pp no 26 th 2006.docx

65
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 48 ayat (2) dan Pasal 49 ayat (6) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. 2. Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD atau berasal dari perolehan lainnya yang sah. 3. Pengelola barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab menetapkan kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan barang milik negara/daerah. 4. Pengguna barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik negara/daerah. 5. Kuasa pengguna barang adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh pengguna barang untuk menggunakan barang yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya. 6. Perencanaan kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian kebutuhan barang milik negara/daerah untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang akan datang. 7. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna barang dalam mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan. 8. Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik negara/daerah yang tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

Upload: fadhlan-maswir

Post on 13-Dec-2015

235 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PP No 26 Th 2006.docx

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 6 TAHUN 2006

TENTANGPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESAPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 48 ayat (2) dan Pasal 49 ayat (6) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

MEMUTUSKAN:Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH.

BAB IKETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Barang milik negara adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN

atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.2. Barang milik daerah adalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD

atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.3. Pengelola barang adalah pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab menetapkan

kebijakan dan pedoman serta melakukan pengelolaan barang milik negara/daerah.4. Pengguna barang adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan barang milik

negara/daerah.5. Kuasa pengguna barang adalah kepala satuan kerja atau pejabat yang ditunjuk oleh

pengguna barang untuk menggunakan barang yang berada dalam penguasaannya dengan sebaik-baiknya.

6. Perencanaan kebutuhan adalah kegiatan merumuskan rincian kebutuhan barang milik negara/daerah untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan yang akan datang.

7. Penggunaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengguna barang dalam mengelola dan menatausahakan barang milik negara/daerah yang sesuai dengan tugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan.

8. Pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik negara/daerah yang tidak dipergunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah, dalam bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, dan bangun serah guna/bangun guna serah dengan tidak mengubah status kepemilikan.

9. Sewa adalah pemanfaatan barang milik negara/daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dan menerima imbalan uang tunai.

10. Pinjam pakai adalah penyerahan penggunaan barang antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dan antar pemerintah daerah dalam jangka waktu tertentu tanpa menerima imbalan dan setelah jangka waktu tersebut berakhir diserahkan kembali kepada pengelola barang.

Page 2: PP No 26 Th 2006.docx

11. Kerjasama pemanfaatan adalah pendayagunaan barang milik negara/daerah oleh pihak lain dalam jangka waktu tertentu dalam rangka peningkatan penerimaan negara bukan pajak/pendapatan daerah dan sumber pembiayaan lainnya.

12. Bangun guna serah adalah pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, kemudian didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang telah disepakati, untuk selanjutnya diserahkan kembali tanah beserta bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya setelah berakhirnya jangka waktu.

13. Bangun serah guna adalah pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanah oleh pihak lain dengan cara mendirikan bangunan dan/atau sarana berikut fasilitasnya, dan setelah selesai pembangunannya diserahkan untuk didayagunakan oleh pihak lain tersebut dalam jangka waktu tertentu yang disepakati.

14. Penghapusan adalah tindakan menghapus barang milik negara/daerah dari daftar barang dengan menerbitkan surat keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan pengguna dan/atau kuasa pengguna barang dan/atau pengelola barang dari tanggung jawab administrasi dan fisik atas barang yang berada dalam penguasaannya.

15. Pemindah tanganan adalah pengalihan kepemilikan barang milik negara/daerah sebagai tindak lanjut dari penghapusan dengan cara dijual, dipertukarkan, dihibahkan atau disertakan sebagai modal pemerintah.

16. Penjualan adalah pengalihan kepemilikan barang milik negara/daerah kepada pihak lain dengan menerima penggantian dalam bentuk uang.

17. Tukar-menukar adalah pengalihan kepemilikan barang milik negara/daerah yang dilakukan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, antar pemerintah daerah, atau antara pemerintah pusat/pemerintah daerah dengan pihak lain, dengan menerima penggantian dalam bentuk barang, sekurang-kurangnya dengan nilai seimbang.

18. Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah, dari pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, antar pemerintah daerah, atau dari pemerintah pusat/pemerintah daerah kepada pihak lain, tanpa memperoleh penggantian.

19. Penyertaan modal pemerintah pusat/daerah adalah pengalihan kepemilikan barang milik negara/daerah yang semula merupakan kekayaan yang tidak dipisahkan menjadi kekayaan yang dipisahkan untuk diperhitungkan sebagai modal/saham negara atau daerah pada badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, atau badan hukum lainnya yang dimiliki negara.

20. Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik negara/daerah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

21. Inventarisasi adalah kegiatan untuk melakukan pendataan, pencatatan, dan pelaporan hasil pendataan barang milik negara/daerah.

22. Penilaian adalah suatu proses kegiatan penelitian yang selektif didasarkan pada data/fakta yang objektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknik tertentu untuk memperoleh nilai barang milik negara/daerah.

23. Daftar barang pengguna, yang selanjutnya disingkat dengan DBP, adalah daftar yang memuat data barang yang digunakan oleh masing-masing pengguna barang.

24. Daftar barang kuasa pengguna, yang selanjutnya disingkat dengan DBKP, adalah daftar yang memuat data barang yang dimiliki oleh masing-masing kuasa pengguna barang

25. Kementerian negara/lembaga adalah kementerian negara/ lembaga pemerintah non kementerian negara/lembaga negara.

26. Menteri/pimpinan lembaga adalah pejabat yang bertanggungjawab atas penggunaan barang kementerian negara/lembaga yang bersangkutan.

27. Pihak lain adalah pihak-pihak selain kementerian negara/lembaga dan satuan kerja perangkat daerah.

Pasal 2

Page 3: PP No 26 Th 2006.docx

(1) Barang milik negara/daerah meliputi:a. barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN/D;b. barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah;

(2) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:a. barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;b. barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;c. barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang; ataud. barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh

kekuatan hukum tetap.

Pasal 3(1) Pengelolaan barang milik negara/daerah dilaksanakan berdasarkan asas fungsional,

kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai.

(2) Pengelolaan barang milik negara/daerah meliputi:a. perencanaan kebutuhan dan penganggaran;b. pengadaan;c. penggunaan;d. pemanfaatan;e. pengamanan dan pemeliharaan;f. penilaian;g. penghapusan;h. pemindahtanganan;i. penatausahaan;j. pembinaan, pengawasan dan pengendalian.

BAB IIPEJABAT PENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAH

Bagian KesatuPengelola Barang

Pasal 4

(1) Menteri Keuangan selaku bendahara umum negara adalah pengelola barang milik negara.(2) Pengelola barang milik negara berwenang dan bertanggungjawab:a. merumuskan kebijakan, mengatur, dan menetapkan pedoman pengelolaan barang milik negara;b. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan barang milik negara;c. menetapkan status penguasaan dan penggunaan barang milik negara;d. mengajukan usul pemindahtanganan barang milik negara berupa tanah dan bangunan yang memerlukan persetujuan DPR;e. memberikan keputusan atas usul pemindahtanganan barang milik negara berupa tanah dan bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPR sepanjang dalam batas kewenangan Menteri Keuangan;f. memberikan pertimbangan dan meneruskan usul pemindahtanganan barang milik negara berupa tanahdan bangunan yang tidak memerlukan persetujuan DPR sepanjang dalam batas kewenangan Presiden;g. memberikan keputusan atas usul pemindahtanganan dan penghapusan barang milik negara selain tanah dan bangunan sesuai batas kewenangannya;h. memberikan pertimbangan dan meneruskan usul pemindahtanganan barang milik negara selain tanahdan bangunan kepada Presiden atau DPR; i. menetapkan penggunaan, pemanfaatan atau pemindahtanganan tanah dan bangunan;

Page 4: PP No 26 Th 2006.docx

j. memberikan keputusan atas usul pemanfaatan barang milik negara selain tanah dan bangunan;k. melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi barang milik negara serta menghimpun hasil inventarisasi;l. melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik negara;m. menyusun dan mempersiapkan Laporan Rekapitulasi barang milik negara/daerah kepada Presiden sewaktu diperlukan.

Pasal 5(1) Gubernur/bupati/walikota adalah pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah.(2) Pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah mempunyai wewenang:a. menetapkan kebijakan pengelolaan barang milik daerah;b. menetapkan penggunaan, pemanfaatan atau pemindahtanganan tanah dan bangunan;c. menetapkan kebijakan pengamanan barang milik daerah;d. mengajukan usul pemindahtanganan barang milik daerah yang memerlukan persetujuan DPRD;e. menyetujui usul pemindahtanganan dan penghapusan barang milik daerah sesuai batas kewenangannya;f. menyetujui usul pemanfaatan barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunan.(3) Sekretaris daerah adalah pengelola barang milik daerah.(4) Pengelola barang milik daerah berwenang dan bertanggung jawab:a. menetapkan pejabat yang mengurus dan menyimpan barang milik daerah;b. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan barang milik daerah;c. meneliti dan menyetujui rencana kebutuhan pemeliharaan/perawatan barang milik daerah;d. mengatur pelaksanaan pemanfaatan, penghapusan, dan pemindahtanganan barang milik daerah yangtelah disetujui oleh gubernur/bupati/walikota atau DPRD;e. melakukan koordinasi dalam pelaksanaan inventarisasi barang milik daerah;f. melakukan pengawasan dan pengendalian atas pengelolaan barang milik daerah.

Bagian KeduaPengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang

Pasal 6(1) Menteri/pimpinan lembaga selaku pimpinan kementerian negara/lembaga adalah pengguna barang milik negara.(2) Pengguna barang milik negara berwenang dan bertanggungjawab:a. menetapkan kuasa pengguna barang dan menunjuk pejabat yang mengurus dan menyimpan barang milik negara;b. mengajukan rencana kebutuhan dan penganggaran barang milik negara untuk kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya;c. melaksanakan pengadaan barang milik negara sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku;d. mengajukan permohonan penetapan status tanah dan bangunan untuk penguasaan dan penggunaan barang milik negara yang diperoleh dari beban APBN dan perolehan lainnya yang sah;e. menggunakan barang milik negara yang berada dalam penguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kementerian negara/lembaga;f. mengamankan dan memelihara barang milik negara yang berada dalam penguasaannya;g. mengajukan usul pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik negara selain tanah dan bangunan;h. mengajukan usul pemindahtanganan dengan tindak lanjut tukar menukar berupa tanah dan bangunan

Page 5: PP No 26 Th 2006.docx

yang masih dipergunakan untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi namun tidak sesuai dengantata ruang wilayah atau penataan kota;i. mengajukan usul pemindahtanganan dengan tindaklanjut penyertaan modal pemerintah pusat/daerahatau hibah yang dari awal pengadaaannya sesuaiperuntukkan yang tercantum dalam dokumenpenganggaran;j. menyerahkan . . .- 9 -j. menyerahkan tanah dan bangunan yang tidakdimanfaatkan untuk kepentingan penyelenggaraantugas pokok dan fungsi kementerian negara/lembagayang dipimpinnya kepada pengelola barang;k. melakukan pengawasan dan pengendalian ataspenggunaan barang milik negara yang ada dalampenguasaannya;l. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang miliknegara yang berada dalam penguasaannya;m. menyusun dan menyampaikan Laporan BarangPengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan BarangPengguna Tahunan (LBPT) yang berada dalampenguasaannya kepada pengelola barang.Pasal 7(1) Kepala kantor dalam lingkungan kementeriannegara/lembaga adalah kuasa pengguna barang miliknegara dalam lingkungan kantor yang dipimpinnya.(2) Kuasa pengguna barang milik negara berwenang danbertanggungjawab:a. mengajukan rencana kebutuhan barang milik negarauntuk lingkungan kantor yang dipimpinnya kepadapengguna barang;b. mengajukan permohonan penetapan status untukpenguasaan dan penggunaan barang milik negarayang diperoleh dari beban APBN dan perolehan lainnyayang sah kepada pengguna barang;c. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang miliknegara yang berada dalam penguasaannya;d. menggunakan barang milik negara yang berada dalampenguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraantugas pokok dan fungsi kantor yang dipimpinnya;e. mengamankan barang milik negara yang berada dalampenguasaannya;f. mengajukan usul pemindahtanganan barang miliknegara berupa tanah dan bangunan yang tidakmemerlukan persetujuan DPR dan barang miliknegara selain tanah dan bangunan kepada penggunabarang;g. menyerahkan . . .- 10 -g. menyerahkan tanah dan bangunan yang tidakdimanfaatkan untuk kepentingan penyelenggaraantugas pokok dan fungsi kantor yang dipimpinnyakepada pengguna barang;h. melakukan pengawasan dan pengendalian atas

Page 6: PP No 26 Th 2006.docx

penggunaan barang milik negara yang ada dalampenguasaannya;i. menyusun dan menyampaikan Laporan Barang KuasaPengguna Semesteran (LBKPS) dan Laporan BarangKuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) yang berada dalampenguasaannya kepada pengguna barang.Pasal 8(1) Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah penggunabarang milik daerah.(2) Kepala satuan kerja perangkat daerah berwenang danbertanggungjawab:a. mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerahbagi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;b. mengajukan permohonan penetapan status untukpenguasaan dan penggunaan barang milik daerahyang diperoleh dari beban APBD dan perolehanlainnya yang sah;c. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milikdaerah yang berada dalam penguasaannya;d. menggunakan barang milik daerah yang berada dalampenguasaannya untuk kepentingan penyelenggaraantugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkatdaerah yang dipimpinnya;e. mengamankan dan memelihara barang milik daerahyang berada dalam penguasaannya;f. mengajukan usul pemindahtanganan barang milikdaerah berupa tanah dan/atau bangunan yang tidakmemerlukan persetujuan DPRD dan barang milikdaerah selain tanah dan bangunan;g. menyerahkan tanah dan bangunan yang tidakdimanfaatkan untuk kepentingan penyelenggaraantugas pokok dan fungsi satuan kerja perangkat daerahyang dipimpinnya kepada gubernur/bupati/walikotamelalui pengelola barang;h. melakukan . . .- 11 -h. melakukan pengawasan dan pengendalian ataspenggunaan barang milik daerah yang ada dalampenguasaannya;i. menyusun dan menyampaikan Laporan BarangPengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan BarangPengguna Tahunan (LBPT) yang berada dalampenguasaannya kepada pengelola barang.BAB IIIPERENCANAAN KEBUTUHAN DAN PENGANGGARANPasal 9(1) Perencanaan kebutuhan barang milik negara/daerahdisusun dalam rencana kerja dan anggaran kementeriannegara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah setelahmemperhatikan ketersediaan barang milik negara/daerahyang ada.(2) Perencanaan kebutuhan barang milik negara/daerahsebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berpedoman padastandar barang, standar kebutuhan, dan standar harga.(3) Standar barang dan standar kebutuhan sebagaimana

