bab i dan bab ii

41
Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT saya dapat menyelesaikan tugas laporan Praktek Kerja Mesin Perkakas. Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah Praktek Kerja Mesin Perkakas di Politeknik Negeri Jakarta-BBPLKLN Cevest. Setelah menyelesaikan semua jobsheet dengan menggunakan mesin milling dan mesin turning, sebagai mahasiswa diharapkan tidak hanya dapat menggunakan peralatan mesin perkakas tetapi mampu juga dalam membuat laporan hasil praktek yang telah dilaksanakan selama satu semester. Laporan ini membahas dari mulai teori sampai perhitungan penggunaan mesin perkakas agar dapat menjelaskan secara teori penggunaan mesin perkakas. Dalam penyelesaian laporan ini tidak lepas bantuan dari berbagai pihak untuk mengembangkan kreatifitas dan wawasan bagi mahasiswa. Saya mengucapakan terima kasih kepada Bapak Drs Sumadi dan Bapak M. Syarif, ST selaku dosen mata kuliah mesin perkakas yang selalu membimbing dalam mengerjakan berbagai jenis job yang ada, hingga penyelesaian laopran ini. Semoga Laporan ini tidak hanya menjadi syarat tugas terakhir dalam mata kuliah ini, namun dapat menjadi referensi pembelajaran bagi mahasiswa teknik khususnya teknik mesin. Saya menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Karena itu, Saya mengharapkan AMIRUDDIN AZIZ 1 KATA PENGANTAR

Upload: amiruddin-aziz

Post on 22-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

elemen mesin

TRANSCRIPT

Page 1: BAB I dan BAB II

Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT saya dapat menyelesaikan tugas laporan

Praktek Kerja Mesin Perkakas. Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mata

kuliah Praktek Kerja Mesin Perkakas di Politeknik Negeri Jakarta-BBPLKLN Cevest. Setelah

menyelesaikan semua jobsheet dengan menggunakan mesin milling dan mesin turning,

sebagai mahasiswa diharapkan tidak hanya dapat menggunakan peralatan mesin perkakas

tetapi mampu juga dalam membuat laporan hasil praktek yang telah dilaksanakan selama satu

semester. Laporan ini membahas dari mulai teori sampai perhitungan penggunaan mesin

perkakas agar dapat menjelaskan secara teori penggunaan mesin perkakas.

Dalam penyelesaian laporan ini tidak lepas bantuan dari berbagai pihak untuk

mengembangkan kreatifitas dan wawasan bagi mahasiswa. Saya mengucapakan terima kasih

kepada Bapak Drs Sumadi dan Bapak M. Syarif, ST selaku dosen mata kuliah mesin perkakas

yang selalu membimbing dalam mengerjakan berbagai jenis job yang ada, hingga

penyelesaian laopran ini. Semoga Laporan ini tidak hanya menjadi syarat tugas terakhir dalam

mata kuliah ini, namun dapat menjadi referensi pembelajaran bagi mahasiswa teknik

khususnya teknik mesin.

Saya menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan laporan

ini. Karena itu, Saya mengharapkan koreksi dan masukan dari berbagai pihak dalam rangka

perbaikan laporan ini.

Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi saya sendiri maupun orang lain yang

mempelajarinya.

Hormat Saya,

Amiruddin Aziz

NIM 5143240003

amiruddin aziz 1

KATA PENGANTAR

Page 2: BAB I dan BAB II

Daftar Isi

Kata Pengantar.............................................................................................................1

Daftar Isi......................................................................................................................2

Bab I Pendahuluan.......................................................................................................3

a. Latar Belakang dan Perumusan Masalah.........................................................3

b. Tujuan..............................................................................................................4

- Secara Umum.............................................................................................4

- Secara Khusus............................................................................................4

c. Kegunaan..........................................................................................................4

Bab II Tinjauan Pustakan..............................................................................................5

