bab i dan bab ii
DESCRIPTION
BAB I dan BAB IITRANSCRIPT
![Page 1: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/1.jpg)
Uji Kandungan Klorin Yang Terdapat Pada Air PDAM
Farmasi 3C
31113151
Silvia Cahya Wibawa
![Page 2: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebutuhan akan air sangatlah besar dan jika dilihat dari segi
penggunaan maka air tidak lepas dari segala aspek kehidupan manusia.
Sumber air dapat berasal dari mata air di pegunungan, danau, sungai, sumur,
hujan, dan lainnya. Air yang ada di bumi tidak pernah terdapat dalam keadaan
murni bersih, tetapi selalu ada senyawa atau mineral lain yang terlarut di
dalamnya. Selain daripada itu, air seringkali juga mengandung bakteri atau
mikroorganisme lainnya. Keadaan normal air tergantung pada air itu sendiri
dan asal sumber air.
Kesehatan dunia (WHO) telah mencanangkan program pengadaan air
bersih bagi umat manusia. mengingat semakin langkanya air bersih, akibat
ulah manusia dan perbuatan manusia yang merusak sumber daya alam serta
lingkungan. Di Indonesia diperkirakan sekitar 70% penduduk kota dan dan
90% peduduk pedesaan belum dapat menikmati air bersih dan sehat.
Perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup serta penyediaan air bersih
dan sehat merupakan program pemerintah Indonesia. Salah satu cara
pemerintah Indonesia meyediakan air bersih adalah dengan mendirikan
PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) yaitu badan usaha milik pemerintah
![Page 3: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/3.jpg)
yang memiliki cakupan usaha dalam pengelolaan air minum dan pengelolaan
sarana air kotor untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang
mencakup aspek sosial, kesehatan dan pelayanan umum.
Air sebagai kebutuhan utama manusia harus bebas dari berbagai
mikroorganisme yang dapat berperan dalam penularan penyakit yang
menular. Untuk membunuh mikroorganisme-mikroorganisme tersebut maka
dibubuhkanlah desinfektan (Maryunani, 1976:27). Dari bermacam-macam zat
kimia sering dipakai adalah klor karena harganya murah dan masih
mempunyai daya desinfeksi sampai beberapa jam setelah pembuuhannya
(residu klor) (Alaerts, 1987: 103).
Selain dapat membasmi bakteri dan mikroorganisme, klor dapat
menginduksi ion-ion logam seperti Fe2+, Mn2+ menjadi Fe3+, Mn4+ dan
memecah molekul organis seperti warna. Selama proses tersebut, klor sendiri
direduksi sampai menjadi klorida (Cl-) (Alaert,1987:103). Didalam air
senyawa klor akan turun dengan cepat. Diantaranya yang mempercepat
penurunan adalah sinar matahari dan penggocokan sampel (Alaerts,
1987:111).
1.2 Identifikasi Masalah
1.2.1 Bagaimana kualitas air PDAM?
1.2.2 Bagaimana kandungan klorin yang terdapat pada air PDAM?
1.3 Pembatasan Masalah
![Page 4: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/4.jpg)
Pembahasan batasan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk
membatasi pembahasan pada pokok permasalahan penelitian saja. Ruang
lingkup menentukan konsep utama dari permasalahn sehingga masalah
masalah dalam penelitian dapat dimengerti dengan mudah dan baik.
Batasan masalah penelitian sangat penting dan mendekatkan p;ada
pokok permasalahan yang akan dibahas. Hal ini agar tidak terjadi kerancuan
ataupun kesimpangsiuran dalam menginterprestasikan penelitian. Ruang
lingkup penelitian dimaksudkan sebagai penegasan mengenai batas-batas
objek. Ruang lingkup penelitian ini yaitu menetapkan kadar klorin dalam air
PDAM.
1.4 Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil dari
pengolahan air PDAM sudah memenuhi kriteria-kriteria yang telah di
tentukan dan tidak berpengaruh terhadap kesehatan manusia.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas air yang terdapat
pada air PDAM dan mengetahui kandungan klorin yang terdapat didalamnya.
