bab i dan bab ii
DESCRIPTION
elemen mesinTRANSCRIPT
Alhamdulillah berkat rahmat Allah SWT saya dapat menyelesaikan tugas laporan
Praktek Kerja Mesin Perkakas. Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas dalam mata
kuliah Praktek Kerja Mesin Perkakas di Politeknik Negeri Jakarta-BBPLKLN Cevest. Setelah
menyelesaikan semua jobsheet dengan menggunakan mesin milling dan mesin turning,
sebagai mahasiswa diharapkan tidak hanya dapat menggunakan peralatan mesin perkakas
tetapi mampu juga dalam membuat laporan hasil praktek yang telah dilaksanakan selama satu
semester. Laporan ini membahas dari mulai teori sampai perhitungan penggunaan mesin
perkakas agar dapat menjelaskan secara teori penggunaan mesin perkakas.
Dalam penyelesaian laporan ini tidak lepas bantuan dari berbagai pihak untuk
mengembangkan kreatifitas dan wawasan bagi mahasiswa. Saya mengucapakan terima kasih
kepada Bapak Drs Sumadi dan Bapak M. Syarif, ST selaku dosen mata kuliah mesin perkakas
yang selalu membimbing dalam mengerjakan berbagai jenis job yang ada, hingga
penyelesaian laopran ini. Semoga Laporan ini tidak hanya menjadi syarat tugas terakhir dalam
mata kuliah ini, namun dapat menjadi referensi pembelajaran bagi mahasiswa teknik
khususnya teknik mesin.
Saya menyadari masih banyak kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan laporan
ini. Karena itu, Saya mengharapkan koreksi dan masukan dari berbagai pihak dalam rangka
perbaikan laporan ini.
Semoga laporan ini dapat memberi manfaat bagi saya sendiri maupun orang lain yang
mempelajarinya.
Hormat Saya,
Amiruddin Aziz
NIM 5143240003
amiruddin aziz 1
KATA PENGANTAR
Daftar Isi
Kata Pengantar.............................................................................................................1
Daftar Isi......................................................................................................................2
Bab I Pendahuluan.......................................................................................................3
a. Latar Belakang dan Perumusan Masalah.........................................................3
b. Tujuan..............................................................................................................4
- Secara Umum.............................................................................................4
- Secara Khusus............................................................................................4
c. Kegunaan..........................................................................................................4
Bab II Tinjauan Pustakan..............................................................................................5
A. Mesin Bubut (Turning Machine)......................................................................5
1. Pengertian Mesin Bubut.............................................................................5
2. Bagian-bagian Mesin Bubut.......................................................................5
3. Jenis-jenis Mesin Bubut..............................................................................9
4. Prinsip Kerja Mesin Bubut.........................................................................14
B. Mesin Frais (Milling Machine).........................................................................21
1. Pengertian Mesin Milling............................................................................21
2. Bagian-bagian Mesin Milling......................................................................22
3. Perlengkapan Mesin Milling.......................................................................23
4. Kecepatan Potong dan Pemakanan.............................................................26
Bab III Proses Pembuatan Job.......................................................................................27
A. Bubut Rata D45.................................................................................................27
B. Bubut Rata D40.................................................................................................31
C. Bubut Rata D36.................................................................................................35
D. Bubut Bertingkat...............................................................................................39
E. Bubut Silinder Tirus..........................................................................................41
F. Bubut Ulir M36x4, M24x3, dan M16x2...........................................................44
G. Milling Rata......................................................................................................47
H. Milling Slot U dan T.........................................................................................50
I. Milling Slot Tirus U dan T................................................................................52
Lampiran-Lampiran......................................................................................................55
Daftar Pustaka...............................................................................................................56
amiruddin aziz 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang dan Perumusan Masalah
Industri pengolahan atau manufaktur merupakan sektor yang mampu memberikan
kontribusi terbesar dalam memproduksi suatu barang atau jasa. Seperti contohnya
dalam membuat konstruksi bangunan yang sangat besar hingga barang yang terkecil
sekalipun seperti micro chip. Maka dari itu, dibutuhkan sumber daya manusia yang
handal dan mampu mengembangkan teknologi dalam memenuhi kebutuhan yang
sangat kompleks. Dalam memenuhi kebutuhan yang kompleks ini mahasiswa
diperkenalkan dengan dunia manufaktur. Manufaktur adalah proses perindustrian
untuk membuat suatu barang dari suatu bahan baku melalui proses teknologi.
