bab i ii amdal.docx

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelabuhan bongkar muat Malarko direncanakan memiliki dermaga seluas 2699,68 m 2 . Pelebuhan Malarko digunakan sebagai tempat bersandar, berlabuh, dan bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi, selain itu pada pelabuhan terjadi kegiatan penanganan muatan, industri, pengepakan, asuransi dan jaringan komunikasi. Pelabuhan Malarko memiliki sarana pendukung seperti Gudang, Terminal dan Depo BBM. Adapun komponen kegiatan yang melatarbelakangi disusunnya dokumen AMDAL ini adalah tahap prakonstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi dan tahap pasca operasi. Pelabuhan sebagai tempet berlabuhnya kapal-kapal dikehendaki merupakan suatu tempat yang terlindung dari gerakan gelombang laut, sehingga bongkar muat dapat dilaksanakan demi menjamin keamanan barang. Pelabuhan Malarko merupakan pengembangan suatu daerah dengan membuat kolam dengan cara mengeruk tanah dan dibangun pelindung yang merupakan kategori pelabuhan buatan.

Upload: biyanabiyoga

Post on 02-Dec-2015

222 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Bab 2 tentang amdal pelabuhan . jadi di jelaskan perihal amdal yang akan digunakan di pelabuhan.

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I II AMDAL.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pelabuhan bongkar muat Malarko direncanakan memiliki dermaga

seluas 2699,68 m2. Pelebuhan Malarko digunakan sebagai tempat bersandar,

berlabuh, dan bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas

keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai

tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi, selain itu pada

pelabuhan terjadi kegiatan penanganan muatan, industri, pengepakan,

asuransi dan jaringan komunikasi. Pelabuhan Malarko memiliki sarana

pendukung seperti Gudang, Terminal dan Depo BBM. Adapun komponen

kegiatan yang melatarbelakangi disusunnya dokumen AMDAL ini adalah

tahap prakonstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi dan tahap pasca operasi.

Pelabuhan sebagai tempet berlabuhnya kapal-kapal dikehendaki merupakan

suatu tempat yang terlindung dari gerakan gelombang laut, sehingga bongkar

muat dapat dilaksanakan demi menjamin keamanan barang. Pelabuhan

Malarko merupakan pengembangan suatu daerah dengan membuat kolam

dengan cara mengeruk tanah dan dibangun pelindung yang merupakan

kategori pelabuhan buatan.

Menurut Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11 Tahun

2006 tentang Jenis Rencana dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi

dengan AMDAL, maka pembangunan pelabuhan bongkar muat Malarko

dengan besaran sebagaimana diuraikan wajib dilengkapi dengan dokumen

AMDAL, dikarenakan kegiatan pembangunan Pelabuhan Malarko berpotensi

menimbulkan adanya perubahan arus pantai/pendangkalan, sistem hidrologi,

ekosistem, kebisingan dan dapat menggangu proses alamiah di daerah pantai

yang akan mengakibatkan dampak penting.

Penyusunan dokumen AMDAL mengarahkan dan mengawasi

pembangunan untuk menghindarkan akibat-akibat sampingan yang

merugikan dan tidak diinginkan, yaitu terjadinya dampak negatif dari proyek

pembangunan pada lingkungan hidup, masyarakat dan sumberdaya alam

Page 2: BAB I II AMDAL.docx

disamping menghindarkan pula terjadinya perselisiahan yang dapat timbul

antar proyek dengan proyek pembangunan lainnya.

Berdasarkan pendekatan studi pembangunan Pelabuhan Malarko di

Kabupaten Bantul termasuk dalam Dokumen AMDAL yang merupakan

AMDAL Kawasan dikarenakan pada pembangunan pelabuhan Malarko

terdapat lebih dari 1 (satu) usaha perencanaan dan pengelolaannya seperti

pada sektor Industri, Kelauatan, Perikanan dan Pekekerjaan Umum. Kegiatan

penyusunan Laporan AMDAL ini disusun oleh Komisi Penilai AMDAL

(KPA) Provinsi, dikarenakan di Kabupaten Kulon Progo belum memiliki

KPA Kabupaten/Kota, sehingga pada pembanguanan Pelabuhan Kulon

Progo yang merupakan Komisi Penilai AMDAL adalah KPA Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta.

