bab i pendahuluan -...
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya perpustakaan di lingkungan perguruan tinggi adalah
suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga perguruan tinggi
tersebut. Perpustakaan bersama-sama dengan unit kerja lainnnya dalam suatu
perguruan tinggi saling menunjang dalam melaksanakan program Tri Dharma
Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian
masyarakat.1 Fungsi perpustakaan perguruan tinggi harus benar-benar sejalan
dengan fungsi lembaga penaungnya itu, yang mana peranan perpustakaan dituntut
untuk lebih aktif dan dinamis..
Sehubungan dengan fungsi penting itu, maka perpustakaan Fakultas Adab
dan Humainiora UIN Jakarta terus melakukan peningkatan fasilitas pelayanannya.
Para pustakawan perpustakaan fakultas tersebut selalu memikirkan bagaimana
caranya agar civitas akademika di lingkungan Fakultas Adab dan Humaniora
khususnya dapat meningkatkan diri mereka di dalam kegiatan membaca. Dalam
pada itu, mereka akan menggunakan fasilitas dan layanan prima yang ditawarkan
oleh Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora tersebut secara maksimal,
fasilitas layanan prima yang dilakukan Perpustakaan Fakultas Adab dan 1 Proyek Pengembangan Perpustakaan Perguruan Tinggi, Pedoman / Standarisasi Perpustakaan di Indonesia, (Jakarta : Pusat Pembinaan Perpustakaan, 1977).
1
Humaniora tersebut semata-mata ditujukan untuk memuaskan pengguna layanan
perpustakaan secara nyata. Kegiatan-kegiatan yang disediakan oleh Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora bertujuan untuk mencapai beberapa hal berikut
yakni dengan menyediakan layanan penggunaan program otomasi (intranet
service). Dengan menggunakan alat canggih itu para pengguna perpustakaan
dapat dengan mudah mengakses buku yang akan mereka cari di Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora.
Disisi lain, Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora menyadari bahwa
antara pelayanan dan kebutuhan pemakai jasa perpustakaan sebenarnya ada
kesenjangan yang menyebabkan orang semakin jarang dan malas mengunjungi
perpustakaan. Kesenjangan itu terjadi karena tidak adanya buku yang diperlukan
atau belum tersedianya referensi tertentu. Perpustakaan sangat memahami
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah bergerak sedemikian
cepatnya, informasi mengenai ilmu pengetahuan tidak terbatas pada buku saja,
tetapi dewasa ini majalah dan surat kabar memegang peranan yang cukup
signifikan dalam pengedaran informasi.2
Dalam melakukan tugas keilmuannya, tenaga pengajar atau dosen tidak
dapat melepaskan diri dari informasi dan buku yang berbentuk koleksi
perpustakaan. Menjelajahi koleksi-koleksi perpustakaan, bahkan koleksi yang
berisikan informasi mutakhir akan memperkokoh kemajuan ilmiah. Apabila para
2 Hendrarta (ed), Perpustakaan antara harapan dan kenyataan, (Jakarta: P.B Ikatan Pustakawan Indonesia,,1990) h. 43.
2
pelaku pendidikan belum mau atau kurang memanfaatkannya, maka dampak yang
terlihat adalah belum dapat terciptanya proses belajar mengajar yang kreatif dan
kritis, kurang pengendalian dan perencanaan program tri dharma.3 Untuk itu
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah tidak hanya mengadakan UPT
Perpustakaan Utama saja, namun juga mengembangkan dan memberdayakan
keberadaan perpustakaan dimasing-masing Fakultas yang ada di lingkungan
Universitas Islam Negeri Jakarta.
Sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tahun 1999 – 2004, bahwa UPT Perpustakaan Utama UIN Jakarta
diarahkan untuk menjadi Perpustakaan Riset (Research), sementara Perpustakaan
Fakultas dijadikan dan dikembangkan sebagai perpustakaan kerja (Working
Library).4 Dengan pengembangan working library di masing-masing fakultas
tersebut, maka perpustakaan yang ada dapat memberi manfaat bagi para pelaku
pendidikan dalam menunjang aktivitas proses belajar dan mengajar. Selain
lokasinya yang mudah dijangkau karena berada dalam lingkungan fakultas,
koleksinyapun lebih spesifik dan sesuai dengan karakteristik masing-masing
program di fakultas.
Berdasarkan daftar pengunjung tahun 2003 dan 2004 maupun menurut
pengamatan penulis selama bekerja di Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora, dapat diungkapkan bahwa tenaga pengajar atau dosen adalah salah
3 Ibid, h. 67 4 IAIN, Rencana Induk Pengembangan IAIN tahun 1999 – 2004, Tim.
3
satu di antara pemakai perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora yang jarang
berkunjung ke perpustakaan, bahkan ada diantara mereka yang tidak pernah
mendatangi Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, dalam hubungannya
untuk memenuhi kebutuhan informasi keilmuan. Kunjungan dosen yang jarang
tersebutpun diikuti dengan kemalasan mereka untuk mengisi atau menulis buku
tamu daftar pengunjung, meskipun mereka pernah datang ke perpustakaan. Jadi
dengan demikian tidak dapat ditemukan data kehadiran para dosen dalam daftar
pengunjung perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora.
Pelayanan prima yang dilakukan Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora, pada kenyataanya dinilai belum cukup memadai menurut pendapat
sebagian civitas akademika Fakultas Adab dan Humaniora, hal ini terbukti dengan
adanya sebagian dari mereka kurang berminat untuk menggunakan segala macam
bentuk fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan tersebut. Keadaan ini tentu
saja sangat memprihatinkan, dimana mereka yang diharapkan dapat menggunakan
segala fasilitas, ternyata sangat jarang berkunjung ke perpustakaan. Padahal
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora merupakan perpustakaan yang layak
menyandang gelar ‘working library’ ( pepustakaan kerja atau belajar ) dalam
proses belajar mengajar bagi segenap civitas akademika Fakultas Adab dan
Humaniora.
Oleh karena itu, penulis akan mengangkat topik pembahasan mengenai,
sejauh mana tenaga pengajar dan dosen dapat mengaplikasikan pemanfaatan
layanan informasi di Perpustakaan FAH UIN Jakarta. Bertumpu dari topik
4
tersebut di atas, maka dapat diambil maknanya bahwa pemakai atau pengguna
perpustakaan adalah sasaran utama dari tujuan layanan perpustakaan.
Perpustakaan bisa dikatakan berjalan dengan baik, jika banyaknya pengunjung
atau pemakai perpustakaan yang dapat memanfaatkan seluruh fasilitas dan koleksi
yang ada. Sebab perpustakaan dan pengunjung terjalin sebuah hubungan yang
saling menguntungkan. Perpustakaan tanpa pengunjung tidak ada artinya dan
pengunjungpun memerlukan perpustakaan karena koleksi yang dimiliki
perpustakaan sebagai wadah tersimpannya referensi ilmu yang dapat dipelajari.
Oleh karena seorang pustakawan dituntut berperan aktif dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan perpustakaan, sehingga dapat menarik minat baca
para pengunjung atau pemakai informasi.
B. Pembatasan dan perumusan masalah
Tidak mudah untuk membahas persoalan yang terjadi pada perpustakaan
di tengah maraknya metode-metode lain dalam memperoleh informasi yang kian
hari kian beragam dan berkesinambungan. Untuk itu dalam penulisan skripsi ini,
penulis akan membatasi pembahasan kepada masalah layanan informasi dan
penggunaan fasilitas optimal yang melibatkan fungsi perpustakaan pada
umumnya.
Bertalian dengan hal itu, penulis memfokuskan diri kepada kajian lebih
lanjut mengenai sejauh mana pemanfaatan layanan informasi oleh civitas
akademika pada umumnya dan dosen pada khususnya, yang tentunya tidak dapat
5
dipisahkan dari pengertian bahwa perpustakaan tak akan berjalan bila jasa
layanan di perpustakaan tidak dimanfaatkan seoptimal mungkin oleh para
penggunanya.
Untuk tidak terjadinya perluasan masalah, maka penulis membatasi dari
pada permasalahan yang akan dibahas :
1. Penelitian diadakan di Perpustakaan FAH- UIN Jakarta.
2. Penelitian dilakukan terhadap tenaga pendidik atau dosen Fakultas Adab dan
Humainiora UIN Jakarta saja.
3. Penelitian dibatasi dengan riset pustaka, data dan kuesioner kepada tim
pendidik atau pengajar Fakultas Adab dan Humainiora UIN Jakarta.
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sejauh
mana Perpustakaan FAH UIN Jakarta dapat berperan penting bagi tenaga
pendidik atau dosen serta pandangan mereka terhadap keberadaan Perpustakaan
FAH UIN Jakarta beserta fasilitasnya sebagai working library.
1. Bagaimana cara dosen memenuhi kebutuhan informasinya ?
2. Bagaimana penilaian dosen tentang perpustakaan ?
3. Bagaiman hubungan dosen dengan Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora ?
4. Bagaimana koleksi dan layanan Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
yang ada ?
5. Bagaimana keberadaan perpustakaan dalam pengembangan strategi program
Fakultas Adab dan Humaniora.
6
C. Tujuan Penelitian.
Untuk memperjelas sasaran yang akan dicapai melalui penelitian sesuai
dengan permasalahan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pandangan dan pendapat tenaga pengajar atau dosen
tentang keberadaan Perpustakaan FAH UIN Jakarta.
2. Untuk mengetahui sejauh mana minat tenaga pengajar atau dosen terhadap
keberadaan koleksi dan fasilitas perpustakaan FAH UIN Jakarta
3. Untuk mengetahui sejauh mana keberadaan Perpustakaan FAH UIN Jakarta
dapat menunjang kegiatan tenaga pengajar atau dosen.
4. Untuk mengetahui sejauh mana peranan Perpustakaan FAH UIN Jakarta
terhadap pemakainya yakni tenaga pengajar atau dosen.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan bagi Perpustakaan FAH UIN Syarif hidayatullah Jakarta
agar dapat menjadi dasar dalam meningkatkan mutu, fasilitas dan
pengembangan kedepan program perpustakaan.
2. Sebagai bahan pemikiran bagi perpustakaan fakultas lainnya dilingkungan
Uinversitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, betapa pentingnya
mencari atau menerima masukkan dari pemakai dalam meningkatkan mutu
perpustakaan.
7
3. Sebagai bahan rujukkan bagi peneliti lainnya yang mengangkat topik serupa
dalam penelitiannya.
E. Metodologi penelitian
Untuk mempelancar proses penulisan sebuah laporan karya ilmiah maka
perlu diadakan penelitian untuk mencari data penunjang agar dapat memperkuat
sebuah analisa dan tentunya juga memastikan bahwa data karya ilmiah yang akan
diangkat adalah sebuah fakta atau pendapat yang didasarkan pada sebuah
kebenaran (realita)
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini maka penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut:
1. Tipe penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang tujuannya untuk
memperoleh gambaran mengenai peranan perpustakaan terhadap aktifitas
perkulihan dan keilmuan serta pemanfaatan perpustakaan oleh tenaga
pengajar atau dosen Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta.
Penelitian deskripsi berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat
fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu.5
5 Margono, Metodologi pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 8
8
2. Pendekatan Penelitian.
Pendekatan penelitian yang dugunakan adalah pendekatan kuantitatif
yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengangkat fakta, keadaan,
variabel, dan fenomena yang terjadi saat penelitian berlangsung dan
menyajikan apa adanya.6
3. Jenis dan Sumber Data
a. Data sekunder yaitu data yang bersumber dari kepustakaan, yang terdiri
dari buku-buku, literatur, dokumen dan artikel yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti.
b. Data primer yaitu data yang bersumber dari responden yang ditemui
langsung di lapangan (lokasi penelitian) yaitu para tenaga pengajar atau
dosen yang mengajar di Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Teknik Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen Fakultas Adab dan
Humaniora, sedangkan sampel yang dijadikan responden dalam penelitian ini
adalah 20 % dari jumlah keseluruhan populasi dosen Fakultas Adab dan
Humaniora 7
Perhitungan didasarkan pada teknik penentuan sampel penelitian,
maka jumlah responden adalah sebagai berikut :
6 Subana.M dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), h. 26 7 Selvilla. Consuelo G. ed al., Pengantar Metode Penelitian , (Jakarta : UI Press, 1993), h.163
9
20 / 100 X 249 = 49,8 dibulatkan menjadi 50 orang.
5. Metoda Pengumpulan Data
Data apapun yang hendak dikumpulkan pada suatu penelitian,
diperoleh melalui metode-metode tertentu, pada sumber-sumber tertentu, dan
dengan menggunakan alat atau instrumen tertentu.8
Adapun metode yang digunakan penulis untuk mendapatkan data-data
atau infomasi dalam penelitian ini adalah :
a. Riset Perpustakaan (Library Research)
Dalam penelitian perpustakaan, penulis menggunakan bahan-bahan
pustaka yang relevan dengan pokok permasalahan yang dibahas, yaitu
dengan mempelajari buku-buku, literatur, dokumen, dan artikel untuk
mendapatkan gambaran yang teoritis sesuai dengan masalah yang dibahas
dalam skripsi ini.
b. Riset Lapangan (Field Research)
Dalam penelitian lapangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data
secara langsung dari objek penelitian di lapangan. Ada beberapa cara yang
dilakukan penulis dalam penelitian lapangan ini yaitu :
I. Observasi : yaitu penulis melakukan pengamatan secara langsung di
perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, pengamatan itu bertujuan
untuk memperoleh data yang akurat tentang gejala, peristiwa, dan
kondisi aktual yang diperlukan dalam penulisan ini. 8 Faisal, Sanapiah , Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003)h. 51
10
II. Kuesioner (angket) : yaitu pengumpulan data dengan cara
menyebarkan sejumlah pertanyaan tertulis melalui sebuah daftar
pertanyaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.9 Kuesioner adalah
sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui.10
c. Kisi-kisi Kuesioner
Variabel dalam penelitian ini adalah dosen, pemanfaatan perpustakaan dan
perpustakaan. Variabel tersebut dijabarkan menjadi beberapa indikator.
Indikator-indikator tersebut dijadikan dasar dalam menyusun butir-butir
pertanyaan. Hal tersebut dapat dilihat pada kisi-kisi kuesioner sebagai
berikut :
9 Anas Sujono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,1999) h.27 10 Arikonto,S, Prosedur Penelitian : suatu pendekatan praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002) h.128
11
Tabel I
Kisi-kisi kuesioner
Variabel Indikator Pertanyaan No.
Dosen / Responden
1. Identitas Responden
1.1 Dosen pada jurusan/progam studi. 1.2. Jenjang pendidikan yang dilalui 1.3 Status tugas yang anda miliki 1.4. Gol./Kepangkatan Akademik
1 2 3 4
2. Dosen dan Aktifitas Profesi
2.1 Frekuensi mengajar dalam satu minggu. 2.2 Mengajar, di fakultas atau universitas lain. 2.3 Profesi / aktifitas lain selain dosen.
5 6,7 8
. 3. Dosen dan Kebutuhan Informasi
3.1. Pemanfaatan waktu luang dikampus. 3.2 Memenuhi kebutuhan informasi. 3.3 Sumber bacaan yang dimiliki. 3.4 Aktifitas membaca 3.5 Jenis sumber informasi sering digunakan
9 10 11 12 13
Pemanfatan Perpustakaan
. 4. Penilaian dosen tentang
Perpustakaan.
4.1 Peran perpustakaan dalam proses pendidikan. 4.2 Perpustakaan dan proses pembelajaran. 4.3 Hubungan perpustakaan dengan pendidik.
14 15 16
5. Dosen dan Perpustakaan Fak. Adab
5.1 Frekuensi kunjungan ke perpustakaan FAH. 5.2 Lokasi Perpustakaan Fak. Adab. 5.3 Tataruang Perpustakaan Fak. Adab . 5.4 Sarana penunjang perpustakaan F.A.H. 5.5 Penerangan dan suhu ruangan perpustakaan. 5.6 Jenis sumber infomasi yang sering gunakan . 5.7 Keberadaan perpustakaan F.A.H.
16 17
18 19 20 21 22
Perpustakaan
6. Koleksi Perpustakaan
6.1 Keberadaan koleksi Perpustakaan Fak. Adab. 6.3 Organisasi koleksi perpustakaan Fak. Adab. 6.4 Keterlibatan dalam proses pengadaan koleksi
perpustakaan fakultas adab. 6.5 Koleksi dan proses pengadaan. 6.6 Koleksi referensi & aktifitas akademik. 6.7 Keterlibatan referensi dalam keilmuan.
23 24 25 26 27 28
7. Layanan Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora
7.1 Jenis layanan perpustakaan. 7.2 Pemanfaatan petugas layanan perpustakaan. 7.3 Kemampuan petugas perpustakaan. 7.4 Jam buka perpustakaan. 7.5 Penilaian umum layanan perpustakaan
29 30 31
32 33
8. Perpustakaan dan Rencana / Pengembangan
8.1 Keterlibatan perpustakaan F.A.H. dalam berbagai perencanaan strategis pendidikan.
8.2 Kewenangan perpustakaan.
34 35
12
6. Pengolahan dan Analisa Data
Analisa data merupakan bagian yang sangat penting dalam kegiatan
penelitian . Hasil analisa data itu merupakan pengungkapan hasil survei yang
diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner. Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan analisis kuantitatif untuk menghitung prosentase hasil
penelitian. Data penelitian yang sudah diolah dituangkan dalam bentuk total.
