bab i dan bab ii

Upload: silvia-cahya-wibawa

Post on 07-Mar-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BAB I dan BAB II

TRANSCRIPT

Uji Kandungan Klorin Yang Terdapat Pada Air PDAM Farmasi 3C

31113151

Silvia Cahya Wibawa

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan air sangatlah besar dan jika dilihat dari segi penggunaan maka air tidak lepas dari segala aspek kehidupan manusia. Sumber air dapat berasal dari mata air di pegunungan, danau, sungai, sumur, hujan, dan lainnya. Air yang ada di bumi tidak pernah terdapat dalam keadaan murni bersih, tetapi selalu ada senyawa atau mineral lain yang terlarut di dalamnya. Selain daripada itu, air seringkali juga mengandung bakteri atau mikroorganisme lainnya. Keadaan normal air tergantung pada air itu sendiri dan asal sumber air.Kesehatan dunia (WHO) telah mencanangkan program pengadaan air bersih bagi umat manusia. mengingat semakin langkanya air bersih, akibat ulah manusia dan perbuatan manusia yang merusak sumber daya alam serta lingkungan. Di Indonesia diperkirakan sekitar 70% penduduk kota dan dan 90% peduduk pedesaan belum dapat menikmati air bersih dan sehat. Perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup serta penyediaan air bersih dan sehat merupakan program pemerintah Indonesia. Salah satu cara pemerintah Indonesia meyediakan air bersih adalah dengan mendirikan PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) yaitu badan usaha milik pemerintah yang memiliki cakupan usaha dalam pengelolaan air minum dan pengelolaan sarana air kotor untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek sosial, kesehatan dan pelayanan umum.Air sebagai kebutuhan utama manusia harus bebas dari berbagai mikroorganisme yang dapat berperan dalam penularan penyakit yang menular. Untuk membunuh mikroorganisme-mikroorganisme tersebut maka dibubuhkanlah desinfektan (Maryunani, 1976:27). Dari bermacam-macam zat kimia sering dipakai adalah klor karena harganya murah dan masih mempunyai daya desinfeksi sampai beberapa jam setelah pembuuhannya (residu klor) (Alaerts, 1987: 103). Selain dapat membasmi bakteri dan mikroorganisme, klor dapat menginduksi ion-ion logam seperti Fe2+, Mn2+ menjadi Fe3+, Mn4+ dan memecah molekul organis seperti warna. Selama proses tersebut, klor sendiri direduksi sampai menjadi klorida (Cl-) (Alaert,1987:103). Didalam air senyawa klor akan turun dengan cepat. Diantaranya yang mempercepat penurunan adalah sinar matahari dan penggocokan sampel (Alaerts, 1987:111).1.2 Identifikasi Masalah1.2.1 Bagaimana kualitas air PDAM? 1.2.2 Bagaimana kandungan klorin yang terdapat pada air PDAM?1.3 Pembatasan MasalahPembahasan batasan masalah dalam penelitian ini bertujuan untuk membatasi pembahasan pada pokok permasalahan penelitian saja. Ruang lingkup menentukan konsep utama dari permasalahn sehingga masalah masalah dalam penelitian dapat dimengerti dengan mudah dan baik.Batasan masalah penelitian sangat penting dan mendekatkan p;ada pokok permasalahan yang akan dibahas. Hal ini agar tidak terjadi kerancuan ataupun kesimpangsiuran dalam menginterprestasikan penelitian. Ruang lingkup penelitian dimaksudkan sebagai penegasan mengenai batas-batas objek. Ruang lingkup penelitian ini yaitu menetapkan kadar klorin dalam air PDAM.1.4 Tujuan PenelitianMaksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah hasil dari pengolahan air PDAM sudah memenuhi kriteria-kriteria yang telah di tentukan dan tidak berpengaruh terhadap kesehatan manusia.Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kualitas air yang terdapat pada air PDAM dan mengetahui kandungan klorin yang terdapat didalamnya.1.5 Kegunaan PenelitianKarya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat dan memperluas pengetahuan pada bagi mahasiswa dan kalangan masyarakat mengenai kandungan klorin yang terdapat pada air PDAM.Memberikan informasi kepada petugas PDAM untuk memperhatikan dalam pembubuhan klorin.1.6 Metode PenelitianMetode penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif1.7 Kerangka PemikiranKlorida adalah senyawa klor (Cl-). Klor adalah zat kimia yang sering banyak dipakai karena mempunyai daya sebagai pemurnian air, pemutih, gas mustard dan desinfeksi setelah beberapa jam pembubuhan. Tetapi toksisitas klor tergantung pada senyawanya. Dalam jumlah banyak klor dapat menimbulkan rasa asin akan tetapi sebagai desinfektan residu klor dalam penyediaan air sengaja dipelihara. Tetapi klor dapat terikat pada senyawa organic dan membentuk halogen-hidrokarbon (Cl-HC) yang dikenal sebagai senyawa-senyawa karsinogenik. Persyaratan menurut Permenkes RI No : 416/Menkes/Per/IX/1990 dan Permenkes RI No: 061/Menkes/Per/I/1991, bahwa persyaratan air bersih harus memenuhi kualitas air yang telah ditetapkan secara fisik, kimia, bakteriologis. Air PDAM secara bakteriologis (koliform total) yang diperbolehkan adalah nihil (0) per 100 ml air, sedangkan secara kimia (sisa klor) yang dianjurkan 0,2 0,5 mg/l, sehingga untuk memenuhi syarat bakteriologis ini umumnya dilakukan desinfeksi pada air PDAM.1.8 Waktu dan tempat penelitianPenelitian ini dilakukan dari tanggal di daerah Banjarsari Ciamis.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.1 Air2.2.1PengertianAir merupaka suatu kebutuhan dan tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan manusia karena air digunakan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minuman, pertanian, industri, perikanan dan rekreasi (Buckle, 1987:193).Air merupakan cairan tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa dengan minus molekul H2O dan bersifat polas sehingga merupakan pelarut yang baik untuk bermacam-macam zat, molekul air terikat oleh ikatan hydrogen satu sama lain mempunyai titk beku 0oC (TIM EraMedia, 2008:8)2.2.2 Kegunaan Air Bagi Tubuh ManusiaKegunaan air bagi tubuh manusia antara untuk proses pencernaan, metabolisme mengangkan zat-zat makanan dalam tubuh, mengatur keseimbangan suhu tubuh dan menjaga jangan sampai tubuh kekeringan. Untuk menjaga kebersihan tubuh dengan mandi dua kali sehari dengan menggunakan air bersih yang diharapkan orang akan bebas dari penyakit (Totok, 1996:11).2.2.3Syarat-syarat Air

