bab 2 landasan teori - library & knowledge...

54
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori umum 2.1.1 Sistem Dasarnya sistem sudah menjadi bagian dari suatu perusahaan, dengan adanya sistem suatu perusahaan dapat menjalankan tujuannya dengan baik. Sistem ini dikatakan sebagai suatu arahan atau perintah, dimana suatu pelaksanaan tidak ak an berlanjut apabila perintah tersebut belum selesai. Menurut Connolly & Begg (2010:266), sistem merupakan cara untuk menjelaskan ruang lingkup dan batas-batas dari sistem database dan pandangan pengguna. Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2009:6), sistem adalah sebagai sekumpulan fungsi-fungsi kompleks yang bergantung pada bagian tersebut dan interaksi di antara bagian tersebut. Menurut O’Brien & Marakas (2010:26), sistem merupakan sekumpulan komponen yang saling terkait untuk mencapai seperangkat tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam suatu proses transformasi yang terorganisir. Jadi, berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang saling terkait dan bekerja sama untuk memperoleh tujuan tertentu 2.1.2 Pengertian Informasi Informasi merupakan pengumpulan data-data yang akan diolah menjadi pengetahuan yang berguna untuk perusahaan. Informasi dibutuhkan oleh perusahaan untuk memudahkan pengambil keputusan. Menurut Whitten & Bentley (2007:21), informasi merupakan data yang telah diproses atau diorganisasi ulang menjadi bentuk yang lebih berarti untuk seseorang. Informasi dibentuk dari kombinasi data yang diharapkan memiliki arti ke penerima,

Upload: vuthien

Post on 14-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Teori umum

2.1.1 Sistem

Dasarnya sistem sudah menjadi bagian dari suatu perusahaan,

dengan adanya sistem suatu perusahaan dapat menjalankan tujuannya

dengan baik. Sistem ini dikatakan sebagai suatu arahan atau perintah,

dimana suatu pelaksanaan tidak ak an berlanjut apabila perintah tersebut

belum selesai.

Menurut Connolly & Begg (2010:266), sistem merupakan cara

untuk menjelaskan ruang lingkup dan batas-batas dari sistem database

dan pandangan pengguna.

Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2009:6), sistem adalah sebagai

sekumpulan fungsi-fungsi kompleks yang bergantung pada bagian

tersebut dan interaksi di antara bagian tersebut.

Menurut O’Brien & Marakas (2010:26), sistem merupakan

sekumpulan komponen yang saling terkait untuk mencapai seperangkat

tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output dalam suatu

proses transformasi yang terorganisir.

Jadi, berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan

bahwa sistem adalah sekumpulan komponen yang saling terkait dan

bekerja sama untuk memperoleh tujuan tertentu

2.1.2 Pengertian Informasi

Informasi merupakan pengumpulan data-data yang akan diolah

menjadi pengetahuan yang berguna untuk perusahaan. Informasi

dibutuhkan oleh perusahaan untuk memudahkan pengambil keputusan.

Menurut Whitten & Bentley (2007:21), informasi merupakan data

yang telah diproses atau diorganisasi ulang menjadi bentuk yang lebih

berarti untuk seseorang. Informasi dibentuk dari kombinasi data yang

diharapkan memiliki arti ke penerima,

10

Menurut O’Brien & Marakas (2010:27), informasi adalah data

yang telah dikonversikan ke dalam konteks yang penuh arti dan berguna

bagi end-user tertentu.

Jadi, berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan

bahwa informasi merupakan sebuah data yang dapat memberikan

keuntungan bagi pengguna.

2.1.3 Sistem Informasi

Umumnya, setiap organisasi memerlukan sistem untuk mudah

mendapatkan informasi. Sistem akan terintegrasi untuk dapat

menyediakan informasi, hal ini bertujuan untuk mendukung operasi

manajemen dalam suatu organisasi. Sistem informasi juga memberikan

kemudahan di dalam menghasilkan laporan yang dibutuhkan.

Menurut Whitten & Bentley (2007:6), sistem informasi adalah

pengaturan orang, data, proses, dan teknologi informasi yang berinteraksi

untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan

sebagai output informasi yang diperlukan untuk mendukung sebuah

organisasi.

Menurut Connolly & Begg (2010:338), sistem informasi

merupakan sumber daya yang memungkinkan pengumpulan, pengelolaan,

pengaturan, dan penyebaran informasi di seluruh organisasi.

Menurut O’Brien & Marakas (2010:26), sistem informasi

merupakan suatu sistem yang menerima sumber daya atau data sebagai

input dan memprosesnya menjadi produk atau informasi sebagai suatu

output.

Menurut Serova (2011:452), Sistem informasi berguna sebagai alat

komunikasi yang efektif dan dapat memberikan infomasi antar anggota

staf, serta untuk mendukung keputusan manajemen operasional pada

semua tingkatan.

Jadi, berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan

bahwa sistem informasi merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari

beberapa komponen yang mempunyai proses dari imput data, lalu

diproses dan menghasilkan suatu informasi.

11

2.1.4 Data

Data merupakan raw material untuk suatu informasi. Data yang

dikumpulkan harus jelas dan akurat agar dapat diolah menjadi informasi

yang beguna dan mudah dimengerti oleh orang lain.

Menurut Connolly & Begg (2010:19), Data merupakan komponen

yang paling penting dalam DBMS.Berasal dari sudut pandang terakhir.

Data bertindak sebagai jembatan antara mesin dan pengguna.

Menurut O’Brien & Marakas (2010:34), Data adalah fakta mentah

atau pengamatan, biasanya tentang fenomena fisik atau transaksi bisnis.

Menurut Robr & Coronel (2009:660), data adalah nilai-nilai dan

fakta – fakta mentah yang belum diproses untuk menyatakan

pengertiannya kepada pengguna.

Data adalah satu set diskrit, dimana fakta-fakta objektif tentang

peristiwa Jurike V.Moniaga (2009:1). Dalam konteks organisasi, data

yang paling berguna digambarkan sebagai catatan terstruktur transaksi,

dimana organisasi biasanya menyimpan data seperti sistem teknologi.

Jadi, berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan

bahwa Data adalah sekumpulan nilai-nilai dan fakta-fakta yang belum di

olah.

2.1.5 Sistem Basis Data

Pada akhir tahun 1980, banyak bidang sistem basis data yang

dikembangkan. Penelitian pada bidang basis data meliputi bahasa query

yang powerful, model data yang lengkap dan penekanan pada dukungan

analisis data yang kompleks dari semua bagian organisasi.

Menurut Connolly & Begg (2010:54), Sistem basis data merupakan

kumpulan program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data bersama

dengan Database Management System (DBMS) dan basis data itu sendiri.

Jadi, berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Sistem

basis data merupakan sistem yang terdiri dari kumpulan file atau tabel

yang saling berhubungan dan sekumpulan program yang memungkinkan

beberapa pemakaian.

12

2.1.6 Database Management System(DBMS)

DBMS atau Database Management System sangat membantu user

dalam urusan usaha ataupun bisnis karena dengan menggunakan DBMS

akan lebih mudah dalam mengelola suatu data, baik dengan memberikan

hak akses untuk user atau mengatur jalannya suatu data.

Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2009:488), DBMS

merupakan sistem perangkat lunak yang dapat mengatur akses ke basis

data. DBMS juga dapat diartikan sebagai komponen dari sistem perangkat

lunak yang umumnya dibeli dan di-install secara terpisah dari komponen

sistem perangkat lunak lainnya.

Menurut Connolly & Begg (2010:66), DBMS atau Database

Management System adalah sistem software yang memungkinkan user

untuk mendefinisikan , membuat, merawat database dan menyediakan

kontrol akses ke database. DBMS juga merupakan software yang

berinteraksi dengan aplikasi program dan database itu sendiri.

Sistem Database Manajemen (DBMS) adalah sistem yang

digunakan untuk mengeksekusi query, input data, manipulasi data, serta

tambahan untuk mengsharing data worldwide dan secara efektif

membantu dalam pembentukan atom database yang sedang digunakan

Tahat & Salah (2011:34).

Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Database

Management System (DBMS) merupakan sistem perangkat lunak yang

mampu menghandel semua akses database untuk memenuhi kebutuhan

user.

2.1.6.1 Fasilitas DBMS

DBMS menyediakan beberapa fasilitas Connolly & Begg

(2010:66), sebagai berikut :

1. DBMS memungkinkan user untuk menentukan suatu

database, biasanya menggunakan Data Definition

Language (DDL). DDL memungkinkan user untuk

menspesifikasikan tipe dan struktur data serta batasan-

batasan yang akan disimpan dalam database.

13

2. DBMS memungkinkan user untuk melakukan operasi

dasar dalam database seperti insert, delete, update, dan

retrieve menggunakan Data Manipulation Language

(DML).

3. Menyediakan kontrol akses kedatabase, yaitu meliputi :

• Sistem keamanan

Mencegah user yang tidak terauthorisasi untuk

mengakses database.

• Sistem Integritas

Mempertahankan konsistensi penyimpanan data

agar tidak terjadi inkonsistensi data di mana pada

satu tempat data diubah namun pada tempat yang

lain data tidak berubah.

