penduduk sekitar 237 juta jiwa yang tersebar di 6 ribu pulau yang berpenduduk
dari 17 ribu lebih pulau merupakan peluang pasar komunikasi seluler yang
potensial. Untuk berhubungan dengan orang lain sejauh ini yang praktis adalah
menggunakan telephon seluler. Indonesia sekarang ini sudah terkoneksi dengan
arus globalisasi internasional yang berimbas pada perkembangan industri
telekomunikasi seluler.
Dengan besarnya peluang pasar, seharusnya perusahaan-perusahaan
tersebut mampu mengefisienkan sumber dana yang dimiliki guna mencapai laba
yang optimal. Namun kenyataannya, pada periode-periode tertentu perusahaan
telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005-
2010 masih belum mampu mempertahankan kemampuannya dalam memperoleh
laba. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.1
Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di BEI 2005-2010
No Kode
Perusahaan Nama Perusahaan
1 TLKM PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk.
2 ISAT PT. Indosat, Tbk.
3 FREN PT. Mobile-8 Telecom, Tbk.
4 EXCL PT. XL Axiata, Tbk.
5 BTEL PT. Bakrie Telecom, Tbk. Sumber : icmd
5
Tabel 1.2
Perkembangan Rata-Rata Current Ratio, Debt to Total Asset ratio, dan Return
On Asset Pada Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI)
Periode CR (X) DAR (X) ROA(%)
2005 0,97 0,57 -1,24
2006 1,18 0,51 5,67
2007 1,60 0,61 5,14
2008 0,97 0,66 -1,09
2009 1,33 0,65 1,24
2010 0,59 0,65 -1,56 Sumber : icmd
Tabel di atas memperlihatkan bahwa rata-rata ROA mengalami fluktuasi
naik turun tiap periodenya. Pada periode-periode tertentu ROA bernilai negatif,
misalnya pada tahun 2005 rata-rata ROA bernilai -1,24%, artinya pada periode
tersebut perusahaan tidak mampu menghasilkan laba. Tahun 2006 besarnya rata-
rata ROA mengalami peningkatan menjadi 5,67% namun turun kembali pada
tahun 2007 menjadi 5,14%. Di tahun 2008 dan 2010 ROA kembali bernilai
negatif yaitu sebesar -1,09% dan -1,56% meskipun pada tahun 2009 sempat naik
menjadi 1,24%.
Di sisi lain rata-rata CR juga mengalami naik turun tiap periodenya. Tahun
2005-2007 besarnya CR adalah 0,97; 1,18; dan 1,60. Seperti yang terjadi pada
ROA, pada tahun 2008 rata-rata CR turun menjadi 0,97 dan kembali meningkat
6
menjadi 1,33 di tahun 2009. Tahun 2010 rata-rata CR juga mengalami purunan
menjadi 0,59.
Fenomena antar variabel terjadi pula pada Debt to Total Asset Ratio
(DAR) dan hubungannya dengan ROA, dimana seharusnya mempunyai hubungan
yang berbanding lurus. Pada tahun 2006 rata-rata DAR mengalami penurunan dari
0,57 kali menjadi 0,51 kali, sementara rata-rata ROA naik dari -1,24% menjadi
5,67%. Selanjutnya ada tahun 2008 rata-rata DAR meningkat dari 0,61 kali
menjadi 0,66 kali, sedangkan rata-rata ROA turun cukup besar dari 5,14%
menjadi -1,09%.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya terdapat hasil
penelitian yang beragam. Pada penelitian Niken Hastuti (2010) variabel Current
Ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, sama halnya dengan
penelitian Meilinda Afriyanti (2011) yang menemukan bahwa variabel Current
Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan menurut
penelitian Aisi Rosita Nur (2009) variabel likuiditas berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap ROA.
