kajian pustaka - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2012-1-01401-mn...

24
Bab II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan teori dan sebagai landasan bagi peneliti dalam melakukan penelitian. Oleh karena itu konsep perlu dijelaskan terlebih dahulu untuk memberikan makna dan arah yang jelas, agar tidak terjadi penyimpangan dalam pengkajian konsep tersebut. Penggunaan konsep yang baik dan jelas maknanya dapat menghilangkan kesalahpahaman (Ihalauw, 2000:25-27). Adapun konsep-konsep yang dipilih dan didefinisikan untuk membantu pemahaman skripsi ini adalah konsep mekanisme foreign exchange market dan exchange rate. Untuk mempermudah dan membantu pemahaman tentang aturan main foreign exchange market dan konsep dari exchange rate penulis memilih memberikan definisi yang dikemukakan oleh Heinz Riehl and Rita M.Rodriguez, yaitu sebagai berikut : Foreign exchange market : “The places where one country’s currency can be bought with or sold for another country’s currency”. Exchange rate : “The amount of one currency that can be bought by or sold for a certain amount of another currency”. 2.2 Kerangka Pemikiran

Upload: buihanh

Post on 17-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

Bab II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Konsep dan definisi konsep

Konsep merupakan unsur dasar pembentukan teori dan sebagai landasan bagi peneliti

dalam melakukan penelitian. Oleh karena itu konsep perlu dijelaskan terlebih dahulu untuk

memberikan makna dan arah yang jelas, agar tidak terjadi penyimpangan dalam pengkajian

konsep tersebut. Penggunaan konsep yang baik dan jelas maknanya dapat menghilangkan

kesalahpahaman (Ihalauw, 2000:25-27). Adapun konsep-konsep yang dipilih dan

didefinisikan untuk membantu pemahaman skripsi ini adalah konsep mekanisme foreign

exchange market dan exchange rate.

Untuk mempermudah dan membantu pemahaman tentang aturan main foreign

exchange market dan konsep dari exchange rate penulis memilih memberikan definisi yang

dikemukakan oleh Heinz Riehl and Rita M.Rodriguez, yaitu sebagai berikut :

• Foreign exchange market : “The places where one country’s currency can be bought

with or sold for another country’s currency”.

• Exchange rate : “The amount of one currency that can be bought by or sold for a

certain amount of another currency”.

2.2 Kerangka Pemikiran

Page 2: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

2.2.1 Jenis transaksi di foreign exchange market

Keberagaman partisipan forex market yang berasal dari berbagai negara dengan

berbagai latar belakang kebijakan ekonomi, membutuhkan adanya suatu konsensus yang

disepakati bersama mengenai jenis-jenis transaksi forex, berikut waktu pengiriman (delivery)

transaksi forex. Aturan main tersebut diakui oleh partisipan forex market dan otoritas moneter

seluruh negara.

Menurut Swiss Bank Corporation (1983:44-69), transaksi di forex market terbagi dalam

tiga jenis yaitu : Transaksi Spot , Transaksi Forward dan Transaksi Swap.

• Transaksi Spot

Transaksi spot merupakan transaksi forex dengan waktu penyerahan dilakukan dalam

waktu dua hari kerja setelah kontrak disepakati. Di dalam transaksi Spot ini termasuk

didalamnya :

Transaksi value tod yaitu jual atau beli valuta asing dengan penyerahan “the same

day value “ atau transaksi jual beli valuta asing bersamaan dengan hari kontrak.

Transaksi value tom, yaitu transaksi jual – beli valuta asing dengan penyerahan

(delivery), satu hari kerja setelah kontrak disepakati.

• Bank Indonesia menjelaskan transaksi Spot sebagai berikut :

PBI no 10/37/PBI/2008.

Transaksi valuta asing terhadap rupiah adalah transaksi jual beli valuta asing terhadap

rupiah dalam bentuk transaksi spot, termasuk transaksi yang dilakukan dengan valuta

today dan/atau valuta tomorrow.