Page 7: PP No 26 Th 2006.docx

dimaksud dalam ayat (2) ditetapkan oleh pengelolabarang setelah berkoordinasi dengan instansi atau dinasteknis terkait.Pasal 10(1) Pengguna barang menghimpun usul rencana kebutuhanbarang yang diajukan oleh kuasa pengguna barang yangberada di bawah lingkungannya.(2) Pengguna barang menyampaikan usul rencanakebutuhan barang milik negara/daerah kepada pengelolabarang.(3) Pengelola barang bersama pengguna barang membahasusul tersebut dengan memperhatikan data barang padapengguna barang dan/atau pengelola barang untukditetapkan sebagai Rencana Kebutuhan Barang MilikNegara/Daerah (RKBMN/D).BAB IV . . .- 12 -BAB IVPENGADAANPasal 11Pengadaan barang milik negara/daerah dilaksanakanberdasarkan prinsip-prinsip efisien, efektif, transparan danterbuka, bersaing, adil/tidak diskriminatif dan akuntabel.Pasal 12(1) Pengaturan mengenai pengadaan tanah dilaksanakansesuai dengan peraturan perundang-undangan.(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman pelaksanaanpengadaan barang milik negara/daerah selain tanahdiatur dengan Peraturan Presiden.BAB VPENGGUNAANPasal 13Status penggunaan barang ditetapkan dengan ketentuansebagai berikut:a. barang milik negara oleh pengelola barang;b. barang milik daerah oleh gubernur/bupati/walikota.Pasal 14(1) Penetapan status penggunaan barang milik negarasebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf (a)dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:a. Pengguna barang melaporkan barang milik negarayang diterimanya kepada pengelola barang disertaidengan usul penggunaan;b. Pengelola . . .- 13 -b. Pengelola barang meneliti laporan tersebut danmenetapkan status penggunaan barang milik negaradimaksud.(2) Penetapan status penggunaan barang milik daerahsebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 huruf (b)dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:a. Pengguna barang melaporkan barang milik daerahyang diterimanya kepada pengelola barang disertaidengan usul penggunaan;b. Pengelola barang meneliti laporan tersebut dan

Page 8: PP No 26 Th 2006.docx

mengajukan usul penggunaan dimaksud kepadagubernur/bupati/walikota untuk ditetapkan statuspenggunaannya.Pasal 15Barang milik negara/daerah dapat ditetapkan statuspenggunaannya untuk penyelenggaraan tugas pokok danfungsi kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkatdaerah, untuk dioperasikan oleh pihak lain dalam rangkamenjalankan pelayanan umum sesuai tugas pokok dan fungsikementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerahyang bersangkutan.Pasal 16(1) Penetapan status penggunaan tanah dan/atau bangunandilakukan dengan ketentuan bahwa tanah dan/ataubangunan tersebut diperlukan untuk kepentinganpenyelenggaraan tugas pokok dan fungsi penggunabarang dan/atau kuasa pengguna barang yangbersangkutan.(2) Pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barang wajibmenyerahkan tanah dan/atau bangunan yang tidakdigunakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada:a. pengelola barang untuk barang milik negara; ataub. gubernur/bupati/walikota melalui pengelola baranguntuk barang milik daerah.Pasal 17 . . .- 14 -Pasal 17(1) Pengelola barang menetapkan barang milik negara berupatanah dan/atau bangunan yang harus diserahkan olehpengguna barang karena sudah tidak digunakan untukmenyelenggarakan tugas pokok dan fungsi instansibersangkutan.(2) Gubernur/bupati/walikota menetapkan barang milikdaerah berupa tanah dan/atau bangunan yang harusdiserahkan oleh pengguna barang karena sudah tidakdigunakan untuk menyelenggarakan tugas pokok danfungsi instansi bersangkutan.(3) Dalam menetapkan penyerahan sebagaimana dimaksudpada ayat (1), pengelola barang memperhatikan hal-halsebagai berikut:a. standar kebutuhan tanah dan/atau bangunan untukmenyelenggarakan dan menunjang tugas pokok danfungsi instansi bersangkutan;b. hasil audit atas penggunaan tanah dan/ataubangunan.(4) Tindak lanjut pengelolaan atas penyerahan tanahdan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi hal-hal sebagai berikut:a. ditetapkan status penggunaannya untukpenyelenggaraan tugas pokok dan fungsi instansipemerintah lainnya;b. dimanfaatkan dalam rangka optimalisasi barang miliknegara/daerah;c. dipindahtangankan.Pasal 18

Page 9: PP No 26 Th 2006.docx

(1) Pengguna barang milik negara yang tidak menyerahkantanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untukmenyelenggarakan tugas pokok dan fungsi instansibersangkutan kepada pengelola barang dikenakan sanksiberupa pembekuan dana pemeliharaan tanah dan/ataubangunan dimaksud.(2) Pengguna . . .- 15 -(2) Pengguna barang milik daerah yang tidak menyerahkantanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan untukmenyelenggarakan tugas pokok dan fungsi instansibersangkutan kepada gubernur/bupati/walikotadikenakan sanksi berupa pembekuan dana pemeliharaantanah dan/atau bangunan dimaksud.(3) Tanah dan/atau bangunan yang tidak digunakan sesuaidengan Pasal 16 ayat (1) dicabut penetapan statuspenggunaannya.BAB VIPEMANFAATANBagian PertamaKriteria PemanfaatanPasal 19(1) Pemanfaatan barang milik negara berupa tanah dan/ataubangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (1)dilaksanakan oleh pengelola barang.(2) Pemanfaatan barang milik daerah berupa tanah dan/ataubangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2)dilaksanakan oleh pengelola barang setelah mendapatpersetujuan gubernur/bupati/walikota.(3) Pemanfaatan barang milik negara/daerah berupa tanahdan/atau bangunan yang diperlukan untuk menunjangpenyelenggaraan tugas pokok dan fungsi penggunabarang/kuasa pengguna barang dilakukan oleh penggunabarang dengan persetujuan pengelola barang.(4) Pemanfaatan barang milik negara/daerah selain tanahdan/atau bangunan dilaksanakan oleh pengguna barangdengan persetujuan pengelola barang;(5) Pemanfaatan barang milik negara/daerah dilaksanakanberdasarkan pertimbangan teknis dengan memperhatikankepentingan negara/daerah dan kepentingan umum.Bagian Kedua . . .Bagian Kedua- 16 -Bentuk PemanfaatanPasal 20Bentuk-bentuk pemanfaatan barang milik negara/daerahberupa:a. sewa;b. pinjam pakai;c. kerjasama pemanfaatan;d. bangun guna serah dan bangun serah guna.Bagian KetigaSewaPasal 21(1) Penyewaan barang milik negara/daerah dilaksanakan

Page 10: PP No 26 Th 2006.docx

dengan bentuk:a. penyewaan barang milik negara atas tanah dan/ataubangunan yang sudah diserahkan oleh penggunabarang kepada pengelola barang;b. penyewaan barang milik daerah atas tanah dan/ataubangunan yang sudah diserahkan oleh penggunabarang kepada gubernur/bupati/walikota;c. penyewaan atas sebagian tanah dan/atau bangunanyang masih digunakan oleh pengguna barangsebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (3);d. penyewaan atas barang milik negara/daerah selaintanah dan/atau bangunan.(2) Penyewaan atas barang milik negara sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan olehpengelola barang.(3) Penyewaan atas barang milik daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan olehpengelola barang setelah mendapat persetujuangubernur/bupati/walikota.(4) Penyewaan . . .- 17 -(4) Penyewaan atas barang milik negara /daerahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dan d,dilaksanakan oleh pengguna barang setelah mendapatpersetujuan dari pengelola barang.Pasal 22(1) Barang milik negara/daerah dapat disewakan kepadapihak lain sepanjang menguntungkan negara/daerah.(2) Jangka waktu penyewaan barang milik negara/daerahpaling lama lima tahun dan dapat diperpanjang.(3) Penetapan formula besaran tarif sewa dilakukan denganketentuan sebagai berikut:a. barang milik negara oleh pengelola barang;b. barang milik daerah oleh gubernur/bupati/walikota.(4) Penyewaan dilaksanakan berdasarkan surat perjanjiansewa-menyewa, yang sekurang-kurangnya memuat:a. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian;b. jenis, luas atau jumlah barang, besaran sewa, danjangka waktu;c. tanggung jawab penyewa atas biaya operasional danpemeliharaan selama jangka waktu penyewaan;d. persyaratan lain yang dianggap perlu.(5) Hasil penyewaan merupakan penerimaan negara/daerahdan seluruhnya wajib disetorkan ke rekening kas umumnegara/daerah.Bagian KeempatPinjam PakaiPasal 23(1) Pinjam pakai barang milik negara/daerah dilaksanakanantara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah atauantar pemerintah daerah.(2) Jangka waktu pinjam pakai barang milik negara/daerahpaling lama dua tahun dan dapat diperpanjang.(3) Pinjam . . .- 18 -

Page 11: PP No 26 Th 2006.docx

(3) Pinjam pakai dilaksanakan berdasarkan surat perjanjianyang sekurang-kurangnya memuat:a. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian;b. jenis, luas atau jumlah barang yang dipinjamkan, danjangka waktu;c. tanggung jawab peminjam atas biaya operasional danpemeliharaan selama jangka waktu peminjaman;d. persyaratan lain yang dianggap perlu.Bagian KelimaKerjasama PemanfaatanPasal 24Kerjasama pemanfaatan barang milik negara/daerah denganpihak lain dilaksanakan dalam rangka :a. mengoptimalkan daya guna dan hasil guna barang miliknegara/daerah;b. meningkatkan penerimaan negara/pendapatan daerah.Pasal 25(1) Kerjasama pemanfaatan barang milik negara/daerahdilaksanakan dengan bentuk:a. kerjasama pemanfaatan barang milik negara atastanah dan/atau bangunan yang sudah diserahkanoleh pengguna barang kepada pengelola barang;b. kerjasama pemanfaatan barang milik daerah atastanah dan/atau bangunan yang sudah diserahkanoleh pengguna barang kepadagubernur/bupati/walikota;c. kerjasama pemanfaatan atas sebagian tanah dan/ataubangunan yang masih digunakan oleh penggunabarang;d. kerjasama pemanfaatan atas barang milik negara/daerah selain tanah dan/atau bangunan.(2) Kerjasama . . .- 19 -(2) Kerjasama pemanfaatan atas barang milik negarasebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf adilaksanakan oleh pengelola barang.(3) Kerjasama pemanfaatan atas barang milik daerahsebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf bdilaksanakan oleh pengelola barang setelah mendapatpersetujuan gubernur/bupati/walikota.(4) Kerjasama pemanfaatan atas barang milik negara/daerahsebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c dan d,dilaksanakan oleh pengguna barang setelah mendapatpersetujuan pengelola barang.Pasal 26(1) Kerjasama pemanfaatan atas barang milik negara/daerahdilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:a. tidak tersedia atau tidak cukup tersedia dana dalamAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara/Daerahuntuk memenuhi biaya operasional/pemeliharaan/perbaikan yang diperlukan terhadap barang miliknegara/daerah dimaksud;b. mitra kerjasama pemanfaatan ditetapkan melaluitender dengan mengikutsertakan sekurang-kurangnyalima peserta/peminat, kecuali untuk barang milik

Page 12: PP No 26 Th 2006.docx

negara/daerah yang bersifat khusus dapat dilakukanpenunjukan langsung;c. mitra kerjasama pemanfaatan harus membayarkontribusi tetap ke rekening kas umumnegara/daerah setiap tahun selama jangka waktupengoperasian yang telah ditetapkan dan pembagiankeuntungan hasil kerjasama pemanfaatan;d. besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagiankeuntungan hasil kerjasama pemanfaatan ditetapkandari hasil perhitungan tim yang dibentuk oleh pejabatyang berwenang;e. besaran pembayaran kontribusi tetap dan pembagiankeuntungan hasil kerjasama pemanfaatan harusmendapat persetujuan pengelola barang;f. selama . . .- 20 -f. selama jangka waktu pengoperasian, mitra kerjasamapemanfaatan dilarang menjaminkan ataumenggadaikan barang milik negara/daerah yangmenjadi obyek kerjasama pemanfaatan;g. jangka waktu kerjasama pemanfaatan paling lamatiga puluh tahun sejak perjanjian ditandatangani dandapat diperpanjang.(2) Semua biaya berkenaan dengan persiapan danpelaksanaan kerjasama pemanfaatan tidak dapatdibebankan pada Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara/Daerah.Bagian KeenamBangun Guna Serah dan Bangun Serah GunaPasal 27(1) Bangun guna serah dan bangun serah guna barang miliknegara/daerah dapat dilaksanakan dengan persyaratansebagai berikut:a. pengguna barang memerlukan bangunan dan fasilitasbagi penyelenggaraan pemerintahan negara/daerahuntuk kepentingan pelayanan umum dalam rangkapenyelenggaraan tugas pokok dan fungsi; danb. tidak tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan danBelanja Negara/Daerah untuk penyediaan bangunandan fasilitas dimaksud.(2) Bangun guna serah dan bangun serah guna barang miliknegara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan oleh pengelola barang.(3) Bangun guna serah dan bangun serah guna barang milikdaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan oleh pengelola barang setelah mendapatpersetujuan gubernur/bupati/walikota.(4) Tanah yang status penggunaannya ada pada penggunabarang dan telah direncanakan untuk penyelenggaraantugas pokok dan fungsi pengguna barang yangbersangkutan, dapat dilakukan bangun guna serah danbangun serah guna setelah terlebih dahulu diserahkankepada:a. pengelola . . .- 21 -

Page 13: PP No 26 Th 2006.docx

a. pengelola barang untuk barang milik negara;b. gubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah.(5) Bangun guna serah dan bangun serah gunasebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan olehpengelola barang dengan mengikutsertakan penggunabarang dan/atau kuasa pengguna barang sesuai tugaspokok dan fungsinya.Pasal 28Penetapan status penggunaan barang milik negara/daerahsebagai hasil dari pelaksanaan bangun guna gerah danbangun serah guna dilaksanakan oleh:a. pengelola barang untuk barang milik negara, dalam rangkapenyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kementeriannegara/lembaga terkait;b. gubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah,dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsisatuan kerja perangkat daerah terkait.Pasal 29(1) Jangka waktu bangun guna serah dan bangun serahguna paling lama tiga puluh tahun sejak perjanjianditandatangani.(2) Penetapan mitra bangun guna serah dan mitra bangunserah guna dilaksanakan melalui tender denganmengikutsertakan sekurang-kurangnya lima peserta/peminat.(3) Mitra bangun guna serah dan mitra bangun serah gunayang telah ditetapkan, selama jangka waktupengoperasian harus memenuhi kewajiban sebagaiberikut:a. membayar kontribusi ke rekening kas umum negara/daerah setiap tahun, yang besarannya ditetapkanberdasarkan hasil perhitungan tim yang dibentuk olehpejabat yang berwenang;b. tidak . . .- 22 -b. tidak menjaminkan, menggadaikan atau memindahtangankanobjek bangun guna serah dan bangunserah guna;c. memelihara objek bangun guna serah dan bangunserah guna.(4) Dalam jangka waktu pengoperasian, sebagian barangmilik negara/daerah hasil bangun guna serah danbangun serah guna harus dapat digunakan langsunguntuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsipemerintah.(5) Bangun guna serah dan bangun serah gunadilaksanakan berdasarkan surat perjanjian yangsekurang-kurangnya memuat:a. pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian;b. objek bangun guna serah dan bangun serah guna;c. jangka waktu bangun guna serah dan bangun serahguna;d. hak dan kewajiban para pihak yang terikat dalamperjanjian;e. persyaratan lain yang dianggap perlu.