1.2. Tujuan

Penyusunan proyek laporan AMDAL merupakan alat untuk memberikan

penilaian dan keputusan yaitu dengan membandingkan hasil pemantauan yang

telah tertulis di pelaporan AMDAL. Hasil dari AMDAL proyek yang telah

dibangun dapat dipergunakan sebagai bahan untuk memutuskan tindakan

pengaturan proyek, pengelolaan lingkungan dan mencegah konflik masyarakat

terhadap pembangunan Pelabuhan Malarko yang terletak di Kabupaten Kulon

Progo, DIY.

1.3. Pelaksana Studi AMDAL

Pada pelaksaaan penyusunan dokumen AMDAL Pelabuhan Malarko,

adapun pelaksana Studi AMDAL akan dipaparkan pada tabel 1.1. dibawah ini :

Page 3: BAB I II AMDAL.docx

Tabel 1.1. Pelaksana Studi AMDAL

A. Penyusun

No Nama Jabatan Keterangan

1 Muhammad Nooe Chamsyah Ketua

2 Rania Pangestika A.W Anggota 1

3 Andhyka Surya Saputro Anggota 2

B. Tenaga Ahli

No Nama Jabatan Keterangan

1 Khairul Abidin Tenaga Ahli K3

2 Aprili Abinowo Tenaga Ahli Eksosbud

3 Mahdar Gogoro Tenaga Ahli Geografi

4 Muhammad Ridwan Shabu Tenaga Ahli Lingkungan

5 Muhammad Syarifudin Zhein Tenaga Ahli Lingkungan

6 Nazmie Adrian Nur Tenaga Ahli Geologi

7 Riah Komalasari Tenaga Ahli Perhubungan

8 Andhyka Surya Saputro Tenaga Ahli Kelautan

Page 4: BAB I II AMDAL.docx

BAB II

PELINGKUPAN

2.1. Deskripsi Rencana yang Dikaji

2.1.1. Status Studi AMDAL

Pemecahan masalah dengan Ilmu dan Teknologi (Itlek) dalam pemecahan

masalah pemenuhan kebutuhan manusia guna mencapai kesejahteraan hidupnya

dengan memanfaatnkan sumber daya alam, tidak selamanya memberikan hasil

yang optimal. Menyadari hal ini, maka perlu suatu pengkajian tambahan yang

memahami hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan hidupnya

secara menyeluruh. Pemahaman ini dilalui dengan kerjasama secra silang sektoral

dari berbagai disiplin ilmu seperti Ahli Lingkungan, Kesehatan Keselamatan

Kerja (K3), Ekonomi Sosial Budaya (Eksosbud), Geografi, Geologi, Kelautan,

dan Prhubungan. Dengan pengenalan secara menyeluruh ini diharapkan

keserasian dan keseimbngan sumber daya alam, keuntungan dalam jangka

panjang, kelestarian sumber daya alam itu sendiri sebagi modal utama

pertumbuhan kemajuan dapat terjamin. (Soedjono, 1985)

Menurut Soedjono (1985), dengan dibentuknya suatu pelabuhan laut di

suatu lokasi akan berdampak adanya suatu jaringan transportasi dan komunikasi

dengan daerah pedalaman yang nantinya menjadi pendukung kegiatan pelabuhan

tersebut. Transportasi ini dapat berbentuk jaringan jalan baja, jaringan jalan raya

ataupun jaringan jalan air. Dari kegiatan ini berarti terjadi kegiatan konstruksi

yang nantinya mampu merubah bentuk fisik permukaan tanah baik dari segi

topografi asalnya mauoun kandungan tanah dan air didalam atau permukaan tanah

sebagai akibat kebutuhan air bagi pembangunan prasarana dan

urbanisasi/pengumpulan manusia pada waktu sementara pada dearah tersebut.

Page 5: BAB I II AMDAL.docx

2.1.2. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan

(GEOGRAFIS) tataruang/regulasi, geologi

2.1.3. Deskripsi Rencana Kegiatan

Komponen kegiatan yang menimbulkan dampak secara lebih detail

diuraikan sesuai tahapan pembangunan yang dapat dibagi ke dalam empat tahap

yaitu: tahap prakonstruksi, tahap konstruksi, tahap operasi dan tahap pasca

operasi.

