perda no 23 th 2006

26
PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PELAYANAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka dalam upaya meningkatkan pelayanan di bidang ketenagakerjaan perlu dilakukan pembinaan, pengawasan/ pengendalian dan perlindungan terhadap tenaga kerja di Daerah ; b. bahwa dalam rangka pembinaan, pengawasan/pengendalian dan perlindungan tenaga kerja sebagaimana huruf a di atas, serta guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), diatur dalam suatu Pelayanan Ketenagakerjaan dengan Peraturan Daerah ; Mengingat : 1. Undang-Undang Uap Tahun 1930 (Staatsblad Tahun 1930 Nomor 225) ; 2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur juncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730) ; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2918) ;

Upload: enorthwajaks

Post on 30-Jun-2015

184 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERDA No 23 Th 2006

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 23 TAHUN 2006

TENTANG PELAYANAN KETENAGAKERJAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI MOJOKERTO, Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah maka dalam upaya

meningkatkan pelayanan di bidang ketenagakerjaan perlu

dilakukan pembinaan, pengawasan/ pengendalian dan

perlindungan terhadap tenaga kerja di Daerah ;

b. bahwa dalam rangka pembinaan, pengawasan/pengendalian dan

perlindungan tenaga kerja sebagaimana huruf a di atas, serta

guna meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), diatur dalam

suatu Pelayanan Ketenagakerjaan dengan Peraturan Daerah ;

Mengingat : 1. Undang-Undang Uap Tahun 1930 (Staatsblad Tahun 1930

Nomor 225) ;

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa

Timur juncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 tentang

Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah

Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 2730) ;

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970

Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 2918) ;

Page 2: PERDA No 23 Th 2006

- 2 -

4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor

Ketenagakerjaan di Perusahaan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1981 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 3201) ;

5. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981

Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 3209) ;

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3699) ;

7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,

Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3851) ;

8. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279) ;

9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4389) ;

10. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005

tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4493) yang ditetapkan dengan

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548) ;

Page 3: PERDA No 23 Th 2006

- 3 -

11. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ;

12. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 133, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4445) ;

13. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang

Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 36,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3258) ;

14. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1991 tentang Latihan

Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor

92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

3458) ;

15. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4593) ;

16. Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1980 tentang Wajib Lapor

Lowongan Pekerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 1980 Nomor , Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor ) ;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 1986 tentang

Ketentuan Umum Mengenai Penyidik Pegawai Negeri Sipil di

Lingkungan Pemerintah Daerah ;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 1 Tahun 1988

tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah

Kabupaten Daerah Tingkat II Mojokerto (Lembaran Daerah

Kabupaten Mojokerto Tahun 1988 Nomor 2 Seri C) ;

Page 4: PERDA No 23 Th 2006

- 4 -

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO

dan

BUPATI MOJOKERTO

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PELAYANAN KETENAGAKERJAAN.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Mojokerto.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Mojokerto.

3. Bupati adalah Bupati Mojokerto.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD, adalah

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Mojokerto.

5. Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Mojokerto.

6. Dinas Teknis adalah Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Mojokerto.

7. Kantor Kas Daerah, adalah Kantor Kas Daerah Kabupaten Mojokerto.

8. Pejabat yang ditunjuk adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu di bidang

Retribusi sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

9. Badan adalah sekumpulan orang dan/ atau modal yang merupakan kesatuan

baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi

perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik

Negara atau Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi,

koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa,

organisasi sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, bentuk usaha

tetap, dan bentuk badan lainnya.

10. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang mempekerjakan tenaga kerja

dengan tujuan mencari keuntungan, baik milik swasta, Badan Usaha Milik Daerah

(BUMD) maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Page 5: PERDA No 23 Th 2006

- 5 -

11. Tenaga Kerja adalah tiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam

maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang dengan

menggunakan ketrampilan tertentu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

12. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau

imbalan dalam bentuk lain.

13. Pemagangan adalah bagian dari sistem pengembangan sumber daya manusia

yang dilaksanakan oleh perusahaan atau mitra, dimana peserta memperoleh

pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang diarahkan untuk suatu jabatan

tertentu melalui jalur pengalaman yang dilaksanakan secara sistematis menurut

kemampuan kedua belah pihak dan diikat dalam suatu kontrak pemagangan

yang tidak dengan sendirinya menjamin penempatan oleh pelaksanaan.