1.5 Kegunaan Penelitian
![Page 5: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/5.jpg)
Karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat dan memperluas
pengetahuan pada bagi mahasiswa dan kalangan masyarakat mengenai
kandungan klorin yang terdapat pada air PDAM.
Memberikan informasi kepada petugas PDAM untuk memperhatikan
dalam pembubuhan klorin.
1.6 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif
1.7 Kerangka Pemikiran
Klorida adalah senyawa klor (Cl-). Klor adalah zat kimia yang sering
banyak dipakai karena mempunyai daya sebagai pemurnian air, pemutih, gas
mustard dan desinfeksi setelah beberapa jam pembubuhan. Tetapi toksisitas
klor tergantung pada senyawanya. Dalam jumlah banyak klor dapat
menimbulkan rasa asin akan tetapi sebagai desinfektan residu klor dalam
penyediaan air sengaja dipelihara. Tetapi klor dapat terikat pada senyawa
organic dan membentuk halogen-hidrokarbon (Cl-HC) yang dikenal sebagai
senyawa-senyawa karsinogenik.
Persyaratan menurut Permenkes RI No : 416/Menkes/Per/IX/1990 dan
Permenkes RI No: 061/Menkes/Per/I/1991, bahwa persyaratan air bersih
harus memenuhi kualitas air yang telah ditetapkan secara fisik, kimia,
bakteriologis. Air PDAM secara bakteriologis (koliform total) yang
![Page 6: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/6.jpg)
diperbolehkan adalah nihil (0) per 100 ml air, sedangkan secara kimia (sisa
klor) yang dianjurkan 0,2 – 0,5 mg/l, sehingga untuk memenuhi syarat
bakteriologis ini umumnya dilakukan desinfeksi pada air PDAM.
1.8 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan dari tanggal … di daerah Banjarsari Ciamis.
![Page 7: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/7.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Air
2.2.1 Pengertian
Air merupaka suatu kebutuhan dan tidak dapat ditinggalkan
untuk kehidupan manusia karena air digunakan untuk bermacam-macam
kegiatan seperti minuman, pertanian, industri, perikanan dan rekreasi
(Buckle, 1987:193).
Air merupakan cairan tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
berasa dengan minus molekul H2O dan bersifat polas sehingga
merupakan pelarut yang baik untuk bermacam-macam zat, molekul air
terikat oleh ikatan hydrogen satu sama lain mempunyai titk beku 0oC
(TIM EraMedia, 2008:8)
2.2.2 Kegunaan Air Bagi Tubuh Manusia
Kegunaan air bagi tubuh manusia antara untuk proses
pencernaan, metabolisme mengangkan zat-zat makanan dalam tubuh,
mengatur keseimbangan suhu tubuh dan menjaga jangan sampai tubuh
kekeringan. Untuk menjaga kebersihan tubuh dengan mandi dua kali
sehari dengan menggunakan air bersih yang diharapkan orang akan
bebas dari penyakit (Totok, 1996:11).
![Page 8: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/8.jpg)
2.2.3 Syarat-syarat Air
1. Syarat Fisik
Menurut azwar (1996) syarat fisik dari air ialah tidak boleh
berwarna, tidak boleh berasa, tidak boleh berbauarus jernih, suhu
sebaiknya dibawah suhu udara, sejuk (± 250C)
2. Syarat Kimia
Air minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara
berlebihan oleh zat-zat kimia dan mineral, terutama oleh zat-zat
kimia dan mineral yang berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya
diharapkan pula zat ataupun bahan kimia yang terdapat didalam
air minum, tidak sampai menimbulkan kerusakan pada tempat
penyimpanan air, sebaliknya zat ataupun bahan kimia dan mineral
yang dibutuhkan oleh tubuh, hendaknya harus terdapat dalam
kadar yang sewajarnya dalam sumber air minnum tersebut.
(Azwar.,1996).
