perda no.3 thn.2006
TRANSCRIPT
LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2006 NOMOR 3
_________________________________________________________________
PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN
NOMOR 3 TAHUN 2006
TENTANG
PERUSAHAAN DAERAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH KOTA BANJARMASIN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA BANJARMASIN,
Menimbang Mengingat
: :
a.
b.
c.
1.
2.
3.
bahwa sesuai visi Kota Banjarmasin sebagai kota industri, jasa dan perdagangan, serta dalam mewujudkan Kota Banjarmasin yang berintegrasi ( Bersih, Indah, Tertib, Segar dan Serasi ), diperlukan suatu lembaga Pengelola Air Limbah dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dibidang pengelolaan air limbah, pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan; bahwa untuk melaksanakan huruf a konsiderans di atas , dipandang perlu meningkatkan status lembaga Pengelola Air Limbah yang sebelumnya merupakan bagian dari PDAM Bandarmasih menjadi Perusahaan Daerah Pengelola Air Limbah Kota Banjarmasin guna lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah Kota Banjarmasin. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820); Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1956 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387); Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699); Undang-Undang nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547); Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 14, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4262); Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1983 tentang Pedoman Kerja Sama Antara Perusahaan Daerah dan Pihak Ketiga; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Barang Milik Perusahaan Daerah; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 3 Tahun 1998
3
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
tentang Bentuk Hukum Badan Usaha Milik Daerah; Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1998 tentang Tata Cara Kerja Sama Antara Perusahaan Daerah Dengan Pihak Ketiga. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Daerah Keputusan Menteri Dalam dan Otonomi Daerah Nomor 43 Tahun 2000 tentang Pedoman Kerjasama Perusahaan Daerah Dengan Pihak Ketiga; Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 7 Tahun 2000 tentang Kewenangan Daerah Kota Banjarmasin (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 2); Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kota Banjarmasin (Lembaran Daerah Tahun 2003 Nomor 2); Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 8 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Rencana Strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah, Rencana Kerja Pemerintah Daerah Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 9 ); Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 9 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota Banjarmasin Tahun 2006-2025 (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 10 ); Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 10 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarmasin Tahun 2006-2010 (Lembaran Daerah Tahun 2005 Nomor 11 ); Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 1 Tahun 2006 tentang Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah Kota Banjarmasin (Lembaran Daerah Tahun 2006 Nomor 1 );
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANJARMASIN
dan
WALIKOTA BANJARMASIN
MEMUTUSKAN :
4
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TENTANG PERUSAHAAN DAERAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH KOTA BANJARMASIN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
Daerah adalah Daerah Kota Banjarmasin; Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Banjarmasin; Walikota adalah Walikota Banjarmasin; Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Banjarmasin selanjutnya disebut DPRD adalah Badan Lembaga Legislatif Daerah Kota Banjarmasin; Perusahaan Daerah adalah Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah Kota Banjarmasin disingkat PD PAL Kota Banjarmasin; Perusahaan Daerah Air Minum Bandarmasih Kota Banjarmasin selanjutnya disebut PDAM adalah Perusahaan Daerah Air Minum milik Pemerintah Kota Banjarmasin; Unit Pelaksana Teknis Pengelola Air Limbah (UPT-PAL) Kota Banjarmasin adalah Unit Pelaksana Teknis Pemerintah Kota Banjarmasin; Direktur Perusahaan Daerah adalah Direktur Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah Kota Banjarmasin; Badan Pengawas adalah Badan Pengawas Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah Kota Banjarmasin; Pegawai adalah Pegawai Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah Kota Banjarmasin; Wilayah Kerja adalah Wilayah Kegiatan Perusahaan pada Daerah Kota Banjarmasin; Anggaran Perusahaan adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Perusahaan Daerah Kota Banjarmasin; Cadangan Umum adalah Dana yang dialokasikan untuk keperluan pembiayaan yang belum dianggarkan pada tahun berjalan yang penggunaannya ditetapkan oleh Walikota;
5
14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Banjarmasin selanjutnya disebut APBD adalah Anggaran Tahunan Pemerintah Kota Banjarmasin.