14. Pembinaan Keterampilan Tenaga Kerja disingkat PKTK adalah suatu sistem

pengelolaan ketrampilan kerja yang wajib diikuti oleh perusahaan yang memiliki

tenaga kerja minimal 25 orang, diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah untuk

memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil.

15. Lembaga Pelatihan Swasta yang selanjutnya disingkat LPS adalah suatu badan,

organisasi atau lembaga yang menyelenggarakan latihan kerja bagi angkatan

kerja dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

16. Antar Kerja bentuk Satu yang selanjutnya disingkat AK-1 adalah kartu yang

ditetapkan sebagai tanda bukti seseorang yang telah mendaftarkan diri sebagai

pencari kerja.

17. Dewan Latihan Kerja Daerah yang selanjutnya disingkat DLKD adalah Suatu

Lembaga yang bertugas mengkoordinasikan kegiatan latihan kerja di daerah.

18. Lembaga Latihan Swasta yang selanjutnya disingkat LLS adalah suatu badan,

organisasi atau lembaga yang menyelenggarakan latihan kerja bagi angkatan

kerja dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan.

19. Lembaga Latihan Perusahaan yang selanjutnya disingkat LLP adalah suatu

badan, organisasi, bagi yang menyelenggarakan latihan bagi karyawan

perusahaan sendiri, karyawan perusahaan lain, maupun masyarakat umum.

20. Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disingkat TKI adalah Warga Negara

Indonesia baik laki-laki maupun perempuan yang bekerja di luar negeri dalam

jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja.

21. Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri, yang selanjutnya disebut

Penempatan TKI adalah kegiatan penempatan tenaga kerja yang dilakukan

dalam rangka mekanisme antar kerja, untuk mempertemukan persediaan TKI

dengan permintaan di pasar kerja di luar negeri.

Page 6: PERDA No 23 Th 2006

- 6 -

22. Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta yang selanjutnya disingkat LPTKS

adalah lembaga pelatihan berbadan hukum yang melakukan pelayanan

penempatan tenaga kerja dengan memberikan informasi, pendaftaran, pelatihan,

bimbingan dan penyuluhan jabatan untuk penempatan serta tindak lanjut

penempatan.

23. Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta yang selanjutnya

disingkat PPTKIS adalah badan hukum yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT)

yang mendapat ijin Pelaksana Penempatan TKI dari Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Republik Indonesia.

24. Kantor Cabang PPTKIS adalah perwakilan PPTKIS di Kabupaten Mojokerto yang

bertindak untuk dan atas nama PPTKIS Pusat.

25. Bursa Kerja Khusus yang selanjutnya disingkat BKK adalah Bursa Kerja yang

berada di satuan pendidikan Menengah Kejuruan dan Pendidikan Tinggi untuk

melakukan kegiatan antar kerja khusus bagi siswa/mahasiswa dan alumninya

sendiri.

26. Antar kerja adalah suatu proses kegiatan penempatan Tenaga Kerja yang

meliputi pelayanan Informasi pasar kerja (IPK), pendaftaran pencari kerja,

pendaftaran lowongan kerja, bimbingan dan penyuluhan jabatan, penempatan

dan tindak lanjut penempatan.

27. Antar Kerja Lokal yang selanjutnya disingkat AKL, adalah antarkerja antar Dinas

Tenaga Kerja Kabupaten dalam satu wilayah kerja Dinas Tenaga Kerja Propinsi.

28. Antar Kerja Antar Daerah yang selanjutnya disingkat AKAD adalah antar kerja

antar Dinas Tenaga Kerja Propinsi dalam wilayah Republik Indonesia.

29. Pelatihan Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh,

meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin,

sikap dan etos kerja pada tingkat ketrampilan dan keahlian sesuai dengan

jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan.

30. Kompetensi kerja adalah kemampuan bagi setiap individu yang mencakup aspek

pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang

ditetapkan.

31. Pengguna Tenaga Kerja adalah orang atau badan hukum yang menggunakan

tenaga kerja dengan imbalan upah.

32. Perjanjian Kerja Bersama yang selanjutnya disingkat PKB adalah perjanjian yang

diselenggarakan oleh Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang telah tercatat pada

Pemerintah Daerah dengan Pihak Pengusaha atau beberapa Pengusaha, yang

memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak, masa

Page 7: PERDA No 23 Th 2006

- 7 -

berlakunya maksimal 2 (dua) tahun dan atas kesepakatan tertulis kedua belah

pihak dapat diperpanjang maksimal 1 (satu) tahun.

