bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2013-2-01367-di...

70
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Lansia Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Batasan lanjut usia (lansia) dapat ditinjau dari aspek biologi, sosial, dan usia atau batasan usia, yaitu: 1. Aspek Biologi Lansia ditinjau dari aspek biologi adalah orang/individu yang telah menjalani proses penuaan (menurunnya daya tahan fisik yang ditandai dengan semakin rentannya tubuh terhadap serangan berbagai penyakit yang dapat menyebabkan kematian). Hal ini disebabkan seiring meningkatnya usia terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. 2. Aspek Sosial Dari sudut pandang sosial, lansia merupakan kelompok sosial tersendiri. Di negaraBarat, lansia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. Bagi masyarakat tradisional di Asia, lansia menduduki kelas sosial yang tinggi yang harus dihormati oleh masyarakat. 3. Aspek Umur a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), lanjut usia adalah tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60 tahun ke atas. b. Menurut Second World Assembly on Ageing (SWAA) di Madrid (8- 12 April 2002) yang menghasilkan Rencana Aksi Internasional Lanjut Usia (Madrid International Plan of Action on Ageing), seseorang disebut sebagai lansia jika berumur 60 tahun ke atas (di negara berkembang) atau 65 tahun ke atas di negara maju. Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Upload: hoangthuan

Post on 21-Aug-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Umum

2.1.1 Lansia

Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap

perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu dan merupakan

kenyataan yang tidak dapat dihindari. Batasan lanjut usia (lansia) dapat ditinjau

dari aspek biologi, sosial, dan usia atau batasan usia, yaitu:

1. Aspek Biologi

Lansia ditinjau dari aspek biologi adalah orang/individu yang telah

menjalani proses penuaan (menurunnya daya tahan fisik yang ditandai

dengan semakin rentannya tubuh terhadap serangan berbagai penyakit

yang dapat menyebabkan kematian). Hal ini disebabkan seiring

meningkatnya usia terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel,

jaringan, serta sistem organ.

2. Aspek Sosial

Dari sudut pandang sosial, lansia merupakan kelompok sosial tersendiri.

Di negaraBarat, lansia menduduki strata sosial di bawah kaum muda. Bagi

masyarakat tradisional di Asia, lansia menduduki kelas sosial yang tinggi

yang harus dihormati oleh masyarakat.

3. Aspek Umur

a. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995), lanjut usia adalah

tahap masa tua dalam perkembangan individu dengan batas usia 60

tahun ke atas.

b. Menurut Second World Assembly on Ageing (SWAA) di Madrid (8-

12 April 2002) yang menghasilkan Rencana Aksi Internasional Lanjut

Usia (Madrid International Plan of Action on Ageing), seseorang

disebut sebagai lansia jika berumur 60 tahun ke atas (di negara

berkembang) atau 65 tahun ke atas di negara maju.

Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

10

Menurut Cooper dan Francis dalam bukunya yang berjudul People

Places: Design Guidelines for Urban Open Space. Disebutkan berdasarkan

tingkat keaktifannnya lansia dibagi menjadi tiga kategori antara lain:

1. Go go’s yaitu para lansia yang aktif tanpa bantuan orang lain.

2. Slow go’s yaitu para lansia yang semi-aktif tanpa bantuan orang lain.

3. No go’s yaitu para lansia yang memiliki cacat fisik dan sangat

tergantung pada orang lain.

Selain itu Cooper dan Francis juga mengelompokan lansia menjadi tiga

bagian berdasarkan usia dengan kemampuan beserta aktifitasnya berdasarkan

usia para lansia. Ketiga kategori ini berkaitan langsung dengan kategori lansia

berdasarkan tingkat keaktifan yang teah dijabarkan sebelumnya.

Tabel Kategori Lansia Berdasarkan Usia

Young-Old Old Old-Old

Usia 55 – 70 Tahun 70 – 80 Tahun 80 Tahun keatas

Kemampuan Mandiri Cukup Mandiri Kurang Mandiri,

Membutuhkan

perawatan lebih

Aktifitas Memiliki inisiatif

sendiri, mampu

bersosialisasi,

rekreasi

Memiliki inisiatif

sendiri dan

kelompok, banyak

duduk mampu

bersosialisasi dan

tidak membutuhkan

perawat.

Membutuhkan

perawat, Inisiatif

aterbatas, jarang

berpindah dan

membutuhkan

terapi kesehatan.

Tabel 2.1.1 Kategori Lansia Berdasarkan Usia

(Sumber: People Places: Design Guidelines for Urban Open Space, 2001)

(Cooper Marcus, Clare and Carolyn Francis (2001). People Places: Design

Guidelines for Urban Open Space. 2nd edition. New York: Van Nostrand

Reinhold)

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

11

2.1.2 Panti Werdha

A. Definisi

Panti werdha merupakan wadah pengawasan dan perhatian untuk para

lansia, secara umum panti werdha di sebut juga dengan panti jompo.

Menurut yayasan Gerontologi Abiyoso (2013), yang dimaksud dengan panti

werdha adalah wadah bagi para lanjut usia atau suatu perkumpulan yang

berada di suatu pedesaan atau kelurahan yang anggotanya adalah para lanjut

usia.

Definisi dari panti werdha berdasarkan kata panti, jompo serta panti

jompo dalam pengertian kata antara lain:

1. Panti

Panti, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) berarti

tempat atau kediaman. Bersangkutan dengan tempat tinggal atau

rumah sebagai bagian dari kebutuhan pokok manusia yaitu ‘papan’

atau tempat tinggal.

2. Werdha

Werdha, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) berarti

tua atau jompo, lemas sekali fisiknya, uzur dan sudah tidak mampu

menafkahi dirinya sendiri.

3. Panti Werdha

Panti Werdha, atau umumnya disebut dengan Panti Jompo

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata panti werdha

diartikan sebagai tempat merawat dan menampung Panti Jompo.

Tempat dimana berkumpulnya orang-orang lanjut usia yang baik

secara sukarela ataupun diserahkan oleh pihak keluarga untuk diurus

segala keperluannya. Dimana beberapa tempat ini ada yang dikelola

oleh pemerintah dan pihak swasta. Dan ini sudah merupakan

kewajiban Negara untuk menjaga dan memelihara setiap warga

negaranya termaksud para lanjut usia sebagaimana tercantum dalam

Undang-undang RI tentang Kesehatan (1996:12).

(Maryam, R.S. Ekasari, Mia F. Rosidawati. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan

Perawatannya. Indonesia. Jakarta: Salemba Medika.)

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

12

B. Sejarah Panti Werdha

1. Sejarah Panti Werdha di Amerika

Perjalanan sejarah panti werdha di mulai pada permulaan abad ke 19,

perempuan dan kelompok gereja mulai medirikan rumah khusus untuk para

lanjut usia. Seiring ke khawatiran yang mereka dapati adanya rasisme di

masyarak termasuk lansia. Lalu pada tahun 1850, para perempuan dan

kelompok gereja mendirikan Boston Homes. Pengurus rumah lanjut usia ini

merupakan mereka para janda, para pelacur yang diasingkan dan dibuang serta

membutuhkan tempat tinggal.

Selama pembangunan ini Boston Homes didanai oleh para donatur dan

pusat keagamaan yang juga menganggap ide ini sebagai ide yang brilian.

keinginan mereka untuk membantu para lansia yang kebanyakan merupakan

para pensiunan yang tidak memiliki keluarga, dan para lansia terlantar di

Texas. Hal lain yang membuat Boston Homes begitu dikenal karena bagaimana

mereka mampu mengajarakan kerukunan antar agama dan etnis yang saat itu

sangat bergejolaknya sikap rasisme di amerika.

2. Sejarah Panti Werdha di Eropa

Kemunculan panti werdha di Eropa bahkan jauh dari sebelum abad 19, di

Eropa sendiri ide pembangunan panti werdha sudah ada sejak abad 17, yaitu

pada tahun 1682 di Chelsea, Inggris, oleh seorang arsitek Christopher Wren

(1632-1723). Tetapi pembangunan ini hanya untuk para tentara pensiunan, dan

disebut dengan Retirement Home for Soldiers. Yang kini bergabung dengan

rumah sakit Royal Hospital.

Gambar 2.1.1 Retirement Home for Soldiers and Royal Hospital, Chelsea.

(Sumber: www.bdonline.co.uk, 2013)

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

13

Dan pembangunan panti werdha di negara lain di eropa yaitu Ringbo

Nursing di Copenhagen, Denmark Home pada tahun 1961. Di desain oleh

seorang arsitek berkebangsaan Yunani, Hans Christian Hansen (1906-1960).

Bangunan ini memiliki karakteristik potongan bangunan yang rumit,

pemakaian bahan bangunan recycle, kerangka kayu yang rumit dan atap asbes

yang meliuk-liuk.

Gambar 2.1.2 Ringbo Nursing Home, Copenhagen, Denmark

(Sumber: www.bdonline.co.uk, 2013)

3. Sejarah Panti Werdha di Indonesia

Di indonesia sendiri pembangunan panti werdha pertama dibangun di

Jakarta, yaitu Panti Werdha Wisma Mulia pada tahun 1958. Kepengurusan

Panti Werdha ini dicetuskan oleh Johanna Menara Saidah Chairul Saleh (1920-

1978), Ketua Bidang Yayasan Bina Daya Wanita Indonesia. Dan pembangunan

panti werdha mulai muncul di beberapa daerah di Indonesia.

Gambar 2.1.4 Panti Werdha Gracelil, Bogor

(Sumber: Wikimapia.org, 2011)

(Andrist, Linda C. Nicholas, Patrice K. Wolf, Karen A. (2006) A History of

Nursing Ideas. Canada: Jones & Bartlett Learning).

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

14

C. Fungsi dan Tujuan Panti

Panti werdha dapat diartikan sebagai rumahnya para lansia. Dan

dengan itu Panti werdha harus menampung kebutuhan lansia akan fungsi

dan tujuan dari ‘rumah’ itu sendiri agar mereka dapat merasa betah di

panti.

Fungsi panti werdha antara lain:

1. Tempat atau wadah para lansia dirawat dan diberi perhatian

2. Tempat para lansia bertemu dengan komunitasnya dan

mendapatkan hiburan

3. Sarana pengembangan sosial bagi para lansia agar tidak merasa

kesepian atau ditinggalkan.

4. Tempat para lansia merasakan keberadaan ‘rumah’ di panti jompo

Terkait fungsi dari panti werdha diatas, maka tujuan dari panti

werdha sendiri sebagai berikut:

1. Meningkatkan derajat kesehatan dan kehidupan lansia di panti

agar mereka dapat hidup layak.

2. Menangani masalah yang dihadapi lansia dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Memberikan tempat tinggal bagi para lansia untuk dapat

memenuhi kebutuhan fisik dan psiologis bagi para lansia.

4. Meningkatkan hubungan sosial antar sesama lansia.

5. Terpenuhinya kebutuhan psikologis, sosial dan spiritual para

lansia.

6. Terpenuhinya fungsi kesejahteraan untuk para lansia.

7. Meningkatnya kesadaran dan kemampuan lansia khususnya yang

tinggal dipanti dalam memelihara kesehatan diri sendiri.