BAB II
PENDIRIAN DAN STATUS PERUSAHAAN DAERAH
Pasal 2
(1) Dengan Peraturan Daerah ini didirikan sebuah Perusahaan
Daerah dengan nama ’’Perusahaan Daerah Pengelola Air Limbah Kota Banjarmasin’’ dengan kedudukan sebagai Badan Hukum dalam bentuk Perusahaan Daerah yang diperoleh dengan berlakunya Peraturan Daerah ini;
(2) Perusahaan Daerah sebagai Badan Hukum berhak
melakukan usaha-usaha berdasarkan Peraturan Daerah ini.
BAB III
TEMPAT KEDUDUKAN DAN WILAYAH KERJA
Pasal 3
Perusahaan Daerah berkedudukan dan berkantor di Kota Banjarmasin dan dapat mempunyai kantor cabang serta kantor pelayanan berdasarkan wilayah yang telah ditetapkan.
BAB IV
TUJUAN DAN USAHA
Pasal 4
Perusahaan Daerah bertujuan membantu dan menunjang kebijakan umum Pemerintah Kota dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan memberikan jasa pelayanan penyaluran air limbah dan pengumpulan melalui sistem pengolahan setempat dan pengolahan terpusat.
Pasal 5
Perusahaan Daerah dalam rangka mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 tetap mengindahkan seluruh kewenangan instansi yang ada maupun prosedur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta berpedoman pada dasar-dasar ekonomi perusahaan daerah yang sehat, berdaya guna dan berhasil guna.
Pasal 6
Dalam upaya mengembangkan usaha, Perusahaan Daerah dapat melakukan kerja sama dengan Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, instansi pemerintah, koperasi atau pihak ketiga.
6
BAB V
JENIS DAN TARIF JASA
Pasal 7 Jenis dan besarnya tarif jasa atas pelaksanaan usaha yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah ditetapkan dengan Peraturan Walikota Banjarmasin.
BAB VI
MODAL
Pasal 8
(1) Modal Perusahaan Daerah adalah modal penyertaan dari Pemerintah Kota yang telah dipisahkan.
(2) Jumlah modal Perusahaan Daerah adalah sebesar
Rp. 12.135.835.554,82,- (dua belas milyar seratus tigapuluh lima juta delapan ratus tigapuluh lima ribu lima ratus limapuluh empat koma delapan puluh dua rupiah) terdiri dari nilai kekayaan yang tertanam pada Perusahaan Daerah dan aset Perusahaan Daerah berdasarkan perkiraan yang belum di audit.
(3) Dari modal yang ditempatkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) pasal ini, jumlah disetorkan adalah senilai Rp.12.135.835.554,82,- (dua belas milyar seratus tigapuluh lima juta delapan ratus tigapuluh lima ribu lima ratus limapuluh empat koma delapan puluh dua rupiah).
(4) Modal Perusahaan Daerah tidak terbagi atas saham.
Pasal 9 Semua alat liquide Perusahaan Daerah disimpan dalam Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan atau bank-bank pemerintah lainnya yang ditunjuk oleh Walikota.
Pasal 10 (1) Penambahan modal Perusahaan Daerah dapat diperoleh
dari: a. APBD; b. Bantuan pemerintah maupun pihak ketiga; c. Pinjaman yang diperoleh dari dalam negeri dengan
persetujuan Walikota sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
(2) Penambahan modal sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Pasal ini diatur sesuai dengan dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
7
BAB VII
PENGELOLAAN
Pasal 11
(1) Perusahaan Daerah dipimpin oleh 1 (satu) orang Direktur dan 2 (dua) orang Kepala Bidang yaitu Bidang Umum dan Bidang Teknik.
(2) Perubahan atau penambahan struktur Kepala Bidang diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
Pasal 12
(1) Dalam melaksanakan pengelolaan Perusahaan Daerah
Direktur bertanggung jawab kepada Walikota melalui Badan Pengawas.
(2) Apabila Direktur berhalangan sementara dalam
melaksanakan tugas maka dapat ditunjuk salah seorang Kepala Bidang berdasarkan Keputusan Direktur.
(3) Apabila Direktur berhalangan tetap dalam melaksanakan
tugas maka dapat ditunjuk salah seorang Kepala Bidang berdasarkan Keputusan Walikota atas usul Badan Pengawas.