• Sistem kontrol concurrency

Memungkinkan berbagi akses ke database.

• Sistem kontrol recovery

Mengembalikan database pada keadaan konsisten

sebelumnya setelah terjadi kegagalan hardware dan

software.

• User-accesible catalog

Mendeskripsikan data yang ada di dalam database.

2.1.6.2 Fungsi-fungsi DBMS

Fungsi DBMS ini dapat membuat pengguna dapat dengan

mudahnya mengakses dan mengelola basis data yang ada.

Menurut Connolly & Begg (2010:99), sebagai berikut :

1. Penyimpanan, pengambilan dan pengubahan data

DBMS harus memiliki kemampuan untuk menyimpan,

mengambil, dan mengubah data dalam database.Ini

merupakan fungsi fundamental dalam DBMS.

2. Katalog yang dapat diakses oleh pengguna

DBMS harus mempunyai catalog yang dimana

mendekripsikan item data yang disimpan dan diakses oleh

14

pengguna.Sistem katalog dapat menyimpan data tentang

skema, users, aplikasi, dan sebagainya. Sistem katalog

dapat disebut sebagai kamus data yang berarti kumpulan

informasi atau deskripsi data dalam database yang dikenal

dengan nama metadata.

Sistem katalog berupa :

a. Nama, tipe, dan ukuran tipe data.

b. Nama penghubung.

c. Batasan-batasan integritas dalam data.

d. Nama pengguna yang memiliki wewenang untuk

mengakses data.

e. Jenis-jenis data yang dapat diakses oleh

pengguna dan mendefinisikan tipe aksesnya

berupa :

• Insert

• Update

• Delete

• Read access

f. Eksternal, konseptual, dan skema internal serta

pemetaan antara skema.

g. Penggunaan statistik, seperti frekuensi transaksi

dan jumlah pada jumlah akses yang dibuat untuk

objek dalam database.

3. Dukungan transaksi

DBMS harus yakin bahwa setiap mekanisme transaksi

dapat di update.Transaksi merupakan sekumpulan aksi

yang dilakukan oleh pengguna atau program aplikasi yang

dapat mengakses dan mengubah isi dari database.

4. Layanan control konkurensi

DBMS harus dapat memastikan bahwa setiap mekanisme

database di update secara benar ketika terdapat beberapa

pengguna melakukan perubahan database. Salah satu

objektif dalam menggunakan DBMS adalah

memungkinkan banyak pengguna untuk mengakses data.

15

Akses konkurensi relative mudah apabila semua pengguna

hanya membaca database.

5. Layanan recovery

DBMS harus memiliki pemulihan database apabila

terdapat kejadian database rusak dalam berbagai kondisi.

DBMS harus dapat menyediakan mekanisme untuk

mengembalikan database ke keadaan yang konsisten.

6. Layanan kepemilikan

DBMS harus memastikan bahwa hanya orang yang

berwenang saja yang dapat mengakses database.

7. Dukungan komunikasi data

DBMS harus dapat mendukung integrasi dan

berkomunikasi dengan software lainnya.

8. Layanan integrasi database

DBMS harus dapat memberikan sarana untuk memastikan

kedua data dalam database dan perubahan pada data

berdasarkan aturan tertentu.Ini dapat dijadikan

pertimbangan untuk tipe laiinya dari sistem proteksi

database.

9. Layanan untuk peningkatan independensi data

DBMS mempunyai fasilitas untuk mendukung kemandirian

program dari struktur database yang sebenarnya.

10. Layanan utilitas

DBMS harus menyediakan kumpulan layanan

utilitas.Program utilitas dapat membantu untuk membuat

database menjadi lebih efisien. Contoh kegiatan utilitas

adalah :

a. Import fasilitas, load database dari file flat, dam

eksport fasilitas, serta tidak load database dari file

flat.

b. Memantau fasilitas, memantau penggunaan database

dan operasi.

16

c. Analisis statistic program, dan mengevaluasi

performa dari statistik penggunaan database dan

operasi.

d. Fasilitas index organisasi, untuk mengatur kembali

index dan overflows.

e. Alokasi dan relokasi, menghapus physical record

dari tempat penyimpanan.

2.1.6.3 Komponen utama pada DBMS

Dalam menjalankan DBMS dibutuhkan beberapa komponen

yang mendukungnya, karena DBMS merupakan sebuah

perangkat lunak, maka harus disertai dengan perangkat keras dan

pengguna yang dapat mendukung proses pekerjaannya.

Komponen utama pada DBMS Connolly & Begg (2010:68), yaitu :

Gambar 2.1 Komponen Lingkungan DBMS

Sumber: Database Systems : A Practical Approach to Design,

Implementation, and Management, Connolly & Begg (2010)

• Hardware

Dalam menjalankan suatu aplikasi dan DBMS akan

diperlukan hardware, dimana hardware dapat berupa a single

personal computer, Single mainframe, jaringan komputer

berupa server. Hardware yang digunakan harus sesuai

dengan kebutuhan perusahaan dan DBMS yang digunakan.

• Software

Komponen- komponen software terdiri dari DBMS software

itu sendiri maupun program aplikasi, sistem operasi, dan juga

17

software jaringan jika DBMS tersebut menggunakan jaringan

seperti LAN.

• Data

Data merupakan salah satu komponen DBMS yang terpenting

khususnya sudut padang end user mengenai data yang

nantinya akan diolah didalam DBMS. Data pada sebuah

sistem basis data baik single-user sistem maupun multi-user

sistem harus saling berintegrasi secara bersamaan.

• Prosedur

Prosedur merupakan Instruksi dan aturan yang mengatur

dalam perancangan dan penggunaan database.Penggunaan

sistem dan para staff yang mengatur kebutuhan basis data

didokumentasikan dalam prosedur.

Beberapa instruksi-instruksi dalam merancang database dan

DBMS adalah :

a. Log in ke dalam DBMS.

b. Menggunakan sebagian fasilitas DBMS atau program

aplikasi.

c. Menjalankan dan menghentikan DBMS.

d. Membuat salinan cadangan Database.

e. Memeriksa dan Menangani hardware atau software yang

sedang berjalan.

f. Mengubah struktur table, meningkatkan kinerja dan

meletakan data ke secondary storage.

• People (Pengguna)

Pada komponen ini pengguna terlibat langsung dengan

sistem, seperti DBA, programmer, dan pengguna

akhir.Database dan DBMS memerlukan sumber daya

manusia agar dapat mengatur jalannya mekanisme database

dan DBMS.

Pengguna dapat dikategorikan menjadi empat yaitu :

a. Data dan DBA (Database Administrator), terdapat dua

jenis yaitu DA (Data Administrator) yang bertanggung

jawab untuk mengatur sumber daya data meliputi

18

perencanaan basis data, pengembangan dan

pemeliharaan standar, kebijakan dan prosedur, dan

desain database konseptual/logikal. DBA (Database

Administrator) merupakan orang yang bertanggung

jawab untuk mendesain, implementasi, pemeliharaan dan

perbaikan database.

b. Database Designer

Database Designer terdiri dari dua tipe yaitu :

� Logical database Designer, merupakan perancangan

yang lebih menekankan dalam mengindentifikasi

data, hubungan antara data, batasan-batasan data

sebelum dimasukan ke dalam database.

� Physical database designer, perancangan ini

memutuskan bagaimana desain database logikal

dapat direalisaikan secara fisik.

c. Application Developers, merupakan orang yang

bertanggung jawab untuk membuatkan suatu aplikasi

database yang harus dilaksanakan oleh end-users.

Aplikasi database tersebut menggunakan bahasa

pemrograman seperti C++ , C#, Java, dan sebagainya.

d. End-Users, merupakan clients untuk database, yang

dirancang dan diimplementasi, serta dipelihara untuk

menyajikan informasi yang diperlukan. End-Users dapat

diklasifikasikan sesuasi sistem yang dijalankan :

i. Naïve Users merupakan tipikal orang yang tidak

berinteraksi langsung dengan DBMS. Mengakses

database melalui sebuah program aplikasi yang

ditunjukan secara khusus untuk mencoba operasi

sesederhana mungkin.

ii. Sophisticated users merupakan orang yang lebih

mengerti struktur database dan fasilitasnya, dan

memungkinkan dirinya untuk menggunakan bahasa

pemrograman yang lebih tinggi.

19

Berikut merupakan keuntungan dan kerugian dalam menggunakan DBMS

yaitu:

2.1.6.4 Keuntungan DBMS

Database Management System (DBMS) memiliki beberapa

keunggulan dibandingkan dengan tidak menggunakan DBMS.

Keuntungan yang ditawarkan dalam penggunaan DBMS banyak

dimanfaatkan oleh banyak perusahaan/organisasi dalam

mengembangkan usaha mereka.

Menurut Connolly & Begg (2010:77), keuntungan DBMS yaitu :

a. Control of data redundancy

Dengan cara mengurangi duplikasi data sebelum data

disimpan dalam database maka DBMS akan mengeliminasi

redundan dengan data terintegrasi cukup disimpan sekali.

b. Data consistency

Dengan cara mengeliminasi atau mengontrol redudansi data.