Page 14: PP No 26 Th 2006.docx

(6) Izin mendirikan bangunan hasil bangun guna serah danbangun serah guna harus diatasnamakan PemerintahRepublik Indonesia/Pemerintah Daerah.(7) Semua biaya berkenaan dengan persiapan danpelaksanaan bangun guna serah dan bangun serah gunatidak dapat dibebankan pada Anggaran Pendapatan danBelanja Negara/Daerah.Pasal 30(1) Mitra bangun guna serah barang milik negara harusmenyerahkan objek bangun guna serah kepada pengelolabarang pada akhir jangka waktu pengoperasian, setelahdilakukan audit oleh aparat pengawasan fungsionalpemerintah.(2) Mitra . . .- 23 -(2) Mitra bangun guna serah barang milik daerah harusmenyerahkan objek bangun guna serah kepadagubernur/bupati/walikota pada akhir jangka waktupengoperasian, setelah dilakukan audit oleh aparatpengawasan fungsional pemerintah.(3) Bangun serah guna barang milik negara dilaksanakandengan ketentuan sebagai berikut:a. mitra bangun serah guna harus menyerahkan objekbangun serah guna kepada pengelola barang segerasetelah selesainya pembangunan;b. mitra bangun serah guna dapat mendayagunakanbarang milik negara tersebut sesuai jangka waktuyang ditetapkan dalam surat perjanjian;c. setelah jangka waktu pendayagunaan berakhir, objekbangun serah guna terlebih dahulu diaudit oleh aparatpengawasan fungsional pemerintah sebelumpenggunaannya ditetapkan oleh pengelola barang.(4) Bangun serah guna barang milik daerah dilaksanakandengan ketentuan sebagai berikut:a. mitra bangun serah guna harus menyerahkan objekbangun serah guna kepada gubernur/bupati/walikotasegera setelah selesainya pembangunan;b. mitra bangun serah guna dapat mendayagunakanbarang milik daerah tersebut sesuai jangka waktuyang ditetapkan dalam surat perjanjian;c. setelah jangka waktu pendayagunaan berakhir, objekbangun serah guna terlebih dahulu diaudit oleh aparatpengawasan fungsional pemerintah sebelumpenggunaannya ditetapkan oleh gubernur/bupati/walikota.Pasal 31Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaan sewa,pinjam pakai, kerjasama pemanfaatan, bangun guna serahdan bangun serah guna barang milik negara diatur dalamPeraturan Menteri Keuangan.BAB VII . . .- 24 -BAB VIIPENGAMANAN DAN PEMELIHARAANBagian Pertama

Page 15: PP No 26 Th 2006.docx

PengamananPasal 32(1) Pengelola barang, pengguna barang dan/atau kuasapengguna barang wajib melakukan pengamanan barangmilik negara/daerah yang berada dalam penguasaannya.(2) Pengamanan barang milik negara/daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi pengamananadministrasi, pengamanan fisik, dan pengamananhukum.Pasal 33(1) Barang milik negara/daerah berupa tanah harusdisertifikatkan atas nama Pemerintah RepublikIndonesia/pemerintah daerah yang bersangkutan.(2) Barang milik negara/daerah berupa bangunan harusdilengkapi dengan bukti kepemilikan atas namaPemerintah Republik Indonesia/pemerintah daerah yangbersangkutan.(3) Barang milik negara selain tanah dan/atau bangunanharus dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas namapengguna barang.(4) Barang milik daerah selain tanah dan/atau bangunanharus dilengkapi dengan bukti kepemilikan atas namapemerintah daerah yang bersangkutan.Pasal 34(1) Bukti kepemilikan barang milik negara/daerah wajibdisimpan dengan tertib dan aman.(2) Penyimpanan . . .- 25 -(2) Penyimpanan bukti kepemilikan barang milik negaraberupa tanah dan/atau bangunan dilakukan olehpengelola barang.(3) Penyimpanan bukti kepemilikan barang milik negaraselain tanah dan/atau bangunan dilakukan olehpengguna barang/kuasa pengguna barang.(4) Penyimpanan bukti kepemilikan barang milik daerahdilakukan oleh pengelola barang.Bagian KeduaPemeliharaanPasal 35(1) Pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barangbertanggung jawab atas pemeliharaan barang miliknegara/daerah yang ada di bawah penguasaannya.(2) Pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berpedoman pada Daftar Kebutuhan PemeliharaanBarang (DKPB).(3) Biaya pemeliharaan barang milik negara/daerahdibebankan pada Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara/Daerah.Pasal 36(1) Kuasa pengguna barang wajib membuat daftar hasilpemeliharaan barang yang berada dalam kewenangannyadan melaporkan/menyampaikan daftar hasilpemeliharaan barang tersebut kepada pengguna barangsecara berkala.(2) Pengguna barang atau pejabat yang ditunjuk meneliti

Page 16: PP No 26 Th 2006.docx

laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danmenyusun daftar hasil pemeliharaan barang yangdilakukan dalam satu tahun anggaran sebagai bahanuntuk melakukan evaluasi mengenai efisiensipemeliharaan barang milik negara/daerah.BAB VIII . . .- 26 -BAB VIIIPENILAIANPasal 37Penilaian barang milik negara/daerah dilakukan dalamrangka penyusunan neraca pemerintah pusat/daerah,pemanfaatan, dan pemindahtanganan barang miliknegara/daerah.Pasal 38Penetapan nilai barang milik negara/daerah dalam rangkapenyusunan neraca pemerintah pusat/daerah dilakukandengan berpedoman pada Standar Akuntansi Pemerintahan(SAP).Pasal 39(1) Penilaian barang milik negara berupa tanah dan/ataubangunan dalam rangka pemanfaatan ataupemindahtanganan dilakukan oleh tim yang ditetapkanoleh pengelola barang, dan dapat melibatkan penilaiindependen yang ditetapkan oleh pengelola barang.(2) Penilaian barang milik negara/daerah berupa tanahdan/atau bangunan dalam rangka pemanfaatan ataupemindahtanganan dilakukan oleh tim yang ditetapkanoleh gubernur/bupati/walikota, dan dapat melibatkanpenilai independen yang ditetapkan oleh gubernur/bupati/walikota.(3) Penilaian barang milik negara/daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan untukmendapatkan nilai wajar, dengan estimasi terendahmenggunakan NJOP.(4) Hasil penilaian barang milik negara/daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh:a. pengelola barang untuk barang milik negara;b. gubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah.Pasal 40 . . .- 27 -Pasal 40(1) Penilaian barang milik negara selain tanah dan/ataubangunan dalam rangka pemanfaatan ataupemindahtanganan dilakukan oleh tim yang ditetapkanoleh pengguna barang, dan dapat melibatkan penilaiindependen yang ditetapkan oleh pengguna barang.(2) Penilaian barang milik daerah selain tanah dan/ataubangunan dalam rangka pemanfaatan ataupemindahtanganan dilakukan oleh tim yang ditetapkanoleh pengelola barang, dan dapat melibatkan penilaiindependen yang ditetapkan pengelola barang.(3) Penilaian barang milik negara/daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan untukmendapatkan nilai wajar.

Page 17: PP No 26 Th 2006.docx

(4) Hasil penilaian barang milik negara/daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh:a. pengguna barang untuk barang milik negara;b. pengelola barang untuk barang milik daerah.BAB IXPENGHAPUSANPasal 41Penghapusan barang milik negara/daerah meliputi:a. penghapusan dari daftar barang pengguna dan/atau kuasapengguna;b. penghapusan dari daftar barang milik negara/daerah.Pasal 42(1) Penghapusan barang milik negara/daerah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 41 huruf a, dilakukan dalam halbarang milik negara/daerah dimaksud sudah tidakberada dalam penguasaan pengguna barang dan/ataukuasa pengguna barang;(2) Penghapusan . . .- 28 -(2) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan penerbitan surat keputusanpenghapusan dari:a. pengguna barang setelah mendapat persetujuan daripengelola barang untuk barang milik negara;b. pengguna barang setelah mendapat persetujuangubernur/bupati/walikota atas usul pengelola baranguntuk barang milik daerah.(3) Pelaksanaan atas penghapusan sebagaimana dimaksudpada ayat (2) selanjutnya dilaporkan kepada pengelolabarang.Pasal 43(1) Penghapusan barang milik negara/daerah dari daftarbarang milik negara/daerah sebagaimana dimaksuddalam Pasal 41 huruf b dilakukan dalam hal barangmilik negara/daerah dimaksud sudah beralihkepemilikannya, terjadi pemusnahan atau karena sebabsebablain.(2) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan penerbitan surat keputusanpenghapusan dari:a. pengelola barang untuk barang milik negara;b. pengelola barang setelah mendapat persetujuangubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah.Pasal 44(1) Penghapusan barang milik negara/daerah dengan tindaklanjut pemusnahan dilakukan apabila barang miliknegara/daerah dimaksud:a. tidak dapat digunakan, tidak dapat dimanfaatkan, dantidak dapat dipindahtangankan; ataub. alasan lain sesuai ketentuan perundang-undangan.(2) Pemusnahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan oleh:a. pengguna . . .- 29 -a. pengguna barang setelah mendapat persetujuan

Page 18: PP No 26 Th 2006.docx

pengelola barang untuk barang milik negara;b. pengguna barang dengan surat keputusan daripengelola barang setelah mendapat persetujuangubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah.(3) Pelaksanaan pemusnahan sebagaimana dimaksud padaayat (2) dituangkan dalam berita acara dan dilaporkankepada pengelola barang.BAB XPEMINDAHTANGANANBagian PertamaBentuk-Bentuk dan PersetujuanPasal 45Bentuk-bentuk pemindahtanganan sebagai tindak lanjut ataspenghapusan barang milik negara/daerah meliputi:a. penjualan;b. tukar Menukar;c. hibah;d. penyertaan modal pemerintah pusat/daerah.Pasal 46(1) Pemindahtanganan barang milik negara sebagaimanadimaksud dalam Pasal 45 untuk:a. tanah dan/atau bangunan;b. selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai lebihdari Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah);dilakukan setelah mendapat persetujuan DPR.(2) Pemindahtanganan barang milik daerah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 45 untuk:a. tanah dan/atau bangunan;b. selain . . .- 30 -b. selain tanah dan/atau bangunan yang bernilai lebihdari Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah);dilakukan setelah mendapat persetujuan DPRD.(3) Pemindahtanganan barang milik negara/daerah berupatanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a dan ayat (2) huruf a tidak memerlukanpersetujuan DPR/DPRD, apabila:a. sudah tidak sesuai dengan tata ruang wilayah ataupenataan kota;b. harus dihapuskan karena anggaran untuk bangunanpengganti sudah disediakan dalam dokumenpenganggaran;c. diperuntukkan bagi pegawai negeri;d. diperuntukkan bagi kepentingan umum;e. dikuasai negara berdasarkan keputusan pengadilanyang telah memperoleh kekuatan hukum tetapdan/atau berdasarkan ketentuan perundangundangan,yang jika status kepemilikannyadipertahankan tidak layak secara ekonomis.Pasal 47(1) Usul untuk memperoleh persetujuan DPR sebagaimanadimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) diajukan olehpengelola barang.(2) Usul untuk memperoleh persetujuan DPRD sebagaimanadimaksud dalam Pasal 46 ayat (2) diajukan oleh

Page 19: PP No 26 Th 2006.docx

gubernur/bupati/walikota.Pasal 48(1) Pemindahtanganan barang milik negara berupa tanahdan/atau bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal46 ayat (3) dilaksanakan dengan ketentuan sebagaiberikut:a. untuk tanah dan/atau bangunan yang bernilai di atasRp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)dilakukan oleh pengelola barang setelah mendapatpersetujuan Presiden;b. untuk . . .- 31 -b. untuk tanah dan/atau bangunan yang bernilai sampaidengan Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)dilakukan oleh pengelola barang;(2) Pemindahtanganan barang milik daerah berupa tanahdan/atau bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal46 ayat (3) dilakukan oleh pengelola barang setelahmendapat persetujuan gubernur/bupati/walikota.Pasal 49(1) Pemindahtanganan barang milik negara selain tanahdan/atau bangunan yang bernilai sampai denganRp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dilakukanoleh penguna barang setelah mendapat persetujuanpengelola barang.(2) Pemindahtanganan barang milik negara selain tanahdan/atau bangunan yang bernilai di atasRp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) sampaidengan Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)dilakukan oleh pengguna barang setelah mendapatpersetujuan Presiden.(3) Usul untuk memperoleh persetujuan Presidensebagaimana dimaksud pada ayat (2) diajukan olehpengelola barang.Pasal 50Pemindahtanganan barang milik daerah selain tanahdan/atau bangunan yang bernilai sampai denganRp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dilakukan olehpengelola barang setelah mendapat persetujuangubernur/bupati/walikota.Bagian KeduaPenjualanPasal 51(1) Penjualan barang milik negara/daerah dilaksanakandengan pertimbangan:a. untuk optimalisasi barang milik negara yang berlebihatau idle;b. secara . . .- 32 -b. secara ekonomis lebih menguntungkan bagi negaraapabila dijual;c. sebagai pelaksanaan ketentuan perundang-undanganyang berlaku.(2) Penjualan barang milik negara/daerah dilakukan secaralelang, kecuali dalam hal-hal tertentu.