8. Meningkatnya pembinaan dan pelayanan kesehatan lansia di

Panti, baik oleh petugas kesehatan maupun petugas panti.

Tamher, S. Noorkasiani. (2009) Kesehatan Usia Lanjut Dengan

Pendekatan Asuhan Keperawatan. Jakarta: salemba medika

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

15

D. Klasifikasi Panti Werdha Berdasarkan Kepemilikan.

1. Panti Werdha Milik Pemerintah dan Dinas Sosial, keseluruhan

kebutuhan di tanggung jawabi oleh pemerintah dengan kas

pemerintah.

2. Swasta atau Yayasan atau Perseorangan, keseluruhan diawasi dan

ditanggung jawabi sendiri dengan kas iuran penghuni panti atau

dengan donatur.

(Maryam, R.S. Ekasari, Mia F. Rosidawati. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan

Perawatannya. Indonesia. Jakarta: Salemba Medika.)

E. Klasifikasi Jenis Aktifitas dan Fasilitas Panti

Menganalisa kebutuhan dasar pengguna berdasarkan kelompok

kepengurusan yang terbagi menjadi dua kelompok antara lain lansia dan

pengurus panti yang terbagi lagi menjadi 4 bagian yaitu Dokter, Perawat,

Pegawai tetap (petugas kebersihan & juru masak), dan Karyawan tidak

tetap (Pengurus). Analisa ini berupa identifikasi pengguna, kebutuhan

dan kegiatan dasar di dalam panti werdha.

1. Klasifikasi Jenis Aktifitas

Berikut adalah klasifikasi aktifitas atau kegiatan yang ada di

dalam panti werdha secara umum menurut penggunanya:

a. Kegiatan Lansia

Lansia dibagi menjadi tiga golongan, antara lain lansia mandiri

sepenuhnya, lansia mandiri dengan bantuan langsung (dengan

kursi roda dan membutuhkan perhatian langsung) dan lansia

dengan bantuan tidak langsung (lansia dengan menggunakan

tongkat jalan, lansia yang rabun, lansia pikun).

Kegiatan para lansia di panti werdha antara lain:

1. Istirahat/tidur

2. Melakukan pekerjaan hiburan diri seperti membaca dan

menonton televisi dan membuat kerajinan

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

16

3. Melakukan pekerjaan bersifat kesehatan seperti olahraga

senam dan lari kecil.

4. Perawatan kesehatan bagi para lansia yang sakit.

5. Perawatan kesehatan bagi para lansia yang sehat secara rutin.

b. Kegiatan Staf

1. Dokter

• Menerima konsultasi

• Menerima rehabilitasi

• Memeriksa kesehatan warga panti

Memeriksa tensi darah para warga panti

2. Perawat

• Perawatan kepada para lansia bersifat kesehatan

• Menjaga para lansia 18/7

• Mengecek kebutuhan para lansia.

• Menemani dokter

3. Karyawan Bersifat Tetap (Petugas Kebersihan dan Juru

Masak)

• Loundry

• Memasak (Juru masak)

• Bersih-Bersih (cleaning service)

• Menjaga keamanan (Security)

4. Karyawan Bersifat Tidak Tetap (Pengurus)

• Mengecek dan mengurus administrasi panti werdha

• Mendata dan mengawasi para lansia dan perawat

• Mengecek perkembangan panti

• Mengawasi panti baik bersifat fisik dan pelayanan

(Maryam, R.S. Ekasari, Mia F. Rosidawati. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan

Perawatannya. Indonesia. Jakarta: Salemba Medika.)

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

17

2. Klasifikasi Jenis Fasilitas

Berikut adalah klasifikasi fasilitas yang ada di dalam panti

werdha secara umum menurut penggunanya:

a. Fasilitas Lansia

1. Ruang tidur

2. Kamar mandi

3. Ruang makan

4. Ruang hiburan

5. Ruang kesehatan

b. Fasilitas Staf

1. Dokter

• Ruang dokter

• Ruang Bangsal Sakit

2. Perawat

• Ruang Perawatan

• Ruang Rehabilitasi/Fisioterapi

• Ruang Bangsal Sakit

3. Karyawan bersifat tetap

• Ruang Loundry

• Ruang menyimpan alat kebersihan

• Dapur

4. Karyawan bersifat tidak tetap

• Kantor

• Ruang rapat

• Hall/Aula

• Ruang penyimpanan data

5. Tamu

• Ruang Tunggu

• Reseptionist

(Strockslager, Jaime L. dan Liz Schaeffer (2008) Asuhan

Keperawatan Geriatrik. Jakarta:EGC)

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

18

F. Persyaratan Umum

Berdasarkan Undang-undang Kesejahteraan Lansia (1998 : Pasal 5

ayat 1 dan pasal 27 ayat 2), yang menimbang dan menetapkan bahwa

perlunya diadakan usaha-usaha untuk mejmberikan bantuan penghidupan

dan perawatan kepada orang-orang jompo. Termaksud perawatan dan

pemberian fasilitas rumah atau panti untuk para jompo.

Ketentuan-ketentuan umum dalam pendirian dan pengurusan panti

jompo atau panti werdha Berdasarkan Undang-Undang RI Kesejahteraan

Sosial (1998: Pasal 1, Pasal 2, Pasal 7 dan Pasal 9) antara lain:

1. Pasal 1

Yang dimaksud dengan orang jompo dalam undang-undang ini

ialah setiap orang yang berhungan dengan lanjutnya usia, tidak

mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah untuk keperluan

hidupnya sehari-hari

2. Pasal 2

Bantuan penghidupan yang dimaksud dalam undang-undang

ini adalah pemberian tunjangan perawatan kepada orang jompo yang

diselenggarakan secara umum oleh pemerintah atau di olah badan-

badan/organisasi swasta perorangan.

3. Pasal 7

Pemerintah bertugas mengarahkan. membimbing. dan

menciptakan suasana yang menunjang bagi terlaksananya upaya

peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia.

4. Pasal 9

Pemberdayaan lanjut usia dimaksudkan agar lanjut usia tetap

dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan berperan aktif secara wajar

dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Berdasarkan ketentuan-ketentuan diatas, maka persyaratan seseorang

baru bisa dikatakan jompo ata dalam arti Undang-undang ini apabila ia telah:

a. Lanjut usianya.

b. Tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri

untuk keperluan pokok bagi hidupnya sehari-hari.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

19

c. Tidak menerima nafkah secukupnya dari dirinya karena terhalang

kesehatan, pensiun dan lain-lainnya.

d. Uzur, atau lemah kesehatannya.

e. Umur untuk ini bagi pria atau wanita ialah 55 tahun, namun

demikian dalam keadaan tertentu Menteri Sosial dapat

menentukan umur lebih muda, apabila keadaan fisik orang itu

memerlukan.

f. Jika ia masih mempunyai dan sanggup mencari nafkah untuk

keperluan hidupnya yang mutlak, maka ia belum dapat disebut

orang jompo. Kesanggupan menafkahi keperluan hidup disebut

dengan para lansia mandiri karena dengan itu tidak membutuhkan

perawatan dan pelayanan khusus.

g. Kemungkinan ada bahwa yang bersangkutan, memang tak

berdaya mencari nafkahnya sendiri akan tetapi bila ada orang lain

yang memberikan kebutuhan hidupnya yang pokok masih

memberikan pertolongan kepadanya, maka orang demikian

belumlah termasuk jompo.

Serta persyaratan terakhir dari Keputusan Menteri Sosial RI No.

50/HUK/2004 tentang Standarisasi Panti Sosial dan Pedoman Akreditasi

Panti Sosial. Termaksud panti werdha contohnya antara lain:

1. Kelembagaan, meliputi:

a. Legalitas Organisasi. Mencakup bukti legalitas dari instansi yang

berwenang dalam rangka memperoleh perlindungan dan

pembinaan profesionalnya.

b. Visi dan Misi. Memiliki landasan yang berpijak pada visi dan

misi.

c. Organisasi dan Tata Kerja. Memiliki struktur organisasi dan tata

kerja dalam rangka penyelenggaraan kegiatan.

2. Sumber Daya Manusia, mencangkup 2 aspek antara lain:

a. Aspek penyelenggara panti, terdiri 3 unsur :

• Unsur Pimpinan, yaitu kepala panti dan kepala-kepala unit

yang ada dibawahnya.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

20

• Unsur Operasional, meliputi pekerja sosial, instruktur,

pembimbing rohani, dan pejabat fungsional lainnya.

• Unsur Penunjang, meliputi pembina asrama, pengasuh, juru

masak, petugas kebersihan, satpam, dan sopir.

b. Pengembangan personil panti

Panti Sosial perlu memiliki program pengembangan SDM bagi

personil panti.

3. Sarana dan Prasarana, Mencangkup:

a. Pelayanan Teknis. Mencakup peralatan asesmen, bimbingan

sosial, ketrampilan fisik dan mental.

b. Perkantoran. Memiliki ruang kantor, ruang rapat, ruang tamu,

kamar mandi, WC, peralatan kantor seperti : alat komunikasi, alat

transportasi dan tempat penyimpanan dokumen.

c. Umum. Memiliki ruang makan, ruang tidur, mandi dan cuci,

kerapihan diri, belajar, kesehatan dan peralatannya (serta ruang

perlengkapan).

4. Pembiayaan

Memiliki anggaran yang berasal dari sumber tetap maupun tidak

tetap. Anggaran ini bersifat wajib karena pengelolaan yayasan

bertanggung jawab akan datangnya subsidi pangan, jasa dan

pengelolaan secara keseluruhan.

5. Pelayanan Sosial Dasar.

Memiliki pelayanan sosial dasar untuk pemenuhan kebuthan

sehari-hari klien. Meliputi makan, tempat tinggal, pakaian, pendidikan

dan kesehatan.

6. Monitoring dan Evaluasi, Meliputi:

a. Monev Proses, yakni penilaian terhadap proses pelayanan yang

diberikan kepada klien.

b. Monev Hasil, yakni monitoring dan evaluasi terhadap klien, untuk

melihat tingkat pencapaian dan keberhasilan klien.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

21

G. Persyaratan Khusus

Serta persyaratan fasilitas bagi sebuah bangunan panti diatur pula pada

undang-undang dasar Republik Indonesia tentang Kesehatan Tahun 2002

antara lain:

1. Pasal 6 ayat 13

Prasarana dan sarana bangunan gedung adalah fasilitas

kelengkapan di dalam dan di luar bangunan gedung yang

mendukung pemenuhan terselenggaranya fungsi bangunan gedung

dan lingkungan.

2. Pasal 14 ayat 1, 2 dan 3

1. Pelayanan kesehatan dimaksudkan untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan lanjut usia,

agar kondisi fisik, mental, dan sosialnya dapat berfungsi

secara wajar.

2. Pelayanan kesehatan bagi lanjut usia sebagaimana dimaksud

pada ayat 1 dilaksanakan melalui peningkatan:

a. Penyuluhan dan penyebarluasan informasi kesehatan

lanjut usia

b. Upaya penyembuhan (kuratit), yang diperluas pada

bidang pelayanan geriatrik/gerontologik.

c. Penyediaan fasilitas kesehatan dan perawatan bagi

lanjut usia baik secara rutin ataupun tidak..

3. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan bagi lanjut usia

yang tidak mampu, diberikan keringan.ln biaya sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c. Pasal 17 ayat 1

Pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam

penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum dimaksudkan

sebagai perwujudan rasa hormat dan penghargaan kepada lanjut

usia.

d. pasal 4 ayat 26

Yaitu bertanggung jawab akan kenyamanan ruang gerak,

dan hubungan antar ruang, kondisi dalam ruang pandang, serta

singat getaran dan tingkat kebisingan.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

22

2.1.2 Panti Werdha Kelas Eksklusif

Pendirian panti werdha kelas eksklusif di beberapa negara di dunia di

tandai dengan adanya panti jompo yang dikerjakan oleh para arsitek dengan

tujuan menghitung kenyamanan dan estetika dengan target bisnis untuk kelas

atas. Bagi para arsitek, pengerjaan panti jompo adalah hal yang harus

dipikirkan matang-matang seperti bagaimana mereka bisa merasakan ‘rumah’

di dalam panti. Jadi pertanyaan mereka bagaimana membangun rumah yang

bersifat diantara rumah dan rumah sakit. Kasus lain yang harus dipecahkan

oleh para arsitek adalah bagaimana merancang sebuah panti yang dapat

merangsang kontak sosial dan memberikan privasi bagi para lansia yang masih

ingin hidup mandiri.

Panti werdha kelas eksklusif juga dirasakan sebagai kesempatan bisnis

yang menggiurkan, bagaimana bisnis ini mulai berkembang untuk beberapa

negara berkembang seperti indonesia dan negara asia lainnya. Jumlah lansia

dari golongan mampu pun jauh lebih besar dari jumlah lansia dari golongan

tidak mampu. Maka dari itu para bisnisman yang ingin memulai mengerjakan

bisnis panti werdha kelas eksklusif ini merasa membutuhkan arsitek dan

desainer interior sebagai aspek penting dalam promosi penjualan bisnis

mereka.

Sebagian arsitek merasa pengerjaan panti werdha yang kompleks

membuat mereka tertantang akan proyek ini. Bruno Marchand dalam bukunya

Architecture for the Elderly (Marchand, 2014:24), beransumsi bahwa

pengelolaan arsitektur dan interior harus mempertimbangkan kaitan erat

perilaku manusia. Hal-hal yang melekat dalam arsitektur panti werdha antara

lain kenyamanan, suasana dan aksesibilitas. Hal hal itu menjadi fundamental

penting bagi kesahteraan orang tua, terutama bagi yang rapuh kesehatannya.

Marchand juga menambahkan dalam pengerjaan panti werdha yang

eksklusif pada dasarnya harus mempertimbangkan unsur-unsur terkait dalam

membangun estetika seperti ergonomisnya sebuah kamar tidur, kamar mandi,

lorong-lorong, pintu dan jendela. Hal-hal tersebut juga harus diberikan

perawatan ekstra.

(Marchand, B. (2014). Architecture for the Elderly. Swiss: Press

Polytechniques)

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

23

A. Definisi

Panti Werdha kelas eksklusif memiliki fungsi dan tujuan yang sama

seperti panti werdha pada umumnya. Tetapi target pengerjaan ini untuk

para lansia pada golongan menengah ke atas. Dengan fasilitas, perawatan,

kenyamanan dan keamanan terbaik untuk membantu para lansia merasa

lebih nyaman tinggal di panti.

B. Sejarah

Sejarah awal pengklasifikasian panti werdha kelas eksklusif pada

umumnya karena panti werdha dengan pelayanan eksklusif merupakan

kesempatan bisnis yang menggiurkan. Awal mula adanya panti werdha

kelas eksklusif tumbuh di beberapa negara maju seperti di Amerika dan di

eropa.

Gambar 2.1.5 Nursing Home Simmering. Vienna, Austria.

(Sumber: www.archdaily)

Perkembangan panti werdha dengan kelas eksklusif kini berkembang

pula di negara-negara maju seperti di negara-negara asia tenggara terutama

Indonesia. Salah satu pencetusnya adalah seorang bisnisman Herman Kwik

yang membangun sebuah panti werdha kelas eksklusif yaitu Rukun Senior

Living. Rukun Senior Living merupakan panti werdha pertama di Indonesia

yang mengusung konsep kelas eksklusif yang dibangun diatas tanah sebesar

4 hektar di Sentul, Bogor.

Herman Kwik (2012) menyatakan dasar keinginannya untuk

membangun panti werdha dengan kelas eksklusif ini karena orang-orang

indonesia memiliki kebiasaan untuk berbakti pada orang tua dan merasa

durhaka atau perasaan bersalah telah mengkhianati orang tua jika tidak

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

24

peduli kepada mereka sampai mereka mati. Ia juga mengatakan bahwa apa

yang ia lihat selama tinggal di Amerika akan bisnis panti werdha ini akan

berkembang pula di Indonesia yang kini ekonominya sangat berkembang

pesat.

Gambar 2.1.6 Rukun Senior Living, Sentul

(Sumber: rukunseniorliving.com,2002)

(Andrist, Linda C. Nicholas, Patrice K. Wolf, Karen A. (2006) A History of

Nursing Ideas. Canada: Jones & Bartlett Learning)

C. Fungsi dan Tujuan Panti Werdha Kelas Eksklusif

Pada dasarnya fungsi dan tujuan panti werdha pada umumnya dengan

panti werdha kelas eksklusif sama. Tetapi peranan panti werdha eksklusif

lebih kompleks dengan memberikan fasilitas dan pelayanan lebih kompleks

daripada panti werdha pada umumnya.

1. Fungsi

Fungsi dari panti werdha kelas eksklusif lebih pada nilai

kenyamanan yang akan diterima oleh para penghuni panti werdha.

Sebisa mungkin para warga panti merasa tinggal seperti dirumah

sendiri dengan kualitas hotel bintang 5.

2. Tujuan

Tujuan dibangunnya panti werdha kelas eksklusif karena

keinginan untuk membantu memberikan fasilitas terbaik pada

lansia dari golongan menengah sampai menengah ke atas agar

hidupnya lebih menyenangkan.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

25

D. Klasifikasi Jenis Aktifitas dan Fasilitas

Berikut ini adalah klasifikasi jenis aktifitas pada panti werdha kelas

eksklusif pada umumnya menurut penggunanya antara lain:

1. Kegiatan lansia

a. Menerima perawatan dan pelayanan langsung maupun tidak

langsung yang berhubungan dengan kesehatan secara

eksklusif.

b. Menerima pelayanan ekstra secara langsung berupa pelayanan

makanan, kebersihan dan perawatan.

c. Melakukan kegiatan hiburan seperti menonton televisi, duduk

santai, bermain catur, membaca dan jalan santai.

2. Kegiatan Staff

a. Dokter

• Mengecek kesehatan warga panti baik secara rutin bagi

lansia yang sakit dan yang sehat setiap hari.

• Menyediakan konsultasi kesehatan bagi para lansia berupa

rehabilitasi dan fisioterapi.

b. Perawat

• Mendampingi dokter setiap hari.

• Mendampingi lansia dalam bentuk kesehatan seperti

memberikan obat, vitamin dan mengecek tekanan darah

setiap bangun tidur dan sebelum tidur.

c. Karyawan tetap

• Membersihkan panti

• Loundry/mencuci pakaian

• Memasakan makanan

• Menjaga keamanan

d. Karyawan tidak tetap

• Mengecek keadaan panti baik secara fisik dan pelayanan

kepada warga panti.

• Mengecek administrasi panti

• Mengecek kebutuhan panti baik secara rutin ataupun tidak

rutin.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

26

Berikut ini adalah klasifikasi jenis fasilitas pada panti werdha kelas

eksklusif pada berdasarkan klasifikasi kegiatan panti werdha diatas dan

berdasarkan buku Design Standards for Nursing Homes menurut klasifikasi

penggunanya antara lain:

1. Fasilitas Lansia/Warga Panti

a. Kamar Tidur.

Kamar tidur dalam panti werdha kelas eksekutif bersifat

residen, atau biasa dikenal dengan bentuk apartment. Kamar

residen biasanya diisi hanya untuk satu penghuni karena

kebutuhan privasi untuk para warga panti. Di dalam kamar

bentuk residen sudah termasuk kamar mandi di dalamnya.

Aktifitas di dalamnya antara lain tidur, memakai baju dan

mandi. Faktor penting dalam pendesainan kamar tipe residen

ini agar pencahayaan dan penghawaan langsung diterima oleh

hanya satu orang. Komponen kamar penghuni panti antara

lain:

1. Single Resident Bedroom

Berisi satu kamar tidur, dan kamar mandi.

2. Bariatric Single Bedroom

Berisi satu kamar tidur, ruang tv dan kamar mandi.

3. Double Resident Bedroom

Berisi dua kamar tidur, ruang tv, dapur dan kamar

mandi.

Gambar 2.1.7 Contoh Layout Kamar Tipe Single Resident Bedroom

(Sumber: Design Standards for Nursing Home, 2010)

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

27

b. Area Makan

Area makan ini dibuat menjadi ruangan yang fleksibel,

dan dapat mengakomodasi 20-25 meja. Ruang sirkulasi

dibuat dengan mengkalkulasi ruang untuk troli makanan,

kursi roda. Persyaratan lain yang harus dipenuhi antara lain

akses ke area makan harus se fleksibel mungkin, area makan

diusahakan dapat melihat ke arah eksterior ruangan, ruangan

untuk para lansia yang menggunakan kursi roda sebisa

mungkin berada di sisi dekat pintu masuk area makan.

komponen di dalam area makan termasuk dapur.

c. Area sosial dan Hiburan

Area sosial dan hiburan ini termasuk ruang keluarga,

ruang aktivitas, dan ruang hiburan. Area ini sebisa mungkin

dibuat untuk dapat mengawasi para lansia yang sedang

beraktifitas seperti membaca, mengobrol, menerima tamu

warga dan menonton televisi.

2. Fasilitas Staff

a. Ruang Dokter dan Perawat

Ruangan ini sebisa mungkin dapat digunakan pula sebagai

ruang rehabilitasi, ruang konsultasi dan ruang berobat. Di

dalam ruang dokter ini harus memenuhi komponen lain antara

lain:

• Ruang terapi dan rehabilitasi, Ruang konsultasi

• Ruang pemeriksaan kesehatan

• kamar mandi

• Ruang penyimpanan obat

b. Ruang Service

Komponen yang ada di dalam ruang service ini antara lain:

1. Ruang peralatan kebersihan

2. Ruang loundry

3. Ruang penyimpanan perlengkapan

4. Ruang obat-obatan

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

28

c. Ruang Kantor Dan Administrasi

Ruangan ini digunakan oleh para karyawan dan pengurus

panti. ruangan ini berfungsi sebagai ruang operasi menejemen

panti. Pada umumnya ruangan ini terbagi lagi menjadi

beberapa bagian antara lain ruang staf pelayanan, menejemen

dan pengurus. Sebisa mungkin ruangan ini mudah untuk

ditemukan biasanya berada di dekat pintu lobby dan

resepsionis.

