bab 3 revisi
DESCRIPTION
bab 3 proposal skripsiTRANSCRIPT
30
BAB III
METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
A. Model Penelitian dan Pengembangan
Pengembangan bahan ajar yang dilaksanakan pada mata pelajaran Instalasi
Penerangan Listrik ini memilki tujuan untuk membangun pola sekaligus kerangka
berpikir peserta didik dalam memahami materi pembelajaran, yaitu mengenai
dasar-dasar instalasi penerangan listrik. Penelitian dan pengembangan berupa
materi mengenai instalasi penerangan listrik yang dibagi menjadi beberapa sub
bagian sesuai dengan kompetensi dasar yang telah tercantum pada silabus di SMK
N 6 Malang, mulai dari lampu penerangan, pemasangan instalasi lampu
penerangan pada bangunan gedung, instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal
dan fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti
rumah tangga (home appliances), pemasangan komponen dan sirkit instalasi
listrik tegangan rendah fasa tunggal dan fasa tiga yang digunakan untuk
penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (home appliances). Semua
kompetensi-kompetensi tersebut merupakan kompetensi dasar pada kelas XI di
semester ganjil.
Model pengembangan bahan ajar yang akan digunakan ialah metode
penelitian dan pengembangan (reseach and development/R&D). Menurut
Sugiyono (2013:407) motode penelitian dan pengembangan adalah metode
penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji
keefektifan produk tersebut. Model pengembangan ini menggunakan tahapan-
31
tahapan yang sangat jelas, sehingga memudahkan peneliti untuk melakukan
pengembangan produk.
Mengingat bahwa tujuan penelitian dan pengembangan ini adalah
menghasilkan produk dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan
(reseach and development/R&D) sangat mendukung untuk mencapai tujuan
pengembangan tersebut. Selain itu metode penelitian dan pengembangan (reseach
and development/R&D) mempunyai tahap-tahap yang tersusun secera terperinci
dan pada setiap tahapan dilakukan revisi, sehingga produk yang dihasilkan sesuai
dengan yang harapkan. Selain alasan di atas referensi untuk metode penelitian dan
pengembangan (reseach and development/R&D) sangat banyak dan mudah
ditemukan, sehingga memudahkan dalam proses penelitian dan pengembangan
yang dilakukan.
Tahapan-tahapan yang ada pada penelitian dan pengembangan (reseach and
development/R&D) mempunyai kesamaan dengan tahapan pada penelitian bahan
ajar yang akan dikembangkan. Seperti langkah awal adalah analisa masalah yang
tengah terjadi, pada penelitian pengembangan bahan ajar ini analisa masalah
dilakukan dengan cara observasi dan wawancara di sekolah. Metode penelitian
dan pengembangan (reseach and development/R&D) dapat digunakan sebagai
dasar dari penelitian ini. Sehingga langkah-langkah pengembangan yang akan
dilakukan mengadopsi dari metode penelitian dan pengembangan (reseach and
development/R&D).
Langkah-langkah pengembangan menurut Sugiyono (2013: 409) yaitu: (1)
Potensi dan masalah, (2) Pengumpulan data, (3) Desain produk, (4) Validasi
32
desain, (5) Revisi desain, (6) Uji coba produk, (7) Revisi produk, (8) Uji coba
pemakaian, (9) Revisi Produk, (10) Produksi Massal.
Gambar 3.1 Langkah-langkah Pengunaan Metode RnD (Sumber: Sugiyono, 2013: 409)
B. Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Prosedur pengembangan atau langkah-langkah pengembangan seperti yang
dijelaskan Sugioyono (2011: 298) meliputi (1) potensi dan masalah, (2)
pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) perbaikan desain,
(6) uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji pemakaian, (9) revisi produk, (10)
produksi massal.