Page 3: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

Waktu penyerahan transaksi merupakan waktu eksekusi pembayaran transaksi sesuai

yang tercantum dalam kontrak foreign exhange. Di dalam penulisan ini penulis

mengkhususkan hanya pada waktu penyerahan transaksi Spot yaitu penyerahan dalam

waktu dua hari kerja.

Transaksi forex spot di dalam penulisan ini, adalah transaksi forex Spot antar Bank

(Interbank Forex Transaction) di pasar keuangan global. Transaksi forex Spot antar Bank

adalah transaksi jual beli valas antar Bank yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

• Transaksi jual beli valas dengan delivery base, contohnya pada tanggal 1 Oktober

2012 hari Senin, Bank BII melakukan transaksi beli Euro 1,000,000 dengan rate

1.2900.

• Pada tanggal 3 Oktober 2012 rekening nostro Bank BII untuk mata uang Euro

bertambah sebesar Euro 1,000,000. Dan pada waktu yang sama rekening nostro Bank

BII untuk mata uang USD berkurang sebesar : 1,000,000 X USD 1.2900 = USD

1,290,000. Di dalam transaksi ini benar – benar terjadi penyerahan dan pembayaran

secara penuh (full amount delivery).

• Bank Indonesia juga mengatur sistem pembayaran secara penuh (full amount

delivery). PBI no 10 /37/PBI/2008 Bab II pasal 4 ayat 1 : Transaksi valuta asing

terhadap rupiah wajib diselesaikan dengan pemindahan dana pokok secara penuh.

2.2.2. Exchange Rate

Aktivitas foreign exchange memerlukan dasar penentuan nilai tukar antara satu mata

uang dengan mata uang yang lain, yang disebut exchange rate. Penetapan exchange rate mata

uang suatu negara harus mempertimbangkan kekuatan perekonomian negara tersebut yang

mencakup beberapa aspek yaitu parity conditions, infrastruktur, spekulasi, investasi, dan

resiko politis.

Page 4: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

2.2.3. Sejarah perkembangan Exchange Rate

Mata uang dulunya hanya dikenal sebagai alat tukar dalam perdagangan. Pada

perkembanganya, mata uang juga memiliki fungsi lain yaitu sebagai komoditi yang dapat

diperjual belikan. Fungsi ini berkembang sejak berlangsungnya ekspansi negara-negara Eropa

Barat ke belahan dunia yang lain. Meluasnya pengaruh Eropa Barat membuat mata uang

mereka digunakan oleh koloni-koloninya. Perdagangan yang berkembang pesat

mengakibatkan kebutuhan mata uang asing meningkat pula. Negara yang pertama kali

menetapkan exchange rate bagi mata uangnya adalah inggris. Atas inisiatif Raja George III,

pada tahun 1876 Inggris mematok sebesar 4,2477 Poundsterling (GBP atau STG) per satu ons

emas. Pada tahun 1879 AS menyusul dengan menetapkan US Dollar (USD) sebesar 20,67 per

satu ons emas (Rugman 1985:166).

Eitmen (2001:25-27) menggambarkan sejarah perkembangan exchange rate yang

ditandai oleh lima peristiwa penting yaitu :

• The gold standard (1876-1913)

Pada masa ini tiap negara menetapkan nilai mata uang berdasarkan berat dan harga

emas. Konversi mata uang juga menggunakan standard emas. Kejayaan standard emas

berakhir ketika politik di eropa menghangat menjelang Perang Dunia I. Negara-

negara besar di eropa memperkuat kemampuan militernya dan membiarkan emas

mengalir dengan bebas untuk memenuhi belanja anggaran pertahanan.