33. Perusahaan Penyedia Jasa pekerja/ buruh adalah perusahaan berbadan hukum

yang di dalam kegiatan usahanya menyediakan jasa pekerja atau buruh untuk

dipekerjakan diperusahaan pemberi pekerjaan.

34. Peraturan Perusahaan yang selanjutnya disingkat PP adalah peraturan yang

wajib dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang mempekerjakan sejumlah 10

orang buruh atau lebih yang memuat ketentuan-ketentuan tentang syarat-syarat

kerja serta tata tertib perusahaan, berlaku paling lama 2 (dua) tahun dan

disyahkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

35. Perjanjian Kerja Waktu Tertentu yang selanjutnya disingkat PKWT adalah

perjanjian kerja antara pekerja/buruh dengan pengusaha untuk mengadakan

hubungan kerja dalam waktu tertentu atau untuk pekerjaan tertentu.

36. Pengawasan adalah kegiatan pemeriksaan dan/ atau pengujian secara langsung

yang dilakukan oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan terhadap syarat-syarat

keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan Peraturan Perundangan-

undangan yang berlaku.

37. Pemeriksaan dan/ atau Pengujian Pertama adalah pemeriksaan dan/ atau

pengujian terhadap obyek pengawasan yang baru atau yang belum pernah

diperiksa.

38. Pemeriksaan dan/ atau Pengujian Berkala adalah pemeriksaan dan/ atau

pengujian yang dilakukan secara periodik untuk mengetahui dipenuhinya syarat

keselamatan dan kesehatan kerja, sesuai ketentuan yang berlaku.

39. Pengujian adalah kegiatan penilaian terhadap obyek pengawasan yang bersifat

teknis dan mempunyai resiko bahaya dengan cara memberi beban atau dengan

teknik pengujian lain sesuai ketentuan yang berlaku.

40. Pemeriksaan atau Pengujian Ulang adalah pemeriksaan atau pengujian kembali

oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan atau Ahli Keselamatan dan Kesehatan

Kerja yang lebih senior atas permintaan pengusaha.

41. Perusahaan jasa Pemeriksaan dan Pengujian Teknik Keselamatan dan

Kesehatan Kerja adalah perusahaan yang ditunjuk oleh Bupati yang bergerak di

bidang jasa pemeriksaan dan pengujian teknik keselamatan dan kesehatan kerja.

42. Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan adalah Pegawai Teknis berkeahlian khusus

yang ditunjuk oleh Bupati.

43. Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah tenaga teknis berkeahlian khusus

dari luar Pemerintah/ Pemerintah Daerah untuk mengawasi ditaatinya Undang-

Undang tentang Keselamatan Kerja.

Page 8: PERDA No 23 Th 2006

- 8 -

44. Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan tertutup atau terbuka, bergerak

atau tetap dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja

untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber bahaya.

BAB II PELATIHAN TENAGA KERJA

Bagian Kesatu Pembinaan Keterampilan Tenaga Kerja

Pasal 2

(1) Setiap tenaga kerja berhak untuk memperoleh dan/ atau meningkatkan dan/ atau

mengembangkan kompetensi kerja sesuai dengan bakat, minat dan

kemampuannya melalui pelatihan kerja.

(2) LPTKS yang melakukan kegiatan rekrut dan penempatan tenaga kerja wajib

memperoleh ijin dari Gubernur dengan dilampiri rekomendasi dari Bupati.

(3) Tata cara dan persyaratan pemberian rekomendasi sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 3

(1) Bagi perusahaan yang tidak melaksanakan pelatihan kerja untuk memenuhi hak

tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), pelatihan kerja

dilaksanakan oleh DLKD.

(2) Anggota DLKD terdiri dari unsur Pemerintah, Pengusaha dan Pekerja yang

dibentuk dengan Peraturan Bupati.

Pasal 4

(1) Pelatihan kerja yang dilaksanakan oleh DLKD pembiayaannya menjadi tanggung

jawab perusahaan.

(2) Bentuk, tata cara dan pengenaan biaya pelatihan kerja sebagaimana dimaksud

ayat (1), diatur dengan Peraturan Bupati.