1. Potensi dan Masalah
Pada tahap ini dilakukan analisa mengenai potensi dan masalah yang dapat
terjadi pada bidang keahlian instalasi pemanfaatan tenaga listrik, khusunya pada
mata pelajaran instalasi penerangan listrik. Analisa potensi dan masalah dilakukan
dengan cara observasi dan wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran
instalasi penerangan listrik di SMK N 6 Malang. Obeservasi bertujuan untuk
mendapatkan keterangan dan gambaran mengenai kendala atau masalah yang
Potensi dan Masalah Desain Produk
Pengumpulan Data
Validasi Desain
Revisi Desain
Ujicoba Produk
Revisi Produk
Ujicoba Pemakaian
Revisi Produk Produksi Massal
33
tengah ada dalam proses pembelajaran, serta kebutuhan yang diperlukan untuk
mengatasi kendala atau masalah yang tengah terjadi pada matapelajaran tersebut.
2. Pengumpulan Informasi
Tahap pengumpulan informasi bertujuan untuk menentukan tujuan dari
pengembangan bahan ajar, yaitu untuk membantu siswa menguasai kompetensi
dasar yang ditetapkan oleh sekolah. Setelah itu menentukan metode pembelajaran
yang tepat untuk mempermudah peserta didik dalam memahami materi, yaitu
mind mapping (peta konsep). Dilanjutkan dengan mengumpulkan informasi
mengenai komponen yang disusun menjadi sebuah produk, kompenetsi teoritis
yang harus dikuasi oleh peserta didik pada semester ganjil. Diantaranya yaitu: (1)
menjelaskan instalasi lampu penerangan pada bangunan gedung, (2) menafsirkan
gambar kerja pemasangan instalasi lampu penerangan pada bangunan gedung, (3)
mendeskripsikan karakteristik instalasi lampu penerangan pada bangunan
gedung, (4) menjelaskan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah
fasa tunggal dan fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan
piranti rumah tangga (home appliances), (5) menafsirkan gambar kerja
pemasangan komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal
dan fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti
rumah tangga (home appliances), (6) mendeskrisikan karakteristik komponen dan
sirkit instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal dan fasa tiga yang digunakan
untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (home appliances).
3. Desain Produk
Desain produk merupakan gambaran awal bagaimana bentuk nyata dari
produk yang akan dikembangkan (dibuat). Desain produk menjelaskan
34
sistematika produk yang dikembangkan. Pada penelitian ini sistematika
produknya terdiri dari: (1) cover (sampul halaman), (2) kata pengantar, (3) daftar
isi, (4) judul materi pokok (bab/pokok bahasan) dan mind mapping, (5) tujuan
pembelajaran, (6) materi, (7) rangkuman, (8) glosarium, (9) latihan, (10) kunci
jawaban, (11) daftar pustaka.
Gambar 3.2. Desain Produk Bahan Ajar
a. Cover (Sampul Halaman)
Cover atau sampul halaman, bagian terluar dari bahan ajar. Sampul
menandakan identitas dari buku sehingga perlu dibuat semenarik mungkin,
sehingga dapat mempengaruhi keinginan peserta didik untuk melihat dan
membaca buku yang ada di dalamnya.
b. Kata Pengantar
Kata pengantar dapat berisikan kalimat sambutan dari penulis buku kepada
pembaca dengan tujuan pembaca akan mempelajari buku dan rasa syukur pada
35
Yang Maha Kuasa. Kata penganatar juga dapat berisikan materi-materi yang
ada di dalam buku ajar, serta tujuan yang diharapkan setelah pembaca
mempelajari buku ajar.
c. Daftar Isi
Daftar isi berisi susunan bab, subbab yang akan disajikan dalam buku ajar
disertai halamannya. Dikarenakan daftar isi disusun berurutan dengan tujuan
akan memudahkan peserta didik dalam mencari bahasan tertentu.
d. Bab 1 (Pokok Bahasan)
Bab 1 hanya sebagai contoh untuk materi pertama yang akan ditampilkan.