3. Syarat Biologi
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri
penyakit (patogen) sama sekali tidak boleh mengandung bakteri
golongan coli melebihi batas-batas yang telah ditetukan yaitu 1
coloni/100 ml air. Bakteri golongan coli ini berasal dari usus besar
dan tanah. Air yang mengandung golongan coli dengan kadar
yang melebihi batas yang telah ditentukan, dianggap telah
![Page 9: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/9.jpg)
terkontaminasi dengan kototan manusia. Dengan demikian dalam
pemeriksaan bakteriologi, tidak langsung diperiksa apakah air itu
mengandung bakteri pathogen, tetapi diperiksa dengan indikator
bakteri golongan coli. (Sutrisno,2002).
Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang seratus
persen murni dalam air sesuai dengan syarat air yang baik untuk
kesehatan, oleh karena itu air yang ada dipersyaratan yang telah
ditentukan atau paling tidak mendekati syarat-syarat yang
dikehendaki. Pada umumnya, persyaratan air minum pada
beberapa negara berbeda-beda, tergantung kepada kondisi negara
masing-masing, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2.2.4 Standar Kualitas Air
Penentuan standart kualitas air didasarkan pada pertimbangan,
bahwa bahan-bahan beracun yang apabila kadarnya dalam air minum
melebihi batas akan membahayakan kesehatan, misalnya timbal,
selenium, arsen, kromium, sianida, cadmium, raksa, dan sebagainya.
Bahan-bahan kimia spesifik yang dapat mempengaruhi air minum,
yaitu mangan, cuprum, zeng, calcium, magnesium, sulfat, klorida, dan
fenol. Bahan kimia yang merupakan petunjuk adanya pencemaran
yaitu zat organic jumlah, kebutuhan biologic akan oksigen (BOD),
kebutuhan kimia akan oksigen (COD), nitrogen jumlah, nitrat, fosfat.
Syarat air minum dan air bersih. Hampir setiap Negara mempunyai
![Page 10: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/10.jpg)
persyaratan air minum dan air bersih sendiri-sendiri sesuai dengan
situasi dan keadaan masing-masing Negara tersebut. Pada dasarnya
aturan dan persyaratan mengacu pada persyaratan yang dikeluarkan
oleh Badan Kesehatan dunia yaitu WHO. Indonesia dengan
PERMENKES RI NO. 416/MENKES/PER/1990, tentang persyaratan
air minum, persyaratan air bersih, air kolam renang dan air pemandian.
Air adalah air minum, air bersih, air kolam, renang dan air pemandian
umum, air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum, air bersih adalah air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi
syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Kualitas
air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan
mikrobiologi, fisika, kimia, dan radioaktif. Pengawasan kualitas air
bertujuan untuk mencegah penurunan kualitas dan penggunaan air
yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan, serta
meningkatkan kualitas air.
2.2 Klorin
Klorin merupakan salah satu unsur yang ada di bumi dan jarang
dijumpai dalam bentuk terikat dengan unsure dan senyawa lain membentuk
![Page 11: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/11.jpg)
garam natrium klorida (NaCl) atau dalam bentuk ion klorida si air laut
(Ahmad,2006).
Klorin yaitu unsur dengan nomor atom 17, lambing Cl dan BA 35,453;
gas kuning kehijauan, bersifat racun dan berbau menyesakkan dengan rumus
Cl2 ditemukan oleh Scheele pada tahun 1774 (Ahmad,2006)
2.2.1 Manfaat Klorin
Manfaat klorin menurut Ahmad Hasan tahun 2006, klorin
dimanfaatkan dalam berbagai bidang, mulai bidang industri, kesehatan,
pertanian dan lain-lain. Berikut ini beberapa contoh manfaat klorin di
berbagai bidang.