Page 9: PERDA No 23 Th 2006

- 9 -

Pasal 5

(1) Bagi Perusahaan yang melaksanakan Pelatihan kerja wajib memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

a. Memiliki program pelatihan ;

b. Memiliki tenaga kepelatihan ;

c. Memiliki sarana dan prasarana pelatihan.

(2) Tata cara dan persyaratan pelaksanaan PKTK sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kedua

Pelatihan Kerja

Pasal 6

(1) Pelatihan kerja diselenggarakan oleh lembaga pelatihan kerja pemerintah atau

lembaga pelatihan kerja swasta atau perusahaan.

(2) LPS wajib memiliki ijin dari Bupati.

(3) Masa berlakunya ijin selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang;

(4) Tata Cara dan persyaratan perijinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 7

(1) Lembaga Pelatihan kerja perusahaan yang meyelenggarakan pelatihan tanpa

memungut biaya tidak wajib memiliki ijin.

(2) Lembaga Pelatihan kerja perusahaan yang melakukan pelatihan kerja bagi

pekerja/ buruh dan/ atau melatih masyarakat umum tanpa biaya, wajib

melaporkan kegiatan program pelatihan pada Bupati atau Pejabat yang

ditunjuk.

Page 10: PERDA No 23 Th 2006

- 10 -

Bagian Ketiga Pemagangan

Pasal 8

(1) Setiap Perusahaan yang telah memenuhi kelayakan sebagai pelaksana

pemagangan wajib melaksanakan pemagangan.

(2) Pemagangan dilaksanakan atas dasar perjanjian pemagangan antara peserta

magang dengan pengusaha yang dibuat secara tertulis.

(3) Isi perjanjian pemagangan sekurang-kurangnya memuat :

a. Hak dan kewajiban pelaksana;

b. Hak dan kewajiban peserta ;

c. Program pemagangan ;

d. Jangka waktu ;

e. Tata tertib pemagangan ;

f. Tempat pelaksanaan magang.

(4) Setiap perjanjian pemagangan wajib didaftarkan pada Pemerintah Daerah.

(5) Tata cara dan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), (3) dan

(4), diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB III

PENEMPATAN TENAGA KERJA Bagian Kesatu

Umum

Pasal 9

(1) Setiap pengguna tenaga kerja wajib melaporkan secara tertulis setiap ada atau

akan ada lowongan pekerjaan kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

(2) Jika lowongan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sudah terisi,

maka pengguna tenaga kerja wajib melaporkan secara tertulis kepada Bupati

atau pejabat yang ditunjuk.

(3) Setiap pencari kerja wajib memiliki AK-1 dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

Page 11: PERDA No 23 Th 2006

- 11 -

(4) Tata Cara dan persyaratan wajib lapor lowongan kerja dan pembuatan AK-1

diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kedua

Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta Dan Kantor Cabang PPTKIS

Pasal 10

(1) Setiap orang atau badan hukum yang bergerak di bidang PPTKIS dan membuka

cabang di Kabupaten Mojokerto wajib mendaftarkan kepada Bupati atau pejabat

yang ditunjuk.

(2) Setiap PPTKIS dan/ atau kantor cabangnya atau petugas Rekrut Calon TKI yang

akan melakukan rekrut calon TKI wajib melaporkan kepada Bupati atau pejabat

yang ditunjuk.

(3) PPTKIS wajib membuat perjanjian penempatan dengan pencari kerja yang telah

dinyatakan memenuhi persyaratan administrasi dan diketahui oleh Bupati atau

pejabat yang ditunjuk.

(4) Tata Cara dan persyaratan pendaftaran dan pelaporan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) dan (2), diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 11

(1) Bagi PPTKIS yang berkedudukan di Propinsi Jawa Timur dan akan mendirikan

Unit Pelayanan, Penyuluhan dan Pendaftaran Calon TKI (UP3CTKI) ke Luar

Negeri wajib memiliki ijin dari Bupati.

(2) Tata cara dan persyaratan memiliki ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Ketiga Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta

dan Bursa Kerja Khusus

Pasal 12

(1) Pelaksana pelayanan penempatan tenaga kerja terdiri dari :

a. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ;

b. LPTKS.