1. Syarat FisikMenurut azwar (1996) syarat fisik dari air ialah tidak boleh berwarna, tidak boleh berasa, tidak boleh berbauarus jernih, suhu sebaiknya dibawah suhu udara, sejuk ( 250C)2. Syarat KimiaAir minum yang baik adalah air yang tidak tercemar secara berlebihan oleh zat-zat kimia dan mineral, terutama oleh zat-zat kimia dan mineral yang berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya diharapkan pula zat ataupun bahan kimia yang terdapat didalam air minum, tidak sampai menimbulkan kerusakan pada tempat penyimpanan air, sebaliknya zat ataupun bahan kimia dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, hendaknya harus terdapat dalam kadar yang sewajarnya dalam sumber air minnum tersebut. (Azwar.,1996).3. Syarat BiologiAir minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) sama sekali tidak boleh mengandung bakteri golongan coli melebihi batas-batas yang telah ditetukan yaitu 1 coloni/100 ml air. Bakteri golongan coli ini berasal dari usus besar dan tanah. Air yang mengandung golongan coli dengan kadar yang melebihi batas yang telah ditentukan, dianggap telah terkontaminasi dengan kototan manusia. Dengan demikian dalam pemeriksaan bakteriologi, tidak langsung diperiksa apakah air itu mengandung bakteri pathogen, tetapi diperiksa dengan indikator bakteri golongan coli. (Sutrisno,2002).Mengingat bahwa pada dasarnya tidak ada air yang seratus persen murni dalam air sesuai dengan syarat air yang baik untuk kesehatan, oleh karena itu air yang ada dipersyaratan yang telah ditentukan atau paling tidak mendekati syarat-syarat yang dikehendaki. Pada umumnya, persyaratan air minum pada beberapa negara berbeda-beda, tergantung kepada kondisi negara masing-masing, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.2.2.4 Standar Kualitas AirPenentuan standart kualitas air didasarkan pada pertimbangan, bahwa bahan-bahan beracun yang apabila kadarnya dalam air minum melebihi batas akan membahayakan kesehatan, misalnya timbal, selenium, arsen, kromium, sianida, cadmium, raksa, dan sebagainya. Bahan-bahan kimia spesifik yang dapat mempengaruhi air minum, yaitu mangan, cuprum, zeng, calcium, magnesium, sulfat, klorida, dan fenol. Bahan kimia yang merupakan petunjuk adanya pencemaran yaitu zat organic jumlah, kebutuhan biologic akan oksigen (BOD), kebutuhan kimia akan oksigen (COD), nitrogen jumlah, nitrat, fosfat. Syarat air minum dan air bersih. Hampir setiap Negara mempunyai persyaratan air minum dan air bersih sendiri-sendiri sesuai dengan situasi dan keadaan masing-masing Negara tersebut. Pada dasarnya aturan dan persyaratan mengacu pada persyaratan yang dikeluarkan oleh Badan Kesehatan dunia yaitu WHO. Indonesia dengan PERMENKES RI NO. 416/MENKES/PER/1990, tentang persyaratan air minum, persyaratan air bersih, air kolam renang dan air pemandian. Air adalah air minum, air bersih, air kolam, renang dan air pemandian umum, air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Kualitas air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan mikrobiologi, fisika, kimia, dan radioaktif. Pengawasan kualitas air bertujuan untuk mencegah penurunan kualitas dan penggunaan air yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan, serta meningkatkan kualitas air. 2.2 KlorinKlorin merupakan salah satu unsur yang ada di bumi dan jarang dijumpai dalam bentuk terikat dengan unsure dan senyawa lain membentuk garam natrium klorida (NaCl) atau dalam bentuk ion klorida si air laut (Ahmad,2006).Klorin yaitu unsur dengan nomor atom 17, lambing Cl dan BA 35,453; gas kuning kehijauan, bersifat racun dan berbau menyesakkan dengan rumus Cl2 ditemukan oleh Scheele pada tahun 1774 (Ahmad,2006)2.2.1 Manfaat KlorinManfaat klorin menurut Ahmad Hasan tahun 2006, klorin dimanfaatkan dalam berbagai bidang, mulai bidang industri, kesehatan, pertanian dan lain-lain. Berikut ini beberapa contoh manfaat klorin di berbagai bidang.1. Manfaat klorin dalam bidang kesehatanKlorin yang dikenal dengan kaporit atau dalam bentuk gas klor merupakan bahan antiseptik atau disinfektan yang dapat membunuh kuman, virus dan bakteri. Klorin adalah bahan utama yang di gunakan dalam proses klorinasi air minum2. Manfaat klorin di bidang IndustriDalam bidang industri tekstil, pulp dan kertas korin digunakan sebagai bahan pemutih dan penghalus. Penggunaan klorin dalam kedua bidang industri diatas dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Pada industri pembuatan plastik klorin digunakan sebagai bahan baku PVC yang terkenal kuat dan tidak mudah pecah.3. Manfaat klorin di bidang PertanianKlorin digunakan sebagai bahan baku pestisida seperti DDT, Aldrin dan dieldrin. Pestisida berbahan baku dari klorin merupakan jenis pestisida yang pertama kali di buat manusia. namun kini sepertinya pestisida semacam ini sudah dilarang pengunaannya oleh pemerintah karena dapat merusak lingkungan.4. Manfaat klorin di bidang energi dan kelistrikan.Padapembangkit-pembangkit listrik seperti PLTU dan PLTN, klorin digunakan sebagai zat pendingin dan juga sebagai bioside.

