bab 2 mbo

Upload: anggoro-adi-wibowo

Post on 20-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    1/28

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi

    Sampai saat ini, terdapat beberapa definisi dari Mati batang otak. Definisi

    mati otak yang pertama adalah dari komite ad hoc Harvardtahun 1968. Kematian

    otak didefinisikan oleh beberapa hal. Definisi pertama, adanya otak yang tidak

    berfungsi lagi secara permanen, yang ditentukan dengan tidak adanya resepsi dan

    respon terhadap rangsang, tidak adanya pergerakan napas, dan tidak adanya

    refleksrefleks, yakni respon pupil terhadap cahaya terang, pergerakan okuler padau!i penggelengan kepala dan u!i kalori, refleks berkedip, akti"itas postural

    #misalnya deserebrasi$, refleks menelan, menguap, dan bersuara, refleks kornea,

    refleks faring, refleks tendon dalam, dan respon terhadap rangsang plantar.

    Definisi yang kedua adalah data konfirmasi yakni %%& yang iselektris. Kedua tes

    tersebut dilakukan ulang '( !am setelah tes pertama, tanpa adanya hipotermia

    #suhu kurang dari )','o*$ atau depresan sistem saraf pusat seperti barbiturat.

    +enentuan tersebut harus dilakukan oleh seorang dokter.6,,8

    +ada panduan Australian and New Zealand Intensive Care Society

    #-/0*S$ yang dipublikasikan pada tahun 199), mati otak didefinisikan sebagai

    berhentinya semua fungsi otak secara ire"ersibel. Kematian otak ter!adi saat

    ter!adi hilangnya kesadaran yang ire"ersibel, dan hilangnya respon refleks batang

    otak dan fungsi pernapasan pusat secara ire"ersibel, atau berhentinya aliran darah

    intrakranial secara ire"ersibel.1,),(,8

    Menurut Uniform Determination of Death Act, yang dikembangkan oleh

    National Conference of Commissioners on Uniform State Laws, Presidents

    Commission for the Study of !thical Pro"lems in #edicine and $iomedical and

    $ehavioral %esearch, seseorang dinyatakan mati otak apabila mengalami #1$

    terhentinya fungsi sirkulasi dan respirasi secara ire"ersibel, dan #'$ terhentinya

    semua fungsi otak secara keseluruhan, termasuk batang otak, secara ire"ersibel.

    erhentinya fungsi sirkulasi dan respirasi dinilai dari tidak adanya denyut !antung

    dan usaha napas, serta pemeriksaan %K& dan u!i apnea. erhentinya fungsi otak

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    2/28

    4

    dinilai dari adanya keadaan koma serta hilangnya fungsi batang otak berupa

    absennya refleksrefleks.1,),(,8

    Definisi mati otak di -merika #New &or' State (he De)artment of Health,

    '223$. kematian otak didefinisikan sebagai hilangnya semua fungsi otak secara

    ire"ersibel, termasuk batang otak. iga temuan penting dalam kematian otak

    adalah koma, hilangnya refleks batang otak, dan apnea.1,),(,8

    Di 0ndonesia, seorang pasien yang telah ditetapkan mengalami kematian

    batang otak berarti secara klinis dan legalformal telah meninggal dunia. 4al ini

    seperti dituangkan dalam pernyataan 0D0 tentang mati, yaitu dalam Surat

    Keputusan +5 0D0 o.))6+5 0D0a.( tertanggal 13 Maret 1988 yang disusulkandengan Surat Keputusan +5 0D0 o.')1+5.-.(292. Dalam fat7a tersebut

    dinyatakan bah7a seorang dikatakan mati, bila fungsi pernafasan dan !antung

    telah berhenti secara pasti atau irre"ersible, atau terbukti telah ter!adi kematian

    batang otak.),6,9

    Diagnosis kematian batang otak merupakan diagnosis klinis. idak

    diperlukan pemeriksaan lain apabila pemeriksaan klinis #termasuk pemeriksaan

    refleks batang otak dan tes apnea$ dapat dilaksanakan secara adekuat. -pabila

    temuan klinis yang sesuai dengan kriteria kematian batang otak atau

    pemeriksaan konfirmatif yang mendukung diagnosis kematian batang otak

    tidak dapat diperoleh, diagnosis kematian batang otak tidak dapat ditegakkan.),,

    12,11

    2.2 Anatomi dan Fisiologi Otak

    Susunan saraf terdiri dari Susunan Saraf +usat dan Susunan Saraf epi.

    Susunan Saraf +usat dibentuk oleh encephalon dan medulla spinalis. Susunan

    Saraf tepi dibentuk oleh n.*raniales dan n.Spinales. %ncephalon terletak dalam

    ca"itas cranii sedangkan medulla spinalis terletak dalam canalis "ertebralis.

    +embagian encephalon adalah sebagai berikut proencephalon yang terdiri atas

    telencephalon dan diencephalon, mesencephalon dan rombencephalon yang terdiri

    atas metencephalon dan myelencephalon. 1',1),1(,13

    1. elencephalon #%nd 5rain$ yang men!adi hemisfer serebri , yang terdiri dari

    korteks serebri, rinencephalon, basal ganglia nukleus kaudatus dan nukleus

    lentikularis # putamen dan globus palidus$, klaustrum, amigdala:.

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    3/28

    5

    '. Diencephalon #interbrain$ terdiri dari epithalamus, thalamus, subthalamus,

    hipothalamus.

    ). Mesencephalon #midbrain$ yang terdiri dari korpora kuadrigemina

    #kollikulus superior, kollikulus inferior$, tegmentum #nulleus rubber,

    subtantia nigra$, pedunkulus serebri.

    (. Metencephalon #afterbrain$ yang terdiri dari pons dan serebellum.

    3. Myelencephalon #narro7 brain$ disebut !uga medulla oblongata.

    elencephalon men!adi hemisfer serebri merupakan bagian yang terbesar

    dan menempati fossa anterior dan fossa cranii media. +ada hemisfer serebri

    terdapat beberapa lobus, yaitu lobus frontalis, lobus parietalis, lobus occipitalis,

    lobus temporalis, insulalobus sentralis dan lobus limbicus. Sisterna olfaktorius

    langsung menu!u ke korteks serebri tanpa melalui thalamus sebagai stasiun

    perantara. Medula oblongata, pons dan serebellum berada dalam fossa cranii

    posterior. Struktur susunan saraf pusat terdiri dari substansia grisea yang

    merupakan kumpulan nucleus, dan substansia alba yang dibentuk oleh kumpulan

    serabut saraf bermyelin. 1',1),1(,13

    ;!ung "entral medulla spinalis melan!utkan diri men!adi medulla oblongata

    tanpa suatu batas yang tegas, dimulai setinggi foramen occipitale magnum,

    bentuknya lebih besar dari medulla spinalis. Ke arah rostral medulla oblongata

    men!adi pons "aroli dengan batas yang tegas pada facies "entralis, berupa suatu

    celah hori

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    4/28

    6

    n. facialis dan n. "estibulocochlearis menampakkan diri pada perbatasan medulla

    oblongata dengan pons, terletak masingmasing dari medial ke lateral. .