Sedangkan sebuah sistem manufaktur adalah sistem yang melakukan proses
transformasi atau konversi keinginan konsumen untuk menjadi produk jadi yang
berkualitas tinggi.
Untuk mendapatkan sebuah produk yang berkualitas tinggi, di dalam dunia
manufaktur ada cara untuk mempermudah dalam mendapatkan hal tersebut. Maka,
dibuatlah mesin-mesin yang dapat melakukan pemakanan benda kerja secara cepat,
tepat, dan konstan. Saat ini terdapat bermacam-macam mesin yang digunakan dalam
prroses manufaktur. Seperti mesin bubut, mesin frais, mesin drill, mesin broaching,
mesin gerinda dll. Dunia manufaktur dalam industri mesin yang paling umum
digunakan adalah mesin bubut dan mesin frais. Mesin bubut merupakan mesin yang
terbuat dari logam, yang memiliki fungsi utama membentuk benda kerja dengan cara
menyayat. Gerakan utama dari mesin bubut adalah memutar benda kerja, sementara
pemakanan dilakukan dari samping atau depan. Dengan dikenalkannya proses dan
jenis mesin manufaktur, diharapkan mahasiswa mampu untuk menggunakan dan
mengembangkan mesin-mesin tersebut dalam industri manufaktur.
Dalam hal sebagai mahasiswa tingkat 2 yang sedang mempelajari proses
manufaktur yang terdiri dari mesin turning dan mesin milling.
amiruddin aziz 3
B. Tujuan
Tujuan praktikum secara umum :
o Mengetahui cara dan proses pembubutan secara tepat sehingga efisien waktu.
o Kemampuan yang baik dalam menggunakan mesin bubut dan membuat bentuk
yang diinginkan pada benda kerja yang diinginkan.
o Mengetahui jumlah waktu dalam proses pembuatan suatu benda kerja.
o Membentuk berbagai macam bentuk benda kerja mulai dari yang mudah hingga
yang kompleks.
Tujuan praktikum secara khusus:
o Dapat mengoprasikan mesin bubut dengan benar dan tepat.
o Menganalisa spesimen data yang diberikan.
o Menganalisa permasalahan yang didapat selama praktikum berlangsung.
o Mengolah data yang didapat dari pekerjaan yang telah dilakukan.
C. Kegunaan
o Mengetahui cara pengoperasian permesinan dari mesin bubut ,mesin frais,
gerinda, serta alat pengasah endmill itu sendiri dengan benar.
o Mampu memahami benda kerja seperti apa yang akan dibuat.
o Melatih ketelitian dalam mengukur spesimen dari sebuah gambar dengan
menggunakan alat ukur berupa jangka sorong.
o Melatih kemampuan dalam membaca gambar (2D) dan kemudian mengubahnya
menjadi suatu bentuk yang nyata (3D).
amiruddin aziz 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Mesin Bubut (Turning Machine)
1. Pengertian Mesin Bubut
Mesin bubut adalah suatu mesin perkakas yang digunakan untuk memotong
benda yang diputar. Bubut sendiri merupakan suatu proses pemakanan benda kerja
yang sayatannya dilakukan dengan memutar benda kerja kemudian dikenakan
pada pahat yang digerakkan secara translasi sejajar dengan sumbu putar dari benda
kerja. Mesin bubut digunakan untuk melakukan berbagai operasi seperti cutting,
knurling, drilling, facing, juga membuat ulir dan bentuk tirus. Setiap operasi
tersebut menggunakan kecepatan yang berbeda dan dengan posisi pahat yang
berbeda pula agar ketika berputar terkena mata pahat yang paling tajam.Sehingga
hasil benda kerja tersebut berupa silinder.Mesin bubut digunakan dalam
woodturning, metalworking, metal spinning, thermal spraying / parts reclamation,
dan glass-working.