Page 20: PP No 26 Th 2006.docx

(3) Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)meliputi :a. barang milik negara/daerah yang bersifat khusus;b. barang milik negara/daerah lainnya yang ditetapkanlebih lanjut oleh pengelola barang.Pasal 52(1) Penjualan barang milik negara/daerah berupa tanahdan/atau bangunan dilaksanakan oleh:a. pengelola barang untuk barang milik negara;b. pengelola barang setelah mendapat persetujuangubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah.(2) Penjualan barang milik negara/daerah selain tanahdan/atau bangunan dilaksanakan oleh:a. pengguna barang setelah mendapat persetujuanpengelola barang untuk barang milik negara;b. pengelola barang setelah mendapat persetujuangubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah.Pasal 53(1) Penjualan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2)huruf a dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:a. kuasa pengguna barang mengajukan usul kepadapengguna barang untuk diteliti dan dikaji;b. pengguna barang mengajukan usul penjualan kepadapengelola barang;c. pengelola barang meneliti dan mengkaji usul penjualanyang diajukan oleh pengguna barang sesuai dengankewenangannya;d. pengelola . . .- 33 -d. pengelola barang mengeluarkan keputusan untukmenyetujui atau tidak menyetujui usulan penjualanyang diajukan oleh pengguna barang dalam bataskewenangannya;e. untuk penjualan yang memerlukan persetujuanPresiden atau DPR, pengelola barang mengajukan usulpenjualan disertai dengan pertimbangan atas usulandimaksud;f. penerbitan persetujuan pelaksanaan oleh pengelolabarang untuk penjualan sebagaimana dimaksud padabutir e dilakukan setelah mendapat persetujuanPresiden atau DPR.(2) Penjualan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 ayat (2)huruf b dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:a. pengguna barang mengajukan usul penjualan kepadapengelola barang;b. pengelola barang meneliti dan mengkaji usul penjualanyang diajukan oleh pengguna barang sesuai dengankewenangannya;c. pengelola barang mengeluarkan keputusan untukmenyetujui atau tidak menyetujui usulan penjualanyang diajukan oleh pengguna barang dalam bataskewenangannya;d. Untuk penjualan yang memerlukan persetujuangubernur/bupati/walikota atau DPRD, pengelolabarang mengajukan usul penjualan disertai dengan

Page 21: PP No 26 Th 2006.docx

pertimbangan atas usulan dimaksud.(3) Penerbitan persetujuan pelaksanaan oleh pengelolabarang untuk penjualan sebagaimana dimaksud padahuruf d dilakukan setelah mendapat persetujuangubernur/ bupati/walikota atau DPRD.(4) Hasil penjualan barang milik negara/daerah wajib disetorseluruhnya ke rekening kas umum negara/daerahsebagai penerimaan negara/daerah.Bagian . . .- 34 -Bagian KetigaTukar menukarPasal 54(1) Tukar menukar barang milik negara/daerahdilaksanakan dengan pertimbangan:a. untuk memenuhi kebutuhan operasional penyelenggaraanpemerintahan;b. untuk optimalisasi barang milik negara/daerah; danc. tidak tersedia dana dalam Anggaran Pendapatan danBelanja Negara/Daerah.(2) Tukar menukar barang milik negara dapat dilakukandengan pihak:a. pemerintah daerah;b. badan usaha milik negara/daerah atau badan hukummilik pemerintah lainnya;c. swasta.(3) Tukar menukar barang milik daerah dapat dilakukandengan pihak:a. pemerintah pusat;b. badan usaha milik negara/daerah atau badan hukummilik pemerintah lainnya;c. swasta.Pasal 55(1) Tukar menukar barang milik negara/daerah dapatberupa:a. tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkankepada pengelola barang untuk barang milik negaradan gubernur/bupati/walikota untuk barang milikdaerah;b. tanah dan/atau bangunan yang masih dipergunakanuntuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsipengguna barang tetapi tidak sesuai dengan tataruang wilayah atau penataan kota;c. barang milik negara/daerah selain tanah dan/ataubangunan.(2) Penetapan . . .- 35 -(2) Penetapan barang milik negara berupa tanah dan/ataubangunan yang akan dipertukarkan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan oleh:a. pengelola barang untuk barang milik negara;b. gubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah,sesuai batas kewenangannya.(3) Tukar menukar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a dilaksanakan oleh:

Page 22: PP No 26 Th 2006.docx

a. pengelola barang untuk barang milik negara;b. pengelola barang setelah mendapat persetujuangubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah.(4) Tukar menukar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b dilaksanakan oleh:a. pengguna barang setelah mendapat persetujuanpengelola barang untuk barang milik negara;b. pengelola barang setelah mendapat persetujuangubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah.(5) Tukar menukar sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf c dilaksanakan oleh pengguna barang setelahmendapat persetujuan pengelola barang.Pasal 56(1) Tukar menukar barang milik negara sebagaimanadimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) huruf a dilaksanakandengan ketentuan sebagai berikut:a. pengelola barang mengkaji perlunya tukar menukartanah dan/atau bangunan dari aspek teknis,ekonomis, dan yuridis;b. pengelola barang menetapkan tanah dan/ataubangunan yang akan dipertukarkan sesuai bataskewenangannya;c. tukar menukar tanah dan/atau bangunandilaksanakan melalui proses persetujuan denganberpedoman pada ketentuan pada Pasal 46 ayat (1)dan Pasal 48 ayat (1);d. pelaksanaan . . .- 36 -d. pelaksanaan serah terima barang yang dilepas danbarang pengganti harus dituangkan dalam beritaacara serah terima barang.(2) Tukar menukar barang milik negara sebagaimanadimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) huruf b dan cdilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:a. pengguna barang mengajukan usulan kepadapengelola barang disertai alasan/pertimbangan,kelengkapan data, dan hasil pengkajian tim interninstansi pengguna barang;b. pengelola barang meneliti dan mengkaji alasan/pertimbangan tersebut dari aspek teknis, ekonomis,dan yuridis;c. apabila memenuhi syarat sesuai peraturan yangberlaku, pengelola barang dapat mempertimbangkanuntuk menyetujui sesuai batas kewenangannya;d. pengguna barang melaksanakan tukar menukardengan berpedoman pada persetujuan pengelolabarang;e. pelaksanaan serah terima barang yang dilepas danbarang pengganti harus dituangkan dalam beritaacara serah terima barang.Pasal 57(1) Tukar menukar barang milik daerah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) huruf a dan bdilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:a. pengelola barang mengajukan usul tukar menukar

Page 23: PP No 26 Th 2006.docx

tanah dan/atau bangunan kepada gubernur/bupati/walikota disertai alasan/pertimbangan, dankelengkapan data;b. gubernur/bupati/walikota meneliti dan mengkajialasan/pertimbangan perlunya tukar menukar tanahdan/atau bangunan dari aspek teknis, ekonomis, danyuridis;c. apabila memenuhi syarat sesuai peraturan yangberlaku, gubernur/bupati/walikota dapat mempertimbangkanuntuk menyetujui dan menetapkan tanahdan/atau bangunan yang akan dipertukarkan;d. tukar . . .- 37 -d. tukar menukar tanah dan/atau bangunandilaksanakan melalui proses persetujuan denganberpedoman pada ketentuan pada Pasal 46 ayat (2)dan Pasal 48 ayat (2);e. pengelola barang melaksanakan tukar menukardengan berpedoman pada persetujuangubernur/bupati/ walikota;f. pelaksanaan serah terima barang yang dilepas danbarang pengganti harus dituangkan dalam beritaacara serah terima barang.(2) Tukar menukar barang milik daerah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) huruf c dilaksanakandengan ketentuan sebagai berikut:a. pengguna barang mengajukan usulan kepadapengelola barang disertai alasan/pertimbangan,kelengkapan data, dan hasil pengkajian tim interninstansi pengguna barang;b. pengelola barang meneliti dan mengkaji alasan/pertimbangan tersebut dari aspek teknis, ekonomis,dan yuridis;c. apabila memenuhi syarat sesuai peraturan yangberlaku, pengelola barang dapat mempertimbangkanuntuk menyetujui sesuai batas kewenangannya;d. pengguna barang melaksanakan tukar menukardengan berpedoman pada persetujuan pengelolabarang;e. pelaksanaan serah terima barang yang dilepas danbarang pengganti harus dituangkan dalam berita acaraserah terima barang.Bagian KeempatHibahPasal 58(1) Hibah barang milik negara/daerah dilakukan denganpertimbangan untuk kepentingan sosial, keagamaan,kemanusiaan, dan penyelenggaraan pemerintahannegara/daerah.(2) Hibah . . .- 38 -(2) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harusmemenuhi syarat sebagai berikut:a. bukan merupakan barang rahasia negara;b. bukan merupakan barang yang menguasai hajat

Page 24: PP No 26 Th 2006.docx

hidup orang banyak;c. tidak digunakan lagi dalam penyelenggaraan tugaspokok dan fungsi dan penyelenggaraan pemerintahannegara/daerah.Pasal 59(1) Hibah barang milik negara/daerah dapat berupa:a. tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkankepada pengelola barang untuk barang milik negaradan gubernur/bupati/walikota untuk barang milikdaerah;b. tanah dan/atau bangunan yang dari awalpengadaaannya direncanakan untuk dihibahkansesuai yang tercantum dalam dokumen penganggaran;c. barang milik negara/daerah selain tanah dan/ataubangunan.(2) Penetapan barang milik negara/daerah berupa tanahdan/atau bangunan yang akan dihibahkan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan oleh:a. pengelola barang untuk barang milik negara;b. gubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah,sesuai batas kewenangannya.(3) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adilaksanakan oleh:a. pengelola barang untuk barang milik negara;b. pengelola barang setelah mendapat persetujuangubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah.(4) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bdilaksanakan oleh:a. pengguna barang setelah mendapat persetujuanpengelola barang untuk barang milik negara;b. pengelola barang setelah mendapat persetujuangubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah.(5) Hibah . . .- 39 -(5) Hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cdilaksanakan oleh pengguna barang setelah mendapatpersetujuan pengelola barang.Pasal 60(1) Hibah barang milik negara sebagaimana dimaksud dalamPasal 59 ayat (1) huruf a dilaksanakan dengan ketentuansebagai berikut:a. pengelola barang mengkaji perlunya hibahberdasarkan pertimbangan dan syarat sebagaimanadimaksud dalam Pasal 58;b. pengelola barang menetapkan tanah dan/ataubangunan yang akan dihibahkan sesuai bataskewenangannya;c. proses persetujuan hibah dilaksanakan denganberpedoman pada ketentuan Pasal 46 ayat (1) danPasal 48 ayat (1);d. pelaksanaan serah terima barang yang dihibahkanharus dituangkan dalam berita acara serah terimabarang.(2) Hibah barang milik negara sebagaimana dimaksud dalamPasal 59 ayat (1) huruf b dan c dilaksanakan dengan

Page 25: PP No 26 Th 2006.docx

ketentuan sebagai berikut:a. pengguna barang mengajukan usulan kepadapengelola barang disertai denganalasan/pertimbangan, kelengkapan data, dan hasilpengkajian tim intern instansi pengguna barang;b. pengelola barang meneliti dan mengkaji berdasarkanpertimbangan dan syarat sebagaimana dimaksuddalam Pasal 58;c. apabila memenuhi syarat sesuai peraturan yangberlaku, pengelola barang dapat mempertimbangkanuntuk menyetujui sesuai batas kewenangannya;d. pengguna barang melaksanakan hibah denganberpedoman pada persetujuan pengelola barang;e. pelaksanaan serah terima barang yang dihibahkanharus dituangkan dalam berita acara serah terimabarang.Pasal 61 . . .- 40 -Pasal 61(1) Hibah barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalamPasal 59 ayat (1) huruf a dan b dilaksanakan denganketentuan sebagai berikut:a. pengelola barang mengajukan usul hibah tanahdan/atau bangunan kepadagubernur/bupati/walikota disertai denganalasan/pertimbangan, dan kelengkapan data;b. gubernur/bupati/walikota meneliti dan mengkajiberdasarkan pertimbangan dan syarat sebagaimanadimaksud dalam Pasal 58;c. apabila memenuhi syarat sesuai peraturan yangberlaku, gubernur/bupati/walikota dapatmempertimbangkan untuk menetapkan dan/ataumenyetujui tanah dan/atau bangunan yang akandihibahkan;d. proses persetujuan hibah dilaksanakan denganberpedoman pada ketentuan Pasal 46 ayat (2) danPasal 48 ayat (2);e. pengelola barang melaksanakan hibah denganberpedoman pada persetujuan gubernur/bupati/walikota;f. pelaksanaan serah terima barang yang dihibahkanharus dituangkan dalam berita acara serah terimabarang.(2) Hibah barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalamPasal 59 ayat (1) huruf c dilaksanakan dengan ketentuansebagai berikut:a. pengguna barang mengajukan usulan kepadaPengelola Barang disertai alasan/pertimbangan,kelengkapan data, dan hasil pengkajian tim interninstansi pengguna barang;b. pengelola barang meneliti dan mengkaji berdasarkanpertimbangan dan syarat sebagaimana dimaksuddalam Pasal 58;c. apabila memenuhi syarat sesuai peraturan yangberlaku, pengelola barang dapat mempertimbangkan

Page 26: PP No 26 Th 2006.docx

untuk menyetujui sesuai batas kewenangannya;d. pengguna barang melaksanakan hibah denganberpedoman pada persetujuan pengelola barang;e. pelaksanaan . . .- 41 -e. pelaksanaan serah terima barang yang dihibahkanharus dituangkan dalam berita acara serah terimabarang.Bagian KelimaPenyertaan Modal Pemerintah Pusat/DaerahPasal 62(1) Penyertaan modal pemerintah pusat/daerah atas barang miliknegara/daerah dilakukan dalam rangka pendirian,pengembangan, dan peningkatan kinerja badan usaha miliknegara/daerah atau badan hukum lainnya yang dimilikinegara/daerah;(2) Penyertaan modal pemerintah pusat/daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan pertimbangansebagai berikut:a. barang milik negara/daerah yang dari awal pengadaaannyasesuai dokumen penganggaran diperuntukkan bagi badanusaha milik negara/daerah atau badan hukum lainnyayang dimiliki negara/daerah dalam rangka penugasanpemerintah; ataub. barang milik negara/daerah lebih optimal apabila dikelolaoleh badan usaha milik Negara/daerah atau badan hukumlainnya yang dimiliki negara/daerah baik yang sudah adamaupun yang akan dibentuk.Pasal 63(1) Penyertaan modal pemerintah pusat/daerah atas barang miliknegara/daerah dapat berupa:a. tanah dan/atau bangunan yang telah diserahkan kepadapengelola barang untuk barang milik negara dangubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah;b. tanah dan/atau bangunan yang dari awal pengadaaannyadirencanakan untuk disertakan sebagai modal pemerintahpusat/daerah sesuai yang tercantum dalam dokumenpenganggaran;c. barang . . .- 42 -c. barang milik negara/daerah selain tanah dan/ataubangunan.(2) Penetapan barang milik negara/daerah berupa tanahdan/atau bangunan yang akan disertakan sebagai modalpemerintah pusat/daerah sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf a dilakukan oleh:a. pengelola barang untuk barang milik negara;b. gubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah,sesuai batas kewenangannya.(3) Penyertaan modal pemerintah pusat/daerah atas barang miliknegara/daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adilaksanakan oleh:a. pengelola barang untuk barang milik negara;b. pengelola barang setelah mendapat persetujuan gubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah.

