bab-i-ii

10
TUGAS SURVEI HIDROGRAFI ANALISIS PETA LAUT INDONESIA DENGAN CHART NO.1 OLEH: ARI ZAINAL FANANI 3512100031 AGITA SETYA HERWANDA 3512100033 KELAS B JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Upload: agita-setya

Post on 24-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

a

TRANSCRIPT

Page 1: bab-I-II

TUGAS SURVEI HIDROGRAFI

ANALISIS PETA LAUT INDONESIA DENGAN CHART NO.1

OLEH:ARI ZAINAL FANANI 3512100031AGITA SETYA HERWANDA 3512100033

KELAS B

JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

Page 2: bab-I-II

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia merupakan negara maritim. Indonesia memiliki 70% wilayah yang

berupa lautan dan sisanya berupa daratan. Karena wilayah laut Indonesia begitu luas, maka

dibutuhkanlah suatu hal yang dapat dijadikan sebagai informasi negara ini, salah satunya

yaitu peta laut. Peta laut merupakan gambaran permukaan bumi wilayah lautan yang

disajikan pada bidang datar dengan menggunakan sisitem tertentu. Peta ini dapat

dimanfaatkan sebagai perencanaan pertahanan negara, navigasi kapal, informasi zona

tangkapan ikan,persebaran ikan, dsb.

Dalam peta mengenal istilah kartografi, kartografi merupakan ilmu, seni dan teknik

dalam penyajian permukaan bumi dengan menggunakan system dan metode tertentu. Tetapi

dalam beberapa sumber, peta yang ada kurang sesuai dengan kaidah kartografi yang

seharusnya.

Dalam peta laut juga dikenal istilah chart number one, yaitu sebuah kaidah atau aturan

internasional mengenai pembuatan peta laut. Dengan chart number one ini diharapkan agar

seluruh peta laut menggunakan kaidah yang sama. Namun pada saat ini petalaut Indonesia

belum seluruhnya menggunakan kaidah chart number one ini.

1.2 Tujuan

1. mengetahui kaidah peta laut internasional atau yang biasa disebut sebagai chart number

one.

2. mengetahui kesesuaian peta laut Indonesia terhadap chart number one.

1.3 manfaat

1. mahasiswa mengetahui kaidah penyajian peta laut berdasarkan kaidah number one.

2. mahasiswa mengetahui kondisi kesesuaian peta laut Indonesia terhadap chart number

one.

Page 3: bab-I-II

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Peta

Peta (map) adalah suatau penyajian diatas bidang datar dari unsur-unsur pada permukaan

bumi maupun dibawah permukaan bumi, dengan suatu skala tertentu dan berdasarkan proyeksi

peta tertentu. Dengan kata lain, peta merupakan penyajian matematis dari informasi spasial pada

permukaan bumi maupun dibawah permukaan bumi secara kartografis dengan menggunakan

simbol-simbol.

2.2 Peta Laut

Peta Laut atau Peta Laut didefinisikan sebagai suatu peta yang dirancang khusus untuk

Keperluan navigasi kelautan. Garis-garis pangkal, garis-garis batas terluar wilayah perairan (laut

teritorial, zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen), serta garis batas antar negara harus

diperlihatkan pada peta laut dengan skala yang sesuai.

Peta ini menyajikan batas-batas wilayah perairan dan mempunyai nilai yang tinggi,

karena tidak hanya menggambarkan batas-batas terdalam dan terluar wilayah yurisdiksi nasional,

tetapi juga garis pembatas suatu area di laut yang bertampalan dengan negara lain. Peta laut

dibuat oleh negara pantai yang terkait dan harus disajikan dengan detail. Konfigurasi pantai dan

morfologi zona pantai termasul bentuk dasar laut. Garis - garis pangkal, garis-garis batas terluar

wilayah perairan,serta garis batas antar negara harus diperlihatkan dengan jelas dalam peta laut.