Hasil jawaban dari responden ditabulasikan sesuai dengan jumlah
responden, kemudian dihitung prosentasenya. Hasil tabulasi data kemudian
dianalisa dalam bentuk penelitian juga. Analisa data, dimulai dari analisa data
kelompok demi kelompok, setiap analisa data diikuti dengan pengambilan
kesimpulan sementara yang merupakan hasil perbandingan anatara data yang
diperoleh dengan prosentasenya. Selanjutnya diikuti dengan analisa data
secara keseluruhan. Perhitungan perumusan data digunakan rumus sebagai
berikut :
P = f / N x 100 %
Keterangan : P = Prosentase
F = Frekuesi yang sedang dicari prosentasenya
N = Number of case ( Jumlah frekuensi /Individu).11
Teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman / merujuk kepada buku
“ Pedoman Penulisan Skripsi, Thesis, dan Disertasi” yang diterbitkan oleh
UIN Jakarta Press tahun 2002 cet. 2
11 Anas Sujono , op.cit, h.40
13
F. Pembatasan Istilah
Kata dasar dari pemanfaatan adalah manfaat yang berarti ‘faedah’ atau
‘guna’. Bermanfaat yaitu berguna. Kemanfaatan yaitu kegunaan. Memanfaatkan
yaitu memakai sesuatu supaya bermanfaat atau berguna. Pemanfaatan yaitu
proses, cara atau perbuatan memanfaatkan sesuatu agar menjadi bermanfaat atau
berguna.12
Kata dasar dari perpustakaan adalah ‘pustaka’ artinya ‘kitab’ atau ‘buku’.
Perpustakaan adalah kumpulan buku-buku ( bacaan dan sebagainya ).
Kepustakaan adalah ; perpustakaan, bibliografi, buku-buku, keterangan dan
tulisan mengenai sesuatu bidang ilmu, topik, gejala atau kejadian. Pustakaloka
adalah tempat atau ruang perpustakaan dan pustakawan adalah orang yang
berkecimpung dibidang perpustakaan atau ahli perpustakaan.13 Dengan
demikian perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun
gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya
yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca,
bukan untuk dijual.14
Perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada di bawah
pengawasan dan dikelola oleh perguruan tinggi dengan tujuan utama membantu
perguruan tinggi mencapai tujuannya. Dalam pengertian ini perguruan tinggi
12 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern English Press,2002) cet.3 h. 928. 13 Ibid, h. 1211 14 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, (jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993) h.3
14
adalah universitas, fakultas, jurusan, institut, sekolah tinggi dan akademi serta
berbagai badan bawahannya seperti lembaga penelitian.15 Perpustakaan Fakultas
adalah bagian dari perpustakaan perguruan tinggi yang berada di fakultas
perguruan tinggi tersebut. Berdirinya perpustakaan Fakultas mempunyai tujuan
utama yakni sebagai perpustakaan kerja (working library) yang memberi manfaat
bagi para mahasiswa dan dosen dalam menunjang aktifitas perkulihan mereka.
Selain lokasinya yang mudah dijangkau, koleksinya pun lebih spesifik sesuai
dengan karakteristik masing-masing program fakultas.16
Dosen adalah tenaga pengajar pada perguruan tinggi.17 Dosen terdiri dari
dosen biasa, dosen luar biasa dan dosen tamu. Dosen biasa adalah dosen yang
diangkat dan ditetapkan sebagai tenaga tetap di Universitas baik berstatus sebagai
pegawai negeri sipil maupun dosen kontrak Universitas, fakultas, jurusan atau
program studi. Dosen luar biasa adalah dosen yang bukan tenaga tetap di
Universitas. Dosen tamu adalah mereka yang diundang dan diangkat untuk
menjadi dosen di Universitas selama jangka waktu tertentu.18
15 Sulistyo Basuki, Periodisasi Perpustakaan Indonesia, (Bandung: Remaja Rosdakarya,1994)
h. 63 16 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Proposal Pengembangan Perpustakaan IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, (Jakarta: IAIN Syahid Jakarta, 1999) h. 2 17 Peter Salim dan Yenny Salim, op. cit, h. 367 18 Departemen Agama RI, Statusta Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah , 2002) h. 60.
15
G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis akan menguraikan secara sistematis,
bahwa skripsi ini dibagi dalam lima bab yaitu, bab I sebagai pendahuluan dan
bab V sebagai penutup. Adapun gambaran rinci sistematika penulisan ini adalah
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis mengemukakan latar belakang masalah, perumusan dan
pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode-metode
yang digunakan dalam penelitian, pembatan istilah dan sistematika penelitian.
BAB II KERANGKA TEORI
Dalam bab ini berisi landasan teoritis yang berkaitan dengan masalah yang
hendak diteliti, di sini penulis memberikan gambaran mengenai definisi, fungsi,
dan tugas perpustakaan perguruan tinggi, koleksi perpustakaan fakultas, dan
pemanfaatan bahan pustaka tenaga pengajar atau dosen.
BAB III. GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN
HUMAINIORA UIN JAKARTA
Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai sejarah singkat dan
perkembangan, struktur organisasi, sistem dan jenis layanan, koleksi dan
16
fasilitas perpustakaan, prosedur dan tata laksana perpustakaan, dan pelayanan
prima di perpustakaan.
BAB IV. PRESENTASI DATA HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini diterangkan tentang hasil penelitian, yakni tentang teknik
pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data dan analisa mengenai data
responden, frekuensi dan tujuan mengunjungi perpustakaan, perilaku
penelusuran dan pemanfaatan bahan pustaka.
BAB IV PENUTUP.
Bab ini adalah bab terakhir dimana penulis mengemukakan suatu kesimpulan
dari pembahasan skripsi ini dan penulis akan mengungkapkan beberapa saran
berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini yang diharapkan dapat menjadi
bahan masukkan dan sumbangan pemikiran penulis yang dapat dimanfaatkan
oleh pihak-pihak terkait.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perpustakaan Fakultas
1. Defenisi Perpustakaan
Perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata susunan tertentu untuk digunakan pembaca, bukan untuk dijual. Dalam pengertian buku dan terbitan lainnya termasuk di dalamnya semua bahan cetak (buku, majalah, laporan, pamflet, prosiding, manuskrip atau naskah, lembaran musik), berbagai karya media audiovisual seperti film, slaid (slide), kaset, piringan hitam (bentuk mikro seperti mikrofilm), mikrofis, dan mikroburam (microopaque).19
Perpustakaan marupakan penyedia koleksi bahan pustaka dan
mendayagunakan koleksi itu untuk dibaca oleh masyarakat pemakainya,
guna memenuhi kebutuhan akan informasi, pengetahuan atau bahan bacaan.
Dengan demikian perpustakaan dapat dikatakan sebagai suatu lembaga yang
mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan informasi mulai sejak
menghimpun data-data, mengolah data-data sampai dengan menyajikan data
informasi tersebut kepada pemakai atau penggunanya.
Yang dimaksud Perpustakaan Fakultas adalah perpustakaan yang
terdapat pada fakultas suatu perguruan tinggi, badan bawahannya maupun
lembaga yang berafiliasi dengan fakultas perguruan tinggi, yang bertujuan
19 Sulistyo Basuki, 0p. cit. h.3
18
utama membantu perguruan tinggi bersangkutan untuk mencapai
tujuannya.20
Perpustakaan sebagai organisasi dan penyedia layanan publik
(service provider), memiliki peranan yang strategis dalam sistem
pendidikan yang bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam sistem
pendidikan modern, suatu lembaga pendidikan termasuk perguruan tinggi
tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik apabila tenaga pendidik dan
peserta didik tidak didukung oleh sarana penunjang yang diperlukan dalam
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Sarana penunjang tersebut
diantaranya adalah perpustakaan yang merupakan pusat informasi, tempat
bahan pustaka dikumpulkan, diolah, dan disebarluaskan untuk dimanfaatkan
semaksimal mungkin oleh masyarakat penggunanya yakni segenap civitas
akademika.
Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
perpustakaan merupakan kumpulan buku, manuskrip, dan bahan pustaka
lainnya baik dalam bentuk materi tercetak dan media noncetak serta sumber
informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis agar dapat
digunakan pemakai untuk keperluan studi atau bacaan, kenyamanan atau
kesenangan. Secara umum definisi perpustakaan selalu mencakup unsur
koleksi, penyimpanan dan pemakai. Defenisi perpustakaan umumnya
20 Zainal Arifin Toy, Peranan Perpustakaan Dalam sistem Kredit Semester di IAIN, (Jakarta :
Ditbinperta Depag, 1993) h.3
19
membedakan pengertian perpustakaan sebagai sebuah gedung, ruangan, atau
akomodasi fisik tempat penyimpanan buku yang berbeda dengan pengertian
perpustakaan sebagai akumulasi bahan pustaka dalam arti yang luas. Jadi,
perpustakaan mencakupi dua pengertian tersebut, yaitu perpustakaan
sebagai sebuah gedung atau ruangan dan perpustakaan sebagai akumulasi
koleksi bahan pustaka.21
2. Fungsi Perpustakaan
Dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 dan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, posisi
perpustakaan tidak disebutkan secara eksplisit, tetapi pada pejelasan pasal
35 ayat 1 dikatakan bahwa perpustakaan termasuk salah satu sarana dan
prasarana pendidikan yang harus diadakan. Namun dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 30 tahun 1990 tentang Pendidikan Tinggi, pada pasal 34
disebutkan posisi perpustakaan sebagai berikut, “Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Perpustakaan merupakan unsur penunjang sebagai kelengkapan bagi
pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat”.22
Sejalan dengan Tri Dharma perguruan tinggi di atas, maka fungsi
perpustakaan perguruang tinggi sangat dominan dalam menunjang
pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi itu. Perpustakaan perguruan
21 Sukistyo Basuki, op. cit. , h. 4 22 Peraturan Pemerintah No. 30 Th. 1990 tentang Pendidikan Tinggi. Jakarta: Depdikbud, 1990.
20
tinggi harus mampu berfungsi sebagai jantung dari semua program
pendidikan, pusat alat-alat bahan-bahan peraga pengajaran atau instructional
materials center, pusat pengumpulan atau penyimpanan bagi semua
penerbitan, dan pusat kegiatan kultural masyarakat setempat. 23 Keberadaan
perpustakan di perguruan tinggi sangat diperlukan karena perpustakaan
merupakan salah satu komponen dasar pendukung program-program
perguruan tinggi dalam rangka mencapai tujuannya, yaitu mencetak dan
menyiapkan lulusan-lulusan yang mampu menguasai dan mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi pada tingkat yang berkualitas.
Dilihat secara umum, perpustakaan perguruan tinggi berfungsi
sebagai pusat pengumpulan, pelestarian, pengolahan, pemanfaatan dan
penyebarluasan informasi, sedangkan secara khusus perpustakaan perguruan
tinggi berfungsi sebagai pusat pelayanan informasi untuk program
pendidikan atau pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat. Maka
untuk itu fungsi perpustakaan fakultas adalah :
a. Penunjang, perpustakaan menunjang program belajar mengajar yang
dilakukan oleh perguruan tinggi dengan tersedianya bahan pustaka
yang sesuai dengan program belajar mengajar tersebut.
b. Pelengkap, dengan koleksi bahan pustaka yang terarah dan sesuai
dengan program pendidikan pada perguruan tinggi tersebut maka
23 Soejono Trimo, op. cit., h. 2
21
perpustakaan dapat melengkapi perangkat perguruan tinggi dalam
mencapai tujuan.
c. Penghubung, perpustakan dapat menjadi penghubung antara bahan
pustaka yang berupa informasi dengan para pemakai jasa
perpustakaan. Informasi yang sedemikian rupa banyaknya dapat
dimanfaatkan oleh segenap civitas akademika dengan keberadaan
perpustakaan sebagai penghubungnya.
d. Penambah, perpustakaan juga berfungsi menambah informasi yang
didapat oleh segenap civitas akademika dalam pertemuan di dalam
kelas, dengan koleksi informasi yang sedemikian rupa perpustakaan
dapat memberikan wawasan lain dari informasi yang mereka dapatkan.
e. Rekreasi, koleksi perpustakaan yang dibina sedemikian rupa dapat
menjadi tempat berekreasi bagi segenap civitas akademika. Rekreasi
dengan membaca bacaan hiburan seperti novel, majalah, koran dan
lain-lain dapat memberikan sedikit hiburan kepada para mahasiswa
maupun dosen yang mungkin jenuh mencari informasi dalam
sepanjang hari.
3. Tugas Perpustakaan
Untuk dapat memenuhi fungsi tersebut, maka tugas perpustakaan
perguruan tinggi ialah:
22
a. Melaksanakan pemilihan bahan pustaka yang sesuai dengan kebutuhan para pemakai perpustakaan yaitu mahasiswa atau pengajar serta pihak lain yang membutuhkan informasi
b. Mengolah bahan pustaka yang tersedia sehingga dengan mudah dapat
dipergunakan oleh pemakai. c. Menyelenggarakan peminjaman bahan pustaka dengan cara yang efisien
. d. Membantu para pemakai perpustakaan untuk mendapatkan dan memakai
bahan pustaka yang diperlukannya dalam bentuk program bimbingan penggunaan perpustakaan yang bersifat resmi atau kurikuler maupun secara perorangan.
e. Menyelenggarakan kerja sama antarperpustakaan dengan memanfaatkan
sistem jaringan informasi yang ada dalam rangka meluaskan cangkupan koleksi dan pelayanan informasi masing-masing perpustakaan.24
Perpustakaan fakultas yang berfungsi sebagai “working library”
pada Universitas Islam Negeri Jakarta, maka tugasnya lebih spesifik dan
terarah kepada perpustakaan kerja atau belajar mengajar. Untuk koleksi
bahan pustakanya harus pula sesuai dan searah dengan program pendidikan
fakultas tempat perpustakaan itu berada. Dan tugasnya lebih terarah kepada
memenuhi fungsi penunjang, pelengkap, penghubung, penambah dan
rekreasi daripada kepada penelitian.
B. Pemakai Perpustakaan
Istilah pengguna atau pemakai dalam dunia perpustakaan terdapat
beberapa definisi, menurut pandangan Muhammad Asrukin ialah ; seseorang
yang berhubungan dengan perpustakaan dalam rangka mencari informasi yang 24 Sulistyo Basuki, op. cit. ,67
23
diperlukan.25 Dan menurut Sulistyo Basuki menyatakan bahwa yang dimaksud
dengan pengguna atau pemakai ialah; lazimnya orang yang dijumpai di
perpustakaan tatkala orang tersebut memerlukan informasi.26 Untuk
memperjelas batas kajian yang berkaitan dengan pengguna sistem informasi,
Wilson menyajikan beberapa definisi, yaitu :
1. Perilaku informasi (information behavior) yang merupakan keseluruhan perilaku manusia berkaitan dengan sumber dan saluran informasi.
2. Perilaku penemuan informasi (information secleing behavior) merupakan
upaya menemukan informasi dengan tujuan tertentu sebagai akibat dari adanya kebutuhan untuk memenuhi tujuan tertentu.
3. Perilaku pencarian informasi (information searching and behavior)
merupakan perilaku di tingkat mikro, berupa perilaku mencari yang ditunjukkan seseorang ketika berinteraksi dengan sistem informasi atau keputusan memilih buku yang paling relevan di antara sederetan buku di rak perpustakaan.
4. Perilaku penggunaan informasi (information user behavior) terdiri dari
tindakan-tindakan fisik maupun mental yang dilakukan seseorang ketika seseorang menggabungkan informasi yang ditemukan dengan pengetahuan yang dia miliki.27
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemakai adalah orang yang
pernah datang keperpustakaan dan memerlukan informasi dari perpustakaan
tersebut, baik informasi tercetak seperti informasi yang terdapat dalam buku,
jurnal, majalah, bulletin, surat kabar, maupun informasi lainnya. Dalam istilah
yang lebih luas, pemakai dapat dikatakan sebagai orang yang berhubungan
25 Muh. Asrukin, et.al “Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Ilmu Informasi, (Jakarta: Program Studi
Ilmu Perpustakaan Universitas Indonesia, 1993) Vol. 1, No. 1 h. 48 26 Sulistyo Basuki, Teknik dan Jasa Dokumentasi (Jakarta: Gramedia, 1992) h. 29 27 Putu Layman Pendit, Penelitian Ilmu Perpustakaan dan Informasi (Jakarta : JIP – FSUI 2003) h. 29
24
dengan perpustakaan, baik langsung atau tidak langsung dalam rangka mencari
informasi yang dibutuhkan.8 Sehubungan dengan hal itu, perpustakaan harus
dapat memberikan data atau informasi non cetak, seperti informasi yang
terdapat dalam bahan audio visual (film, CD-Rom), dan layanan maksimal bagi
segenap pengguna, maka perlu diidentifikasikan jenis kebutuhan pengguna dan
metoda pelayanan yang diinginkan, karena perpustakaan kerja atau belajar
(working library) seyogyanya mempunyai prinsip akses. Akurasi, mutakhir, dan
pelayanan prima.
C. Koleksi Perpustakaan Fakultas
Bahan pustaka yang harus dimiliki oleh sebuah perpustakaan
universitas harus mencakup bahan yang diperlukan dalam belajar mengajar
diperguruan tinggi tersebut, bahan untuk penunjang belajar dan bahan untuk
keperluan mengajar bagi para tenaga pengajar atau dosen serta bahan lainnya
yang memperkaya dan melengkapi bahan utama tersebut.28 Perpustakaan akan
lebih menarik perhatian pemakai bila koleksi yang disajikan sesuai dengan
kebutuhan pemakai. Untuk itu dalam mengembangkan koleksi kriteria yang
harus dipertimbangkan di dalamnya adalah ;
1. Sesuai dengan kebutuhan pemakai, baik pemakai nyata (real users) maupun
pemakai potensial (potensial users).
28 Zainal Arifin Toy (ed.), Hasil Seminar Pengembangan Perpustakaan Perpuruan tinggi Islam, (jakarta : IAIN Syarif Hidayatullah, 1991) h. 31.
25
2. Tahun terbit yang dipilih paling tidak dua tahun terakhir sehingga
diupayakan edisi terbaru.
3. Diupayakan pengarang buku adalah yang cukup terkenal sehingga menjadi
daya tarik pengunjung.
4. Penerbit diusahakan yang sudah dikenal sehingga menjadi jaminan bagi
mutu bahan pustaka tersebut.
5. Isi buku baik dan bermutu serta tidak dilarang oleh pemerintah.
6. Fisik buku baik ditinjau dari kulit buku, penjilidan, tipografi maupun
gambar atau tulisan.