Page 6: BAB I II AMDAL.docx

A. Tahap Prakonstruksi

Kajian terhadap dampak pada tahap prakonstruksi yang akan dipelajari

dalam dokumen Andal pembangunan pelabuhan bongkar muat Malarko ini

bersifat evaluasi dampak. Hal ini dikarenakan pelaksanaan prakonstruksi telah

selesai 100%. Kegiatan tahap prakontruksi yang dievaluasi dampaknya meliputi

kegiatan pembebasan lahan, dan reklamasi.

1) Pembebasan Lahan

Pembebasan lahan pada pembangunan pelabuhan bongkar muat Malarko

diperlukan untuk jalan akses masuk pelabuhan dan area industri. Tanah

yang dipergunakan untuk kepentingan ini dimiliki oleh bapak Lubis,

Ma’rufdan H Bariah. Informasi yang diperoleh dari survey awal

pembayaran terhadap pemilik lahan telah dilakukan. Kegiatan ini tidak

menimbulkan dampak negative social terhadap masyarakat. Hal ini dapat

dilihat dari tidak adanya gejolak social ditimbulkan. Namun demikian,

aspek pembebasan lahan ini akan ditelusuri ulang pada saat penyusunan

dokumen Andal.

2) Reklamasi

Pada saat ini kegiatan reklamasi pada bagian causeway dan area sisi darat

telah dilakukan. Reklamasi awal telah dilakukan dengan panjang ± 50 m

dan lebar 8 meter. Reklamasi ini dilakukan untuk memudahkan kegiatan

konstruksi causeway dan untuk menghubungkan dengan daratan. Kegiatan

ini telah menimbulkan dampak berupa penurunan kualitas air khususnya

untuk parameter kekeruhan, berkurangnya luasan zona mangrove

(kemelimpahan mangrove), berkurangnya hasil tangkapan ikan, kerusakan

terumbu karang, serta sikap dan persepsi masyarakat.

B. Tahap konstruksi

1) Penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja

Penerimaan dan mobilisasi tenaga kerja untuk pekerjaan konstruksi tahap I

pembangunan dermaga telah dilakukan. Umumnya para pekerja yang

terlibat padatahap ini didatangkan dari luar daerah oleh kontraktor

pelaksana pembangunan. Namun demikian, untuk tahapan pembangunan

Page 7: BAB I II AMDAL.docx

berikutnya dimungkinkan masih ada kegiatan penerimaan dan mobilisasi

tenaga kerja.

Pelaksanaan pekerjaan pembangunan pelabuhan bongkat muat Malarko

membutuhkan tenaga yang cukup agar proyek dapat berjalan secara

berkualitas dan tepat waktu. Pekerjaan pembangunan pelabuhan ini akan

membutuhkan banyak tenaga kerja, baik itu tenaga terdidik ataupun tenaga

kasar. Tenaga kerja yang diperlukan diharapkan dapat mengakomodir dari

warga masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi rencana kegiatan dengan

tetap memperhatikan kualifikasi sesuai dengan yang diperlukan.

Jumlah tenaga kerja akan mengalami fluktuasi sesuai dengan tahap

kegiatan yang dilaksanakan. Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja

sementara dan bersifat harian lepas. Kontrak kerja antar pelaksana dan

tenaga kerja ini akan berakhir sejalan dengan berakhirnya pelaksanaan

kegiatan.

Pada tahap konstruksi ini dilakukan penerimaan tenaga kerja yang

diprakirakan sebanyak ± 91 orang dengan komposisi sebagaimana

ditunjukkan pada tabel 2.3.

Page 8: BAB I II AMDAL.docx

Tabel 2.1. Prediksi Jumlah Tenaga Kerja

No Jenis Tenaga Kerja

Jumlah Yang

Dibutuhkan

(orang)

1 Team Leader 1

2 Manjemenproyek 1

3 TenagaAhlipelabuhan 2

4 Supervisor / Mandor 2

5 Operasional / sopir 4

6 Tukang 20

7 Buruh 61

Jumlah 91

Sumber Analisis Tim Amdal, 2011

Pengurangan tenaga kerja dilakukan secara bertahap sesuai dengan volume

pekerjaan. Tenaga kerja yang diambil dari masyarakat setempat bersifat

sementara, sebelum mereka dipekerjakan mereka diberikan penyuluhan

tentang peraturan yang harus dipenuhi.