2. Bagian-Bagian Mesin Bubut
Mesin bubut memiliki empat bagian utama di antaranya adalah kepala tetap,
kepala lepas, eretan dan alas mesin. Berikut ini adalah bentuk visualisasi dan
penjelasan mengenai empat bagian utama tersebut:
amiruddin aziz 5
a. Kepala Tetap
Kepala tetap terletak di bagian kiri mesin bubut dan merupakan bagian
utama dari mesin bubut. Bagian ini digunakan untuk menyangga poros utama,
yaitu poros yang digunakan untuk menggerakan spindel. Di dalam spindle
terdapat alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja. Spindel ini
merupakan bagian terpenting dari sebuah kepala tetap. Selain itu, poros yang
terdapat pada kepala tetap ini digunakan sebagai dudukan roda gigi untuk
mengatur kecepatan putaran yang diinginkan. Dengan demikian, dalam kepala
tetap terdapat sejumlah rangkaian roda gigi transmisi yang meneruskan putaran
motor menjadi putaran spindel.
b. Kepala Lepas
Kepala lepas adalah bagian dari mesin bubut yang letaknya di sebelah
kanan dan dipasang di atas alas atau meja mesin. Bagian ini berfungsi sebagai
tempat untuk pemasangan senter yang digunakan penopang benda kerja atau
untuk menahan benda kerja yang bentuknya panjang,dan sebagai tempat atau
dudukan penjepit mata bor pada saat melakukan pengeboran.
Kepala lepas ini dapat digerakkan atau digeser sepanjang alas atau meja
mesin dan dikencangkan dengan perantara mur dan baut atau dengan tuas
pengencang. Selain digeser sepanjang alas atau meja mesin, kepala lepas juga
dapat digerakan maju mundur (arah melintang).
c. Alas Mesin
amiruddin aziz 6
Alas mesin adalah bagian dari mesin bubut yang berfungsi sebagai
pendukung eretan dan kepala lepas, serta sebagai lintasan eretan dan kepala
lepas. Alas mesin ini memiliki permukaan yang rata dan halus. Namun jika
terjadi keausan pada alas mesin bubut maka hasil pembubutan menjadi tidak
presisi.
d. Eretan (carriage/support)
Eretan adalah bagian mesin bubut yang berfungsi sebagai penghantar pahat
bubut sepanjang alas mesin. Eretan terdiri dari tiga jenis, yaitu:
Eretan bawah yang berjalan sepanjang alas mesin
Eretan lintang yang bergerak tegak lurus terhadap alas mesin
Eretan atas yang digunakan untuk menjepit pahat bubutdan mengatur
majunya pahat ketika proses pembubutan ulir, pembubutan tirus,
champer dan lain lain dan memiliki ketelitian 0,01mm
Eretan dapat diputar ke kanan atau kekiri sesuai dengan sudut yang
dikehendaki dan dapat digerakkan secara manual maupun otomatis.
Bagian lengkap dari mesin bubut dapat dilihat pada gambar berikut :
amiruddin aziz 7
Keterangan:
1. Head stock
2. Knob pengatur kecepatan putaran
3. Handle pengatur putaran
4. Chuck, berfungsi untuk menjepit suatu benda kerja dan dimana chuck
tersebut ada yang berbentuk chuck segitiga dan chuck segiempat.
5. Benda kerja
6. Pahat
7. Tool post dan eretan atas. Penjepit pahat digunakan untuk menjepit pahat
atau untukmemegang pahat, dan bentuknyabermacam-macam.
8. Eretan lintang
9. Bed Mesin
10. Senter jalan
11. Tail stock
12. Pengunci barel
13. Lead screw
14. Feeding shaft
15. Roda pemutar atau penggerak eretan memanjang
16. Rem mesin
17. Main switch
amiruddin aziz 8
18. Coolant motor switch
19. Tabel mesin
20. Pengatur arah feeding shaft
21. Handle lead screw
3. Jenis-jenis Mesin Bubut
Jenis mesin bubut secara umum dapat diklasifikasikan dalam :
a. Mesin bubut ringan
Mesin ini dimaskudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan. Bentuk peralatannya
kecil dan sederhana. Dapat diergunakan untuk mengerjakan benda yang
berukuran kecil.
b. Mesin bubut sedang
Mesin ini lebih cermat konstruksinya dan dilengkapi dengan penggabungan
peralatan khusus. Oleh karena itu, mesin ini digunakan untuk pekerjaan yang
lebih banyak variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah menghasilkan atau
memperbaiki perkakas secara produksi.
c. Mesin bubut standar
Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada yang dikerjakan
mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar dalam pembuatan mesin-
mesin bubut pada umumnya.
d. Mesin bubut meja panjang
Termasuk mesin indutsri yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi dan lainnya.