Komponen yang ada dalam ruangan kantor dan administrasi

ini antara lain:

1. Ruang rapat

2. Ruang menerima tamu

3. Ruang administrasi

4. Ruang akuntan

5. Kantor general bisnis

6. Ruang penyimpanan data

(Brunswick. (2010). Design Standart for Nursing Homes. Inggris:

Department of Supply and Service)

E. Persyaratan umum

Berikut ini adalah persyaratan umum pada panti werdha kelas

eksklusif menurut W.A Benbow dalam bukunya Best Practice Design

Guidlines: Design Complex care. 12 prinsip fasilitas ini telah di ikuti oleh

negara-negara di Amerika, Eropa, Australia dan Asia akan pemenuhan

kebutuhan desain dalam panti werdha antara lain:

1. Privacy and Resident Room (Privasi dan Ruang Residen)

Pengupayaan penggunaan Resident room dengan satu

penghuni di dalamnya. Untuk penghuni menjaga privasinya. Dan

menghilangkan kebiasaan mendesain dengan dua penghuni dalam

satu kamar. Paling tidak penggunaan dua penghuni dalam satu

kamar ditunjukan untuk pasangan suami istri yang ingin tinggal di

panti werdha.

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

29

2. Accessibility (akses)

Kamar atau ruang lainnya harus dirancang secara universal

untuk mengakomodasi semua warga panti terlepas dari

kebutuhannya, karena kebanyakan dari warga panti menggunakan

alat bantu jalan, seperti:

Gambar 2.1.8 Tiga Tipe Alat Bantu Jalan Pada Lansia

(Sumber: Accessible Architecture Information)

3. Small Self Contained House Units

Pilihan ini berguna bagi para warga panti yang membutuhkan

dan mendambakan hidup yang mandiri di dalam panti. Bentuk

tempat tinggalnya antara lain berupa rumah tinggal yang tidak

besar tetapi nyaman dan memenuhi kebutuhan lansia seperti adanya

ruang tv dan dapur di dalam rumah.

4. Layout (Susunan / Tata Ruang)

Susunan layout harus dibuat berdasarkan efisiensi dan

efektifitas serta fungsi dari keseluruhan ruangan. Seperti mengecek

kembali kelompok ruangan untuk pelayanan diri (selfservice).

Gambar 2.1.9 Contoh Layout Koridor Panti Werdha

(Sumber: Nursing Home Design Complex Care)

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

30

5. Ensuite and Bathing (Layanan dan Pemandian)

Setiap kamar yang ditempati para lansia harus memiliki kamar

mandi sendiri termasuk adanya akses shower dan pegangan pada

samping toilet duduk. Pengerjaan kamar harus diperhatikan

sebagaimana kaidah untuk para lansia yang renta dan para lansia

yang menggunakan kursi roda.

6. Wayfinding (Penunjuk Jalan)

Karena bantuan penunjuk jalan bagi para lansia yang mengidap

penyakit tua dementia atau penyakit pikun. Pada dasarnya

penunjuk jalan ini berguna bagi lansia untuk menemukan jalan

mereka di sekitar kamar.

7. Lighting (Pencahayaan)

Berdasarkan studi di belgia, pencahayaan normal hanya bisa

ditangkap oleh para lansia 50 % - 60 % saja. Ini terjadi karena

dalam usia lanjut para lansia mengalami penebalan lensa mata dan

menyebabkan kurangnya kejelasan cahaya maupun bagi orang-

orang muda cahaya ruangan sudah sangat terang.

Maka dari itu pemilihan pencahayaan untuk para lansia

disimpulkan membutuhkan cahaya 5 kali lipat dari orang-orang

yang lebih muda. Kekurangan pencahayaan bagi lansia beresiko

jatuh.

8. Noise (Suara/Kebisingan)

Rangsangan suara atau kebisingan merupakan faktor utama

mengapa para lansia mengalami pikun. Lansia yang pikun

mengalami kehilangan kemampuan dalam menafsirkan apa yang

mereka dengar. selain itu kebisingan juga mengancam para lansia

mengalami Alzheimer atau stroke.

9. Sustainability (Desain berkelanjutan)

Hal ini harus dipertimbangkan para arsitektur dan desainer

interior. Bagaimana pentingnya mendesain sebuah desain yang

sustainable. Karena dengan merancang desain yang sustanable

mampu mengurangi biaya pengeluaran. Hal ini dirasa sangat

penting untuk kelanjutan pelayanan menejemen sebuah panti

werdha kelas eksklusif.

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

31

10. Outdoor Garden (Taman)

Hal ini dirasa penting untuk para lansia merasa lebih nyaman

di panti dan tidak merasa terkekang dan diawasi. Sebagian besar

panti werdha di negara negara maju berlokasi di pinggir kota

dengan pemandangan yang baik, mereka berpendapat bahwa para

lansia harus menikmati keindahan alam karena berpengaruh para

psikologi para lansia.

\

Gambar 2.1.10 Lingkungan Hijau Panti Werdha, Taman.

(Sumber: Household Models for Nursing Home Environments. 2009)

11. Décor (Dekorasi)

Dalam hal ini dekorasi ditekankan sebagai pengerjaan

arsitektur dan desain interior yang berestetika baik karena berguna

bagi marketing bisnis panti werdha kelas eksklusif itu sendiri serta

berpengaruh pula pada kenyamanan para lansia agar mererka

merasa betah di panti werdha.

12. Amenity Areas (Area hiburan)

Selain ruangan outdoor area hiburan juga merupakan aspek

penting dalam membangun sebuah panti werdha karena para lansia

juga membutuhkan hiburan agar mereka bisa merasa nyaman dan

bahagia selama di panti.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

32

(Benbow. WA, (2014) Best Practice Design Guidlines: Design Complex

care. United States: Deparment Veteran Affairs.)

F. Persyaratan Khusus

Persyaratan fasilitas pada panti werdha kelas eksklusif berupa

membuat kelas-kelas atau tingkatan akreditasi untuk warga panti. Dan

berikut persyaratan fasilitas pada panti werdha menurut buku panduan

“Disigning for Disable (Facilities For Disabled and Elderly)”:

1. Lantai atau permukaan tanah

Permukaan lantai harus dibuat stabil. Contohnya bisa

menggunakan karpet sebagai finishing lantai karena akan lebih

aman, tidak licin dan tidak berisik. Penggunaan karpet bisa dipakai

di koridor atau di daerah area private seperti kamar para lansia.

Diusahakan untuk tidak menggunakan keramik di seluruh ruangan

panti yang sering dilewati para lansia. Kekurangan keramik standart

yang licin beresiko jatuh untuk para lansia dan bahan keramik sangat

berisik tidak tepat untuk digunakan di panti werdha yang

penghuninya para lansia.

2. Level Lantai

Akan lebih baik jika step lantai tidak dibuat seperti tangga tapi

lebih seperti jalanan yang rata. Jalanan ini para umumnya digunakan

pada coridor luar panti untuk jalanan ke taman. Level lantai yang

rata juga sangat berguna bagi para lansia yang menggunakan tongkat

jalan dan kursi roda.

Gambar 2.1.11 Level Lantai Untuk Para Lansia

(Sumber: Facilities for Disabled and Elderly)

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

33

Kebutuhan lift untuk para lansia juga perlu diperhatikan, hal yang

perlu diperhatikan dalam membuat lift untuk para lansia antara lain

ukuran dan tombol lift yang tidak terlalu tinggi.

Gambar 2.1.12 Ukuran Minimum Lift

(Sumber: Facilities For Disabled and Elderly)

3. Area untuk para pengguna kursi roda

Area ini digunakan untuk para lansia yang menggunakan kursi

roda dan sulit untuk memutar balik kursi rodanya karena bentuk

coridor yang sempit. Penggunaannya bisa dengan membuat ruangan

putar balik berbentuk bulat atau dengan coridor berbentuk T.

Gambar 2.1.13 Area Putar Balik Untuk Pengguna Kursi Roda

(Sumber: Facilities For Disabled and Elderly)

4. Sirkulasi

Area yang kosong bermaksud untuk menentukan sirkulasi

penggua kursi roda pada semua ruangan.

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

34

Gambar 2.1.14 Sirkulasi Pengguna kursi roda

(Sumber: Facilities For Disabled and Elderly)

Dan para lansia yang menggunakan tongkat pada umumnya mereka

yang merasa mata mereka sudah rabun dan mereka para lansia yang

sulit berjalan dengan normal.

Gambar 2.1.15 Sirkulasi Pengguna Tongkat Berjalan

(Sumber: Facilities For Disabled and Elderly)

5. Wayfinding (penunjuk jalan)

Cara lain yang dapat membantu para lansia dari pikun dengan

menggunakan 4 tipe typologies berikut:

Gambar 2.1.16 Layout Bagi Para Lansia Yang Pikun

(Sumber: Nursing Home Design Complex Care)

Dan untuk para lansia yang penglihatannya sudah rabun, dengan

menggunakan penunjuk jalan dengan warna yang lebih kontras.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

35

Gambar 2.1.17 Penunjuk jalan untuk para lansia yang rabun

(Sumber: Facilities For Disabled and Elderly)

6. Pintu

Kebanyakan para lansia merasa sulit menggunakan gagang

pintu yang biasa digunakan orang-orang yang masih normal

kesehatannya. Alasannya karen tidak dapat meraih gagang pintu dan

terkadang terlalu sulit serta menyebabkan sakit pada tangan.

Gambar 2.1.18 Gambar Ukuran Tinggi Gagang Pintu Untuk Para Lansia

(Sumber: Facilities For Disabled and Elderly)

7. Kamar Mandi

Perlu diperhatikan dalam kebutuhan kamar mandi untuk para lansia.

Para lansia yang menggunakan kursi roda sering mengeluhkan kamar

mandi yang terlalu kecil.

Gambar 2.1.19 Akses Toilet Untuk Para Lansia.

(Sumber: Facilities For Disabled and Elderly)

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

36

Goldsmith, S. (1997). Designing for Disable (Facilities For Disabled and

Elderly). New York: Architectural Press

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Data Survey

A. Panti Werdha Wisma Mulia, Jelambar.

1. Sejarah

Panti Werdha Wisma Mulia Jelambar merupakan unit

sosial yang didirikan oleh gabungan dua yayasan besar yaitu

KOWANI (Kongres Wanita Indonesia), antara lain Yayayasan

Bina Daya Wanita dan Yayasan Bina Kerta. Dibangun dan

didirikan pada tanggal 23 april 1961, dan tercatat sebagai panti

werdha pertama di Indonesia.

Pelayanan panti werdha wisma mulia kini ditunjukan

untuk para lansia kalangan menengah dengan tambahan

gedung baru dan fasilitas untuk para lansia bisa merasa

nyaman di dalam panti.