2.2.2 Dampak KlorinDampak klorin menurut Ahmad Hasan tahun 2006, selain memiliki banyak manfaat, ternyata klorin juga sangat berbahaya bagi kesehatan dan kelestarian lingkungan. Paparan klorin dapat terjadi di tempat kerja atau di lingkungan berikut rilis ke udara, air, atau tanah.. Klorin biasanya hanya ditemukan dalam pengaturan industri. Klorin memasuki tubuh menghirup udara yang terkontaminasi dengan atau bila dikonsumsi dengan makanan atau air yang terkontaminasi. Ini tidak tinggal di dalam tubuh, karena kereaktifannya.Efek klorin terhadap kesehatan manusia tergantung pada berapa jumlah klorin yang hadir, dan panjang dan frekuensi paparan. Efek juga tergantung pada kesehatan seseorang atau kondisi lingkungan saat paparan terjadi. Bernapas dalam jumlah kecil klorin untuk jangka waktu yang singkat merugikan mempengaruhi sistem pernapasan manusia. Efek berbeda dari batuk dan nyeri dada, retensi air dalam paru-paru. Klorin mengiritasi kulit, mata, dan sistem pernapasan. Efek ini tidak mungkin terjadi pada tingkat klorin yang biasanya ditemukan di lingkungan.Klorin larut bila dicampur dengan air. Hal ini juga dapat melarikan diri dari air dan masuk udara dalam kondisi tertentu. Kebanyakan rilis langsung klorin terhadap lingkungan adalah udara dan permukaan air. Setelah di udara atau di air, klorin bereaksi dengan bahan kimia lain. Menggabungkan dengan bahan anorganik dalam air untuk membentuk garam klorida, dan dengan bahan organik dalam air untuk membentuk bahan kimia organik diklorinasi. Karena reaktivitas klorin tidak mungkin untuk bergerak melalui tanah dan memasuki tanah. Tanaman dan hewan tidak mungkin untuk menyimpan klorin. Namun, penelitian laboratorium menunjukkan bahwa paparan berulang ke klorin di udara dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh, darah, jantung, dan sistem pernapasan hewan. Klorin menyebabkan kerusakan lingkungan pada tingkat rendah. Klorin sangat berbahaya bagi organisme yang hidup di air dan di tanah.Pembuatan air ledeng umumnya menggunakan air permukaan, yang umumnya akan lebih banyak mengandung kuman atau mikroorganisme merugikan daripada bila dibandingkan dengan air sumur. Campuran khlorin yang berlebihan tentunya akan dapat sampai ke kita dan akan masuk ke dalam tubuh jika kita meminum air yang mengandung khlorin tersebut.Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Sragen tahun 2008 pengaruh klorin terhadap kesehatan dapat mengganggu system kekebalan tubuh, merusak hati dan ginjal, gangguan pencernaan, gangguan pada system saraf, dapat menyebabkan kanker dan gangguan pada system reproduksi yang dapat menyebabkan keguguran. 2.2.3 Analisis Kadar KlorinAnalisis kadar klorin diuji dengan mengguanakn 2 cara:2.2.3.1 Analisis secara kualitatif1. Uji Asam Klorida encerPenambahan HCl encer, KI dan kloroform dalam sampel menunujukkan hasil positif terdapat klorin jika terjadi warna ungu.2. Uji Timbal Nitrat Pb(NO3)