A. Mesin Bubut (Turning Machine)......................................................................5

1. Pengertian Mesin Bubut.............................................................................5

2. Bagian-bagian Mesin Bubut.......................................................................5

3. Jenis-jenis Mesin Bubut..............................................................................9

4. Prinsip Kerja Mesin Bubut.........................................................................14

B. Mesin Frais (Milling Machine).........................................................................21

1. Pengertian Mesin Milling............................................................................21

2. Bagian-bagian Mesin Milling......................................................................22

3. Perlengkapan Mesin Milling.......................................................................23

4. Kecepatan Potong dan Pemakanan.............................................................26

Bab III Proses Pembuatan Job.......................................................................................27

A. Bubut Rata D45.................................................................................................27

B. Bubut Rata D40.................................................................................................31

C. Bubut Rata D36.................................................................................................35

D. Bubut Bertingkat...............................................................................................39

E. Bubut Silinder Tirus..........................................................................................41

F. Bubut Ulir M36x4, M24x3, dan M16x2...........................................................44

G. Milling Rata......................................................................................................47

H. Milling Slot U dan T.........................................................................................50

I. Milling Slot Tirus U dan T................................................................................52

Lampiran-Lampiran......................................................................................................55

Daftar Pustaka...............................................................................................................56

amiruddin aziz 2

Page 3: BAB I dan BAB II

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Perumusan Masalah

Industri pengolahan atau manufaktur merupakan sektor yang mampu memberikan

kontribusi terbesar dalam memproduksi suatu barang atau jasa. Seperti contohnya

dalam membuat konstruksi bangunan yang sangat besar hingga barang yang terkecil

sekalipun seperti micro chip. Maka dari itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang

handal dan mampu mengembangkan teknologi dalam memenuhi kebutuhan yang

sangat kompleks. Dalam memenuhi kebutuhan yang kompleks ini mahasiswa

diperkenalkan dengan dunia manufaktur. Manufaktur adalah proses perindustrian

untuk membuat suatu barang dari suatu bahan baku melalui proses teknologi.

Sedangkan sebuah sistem manufaktur adalah sistem yang melakukan proses

transformasi atau konversi keinginan konsumen untuk menjadi produk jadi yang

berkualitas tinggi.

Untuk mendapatkan sebuah produk yang berkualitas tinggi, di dalam dunia

manufaktur ada cara untuk mempermudah dalam mendapatkan hal tersebut. Maka,

dibuatlah mesin-mesin yang dapat melakukan pemakanan benda kerja secara cepat,

tepat, dan konstan. Saat ini terdapat bermacam-macam mesin yang digunakan dalam

prroses manufaktur. Seperti mesin bubut, mesin frais, mesin drill, mesin broaching,

mesin gerinda dll. Dunia manufaktur dalam industri mesin yang paling umum

digunakan adalah mesin bubut dan mesin frais. Mesin bubut merupakan mesin yang

terbuat dari logam, yang memiliki fungsi utama membentuk benda kerja dengan cara

menyayat. Gerakan utama dari mesin bubut adalah memutar benda kerja, sementara

pemakanan dilakukan dari samping atau depan. Dengan dikenalkannya proses dan

jenis mesin manufaktur, diharapkan mahasiswa mampu untuk menggunakan dan

mengembangkan mesin-mesin tersebut dalam industri manufaktur.

Dalam hal sebagai mahasiswa tingkat 2 yang sedang mempelajari proses

manufaktur yang terdiri dari mesin turning dan mesin milling.

amiruddin aziz 3

Page 4: BAB I dan BAB II

B. Tujuan

Tujuan praktikum secara umum :

o Mengetahui cara dan proses pembubutan secara tepat sehingga efisien waktu.

o Kemampuan yang baik dalam menggunakan mesin bubut dan membuat bentuk

yang diinginkan pada benda kerja yang diinginkan.

o Mengetahui jumlah waktu dalam proses pembuatan suatu benda kerja.

o Membentuk berbagai macam bentuk benda kerja mulai dari yang mudah hingga

yang kompleks.