Perkembangan informasi yang kian pesat dewasa ini membuat para pengguna informasi (user) semakin sulit dalam mengikuti perkembangannya, akibatnya kesibukan aktivitas mereka masing-masing. Berbagai cara yang dilakukan pengguna untuk dapat mengikuti perkembangan dan penyebaran informasi terbaru. Sebab di dalam informasi terkandung pesan terseleksi dan data berharga yang dapat dipakai untuk mengambil suatu keputusan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Hernandono (1991).
Informasi yang dibutuhkan baik secara perorangan maupun kelompok, sangat tergantung dari tujuan pemakai informasi itu sendiri. Voigt (1961) mengemukan bahwa tujuan pemanfaatan atau pemakai sumber informasi oleh pengguna terutama digunakan dalam pendekatan mutakhir (agar pengguna tetap dapat mengikuti perkembangan informasi terbaru), pendekatan tugas (berhubungan dengan kegiatan pengguna secara lansung) dan pendekatan mendalam (pengguna mencari dan memeriksa semua imformasi yang ada dan berhubungan dengan bidang yang diminatinya). Namun demikian menurut Hanson (1964), setiap pengguna perlu tetap mengikuti perkembangan dan memperoleh informasi khusus sesuai dengan bidangnya masing-masing.29
Semua bahan pustaka pada perpustakaan fakultas amat penting artinya
dalam setiap proses pendidikan dan pengajaran difakultas. Setiap macam dari
29 Tri Margono, “Konsep Pemasaran dan Jasa Informasi”, Al-Maktabah, vol. 2, no. 2 (oktober, 2000),h.113.
26
koleksi perpustakaan fakultas mempunyai daya guna tersendiri dan mempunyai
sifat-sifat yang khusus pula. Dalam kombinasi yang baik antara seleksi dan
kebutuhan akan menghasilkan bahan pustaka yang bermutu untuk suatu proses
belajar dan mengajar yang hidup, kaya, menarik, serta mempermudah bagi
pelaku pendidikan.
Oleh karena itu keberadaan perpustakaan membantu dan memperkaya
wawasan dalam tiap perkuliahan. Inilah yang harus benar-benar dipahami oleh
setiap petugas perpustakaan dalam membina koleksinya, agar dapat memenuhi
semua kebutuhan lembaga penaungnya serta mampu memberikan service yang
sebaik-baiknya kepada masyarakat pemakai yang dilayaninya.30
D. Manfaat Perpustakaan bagi Dosen
Pernyataan yang menyatakan bahwa perpustakaan adalah jantung suatu
perguruan tinggi, dapat divisualisasikan sebagai berikut; jika ilmu
diumpamakan sebagai darah dan tubuh kita merupakan sistem perguruan tinggi
atau fakultas sedangkan tenaga pengajar atau dosen adalah pembuluh darah
yang ada ditubuh tersebut. Maka perpustakaan bagi perguruan tinggi atau
fakultas tersebut adalah jantung yang memompakan ilmu kepada peserta didik
yang mengalir melalui dosen sebagai pembuluh darahnya. Jadi dapat dikatakan
bila kita menginginkan suatu perguruan tinggi yang sehat maka perpustakaan
atau jantungnya itu harus selalu dalam keadaan sehat pula.
30 Soejono Trimo, op. cit., h. 6.
27
Namun sebagian besar tenaga pengajar atau dosen menganggap
perpustakaan tidak begitu penting. Dengan pengertian mereka tidak
menganggap perpustakaan sepentingnya suatu labotratorium, lembaga
penelitian serta lembaga pengabdian masyarakat lainnya. Pernyataan mereka
yang sering menyatakan perpustakaan sebagai jantungnya perguruan tinggi
hanya sebatas retorika belaka. Pada kenyataannya hanya sedikit sekali tenaga
pengajar atau dosen yang ikut berpartisipasi untuk perpustakaan, baik itu
memanfaatkan fasilitas perpustakaan atau menggunakan koleksi perpustakaan
dalam proses belajar mengajar, apalagi untuk memajukan perpustakaan,
misalnya memprotes pimpinan karena anggaran perpustakaan terlalu kecil dan
lain-lain. Seharusnya tenaga pengajar atau dosen sebagai pemakai yang
memprotes jika perpustakaan tidak mampu menyediakan informasi dan fasilitas
untuk mengakses informasi yang dibutuhkan.
Dengan demikian, perpustakaan menjadi pusat kegiatan mahasiswa dan
dosen dalam proses belajar mengajar. Kelas hanyalah tempat bertatap muka
antara mahasiswa dan dosen (teaching process), selanjutnya yang terjadi adalah
proses membaca (learning process) diperpustakaan. Dosen mencari
perkembangan ilmu diperpustakaan, mahasiswa juga belajar ilmu
diperpustakaan, agar terjadi learning process maka perpustakaan harus kuat
28
terutama dari segi koleksi, fasilitas untuk akses ke informasi global serta
sumber daya manusianya.31
Dalam pemanfaatan perpustakaan fakultas secara maksimal dan
profesional maka tenaga pengajar atau dosen dapat mempergunakan
perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka, antara lain :
1. Mempersiapkan perkuliahan yang akan diberikan didalam kelas, dengan
informasi yang dikoleksi oleh perpustakaan maka dosen dapat membuat
bahan kuliah mereka yang kaya akan wawasan dan berbobot.
2. Mencari dan menelaah bahan perkuliahan, baik yang tercetak maupun
dalam bentuk yang lain. Untuk dipakai sebagai alat peraga atau bahan
dalam perkuliahan ataupun diskusi. Hal ini dapat dikatakan penting
terutama untuk memperlancar perkuliahan sehingga dosen yang
bersangkutan mempunyai cukup waktu untuk membahas hal-hal lainnya
atau lebih memperdalamnya.
3. Sering kali para tenaga pengajar atau dosen melakukan riset dan
penelitian untuk proyek-proyek tertentu, baik itu secara individual
maupun secara berkelompok. Atau mereka ingin mengetahui bahan-
bahan apakah yang telah diterbitkan dalam bidangnya masing-masing,
baik didalam maupun diluar negeri. Dalam hal-hal semacam inilah alat-
31 Supriyanto (et.al), Apresiasi Kepustakawanan PD-IPI DKI Jakarta periode 1999-2003, (Jakarta: IPI-PD DKI Jakarta, 2003), h. 73
29
alat bibliografi mempunyai arti yang amat penting untuk dapat
memenuhi tuntutan tersebut.
4. Dan juga untuk kebutuhan-kebutuhan rekreasi serta pemenuhan minat
mereka sedapat mungkin harus terjamin, umpamanya majalah-majalah
ringan, buku-buku tentang perkebunan, pertenakan, pertukangan, dan
buku-buku novel, dan seterusnya.
E. Pelayanan Prima
1. Standar Pelayanan
Pelayanan prima adalah suatu pelayanan terbaik yang dapat diberikan
kepada pelanggan sesuai atau melebihi standar yang berlaku dalam
masyarakat. Secara garis besar, pelayanan prima mengandung 4 (empat)
unsur pokok yaitu : kecepatan, kebenaran, keramahan, dan kenyamanan.32
Keempat unsur tersebut di atas harus merupakan suatu kesatuan
layanan yang terintegrasi, sehingga suatu pelayanan tidak dapat dikatakan
prima apabila terdapat salah satu unsur yang hilang. Sebagai contoh ; tanpa
adanya keramahan petugas perpustakaan dalam melayani pertanyaan
referensi, seorang pengguna perpustakaan yang berada ditempat yang
nyaman akan tetap kecewa meskipun dia telah menerima jawaban yang
cepat dan benar.
32 Endang Ernawati,” Pelayanan Prima sebagai Strategi Pemasaran jasa Dokumentasi, Informasi, dan Perpustakaan”, B a c a, vol. 23, No. 4, Desember 1998, h. 40.
30
Mutu suatu perpustakaan diukur dari kemampuannya memberikan
bahan pustaka yang tepat kepada pada saat bahan pustaka tersebut
diperlukan. Dan dapat juga dikatakan bahwa suatu perpustakaan dianggap
bermutu apabila dapat memberikan layanan yang cepat, tepat dan benar
kepada para pemakainya. Jadi, pelayanan itu adalah garda terdepan dari
suatu perpustakaan, harus memberikan mutu pelayanan yang terbaik, agar
masyarakat pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan perpustakaan
semaksimal mungkin. Terlebih lagi pada perpustakaan perguruan tinggi,
dimana perpustakaan dalam tugasnya sebagai pengemban martabat ilmiah
perguruan tinggi tempat dia berada. Perpustakaan tanpa masyarakat
pengguna yang mau memanfaatkan koleksi bahan pustakanya adalah
perpustakaan yang sakit dan tidak akan menyehatkan lembaga atau
perguruan tinggi tempat perpustakaan itu berada.
Untuk dapat menjadi perpustakaan yang sehat dan dapat menyehatkan
serta sangat dibutuhkan oleh masyarakat penggunanya, maka perpustakaan
harus dapat memotivasi sistem dan pelayanan yang terbaik dan prima.
Dimana pelayanan pelanggan pada perpustakaan adalah upaya atau proses
yang dilakukan secara sadar dan terencana oleh organisasi perpustakaan
untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan sehingga tercapai kepuasan
optimal bagi pelanggan tersebut.33 Hendaknya perpustakaan sebagai unit
33 Yusnimar, “Perpustakaan dan Pelayanan Prima”, Al- Maktabah, vol. 2, no. 2, Oktober 2000.
31
jasa pelayanan dapat memberikan pelayanan prima dengan motto ; lebih
cepat, lebih baik, lebih akurat, dan lebih terbaru.
2. Pelanggan
Sebelum melakukan pelayanan, kita harus mengenal siapa yang akan
kita layani tersebut. Memahami pelanggan adalah tugas organisasi yang
diciptakan memberikan layanan. Jadi memahami keinginan pelanggan
adalah suatu permulaan yang baik dari kerja pelayanan. Untuk memahami
pelanggan ada tiga kunci pertanyaan ;
I. Siapa pelanggan kita ?
II. Apa yang dibutuhkan pelanggan ?
III. Dapatkah kita memenuhi kebutuhan pelanggan tersebut ?
Secara populer pelanggan dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Pelanggan adalah orang penting bagi oerganigasi kita dan
kehadirannya diharapkan.
b. Pelanggan bukanlah gangguan terhadap tugas kita, akan tetapi tujuan
dari pekerjaan kita.
c. Pelanggan tidak tergantung kepada kita, akan tetapi kita tergantung
kepada pelanggan.
d. Melayani pelanggan bukan berati kita berjasa, justru mereka yang
berjasa karena memberi kita kesempatan melayaninya.
32
e. Pelanggan bukanlah orang yang perlu didebat, karena tidak pernah
memenangkan perdebatan dengan pelanggan.
f. Pelanggan adalah orang yang datang membawa keingginanya kepada
kita, dan tugas dan kewajiban kita untuk menanganinya.
3. Konsep dasar dan Kepuasan Pelayanan Prima
Untuk menghadapi masyarakat pelanggan yang memerlukan
pelayanan dari organisasi pelayanan, pada hakekatnya organisasi pelayanan
harus memiliki kinerja dasar pengembangan pelayanan prima, yaitu ;
1. Pelayanan yang berorientasi kepada kepuasan masyarakat pengguna.
2. Perbaikan mutu pelayanan yang berkesinambungan.
3. Manajemen yang berdasarkan kebutuhan.
4. Melibatkan dan memberdayakan sistem atau unsur secara menyeluruh.
5. Mengembangkan potensi daya pikir manusia.
6. Kepemimpinan yang digerakan oleh obsesi mutu.
7. Budaya organisasi dengan standar etika dan moral yang tinggi
Untuk mengukur kepuasan pelanggan, kita dapat memakai instrumen
sebagai berikut :
1. Kepuasan pelanggan adalah alat penting dan paling ampuh bagi
kehidupan organisasi.
2. Pelanggan harus diberikan pelayanan yang terbaik dan optimal.
33
3. Kepuasan pelangan memerlukan budaya kerja yang professional .
4. Memuaskan pelanggan adalah tanggung jawab semua pihak dalam
organsasi.
5. Pelayanan yang memuaskan adalah suatu tindakan dan bukanlah
iklan.
4. Sasaran Pelayanan Prima
Secara sepintas terlihat pelayanan prima hanya semata-mata ditujukan
untuk memuaskan pelanggan atau pengguna informasi, tetapi kalau diamati
secara mendalam maka petugas dan pimpinan perpustakaan juga akan
merasa puas apabila mampu memberikan pelayanan prima. Sasaran
pelayanan prima adalah; kepuasan pelanggan dan loyalitas karyawan.
5. Manfaat Pelayanan Prima pada Perpustakaan.
1. Pengguna jasa perpustakaan akan merasa puas karena :
a. Kebutuhannya terpenuhi
b. Merasa dihargai karena mendapat pelayanan terbaik
c. Merasa dipercaya sebagai pelanggan perpustakaan
2. Pustakawan atau karyawan akan merasa senang karena :
a. Lebih percaya diri karena dapat memberikan jasa secara prima
b. Kepuasan pribadi karena berkemampuan prima atas pekerjaannya
c. Dapat meniti karir secara mantap
34
3. Perpustakaan akan merasa beruntung karena :
a. Pandangan masyarakat pengguna yang semakin baik
b. Menjamin kelangsungan jasa dan informasi yang dimiliki
c. Memotivasi pengguna agar memakai jasa perpustakaan
d. Meningkatnya pengguna atau pelanggan yang datang
e. Meningkatnya pengakuan induk organisasi atau lembaga.
35
BAB III
GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB
DAN HUMANIORA
A. Sejarah Singkat dan Perkembangan.
Perpustakaan di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, pada era IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah dalam
bentuk perpustakaan terpusat. Pusat perpustakaan tersebut menjadi satu-satunya
titik tumpuan bagi segenap civitas akademika dari semua fakultas yang dimiliki
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta masyarakat di luar kampus yang ingin
mencari informasi yang dibutuhkan untuk keperluan yang beragam. Oleh
karena terpusatnya bahan pustaka sumber informasi pada perpustakaan utama
tersebut, maka terjadi beberapa kendala yang dialami oleh para pengguna
perpustakaan tersebut, seperti antara lain ;
a. Ramainya pengunjung perpustakaan, karena perpustakaan utama adalah
satu-satunya perpustakaan yang ada dalam lingkungan IAIN Jakarta, jadi
masyarakat pengguna informasi terkumpul pada satu tempat tersebut, maka
besar kemungkinan banyak masyarakat pengguna tidak terlayani oleh
pustakawan perpustakaan utama tersebut.
b. Tidak mendapatkan informasi yang diperlukan, oleh karena satu-satunya
referensi yang ada yakni diperpustakaan utama tersebut, maka civitas
akademika dari 5 (lima) fakultas yang ada dilingkungan IAIN Jakarta harus
36
antri untuk mendapatkan informasi atau buku yang diminatinya. Kadangkala
mereka itu tidak terlayani atau tidak mendapatkan koleksi buku dicarinya.
c. Koleksi pada perpustakaan utama yang sangat beragam dan cukup banyak,
maka bagi pengguna perpustakaan yang tidak atau kurang berpengalaman
akan mengalami kesulitan dalam menelusuri buku atau bahan pustaka yang
diperlukan.
d. Lokasi perpustakaan utama, karena kampus IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang cukup luas dan gedung–gedung perkuliahan fakultas yang
berlainan dan jaraknya yang cukup jauh. Karena itu akan ada gedung tempat
perkuliahan yang dekat dengan gedung perpustakaan utama dan akan ada
pula gedung tempat perkuliahan yang jauh dari gedung perpustakaan utama.
Maka lokasi perpustakaan utama menjadi jauh dari kampus perkuliahan
sebagai sarana kegiatan belajar mengajar, sehingga segenap civitas
akademika selaku pengguna utama bahan pustaka dai perpustakaan tersebut
merasa kesulitan untuk mendatangi perpustakaan utama.
Dari kendala-kendala yang tersebut di atas, maka pemanfaatan
perpustakaan utama tidak menjadi maksimal bagi segenap civitas akademika
dilingkungan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada fakultas adab sampai dengan tahun 1995, ada sejumlah buku yang
dikoleksi oleh pihak fakultas, namun belum bisa dikatakan sebagai
perpustakaan, karena buku-buku tersebut disusun dan ditata didalam lemari
kaca sebagai pajangan dan tidak dapat dipinjamkan kepada civitas akademika
37
Fakultas Adab. Adapun jika ada di antara dosen-dosen atau pimpinan serta
karyawan Fakultas Adab yang ingin mempergunakan buku-buku tersebut cukup
dengan mengambil dan mengembalikan sendiri ke-lemari pajangan tersebut
tanpa ada prosedur kontrol. Keberadaan buku-buku tersebut sebagian berasal
dari sumbangan beberapa orang dosen Fakultas Adab dan sebagaian lagi adalah
sumbangan dari mahasiswa atau alumni Fakultas Adab IAIN Jakarta.
Pada tahun 1995, Dekan Fakultas Adab DR. H. Rofi’i menunjuk salah
seorang dosen Fakultas Adab yakni Drs. Ikhwan Azizi M.Ag. (1995-1996)
untuk mengelola koleksi atau buku-buku milik Fakultas Adab tersebut.
Meskipun dengan tehnik pengelolaan yang sangat sederhana sekali, namun
koleksi tersebut telah dapat dipinjamkan kepada segenap civitas akademika
Fakultas Adab yang memerlukannya. Seiring dengan itu dekan Fakultas Adab
digantikan oleh DR. Hj. Nabilah Lubis, dan pada masa kepemimpinan beliau ini
koleksi perpustakaan mini Fakultas Adab semakin berkembang, sebab beliau
sering berpergian ke luar negeri seperti ke Mesir atau negara lainnya untuk
keperluan keluarga. Dari perjalanan tersebut, beliau sering membawakan hadiah
untuk perpustakaan mini Fakultas Adab berupa buku-buku atau kaset audio. Di
samping itu sumbangan buku atau lainnya dari dosen, alumni atau mahasiswa,
simpatisan dan donatur terus tetap berjalan. Maka koleksi perpustakaan mini
Fakultas Adab semakin berkembang.
