2006-2-00851-mn-bab 3

Upload: nathan-cantu

Post on 16-Oct-2015

64 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 51

    BAB 3

    GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

    3.1 Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

    PT MARTINA BERTO Jakarta berdiri sebagai realisasi dari keinginan besar

    Dr. Martha Tilaar sebagai pendiri perusahaan. Ibu Martha Tilaar ini dilahirkan di

    Kebumen, Jawa Tengah, 4 September 1937. Tahun 1963, Ibu Martha Tilaar

    menyelesaikan pendidikannya dari Institut Keguruan dan Ilmu pendidikan di

    Jakarta. Kemudian secara khusus, Ibu Martha Tilaar melanjutkan pendidikannya di

    Academy of Beauty Culture di Blooming USA yang diselesaikannya pada tahun

    1969, dan meraih gelar doctor dalam bidang seni dan kecantikan. Selain itu Ibu

    Martha Tilaar juga mempelajari teknologi kosmetika di Eropa.

    Setelah kembali ke Indonesia, minat Ibu Martha Tilaar yang besar

    terhadap ramuan tumbuh-tumbuhan ditunjukkan dengan mulai bereksperimen

    mengembangkan jamu-jamuan serta berusaha menggabungkan pengembangan

    jamu-jamuan tersebut dengan teknologi kosmetika yang diperolehnya dari

    berbagai sumber seperti The Academy of Beauty Culture di Bloomington-USA dan

    Keraton Mangkunegaran di Jawa Tengah.

    Ibu Martha Tilaar memulai usahanya dengan membuka sebuah salon

    kecantikan kecil dengan nama Martha Salon di rumah orang tuanya, Yakob

    Handana, di Jalan Kusuma Atmaja No. 47, Menteng, Jakarta Pusat pada tahun

    1970. Pada tahun 1972, usaha salon Ibu Martha Tilaar ini mulai berkembang, dan

    dirasa sudah tidak cukup untuk menampung pengunjung yang semakin

    membludak, maka dibukalah salon kedua di Jalan Jawa 2A, Menteng, dengan

    nama Martha Griya Salon. Usaha membuat dan memasarkan jamu-jamuan

    komersial dan kosmetik dengan skala home industry sudah dimulainya sejak tahun

  • 52

    1977 melalui salon kecil ini. Produksi jamu dan kosmetik juga dilakukan di Jalan

    Anggur No.3, Cipete, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Disinilah pertama kali

    digunakan merek dagang Sari Ayu Martha Tilaar: Sarinya Wong Ayu. Dan beberapa

    tahun kemudian, usaha salon kecantikan tersebut telah berkembang pesat menjadi

    9 salon kecantikan milik Ibu Martha Tilaar sendiri, 16 salon dibawah lisensi, serta 4

    sekolah kecantikan yang berada di bawah pengelolaannya.

    Keseriusan dan ketekunan Ibu Martha Tilaar bereksperimen terus-menerus

    mengenai ramu-ramuan tradisional dan menjalankan usaha salon kecantikannya,

    pada akhirnya menghasilkan suatu penemuan yang inovatif yang disebut Total

    Beauty Concept. Konsep ini berarti bahwa kecantikan yang sebenarnya adalah

    perpaduan antara kecantikan dari dalam (inner beauty) dan kecantikan dari luar

    (outer beauty), sehingga menggunakan formula ramu-ramuan untuk perawatan

    kecantikan dari dalam akan sama baiknya dengan perawatan dari luar.

    Berdasarkan konsep ini juga, maka perlu dibuat suatu produk yang menggunakan

    bahan-bahan dari alam tetapi diproses dengan teknologi modern saat ini.

    Dengan kedisiplinan dan kerja keras Ibu Martha Tilaar, pada tahun 1981,

    home industri yang telah memproduksi 46 item produk ini menghadapi permintaan

    produk yang melebihi kapasitas, sehingga sebuah industri modern yang

    menghasilkan produk dalam skala besar mulai diperlukan. Maka pada tahun 1981

    itu juga, Ibu Martha Tilaar bekerjasama dengan Theresia Harsini Setiady, pemilik

    Kalbe Group, membuat perusahaan kosmetik dan jamu dengan nama PT

    MARTINA BERTO, yang menempati pabrik 1 unit seluas 4200 M2 dikawasan industri

    Pulogadung-Jakarta yang diresmikan oleh Ibu Neily Adam Malik, istri Presiden RI

    pada saat itu, Bapak Adam Malik.

    Dan pada tahun 1986, PT Martina Berto Jakarta mengembangkan

    pabriknya yang kedua seluas 4600 M2 di Jalan Pulokambing II/2, juga dikawasan

    industri Pulogadung, berdekatan dengan pabrik yang pertama. Pabrik ini

  • 53

    diresmikan oleh Ibu Umar Wirahadikusumah, istri wakil Presiden Republik

    Indonesia pada saat itu, Bapak Umar Wirahadikusuma.