2. Lokasi

Panti werdha wisma mulia berlokasi di Jl. Hadiah

RT.05/03 No.14-16, Kelurahan Jelambar. Kecamatan Grogol

Petamburan, Jakarta Barat 11460. Lokasinya juga sangat

mudah untuk dicari karena dekat dengan jalan besar yaitu jalan

daan mogot.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

37

Gambar 2.2.1Peta Panti Werdha Wisma Mulia, Jelambar

(Sumber: Tiana Pertiwi)

3. Denah

Denah panti werdha wisma mulia ini pada tahun ini sudah

ditambah adanya mushola pada bagian samping kantor pengurus

panti. Bangunan panti werdha ini mengarah ke selatan. Terdiri dari

dua gedung yang digabung menjadi satu. Salah satu gedung di

renovasi untuk penambahan kamar VIP, Ruang Dokter dan ruang

isolasi.

Gambar 2.2.2 Layout Panti Werdha Wisma Mulia

(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2012)

Bangunan panti werdha wisma mulia ini terdiri dari dua lantai,

lantai dasar digunakan untuk umum dan kamar standart dan VIP.

Sedangkan lantai dua digunakan untuk ruang rapat, ruang makan dan

dapur.

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

38

Gambar 2.2.3 Bangunan Panti Werdha Wisma Mulia

(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2012)

4. Visi dan Misi

• Visi

“Pelayanan prima menuju terciptanya kesejahteraan jasmani,

rohani, aman dan nyaman bagi lanjut usia”

• Misi

1. Menyelenggarakan pelayanan jasmani dan rohani serta

fasilitas kesejaahteraan Lanjut usia yang sebaik-

baiknya.

2. Menggalang perserta masyarakat dalam keperdulian

pada lanjut usia.

3. Pemberdayaan peran serta Wanita.

5. Struktur organisasi/Susunan Pengurus

Pengelola dan pengurus panti semua dikelola oleh anggota

kowani, keinginan mereka untuk terus mengawasi perkembangan

panti yang mereka dirikan dan mengawasi para lansia yang tinggal di

dalam panti werdha wisma mulia sendiri.

Susunan Pengurus:

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

39

Diagram 2.2 Susunan Pengurus Yayasan Panti Werdha Wisma Mulia

(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2014)

Dan berikut uraian tugas para pengurus Panti Werdha Wisma Mulia

adalah sebagai berikut:

1. Ketua

Tugas ketua di dalam panti werdha bertugas memberikan

pengawasan fungsional dan administrasi di dalam panti werdha

dan yang paling penting tugas ketua pengurus juga mengadakan

kerja sama dengan lembaga, badan instalasi baik pemerintah

maupun swasta.

2. Wakil Ketua

Tugas wakil ketua seperti pada umumnya diharapkan

mampu hadir dalam acara tertentu jika ketua berhalangan, selain

itu pekerjaan wakil ketua juga membantu mengawasi kegiatan-

kegiatan para lansia baik secara fisik dan non-fisik serta keamanan

penghuni panti.

3. Sekertaris

Tugas sekertaris bekerja sebagai pelaksana dalam bidang

administrasi dan inventarisasi data, pengawasan dan pekerjaan

pada tata usaha, dan mengecek dalam pengerjaan keuangan di

dalam panti werdha.

4. Bendahara

Tugas bendahara di dalam panti sebagai pelaksana

pendistribusian keuangan baik harian, bulanan dan tahunan. Dan

bertanggung jawab akan pemasukan dan pengeluaran di dalam

panti dengan sepengetahuan dan persetujuan ketua.

5. Koordinator panti

Tugas koordinator di dalam kepengurusan panti

bertanggung jawab akan pekerjaan para staf-stafnya, seperti

bertanggung jawab akan pekerjaan tukang masak, cleaning

service bahkan bertanggung jawab akan kehadiran dokter dan

para perawat.

6. Staf dan Karyawan

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

40

Staf dan karyawan di dalam panti werdha terbagi menjadi 4 antara

lain: dokter, perawat, pengasuh, juru masak, kebersian dan

keamanan.

• Dokter, dokter yang bekerja di dalam panti werdha

wisma mulia hanya bekerja satu hari dalam satu

minggu. Mereka adalah dokter dari Rumah Sakit Cipto

Mangun Kusumo (RSCM) yang bekerja sama dengan

panti werdha wisma mulia. Tugasnya mengecek

kesehatan para warga panti setiap minggu yang

nantinya akan jadi rujukan jika salah satu warga panti

perlu di rawat.

• Perawat, tugas perawat bekerja hanya dua hari dalam

satu minggu, tugasnya antara lain mengecek kesehatan

para warga panti dan memberikan obat serta vitamin

pada warga panti yang sakit. Selain itu para perawat ini

juga bertugas untuk mendampingi para dokter. Para

Perawat pendamping dokter juga perawat dari Rumah

Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM). Perawat

pendamping juga bekerja mengecek tensi darah setiap 2

kali dalam semunggu.

• Pengasuh, bertugas 24 jam di dalam panti, bertugas

sebagai pemelihara, penjaga untuk para warga dan

penghuninya. Pengasuh juga bertanggung jawab akan

kesehatan para warga panti seperti penyiapan obat-

obatan dan vitamin bagi para warga panti yang sakit.

Selain itu pengasuh panti juga bertanggung jawab

untuk mengamati kebersihan para warga panti.

• Juru masak, tugas juru masak di panti werdha wisma

mulia yaitu mengatur dan menyiapkan makanan dan

minuman untuk para warga panti dan memelihara dapur

dan alat-alat keperluan dapur akan kebersihannya.

• Cleaning Service, Seperti pada umumnya pekerjaan

cleaning service yaitu menjaga kebersihan lingkungan

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

41

panti dan bertanggung jawab mendikte keperluan

kebersihan di dalam gedung untuk disampaikan kepada

ketua dan bendahara.

Dari semua kepengurusan dan uraian para staf di panti, berikut

jumlah staf dan pengurus panti di dalam panti werdha wisma mulia:

Jumlah staf dan pengurus panti werdha wisma mulia:

posisi kelas sifat jumlah Ketua Pengurus Tidak tetap 1 Ketua Pembina Pengurus Tidak tetap 3 Ketua Pengawas Pengurus Tidak tetap 3 Ketua Yayasan Pengurus Tidak tetap 1 Wakil Ketua Pengurus Tidak tetap 2 Sekertaris Pengurus Tidak tetap 1 Bendahara Pengurus Tidak tetap 1 Koordinator Panti Pengurus Tidak tetap 2 Dokter Kesehatan Tidak tetap 1 Perawat Kesehatan Tidak tetap 2 Pengasuh Staf Tetap 13 Juru Masak Staf Tetap 4 Cleaning Service Staf Tetap 6 Keamanan Staf Tetap 1

Tabel 2.2.1 Jumlah Kepengurusan Panti Werdha Wisma Mulia

(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2014)

6. Sumber Dana Panti Werdha Wisma Mulia

Sumber dana yang diterima oleh panti werdha wisma mulia

sebagai tanggung jawab pemeliharaan dan pelayanan bagi para lansia

penghuni panti berasal dari iuran bulanan dari para warga dan juga dari

donatur.

7. Warga Panti Werdha Wisma Mulia.

Berdasarkan wawancara kepada pengurus panti werdha wisma

mulia berikut jumlah warga penghuni panti werdha wisma mulia:

Jumlah warga penghuni panti werdha wisma mulia:

Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki 4

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

42

Perempuan 64 Tabel 2.2.1 Jumlah Warga Penghuni Panti Werdha Wisma Mulia

(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2014)

Dan persyaratan menjadi penghuni panti werdha wisma mulia

antara lain:

1. Berumur 60 tahun atau lebih

2. Tidak Merokok

3. Tidak memiliki riwayat penyakit menular atau gangguan jiwa

4. Minimal memiliki 2 orang penanggung jawab

5. Berdomisili di JaBoDeTaBek

8. Kegiatan Warga Panti Werdha Wisma Mulia

Kegiatan rutin lansia pada Panti Werdha Wisma Mulia antara

lain:

Kegiatan lansia weekdays:

pukul kegiatan 7.00 - 9.00 Sarapan pagi Senam pagi 09.00 – 10.00 Kegiatan bebas 10.00 – 11.00 Art & Crafts Pemeriksaan perminggu 12.00 – 12.30 Makan siang 12.30 – 14.00 Nonton Film 14.00 – 18.00 Waktu bebas 19.00 – 21.00 Makan malam

Tabel 2.2.3 Kegiatan Warga Panti Weekdays

(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2014)

Kegiatan Lansia weekends:

pukul kegiatan 8.00 - 9.00 Cek tekanan darah Sarapan pagi 09.00 – 10.00 Senam Pagi 10.00 – 11.00 Games 12.00 – 12.30 Makan siang 12.30 – 16.00 Nonton film Acara sosial atau karaoke 16.00 – 17.00 Jalan-jalan sore

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

43

17.00 – 18.00 Waktu bebas 19.00 – 21.00 Makan malam

Tabel 2.2.4 Kegiatan Warga Panti Weekends

(Sumber: Panti Werdha Wisma mulia)

Kegiatan Pengurus/Staf kantor weekdays:

pukul kegiatan 8.00 Absensi

09.00 – 11.00 Bekerja Rapat 11.00 – 13.00 Istirahat makan siang 13.00 – 16.00 Bekerja Rapat

Tabel 2.2.5 Kegiatan Pengurus Weekdays

(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2014)

Kegiatan Perawat/Pengasuh Weekdays & Weekends:

pukul kegiatan 8.00 Absensi

09.00 – 12.00 Menjaga lansia (Bagi yang membutuhkan perawatan khusus)

12.00 – 13.00 Makan siang 13.00 – 20.00 Menjaga lansia (Bagi yang

membutuhkan perawatan khusus) 20.00 – 21.00 Makan Malam

Tabel 2.2.6 Kegiatan Pengurus Weekdays

(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2014)

Kegiatan Staf Tetap Weekdays & Weekends:

pukul kegiatan 8.00 Absensi

09.00 – 11.00 Bekerja 11.00 – 13.00 Istirahat makan siang Menyiapkan makan siang (Hanya juru

masak) 13.00 – 18.00 Bekerja

Tabel 2.2.7 Kegiatan Pengurus Weekdays

(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2014)

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

44

Dan Terakhir Kegiatan dokter dan perawat, untuk dokter panti

Werdha wisma mulia kedatangan dokter setiap satu minggu sekali

untuk mengecek kesehatan para lansia yang tinggal di panti dan

didampingi oleh perawat. Dan juga perawat datang setiap dua kali

dalam seminggu.

9. Fasilitas

Berdasarkan survey langsung ke panti werdha wisma mulia, telah

diperoleh data sebagai berikut. Data berikut melampaui fasilitas indoor

dan outdoor.

a. Pintu masuk

Terdapat 2 pintu masuk / gerbang ke panti werdha wisma

mulia, pintu pertama berfungsi untuk langsung mengarah ke ruang

kantor wisma mulia dan pintu lainnya untuk langsung mengarah ke

aula atau ruang serbaguna.

Gambar 2.2.4 Pintu Gerbang Masuk Panti Werdha Wisma Mulia

(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2013)

b. Ruang Entrance/Entrance Area

Area ini langsung mengarah ke koridor panti werdha, kantor

staf panti dan aula.