2) Basecamp

Kantor sementara (base camp) diperlukan pada saat tahap konstruksi untuk

berbagai kegiatan seperti: kantorsementara, bengkel, gudang material serta

penginapan bagi para pekerja. Aktivitas di base camp ini biasanya akan

dilakukan pekerjaan antara lain pemeliharaan dan perbaikan

kendaraan/pealatanproyek yang mengalami kerusakan. Base camp juga

dipergunakan oleh para pekerja sebagai tempat penginapan sehingga akan

ada aktivitas MCK.

3) Pembangunan area sisi laut (dermaga)

Pembangunan dermaga pelabuhan bongkar muat Malarko pada sisi laut

akan meliputi: trustle, causeway dan jetty. Pada saat ini konstruksi tahap

pertama yaitu Pembangunan Causeway 337.46 M x 8 M dengan tinggi 3.2

M, dari permukaan tanah dasar telah seleseai 100% dilaksanakan

Page 9: BAB I II AMDAL.docx

sebagaimana terlihat pada Gambar 2.6. system konstruksi dermaga

dilakukan dengan dua arah yaitu arah laut untuk mobilisasi alat berat dan

material precast serta arah darat untuk mobilisasi semen curah untuk

pembetonan. Pelaksanaan pembangunan pelabuhan di laut meliputi

pembangunan:

a) Dermaga

Dermaga berfungsi untuk merapat dan bersandarnya kapal yang

akan melakukan proses bongkar muat barang. Pada setiap dermaga

harus dipasang fender yang berfungsi untuk melindungi dermaga

dan kapal dari kerusakan pada saat bertabrakan ketika kapal

bersandar. Fender ada 2 macam yaitu fender yang sejajar garis

pantai (WHRAF atau QUAI) dan yang sejajar garis pantai (pier).

Konstruksi dermaga berdasarkan desain yang ditetapkan, yaitu

berdasarkan kriteria kapal yang direncanakan akan beroperasi serta

beban yang bekerja pada dermaga. Pada pembangunan dermaga

juga dibangun fasilitas tambat yang juga diusulkan disediakan

fasilitas untuk bongkar muat.

b) Kolam pelabuhan

Fasilitas yang ada di kolam pelabuhan meliputi kolam putar kapal

dan kolam parkir kapal. Kolam pelabuhan harus dijaga

kedalamannya, hal ini bertujuan untuk mempermudah memutar

kapal.

c) Pengerukandasarlaut

Pengerukan dasar laut dilakukan untuk menunjang keselamatan dan

mobilitas pelayaran kapal yang akan keluar-masuk pelabuhan.

Pengerukan dengan kedalaman -15 s/d -20 akan dilakukan pada

area alur pelayaran dan kolam pelabuhan.

Page 10: BAB I II AMDAL.docx

4) Pembangunan area sisidarat

a) Apron

Apron adalah suatu halaman diatas dermaga yang terbentang dari

muka dermaga, sampai muka gudang laut atau lapangan

penumpukan terbuka. Apron digunakan untuk menempatkan

barang-barang yang akan dinaikan kekapal, atau barang-barang

yang baru saja diturunkan dari kapal.

b) Marshaling yard

Marshaling yard adalah area yang digunakan untuk menempatkan

barang-barang peti kemas yang akan dimasukkan kedalam kapal.

Area ini berada di dekat apron, untuk memudahkan pengangkatan

petikemas

c) Kantor

Bangunan ini digunakan sebagai tempat untuk keperluan

Administrasi pelabuhan. Fasilitas yang terdapat di kantor

disesuaikan dengan tipe pelabuhan. Semakin besar ukuran, tipe dan

jenis pelabuhan maka semakin banyak juga fasilitas yang

dibutuhkan.

d) Gudang dan lapangan penumpukan

Hampir semua jenis pelabuhan membutuhkan gudang dan lapangan

penumpukan yang berfungsi untuk menempatkan sementara

barang-barang atau kontainer yang akan dinaikkan ke kapal atau

pun yang baru diturunkan dari kapal.