    Tahun-tahun berikutnya merupakan tahun-tahun yang penuh kerja keras

    bagi PT MARTINA BERTO. Namun semuanya ini tidaklah sia-sia, satu demi satu

    penghargaan telah diraih PT MARTINA BERTO tahun 1987 menerima Asia dan

    Gold Star Awards untuk kategori kualitas produk, tahun 1988 sampai 1995 PT

    MARTINA BERTO berhasil mengakuisisi beberapa perusahaan, seperti PT. KURNIA

    HARAPAN JAYA, PT. CEDEFINDO, PT. ESTRELLA LAB, dan PT. KREASI BOGA. Pada

    tahun 1996 menerima ISO (International Standards Operation) 9001 dan akhirnya,

    pada tahun 1999 berkat sukses yang telah diraih PT MARTINA BERTO, DR. Martha

    Tilaar beserta keluarga berhasil membeli semua saham Kalbe Group di PT

    MARTINA BERTO. Maka sejak saat itu, PT MARTINA BERTO sepenuhnya milik

    Martha Tilaar dan keluarga.

    3.1.1 Filosofi Dasar Perusahaan

    Kecantikan adalah usaha PT Martina Berto. Bahan alam adalah sumber

    kecantikan yang tidak akan pernah habis-habisnya dan bersama-sama dengan

    ilmu pengetahuan lain, bahan alam dapat memecahkan berbagai persoalan

    kecantikan. Bagi PT MARTINA BERTO, upaya-upaya memelihara dan

    meningkatkan kecantikan sama pentingnya dengan upaya-upaya memelihara

    dan meningkatkan kesehatan. Salah satu upaya tersebut adalah dengan

    menciptakan kosmetika terbaik dari bahan alam yang diproses dengan teknologi

    modern (Nature Techno Beauty).

    Total Beauty Concept merupakan konsep/filosofi dasar tentang

    kecantikan bagi PT Martina Berto, yang disebut juga dengan Rupa Sampat

    Wahya Bhyantara. Filosofi ini berarti bahwa kecantikan adalah suatu

    keharmonisan antara kecantikan dari luar (outer beauty) dengan kecantikan dari

  • 54

    dalam (inner beauty). Dengan filosofi ini, PT Martina Berto meyakini dan

    mempercayai bahwa seorang wanita akan dikatakan memiliki kecantikan yang

    sebenarnya (sejati) jika kecantikan luar/fisiknya secantik dengan kecantikan

    batinnya, sehingga kecantikan yang sebenar-benarnya bagi wanita akan

    dihasilkan juga oleh perawatan kecantikan dari dalam selain perawatan

    kecantikan dari luar.

    Total Beauty Concept terutama dipersembahkan untuk kalangan wanita.

    Selalu berusaha untuk terus menciptakan kesempurnaan adalah komitmen untuk

    dunia pada umumnya.

    3.1.2 Visi dan Misi Perusahaan

    Visi PT MARTINA BERTO adalah menjadi perusahaan kosmetik

    tradisional yang terbaik di dunia yang bernuansa ketimuran melalui pemanfaatan

    teknologi modern dan menempatkan penelitian dan pengembangan sebagai

    sarana nilai tambah bagi pelanggan.

    Misi PT MARTINA BERTO mengoperasikan perusahan berkelas dunia

    dalam bidang kosmetik dan penunjangnya berlandaskan pada inovasi yang

    menjadi arena penciptaan lapangan pekerjaan serta pemberdayaan sumber daya

    manusia dengan memanfaatkan konsep bisnis dan manajemen mutakhir yang

    sesuai dengan kondisi Asia.

    3.1.3 Lokasi Pabrik

    Untuk menambah produksi yang semakin lama semakin meningkat, pada

    saat ini PT MARTINA BERTO telah memiliki dua pabrik dengan lokasi yang

    berbeda, yaitu:

  • 55

    a. Martina Berto Plant I, terletak di kawasan industri Pulogadung, didirkan

    pada tahun 1986 dengan luas area 10.425 m2

    b. Martina Berto Plant II, berlokasi di Gunung Putri di dirikan pada tahun

    1994 dengan luas area 10.629 m2

    Berdasarkan dengan rencana pengembangan yang telah ditetapkan oleh

    perusahaan, masing-masing pabrik tersebut akan memfokuskan kegiatan

    produksinya pada produk-produk tertentu, yaitu:

    a. Martina Berto Plant I memproduksi produk perawatan tubuh dan kulit.

    b. Martina Berto plant II memproduksi jamu dan makanan kesehatan.