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

45

Gambar 2.2.5 Area Entrance Menuju Kantor Staf

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

c. Ruang Aula/Ruang Serbaguna

Ruangan ini berada di paling depan lingkungan panti

werdha, area ini biasanya digunakan untuk seminar dan acara

sosial. Ruangan ini sangat jarang digunakan, karena

kebutuhannya yang tidak terlalu banyak.

Gambar 2.2.6 Ruang Aula/Ruang Serbaguna

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

d. Ruang Kesehatan

Dalam hal ini ruang kesehatan terdapat dua bagian, yaitu

ruang perawatan dan ruang isolasi untuk para lansia yang

meninggal di dalam panti. Ruang kesehatan terdapat di gedung

baru panti, Fasilitasnnya cukup lengkap untuk para dokter dan

perawat yang hadir setiap 2 hari dalam seminggu.

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

46

Gambar 2.2.7 Ruang Dokter dan Perawatan

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

Gambar 2.2.8 Ruang Isolasi

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

e. Ruang tidur

Ruangan kamar tidur di panti werdha wisma mulia terdapat

2 tipe, yaitu kamar tidur tipe Standart dan Tipe VIP.

a. kamar tipe Standart

kamar dengan tipe ini dihuni oleh 4 orang lansia dengan

kamar mandi di dalamnya. Penghawaan yang didapat

dari kamar tipe ini untuk para lansia di dapat dari

penghawaan jendela dan kipas. Dan setiap kamar para

lansia yang tinggal di kamar tipe standart berhadapan

langsung dengan taman.

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

47

Gambar 2.2.9 Kamar Tipe Standart

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

b. Kamar tipe VIP

Kamar-kamar tipe ini, berada di dalam satu area

bangunan baru. di dalamnya terdapat 4 ruangan kamar

dengan setiap kamar di isi oleh 2 lansia dan kamar mandi

di dalamnya, serta penghawaan yang di dapat dari

jendela dan AC.

G

Gambar 2.2.10 Kamar Tidur dan Kamar Mandi Tipe VIP

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

f. Ruang Hiburan

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

48

Ruang hiburan ini berisi sofa dan telefisi serta

beberapa kursi untuk mengobrol.

Gambar 2.2 Ruang Hiburan

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

g. Dapur

Ruangan dapur di isi oleh 4 juru masak, ruangan ini selain

berisi alat-alat masak, juga berisi troli pengantar makanan

untuk para lansia. Aktifitas yang ada didalam dapur seperti

pada umumnya untuk memasak. Dapur ini juga ada tangga

menuju lantai dua. Digunakan sebagai pengantar makanan

atau minuman ke ruang rapat.

Gambar 2.2.12 Ruangan Dapur

(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2012)

h. Ruang Ibadah

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

49

Panti werdha wisma mulia memfasilitasi para warga

panti dengan Mushola yang letaknya di bagian paling depan

lingkungan panti.

Gambar 2.2.13 Ruang Ibadah/Mushola

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

Berikut keseluruhan fasilitas di dalam panti werdha wisma mulia,

jelambar. dan berikut ceklis pemenuhan fasilitas di dalam panti werdha

wisma mulia:

Ceklist Fasilitas:

No Fasilitas cek 1 Receptionist x 2 Coridor √ 3 Hall/Aula √ 4 Fasilitas ibadah √ 5 Parkir x 6 Ruang Tidur Kamar √ Kamar mandi √ 7 Ruang makan x 8 Dapur √ 9 Ruang Hiburan √ 10 Taman √ 11 Perpustakaan x 12 Ruang Aktifitas x 14 Ruang hiburan (Spa, Salon, Gym) x 15 Ruang kesehatan √ 16 Ruang kebersihan √

Tabel 2.2.8 Ceklist Fasilitas Panti Werdha Wisma Mulia

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

50

10. Elemen Interior

a. Lantai

Untuk ruang aula, ruang kantor dan coridor keseluruhan

menggunakan keramik putih standard, sedangkan untuk kamar

tidur kebanyakan menggunakan marmer termaksud kamar tidur

kelas VIP, yang posisinya ada di gedung baru.

b. Dinding

Hampir keseluruhan elemen dinding yang digunakan

dalam Panti Werdha Wisma Mulia menggunakan dinding bata,

dan hampir keseluruhan dinding menggunakan finishing cat

putih, kecuali pada bagian dinding kamar mandi yang

menggunakan keramik setengah dinding bata finishing cat putih

waterproof.

c. Ceiling

Hampir semua bagian pada panti ceilingnya menggunakan

plafond gypsum, finishing cat putih. Tetapi pada ruang

serbaguna ceilingnya menggunakan up-ceiling plafond gypsum

finishing cat putih.

Gambar 2.1.14 Up-Ceiling pada Ruang Serbaguna

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

d. Tangga Aksesibilitas

Fungsi tangga ini karena kebanyakan lansia sulit

menggunakan tangga biasa, dan juga untuk para lansia yang

Page 43: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

51

menggunakan kursi roda. Tangga ini menghubungkan ke lantai

dua.

Gambar 2.2.15 Tangga Akses

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

B. Panti Werdha Graha Werdha Kusuma Lestari

1. Logo

Gambar 2.1.16Logo Graha Werdha AUSSI Kusuma Lestari.

(Sumber: Graha Werdha Aussi, 2014)

2. Sejarah

Panti Werdha Graha Werdha Kusuma Lestari atau lebih

dikenal dengan nama Graha AUSSI. Kata AUSSI sendiri, diambil

Page 44: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

52

karena pengelolanyanya adalah yayasan AUSSI. Panti ini

didirikan untuk memberikan kasih sayang kepada para lansia

yang sudah sepuh. Mereka biasanya dititipkan ke panti karena

alasan tertentu seperti lansia yang membutuhkan perawatan

khusus.

Panti Werdha Graha werdha kusuma lesatari diresmikan oleh

Prof. Dr. Sujudi yang ketika itu menjabat sebagai menteri

kesehatan. Panti Werdha ini resmi berdiri pada 16 November

1996. Berawal dari para alumnus st. Ursula yang tekun dalam

penyelenggaraan kegiatan-kegiatan sosial. Guna menintensifkan

kegiatan sosial maka didirikanlah Yayasan AUSSI Kusuma

Lestari pada 3 mei 1990. Yayasan ini mencoba memancangkan

tekad untuk melayani para lansia melalui mewujudkan bangunan

panti werdha sebagai bukti cinta dan perhatian yayasan untuk

para lansia.

3. Lokasi

Graha Werdha AUSSI Kusuma Lestari terdapat di Jl. Bandung

No. 25, Bukit Cinere Indah, Depok.

Gambar 2.2.17 Lokasi Graha werdha AUSSI Kusuma Lestari

(Sumber: Google Maps)

4. Visi dan Misi

• Visi

“memberikan kedamaian, kesejahteraan dan perhatian

kepada para lanjut usia”

• Misi

Page 45: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

53

Membantu mewujudkan kebahagiaan nan bermakna bagi

para lansia.

5. Struktur organisasi

Bagan 2.2.2 Struktur Organisasi Graha Werdha AUSSI

(Sumber: konser.aussijakarta.com, 2014)

6. Sumber Dana

Sumber dana yang diterima oleh Graha Werdha AUSSI

Kusuma Lestari sebagai tanggung jawab pemeliharaan dan

pelayanan bagi para lansia penghuni panti berasal dari iuran

bulanan dari para warga dan juga dari donatur.

Penerimaan donatur tetap datang dari yayasan AUSSI.

Yayasan AUSSI bertanggung jawab penuh akan kualitas dan

kesejahteraan panti dan penghuni panti.

7. Warga/Penghuni

Berdasarkan wawancara kepada pengurus Graha Werdha

AUSSI Kusuma Lestari berikut jumlah warga penghuni panti

werdha wisma mulia:

Jumlah warga penghuni panti werdha wisma mulia:

Jenis Kelamin Jumlah Laki-Laki 28 Perempuan 32

Page 46: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

54

60 Tabel 2.2.9 Jumlah warga penghuni panti

(Sumber: Graha AUSSI Kusuma Lestari, 2014)

Dan persyaratan menjadi penghuni panti werdha wisma

mulia antara lain:

1. Laki-Laki / Perempuan

2. Berumur 60 tahun atau lebih

3. Beragama Katolik

4. Memiliki kartu pengenal yang sah

5. Atas keinginan sendiri

6. Sehat jasmani dan rohani, Tidak merokok

7. Minimal memiliki 2 orang penanggung jawab

8. Tidak memiliki riwayat penyakit kejiwaan.

9. Membawa tes kesehatan dari dokter atau rumah sakit

10. Mandiri

8. Fasilitasi

Berdasarkan survey langsung ke panti Graha Werdha AUSSI

Kusuma Lestari, Cinere. Telah diperoleh data sebagai berikut.

Data berikut melampaui fasilitas indoor dan outdoor.

a. Ruang Hiburan

Ruang Hiburan untuk warga panti disediakan area

menonton televisi dan juga terdapat meja dan kursi yang

biasa para lansia gunakan untuk membaca buku dan

mengobrol.

Gambar 2.2.18 Area menonton televisi

(Sumber: Graha Werdha AUSSI)

Page 47: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

55

b. Ruang Kesehatan

Ruang kesehatan ini biasa digunakan oleh para

warga Graha werdha aussi setiap seminggu sekali untuk

diperiksa kesehatannya oleh dokter yang hadir setiap

seminggu sekali.

Gambar 2.2.19 Ruang Kesehatan

(Sumber: Graha Werdha AUSSI)

c. Ruang Makan

Ruang makan ini digunakan oleh para warga Graha

Werdha AUSSI untuk sarapan, makan siang dan makan

malam. Ruangan ini kebanyakan menggunakan kursi rotan

yang menurut pengurus panti kebanyakan furniture di

graha AUSSI langsung di datangkan dari jepara. Ruangan

ini dilengkapi dengan kipas angin dan menghadap ke

taman panti.

Gambar 2.2.20 Ruang Makan

Page 48: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

56

(Sumber: Graha Werdha AUSSI)

d. Ruang Rohani

Ruang Rohani ini berbentuk kapel. Graha werdha

aussi menyediakan kapel ini karena kebanyakan para

warganya beragama katolik. Kegiatan lainnya, para

penghuni dan pengurus Graha AUSSI memiliki kegiatan

wajib misa setiap dua kali dalam setahun.

Gambar 2.2.21 Ruang Kapel

(Sumber: Graha Werdha AUSSI)

e. Ruang Serbaguna

Ruang serbaguna biasanya digunakan untuk

mengadakan acara khusus panti seperti acara kunjungan

sosial dan hiburan. Ruangan ini berkapasitas 400 orang.

Gambar 2.2.22 Ruang Serbaguna

(Sumber: Graha Werdha AUSSI)

f. Kamar Tidur

Page 49: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

57

Keseluruhan kamar untuk para warga graha werdha

aussi terdapat 65 kamar. 28 Kamar unit Standart, 24 unit

VIP, dan 13 unit VVIP.