1. Manfaat klorin dalam bidang kesehatan
Klorin yang dikenal dengan kaporit atau dalam bentuk gas
klor merupakan bahan antiseptik atau disinfektan yang dapat
membunuh kuman, virus dan bakteri. Klorin adalah bahan utama
yang di gunakan dalam proses klorinasi air minum
2. Manfaat klorin di bidang Industri
Dalam bidang industri tekstil, pulp dan kertas korin
digunakan sebagai bahan pemutih dan penghalus. Penggunaan
klorin dalam kedua bidang industri diatas dapat meningkatkan
kualitas produk yang dihasilkan. Pada industri pembuatan plastik
klorin digunakan sebagai bahan baku PVC yang terkenal kuat dan
tidak mudah pecah.
![Page 12: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/12.jpg)
3. Manfaat klorin di bidang Pertanian
Klorin digunakan sebagai bahan baku pestisida seperti
DDT, Aldrin dan dieldrin. Pestisida berbahan baku dari klorin
merupakan jenis pestisida yang pertama kali di buat manusia.
namun kini sepertinya pestisida semacam ini sudah dilarang
pengunaannya oleh pemerintah karena dapat merusak lingkungan.
4. Manfaat klorin di bidang energi dan kelistrikan.
Padapembangkit-pembangkit listrik seperti PLTU dan
PLTN, klorin digunakan sebagai zat pendingin dan juga sebagai
bioside.
2.2.2 Dampak Klorin
Dampak klorin menurut Ahmad Hasan tahun 2006, selain
memiliki banyak manfaat, ternyata klorin juga sangat berbahaya bagi
kesehatan dan kelestarian lingkungan. Paparan klorin dapat terjadi di
tempat kerja atau di lingkungan berikut rilis ke udara, air, atau tanah..
Klorin biasanya hanya ditemukan dalam pengaturan industri. Klorin
memasuki tubuh menghirup udara yang terkontaminasi dengan atau
bila dikonsumsi dengan makanan atau air yang terkontaminasi. Ini
tidak tinggal di dalam tubuh, karena kereaktifannya.
Efek klorin terhadap kesehatan manusia tergantung pada
berapa jumlah klorin yang hadir, dan panjang dan frekuensi paparan.
Efek juga tergantung pada kesehatan seseorang atau kondisi
![Page 13: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/13.jpg)
lingkungan saat paparan terjadi. Bernapas dalam jumlah kecil klorin
untuk jangka waktu yang singkat merugikan mempengaruhi sistem
pernapasan manusia. Efek berbeda dari batuk dan nyeri dada, retensi
air dalam paru-paru. Klorin mengiritasi kulit, mata, dan sistem
pernapasan. Efek ini tidak mungkin terjadi pada tingkat klorin yang
biasanya ditemukan di lingkungan.
Klorin larut bila dicampur dengan air. Hal ini juga dapat
melarikan diri dari air dan masuk udara dalam kondisi tertentu.
Kebanyakan rilis langsung klorin terhadap lingkungan adalah udara
dan permukaan air. Setelah di udara atau di air, klorin bereaksi dengan
bahan kimia lain. Menggabungkan dengan bahan anorganik dalam air
untuk membentuk garam klorida, dan dengan bahan organik dalam air
untuk membentuk bahan kimia organik diklorinasi. Karena reaktivitas
klorin tidak mungkin untuk bergerak melalui tanah dan memasuki
tanah. Tanaman dan hewan tidak mungkin untuk menyimpan klorin.
Namun, penelitian laboratorium menunjukkan bahwa paparan berulang
ke klorin di udara dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, darah,
jantung, dan sistem pernapasan hewan. Klorin menyebabkan
kerusakan lingkungan pada tingkat rendah. Klorin sangat berbahaya
bagi organisme yang hidup di air dan di tanah.
Pembuatan air ledeng umumnya menggunakan air permukaan,
yang umumnya akan lebih banyak mengandung kuman atau
![Page 14: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/14.jpg)
mikroorganisme merugikan daripada bila dibandingkan dengan air
sumur. Campuran khlorin yang berlebihan tentunya akan dapat sampai
ke kita dan akan masuk ke dalam tubuh jika kita meminum air yang
mengandung khlorin tersebut.
Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen tahun 2008
pengaruh klorin terhadap kesehatan dapat mengganggu system
kekebalan tubuh, merusak hati dan ginjal, gangguan pencernaan,
gangguan pada system saraf, dapat menyebabkan kanker dan gangguan
pada system reproduksi yang dapat menyebabkan keguguran.
![Page 15: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/15.jpg)
2.2.3 Analisis Kadar Klorin
Analisis kadar klorin diuji dengan mengguanakn 2 cara:
2.2.3.1 Analisis secara kualitatif
1. Uji Asam Klorida encer
Penambahan HCl encer, KI dan kloroform dalam
sampel menunujukkan hasil positif terdapat klorin jika
terjadi warna ungu.
2. Uji Timbal Nitrat Pb(NO3)
Penambahan Pb(NO3) dalam sampel menunujukkan
hasil positif terdapat klorin jika terjadi perubahan warna
coklat setelah dipanaskan.
3. Uji KI dan Kloroform
Penambahan KI dan kloroform dalam sampel
menunjukkan hasil positif terdapat klorin jika terjadi
perubahan warna ungu.
4. Uji Asam klorida encer
Penambahan HCl encer dalam sampel
menunjukkan hasil positif terdapat klorin jika terjadi
perubahan warna kuning.
5. Uji Merkurium
Penambahan HCl encer dalam sampel menunjukkan
hasil positif terdapat klorin jika terjadi perubahan
![Page 16: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/16.jpg)
terbentuknya endapan warna coklat (Pudjaatmaka dan
Setiono, 1990, hal : 344-345).
2.2.4.1 Analisis secara kuantitatif
Analisa klorida secara kuantitatif dapat dilakukan
dengan beberapa cara, diantaranya analisa secara titrimetri
dengan menggunakan metode iodometri. Metode yang sering
digunakan pada penetapan klorida adalah metode iodometri.
Metode iodometri (redoksimetri) yang tergolong pada
pemeriksaan kimia secara titrimetri atau volumetric.
Titrimetri atau analisa volumetri adalah salah satu cara
pemeriksaan jumlah zat kimia yang luas penggunaannya. Cara
ini sangat menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan
cepat,ketelitian dan ketepatan cukup tinggi, juga dapat
digunakan untuk menentukan kadar berbagai zat yang
mempunyai sifat yang berbeda-beda.
Diantara sekian banyak contoh teknik atau cara dalam
analisis kuantitatif terdapat dua cara melakukan analisis dengan
menggunakan senyawa pereduksi iodium yaitu secara langsung
dan tidak langsung. Cara langsung disebut iodimetri
(digunakan larutan iodium untuk mengoksidasi reduktor-
reduktor yang dapat dioksidasi secara kuantitatif pada titik
ekivalennya). Namun, metode iodimetri ini jarang dilakukan
![Page 17: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/17.jpg)
mengingat iodium sendiri merupakan oksidator yang lemah.
Sedangkan cara tidak langsung disebut iodometri (oksidator
yang dianalisis kemudian direaksikan dengan ion iodida
berlebih dalam keadaan yang sesuai yang selanjutnya iodium
dibebaskan secara kuantitatif dan dititrasi dengan larutan
natrium thiosilfat standar atau asam arsenit) (Bassett, 1994).
Dengan kontrol pada titik akhir titrasi jika kelebihan 1
tetes titran. perubahan warna yang terjadi pada larutan akan
semakin jelas dengan penambahan indikator amilum atau kanji
(Svehla, 1997). Iodium merupakan oksidator lemah.
Sebaliknya ion iodida merupakan suatu pereaksi reduksi yang
cukup kuat. Dalam proses analitik iodium digunakan sebagai
pereaksi oksidasi (iodimetri) dan ion iodida digunakan sebagai
pereaksi reduksi (iodometri). Relatif beberapa zat merupakan
pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk dititrasi secara
langsung dengan iodium. Maka jumlah penentuan iodometrik
adalah sedikit. Akan tetapi banyak pereaksi oksidasi cukup
kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodida, dan ada
banyak penggunaan proses iodometrik.