Dalam hal ini dapat mengurangi resiko inkonsistensi yang

terjadi.

c. Sharing of data

Sistem basis data terdapat pada organisasi yang dapat

digunakan oleh seluruh pengguna yang memiliki hak akses.

d. Improved data integrity

Dengan meningkatkan validitas dan konsistensi data

tersebut. Integritas biasanya dijabarkan ke dalam constraints,

yang mana aturan konsistensi database tidak mengijinkan

untuk dilanggar.

e. Improved security

Dengan meningkatkan database security, memproteksi basis

data dari pengguna yang tidak dikenal.

f. Enforcement of standards

Dengan adanya pemakaian data secara bersamaan, maka

apabila terdapat penambahan tabel, field, tipe data, hak ases

harus dibuat standar dan dokumentasinya.

g. Increased productivity

20

Dalam file-based-systems deskripsi data dan logika

pengaksessan data telah dibuat ke dalam beberapa program

aplikasi, membuat program tergantung pada data.

h. Improved backup dan recovery services

Dengan meningkatkan backup data maka dapat mengurangi

suatu kegagalan sistem atau aplikasi program.Jika kesalahan

terjadi maka backup data dapat di-restored.

2.1.6.5 Kerugian DBMS

Dalam penggunaan DBMS tidak hanya keuntungan saja yang

akan didapatkan oleh suatu perusahaan atau organisasi tetapi

dalam penggunaan DBMS terdapat kerugian yang akan

didapatkan oleh organisasi/perusahaan pada saat penggunaan

DBMS.

Menurut Connolly & Begg (2010:80), kekurangan DBMS, yaitu :

a. Complexity

Dimana Database designersdan developers, data dan

database administrators, serta end-users harus mengerti

fungsinya untuk mengambil keuntungan penuh dari fungsi

tersebut. Kesalahan dalam mengerti sistem dapat

memberikan keputusan rancangan yang buruk, yang dapat

mengakibatkan konsekuensi serius dari sebuah organisasi.

b. Size

Kompleksitas dan luasnya fungsionalitas membuat

DBMS menjadi software yang sangatbesar dan

membutuhkan ruang disk serta memori substansial untuk

menjalankannya secara efesien.

c. Additional hardware costs

Untuk mencapai performa yang dibutuhkan, sangat

diperlukan membeli mesin besar, mesin yang didedikasikan

untuk menjalankan DBMS.

d. Higherimpact of failure

Sentralisasi sumber daya menambah kerentanan

sistem.Setelah semua pengguna dan aplikasi bergantung

21

pada ketersediaan dari DBMS, kesalahan komponen tertentu

dapat menyebabkan operasi berhenti.

2.1.7 Teori Database System Development Lifecycle

Pada aplikasi basis data diperlukan acuan untuk melakukan

perancangan tersebut. Acuan yang dimaksud tersebut adalah Siklus Hidup

Aplikasi basis data atau dikenal dengan istilah Database System

Development Lifecycle.

Menurut Connolly & Begg (2010:313), siklus hidup aplikasi database

secara inheren terkait dengan siklus hidup sistem informasi.Harus

mengenali bahwa tahapan siklus hidup aplikasi database tidak selalu

berurutan, tetapi melibatkan beberapa jumlah pengulangan tahap

sebelumnya melalui loop feedback.Contohnya masalah yang dihadapi pada

database design mungkin memerlukan analisis dan persyaratan tambahan.

Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Database System

Development Lifecycle merupakan siklus hidup yang menggambarkan

tahapan-tahapan di dalam melakukan perancangan aplikasi basis data yang

baik.

22

Tahapan-tahapan yang harus diketahui pada Database System

Development Lifecycle yaitu :

Gambar 2.2 Database System Development Lifecycle

Sumber : Connolly & Begg (2010:313)

Database

Planning

System

Definition

Requirements

collection and analysis

DBMS selection

(optional)

Application

Design

Prototyping

(optional) Implementation

Data Conversion and

loading

Testing

Operational

Maintenance

Database design

Coceptual Database

Design

Logical Database

Design

Physical Database

Design

23

2.1.7.1 Database Planning

Dalam membuat database, tahap pertama adalah database

planning, dimana tahap ini sangat penting karena dapat

mempengaruhi efektifitas dalam pengembangan database yang akan

dibuat.

Menurut Connolly & Begg (2010:313), aktivitas manajemen

yang memungkinkan tahapan dari siklus hidup sistem database

yang akan direalisasikan secara efisiensi dan seefektif mungkin.

Database planning harus diintegrasi dengan strategi information

system secara keseluruhan.

Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Database

Planning merupakan suatu tahapan perencanaan dalam

pengembangan database secara efektif dengan adanya integrasi

System information.

2.1.7.2 System Definition

Tahap kedua dalam membangun database yaitu system

definition dimana menentukan batasan serta cakupan dari database

yang akan dibuat berdasarkan dari major user views.

Menurut Connolly & Begg (2010:316), System Definition

menjelaskan ruang lingkup dan batasan dari aplikasi basis data dan

pandangan dari pengguna utama. Sebelum merancang sistem basis

data, penting untuk mengidentifikasi batasan dari sistem yang akan

dibangun dan bagaimana tampilannya dapat berinteraksi dengan

bagian lain dari sistem informasi organisasi. Penentuan batasan dari

sistem tidak hanya dari pengguna dan aplikasi saat ini, tetapi juga

pengguna dan aplikasi untuk masa mendatang.

Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa System

Definition merupakan dimana suatu batasan dalam melakukan

perancangan basis data agar dapat berintegrasi dengan bagian

lainnya.

24

2.1.7.3 Requirement Collection and Analysis

Proses ini merupakan proses dimana setiap analisis harus

dapat didukung dengan informasi yang akurat dimana dalam

membangun sistem baru akan dibutuhkan pengumpulan informasi

yang mendukung penyataan tujuan perusahaan.

Menurut Connolly & Begg (2010:316), Requirement

Collection and Analysis Merupakan proses mengumpulkan dan

menganalisis informasi tentang bagian dari organisasi yang harus

didukung oleh sistem database, dan menggunakan informasi ini

untuk mengidentifikasi persyaratan untuk sistem baru. Ada tiga

pendekatan utama untuk mengelola persyaratan sistem database

dengan pandangan beberapa pengguna, yaitu :

• The centralized approach (Pendekatan terpusat)

Kebutuhan untuk setiap tampilan pengguna yang bergabung ke

dalam satu persyaratan untuk sistem database baru.

• The view integration approach (pendekatan integrasi

tampilan)

Persyaratan untuk setiap pengguna tetap sebagai daftar yang

terpisah.

• A combination of both approaches.

Setiap persyaratan tambahan untuk sistem basis data baru.

2.1.7.4 Database Design

Menurut Connolly & Begg (2010:320), Database Design

Merupakan proses menciptakan desain yang akan mendukung

pernyataan misi perusahaan dan tujuan misi untuk sistem database

yang diperlukan. Serta merupakan suatu pendekatan struktur yang

mencakup prosedur, teknik, alat bantu dan tujuan dokumentasi

untuk mendukung dan member sarana pada proses perancangan itu

sendiri.Terdapat dua pendekatan perancangan database, yaitu :

• Bottom-up

Pendekatan ini dimulai pada tingkat dasar atribut (yaitu, sifat-

sifat entitas dan relasi), yang melalui analisis hubungan antara

25

atribut, dikelompokkan ke dalam relasi yang mewakili jenis

entitas dan relasi antar entitas.

• Top-down

Pendekatan ini dimulai dengan pengembangan model data

yang berisi tingkat tinggu beberapa entitas dan relasi

kemudian berturut-turut menerapkan perbaikan top-down

untuk mengidentifikasi tingkat rendah entitas, hubungan dan

atribut yang terkait.

Perancangan database terdiri dari tiga fase yaitu :

1. Conceptual database design

Merupakan proses membangun suatu model data yang digunakan

dalam suatu perusahaan, independen dari semua pertimbangan

fisik.

Connolly & Begg (2010:470), langkah-langkah desain basis data

konseptual :

Langkah 1: Membangun model data konseptual.

Langkah pertama ini akan membangun model data

konseptual untuk setiap pandangan yang spesifik.

Langkah 1.1: Mengidentifikasi jenis entitas.

Salah satu metode untuk mengidentifikasi entity

adalah dengan menguji spesifikasi kebutuhan dari

user.Dari spesifikasi ini kita mengidentifikasikan

kata benda dan ungkapan kata benda yang

disebutkan. Serta juga dapat melihat objek utama

seperti orang, tempat atau konsep dari ketertarikan

diluar kata benda lainnya yang merupakan kualitas

dari objek lain.

Setelah jenis entitas diidentifikasi, tentukan nama –

nama entitas yang bermakna dan jelas. Catat nama

dan deskripsi entitas ke dalam kamus data.

Langkah 1.2: Mengidentifikasi jenis relasi.

proses mengidentifikasi relasi sangat penting

terhadap entitias. proses mengidentifikasi entitas

menggunakan salah satu metode yaitu mencari kata

26

benda dengan memeriksa spesifikasi kebutuhan

pengguna. Relasi ditunjukkan oleh kata kerja dan

ekspresi verbal.