Pokok bahasan mengambarkan inti dari materi yang dipelajari. Dalam
halaman pertama yang muncul pada materi pembelajaran yang akan
ditampikan, yaitu:
1) Judul Bab (Pokok Bahasan) & Mind Mapping
Judul bab merupakan materi inti yang akan dipelajari dalam bab tersebut
atau untuk lebih mudahnya disebut pokok bahasan. Sedangkan mind
mapping adalah pemetaan (penjabaran materi) yang akan dipelajari pada
pokok bahasan tersebut. Dengan adanya mind mapping pada setiap pokok
bahasan diharapkan peserta didik dapat mengerti konsep awal akan materi
yang akan dipelajari, juga mengetahui materi yang akan mereka pelajari
pada pokok bahasan tersebut dan peserta didik mengetahui hubungan
materi satu dengan yang lainnya, serta peserta didik mengetahui urutan
materi yang akan dipelajari. Pada bahan ajar ini akan membahas 4 pokok
bahasan yang sesuai dengan kompetensi dasar di SMK N 6 Malang yaitu;
(1) lampu penerangan, (2) instalasi penerangan pada bangunan bergedung,
36
(3) instalasi listrik tegangan rendah satu fasa tunggal dan fasa tiga yang
digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga
(home appliances), (4) komponen dan sirkit instalasi listrik tegangan
rendah fasa tunggal dan fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti
elektronik dan piranti rumah tangga (home appliances).
2) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran berisi kompetensi yang harus dicapai oleh peserta
didik. Dengan tujuan pembelajaran jelas peserta didik akan tahu goal dari
apa yang meraka pelajari. Tujuan pelajaran juga memuat kompetensi-
kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik.
3) Materi
Materi beisikan kompetensi dasar yang telah disesuai dengan kebutuhan.
Materi pembelajaran juga telah disesuaikan dengan silabus yang digunakan
di SMK N 6 Malang.
Tabel 3.1 Pokok Bahasan dan Materi Bahan Ajar yang Dikembangkan
Bab (Pokok Bahasan) Materi
BAB 1. Lampu Penerangan
(Lighting)
- Dasar-dasar Lampu Penerangan.- Rekomendasi Lampu Penerangan untuk Pemasangan
Luar dan Dalam.- Luminasi.- Jenis-jenis lampu penerangan dan sumber cahaya.- Pengontrolan lampu penerangan.- Lampu penerangan dan managemen ruangan, lampu
emergensi.- Perhitungan kuantitas luminasi.- Perbaharuan lampu penerangan.- Perangkat hubung bagi utama.- Pemilihan gawai pengaman.- Kalkulasi kebutuhan daya.- Koreksi faktor daya.- Contoh perhitungan instalasi penerangan listrik.- Pengamanan terhadap bahaya tegangan bocor
(ELCB).- Pemakaian kapasitor dalam instalasi penerangan
listrikBAB 2 - Standar internasional (Standar IEC), PUIL 2000 dan
37
Instalasi Penerangan Pada Bangunan Bergedung,
lambang gambar listrik.- Perangkat PHB tegangan rendah.- Pemilihan gawai pengaman.- Jenis-jenis rangkaian instalasi lampu penerangan
pada bangunan gedung- Gambar rangkaian instalasi lampu penerangan pada
bangunan gedung.- Komponen dan perlengkapan pada perencanaan
instalasi lampu penerangan pada bangunan gedung.- Teknik dan prosedur pemasangan instalasi lampu
penerangan pada bangunan gedung.
BAB 3Komponen dan Sirkit
Instalasi Listrik Tegangan Rendah Fasa Tunggal dan Fasa Tiga yang Digunakan Untuk Penerangan Piranti
Elektronik dan Piranti Rumah Tangga (Home
Appliances).
- Standar internasional (Standar IEC), PUIL 2000 dan lambang gambar listrik.
- Jenis-jenis lampu penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (home appliances).