Suatu kelebihan ion iodida ditambahkan kepada
pereaksi oksidasi yang ditentukan, dengan pembebasan iodium,
yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium thiosulfat (Day
![Page 18: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/18.jpg)
& Underwood, 1981). Metode titrasi iodometri langsung
(iodimetri) mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod
standar. Metode titrasi iodometri tak langsung (iodometri)
adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan
dalam reaksi kimia (Bassett, 1994). Larutan standar yang
digunakan dalam kebanyakan proses iodometri adalah natrium
thiosulfat. Garam ini biasanya berbentuk sebagai pentahidrat
Na2S2O3.5H2O. Larutan tidak boleh distandarisasi dengan
penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi
dengan standar primer.
Larutan natrium thiosulfat tidak stabil untuk waktu
yang lama sehingga boraks atau natrium seringkali
ditambahkan sebagai pengawet. Iodin mengoksidasi tiosulfat
menjadi ion tetrationat:
I2 + 2S2O32- 2I- + S4O6
2-
Reaksinya berjalan cepat sampai selesai dan tidak ada
reaksi sampingan. Berat ekivalen dari Na2S2O3.5H2O adalah
berat molekularnya 248,17 karena satu electron persatu
molekul hilang. Jika pH dari larutan diatas 9 tiosulfat
teroksidasi secara parsial menjadi sulfat:
4I2 + S2O32- + 5 H2O 8I- + 2SO4
2- + 10H+
![Page 19: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/19.jpg)
Dalam larutan yang netral atau sedikit alkalin oksidasi
menjadi sulfat tidak muncul , terutama jika iodin dipergunakan
sebagai titran.
Banyak agen pengoksidasi kuat seperti garam
permanganate,garam dikromat dan garam serium (IV)
mengoksidasi tiosulfat menjadi sulfat ,namun reaksinya tidak
kuantitatif. Dalam standarisasi larutan-larutan tiosulfat
sejumlah substansi dapat dipergunakan sebagai standar-standar
primer untuk larutan-larutan tiosulfat. Iodin murni adalah
standar yang paling jelas namun jarang digunakan karena
kesulitan dalam penanganan dan penimbangan yang lebih
sering dipergunakan adalah standar yang terbuat dari suatu
agen pengoksidasi kuat yang akan membebaskan iodine dari
iodide,sebuah iodometrik.
Kalium iodat dan kalium bromat mengoksidasi iodide
secara kuantitatif menjadi iodine dalam larutan asam. Reaksi
iodatnya berjalan cukup cepat ,reaksi ini juga hanya
membutuhkan sedikit kelebihan ion hydrogen untuk
menyelesaikan reaksi. Reaksi bromat berjalan lebih lambat
namun kecepatannya dapat ditingkatkan dengan menaikkan
konsentrasi ion hydrogen biasanya sejumlah kecil ammonium
molibda ditambah sebagai katalis. Kerugian utama dari kedua
![Page 20: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/20.jpg)
garam ini sebagai standar primer adalah bahwa berat ekivalen
mereka kecil.
Iodium dapat dimurnikan dengan sublimasi ia larut
dalam larutan KI harus disimpan pada tempat yang dingin dan
gelap . berkurangnya iodium dan akibat penguapan dan oksidsi
udara menyebabkan banyak kesalahan dalm analisis dapat
distandarisasi dengan Na2S2O3.5H2O yang lebih dahulu
distandarisasi dengan senyawa lain.
Biasanya indikator yang digunakan adalah kanji atau
amilum. Iodida pada konsentrasi < 10-5 M dapat dengan
mudah ditekan oleh amilum. Sensitivitas warnanya tergantung
pada pelarut yang digunakan. Kompleks iodium-amilum
mempunyai kelarutan kecil dalam air sehingga biasanya
ditambahkan pada titik akhir reaksi (Khopkar, 2002). Warna
larutan 0,1 N iodium adalah cukup kuat sehingga dapat bekerja
sebagai indikatornya sendiri. Iodium juga memberikan warna
ungu atau merah lembayung yang kuat kepada pelarut-pelarut
seperti karbon tetraklorida atau kloroform dan kadang-kadang
hal ini digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi. Akan
tetapi lebih umum digunakan suatu larutan (dispersi koloidal)
kanji, karena warna biru tua dari kompleks kanji-iodium
dipakai untuk suatu uji sangat peka terhadap iodium. Kepekaan
![Page 21: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/21.jpg)
lebih besar dalam larutan yang sedikit asam dari pada dalam
larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida (Day &
Underwood, 1981).