Langkah – langkah dalam mengidentifikasi relasi,

antara lain:

a. Menggunakan Entity-Relationship(ER)

diagram.

b. Memilihmultiplicity constraint dari jenis relasi.

c. Memeriksa fan dan chasm traps.

d. Mendokumentasikan jenis relasi.

Setelah prosesrelasi selesai, maka akan menentukan

nama – nama yang bermakna dan jelas. Simpan

deskripsi relasi dan multiplicity constraint ke dalam

kamus data.

Langkah 1.3: Mengidentifikasi jenis dan menggabungkan atribut

pada tiap entitas.

Tujuan pada langkah ini untuk menghubungkan

atribut dengan entitas atau tipe relasi yang sesuai dan

mendokumentasikan detail dari setiap atribut.

Atribut-atribut bisa diidentifikasi dengan kata benda

atau ungkapan kata benda seperti properti, kualitas,

identifier, atau karakteristik dari satu entitas atau

hubungan.

Setelah mengidentifikasi atribut, tentukan nama –

nama yang bermakna dan catat informasi berikut

pada setiap atribut:

a. Nama dan deskripsi atribut.

b. Tipe dan panjang data.

c. Alias dari setiap atribut.

d. Jika atribut merupakan atribut composite,

tentukan atribut sederhana yang

membentuknya.

e. Atribut merupakan multi-valued atau tidak.

27

f. Jika atribut merupakan atribut derived,

tentukan cara perhitungannya.

g. Nilai default dari setiap atribut.

Langkah 1.4: Menentukan domain atribut.

Tujuan menentukan domain untuk menetapkan nilai-

nilai atribut dalam model data konseptual dan

mendokumentasikan setiap detail dari domain.

Domain merupakan sekumpulan nilai-nilai dari satu

atau lebih atribut yang menggambarkan nilainya.

Model data yang dibuat menspesifikasikan domain

untuk tiap-tiap atribut dan menyertakan :

• Nilai yang diizinkan untuk atribut

• Ukuran dan format atribut

Langkah1.5: Menentukan candidate key, primary key, dan

alternate key.

Untuk Menentukan candidate key untuk setiap entitas

dan jika terdapat lebih dari satu candidate key, maka

pilih satu sebagai primary key. Hal-hal yang harus

diperhatikan Ketika memilih primary key diantara

candidate key, yaitu:

a. Candidate key dengan sejumlah kecil atribut.

b. Candidate key yang paling mungkin memiliki

nilai yang berubah.

c. Candidate key dengan karakter paling sedikit

(untuk atribut tekstual).

d. Candidate key dengan nilai maksimun terkecil

(untuk atribut numerik).

e. Candidate key yang paling mudah digunakan dari

sudut pandang pengguna.

Langkah1.6: Mempertimbangkan konsep pemodelan enhanced

(optional).

Pada langkah ini akan mempertimbangkan

mengembangkan ER model dengan menggunakan

28

konsep enhanced modeling, seperti spesialisasi,

generalisasi, penggabungan (aggregation), komposisi

(composition).

Langkah 1.7: Memeriksa model untuk redundansi.

Pada langkah ini akan melakukan pengujian model

data konseptual dengan tujuan spesifik untuk

mengidentifikasikan apakah ada redudansi dalam

data dan memindahkan data yang telah ada. Dua

aktifitas dalam langkah ini adalah:

• Menguji ulang relationship 1-1 (one-to-one)

• Menghilangkan relationship yang redundan

• Mempertimbangkan dimensi waktu

Langkah 1.8: Validasi model konseptual terhadap transaksi

pengguna.

Pada tahap ini akanmemastikan model konseptual

yang akan mendukung transaksi yang dibutuhkan

oleh view. Pengujian dilakukan dengan dua

pendekatan untuk memastikan model data konseptual

yang mendukung transaksi yang dibutuhkan, yaitu :

• Mendeskripsikan transaksi-transaksi

Memeriksa seluruh informasi (entitas, relationship,

dan atribut) yang dibutuhkan olehsetiap transaksi

telah disediakan oleh model, dengan

mendokumentasikan setiapkebutuhan transaksi.

• Mengunakan jalur-jalur transaksi

Untuk validasi model data terhadap transaksi yang

dibutuhkan termasuk representasidiagram jalur yang

digunakan oleh setiap transaksi langsung pada ER

diagram.

Langkah 1.9: Memeriksa model data konseptual terhadap

transaksi pengguna.

Tujuan pada tahap ini adalah mereview model data

konseptual dengan user untuk memastikan model

tersebut adalah representasi sebenarnya dari

29

view.Model data konseptual ini termasuk ER

diagram dan dokumentasi pendukung yang

mendeskripsikan model data.Bila ada kejanggalan

dalam model data, maka harus dibuat perubahan

yang sesuai yang mungkin membutuhkan

pengulangan langkah-langkah sebelumnya.

2. Logical database design

Proses logical database design adalah memperbaiki dan

memetakan model data konseptual yang sebelumnya telah dibuat

ke bentuk model data logical.

Menurut Connolly & Begg (2010:490), Logical database

design, merupakan proses membangun model data yang

digunakan dalam suatu perusahaan berdasarkan model data

tertentu, tetapi independen dari DBMS tertentu dan pertimbangan

fisik lainnya.

Langkah-langkah desain basis data logikal yaitu :

Langkah2: Membangun dan memvalidasi model data logikal.

Pada langkah ini akan membuat dan memvalidasi

model data logikal untuk setiap pandangan. Hal ini

bertujuan untuk membuat model data logikal dari

model data konseptual yang mempresentasikan

pandangan khusus dari perusahaan dan memvalidasi

model tersebut untuk menjamin kebenaran

strukturnya dengan menggunakan teknik

normalisasi dan akan dapat mendukung kebutuhan

transaksi.

Langkah 2.1: Menurunkan hubungan model data logikal.

Dalam langkah ini akan menurunkan hubungan

untuk model data logika sebagai tujuan untuk

mewakili entitas, relasi, dan atribut.kemudian akan

diidentifikasi primary key, alternate key dan foreign

key.

30

Langkah 2.2: Memvalidasi relasi menggunakan normalisasi.

Dalam langkah ini akan dilakukan validasi

pengelompokkan atribut pada setiap relasi dengan

menggunakan aturan normalisasi. Normalisasi dapat

memastikan sekumpulan relasi yang memiliki

jumlah atribut yang sangat mendukung data

perusahaan dan dapat menghindari masalah-masalah

yang akan dihadapi, misalnya redudansi data.

Langkah 2.3: Memvalidasi relasi terhadap transaksi pengguna.

Melakukan validasi model data logika ini dapat

memberikan kepastian dimana dapat mendukung

transaksi yang diperlukan dalam transaksi

pengguna.

Langkah 2.4: Memeriksa integrity constraints.

Langkah ini dapat melindungi basis data dari

keadaan tidak lengkap, tidak akurat atau tidak

konsisten.

Jenis-jenis batasan integritas yang harus

dipertimbangkan, yaitu:

a. Required data

Merupakan beberapa attribute yang harus

mengandung nilai-nilai yang valid.

b. Attribute domain constraints

Merupakan batasan yang harus diidentifikasi

dalam memilih domain atribut untuk model data.

c. Multiplicity

Merupakan batasan yang ditempatkan pada relasi

antara data di dalam basis data.

d. Entitiy integrity

Merupakan dimana Primary key dari suatu entitas

tidak boleh kosong (null).

e. Referential integrity

Merupakan suatu nilai yang harus berupa tuple

yang terdapat dalam relasi induk.

31

f. General constraint

Pengubahanpada entitas – entitas dapat

dikendalikan oleh batasan pengaturan.

Dokumentasikan semua integrity constraint

dalam kamus data untuk menjadi pertimbangan

selama perancangan fisik.

Langkah 2.5: Tinjauan model data logikal dengan pengguna.

Pada langkah ini pengguna harus dapat meninjau

model data logikal untuk dapat memastikan dimana

model data dapat menjadi perwakilan dari

kebutuhan data perusahaan. Langkah ini diperlukan

dan digunakan saat pengguna merasa tidak puasnya

dengan model data tersebut kemudian akan

dilakukan pengulangan langkah awal.

Langkah2.6: Menggabungkan model data logikal menjadi model

global (Optional).

Langkah ini digunakan sebagai perancangan basis

data yang memiliki beberapa user views yang

dikelola dengan menggunakan pendekatan integrasi

view. Untuk memfasilitasi deskripsi dari proses

penggabungan maka akan digunakan model data

logikal local dan global. Model data logikal local

dapat mempersentasikan satu atau lebih user

views,tapi tidak semua pengguna basis data.

Sedangkan model data logikal global dapat

mewakili semua user views dari basis data. Pada

langkah ini akan ditinjau kembali model data logikal

global bersama pengguna.

Langkah 2.7: Memeriksa model terhadap future growth.

Pada langkah ini akan ditentukan apakah ada

perubahan pada masa mendatang dan apakah model

data logikal dapat mengakomodasi terhadap

perubahan ini sesuai dengan hasil pemeriksaan

model tersebut.

32

3. Physical database design

Dapat dikatan physical database design merupakan cara

pembuatan menuju sistem DBMS tertentu.