- Perhitungan kuantitas luminasi- Perangkat hubung bagi utama.- Pemilihan gawai pengaman.- Kalkulasi kebutuhan daya.- Pengaruh luar (gangguan).- Koreksi faktor daya.- Contoh perhitungan instalasi listrik
BAB 4Komponen dan Sirkit
Instalasi Listrik Tegangan Rendah Fasa Tunggal dan Fasa Tiga yang Digunakan Untuk Penerangan Piranti
Elektronik dan Piranti Rumah Tangga (Home
Appliances).
- Perangkat PHB tegangan rendah.- Pemilihan gawai pengaman.- Jenis-jenis rangkaian instalasi listrik tegangan rendah
fasa tunggal dan fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (home appliances).
- Gambar rangkaian instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal dan fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (home appliances).
- Komponen dan perlengkapan pada perencanaan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal dan fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (home appliances).
- Teknik dan prosedur pemasangan instalasi listrik tegangan rendah fasa tunggal dan fasa tiga yang digunakan untuk penerangan piranti elektronik dan piranti rumah tangga (home appliances).
(Sumber : Silabus SMK N 6 Malang)
4) Rangkuman
Rangkuman merupakan kesimpulan dari materi yang telah dijelaskan.
Dalam rangkuman hanya memuat materi (pokok bahasan) yang penting.
Rangkuman biasanya tidak lebih dari satu halaman. Sehingga setiap bab
(pokok bahasan) akan memiliki rangkuman yang berbeda-beda.
5) Glosarium
38
Glosarium adalah kumpulan istilah-istilah yang sulit dipahami oleh peserta
didik. Dengan adanya glosarium diharapkan peserta didik tidak mengalami
kesulitan dalam memahami istilah dalam bahasa latin maupun istilah
instalasi lainnya.
6) Evaluasi atau Latihan
Latihan berisikan daftar soal-soal dalam bentuk soal pilihan ganda dan soal
essai. Soal latihan bertujuan untuk melatih tingkat pemahaman peserta
didik tentang uraian materi yang telah mereka pelajari. Latihan dapat
diberikan sebagai tugas kelompok maupun tugas mandiri yang dikerjakan
di luar kelas.
e. Kunci Jawaban
Kunci jawaban ini hanya pada buku yang dipegang oleh guru mata pelajaran.
Hal tersebut dilakukan dengan tujuan peserta didik tidak berbuat curang
dengan melihat kunci jawaban, tanpa mencoba mengerjakan latihan terlebih
dahulu.
f. Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisikan sumber-sumber buku ajar yang dibuat oleh
pengembang buku ajar. Dengan adanya daftar ajar peserta didik dapat dengan
mudah mencari referansi atau sumber belajar lain yang lebih luas mengenai
materi yang dingin didalaminya.
4. Validasi Desain
Valiadasi desain dilakukan untuk menilai apakah rancangan produk sudah
sesuai dengan yang diharapkan. Validasi bisa dilakukan oleh ahli materi dan ahli
media dengan cara mempresentasikan rancangan (desain) yang telah disiapkan
39
dengan memberikan penjelasan mengenai kelebihan produk yang dihasilkan,
berikutnya para ahli memberikan masukan atau tanggapan, sehingga dapat
diketahui kekurangan desain yang diajukan, sehingga selanjutnya desain dapat di
perbaiki atau disempurnakan sesuai dengan masukan dari para ahli.
5. Perbaikan Desain
Perbaikan desain dilakukan dengan tujuan desain yang dihasilkan menjadi
lebih baik dengan menghilangkan semua kekurangan yang dikatakan oleh para
ahli setelah sesi validasi desain. Dengan adanya perbaikan desain diharapkan
bahwa desain yang dihasilkan lebih baik dari yang terdahulu. Sehingga hasil akhir
produk sesuai dengan tujuan dari pengembangan bahan ajar.