Pada tahun 1996 pengelola perpustakaan mini Fakultas Adab digantikan
oleh ibu Thalhah M.A, yang juga berprofesi sebagai tenaga pengajar atau dosen
38
pada Fakultas Adab. Jabatan pengelola perpustakaan mini dipegang oleh ibu
Thalhah MA sampai dengan tahun 1998.
Pada tahun 1998 rektor IAIN Syahid Jakarta Prof. DR. Azyumardi
Azra, MA mengeluarkan kebijaksanaan yang sangat strategis yaitu konsep
IAIN dengan mandat yang lebih luas (IAIN with Winder Mandate) menuju
terbentuknya Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yakni
dengan meningkatkan standarisasi fasilitas sarana dan prasarana pendidikan di
lingkungan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Program kebijaksanaan rektor
tersebut di antaranya adalah mendirikan serta mengembangkan perpustakaan di
masing-masing fakultas dalam lingkungan IAIN Syahid Jakarta, dan
perpustakaan fakultas tersebut dijadikan perpustakaan kerja atau belajar
(working library). Dengan pendirian dan pengembangan perpustakaan kerja
atau belajar di setiap fakultas tersebut akan lebih memberi manfaat bagi segenap
civitas akademika baik dalam menunjang perkuliahan maupun pekerjaan
mereka, karena selain lokasinya mudah dijangkau, koleksinya pun lebih spesifik
dan sesuai dengan karakteristik masing-masing program fakultas. Untuk
menunjang program kebijaksanaan rektor tersebut, maka perpustakaan utama
mengutus dua orang pustakawan untuk mengolah koleksi yang ada dan
membenahi perpustakaan fakultas adab. Akan tetapi oleh karena sesuatu dan
lain hal, pekerjaan tersebut menjadi terbengkalai tanpa kelanjutan. Sedangkan
buku-buku koleksi yang ada menjadi berantakan dan bertumpuk tidak karuan.
39
Pada tahun 1999, dengan Surat Keputusan Rektor IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta No. B.II / P / 36 tanggal 23 Pebruari 1999 menugaskan
dua orang pustakawan dari perpustakaan utama yaitu ; Drs. Zaenal Arifin Toy,
M.Sc. dan Yusnimar, BA untuk membenahi pekerjaan Perpustakaan Fakultas
Adab yang terbengkalai tersebut. Meskipun terjadi banyak kendala dan
hambatan yang terjadi seperti bersamaan dengan perpindahan gedung
perkuliahan Fakultas Adab dan lain-lain, pengolahan bahan pustaka dan
penataan koleksi dapat diselesaikan dengan baik sehingga perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora dapat menyajikan koleksinya kepada masyarakat
penggunanya dan lebih terkelola dengan baik. Selanjutnya dengan Surat
Keputusan Rektor IAIN Jakarta No. B.II / P / 137 tanggal 25 Mei 1999
menugaskan Yusnimar,BA sebagai Kepala Urusan Perpustakaan Fakultas Adab
dan Humaniora sedangkan Drs. Zaenal Arifin Toy, M.Sc. diangkat menjadi
Ketua Jurusan IPSI Fakultas Adab dan Humaniora IAIN Jakarta. Seiring dengan
itu keluar Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 031 tanggal 20 Mei
2002 maka IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi Universitas
Islam Negeri Syarif hidayatullah Jakarta.
B. Struktur Organisasi
1. Kinerja Organisasi
Sesuai dengan kedudukannya sebagai perpustakaan kerja atau belajar
(working library) pada Fakultas Adab dan Humaniora, maka perpustakaan
40
Fakultas Adab dan Humaniora berada dibawah dan bertanggung jawab
langsung kepada Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, adapun pembinaan
sehari-harinya dilakukan oleh Pembantu Dekan I.
Dalam struktur perpustakaan dan pustakawan, maka perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora memiliki hubungan pembinaan dengan UPT
Perpustakaan Utama UIN Jakarta, karena pemberdayaan dan pengembangan
perpustakaan fakultas di lingkungan UIN Jakarta diupayakan sebagai suatu
kepanjangantangan atau cabang dari UPT Perpustakaan Utama, yang mana
perpustakaan utama selaku pendukung aktifitas-aktifitas perpustakaan
fakultas. Hubungan pembinaan UPT perpustakaan utama dengan
perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora adalah sebagai berikut;
1. Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora adalah binaan UPT
perpustakaan utama, baik dalam pembinaan koleksi maupun dalam
pembinaan pustakawannya. Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
adalah perpanjangantangan atau cabang dari UPT perpustakaan utama.
2. Pustakawan perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, merupakan
bawahan binaan langsung Kepala UPT perpustakaan utama (dimana
penilaian kinerja pustakawan dilakukan oleh kepala UPT perpustakaan
utama).
3. UPT perpustakaan utama merupakan pusat koordinasi / koordinator
kerja sama antar perpustakan fakultas dilingkungan UIN Jakarta.
41
Dalam struktur organisasi Fakultas Adab dan Humaniora, maka
perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora berada di bawah Kasubag
Akademik Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bagan Struktur Organisasi.
Bagan organisasi perpustakaan ini ada beberapa pendapat dan tidak
ada pimpinan yang bisa memberikan kepastian, maka penulis
menggambarkan bagan kedua pendapat tersebut.
Struktur Organisasi Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta
(Menurut urutan kerja yang dilakukan dalam keseharian)
DEKAN
Fakultas Adab dan Humaniora
PUDEK PUDEK PUDEK
Senat Fakultas
Jurusan/ Program Studi
KABAG TATA USAHA
Laboratorium/ Studio Subbag
Kepegawaian Dan
keuangan
Subbag Subbag Administrasi
UmumAkademik dan
Kemahasiswaan
Kepala Urusan Kepala UPT
Perpustakaan Utama UIN Jakarta
PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB HUMANIORA
Staf Pengolahan
Staf Pelayanan
Staf Pengadaan
42
Struktur Organisasi Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta (Menurut KaBag. Kepegawaian UIN Syahid Jakarta)
PEMBANTU DEKAN
PEMBANTU DEKAN
KABAG TATA USAHA
Subbag
Kepegawaian & Keuangan
Subbag Administrasi
umum
LABORATORIUM dan STUDIO
Subbag. Akademik dan
Kemahasiswaan
KEPALA URUSAN Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora
JURUSAN & PROGAM STUDI
Staf Pengolahan
Staf Pelayanan
Staf Pengadaan
PEMBANTU DEKAN
DEKAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
Sumber : Kabag. Ortala & Kepegawaian UIN Syarif Hidatullah Jakarta. Bpk. Drs. Hamid Solihin
43
a. Kaur Perpustakaan
1. membuat dan menjalankan program/rencana, dan sebagainya.
2. memelihara hubungan yang baik dengan para administrator, dosen,
mahasiswa dan lain-lain.
3. menyiapkan dan menjalankan anggaran belanja perpustakaan.
4. mengusahakan agar koleksi perpustakaan dan pelayanan dikenal
pembaca / pengguna.
5. menyiapkan laporan, survey, studi dan analisa pelayanan.
6. menjalankan korespondensi perpustakaan.
7. menjalin kerjasama antar perpustakaan.
b. Staf Pengadaan
1. bekerjasama dengan staf pengajar dan pimpinan fakultas dalam
menyeleksi koleksi perpustakaan.
2. membuat perencanaan penambahan bahan pustaka yang terseleksi.
3. memesan bahan pustaka yang terseleksi atas seizin dekan.
4. mengecek bibliografi secara sistimatik untuk menilai bahan pustaka
dan menyiapkan daftar yang diperlukan.
5. membuat dan menyiapkan laporan pengadaan secara efisien.
c. Staf Pengolahan
1. mengkatalogisasi dan mengklasifikasi koleksi perpustakaan.
2. memberi tajuk subjek terhadap bahan pustaka.
3. mengetik, merevisi dan menyusun kartu-kartu katalog.
44
4. menyusun bibliografi yang ada.
d. Staf Pelayanan
1. memberikan pelayanan pinjaman yang seefisien mungkin
2. menjelaskan susunan fasilitas perpustakaan yang ada.
3. menjawab pertanyaan referens.
4. memberikan bimbingan pemakai perpustakaan.
5. melakukan pinjaman antar perpustakaan.
Catatan ;
I. Perpustakaan FAH berada dibawah garis koordinasi UPT Perpustakaan Utama
UIN Syahid Jakarta.
II. Struktur kerja seperti gambar di atas belum dapat berjal;an dengan benar,
karena tenaga pustakawan yang ada sangat terbatas (hanya dua orang) maka
pekerjaan yang ada dirangkap oleh kedua pustakawan tersebut.
C. Sistem dan Jenis Layanan.
Pelayanan perpustakaan merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan
perpustakaan yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam suatu
perpustakaan, dan dari segala kegiatan yang ada dalam perpustakaan tersebut
maka pelayanan merupakan ujung tombak utama. Faktor yang paling berperan
dalam pelayanan perpustakaan diantaranya adalah pengertian yang positif dari
pemakai terhadap hakikat dan fungsi perpustakaan serta hubungan antara
kebutuhan pemakai dengan informasi yang tersedia di perpustakaan.
45
1. Sistem Layanan
Pada perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora dipergunakan sistim
layanan terbuka, yaitu suatu sistem pelayanan dimana masyarakat pemakai
atau pengguna diperbolehkan untuk mencari dan mengambil sendiri koleksi
atau informasi yang dibutuhkan atau yang diingikannya ditempat rak-rak
bahan pustaka atau koleksi ditempatkan. Sistem layanan terbuka ini
diperlakukan terhadap semua bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan
fakultas adab terkeculi terhadap koleksi skripsi dan refferens.
2. Jenis Layanan
a. Layanan Sirkulasi
Sirkulasi bahan perpustakaan merupakan unsur penting dalam
kegiatan perpustakaan. Betapapun banyaknya koleksi yang dimiliki
sebuah perpustakaan, kalau sirkulasi dan pemakaian koleksinya tidak
lancar, atau sedikit saja yang memanfaatkannya, maka kecil arti
perpustakaan tersebut. Namun sebaliknya jika kegiatan yang dilakukan
bagian sirkulasi lancar dan aktif, maka perpustakaan tersebut boleh
dikatakan bagus dan baik.
Adapun layanan sirkulasi yang diberikan oleh perpustakaan Fakultas
Adab dan Humaniora, kepada segenap civitas akademika Fakultas Adab
dan Humaniora yang telah menjadi anggota perpustakaan dan telah
memiliki kartu anggota perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora.
46
Kepada anggota perpustakaan tersebut diperbolehan meminjam bahan
pustaka atau koleksi perpustakaan fakultas adab selama satu minggu dan
dapat diperpanjang selama satu minggu lagi.
b. Layanan Referensi
Referensi berasal dari bahasa Inggris yang di Indonesiakan yaitu
Reference, dari kamus Inggris-Indonesia istilah tersebut adalah buku ilmu
pengetahuan yang tidak dibaca seluruhnya, melainkan dipakai untuk
mencari keterangan saja.34 Referens dapat pula berarti penunjukan atau
melihat sesuatu sebagai sumber untuk mendapatkan keterangan,
informasi, dan sebagainya. Referensi dapat diartikan sebagai rujukan atau
acuan. Sedangkan buku referensi artinya buku rujukan atau buku acuan. 35
Adapun layanan referensi adalah membantu pembaca atau pengguna
menemukan informasi yang beragam serta mendalam dari bahan pustaka
yang ada di perpustakaan. Informasi tersebut dapat berupa; nama orang,
tanggal kejadian, judul buku, artikel majalah, dan lain-lain.
34 Joyce M. Hawkins, Kamus Dwibahasa Oxford-Erlangga (jakarta ; Erlangga, 1996) h. 283. 35 Lasa Hs., Kamus Istilah Perpugtakaan (Yogyakarta ; Kanisius, 1990) h. 69.
47
c. Layanan OPAC
Layanan OPAC adalah layanan yang disediakan guna memberikan
bimbingan kepada pemakai untuk mencari dan menemukan informasi yang
diinginkan dengan penelusuran melalui katalog terpasang.
OPAC ( Online Public Access Catalog) adalah katalog perpustakaan
fakultas adabdan humaniora yang disimpan secara elektronis didalam
pangkalan data bibliografis koleksi perpustakaan fakultas adab dan humaniora
pada suatu komputer (server) dan dapat diaksesa secara langsung melalui
komputer lainnya (workstation) yang tersambung melalui suatu jaringan lokal
(local area network). Seperti halnya pada katalog tercetak, penelusuran
informasi melalui OPAC dapat digunakan untuk mencari topik atau subjek
tertentu, mencari judul atau pengarang, dan mengetahui lokasi buku.
D. Bahan Pustaka dan Fasilitas Perpustakaan
1. Bahan Pustaka
Perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang koleksi atau bahan
pustakanya relevan dengan kebutuhan masyarakat pengguna atau pemakai.
Kemampuan suatu perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai
dengan keinginan penggunanya, akan menarik minat masyarakat pemakai
atau pengguna untuk mendatangi perpustakaan tersebut.
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora yang bertindak sebagai
‘working library’ atau perpustakaan kerja atau perpustakaan belajar–
48
mengajar, maka koleksi lebih terarah dan terprogram sesuai dengan jurusan-
jurusan yang ada di Fakultas Adab dan Humaniora, antara lain :
a. Koleksi Dasar.
Yang dimaksud dengan koleksi dasar adalah sebagai berikut ;
i. Koleksi Mata Kuliah Khusus (MKDK)
ii. Koleksi Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)
iii. Koleksi Mata Kuliah Keahlian (MKK)
iv. Koleksi Khas yang hanya ada pada UIN Jakarta
b. Koleksi Spesialis
Yang dimaksud dengan koleksi spesialis adalah buku-buku yang
dianjurkan sesuai dengan apa yang ada pada kurikulum masing-
masing jurusan yang ada pada Fakultas Adab dan Humaniora.
c. Koleksi Penunjang.
Yang dimaksud dengan koleksi penunjang yang akan memberikan
wawasan tambahan tentang masalah spesialisasi sesuai dengan
masing-masing jurusan.
d. Koleksi Buku Referensi
Koleksi referensi atau rujukan yang perlu disediakan pada
perpustakaan fakultas adab sebagai working library harus dibatasi
secara jelas bahwa hanya koleksi referens atau rujukan khusus yang
menunjang bidang-bidang studi khusus yang diselenggarakan oleh
Fakultas Adab dan Humaniora.
49
e. Koleksi Penerbitan Perguruan Tinggi
Koleksi dibagian ini meliputi laporan hasil penelitian, karya tulis
tenaga pengajar atau dosen serta skripsi sarjana dan sebagainya
Dengan catatan bahwa koleksi-koleksi tersebut harus dibatasi hanya
sesuai dengan bidang-bidang studi khusus pada Fakultas Adab dan
Humaniora.
f. Koleksi Pemerintah.
Hanya dalam bidang-bidang tertentu saja yang menunjang dan
mempunyai kaitan dengan bidang studi disetiap jurusan yang ada
pada fakultas adab dan humaniora.
g. Koleksi Serial atau Terbitan Berkala.
Koleksi ini terdiri terdiri dari majalah, jurnal, periodikal dan surat
kabar, baik yang berbahasa Indonesia maupun yang berbahasa asing.
Untuk koleksi jenis serial ini sifatnya umum perlu dibatasi pada
jenis-jenis serial yang sesuai dan menunjang progam studi yang ada
di Fakultas Adab dan Humaniora.
50
Tabel 2
KOLEKSI PERPUSTAKAAN FAK. ADAB BERDASARKAN BIDANG STUDI DAN BAHASA
Bidang Studi Indonesia
Jdl. Eksp.
Arab
Jdl. Eksp
Inggris
Jdl. Eksp.
Jml. Eks
Jdl. Eksp.
Agama islam 17 55 17 55 - - 34 110 Tafsir. 5 15 37 125 - - 42 140 Hadits 2 4 20 46 - - 25 50 Fiqh 19 76 27 100 - - 46 176 Aqidah 1 3 17 50 - - 18 53 Tasauf 11 22 11 25 - - 22 47 Sos. Islam 34 75 12 24 - - 46 99 Dakwah 60 135 7 14 1 2 68 151 Sej/Biog.Islam 72 216 73 266 - - 145 482 Ilmu Sosial 31 93 3 15 7 21 41 129 Ilmu Bahasa 35 105 39 195 13 70 87 370 Ilmu Murni 27 81 7 21 8 54 42 156 Ilmu Terapan 20 60 4 17 5 15 29 92 Ilmu Manaje. 25 75 2 7 9 27 36 109 Kesenian/o.raga. 10 30 1 3 4 12 15 45 Kesusasteraan 40 120 42 256 27 81 109 457 Sej./Biografi 61 314 24 222 16 78 101 614 Karya Umum 35 105 19 83 16 66 70 254 Karya Fiksi 25 75 21 134 31 136 77 1025 Media Cetak 1 1095 - - 1 1095 2 2190 Referensi 17 34 11 55 17 34 43 123 Skipsi/tesis/diser. 741 741 315 315 7 7 1063 1063 Jurnal 26 140 2 60 2 40 30 240 CD-ROM 4 4 - - 3 6 7 10 Lainnya Total 1319 3573 689 1983 167 1744 2177 8193
51
2. Fasilitas Perpustakaan
a. Gedung
Agar dapat melaksanakan fungsi sebagai perpustakaan kerja atau
belajar, maka lokasi perpustakaan FAH ditempatkan pada lantai 4 (empat)
gedung perkuliahan Fakultas Adab dan Humaniora yang bertingkat 7
(tujuh). Jadi diharapkan lokasi ini berada ditengah-tengah denyut nadi
kehidupan kampus Fakultas Adab dan Humaniora.