Jika larutan iodium dalam KI pada suasana netral
maupun asam dititrasi dengan natrium thiosulfat maka:
I3- + 2S2O3
2- 3I- + S4O62-
Selama reaksi zat antara S2O32- yang tidak berwarna
adalah terbentuk sebagai:
S2O32- + I3
- S2O3I- + 2I-
Yang mana berjalan terus menjadi:
S2O3I- + S2O32- S4O6
2- +I3-
Reaksi berlangsung baik dibawah pH = 5,0 (Khopkar,
2002). Jika suatu zat pengoksidasi kuat diolah dalam larutan
netral atau (lebih biasa) larutan asam, dengan ion iodida yang
sangat berlebih, yang terakhir bereaksi sebagai zat prereduksi,
dan oksidan akan direduksi secara kuantitatif. Dalam hal-hal
yang demikian, sejumlah iod yang ekivalen akan dibebaskan,
lalu dititrasi dengan larutan standar suatu zat pereduksi,
biasanya natrium thiosulfat (Bassett, 1994).
Potensial reduksi dari zat-zat tertentu naik banyak
sekali dengan naiknya konsentrasi ion-hidrogen dari larutan.
Inilah halnya dalam sistem-sistem yang mengandung
![Page 22: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/22.jpg)
permanganat, dikromat, arsenat, antimonat, borat dan
sebagainya yakni, dengan anion-anion yang mengandung
oksigen dan karenanya memerlukan hidrogen untuk reduksi
lengkap. Banyak anion pengoksidasi yang lemah direduksi
lengkap oleh ion iodida, jika potensial reduksi merekanaik
banyak sekali karena adanya jumlah besar asam dalam larutan
(Bassett, 1994).
Dua sumber sesatan yang penting dalam titrasi yang
melibatkan iod adalah:
1. Kehilangan iod yang disebabkan oleh sifat mudah
menguapnya yang cukup berarti
2. Larutan iodida yang asam dioksidasi oleh oksigen
di udara:
4I- + O2 + 4H+ 2I2 + 2H2O
Reaksi diatas lambat dalam larutan netral tetapi lebih
cepat dalam larutan berasam dan dipercepat oleh cahaya
matahari. Setelah penambahan kalium iodida pada larutan
berasam dari suatu pereaksi oksidasi, larutan harus tidak
dibiarkan untuk waktu yang lama berhubungan dengan udara,
karena iodium tambahan akan terbentuk oleh reaksi yang
terdahulu. Nitrit harus tidak ada, karena akan direduksi oleh
ion iodida menjadi nitrogen (II) oksida yang selanjutnya
![Page 23: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/23.jpg)
dioksidasi kembali menjadi nitrit oleh oksigen dari udara.
Kalium iodida harus bebas iodat karena kedua zat ini bereaksi
dalam larutan berasam untuk membebaskan iodium:
IO3- + 5I- + 6H+ 3I2 + 3H2O
(Day & Underwood, 1981).
![Page 24: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/24.jpg)
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Pada peneltian ini menggunakan metode deskriptif. Sampel diperoleh
dari kompleks perumahan daerah Banjarsari-Ciamis yang menggukan air
PDAM. Kemudian sampel dilakukan pemeriksaan kadarklorin dengan
menggunakan metode titrasi iodometri.