Page 27: PP No 26 Th 2006.docx

(4) Penyertaan modal pemerintah pusat/daerah atas barang miliknegara/daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bdilaksanakan oleh:a. pengguna barang setelah mendapat persetujuan pengelolabarang untuk barang milik negara;b. pengelola barang setelah mendapat persetujuan gubernur/bupati/walikota untuk barang milik daerah.(5) Penyertaan modal pemerintah pusat/daerah atas barang miliknegara/daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf cdilaksanakan oleh pengguna barang setelah mendapatpersetujuan pengelola barang.Pasal 64(1) Penyertaan modal pemerintah pusat atas barang milik negarasebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1) huruf adilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:a. pengelola barang mengkaji perlunya penyertaan modalpemerintah berdasarkan pertimbangan dan syaratsebagaimana dimaksud dalam Pasal 62;b. pengelola barang menetapkan tanah dan/atau bangunanyang akan disertakan sebagai modal pemerintah sesuaibatas kewenangannya;c. proses . . .- 43 -c. proses persetujuan penyertaan modal pemerintahdilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan Pasal46 ayat (1) dan Pasal 48 ayat (1);d. pengelola barang menyiapkan Rancangan PeraturanPemerintah tentang Penyertaan Modal Pemerintah Pusatdengan melibatkan instansi terkait;e. pengelola barang menyampaikan Rancangan PeraturanPemerintah kepada Presiden untuk ditetapkan;f. penggelola barang melakukan serah terima barang kepadabadan usaha milik negara/daerah atau badan hukumlainnya milik negara/daerah yang dituangkan dalam beritaacara serah terima barang setelah Peraturan Pemerintahditetapkan.(2) Penyertaan modal pemerintah pusat atas barang milik negarasebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1) huruf b dan cdilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:a. pengguna barang mengajukan usulan kepada pengelolabarang disertai dengan alasan/pertimbangan, kelengkapandata, dan hasil pengkajian tim intern instansi penggunabarang;b. pengelola barang meneliti dan mengkaji berdasarkanpertimbangan dan syarat sebagaimana dimaksud dalamPasal 62;c. apabila memenuhi syarat sesuai peraturan yang berlaku,pengelola barang dapat mempertimbangkan untukmenyetujui sesuai batas kewenangannya;d. pengelola barang menyiapkan Rancangan PeraturanPemerintah tentang Penyertaan Modal Pemerintah Pusatdengan melibatkan instansi terkait;e. pengelola barang menyampaikan Rancangan PeraturanPemerintah kepada Presiden untuk ditetapkan;f. pengguna barang melakukan serah terima barang kepada

Page 28: PP No 26 Th 2006.docx

badan usaha milik negara/daerah atau badan hukumlainnya milik negara/daerah yang dituangkan dalam beritaacara serah terima barang setelah Peraturan Pemerintahditetapkan.Pasal 65 . . .- 44 -Pasal 65(1) Penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milikdaerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1) hurufa dan b dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:a. pengelola barang mengajukan usul penyertaan modalpemerintah atas tanah dan/atau bangunan kepadagubernur/bupati/walikota disertai dengan alasan/pertimbangan, dan kelengkapan data;b. gubernur/bupati/walikota meneliti dan mengkajiberdasarkan pertimbangan dan syarat sebagaimanadimaksud dalam Pasal 62;c. apabila memenuhi syarat sesuai peraturan yang berlaku,gubernur/bupati/walikota dapat mempertimbangkanuntuk menetapkan dan/atau menyetujui tanah dan/ataubangunan yang akan disertakan sebagai modalpemerintah;d. proses persetujuan penyertaan modal pemerintahdilaksanakan dengan berpedoman pada ketentuan Pasal 46ayat (2) dan Pasal 48 ayat (2);e. pengelola barang melaksanakan penyertaan modalpemerintah dengan berpedoman pada persetujuangubernur/bupati/walikota;f. pengelola barang menyiapkan Rancangan PeraturanDaerah tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerahdengan melibatkan instansi terkait;g. pengelola barang menyampaikan Rancangan PeraturanDaerah kepada DPRD untuk ditetapkan;h. pengguna barang melakukan serah terima barang kepadabadan usaha milik negara/daerah atau badan hukumlainnya milik negara/daerah yang dituangkan dalam beritaacara serah terima barang setelah Peraturan Pemerintah/Peraturan Daerah ditetapkan.(2) Penyertaan modal pemerintah daerah atas barang milikdaerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63 ayat (1) hurufc dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:a. pengguna barang mengajukan usulan kepada pengelolabarang disertai alasan/pertimbangan, kelengkapan data,dan hasil pengkajian tim intern instansi pengguna barang;b. pengelola . . .- 45 -b. pengelola barang meneliti dan mengkaji berdasarkanpertimbangan dan syarat sebagaimana dimaksud dalamPasal 62;c. apabila memenuhi syarat sesuai peraturan yang berlaku,pengelola barang dapat mempertimbangkan untukmenyetujui sesuai batas kewenangannya;d. pengelola barang menyiapkan Rancangan PeraturanDaerah tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerahdengan melibatkan instansi terkait;

Page 29: PP No 26 Th 2006.docx

e. pengelola barang menyampaikan Rancangan PeraturanDaerah kepada DPRD untuk ditetapkan;f. pengguna barang melakukan serah terima barang kepadabadan usaha milik negara/daerah atau badan hukumlainnya milik negara/daerah yang dituangkan dalam beritaacara serah terima barang setelah Peraturan Pemerintah/Peraturan Daerah ditetapkan.Pasal 66(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaanpenjualan, tukar menukar, hibah, dan penyertaan modalpemerintah atas barang milik negara diatur dalamPeraturan Menteri Keuangan.(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaanpenjualan, tukar menukar, hibah, dan penyertaan modalpemerintah atas barang milik daerah diatur dalamPeraturan Daerah dengan berpedoman pada kebijakanumum pengelolaan barang milik negara/daerah.BAB XIPENATAUSAHAANBagian PertamaPembukuanPasal 67(1) Kuasa pengguna barang/pengguna barang harusmelakukan pendaftaran dan pencatatan barang miliknegara/daerah ke dalam Daftar Barang Kuasa Pengguna(DBKP)/Daftar Barang Pengguna (DBP) menurutpenggolongan dan kodefikasi barang.(2) Pengelola ...- 46 -(2) Pengelola barang harus melakukan pendaftaran danpencatatan barang milik negara/daerah berupa tanahdan/atau bangunan dalam Daftar Barang MilikNegara/Daerah (DBMN/D) menurut penggolonganbarang dan kodefikasi barang.(3) Penggolongan dan kodefikasi barang sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan olehMenteri Keuangan.(4) Penggolongan dan kodefikasi barang daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan olehMenteri Dalam Negeri setelah mendapat pertimbanganMenteri Keuangan.Pasal 68(1) Kuasa pengguna barang/pengguna barang harusmenyimpan dokumen kepemilikan barang miliknegara/daerah selain tanah dan/atau bangunan yangberada dalam penguasaannya.(2) Pengelola barang harus menyimpan dokumenkepemilikan tanah dan/atau bangunan yang beradadalam pengelolaannya.Bagian KeduaInventarisasiPasal 69(1) Pengguna barang melakukan inventarisasi barang miliknegara/daerah sekurang-kurangnya sekali dalam limatahun.

Page 30: PP No 26 Th 2006.docx

(2) Dikecualikan dari ketentuan ayat (1), terhadap barangmilik negara/daerah yang berupa persediaan dankonstruksi dalam pengerjaan, pengguna barangmelakukan inventarisasi setiap tahun.(3) Pengguna barang menyampaikan laporan hasilinventarisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) kepada pengelola barang selambat-lambatnyatiga bulan setelah selesainya inventarisasi.Pasal 70 . . .- 47 -Pasal 70Pengelola barang melakukan inventarisasi barang miliknegara/daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang beradadalam penguasaannya sekurang-kurangnya sekali dalam limatahun.Bagian KetigaPelaporanPasal 71(1) Kuasa pengguna barang harus menyusun LaporanBarang Kuasa Pengguna Semesteran (LBKPS) danLaporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT)untuk disampaikan kepada pengguna barang.(2) Pengguna barang harus menyusun Laporan BarangPengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan BarangPengguna Tahunan (LBPT) untuk disampaikan kepadapengelola barang.(3) Pengelola barang harus menyusun Laporan Barang MilikNegara/Daerah (LBMN/D) berupa tanah dan/ataubangunan semesteran dan tahunan.(4) Pengelola barang harus menghimpun Laporan BarangPengguna Semesteran (LBPS) dan Laporan BarangPengguna Tahunan (LBPT) sebagaimana dimaksud padaayat (2) serta Laporan Barang Milik Negara/Daerah(LBMN/D) berupa tanah dan/atau bangunansebagaimana dimaksud pada ayat (3).(5) Pengelola barang harus menyusun Laporan Barang MilikNegara/Daerah (LBMN/D) berdasarkan hasilpenghimpun-an laporan sebagaimana dimaksud padaayat (4).Pasal 72Laporan Barang Milik Negara/Daerah (LBMN/D) sebagaimanadimaksud dalam Pasal 71 ayat (5) digunakan sebagai bahanuntuk menyusun neraca pemerintah pusat/daerah.Pasal 73Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaanpembukuan, inventarisasi, dan pelaporan barang milik negaradiatur dalam Peraturan Menteri Keuangan.BAB XII . . .- 48 -BAB XIIPEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIANBagian PertamaPembinaanPasal 74(1) Menteri Keuangan menetapkan kebijakan umum

Page 31: PP No 26 Th 2006.docx

pengelolaan barang milik negara/daerah.(2) Menteri Keuangan menetapkan kebijakan teknis danmelakukan pembinaan pengelolaan barang milik negara.(3) Menteri Dalam Negeri menetapkan kebijakan teknis danmelakukan pembinaan pengelolaan barang milik daerahsesuai dengan kebijakan sebagaimana ayat (1).Bagian KeduaPengawasan dan PengendalianPasal 75(1) Pengguna barang melakukan pemantauan danpenertiban terhadap penggunaan, pemanfaatan,pemindahtanganan, penatausahaan, pemeliharaan, danpengamanan barang milik negara/daerah yang berada dibawah penguasaannya.(2) Pelaksanaan pemantauan dan penertiban sebagaimanayang dimaksud pada ayat (1) untuk kantor/satuan kerjadilaksanakan oleh kuasa pengguna barang.(3) Kuasa pengguna barang dan pengguna barang dapatmeminta aparat pengawas fungsional untuk melakukanaudit tindak lanjut hasil pemantauan dan penertibansebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2).(4) Kuasa pengguna barang dan pengguna barangmenindaklanjuti hasil audit sebagaimana dimaksud padaayat (3) sesuai ketentuan perundang-undangan.Pasal 76 ...- 49 -Pasal 76(1) Pengelola barang berwenang untuk melakukanpemantauan dan investigasi atas pelaksanaanpenggunaan, pemanfaatan, dan pemindahtangananbarang milik negara/daerah, dalam rangka penertibanpenggunaan, pemanfaatan, dan pemindahtangananbarang milik negara/daerah sesuai ketentuan yangberlaku.(2) Sebagai tindak lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat(1), pengelola barang dapat meminta aparat pengawasfungsional untuk melakukan audit atas pelaksanaanpenggunaan, pemanfaatan, dan pemindahtangananbarang milik negara/daerah.(3) Hasil audit sebagaimana dimaksud pada ayat (2)disampaikan kepada pengelola barang untukditindaklanjuti sesuai ketentuan perundang-undangan.Pasal 77Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pelaksanaanPengawasan dan Pengendalian atas barang milik negaradiaturdalam Peraturan Menteri Keuangan.BAB XIIIKETENTUAN LAIN-LAINPasal 78(1) Pejabat/pegawai yang melaksanakan pengelolaan barangmilik negara/daerah yang menghasilkan penerimaannegara/daerah dapat diberikan insentif.(2) Pejabat/pegawai selaku pengurus barang dalammelaksanakan tugas rutinnya diberikan tunjangan yangbesarannya disesuaikan dengan kemampuan keuangan

Page 32: PP No 26 Th 2006.docx

negara/daerah.(3) Pemberian insentif dan/atau tunjangan kepadapejabat/pegawai yang melaksanakan pengelolaan barangmilik negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) danayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.(4) Pemberian . . .- 50 -(4) Pemberian insentif dan/atau tunjangan kepada pejabat/pegawai yang melaksanakan pengelolaan barang milikdaerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)diatur dengan Peraturan Daerah dengan berpedomanpada kebijakan umum pengelolaan barang miliknegara/daerah.Pasal 79(1) Barang milik negara/daerah yang digunakan oleh badanlayanan umum/badan layanan umum daerahmerupakan kekayaan negara/daerah yang tidakdipisahkan untuk menyelenggarakan kegiatan badanlayanan umum/badan layanan umum daerah yangbersangkutan.(2) Pengelolaan barang milik negara/daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) mengikuti ketentuan yang diaturdalam Peraturan Pemerintah ini, kecuali terhadapbarang-barang tertentu yang diatur tersendiri dalamPeraturan Pemerintah tentang Badan Layanan Umum.Pasal 80(1) Pengelola barang dapat membentuk badan layananumum dan/atau menggunakan jasa pihak lain dalampelaksanaan pemanfaatan dan pemindahtangananbarang milik negara berupa tanah dan/atau bangunan.(2) Pengelolaan barang milik negara yang berasal dari badankhusus yang dibentuk dalam rangka penyehatanperbankan, diatur tersendiri dengan Peraturan MenteriKeuangan.Pasal 81Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan barang milikdaerah diatur dalam Peraturan DaerahBAB XIVGANTI RUGI DAN SANKSIPasal 82(1) Setiap kerugian negara/daerah akibat kelalaian,penyalahgunaan/pelanggaran hukum atas pengelolaanbarang milik negara/daerah diselesaikan melaluituntutan ganti rugi sesuai dengan peraturan perundangundangan.(2) Setiap . . .- 51 -(2) Setiap pihak yang mengakibatkan kerugiannegara/daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dapat dikenakan sanksi administratif dan/atau sanksipidana sesuai dengan peraturan perundang-undangan.BAB XVKETENTUAN PERALIHANPasal 83(1) Barang milik negara/daerah berupa tanah dan/ataubangunan yang telah ada sebelum berlakunya Peraturan