    hypoglossus menampakkan diri pada sulkus lateralis anterior medulla oblongata,

    diantara piramis dan oli"a. 1',1),1(,13

    +ons merupakan bagian "entral dari metencephalon yang terletak diantara

    medulla oblongata dan pedunculus serebri dan berada di sebelah "entral

    serebellum. +ada aspectus "entral terdapat serabutserabut trans"ersal yang

    ber!alan kearah lateral, bersatu membentuk pedunculus serebelli medius, masuk

    ke dalam hemisferium serebelli. Serabutserabut tersebut membentuk pars

    basilaris pontis dan di sebelah dorsalnya merupakan lan!utan dari medulla

    oblongata. Serabutserabut trans"ersal tersebut tadi adalah bagian dari lintasan

    yang menghubungkan hemisferium serebri dengan hemisferium serebelli yang

    kontralateral. er"us trigeminus keluar dari permukaan "entral, di bagian lateral

    pada perbatasan antara pons dan pedunculus serebelli medius, yaitu pada

    pertengahan pons. 1',1),1(,13

    Mesencephalon atau mid brain menghubungkan rombencephalon dan

    prosencephalon. erdiri atas pars dorsalis yang membentuk lamina *uadri+emina

    dan cor)ora *uadri+emina, dan bagian "entral yang bentuknya lebih besar,

    disebut)edunculus cere"ri. Di dalam mesencephalon terdapat aAuaductus cerebri

    syl"ii, suatu saluran yang sempit yang menghubungkan "entrikulus tertius dengan

    "entrikulus Auartus. . okulomotorius menampakkan diri pada fossa

    interpedunkularis. . trochlearis keluar dari facies dorsalis mesencephalon di

    sebelah kaudal dari colliculus inferior. ucleus mesencephalicus ner"i trigemini,

    berada di bagian lateral substansia grisea sentralis sekitar aAuaductus serebri

    syl"ii. 1',1),1(,13

    Meskipun serebellum berasal dari metensefalon, namun serebellum

    merupakan suatu bagian suprasegmental otak dan mempunyai kaitan terutama

    dengan koordinasi fungsi otototot soma, kontrol tonus otot dan pemeliharaan

    eAuilibrium. Serebellum berada pada facies posterior pons dan medulla oblongata

    di dalam fossa cranii posterior. 1',1),1(,13

    Diencephalon menghubungkan mesencephalon dengan hemisferium serebri.

    Di dalam diencephalon terdapat "entrikulus tertius. Diencephalon terdiri atas

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    5/28

    7

    thalamus, metathalamus, epithalamus, subthalamus dan hypothalamus. raktus

    optikus ber!alan mengelilingi hypothalamus dan pars rostralis crus serebri,

    ber!alan melalui foramen opticum, masuk ke dalam ca"itas cranii. 1',1),1(,13

    %ncephalon mendapat suplai darah dari a. carotis interna dan a. "ertebralis.

    -rteri carotis interna dibagi men!adi empat bagian yaitu pasr cer"icalis, pars

    petrosa, pars ca"ernosa dan pars cerebralis. *abangcabang utama dari a. carotis

    interna adalah a. ophthalmica, a. communicans posterior dan a. choroidea anterior.

    Di sebelah lateral dari chiasma opticum, a. carotis interna bercabang membentuk

    a. cerebri anterior dan a. cerebri media. -rteri "ertebralis merupakan cabang

    pertama dari a. subcla"ia dan ber!alan melalui foramen occipitale magnum masuk

    ke dalam ca"itas cranii. +ada tepi caudal pons, a. "ertebralis de?ter dan a.

    "ertebralis sinister bersatu membentuk a. basilaris. +ercabangan dari pars

    intrakranialis a. "ertebralis dan a. basilaris memberi suplai darah kepada medulla

    spinalis segmen cer"ikalis, medulla oblongata, pons, mesencephalon, cerebellum,

    bagian posterior diencephalons, bagianbagian dari lobus occipitalis dan lobus

    temporalis.1',1),1(,13

    *irculus arteriosus 7illisi merupakan suatu lingkaran pembuluh darah arteri

    yang terletak mengelilingi chiasma opticum, tuber cinereum dan fossa

    interpeduncularis. Dibentuk oleh a. communicans anterior, a. communicans

    posterior, a. cerebri anterior, a. cerebri media dan a. cerebri posterior. Bamus

    corticalis yang memberi suplai darah kepada hemisfer serebri dipercabangkan

    oleh a. cerebri anterior, a. cerebri media dan a. cerebri posterior. 1',1),1(,13

    Metabolisme !aringan otak hampir seluruhnya tergantung pada pembakaran

    glukosa secara aerobik. Di dalam !aringan otak terdapat sedikit persediaan glukosa

    dan oksigen. >tak yang merupakan 'C dari berat tubuh memerlukan kurang lebih

    13C 1C dari cardiac output dan kurang lebih '2C dari oksigen yang

    diperlukan oleh seluruh tubuh. -da tiga faktor utama yang mempengaruhi

    "askularisasi otak yaitu gasgas dalam darah dan metabolisme yang merupakan

    faktor biokimia7i, autoregulasi arteri serebral.1',1),1(,13

    Autoegulasi atei see!al

    +embuluh serebral menyesuaikan lumennya pada ruang lingkupnya

    sedemikian rupa, sehingga aliran darah tetap konstan, 7alaupun tekanan perfusi

    berubahubah. +engaturan diameter lumen ini dinamakan autoregulasi. Konstriksi

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    6/28

    8

    ter!adi apabila tekanan intralumenal melon!ak dan dilatasi !ika tekanan tersebut

    menurun. Beaksi dinding pembuluh darah terhadap fluktuasi tekanan intralumenal

    itu sangat cepat, yaitu dalam beberapa detik.1',1),1(,13

    +enurunan tekanan darah sistemik sampai 32 mm4g masih dapat berlalu

    tanpa menimbulkan gangguan sirkulasi serebral. etapi !ika tekanan darah

    sistemik turun samapai di ba7ah 32 mm4g, autoregulasi serebral itu tidak mampu

    lagi memelihara !umlah darah yang mengalir ke otak #*5=E Fcerebral blood flo7

    F$ yang normal. ;ntuk orangorang sehat tekanan perfusi sebesar 32 mm4g itu

    merupakan ambang kritis. Sebanding dengan autoregulasi terhadap tekanan darah

    sistemik yang menurun, adalah autoregulasi terhadap tekanan darah sistemik yang

    melon!ak. 5atas atas yang masih dapat ditanggulangi autoregulasi ialah '22

    mm4g sistolik dan 1121'2 mm4g diastolik. Gika tekanan darah sistemik lebih

    tinggi dari batas atas tersebut, maka autoregulasi yang mengadakan "asokonstriksi

    dapat berlalu secara ekstrim, sehingga timbul "asospasmus.1',1),1(,13

    -utoregulasi tersebut bersifat regional. Gika suatu daerah otak iskemik maka

    tekanan intralumenal di 7ilayah itu lebih rendah daripada di daerah sehat yang

    berdampingan, sehingga darah akan mengalir dari 7ilayah tekanan intralumenal

    tinggi ke 7ilayah tekanan intralumenal rendah. Dengan demikian iskemia regional

    itu dapat terkompensasi. -utoregulasi yang dikelola oleh tekanan intralumenal ini

    beker!a secara bebas, tetapi saling membantu reaksi yang dicptakan oleh faktor

    faktor biokimia7i yang terdapat di otak secara regional. =aktorfaktor tersebut

    menyangkut pengelolaan *5= regional agar kebutuhan metabolik regional dapart

    terpenuhi.1',1),1(,13

    Fakto"fakto !iokimia#i egional

    Dalam lingkungan dengan *>' tinggi arteri serebral berdilatasi dan *5=bertambah karena resistensi "askuler menurun. Gika kadar *>' menurun, arteri

    serebral menyempit dan *5= cepat menurun. Kemampuan unuk bereaksi terhadap

    naik turunnya tekanan *>' arterial #+*>'$ itu semakin berkurang pada

    bertambahnya umur. +ada umumnya metabolisme otak hampir seluruhnya

    tergantung pada pemecahan oksidatif glukosa dan *>' yang dihasilkan oleh

    proses oksidasi tersebut. +eningkatan metabolisme otak, baik secara regional

    maupun secara global, mengakibatkan secara berturutturut produksi *>'