Pada penelitian yang dilakukan oleh F. Samiloglu dan K. Demirgunes
(2008) ditemukan bahwa leverage berpengaruh negatif terhadap ROA. Begitu
pula menurut hasil penelitian Niken Hastuti (2010) yang menunjukkan bahwa
leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Namun hasil dari
penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Olufemi I. Falope
dan Lubanjo T. Ajilore (2009) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh
positif terhadap ROA.
7
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul
“PENGARUH CURRENT RATIO (CR) DAN DEBT TO TOTAL ASSET
RATIO (DAR) TERHADAP RETURN ON ASSET (ROA) PADA
PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI DI BURSA EFEK INDONESIA
(BEI) PERIODE 2005 – 2010”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, masalah yang diidentifikasikan
dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana perkembangan Current Ratio (CR) pada perusahan
telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2010?
2. Bagaimana perkembangan Debt to Total Asset Ratio (DAR) pada
perusahan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-
2010?
3. Bagaimana perkembangan Return On Asset (ROA) pada perusahan
telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2010?
4. Bagaimana pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return on Asset
(ROA) pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2005 - 2010 secara parsial?
5. Bagaimana pengaruh Debt to Total Asset Ratio (DAR) terhadap Return on
Asset (ROA) pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2005 - 2010 secara parsial?
8
6. Bagaimana pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt to Total Asset Ratio
(DAR) terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan telekomunikasi
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005 - 2010 secara simultan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perkembangan Current Ratio (CR) pada perusahan
telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-2010.
2. Untuk mengetahui perkembangan Debt to Total Asset Ratio (DAR) pada
perusahan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-
2010.
3. Untuk mengetahui perkembangan Return On Asset (ROA) pada
perusahan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005-
2010.
4. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return on
Asset (ROA) pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia
(BEI) periode 2005 - 2010 secara parsial.
5. Untuk mengetahui pengaruh Debt to Total Asset Ratio (DAR) terhadap
Return on Asset (ROA) pada perusahaan telekomunikasi di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2005 - 2010 secara parsial.
6. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt to Total Asset
Ratio (DAR) terhadap Return on Asset (ROA) pada perusahaan
telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2005 - 2010
secara simultan.
9
1.3.2 Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
a. Untuk menambah wawasan, pengalaman ilmiah, dan
pengembangan pengetahuan mengenai kinerja keuangan
perusahaan terutama rasio likuiditas, solvabilitas dan
profitabilitas.
b. Sebagai sarana penambahan wawasan bagi penulis untuk
mempersiapkan diri menuju dunia kerja.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pertimbangan perusahaan
dalam memperhatikan kinerja keuangan perusahaan terutama likuiditas,
leverage dan profitabilitas.
3. Bagi Investor
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk
pengambilan keputusan investasi di pasar modal.
4. Bagi Lembaga Perguruan Tinggi
Dapat dijadikan salah satu sumber referensi untuk penelitian lebih
lanjut berkenaan dengan pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt to Total
Asset Ratio (DAR) terhadap Return On Asset (ROA) yang mungkin akan
dilakukan setelah penelitian ini.
10
1.4 Kerangka Pemikiran
Secara umum, tujuan utama dari perusahaan ialah mensejahterakan
pemilik modal atau pemegang saham. Hal ini dapat diwujudkan perusahaan
dengan terus memperoleh laba yang optimal. Profitabilitas merupakan hasil akhir
bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan. Semakin tinggi profitabilitas
perusahaan, semakin tinggi efisiensi perusahaan tersebut dalam memanfaatkan
modal kerjanya.
Modal kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi
perusahaan. Modal kerja bersih merupakan selisih antara aktiva lancar dan
kewajiban lancar. Oleh sebab itu kebijakan modal kerja mencakup dua hal yaitu
jumlah aktiva lancar yang dikehendaki dan bagaimana aktiva lancar tersebut akan
dibiayai (Handono Mardiyanto, 2009:100). Husnan dan Pudjiastuti (2006)
mengatakan bahwa aktiva lancar adalah aktiva yang diharapkan berubah menjadi
kas dalam jangka waktu singkat (biasanya kurang dari satu tahun). Sedangkan
kewajiban lancar menunjukkan kewajiban yang harus dipenuhi dalam waktu
dekat.