Page 33: PP No 26 Th 2006.docx

Pemerintah ini wajib dilakukan inventarisasi dandiselesaikan dokumen kepemilikannya.(2) Inventarisasi dan penyelesaian dokumen kepemilikansebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjutoleh pengelola barang berkoordinasi dengan kementeriannegara/lembaga yang bertanggung jawab di bidangpertanahan nasional dan instansi teknis terkait.(3) Semua biaya yang timbul sebagai akibat pelaksanaanketentuan pada ayat (2) dibebankan pada AnggaranPendapatan dan Belanja Negara/Daerah.BAB XVIKETENTUAN PENUTUPPasal 84Pada saat berlakunya Peraturan Pemerintah ini, semuaperaturan yang mengatur mengenai pengelolaan barang miliknegara/daerah yang bertentangan dengan PeraturanPemerintah ini dinyatakan tidak berlaku.Pasal 85Ketentuan pelaksanaan sebagai tindak lanjut PeraturanPemerintah ini harus diselesaikan selambat-lambatnya satutahun terhitung sejak Peraturan Pemerintah ini diundangkan.Pasal 86Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.Agar...- 52 -Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.Ditetapkan di Jakartapada tanggal 14 Maret 2006PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,ttd.DR. H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONODiundangkan di Jakartapada tanggal 14 Maret 2006MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,ttd.HAMID AWALUDINLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2006 NOMOR 20Salinan sesuai dengan aslinyaDEPUTI MENTERI SEKRETARIS NEGARABIDANG PERUNDANG-UNDANGAN,ABDUL WAHIDPENJELASANATASPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIANOMOR 6 TAHUN 2006TENTANGPENGELOLAAN BARANG MILIK NEGARA/DAERAHI. UMUM1. PendahuluanDalam rangka menjamin terlaksananya tertib administrasi dan tertibpengelolaan barang milik negara/daerah diperlukan adanya kesamaan

Page 34: PP No 26 Th 2006.docx

persepsi dan langkah secara integral dan menyeluruh dari unsur-unsuryang terkait dalam pengelolaan barang milik negara/daerah.Pengelolaan barang milik negara/daerah sebagaimana diatur dalamPeraturan Pemerintah ini dilaksanakan dengan memperhatikan asas-asassebagai berikut:a. Asas fungsional, yaitu pengambilan keputusan dan pemecahan masalahmasalahdi bidang pengelolaan barang milik negara/daerah yangdilaksanakan oleh kuasa pengguna barang, pengguna barang, pengelolabarang dan gubernur/bupati/walikota sesuai fungsi, wewenang, dantanggung jawab masing-masing;b. Asas kepastian hukum, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerahharus dilaksanakan berdasarkan hukum dan peraturan perundangundangan;c. Asas transparansi, yaitu penyelenggaraan pengelolaan barang miliknegara/daerah harus transparan terhadap hak masyarakat dalammemperoleh informasi yang benar.d. Asas efisiensi, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerah diarahkanagar barang milik negara/daerah digunakan sesuai batasan-batasanstandar kebutuhan yang diperlukan dalam rangka menunjangpenyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintahan secara optimal;e. Asas akuntabilitas, yaitu setiap kegiatan pengelolaan barang miliknegara/daerah harus dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat;f. Asas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik negara/daerahharus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalamrangka optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan barang miliknegara/daerah serta penyusunan Neraca Pemerintah.2. Gambaran ...- 2 -2. Gambaran Umuma. Ruang Lingkup Barang Milik Negara/Daerah dan PengelolaanRuang lingkup barang milik negara/daerah dalam Peraturan Pemerintahini mengacu pada pengertian barang milik negara/daerah berdasarkanrumusan dalam Pasal 1 angka 10 dan angka 11 Undang-Undang Nomor1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Atas dasar pengertiantersebut lingkup barang milik negara/daerah disamping berasal daripembelian atau perolehan atas beban Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara/Daerah juga berasal dari perolehan lainnya yang sah. barangmilik negara/daerah yang berasal dari perolehan lainnya yang sahselanjutnya dalam Peraturan Pemerintah ini diperjelas lingkupnya yangmeliputi barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan/sejenisnya,diperoleh sebagai pelaksanaan perjanjian/kontrak, diperolehberdasarkan ketentuan undang-undang dan diperoleh berdasarkanputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.Pengaturan mengenai lingkup barang milik negara/daerah dalamPeraturan Pemerintah ini dibatasi pada pengertian barang miliknegara/daerah yang bersifat berwujud (tangible) sebagaimana dimaksudBab VII Pasal 42 sampai dengan Pasal 49 Undang-Undang Nomor 1Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.Pengelolaan barang milik negara/daerah dalam Peraturan Pemerintahini, meliputi perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan,penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian,penghapusan, pemindahtanganan, penatausahaan, pembinaan,pengawasan dan pengendalian. Lingkup pengelolaan barang miliknegara/daerah tersebut merupakan siklus logistik yang lebih terincisebagai penjabaran dari siklus logistik sebagaimana yang diamanatkandalam penjelasan Pasal 49 ayat (6) Undang-Undang Nomor 1 Tahun

Page 35: PP No 26 Th 2006.docx

2004, yang antara lain didasarkan pada pertimbangan perlunyapenyesuaian terhadap siklus perbendaharaan.b. Pejabat Pengelolaan Barang Milik Negara/DaerahPada dasarnya barang milik negara/daerah digunakan untukpenyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kementeriannegara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah sebagaimana dimaksuddalam Pasal 42 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004. Terkaitdengan hal tersebut, Pasal 4 ayat (1) dan Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 menetapkan bahwa menteri/pimpinanlembaga/kepala satuan kerja perangkat daerah adalah pengguna barangbagi kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah yangdipimpinnya.Sebagai ...- 3 -Sebagai konsekuensi dari prinsip tersebut di atas, maka tanah dan/ataubangunan milik negara/daerah yang tidak dimanfaatkan untukkepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi instansi yangbersangkutan wajib diserahkan pemanfaatannya kepada MenteriKeuangan/gubernur/bupati/walikota untuk kepentinganpenyelenggaraan tugas pemerintahan negara/daerah sebagaimanadiamanatkan dalam Pasal 49 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun2004. Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota melakukanpemanfaatan atas tanah dan/atau bangunan tersebut untuk:1) digunakan oleh instansi lain yang memerlukan tanah/bangunandalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya melaluipengalihan status penggunaan;2) dimanfaatkan, dalam bentuk sewa, kerja sama pemanfaatan, pinjampakai, bangun guna serah dan bangun serah guna; atau3) dipindahtangankan, dalam bentuk penjualan, tukar menukar, hibah,penyertaan modal pemerintah pusat/daerah.Dalam Peraturan Pemerintah ini diatur pejabat yang melakukanpengelolaan barang milik negara/daerah. Dalam pengelolan barang miliknegara, Menteri Keuangan adalah pengelola barang, menteri/pimpinanlembaga adalah pengguna barang, dan kepala kantor satuan kerjaadalah kuasa pengguna barang. Sedangkan dalam pengelolaan barangmilik daerah, gubernur/bupati/walikota adalah pemegang kekuasaanpengelolaan barang milik daerah, sekretaris daerah adalah pengelolabarang, dan kepala satuan kerja perangkat daerah adalah penggunabarang.Dasar pengaturan mengenai wewenang dan tanggung jawab pejabatpengelolaan barang milik negara/daerah adalah sebagai berikut:1) Menteri Keuangan selaku pengelola barang mempunyai fungsi yangmengacu pada ketentuan Pasal 7 ayat (2) huruf q, Pasal 42 ayat (1),Pasal 46 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004. Berdasarkanketentuan pada pasal-pasal tersebut, fungsi Menteri Keuangan selainmenyangkut fungsi pengaturan (regelling) juga melakukan fungsipengelolaan atas barang milik negara khususnya tanah dan/ataubangunan, termasuk mengambil berbagai keputusan administratif(beschikking). Dalam kedudukannya sebagai pengelola barang, dandihubungkan dengan amanat Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang Nomor17 tahun 2003, Menteri Keuangan juga berwenang mengajukan usuluntuk memperoleh persetujuan DPR, baik dalam rangkapemindahtangan barang milik negara berupa tanah dan/ataubangunan maupun pemindahtangan barang milik negara selain tanahdan/atau bangunan yang nilainya di atas Rp100.000.000.000,00

Page 36: PP No 26 Th 2006.docx

(seratus miliar rupiah).2) Menteri ...- 4 -2) Menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna barang mempunyaifungsi yang mengacu pada Pasal 9 huruf f Undang-Undang Nomor 17Tahun 2003 serta Pasal 4 huruf g dan huruf h, Pasal 42 ayat (2), danPasal 44 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004. Fungsimenteri/pimpinan lembaga selaku pengguna barang pada dasarnyamenyangkut penggunaan barang milik negara yang ada dalampenguasaannya dalam rangka penyelenggaraan tugas pokok danfungsi kementerian negara/lembaga. Dalam melaksanakan fungsidimaksud, menteri/pimpinan Lembaga berwenang menunjuk kuasapengguna barang.3) Gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintah daerahmempunyai fungsinya mengacu pada Pasal 5 huruf c, Pasal 43 ayat(1), Pasal 47 ayat (2), dan Pasal 49 ayat (3) Undang-Undang Nomor 1Tahun 2004. Gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahdaerah merupakan pemegang kekuasaan pengelolaan barang milikdaerah yang teknis pengelolaannya dilaksanakan oleh:a) sekretaris daerah sebagai pengelola barang atas dasarpertimbangan bahwa kepala satuan kerja pengelola keuangandaerah selaku bendahara umum daerah, fungsinya mengacu padaPasal 9 ayat (2) huruf q dan Pasal 43 ayat (2) Undang-UndangNomor 1 Tahun 2004, berkedudukan dibawah sekretaris daerah;b) kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pengguna barang,fungsinya mengacu pada Pasal 10 ayat (3) huruf f Undang-UndangNomor 17 Tahun 2003 serta Pasal 6 ayat (2) huruf f dan Pasal 43ayat (3) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004.c. Perencanaan Kebutuhan, Penganggaran, dan Pengadaan Barang MilikNegara/DaerahPerencanaan kebutuhan barang milik negara/daerah harus mampumenghubungkan antara ketersediaan barang sebagai hasil daripengadaan yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalansebagai dasar tindakan yang akan datang dalam rangka pencapaianefisiensi dan efektivitas pengelolaan barang milik negara/daerah. Hasilperencanaan kebutuhan tersebut merupakan salah satu dasar dalampenyusunan perencanaan anggaran pada kementerian/lembaga/satuankerja perangkat daerah. Perencanaan anggaran yang mencerminkankebutuhan riil barang milik negara/daerah padakementerian/lembaga/satuan kerja perangkat daerah selanjutnyamenentukan pencapaian tujuan pengadaan barang yang diperlukandalam rangka penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi pemerintah.d. Penggunaan ...- 5 -d. Penggunaan Barang Milik Negara/DaerahPada dasarnya barang milik negara/daerah digunakan untukpenyelenggaraan tugas pokok dan fungsi kementerian negara/lembaga/satuan kerja perangkat daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004. Oleh karena itu, sesuaiPasal 45 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 barang miliknegara/daerah yang diperlukan bagi penyelenggaraan tugaspemerintahan negara/daerah tidak dapat dipindahtangankan. Dalamrangka menjamin tertib penggunaan, pengguna barang harusmelaporkan kepada pengelola barang atas semua barang miliknegara/daerah yang diperoleh kementerian/lembaga/satuan kerja

Page 37: PP No 26 Th 2006.docx

perangkat daerah untuk ditetapkan status penggunaannya.e. Penatausahaan Barang Milik Negara/DaerahPenatausahaan barang milik negara/daerah meliputi pembukuan,inventarisasi, dan pelaporan. barang milik negara/daerah yang berada dibawah penguasaan pengguna barang/kuasa pengguna barang harusdibukukan melalui proses pencatatan dalam Daftar Barang KuasaPengguna oleh kuasa pengguna barang, Daftar Barang Pengguna olehpengguna barang dan Daftar Barang Milik Negara/Daerah oleh pengelolabarang. Proses inventarisasi, baik berupa pendataan, pencatatan, danpelaporan hasil pendataan barang milik negara/daerah merupakanbagian dari penatausahaan. Hasil dari proses pembukuan daninventarisasi diperlukan dalam melaksanakan proses pelaporan barangmilik negara/daerah yang dilakukan oleh kuasa pengguna barang,pengguna barang, dan pengelola barang.Hasil penatausahaan barang milik negara/daerah digunakan dalamrangka:- penyusunan neraca pemerintah pusat/daerah setiap tahun;- perencanaan kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan barang miliknegara/daerah setiap tahun untuk digunakan sebagai bahanpenyusunan rencana anggaran ;- pengamanan administratif terhadap barang milik negara/daerah.f. Pengamanan dan Pemeliharaan Barang Milik Negara/DaerahPengamanan administrasi yang ditunjang oleh pengamanan fisik danpengamanan hukum atas barang milik negara/daerah merupakanbagian penting dari pengelolaan barang milik negara/daerah. Kuasapengguna barang, pengguna barang dan pengelola barang memilikiwewenang dan tangung jawab dalam menjamin keamanan barang miliknegara/daerah yang berada di bawah penguasaannya dalam rangkamenjamin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pemerintah.g. Penilaian ...- 6 -g. Penilaian Barang Milik Negara/DaerahPenilaian barang milik negara/daerah diperlukan dalam rangkamendapatkan nilai wajar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Nilaiwajar atas barang milik negara/daerah yang diperoleh dari penilaian inimerupakan unsur penting dalam rangka penyusunan neracapemerintah, pemanfaatan dan pemindahtanganan barang miliknegara/daerah.h. Pemanfaatan dan PemindahtangananBarang milik negara/daerah dapat dimanfaatkan ataudipindahtangankan apabila tidak digunakan untuk penyelenggaraanpemerintahan negara/daerah. Dalam konteks pemanfaatan tidak terjadiadanya peralihan kepemilikan dari pemerintah kepada pihak lain.Sedangkan dalam konteks pemindahtanganan akan terjadi peralihankepemilikan atas barang milik negara/daerah dari pemerintah kepadapihak lain.Tanah dan/atau bangunan yang tidak dipergunakan sesuai tugas pokokdan fungsi instansi pengguna barang harus diserahkan kepada MenteriKeuangan selaku pengelola barang untuk barang milik negara, ataugubernur/bupati/walikota selaku pemegang kekuasaan pengelolaanbarang milik daerah untuk barang milik daerah. Penyerahan kembalibarang milik negara/daerah tersebut dilakukan dengan memperhatikankondisi status tanah dan/atau bangunan, apakah telah bersertifikat(baik dalam kondisi bermasalah maupun tidak bermasalah) atau tidakbersertifikat (baik dalam kondisi bermasalah maupun tidak bermasalah).