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    7/28

    9

    bertambah, "asodilatasi, *5= men!adi lebih besar dan dengan demikian

    mengahsilkan pula bertambahnya !atah >'dan glukosa untuk otak.1',1),1(,13

    0skemi serebri regional akibat stenosis salah satu arteri, namun yang tidak

    disertai kemunduran metabolismenya, akan menghasilkan peningkatan +*>'

    regional, yang akan membangkitkan "asodilatasi di arteriarteri kolateral dan

    menggiatkan sirkulasi kolateral. -kan tetapi apabila iskemia melumpuhkan

    metabolisme regional, mekanisme untuk mengadakan peningkatan sirkulasi

    kolateral tidak dapat beroperasi lagi.1',1),1(,13

    +eran >'. ekanan >'arterial #+>'$ menurun pada keadaan hipoksia atau

    anoksia karena sebab apapun. Keadaan tersebut menimbulkan "asodilatasi danbertambahnya *5=. Sebaliknya +>'yang meningkat menyebabkan "asokonstriksi

    dan turunnya *5=. Halaupun reaksi ini berlaku, inhalasi 122C >'meningkatkan

    lebih lan!ut !atah >' yang tersedia untuk suatu daerah otak yang iskemik

    #misalnya pada stroke$ dengan !alan meningkatkan selisih tekanan antara arteriol

    dan kapiler. Sifat pengaruh >'terhadap dinding pembulh darah belum diketahui.

    eapi reaksi terhadap >'cepat sekali dan mungkin bereaksi langsung terhadap

    kemoreseptor yang berada di dinding pembuluh darah. Iasokonstriksi yang timbul

    sebagai reaksi terhadap +>'itu ternyata tidak terkait pada penurunan +*> 'akibat

    hiper"entilasi. Jagipula, "asokonstriksi dan "asodilaytasi yang dihasilkan akibat

    pasang surutnya +>'tidak sebesar yang diakibatkan oleh fluktuasi +*>'. namun

    demikian, selama hipoksia berat berlangsung, efek "asodilatasi akibat penurunan

    +>'men!adi lebih besar. Dan mungkin sekali proses ini mempunyai sangkut paut

    dengan dibebaskannya asam laktat oleh otak seketika metabolisme bergeser ke

    !urusan glikolisis anaerobik.1',1),1(,13

    -sam laktat. -pabila suatatu daerah otak men!adi iskemik atau anoksik,

    dalam keadaan itu metabolisme anaerobick cepat mengambil alih tugas yang

    sebelumnya dibebankan kepada metabolisme oksidatif. Metabolisme anaerobic ini

    banyak menghasilkan asam laktat, yang merupoakan

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    8/28

    10

    berlalu secara bebas terhadap peningkatan *5=. Sebaliknya alkalemia cenderung

    menurunkan *5=.1',1),1(,13

    +ada umunya, penyelidikanpenyelidikan memberikan fakta yang cukup

    terpercaya, bah7a efek *>' lebih besar daripada pengaruh p4 dalam penelolaan

    *5=, oleh karena, biar bagaimanapun !uga bukannya p4 darah, tetapi p4

    intraselular otot polos arterio serebral yang pada dasarnya paling penting dalam

    pengelolaan tonus "asomotorik.1',1),1(,13

    Mekanisme pokok yang terurai di atas berlaku bagi otak seluruhnya dan

    daerah bagiannya #regional$. Dalam keadaan fisiologik, *5= regional bisa

    meningkat, misalnya di lobus oksipitalis pada adanya kegiatan "isual, atau padaberlangsungnya ke!ang fokal. +eningkatan +*>' dan penurunan +>' regional

    akibat peningkatan metabolisme regional itu, akan mempertinggi *5= regional.

    System regional tersebut bersifat autoregulatorik dan menurunkan *5= regional,

    apabila metabolisme regional menurun.1',1),1(,13

    +ada iskemia serebral yang bersifat regional akibat penyumbatan arteri, *>'

    tertimbun di dalam daerah iskemik dan +>' regional turun. Keadaan ini

    menggiatkan sirkulasi kolateral untuk meningkatkan *5= daerahb yang iskemik

    itu.1',1),1(,13

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    9/28

    11

    -dapun fungsi Susunan Saraf +usat adalah sebagai berikut

    1. Menerima stimulus dan merekamnya.

    '. Memberi respon secara spontan terhadap suatu stimulus #refle?$.

    ). Mengendalikan gerakan.

    (. Koordinasi gerakan dan keseimbangan.

    3. Mengkoordinasi akti"itas "iscera.

    6. empat perilaku #beha"ioral$.

    2.$ %tiologi

    +enyebab kematian otak yang utama adalah cedera kepala traumatic,

    cere"rovascular accidents, dan cedera hipoksik iskemik setelah henti !antung.

    Haktu antara cedera ke diagnosis mati otak ber"ariasi dari !am sampai beberapahari, tergantung tingkat keparahan dan respon terhadap terapi.9,12,16,1

    +enyebab umum kematian otak lainnya termasuk, o"erdosis obat,

    tenggelam, tumor otak primer, meningitis, pembunuhan dan bunuh diri. Dalam

    kepustakaan lain, hipoglikemia !angka pan!ang disebut sebagai penyebab

    kematian otak.9,12,16,1

    2.& Patofisiologi

    +atofisiologi penting ter!adinya kematian batang otak adalah peningkatan

    hebat tekanan intrakranial #0K$ yang disebabkan perdarahan atau edema otak.

    Gika 0K meningkat mendekati tekanan darah arterial, kemudian tekanan perfusi

    serebral #+S$ mendekati nol, maka perfusi serebral akan terhenti dan kematian

    otak ter!adi.9,12,16,1

    -liran darah normal yang melalui !aringan otak pada orang de7asa ratarata

    sekitar 32 sampai 62 ml per 122 gram otak per menit. ;ntuk seluruh otak, yang

    kirakira beratnya 1'22 1(22 gram terdapat 22 sampai 8(2 mlmenit.

    +enghentian aliran darah ke otak secara total akan menyebabkan hilangnya

    kesadaran dalam 7aktu 3 sampai 12 detik. 4al ini dapat ter!adi karena tidak ada

    pengiriman oksigen ke selsel otak yang kemudian langsung menghentikan

    sebagian metabolismenya. -liran darah ke otak yang terhenti untuk tiga menit

    dapat menimbulkan perubahanperubahan yang bersifat irre"ersibel.9,12,16,1

    Sedikitnya terdapat tiga faktor metabolik yang memberi pengaruh kuat

    terhadap pengaturan aliran darah serebral. Ketiga faktor tersebut adalah

    konsentrasi karbon dioksida, konsentrasi ion hidrogen dan konsentrasi oksigen.