(4) Badan Pengawas melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan Perusahaan Daerah termasuk pelaksanaan rencana kerja dan anggaran Perusahaan Daerah
BAB IX
DIREKTUR
Bagian Pertama
Pengangkatan
Pasal 13
(1) Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Walikota atas usul Badan Pengawas.
(2) Untuk dapat diangkat sebagai Direktur harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
8
a. b. c. d. e. f.
Direktur adalah Warga Negara Indonesia; Diutamakan mempunyai pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana (S1); memiliki kemampuan dan keahlian dalam bidang pengelolaan Perusahaan Daerah; Direktur tidak boleh memiliki kepentingan pribadi langsung atau tidak langsung pada usaha lain dalam Perusahaan Daerah tersebut yang bertujuan mencari laba; tidak terikat hubungan keluarga dengan Kepala Daerah atau dengan Anggota Direksi atau dengan Anggota Badan Pengawas lainnya sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun kesamping termasuk menantu dan ipar; Direktur tidak boleh merangkap jabatan lain kecuali dengan izin tertulis Walikota.
Pasal 14
(1) Masa jabatan Direktur selama-lamanya 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali setelah masa jabatan tersebut berakhir.
(2) Masa jabatan Direktur diangkat paling banyak 2 (dua) kali masa
jabatan.
Bagian Kedua
Tugas dan Wewenang
Pasal 15
Tugas pokok Direktur adalah :
a. b.
mengelola Perusahaan Daerah sesuai dengan tujuan dan senantiasa berusaha meningkatkan daya guna dan hasil guna; merencanakan dan menetapkan program kerja.
Pasal 16
Direktur mempunyai kewajiban :
9
a. b. c. d. e. f.
mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan Perusahaan Daerah sesuai dengan tujuan dan usahanya; menyiapkan rencana dan program kerja; melakukan pengelolaan administrasi dan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku bagi Perusahaan Daerah pada umumnya; melakukan pengembangan, pembinaan dan perawatan jaringan perpipaan pengolahan air limbah; meningkatkan dan mengevaluasi terhadap mutu pelayanan kepada masyarakat; menyampaikan laporan berkala mengani seluruh kegiatan Perusahaan Daerah termasuk neraca dan perhitungan rugi laba kepada Walikota melalui Badan Pengawas.
Pasal 17
Direktur mempunyai hak dan wewenang :
a. b. c. d. e.
menetapkan kebijaksanaan pengelolaan Perusahaan Daerah; mengangkat dan memberhentikan pegawai berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku; menandatangani neraca dan perhitungan laba / rugi; menandatangani ikatan hukum dengan pihak lain; menyerahkan kuasa untuk mewakili Perusahaan Daerah di dalam dan di luar pengadilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Bagian Ketiga
Pemberhentian
Pasal 18
(1) Direktur dapat diberhentikan meskipun jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 belum berakhir karena:
a. b. c. d.
meninggal dunia; atas permintaan sendiri; melakukan perbuatan yang merugikan Perusahaan Daerah; melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan
10
e.
daerah atau negara; karena sesuatu hal yang mengakibatkan tidak dapat melaksanakan tugas.
(2) Walikota dapat memberhentikan sementara Direktur yang
diduga melakukan tindakan yang dimaksud pada ayat (1) huruf c dan d pasal ini.
(3) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) pasal ini diberitahukan secara tertulis oleh Walikota pada Direktur dan lewat Badan Pengawas disertai dengan alasan-alasannya.
(4) Dalam hal terjadi pemberhentian sementara sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) pasal ini dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. b. c. d.
sebelum dilakukan pemberhentian sementara karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan d pasal ini Direktur diberi kesempatan untuk membela diri dalam suatu sidang yang khusus diadakan untuk itu oleh Badan Pengawas dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak Direktur diberitahu tentang pemberhentian sementara tersebut; dalam sidang tersebut Badan Pengawas memutuskan apakah Direktur tetap diusulkan untuk diberhentikan atau pemberhentian sementara itu dibatalkan dan segera menyampaikan keputusannya secara tertulis kepada Walikota; selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak diterimanya putusan sidang sebagaimana dimaksud huruf b ayat ini, Walikota menyampaikan keputusannnya secara tertulis kepada Direktur dan Badan Pengawas; Dalam hal pemberhentian tidak dilakukan dalam jangka waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada huruf c ayat ini, maka pemberhentian sementara itu menjadi batal demi hukum.
BAB X
BADAN PENGAWAS
Bagian Pertama
Pengangkatan
Pasal 19
(1) Badan Pengawas diangkat dan diberhentikan oleh Walikota. (2) Badan Pengawas bertanggung jawab kepada Walikota. (3) Untuk dapat diangkat sebagai Badan Pengawas adalah :
11
a. b. c. d. e. f.
anggota Badan Pengawas adalah Warga Negara Indonesia; diutamakan mempunyai pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana (S1); anggota Badan Pengawas harus mempunyai dedikasi, dipandang cakap, mempunyai kemampuan menjalankan kebijakan Walikota serta persyaratan lainnya yang diperlukan untuk pembinaan dan pengawasan Perusahaan Daerah; antara sesama anggota Badan Pengawas dan antara anggota Badan Pengawas dengan Direktur tidak boleh ada hubungan keluarga sampai derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis ke samping termasuk menantu dan ipar; jika setelah pengangkatan mereka termasuk dalam hubungan keluarga sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini, maka untuk melanjutkan jabatannya diperlukan izin dari Walikota; anggota Badan Pengawas tidak boleh merangkap jabatan lain pada Badan Usaha Swasta yang dapat menimbulkan pertentangan kepentingan secara langsung maupun tidak langsung dengan kepentingan Perusahaan Daerah kecuali mendapat izin Walikota.
Pasal 20
(1) Anggota Badan Pengawas sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang yang diketuai oleh Walikota atau pejabat yang ditunjuk olehnya.
(2) Masa jabatan anggota Badan Pengawas adalah 3 (tiga)
tahun dan dapat diangkat kembali setelah masa jabatan tersebut berakhir.
(3) Badan Pengawas diangkat paling banyak 2 (dua) kali masa
jabatan. (4) Anggota Badan Pengawas dari Pemerintah Kota , pelanggan
dan unsur profesional .
Pasal 21
(1) Badan Pengawas mengadakan rapat sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan sekali.
(2) Keputusan rapat Badan Pengawas diambil atas dasar
musyawarah dan mufakat. (3) Untuk setiap kali rapat dibuat risalah rapat.
12
Bagian Kedua
Tugas dan Wewenangnya
Pasal 22
Badan Pengawas mempunyai tugas :
a. b. c. d. e. f.
memberikan pendapat dan saran kepada Walikota mengenai Rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Daerah serta perubahan/tambahannya dan laporan lainnya dari Direktur; mengawasi pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Daerah serta menyampaikan hasil penilaiannya kepada Walikota dengan tembusan kepada Direktur; mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan Daerah dan dalam hal menunjukkan gejala kemunduran, segera melaporkannya kepada Walikota dengan disertai sarana mengenai langkah yang harus ditempuh; memberikan pendapat dan saran kepada Walikota mengenai sikap masalah lainnya yang dianggap penting bagi pengelolaan Perusahaan Daerah; melakukan tugas pengawasan lain yang ditentukan Walikota; memberikan laporan kepada Walikota mengenai Perusahaan Daerah dan hasil pelaksanaan tugas Badan Pengawas.
Pasal 23
Badan Pengawas mempunyai wewenang :
a. b. c. d. e.
melihat buku, surat dan dokumen lainnya, memeriksa keadaan kas untuk keperluan verifikasi dan memeriksa kekayaan Perusahaan Daerah; meminta penjelasan dari Direktur mengenai segala persoalan yang menyangkut pengelolaan Perusahaan Daerah; meminta Direktur dan atau pejabat lainnya dengan sepengetahuan Direktur untuk menghadiri rapat Badan Pengawas; menghadiri rapat Direktur dan memberikan pandangan terhadap hal-hal yang dibicarakan; hal-hal yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
13
Bagian Ketiga
Pemberhentian
Pasal 24
(1) Anggota Badan Pengawas dapat diberhentikan oleh Walikota meskipun jabatannya belum berakhir, karena :
a. b. c. d. e.
meninggal dunia; permintaan sendiri; melakukan sesuatu yang sifatnya merugikan Perusahaan Daerah; melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan daerah atau negara ; sesuatu hal yang mengakibatkan tidak dapat melaksanakan tugasnya.