5) Jalan pelabuhan dan parkir

Ketersediaan sarana transportasi merupakan hal yang sangat vital

untuk menunjang aksesibilitas dan mobilitas keluar-masuk

pelabuhan bongkar muat Malarko. Adapun prasarana transportasi di

pelabuhan yang akan dibangun meliputi area parker dan akses jalan

masuk:

Page 11: BAB I II AMDAL.docx

(1) Parkir Area

Area ini berfungsi untuk parkir kendaraan yang ada di

dalamkawasanpelabuhan, baik kendaraan fasilitas pelabuhan

maupun kendaraan kontainer (truk dan mobil trailer) untuk

bongkar muat barang.

(2) Jalan dalam kawasan pelabuhan

Pembuatan jalan dalam kawasan pelabuhan dilakukan untuk

mempermudah akses kendaraan keluar masuk pelabuhan. Jalan

yang akan dibangun dilengkapi dengan rambu lalu lintas yang

bertujuan untuk mempermudah kendaraan keluar masuk

pelabuhan dan juga saluran drainase.

C. Tahap Operasi

1) Pelayanan kapal

Jasa pelayanan kapal terdiri dari jasa labuh, jasa pandu dan kepil dan jasa

tambat. Jasa labuh adalah Jasa yang diberikan terhadap kapal agar dapat

berlabuh dengan aman menunggu pelayanan berikut seperti tambat,

bongkar muat atau menunggu pelayanan lainnya (docking, pengurusan

dokumen, dll).

Dalam pelayanan ini diharapkan meminimalkan kemungkinan bertabrakan

dengan kapal lain yang sedang berlabuh memastikan kedalaman air agar

kapal tidak kandas dan tidak menunggu alur pelayaran. Jasa pandu adalah

jasa pemanduan kapal sewaktu memasuki alur pelayaran menuju dermaga

atau kolam pelabuhan untuk berlabuh. Pelayanan diberikan adalah Untuk

menjaga keselamatan kapal, penumpang dan muatannya ketika memasuki

alur pelabuhan.

Sementara itu Jasa Tunda dan Kepil adalah melaksanakan pekerjaan untuk

mengikat dan melepaskan talikapal - kapal yang berolah gerak akan

bersandar atau bertolak dari atau satu dermaga. Sementara itu Jasa Tambat

adalah jasa yang diberikan utuk kapa bertambat pada tambatan dan secara

teknis dalam kondisi yang aman, untuk dapat melakukan bongkar muat

Page 12: BAB I II AMDAL.docx

dengan lancar dan aman. Dalam pelayanan ini pihak pelabuhan

memberikan usaha untuk menghindari inefisiensi karena penggunaan

tambatan tidak optimal.

2) Pelayanan barang

Untuk jasa pelayanan barang terdapat jasa pelayanan yang diberikan oleh

pihak pelabuhan yaitu jasa bongkar muat, pelayanan dermaga dan jasa

penumpukan. Jasa Bongkar Muatan dalah Kegiatan pelayanan bongkar

muat barang sejak dari kapal hingga saat menyerahkan kepada pemilik

barang. Ada beberapa kegiatan dalam pelayanan bongkar muat muat

barang yaitu stevedoring (kegiatan yang dilakukan sejak

membongkar/memuat di palka kapal hingga melepas ganco didermaga),

corgodoring(menysusun barang sejak dari dermaga hingga

kegudang/lapangan atau sebaliknya) dan Receiving/Delivery, (pekerjaan

menyerahkan atau menerima barang di pintu gudang lini I dari/keatas truk

atau sebaliknya). Jasa pelayanan dermaga adalah Pelayanan penangan

barang didermaga dengan mengatur kelancaran arus barang di dermaga.

Dan Jasa Penumpukan adalah pelayanan penumpukan barang sampai

dengan dikeluarkan dari tempat penumpukan untuk dimuat atau

diserahkan kepada pemilik.

3) Depo BBM

Fasilitas depo BBM berfungsi untuk memasok BBM untuk keperluan

kawasan pelabuhan, kapal dan juga untuk didistribusikan kepada

masyarakat. Selain itu dengan adanya fasilitas ini maka BBM akan terus

tersedia di kawasan Pelabuhan dan Kabupaten Karimun. Mengingat

komoditi ini termasuk jenis berbahaya maka untuk operasional dermaga

dan darat diperlukan pengamanan khusus. Bongkar muat di dermaga selain

menyiapkan peralatan pemadam kebakaran, dan apabila masih

mempergunakan tambatan yang sama untuk kapal lain, perlu pengaturan

agar operasional kapal lain di hentikan untuk sementara. Hal ini tidak

berlaku apabila untuk kapal pengangkut BBM mempergunakan tambatan

tersendiri. Adapun untuk standar pengamanan di darat mempergunakan

Page 13: BAB I II AMDAL.docx

SOP pengamanan yang telah baku seperti pembuatanp arit dan pagar

khusus disekeliling tangki timbun.