Tujuan praktikum secara khusus:

o Dapat mengoprasikan mesin bubut dengan benar dan tepat.

o Menganalisa spesimen data yang diberikan.

o Menganalisa permasalahan yang didapat selama praktikum berlangsung.

o Mengolah data yang didapat dari pekerjaan yang telah dilakukan.

C. Kegunaan

o Mengetahui cara pengoperasian permesinan dari mesin bubut ,mesin frais,

gerinda, serta alat pengasah endmill itu sendiri dengan benar.

o Mampu memahami benda kerja seperti apa yang akan dibuat.

o Melatih ketelitian dalam mengukur spesimen dari sebuah gambar dengan

menggunakan alat ukur berupa jangka sorong.

o Melatih kemampuan dalam membaca gambar (2D) dan kemudian mengubahnya

menjadi suatu bentuk yang nyata (3D).

amiruddin aziz 4

Page 5: BAB I dan BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Mesin Bubut (Turning Machine)

1. Pengertian Mesin Bubut

Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong

benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja

yang sayatannya dilakukan dengan memutar benda kerja kemudian dikenakan

pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda

kerja. Mesin bubut digunakan untuk melakukan berbagai operasi seperti cutting,

knurling, drilling, facing, juga membuat ulir dan bentuk tirus. Setiap operasi

tersebut menggunakan kecepatan yang berbeda dan dengan posisi pahat yang

berbeda pula agar ketika berputar terkena mata pahat yang paling tajam.Sehingga

hasil benda kerja tersebut berupa silinder.Mesin bubut digunakan dalam

woodturning, metalworking, metal spinning, thermal spraying / parts reclamation,

dan glass-working.

2. Bagian-Bagian Mesin Bubut

Mesin bubut memiliki empat bagian utama di antaranya adalah kepala tetap,

kepala lepas, eretan dan alas mesin. Berikut ini adalah bentuk visualisasi dan

penjelasan mengenai empat bagian utama tersebut:

amiruddin aziz 5

Page 6: BAB I dan BAB II

a. Kepala Tetap

Kepala tetap terletak di bagian kiri mesin bubut dan merupakan bagian

utama dari mesin bubut. Bagian ini digunakan untuk menyangga poros utama,

yaitu poros yang digunakan untuk menggerakan spindel. Di dalam spindle

terdapat alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja. Spindel ini

merupakan bagian terpenting dari sebuah kepala tetap. Selain itu, poros yang

terdapat pada kepala tetap ini digunakan sebagai dudukan roda gigi untuk

mengatur kecepatan putaran yang diinginkan. Dengan demikian, dalam kepala

tetap terdapat sejumlah rangkaian roda gigi transmisi yang meneruskan putaran

motor menjadi putaran spindel.

b. Kepala Lepas

Kepala lepas adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya di sebelah

kanan dan dipasang di atas alas atau meja mesin. Bagian ini berfungsi sebagai

tempat untuk pemasangan senter yang digunakan penopang benda kerja atau

untuk menahan benda kerja yang bentuknya panjang,dan sebagai tempat atau

dudukan penjepit mata bor pada saat melakukan pengeboran.

Kepala lepas ini dapat digerakkan atau digeser sepanjang alas atau meja

mesin dan dikencangkan dengan perantara mur dan baut atau dengan tuas

pengencang. Selain digeser sepanjang alas atau meja mesin, kepala lepas juga

dapat digerakan maju mundur (arah melintang).

c. Alas Mesin

amiruddin aziz 6

Page 7: BAB I dan BAB II

Alas mesin adalah bagian dari mesin bubut yang berfungsi sebagai

pendukung eretan dan kepala lepas, serta sebagai lintasan eretan dan kepala

lepas. Alas mesin ini memiliki permukaan yang rata dan halus. Namun jika

terjadi keausan pada alas mesin bubut maka hasil pembubutan menjadi tidak

presisi.

d. Eretan (carriage/support)