Menurut Connolly & Begg (2010:523), Physical database

design Merupakan proses pendeskripsian implementasi basis data

pada penyimpanan sekunder, proses itu menggambarkan basis

relasi, organisasi file, dan indeks yang digunakan untuk mencapai

akses yang efisien ke data, dan setiap kendala integritas terkait

dan tahapan keamanan.

Langkah-langkah desain basis data fisikal :

Langkah 3: Menerjemahkan model data logis untuk target

DBMS.

Tujuan dari langkah ini untuk menghasilkan skema

basis data relasi dalam model data logika yang dapat

diimplementasikan ke DBMS.Proses ini juga dapat

menyusun informasi yang dikumpulkan selama

perancangan basis data logikal dan

mendokumentasikannya ke dalam kamus data

bersama dengan informasi yang dikumpulkan

selama pengumpulan persyaratan maupun tahap

analisis dan melakukan dokumentasi ke dalam

spesifikasi sistem

Langkah 3.1: Desain relasi dasar.

Dalam memulai merancang physical design,

diperlukan untuk mengumpulkan dan memahami

informasi tentang relasi dasar yang dihasilkan dari

logikal databasedesign. Tujuan dari memahami

relasi ini adalah untuk dapat memutuskan

bagaimana merepresentasikan relasi dasar yang

diidentifikasi ke dalam model data logikal dalam

target DBMS. Informasi yang penting bisa

didapatkan dari kamus data dan DDL.

33

Langkah 3.2: Merancang representasi derived data.

Tujuan dari merancang representasi derived data

adalah untuk dapat menentukan bagaimana

merepresentasikan derived data yang terdapat di

dalam model data logikal ke dalam target DBMS.

Langkah 3.3: Merancang general constraints.

Pada langkah ini bertujuan untuk merancang

batasan-batasan yang ada pada perusahaan.

Perancangan general constraints tergantung pada

DBMS yang dipilih.

Langkah 4: Desain Organisasi file dan indeks.

Tujuan dari langkah ini yaitu menentukan organisasi

file yang optimal dalam penyimpanan dan

menentukan indeks yang dibutuhkan untuk

meningkatkan performa.

Langkah 4.1: Menganalisis transaksi.

Tujuan dari langkah ini adalah untuk dapat mengerti

fungsi dari transaksi yang dijalankan pada basis data

dan penting untuk memiliki pengetahuan tentang

transaksi yang akan berjalan pada basis data

sehingga dapat menganalisa transaksi yang penting.

Kriteria kemampuan yang harus diidentifikasikan

dalam menganalisa transaksi, yaitu :

• Transaksi dapat dilakukan secara sering dan

mempunyai dampak yang signifikan pada

performa.

• Transaksi yang terjadi suatu masalah atau kritis

pada operasi dan bisnis.

• Waktu selama sehari atau seminggu ketika

adanya permintaan yang tinggi pada saat basis

data dibuat.

Langkah 4.2: Memilih organisasi file.

Tujuan dalam memilih organisasi file adalah untuk

menyimpan dan mengakses data secara efisien.

34

Aktivitas pada langkah ini adalah untuk menentukan

organisasi file yang efisien untuk setiap relasi dasar

sehingga penyimpanan dan akses dapat dilakukan

dengan mudah.

Langkah 4.3: Memilih indeks.

Pada langkah ini akan dilakukan pemilihan indeks

yang bertujuan untuk meningkatkan performa dalam

suatu sistem basis data. Salah satu pendekatan untuk

memilih organisasi file yang lebih sesuai untuk

relasi adalah untuk menyimpan tuples yang tidak

disimpan dan dibuat sebanyak secondary indexes

sebagaimana diperlukan.

Langkah 4.4: Mengestimasi ruang disk yang diperlukan.

Bertujuan untuk memastikan jumlah ruang

penyimpanan yang akan dibutuhkan dalam basis

data. Perkiraannya didasari pada ukuran setiap tabel

dalam suatu relasi.

Langkah 5: Desain pandangan pengguna.

Tujuan dari langkah ini untuk merancang

pandangan pengguna yang telah diidentifikasi

selama mengumpulkan kebutuhan dan menganalisis

langkah dari relasional Database Application

Lifecycle.

Langkah 6: Desain mekanisme keamanan.

Langkah ini bertujuan untuk melindungi basis data

dalam operasional dan sangat penting mengingat isi

dari basis data yang berupa informasi yang sangat

penting.

35

2.1.7.5 DBMS Selection

Pemilihan DBMS yang tepat untuk mendukung sistem basis data.

Jika tidak ada DBMS yang sesuai maka bagian dari siklus hidup

akan membuat seleksinya yaitu antara konseptual dengan desain

logical Connolly & Begg (2010:325), Langkah-Langkah dalam

pemilihan DBMS :

• Menetapkan kerangka referensi belajar.

Pada langkah ini menerangkan kerangka acuan untuk

pemilihan DBMS yang akan menyatakan tujuan dan ruang

lingkup serta tugas-tugas yang perlu dilakukan.

• Daftar sederhana dari dua atau tiga produk.

Pada langkah ini dianggap penting untuk

diimplementasi, yang dapat digunakan dalam menghasilkan

daftar awal produk DBMS untuk di evaluasi.

• Evaluasi produk.

Pada langkah ini terdapat berbagai fitur yang dapat

digunakan untuk mengevaluasi produk DBMS. Fitur ini

dapat dinilai sebagai kelompok (misalnya, definisi data)

atau individual (misalnya, tipe data yang tersedia).

• Merekomendasikan seleksi dan menghasilkan laporan

Langkah terakhir dari pemilihan DBMS adalah untuk

proses dokumentasi dan untuk memberikan pernyataan

yang ditemukan dan rekomendasi untuk produk DBMS

tertentu.

36

2.1.7.6 Application Design

Desain basis data dan aplikasi merupakan aktifitas pararel yang

meliputi dua aktivitas penting. Menurut Connolly & Begg

(2010:329), Application design merupakan desain user interface dan

program aplikasi yang digunakan untuk memproses database.

Application design dibagi menjadi dua aspek yaitu :

1. Transaction Desgin (Rancangan Transaksi)

Connolly & Begg (2010:330), suatu tindakan, atau

serangkaian tindakan yang dilakukan oleh single user atau

program aplikasi, yang mengakses atau merubah isi

database. Ada tiga tipe transaksi yaitu :

• Retrieval transactions

Transaksi ini digunakan dalam mengambil data untuk

ditampilkan pada layar atau dalam produksi laporan.

• Update transactions

Transaksi ini digunakan untuk menyisipkan catatan

baru, menghapus catatan lama, atau memodifikasi

catatan yang ada dalam database.

• Mixed transactions

Pada transaksi ini saling bergantungan terhadap

retrieval dan updating data. (misalnya, operasi untuk

mencari dan menampilkan rincian properti).

2. User Interface Design Guidelines

Sebelum melakukan implementasi laporan, maka harus

terlebih dahulu merancang desainnya.

Guidelines for form/report design.

• Meaningful title

• Comprehensible instructions

• Logical grouping and sequencing of fields

• Visually appealing layout of the form/report

• Familiar field labels

• Consistent terminology and abbreviations

37

• Consistent use of color

• Visible space and boundaries for data entry fields

• Consistent use of color

• Visible space and boundaries for data entry fields

• Error correction for individual characters and entire

fields

• Error messages for unacceptable values

• Optional fields marked clearly

• Explanatory messages for fields

• Completion signal

2.1.7.7 Prototyping

Dalam membuat prototyping kita dapat mengidentifikasi

fitur fitur yang terdapat dari sistem, apakah sistem tersebut berjalan

dengan baik atau tidak serta dapat memberikan perbaikan atau

penambahan fitur baru.

Menurut Connolly & Begg (2010:333), prototyping adalah

membangun sebuah model kerja dari sistem basis data.

prototypingmerupakan model kerja tidak secara normal yang

mempunyai semua fitur-fitur yang dibutuhkan atau yang

menyediakan semua fungsi dari sistem akhir.Tujuan utama dalam

pemgembangan prototyping sistem basis data adalah

memungkinkan pengguna dalam menggunakan prototyping untuk

mengidentifikasi fitur dari sistem yang bekerja dengan baik, atau

tidak memadai, dan jika mungkin untuk menyarankan perbaikan

atau bahkan fitur baru untuk sistem basis data.Prototyping harus

mempunyai keuntungan utama menjadi murah secara relative dan

cepat untuk dibangun.

38

Dua strategi prototyping yang sering digunakan :

1. Requirements prototyping,

Menggunakan sebuah prototyping untuk mendiktekan

persyaratan dari sebuah usulan sistem basis data dan setelah

semua persyaratan selesai maka prototyping dibunag.

2. Evolutionary prototyping

Menggunakan usulan yang sama, perbedaan yang

penting adalah prototyping tidak dibuang tetapi

dikembangkan lebih jauh menjadi pekerjaan sistem basis

data.

2.1.7.8 Implementation

Implementasi merupakan realisasi fisikal dari basis data dan desain

aplikasi Connolly & Begg (2010:333), Implementasi basis data

dicapai dengan menggunakan :

• Implementasi basis data dapat dicapai dengan Data Definition

Language(DDL). KeunggulanData Definition Language yaitu

sebagai sebuah bahasa yang mengijinkan DBA atau user untuk

membuat struktur basis data dan file basis data kosong.