• The interwar years (1914-1944)

Menipisnya stok emas negara-negara peserta perang mengakibatkan nilai mata uang

mulai berfluktuasi. Pada akhir Perang Dunia I hingga awal 1920-an mata uang

negara-negara yang kalah perang terutama Deutschemark (DEM) jatuh nilainya. Mata

uang negara-negara yang lemah turut jatuh akibat blokade ekonomi dan hancurnya

Page 5: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

jalur-jalur perdagangan. Walaupun GBP dan USD tetap bertahan, itu tidak

berlangsung lama karena “ The Great Depression” segera menghantam perekonomian

dunia. Pada tahun 1934, AS memodifikasi standard emas lewat kebijakan

mendevaluasi USD. Hingga menjelang berakhirnyaPerang Dunia II banyak mata

uang kehilangan konvertibilitasnya terhadap mata uang yang lain. Hanya USD yang

masih diakui sebagai mata uang yang kuat.

• Bretton Woods (1944)

Pada tahun 1944 negara-negara Sekutu bertemu di Bretton Woods, New Hampshire,

AS untuk menyusun sistem moneter international yang baru. Pada pertemuan itu

diputuskan USD sebagai dasar sistem tersebut. Juga diputuskan berdirinya

International Monetary Fund (IMF) dan World Bank. IMF merupakan institusi kunci

bagi sistem baru ini. Salah satu fungsi IMF adalah membantu negara-negara

anggotanya dalam mempertahankan nilai mata uang mereka. Mata uang negara-

negara anggota IMF ditetapkan berdasarkan cadangan emas, namun mata uang

tersebut tidak memiliki konvertabilitas terhadap emas. USD diputuskan tetap

memiliki konvertabilitas terhadap emas.

• Fixed Exchange Rate (1948-1973)

Sistem moneter internasional yang dibentuk di Bretton Woods dengan pengawasan

IMF bekerja dengan baik setelah PD II berakhir. Perdagangan dunia tumbuh pesat.

USD menjadi cadangan utama Bank Sentral dibanyak negara. Namun ternyata hal ini

menjadi bumerang bagi AS. Pada tahun 1970 terjadi defisit anggaran pemerintah AS

yang memerlukan lebih banyak suntikan dana. Di lain pihak permintaan terhadap

USD dari negara lain terus meningkat. Sistem Bretton Woods akhirnya kandas karena

AS terlalu banyak mencetak USD, hal ini ditandai dengan berkurangnya sepertiga dari

Page 6: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

total cadangan emas AS hanya dalam waktu tujuh bulan saja. Akhirnya Presiden

Richard Nixon menunda seluruh penjualan dan pembelian emas oleh The Fed (federal

reverse bank / Bank Sentral AS). Shapiro (1998:65-66) menambahkan, krisis USD

tersebut juga disebabkan ekspansi AS ke Vietnam. Pembengkakan pengeluaran

negara bagi belanja persenjataan membuat inisiatif-inisiatif melindungi turunya nilai

USD menjadi tidak dipedulikan.

Namun perkembangan perekonomian dunia yang pesat memunculkan negara-negara

raksasa ekonomi yang baru. Kebijakan AS yang agresif sekaligus protektif membuat

beberapa negara industri maju mulai menolak untuk mematok nilai mata uang mereka

terhadap USD. Mata uang yang kuat selain USD saat itu adalah DEM , JPY, dan

Swiss Franc (CHF). Akhirnya melalui Persetujuan Smithsonia (Desember 1971)

disetujui USD didevaluasi 1/38 nilainya terhadap satu ons emas.

• Ecletic Currency Arrangement (1973-sekarang)

Mulai tahun 1973, fixed exchange rate ditinggalkan dan beralih ke floating exchange

rate. Walau belum semua negara menganut sistem tersebut, exchange rate mulai

sangat fluktuasi dan sulit untuk diprediksi.

Mata uang menjadi sangat sensitif terhadap isu-isu yang berkembang dalam

perekonomian global. Istilah “ floating” (mengambang) bagi negara-negara Asia

Timur dan Asia Tenggara lebih tepat dikatakan “ sinking” (tenggelam). Krisis dimulai

pertengahan tahun 1997, berawal dari perilaku agresif pelaku ekonomi Thailand yang

memburu utang dalam denominasi mata uang asing terutama USD. Perekonomian

Thailand yang sedang berkembang dengan pesat atau “bubbling” akhirnya tidak

sanggup membayar tumpukan utang tersebut. Mata uang Baht menjadi tertekan.