Gedung perpustakaan FAH , menempati areal seluas ± 150 m2 ( 7,5
m x 20 m ). Ruangan ini berdampingan dengan ruang penunjang lainnya,
seperti ;
a. Sebelah barat terletak aula atau ruang pertemuan berkapasitas ± 300
orang.
b. Sebelah timur terdapat toilet pria dan wanita.
c. Sebelah selatan berada Masjid kampus dan gedung serbaguna
mahasiswa UIN Jakarta.
d. Sebelah utara koridor yang menghadap ke taman yang asri
b. Ruangan
Ruangan dalam perpustakaan FAH telah di desain sedemikian rupa,
sehingga keberadaan satu sama lain ruang yang ada saling menunjang,
ruang-ruang tersebut adalah ;
I. Ruang pengelola , yang didalamnya terdapat ;
52
a. Meja kerja Kaur.
b. Meja pengolahan.
c. Meja pelayanan.
d. Meja komputer.
Ruangan ini disekat dengan kaca bening yang tembus pandang ke
segenap penjuru ruangan perpustakaan , dengan kuas ± 36 m2.
II. Tempat penyimpanan tas atau buku pengunjung, terletak dekat dengan
pintu masuk perpustakaan yang bisa diawasi dari tempat pelayanan.
III. Tempat lemari katalog tercetak dan komputer OPAC yang berada
dikoridor menuju ruang koleksi.
IV. Ruang koleksi umum dan islam seluas ± 70 m2.
V. Ruang referensi luasnya ± 30 m2, dimana ruangan ini dibatasi oleh
kaca transparan yang bening dan dalam ruangan ini juga terdapat meja
baca.
Agar kelembaban udara dalam ruangan perpustakaan FAH terjaga
dengan stabil, maka ruangan ini dilengkapi dengan mesin pendingin
ruangan (AC) sebanyak 4 (empat) buah. Alat ini sangat bermanfaat untuk
menjaga keawetan bahan pustaka yang ada dalam ruangan perpustakaan
FAH. Demikian juga dengan pencahayaan, agar sinar ultra violet dari
sinar matahari langsung tidak menembus kedalam ruangan maka ruangan
perpustakan memakai kaca jendela tebal dan dilengkapi dengan gorden.
Serta penerangan dalam ruangan perpustakaan memakai lampu TL,
53
dimana lampu TL tidak memancarkan radiasi panas yang tinggi dan daya
terangnya cukup besar.
c. Perlengkapan
Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, maka perpustakaan
Fakultas Adab Humaniora dilengkapi dengan peralatan atau perlengkap
penunjang, seperti antara lain ;
1. Meja baca sebanyak 8 buah.
2. Kursi baca sebanyak 96 buah.
3. Rak koleksi sebanyak 10 buah.
4. Lemari kayu dan rak besi untuk koleksi sebanyak 20 buah.
5. Rak majalah sebanyak 1 buah.
6. Rak buku pengolahan sebanyak 2 buah.
7. Rak / lemari penitipan sebanyak 1 set.
8. Meja sirkulasi sebanyak 1 set.
9. Meja pengolahan sebanyak 1 set.
d. Komputerisasi
Untuk pelayanan penelusuran informasi dengan OPAC (Online
Public Access Catalogue), sirkulasi, dan pengolahan bahan pustaka maka,
perpustakaan FAH dilengkap dengan 3 (tiga) set komputer yang berguna
untuk antara lain ;
1. 1 set Komputer untuk Server.
2. 1 set Komputer untuk layanan sirkulasi
54
3. 1 set Komputer untuk layanan Opac
4. 1 set Komputer untuk statistik pengunjung
e. Rental Komputer
Untuk memberikan pelayan yang lebih kepada masyarakat pengguna
dan pemakai perpustakaan FAH dan memberi kemudahan dalam
memanfaatkan bahan pustaka untuk karya tulis atau lainya, maka
perpustakaan FAH membuka rental komputer, yang dilengkapi dengan 4
(empat) set komputer.
E. Prosedur dan Tata Laksana Perpustakaan
1. Keanggotaan
Anggota Biasa ;
a. Anggota biasa adalah segenap civitas akademika Fakultas Adab dan
Humaniora yang mendaftar menjadi anggota perpustakaan FAH.
b. Keanggotaan berlaku selama masih terdaftar sebagai civitas akademika
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta
Angota Luar Biasa :
Anggota luar biasa Perpustakaan Adab adalah orang diluar civitas
akademika Fakultas Adab dan Humaniora yang ingin mendaftar sebagai
anggota, dengan menitipkan uang jaminan sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh
ribu rupiah).
55
Persyaratan keanggotaan perpustakaan fakultas adab.
a. Mengisi fomulir yang telah disediakan oleh perpustakaan FAH.
b. Menyerahkan foto kopi KTM atau Slip Bank untuk mahasiswa, foto kopi
karpeg untuk dosen atau karyawan, dan foto kopi KTP untuk anggota luar
biasa.
c. Menyerahkan foto ukuran 2x3 sebanyak 2 (dua) lembar.
d. Bersedia mematuhi peraturan yang berlaku di Perpustakaan FAH
e. Masa berlaku kartu anggota hanya satu tahun dan dapat diperpanjang.
2. Peminjaman Bahan Pustaka
a. Setiap peminjaman harus menyerahkan kartu anggota.
b. Peminjaman tidak diperkenankan memakai kartu anggota orang lain
c. Bahan pustaka yang berada di ruang koleksi umum dan islam dapat
dipinjamkan.
d. Bahan pustaka diruang referensi, tidak dapat dipinjamkan
e. Jumlah peminjaman yang diperbolehkan;
Anggota biasa : 1. dosen dan asisten, 4 (empat) buah buku.
2. karyawan, 2 (dua) buah buku.
3. mahasiswa, 2 (dua) buah buku.
Anggota luar biasa, 2 (dua) buah buku.
56
3. Lama Peminjaman
a. peminjaman untuk fotokopi paling lama 3 (tiga) jam
b. koleksi dapat dipinjam selama 1 (satu) minggu
c. bila buku tersebut tidak dipesan orang lain, pinjaman dapat diperpanjang
d. sewaktu memperpanjang pinjaman, buku yang dipinjam harus dibawa
4. Peraturan dan Tata Tertib Perpustakaan
I. Peraturan.
Jam buka perpustakaan fakultas adab ;
a. Senin – Kamis = 07.30 - 20.00
b. Jum’at = 07.30 – 11.30 dan 14.00 – 20.00
c. Sabtu = 07.30 - 20.00
II. Tata Tertib.
a. Harus perpakaian rapi dan sopan.
b. Mengisi daftar hadir yang telah disediakan.
c. Tidak diperkenakan memakai jaket dan sejenisnya, membawa tas atau
map kedalam ruangan baca/koleksi.
d. Setiap pengunjung dilarang mencabut atau mengeluarkan kartu katalog
dari tempatnya (lemari katalog), kecuali petugas perpustakaan.
e. Koleksi referensi hanya boleh dibaca diruang referen saja.
f. Setiap koleksi atau bahan pustaka yang akan dibawa keluar ruang
perpustakaan harus melalui proses pada bagian peminjaman.
57
g. Pemakaian komputer OPAC hanya untuk penelusuran informasi.
h. Tidak diperkenankan makan, minum, dan merokok didalam ruangan
perpustakaan.
i. Menjaga keutuhan bahan pustaka dengan tidak merobek, menulis
apapun diatas atau dalam buku koleksi perpustakaan.
j. Tidak diperkenankan merusak atau mencoret-coret, gedung, meja, kursi
serta peralatan perpustakaan lainnya.
k. Tidak diperkenankan melakukan perbuatan yang mengganggu
ketenangan orang lain.
l. Menjaga ketertiban dan keamanan bersama.
5. Sanksi-sanksi
I. Terlambat Pengembalian
Bagi pemakai atau pengguna koleksi perpustakaan yang terlambat
mengembalikan buku pinjamannya pada bagian sirkulasi, maka akan
dikenakan denda sebesar Rp. 200,- (seratus rupiah) per hari keterlambatan
bagi setiap bukunya
II. Hilang atau Rusaknya Bahan Pustaka
Kehilangan dan kerusakan bahan pustaka karena kelalaian peminjaman
oleh pengguna atau pemakai dikenakan saksi sebagai berikut ;
a. Wajib mengganti dengan judul, pengarang dan buku yang sama,
tidak atau bukan buku fotokopian.
58
b. Jika tidak didapatkan buku yang sama, maka berlaku ketentuan
sebagai berikut :
1). Untuk buku-buku terbitan luar negeri (import) mengganti tiga kali
harga buku ditambah dengan denda terhitung mulai tanggal
melapor.
2). Untuk buku-buku lokal mengganti senilai dua kali lipat harga buku
dan ditambah dengan denda terhitung mulai melapor.
6. Surat Keterangan Bebas Pustaka
Bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan studi dan akan
meninggalkan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, wajib meminta
surat keterangan bebas pustaka, dengan biaya Rp. 1000,- (seribu rupiah) per
surat.
Surat keterangan bebas pustaka ini dianggap sah bila ditanda tangani
oleh penanggung jawab sirkulasi atau kepala perpustakaan.
59
BAB IV
PRESENTASI DATA HASIL PENELITAN
Dalam BAB ini penulis menyajikan dan menguraikan hasil penelitian serta
pembahasan mengenai pemanfaatan Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
oleh tenaga pengajar atau dosen Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil penelitian disajikan dalam bentuk tabel
berdasarkan kisi-kisi kuesioner yang meliputi identitas responden, aktifitas profesi
responden, kebutuhan informasi oleh responden, penilaian umum responden tentang
perpustakaan, responden dan perpustakaan FAH, koleksi perpustakaan, layanan
perpustakaan, perpustakaan, dan pengembangan program.
A. Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan input data penelitian ini menggunakan metode
angket, yakni salah satu cara dalam pengumpulan data dengan jalan
menggunakan daftar pertanyaan yang diajukan untuk dijawab secara tertulis
oleh responden. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kuantatif, yaitu penelitian yang bermaksud untuk melakukan pengukuran
terhadap gejala yang ada pada saat penelitian dilakukan.36
36 Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,1991), h. 251
60
Metode penelitian yang diterapkan adalah penelitian deskriptif yaitu metode
yang tujuannya untuk mengangkat fakta, keadaan, variabel, dan fenomena –
fenomena yang terjadi saat sekarang (ketika penelitian berlangsung) dan
menyajikannya apa adanya.37
Jumlah pertanyaan yang diajukan dalam angket sebanyak 35 (tiga puluh
lima) butir pertanyaan yang terbagi atas 8 (delapan) indikator dan 3 (tiga )
variabel.
Variabel pertama yaitu Responden (Dosen) dengan indikator identitas
Responden, Aktifitas Profesi, Kebutuhan Informasi. Penelitian ditujukan untuk
mengetahui mengajar pada jurusan atau program studi, jenjang pendidikan yang
dilalui, status tugas yang dimiliki, frekuensi mengajar dalam satu minggu,
apakah mengajar ditempat lain, aktifitas lain selain menjadi dosen, pemanfatan
waktu luang di kampus, memenuhi kebutuhan informasi, sumber bacaan yng
dimiliki, aktifitas membaca dan jenis sumber infomasi yang sering digunakan.
Variabel kedua yaitu Pemanfatan Perpustakaan dengan indikator penilaian
umum dosen tentang perpustakaan, Dosen dan Perpustakaan FAH. Penelitian
ditujukan untuk mengetahui peran perpustakaan dalam proses pendidikan,
Perpustakaan dan proses pembelajaran, hubungan perpustakaan dengan
pendidik, Frekuensi kunjungan responden ke perpustakaan FAH, Lokasi
Perpustakaan FAH, tataruang Perpustakaan FAH, sarana penunjang
37 Subana.M dan Sudrajat, Dasar-dasar Peneliian Ilmiah, (Bandung:Pustaka Setia,2001) h.26
61
perpustakaan FAH, penerangan dan suhu ruangan Perpustakaan FAH, jenis
sumber informasi yang sering digunakan, keberadaan perpustakaan FAH.
Variabel ketiga yaitu perpustakaan FAH dengan indikator koleksi perpustakaan
FAH, layanan Perpustakaan FAH, perpustakaan dan rencana atau
pengembangan Program. Penelitian ditujukan untuk mengetahui keberadaan
koleksi perpustakaan FAH, Organisai koleksi perpustakaan FAH, keterlibatan
responden dalam proses pengadaan koleksi perpustakaan FAH, koleksi dan
proses pengadaan, koleksi referensi dan aktifitas akademik, keterlibatan
referensi dalam keilmuan, jenis layanan perpustakaan, pemenfatan petugas
pelayanan perpustakaan, kemampuan petugas perpustakaan, jam buka
perpustakaan FAH, penilaian umum layanan perpustakaan FAH, keterlibatan
perpustakaan FAH dalam berbagai perencanaan strategis pendidikan dan
kewenangan perpustakaan FAH.
Untuk melakukan penelitian diperlukan sampel yaitu sebagai bagian
dari populasi yang ada. Pengambilan sampling dilakukan secara acak (random
sampling), yaitu pengambilan sampel tanpa pandang bulu. Tehnik ini memiliki
kemungkinan tertinggi dalam menetapkan sampel. Semua individu dalam
pupolasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang
sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.38
Dalam menentukan ukuran sampel dari populasi, perlu
dipertimbangkan asumsi distribusi normal dari populasi. Bila perkiraan 38 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta:Rineka Cipta, 2000), h. 125
62
distribusi normal populasi kecil maka ukuran sampel minimum dapat dilakukan
dengan metoda Gay (1976), yaitu ; Penelitian Deskriptif, diperlukan sampel
minimum 10 persen dari populasi. Untuk populasi yang sangat kecil diperlukan
sampel minimum 20 persen dari populasi.39
Dari standar ukuran sampel diatas, maka penulis mengambil ukuran sampel
dalam penelitian ini sebagai berikut;
Jumlah dosen yang mengajar pada Fakultas Adab dan Humaniora
keseluruhannya adalah 249 orang, jadi ukuran sampel minimum yang
diperlukan adalah : 20 % x 249 orang = 49,8 dibulatkan menjadi 50 orang.
B. Pengolahan Data
Tujuan dari pengolahan data ini adalah untuk penyederhanaan dalam
penyajian data yang terkumpul, disajikan dalam bentuk tersusun dengan baik
dan rapi. Adapun analisa data merupakan bagian yang sangat penting dari
seluruh kegiatan penelitian, sebab pada bagian inilah diungkapkan hasil
penelitian yang telah dilakukan. Pengungkapan hasil penelitian yang digali dari
pengamatan, survei, wawancara dan pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner
yang diberikan kepada responden.
Data penelitian yang sudah diolah dan ditampilkan dalam bentuk tabel,
hasil jawaban dari responden kemudian dihitung porsentasenya. Setiap analisa
39 Selvilla, Consuelo G. ed al., Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta : UI Press, 1993), h. 163.
63
data disertai dengan pengambilan kesimpulan sementara yang merupakan hasil
perbandingan antara data yang diperoleh dengan porsentasenya.
Perhitungan perumusan data digunakan rumus sebagai berikut :
P = f / N x 100 %
Keterangan : P = Porsentase
f = Frekuensi yang sedang dicari porsentasenya
N = Number of Cace (banyaknya individu)40
Untuk penilaian hasil data yang didapat maka dipakai parameter dalam
penafsiran nilai persentase tersebut, adalah :
0 % = Tidak ada satupun
1 % - 25 % = Sebagian kecil
26 % - 49 % = Hampir setengahnya
50 % = Setengahnya
51 % - 75 % = Sebagian besar
76 % - 99 % = Hampir Seluruhnya
100 % = Seluruhnya41
Adapun lembaran kuesioner disebarkan kepada responden (dosen)
yang datang ke Fakultas Adab dan Humaniora, baik dalam tugas mengajar atau
dalam urusan lainnya selama selama waktu penelitian dilakukan. Jumlah
kuesioner yang disebarkan sebanyak 60 eksemplar, yang kembali sebanyak
40 Anas Sudijono, Pengantar Statiska Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1999}, h. 40 42 Hermawan Warsito, Pengantar Metodologi Penelitian : Buku Panduan Mahasiswa , ( Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 11.
64
50 eksemplar dan tidak kembali 10 eksemplar. Jumlah sampel sebanyak 50
orang tersebut dapat dianggap representatif dari jumlah dosen Fakultas Adab
dan Humaniora sebanyak 249 orang, maka penulis dapat
menggeneralisasikannya dan yakin bahwa generalisasi yang diambil dapat
menggambarkan populasi, sehingga penemuan dan kesimpulan yang diperoleh
dari sampling tersebut adalah sah (valid) .
C. Penyajian Data dan Analisa Data
1. Identitas Responden
Tabel 3
Program studi tugas responden
Anda adalah dosen pada jurusan/progam studi. f P [%]
Bahasa dan Sastra Arab
Sejarah dan Peradaban Islam
Tarjamah
Ilmu Perpustakaan
Bahasa dan Satra Inggris
13
12
7
7
11
26
24
14
14
22
Jumlah 50 100 %
Dari tabel di atas terlihat dari jumlah 50 (lima puluh) responden yang
memberikan jawaban, maka sebanyak 13 orang ( 26 % ) dari jurusan atau
65
program studi Bahasa dan Sastra Arab, 12 orang ( 24 % ) dari jurusan atau
program studi Sejarah dan Peradaban Islam, 7 orang (14 % ) dari jurusan atau
program studi Tarjamah, 7 orang ( 14 % ) dari jurusan atau program studi Ilmu
Perpustakaan, dan 11 orang ( 22 % ) dari jurusan atau program studi Bahasa dan
Sastra Inggris.
Tidak samanya jumlah responden dari setiap jurusan yang ada di
Fakultas Adab dan Humaniora, oleh karena para responden yang ada berhasil
penulis temui selama waktu penelitian.