    Selain itu PT Martina Berto juga memiliki kebun, antara lain:

    a. Sawangan, kebun koleksi tanaman obat dan kosmetika 0,7 hektar

    b. Cikarang, pengembangna dan produksi tanaman obat dan kosmetik 10

    hektar

    3.1.4 Jenis Produk Martha Tilaar Group

    Martha Tilaar Group membagi pelaksanaan produksi kepada perusahaan

    afiliasinya berdasarkan strategi produksi, kapasitas produksi, dan potensi pasar

    yang dituju oleh tiap perusahaan. Hingga saat ini, jumlah produk yang dihasilkan

    oleh Martha Tilaar Group mencapai kurang lebih 900 item yang dikelompokkan

    berdasarkan jenis produk dan perusahaan pembuatnya. Berikut ini, terdapat

    tabel 3.1 yang merupakan afiliasi dari Martha Tilaar Group dan merek produk

    yang dibuatnya, yaitu:

  • 56

    Tabel 3.1 Produk-produk yang diproduksi di PT MARTINA BERTO

    BRAND JENIS PRODUK

    Sari Ayu Kosmetika tradisional dan jamu

    Biokos / Caring Perawatan kulit dewasa

    Belia Kosmetika remaja

    PAC Profesional artis kosmetik

    Berto / Sliming tea Minuman

    Oil of Java Aromatik Oil

    Martina Jamu Indonesia

    Dewi Sri Spa Produk perawatan tubuh

    Jamu Garden Produk healthy & body care

    Sumber: Data Internal Perusahaan

    Tabel 3.2

    Produk-produk yang diproduksi di PT. Cempaka

    BRAND JENIS PRODUK

    Cempaka Kosmetika untuk para bintang

    Mirabella Kosmetik modern

    Just Wonderfull Perawatan rambut dan hiasan

    Sumber: Data Internal Perusahaan

    Tabel 3.3

    Produk-produk yang diproduksi di PT. Cedefindo

    BRAND JENIS PRODUK

    Rudy Hadisuwarno Produk lisensi untuk perawatan rambut

    Madonna Perawatan wajah untuk anti jerawat

    U for Men Riasan dan wewangian pria

    Miss Tahit Perawatan rambut dan parfum untuk wanita

    Army JL/Macho Deodorant untuk pria

    Sumber: Data Internal Perusahaan

  • 57

    Untuk penelitian ini, merek kosmetik Martha Tilaar yang akan dijadikan

    objek penelitian mengenai perbandingan ekuitas merek adalah PAC dan Caring

    Colours. Adapun produk dari kedua merek ini adalah sebagai berikut:

    a. BRAND PAC

    Lipstick, Two Way Cake, Creamy Foundation, Powder Eye Shadow, Eye

    Shadow Matte & Pearly, Loose Powder, Liquid Foundation, Body Painting, Lip

    Liner, Waterproof Eye Liner, Eye Brow, Lip Gloss, Mascara.

    b. Caring Colours

    Caring Colours Protection Complex, CC Anti Burnt, CC Perfect Base, CC Dual

    Action Cake, CC Perfect Finish, CC Duo Function Cake UV-White, Foundation

    Bar, Eyeliner, Eye Make-Up Remover, Maskara, Lipstick, Foundation, Loose

    Powder, Lip Balm, Mosturizing, Rich Lip Colour, Smooth Lip Scrub,

    Luminizing Eye Gloss, Luxury Purpose Shadow, Luxury Purpose Blush,

    Luminizing Lip Colour, Pressed powder, Microfine Loose Powder UV-White,

    Light Smoothing Foundation, Whitening Foundation, Stay True Foundation.

    3.2 Kondisi Bisnis Perusahaan

    Menurut Michael E. Porter (Dirgantoro, 2001, p56) terdapat lima kekuatan

    bersaing yang menentukan kemampuan perusahaan dalam industri untuk

    memperoleh secara rata-rata tingkat laba investasi yang melebihi biaya modal.

    Kekuatan dari kelima kekuatan bersaing, yang dikenal dengan istilah The Five

    Force Model ini bervariasi dari satu industri ke industri yang lain dan dapat

    berubah sesuai dengan perkembangan industri. Kelima kekuatan bersaing tersebut

    adalah ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-

    menawar pemasok, kekuatan tawar-menawar pembeli dan persaingan dalam

    industri.

  • 58

    A. Ancaman Masuknya Pendatang Baru yang Potensial

    Pandangan perusahaan terhadap pendatang baru adalah sebagai tantangan

    yang perlu diwaspadai kekuatannya. Yang digolongkan sebagai pendatang

    baru adalah perusahaan pada bidang yang sama namun tingkatannya masih

    dibawah atau setingkat dengan PT MARTINA BERTO. Dalam industri kosmetik,

    sistem perdagangan AFTA yang telah diterapkan Indonesia menjadi ancaman

    bagi PT MARTINA BERTO dalam menghadapi masuknya persahaan kosmetik

    baru yang berasal dari perusahaan asing, khususnya Cina dan Thailand,

    Pendatang Baru Potensial y Pradasari y Purbasari

    Pemasok y PT Tritunggal y PT Cognice y PT Bakti Jala y PT Permata Offset y PT Podomoro Offset y PT Sarana Label

    Pembeli

    Produk Pengganti y Jamu-jamuan tradisional y Perawatan dokter y Jasa perawatan kecantikan

    Para Pesaing Industri

    Persaingan diantara perusahaan yang ada: y Maybelline, LOreal, Body

    Shop, Lancome, Sheiseido, Revlon, dll y Mustikia Ratu Group

    Gambar 3.1 Analisis Porter

    Sumber: Data Internal Perusahaan

  • 59

    dimana mereka berusaha bersaing di pasaran Indonesia dengan harga yang

    sangat kompetitif dan desain kemasan yang menarik guna memikat konsumen

    Indonesia. Dan untuk perusahaan baru lokal, pendatang baru yang dirasa

    menjadi ancaman bagi PT MARTINA BERTO adalah PRADASARI dan

    PURBASARI yang mulai merambah ke industri kosmetik, dimana sebelumnya

    bermain dalam produksi lulur. Walaupun kondisi perekonomian Indonesia

    semakin melemah sekarang ini, yang disertai dengan naiknya harga BBM,

    namun potensi perusahaan lokal untuk masuk dalam industri kosmetik harus

    terus diwaspadai.