Hilangnya kepercayaan pelaku pasar merembet pula ke negara-negara Asia lainya.

Page 7: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

Hingga krisis mereda, hanya Hongkong Dollar yang relatif mampu bertahan. Prestasi

ini tercapai setelah Bank Sentral Hongkong menguras cadangan forex mereka habis-

habisan.

2.2.4. Exchange Rate Regimes

Perbedaan kemampuan perekonomian tiap negara membuat otoritas moneter masing-

masing menganut rezim nilai tukar (exchange rate regimes) yang dirasa mampu melindungi

dan bahkan memperkuat nilai mata uangnya.

IMF (Eitman, 2003:31) menggolongkan rezim yang dianut sebagai berikut :

• Exchange Arrangements with No Seperate Legal Tender

Sistem ini berdasarkan pada suatu persekutuan mata uang (currency union) di antara

beberapa negara. Otoritas moneter persekutuan tersebut menetapkan satu mata uang

tunggal yang disirkulasikan dalam lingkungan negara anggotanya. Nilai tukar mata

uang negara di luar persekutuan ditetapkan dalam jumlah tertentu dan berlaku di tiap-

tiap negara anggota dalam zona mata uang tunggal. Contoh penganut : Zona Euro

(negara-negara anggota Uni Eropa) dan Zona CFA (negara-negara jajahan Perancis

dan Belgia di Afrika).

• Currency Board Arrangements

Sistem ini berdasar pada kebijakan otoritas moneter yang mematok nilai tukar mata

uang domestik terhadap satu mata uang asing disertai pembatasan aktivitas ekonomi

pemerintah agar tetap dapat memenuhi kewajiban obligasi. Contoh penganut : Cina

dan Brunei Darussalam (mematok nilai tukar mata uang asing masing-masing

terhadap USD).

Page 8: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

• Conventional Fixed-Pegged Arrangements

Sistem ini berdasarkan pada kebijakan otoritas moneter yang menetapkan nilai tukar

mata uang domestik terhadap satu atau lebih mata uang asing. Fluktuasi

diperbolehkan maksimal satu persen dari nilai tukar yang ditetapkan. Contoh

penganut : Malaysia, Arab Saudi, dan Emirat Arab.

• Pegged Rate within Horizontal Bands

Sistem ini berdasarkan pada kebijakan otoritas moneter yang menetapkan nilai tukar

mata uang domestik terhadap satu atau lebih mata uang asing. Fluktuasi

diperbolehkan hingga sedikit di atas satu persen dari nilai tukar yang ditetapkan.

Contoh penganut : Kroasia, Yunani, Denmark.

• Crawling Pegs

Sistem ini berdasarkan pada kebijakan otoritas moneter yang melakukan penyesuaian

penetapan nilai tukar secara periodik, dalam rentang yang sempit dan telah

disosialisasikan sebelumnya. Contoh penganut : Angola, Kosta Rika, Nikaragua.

• Exchange Rate with Crawling Bands

Sistem ini berdasar pada kebijakan otoritas moneter yang melakukan penyesuaian

nilai tukar secara periodik, dalam rentang fluktuasi yang lebar dan telah

disosialisasikan sebelumnya. Penyesuaian ini dilakukan sebagai respon terhadap

perubahan indikator kuantitatif perekonomian negar tersebut. Contoh penganutnya :

Israel, Hungaria, Polandia.

• Managed Floating with No Preannounced Path for The Exchange Rate

Sistem ini berdasarkan pada kebijakan otoritas moneter yang mempengaruhi

pergerakan nilai tukar mata uangnya melalui intervensi aktif di forex market tanpa

Page 9: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

mensosialisasikan dengan jelas nilai tukar yang diharapkan. Contoh penganut :

Singapura, Norwegia, Rusia.