Page 38: PP No 26 Th 2006.docx

Barang milik negara/daerah berupa tanah dan/atau bangunan yangtelah diserahkan tersebut selanjutnya didayagunakan untukpenyelenggaraan pemerintahan negara, yang meliputi fungsi-fungsiberikut:1) Fungsi pelayananFungsi ini direalisasikan melalui pengalihan status penggunaan, dimana barang milik negara/daerah dialihkan penggunaannya kepadainstansi pemerintah lainnya untuk digunakan dalam rangkamemenuhi kebutuhan organisasi sesuai dengan tugas pokok danfungsinya.2) Fungsi budgeterFungsi ini direalisasikan melalui pemanfaatan danpemindahtanganan. Pemanfaatan dimaksud dilakukan dalam bentuksewa, kerjasama pemanfaatan, pinjam pakai, bangun guna serah danbangun serah guna. Sedangkan pemindahtanganan dilakukan dalambentuk penjualan, tukar menukar, hibah, dan penyertaan modalnegara/daerah.Kewenangan . . .- 7 -Kewenangan pelaksanaan pemanfaatan atau pemindahtanganan tanahdan/atau bangunan pada barang milik negara prinsipnya dilakukan olehpengelola barang, dan untuk barang milik daerah dilakukan olehgubernur/bupati/walikota, kecuali hal-hal sebagai berikut:1) Pemanfaatan tanah dan/atau bangunan untuk memperoleh fasilitasyang diperlukan dalam rangka menunjang tugas pokok dan fungsiinstansi pengguna dan berada di dalam lingkungan instansipengguna, contohnya : kantin, bank dan koperasi.2) Pemindahtanganan dalam bentuk tukar-menukar berupa tanahdan/atau bangunan yang masih digunakan untuk tugas pokok danfungsi namun tidak sesuai dengan tata ruang wilayah atau penataankota.3) Pemindahtanganan dalam bentuk penyertaan modal pemerintahpusat/daerah berupa tanah dan/atau bangunan yang sejak awalpengadaannya sesuai dokumen penganggaran diperuntukkan bagibadan usaha milik negara/daerah atau badan hukum lainnya yangdimiliki negara.Pengecualian tersebut, untuk barang milik negara dilakukan olehpengguna barang dengan persetujuan pengelola barang, sedangkanuntuk barang milik daerah dilakukan oleh pengelola barang denganpersetujuan gubernur/bupati/walikota.II. PASAL DEMI PASALPasal 1Cukup jelas.Pasal 2Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Huruf aCukup jelas.Huruf bTermasuk dalam pengertian ini meliputi: kontrak karya,kontrak bagi hasil, kontrak kerja sama pemanfaatan.Huruf cMisalnya: Undang-Undang Kepabeanan, termasukpengertian ini meliputi barang milik negara yang

Page 39: PP No 26 Th 2006.docx

diperoleh dari aset asing/cina dan sebagainya.Huruf dCukup jelas.Pasal 3 . . .- 8 -Pasal 3Cukup jelas.Pasal 4Cukup jelas.Pasal 5Ayat (1)Cukup jelas .Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3)Cukup jelas.Ayat (4)Huruf aCukup jelas.Huruf bCukup jelas.Huruf cCukup jelas.Huruf dYang dimaksud dengan mengatur pelaksanaan adalahmenindaklanjuti persetujuan gubernur/bupati/walikotasecara administratif.Huruf eCukup jelas.Huruf fCukup jelas.Pasal 6Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Huruf aCukup jelas.Huruf bCukup jelas.Huruf cCukup jelas.Huruf dCukup jelas.Huruf eCukup jelas.Huruf fCukup jelas.Huruf g . . .- 9 -Huruf gCukup jelas.Huruf hCukup jelas.Huruf iCukup jelas.

Page 40: PP No 26 Th 2006.docx

Huruf jPenyerahan dimaksud meliputi bukan hanya terhadaptanah dan bangunan yang berlebih tetapi juga termasuktanah dan bangunan yang karena alasan tertentu tidakdapat lagi digunakan untuk kepentingan penyelenggaraantugas pokok dan fungsi instansi yang bersangkutan.Huruf kCukup jelas.Huruf lCukup jelas.Huruf mCukup jelas.Pasal 7Ayat (1)Yang dimaksud dengan Kepala Kantor adalah pejabat yangmempunyai anggaran/Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran(DIPA) seperti sekretaris jenderal, inspektur jenderal, direkturjenderal, kepala kantor wilayah, dan kepala kantor satuankerja.Ayat (2)Cukup jelas.Pasal 8Cukup jelas.Pasal 9Ayat (1)Yang dimaksud dengan ketersediaan barang miliknegara/daerah yang ada adalah barang milik negara/daerahbaik yang ada di pengelola barang maupun pengguna barang.Ayat (2)Perencanaan kebutuhan dimaksud meliputi perencanaankebutuhan pengadaan dan perencanaan kebutuhanpemeliharaan barang milik negara/daerah.Ayat (3)Yang dimaksud standar kebutuhan adalah standar sarana danprasarana.Pasal 10Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2) . . .- 10 -Ayat (2)Cukup jelasAyat (3)- Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara/Daerah tersebutdigunakan sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerjadan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga/Satuan KerjaPerangkat Daerah.- Termasuk data barang pada pengguna barang dan/ataupengelola barang adalah Laporan Pengguna BarangSemesteran, Laporan Pengguna Barang Tahunan, LaporanPengelola Barang Semesteran, Laporan Pengelola Tahunan,dan sensus barang serta Laporan Barang MilikNegara/Daerah Semesteran dan Tahunan.Pasal 11Cukup jelas.

Page 41: PP No 26 Th 2006.docx

Pasal 12Cukup jelas.Pasal 13Cukup jelas.Pasal 14Ayat (1)Huruf aUsul penggunaan meliputi barang milik negara yangdigunakan oleh pengguna barang untuk penyelenggaraantugas pokok dan fungsi, termasuk barang milik negarayang ada pada pengguna barang yang direncanakanuntuk dihibahkan kepada pihak ketiga atau yang akandijadikan penyertaan modal negara.Huruf bPenetapan status penggunaan barang milik negara olehpengelola barang disertai dengan ketentuan:1) pengguna barang mencatat barang milik negaratersebut dalam Daftar Barang Pengguna apabilabarang milik negara itu akan digunakan sendiri olehpengguna barang untuk menyelenggarakan tugaspokok dan fungsinya;2) pengguna barang menyampaikan Berita Acara SerahTerima Pengelolaan Sementara Barang Milik Negarakepada pengelola barang apabila barang milik negaraitu akan dihibahkan atau dijadikan penyertaan modalnegara.Ayat (3) . . .- 11 -Ayat (2)Huruf aUsul penggunaan meliputi barang milik daerah yangdigunakan oleh pengguna barang untuk penyelenggaraantugas pokok dan fungsi, termasuk barang milik daerahyang ada pada pengguna barang yang direncanakanuntuk dihibahkan kepada pihak ketiga atau yang akandijadikan penyertaan modal daerah.Huruf bPenetapan status penggunaan barang milik daerah olehpengelola barang disertai dengan ketentuan:1) pengguna barang mencatat barang milik daerahtersebut dalam Daftar Barang Pengguna apabilabarang milik daerah itu akan digunakan sendiri olehpengguna barang untuk menyelenggarakantupoksinya;2) pengguna barang menyampaikan Berita Acara SerahTerima Pengelolaan Sementara Barang Milik Daerahkepada pengelola barang apabila barang milik daerahitu akan dihibahkan atau dijadikan penyertaan modaldaerah.Pasal 15Cukup jelas.Pasal 16Cukup jelas.Pasal 17Ayat (1)

Page 42: PP No 26 Th 2006.docx

Cukup jelas.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3)Cukup jelas.Ayat (4)Yang dimaksud tindak lanjut pengelolaan dalam ayat ini, bahwadiupayakan terlebih dahulu memprioritaskan penetapan statuspenggunaannya untuk penyelenggaraan tugas pokok dan fungsiinstansi pemerintah lainnya. Yang selanjutnya apabila ternyatatidak diperlukan/dibutuhkan instansi pengguna lain dalammelaksanakan tugas pokok dan fungsi, maka pemanfaatanterhadap barang tersebut diupayakan dalam rangkaoptimalisasi pemanfaatan barang milik negara/daerah.Pemindahtanganan merupakan upaya terakhir apabila barangtersebut memang benar-benar sudah tidak dapat digunakanatau dimanfaatkan.Pasal 18 . . .- 12 -Pasal 18Cukup jelas.Pasal 19Ayat (1)Pemanfaatan barang milik negara untuk kepentinganpenyelenggaraan tugas pemerintahan negara dilakukan olehpengelola barang dalam rangka peningkatan penerimaan negarasebagai sumber pendapatan negara yang merupakan bagiandari pelaksanaan fungsi bendahara umum negara.Ayat (2)Pemanfaatan barang milik daerah untuk kepentinganpenyelenggaraan tugas pemerintahan daerah dilakukan olehpengelola barang dalam rangka peningkatan penerimaandaerah sebagai sumber pendapatan daerah yang merupakanbagian dari pelaksanaan fungsi bendahara umum daerah.Ayat (3)Yang dimaksud dengan menunjang kepentinganpenyelenggaraan tugas pokok dan fungsi adalah untukkepentingan kegiatan di lingkungan perkantoran, sepertikantin, bank, koperasi, ruang serbaguna/aula.Ayat (4)Barang milik negara/daerah selain tanah dan/atau bangunanyang menjadi lingkup pemanfaatan ini adalah barang miliknegara/daerah yang sudah tidak digunakan oleh penggunabarang untuk menyelenggarakan atau menunjang tupoksiinstansi bersangkutan.Ayat (5)Pertimbangan teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat iniantara lain kondisi/keadaan barang milik negara/daerah danrencana penggunaan/peruntukan.Pasal 20Cukup jelas.Pasal 21Cukup jelas.Pasal 22Ayat (1)

Page 43: PP No 26 Th 2006.docx

Pemanfaatan barang milik daerah, selain penyewaan dapatdipungut retribusi yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3)Cukup jelas.Ayat (4)Cukup jelas.Ayat (5) . . .- 13 -Ayat (5)Uang sewa dibayar dimuka sesuai dengan jangka waktupenyewaan.Pasal 23Ayat (1)Tidak termasuk dalam pengertian pinjam pakai dalam ayat iniadalah pengalihan penggunaan barang antar pengguna barangmilik negara atau antar pengguna barang milik daerah yangmerupakan bentuk perubahan status penggunaan.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3)Cukup jelas.Pasal 24Cukup jelas.Pasal 25Cukup jelas.Pasal 26Ayat (1)Huruf aCukup jelas.Huruf bYang termasuk barang milik negara/daerah yang bersifatkhusus antara lain barang yang mempunyai spesifikasitertentu sesuai dengan peraturan perundangan yangberlaku.Huruf cCukup jelas.Huruf dCukup jelas.Huruf eCukup jelas.Huruf fCukup jelas.Huruf gCukup jelas.Ayat (2)Cukup jelas.Pasal 27Ayat (1)Huruf a . . .- 14 -Huruf aSpesifikasi bangunan dan fasilitas pada pelaksanaanbangun guna serah dan bangun serah guna disesuaikan

Page 44: PP No 26 Th 2006.docx

dengan kebutuhan penyelenggaraan tugas pokok danfungsi.Huruf bCukup jelas.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3)Cukup jelas.Ayat (4)Cukup jelas.Ayat (5)Keikutsertaan pengguna barang dan/atau kuasa penggunabarang dalam pelaksanaan bangun guna serah dan bangunserah guna dimulai dari tahap persiapan pembangunan,pelaksanaan pembangunan sampai dengan penyerahan hasilbangun serah guna dan bangun guna serah.Pasal 28Yang dimaksud dengan hasil adalah bangunan beserta fasilitas yangtelah diserahkan oleh mitra setelah berakhirnya jangka waktu yangdiperjanjikan untuk bangun guna serah dan setelah selesainyapembangunan untuk bangun serah guna.Pasal 29Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3)Huruf aCukup jelas.Huruf bCukup jelas.Huruf cYang dimaksud objek bangun guna serah dan bangunserah guna dalam ketentuan ini adalah tanah besertabangunan dan atau sarana berikut fasilitasnya.Ayat (4)Cukup jelas.Ayat (5) . . .- 15 -Ayat (5)Cukup jelas.Ayat (6)Cukup jelas.Ayat (7)Cukup jelas.Pasal 30Cukup jelas.Pasal 31Cukup jelas.Pasal 32Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)- Pengamanan administrasi meliputi kegiatan pembukuan,penginventarisasian, dan pelaporan barang milik

Page 45: PP No 26 Th 2006.docx

negara/daerah serta penyimpanan dokumen kepemilikansecara tertib.- Pengamanan fisik antara lain ditujukan untuk mencegahterjadinya penurunan fungsi barang, penurunan jumlahbarang dan hilangnya barang.- Pengamanan fisik untuk tanah dan bangunan antara laindilakukan dengan cara pemagaran dan pemasangan tandabatas tanah, sedangkan untuk selain tanah dan bangunanantara lain dilakukan dengan cara penyimpanan danpemeliharaan.- Pengamanan hukum antara lain meliputi kegiatanmelengkapi bukti status kepemilikan.Pasal 33Ayat (1)Yang dimaksud dengan disertifikatkan atas nama PemerintahRepublik Indonesia/pemerintah daerah yang bersangkutanadalah penerbitan sertifikat hak atas tanah milik pemerintahpusat langsung atas nama Pemerintah Republik Indonesia danpenerbitan sertifikat hak atas tanah milik pemerintah daerahlangsung atas nama pemerintah propinsi/kabupaten/kota.Selanjutnya pengelola barang untuk tanah milik pemerintahpusat, dan gubernur/bupati/ walikota untuk tanah milikpemerintah daerah, akan menerbitkan surat penetapan statuspenggunaan tanah kepada masing-masing penggunabarang/kuasa pengguna barang sebagai dasar penggunaantanah tersebut. Hak atas tanah yang dapat diterbitkan berupahak . . .- 16 -hak yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundanganyang berlaku.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3)Cukup jelas.Ayat (4)Cukup jelas.Pasal 34Cukup jelas.Pasal 35Ayat (1)Yang dimaksud dengan pemeliharaan adalah suatu rangkaiankegiatan untuk menjaga kondisi dan memperbaiki semuabarang milik negara/daerah agar selalu dalam keadaan baikdan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasilguna.Ayat (2)Daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang merupakan bagian dariDaftar Kebutuhan Barang Milik Negara/Daerah.Ayat (3)Cukup jelas.Pasal 36Ayat (1)Yang dimaksud secara berkala adalah setiap enam bulan/persemester.Ayat (2)

Page 46: PP No 26 Th 2006.docx

Cukup jelas.Pasal 37Cukup jelas.Pasal 38Cukup jelas.Pasal 39Ayat (1)Yang dimaksud dengan tim adalah panitia penaksir harga yangunsurnya terdiri dari instansi terkait.Yang dimaksud dengan penilai independen adalah penilai yangbersertifikat dibidang penilaian aset yang dikeluarkan olehpejabat yang berwenang.Ayat (2) . . .- 17 -Ayat (2)Yang dimaksud dengan penilai independen adalah penilai yangbersertifikat dibidang penilaian aset yang dikeluarkan olehpejabat yang berwenang.Ayat (3)Cukup jelas.Ayat (4)Cukup jelas.Pasal 40Ayat (1)Yang dimaksud dengan tim adalah panitia penaksir harga yangunsurnya terdiri dari instansi terkait.Yang dimaksud dengan penilai independen adalah penilai yangbersertifikat dibidang penilaian aset yang dikeluarkan olehpejabat yang berwenang.Ayat (2)Yang dimaksud dengan penilai independen adalah penilai yangbersertifikat dibidang penilaian aset yang dikeluarkan olehpejabat yang berwenang.Ayat (3)Cukup jelas.Ayat (4)Cukup jelas.Pasal 41Cukup jelas.Pasal 42Ayat (1)Barang milik negara/daerah sudah tidak berada dalampenguasaan pengguna barang dan/atau kuasa pengguna barangdisebabkan karena:- penyerahan kepada pengelola barang;- pengalihgunaan barang milik negara/daerah selain tanahdan/atau bangunan kepada pengguna barang lain;- pemindahtanganan atas barang milik negara/daerah selaintanah dan/atau bangunan kepada pihak lain;- pemusnahan;- sebab-sebab lain antara lain karena hilang, kecurian,terbakar, susut, menguap, mencair.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3) ...