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    10/28

    12

    +eningkatan konsentrasi karbon dioksida maupun ion hidrogen akan

    meningkatkan aliran darah serebral, sedangkan penurunan konsentrasi oksigen

    akan meningkatkan aliran.9,12,16,1

    =aktorfaktor iskemia dan nekrotik pada otak oleh karena kurangnya aliran

    oksigen ke otak menyebabkan terganggunya fungsi dan struktur otak, baik itu

    secara re"ersible dan ire"ersibel. +ercobaan pada binatang menun!ukkan aliran

    darah otak dikatakan kritis apabila aliran darah otak ')ml122mgmenit #ormal

    33 ml122mgmenit$. Gika dalam 7aktu singkat aliran darah otak ditambahkan di

    atas ') ml, maka kerusakan fungsi otak dapat diperbaiki. +engurangan aliran

    darah otak di ba7ah 89 ml122 mgmenit akan menyebabkan infark, tergantung

    lamanya. Dikatakan hipoperfusi !ika aliran darah otak di antara 8 dan ') ml122

    mgmenit.9,12,16,1

    Gika !umlah darah yang mengalir ke dalam otak regional tersumbat secara

    parsial, maka daerah yang bersangkutan langsung menderita karena kekurangan

    oksigen. Daerah tersebut dinamakan daerah iskemik. Di 7ilayah itu didapati 1$

    tekanan perfusi yang rendah, '$ +>' turun, )$ *>'dan asam laktat tertimbun.

    -utoregulasi dan kelola "asomotor dalam daerah tersebut beker!a sama untuk

    menanggulangi keadaan iskemik itu dengan mengadakan "asodilatasi maksimal.

    9,12,16,1

    +ada umumnya, hanya pada perbatasan daerah iskemik sa!a bisa dihasilkan

    "asodilatasi kolateral, sehingga daerah perbatasan tersebut dapat diselamatkan

    dari kematian. etapi pusat dari daerah iskemik tersebut tidak dapat teratasi oleh

    mekanisme autoregulasi dan kelola "asomotor. Di situ akan berkembang proses

    degenerasi yang ire"ersibel. Semua pembuluh darah dibagian pusat daerah

    iskemik itu kehilangan tonus, sehinga berada dalam keadaan "asoparalisis.

    Keadaan ini masih bisa diperbaiki, oleh karena selsel otot polos pembuluh darah

    bisa bertahan dalam keadaan anoksik yang cukup lama. etapi selsel saraf daerah

    iskemik itu tidak bisa tahan lama. +embengkakan sel dengan pembengkakan

    serabut saraf dan selubung mielinnya #edema serebri$ merupakan reaksi

    degeneratif dini. Kemudian disusul dengan diapedesis eritosit dan leukosit.

    -khirnya selsel saraf akan musnah. ang pertama adalah gambaran yang sesuai

    dengan keadaan iskemik dan yang terakhir adalah gambaran infark.9,12,16,1

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    11/28

    13

    -dapun pada hipoglikemia, mekanisme yang ter!adi sifatnya umum.

    4ipoglikemia !angka pan!ang menyebabkan kegagalan fungsi otak. 5erbagai

    mekanisme dikatakan terlibat dalam patogenesisnya, termasuk pelepasan glutamat

    dan akti"asi reseptor glutamat neuron, produksi spesies oksigen reaktif, pelepasan

    /inc neuron, akti"asi poli #-D+ribose$ polymerase dan transisi permeabilitas

    mitokondria.9,12,16,1

    2.' Kiteia Diagnosis

    +ada tahun 199 Mollaret dan &oulon memperkenalkan istilah coma de

    passL #koma irre"ersibel$ dalam menggambarkan ') pasien koma denganhilangnya kesadaran, refleks batang otak, respirasi dan dengan hasil

    elektroensefalogram yang mendatar. +ada tahun 1968, sebuah komite -d hoc pada

    =akultas Kedokteran Harvardmenin!au kembali defenisi kematian batang otak

    dan kemudian diartikan sebagai koma ire"ersibel atau kematian batang otak

    adalah tidak adanya respon terhadap stimulus, tidak ada gerakan napas, tidak

    adanya refleks batang otak dan koma yang penyebabnya sudah diketahui, kondisi

    tersebut menetap sekurangkurangnya 6 sampai '( !am.),12,1(

    +ada tahun 1991 Mohandas dan *hou menggambarkan kerusakan batang

    otak sebagai komponen penting dari kerusakan otak yang berat. Konferensi

    perguruan tinggi Medical Boyal dan fakultasfakultas yang ada di dalamnya di

    Kera!aan 0nggris pada tahun 1996, menerbitkan sebuah pernyataan mengenai

    diagnosis kematian otak dimana kematian otak diartikan sebagai hilangnya fungsi

    batang otak secara lengkap dan ire"ersibel.),12,1(

    +ernyataan ini memberikan pedoman yang termasuk di dalamnya perbaikan

    dalam u!i apnea dan memusatkan perhatian pada batang otak sebagai pusat darifungsi otak. anpa batang otak ini, tidak ada kehidupan. +ada tahun 1981 komisi

    presiden untuk studi masalah etik dalam kedokteran biomedis !uga penelitian

    tentang perilaku menerbitkan pedomannya. Dokumen tersebut merekomendasikan

    kegunaan tes konfirmasi untuk mengurangi durasi 7aktu yang dibutuhkan untuk

    obser"asi dan merekomendasikan periode '( !am bagi pasien dengan gangguan

    anoksia dan kemudian menyingkirkan syok sebagai syarat untuk menentukan

    kematian otak.),12,1(

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    12/28

    14

    -khirakhir ini -kademi eurologi -merika memberikan kasus berdasarkan

    bukti dan menyarankan adanya pemeriksaanpemeriksaan dalam praktek. Japoran

    ini secara spesifik mengarah kepada adanya peralatanperalatan pemeriksaan

    klinis dan tes konfirmasi "aliditas serta adanya deskripsi tentang u!i apnea dalam

    praktek. Sehubungan dengan dibutuhkannya konsep kematian otak, maupun

    metode terstruktur suatu diagnosis, beragam kriteria telah diterbitkan. 5eberapa

    diantaranya

    - KriteriaHarvard

    Kunci perkembangan diagnosis kematian otak diterbitkan FKriteria

    Harvard, kunci diagnosis tersebut adalaha. idak bereaksi terhadap stimulus noksius yang intensif.unres)onsive

    coma.

    b. 4ilangnya kemampuan bernapas spontan.

    c. 4ilangnya refleks batang otak dan spinal.

    d. 4ilangnya akti"itas postural seperti deserebrasi.

    e. %%& datar.

    4ipotermia dan pemakaian depresan seperti barbiturat harus disingkirkan.

    Kemudian, temuan klinis dan %%& harus tetap saat e"aluasi sekurang

    kurangnya '( !am kemudian./- Kriteria Minnesota

    +engalaman klinis dengan menggunakan kriteria Harvardyang disarankan

    mungkin sangat terbatas. 4al ini menyebabkan Mohandes dan *hou

    mengusulkan FKriteria Minnesota untuk kematian otak. ang dihilangkan

    dari kriteria ini adalah tidak dimasukkannya refleks spinalis dan akti"itas

    %%& #elektroensefalograf dan masih dipandang sebagai sebuah pilihan

    pemeriksaan untuk konfirmasi$, elemen kunci kriteria Minnesota adalah

    a. 4ilangnya respirasi spontan setelah masa ( menit pemeriksaan.b. 4ilangnya refleks otak yang ditandai dengan pupil dilatasi, hilangnya

    refleks batuk, refleks kornea dan siliospinalis, hilangnya dollNs eye

    mo"ement, hilangnya respon terhadap stimulus kalori dan hilangnya refleks

    tonus leher.

    c. Status penderita tidak berubah sekurangkurangnya dalam 1' !am, dan

    d. +roses patologis yang berperan dan dianggap tidak dapat diperbaiki.