Kemampuan pemenuhan kebutuhan modal kerja dapat terukur dari tingkat
likuiditas perusahaan yang salah satunya dapat dilihat dari Current Ratio (CR).
Pada penelitian ini digunakan Current Ratio karena menurut Weston dan
Copeland (1992:265), rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum
digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek,
oleh karena rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor
jangka pendek dipenuhi oleh harta yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam
11
periode yang sama dengan jatuh tempo utang. Sementara itu, jika kewajiban
kepada pihak luar (eksternal) sudah dapat terpenuhi maka perusahaan dapat
menggunakan modal kerja bersih dalam kegiatan operasionalnya guna
menghasilkan laba atau keuntungan.
Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa keputusan pendanaan juga
mempengaruhi ketersediaan modal kerja. Menurut Handono Mardiyanto
(2009:59), utang pada prinsipnya akan menguntungkan apabila perusahaan
mampu memperoleh tingkat pengembalian investasi yang melebihi tingkat bunga
yang harus dibayarkan. Salah satu rasio solvabilitas (leverage) yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Debt to Total Asset Ratio (DAR), yaitu rasio yang
membandingkan total hutang terhadap total aktiva. Melalui Debt to Total Asset
Ratio kita dapat melihat berapa besar proporsi hutang yang digunakan perusahaan
dalam membiayai aktiva yang dimilikinya. Aktiva tersebut digunakan dalam
kegiatan sehari-hari dengan harapan dapat menghasilkan laba atau keuntungan.
Salah satu cara untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba ialah dengan menghitung rasio profitabilitasnya. Rasio
profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA).
ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan
perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan dengan
memanfaatkan seluruh aktiva yang tersedia dalam perusahaan.
Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka dibuat skema dalam
gambar dibawah ini :
12
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Sumber : Olahan Sendiri
1.5 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan
sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban
yang empirik (Ghazali, 2011).
Hipotesis yang akan diuji dan dibuktikan dalam penelitian ini berkaitan
bentuk pengaruh antara variabel-variabel bebas dan terikat. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan sesuai dengan keranga pemikiran
yang dikembangkan maka dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini sebagai
berikut :
a. Pengujian pengaruh variable secara parsial
Hipotesis Pertama : Terdapat pengaruh yang signifikan antara CR
terhadap ROA
Current Asset (CR)
Return on Asset
(ROA) Debt to Total Asset
Ratio (DAR)
13
Hipotesis Kedua : Terdapat pengaruh yang signifikan antara DAR
terhadap ROA
b. Pengujian pengaruh variable secara bersama-sama (simultan)
Hipotesis Ketiga : Secara bersama-sama CR dan DAR berpengaruh
terhadap ROA
1.6 Metodologi Penelitian
1.6.1 Metode Penelitian
Dalam penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan analisis data
deskriptif dan verifikatif. Analisis data deskriptif adalah metode yang digunakan
untuk membuat suatu karya tulis dengan mengumpulkan data-data dari hasil
penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada, membahas, serta menganalisis data
untuk dibuat kesimpulan. Sedangkan, analisis data verifikatif digunakan dengan
persamaan statistik yaitu metode analisis korelasi, regresi dan pengujian hipotesis
statistik. Sementara itu populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2005-2010. Dengan menggunakan metode purposive sampling diperoleh hasil 5
sampel perusahaan telekomunikasi.
1.6.1.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian yaitu suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Nita, 2011).
14
Terdapat dua macam variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel
independen dan variabel dipenden. Variabel independen yaitu variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dipenden. Sedangkan variabel dipenden merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel indipenden.