Eretan adalah bagian mesin bubut yang berfungsi sebagai penghantar pahat

bubut sepanjang alas mesin. Eretan terdiri dari tiga jenis, yaitu:

Eretan bawah yang berjalan sepanjang alas mesin

Eretan lintang yang bergerak tegak lurus terhadap alas mesin

Eretan atas yang digunakan untuk menjepit pahat bubutdan mengatur

majunya pahat ketika proses pembubutan ulir, pembubutan tirus,

champer dan lain lain dan memiliki ketelitian 0,01mm

Eretan dapat diputar ke kanan atau kekiri sesuai dengan sudut yang

dikehendaki dan dapat digerakkan secara manual maupun otomatis.

Bagian lengkap dari mesin bubut dapat dilihat pada gambar berikut :

amiruddin aziz 7

Page 8: BAB I dan BAB II

Keterangan:

1. Head stock

2. Knob pengatur kecepatan putaran

3. Handle pengatur putaran

4. Chuck, berfungsi untuk menjepit suatu benda kerja dan dimana chuck

tersebut ada yang berbentuk chuck segitiga dan chuck segiempat.

5. Benda kerja

6. Pahat

7. Tool post dan eretan atas. Penjepit pahat digunakan untuk menjepit pahat

atau untukmemegang pahat, dan bentuknyabermacam-macam.

8. Eretan lintang

9. Bed Mesin

10. Senter jalan

11. Tail stock

12. Pengunci barel

13. Lead screw

14. Feeding shaft

15. Roda pemutar atau penggerak eretan memanjang

16. Rem mesin

17. Main switch

amiruddin aziz 8

Page 9: BAB I dan BAB II

18. Coolant motor switch

19. Tabel mesin

20. Pengatur arah feeding shaft

21. Handle lead screw

3. Jenis-jenis Mesin Bubut

Jenis mesin bubut secara umum dapat diklasifikasikan dalam :

a. Mesin bubut ringan

Mesin ini dimaskudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan. Bentuk peralatannya

kecil dan sederhana. Dapat diergunakan untuk mengerjakan benda yang

berukuran kecil.

b. Mesin bubut sedang

Mesin ini lebih cermat konstruksinya dan dilengkapi dengan penggabungan

peralatan khusus. Oleh karena itu, mesin ini digunakan untuk pekerjaan yang

lebih banyak variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah menghasilkan atau

memperbaiki perkakas secara produksi.

c. Mesin bubut standar

Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada yang dikerjakan

mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar dalam pembuatan mesin-

mesin bubut pada umumnya.

d. Mesin bubut meja panjang

Termasuk mesin indutsri yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan-

pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi dan lainnya.

Jenis mesin bubut lainnya yang secara prinsip antara lain :

a. Mesin bubut centre lathe

Mesin bubut jenis ini adalah yang paling umum digunakan dan dirancang

untuk berbagai macam bentuk. Benda kerja dipegang (dicekam) pada poros

amiruddin aziz 9

Page 10: BAB I dan BAB II

spindle dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya,

yaitu pada pusat sumbu putarnya, sementara ujung lainnya dapat ditumpu

dengan center lain.

b. Mesin Bubut Sabuk

Poros spindle pada mesin bubut jenis ini akan memutar benda kerja melalui

piringan pembawa, sehingga memutar roda gigi yang digerakkan sabuk atau

puli pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan

disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir

tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat.

Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

amiruddin aziz 10

Page 11: BAB I dan BAB II

c. Mesin bubut vertical turning and boring millingMesin ini bekerja secara otomatis pada pembuatan benda kerja.Pekerjaan

yang tidak dilakukan secara otomatis hanyalah pemasangan batang-batang yang

baru dan menyalurkan produk-produk yang telah dikerjakan.Oleh sebab itu satu

operator dapat mengawasi beberapa buah mesin otomatis dengan mudah.

d. Mesin Bubut Turret.Mesin bubut turret mempunyai ciri khusus terutama menyesuaikan terhadap

produksi.Keterampilan operator dibutuhkan pada mesin ini, sehingga

memungkinkan bagi operator yang tidak berpengalaman untuk memproduksi

kembali suku cadang yang identik. Kebalikan dari pembubut mesin

memerlukan operator yang sangat terampil dan mengambil waktu yang lebih

lama untuk memproduksi kembali beberapa suku cadang yang dimensinya

sama. Karakteristik utama dari mesin bubut jenis ini adalah bahwa pahat untuk

operasi berurutan dapat diatur dalam kesiagaan untuk penggunaaan dalam

urutan yang sesuai.Meskipun diperlukan keterampilan yang sangat tinggi untuk

mengunci dan mengatur pahat dengan tepat tapi satu kali sudah benar maka

hanya sedikit keterampilan untuk mengoperasikannya dan banyak suku cadang

dapat diproduksi sebelum pengaturan dilakukan atau diperlukan kembali.

e. Mesin bubut facing lathe

amiruddin aziz 11

Page 12: BAB I dan BAB II

Sebuah mesin bubut terutama digunakan untuk membubut benda kerja

berbentuk piringan yang besar.Benda-benda kerjanya dikencangkan dengan

cakar-cakar yang dapat disetting pada sebuah pelat penyeting yang besar, tidak

terdapat kepala lepas.

f. Mesin bubut Turret Jenis Sadel.

Mempunyai turret yang dipasangkan langsung pada sadel yang  bergerak

maju mundur dengan turret.

amiruddin aziz 12

Page 13: BAB I dan BAB II

g. Mesin bubut turret vertikal.

Mesin bubut vertikal adalah sebuah mesin yang mirip mesin Frais pengebor

vertikal, tetapi memiliki karakteristik pengaturan turret untuk memegang pahat.

Terdiri atas pencekam atau meja putar dalam kedudukan horizontal, dengan

turret yang dipasangkan diatas rel penyilang sebagai tambahan, terdapat paling

tidak satu kepala samping yang dilengkapi dengan turret bujur sangkar untuk

memegang pahat. Semua pahat yang dipasangkan pada turret atau kepala

samping mempunyai perangkat penghenti masing-masing, sehingga panjang

pemotongan dapat sama dalam daur mesin yang berurutan. Pengaruhnya adalah

sama seperti bubut turret yang berdiri pada ujung kepala tetap. Pada mesin ini

hanya dilakukan pekerjaan pencekaman.

amiruddin aziz 13

Page 14: BAB I dan BAB II

4. Prinsip Kerja Mesin Bubut

Proses bubut adalah proses permesinan untuk menghasilkan bagian-

bagian mesin(komponen) berbentuk silindris yang dikerjakan dengan

menggunakan mesin bubut. Adapun prinsip kerja dari mesin bubut adalah:

Benda kerja yang berputar

Menggunakan pahat bermata potong tunggal (single-point cutting tool).

Gerakan pahat sejajar terhadap sumbu bedan kerja pada jarak tertentu

sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja.

Proses bubut permukaan/surface turning adalah proses bubut yang identik

dengan proses bubut rata, tetai arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap

sumbu benda kerja.

Proses bubut tirus sebenarnya identik dengan proses bubut rata biasa, hanya

jalannya pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja.

5. Operasi pada Mesin Bubut

Secara umum operasi pada mesin bubut beraneka ragam antara lain:

a. Pembubutan muka (surface turning)

Proses bubut permukaan/surface turning adalah proses

bubut yang identik dengan proses bubut rata ,tetapi arah

gerakan pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja.

amiruddin aziz 14

Page 15: BAB I dan BAB II

b. Pembubutan tirus (taper turning)

Untuk membuat tirus luar maupun dalam caranya sama yaitu

dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut :

i. Menggunakan eretan atas, untuk tirus luar dan dalam dengan sudut yang

besar, tidak dapat dilakukan dengan otomatis, dengan menggunakan rumus

sebagai berikut :

Membuat tirus dengan eratan atas

Tangent a= D−d2 p

Dimana :

D = diameter besar

d = diameter kecil

p = panjang tirus

Menggeser kepala lepas bagian atas secara melintang, hanya untuk

tirus luar dengan sudut kecil dapat dilakukan dengan otomatis, dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

X=P .(D−d )

2 p

Dimana:

P = panjang seluruh kerjaan

p = panjang tirus

D = diameter besar

d = diameter kecil

X = penggeseran dari kepala lepas

amiruddin aziz 15

Page 16: BAB I dan BAB II

ii. Menggunakan tapperattachment untuk tirus luar dan dalam dengan sudut

kecil, dapat dilakukan dengan otomatis untuk menghitung besarnya sudut

dengan rumus seperti cara pertama.

Gambar 1.4 Pembuatan tirus dengan menggunakan tapperaltachments

iii. Dengan menggeser kepala lepas (tail stock)

Proses pembubutan tirus dengan bantuan dua senter. sumbu kepala

lepas tidak sejajar dengan sumbu kepala tetap.

a. Pembubutan pinggul (chamfering)

b. Pembubutan alur (parting-off)

c. Pembubutan ulir (threading)

Pada umumnya bentuk ulir adalah segitiga atau V (ulir metrik

dengan sudut 60° dan ulir withworth 55°), segi empat dan trapesium

(sudut ulir 29°). Cara membubut ulir segitiga adalah sebagai

berikut:

1. Bubutlah diameter ulir.

2. Bubutlah alur pembebas sedalam atau lebih sedikit dari

dalamnya ulir.

3. Pinggulah ujung dari benda kerja.

4. Serongkan eretan atas setengah dari sudut ulir yang akan dibuat

dan pasanglah pahat ulir.

5. Ambillah mal ulir yang akan dibuat.

6. Tempatkanlah ujung pahat tegak lurus terhadap benda kerja.

amiruddin aziz 16

Page 17: BAB I dan BAB II

7. Kencangkan baut-baut penjepit bila pahat sudah sama tinggi

dengan senter dan lurus dengan benda kerja.

8. Tempatkan tuas-tuas pengatur transporter menurut table sesuai

dengan banyaknya ulir yang akan dibuat.

9. Masukkan roda gigi agar mesin jalannya secara ganda.

10. Jalankan mesin dan kenakan ujung pahat sampai benda kerja

tersentuh.

11. Hentikan mesin dan tariklah eretan kekanan.

12. Putarlah cincin pembagi, sehingga angka 0 segaris dengan

angka 0 pada eretan lintang dan tidak merubah kedudukannya.

Nama- nama bagian ulir

Ulir berfungsi sebagai pengikat sementara dan pemindah gerakan. Ada

tiga bentuk ulir yaitu bentuk segitiga, bentuk segi empat dan trapesium.

pembuatan ulir dengan mesin bubut dilakukan apabila hanya sedikit ulir

yang harus dibuat atau dibuat bentuk khusus. Bentuk ulir didapatkan

dengan menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan

menggunakan gage atau plat pola.

d. Pembubutan lubang (boring) dan pembubutan drilling

e. Pembuatan kartel (knurling)

Kartel berfungsi untuk membuat kasar permukaan benda

silindris dengan teratur agar tidak licin ketika di pegang.Bentuk-

bentuk kartel antara lain beralur lurus, beralur melintang tunggal,

amiruddin aziz 17

Page 18: BAB I dan BAB II

beralur melintang ganda. Cara mengkartel dengan mesin bubut

dilakukan dengan cara memilih putaran mesin lambat. Alat kartel

dipasang hingga ke dua rolnya menekan sama rata pada

permukaan benda kerja. kemudian setelah mesin dihidupkan ,

kartel ditekankan benda kerja.

c. Perhitungan Parameter

1. Kecepatan Potong

Kecepatan potong perlu ditetapkan agar alat iris dapat bertahan lama

dan aman digunakan.Kecepatan potong ini disesuiakan dengan jenis bahan

alat iris, bahan benda kerja dan diameter.

n = jumlah putaran benda kerja tiap menit ( rpm )

d = diameter benda kerja ( m ) atau ( in – ft )

Bila bahan alat iris dari jenis HSS , dapat digunakan C.S. yang diizinkan

seperti di daftar berikut:

BAHAN KERJA Cs (SFPM)

Baja 50

Besi 80

Perunggu 100

Kuningan 150

Aluminium 200

amiruddin aziz 18

Kecepatan potong = C.S. = p. D . n m / menit ( ft / menit )

SFPM = surface feet per minute

Page 19: BAB I dan BAB II

2. Kecepatan Pemakanan

Kecepatan Pemakanan adalah jarak tempuh gerak maju pisau/benda

kerja dalam satuan millimeter permenit atau feet permenit. Besarnya

kecepatan pemakanan dipengaruhi oleh: jenis bahan pahat yang digunakan

jenis pekerjaan yang dilakukan, misalnya membubut rata, mengulir,

memotong atau mengkartel, menggunakan pendinginan atau tidak, jenis

bahan yang akan dibubut dan kedalaman pemakanan.

Vf = f . n

Vf = Kecepatan pemakanan

n = kecepatan putaran mesin (RPM).

f = jumlah pemakanan (mm/menit)

- Jumlah pemakanan yang harus dilakukan untuk mencapai panjang

atau diameter tertentu, digunakan rumus.

Ʃ Vf = jumlah pemakanankemampuan pemakanan mesin

- Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam pemakanan, digunakan

rumus seperti berikut

∑ pemakanan x panjang

putaran mesin x kec. feedingWaktu pemakanan (t) = menit

3. Kedalaman Pemakanan

Kedalaman pemotongan adalah ketebalan tatal ( chip ) yang dilepaskan

oleh pahat dari benda kerja. Kedalaman pemotongan untuk pembubutan

dipengaruhi oleh kondisi mesin bubut, jenis dan bentuk pahat yang

digunakan, kekakuan benda kerja dan kecepatan pemotongan.

4. Waktu Pemotongan

Tc= ¿Vf

Keterangan :

Tc = Waktu pemotongan (menit)

Lt = Panjang benda yang dipotong (cm)

Vf = Kecepatan Pemakanan (cm/menit)

amiruddin aziz 19

Page 20: BAB I dan BAB II

amiruddin aziz 20

Page 21: BAB I dan BAB II

5. Kecepatan Penghasilan Tatal

Z=A . v

Keterangan :

Z = Kecepatan penghasilan tatalan

A = perkalian antara kedalaman potong dan jumlah pemakanan atau

luas penampang (cm3 / menit)

Dimana A=a . f

v = Kecepatan potong (cm/menit)

amiruddin aziz 21

Page 22: BAB I dan BAB II

B. Mesin Milling (Frais)

Gambar 4.1 Mesin Milling (Frais)

1. Pengertian Mesin Milling (Frais)

Proses pemesinan freis (milling) adalah proses penyayatan benda kerja

menggunakan alat potong yang disebut juga (end mill) dengan mata potong

jamak yang berputar. mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas bila

dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena

selain mampu melakukan permesinan permukaan datar maupun berlekuk

dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga berguna untuk

menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi yang

dikehendaki. Pengerjaan mekanis logam biasanya digunakan untuk pengerjaan

lanjutan maupun pengerjaan finishing, sehingga dalam pengerjaan mekanis

dikenal beberapa prinsip pengerjaan, salah satunya adalah pengerjaan perataan

permukaan dengan menggunakan mesin milling atau biasa juga disebut mesin

frais.

amiruddin aziz 22

Page 23: BAB I dan BAB II

2. Bagian – Bagian Mesin Milling (Frais)

Gambar 4.2 Bagian-Bagian Mesin Frais

1. Spindle utama

Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong.

2. Meja/table

Merupakan bagian mesin milling, tempat untuk clamping device atau benda

kerja.

3. Motordrive

Merupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan bagian – bagian

mesin yang lain seperti spindle utama, meja (feeding) dan pendingin (cooling).

4. Tranmisi

Merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerak dengan

yang digerakkan.

5. Knee

Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada

bagian ini terdapat transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).

amiruddin aziz 23

Page 24: BAB I dan BAB II

6. Column/tiang

Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian – bagian mesin

yang lain.

7. Base/dasar

Merupakan bagian bawah dari mesin milling. Bagian yang menopang badan /

tiang. Tempat cairan pendingin.

8. Control

Merupakan pengatur dari bagian – bagian mesin yang bergerak.

3. Perlengkapan Mesin Milling (Frais)a. Arbor, merupakan tempat memasang pisau frais pada setiap mesin frais, arbor

juga dinamakan poros frais yaiitu perlengkapan yang berguna sebagai tempat

kedudukan pisau frais dan di tempatkan pada sumbu mesin.

b. Cutter (pisau frais), berfungsi untuk menyayat benda kerja. Pisau frais

memiliki banyak bentuk tergantung kebutuhan.

c. Kepala pembagi, untuk membuat roda-roda gigi segi banyak beraturan dan

alur-alur poros digunakan kepala pembagi. Fungsi kepala pembagi disini

amiruddin aziz 24

Page 25: BAB I dan BAB II

adalah untuk membuat pembagian agar pembagian sudut benda kerja yang

berbidang-bidang bisa sama besar.

d. Kepala Lepas, berfungsi untuk menahan salah satu ujung benda kerja untuk

meminimalkan lendutan dari benda kerja sewaktu disayat.

amiruddin aziz 25

Page 26: BAB I dan BAB II

e. Meja Putar, untuk mesin frais tegak atau vertical digunakan meja putar

sebagai kepala pembaginya. Dalam alat ini digunakan alur T untuk

menambatkan atau menjepit benda kerja atau perkakas lain dengan bantuan

baut penjepit.

f. Ragum, digunakan untuk menjepit benda kerja karena ukuran dan bentuk

benda kerja berbeda-beda maka disediakan juga bermacam-macam ragum

diantaranya ragum datar, ragum pelat, dan ragum universal.

amiruddin aziz 26

Page 27: BAB I dan BAB II

4. Kecepatan Potong dan PemakananKeberhasilan pemotongan dengan mesin frais dipengaruhi oleh

kemampuan pemotongan alat potong dan mesin. Kemampuan pemotongan

tersebut menyangkut kecepatan potong dan pemakanan. Kecepatan potong

pada mesin frais dapat didefenisikan sebagai panjangnya bram yang terpotong

oleh satu mata potong pisau frais dalam satu menit. Kecepatan potong dalam

pengefraisan ditentukan berdasarkan harga kecepatan potong.

Menurut bahan dan diameter pisau frais. Jika pisau frais mempunyai

diameter 100 mm maka satu putaran penuh menempuh jarak π x d = 3.14 x

100 = 314 mm. Jarak ini disebut jarak keliling yang ditempuh oleh mata pisau

frais. Bila pisau frais berputar n putaran dalam satu menit, maka jarak yang

ditempuh oleh mata potong pisau frais menjadi p x d x n. Jarak yang ditempuh

mata pisau dalam satu menit disebut juga dengan kecepatan potong (V).

Pemakanan juga menentukan hasil pengefraisan. Pemakanan maksudnya

adalah besarnya pergeseran benda kerja dalam satu putaran pisau frais.

Pemakanan mempengaruhi gerakan bram terlepas dari benda. Faktor

dalamnya pemotongan dan tebalnya bram juga menentukan proses

pemotongan. Besarnya pemakanan di hitung dengan rumus :

V=π . d .n

Dimana :

V = Kecepatan Potong (cm/menit)

d = diameter endmill

n = Jumlah putaran pisau per menit

amiruddin aziz 27