    +ertimbangan utama dalam mendiagnosis kematian otak adalah sebagai

    berikut 1$ 4ilangnya fungsi serebral, '$ hilangnya fungsi batang otak termasuk

    respirasi spontan, dan )$ bersifat ire"ersibel. 4ilangnya fungsi serebral ditandai

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    13/28

    15

    dengan berkurangnya pergerakan spontan dan berkurangnya respon motorik dan

    "okal terhadap seluruh rangsang "isual, pendengaran dan kutaneus. Befleks

    refleks spinalis mungkin sa!a ada.),12,1(

    %%& merupakan indikator berharga dalam kematian serebral dan banyak

    lembaga kesehatan yang memerlukan pembuktian %lectro *erebral Silence #%*S$,

    yang !uga disebut %%& datar atau isoelektrik. Dikatakan %%& datar apabila tidak

    ada perubahan potensial listrik melebihi ' mikroIolt selama dua kali )2 menit

    yang direkam setiap 6 !am. +erlu ditekankan bah7a tidak adanya respon serebral

    dan %%& datar tidak selalu berarti kematian otak. -kan tetapi, keduanya dapat

    ter!adi dan bersifat re"ersible pada keadaan hipotermia dan intoksikasi obat

    obatan hipnotiksedatif. ),12,1(

    =ungsifungsi batang otak dianggap tidak ada !ika tidak terdapat reaksi pupil

    terhadap cahaya, tidak terdapat refleks kornea, "ertibuloocular, orofaringeal atau

    trakea. idak ada respon deserebrasi terhadap stimulus noksius dan tidak ada

    pernapasan spontan. ;ntuk kepentingan dalam praktek, apnea absolut dikatakan

    ter!adi pada pasien, !ika pasien tersebut tidak melakukan usaha untuk menolak

    penggunaan alat respirasi setidaknya selama 13 menit. Sebagai tes akhir, pasien

    dapat dilepaskan dari respirator lebih lama #beberapa menit$ untuk memastikan

    bah7a +*>' arteri meningkat di atas ambang untuk merangsang pernapasan

    spontan.),12,1(

    Gika hasil pemeriksaan memperlihatkan bah7a semua fungsi otak hilang,

    maka pemeriksaan harus diulang dalam 7aktu 6 !am untuk memastikan bah7a

    keadaan pasien bersifat ire"ersibel. Gika ri7ayat dan pengamatan komprehensif

    yang sesuai terhadap prosedur penggunaan obatobatan tidak ada, maka obser"asi

    selama periode ' !am mungkin dibutuhkan untuk memperoleh re"ersibilitas

    7alaupun !arang ter!adi dalam praktek, studi perfusi serebral menun!ukkan

    terhentinya sirkulasi intrakranial secara sempurna menyebabkan ter!adinya

    kematian otak.),12,1(

    2.( Diagnosis

    Diagnosis kematian batang otak merupakan diagnosis klinis. idak

    diperlukan pemeriksaan lain apabila pemeriksaan klinis #termasuk pemeriksaan

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    14/28

    16

    refleks batang otak dan tes apnea$ dapat dilaksanakan secara adekuat. -pabila

    temuan klinis yang sesuai dengan kriteria kematian batang otak atau pemeriksaan

    konfirmatif yang mendukung diagnosis kematian batang otak tidak dapat

    diperoleh, diagnosis kematian batang otak tidak dapat ditegakkan.),12,1(

    +emeriksaan neurologis untuk menentukan apakah seseorang telah

    mengalami kematian otak atau tidak dapat dilakukan hanya apabila persyaratan

    berikut dipenuhi

    1. +enyingkiran kondisi medis yang dapat mengganggu penilaian klinis,

    khususnya gangguan elektrolit, asam basa, atau endokrin.

    '. idak adanya hipotermia parah, didefinisikan sebagai suhu tubuh O )'o

    *.). idak adanya bukti intoksikasi obat, racun, atau agen penyekat

    neuromuscular.

    Menegakkan diagnosis mati matang otak, meliputi tiga langkah, yaitu #1$

    e"aluasi etiologi dari cedera kepala berat dan mengekslusi penyebab re"ersible@

    #'$ penemuan ) temuan klinis mati otak@ #)$ konfirmasi test.

    +ertama harus ditemukan kondisi cedera otak berat yang konsisten dengan

    proses ter!adinya kematian otak #yang biasanya dikonfirmasi dengan pencitraan

    otak$. idak boleh ada keraguan bah7a kondisi yang dialami pasien diakibatkan

    oleh kerusakan structural otak yang tidak dapat diperbaiki. Diagnosis dari

    kelainan yang dapat menimbulkan kematian otak harus ditegakkan dengan !elas.

    Diagnosis tersebut dapat !elas terlihat beberapa !am setelah ke!adian intracranial

    primer seperti cedera kepala berat, perdarahan intracranial spontan, atau setelah

    pembedahan otak. amun saat kondisi pasien disebabkan oleh henti !antung,

    hipoksia, atau insufisiensi sirkulasi yang berat tanpa periode anoksia serebri yang

    !elas, atau dicurigai mengalami embolisme udara atau lemak otak makapenegakan diagnosis akan memakan 7aktu lebih lama.),12,1(

    Kondisi kedua yang dapat men!adi pertimbangan untuk menegakkan

    diagnosis kematian otak adalah pasien yang apnea dan menggunakan bantuan

    "entilator. +asien tidak responsif dan tidak bernapas secara spontan. >bat penyeka

    neuromuscular atau lainnya harus diekslusi dari penyebab kondisi tersebut.

    +enyebab koma lain yang harus dieksklusi adalah obat depresan atau racun.

    Bi7ayat penggunaan obat harus secara hatihati diperiksa. +eriode obser"asi

    tergantung pada farmakokinetik dari obat yang digunakan, dosis yang digunakan,

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    15/28

    17

    dan fungsi hepar serta gin!al pasien. -pabila diperlukan, tes darah dan urin serta

    le"el serum dilakukan. 5ila ada keraguan tentang adanya efek dari opioid atau

    ben

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    16/28

    18

    )am!a 2.1. Bangsang yeri

    +emeriksaan refleks batang otak meliputi pengukuran !alur refleks pada

    mesensefalon, pons, dan medula oblongata. Saat ter!adi kematian otak, pasien

    kehilangan refleks dengan arah rostral ke kaudal, dan medulla oblongata adalahbagian terakhir dari otak yang berhenti berfungsi. 5eberapa !am dibutuhkan untuk

    ter!adinya kerusakan batang otak secara menyeluruh, dan selama periode tersebut,

    mungkin masih terdapat fungsi medula. +ada kasus yang !arang dimana terdapat

    fungsi medula oblongata yang tetap ada, ditemukan tekanan darah normal, respon

    batuk setelah suction trakhea, dan takhikardia setelah pemberian 1 mg atropine.