• Independent Floating

Sistem ini berdasarkan pada kebijakan otoritas moneter yang menyerahkan

pergerakan nilai tukar mata uangnya sepenuhnya pada mekanisme pasar. Intervensi

yang dilakukan bersifat insidental. Contoh penganutnya : AS, Jepang, Indonesia.

2.2.5. Fixed dan Flexible Exchange Rate

Menurut Eitman (2001:33), pilihan suatu negara terhadap sistem nilai tukar juga

merefleksikan prioritas-prioritas negara tersebut terhadap permasalahan perekonomian negara

bersangkutan seperti : inflasi, tingkat pengangguran, tingkat bunga, neraca pembayaran, dan

pertumbuhan ekonomi. Pilihan antara fixed dan flexible exchange rate bisa berubah seiring

dengan perubahan priorotas-prioritas penyelesaian permasalahan perekonomian. Fixed

exchange rate menciptakan stabilitas nilai tukar yang mengakibatkan berkurangnya risiko-

risiko yang timbul akibat fluktuasi exchange rate. Namun fixed rate menimbulkan

konsekuensi besar bagi otoritas moneter yang menganutnya yaitu :

• Penerapan kebijakan-kebijakan fiskal dan moneter yang ketat.

• Persediaan cadangan nasional berupa emas dan hard currency dalam jumlah besar.

Berkaitan dengan fundamental ekonomi suatu negara, penetapan fixed exchange rate

bersifat inkonsisten, karena kekuatan ekonomi suatu negara senantiasa berubah. Semakin

flexible exchange rate yang dianut oleh suatu negara, koreksi yang terjadi akibat perubahan

kekuatan perekonomian tersebut terjadi secara gradual dan efisien (sesuai mekanisme pasar),

sedangkan fixed exchange rate sering membuat koreksi yang terjadi telah terlambat karena

harus disepakati dahulu antara otoritas moneter, birokrat, dan lembaga keuangan

internasional terlebih dahulu.

Page 10: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

2.2.6. Foreign Exchange Quotation – Transaksi SPOT

Foreign exchange quotation merupakan pedoman penentuan exchange rate antara

satu mata uang dengan mata uang lainya. Menurut Joseph L. Hengkengbala –M Noor

Saifullah(2008 : 31), ada tiga jenis forex quotation :

• Direct quotation

Pada sistem ini ditentukan exchange rate satu unit mata uang asing dalam mata uang

lokal suatu negara. Contoh mata uang US$ dinilai di Jepang dan di Indonesia.

Contoh : Di Jepang & Indonesia :

US$ 1 = Jpy 117.00

US$ 1 = Idr 9000

Jpy 1 = Idr 77

• Indirect quotation

Pada sistem ini ditentukan exchange rate satu unit mata uang lokal dalam suatu mata

uang asing.

Contoh : Di Swis

CHF 1 = US$ 0.0078

• Quoting dollar rate

Sistem penentuan harga didalam kegiatan pertukaran mata uang (foreign exchange),

dimana semua mata uang yang dipertukarkan dinilai dalam mata uang US dollar. Di

Page 11: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

dalam sistem pertukaran ini mata uang yang dipertukarkan selalu berpasangan sebagai

berikut :

a. Mata uang yang didagangkan disebut commodity atau

reference currency

b. Mata uang sebagai lawannya / pembayaran disebut non

reference currency

Contoh : USD/IDR, di sini USD sebagai commodity atau refernce currency, dan IDR

sebagai mata uang lawannya/pembayaran non reference currency. EUR/USD, di sini

Euro sebagai commodity currency sedangkan USD sebagai non reference currency.

Dipasar keuangan global saat ini sistem harga atau quoatation system menganut

quoting dollar rate, dimana quotation yang ada dibagi dalam dua kubu sebagai

berikut :

• Mata uang persemakmuran & Euro :

1 unit mata uang persemakmuran & Euro = USD

Uang eks Negara persemakmuran dan Euro dollar sebagai

commodity atau reference currency dan USD sebagai non reference.

• Mata uang non persemakmuran :

1 unit USD = non USD (misal Yen, SGD, HKD, IDR, dll).