• Program aplikasi yang diimplementasi menggunakan bahasa

generasi ketiga atau keempat (3GL atau 4GL) yaitu bahasa

pemrograman tingkat tinggi seperti yang digunakan pada SQL.

• Bagian dari program aplikasi ini adalah transaksi basis data,

yang diimplementasikan menggunakan Data Manipulation

Language (DML). Pada DBMS, terpancang dengan sebuah

bahasa pemrograman seperti Visual Basic (VB), VB.net,

Phyton, Delphi, C, C++, C#, java, COBOL, Fortan, Ada, atau

Pascal. Keamanan dan integrity control dari sistem juga

diimplementasikan. Beberapa control ini diimplementasikan

menggunakan DDL, tetapi yang lain mungkin butuh batasan

luar dalam menggunakan DDL.

39

2.1.7.9 Data Conversion and Loading (pengubahan dan pemuatan

data)

Menurut Connolly & Begg (2010:334), Data Conversion

and Loading adalah mentransferkan beberapa data yang ada ke

dalam database baru dan mengkonversikannya ke beberapa aplikasi

yang ada untuk menjalankannya pada database baru tersebut.

2.1.7.10 Testing

Menurut Connolly & Begg (2010:334), Testing adalah

proses menjalankan sistem basis data dengan maksud menemukan

kesalahan. Pengujian juga harus mencakup kegunaan dari sistem

basis data, sebuah evaluasi harus dilakukan terhadap spesifikasi

kegunaanya. Contoh criteria yang dapat digunakan untuk melakukan

evaluasi yaitu :

1. Learnability : berapa lama waktu yang dibutuhkan

pengguna baru untuk menjadi produktif dengan sistem?

2. Performance : seberapa baik respon sistem sesuai praktek

kerja pengguna ?

3. Robustness : seberapa toleransinya sistem dari kesalahan

pengguna ?

4. Recoverability : seberapa baik sistem pulih dari kesalahan

pengguna ?

5. Adaptability : seberapa dekat sistem terkait dengan satu

model pkerjaan ?

Setelah pengujian selesai, sistem basis data siap untuk

“ditandatangani” dan diserahkan pada pengguna. pengguna dari

sistem baru harus dilibatkan dalam proses pengujian. Situasi yang

ideal untuk pengujian sistem adalah memiliki basis data pengujian

pada sistem perangkat keras yang terpisah, namun sering tidak

tersedia. Hal ini harus dipersiapkan backup untuk menghadapi

kesalahan.

40

2.7.11 Operational Maintenance

Menurut Connolly & Begg (2010:335), operational

maintenance adalah proses pemantauan dan pemeliharaan sistem

basis data setelah instalasi. Setelah melewati tahap pelaksanaan dan

pengujian. Tahap berikutnya adalah pemeliharaan dengan kegiatan –

kegiatan berikut:

1. Pemantauan kinerja sistem. Jika kinerja sistem tidak dapat

diterima, penyusunan ulang basis data mungkin diperlukan.

2. Pemeliharaan dan peningkatan sistem basis data (bila

diperlukan). Memasukkan persyaratan baru ke dalam sistem

basis data melalui tahap sebelumnya dari siklus hidup.

2.1.8 Entity-Relationship Modelling

Menurut Connolly dan Begg (2010, p372-394), Entity-Relationship

Modelling (ERM) terdiri dari konsep-konsep dasar seperti :

1. Entity Types : kumpulan dari objek yang memiliki properti yang sama,

yang diidentifikasi memiliki keberadaan yang mandiri oleh perusahaan.

Setiap objek unik yang teridentifikasi dari entity type dirujuk menjadi sebuah

entity occurrence.

Gambar 2.3 Contoh Entitas dengan Keberadaan Fisikal / Konseptual

(Connolly & Begg, 2005)

41

2. Relationship Types : kumpulan asosiasi yang berarti diantara entity types.

Sedangkan relationship occurrence merujuk pada kemunculan entitas tertentu

yang saling berkaitan.

Gambar 2.4 Contoh Relationship Types

(Connolly & Begg, 2005)

A. Degree of Relationship Type : jumlah entitas yang berpartisipasi

dalam sebuah relationship. Jumlah anggota di dalam relationship

disebut degree dari relationship tersebut.

Gambar 2.5 Contoh Quarternary Relationship

(Connolly & Begg, 2005)

42

B. Recursive Relationship : relationship type dimana entitas yang

sama berpartisipasi lebih dari sekali dalam peran yang berbeda.

Gambar 2.6 Contoh Recursive Relationship

(Connolly & Begg, 2005)

3. Attributes : properti dari entitas atau relationship. Setiap atribut terasosiasi

dengan sekumpulan nilai yang disebut domain.

A. Simple and Composite Attributes

i. Simple Attribute : atribut yang terdiri dari komponen tunggal

dengan keberadaan yang mandiri.

ii. Composite Attribute : atribut yang terdiri dari komponen

yang banyak, masing-masing dengan keberadaan yang

mandiri.

B. Single-valued and Multi-valued Attributes

i. Single-valued Attribute : atribut yang berisikan satu nilai

untuk setiap kemunculan entity type.

ii. Multi-valued Attribute : atribut yang berisikan banyak nilai

untuk setiap kemunculan entity type.

43

C. Derived Attributes : atribut yang merepresentasikan nilai yang

diturunkan dari nilai atribut atau sekumpulan atribut yang berkaitan,

tidak harus entity type yang sama.

Gambar 2.7 Contoh Atribut

(Connolly & Begg, 2005)

4. Keys

A. Candidate Key : jumlah minimal dari atribut yang diidentifikasi

secara unik untuk setiap kemunculan entitas.

B. Primary Key : candidate key yang terpilih untuk secara unik

mengidentifikasikan kemunculan dari entitas.

C. Composite Key : candidate key yang mengandung dua atau lebih

atribut.

44

5. Strong and Weak Entity Types :

A. Strong Entity Type : entity type yang tidak bergantung pada entitas

lain.

B. Weak Entity Type : entity type yang bergantung pada entitas yang

lain.

Gambar 2.8 Contoh Strong and Weak Entity Type

(Connolly & Begg, 2005)

6. Attribute on Relationship : atribut dari relationship.

Gambar 2.9 Contoh Attribute on Relationship

(Connolly & Begg, 2005)

45

7. Structural Constraints

Tipe utama dari batasan pada relationship adalah multiplicity, yang

merupakan jumlah kemunculan yang mungkin dari entitas yang berkaitan

dengan kemunculan tunggal dari entitas yang bersangkutan melalui

relationship tertentu. Binary relationship umumnya dirujuk pada :

A. One-to-one (1:1) Relationships

Gambar 2.10 Contoh (1:1) Relationships

(Connolly & Begg, 2005)

B. One-to-Many (1:*) Relationships

Gambar 2.11 Contoh (1:*) Relationships

(Connolly & Begg, 2005)

46

C. Many-to-many (*:*) Relationships

Gambar 2.12 Contoh (*:*) Relationships

(Connolly & Begg, 2005)

Multiplicity (complex relationship) merupakan multiplicity yang lebih

kompleks dari binary.

Gambar 2.13 Contoh Multiplicity (Complex Relationship)

(Connolly & Begg, 2005)

47

Multiplicity juga mengandung 2 (dua) batasan terpisah yang disebut juga

dengan :

o Cardinality, mengandung jumlah maksimum dari relationship yang

mungkin muncul.

o Participation, menentukan apakah semua atau hanya beberapa

kemunculan entitas pada suatu relationship (apakah mandatory atau

optional).

Gambar 2.14 Contoh Cardinality and Participation

(Connolly & Begg, 2005)

8. Masalah pada ER Models

A. Fan Traps : dimana model merepresentasikan relationship antar entitas,

namun jalan antar kemunculan entitas tertentu ambigu.

Gambar 2.15 Contoh Fan Traps

(Connolly & Begg, 2005)

48

B. Chasm Traps : dimana model mengusulkan keberadaan relationship antar

entitas, namun jalan tidak tersedia antar kemunculan entitas tertentu.

Gambar 2.16 Contoh Chasm Traps

(Connolly & Begg, 2005)

2.1.9 Database Definition Language (DDL)

Bertujuan untuk menghubungkan logical model yang mewakili

entity, relationship¸dan attribute yang telah didefinisikan, serta

mendeskripsikan komposisi tiap hubungan dengan menggunakan database

definition language.

Menurut Connolly & Begg (2010:92), Data Definition Language

(DDL) merupakan sebuah bahasa yang mengijinkan DBA (Database

Administrator) atau pengguna untuk menggambarkan dan menamakan

entitas, atribut, dan hubungan yang dibutuhkan oleh aplikasi bersamaan

dengan asosiasi yang terintegrasi dan batasan keamanan.

Menurut Indrajani (2011:33), Data Definition Language (DDL)

merupakan Bahasa yang memungkinkan user untuk mendefinisikan,

menerangkan dan memberikan nama entitas-entitas, atribut serta

relationship yang dibutuhkan oleh aplikasi, termasuk batasan-batasan

keamanan dan integritasnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Database Definition Language

(DDL) adalah bahasa khusus yang dapat mendefinisikan data yang

berhubungan dengan pembuatan dan penghapusan Index dan Table, bahkan

basis datanya sendiri misalnya Create, Drop and Alter.