    +enentuan kematian batang otak memerlukan penilaian fungsi otak

    oleh minimal dua orang klinisi dengan inter"al 7aktu pemeriksaan beberapa

    !am.),12,1(

    iga temuan klinis dalam kematian otak adalah koma atau tidak adanya

    respon, absennya refleks batang otak, dan apnea.),12,1(

    1. Koma atau tidak adanya respon.

    idak ada respon pada rangsangan nyeri, dengan stimulasi nyeri pada

    penekanan daerah supraorbita, sternum dan dasar kuku.

    '. -bsennya refleks batang otak.

    a. +upil

    +engu!ian terhadap refleks pupil dilakukan dengan mengu!i respon

    terhadap cahaya yang terang. Kematian otak akan menun!ukkan pupil

    yang berbentuk bulat, o"al, ataupun ireguler. Kebanyakan pupil pada

    pasien yang mengalami kematian otak akan berada pada ukuran ( hingga

    6 mm, namun ukuran dapat ber"ariasi dari ( hingga 9 mm. ang harus

    diperhatikan dalam pengu!ian ini adalah bah7a banyak obat dapat

    mempengaruhi ukuran pupil. +emberian obat topikal di mata dan trauma

    kornea atau bulbus okuli dapat menyebabkan abnormalitas ukuran pupil

    dan menyebabkannya men!adi non reaktif.

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    17/28

    19

    b. +ergerakan okuler.

    &erakan okuler akan absen setelah dilakukan gerakan memutar kepala

    dan tes kalorik. +engu!ian ini hanya dilaksanakan setelah dipastikan tidak

    ada fraktur atau instabilitas dari ser"ikal atau pada pasien dengan cedera

    kepala. +ergerakan okuler dilihat dari dua refle?, yaitu refle?

    okulosefalik dan tes kalori.

    Befle? okulosefalik dirangsang dengan menggerakkan kepala secara

    cepat dan tegas dari posisi tengah ke posisi 92 dera!at kiri dan kanan,

    pada orang normal akan menghasilkan de"iasi mata ke arah berla7anan

    dengan gerakan kepala. +ergerakan mata "ertikal !uga diu!i denganmelakukan fleksi leher. +ada kematian otak, tidak akan ditemukan

    adanya pembukaan kelopak mata dan pergerakan mata "ertikal dan

    hori

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    18/28

    20

    dalam liang telinga masingmasing '32 mJ, dalam 7aktu (2 detik.

    Setelah air dialirkan, dicatat lama nistagmus yang timbul. Setelah liang

    telinga kiri diperiksa dengan air dingin, diperiksa telinga kanan dengan

    air dingin !uga kemudian telinga kiri dialirkan air panas, lalu telinga

    kanan. +ada tiaptiap selesai pemeriksaan #telinga kiri atau kanan atau air

    dingin atau air panas$ pasien diistirahatkan selama 3 menit. es kalori

    bitermal ini untuk melihat dan membandingkan fungsi "estibuler.

    4alhal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan tes kalori adalah

    adanya obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan respon kalorik,

    yakni sedatif, aminoglikosida, antidepresan trisiklik, antikolinergik, obat

    antiepilepsi, dan agen kemoterapi. Setelah cedera kepala atau trauma

    fasial, edema kelopak mata atau kemosis kon!ungti"a dapat menghambat

    pergerakan bola mata. 5ekuan darah atau serumen dapat !uga

    mengurangi respon kalorik, dan u!i dilakukan ulang setelah pemeriksaan

    inspeksi langsung tympanum. =raktur basal dari tulang petrosus dapat

    menghilangkan respon kalorik secara unilateral dan dapat diidentifikasi

    dengan prosesus mastoideus yang ekimosis.c. Sensasi fasial dan respon motor fasial

    Befleks kornea harus diu!i dengan s7ab tenggorok. Befleks kornea dan

    refleks rahang harus negatif. Ha!ah yang mengernyit saat diberikan

    rangsang nyeri dapat diu!i dengan memberikan tekanan dalam dengan

    obyek tumpul pada dasar kuku, tekanan pada daerah supraorbita, atau

    tekanan yang dalam pada kedua kondilus setinggi sendi

    temporomandibuler.

    ang harus diperhatikan dalam pemeriksaan ini adalah adanya traumafasial yang berat sehingga dapat mengganggu interpretasi refleks batang

    otak.

    d. Befleks faring dan trachea

    Bespon tersedak, yang diu!i dengan merangsang faring posterior dengan

    laringoskop, harus absen. idak adanya refleks batuk pada suction

    bronkhial !uga harus tampak.

    Dalam pemeriksaan ini, harus diperhatikan bah7a pada pasien yang

    diintubasi secara oral, respon tersedak mungkin sulit untuk diamati.

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    19/28

    21

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    20/28

    22

    )am!a 2.2 +emeriksaan refleks batang otak+enilaian klinis terhadap refleks batang otak diker!akan secara menyeluruh. er"us

    cranialis yang diperiksa ditun!ukkan dengan angka roma7i@ garis panah utuh

    menun!ukkan !aras aferen@ garis panah terputus menun!ukkan !aras eferen. 4ilangnya

    respon menyeringai atau mata tidak membuka terhadap rangsang tekanan dalam pada

    kedua condyles setinggi temporomandibular !oint #afferent n. I dan efferent n. I00$,

    hilangnya refleks kornea terhadap rangsang sentuhan tepi kornea mata #n. I dan n. I00$,

    hilangnya refleks cahaya #n. 00 dan n. 000$, hilangnya respon oculo"estibular ke arah sisi

    stimulus dingin oleh air es #n. I000 dan n. 000 dan n. I0$, hilangnya refleks batuk terhadap

    rangsangan pengisapan yang dalam pada trachea #n. 0R dan n. R$.

    Manifestasi berikut terkadang tampak dan tidak boleh diinterpretasikan

    sebagai bukti fungsi batang otak

    a. &erakan spontan ekstremitas selain dari respon fleksi atau ekstensi

    patologis

    b. &erakan mirip bernafas #ele"asi dan aduksi bahu, lengkungan punggung,

    ekspansi interkosta tanpa "olume tidal yang bermakna$

    c. 5erkeringat, kemerahan, takikardi

    d. ekanan darah normal tanpa dukungan farmakologis, atau peningkatan

    mendadak tekanan darahe. idakadanya diabetes insipidus

    f. Befleks tendo dalam, refleks abdominal superfisial, respon fleksi triple

    g. Befleks babinski

    ). -pnea

    +ada u!i apnea, harus diperhatikan beberapa kondisi sebelum dilakukannya

    pengu!ian. +ersyaratanpersyaratan berikut ini harus diperhatikan

    a. Suhu O )6,3o*

    b. ekanan darah sistolik O 92 mm 4g,

    c. %u"olemia #atau lebih baik apabila balans cairan positif selama 6 !am

    sebelum pemeriksaan$,

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    21/28

    23

    d. %ukapnea #atau apabila +*>' arteri O (2 mm 4g$, dan

    e. ormoksemia #atau apabila +>' arteri O '22 mm 4g$.

    ahapantahapan dalam melakukan tes apnea adalah sebagai berikuta. Kondisi a7al pasien adalah menggunakan "entilator, maka pasang

    oksimetri, preoksigenasi dan obser"asi hingga syaratsyarat terpenuhi

    1$ +reoksigenasi bertu!uan untuk mencapai +>' arteri O '22 mm 4g

    '$ +reoksigenasi bertu!uan untuk mengeliminasi tumpukan nitrogen,

    akselerasi transport oksigen, dan mengurangi resiko hipoksik akibat

    dilakukannya tes apnea.