(2) Walikota dapat memberhentikan sementara anggota Badan
Pengawas yang diduga melakukan tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan d pasal ini.
(3) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud ayat (2)
pasal ini diberitahukan secara tertulis pada anggota Badan Pengawas yang bersangkutan, Direktur dan anggota Badan Pengawas lainnya dengan disertai alasan-alasannya.
(4) Dalam hal terjadi pemberhentian sementara sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) pasal ini dilakukan hal-hal sebagai berikut :
a. b. c. d.
Sebelum dilakukan pemberhentian sementara karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan d pasal ini anggota Badan Pengawas yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dalam suatu sidang yang khusus diadakan untuk itu dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sejak anggota Badan Pengawas tersebut diberitahu tentang pemberhentian sementaranya; Dalam sidang tersebut diputuskan apakah anggota Badan Pengawas yang bersangkutan tetap diusulkan untuk diberhentikan atau pemberhentian sementara itu dibatalkan dan segera menyampaikan keputusannya secara tertulis kepada Walikota; Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak diterimanya putusan sidang sebagaimana dimaksud huruf b ayat ini, Walikota mengeluarkan keputusannya dan menyampaikan secara tertulis kepada anggota Badan Pengawas lainnya; Dalam hal penyampian keputusan sebagaimana
14
dimaksud huruf c ayat ini tidak dilakukan dalam waktu yang ditentukan, maka pemberhentian sementara itu menjadi batal menurut hukum.
(5) Jika sidang sebagaimana dimaksud ayat (4) pasal ini tidak
diadakan dalam waktu 1 (satu) bulan setelah pemberhentian sementara, maka usul pemberhentian dimaksud dan keputusan sementara oleh Walikota menjadi batal menurut hukum.
(6) Jika Keputusan Walikota sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) huruf c pasal ini tidak dapat disetujui oleh Badan Pengawas yang bersangkutan maka yang bersangkutan dapat mengajukan permohonan sidang pada lembaga Peradilan Tata Usaha Negara dimana Perusahaan Daerah itu didirikan.
Pasal 25
Semua pembiayaan dalam rangka pelaksanaan tugas Badan Pengawas dibebankan pada anggaran Perusahaan Daerah dan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
BAB XI
KETENTUAN GANTI RUGI
Pasal 26
(1) Pegawai Perusahaan Daerah termasuk Direktur yang melakukan perbuatan melawan hukum atau melalaikan kewajiban dan tugas yang dibebankan kepadanya yang langsung atau tidak langsung menimbulkan kerugian pada Perusahaan Daerah diwajibkan untuk mengganti kerugian tersebut.
(2) Ketentuan tentang ganti rugi terhadap pegawai Perusahaan
Daerah berlaku sepenuhnya terhadap pegawai Perusahaan Daerah.
BAB XII
TAHUN BUKU DAN ANGGARAN
Pasal 27
Tahun buku Perusahaan Daerah adalah tahun takwim.
Pasal 28
15
(1) Selambatnya-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan sebelum tahun buku berlaku Direktur telah menyampaikan rencana anggaran Perusahaan Daerah untuk mendapat pengesahan setelah mendapatkan pertimbangan dari Badan Pengawas.
(2) Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah rencana
anggaran Perusahaan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini diterima oleh Walikota dan tidak mengemukakan keberatan atau tidak menolak rencana anggaran tersebut, maka rencana anggaran tersebut dianggap berlaku.
(3) Anggaran tambahan atau perubahan anggaran Perusahaan
Daerah yang terjadi dalam tahun buku yang bersangkutan harus mendapat pengesahan terlebih dahulu oleh Walikota setelah mendapat pertimbangan dari Badan Pengawas.