Page 12: PERDA No 23 Th 2006

- 12 -

(2) LPTKS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, wajib mendapatkan

rekomendasi dari Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

(3) LPTKS yang melakukan kegiatan rekrut dan penempatan tenaga kerja wajib

membuat laporan kegiatan setiap bulan yang disampaikan kepada Bupati.

(4) Tata cara pemberian rekomendasi dan pelaporan sebagaimana dimaksud pada

ayat (2) dan (3), diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 13

Pelaksanaan pelayanan penempatan tenaga kerja dalam negeri terdiri dari :

a. Antar Kerja Antar Daerah (AKAD) ;

b. Antar Kerja Lokal (AKL).

Pasal 14

(1) Ijin operasional LPTKS untuk kegiatan AKL diterbitkan Gubernur setelah

mendapat rekomendasi oleh Bupati.

(2) Ijin operasional LPTKS untuk kegiatan AKAD dikeluarkan oleh Menteri Tenaga

Kerja setelah mendapatkan rekomendasi Bupati dan Gubernur.

(3) Tata cara dan persyaratan pengajuan ijin dan/ atau rekomendasi sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 15

(1) Setiap pimpinan satuan Pendidikan Menengah, satuan Pendidikan Tinggi dan

Lembaga Pelatihan kerja dapat mendirikan BKK.

(2) Setiap pendirian BKK wajib mendapatkan ijin dari Bupati.

(3) Surat Ijin Pendirian BKK berlaku selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang

untuk jangka waktu yang sama.

(4) Tata cara dan persyaratan pengajuan ijin BKK sebagaimana dimaksud pada

ayat (3) diatur dalam Peraturan Bupati.

Page 13: PERDA No 23 Th 2006

- 13 -

Bagian Keempat Penggunaan Tenaga Kerja Asing

Pasal 16

(1) Setiap pengguna tenaga kerja yang mempekerjakan Tenaga Kerja Asing wajib

melaporkan kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk.

(2) Setiap pengguna Tenaga Kerja Asing Wajib menunjuk tenaga kerja warga

Negara Indonesia sebagai tenaga pendamping TKA kecuali jabatan komisaris

dan direktur.

(3) Tata cara pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan

Peraturan Bupati.

BAB IV

HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN SYARAT KERJA Bagian Kesatu

Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerja Bersama

Pasal 17

(1) Setiap pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10

(sepuluh) orang wajib membuat PP.

(2) Kewajiban membuat PP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak berlaku

bagi perusahaan yang telah memiliki PKB.

(3) PP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diajukan untuk mendapatkan

pengesahan Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

(4) Tata Cara dan persyaratan pengesahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 18

(1) PKB dibuat oleh Serikat Pekerja/ Serikat Buruh atau beberapa Serikat Pekerja/

Serikat Buruh yang telah tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di

bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau beberapa pengusaha.

Page 14: PERDA No 23 Th 2006

- 14 -

(2) PKB yang telah ditandatangani oleh Pihak Pengusaha dan Serikat

Pekerja/Serikat Buruh, Pihak Pengusaha wajib mendaftarkan kepada Bupati

atau Pejabat yang ditunjuk.

(3) Tata Cara dan persyaratan pendaftaran PKB sebagaimana dimaksud pada ayat

(2), diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kedua

Perjanjian Kerja Waktu Tertentu

Pasal 19

(1) Bagi Perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh dalam waktu tertentu

wajib membuat PKWT antara Pengusaha dengan pekerja/buruh sesuai dengan

Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

(2) PKWT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sekurang-kurangnya memuat :

a. Hak dan Kewajiban Pengusaha dan Pekerja/Buruh ;

b. Jangka Waktu Pelaksanaan ;

c. Jenis Pekerjaan ;

d. Besarnya Upah.

(3) PKWT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib dicatatkan pada Pemerintah

Daerah selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak ditandatangani.

(4) Tata Cara Pencatatan PKWT sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diatur

dengan Peraturan Bupati.

Pasal 20

(1) Perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh (outsourcing) wajib memiliki ijin

operasional dari Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.

(2) Tata Cara memiliki ijin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan

Peraturan Bupati.

Page 15: PERDA No 23 Th 2006

- 15 -

BAB V PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN

Bagian Kesatu

Wajib Lapor Ketenagakerjaan

Pasal 21

(1) Setiap perusahaan atau pengurus wajib melaporkan secara tertulis apabila

mendirikan, menghentikan, menjalankan kembali, memindahkan atau

membubarkan perusahaan kepada Bupati atau pejabat yang ditunjuk selambat-

lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah mendirikan, menjalankan kembali atau

memindahkan perusahaan.