    )$ +reoksigenasi dilakukan selama )2 menit atau sampai saat syarat

    terpenuhi #+>' arteri arteri O '22 mm 4g$

    b. Jepas "entilatorc. +asang nasal kanul setinggi karina dan berikan >'122C 68lpm

    d. Selama proses pemberian >'68lpm melalui nasal kanul, amati dengan

    seksama pergerakan respirasi.

    e. Setelah pemberian >' 68 lpm melalui nasal kanul selama 812 menit,

    pasang kembali o?ymetri untuk mengukur +>' dan +*>'. Jalu

    hubungkan kembali dengan "entilator.

    f. 5ila saat tes apnea tekanan darah sistolik men!adi 92 mm 4g, atau

    oksimeter pulsa menun!ukkan desaturasi, atau ter!adi aritmia kardia,

    segera ambil sampel darah, dan lakukan analisa gas darah arteri. +asien

    pun segera di hubungkan kembali dengan "entilator tanpa harus

    menunggu 812 menit untuk meminimalisir ter!adinya komplikasi tes

    apnea.

    0nterpretasi hasil tes apnea adalah

    a. es apnea disebut positif !ika tidak ada pergerakan respirasi dan kadar

    +*>' arteri O62mm4g #atau ter!adi peningkatan +*>' O'2mm4g dari

    +*>' a7al untuk penderita dengan ri7ayat hiperkarbia$.

    b. es apnea disebut negatif bila teramati adanya gerakan respirasi.

    c. es apnea disebut indeterminan apabila saat proses pemberian >' kanul

    ter!adi aritmia atau hipotensi dan hasil 5&- menun!ukkan +*>' T 62

    mm 4g, atau peningkatannya T '2 mm 4g. +ada hasil ini diperlukan tes

    konfirmasi untuk diagnosis mati batang otak.

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    22/28

    24

    d. 5ila tidak ada pergerakan respirasi, +*>' kurang dari 62 mm 4g, dan

    tidak ada aritmia kardia atau hipotensi signifikan, tes dapat diulang 12

    menit kemudian.

    Komplikasi yang dapat ter!adi setelah dilakukannya tes apnea adalah

    a. -sidosis #6)C$

    b. 4ipotensi #'(C$

    c. -ritmia kardiak #)C$

    )am!a 2. es -pnea

    Diskoneksi "entilator dan penggunaan oksigenasi apneik difusi #apneic diffusion

    o?ygenation$ memerlukan syarat tertentu. Suhu tubuh harus O )6.3 U*, tekanan darah

    sistolik harus O 92 mm4g, dan balans cairan harus positif selama enam !am. Setelah preoksigenasi #fraksi oksigen insprasi harus 1.2 selama 12 menit$, tingkat "entilasi harus

    dikurangi. Ientilator harus diputus apabila +a>' arterial mencapai O '22 mm4g, atau

    apabila +a*>' arterial mencapai O (2 mm4g. +ipa oksigen harus berada pada carina

    #menghantarkan oksigen 6 liter per menit$. Dokter harus mengamati dinding dada dan

    abdomen untuk mengamati adanya gerakan pernafasan selama 812 menit, dan harus

    menga7asi pasien terhadap adanya perubahan fungsi "ital. -pabila +a>' arterial O 62

    mm4g, atau terdapat peningkatan V '2 mm4g dari nilai dasar yang normal, maka tes

    apnea dinyatakan positif.

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    23/28

    25

    (. es Konfirmasi

    Diagnosis kematian batang otak merupakan diagnosis klinis. idak

    diperlukan pemeriksaan lain apabila pemeriksaan klinis #termasuk

    pemeriksaan refleks batang otak dan tes apnea$ dapat dilaksanakan secara

    adekuat. 5eberapa pasien dengan kondisi tertentu seperti cedera ser"ikal

    atau kranium, instabilitas kardio"askular, atau faktor lain yang menyulitkan

    dilakukannya pemeriksaan klinis untuk menegakkan diagnosis kematian

    batang otak, perlu dilakukan tes konfirmatif.),12,1(

    es tambahan untuk konfirmasi kematian otak harus memenuhi kriteria

    berikuta. idak boleh ada positif palsu, sehingga saat tes mengkonfirmasi adanya

    kematian otak, maka tidak boleh ada pasien yang sembuh atau memiliki

    potensi untuk sembuh.

    b. es harus dapat berdiri sendiri dalam menegakkan apakah kematian otak

    benarbenar ter!adi atau tidak.

    c. es tidak boleh dipengaruhi faktor yang dapat menyesatkan seperti efek

    obat atau gangguan metabolik.

    d. es harus distandarisasi dalam hal teknologi, teknik, dan klasifikasi

    hasilnya.

    e. es harus dapat diperoleh secara umum, aman, dan dengan mudah

    dilakukan.

    Kondisikondisi berikut dapat mempengaruhi diagnosis klinis kematian

    batang otak, sedemikian rupa sehingga hasil diagnosis tidak dapat dibuat

    dengan pasti hanya berdasarkan pada alasan klinis sendiri. +ada keadaan ini

    pemeriksaan konfirmatif direkomendasikan

    a. rauma spinal ser"ikal berat atau trauma fasial berat

    b. Kelainan pupil sebelumnyac. Je"el toksis beberapa obat sedatif, aminoglikosida, antidepresan trisiklik,

    antikolinergik, obat antiepilepsi, agen kemoterapi, atau agen blokade

    neuromuskular

    d. Sleep apnea atau penyakit paru berat yang mengakibatkan retensi kronis

    *>'+emilihan tes konfirmatif yang akan dilakukan sangat tergantung pada

    pertimbangan praktis, mencakup ketersediaan, kemanfaatan, dan kerugian

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    24/28

    26

    yang mungkin ter!adi. 5eberapa tes konfirmatif yang biasa dilakukan antara

    lain13,16

    a. estes tambahan yang ada saat ini terutama meliputi tes elektrofisiologis

    #elektroensefalografi, potensial pacuan somatosensorik dan potensial

    pacuan pendengaran batang otak, dan respon pacuan motorik$13,16

    1$ %lektroensefalografi #%%&$ kematian batang otak ditegakkan

    apabila tidak terdapat akti"itas elektrik setidaknya selama )2 menit

    '$ Nuclear "rain scannin+ kematian batang otak #hollow s'ull

    )henomenon$.

    )$ Somatosensory evo'ed )otentials kematian batang otak

    ditegakkan apabila tidak terdapat respon '2+'' bilateral pada

    stimulasi ner"us medianus.