6. Uji Coba Produk
Tahapan uji coba produk dilakukan setelah produk selasai dikerjakan. Uji
coba dilakukan pada subyek coba. Namun sebelum uji coba dilakukan, produk
terlebih dahulu harus divalidasai oleh ahli materi dan ahli media. Hal tersebut
dilakukan dengan tujuan produk telah sesuai dengan tujuan awal. Ahli yang akan
memvalidsai produk ialah para ahli materi yang berasal dari universitas dan
sekolah, yaitu SMK N 6 Malang. Sedangkan subyek coba lainnya adalah siswa
yang telah dan yang sedang menempuh matapelajaran instalasi penerangan listrik.
Dengan kata lain ada tiga uji coba yang dilakukan pada produk secara bertahap
yaitu : 1) validsai ahli materi dan ahli media, 2) uji coba dengan subjek coba
kelompok kecil, dan 3) uji coba dengan subjek coba kelempok besar.
7. Revisi Produk
Tahap revisi perlu dilakukan dikarenakan dalam pembuatan bahan ajar
bukanlah hal yang mudah dan dapat langsung jadi. Perlu adanya perbaikan dari
40
kekurangan yang telah diungkapan ahli materi dan ahli media. Pengujian dalam
skala kecil perlu dilakukan guna mengetahui kelayakan dan juga kekurangan
bahan ajar yang dikembangkan. Dengan adanya revisi produk yang dihasilkan
akan lebih baik lagi, sehingga sesuai dengan tujuan pembelajaran. Revisi juga
tidak hanya dilakukan satu kali, akan tetapi dilakukan berulang-ulang sehingga
produk akhir akan benar-benar sesuai dengan kebutuhan.
8. Uji Coba Pemakaian
Uji coba pemakaian merupakan tahapan dimana produk dinyatakan
berhasil, maka selanjutnya produk tersebut akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Setelah uji pemakaian dilakukan akan ditemukan bahwa bahan ajar
layak atau tidak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Jika bahan ajar
layak maka akan dilanjutkan pada proses selanjutnya, namun jika bahan ajar tidak
layak, maka bahan ajar perlu direvisi sehingga bahan menjadi layak dan dapat
digunakan. Dalam penelitian pengembangan yang dilakukan oleh peneliti tahapan
ini tidak akan dilakukan dikarenakan waktu yang tidak memungkinkan peneliti
melakukan uji coba pemakaian.
9. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan beberapa kali dengan maksud menghasilkan
produk yang sesuai dengan kebutuhan. Revisi produk dilakukan setelah pada
pengujian pemakaian masih ada kekurangan, sehingga perlu diperbaiki lagi.
Tahapan ini akan peneliti lewati juga hal tersebut dikarenakan peneliti tidak
melakukan pengujian pemakaian, sehingga tidak perlu dilakukan revisi.
10. Pembuatan Produk Massal
41
Setelah produk dinyatakan layak dan berhasil tanpa harus melakukan
berbagai macam revisi lagi produk akan siap diproduksi. Dalam hal ini produksi
massal dibatasi karena penggunaan bahan ajar dibatasi hanya untuk kalangan
siswa SMK N 6 Malang. Sehingga untuk produksi massal tidak dilaksanakan
dalam arti untuk diperjual-belikan
C. Uji Coba Produk
1. Desain Uji Coba
Uji coba akan dilaksanakan dalam dua tahap yang meliputi: 2) uji coba
kelompok kecil, dan 3) uji coba kelempok besar. Namun sebelum uji coba
dilakukan tahapan yang harus dilaksanakan adalah validasi produk yang dilakukan
oleh ahli materi dan ahli media. Selanjutnya baru dilaksanakan uji coba kelompok
kecil, uji coba ini dilakukan dengan melibatkan sebanyak 5-10 siswa. Sedangkan
uji coba yang terakhir adalah uji coba kelompok besar yang dilakukan dengan
melibatkan 10-30 siswa. Ujicoba dilakukan dengan tujuaan untuk mengetahui
bahan ajar yang dikembangkan layak atau tidak untuk digunakan.