Di banyak negara, Peta Laut merupakan salah satu jenis peta yang berhubungan erat dengan

suatu badan hukum dan kartografer yang bertanggung jawab untuk melakukan tugas penentuan

batas. Secara khusus Peta Laut dirancang untuk keselamatan pelayaran kapal dan bukan

kebetulan jika peta tersebut mengandung unsur-unsur dasar yang diperlukan untuk menjamin

kegunaan yang disebutkan, seperti:

- Garis pantai dan topografi pantai yang penting

- Area laut hingga batas wilayah terkait

Peta laut yang digunakan harus mencerminkan situasi yang ada seakurat mungkin

berdasarkan survei terbaru dan dibuat oleh kantor hidrografi dari negara-negara yang terkait atau

Page 4: bab-I-II

oleh negara lain. Peta terbaru seharusnya digunakan agar informasi yang disajikan lengkap dan

akurat serta harus dipertaahankan dengan pemakaian koreksi-koreksi kecil secara reguler melalui

berita pelaut (notices to marines) yang diterbitkan oleh Kantor Hidrografi. Sejarah peta dapat

memberikan informasi berguna dimana terdapat sengketa untuk memperoleh hak pakai dan hak

milik, perubahan garis pantai, dan lain-lain.

Peta laut hanya merupakan bagian dari data hidrografik yang tersedia dan menyajikan

sejumlah garis kontur yang terbatas tergantung pada :

- Skala peta

- Kedalaman perairan

- Jarak dari pantai

- Penggunaan peta dan ketersediaan data batimetrik yang diinginkan.

Penyajian morfologi dasar laut (dalam hubungannya dengan morfologi terestris dari negara

pantai terdekat) secara akurat, dapat diperoleh dengan cara memadukan peta-peta yang

diperlukan dengan lembar lukis teliti (fair sheet) asli dan data yang dapat diterima, yang

diperoleh dari organisasi atau badan yang mempunyai kualifikasi utnuk melakukan survei

batimetrik dan oseanoggrafik.

Kebutuhan terhadap data yang terperinci menjadi sangat penting ketika penentuan garis-garis

dan titik-titik mempunyai kepentingan khusus ( seperti batas kontinen, untuk penentuan titik-titik

atau kawasan-kawasan yang terbagi menjadi bagian-bagian khusus dari dasar laut: shelf, slope,

rise, dan abyssal plain, serta batas terluar dari Landas Kontinen ), diantaranya yaitu:

- Dokumentasi yang mendalam dan akurat dari kedalaman air.

- Profil seismik hingga 1000 meter dari sub-bottom bersama dokumen-dokumen geologi

kawasan pantai serta interpretasi ketersediaan dan ketebalan sedimentary rock.

Pada saat studi tentang kawasan pantai dilakukan, peta darat (land map) dan peta laut

sebaiknya diperiksa dimana peta darat yang digunakan sebaiknya mempunyai skala terbesar,

yang dibuat oleh organisasi pemetaan nasional atau badan khusus yang diakui.

Permukaan bumi (dalam hal ini lautan) tidak dapat di gambarkan pada suatu bidang datar

tanpa mengalami distorsi jarak,luas,dan sudut. Proyeksi peta yang akan digunakan diusahakan

seoptimal mungkin untuk meminimalkan atau mengeliminasi beberapa distorsi pada area

Page 5: bab-I-II

tertentu,karena tidak mungkin semua distorsi dihilangkan Peta Laut yang digunakan untuk

penentuan batas wilayah perairan sebaiknya menggunakan proyeksi konform,yang dapat

menyediakan pengukuran sudut,jarak,dan arah terbaik. Banyak Peta Laut menggunakan proyeksi

mercator, dimana loxodrome digambarkan sebagai garis lurus (mempunyai azimuth yang tetap),

namun mempunyai kelemahan distorsi jarak dan luas bertambah besar dengan semakin besarnya

lintang. Sifat-sifat matematis dari proyeksi peta laut menimbulkan konsekuensi bahwa peta akan

mengalami distorsi yang berpengaruh pada penentuan batas-batas laut.

Peta Laut merupakan representasi grafis dari daerah maritim dan wilayah pesisir yang

berdekatan. Ditinjau dari skala grafik, peta ini dapat menunjukkan kedalaman air dan ketinggian

tanah/topografi, fitur alami dari dasar laut, garis pantai, daerah bahaya navigasi, informasi

tentang pasang surut dan arus laut, informasi medan magnet bumi lokal, dan struktur buatan

manusia seperti pelabuhan, bangunan dan jembatan. Peta Laut merupakan alat yang penting

dalam bidang navigasi laut.