49

2.1.10 Data Manipulation Language (DML)

Bagian dari aplikasi program dan transaksi basis data yang

diimplementasikan menggunakan data manipulation language

kemungkinan sudah terdapat dalam host pemograman.

Menurut Indrajani (2011:33), Data Manipulation Language (DML)

merupakan bahasa yang menyediakan operasi dasar manipulasi data pada

data yang terdapat dalam basis data. Adapaun operasi yang dapat

dilakukan adalah menyisipkan, memodifikasi, memanggil dan menghapus

data.

Menurut Connolly & Begg (2010:92) Data Manipulation

Language (DML) merupakan bahasa yang menyediakan sekumpulan

operasi yang mendukung operasi manipulasi data-data yang dipegang

oleh database.

• Pengoperasian data yang akan dimanipulasi meliputi :

1. Penambahan data baru ke dalam basis data (insert).

2. Modifikasi data yang disimpan dalam basis data (update).

3. Pemanggilan data yang terdapat di dalam basis data (select).

4. Penghapusan data dari basis data (delete).

• Terdapat dua jenis DML, yaitu:

1. Procedural DML

Bahasa yang memungkinkan pengguna untuk memberitahu

sistem data apa yang dibutuhkan dan bagaimana mendapatkan

data tersebut kembali.

2. Non-Procedural DML

Bahasa yang memungkinkan pengguna untuk memberitahu

sistem data apa yang dibutuhkan, bukan bagaimana data tersebut

didapatkan kembali.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Data Manipulation Language

(DML) merupakan suatu bahasa yang berhubungan dengan proses

manipulasi data pada table dari suatu database.

50

2.1.11 Unified Modelling Language (UML)

UML atau Unified Modelling Language digunakan untuk

merancang dan mendokumentasikan sistem serta menawarkan sebuah

standar untuk merancang model sebuah sistem.

Menurut Connolly & Begg (2010:909), diagram utama UML

terbagi menjadi dua kategori :

a. Structural Diagram

Menjelaskan hubungan statis antar komponen.

Contoh :

1. Class Diagram

2. Object Diagram

3. Component Diagram

4. Deployment Diagram

b. Behavioral Diagram

Menjelaskan hubungan dinamis antar komponen.

Contoh :

1. Use Case Diagram

2. Sequence Diagram

3. Collaboration Diagram

4. Statechart Diagram

5. Activity Diagram

Menurut Lano (2009:98), UML merupakan sesuatu yang

dirancang untuk menjadi sebuah penambahan melalui penggunaan

definisi profil dan stereotypes baru di dalam sebuah metamodel.

Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2009:240), Unified

Modeling Language (UML) merupakan standar bahasa pemodelan

berorientasi objek industri. Standar UML dikelola oleh Object

Management Group (OMG), yang merupakan penyatuan dari lebih dari

800 vendor, pengembang, dan organisasi perangkat lunak yang telah

menggabungkan upaya untuk mengembangkan dan mendorong

keseragaman dalam sistem berorientasi objek.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Unified Modeling Language

(UML) merupakan sebuah bahasa yang berdasarkan grafik atau gambar

untuk membangun sebuah sistem pengembangan perangkat lunak.

51

2.1.11 Activity Diagram

Menurut Biafore (2007:424), activity diagram merupakan sama

dengan flowchart dan diagram aliran data di dalam struktur

pengembangan, diagram tersebut menunjukkan proses bisnis yang high

level, termasuk aliran data, atau membantu model logika kompleks di

dalam sistem

Menurut Mills, Duncan, Koletzke, & Faderman (2010:98),

activity diagram menawarkan tipe operasi yang sama dengan diagram

lainnya selain yang tidak dapat kita gunakan simbolnya pada activity

diagram.

Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2009:141). Activity

Diagrammerupakan diagram alur kerja yang menggambarkan berbagai

kegiatan pengguna atau sistem, orang yang melakukan setiap kegiatan,

dan aliran sekuensial dari kegiatan ini.

Notasi – notasi dalam activity diagram antara lain:

1. Oval mewakili kegiatan individu dalam sebuah alur kerja.

2. Connecting Arrow mewakili urutan antara kegiatan.

3. Black Circles digunakan untuk menunjukkan awal dan akhir dari

alur kerja.

4.Diamond merupakan titik keputusan dimana aliran proses tersebut

akan mengikuti satu jalur atau jalur lain.

5. Synchronization Bar merupakan garis padat yang membagi satu

jalur ke beberapa jalur atau menggabungkan jalur secara bersamaan.

6. Swimline membagi kegiatan – kegiatan pada alur kerja menjadi

kelompok – kelompok yang menunjukkan agen – agen yang

melakukan aktivitas – aktivitas.

2.1.13 Teori Normalisasi

Normalisasi merupakan sebuah teknik untuk memproduksi satu

set hubungan dengan sifat yang diinginkan, mengingat kebutuhan data

dari suatu perusahaan Connolly & Begg (2010:416) Karakteristik dari

sebuah set yang cocok hubungannya termasuk :

1. Jumlah minimal atribut yang diperlukan untuk mendukung

kebutuhan data perusahaan.

52

2. Atribut dengan relasi logikal tertutup (dijelaskan sebagai

ketergantungan fungsional) ditemukan didalam relasi yang sama.

3. Redundansi minimal dengan atribut masing-masing diwakili

hanya sekali dengan pengecualian penting dari atribut yang

membentuk semua atau sebagian dari foreign keys, yang penting

untuk tergabung dengan relasi terkait.

2.1.13.1 Proses Normalisasi

Pada Proses Normalisasi terdapat tiga bentuk

normalisasi yang diusulkan disebut First Normal Form

(1NF), Second Normal Form (2NF), Third Normal

Form (3NF) Connolly & Begg (2010:428).

Proses normalisasi, yaitu :

1. Unnormalized form (UNF)

Unnormalized form (UNF) merupakan suatu tabel

yang terdiri dari satu atau lebih kelompok yang

berulang (repeating group).Repeating group

merupakan sebuah atribut atau himpunan atribut di

dalam tabel yang memiliki lebih dari satu nilai

(multiple value) untuk sebuah primary key pada tabel

tersebut Connolly & Begg (2010:430).

2. First Normal Form (1NF)

Merupakan sebuah relasi dimana titik temu antara

baris dan kolomnya mengandung satu nilai. Ada dua

pendekatan umum untu menghilangkan repeating

group dari tabel yang tidak normal, yaitu :

a. Menempatkan data berulang bersama salinan

atribut kunci pada relasi yang berulang.

b. Menempatkan data berulang bersama salinan

atribut kunci pada relasi yang terpisah. Sebuah

primary key diidentifikasi ke dalam relasi.

3. Second Normal Form (2NF)

Second Normal Form (2NF) merupakan sebuah relasi

yang berada pada 1NF dan setiap atribut yang bukan

53

primary key berfungsi secara penuh bergantung pada

primary key-nya Connolly & Begg (2010:434).

4. Third Normal Form (3NF)

Menurut Connolly & Begg (2010:436), Third

Normal Form (3NF) merupakan sebuah relasi yang

berada pada 1NF dan 2NF, dan tidak ada atribut yang

bukan primary key yang secara langsung bergantung

kepada primary key-nya.

2.1.14 Definisi Entity Relationship Diagram

ERD dikembangkan pada tahun 1976, setiap perusahaan

membutuhkan ERD dimana digunakan untuk memenuhi kebutuhan

sistem informasinya dan untuk menggambarkan diagram

keterhubungan antarentitas.

Menurut Whitten & Bentley (2007:271), Entity Relationship

Diagram merupakan model data yang menggunakan beberapa notasi

untuk menggambarkan data dalam konteks entitas dan hubungan yang

dideksripsikan oleh data tersebut.

Entity Relationship Diagram adalah hubungan antara entitas dan

merupan dasar dari database design Bahl, Sharma, & Rajpal

(2011:27). ERD Model dapat melakukan pekerjaan dengan baik dalam

meng-capture serta mempresentasikan dasar sematik dalam situasi

yang berbeda. ERD Model dimana mengalami peningkatan dengan

tambahan generalisasi atau spesialisasi, agregasi dan klasifikasi dalam

ERD Model.

Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Entity

Relationship Diagram (ERD) merupakan suatu model untuk

menjelaskan hubungan antar data dalam basis data berdasarkan objek-

objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi.

54

2.1.15 Integrity Constraints

Menurut Connolly & Begg (2010:577), integrity constraints

juga berkontribusi mempertahankan sistem basis data yang aman

dengan mencegah data dari yang tidak valid, dan hasil yang tidak

benar.

Menurut Connolly & Begg (2010:153), Integrity Constraints dibagi

menjadi empat jenis yaitu :

1. Nulls

Merepresentasi sebuah nilai untuk sebuah atribut yang tidak

diketahui dengan jelas atau tidak berlaku untuk tuple ini.

2. Entity Integrity

Merupakan hubungan dasar, tidak ada aribut dari primary key

yang bisa null.