    ($ (ranscranial do))ler ultrasono+ra)hy kematian batang otak

    ditegakkan oleh adanya puncak sistolik kecil #small systolic

    )ea's$ pada a7al sistolik tanpa aliran diastolik #diastolic flow$

    atau rever"eratin+ flow, mengindikasikan adanya resistensi yang

    sangat tinggi #very hi+h vascular resistance$ terkait adanya

    peningkatan tekanan intrakranial yang besar.b. es aliran darah otak #angiografi serebri empat "asa, tes kedokteran

    nuklir aliran darah otak, Doppler transkranial, MB0, angiografi resonansi

    magnetik, dan pemeriksaan *$.13,16

    -ngiography #conventional, com)uteri2ed tomo+ra)hic, ma+netic

    resonance, dan radionuclide$ kematian batang otak ditegakkan

    apabila tidak terdapat pengisian intraserebral #intracere"ral fillin+$

    setinggi bifurkasio karotis atau sirkulus Hillisi.13,16

    c. +emeriksaan lainnya seperti pemeriksaan metabolisme, pemeriksaan

    oksigen "ena !ugularis, dan tes atropin.13,16

    Saat dilakukan secara kontinyu, pemantauan elektroensefalografi dapat

    menun!ukkan supresi tegangan secara umum, yang dapat menun!ukkan pada

    klinisi adanya kematian otak. amun, %%& terlalu anatomis, dan terbatas

    secara fisilogis. %%& merekam akti"itas hanya dari lapisan korteks yang

    berada tepat di ba7ah kulit kepala dan tidak merekam dari struktur

    subkorteks, seperti batang otak atau thalamus, dan hanya memberikan

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    25/28

    27

    cakupan yang terbatas dari permukaan cembung otak besar. Jebih !auh lagi,

    tidak semua frekuensi %%& tertangkap sehingga dapat memberikan hasil

    datar atau isoelektrik saat ada neuron yang masih hidup di batang otak atau

    tempat lain. 4anya ada sedikit penelitian yang mengu!i "aliditas dari %%&

    dalam kaitannya dengan kematian otak. %%& !uga memiliki kelemahan,

    dimana dapat ter!adi gangguan dari faktorfaktor yang dapat menyesatkan,

    seperti ter!adinya gambaran yang datar atau isoelektris saat ter!adi o"erdosis

    barbiturat atau anestesi yang dalam, dimana keduanya merupakan kondisi

    yang re"ersibel. Sehingga, pada tes %%& dapat ter!adi positif palsu maupun

    negatif palsu, membuat %%& men!adi suatu tes yang !auh dari ideal untuk

    penentuan kematian otak.),12,1(

    Saat diperlukan konfirmasi untuk penentuan kematian otak, tes aliran darah

    ke otak dianggap lebih tepat. es yang menun!ukkan absennya aliran darah

    ke otak umumnya diterima sebagai penegakan kematian otak yang memiliki

    kepastian, karena konsep bah7a apabila otak tidak mendapatkan suplai

    darah selama periode 7aktu tertentu akan mati sudah diyakini secara luas.

    entunya kondisi hipotermia dan hipotensi transien yang re"ersibel harus

    disingkirkan. Kematian otak dapat disertai dengan baik edema !aringan

    ataupun efek massa yang menyebabkan tekanan intrakranial men!adi sama

    atau lebih dari tekanan darah sistolik dan tekanan darah arteri ratarata.

    Konsekuensinya, darah tidak memasuki kompartemen intrakranial, atau

    hanya memasuki selama sistol, mengakibatkan tidak ter!adinya perfusi ke

    !aringan otak, sehingga menyebabkan kematian sel neuron dan glia otak, tes

    aliran darah otak memberikan metode yang dapat diterima dan dapat berdirisendiri dalam menegakkan kematian otak. es tersebut tidak disesatkan oleh

    obat, gangguan metabolik, atau hipotermia. Syarat sebelumnya adalah

    bah7a tekanan darah sistemik harus adekuat, dimana pasien tidak dalam

    kondisi syok. es aliran darah otak meliputi angiografi empat "asa #karotis

    dan "ertebral$, *D, MB0, dan MB-, angiografi *, dan tes kedokteran

    nuklir. es yang lebih akurat untuk perfusi lebih dipilih, yakni angiografi

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    26/28

    28

    dan * emisi foton tunggal #S+%*$, dibandingkan dengan pencitraan

    sirkulasi otak dua dimensi.),12,1(

    es perfusi !arang memberikan hasil negatif palsu, dimana ditemukan

    perfusi struktur arteri atau "ena pada pasien yang telah dikonfirmasi

    mengalami kematian otak secara patologis dan klinis. 0ni terutama ter!adi

    pada kondisi dimana tekanan intrakranial menurun akibat mekanisme

    dekompresi, seperti kraniektomi dekompresif, fraktur tengkorak, pintasan

    "entrikuler atau anak dengan tengkorak yang masih rapuh. egatif palsu

    tersebut !arang ter!adi. 4arus diingat bah7a adanya aliran darah tidak serta

    merta mengeksklusi kemungkinan kematian otak. 4arus diingat bah7a

    dalam melakukan tes konfirmasi kematian otak, negatif palsu tidak lebih

    bermasalah daripada positif palsu, karena lebih berbahaya apabila seseorang

    secara keliru dinyatakan mengalami kematian otak daripada bila seseorang

    dinyatakan tidak mati otak padahal sesungguhnya telah ter!adi kematian

    otak.),12,1(

    es yang men!adi standar emas tes konfirmasi kematian otak adalah

    angiografi serebral empat "asa. es ini in"asi"e dan harus dilakukan dengan

    memindahkan pasien ke departemen radiologi. -bsennya pengisian darah

    intrakranial dari arteri karotis interna atau "ertebra harus didahului oleh

    tekanan intrakranial yang melebihi tekanan darah arteri ratarata.),12,1(

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    27/28

    29

    New &or' State De)artment of Healthmenyebutkan langkahlangkah yang

    diperlukan dalam penetapan kematian batang otak adalah sebagai berikut),18

    a. %"aluasi kasus koma

    b. Memberikan pen!elasan kepada keluarga mengenai kondisi terkini pasien

    c. +enilaian klinis a7al refleks batang otak

    d. +eriode inter"al obser"asi

    1$ sampai dengan usia ' bulan, periode inter"al obser"asi (8 !am

    '$ usia lebih dari ' bulan sampai dengan 1 tahun, periode inter"al obser"asi

    '( !am

    )$ usia lebih dari 1 tahun sampai dengan kurang dari 18 tahun, periode

    inter"al obser"asi 1' !am

    ($ usia 18 tahun ke atas, periode inter"al obser"asi berkisar 6 !ame. +enilaian klinis ulang refleks batang otak

    f. es apnea

    g. +emeriksaan konfirmatif bila ada indikasi

    h. +ersiapan akomodasi yang sesuai

    i. Sertifikasi kematian batang otak

    !. +enghentian penyokong kardiorespirasi

    2.* Diagnosis Banding

    Status "egetati"e menetap #Persistent 3e+etative State$, berbeda dengan

    mati batang otak, pada keadaan ini fungsi batang otak masih baik. +ada +IS yang

    diperkirakan hilang adalah fungsi neurokortikal dari otak. +asien masih dapat

    bernapas spontan dan refleksrefleks masih ada. +asien tidak sadarkan diri dengan

    mata terbuka dan pupil melebar. +ada +IS kriteria Harvard tidak terpenuhi.

    +asien +IS masih hidup secara biologis, namun sudah mati secara intelektual dan

    social. Kemungkinan pulih ke keadaaan nomal sangat sulit, hanya 11222.)

  • 7/24/2019 BAB 2 MBO

    28/28

    30

    2.+ Tatalaksana

    idak ada lagi yang dapat dilakukan pada pasien dengan mati batang otak.

    Mati adalah kematian batang otak, sekalipun elektrokardiografi masih

    menun!ukkan ritme normal. Gika semua kriteria mati batang otak sudah terpenuhi,

    maka "entilator dan alat pendukung hidup lainnya dapat dilepas. Dengan begitu,

    dokter dan rumah sakit tidak dituntut melakukan pembunuhan. ;ntuk negara

    dengan tindakan transpalantasi yang telah berkembang pesat, diagnosis mati otak

    diusahakan secepat mungkin agar organ yang ada pada pasien tersebut dapat

    digunakan untuk keperluan transplantasi calon resepien.),12,1(