• Unit Standart (Ruang Melati)

Kamar tipe ini merupakan kamar kelas tiga, di

dalamnya terdapat area tv, area makan, area tidur, dan

kamar mandi. Pencahayaan yang didapat untuk kamar

dari pencahayaan alami matahari dan lampu. Serta

untuk penghawaannya didapat dari Exhaust fan.

Gambar 2.2.23 Kamar Unit Standart

(Sumber: Graha Werdha AUSSI)

• Unit VIP (Ruang Mawar)

Kamar ini digolongkan menjadi kamar kelas 2,

untuk itu kamar ini disediakan satu tempat tidur, lemari

pakaian, dan kamar mandi. untuk pencahayaan didapat

dari pencahayaan alami matahari dan lampu. Dan

untuk penghawaan terdapat satu pendingin ruangan

(AC)

Gambar 2.2.24 Kamar Unit Standart

(Sumber: Graha Werdha AUSSI)

Page 50: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

58

• Unit VVIP (Ruang Anggrek)

Kamar VVIP merupaan golongan kamar

nomer 1. Untuk itu kamar ini disediakan satu kamar

tidur, satu lemari pakaian, area menonton televisi

sendiri, area makan dan kamar mandi.

Pencahayaan untuk kamar ini terdapat jendela

besar. Maka jika siang hari tidak diperlukan lampu.

Lampu hanya dinyalakan waktu malam. Dan untuk

penghawaan disediakan dua pendingin ruangan (AC)

Gambar 2.2.25 Kamar Unit VIP

(Sumber: Graha Werdha AUSSI)

Gambar 2.2.25 Area Menonton TV dan Area makan

(Sumber: Graha Werdha AUSSI)

Page 51: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

59

Gambar 2.2.25 Kamar mandi

(Sumber: Graha Werdha AUSSI)

g. Kantor

Dan terakhir untuk kantor, kantor ini digunakan oleh

para pengurus dan juga untuk para tamu yang ingin

mendaftar di panti werdha graha AUSSI ini.

Gambar 2.2.26 Kantor Pengurus

(Sumber: Graha Werdha AUSSI)

Berikut keseluruhan fasilitas di dalam panti werdha wisma

mulia, jelambar. dan berikut ceklis pemenuhan fasilitas di dalam

panti werdha wisma mulia:

Ceklist Fasilitas:

No Fasilitas cek 1 Receptionist √ 2 Coridor √ 3 Hall/Aula √ 4 Fasilitas ibadah (Kapel) √

Page 52: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

60

5 Parkir x 6 Ruang Tidur Kamar √ Kamar mandi √ 7 Ruang makan x 8 Dapur √ 9 Ruang Hiburan √ 10 Ruang Rekreasi √

11 Salon √

12 Taman √ 13 Perpustakaan x 14 Ruang kesehatan √ 15 Ruang Fisioterapi √

16 Ruang kebersihan √ 17 Keamanan √

Tabel 2.2.10 Ceklist Fasilitas Graha Werdha AUSSI

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

C. Rukun Senior Living

1. Logo

Gambar 2.2.27 Logo Rukun Senior Living

(Sumber: Rukun Senior Living)

2. Sejarah

Berawal dari keinginan Herman kwik, seorang lulusan

Outsource Marketing di Bellevue, Washington. Akan sebuah

tempat tinggal berkonsep panti jompo dengan kelas eksklusif

tumbuh di Indonesia. karena menurut beliau panti jompo kelas

eksklusif merupakan bisnis yang sangat menjanjikan saat ini

bagaimana di bagian negara maju lainnya sudah banyak panti

Page 53: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

61

werdha yang mewah dan nyaman merupakan keinginan

penting bagi para senior-senior disana.

Maka berdirilah Rukun senior living pada tahun 2012.

Di kawasan sentul, Bogor. Sebuah rumah tinggal yang

menyenangkan bagi kaum lansia atau mereka sebut sebagai

kaum senior akan hidup yang menyenangkan dan nyaman.

Rukun hadir sebagai sebuah pilihan gaya hidup bagi para

senior. Panti ini didesain dengan konsep seperti sebuah hotel

resort bintang 4. Dan didesain dan diakreditasi langsung

berdasarkan dasar penilaian sebuah senior living di amerika.

3. Denah

Denah rukun senior living, terbagi menjadi 4 gedung.

Satu gedung diantaranya digunakan untuk area umum dan

area aktifitas.

Gambar 2.2.28 Bangunan Rukun Senior Living

(Sumber: Rukun Senior Living, 2013)

4. Lokasi

Rukun senior living berada di Darmawan Park, Gate 1.

Jl. Raya Babakan Madang No. 99. Sentul, Bogor 16810.

Lokasi ini dirasa sangat mudah untuk ditanjau. Karena, lokasi

panti dekat dengan pintu tol sentul selatan.

Page 54: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

62

Gambar 2.2.29 Lokasi Rukun Senior Living

(Sumber: Google Maps)

5. Visi dan Misi

Visi:

“Keinginan menjadi salah satu pemimpin di bidang jasa

hunian bagi senior di indonesia”

Misi:

Menyediakan pelayanan jasa pada para senior.

6. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Rukun Senior Living

Diagram 2.2.3 Struktur Organisasi Rukun Senior Living

(Sumber: Rukun Senior Living, 2014)

7. Sumber Dana

Sumber dana yang diterima oleh Rukun Senior Living

sebagai tanggung jawab pemeliharaan dan pelayanan bagi

Page 55: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

63

para lansia penghuni panti berasal dari iuran bulanan dari

para warga.

8. Warga/Penghuni

Berdasarkan wawancara lansung oleh staf marketing di

Rukun Senior Living warga yang sudah menetap di Rukun

baru 5 Orang lansia, karena panti ini baru dibuka dan masih

dalam proses promosi. Maka dari itu Rukun memberi

kesempatan kepada para lansia untuk mencoba menjadi warga

rukun dengan iuran perhari yaitu Rp. 700.000 Perhari. Dan

bagi warga yang sudah dianggap tinggal di panti biasanya

sudah memberi iuran dalam setahun.

Warga rukun senior living juga bersifat umum untuk

semua etnis dan agama. Keinginan Rukun dalam membantu

para lansia untuk hidup bahagia dan menyenangkan di

dalamnya. Dan menhapuskan paradigma orang-orang akan

‘panti werdha’ yang sering kita dengar pada sisi buruknya.

Dan berikut persyaratan atau kriteria untuk menjadi

warga senior living di Rukun:

1. Berusia 60 keatas.

2. Tidak merokok

3. Sehat jasmani dan rohani, tidak memiliki gangguan

jiwa.

4. Mandiri atau memberli jasa asisten di Rukun

5. Memiliki kartu tanda pengenal yang sah

6. Dapat dilayani oleh Rukun Berdasarkan evaluasi

Wellness Assessment

7. Menyediakan 3 orang penanggung jawab di

wilayah JaBoDeTaBek (atau memenuhi

persyaratan tambahan).

9. Kegiatan Rutin

Page 56: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

64

Kegiatan rutin para lansia yang tinggal di Rukun berdasarkan

pembagian waktu Weekdays (Senin-Jum’at) dan Weekends (Sabtu

dan Minggu) yaitu:

Kegiatan warga Rukun weekdays:

pukul kegiatan 8.00 - 9.00 Cek tekanan darah Sarapan pagi 09.00 – 10.00 Senam Pagi 10.00 – 11.00 Art & Crafts Games 12.00 – 12.30 Cek tekanan darah Makan siang 12.30 – 14.00 Bingo Nonton Film 14.00 – 16.00 Belajar bahasa asing Belajar Komputer 16.00 – 17.00 Jalan-jalan sore 17.00 – 18.00 Waktu bebas 19.00 – 21.00 Makan malam

Tabel 2.2.11 Kegiatan Warga Rukun Weekdays

(Sumber: Rukun Senior Living)

Kegiatan warga Rukun weekends:

pukul kegiatan 8.00 - 9.00 Cek tekanan darah Sarapan pagi 09.00 – 10.00 Senam Pagi 10.00 – 11.00 Art & Crafts Games 12.00 – 12.30 Cek tekanan darah Makan siang 12.30 – 16.00 Nonton film Acara sosial atau karaoke 16.00 – 17.00 Jalan-jalan sore 17.00 – 18.00 Waktu bebas 19.00 – 21.00 Makan malam

Tabel 2.2.12 Kegiatan Warga Rukun Weekends

(Sumber: Rukun Senior Living)

Dan rukunjuga menyediakan kegiatan rutin tambahan

perminggu antara lain Jalan-jalan, kuliner, belanja dan belajar

memasak.

10. Fasilitas

Page 57: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

65

Berdasarkan survey langsung ke panti werdha Rukun

Senior Living. Telah diperoleh data sebagai berikut. Data

berikut melampaui fasilitas indoor dan outdoor.

a. Pintu masuk

Pintu masuk menuju Rukun senior living dengan

melewati Darmawan Park Gate. Pintu masuk untuk para

tamu lansung ke arah loby receptionist. Area ini cukup

nyaman karena banyaknya pepohonan dan udaranya

yang segar karena jauh dari kesan kota.

Gambar 2.2.30 Pintu Masuk Rukun Senior Living

(Sumber: Rukun Senior Living)

b. Loby dan Receptionist.

Berdasarkan survey langsung ke Rukun senior

living area loby Rukun langsung mengarah ke

receptionist dan restoran rukun. Area Loby dan

Receptionist ini biasa dilewati oleh para tamu dan staf

pengurus panti.

Gambar 2.2.31 Lobby Rukun Senior Living

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

Page 58: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

66

Gambar 2.2.32 Receptionist Rukun Senior Living

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

c. Area Makan

Area makan untuk para warga rukun ada dua jenis

antara lain Restoran rukun dan ruang makan medium

yang berbentuk buffet.

Gambar 2.2.33 Restoran Rukun

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

Gambar 2.2.33 Area Makan Medium Rukun

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

Page 59: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

67

d. Area hiburan

Area hiburan pada Rukun disebut juga activities room.

Para warga rukun mempergunakannya untuk nonton film

bersama, karaoke dan games.

Gambar 2.2.34 Activities Room

(Sumber: Rukun Senior Living, 2002)

e. Ruang kesehatan

Area kesehatan ini digunakan untuk dokter,

perawat dan warga. Dokter datang setiap satu minggu

sekali.

Gambar 2.2.35 Health and Care Office/Ruang Kesehatan

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

f. Kamar tidur

Kamar tidur rukun senior living berbentuk

apartment, dan terdapat 3 tipe apartement yang

disediakan untuk para warga rukun antara lain tipe Ideal

Suite, Deluxe Suite, dan Supreme Suite.

Page 60: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

68

• Ideal Suite

Tipe kamar ini berbentuk studio, dengan kamar

mandi private. Sistem pencahayaan pada kamar tipe

ini langsung dari jendela yang ukurannya cukup

besar sehingga tidak diperlukan lampu pada siang

hari. dan tipe penghawaannya terdapat AC di

dalamnya.