3. Referential Integrity

Jika foreign key ada dalam relasi, baik nilai foreign key harus

sesuai dengan nilai candidate key dari beberapa tuple dalam

home relation atau foreign key harus sepenuhnya null.

4. General Constraints

Tambahan aturan yang ditetapkan oleh pengguna atau

administrator basis data dari basis data yang mendefinisikan

atau membatasi beberapa aspek dari perusahaan.

55

2.2 Teori Khusus :

2.2.1 Pengertian Penjualan

Penjualan merupakan suatu transaksi yang terjadi dalam

perusahaan dimana akan dilakukan suatu penjualan atas produk yang

dihasilkan.

Menurut Reeve (2009:225), penjualan merupakan total biaya

yang dibebankan kepada customer untuk barang yang dijual termasuk

penjualan tunai maupun penjualan kredit.

Dari kesimpulan diatas dapat disimpulkan, fungsi penjualan

bertanggung jawab untuk mencatat semua transaksi penjualan yang

diberikan oleh pelanggan yang berupa surat order dan menentukan

tanggal pengirimannya.

2.2.2 Pengertian Pembelian

Pembelian merupakan suatu transaksi yang terjadi dalam

perusahaan dimana suatu stock barang yang sudah disediakan sudah

habis dan akan melakukan masukan stock sesuai dengan minimal

kebutuhannya.

Menurut Reeve (2009:281), pembelian adalah didebit dari jumlah

faktur pembelian. Semua pembelian akan dimasukan secara langsung

pada persediaan.

Jadi, dari definisi diatas dapat dijelaskan bahwa pembelian

merupakan suatu usaha yang digunakan dalam perusahaan dalam

menyediakan stock barang yang diperlukan.

56

2.2.3 Pengertian Persediaan

Inventory atau persediaan barang merupakan asset yang sangat

penting, baik dalam jumlah maupun peranannya dalam kegiatan

perusahaan.

Menurut Indrajani (2011:70) persediaan ini bertujuan untuk

mencatat mutasi tiap jenis persediaan yang disimpan digudang. Sistem

ini berkaitan erat dengan sistem pembeliaan, sistem retur pembelian,

dan sistem akuntansi biaya pembelian.

Persediaan dikatakan sangat penting bagi suatu perusahaan, karena

persediaan berguna untuk :

3 Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang.

4 Menghilangkan resiko dalam produk yang dipesan tidak

bagus atau rusak.

Menurut Warren, Reeve, & Fess (2008), persediaan digunakan

untuk mengidentifikasikan :

• Barang dagang yang disimpan untuk kemudian dijual dalam

operasi bisnis perusahaan.

• Bahan yang digunakan dalam proses produksi atau yang

disimpan untuk tujuan itu.

Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan

(Inventory) merupakan suku cadang dimana barang sudah mulai

menipis atau sudah mendekati jumlah minimal, kemudian akan

dilakukan persediaan ulang yang akan menjadi suatu bekal dalam

melakukan transaksi penjualan.

57

2.2.4 Fact Finding Technique

Metode pengumpulan data menggunakan metode Fact Finding.

Metode Fact Finding adalah Sebuah sistem database dibangun

berdasarkan masalah yang sedang muncul lalu dibuatkan sistemnya

untuk menangani masalah tersebut. Untuk mencari masalah-masalah

tersebut harus dilakukan beberapa kegiatan pengumpulan data agar

dapat diperoleh informasi-informasi penting. Yang terdiri atas :

o Examining Documentation

Mempelajari data, dokumen, laporan dan file berkaitan yang

nantinya akan diolah menjadi informasi berguna

o Interviewing

Pada tahap ini diadakan penelitian pada CV. ANDY PLASTIK.

Penelitian dilakukan dengan interview/wawancara terhadap

pemilik dan karyawan yang bertujuan untuk mendapatkan

informasi sesuai kebutuhan.

o Observing the enterprise in operation

Memantau langsung dan mempelajari terhadap proses bisnis yang

sedang berjalan.

o Research

Dengan teknik ini dilakukan penilitian terhadap masalah yang

dihadapi dengan cara mempelajari buku-buku yang dapat

dijadikan referensi dalam penulisan skripsi. Dan dari hasil

research dapat mengidentifikasi kebutuhan informasi yang masih

kurang pada proses bisnis yang berjalan dengan menentukan

informasi yang dibutuhkan pada aplikasi yang akan dibuat dan

diimplementasikan.

58

2.2.5 Database

Istilah database berawal dari ilmu komputer yang meskipun

artinya semakin luas yaitu memasukkan hal-hal dari luar bidang

elektronik. Catatan yang mirip dengan database sebenarnya sudah

terdapat sebelum revolusi industri dimana dalam bentuk buku yang

sangat besar, kuitansi serta kumpulan data yang berhubungan dengan

proses bisnis.

Menurut Connolly & Begg (2010:54), database adalah

kumpulan data yang saling terhubung secara logis dan deskripsi dari

data tersebut, dirancang untuk memberikan dan menemukan informasi

yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi. Database merupakan sebuah

tempat penyimpanan berkapasitas sangat besar yang dapat digunakan

oleh berbagai user atau departemen secara bersamaan. Database

merupakan suatu komponen penting yang tidak dimiliki dengan

sendirinya tapi merupakan suatu komponen penting yang tidak dimiliki

dengan sendirinya tapi merupakan sebuah sumber daya yang terbagi

dalam perusahaan.Database tidak hanya berisi data operasional tetapi

juga deskripsi data tersebut yang disebut metadata.

Database digunakan untuk pengelolaan data agar pengolahan

data dan dokumentasi data menjadi lebih baik sehingga data-data

tersebut lebih terintegrasi Widhyaestoeti (2011:1). Selain itu juga dapat

memberikan kemudahan bagi pihak yang berkepentingan dalam

melakukan pencarian data. Pokok pemikiran dalam merancang

database adalah bagaimana merancang database sehingga dapat

memenuhi kebutuhan saat ini dan kemudahannya untuk dikembangkan

dimasa yang akan datang.

Jadi, dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Database

merupakan kumpulan data yang saling terhubung untuk memenuhi

kebutuhan user, dimana database mempunyai kapasitas penyimpanan

yang sangat besar.

59

2.2.5.1 Arsitektur Database

1. Sistem Terpusat

• Berjalan pada sistem komputer tunggal dan tidak berinteraksi

dengan sistem komputer lain.

• Sistem komputer multi-guna: satu ke banyak CPU dan

beberapa alat pengendali yang terhubung melalui sebuah bus

yang memungkinkan akses pembagian memori.

• Sistem single-user (misalnya., PC atau workstation): unit desk-

top, single user, biasanya hanya terdiri satu CPU dengan

satu atau dua hard disk, SO hanya mendukung satu user.

• Sistem Multi-user : lebih banyak penyimpanan, memori lebih

besar, multiple CPU, dan menggunakan SO multi-user,

melayani banyak pengguna yang terhubung dengan sistem

melalui terminal. Biasa disebut sistem server.

2. Sistem Client-Server

Sistem server melayani permintaan m sistem client, yang

mempunyai struktur umum seperti berikut :

3. Arsitektur Database Parallel

• Shared memory – proscesor membagi memory kepada

umum.

• Shared disk – proscesor membagi sebagian kapasitas

disk.

• Shared nothing – proscesor membagi bukan memory dan

bukan disk.

• Hierarchical – gabungan berbagai arsitektur.

4. Sistem Terdistribusi

• Data tersebar ke banyak mesin (juga disebut sebagai site

atau node).

• Jaringan menjadi penghubung antar mesin.

• Data dipakai user di berbagai mesin.

5. Tipe Jaringan

• Local-area networks (LANs)

60

Tersusun dari processor yang didistribusikan ke area

geografik kecil, seperti satu gedung.

• Wide-area networks(WANs)

Tersusun dari processor yang didistribusikan ke area

geografik yang luas.

• Discontinuos connection

Seperti WANs, yang berdasarkan periodik dial-up

(contohnya menggunakan UUCP), yang terkoneksi

hanya untuk beberapa saat.

• Continuous connection

Seperti WANs, yang terkoneksi ke internet dimana

servernya tersambung setiap saat.

• WAN dengan continuous connection

Dibutuhkan untuk mengimplementasikan sistem

database terdistribusi.

2.2.6 Spesialisasi (Generalisasi)

Menurut Connolly & Begg (2010:112), spesialisasi adalah

suatu bentuk pembagian tenaga kerja di mana individu atau

perusahaan memusatkan usaha-usaha produktif mereka pada sebuah

kegiatan atau sejumlah kegiatan-kegiatan yang terbatas.

61

2.2.7 Kerangka Pikir

Gambar 2.17 Kerangka Pikir

Developments

Analysis

Planning Mengidentifikasi

Masalah

Metodologi Penelitian

Menentukan Ruang

Lingkup, tujuan dan

Metode Pengumpulan

Data

Metode Survei

Lapangan

Perancangan

Aplikasi

Melakukan Analisis

Metode Wawancara Observasi Studi Pustaka

Kebutuhan User Prosedur Berjalan Identifikasi Masalah Solusi

Melakukan Perancangan

Model Konseptual

Model Logikal

Model Fisikal

Evaluasi

Aplikasi

62