Gambar 3.3 Desain Uji Coba
2. Subyek Validasi dan Uji Coba
a. Validasi Ahli Materi
42
Dalam melaksanakan validasai materi subyeknya ada dua orang, diantaranya:
1) ahli materi yang berasal dari universitas, yaitu dosen pengampu mata kuliah
Instalasi Penerangan Listrik. 2) ahli materi yang berasal dari SMK N 6
Malang, yaitu guru pengajar mata pelajaran Instalasi Penerangan Listrik.
Validasi dilakukan dengan menggunakan angket (kuisioner) yang di dalamnya
terdapat pertanyaan yang menyatakan kelayakan produk.
b. Validasi Ahli Media
Subyek dalam melaksanakan validasi media merupakan dosen yang
mempunyai latar belakang di bidang pendidikan dan ahli dalam
pengembangan media bahan ajar dari Universitas Negeri Malang. Validasi
dilakukan dengan menggunakan angket (kuisioner) yang di dalamnya terdapat
pertanyaan yang menyatakan kelayakan produk
c. Uji Coba Kelompok Kecil
Pada uji coba kelompok kecil ini dilakukan pada kelompok dengan skala yang
kecil yaitu dengan berkisar 5-10 orang. Dalam hal ini subyek coba yang akan
digunakan adalah siswa yang telah menempuh mata pelajaran instalasi
penerangan listrik di SMK N 6 Malang, yaitu kelas XII.
d. Uji Coba Kelompok Besar
Pada uji coba terahkir ini, dilakukan uji coba dalam kelompok besar. Oleh
karena itu subyek yang akan digunakan dalam uji coba kelompok besar adalah
sebanyak 10-30 orang, yang terdiri dari siswa yang telah menempuh
matapelajaran Instalasi Penerangan Listrik, maupun siswa yang sedang
menempuh matapelajaran Instalasi Penerangan Listrik. Dengan begitu dapat
diartikan bahwa subyek uji coba kelompok besar akan dilaksanakan pada
43
siswa kelas XII dan XI. Ujicoba kelompok kecil maupun kelompok besar
dilakukan dengan menggunakan angket (kuisioner) yang di dalamnya terdapat
pertanyaan yang menyatakan kelayakan produk
3. Jenis Data
Jenis data yang diperoleh dalam pengembangan bahan ajar akan berupa
data kualitatif dan data kuantitaif. Data kualitatif berupa nilai-nilai yang
didapatkan dari angket, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya bahan ajar
yang berupa buku cetak yang dikembangkan. Ditambah dengan data kuantitatif
berupa tanggapan atau komentar, kritik dan saran dari subyek coba. Dengan data-
data tersebut, dapat diketahui bahwa bahan ajar tersebut perlu dilakukan revisi dan
dapat pula diketahui bahwa bahan ajar layak atau tidak. Proses pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan angket, untuk lebih jelasnya lihatlah pada tabel
3.1.
Tabel 3.2 Jenis Data dan Instrumen Pengumpulan Data
No. Subyek Uji Coba/Validasi
Jenis Data Instrumen Pengumpulan DataKualitatif Kuantitatif
1. Ahli Materi √ √ Angket2. Ahli Media √ √ Angket3. Responden √ √ Angket
4. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data ada beberapa teknik yang dapat dilakukan,
misalnya angket (kuisioner), wawancara dan observasi. Dari beberapa teknik
pengumpulan data yang telah disebutkan di atas, instrumen yang digunakan untuk
mengumpulkan data pada pengembangan bahan ajar ini adalah angket (kuisioner).
Angket (kuisioner) menggunakan prinsip skala likert dalam pengumpulan
datanya. Skala likert merupakan skala respon psikometrik yang biasanya
44
digunakan dalam kuisioner untuk mendapatkan preferensi dari responden atas
sebuah penyataaan maupun laporan. Skala likert yang digunakan menggunakan 5
option jawaban, masing-masing jawaban akan memilki nilai yang berbeda-beda
seperti yang dilihat pada tabel 3.2. Pengumpulan data dilakukan guna
mendapatkan data yang nantinya akan dianalisa, sehingga dapat diketahui bahwa
bahan ajar yang dikembangkan valid (layak) atau tidak.