Jenis mesin bubut lainnya yang secara prinsip antara lain :
a. Mesin bubut centre lathe
Mesin bubut jenis ini adalah yang paling umum digunakan dan dirancang
untuk berbagai macam bentuk. Benda kerja dipegang (dicekam) pada poros
amiruddin aziz 9
spindle dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya,
yaitu pada pusat sumbu putarnya, sementara ujung lainnya dapat ditumpu
dengan center lain.
b. Mesin Bubut Sabuk
Poros spindle pada mesin bubut jenis ini akan memutar benda kerja melalui
piringan pembawa, sehingga memutar roda gigi yang digerakkan sabuk atau
puli pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan
disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir
tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat.
Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.
amiruddin aziz 10
c. Mesin bubut vertical turning and boring millingMesin ini bekerja secara otomatis pada pembuatan benda kerja.Pekerjaan
yang tidak dilakukan secara otomatis hanyalah pemasangan batang-batang yang
baru dan menyalurkan produk-produk yang telah dikerjakan.Oleh sebab itu satu
operator dapat mengawasi beberapa buah mesin otomatis dengan mudah.
d. Mesin Bubut Turret.Mesin bubut turret mempunyai ciri khusus terutama menyesuaikan terhadap
produksi.Keterampilan operator dibutuhkan pada mesin ini, sehingga
memungkinkan bagi operator yang tidak berpengalaman untuk memproduksi
kembali suku cadang yang identik. Kebalikan dari pembubut mesin
memerlukan operator yang sangat terampil dan mengambil waktu yang lebih
lama untuk memproduksi kembali beberapa suku cadang yang dimensinya
sama. Karakteristik utama dari mesin bubut jenis ini adalah bahwa pahat untuk
operasi berurutan dapat diatur dalam kesiagaan untuk penggunaaan dalam
urutan yang sesuai.Meskipun diperlukan keterampilan yang sangat tinggi untuk
mengunci dan mengatur pahat dengan tepat tapi satu kali sudah benar maka
hanya sedikit keterampilan untuk mengoperasikannya dan banyak suku cadang
dapat diproduksi sebelum pengaturan dilakukan atau diperlukan kembali.
e. Mesin bubut facing lathe
amiruddin aziz 11
Sebuah mesin bubut terutama digunakan untuk membubut benda kerja
berbentuk piringan yang besar.Benda-benda kerjanya dikencangkan dengan
cakar-cakar yang dapat disetting pada sebuah pelat penyeting yang besar, tidak
terdapat kepala lepas.
f. Mesin bubut Turret Jenis Sadel.
Mempunyai turret yang dipasangkan langsung pada sadel yang bergerak
maju mundur dengan turret.
amiruddin aziz 12
g. Mesin bubut turret vertikal.
Mesin bubut vertikal adalah sebuah mesin yang mirip mesin Frais pengebor
vertikal, tetapi memiliki karakteristik pengaturan turret untuk memegang pahat.
Terdiri atas pencekam atau meja putar dalam kedudukan horizontal, dengan
turret yang dipasangkan diatas rel penyilang sebagai tambahan, terdapat paling
tidak satu kepala samping yang dilengkapi dengan turret bujur sangkar untuk
memegang pahat. Semua pahat yang dipasangkan pada turret atau kepala
samping mempunyai perangkat penghenti masing-masing, sehingga panjang
pemotongan dapat sama dalam daur mesin yang berurutan. Pengaruhnya adalah
sama seperti bubut turret yang berdiri pada ujung kepala tetap. Pada mesin ini
hanya dilakukan pekerjaan pencekaman.
amiruddin aziz 13
4. Prinsip Kerja Mesin Bubut
Proses bubut adalah proses permesinan untuk menghasilkan bagian-
bagian mesin(komponen) berbentuk silindris yang dikerjakan dengan
menggunakan mesin bubut. Adapun prinsip kerja dari mesin bubut adalah:
Benda kerja yang berputar
Menggunakan pahat bermata potong tunggal (single-point cutting tool).
Gerakan pahat sejajar terhadap sumbu bedan kerja pada jarak tertentu
sehingga akan membuang permukaan luar benda kerja.