Penambahan Pb(NO3) dalam sampel menunujukkan hasil positif terdapat klorin jika terjadi perubahan warna coklat setelah dipanaskan.3. Uji KI dan KloroformPenambahan KI dan kloroform dalam sampel menunjukkan hasil positif terdapat klorin jika terjadi perubahan warna ungu. 4. Uji Asam klorida encerPenambahan HCl encer dalam sampel menunjukkan hasil positif terdapat klorin jika terjadi perubahan warna kuning. 5. Uji MerkuriumPenambahan HCl encer dalam sampel menunjukkan hasil positif terdapat klorin jika terjadi perubahan terbentuknya endapan warna coklat (Pudjaatmaka dan Setiono, 1990, hal : 344-345).2.2.4.1 Analisis secara kuantitatifAnalisa klorida secara kuantitatif dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya analisa secara titrimetri dengan menggunakan metode iodometri. Metode yang sering digunakan pada penetapan klorida adalah metode iodometri. Metode iodometri (redoksimetri) yang tergolong pada pemeriksaan kimia secara titrimetri atau volumetric.Titrimetri atau analisa volumetri adalah salah satu cara pemeriksaan jumlah zat kimia yang luas penggunaannya. Cara ini sangat menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan cepat,ketelitian dan ketepatan cukup tinggi, juga dapat digunakan untuk menentukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat yang berbeda-beda.Diantara sekian banyak contoh teknik atau cara dalam analisis kuantitatif terdapat dua cara melakukan analisis dengan menggunakan senyawa pereduksi iodium yaitu secara langsung dan tidak langsung. Cara langsung disebut iodimetri (digunakan larutan iodium untuk mengoksidasi reduktor-reduktor yang dapat dioksidasi secara kuantitatif pada titik ekivalennya). Namun, metode iodimetri ini jarang dilakukan mengingat iodium sendiri merupakan oksidator yang lemah. Sedangkan cara tidak langsung disebut iodometri (oksidator yang dianalisis kemudian direaksikan dengan ion iodida berlebih dalam keadaan yang sesuai yang selanjutnya iodium dibebaskan secara kuantitatif dan dititrasi dengan larutan natrium thiosilfat standar atau asam arsenit) (Bassett, 1994).Dengan kontrol pada titik akhir titrasi jika kelebihan 1 tetes titran. perubahan warna yang terjadi pada larutan akan semakin jelas dengan penambahan indikator amilum atau kanji (Svehla, 1997). Iodium merupakan oksidator lemah. Sebaliknya ion iodida merupakan suatu pereaksi reduksi yang cukup kuat. Dalam proses analitik iodium digunakan sebagai pereaksi oksidasi (iodimetri) dan ion iodida digunakan sebagai pereaksi reduksi (iodometri). Relatif beberapa zat merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk dititrasi secara langsung dengan iodium. Maka jumlah penentuan iodometrik adalah sedikit. Akan tetapi banyak pereaksi oksidasi cukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodida, dan ada banyak penggunaan proses iodometrik.Suatu kelebihan ion iodida ditambahkan kepada pereaksi oksidasi yang ditentukan, dengan pembebasan iodium, yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium thiosulfat (Day & Underwood, 1981). Metode titrasi iodometri langsung (iodimetri) mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Metode titrasi iodometri tak langsung (iodometri) adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia (Bassett, 1994). Larutan standar yang digunakan dalam kebanyakan proses iodometri adalah natrium thiosulfat. Garam ini biasanya berbentuk sebagai pentahidrat Na2S2O3.5H2O. Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi harus distandarisasi dengan standar primer.Larutan natrium thiosulfat tidak stabil untuk waktu yang lama sehingga boraks atau natrium seringkali ditambahkan sebagai pengawet. Iodin mengoksidasi tiosulfat menjadi ion tetrationat:I2+ 2S2O32-2I-+ S4O62-Reaksinya berjalan cepat sampai selesai dan tidak ada reaksi sampingan. Berat ekivalen dari Na2S2O3.5H2O adalah berat molekularnya 248,17 karena satu electron persatu molekul hilang. Jika pH dari larutan diatas 9 tiosulfat teroksidasi secara parsial menjadi sulfat:4I2+ S2O32-+ 5 H2O8I-+ 2SO42-+ 10H+Dalam larutan yang netral atau sedikit alkalin oksidasi menjadi sulfat tidak muncul , terutama jika iodin dipergunakan sebagai titran.Banyak agen pengoksidasi kuat seperti garam permanganate,garam dikromat dan garam serium (IV) mengoksidasi tiosulfat menjadi sulfat ,namun reaksinya tidak kuantitatif. Dalam standarisasi larutan-larutan