Mata uang USD sebagai commodity currency, dan non USD sebagai

non reference currency.

Page 12: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

Tabel 2.1 Contoh quotation di pasar spot

Sumber : reuters

Dari tabel harga spot di atas maka harga yang berlaku di pasar dapat dibaca sebagai

berikut :

• Mata uang EUR/USD : 1.4434 – 1.4436 dibaca : harga beli yang berlaku (Bid)

adalah 1.4434 dan harga jual yang berlaku (offer) adalah 1.4436. Harga beli (bid)

artinya pasar akan membeli setiap 1 Euro dan membayar USD1.4434. Harga jual

(offer) artinya pasar akan menjual setiap 1 Euro dan menerima USD1.4436. Di

sini Euro sebagai commodity/reference currency dan USD sebagai mata uang non

reference currency atau alat bayar di dalam jual – beli Euro.

• Mata uang GBP/USD : 1.6305 – 1.6309 dibaca:

Kurs beli (Bid): 1.6305 artinya kurs beli yang berlaku di pasar adalah setiap 1unit

GBP dibeli dengan USD 1.6305, dan setiap 1unit GBP dijual (offer) dengan nilai

USD 1.6309.

Page 13: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

• Mata Uang AUD/USD : 1.0495 – 1.0498 dibaca :

Kurs Beli (Bid) : 1.0495 artinya kurs beli yang berlaku di pasar adalah setiap 1

AUD dibeli dengan USD 1.0495, dan setiap 1 AUD dijual (offer) dengan nilai

USD 1.0498.

• Mata Uang NZD /USD: 0.7843 – 0.7848 . dibaca :

Kurs Beli (Bid) : 0.7843 artinya kurs beli yang berlaku di pasar adalah setiap 1

NZD dibeli dengan USD 0.7843, dan setiap 1 NZD dijual (offer) dengan nilai

USD 0.7848

• Mata uang USD/JPY : 84.35 – 84.36 dibaca : Harga Beli yang berlaku (Bid)

adalah 85.35 dan Harga Jual yang berlaku (offer) adalah 84.36. Harga beli (bid)

artinya pasar akan membeli setiap 1 unit USD dan membayar JPY 84.35. Harga

jual (offer) artinya pasar akan menjual setiap 1unit USD dan menerima JPY

84.36. Di sini USD sebagai commodity/reference currency dan JPY sebagai mata

uang non reference currency atau alat bayar di dalam jual – beli USD.

• Mata Uang USD/IDR : 8,655 – 8,660 dibaca :

Kurs Beli (Bid) : 8,655 artinya kurs beli yang berlaku di pasar adalah setiap 1

unit USD dibeli dengan IDR 8,655, dan setiap 1 unit USD dijual (offer) dengan

nilai IDR 8,660.

• Mata Uang USD/CHF : 0.9022 – 0.9024 dibaca :

Page 14: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

Kurs Beli (Bid) : 0.9022 artinya kurs beli yang berlaku dipasar adalah setiap 1

unit USD dibeli dengan CHF 0.9022, dan setiap 1 unit USD dijual (offer)

dengan nilai CHF 0.9024.

2.2.7. Cross Rate Transaction :

Di dalam kegiatan jual beli mata uang tidak selalu mata uang harus dinilai dalam US

dollar, tetapi juga dilakukan transaksi antara mata uang non dollar dengan mata uang non

dollar lainnya, contohnya seperti YEN terhadap IDR, EUR terhadap Yen, GBP terhadap

IDR, HKD terhadap IDR, SGD terhadap IDR dll. Sistem ini dinamakan cross rate

transaction. (Yoseph. LHengkengbala- M Nor Saefullah 2008 : 20).

2.2.8. Trend Analysis

Trend adalah gerak harga di pasar pada arah tertentu dan pada periode tertentu (Joseph.

L hengkengbala 2008:22). Gerak harga ini bergelombang dari titik puncak ke titik rendah

atau sebaliknya. Bila gerak gelombang ke arah atas maka gerak harga ini disebut tren naik

atau up trend. Bila gelombang harga tersebut bergerak ke bawah atau menurun disebut tren

menurun atau down trend. Bila gerak gelombang harga bergerak dalam keadaan horizontal,

maka disebut tidak ada arah trend atau dalam istilah technical analysis disebut dengan istilah

sideways trend, conjested market, market consolidation, atau disebut juga no trend.

Berikut disajikan contoh kurva yang bergerak naik atau uptrend, bergerak menurun

atau downtrend, dan mendatar atau horisontal biasa disebut dengan sideways trend.

Page 15: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

Gambar 2.1 Grafik menaik / uptrend (sumber reuters)

Gambar 2.2 Grafik menurun / downtrend (sumber reuters)

Page 16: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

Gambar 2.3 Sideways trend (sumber reuters)

2.2.8.1. Retracements

Trend line yang selalu berbentuk sudut terhadap sumbu horizontal grafik. Trend line

yang sebaiknya digunakan untuk analisis adalah yang membentuk sudut kira-kira 45 derajat,

karena apabila sudut terlalu curam atau terlalu landai tidak dapat digunakan sebagai alat

analisis. Retracements yang terjadi pada gerak harga setelah terjadinya penembusan trend line

ditetapkan sebesar 50%. Penetapan ini bersifat umum. Persentase retracements yang lain

ditetapkan sebesar 33% hingga 66% (John j. Murphy 1986 : 88). Sedangkan didalam Elliot

Wave Principe (Joseph.L hengkengbala 2008 : 134) pembalikan arah harga bervariasi dari

0.618 s/d 1.618 kali panjang wave yang ada.

2.2.9. Reversal Pattern

Dinamika gerak nilai tukar atau harga di pasar dapat membangun bentukan-bentukan

kurva yang selalu berulang dari satu periode ke periode lainya, meski tidak sama persis.

Page 17: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

Bentukan-bentukan kurva tersebut apabila dicermati dengan pintar dapat memberikan sinyal-

sinyal perubahan arah harga maupun pencapaian harga berikutnya Bentukan-bentukan

tersebut seperti:

2.2.9.1 Head and Shoulders – H & S Analysis

Head and shoulders merupakan suatu bentukan yang terdiri dari tiga buah bentukan

titik puncak, dimana titik puncak tertinggi berada di tengah yang disebut dengan head, dan

kedua bentukan titik puncak yang lebih rendah di sebelah kiri dan kananya yang masing-

masing disebut dengan left dan right shoulders. Kedua shoulders dihubungkan oleh sebuah

garis lurus yang disebut dengan neck line. Secara teoritis objective price yang akan dicapai,

yaitu sejauh jarak dari neck line ke head. Head and shoulders juga dapat berbentuk Inverse

head and shoulders dengan syarat pembentukan yang sama (John j. Murphy 1986 : 107).

Berikut adalah contoh gambar reverse head and shoulders dan inverse head and

shoulders:

Gambar 2.4 reverse head and shoulders (Sumber : Yoseph. L hengkengbala 2008:69-73)

Page 18: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

Gambar 2.5 Inverse head and shoulders (Sumber : metastock)

2.2.9.2. Triple Top and Triple Bottom

Triple top dan triple bottom hampir mirip dengan head and sholuders. Yang

membedakan adalah ketinggian shoulders (pada triple top) atau kedalaman shoulders (pada

triple bottom) sama dengan head. Secara teoritis, objective price yang akan dicapai bila

menembus neck line yaitu sejauh ketinggian atau kedalaman bentukan tersebut (John j.

Murphy 1986 : 120).

Berikut adalah gambar dari triple top dan triple bottom :

Page 19: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

Gambar 2.6 Triple top and bottom (Sumber : Yoseph. L hengkengbala 2008: 75)

2.2.9.3. Double Top and Double Bottom

Bentukan ini hanya memiliki dua puncak (pada double top) atau dua dasar (pada

double bottoms). Secara teoritis, objective price yang akan dicapai bila terjadi penembusan

neck line yaitu sejauh ketinggian atau kedalaman bentukan tersebut (John j. Murphy 1986 :

121).

Berikut adalah gambar dari double top dan bottom :

Gambar 2.7 Double Top dan Bottom (Sumber : Yoseph. L henghkengbala 2008: 74)

2.2.10 Continuation Pattern

Harga di pasar bergerak tidak dalam satu arah secara terus-menerus. Pada momen

tertentu terdapat jeda atau konsolidasi (dalam jangka waktu dan range tertentu) membangun

suatu bentukan kurva. Kemudian gerak dilanjutkan lagi ke arah tertentu, setelah harga yang

ada berhasil menembus zona beli atau area support dan zona jual atau area resistance pada

bangun konsolidasi atau bentukan kurva yang ada. Continuation pattern terdiri dari bangun

kurva symmetrical triangle, ascending triangle, descending triangle, flag and pennants.

Page 20: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

2.2.10.1. Symmetrical Triangel

Konsolidasi harga dapat membentuk bangun segitiga sama sisi. Ini memperlihatkan

betapa sama kuatnya antara buyers dan sellers mempengaruhi gerak harga pasar. Bila terjadi

penembusan , objective price secara teoritis berkisar dari 75% hingga 100% jarak dari dasar

segitiga ke titik APEX (John j. Murphy 1986 : 139).

Berikut adalah gambar dari Symmetrical Triangle:

Gambar 2.8 Symmetrical Triangel (Sumber : Yoseph. L hengkengbala : 80)

2.2.10.2 Ascending Triangel

Dalam hal ini pembeli lebih agresif dari pada penjual, maka terjadilah tekanan beli

(buying pressured) lebih besar dari pada tekanan jual (selling pressured). Dinamika dalam

tekanan beli dan jual ini membangun suatu bentukan kurva segitiga menaik. Ini menunjukan

bahwa pasar bullish. Objective price dapat diprediksi dengan menarik garis dari siku-siku

segitiga sejajar sama panjang dengan alas segitiga (John j. Murphy 1986 : 144).

Page 21: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

Berikut adalah gambar dari Ascending Triangel :

Gambar 2.9 Ascending Triangel (Sumber : Yoseph. L hengkengbala 2008: 81)

2.2.10.3. Descending Triangel

Pada bangun kurva ini terdapat kecenderungan titik puncak yang semakin merendah.

Apabila ditarik garis lurus akan menjadi garis resistance yang menurun. Sementara pada sisi

titik-titik terendah cenderung sejajar, apabila ditarik garis lurus menjadi garis support. Hal

ini menggambarkan bahwa penjual lebih agresif dibandingkan pembeli. Bila terjadi

penembusan, ini merupakan bahwa pasar bearish. Objective price dapat diprediksi dengan

menarik garis dari siku-siku sejajar sama panjang dengan bidang miring segitiga (John j.

Murphy 1986 : 148).

Berikut adalah gambar dari Descending Triangel :

Page 22: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

Gambar 2.10 Descending Triangel (Sumber : Yoseph. L hengkengbala 2008 : 82)

2.2.10.4. Flags and Pennants

Flags and Pennants merupakan bentukan yang terjadi sehubungan dengan gerak

harga yang bergerak sangat tajam kemudian berkonsolidasi dalam range harga tertentu dalam

periode tertentu. Objective price diprediksi dengan menarik garis tegak lurus dari ujung flag

atau pennants dan garis tersebut harus sama panjang dengan garis tinggi flag (John j. Murphy

1986 : 156).

Berikut adalah gambar dari Flags and Pennants :

Page 23: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan

Gambar 2.11 Flags (Sumber : Yoseph. L hengkengbala 2008 : 93)

Gambar 2.12 Pennants (Sumber : Yoseph .L hengkengbala 2008: 94)

Page 24: KAJIAN PUSTAKA - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01401-MN Bab2001.pdf2.1.1 Konsep dan definisi konsep Konsep merupakan unsur dasar pembentukan