Proses bubut permukaan/surface turning adalah proses bubut yang identik
dengan proses bubut rata, tetai arah gerakan pemakanan tegak lurus terhadap
sumbu benda kerja.
Proses bubut tirus sebenarnya identik dengan proses bubut rata biasa, hanya
jalannya pahat membentuk sudut tertentu terhadap sumbu benda kerja.
5. Operasi pada Mesin Bubut
Secara umum operasi pada mesin bubut beraneka ragam antara lain:
a. Pembubutan muka (surface turning)
Proses bubut permukaan/surface turning adalah proses
bubut yang identik dengan proses bubut rata ,tetapi arah
gerakan pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja.
amiruddin aziz 14
b. Pembubutan tirus (taper turning)
Untuk membuat tirus luar maupun dalam caranya sama yaitu
dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut :
i. Menggunakan eretan atas, untuk tirus luar dan dalam dengan sudut yang
besar, tidak dapat dilakukan dengan otomatis, dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Membuat tirus dengan eratan atas
Tangent a= D−d2 p
Dimana :
D = diameter besar
d = diameter kecil
p = panjang tirus
Menggeser kepala lepas bagian atas secara melintang, hanya untuk
tirus luar dengan sudut kecil dapat dilakukan dengan otomatis, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
X=P .(D−d )
2 p
Dimana:
P = panjang seluruh kerjaan
p = panjang tirus
D = diameter besar
d = diameter kecil
X = penggeseran dari kepala lepas
amiruddin aziz 15
ii. Menggunakan tapperattachment untuk tirus luar dan dalam dengan sudut
kecil, dapat dilakukan dengan otomatis untuk menghitung besarnya sudut
dengan rumus seperti cara pertama.
Gambar 1.4 Pembuatan tirus dengan menggunakan tapperaltachments
iii. Dengan menggeser kepala lepas (tail stock)
Proses pembubutan tirus dengan bantuan dua senter. sumbu kepala
lepas tidak sejajar dengan sumbu kepala tetap.
a. Pembubutan pinggul (chamfering)
b. Pembubutan alur (parting-off)
c. Pembubutan ulir (threading)
Pada umumnya bentuk ulir adalah segitiga atau V (ulir metrik
dengan sudut 60° dan ulir withworth 55°), segi empat dan trapesium
(sudut ulir 29°). Cara membubut ulir segitiga adalah sebagai
berikut:
1. Bubutlah diameter ulir.
2. Bubutlah alur pembebas sedalam atau lebih sedikit dari
dalamnya ulir.
3. Pinggulah ujung dari benda kerja.
4. Serongkan eretan atas setengah dari sudut ulir yang akan dibuat
dan pasanglah pahat ulir.
5. Ambillah mal ulir yang akan dibuat.
6. Tempatkanlah ujung pahat tegak lurus terhadap benda kerja.
amiruddin aziz 16
7. Kencangkan baut-baut penjepit bila pahat sudah sama tinggi
dengan senter dan lurus dengan benda kerja.
8. Tempatkan tuas-tuas pengatur transporter menurut table sesuai
dengan banyaknya ulir yang akan dibuat.
9. Masukkan roda gigi agar mesin jalannya secara ganda.
10. Jalankan mesin dan kenakan ujung pahat sampai benda kerja
tersentuh.
11. Hentikan mesin dan tariklah eretan kekanan.
12. Putarlah cincin pembagi, sehingga angka 0 segaris dengan
angka 0 pada eretan lintang dan tidak merubah kedudukannya.
Nama- nama bagian ulir
Ulir berfungsi sebagai pengikat sementara dan pemindah gerakan. Ada
tiga bentuk ulir yaitu bentuk segitiga, bentuk segi empat dan trapesium.
pembuatan ulir dengan mesin bubut dilakukan apabila hanya sedikit ulir
yang harus dibuat atau dibuat bentuk khusus. Bentuk ulir didapatkan
dengan menggerinda pahat menjadi bentuk yang sesuai dengan
menggunakan gage atau plat pola.