tiosulfat sejumlah substansi dapat dipergunakan sebagai standar-standar primer untuk larutan-larutan tiosulfat. Iodin murni adalah standar yang paling jelas namun jarang digunakan karena kesulitan dalam penanganan dan penimbangan yang lebih sering dipergunakan adalah standar yang terbuat dari suatu agen pengoksidasi kuat yang akan membebaskan iodine dari iodide,sebuah iodometrik.Kalium iodat dan kalium bromat mengoksidasi iodide secara kuantitatif menjadi iodine dalam larutan asam. Reaksi iodatnya berjalan cukup cepat ,reaksi ini juga hanya membutuhkan sedikit kelebihan ion hydrogen untuk menyelesaikan reaksi. Reaksi bromat berjalan lebih lambat namun kecepatannya dapat ditingkatkan dengan menaikkan konsentrasi ion hydrogen biasanya sejumlah kecil ammonium molibda ditambah sebagai katalis. Kerugian utama dari kedua garam ini sebagai standar primer adalah bahwa berat ekivalen mereka kecil.Iodium dapat dimurnikan dengan sublimasi ia larut dalam larutan KI harus disimpan pada tempat yang dingin dan gelap . berkurangnya iodium dan akibat penguapan dan oksidsi udara menyebabkan banyak kesalahan dalm analisis dapat distandarisasi dengan Na2S2O3.5H2O yang lebih dahulu distandarisasi dengan senyawa lain.Biasanya indikator yang digunakan adalah kanji atau amilum. Iodida pada konsentrasi < 10-5 M dapat dengan mudah ditekan oleh amilum. Sensitivitas warnanya tergantung pada pelarut yang digunakan. Kompleks iodium-amilum mempunyai kelarutan kecil dalam air sehingga biasanya ditambahkan pada titik akhir reaksi (Khopkar, 2002). Warna larutan 0,1 N iodium adalah cukup kuat sehingga dapat bekerja sebagai indikatornya sendiri. Iodium juga memberikan warna ungu atau merah lembayung yang kuat kepada pelarut-pelarut seperti karbon tetraklorida atau kloroform dan kadang-kadang hal ini digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi. Akan tetapi lebih umum digunakan suatu larutan (dispersi koloidal) kanji, karena warna biru tua dari kompleks kanji-iodium dipakai untuk suatu uji sangat peka terhadap iodium. Kepekaan lebih besar dalam larutan yang sedikit asam dari pada dalam larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida (Day & Underwood, 1981).Jika larutan iodium dalam KI pada suasana netral maupun asam dititrasi dengan natrium thiosulfat maka:I3-+ 2S2O32-3I-+ S4O62-Selama reaksi zat antara S2O32-yang tidak berwarna adalah terbentuk sebagai:S2O32-+ I3-S2O3I-+ 2I-Yang mana berjalan terus menjadi:S2O3I-+ S2O32-S4O62-+I3-Reaksi berlangsung baik dibawah pH = 5,0 (Khopkar, 2002). Jika suatu zat pengoksidasi kuat diolah dalam larutan netral atau (lebih biasa) larutan asam, dengan ion iodida yang sangat berlebih, yang terakhir bereaksi sebagai zat prereduksi, dan oksidan akan direduksi secara kuantitatif. Dalam hal-hal yang demikian, sejumlah iod yang ekivalen akan dibebaskan, lalu dititrasi dengan larutan standar suatu zat pereduksi, biasanya natrium thiosulfat (Bassett, 1994).Potensial reduksi dari zat-zat tertentu naik banyak sekali dengan naiknya konsentrasi ion-hidrogen dari larutan. Inilah halnya dalam sistem-sistem yang mengandung permanganat, dikromat, arsenat, antimonat, borat dan sebagainya yakni, dengan anion-anion yang mengandung oksigen dan karenanya memerlukan hidrogen untuk reduksi lengkap. Banyak anion pengoksidasi yang lemah direduksi lengkap oleh ion iodida, jika potensial reduksi merekanaik banyak sekali karena adanya jumlah besar asam dalam larutan (Bassett, 1994).Dua sumber sesatan yang penting dalam titrasi yang melibatkan iod adalah: 1. Kehilangan iod yang disebabkan oleh sifat mudah menguapnya yang cukup berarti 2. Larutan iodida yang asam dioksidasi oleh oksigen di udara:

4I-+ O2+ 4H+2I2+ 2H2OReaksi diatas lambat dalam larutan netral tetapi lebih cepat dalam larutan berasam dan dipercepat oleh cahaya matahari. Setelah penambahan kalium iodida pada larutan berasam dari suatu pereaksi oksidasi, larutan harus tidak dibiarkan untuk waktu yang lama berhubungan dengan udara, karena iodium tambahan akan terbentuk oleh reaksi yang terdahulu. Nitrit harus tidak ada, karena akan direduksi oleh ion iodida menjadi nitrogen (II) oksida yang selanjutnya dioksidasi kembali menjadi nitrit oleh oksigen dari udara. Kalium iodida harus bebas iodat karena kedua zat ini bereaksi dalam larutan berasam untuk membebaskan iodium:IO3-+ 5I-+ 6H+3I2+ 3H2O(Day & Underwood, 1981).