BAB XIII
LAPORAN PERHITUNGAN HASIL USAHA DAN PERHITUNGAN TAHUNAN
Pasal 29
Laporan perhitungan hasil usaha dan kegiatan Perusahaan Daerah disampaikan secara berkala oleh Direktur kepada Walikota melalui Badan Pengawas.
Pasal 30 (1) Untuk tiap tahun buku oleh Direktur disampaikan
perhitungan hasil usaha Perusahaan Daerah terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba kepada Walikota melalui Badan Pengawas selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sesudah tahun buku.
(2) Neraca dan perhitungan rugi laba sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) pasal ini diperiksa oleh Akuntan Negara/Akuntan Publik.
(3) Cara penilaian pos dalam perhitungan tahunan harus
disebutkan. (4) Perhitungan tahunan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal
ini disahkan oleh Walikota diaudit oleh Badan Pengawas Keuangan dan pembangunan dan pengesahan dimaksud memberi kebebasan tanggung jawab oleh Direktur terhadap segala sesuatu yang termuat dalam perhitungan tahunan tersebut.
16
BAB XIV
PENETAPAN DAN PENGGUNAAN LABA
Pasal 31
(1) Penggunaan laba bersih Perusahaan Daerah ditetapkan sebagai berikut :
a. b. c. d.
APBD Cadangan umum Jasa produksi Dana pensiun, pendidikan dan sosial
40% 25% 15% 20%
(2) Besarnya cadangan umum sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) pasal ini serta penggunaannya ditetapkan oleh Walikota.
(3) Perusahaan Daerah tidak mengadakan cadangan rahasia.
BAB XV
KEPEGAWAIAN
Pasal 32
(1) Kepegawaian Perusahaan Daerah ini diatur sesuai dengan peraturan kepegawaian yang berlaku.
(2) Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepegawaian
Perusahaan Daerah serta penghasilan kepegawaian diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
BAB XVI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 33
(1) Penyelesaian perselisihan yang timbul atas sesuatu
perjanjian diselesaikan melalui proses pengadilan atau dengan jalan arbitrage.
(2) Perusahaan Daerah dapat mengadakan ketentuan arbitrage
dalam perjanjian yang dibuat dengan pihak ketiga.
BAB XVII
PEMBUBARAN
Pasal 34
17
(1) Pembubaran Perusahaan Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah.
(2) Walikota menunjuk suatu panitia dalam rangka pembubaran
Perusahaan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini.
(3) Dalam hal Perusahaan Daerah dibubarkan, semua hutang
dan kewajiban keuangan lainnya dibayarkan oleh Pemerintah Kota dari harga kekayaan Perusahaan Daerah yang maish ada, sedangkan apabila terdapat sisa lebih dari harta kekayaan tersebut, baik bergerak maupun tidak bergerak menjadi milik Pemerintah Kota dan apabila terdapat sisa kurang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kota.
(4) Pertanggungjawaban likuidasi oleh likuidator dilakukan
kepada Walikota yang memberikan pembebasan tanggung jawab tentang pekerjaan yang telah diselesaikan oleh likuidator.
Pasal 35
Dalam hal terjadi pembubaran sebagaimana dimaksud pada pasal 36, maka penyelesaian kekaryaan Direktur dan pegawai Perusahaan Daerah ditetapkan oleh Walikota.
BAB XVIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 36
Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka segala kegiatan yang dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Teknis Pengolahan Air Limbah (UPT PAL) Kota Banjarmasin beralih kepada Perusahaan Daerah.
BAB XIX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 37
(1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan
Daerah Nomor 4 Tahun 2001 tentang Retribusi Pengolahan Air Limbah dinyatakan tidak berlaku lagi;
(2) Penarikan tarif jasa pengelolaan air limbah diatur lebih
lanjut dengan Peraturan Walikota. (3) Segala ketentuan yang sudah ada masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini.
18
Pasal 38
Di
Ditetapkan di Banjarmasin pada tanggal 24 Agustus 2006
WALIKOTA BANJARMASIN,
TTD H. A.YUDHI WAHYUNI
Diundangkan di Banjarmasin pada tanggal 04 September 2006 SEKRETARIS DAERAH KOTA BANJARMASIN,
TTD
H. DIDIT WAHYUNIE LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2006 NOMOR 3
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Banjarmasin.
19
PENJELASAN
ATAS PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN
NOMOR 3 TAHUN 2006
TENTANG
PERUSAHAAN DAERAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH
KOTA BANJARMASIN
I. UMUM
Peraturan Daerah ini pada dasarnya mengatur segala sesuatu yang manyangkut tentang penyelenggaraan dan pengurusan limbah cair yang berasal dari buangan-buangan limbah bangunan-bangunan gedung, hotel, rumah makan, rumah tangga, industri dan komersial, serta sejenisnya dalam areal/daerah Kota Banjarmasin.
Pengelolaan dan pelayanan terhadap pembuangan limbah cair
tersebut di atas diselenggarakan dan diurus oleh Perusahaan Daerah Pengelola Air Limbah Kota Banjarmasin yang merupakan pengalihan dari Unit Pengelola Air Limbah PDAM Bandarmasih.
Pengalihan dan peningkatan status menjadi Perusahaan Daerah
Pengelola Air Limbah Kota Banjarmasin dilaksanakan dalam rangka usaha Pemerintah Kota Banjarmasin untuk meningkatkan pelayanan masyarakat di bidang Pengelolaan Limbah Cair, guna pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan, khususnya akibat air limbah yang dapat menyebabkan kerugian bagi kesehatan masyarakat dan menggangu keselamatan hidup manusia.
Usaha pelayanan masyarakat di bidang pembuangan limbah cair
tersebut, memerlukan adanya suatu Badan Pelaksana yang menyelenggarakan dan mengelola serta bekerja secara berdaya guna dan berhasil guna berdasarkan asas ekonomi perusahaan yang sehat tanpa mengabaikan kepentingan umum dalam rangka pembangunan ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Garis-garis Besar Haluan Negara.
Dengan demikian Perusahaan Daerah Pengelola Air Limbah Kota
Banjarmasin yang berfungsi memberikan dan menyediakan jasa pelayanan pembuangan limbah cair dari bangunan/rumah/gedung (bertingkat), baik air limbah yang berasal dari rumah tangga (domestik), maupun industri, perdagangan (komersil) dan lain-lain, sehingga Perusahaan Daerah dapat membiayai dirinya sendiri dan meningkatkan pelayanannya sebagai Perusahaan dengan menarik pungutan dari pelanggan yang sudah membangun pipa saluran air limbah persil dan menyambungnya ke pipa saluran air limbah umum baik jaringan terbuka atau tertutup yang dibangun/dipasang oleh Pemerintah.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 Cukup jelas
20
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas Pasal 4
Cukup jelas
Pasal 5
Cukup jelas Pasal 6 Cukup jelas
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Ayat (1) Modal Perusahaan Daerah ini pada waktu pembentukan / pendiriannya berdasarkan Peraturan Daerah ini terdiri dari : 1. Tanah 2. Jaringan dan saluran (konstruksi) air limbah
- Saluran Induk / Primer - Saluran Tertier - Saluran Sekunder - Bak Kontrol Air Limbah - Sambungan rumah / gedung (SR) - Biaya Operasional - Cadangan Umum
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan Modal Dasar adalah jumlah modal Perusahaan Daerah yang ditetapkan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin.
Ayat (3)
Yang dimaksud dengan modal disetorkan adalah modal Perusahaan yang disetorkan oleh Pemerintah Kota Banjarmasin pada saat Peraturan Daerah ini disahkan yaitu senilai Rp. 12.135.835.554,82,- (dua belas milyar seratus tigapuluh lima juta delapan ratus tigapuluh lima ribu lima ratus limapuluh empat koma delapan puluh dua rupiah), terdiri dari investasi tahun 2000 s/d 2005 dengan sumber dana bantuan : - World Bank - APBN, dan - APBD Kota Banjarmasin
21
Selanjutnya untuk mendapatkan dan menetapkan rincian besarnya modal Perusahaan Daerah, akan dilakukan penelitian dan penilaian oleh Pemerintah Kota Banjarmasin atas harta kekayaan dan inventaris tersebut.
Pasal 9 sampai Pasal 39
Cukup jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2006 NOMOR 3