Tabel 3.3 Tingkat Penilaian pada Skala Likert
Keterangan NilaiSangat Baik/Sangat Setuju/Sangat Layak/Sangat Sesuai 5Baik/Setuju/Layak/Sesuai 4Kurang Baik/Kurang Setuju/Kurang Layak/Kurang Sesuai 3Tidak Baik/Tidak Setuju/Tidak Layak/Kurang Sesuai 2Sangat Tidak Baik/Sangat Tidak Setuju/Sangat Tidak Layak/Sangat Tidak Sesuai 1
5. Teknik Analisa Data
Menurut Sugiyono (2013: 335) “Analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
Analisa dapat dapat dilakukan setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul.
Telah dijelaskan bahwa pada penelitian pengembangan ini pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan angket (kuisioner) yang dikumpulkan dari ahli
materi dan ahli media serta responden, dengan demikian proses analisa dilakukan
dengan cara menghitung presentase jawaban dari angket. Hasil dari perhitungan
akan menentukan kevalidan produk akhir.
45
a) Mengelola Data Per Butir Pernyataan
Rumus dibawah ini digunakan untuk menghitung data per butir pertanyaan
dari angket instrument pengumpulan data. Dengan subjek cobanya yaitu
siswa SMK N 6 Malang.
……………………….…..…………………(persamaan 3.1)
(Diadaptasi dari Akbar, 2013)
Keterangan;
= Nilai persentase pada tiap butir pernyataan
= Skor empirik dari ahli atau subjek uji coba pada setiap butir pernyataan.
= Skor masksimal yang dapat diberikan oleh ahli atau subyek uji coba
pada tiap butir pernyataan.
b) Mengelola Data Per Aspek Kelayakan
Data aspek kelayakan yang merupakan data kualitatif perlu dijadikan data
dalam bentuk data kuantitatif. Rumus dibawah ini digunakan untuk
menghitung data kualitatif menjadi kuantitatif.
………………………..…………………(persamaan
3.2)
46
(Diadaptasi dari Akbar, 2013)
Keterangan :
= Nilai persentase pada tiap aspek kelayakan
= Skor empirik dari ahli atau subjek uji coba pada setiap aspek
kelayakan
= Skor masksimal yang dapat diberikan oleh ahli atau subyek uji
coba pada tiap aspek kelayakan
c) Mengelolah Data Keseluruhan Butir Pernyataan
Rumus di bawah ini digunakan untuk mengitung data dari keseluruhan
butir soal yang ada pada angket instrument pengumpulan data.
…………………………..…..………………(persamaan 3.3)
(Diadaptasi dari Akbar, 2013)
Keterangan :
= Nilai persentase pada seluruh butir pernyataan
= Total nilai empirik dari ahli atau subyek uji coba pada seluruh butir
pernyataan
47
= Total nilai maksimal yang dapat diberikan ahli atau subyek uji coba pada
keseluruhan butir peryataan
Dalam mengambil keputusan untuk melakukan revisi pada bahan ajar yang
dikembangkan, digunakan kriteria kualifikasi penilaian yang diadaptasi dari
Akbar (2013:41) seperti yang dijelaskan pada tabel 3.3 di bawah ini. Bahan ajar
dapat dikatakan layak jika mencapai kriteria minimal cukup valid (70,01% -
85,00%).
Tabel 3.3 Tabel Validitas Analisa Presentase
Kriteria Kelayakan Tingkat Validitas85,01% - 100% Sangat valid atau dapat digunakan tanpa revisi70,01% - 85,00% Cukup valid dapat digunakan dengan revisi kecil50,01% - 70,00% Kurang valid, disarankan tidak dipergunakan karena perlu revisi
besar01,00% - 50,00% Tidak valid tidak boleh dipergunakan
(Sumber: Akbar, 2013:41)