Page 47: PP No 26 Th 2006.docx

- 18 -Ayat (3)Cukup jelas.Pasal 43Ayat (1)Yang dimaksud dengan beralihnya kepemilikan adalah karenaatas barang milik negara/daerah dimaksud telah terjadipemindahtanganan atau dalam rangka menjalankan putusanpengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dansudah tidak ada upaya hukum lainnya.Yang dimaksud karena sebab-sebab lain antara lain adalahkarena hilang, kecurian, terbakar, susut, menguap, mencair.Ayat (2)Cukup jelas.Pasal 44Ayat (1)Yang dimaksud dengan sesuai ketentuan perundang-undanganantara lain seperti Undang-Undang Kepabeanan.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3)Cukup jelas.Pasal 45Cukup jelas .Pasal 46Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3)Huruf a- Tidak sesuai dengan tata ruang wilayah artinya padalokasi tanah dan/atau bangunan milik negara/daerahdimaksud terjadi perubahan peruntukan dan/ataufungsi kawasan wilayah, misalnya dari peruntukanwilayah perkantoran menjadi wilayah perdagangan.- Tidak sesuai dengan penataan kota artinya atas tanahdan/atau bangunan milik negara/daerah dimaksudperlu dilakukan penyesuaian, yang berakibat padaperubahan luas tanah dan/atau bangunan tersebut.Huruf b . . .- 19 -Huruf bYang dihapuskan adalah bangunan yang berdiri di atastanah tersebut untuk dirobohkan yang selanjutnyadidirikan bangunan baru di atas tanah yang sama(rekonstruksi) sesuai dengan alokasi anggaran yang telahdisediakan dalam dokumen penganggaran.Huruf cYang dimaksud dengan tanah dan/atau bangunandiperuntukkan bagi pegawai negeri adalah:- tanah dan/atau bangunan, yang merupakan kategorirumah negara golongan III.- tanah, yang merupakan tanah kavling yang menurutperencanaan awal pengadaannya untuk pembangunan

Page 48: PP No 26 Th 2006.docx

perumahan pegawai negeri.Huruf dYang dimaksudkan dengan kepentingan umum adalahkegiatan yang menyangkut kepentingan bangsa dannegara, masyarakat luas, rakyat banyak/bersama,dan/atau kepentingan pembangunan.Kategori bidang-bidang kegiatan yang termasuk untukkepentingan umum antara lain sebagai berikut:- jalan umum, jalan tol, rel kereta api, saluran airminum/air bersih dan/atau saluran pembuangan air;- waduk, bendungan dan bangunan pengairan lainnyatermasuk saluran irigasi;- rumah sakit umum dan pusat-pusat kesehatanmasyarakat;- pelabuhan atau bandar udara atau stasiun kereta apiatau terminal;- peribadatan;- pendidikan atau sekolah;- pasar umum;- fasilitas pemakaman umum;- fasilitas keselamatan umum seperti antara laintanggul penanggulangan bahaya banjir, lahar dan lainlainbencana;- pos dan telekomunikasi;- sarana olahraga;- stasiun penyiaran radio, televisi beserta saranapendukungnya untuk lembaga penyiaran publik ;- kantor pemerintah, pemerintah daerah, perwakilannegara asing, Perserikatan Bangsa-Bangsa, lembagainternasional dibawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa;- fasilitas . . .- 20 -- fasilitas Tentara Nasional Indonesia dan KepolisianNegara Republik Indonesia sesuai dengan tugas pokokdan fungsinya ;- rumah susun sederhana;- tempat pembuangan sampah;- cagar alam dan cagar budaya;- pertamanan;- panti sosial;- pembangkit, transmisi, distribusi tenaga listrik.Huruf eBarang milik negara/daerah yang ditetapkan sebagaipelaksanaan perundang-undangan karena adanyakeputusan pengadilan atau penyitaan, dapatdipindahtangankan tanpa memerlukan persetujuan DPR.Pasal 47Cukup jelas.Pasal 48Cukup jelas.Pasal 49Cukup jelas.Pasal 50Cukup jelas.

Page 49: PP No 26 Th 2006.docx

Pasal 51Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Lelang adalah penjualan barang milik negara/daerah dihadapan pejabat lelang.Ayat (3)Huruf a.Yang termasuk barang milik negara/daerah yang bersifatkhusus adalah barang-barang yang diatur secara khusussesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku;misalnya, rumah negara golongan III yang dijual kepadapenghuni, dan kendaraan dinas perorangan pejabatnegara yang dijual kepada pejabat negara.Huruf b.Cukup jelas.Pasal 52Cukup jelas.Pasal 53 . . .- 21 -Pasal 53Cukup jelas.Pasal 54Ayat (1)Tukar menukar sebagaimana dimaksud dalam ayat iniditempuh apabila pemerintah tidak dapat menyediakan tanahdan/atau bangunan pengganti .Ayat (2)Yang dimaksud dengan pihak swasta dalam ayat ini adalahpihak swasta baik yang berbentuk badan hukum maupunperorangan.Ayat (3)Yang dimaksud dengan pihak swasta dalam ayat ini adalahpihak swasta baik yang berbentuk badan hukum maupunperorangan.Pasal 55Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Yang dimaksud dengan sesuai batas kewenangan dalam pasalini adalah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 46 sampaidengan Pasal 48 Peraturan Pemerintah ini.Ayat (3)Cukup jelas.Ayat (4)Cukup jelas.Ayat (5)Cukup jelas.Pasal 56Ayat (1)Huruf aCukup jelas.Huruf bYang dimaksud dengan sesuai batas kewenangan dalampasal ini adalah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal

Page 50: PP No 26 Th 2006.docx

46 sampai dengan Pasal 48 Peraturan Pemerintah ini.Huruf cCukup jelas.Huruf dCukup jelas.Ayat (2) . . .- 22 -Ayat (2)Huruf aCukup jelas.Huruf bCukup jelas.Huruf cYang dimaksud dengan sesuai batas kewenangan dalampasal ini adalah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal46 sampai dengan Pasal 49 Peraturan Pemerintah ini.Huruf dCukup jelas.Huruf eCukup jelas.Pasal 57Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Huruf aCukup jelas.Huruf bCukup jelas.Huruf cYang dimaksud dengan sesuai batas kewenangan dalampasal ini adalah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal50 Peraturan Pemerintah ini.Huruf dCukup jelas.Huruf eCukup jelas.Pasal 58Cukup jelas.Pasal 59Ayat (1)Cukup jelas.Ayat (2)Yang dimaksud dengan sesuai batas kewenangan dalam pasalini adalah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 46 sampaidengan Pasal 49 Peraturan Pemerintah ini.Ayat (3)Cukup jelas.Ayat (4)Cukup jelas.Ayat (5) . . .- 23 -Ayat (5)Cukup jelas.Pasal 60Ayat (1)

Page 51: PP No 26 Th 2006.docx

Huruf aCukup jelasHuruf bYang dimaksud dengan sesuai batas kewenangan dalampasal ini adalah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal46 dan Pasal 48 Peraturan Pemerintah ini.Huruf cCukup jelas.Huruf dCukup jelasAyat (2)Huruf aCukup jelas.Huruf bCukup jelas.Huruf cYang dimaksud dengan sesuai batas kewenangan dalampasal ini adalah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal46 sampai dengan Pasal 49 Peraturan Pemerintah ini.Huruf dCukup jelas.Huruf eCukup jelas.Pasal 61Ayat (1)Huruf aCukup jelas.Huruf bCukup jelas.Huruf cBarang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunanyang dari awal pengadaannya direncanakan untukdihibahkan, tidak memerlukan adanya penetapangubernur/bupati/ walikota.Huruf dCukup jelas.Huruf eCukup jelas.Huruf fCukup jelas.Ayat (2) . . .- 24 -Ayat (2)Huruf aCukup jelas.Huruf bCukup jelas.Huruf cYang dimaksud dengan sesuai batas kewenangan dalampasal ini adalah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal50 Peraturan Pemerintah ini.Huruf dCukup jelas.Huruf eCukup jelas.

Page 52: PP No 26 Th 2006.docx

Pasal 62Cukup jelas.Pasal 63Ayat (1)Huruf aCukup jelas.Huruf bCukup jelas.Huruf cBarang milik negara/daerah selain tanah dan/ataubangunan yang dimaksud pada ayat ini meliputi:- barang milik negara/daerah selain tanah dan/ataubangunan yang dari awal pengadaannya untukdisertakan sebagai modal pemerintah;- barang milik negara/daerah selain tanah dan/ataubangunan yang lebih optimal untuk disertakansebagai modal pemerintah.Ayat (2)Yang dimaksud dengan sesuai batas kewenangan dalam pasalini adalah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 46 danPasal 48 Peraturan Pemerintah ini.Ayat (3)Cukup jelas.Ayat (4)Cukup jelas.Ayat (5)Cukup jelas.Pasal 64 . . .- 25 -Pasal 64Ayat (1)Huruf aTermasuk dalam kegiatan pengkajian adalah kegiatankoordinasi dengan badan usaha milik negara/daerah,kementerian negara/lembaga yang bertanggungjawab dibidang pembinaan badan usaha milik negara/daerah.Huruf bYang dimaksud dengan sesuai batas kewenangan dalampasal ini adalah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal46 dan Pasal 48 Peraturan Pemerintah ini.Huruf cCukup jelas.Huruf dCukup jelas.Huruf eCukup jelas.Huruf fCukup jelas.Ayat (2)Huruf aApabila perolehan barang milik negara berasal daripengeluaran anggaran, maka usulan penyertaan modalpemerintah disertai hasil audit badan pemeriksapemerintah.Huruf b

Page 53: PP No 26 Th 2006.docx

Termasuk dalam kegiatan pengkajian adalah kegiatankoordinasi dengan badan usaha milik negara/daerah,kementerian negara/lembaga yang bertanggungjawab dibidang pembinaan badan usaha milik negara/daerah danpengguna barang.Huruf cYang dimaksud dengan sesuai batas kewenangan dalampasal ini adalah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal46 sampai dengan Pasal 49 Peraturan Pemerintah ini.Huruf dCukup jelas.Huruf eCukup jelas.Huruf fCukup jelas.Pasal 65Ayat (1)Huruf aCukup jelas.Huruf b . . .- 26 -Huruf bTermasuk dalam kegiatan pengkajian adalah kegiatankoordinasi dengan badan usaha milik negara/daerah danpengelola barang.Huruf cBarang milik daerah berupa tanah dan/atau bangunanyang dari awal pengadaannya direncanakan untukdihibahkan, tidak memerlukan adanya penetapangubernur/bupati/ walikota.Huruf dCukup jelas.Huruf eCukup jelas.Huruf fCukup jelas.Huruf gCukup jelas.Huruf hCukup jelas.Ayat (2)Huruf aApabila perolehan barang milik negara berasal daripengeluaran anggaran, maka usulan penyertaan modalpemerintah disertai hasil audit badan pemeriksapemerintah.Huruf bTermasuk dalam kegiatan pengkajian adalah kegiatankoordinasi dengan badan usaha milik daerah danpengguna barang.Huruf cYang dimaksud dengan sesuai batas kewenangan dalampasal ini adalah sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal50 Peraturan Pemerintah ini.Huruf d

Page 54: PP No 26 Th 2006.docx

Cukup jelas.Huruf eCukup jelas.Huruf fCukup jelas.Pasal 66Cukup jelas.Pasal 67 . . .- 27 -Pasal 67Ayat (1)Dalam Daftar Barang Milik Negara/Daerah termasuk barangmilik negara/daerah yang dimanfaatkan oleh pihak lain.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3)Cukup jelas.Ayat (4)Cukup jelas.Pasal 68Cukup jelas.Pasal 69Ayat (1)Yang dimaksud dengan inventarisasi dalam waktu sekurangkurangnyasekali dalam lima tahun adalah sensus barang.Ayat (2)Yang dimaksud dengan inventarisasi terhadap persediaan dankonstruksi dalam pengerjaan antara lain adalah opname fisik.Ayat (3)Cukup jelas.Pasal 70Cukup jelas.Pasal 71Cukup jelas.Pasal 72Cukup jelas.Pasal 73Cukup jelas.Pasal 74Ayat (1)Yang dimaksud dengan kebijakan umum dalam hal ini adalahkebijakan yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan secaratertulis baik dalam bentuk Peraturan Menteri Keuanganmaupun yang berbentuk surat Menteri Keuangan yang memuatprinsip-prinsip pengelolaan barang milik negara/daerah.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3) . . .- 28 -Ayat (3)Cukup jelas.Pasal 75Cukup jelas.Pasal 76Ayat (1)

Page 55: PP No 26 Th 2006.docx

Yang dimaksud investigasi adalah penyelidikan denganmencatat atau merekam fakta-fakta; melakukan peninjauandengan tujuan memperoleh jawaban atas pertanyaanpertanyaan(peristiwa-peristiwa) yang berkaitan denganpenggunaan, pemanfaatan, dan pemindahtanganan barangmilik negara/daerah.Ayat (2)Cukup jelas.Ayat (3)Cukup jelas.Pasal 77Cukup jelas.Pasal 78Cukup jelas.Pasal 79Cukup jelas.Pasal 80Ayat (1)Pembentukan badan layanan umum dan/atau penggunaan jasapihak lain dimaksudkan agar pelaksanaan pemanfaatan danpemindahtanganan dapat dilaksanakan secara lebihprofesional.Ayat (2)Cukup jelas.Pasal 81Cukup Jelas.Pasal 82Cukup jelas.Pasal 83Cukup jelas.Pasal 84 . . .- 29 -Pasal 84Cukup jelas.Pasal 85Cukup jelas.Pasal 86Cukup jelas.TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4609