    B. Ancaman Produk Pengganti

    Beralihnya konsumen ke produk pengganti akan menjadi ancaman bagi PT

    MARTINA BERTO karena dapat mempengaruhi hasil penjualan. Dalam industri

    kosmetik, ancaman produk-produk pengganti yang sangat diperhatikan, adalah

    seperti produk perawatan kecantikan dalam khususnya jamu, obat perawatan

    yang dianjurkan dokter, dan juga jasa perawatan kecantikan. Untuk produk

    perawatan kecantikan seperti jamu, dewasa ini banyak perusahaan jamu yang

    mulai gencar melakukan inovasi terhadap produknya yang disertai dengan

    strategi pemasaran yang gencar dengan memanfaatkan prinsip kesadaran

    hidup sehat dan alami. Selain itu juga, banyak konsumen yang lebih percaya

    pada obat perawatan dalam yang diajurkan oleh para dokter kulit. Perusahaan

    yang menawarkan jasa perawatan kecantikan dengan sistem teknologi yang

    semakin canggih dan cepat, juga menjadi ancaman yang sangat penting

    terhadap perusahaan kosmetik.

    C. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

    Banyaknya jumlah dan jenis produk kecantikan atau kosmetik yang

    diproduksi oleh Martha Tilaar Group, mengharuskan perusahaan bekerjasama

  • 60

    dengan sejumlah besar pemasok untuk memenuhi kebutuhan akan bahan

    baku dan pendukung produksinya.

    Kekuatan tawar menawar dari pemasok relatif lemah dikarenakan

    Martha Tilaar Group ini merupakan pelanggan terbesar bagi pemasok lokalnya

    (selain Mustika Ratu Group), serta banyak tersedianya alternatif pemasok lain,

    dan untuk bahan baku dan bahan pendukung Martha Tilaar Group terus

    melakukan diversivikasi terhadap para pemasoknya dalam memenuhi seluruh

    persyaratan kulitas yang telah ditetapkan oleh Martha Tilaar Group. Jika terjadi

    hambatan dengan salah satu pemasok maka PT MARTINA BERTO akan segera

    mencari pengganti pemasok lainnya. Untuk bahan baku (raw materials), PT

    MARTINA BERTO memiliki tiga pemasok utama, yaitu PT TRITUNGGAL, PT

    COGNICE, dan PT BAKTI JALA yang menyediakan bahan baku seperti parfum,

    warna, bahan aktif, dan lain-lain. Dan untuk bahan pendukung seperti

    kemasan, PT MARTINA BERTO juga memiliki 3 pemasok yang sering

    dihubungi, yaitu PT PERMATA OFFSET, PT PODOMORO OFFSET dan PT GRIYA

    SARANA LABEL. Adapun hambatan-hambatan yang menghalangi hubungan

    antara PT MARTINA BERTO dengan pemasok, antara lain jumlah kuantitas dan

    kualitas produk dari pemasok tidak memenuhi harapan dan standar yang telah

    ditetapkan oleh perusahaan sesuai dengan perjanjian sebelumnya, serta waktu

    pengantaran produk yang tidak tepat waktu.

    D. Kekuatan Tawar Menawar Konsumen

    Dengan melihat sasaran segmen pasar yang dituju Martha Tilaar

    Group, maka kekuatan tawar menawar dari konsumen relatif tinggi yang

    diakibatkan oleh banyaknya produk dengan berbagai merek yang ditawarkan

    sehingga konsumen dapat dengan mudah bertukar merek. Konsumen yang

    masih sensitif terhadap harga akan sangat mempengaruhi kekuatan tawar

    menawar dari konsumen ini.

  • 61

    Martha Tilaar Group menanggapi kekuatan tawar menawar

    konsumennya ini dengan memberikan beberapa nilai tambah atas produknya,

    yaitu dengan menciptakan suatu brand image bahwa produk kosmetika dan

    jamu PT MARTINA BERTO merupakan produk natural yang diambil dari bahan-

    bahan alami, melakukan beberapa program pemasaran yang manarik,

    melakukan interaksi dengan konsumen dan selalu menawarkan solusi masalah

    kecantikan dengan produk-produk inovatif dan alami untuk menjadi trend

    setter bagi konsumen kosmetik sehingga loyalitas konsumen dapat lebih

    terjaga.

    Untuk menawarkan produk dengan harga yang sama disetiap lokasi

    penjualan produk Martha Tilaar Group maka distribusi dilakukan oleh anak

    perusahaan sendiri. Hal ini mempermudah pengendalian biaya distribusi dan

    pengawasan harga penjualan produk oleh perusahaan. Adapun beberpa

    channel member yang menjual produk-produk kosmetik Martha Tilaar Group,

    antara lain Matahari Depertment Store/Supermarket, Diamond/DBest

    Supermarket & Department Store, Hero Supermarket, Giant Hypermart,

    Carrefour Hypermart, Goro, Makro, Guardian, Yogya Supermarket, Alfa Retail

    Supermarket, Lion Superindo, Indomaret, Indogrosir, Pasaraya, Tip-Top, Hari-

    Hari Swalayan, dan sebagainya.

    E. Persaingan Perusahaan dalam Industri Kosmetik

    Pandangan perusahaan mengenai pesaing bisnis adalah perusahaan kosmetika

    yang kedudukannya sama dengan PT MARTINA BERTO Perusahaan yang

    bersaing dalam industri kosmetik di Indonesia dapat dikategorikan menjadi tiga

    kategori besar, yaitu:

  • 62

    1. Kelompok Perusahaan Multinasional, seperti Body Shop, LOreal, Sheiseido,

    Maybelline, Lancome, Revlon, dan sebagainya.

    Kelompok ini bersaing dalam segmen konsumen menengah atas dan atas,

    dimana saluran distribusi mereka hanya terbatas di beberapa department

    store besar dengan penjualan melalui kios/counter. Namun ada juga

    sebagian perusahaan yang menggunakan sistem franchise atau Multi Level

    Marketing dalam penjualnnya, seperti Oriflame. Citra merek yang

    diciptakan oleh perusahaan dalam kategori ini mengikuti sifat budaya

    hidup barat.

    2. Kelompok Perusahaan Nasional, seperti Martha Tilaar Group dan Mustika

    Ratu Group.

    Kedua perusahaan ini merupakan pemain dominan dalam industri kosmetik

    di Indonesia, dimana mereka memiliki unit usaha manufaktur, pemasaran

    dan distribusi sendiri. Mereka bersaing dakam melayani segmen menengah

    atas sampai menengah bawah di seluruh wilayah di Indonesia dan bahkan

    sampai ke beberapa negara lain. Citra merek yang diciptakan oleh kedua

    perusahaan ini bersifat ketimuran dan perawatan tradisional. Selain

    Mustika Ratu sebagai pesaing yang sudah lama, sekarang ini terdapat

    pesaing lokal baru yang juga cukup kuat bagi PT MARTINA BERTO,

    yaitu PT MANDOM yang memproduksi kosmetik dengan merek Pixy, dan

    PT KINO dengan kosmetik merek Eskulin.

    3. Perusahaan Lokal Daerah maupun Lokal Asing

    Kategori ini merupakan perusahaan-perusahaan kosmetik menengah dan

    kecil yang melayani segmen menengah bawah dan bawah, serta ceruk-

    ceruk pasar. Perusahaan belum membangun citra merek dan bahkan

    beberapa perusahaan masih belum menggunakan merek untuk produknya.

  • 63

    Pasar dalam industri kosmetik di Indonesia memiliki ciri-ciri pasar yang bersifat

    Oligopoli, yaitu:

    Terdapat dua group perusahaan yang mendoninasi pasar, yaitu Martha Tilaar Group dan Mustika Ratu Group, walaupun masih terdapat beberap

    perusahaan menengah dan kecil sejenis lainnya.

    Perusahaan-perusahaan dalam pasar ini menghasilkan produk-produk yang terdiferensiasi, yaitu untuk memberikan lebih banyak pilihan kepada

    konsumen dan untuk menunjukkan citra merek produk masing-masing

    perusahaan.

    Kekuatan menentukan harga dalam pasar ini untuk kedua group perusahaan yang bersaing adalah relatif kuat, namun kedua perusahaan

    tidak melakukan kerjasama dalam hal penentuan harga karena adanya

    larangan tindakan tersebut dalam Undang-Undang Persaingan di Indonesia.

    Promosi berupa iklan dilakukan secara gencar oleh masing-masing perusahaan untuk meningkatjkan brand awareness konsumen terhadap

    produk-produk mereka dengan tujuan untuk menarik pembeli baru dan

    meningkatkan pangsa pasar.

    Adapun komitmen utama dari PT MARTINA BERTO terhadap industri kosmetik,

    yaitu:

    1. Menjadi pemimpin pasar

    PT MARTINA BERTO berusaha untuk mencapai posisi yang lebih baik dalam

    pasar melalui peningkatan spesialisasi dalam manajemen pemasaran produk

    PT MARTINA BERTO, mengkonsolidasikan strategi pemasaran serta

    memperkuat operasi pemasarannya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan

    pangsa pasar dan mengangkat citra perusahaan. Salah satu upaya

    PT MARTINA BERTO untuk meningkatkan pangsa pasar adalah dengan

  • 64

    memberikan pelayanan yang terbaik bagi konsumen, yang dilakukan dengan

    cara:

    a. Menyediakan Puri Ayu Beauty House sebagai pusat perawatan

    kecantikan.

    b. Menerbitkan majalah tiap tiga bulan sekali, mengadakan pameran,

    fashion show dan kegiatan lainnya.