3.2 Alat dan Bahan
1. Alat
Adapun alat yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Nama Alat Spesifikasi JumlahErlenmeyer 250 mL 4 buahErlenmeyer 500 mL 2 buahCorong 1 buahLabu ukur 100 mL 1 buahLabu ukur 1000mL 1 buahPipet tetes 1 buahBuret 50,0 mL 1 buahKlem dan statif 1 buahKaki tiga 1 buahKasa asbas 1 buahBunsen 1 buahPipet volume 25 mL 1 buahSpatel 1 buahGelas kimia 100 mL 1 buahGelas kimia 250 mL 1 buah
![Page 25: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/25.jpg)
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Nama Bahan SpesifikasiAmilum 1%Asam sulfat (H2SO4) PekatKINa2S2O3.5H2O 0,1 NCH3COOH 98%K2Cr2O7 0,05NAquadestNa2CO3
3.3 Prinsip Pemeriksaan
oksidasi
OCl- + 2KI + 2CH3COOH I2 + KCH3COO + H2O + Cl-
Reduksi
Banyaknya kadar OCl- pada sampel sebanding dengan yang dilepaskan
3.4 Metode Pemeriksaan
Pemeriksaan ini menggunakan metode titrimetri. Titrasi yang digunakan
adalah iodometri. Reaksi yang terjadi adalah reaksi reduksi oksidasi.
![Page 26: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/26.jpg)
3.5 Cara Kerja
1. Preparasi Sampel
Sampel diambil dari keran air penyaluran PDAM pada komplek
perumahan daerah Banjarsari-Ciamis.
2. Penetapan Kuantitatif Metode Iodometri
a. Standarisasi Na2S2O3
1) Pipet 10 mL larutan K2Cr2O7 0,0025 N dan masukkan kedalam
erlenmeyer 250 mL
2) Tambahkan 1 mL H2SO4 pekat dan 1 g KI dan tutup bagian atas
erlenmeyer dengan menggunakan plastik, kemudian dilubangi.
3) Selajutnya titrasi dengan menggunakan Na2S2O3 sampai warna
kuning jerami. Kemudian tambahkan amilum, titrasi dilanjutkan
kembali sampai warna biru hilang.
b. Penetapan Kadar Klor Aktif
1) Masukkan samp;el sebanyak 250 mL kedalam erlenmeyer 500
mL.
2) Tambahkan 2 mL CH3COOH 98% dengan ukur pHnya sampai
pH rata-rata 3-4 dengan menggunakan pH meter.
3) Tambahkan 1 gram KI aduk rata, kemudian tutup bagian atas
erlemeyer dengan menggunakn plsatik kemudian lubangi.
4) titrasi dengan menggunakan Na2S2O3 sampai warna kuning
jerami.
![Page 27: BAB I dan BAB II](https://reader034.vdokumen.com/reader034/viewer/2022050913/56d6bd3a1a28ab30168d26e0/html5/thumbnails/27.jpg)
5) Hentikan titrasi, kemudian tambahkan 1 mL indikator amilum
6) Lanjutkan titrasi dengan Na2S2O3 sampai warna biru tepat hilang.
c. Titrasi Blanko
1) Masukkan sampel sebanyak 250 mL kedalam erlenmeyer 500 mL
2) Tambahkan 2 mL CH3COOH 98% dengan ukur pHnya sampai
pH rata-rata 3-4 dengan menggunakan pH meter.
3) Tambahkan 1 gram KI aduk rata, kemudian tutup bagian atas
erlemeyer dengan menggunakn plsatik kemudian lubangi.
4) titrasi dengan menggunakan Na2S2O3 sampai warna kuning
jerami.
5) Hentikan titrasi, kemudian tambahkan 1 mL indikator amilum
6) Lanjutkan titrasi dengan Na2S2O3 sampai warna biru tepat hilang
7) Bila tidak timbbul warna biru hasil dinyatakan negatif.
d. Perhitungan
Cl2 = ( A−B ) x N Na2S2O3 x BECl−¿x 1000
V¿
Keterangan
A = mL titran Na2S2O3 untuk sampel
B = mL titran Na2S2O3 untuk blanko
BECl−¿¿= 35,435