Peta Laut dibuat berdasarkan pada kegiatan survei hidrografi. Peta Laut dikeluarkan oleh

wewenang kantor hidrografi nasional di berbahai negara. Peta Laut ini dianggap resmi berbeda

dengan yang dibuat oleh penerbit komersial. Setiap kantor hidrografi suatu Negara memproduksi

Peta Laut nasional dan internasional chart series atau peta laut secara internasional. Hal tersebut

dikoordinasikan oleh Organisasi Hidrografi Internasional ( IHO, international Hydrographic

Organization ).

Pembagian Peta Laut menurut Skala :

1. Peta Ikhtisar : Peta yang menggambarkan daerah yang luas dengan ukuran skala kecil

1: 1.000.000 atau lebih kecil. Dipergunakan terutama menunjukkan variasi, angin,

arus, dan lain-lain.

2. Peta Haluan atau Peta Perantau : Peta dengan ukuran skala lebih besar yaitu 1 : 1

000 000 sampai dengan 1 : 600 000. Dipergunakan untuk pelayaran pada jarak yang

jauh dari pantai atau untuk menarik garis haluan.

3. Peta Pantai : Peta dengan ukuran skala makin besar yaitu 1: 600.000 sampai dengan 1

: 100.000. Dipergunakan untuk pelayaran antara pulau- pulau ataupun pelayaran

sepanjang pantai.

Page 6: bab-I-II

4. Peta Penjelas : Peta dengan ukuran skala 1 : 50 000 atau lebih besar. Dipergunakan

untuk navigasi di selat-selat atau di air pelayaran sulit/sempit.

5. Peta Rencana : Peta dengan ukuran skala 1 : 50.000 atau lebih besar. Namun

menggambarkan bandar-bandar, pelabuhan, tempat berlabuh. Dipergunakan oleh

kapal yang akan menyinggahi atau menuju tempat - tempat tersebut.

Selain itu terdapat beberapa Hal utama yang harus ada di dalam peta laut, antara lain :

1. Garis batas kedalaman harus nyata dan merata. Mengenai kedalaman air ini harus

diberikan cukup jelas dan terperinci mengenai dalamnya air yang terkecil sampai

pada yang terbesar.

2. Sifat utama dari penerangan – penerangan navigasi yang utama, seperti ; suar, kapal

suar, dan lain-lain harus ada. Demikian juga benda-benda darat, garis merkah,

tempat-tempat labuh jangkar serta Tanda-tanda lainnya yang diperlukanharus ada.

3. Bagian darat tidak hanya menuujukan sifat serta bentuk garis pantai saja, tetapi harus

menyatakan pula apakah daratan itu landai, rata, berbukut, curam atau bergunung-

gunung.

4. Keterangan yang bertautan dengan arus – arus tertentu.

5. Keterangan-keterangan peta pada umumnya harus ada.

6. Kerangka- kerangka serta bahaya-bahaya navigasi yang lainnya.

2.3 Chart No.1

Chart No.1 adalah sebuah aturan atau kaidah yang memberikan penjelasan tentang

simbol, istilah dan singkatan yang digunakan dalam peta laut yang mengacu pada ketetapan yang

dibuat oleh IHO. Chart No.1 adalah dokumen yang berisi penjelasan tentang simbol-simbol,

singkatan dan istilah yang diperlukan untuk menafsirkan grafik bahari yang diterbitkan oleh

lembaga hidrografi suatu negara. Negara-negara anggota Organisasi Hidrografi Internasional

menghasilkan Chart No.1 menggunakan format umum yang terdiri dari bagian yang

diidentifikasi dengan huruf dan simbol, singkatan atau istilah diidentifikasi oleh nomor referensi.

Tujuan dari dibuatnya Chart No.1 adalah untuk menyamakan peta laut – peta laut dari berbagai

Negara sehingga semua peta laut di dunia memiliki kaidah yang sama antar satu dengan yang

lainnya.

Page 7: bab-I-II

Gambar 2.2 Schematic Layout of a NOAA Chart