Tabel 4
Jenjang Pendidikan ditempuh Responden
Jenjang Pendidikan yang telah anda tempuh f P [%]
S 1
S.1 plus
S.2
S.3
5
5
30
10
10
10
60
20
Jumlah 50 100 %
Jenjang pendidikan para responden yang penulis temui dalam
penelitian dilakukan sebagaimana ditulis pada jawaban kuisioner adalah sebagai
berikut, sebanyak 5 responden ( 10 % ) adalah dari strata satu (S 1), sebanyak
5 responden ( 10 % ) adalah dari strata satu plus ( S 1 + ), sebanyak 30
66
responden ( 60 % ) adalah dari strata 2 ( S 2 ) dan sebanyak 10 responden ( 20
% ) adalah dari strata 3 ( S 3 ).
Tabel 5
Status Responden dalam melaksanakan tugas
Status tugas mengajar anda sebagai dosen adalah f P [%]
Dosen Tetap (fungsional
Dosen tidak tetap (luar biasa)
Dosen TP
30
16
4
60
32
8
Jumlah 50 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang melakukan
tugas mengajar sebagai dosen pada Fakultas Adab dan Humaniora dengan
status tugas mengajar sebagai berikut;
Sebagai dosen tetap (fungsional) sebanyak 30 responden (60 %), sebagai dosen
tidak tetap (luar biasa) sebanyak 16 responden (32 %) dan sebagai Dosen TP
sebanyak 4 responden (8%). Dari data diatas terihat mayoritas responden yang
memberi jawaban sebagai tenaga pengajar atau dosen tetap.
67
Tabel 6
Golongan dan Kepangkatan Responden
Golongan dan kepangkatan anda adalah f P [%]
III/a (Asisten Madya)
III/b (Asisten Ahli)
III/c (Lektor)
III/d (Lektor)
IV/a (Lektor Kepala)
IV/b (Lektor Kepala)
IV/c (Lektor Kepala)
IV/d (Guru Besar)
IV/e (Guru Besar)
7
11
10
7
6
5
1
2
1
14
22
20
14
12
10
2
4
2
Jumlah 50 100 %
Golongan dan kepangkatan responden yang telah memberikan
jawaban kuisener ini adalah sebagai berikut; dari golongan III/a sebanyak 7
responden (14 %), golongan III/b 11 responden (22 %), golongan III/c 10
responden (20 %), golongan III/d 7 responden (14 %), golongan IV/a 6
responden (12%), golongan IV/b 5 responden (10 %), golongan IV/c 1
responden (2%), golongan IV/d 2 responden (4 %), dan golongan IV/c
sebanyak 1 responden (2 %).
68
2. Dosen dan Aktifitas Pengajaran
Tabel 7
Kehadiran Responden dalam satu minggu di kampus
Berapa harikah kehadiran anda untuk mengajar Dikampus F.A.H dalam satu minggu
f P [%]
4 hari
3 hari
2 hari
1 hari
8
14
22
6
16
28
44
12
Jumlah 50 100 %
Pada tabel diatas terdapat dari jumlah 50 orang responden yang
memberikan jawaban, sebanyak 22 orang (44%) menyatakan kehadirannya di
kampus untuk mengajar dalam satu minggu hanya 2 hari dan ada yang
menyatakan hanya hadir 1 hari dalam satu minggu yaitu 6 orang (12%),
sedangkan yang menyatakan kehadirannya di kampus 3 hari dalam satu minggu
sebanyak 14 orang (28 %) dan hadir 4 hari dalam satu minggu adalah 8 orang
(16 %).
Data tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar responden (56%)
menyatakan kehadirannya dikampus untuk mengajar di Fakultas Adab dan
Humaniora sangat terbatas sekali, hanya satu atau dua hari saja dalam satu
minggu. Sedangkan sebagian lainnya (44%) datang ke kampus Fakultas Adab
69
dan Humaniora untuk tugas mengajar sebanyak 3 hari (28%) dan 4 hari (16%)
dalam satu minggu.
Sebagian besar responden menyatakan kehadirannya dikampus untuk
mengajar sangat terbatas sekali, dengan demikian dapat dimengerti betapa
padatnya tugas yang dilaksanakan responden selama berada dikampus Fakultas
Adab dan Humaniora
Tabel 8 a
Tugas mengajar responden di tempat lain
Apakah Anda juga mengajar di Fakultas dalam lingkungan UIN jakarta
f P [%]
Ya
Tidak
17
33
34
66
jumlah 50 100 %
Pada data diatas diketahui bahwa sebagian dari responden (34%) juga
mengajar pada fakultas atau jurusan lain dilingkungan Universitas Islam Negeri
Syarif hidayatullah, dan sebagian besar lainnya (66%) menyatakan tidak
mengajar lagi di lingkungan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
70
Tabel 8 b
Tugas mengajar responden di Perguruan Tinggi lain
Apakah Anda juga mengajar di Perguruan Tinggi lain
f P [%]
Ya
Tidak
24
26
48
52
Jumlah 50 100 %
Dari tabel di atas dapat diketahui dalam menjalankan profesi sebagai
tenaga pengajar, hampir separuhnya responden menyatakan juga mengajar di
perguruan tinggi lainnya diluar UIN Jakarta. Yang menyatakan ‘ya’ mengajar
pada tempat lain 24 orang (48%) dan yang menyatakan ‘tidak’ 26 orang (52%).
Tabel 9
Profesi lain responden
Selain sebagai Dosen di F.A.H , profesi anda lainnya adalah
f P [%]
P N S
Meliter / Polisi
Pegawai Swasta
L S M
35
0
9
6
70
0
18
12
Jumlah 50 100 %
Pada kenyataannya sebagian besar dari responden yaitu 35 orang
(70%) menyatakan diri mereka sebagai Pegawai Negeri Sipil adalah profesi
71
mereka, dan 9 orang (18%) juga berprofesi lain sebagai Pegawai swasta, serta
sebanyak 6 orang responden (12%) memiliki aktivitas lain pada Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM).
Dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden menyatakan profesi utama mereka adalah Pegawai Negeri Sipil
(PNS) sebagai Dosen atau Tenaga Pengajar pada Fakultas Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, namun kehadirannya di kampus
Fakultas Adab dan Humaniora sangat terbatas sekali. Karena juga mengajar
pada Fakultas lain dalam lingkungan UIN Jakarta atau juga mengajar pada
Perguruan Tinggi lain di luar UIN.
3. Dosen dan Kebutuhan Informasi
Dalam menjalankan tugas sebagai dosen atau tenaga pengajar tentunya
para responden membutuhkan banyak informasi, apakah responden telah
memanfaatkan waktu luang yang mereka miliki seefesien mungkin untuk
mencari atau mendapatkan informasi yang mereka butuhkan dalam menunjang
proses belajar mengajar.
Penggunaan waktu luang Responden di Kampus
Dari jumlah responden 50 orang tersebut, hanya separohnya yang
memanfaatkan waktu luang diantara jam mengajar di kampus untuk membaca
buku yaitu (50%), dan sebagian lagi (40 %) menyatakan jarang
72
memanfaatkannya. Dan sebagian lainnya sebanyak 5 responden (10 %) ‘tidak
pernah’ memanfaatkan waktu luang dikampus dengan membaca buku. Pendapat
responden ini dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10
Penggunaan waktu luang Responden di Kampus
Bagaimana Anda memanfaatkan waktu luang untuk membaca buku di kampus
f P [%]
Sering
Sangat sering
Jarang
Tidak pernah
23
2
20
5
46
4
40
10
Jumlah 50 100 %
Dari data diatas terlihat bahwa hanya sebagian dari dosen atau tenaga
pengajar Fakultas Adab dan Humaniora yang memanfaatkan waktu luang
mereka selama berada dikampus dengan membaca buku, sedangkan sebagian
lainnya jarang memanfaatkan waktu luang tersebut untuk membaca buku atau
mencari informasi, serta sebagian kecil lainnya menyatakan tidak sempat atau
tidak ada waktu untuk membaca buku atau mencari informasi selama berada
dikampus.
73
Kebutuhan Informasi Responden dalam melaksanakan kerja / Tugas
Tabel 11
Kebutuhan Informasi Responden dalam melaksanakan kerja / Tugas
Bagaimanakah Anda memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan untuktujuan
mengajar atau lainnya (jawab boleh lebih dari satu)
f
P [%]
Di Perpustakaan Utama
Di Perpustakaan Fakultas
Di Perpustakaan diluar UIN Jakarta
Membeli di toko buku (koleksi pribadi)
Meminjam dari teman
Melihat akses Informasi di Internet
15
17
18
42
15
23
30
34
36
84
30
46
Untuk mendapatkan informasi dalam melaksanakan kerja sebagai
dosen atau tenaga pengajar pada Fakultas Adab dan Humaniora, responden
dapat melakukannya dengan berbagai cara atau usaha. Sebagian besar (84%)
responden menyatakan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang dperlukan
dalam proses mengajar dengan cara membeli buku pada toko buku sebagai
koleksi pribadi milik mereka, mencari informasi melalui akses informasi dari
internet dilakukan oleh 23 responden yakni (46%), atau meminjam koleksi
informasi dari teman atau sejawat lainnya sebanyak (30%). Sedangkan yang
berusaha mencari informasi dengan mendatangi perpustakaan hanya sebagian
74
saja yaitu; ke Perpustakaan Utama UIN Jakarta (30 %), ke Perpustakaan
Fakultas (34%) dan Perpustakaan di luar UIN Jakarta (36%).
Sebagian besar dari responden menyatakan lebih menyukai memiliki
buku sebagai koleksi pribadi dalam memenuhi kebutuhan informasi yang
diperlukan untuk tujuan mengajar atau kainnya. Hanya sebagian kecil atau
sepertiganya yang melakukan pencarian informasi melalui perpustakaan baik
perpustakaan utama, fakultas atau perpustakaan lainnya diluar UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Hampir separoh responden menyatakan mencari informasi
yang mereka perlukan melalui jasa Internet. Ternyata ada juga dosen atau
tenaga pengajar FAH terpaksa meminjam buku atau informasi kepada teman
atau rekan sejawat mereka, angka ini cukup signifikan yaitu 30 % dari jawaban
responden. Hal ini dapat diartikan bahwa perpustakaan FAH tidak dapat
membantu kebutuhan dosen atau tenaga pengajar tersebut dalam melaksanakan
tugasnya oleh karena tidak lengkapnya koleksi yang dimiliki perpustakaan.
Koleksi buku pribadi Responden
Responden sebagai ilmuwan menutupi kebutuhan informasinya
dengan memperbanyak koleksi buku pribadi sebagai sumber informasi, yakni
38 orang (76%) memiliki koleksi buku pribadi lebih dari 100 judul. Hanya 7
orang (14%) yang mempunyai koleksi buku pribadi diantara 50 sampai dengan
99 judul buku, dan 5 orang (10%) memiliki buku sebanyak 25 – 49 Judul.
75
Bahkan ada beberapa responden yang memiliki koleksi pribadi lebih dari 1000
judul buku.
Tabel 12
Koleksi buku pribadi Responden
Berapa jumlah judul koleksi buku pribadi yang anda miliki
f P [%]
> 100 judul
50 – 99 judul
25 – 49 judul
1 - 24 judul
38
7
5
0
76
14
10
0
Jumlah 50 100 %
Data tersebut diatas menggambarkan sebagian besar atau hampir
seluruh responden memiliki perpustakaan pribadi dirumah mereka dalam
memenuhi kebutuhan informasinya. Kenyataan yang demikian tentunya sangat
mempengaruhi frekuensi kehadiran atau kedatangan responden ke perpustakaan
untuk mencari informasi.
Aktifitas membaca Responden setiap minggunya
Aktifitas membaca yang dilakukan responden dalam setiap
minggunya, dapat diketahui pada Tabel 13. Pada tabel ini berisikan jawaban
dari pertanyaan ‘Berapa buah buku yang anda baca dalam setiap minggunya’?
76
yang memberi jawaban lebih dari 5 buah sebanyak 15 orang (30%), hanya 5
(lima) buah buku sebanyak 13 orang (26 %), dan yang membaca buku
sebanyak 2 buah setiap minggunya sebanyak 18 orang (36%), serta yang hanya
mempunyai kesempatan membaca buku 1 (satu) buah dalam setiap minggunya
memberi jawaban sebanyak 4 orang (8 %).
Tabel 13
Aktifitas membaca Responden setiap minggunya
Berapa buah buku yang anda baca dalam setiap minggunya
f P [%]
Lebih dari 5
5
2
1
15
13
18
4
30
26
36
8
Jumlah 50 100 %
Dari data tersebut di atas dapat diketahui betapa tingginya semangat
membaca para responden, dimana lebih dari separohnya responden menyatakan
membaca buku sebanyak 5 buah atau lebih dalam setiap minggunya dan
sebagian lainnya menyatakan membaca buku sebanyak 2 buah dalam setiap
minggunya.
77
Sumber Informasi yang sering digunakan Responden
Mayoritas responden (84 %) menyatakan buku sebagai sumber
informasi yang sering digunakan, dan menyatakan majalah atau jurnal sebagi
sumber informasi yang sering digunakan sebanyak 38 %, serta yang
menyatakan sumber informasi yang sering digunakan adalah CD-ROOM atau
Internet sebanyak 28%, sedangkan yang menyatakan Referensi sebagai sumber
informasi yang sering digunakan oleh responden hanya sebanyak 18 % .
Tabel 14
Sumber Informasi yang sering digunakan Responden
Jenis sumber informasi apakah yang sering Anda gunakan (jawaban boleh lebih dari satu)
f P [%]
Buku
Referensi
Majalah/Jurnal
CD-ROOM/Internet
42
9
19
14
84
18
38
28
Dari data-data tersebut diatas dapat diketahui bahwa, dosen dan
kebutuhan informasi, lebih banyak menyatakan membeli buku sebagai koleksi
pribadi dan aktifitas membacanya banyak dilakukan dirumah atau tempat lain.
Mendatangi perpustakaan untuk mencari informasi adalah usaha yang jarang
dilakukan para responden .
78
4. Penilaian umum Dosen Tentang Perpustakaan
Responden yang berprofesi sebagai dosen atau tenaga pengajar pada
Perguruan Tinggi atau Universitas diminta melakukan penilaian umum terhadap
Perpustakaan.
Perpustakaan sebagai jantung lembaga Pendidikan
Tabel 15
Perpustakaan sebagai jantung lembaga Pendidikan
Perpustakaan adalah jantungnya suatu lembaga Pendidikan
f P [%]
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
41
7
1
0
82
14
2
0
Jumlah 50 100 %
Hampir seluruhnya responden (96 %) setuju terhadap pernyataan
‘Perpustakaan adalah jantungnya suatu lembaga Pendidikan’, hanya 2 % yang
menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tersebut.
Dengan denikian para responden sangat menyadari bahwa keberadaan
Perpustakaan sebagai pusat kegiatan belajar-mengajar pada suatu lembaga
79
pendidikan, yang akan memompakan ilmu pengatahuan kesegenap unsur
kelengkapan lembaga tersebut.
Peranan Perpustakaan dalam proses belajar mengajar
Demikian juga seluruh responden (100%) menyatakan sangat setuju
dan setuju terhadap pernyataan bahwa ‘Perpustakaan sangat berperan dalam
menunjang proses belajar mengajar’
Tabel 16
Peranan Perpustakaan dalam proses belajar mengajar
Perpustakaan sangat berperan dalam menunjang proses belajar mengajar
f P [%]
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
40
10
0
0
80
20
0
0
Jumlah 50 100 %
Dari data di atas kenyataanya bahwa dosen atau tenaga pengajar FAH
menyadari bahwa perpustakaan sangat berperan dalam menunjang proses
belajar-mengajar pada Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta, maka
keberadaan sebuah perpustakaan di Fakultas Asab dan Humaniora sangatlah
diperlukan untuk menunjang proses belajar-mengajar tersebut.
80
Pustakawan mitra tenaga pengajar
Perpustakaan dan pustakawan merupakan bagian yang saling terkait
satu sama lain. Keberadaan Pustakawan ini dinilai oleh responden sebagai mitra
kerja yang sejajar dengan tenaga pengajar atau dosen. Hampir seluruhnya
responden (96%) menyatakan setuju terhadap pernyataan tersebut, lihat pada
Tabel 17.
Tabel 17
Pustakawan mitra tenaga pengajar
Pustakawan merupakan mitra penting yang sejajar dengan tenaga pengajar / dosen
f P [%]
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
33
15
2
0
66
30
4
0
Jumlah 50 100 %
Keberadaan pustakawan sebagai pengelola perpustakaan dinyatakan
oleh dosen atau tenaga pengajar FAH sebagai mitra kerja yang penting dan
sejajar dengan tenaga pengajar atau dosen. Oleh karena itu, hubungan dosen
atau tenaga pengajar dengan pustakawan merupakan hubungan paralel yang
saling membutuhkan satu sama lainnya.
81
5. Dosen dan Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora.
Responden merupakan dosen atau tenaga pengajar pada Fakultas Adab
dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Sebagai
studi kasus yang penulis lakukan penelitian, jadi sudah layak penulis paparkan
hubungan dan penilaian responden terhadap Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora.
Lokasi Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Tabel 18
Lokasi Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Lokasi Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora telah berada pada posisi strategis
f P [%]
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
4
30
16
0
8
60
32
0
Jumlah 50 100 %
Dari jumlah 50 responden, sebanyak 30 responden (60%) menyatakan
setuju dengan lokasi perpustakaan FAH. Sebanyak 4 responden (8%)
menyatakan sangat setuju dengan lokasi perpustakaan tersebut. Sedangkan yang
82
menyatakan tidak setuju keberadaan lokasi tersebut sebanyak 16 responden (32
%). Pendapat responden ini dapat dilihat dalam Tabel 18.
Keberadaan suatu perpustakaan dengan lokasi yang strategis,
merupakan suatu daya tarik tersendiri untuk didatangi oleh penggunanya. Dari
data yang tertera di atas dapat diketahui bahwa lokasi Perpustakaan Fakultas
Adab dan Humaniora telah berada pada posisi yang strategis, karena sebagian
besar dosen atau tenaga pengajar FAH menyatakan setuju dan sangat setuju
terhadap pernyataan tersebut.
Kunjungan Responden ke Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Tabulasi data kunjungan responden ke Perpustakaan FAH dapat dilihat
pada Tabel 19.
Tabel 19
Kunjungan Responden ke Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Bagaimana frekuensi kunjungan anda ke Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
f P [%]
Sangat sering
Sering
Jarang
Tidak pernah
0
11
34
5
0
22
68
10
Jumlah 50 100 %
83
Dari jumlah 50 responden ditanyakan ‘Bagaimana frekuensi
kunjungan anda ke Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora’ maka
sebanyak 34 responden (68%) menyatakan ‘jarang’ berkunjung ke Perpustakaan
FAH. Dan ada sebanyak 5 responden (10%) menyatakan ‘tidak pernah’
berkunjung atau mendatangi Perpustakaan FAH. Hanya sebanyak 11
responden(22%) yang menyatakan ‘sering’ mendatangi perpustakaan FAH.
Dari data tersebut di atas dapat diketahui betapa sedikitnya responden
yang menyatakan sering datang ke perpustakaan untuk berbagai keperluan,
sedangkan sebagian besar dari responden tersebut menyatakan jarang
mendatangi perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, ada sebagian kecil
responden yang menyatakan tidak pernah datang ke perpustakaan.
Hal ini perlu perlu perhatian yang lebih mendalam bagi pengelola
perpustakaan atau pimpinan Fakultas Adab dan Humaniora lainnya, agar
pemanfaatan sebuah perpustakaan bagi dosen/tenaga pengajar dapat lebih
ditingkatkan lagi.
Tata Ruang Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Daya tarik seseorang mendatangi sesuatu tempat dapat dipengaruhi
oleh tataruang tempat tersebut. Pendapat responden tentang ‘Tataruang
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora’, sebanyak 23 responden (46%)
berpendapat bahwa tataruang perpustakaan FAH sudah baik. Sedangkan yang
menyatakan kurang baik sebanyak 19 responden (38%) dan yang menyatakan
84
tidak baik sebanyak 3 responden (6%). Namun sebanyak 5 responden (10%)
menyatakan tidak tahu. Pendapat responden ini dapat dilihat pada Tabel 20
dibawah ini.
Tabel 20
Tata Ruang Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Bagaimana pendapat anda dengan tata ruang Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
f P [%]
Sangat baik
Baik
Kurang baik
Tidak baik
Tidak tahu
0
23
19
3
5
0
46
38
6
10
Jumlah 50 100 %
Dari data tersebut di atas terlihat pendapat sebagian besar responden
yang menyatakan bahwa penyusunan tataruang perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora sudah baik, walaupun ada beberapa pendapat yang menyatakan
kurang. Namun hal ini tidaklah mengurangi usaha pengelola perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora lebih meningkatkan lagi penataan tataruang
perpustakaan agar lebih menarik untuk didatangi penggunanya.
85
Sarana Penunjang Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora.
Tabel 21
Sarana Penunjang Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Apakah meja , kursi serta sarana lainnya sudah mencukupi ?
f P [%]
Sangat memadai
Memadai
Kurang memadai
Tidak memadai
Tidak tahu
0
6
30
9
5
0
12
60
18
10
Jumlah 50 100 %
Demikian juga ketika ditanyakan keberadaan sarana penunjang
perpustakaan FAH, yaitu ‘Apakah meja, kursi serta sarana lainnya sudah
mencukupi’? Maka sebagian besar dari responden tersebut menyatakan kurang
atau tidak memadai (68%). Sedangkan yang menyatakan memadai hanya 6
responden (12%). Serta 5 responden (10%) menyatakan tidak tahu akan
kecukupan sarana penunjang tersebut. Pendapat responden ini dapat dilihat
dalam Tabel 21 dibawah ini.
Tentang sarana penunjang yang dimiliki perpustakaan Fakultas Adab
dan Humaniora seperti meja, kursi dan sarana penunjang lainnya. Dari data
diatas sebagaian besar dari responden dengan persentase yang cukup signifikan
86
merasakan bahwa sarana penunjang yang dimiliki perpustakaan Fakultas Adab
dan Humaniora kurang memadai, untuk itu harus dilakukan penambahan dan
perbaikan terhadap sarana penunjang yang dimiliki perpustakaan Fakultas Adab
dan Humaniora agar memberikan kenyamanan terhadap penggunanya.
Penerangan dan temperatur ruangan Perpustakaan FAH.
Pendapat responden tentang penerangan dan temperatur ruangan
perpustakaan fakultas adab dan humaniora dengan kenyamanan untuk membaca.
Tabel 22
Penerangan dan temperatur ruangan Perpustakaan Fak. Adab dan Humaniora
Apakah penerangan dan temperatur ruangan Perpustakaan Fak. Adab dan Humaniora, cukup
nyaman untuk membaca ?
f P [%]
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Tidak tahu
0
32
11
2
5
0
64
22
4
10
Jumlah 50 100 %
Dari jumlah 50 responden yang memberikan jawaban, maka sebagian besar
dari reponden yaitu 32 responden (64%) menyatakan setuju akan keberadaan
penerangan dan temperatur ruangan yang ada memberikan kenyamanan untuk
87
membaca di perpustakaan fakultas adab dan humaniora. Sedangkan 26 %
responden menyatakan tidak atau kurang setuju dengan pernyataan tersebut.
Dan 10% responden lainnya menyatakan tidak tahu dengan kenyamanan
membaca di tempat tersebut.
Dari data tersebut di atas bahwa dalam mengatur penerangan dan
temperatur ruangan yang dilakukan perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora, sebagian besar responden menyatakan sudah cukup nyaman untuk
membaca dalam perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora.
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora sebagai Working Library
Kepada responden juga penulis tanyakan keberadaan working library
(perpustakaan kerja-belajar) yaitu suatu status yang diemban oleh Perpustakaan
fakultas Adab dan Humaniora. Namun tidak semua responden yang mengerti
tentang working library ini, karena ada sebanyak 11 responden (22%)
menyatakan tidak setuju keberadaan Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora sebagai working library dan 5 responden (10%) menyatakan tidak
tahu akan hal tersebut. Sedangkan sebanyak 28 responden (56%) menyatakan
setuju akan keberadaaan Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora sebagai
working library cukup membantu proses belajar mengajar dan sebanyak 6
responden (12%) menyatakan sangat setuju akan pernyataan tersebut.
88
Tabel 23
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora sebagai Working Library
Apakah keberadaan Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora sebagai working library
cukup membantu proses belajar mengajar ?
f P [%]
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Tidak tahu
6
28
8
3
5
12
56
16
6
10
Jumlah 50 100 %
Dengan demikian keberadaan perpustakaan FAH sebagai perpustakaan
belajar-mengajar (working library) sangat disadari dan disetujui oleh para dosen
atau tenaga pengajar, untuk atau agar memudahkan mereka dalam penyampaian
materi perkulihan sebagai tanggung jawab mereka karena ditunjang oleh sebuah
perpustakaan khusus untuk itu.
6. Koleksi Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Koleksi bahan pustaka dari sebuah perpustakaan adalah salah satu
unsur penting dalam menarik minat pengguna untuk mendatangi perpustakaan
tersebut, bagaimanakah bentuk koleksinya serta bagaimana pula penataan koleksi
89
tersebut dalam proses temu kembali informasi. Pada perpustakaan Fakultas Adab
dan Humaniora perlu diketahui juga bagaimana pendapat para responden tentang
keberadaan koleksi bahan pustakanya serta proses temu kembali informasi dengan
penataan koleksi yang ada.
Penataan bahan pustaka dalam menemukan informasi
Tabel 24
Penataan bahan pustaka dalam menemukan informasi
Apakah penataan koleksi bahan pustaka di rak, cukup memudahkan anda menemukan informasi
yang anda inginkan ?
f P [%]
Sangat mudah
Mudah
Tidak mudah
Sangat sulit
Tidak tahu.
0
28
16
2
4
0
56
32
4
8
Jumlah 50 100 %
Pendapat responden tentang penataan koleksi bahan pustaka di rak
dalam proses temu kembali informasi. Pertanyaan yang diajukan penulis adalah
‘Apakah penataan koleksi bahan pustaka di rak, cukup memudahkan anda
menemukan informasi yang anda inginkan’? Dari jumlah 50 orang responden
yang telah memberikan jawaban, sebanyak lebih dari separoh responden (56%)
90
menyatakan mudah dalam menemukan informasi yang diinginkan pada susunan
koleksi bahan pustaka di rak-rak tersebut. Dan sebagian lainnya yaitu 16 orang
responden (32%) menyatakan tidak mudah menemukan informasi di rak dengan
penataan sedemikian rupa serta sebanyak 2 responden (4%) menyatakan sangat
sulit melakukan nya dengan penataan koleksi bahan pustaka di rak yang ada.
Sedangkan sebanyak 4 responden (8%) menyatakan tidak tahu bagaimana
penataan koleksi bahan pustaka perpustakaan fakultas adab dan humaniora yang
dilakukan oleh pengelola perpustakaan, apakah cukup memudahkan dalam proses
temu kembali informasi yang diinginkan.
Penataan susunan koleksi bahan pustaka pada rak-rak buku yang
dilakukan oleh staf pengelola perpustakaan sudah baik dan cukup memudahkan
pengguna perpustakaan dalam menemukan informasi yang diinginkan, namun
para pengelola perpustakaan FAH perlu juga mempelajari atau mengetahui
kenapa ada pengguna tidak mudah mendapatkan informasi yang mereka inginkan.
Kesesuaian Koleksi Perpustakaan dengan Silabi Fakultas Adab dan
Humaniora
Responden sebagai dosen atau tenaga pengajar pada Fakultas Adab
dan Humaniora menyatakan pendapat kesesuaian koleksi Perpustakaan dengan
Silabi Fakultas Adab dan Humaniora. Ketika ditanyakan ‘Apakah menurut anda
koleksi perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora telah memenuhi kebutuhan
informasi sesuai dengan silabi mata kuliah yang anda ajarkan ?’. Dari 50
91
responden yang memberi jawaban, sebanyak 39 responden (78%) menyatakan
koleksi perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora tidak memenuhi kebutuhan
informasi yang sesuai dengan silabi mata kuliah yang diajarkan. Hanya 6
responden (12%) yang menyatakan koleksi perpustakaan FAH telah sesuai
dengan kebutuhan informasi untuk silabi mata kuliah yang diajarkan. Sedangkan
5 responden (10%) menyatakan tidak tahu. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 25.
Tabel 25
Kesesuaian Koleksi Perpustakaan dengan Silabi Fakultas Adab dan Humaniora
Apakah menurut anda koleksi perpustakaan FAH telah memenuhi kebutuhan informasi sesuai
dengan silabi mata kuliah yang anda ajarkan ?
f P [%]
Ya
Tidak
Tidak Tahu
6
39
5
12
78
10
Jumlah 50 100 %
Dari data tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi bahan
pustaka yang ada sekarang ini pada perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
tidak memenuhi kebutuhan informasi dosen atau tenaga pengajar yang sesuai
dengan silabi mata kuliah yang diajarkan. Hal tersebut dapat dijadikan standar
acuan dalam pengadaan koleksi bahan pustaka perpustakaan FAH, karena angka
yang menyatakan koleksi ‘tidak‘ memenuhi kebutuhan informasi cukup
signifikan yakni 78 persen dari responden. Jadi kepada bagian pengadaan
92
perpustakaan FAH atau yang lebih berwenang untuk itu, agar lebih selektif dalam
pemilihan judul koleksi pada sistem pengadaan yang akan datang.
Koleksi Referensi untuk kegiatan akademik
Tabel 26
Koleksi Referensi untuk kegiatan akademik
Koleksi referensi pepustakaan FAH memadai untuk berbagai kegiatan akademik,
(pengajaran & Penelitian)
f P [%]
Sangat setuju
Setuju
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Tidak tahu
0
19
25
1
5
0
38
50
2
10
Jumlah 50 100 %
Kepada responden juga ditanyakan keberadaan koleksi referensi
perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora untuk kegiatan akademik. Apakah
keberadaan koleksi referensi dimiliki perpustakaan sudah membantu kegiatan
segenap civitas akademica Fakultas Adab dan Humaniora, baik itu untuk proses
belajar mengajar ataupun kegiatan lainnya’? Hal ini diajukan penulis dengan
pertanyaan yang berbentuk pernyataan, ‘Koleksi referensi perpustakaan FAH
memadai untuk berbagai kegiatan akademik (pengajaran dan penelitian)’. Dalam
93
hal ini sebanyak 19 responden (38%) menjawab setuju dengan pernyataan
tersebut. Akan tetapi separoh dari responden yaitu 25 responden (50%)
menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut dan ada 1 responden (2%)
menyatakan sangat tidak setuju. Serta 5 responden (10%) menyatakan tidak tahu.
Dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa keberadaan koleksi
bahan pustaka dan referensi perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora kurang
atau belum cukup membantu kegiatan segenap civitas akademika Fakultas Adab
dan Humaniora. Baik kegiatan proses belajar mengajar maupun untuk kegiatan
ilmiah lainnya.
Pemanfaatan koleksi Perpustakaan FAH oleh Responden
Pemanfaatan atau penggunaan koleksi-koleksi yang dimiliki suatu
perpustakaan adalah suatu denyut kehidupan bagi perpustakaan itu sendiri.
Bagaimanakah responden memakai atau memanfaatkan koleksi yang
dimiliki perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, untuk itu penulis
menanyakan kepada responden ‘Apakah Anda memanfaatkan koleksi bahan
pustaka perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora dalam proses pengajaran’?
Dari sebanyak 50 responden yang memberi jawaban, hanya 1
responden (2%) yang menjawab sangat sering dan 5 responden (10%) menjawab
sering memanfaatkannya. Sedangkan lebih separohnya yaitu 32 responden (64%)
menjawab kadang-kadang saja menggunakannya serta sebanyak 12 responden
94
(24%) menjawab tidak pernah memanfaatkan koleksi perpustakaan Fakultas Adab
dan Humaniora dalam proses pengajaran.
Tabel 27 a
Pemanfaatan koleksi Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora oleh Responden
Apakah Anda memanfaatkan koleksi
Perpustakaan FAH dalam proses pengajaran ? f P [%]
Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
1
5
32
12
2
10
64
24
Jumlah 50 100 %
Demikian juga pemanfaatan koleksi referensi perpustakaan Fakultas
Adab dan Humaniora, ditanyakan ‘Apakah Anda memanfaatkan koleksi Referensi
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora dalam berbagai kegiatan keilmuan
lainnya’? (penulisan/penelitian)’. Jawaban yang diberikan para responden adalah ;
sebanyak 1 responden (2%) menyatakan sangat sering memanfaatkannya,
sebanyak 4 responden (8%) menyatakan sering menggunakan referensi
perpustakaan fakultas adab dan humaniora dan sebanyak 26 responden (52%)
menjawab hanya kadang-kadang saja menggunakan referensi tersebut. Serta
sebanyak 19 responden lainya (38%) menjawab tidak pernah memanfaatkan
95
koleksi referensi perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora dalam berbagai
kegiatan keilmuan. Seperti yang dirangkum dalam data pada Tabel 27b.
Tabel 27 b
Pemanfaatan koleksi Referensi dalam Kegiatan Keilmuan lainnya
Apakah Anda memanfaatkan koleksi Referensi Perpustakaan FAHdalam berbagai kegiatan
keilmuan lainnya ? (penulisan/penelitian)
f P [%]
Sangat sering
Sering
Kadang-kadang
Tidak pernah
1
4
26
19
2
8
52
38
Jumlah 50 100 %
Keberadaan koleksi bahan pustaka dan referensi yang dimiliki
perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora tidak atau kurang begitu menarik
perhatian dosen atau tenaga pengajar, maka mereka jarang menggunakan koleksi
bahan pustaka perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora baik itu untuk peroses
belajar mengajar maupun untuk suatu penulisan atau penelitian. Hal ini dirasakan
sangat perlu mendapat perhatian dari pengelola perpustakaan atau yang memiliki
wewenang untuk itu, bagaimana pengadaan koleksi tersebut lebih berorentasi
kepada penggunanya. Agar pengguna lebih terikat dengan perpustakaan FAH dan
mendatangi serta memanfaatkannya karena koleksinya yang lengkap dan
terpelihara.
96
Usulan dalam pengadaan bahan pustaka Perpustakaan FAH
Untuk dapat mengetahui seberapa besar perhatian responden terhadap
koleksi bahan pustaka perpustakaan, penulis mengajukan pertanyaan kepada
responden sebagai berikut. ‘Sudah pernahkah Anda mengajukan usulan dalam
pengadaan bahan pustaka Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora’ ?
Tabel 28
Usulan dalam pengadaan bahan pustaka Perpustakaan FAH
Sudah pernahkah Anda mengajukan usulan dalam pengadaan bahan pustaka Perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora
f P [%]
Sering
Pernah
Jarang
Tidak pernah
7
24
4
15
14
48
8
30
Jumlah 50 100 %
Sebanyak 7 responden (14%) menjawab sering mengusulkannya dan
sebanyak 24 responden (48%) pernah mengajukan usulan dalam pengadaan bahan
pustaka tersebut. Serta sebanyak 4 responden (8%) menyatakan jarang dan 15
responden (30%) lainnya menjawab tidak pernah mengajukan usulan tersebut.
Hal ini dapat dilihat pada Tabel 28 di atas.
Perhatian para dosen atau tenaga pengajar terhadap keberadaan
perpustakaan FAH cukup tinggi, karena para dosen atau tenaga pengajar sebagian
97
besar pernah mengajukan usulan dalam pengadaan bahan pustaka yang akan
dikoleksi oleh perpustakaan FAH.
Dari data-data tersebut diatas dapat diketahui bahwa, koleksi bahan
pustaka perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora belum memenuhi kebutuhan
informasi yang sesuai dengan silabi perkuliahan di Fakultas Adab dan
Humaniora, walaupun penataan koleksi tersebut sudah memudahkan pengguna
menemukan informasi yang diinginkan. Demikian juga keberadaan referensi pada
perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora belum cukup memadai untuk
menunjang berbagai kegiatan akademik di Fakultas Adab dan Humaniora.
Dengan demikian penggunaan bahan pustaka serta referensi yang ada tidak
menjadi maksimal.
7. Pelayanan Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Pelayanan perpustakaan adalah suatu ujung tombak dari sistem
manajemen perpustakaan. Bagaimana bentuk dan jenis layanan yang diberikan
atau dilakukan oleh pustakwan akan menentukan warna atau mutu dari
perpustakaan tersebut. Untuk itu penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada
responden dalam hal layanan perpustakaan ini.
Responden dan jenis layanan Perpustakaan
Dari hasil penyebaran angket, sebanyak 27 responden (54%) sudah
mengetahui jenis layanan apa saja yang dimiliki Perpustakaan Fakultas Adab dan
98
Humaniora. Sedangkan 23 responden lainnya (46%) tidak mengetahui jenis
layanan perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora tersebut. Pendapat
responden mengenai hal ini dapat dilihat dalam Tabel 29 berikut ini.
Tabel 29
Responden dan jenis layanan Perpustakaan
Apakah Anda mengetahui jenis layanan apa saja yang dimiliki Perpustakaan FAH
f P [%]
Ya
Tidak
27
23
54
46
Jumlah 50 100 %
Gambaran yang diperoleh dari data tersebut adalah hampir sama besar
jumlahnya responden yang mengetahui jenis layanan dimiliki perpustakaan
fakultas Adab dan Humaniora dengan yang tidak mengetahuinya. Jadi perlu
mendapat perhatian dari pihak perpustakaan untuk melakukan promosi terhadap
jenis layanan yang dapat diberikan Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora.
Pemanfaatan Layanan Perpustakaan
Bagaimana layanan perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
dimanfaatkan oleh penggunanya, dari angket yang yang disebarkan dapat
diketahui sebanyak 54 % responden menyatakan langsung mencari bahan
pustaka di rak, 20 % menyatakan memanfatkan layanan OPAC dan 30 % melalui
99
pustakawan. Dan sebanyak 18 % responden menyatakan tidak tahu atau tidak
pernah memanfaatkan layanan perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora.
Tabel 30
Pemanfaatan Layanan Perpustakaan F A H
Bagaimana Anda memanfaatkan layanan Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
(boleh lebih dari satu jawaban)
f P [%]
Langsung mencari di rak
Menggunalan OPAC
Melalui Pustakawan
Lainnya…(tidak tahu / tidak pernah)
27
10
15
9
54
20
30
18
Walaupun hanya sebagian kecil responden menyatakan belum
memanfatkan layanan perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora, hal ini
mendapat perhatian pihak perpustakaan agar perpustakaan dapat dimanfaatkan
secara maksimal oleh dosen atau tenaga pengajar Fakultas Adab dan Humaniora.
Kemampuan Petugas Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Hasil tabulasi pendapat responden atas pertanyaan tentang kemampuan petugas
Perpustakaan dalam melayani pemakai perpustakan, dari 50 responden yang
ditanyakan sebanyak 32 responden ( 64%) menyatakan memuaskan. Terdapat 10
responden (20%) menyatakan kurang memuaskan. Sebanyak 3 responden (6%)
100
menyatakan sangat memuaskan. Sedangkan yang menyatakan tidak memuaskan
hanya 1 responden (2%).
Tabel 31
Kemampuan Petugas Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Bagaimana pendapat Anda tentang kemampuan petugas Perpustakaan dalam melayani
pemakainya ?
f P [%]
Sangat memuaskan
Memuaskan
Kurang memuaskan
Tidak memuaskan
Tidak tahu
3
32
10
1
4
6
64
20
2
8
Jumlah 50 100 %
Kemampuan petugas perpustakaan dalam melayani pengguna atau
pelanggan perpustakaan dinilai oleh dosen atau tenaga pengajar sebagai pengguna
perpustakaan telah memenuhi standar pelayanan prima, dimana kepuasan
pelanggan adalah tujuan utama pelayanan perima yang dilakukan para
pustakawan. Namun tidak dapat dipungkiri mungkin ada beberapa pelanggan
belum merasa puas atas pelayanan petugas perpustakaan tersebut, hal ini mungkin
bisa lebih ditingkatkan lagi, agar semua pelanggan bisa merasa puas.
101
Pendapat responden tentang Jam Buka Perpustakaan.
Tabel 32
Jam Buka Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora
Bagaiman pendapat Anda tentang jadwal buka Perpustakaan FAH yakni jam 07.30 – 20.00 ?
f P [%]
Sangat tepat
Tepat
Kurang tepat
Tidak tepat
15
33
2
0
30
66
4
0
Jumlah 50 100 %
Tentang jadwal buka layanan perpustakaan FAH, jam 07.30 – 20.00,
sebanyak 33 responden (66%) menyatakan sudah tepat dan sebanyak 15
responden (30%) menyatakan sangat tepat sekali. Sedangkan jumlah responden
yang menyatakan kurang tepat hanya 2 responden (4%). Rincian lebih jelas
pendapat responden mengenai jam buka layanan perpustakaan FAH dapat dilihat
dalam Tabel 32.
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa jadwal jam buka layanan
perpustakaan sudah dianggap tepat oleh mayoritas responden (96%). Walaupun
yang menyatakan kurang tepat Cuma (4%) tapi perlu mendapat perhatian agar
dapat memberikan layanan lebih maksimal kepada pengguna perpustakaan.
102
Perpustakaan yang dapat memberikan layanan maksimal dikatakan perpustakaan
sehat.
Perpustakan dan kebutuhan Informasi Responden
Pendapat tentang keberadaan Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora membantu kebutuhan informasi responden, dari 50 responden yang
memberi jawaban cukup membantu 30 responden (60%). Dan yang menyatakan
kurang membantu sebanyak 9 responden (18%), serta yang menyatakan
keberadaan perpustakaan Fakultas Adab Humaniora tidak membantu memenuhi
kebutuhan informasi sebanyak 3 responden (6%). Walaupun ada responden yang
menyatakan sangat membantu sebanyak 5 (10%), akan tetapi ada responden yang
memberi pernyataan Tidak Tahu sebanyak 3 responden (6%).
Tabel 33
Perpustakan dan kebutuhan Informasi Responden
Apakah keberadaan Perpustakaan FAH membantu memenuhi kebutuhan infomasi Anda
f P [%]
Sangat membantu
Cukup membantu
Kurang membantu
Tidak membantu
Tidak tahu
5
30
9
3
3
10
60
18
6
6
Jumlah 50 100 %
103
Berdasarkan data-data tersebut diatas didapat gambaran mengenai
pelayanan perpustakaan fakultas Adab dan Humaniora sudah memenuhi standar
kepuasan penggunanya. Dimana 70 % responden menyatakan puas terhadap
kemampuan pustakawa melayani pemakainya walaupun mereka belum
mengetahui jenis layanan apa yang dimiliki perpustakaan FAH ini pernyataan 46
% dari responden. Hal ini juga terlihat dari gambaran responden langsung
mencari informasi di rak buku (54%) dari pada menggunakan alat bantu lain
seperti OPAC (30%). Tentang jam buka perpustakaan dirasakan oleh
penggunanya sudah cukup tepat dan keberadaan perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora telah membantu pengguna memenuhi kebutuhan informasinya (70
%). Meskipun dari pihak pustakawan sudah berusaha melakukan pelayanan
prima terhadap penggunanya, namun masih terdapat pernyataan dari responden
yang kurang puas akan kemampuan petugas pelayanan tersebut walaupun
persentasenya sangat kecil sekali.
8. Perpustakaan dan Rencana Pengembangan Program
Seperti yang dikemukakan semboyan perpustakaan adalah jantungnya
suatu Perguruan Tinggi, semboyan ini menjadi tidak bermakna apabila
perpustakaan itu tidak dapat mengembangkan diri secara maksimal dengan tujuan
perguruan tinggi tempat ia berada. Pengembangan perpustakaan ini tidak harus
lepas dari perkembangan induknya tempat perpustakaan itu berada, jadi apabila
perpustakaan itu berkembang tidak harus tercabut dari akarnya, maka
104
perpustakaan FAH harus terlibat aktif dalam program strategis Fakultas Adab dan
Humaniora. Untuk hal ini penulis melakukan survei melalui pertanyaan yang
diajukan kepada responden dengan pertanyaan ; ‘Menurut Anda apakah
perpustakaan FAH layak dilibatkan secara aktif dalam berbagai rencana
pengembangan program strategi Fakultas Adab dan Humaniora’?
Tabel 34
Perpustakaan FAH dan Rencana Pengembangan Program Strategi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta
Menurut Anda apakah Perpustakaan FAH layak dilibatkan secara aktif dalam berbagai rencana
pengembangan program strategis FAH UIN.
f P [%]
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak Setuju
29
20
1
0
58
40
2
0
Jumlah 50 100 %
Sebanyak 50 responden yang menjawab, dimana 29 responden
(58%) menyatakan sangat setuju dengan pernyataan diatas dan 20 responden
(40%) menyatakan setuju, hanya 1 responden yang menyatakan kurang setuju.
Demikian juga tentang wewenang, suatu perpustakaan kurang atau
tidak dapat berkembang dengan baik apabila perpustakaan tersebut tidak memiliki
105
wewenang penuh dalam menjalankan tugasnya seperti proses pengadaan koleksi
perpustakaan dan lain lain. Untuk hal ini penulis mengajukan pertanyaan
‘Apakah Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora layak diberikan wewenang
yang proposional dalam menjalankan tugasnya (seperti proses pengadaan dan lain
lain)’?
Tabel 35
Perpustakaan FAH dan wewenang proposional
Apakah Perpustakaan FAH layak diberikan wewenang yang proposional dalam menjalankan
tugasnya (seperti proses pengadaan dll).
f P [%]
Sangat setuju
Setuju
Kurang setuju
Tidak Setuju
29
20
1
0
58
40
2
0
Jumlah 50 100 %
Pendapat responden terhadap pernyataan itu adalah sebanyak 30
responden (60%) sangat setuju dan 20 responden (40 %) menyatakan setuju
terhadap pertanyaan tersebut.
Berdasarkan data yang dapat dihimpun di atas, diperoleh gambaran
umum bahwa Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora supaya dilibatkan
secara aktif dalam berbagai rencana pengembangan program strategi fakultas
karena akan terjadi program yang sinergi antara perpustakaan dan fakultas.
106
Demikian juga agar perpustakaan diberikan wewenang penuh dalam menjalankan
tugasnya karena itu akan memberikan perpustakaan mengembangkan diri lebih
profesional dalam menjalani penggunanya.
107
BAB V
PENUTUP
Pada bagian ini merupakan bab terakhir dari bab-bab pembahasan
skripsi yang telah dikemukakan terdahulu. Bab ini menguraikan kesimpulan dari
keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran berdasarkan analisa data
hasil penelitian pemanfaatan perpustakaan fakultas oleh para dosen (studi kasus di
perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta).
A. Kesimpulan.
Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan, secara keseluruhan dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1) Para tenaga pengajar atau dosen dalam memenuhi kebutuhan
informasi untuk kepentingan bekerja atau mengajar menyatakan
bahwa buku merupakan sumber informasi yang sering digunakan serta
sumber informasi lainnya yang digunakan adalah majalah atau jurnal,
CD-ROOM, Internat, dan referensi.
2) Secara umum para dosen memandang bahwa perpustakaan sepatutnya
adalah sangat berperan penting dalam menunjang proses belajar
mengajar dan mereka juga sangat setuju dengan pernyataan
108
Perpustakaan adalah jantung suatu lembaga pendidikan serta
pustakawan merupakan mitra kerja yang sejajar.
3) Dalam penelitian ini terungkap bahwa perpustakaan Fakultas Adab
dan Humaniora masih belum mempunyai peran yang signifikan bagi
para dosen. Indikasi tersebut dapat terlihat jelas dari jarang atau
kurangnya dosen memanfaatkan perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora karena beberapa hal diantaranya ; terbatasnya waktu
kehadiran dosen di kampus fakultas, terbatas atau kurangnya koleksi
perpustakaan sebagai sumber informasi yang diharapkan. Disamping
itu mayoritas dari responden atau dosen (90%) memiliki perpustakaan
peribadi dirumah mereka dengan jumlah koleksi 50 sampai dengan
100 lebih judul dan ada beberapa responden memiliki koleksi lebih
dari 1000 judul.
4) Koleksi bahan pustaka dan bahan rujukan atau referensi perpustakaan
FAH dinilai belum memadai dalam menunjang silabi Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Jakarta dan perlu ditingkatkan lagi, antara lain
kurang lengkapnya koleksi bahan pustaka yang sesuai dengan
kebutuhan informasi, koleksi bahan pustaka kurang singkron atau
tingkat kesesuaian koleksi dengan silabi fakultas. Unsur layanan
perpustakaan ini pada umumnya dinilai sudah cukup baik dan
memuaskan. Kemampuan petugas perpustakaan FAH yang melakukan
pelayanan prima dinilai sudah profesional oleh penggunanya .Namun
109
demikian masih ada beberapa unsur yang dipersepsikan kurang, yaitu
kekurangan jumlah tenaga pustakawan sangat dirasakan dalam layanan
perpustakaan.
5) Keberadaan Perpustakaan FAH dalam Pengembangan Program
Strategis Fakultas Adab dan Humaniora diharapkan lebih profesional
dan diberikan wewenang yang proporsional dalam menjalankan
tugasnya seperti dalam masalah kebijakan pengadaan dan lain-lain.
Agar perpustakaan FAH lebih dapat mengembangkan diri dan menjadi
lebih profesional lagi dalam melayani penggunanya
B. Saran – saran.
Berdasarkan hasil penelitian, penulis mengemukakan beberapa saran
untuk dijadikan bahan pemikiran dan pertimbangan pada masa-masa yang akan
datang. Saran ini ditujukan kepada pihak yang berkepentingan dengan
keberadaan perpustakaan FAH UIN Jakarta. Dalam hal ini Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Jakarta sebagai induk organisasi tempat bernaungnya
perpustakaan FAH, manajemen perpustakaan FAH sebagai penyelenggara
perpustakaan dan pelayanan, serta peneliti lain yang akan melakukan penelitian
lanjutan.
110
Saran untuk Fakultas Adab dan Humaniora
Diharapkan agar Fakultas Adab dan Humaniora sebagai induk
organisasi yang menyelenggarakan perpustakaan FAH sebagai working library
memperhatikan dan mempertimbangkan temuan atau hasil penelitian ini.
Adapun hasil penelitian yang menunjukkan unsur-unsur yang
dipersepsikan masih kurang baik dan memerlukan perhatian dan langkah-
langkah perbaikan antara lain :
1) Mengatur jadwal kehadiran dosen atau tenaga pengajar dalam tugas
mengajar sedemikian rupa agar dosen lebih mempunyai waktu utuk
membaca atau mendatangi perpustakaan selama berada di lingkungan
kampus Fakultas Adab dan Humaniora.
2) Melakukan relokasi atau pengaturan ulang untuk ruang dosen atau
perpustakaan FAH, agar kedua ruangan itu berdekatan. Ini akan
membuat dosen atau tenaga pengajar lebih leluasa mendatangi
perpustakaan.
3) Melakukan rehabilitasi terhadap ruang baca, agar privacy pengguna
lebih terjaga sewaktu membaca diperpustakaan FAH.
4) Membentuk Dewan Pembina Perpustakaan FAH yang melibatkan
pimpinan fakultas, dosen dan perpustakaan, agar pembinaan terhadap
perpustakaan FAH menjadi lebih terarah baik terhadap koleksi maupun
pengadaannya.
111
5) Melibatkan perpustakaan FAH secara aktif dalam rencana
pengembangan program strategis Fakultas Adab dan Humaniora, agar
perpustakaan lebih maksimal mengembangkan programnya sejalan
dengan program strategis Fakultas Adab dan Humaniora.
6) Memberikan perpustakaan FAH wewenang yang proporsional lebih luas
dalam menjalankan tugasnya seperti proses pengadaan dan lain lain.
7) Menambah jumlah petugas atau karyawan profesional yang ditempatkan
di perpustakaan FAH, agar layanan yang diberikan lebih maksimal lagi
dan perpustakaan dapat dikembangkan dengan baik.
Saran untuk penyelenggara perpustakaan FAH.
Penyelenggara atau petugas perpustakaan FAH adalah ujung tombak
dari terlaksananya pelayanan prima terhadap pengguna atau pemakai
perpustakaan. Hasil temuan penelitian yang bersifat positif agar dipertahankan
dan ditingkatkan, sedangkan temuan yang bersifat kurang baik agar diupayakan
perbaikannya. Adapun hasil penelitiaan yang menunjukkan unsur-unsur yang
dipersepsikan kurang baik dan memerlukan langkah-langkah perbaikan antara
lain :
1) Melakukan pemasyarakatan perpustakaan dengan kontinyu dan
terprogram seperti ;
a. Penyebaran brosur-brosur perpustakan kepada segenap civitas
akademika , yang berisikan data buku baru dan lain lain.
112
113
b. Melakukan acara bedah buku yang melibatkan dosen dan mahasiswa
Fakultas Adab dan Humaniora.
c. Melakukan sayembara penulisan atau kegiatan lainnya yang akan
menarik segenap civitas akademika untuk mendatangi perpustakaan
FAH.
2) Melakukan layanan yang proaktif dengan melakukan penawaran
bantuan terhadap pemakai atau pengguna perpustakaan, agar pemakai
atau pengguna mengetahui jenis layanan apa saja yang dimiliki
perpustakaan FAH.
3) Melakukan usaha yang maksimal terhadap layanan perpustakaan,
walaupun tenaga pustakawan yang terbatas akan tetapi mutu layanan
tidak harus berkurang.
4) Menciptakan atau mencarikan suatu solusi agar pengunjung mau dan
bersedia mengisi buku daftar pengunjung setiap kali berkunjung ke
perpustakaan fakultas terutama untuk para dosen.