Gambar 2.2.36 Kamar Tipe Ideal Suite

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

• Deluxe Suite

Kamar tipe ini merupakan kamar kelas ke dua,

di dalamnya terdapat area tv, area makan, area tidur,

area dapur dan kamar mandi. Kamar tipe ini juga

terdapat patio atau taman belakang untuk para

warganya.

Pencahayaan yang di dapat untuk kamar jenis

ini terdapat jendela besar dan pintu jendela yang

mampu memberikan banyak cahaya sehingga tidak

memperlukan lampu pada siang hari. dan

penghawaannya terdapat AC.

Page 61: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

69

Gambar 2.2.37 Kamar Tipe Deluxe Suite

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

• Supreme Suite

Kamar tipe ini merupakan kamar kelas ke

satu, di dalamnya terdapat area tv, area makan,

area tidur, area dapur dan kamar mandi. Kamar tipe

ini juga terdapat balkon yang langsung mengarah

ke danau dan kolam renang. Suasana yang di dapat

di dalam kamar tipe ini terasa lebih nyaman dari

kamar-kamar sebelumnya karena terasa sangat

hangat dan nyaman dari pemilihan elemen warna

cat, dan lantai marmer.

Page 62: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

70

Pencahayaan yang di dapat untuk kamar jenis

ini terdapat jendela besar dan pintu jendela yang

mampu memberikan banyak cahaya sehingga tidak

memperlukan lampu pada siang hari. dan

penghawaannya terdapat AC. Tetapi kebanyakan

warga jarang menggunakan AC karena area panti

sudah dingin karena lokasinya yang di bogor.

Gambar 2.2.38 Kamar Tipe Supreme Suite

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

g. Fasilitas

Fasilitas tambahan untuk para lansia yang tinggal di

Rukun antara lain gym, sauna, dan kolam jacuzzi.

Gambar 2.2.39 Gym Rukun Senior Living

(Sumber: Rukun Senior Living, 2014)

Page 63: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

71

Jacuzzi ini berada di depan ruang gym, dan di

samping kolam renang, jacuzzi ini termaksud fasilitas

yang sering digunakan oleh para warga panti. Dan kolam

renang, area ini berada di samping gedung Rukun di lantai

dasar.

Gambar 2.2.40 Kolam Jacuzzzi Senior Living

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

Dan terakhir fasilitas sauna dan spa, area ini berada

di samping ruang gym, tidak jauh dari area ini terdapat

area untuk barbeque dan ruang masak bagi para warga

panti yang ingin memasakan sendiri. ketiga area fasilitas

tambahan ini berada di lantai dasar. Untuk dapat ke area

ini terdapat fasilitas lift untuk para warga panti.

Gambar 2.2.41 Sauna dan Spa Senior Living

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

Page 64: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

72

Berikut keseluruhan fasilitas di dalam Rukun Senior Living,

Bogor. dan berikut ceklis pemenuhan fasilitas di dalam Rukun Senior

Living:

Ceklist Fasilitas:

No Fasilitas cek 1 Receptionist √ 2 Coridor √ 3 Hall/Aula √ 4 Fasilitas ibadah (Mushola) √ 5 Parkir √ 6 Ruang Tidur Kamar √ Kamar mandi √ 7 Ruang makan √ 8 Restoran √

9 Cafe √

10 Dapur √ 11 Ruang Hiburan √ 12 Ruang aktifitas (Ruang bahasa) √

13 Sauna dan spa √

14 Gym √

15 Kolam renang √

16 Ruang games √

17 Taman √ 18 Kolam ikan √

19 Gazebo √

20 Jogging track √

21 Lapangan tenis √

22 Theater room √

23 Perpustakaan x 24 Ruang kesehatan √ 25 Jacuzzi √

26 Kantor menejemen √

27 Kantor staf administrasi dan marketing √

28 Ruang kebersihan √ 29 Keamanan √

30 Akses (transportasi) √

31 Mobil Ambulance x 32 Ruang inap x

33 Ruang obat / Pharmacy √

Tabel 2.2.13 Ceklist Fasilitas Rukun Senior Living

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

Page 65: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

73

2.3.2 Green Design

Dari ketiga hasil survey yang telah dijelaskan sebelumnya,

berikut adalah penjelasan secara keseluruhan akan sisi elemen green

design yang digunakan oleh ketiganya.

A. Local Content

• Panti Werdha Wisma Mulia

Panti ini jika ditelusuri tidak terlalu banyak

menunjukan local content dari indonesia tetapi beberapa sisi

di panti menunjukan konten ‘pecinaan’ di beberapa sisi

seperti aksesoris dan gantungan-gantungan khas imlek seperti

lampion , hiasan dinding, replika bunga sakura dan lain-lain.

Gambar 2.2.42 Local Content, Lampion

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

• Graha Werdha AUSSI Kusuma Lestari

Jika di lihat secara keseluruhan panti ini tidak terlalu

terlihat mementingkan penerapan local content dari sisi

bangunan dan interior tapi beberapa furniture di datangkan

langsung dari jepara seperti pada meja-meja untuk ruang

makan dan meja serta kursi pada ruang kantor dan ruang

rapat panti.

Page 66: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

74

• Rukun Senior Living

Pada bentuk bangunan rukun terlihat atap bangunan

rukun sama persis dengan salah satu jenis atap khas jawa

barat yaitu jenis atap Julang ngapak, atau sering juga disebut

atap sorondoy.

Gambar 2.2.43 Local Content, Atap Julang Ngapak

(Sumber: Rukun Senior Living)

Jika dilihat dari beberapa sudut ruangan di panti ini

local content terasa lebih kental dari pada panti lainnya. Salah

satu ruangannya yaitu restoran rukun. Rukun mengambil

konten jawa barat untuk restoran ini.

Terlihat ukiran pada wall lamp di sisi sisi tiang. Ukiran

ini berbentuk daun yang merupakan ukiran khas jawa barat.

Selain itu pada elemen warna interior terlihat restoran ini

kental dengan menggunakan aksen warna coklat, merah dan

emas yang merupakan warna khas jawa baratan.

Gambar 2.2.44 Local Content, Jawa barat

(Sumber : Tiana Pertiwi, 2014)

Page 67: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

75

B. Pemilihan Material

• Panti Werdha Wisma Mulia

Pemilihan material green design pada panti ini dirasa

tidak terlalu ditunjukan karena bangunan ini masih

menggunakan material bangunan lama seperti kebanyakan

masih menggunakan tripleks sebagai material pada ceiling.

• Graha Werdha AUSSI Kusuma Lestari

Pemilihan material pada beberapa bagian dipanti ini

diakui banyak menggunakan kayu jati seperti pada pemilihan

furniture kebanyakan dari jepara yang menggunakan kayu-

kayu solid sebagai bahan utamanya, jadi penilaian bentuk

material green design di panti ini dirasa sangat kurang dari

kesan ramah lingkungan.

• Rukun Senior Living

Pemilihan material pada hampir semua sisi bangunan

terlihat sangat baik dan dipikirkan sangat matang. Seperti

contohnya penggunaan plywood lebih diutamakan daripada

penggunaan kayu solid pada hampir seluruh furniture yang

ada di dalam interior Rukun Senior Living.

Gambar 2.1.45 Pemilihan Material, Furniture Plywood

(Sumber: Tiana Pertiwi, 2014)

Page 68: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

76

C. Design

• Panti Werdha Wisma Mulia

Desain yang digunakan pada panti werdha wisma

mulia ini merupakan bangunan desain lama. Karena panti ini

hanya mementingkan fungsi dari bangunan tidak hanya

tentang desain.

Untuk penggunaan desain interior pun tidak terlalu

tampak karena keseluruhan dinilai simpel dan fungsional.

Tidak hanya itu, perancangan panti ini dirasa sudah

memenuhi semua kaidah kebutuhan dari panti werdha seperti

pemenuhan sirkulasi pada semua bagian bangunan.

Gambar 2.2.46 Design Panti Werdha Wisma Mulia.

(Sumber: Panti Werdha Wisma Mulia, 2012)

• Graha Werdha AUSSI Kusuma Lestari

Tidak ada desain khusus dalam bangunan dan interior

panti werdha graha AUSSI ini. Seperti panti werdha Wisma

mulia bangunan sengaja dibuat hanya berdasarkan fungsinya.

Keseluruhan dinilai simpel dan fungsional. Panti ini lebih

mengutamakan fasilitas dalam bangunan untuk para lansia

agar mereka para lansia betah di panti.

Elemen green desainpun tidak terlalu dipikirkan karena

bangunan ini sudah dibuat sejak tahun 1990. Dan masuk

dalam golongan bangunan lama. Interior panti ini

kebanyakan menggunakan elemen interior yang simpel

seperti dinding bata dengan finishing cat putih dan lantai

keramik serta marmer dibeberapa bagian.

Page 69: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

77

• Rukun Senior Living

Desain arsitektur dan interior untuk panti ini sengaja

dibuat senyaman mungkin agar para warganya bisa

merasakan seperti ada di hotel resort bintang 4. Penggunaan

desain ramah lingkunganpun tidak luput dari perhatian

pembangunan panti ini.

Diawali dengan pemilihan lokasi yaitu di Bogor yang

merupakan sebuah daerah dekat ibu kota yang sejuk dan

nyaman. Lalu mendesain sebuah panti dengan konsep desain

hotel dan desain lokal jawa baratan.

Gambar 2.2.47 Desain Rukun Senior Living

(Sumber : Tiana Pertiwi, 2014)

Selain itu, perhatian akan desain yang lebih modern

daripada desain panti pada umumnya. Membuat panti ini

dinilai sangat memenuhi kriteria panti werdha kelas eksklusif

untuk para senior.

Gambar 2.2.48 Desain Rukun Senior Living

(Sumber : Tiana Pertiwi, 2014)

Page 70: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-2-01367-DI Bab2001.… · Notoatmojo, S. (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

78

D. Teknis

• Panti Werdha Wisma Mulia

Secara teknis dari pemilihan elektronik green design

panti ini menggunakan AC Samsung fan yang ramah

lingkungan dan juga para penghuni panti sadar untuk tidak

terlalu sering menggunakan AC.

Dan pemenuhan penghawaan dan pencahayaan alami

pada panti ini, dirasa sangat baik karena hampir semua sisi

ruangan di dalam panti terlihat memiliki jendela sebagai

pencahayaan alami pengganti lampu saat siang hari.

• Graha Werdha AUSSI Kusuma Lestari

Secara teknis panti ini dikategorikan ramah lingkungan

pada penghematan energi. Seperti penggunakan AC yang

ditidak terlalu sering dipakai karena lingkungan daerah panti

yang tergolong sejuk dan nyaman.

Pemenuhan pencahayaannya pun dipertimbangkan dari

banyaknya dan besarnya jendela pada setiap ruangan kamar

sehingga pada siang hari tidak memerlukan lampu

pencahayaan.

• Rukun Senior Living

Secara teknis panti ini memenuhi kriteria green desain

pada penghematan energi. Seperti penggunaan AC yang tidak

terlalu sering karena daerah panti yang tergolong sejuk.

Gambar 2.2.49 Lingkungan Rukun Senior Living

(Sumber : Tiana Pertiwi, 2014)