4) Kawasan Industri

Dalam jangka panjang, pelabuhan bongkar muat Malarko akan

dikembangkan menjadi kawasan industri yang menyatu dengan aktifitas

kegiatan pelabuhan. Namun demikian, sampai dengan saat belum ada

perencanaan detail pemanfaatan kawasan industri

5) Perkantoran

Bangunan kantor yang didirikan diperuntukkan untuk proses administrasi

dan kebutuhan lainnya di area pelabuhan. Kegiatan operasional kantor

direncanakan meliputi: ruang bea cukai, ruang imigrasi, ruang karantina

kesehatan, ruang rapat, ruang kepala pengelola pelabuhan, ruang pengelola

pelabuhan, ruang kepala syahbandar dan ruang syahbandar lobby serta

toilet.

6) Sarana sanitasi

Infrastruktur sanitasi yang dibangun di pelabuhan meliputi sarana

penampung air bersih, saluran drainase. Tempat penampungan air bersih

berfungsi untuk kepentingan kapal, pengelolaan pelabuhan dan juga untuk

fasilitas kantin, Mushola,serta toilet.

7) Area parkir

Pengelolaan parkir merupakan hal yang penting dalam pengelolaan suatu

pelabuhan, karena jika tidak di atur secara baik maka akan menimbulkan

kemacetan. Pengelolaan area parkir dilakuka nuntuk mengatur kelancaran

lalu lintas keluar masuk pelabuhan. Dimana kendaraan yang akan

melakukan proses bongkar muat dilekatkkan di area tersebut selama

menunggu waktu jatah bongkar muat.

D. Tahap Pasca Operasi

1) Pelepasan tenagakerja

Penutupan kegiatan operasional pelabuhan bongkar muat Malarko

dimungkinkan untuk dilakukan bilamana aktifitas kegiatan pelabuhan

Malarko dianggap tidak ekonomis dan atau produktif, pendangkalan dasar

Page 14: BAB I II AMDAL.docx

laut yang sulit diatasi, situasi gawat darurat dan kerusakan fatal akibat

bencana alam yang dapat berimplikasi terhadap pelepasan tenaga kerja.

2) Demobilisasi peralatan

Sebagai konsekwensi dari adanya penutupan pelabuhan maka berbagai

peralatan akan didemobilisasi dari area kawasan Pelabuhan.

2.2. Deskripsi Rona Lingkungan Hidup Awal (Environmental Setting)

Pelabuhan sebagi titik simpul dari berbagai kegiatan yang meliputi

berbagai sektor memungkinkan terjadinya ketidak seimbangan dalam berbagai

sektor memungkinkan terjadinya ketidak seimbangan dalam berbagai segi

kehidupn dalam lingkungan pelabuhan tersebut, meliputi berbagai hal, antara lain:

A. Sosial, adanya urbanisasi/tekanan pertambahan penduduk yang meningkat

secara mendadak ; kemungkinan akan dirasakan beratnya daya tampung

fasilitas pusat perburuhan yang tidak memadai sehingga dirasakan adanya

pencemaran lingkungan dan berakibat perusakan dari flora dan fauna.

B. Ekonomi, yang mendorong masyarakat di lingkungan tersebut akan

terjadinya kemajuan, tetapi juga mungkin menberikan dampak negatif.

C. Teknologi, yang diterapkan ada kemungkinan akan mengakibatkan

memperburuk keseimbangan lingkungan sebagai akibat adanya distorsi

terhadap kedaaan semula atau polusi air atau udara atau suara.

Kemungkinann lain yaitu terjadinya ketidak seimbangan dari bentuk

pantai yang berubah sebagai akibat sedimentasi atau desentrasi pasir pada

pesisir (pendangkalan) sehingga memerlukan usaha pengerukan yang

terus-menerus.

2.3. Hasil Pelibatan Masyarakat

2.4. Dampak Penting Hipotetik

2.5. Batas Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian

(GEOGRAFIS) ekologis, sosial adm

Page 15: BAB I II AMDAL.docx