    Target pasar yang ingin dicapai oleh PT MARTINA BERTO adalah segmen

    pasar konsumen menengah keatas. Lebih jauh lagi, PT MARTINA BERTO

    juga berusaha untuk mencapai pasar internasional dengan menerapkan

    strategi eksport sebagai berikut:

    Mengekspor langsung produk yang sudah ada sesuai dengan permintaaan tiap negara, baik dengan atau tanpa perubahan.

    Membuat nama paten internasional yang memenuhi standar internasional untuk pasar Eropa, Jepang dan Amerika.

    Membuat produk paten international atas dasar lisensi produsen dengan memperhatikan spesifikasi produk paten itu secara ketat.

    Negara tujuan ekspor dari produk PT MARTINA BERTO adalah malaysia,

    Brunai Darussalam, Hongkong, Jepang, Korea, Jerman, Belanda, Saudi

    Arabia, Uni Emirat Arab, Surinama, Kanada dan Amerika Serikat.

    2. Menjadi perusahaan terbaik

    Bagi PT MARTINA BERTO, sumber daya manusia merupakan aset yang

    berharga dan sangat menentukan keberadaan dari suatu perusahaan. Maka

    dari itu, PT MARTINA BERTO berusaha untuk menerapkan strategi

    manajemen pada sumber daya manusia agar semua kegiatan dapat

    dilakuakan secara efektif dan efisien. Startegi yang diterapkan berdasarkan

    pada prinsip the right man of the right plece, dimana setiap penempatan

    personel selalu dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan perusahaan

  • 65

    serta sesuai dengan minat, bakat dan kemampuan seseorang. Program

    perekrutan dan pelatihan melalui proses yang ketat dan teliti.

    3. Memberikan produk berkualitas

    PT MARTINA BERTO juga memiliki komitmen untuk selalu memberikan

    produk berkualitas tinggi yang memenuhi standar internasional. Konsekuensi

    dari komitmennya ini ialah berperan akti dari seluruh komponen perusahaan

    dalam proses produksi. Untuk memenuhi komitmen tersebut, sejak tahun

    1995 telah didirikan departemen QA yang bertanggung jawab untuk

    memberikan jaminan atas pengendalaina mutu dari seluruh kegiatan dan

    proses yang dilakukan perusahaan.

    3.3 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan

    Untuk memperlancar kinerja perusahaan agar berjalan dengan efektif dan

    efisien sehingga tujuan, visi dan misi perusahaan dapat tercapai maka diperlukan

    suatu pembagian tugas dan pelimpahan wewenang yang jelas kepada personil

    yang tergabung dalam struktur organisasi perusahaan. Pembentukan struktur

    organisasi yang baik, dapat dilihat dari koordinasi dan terintegrasinya setiap

    bagian, baik pada fungsi lini maupun fungsi staff.

    PT MARTINA BERTO secara struktural dipimpin oleh seorang Presiden

    Direktur, yaitu DR. Martha Tilaar, dan memiliki divisi utama, yaitu Divisi HAM

    (Human Asset Management), Divisi Manufacturing, Divisi Finance & Accounting,

    Divisi R & D (Research & Development), Divisi Marketing, Divisi MIS (Management

    Information System), Corporate Internal Audit, International Marketing. Masing-

    masing divisi utama tersebut dipimpin oleh seorang Direktur, yang membawahi

    departemen-departemen tertentu disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

    Sejak 1 Juni 2001, Ibu Martha Tilaar menyatukan beberapa sister

    companynya di bawah satu payung Martha Tilaar Group. Perusahaan-perusahaan

  • 66

    yang bernaung di bawah payung Martha Tilaar Group digambarkan dalam gambar

    3.2 berikut ini:

    Gambar 3.2 Anggota Martha Tilaar Group Sumber: Data Internal Perusahaan

    MTG

    MANUFACTURING TRADING & DISTRIBUTION

    Service

    PT Kreasi Boga

    Primatama

    Martha Beauty Galery

    PT Creative Style

    PT Sari Ayu Indonesia

    PT Martina Berto SDN BHD

    ( Kuala Lumpur )

    PT Cedefindo ( Bekasi Plant )

    PT Martina Berto ( Pulogadung Plant )

    PT. Cempaka Belkosindo Indah

    ( Pulogadung Plant )

    PT. Mekar Permata Puspita

    PT. Tiara Permata Sari

    PT. Warna Ungu Multi Sinar

    PT. Sinar Makro Pesona Sejahtera

    MARKETING

  • 68

    Adapun tugas dan tanggung jawab dari masing-masing divisi adalah sebagai berikut:

    A. Komisaris

    Bertanggung jawab untuk mengawasi kinerja perusahaan, memberikan masukan

    ide, saran maupun nasehat kepada President, dan memastikan harapan pemilik

    akan kinerja korporasi dapat dicapai oleh President.