d. Pembubutan lubang (boring) dan pembubutan drilling
e. Pembuatan kartel (knurling)
Kartel berfungsi untuk membuat kasar permukaan benda
silindris dengan teratur agar tidak licin ketika di pegang.Bentuk-
bentuk kartel antara lain beralur lurus, beralur melintang tunggal,
amiruddin aziz 17
beralur melintang ganda. Cara mengkartel dengan mesin bubut
dilakukan dengan cara memilih putaran mesin lambat. Alat kartel
dipasang hingga ke dua rolnya menekan sama rata pada
permukaan benda kerja. kemudian setelah mesin dihidupkan ,
kartel ditekankan benda kerja.
c. Perhitungan Parameter
1. Kecepatan Potong
Kecepatan potong perlu ditetapkan agar alat iris dapat bertahan lama
dan aman digunakan.Kecepatan potong ini disesuiakan dengan jenis bahan
alat iris, bahan benda kerja dan diameter.
n = jumlah putaran benda kerja tiap menit ( rpm )
d = diameter benda kerja ( m ) atau ( in – ft )
Bila bahan alat iris dari jenis HSS , dapat digunakan C.S. yang diizinkan
seperti di daftar berikut:
BAHAN KERJA Cs (SFPM)
Baja 50
Besi 80
Perunggu 100
Kuningan 150
Aluminium 200
amiruddin aziz 18
Kecepatan potong = C.S. = p. D . n m / menit ( ft / menit )
SFPM = surface feet per minute
2. Kecepatan Pemakanan
Kecepatan Pemakanan adalah jarak tempuh gerak maju pisau/benda
kerja dalam satuan millimeter permenit atau feet permenit. Besarnya
kecepatan pemakanan dipengaruhi oleh: jenis bahan pahat yang digunakan
jenis pekerjaan yang dilakukan, misalnya membubut rata, mengulir,
memotong atau mengkartel, menggunakan pendinginan atau tidak, jenis
bahan yang akan dibubut dan kedalaman pemakanan.
Vf = f . n
Vf = Kecepatan pemakanan
n = kecepatan putaran mesin (RPM).
f = jumlah pemakanan (mm/menit)
- Jumlah pemakanan yang harus dilakukan untuk mencapai panjang
atau diameter tertentu, digunakan rumus.
Ʃ Vf = jumlah pemakanankemampuan pemakanan mesin
- Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam pemakanan, digunakan
rumus seperti berikut
∑ pemakanan x panjang
putaran mesin x kec. feedingWaktu pemakanan (t) = menit
3. Kedalaman Pemakanan
Kedalaman pemotongan adalah ketebalan tatal ( chip ) yang dilepaskan
oleh pahat dari benda kerja. Kedalaman pemotongan untuk pembubutan
dipengaruhi oleh kondisi mesin bubut, jenis dan bentuk pahat yang
digunakan, kekakuan benda kerja dan kecepatan pemotongan.
4. Waktu Pemotongan
Tc= ¿Vf
Keterangan :
Tc = Waktu pemotongan (menit)
Lt = Panjang benda yang dipotong (cm)
Vf = Kecepatan Pemakanan (cm/menit)
amiruddin aziz 19
amiruddin aziz 20
5. Kecepatan Penghasilan Tatal
Z=A . v
Keterangan :
Z = Kecepatan penghasilan tatalan
A = perkalian antara kedalaman potong dan jumlah pemakanan atau
luas penampang (cm3 / menit)
Dimana A=a . f
v = Kecepatan potong (cm/menit)
amiruddin aziz 21
B. Mesin Milling (Frais)
Gambar 4.1 Mesin Milling (Frais)
1. Pengertian Mesin Milling (Frais)
Proses pemesinan freis (milling) adalah proses penyayatan benda kerja
menggunakan alat potong yang disebut juga (end mill) dengan mata potong
jamak yang berputar. mesin yang paling mampu melakukan banyak tugas bila
dibandingkan dengan mesin perkakas yang lain. Hal ini disebabkan karena
selain mampu melakukan permesinan permukaan datar maupun berlekuk
dengan penyelesaian dan ketelitian istimewa, juga berguna untuk
menghaluskan atau meratakan benda kerja sesuai dengan dimensi yang
dikehendaki. Pengerjaan mekanis logam biasanya digunakan untuk pengerjaan
lanjutan maupun pengerjaan finishing, sehingga dalam pengerjaan mekanis
dikenal beberapa prinsip pengerjaan, salah satunya adalah pengerjaan perataan
permukaan dengan menggunakan mesin milling atau biasa juga disebut mesin
frais.
amiruddin aziz 22
2. Bagian – Bagian Mesin Milling (Frais)
Gambar 4.2 Bagian-Bagian Mesin Frais
1. Spindle utama
Merupakan bagian yang terpenting dari mesin milling. Tempat untuk mencekam alat potong.