Current Ratio (CR) dan Debt to Total Asset Ratio (DAR) merupakan
variabel independen, sedangkan Return on Asset (ROA) merupakan variabel
dependen.
Berikut ini dijelaskan secara garis besar secara garis besar mengenai
definisi operasional yang digunakan dalam penelitian:
Tabel 1.3
Definisi Operasional Variabel
No Variabel Pengertian Skala Rumus
1 CR Perbandingan aktiva lancar
terhadap kewajiban lancar
Rasio CR = 𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
2 DAR Perbandingan antara total
utang terhadap total aktiva
Rasio DAR = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
3 ROA Perbandingan antara laba
bersih terhadap total aktiva
Rasio ROA = 𝐸𝐴𝑇
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡× 100%
1.6.2 Data Penelitian
1.6.2.1 Jenis Data
15
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,
yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Data
kuantitatif yang digunakan adalah laporan keuangan tahunan perusahaan.
1.6.2.2 Sumber Data
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah sumber data
sekunder. Sumber data sekunder, merupakan data-data yang berasal dari catatan
yang ada di perusahaan. Terdapat dua sumber data, yaitu sumber data internal
yang diperoleh dari catatan perusahaan dan sumber data eksternal yang diperoleh
dari literatur.
1.6.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan studi
kepustakaan (Library Research), yaitu teknik pengumpulan data dari berbagai
sumber penunjang untuk mendapatkan teori-teori, pengertian dasar, serta pendapat
para ahli yang berhubungan dengan subjek penelitian. Misalnya dengan
mempelajari literature atau hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya yang
mendukung penelitian yang dilakukan. Selain itu, penulis juga mencari sumber-
sumber data lain yang diperlukan dari buku pelajaran, jurnal dan dari website
internet mengenai subjek penelitian yang sedang dilakukan oleh penulis.
Sedangkan data berupa variable CR, DAR dan ROA, diperoleh dengan
cara mengunduh laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan dan diolah
kembali oleh penulis.
1.6.3 Alat Analisis
16
1.6.3.1 Uji Asumsi Klasik
Mengingat data penelitian yang digunakan adalah data sekunder, maka
sebagai salah satu pemenuhan syarat dilakukannya uji regresi berganda, dilakukan
pula uji asumsi klasik sebagai berikut :
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu model regresi,
dependen variabel dan independen variabel keduanya mempunyai distribusi
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau
mendekati normal. Dasar pengambilan keputusan dalam deteksi normalitas yaitu:
1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti
arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka
model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Selain itu, cara lain untuk meyakinkan bahwa data tersebut berdistribusi
normal dapat menggunakan uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov. Hasil
analisis ini kemudian dibandingkan dengan nilai kritisnya. Uji normalitas dapat
dilakukan dengan melihat besaran Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria
pengujian:
1. Angka signifikansi (Sig) > α = 0,05 maka data berdistribusi normal.
2. Angka signifikansi (Sig) < α = 0,05 maka data tidak berdistribusi
normal.
17
2. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (Ghozali, 2011). Menurut
Ghozali, langkah untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam
model ini adalah sebagai berikut :
a. Nilai R2 sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel bebas
banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variable terikat.
b. Menganalisa matriks korelasi antar variabel bebas jika terdapat
korelasi antar variabel bebas yang cukup tinggi (>0,9) hal ini
merupakan indikasi adanya multikolinearitas.
c. Dilihat dari nilai VIF dan Tolerance. Nilai cut off Tolerance < 0,10
dan VIF > 10 (berarti terdapat multikolinearitas).
3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah didalam sebuah model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan periode t-1 (sebelumnya), autokorelasi ini timbul pada data yang
bersifat time series. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem
autokorelasi. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi. Salah satunya adalah dengan menggunakan Run Test.
Run test sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat pula digunakan
untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Apabila nilai
signifikansi yang dihasilkan lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak
terjadi autokorelasi antar residual.
18
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu ke pengamatan yang lain.
Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Salah satu pengujian yang dapat dilakukan untuk menyelidiki masalah
heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar dari scatterplot
yang dihasilkan oleh SPSS ver. 16.0. Apabila diagram pencar membentuk pola-
pola tertentu yang teratur maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas .
Namun apabila diagram pencar tidak membentuk pola atau acak maka regresi
tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.
1.6.3.2 Regresi Linear Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis
Regresi Linear Berganda untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel
independen terhadap variabel dependen.
Pada penelitian ini, untuk variabel independennya adalah Current Ratio
(CR) dan Debt to Total Asset Ratio (DAR) dan variabel dependennya adalah
Return on Asset (ROA), dengan persamaan sebagai berikut :
Dimana :
Y = Return on Asset (ROA)
X1 = Current Ratio (CR)
Y = a + β1X1+ β2X2 + ɛ
19
X2 = Debt to Total Asset Ratio (DAR)
a = intersep
β1 dan β 2 = Koefisien Regresi
1.6.3.3 Pengujian Hipotesis Statistik
Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang diajukan,
perlu digunakan analisis regresi melalui uji t maupun uji F. Tujuan digunakan
analisis regresi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen
terhadap variabel dependen , baik secara parsial maupun simultan serta
mengetahui besarnya dominasi variabel-variabel independen terhadap variabel
dependen.
a.) Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui sampai
berapa besar presentase variasi variabel bebas pada model dapat
diterangkan oleh variabel terikat (Gujarati, 1995). Koefisien determinasi
(R2) dinyatakan dalam presentase yang nilainya berkisar antara 0 < (R2) <
1.
Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas (Ghozali,
2011). Nilai yang mendekati 1 (satu) berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variasi variabel dependen.
20
b.) Uji Statistik t
Pengujian pengaruh secara parsial antara CR terhadap ROA
Ho : β1 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara CR
terhadap ROA
Ha : β1 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara CR terhadap
ROA
Pengujian pengaruh secara parsial antara DAR terhadap ROA
Ho : β2 = 0 Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara DAR
terhadap ROA
Ha :β2 ≠ 0 Terdapat pengaruh yang signifikan antara DAR
terhadap ROA
Uji t dilakukan untuk menguji apakah variabel X mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y secara satu-satu (parsial).
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian menurut Ghozali (2011)
yaitu dilakukan dengan bantuan program SPSS ver. 16.0, lalu untuk
memperoleh kesimpulan uji t tersebut digunakan kriteria sebagai berikut:
Ho diterima jika, Angka signifikansi (Sig) > α = 0,05
Ho ditolak jika, Angka signifikansi (Sig) < α = 0,05
c.) Uji Statistik F
Pengujian pengaruh secara simultan antara CR dan DAR
terhadap ROA
21
Ho : β1, β2 = 0 Semua koefisien regresi sama dengan nol, artinya
CR dan DAR secara bersama-sama tidak
mempengaruhi ROA
Ha : β1, β2 ≠ 0 Paling sedikit satu koefisien regresi tidak sama
dengan nol, artinya paling sedikit satu variabel
indipenden yaitu CR atau DAR secara bersama-
sama mempengaruhi ROA
Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel X mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y secara bersama-sama
(simultan). Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian menurut
Ghozali (2011) yaitu dilakukan dengan bantuan program SPSS ver. 16.0,
lalu untuk memperoleh kesimpulan uji F digunakan kriteria sebagai
berikut:
Ho diterima jika, Angka signifikansi (Sig) > α = 0,05
Ho ditolak jika, Angka signifikansi (Sig) < α = 0,05
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan penulis untuk melakukan penelitian ini adalah pada bulan
Januari s/d Mei 2012. Penulis melakukan penelitian dengan mencari data dari
situs-situs internet dan dari studi kepustakaan baik itu di perpustakaan maupun
buku-buku sumber lainnya milik sendiri yang mendukung penelitian.