(2) Selain menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pengusaha

atau pengurus diwajibkan melaporkan setiap tahun secara tertulis mengenai

ketenaga kerjaan, tempat perusahaan atau kantor-kantor cabang maupun bagian

yang berdiri sendiri dari perusahaan tersebut berada.

(3) Tata Cara dan persyaratan pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

(2), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kedua

Pengawasan Norma Keselamatan

dan Kesehatan Kerja

Pasal 22

(1) Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja dilakukan terhadap

setiap perusahaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan, kebakaran,

peledakan dan penyakit akibat kerja.

(2) Obyek pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tempat kerja,

mesin-mesin, pesawat-pesawat, instalasi-instalasi dan bahan berbahaya.

(3) Obyek pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) termasuk gambar

rencana.

Page 16: PERDA No 23 Th 2006

- 16 -

Pasal 23

(1) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 meliputi, pemeriksaan atau

pengujian pertama atau berkala atau ulang terhadap suhu kerja atau kebisingan

atau kelembaban atau cahaya penerangan atau debu atau sanitasi atau kantin

atau sarana keselamatan dan kesehatan kerja.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2), terdiri dari

pemeriksaan dan/ atau pengujian terhadap ketel (uap, air panas , minyak, listrik),

bejana uap, pemanas air, superheater dan ekonomiser yang berdiri sendiri,

bejana tekan, instalasi pemipaan, dapur atau tanur, pesawat pembangkit gas

karbit, pembangkit listrik atau generator, lokomotif, jalan rel industri, konveyor,

escalator, mesin perkakas, mesin produksi, pesawat angkat (crane), gondola,

forklift, sky lift, perancah, tangki apung,instalasi listrik, instalasi alarm kebakaran

otomotic, instalasi pemadam kebakaran, alat pemadam api ringan, instalasi

hydrant, instalasi springkler, instalasi pemadam otomotic, instalasi pemadam

radio, instalasi menara kontrol, instalasi elektromedic, pesawat penerima

gelombang elektronik, instalasi penyalur petir, lift, kipas tekanan udara, instalasi

pengolah limbah, instalasi radiasi, dan bahan kimia berbahaya.

(3) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (3) meliputi, gambar

rencana pembuatan atau perakitan atau reparasi atau modifikasi dari ketel (uap,

air panas, minyak, listrik), bejana uap, pemanas air, superheater, dan

ekonomiser yang berdiri sendiri, bejana tekan, instalasi pemipaan, dapur atau

tanur, pesawat pembangkit gas karbit, pembangkit listrik atau generator,

lokomotif, jalan rel industri, konveyor, escalator, mesin perkakas, mesin produksi,

pesawat angkat (crane), gondola, forklift, sky lift, perancah tangki apung,

instalasi listrik, instalasi alarm kebakaran otomotic, instalasi pemadam

kebakaran, alat pemadam api ringan, instalasi hydrant,instalasi springkler,

instalasi hidrostatis, pompa hydrant, instalasi pemadam otomatic, instalasi

pemancar radio, instalasi menara kontrol, instalasi pelayanan medis, pesawat

antena penerima gelombang elektronik, instalasi penyalur petir, lift, instalasi

pengolah limbah, instalasi radiasi dan bahan yang berbahaya.

(4) Tata Cara, pemeriksaan dan/ atau pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat

(1), (2) dan (3), diatur dengan Peraturan Bupati.

Page 17: PERDA No 23 Th 2006

- 17 -

Pasal 24

Pemeriksaan dan/ atau pengajuan sebagaimana dalam Pasal 23 dapat dilaksanakan

kerjasama dengan pihak ketiga.

BAB VI PENGAWASAN PELAKSANAAN

Pasal 25

Pengawasan ketenagakerjan dilakukan oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan

yang mempunyai kompetensi dan independensi guna menjamin pelaksanaan

Peraturan Perundang-undangan.