    B. Presidents Office

    Bertanggung jawab untuk merumuskan tujuan perusahaan, menjaga kelancaran

    dan kontinuitas perusahaan, menjalin kerjasama yang baik dengan seluruh

    lingkungan perusahaan, serta memiliki wewenang untuk mengkoordinir seluruh

    aktivitas perusahaan, dan akhirnya mempertanggungjawabkan hasil kinerja

    perusahaan kepad Komisaris.

    1) Corporate Human Resource Development ( HRD )

    Bertanggung jawab untuk merumuskan program pendidikan dan pelatihan

    untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian sumber daya manusia

    perusahaan, menjalin kerja sama dengan lembaga lain untuk pengabdian

    den kepedulian terhadap masyarakat, serta mempertanggung jawabkan hasil

    kinerja divisinya kepada President.

    2) Corporate Management Information System ( MIS )

    Bertanggung jawab untuk merumuskan strategi, kebijakan, standar dan

    prosedur pemanfaatan teknologi informasi korporasi, mengelola, meleyani

    den menyediakan kebutuhan informasi korporasi untuk mendukung fungsi

    dan tugas masing-masing divisi perusahaan, mengembangkan dan

    memelihara teknologi informasi korporasi dan perusahaan sesuai dengan

    kebutuhan dan sumber daya korporasi.

  • 69

    3) Corporate Human Resource Management ( HRM )

    Bertanggung jawab untuk merumuskan kebijakan-kebijakan umum

    personalia korporasi sesuai dengan Undang-Undang dan peraturan

    Pemerintah, melakukan seleksi dan perekrutan sumber daya manusia

    korporasi, menyusun program evaluasi kinerja, reward, dan punishment

    umum korporasi untuk kesejahteraan karyawan, serta mempertanggung

    jawabkan hasil kinerja divisi kepada President.

    4) Corporate Internal Audit

    Bertanggung jawab untuk merumuskan standa kinerja dan mutu opersional

    korporasi dan perusahaan, memastikan pencapaian standar kinerja dan mutu

    operasional oleh masing-masing divisi dan department, mengaudit kinerja

    keuangan korporasi dan perusahaan, memastikan standar korporasi

    mengikuti standar ISO 2001: 2000 dan ISO 14000, serta mempertanggung

    jawabkan hasil kinerja divisi kepada President.

    C. Chief Executive Officer (CEO)

    Bertanggung jawab untuk mengawasi seluruh kegiatan operasional perusahaan,

    merumuskan strategi serta sasaran perusahaan, baik jangka panjang maupun

    jangka pendek, dan memastikan tercapainya sasaran perusahaan yang telah

    ditetapkan dengan sistem pengendalian yang efektif, serta mempertanggung

    jawabkan hasil kinerja setiap department kepada President.

    1) Director Research & Development (R & D)

    Bertanggung jawab untuk memutuskan dan memilih trend serta formula-

    formula yang akan digunakan sesuai dengan keinginan pasar (konsumen).

    a. Product Development

    Bertanggung jawab atas formula suatu produk, dan menciptakan

    formula-formula baru serta mengembangkan agar tidak ketinggalan

    trend sekaligus mencari masukan-masukan, baik dari sisi peralatan

  • 70

    (mesin) maupun ilmu pengetahuan dari lembaga atau instansi dari

    dalam maupun luar negeri.

    Formulation Bertugas dan bertanggung jawab mencari dan mengembangkan,

    baik formula untuk kosmetik maupun jamu atau herbal, yang sudah

    ada maupun formula baru, serta mengawasi bagian proses produksi

    agar menggunakan bahan yang sesuai dengan formula yang telah

    ditentukan.

    Raw Material Standardization Bertugas dan bertanggung jawab mencario raw material yang

    distandarkan untuk dipakai sebagai bahan baku pembuatan produk.

    Packaging Development Bertugas dan bertanggung jawab mendesain kemasan produk agar

    menarik bagi konsumen tetapi juga aman bagi produk itu sendiri,

    sehingga kualitas dari produk dapat terjamin.

    b. Produtc Research

    Plant Cultivation Development Bertugas dan bertanggung jawab melakukan pelestarian dan

    pengembangan teknik pembudidayaan tanaman obat Indonesia

    melalui kebun milik PT MARTINA BERTO atau bekerjasama dengan

    para petani untuk budi daya tanaman obat dengan hasil sesuai

    standar yang dibutuhkan PT MARTINA BERTO.

    Dermatology & In Vitro Evaluation Bertugas dan bertanggung jawab dalam pengujian terhadap produk

    baru yang akan diedarkan, meliputu pengujian keamanan produk

    dan kemanfaatn produk.

  • 71

    2) Marketing Director

    Bertanggung jawab untuk menyusun dan menetapkan strategi pemasaran

    dalam memasarkan produk-produk kosmetik PT MARTINA BERTO, serta

    menciptakan ide-ide baru untuk pengembangan produk sehingga dapat

    selalu menghasilkan produk yang inovatif sesuai dengan keinginan dan

    kebutuhan konsumen, baik pasar domestik maupun Internasional.