2. Meja/table
Merupakan bagian mesin milling, tempat untuk clamping device atau benda
kerja.
3. Motordrive
Merupakan bagian mesin yang berfungsi menggerakkan bagian – bagian
mesin yang lain seperti spindle utama, meja (feeding) dan pendingin (cooling).
4. Tranmisi
Merupakan bagian mesin yang menghubungkan motor penggerak dengan
yang digerakkan.
5. Knee
Merupakan bagian mesin untuk menopang / menahan meja mesin. Pada
bagian ini terdapat transmisi gerakan pemakanan ( feeding ).
amiruddin aziz 23
6. Column/tiang
Merupakan badan dari mesin. Tempat menempelnya bagian – bagian mesin
yang lain.
7. Base/dasar
Merupakan bagian bawah dari mesin milling. Bagian yang menopang badan /
tiang. Tempat cairan pendingin.
8. Control
Merupakan pengatur dari bagian – bagian mesin yang bergerak.
3. Perlengkapan Mesin Milling (Frais)a. Arbor, merupakan tempat memasang pisau frais pada setiap mesin frais, arbor
juga dinamakan poros frais yaiitu perlengkapan yang berguna sebagai tempat
kedudukan pisau frais dan di tempatkan pada sumbu mesin.
b. Cutter (pisau frais), berfungsi untuk menyayat benda kerja. Pisau frais
memiliki banyak bentuk tergantung kebutuhan.
c. Kepala pembagi, untuk membuat roda-roda gigi segi banyak beraturan dan
alur-alur poros digunakan kepala pembagi. Fungsi kepala pembagi disini
amiruddin aziz 24
adalah untuk membuat pembagian agar pembagian sudut benda kerja yang
berbidang-bidang bisa sama besar.
d. Kepala Lepas, berfungsi untuk menahan salah satu ujung benda kerja untuk
meminimalkan lendutan dari benda kerja sewaktu disayat.
amiruddin aziz 25
e. Meja Putar, untuk mesin frais tegak atau vertical digunakan meja putar
sebagai kepala pembaginya. Dalam alat ini digunakan alur T untuk
menambatkan atau menjepit benda kerja atau perkakas lain dengan bantuan
baut penjepit.
f. Ragum, digunakan untuk menjepit benda kerja karena ukuran dan bentuk
benda kerja berbeda-beda maka disediakan juga bermacam-macam ragum
diantaranya ragum datar, ragum pelat, dan ragum universal.
amiruddin aziz 26
4. Kecepatan Potong dan PemakananKeberhasilan pemotongan dengan mesin frais dipengaruhi oleh
kemampuan pemotongan alat potong dan mesin. Kemampuan pemotongan
tersebut menyangkut kecepatan potong dan pemakanan. Kecepatan potong
pada mesin frais dapat didefenisikan sebagai panjangnya bram yang terpotong
oleh satu mata potong pisau frais dalam satu menit. Kecepatan potong dalam
pengefraisan ditentukan berdasarkan harga kecepatan potong.
Menurut bahan dan diameter pisau frais. Jika pisau frais mempunyai
diameter 100 mm maka satu putaran penuh menempuh jarak π x d = 3.14 x
100 = 314 mm. Jarak ini disebut jarak keliling yang ditempuh oleh mata pisau
frais. Bila pisau frais berputar n putaran dalam satu menit, maka jarak yang
ditempuh oleh mata potong pisau frais menjadi p x d x n. Jarak yang ditempuh
mata pisau dalam satu menit disebut juga dengan kecepatan potong (V).
Pemakanan juga menentukan hasil pengefraisan. Pemakanan maksudnya
adalah besarnya pergeseran benda kerja dalam satu putaran pisau frais.
Pemakanan mempengaruhi gerakan bram terlepas dari benda. Faktor
dalamnya pemotongan dan tebalnya bram juga menentukan proses
pemotongan. Besarnya pemakanan di hitung dengan rumus :
V=π . d .n
Dimana :
V = Kecepatan Potong (cm/menit)
d = diameter endmill
n = Jumlah putaran pisau per menit
amiruddin aziz 27