BAB VII

KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 26

(1) Selain penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, juga kepada pegawai

pengawas ketenagakerjaan dapat diberi wewenang khusus sebagai penyidik

Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

(2) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berwenang

adalah :

a. Melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan tentang

tindak pidana di bidang ketenagakerjaan ;

b. Melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak

pidana di bidang ketenagakerjaan ;

c. Meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum

sehubungan dengan tindak pidana di bidang ketenagakerjaan ;

d. Melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti dalam

perkara tindak pidana di bidang ketenagakerjaan ;

e. Melakukan pemeriksaan atas surat dan/ atau dokumen lain tentang tindak

pidana di bidang ketenagakerjaan ;

f. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan

tindak pidana di bidang ketenagakerjaan ; dan

g. Menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat cukup bukti yang

membuktikan tentang adanya tindak pidana di bidang ketenagakerjaan.

Page 18: PERDA No 23 Th 2006

- 18 -

(3) Kewenangan penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 27

(1) Setiap pengusaha yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 21 dikenakan pidana sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang

berlaku.

(2) Selain ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ketentuan Pelanggaran

terhadap Peraturan Daerah ini diancam dengan pidana kurungan paling lama 6

(enam) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta

rupiah).

(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2), merupakan tindak

pidana pelanggaran.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 28

Setiap Perusahaan harus menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini

selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.

Pasal 29

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai

pelaksanaannya, akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB X

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 30

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Page 19: PERDA No 23 Th 2006

- 19 -

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah

ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto.

Ditetapkan di Mojokerto

pada tanggal 20 - 12 - 2006

BUPATI MOJOKERTO,

ttd

A C H M A D Y Diundangkan di Mojokerto

pada tanggal 28 - 121 - 2006

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO,

ttd

R. SOEPRAPTO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO TAHUN 2007 NOMOR 15

Page 20: PERDA No 23 Th 2006
Page 21: PERDA No 23 Th 2006

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR TAHUN 2006

TENTANG PELAYANAN KETENAGAKERJAAN

I. UMUM

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

dalam upaya meningkatkan pelayanan di bidang ketenagakerjaan perlu

dilakukan pembinaan, pengawasan/ pengendalian dan perlindungan terhadap

tenaga kerja di Daerah.

Dalam pelaksanaan pembinaan, pengawasan/ pengendalian dan

Perlindungan tenaga kerja sebagaimana huruf a di atas, serta guna

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) serta untuk memberikan

penegasan bagi Pemerintah Daerah dalam pelayanan ketenagakerjaan dengan

sistematika pelatihan tenaga kerja, penempatan tenaga kerja, hubungan

industrial dan syarat kerja, wajib lapor ketenagakerjaan, pengawasan norma

keselamatan dan kesehatan kerja, pengawasan pelaksanaan, ketentuan

penyidikan, ketentuan pidana, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup, maka

perlu dituangkan dalam suatu Peraturan Daerah.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas.

Pasal 2

Cukup jelas.

Pasal 3

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Dewan Latihan Kerja Daerah (DLKD) di bentuk melalui

Keputusan Bupati bertanggung jawab terhadap perencanaan dan

evaluasi pelaksanaan pelatihan kerja di daerah.

Page 22: PERDA No 23 Th 2006

- 2 -

Pasal 4

Cukup jelas.

Pasal 5

Ayat (1)

Perusahaan dapat melakukan pelatihan sendiri dengan

membentuk Unit Pelayanan Pelatihan dan Produktivitas (UP3) di

Perusahaan. UP3 adalah bagian integral dari pengembangan

Pelatihan dan Produktivitas secara nasional merupakan lembaga

bersifat organik dan non organik yang berfungsi sebagai

motivator dan dinamisator kegiatan Pelatihan dan Produktivitas

di Perusahaan.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 6

Cukup jelas.

Pasal 7

Cukup jelas.

Pasal 8

Ayat (1)

Perusahaan Pelaksana Pemagangan harus memenuhi

persyaratan sebagai berikut :

a. Telah beroperasi / berproduksi secara aktif sekurang-

kurangnya 3 tahun.

b. Memperkerjakan karyawan tetap minimal 25 orang.

c. Berdomisili di wilayah hukum Indonesia.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Hak peserta pemagangan antara lain memperoleh uang saku

dan/ atau uang transport, memperoleh jaminan sosial tenaga

kerja, memperoleh sertifikat apabila lulus di akhir program.

Hak pengusaha antara lain berhak atas hasil kerja/ jasa peserta

pemagangan, merekrut pemagang sebagai pekerja/ buruh bila

memenuhi persyaratan.