    Marketing Manager (Lokal) Bertanggung jawab dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk

    memasarkan produk-produk kosmetik PT MARTINA BERTO di pasar

    domestic.

    Marketing Manager (International) Bertanggung jawab dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk

    memasarkan produk-produk kosmetik PT MARTINA BERTO di beberapa

    negara tetangga Indonesia.

    3) Manufacturing Director

    Bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan operasional pabrik, serta

    membentuk dan mengembangkan system organisasi manufacturing yang

    professional, efektif dan efisien.

    a. Plant Management

    Bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan operasi pabrik yang

    mencakup perencanaan produksi dan pengendalian persediaan, bertugas

    merencanakan dan mengendalikan system dan teknologi yang tepat

    sesuai dengan kebutuhan perusahaan, serta menyusun anggaran

    tahunan untuk bagiannya.

  • 72

    Plant Engineer Bertanggung jawab mulai dari pengadaan mesin-mesin produksi

    yang diperlukan sampai dengan perawatannya agar proses produksi

    dapat berjalan lancar.

    Warehouse Bertanggung jawab terhadap penyimpanan bahan baku, bahan

    kemas dan produk akhir. Dalam pelaksanaannya, gudang dipisah

    atas gudang bahan baku, gudang bahan kemas, dan gudang barang

    jadi. Gudang bahan baku menangani penerimaan dari pemasok,

    penyimpanan dan penyaluran bahan baku ke produksi. Untuk

    gudang bahan kemas hampir sama dengan gudang bahan baku,

    bedanya adalah untuk melayani bahan kemas ke produksi dan

    gudang produk jadi menangani penerimaan produk yang sudah jadi

    dari bagian pengemasan untuk disimpan dan didistribusi sesuai

    dengan permintaan pasar.

    Production Planning & Inventory Control (PPLC) Manager Bertanggung jawab atas pembuatan perencanaan produksi,

    perencanaan dan pengendalian persediaan kebutuhan bahan baku,

    serta pengendalian persediaan produk jadi (finished goods).

    b. Quality Management

    Bertanggung jawab untuk mengelola masalah kualitas persediaan, mulai

    dari bahan baku, bahan kemas, sampai dengan barang jadi agar sesuai

    spesifikasi yang telah ditentukan.

    Quality Assurance (QA) Bertanggung jawab QA dibagi atas 3 bagian, yaitu berkaitan dengan

    kualitas produk, system atau pelayanan, dan pelatihan.

  • 73

    Industrial Engineering Bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan menganalisa

    apakah produktivitas telah optimal dan selanjutnya memberikan

    usulan tentang langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk

    memperbaiki kegiatan produksi yang telah ada, seperti mengatur

    lay out ruang produksi, membuat alat baru untuk memperlancar

    produksi, menghitung jumlah karyawan yang efektif untuk suatu

    pekerjaan.

    Quality Control Bertanggung jawab untuk memeriksa bahan baku, bahan kemas,

    proses kema dry dan proses kemas liquid, pemerikasaan

    mikrobiologi, pemeriksaan produk jadi.

    c. Supply Management

    Bertanggung jawab atas pengadaan bahan baku dan bahan kemas yang

    digunakan dalam proses produksi, melakukan negosiasi harga dengan

    supplier dalam pembelian bahan baku dan bahan kemas tersebut, serta

    menjaga hubungan baik dengan supplier.

    4) Finance & Administration Director

    Bertanggung jawab untuk mengambil keputusan terhadap transaksi-

    transaksi yang terdapat dalam laporan keuangan, serta menetapkan dan

    memelihara suatu rencana kerja operasi yang terintegrasi sejalan dengan

    sasaran dan tujuan perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka

    panjang.

  • 74

    a. Finance

    Bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan perusahaan terhadap

    penerimaan dan pengeluaran keuangan perusahaan, serta menjalin

    hubungan baik dengan pihak Bank.

    b. Accounting

    Bertanggung jawab atas akuntansi biaya perusahaan dan laporan-

    laporannya, menghitung biaya-biaya produksi per jenis barang, serta

    segala hal yang berhubungan dengan akuntansi biaya.

    c. Human Resource & General Affairs (HR & GA)

    Bertanggung jawab secara keseluruhan yang menyangkut dengan

    karyawan, dan menetapkan kebijakan-kebijakan terhadap kesejahteraan

    karyawan.

    Human Resources Development (HRD) Manager Bertanggung jawab menangani masalah rekrutmen pegawai, mulai

    dari proses seleksi hingga penerimaan pegawai baru.

    Training & Development Manager Bertanggung jawab mengembangkan potensi karyawan melalui

    training, seminar, lokakarya, dan lain-lain.

    General Affairs Manager Bertanggung jawab untuk menangani masalah yang besifat umum,

    seperti masalah legal, invetor kantor, kendaraan kantor, dan lain-

    lain.