Kewajiban peserta pemagangan antara lain mentaati perjanjian

pemagangan, mengikuti tata tertib program pemagangan, dan

mengikuti tata tertib perusahaan.

Page 23: PERDA No 23 Th 2006

- 3 -

Adapun kewajiban pengusaha antara lain menyediakan uang

saku dan/ atau uang transport bagi peserta pemagangan,

menyediakan fasilitas pelatihan, menyediakan instruktur, dan

perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja.

Jangka waktu pemagangan bervariasi sesuai dengan jangka

waktu yang diperlukan untuk mencapai standar kompetensi yang

ditetapkan dalam program paltihan pemagangan.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Ayat (5)

Cukup jelas.

Pasal 9

Ayat (1)

Pengusaha atau pengurus melaporkan secara tertulis setiap

ada atau akan ada lowongan pekerjaan. Laporan tersebut

memuat :

a. Jumlah TK yang dibutuhkan.

b. Jenis pekerjaan dan syarat-syarat jabatan yang di golongkan

dalam jenis kelamin, usia, pendidikan, ketrampilan/ keahlian,

pengalaman dan syarat-syarat lain yang dipandang perlu.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 10

Cukup jelas.

Pasal 11

Cukup jelas.

Pasal 12

Cukup jelas.

Pasal 13

Pelayanan Perantaraan kerja guna menyalurkan pencari kerja ke dalam

pekerja dalam hubungan kerja.

Page 24: PERDA No 23 Th 2006

- 4 -

Pasal 14

Ayat (1)

Rekomendari diberikan kepada LPTKS yang mengajukan ijin baru

maupun perpanjangan

Ayat (2)

Cukup jelas.

Pasal 15

Cukup jelas.

Pasal 16

Ayat (1)

Perlunya pengguna tenaga kerja melaporkan penggunaan

tenaga kerja asing dimaksud agar mendapatkan pembinaan dan

pengawasan dalam pelaksanaan tugas dalam jabatan.

Ayat (2)

Tenaga kerja pendamping TKA tidak secara otomatis

menggantikan atau menduduki jabatan tenaga kerja asing yang

didampinginya.

Pendamping tersebut lebih di titik beratkan pada alih teknologi

dan alih keahlian agar tenaga kerja pendamping dapat memiliki

kemampuan sehingga pada waktunya diharapkan dapat

mengganti tenaga kerja asing yang didampinginya.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 17

Cukup jelas.

Pasal 18

Ayat (1)

Pembuatan Perjanjian Kerja Bersama harus dilandasi dengan

itikad baik yang berarti harus ada kejujuran dan keterbukaan

para pihak serta kesukarelaan / kesadaran yang artinya tanpa

ada tekanan dari satu pihak lain.

Ayat (2)

Cukup jelas.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Page 25: PERDA No 23 Th 2006

- 5 -

Pasal 19

Ayat (1)

Cukup jelas.

Ayat (2)

Apabila di perusahaan telah ada peraturan perusahaan atau

Perjanjian Kerja Bersama, maka isi perjanjian kerja baik kualitas

maupun kuantitas tidak boleh lebih rendah dari peraturan

perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama di perusahaan yang

bersangkutan.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Ayat (4)

Cukup jelas.

Pasal 20

Cukup jelas.

Pasal 21

Ayat (1)

Laporan untuk ketenagakerjaan dimaksudkan sebagai bahan

informasi resmi bagi pemerintah dalam menetapkan

kebijaksanaan di bidang ketenagakerjaan.

Ayat (2)

Laporan dibuat berkala setiap tahun terhitung sejak perusahaan

tersebut dilaporkan pada laporan pertama.

Ayat (3)

Cukup jelas.

Pasal 22

Cukup jelas.

Pasal 23

Cukup jelas.

Pasal 24

Yang dimaksud “independen”, adalah pegawai pengawas dalam

mengambil keputusan tidak terpengaruh oleh pihak lain.

Pasal 25

Bupati dapat menunjuk petugas sebagai pengawas ketenagakerjaan

untuk mengisi kekurangan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan yang

ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Page 26: PERDA No 23 Th 2006

- 6 -

Pasal 26

Cukup jelas.

Pasal 27

Cukup jelas.

Pasal 28

Cukup jelas.

Pasal 29

Cukup jelas.

Pasal 30

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR