bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2014-1-01268-mn...

25
9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216) mendefinisikan manajemen operasi sebagai bidang manajemen yang mengkhususkan pada produksi barang.Artinya kegiatan operasi hanya berfokus pada kegiatan memproduksi barang dan memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan sektor produksi. Menurut Heizer dan Render (2010:4), manajemen operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Dari pengertian diatas dapat disimpulan bahwa manajemen operasi merupakan sebuah kegiatan produksi dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada sehingga menghasilkan input menjadi output yang mempunyai nilai lebih tinggi dibandingkan input dan mempunyai nilai dalam bentuk barang dan jasa. 2.2 Peramalan 2.2.1 Pengertian Peramalan Deitiana (2011:32), berpendapat bahwa peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memprediksi kejadian di masa depan.Peramalan menjadi penting sebab situasi dan kondisi yang berkaitan dengan ekonomi dan kegiatan usaha dihadapkan pada : Meningkatnya kompleksitas organisasi Meningkatnya ukuran – ukuran keberhasilan organisasi Perubahan lingkungan yang sangat cepat Suatu perusahaan melakukan kegiatan untuk mencapai sesuatu pada waktu yang akan datang serta memperhitungkan kondisi yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. Kondisi pada waktu yang akan datang tidaklah dapat diperkirakan secara pasti, sehingga perusahaan mau tidak mau harus

Upload: lynhu

Post on 14-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

9

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Manajemen Operasi

Daft (2006:216) mendefinisikan manajemen operasi sebagai bidang manajemen

yang mengkhususkan pada produksi barang.Artinya kegiatan operasi hanya berfokus

pada kegiatan memproduksi barang dan memecahkan masalah-masalah yang

berkaitan dengan sektor produksi.

Menurut Heizer dan Render (2010:4), manajemen operasi adalah serangkaian

aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah

input menjadi output.

Dari pengertian diatas dapat disimpulan bahwa manajemen operasi merupakan

sebuah kegiatan produksi dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada sehingga

menghasilkan input menjadi output yang mempunyai nilai lebih tinggi dibandingkan

input dan mempunyai nilai dalam bentuk barang dan jasa.

2.2 Peramalan

2.2.1 Pengertian Peramalan

Deitiana (2011:32), berpendapat bahwa peramalan (forecasting) adalah

seni dan ilmu untuk memprediksi kejadian di masa depan.Peramalan menjadi

penting sebab situasi dan kondisi yang berkaitan dengan ekonomi dan kegiatan

usaha dihadapkan pada :

• Meningkatnya kompleksitas organisasi

• Meningkatnya ukuran – ukuran keberhasilan organisasi

• Perubahan lingkungan yang sangat cepat

Suatu perusahaan melakukan kegiatan untuk mencapai sesuatu pada

waktu yang akan datang serta memperhitungkan kondisi yang mungkin terjadi

dimasa yang akan datang. Kondisi pada waktu yang akan datang tidaklah

dapat diperkirakan secara pasti, sehingga perusahaan mau tidak mau harus

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

10

yang tidak pasti. Untuk meminimalkan ketidak pastian itu dapat dilakukan

dengan metode atau teknik peramalan. Dengan teknik peramalan dapat

diidentifi kasikan pola yang dapat digunakan untuk meramalkan kondisi pada

waktu yang akan datang, sehingga dari hasil peramalan itu, eksekutif

perusahaan dapat membuat perencanaan yang diperlukan untuk dilaksanakan

pada masa yang akan datang.

Peramalan adalah suatu perkiraan tingkat permintaan yang diharapkan

untuk suatu produk atau beberapa produk dalam periode waktu tertentu dimasa

yang akan datang. Tujuan dari peramalan adalah untuk mengetahui jumlah

permintaan produk dimasa yang akan datang. Agar tidak sampai terjadi

kekurangan bahan baku. Untuk membuat peramalan digunakan dengan

mengeksplorasi data dari waktu yang lalu dengan menggunakan pola data

dengan asumsi bahwa pola data waktu yang lalui tuakan berulang lagi pada

waktu yang akan datang, misalnya beradasarkan data dan pengalaman pada 12

bulan yang terakhir, pendapatan perusahaan dalam setiap bulan januari

menurun drastis jika dibandingkan dengan sebelas bulan yang lainnya.

Berdasarkan pola tersebut harusnya perusahaan dapat meramalkan bahwa pada

bulan januari tahun berikutnya akan terjadi penurunan pendapatan.

2.2.2 Peramalan Horison Waktu

Menurut Heizer dan Render (2010:163) peramalan biasanya

diklasifikasikan menurut horizon waktu masa depan yang dicakupnya.

Horizon waktu terbagi atas beberapa kategori:

1. Peramalan jangka pendek.

Peramalan ini mencakup jangka waktu hingga satu tahun tetapi umumnya

kurang dari 3 bulan. Peramalan ini digunakan untuk merencanakan

pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja, penugasan kerja, dan

tingkat produksi.

2. Peramalan jangka menengah.

Peramalan jangka menengah atau intermediate, umumnya mencakup

hitungan bulanan hingga 3 tahun.Peramalan ini berguna untuk

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

11

merencanakan penjualan, perencanaan, dan anggaran produksi, anggaran

kas, dan menganalisa berbagai macam kegiatan operasi.

3. Peramalan jangka panjang.

Umumnya untuk perencanaan3 tahun atau lebih. Perencanaan jangka

panjang digunakan untuk merencanakan produk baru, pembelanjaan

modal, lokasi atau pengembangan fasilitas, serta penelitian dan

pengembangan (litbang).

2.2.3 Pendekatan Dalam Peramalan

Terdapat dua pendekatan umum untuk peramalan sebagaimana ada dua

cara mengatasi semua model keputusan. Pendekatan yang satu adalah analisis

kuantitatif dan pendekatan lain adalah analisis kualitiatif.

1. Peramalan kuantitatif (quantitative forecast) menggunakan model

matematis yang beragam dengan data masa lalu dan variabel sebab akibat

untuk meramalkan permintaan.

2. Peramalan subjektif atau kualitatif (qualitative forecast) menggabungkan

faktor, seperti intuisi, emosi, pengalaman pribadi, dan sistem nilai

pengambil keputusan untuk meramal.

2.2.4 Jenis - Jenis Peramalan

Menurut Heizer dan Render (2010:164), organisasi pada umumnya

menggunakan tiga tipe peramalan yang utama dalam perencanaan organisasi di

masa depan :

1. Peramalan ekonomi (economic forecast) menjelaskan siklus bisnis

dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang

dibutuhkan untuk membangun perumahan, dan indikator perencanaan

lainnya.

2. Peramalan teknologi (technological forecast) memperhatikan tingkat

kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik,

yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

12

3. Peramalan permintaan (demand forecast) adalah proyeksi permintaan

suatu produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga

peramalan penjualan, yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta

sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan,

pemasaran, dan sumber daya manusia.

2.2.5 Model-Model Peramalan

Menurut Heizer dan Render (2010:169), peramalan memiliki dua model

yang terdiri dari masing-masing metode yaitu :

a. Model deret waktu

Model deret waktu membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan

merupakan fungsi dari masa lalu. Dengan kata lain, mereka melihat apa

yang terjadi selama kurun waktu tertentu dan menggunakan data masa lalu

tersebut untuk melakukan peramalan.

b. Model asosiatif

Model asosiatif (hubungan sebab akibat), seperti regresi linier,

menggabungkan banyak variabel atau faktor yang mungkin mempengaruhi

kuantitas yang sedang diramalkan.

2.2.6 Peramalan Deret Waktu

Heizer dan Render (2010:169), menganalisis deret waktu berarti

membagi data masa lalu menjadi komponen-komponen, kemudian

memproyeksikannya ke masa depan. Deret waktu mempunyai empat

komponen, antara lain :

1. Tren, merupakan pergerakan data sedikit demi sedikit meningkat atau

menurun. Perubahan pendapatan, populasi, penyebaran umur, atau

pandangan budaya dapat mempengaruhi pergerakan tren.

2. Musim, adalah pola data yang berulang pada kurun waktu tertentu,

seperti hari, minggu, bulan, atau kuartal.

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

13

3. Siklus, adalah pola dalam data yang terjadi setiap beberapa tahun. Siklus

ini biasanya terkait pada siklus bisnis dan merupakan satu hal penting

dalam analisis dan perencanaan bisnis jangka pendek. Memprediksi

siklus bisnis sulit dilakukan karena adanya pengaruh kejadian politik

ataupun kerusuhan internasional.

4. Variasi acak, merupakan satu titik khusus dalam data yang disebabkan

oleh peluang dan situasi yang tidak lazim. Variasi acak tidak mempunyai

pola khusus sehingga tidak dapat diprediksi.

2.2.7 Metode Peramalan Kuantitatif

Heizer dan Render (2010:170-175), metode peramalan kuantitatif,

terdiri dari:

1. Pendekatan Naif (Naive Method)

Cara paling sederhana untuk meramal adalah berasumsi bahwa

permintaan di periode mendatang akan sama dengan permintaan pada

periode terakhir. Untuk beberapa jenis produk, pendekatan naif (naive

method) merupakan model peramalan objektif yang paling efektif dan

efisien dari segi biaya. Paling tidak, pendekatan naif memberikan titik

awal untuk perbandingan dengan model lain yang lebih canggih.

2. Rata-Rata Bergerak (Moving Average)

Peramalan rata-rata bergerak menggunakan sejumlah data aktual masa

lalu untuk menghasilkan peramalan. Rata-rata bergerak berguna jika kita

dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan stabil sepanjang

masa kita ramalkan. Secara matematis, rata-rata bergerak sederhana

(merupakan prediksi permintaan periode mendatang) dinyatakan sebagai

berikut :

n

sebelumnyan periode dalam Permintaan=bergerak rata-Rata ∑

Ket: dimana n adalah jumlah periode dalam rata-rata bergerak.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

14

3. Rata-Rata Bergerak dengan Pembobotan (Weighted Moving Average)

Saat terdapat tren atau pola yang terdeteksi, bobot dapat digunakan untuk

menempatkan penekanan yang lebih pada nilai terkini. Pemilihan bobot

merupakan hal yang tidak pasti karena tidak ada rumus untuk menetapkan

mereka. Oleh karena itu, pemutusan bobot yang digunakan membutuhkan

pengalaman. Sebagai contoh, jika bulan atau periode terakhir diberi bobot

yang terlalu berat, peramalan dapat menggambarkan perubahan yang terlalu

cepat yang tidak biasa pada permintaan atau pola penjualan.

Rata-rata bergerak dengan pembobotan akan digambarkan secara sistematis

sebagai berikut.

∑∑

Bobot

n) periode dalamaan n)(Permint periode(Bobot =bergerak rata-rata Pembobotan

4. Penghalusan Eksponential (Exponential Smoothing)

Penghalusan Eksponensial merupakan metode peramalan rata-rata bergerak

dengan pembobotan yang canggih, tetapi masih mudah digunakan. Metode

ini menggunakan pencatatan data masa lalu yang sangat sedikit. Rumus

penghalusan eksponensial dasar dapat ditunjukkan sebagai berikut :

Peramalan

baru =

Peramalan

periode

terakhir

+

α (Permintaan sebenarnya

periode terakhir – peramalan

periode terakhir)

dimana α adalah sebuah bobot atau konstanta penghalusan yang dapat dipilih

oleh peramal yang mempunyai nilai antara 0 dan 1. Persamaan rumus diatas

juga dapat ditulis secara sistematis sebagai berikut.

Ft = Ft-1 + α (At-1 – Ft-1)

dimana :

Ft = Peramalan baru

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

15

Ft-1 = Peramalan sebelumnya

α = Konstanta penghalusan (pembobotan) (0 ≤ α ≤ 1)

A t-1 = Permintaan aktual periode lalu

5. Penghalusan Eksponential dengan Penyesuaian Trend (Exponential

Smoothing with Trend)

Model penghalusan eksponensial yang lebih rumit dan dapat menyesuaikan

diri pada tren yang ada. Idenya adalah menghitung tren rata-rata data

penghalusan eksponensial, kemudian menyesuaikan untuk kelambatan

positif atau negatif pada tren. Dengan penghalusan eksponensial dengan

penyesuaian tren, estimasi rata-rata dan tren dihaluskan. Prosedur ini

membutuhkan dua konstanta penghalusan, α untuk rata-rata dan β untuk tren.

Kemudian, kita menghitung rata-rata dan tren untuk setiap periode. Rumus

Penghalusan Eksponential dengan Penyesuaian Trend adalah sebagai berikut.

Ft = α (At-1) + (1-α) (Ft-1 + Tt-1) , Tt = β (Ft-Ft-1) + (1-β) Tt-1

dimana :

Ft = peramalan dengan eksponensial yang dihaluskan dari data berseri

pada periode t

Tt = tren dengan eksponensial yang dihaluskan pada periode t

A t = permintaan aktual periode t

α = konstanta penghalusan untuk rata-rata (0 ≤ α ≤ 1)

β = konstanta penghalusan untuk rata-rata (0 ≤ β ≤ 1)

6. Proyeksi Trend (Linear Regression)

Proyeksi Tren merupakan suatu metode peramalan yang mencocokan garis

tren pada serangkaian data masa lalu, kemudian memproyeksikan garis pada

masa mendatang untuk peramalan jangka menengah atau jangka panjang.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

16

Rumus untuk menentukan perhitungan Linear Regression adalah

sebagai berikut.

y = a + bx

dimana :

y = nilai terhitung dari variabel yang akan diprediksi

a = persilangan sumbu y

b = kemiringan garis regresi (atau tingkat perubahan pada y untuk perubahan

yang terjadi di x

x = variable bebas (dalam kasus ini adalah waktu).

Untuk menentukan nilai a dan b, akan di jelaskan pada rumus dibawah ini.

dimana :

b = kemiringan garis regresi

∑ = tanda penjumlahan total

X = nilai variabel bebas yang diketahui

y = nilai variabel terkait yang diketahui

a = � - bx�

dimana :

� = rata-rata nilai y

x� = rata-rata nilai x.

2.2.8 Menghitung Kesalahan Peramalan

Menurut Heizer dan Render (2010:177), ada beberapa perhitungan yang

biasa digunakan untuk menghitung kesalahan peramalan total. Perhitungan ini

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

17

dapat digunakan untuk membandingkan model peramalan yang berbeda,

mengawasi peramalan, dan untuk memastikan peramalan berjalan baik.Tiga

dari perhitungan yang paling terkenal adalah deviasi mutlak rerata (Mean

Absolute Deviation – MAD), kesalahan kuadrat rerata (Mean Squared Error –

MSE), dan kesalahan persen mutlak rerata (Mean Absolute Percent Error –

MAPE).

1. Deviasi Rata-Rata Absolut (Mean Absolute Deviation)

MAD merupakan ukuran pertama kesalahan peramalan keseluruhan

untuk sebuah model. Nilai ini dihitung dengan mengambil jumlah nilai

absolut dari tiap kesalahan peramalan dibagi dengan jumlah periode data

n. Rumus untuk menghitung MAD adalah sebagai berikut.

n

|peramalan - aktual|= MAD ∑

2. Kesalahan Rata-Rata Kuardrat (Mean Square Error)

MSE merupakan cara kedua untuk mengukur kesalahan peramalan

keseluruhan. MSE merupakan rata-rata selisih kuadrat antara nilai yang

diramalkan dan yang diamati. Kekurangan penggunaan MSE adalah bahwa ia

cenderung menonjolkan deviasi yang besar karena adanya pengkuadratan.

Rumus untuk menghitung MSE adalah sebagai berikut.

n

|peramalankesalahan |= MSE

2∑

2.3 Persediaan

2.3.1 Pengertian Persediaan

Herjanto (2007:237), menjelaskan persediaan adalah bahan atau barang

yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya

untuk digunakan dalam proses produksi atau perakitan, untuk dijual kembali,

atau untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Bagi banyak

perusahaan, persediaan mencerminkan sebuah investasi, dan investasi ini

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

18

sering lebih besar dari pada yang seharusnya karena perusahaan lebih mudah

untuk memiliki persediaan just in case (berjaga – jaga kalau ada apa – apa) dari

pada persediaan just-in-time (persediaan seperlunya).Perusahaan dapat

mengurangi biayadengan mengurangi tingkat persediaan ditangan, sebaliknya,

konsumen akan merasa tidak puas bila suatu produk stocknya habis. Oleh

karena itu, perusahaan harus mencapai keseimbangan antara investasi

persediaan dan tingkat layanan konsumen. Setiap manager operasi menyadari

bahwa manajemen persediaan yang baik sangat penting. Menurut Zulfikarijah

(2005:4), persediaan adalah stok bahan baku yang digunakan untuk

memfasilitasi produksi atau untuk memuaskan permintaan konsumen. Jenis

persediaan meliputi : bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi.

Sedangkan Assauri (2006:196) menyatakan bahwa persediaan adalah suatu

aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan yang dimaksud untuk

dijual dalam satu periode usaha yang normal atau persediaan barang baku yang

menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Persediaan yang

diadakan mulai dari yang bentuk bahan mentah sampai dengan barang jadi

antara lain berguna untuk :

1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-

bahan yang dibutuhkan perusahaan.

2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik

sehingga harus dikembalikan.

3. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman

sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.

4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin

kelancaran arus produksi.

5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

6. Memberikan pelayanan (service) kepada pelanggan dengan sebaik-

baiknya dimana keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat

dipenuhi adalah memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi

tersebut.

7. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan

penggunaan atau penjualannya.

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

19

Sehingga dapat disimpulkan, Persediaan (Inventory) adalah sumber

daya yang disimpan untuk memenuhi penjualan dan permintaan ataupun untuk

menunggu bahan proses sebelum menjadi barang jadi pada satu periode

penjualan.

2.3.2 Jenis - Jenis Persediaan

Heizer dan Render (2010:82), menjelaskan untuk mengakomodasi

fungsi – fungsi persediaan, perusahaan harus memelihara empat jenis

persediaan. Persediaan tersebut antara lain :

• Persediaan bahan mentah (raw material inventory)

Merupakan bahan – bahan yang biasanya dibeli, tetapi belum

memasuki proses manufaktur.

• Persediaan barang setengah jadi (work in process – WIP)

Merupakan produk atau komponen yang tidak lagi merupakan bahan

mentah, tetapi belum menjadi barang jadi.

• Persediaan pasokan pemeliharaan / perbaikan / operasi (maintenance,

repair, operating – MRO)

Merupakan persediaan yang disediakan untuk pemeliharaan,

perbaikan, operasi yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin –

mesin dan proses – proses tetap produktif.

• Persediaan barang jadi

Merupakan produk yang telah selesai dan tinggal menunggu

pengiriman.Barang jadi dapat dimasukkan ke persediaan karena

permintaan pelanggan di masa mendatang tidak diketahui.

Sedangkan Herjanto (2007:238),mengungkapkan persediaan

dapatdikelompokkan ke dalam empat jenis yaitu :

• Fluctuation Stock

Merupakan persediaan yang dimaksudkan untuk menjaga

terjadinya fluktuasi permintaan yang tidak diperkirakan

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

20

sebelumnya, dan untuk mengatasi bila terjadi kesalahan atau

penyimpangan dalam prakiraan penjualan, waktu produksi, atau

pengiriman barang.

• Anticipation Stock

Merupakan persediaan untuk menghadapi permintaan yang dapat

diramalkan, misalnya pada musim permintaan tinggi, tetapi

kapasitas produksi pada saat itu tidak mampu memenuhi

permintaan. Persediaan ini juga dimaksudkan untuk menjaga

kemungkinan sukarnya diperoleh bahan baku sehingga tidak

mengakibatkan terhentinya produksi.

• Lot-size Inventory

Merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih

besar daripada kebutuhan pada saat itu.Persediaan dilakukan untuk

mendapatkan keuntungan dari harga barang (berupa diskon) karena

membeli dalam jumlah besar, atau untuk mendapatkan

penghematan dari biaya pengangkutan per unit yang lebih rendah.

• Pipeline Inventory

Merupakan persediaan yang dalam proses pengiriman dari tempat

asal ke tempat dimana barang itu akan digunakan. Misalnya,

barang yang dikirim dari pabrik menuju tempat penjualan, yang

dapat memakan waktu beberapa hari atau minggu.

2.3.3 Fungsi Persediaan

Deitiana (2011:186) berpendapat bahwa, persediaan berfungsi untuk

melayani beberapa kepentingan dalam perusahaan agar operasi perusahaan

dapat berjalan dengan fleksibel. Ada tiga fungsi utama dari manajemen

persediaan ini, yaitu:

1. Penyelarasan antara produksi dan distribusi

2. Antisipasi terhadap perubahan harga dan inflasi

3. Pemanfaatan potongan harga karena kuantitas pembelian

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

21

Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah

penting yang dihadapi oleh perusahaan. Pendekatan-pendekatan kuantitatif

akan sangat membantu dalam memecahkan masalah ini. Alasan utama yang

menyebabkan perhatian terhadap masalah pengendalian persediaan demikian

besar adalah karena pada kebanyakan perusahaan persediaan merupakan

bagian atau porsi yang besar yang tercantum dalam neraca. Persediaan yang

terlalu besar maupun terlalu kecil dapat menimbulkan masalah-masalah yang

belik. Kekurangan persediaan bahan mentah akan mengakibatkan adanya

hambatan-hambatan pada proses produksi. Kekurangan persediaan barang

dagangan akan menimbulkan kekecewaan pada langganan dan akan

mengakibatkann perusahaan kehilangan mereka sementara kelebihan

persediaan akan menyebabkan biaya ekstra.

Persediaan mempunyai beberapa fungsi penting yang menambah

fleksibilitas dari operasi suatu perusahaan, antara lain :

1. Untuk member stok agar dapat memenuhi permintaan yang

diantisipasi akan terjadi.

2. Untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi.

3. Untuk memperoleh keuntungan dari potongan kuantitas karena

membeli dalam jumlah banyak biasanya ada diskon.

4. Untuk hedging terhadap inflasi dan perubahan harga.

5. Untuk menghindari kekurangan stock yang dapat terjadi karena

cuaca, kekurangan pasokan, mutu, ketidaktepatan pengiriman.

6. Untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan

dalam proses.

2.3.4 Macam – Macam Biaya

Berdasarkan pendapat Zulfikarijah (2005:13-17), biaya persediaan di

dalam perusahaan umum dibedakan menjadi 4jenis yaitu :

1. Biaya Pembelian (purchasing cost)

Merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang,

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

22

jumlahnya tergantung pada yang dibelidan harga barang per unit.

2. Biaya pengadaan (procurement cost)

Merupakan biaya yang berhubungan dengan pembelian barang terdiri

dari biaya pemesanan (ordering cost) apabila barang yang dikeluarkan

berasal dari luar perusahan dan biaya persiapan (setup cost). Biaya

pengadaan ini terdiri dari 2 jenis, yaitu :

- Biaya pemesanan, adalah semua pengeluaran yang disebabkan oleh

adanya kegiatan mendatangkanbarang dari luar, biaya ini meliputi

biaya menentukan pemasok, pengetikan pemesanan, pengiriman

pemesanan, biaya pengangkutan, biaya penerimaan.

- Biaya persiapan adalah semua pengeluaran yang disebabkan oleh

kegiatan memproduksi suatu barang, biaya ini berasal dari pabrik

yang meliputi : biaya menyusun peralatan produksi, menyetel

mesin, mempersiapkan gambar kerja.

3. Biaya penyimpanan (carrying cost / holding cost)

Semua pengeluaran yang disebabkan oleh adanya kegiatan menyimpan

barang dalam periode waktu tertentu, biaya ini diwujudkan dalam bentuk

persentase nilai rupiah per unit waktu. Biaya ini meliputi :

- Biaya modal (cost of capital) merupakan adanya penumpukan

barang dalam proses persediaan sama artinya dengan biaya

penumpukan modal yang menyebabkan peluang untuk investasi

lainnya berkurang. Modal ini dapat diukur dengan besarnya suku

bunga bank, oleh karena itu biaya yang disebabkan oleh karena

memiliki persediaan harus diperhitungkan dalam biaya sistem

persediaan biaya modal diukur sebagai persentasi nilai persediaan

untuk periode waktu tertentu.

- Biaya penyimpanan (cost of storage) adalah biaya gudang yang

dikeluarkan untuk tempat atau gudang penyimpanan barang, apabila

gudang yang digunakan adalah sewa, maka biaya dapat berupa biaya

sewa dana pabila gudang milik sendiri, maka biayanya merupakan

biaya depresiasi. Adapun masukan dalam biaya gudang adalah biaya

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

23

tempat,asuransi, dan pajak.

- Biaya keusangana tau kadar luarsa (obsolence cost) adalah biaya

keusangan atau penyimpanan barang–barang dalam waktu yang

relatif lama dapat berakibat menurun atau merosotnya nilai barang,

hal ini dapat disebabkan oleh adanya perubahan teknologi, model

dan trend konsumen. Biaya keuangan ini diukur dalam persentase

berdasarkan pengalaman yang terjadi selama ini.

- Biaya kehilangan (losscost) dan biaya kerusakan (deterioration )

adalah penyimpanan barang yang dapat mengakibatkan dan

penyusutan beratnya dapat berkurang atau jumlahnya berkurang

karena kehilangan. Biaya kehilangan ini diukur dalam persentase

berdasarkan pengalaman yang selama ini terjadi.

- Biaya asuransi (insurancecost) adalah akibat lain dalam

penyimpangan persediaan adalah adanya bahaya yang tidak dapat

dikendalikan seperti bencana alam, kebakaran, dan lain –lain.

Beberapa perusahaan besar mengasuransikan persediaannya untuk

mengantisipasi kerugian tersebut. Ada pun jumlahnya sesuai dengan

nilai, jenis persediaan dan kesepakatan dengan pihak asuransi.

- Biaya administrasi dan pemindahan merupakan biaya yang

dikeluarkan untuk administrasi persediaan barang yang ada,baik

pada saat pemesanan, penerimaan barang, maupun penyimpanannya

dan untuk memindah kandari dan ketempat penyimpanan termasuk

biaya tenaga kerja dan material handling.

4. Biaya kekurangan persediaan (stockout cost)

Mereferensikan konsekuensi ekonomis yang disebabkan oleh adanya

kehabisan persediaan. Kondisi ini sangat merugikan perusahaan karena

proses produksi akan terganggu dan kesempatan untuk memperoleh

peluang atau keuntungan akan hilang atau konsumen yang akan dapat

pindah ke perusahaan lain karena permintaanya tidak terpenuhi yang

pada akhirnya dapat berpengaruh pada citra perusahaan.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

24

Adapun yang termasuk dalam biaya stock out adalah :

- Jumlah barang yang tidak terpenuhi. Adanya kehabisan barang

yang menyebabkan kegiatan proses produksi terhenti dan sejumlah

permintaan tidak terpenuhi sehingga perusahaan akan kehilangan

peluang untuk memperoleh pendapatan dan keuntungan. Pengukuran

biaya ini didasarkanpada peluang yang hilang tersebut yang disebut

juga dengan biaya penalti dengan satuan rupiah per unit.

- Waktu pemenuhan. Kekurangan persediaan dapat juga berakibat

pada lambatnya waktu penyelesaian barang karena adanya waktu

menganggur pada saat perusahaan harus memesan persediaan, waktu

menganggur ini merupakan biaya kehilangan pendapatan.

Pengukuran biaya ini didasarkan waktu yang diperlukan untuk

mengisi gudangn dengan satuan rupiah per satuan waktu.

- Biaya pengadaan darurat. Biaya darurat ini sering kali diperlukan

sebagai upaya untuk memenuhi permintaan konsumen dalam

kondisi kehabisan biaya persediaan, sehingga biaya yang akan

dikeluarkan lebih besar dibandingkan kondisi normal. Biasanya

biaya ini dikarenakan pemesanan yang mendadak dimana

perusahaan tidak mempunyai kesempatan untuk berpikir lebih jauh

untuk menentukan pilihannya, baik harga, pemasok, atau biaya –

biaya yang mengikutinya. Pengukurannya didasarkan pada

pemesanan setiap kali kehabisan persediaan.

Sedangkan, Heizer dan Render (2010:91) mengungkapkan jenis-jenis

biaya persediaan, antara lain :

• Biaya penyimpanan (holding cost) : biaya yang terkait dengan

menyimpan persediaan selama waktu tertentu.

• Biaya pemesanan (ordering cost) : mencakup biaya dari persediaan,

formulir, proses pesanan, pembelian, dukungan administrasi, dan lainnya.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

25

• Biaya penyetelan (setup cost) : biaya untuk mempersiapkan sebuah mesin

atau proses untuk membuat sebuah pesanan. Ini menyertakan waktu dan

tenaga kerja untuk membersihkan serta mengganti peralatan atau alat

penahan.

2.4 Model Kuantitas Pesanan Ekonomis (Economic Order Quantiy - EOQ)

Menurut Deitiana (2011:191), inventory model yang paling sederhana

mengandung ciri – ciri sebagai berikut :

1. Barang / bahan mentah yang dipesan dan disimpan hanya satu macam.

2. Kebutuhan / permintaanya per periode diketahui.

3. Barang / bahan mentah yang dipesan segera dapat tersedia dan tidak ada back

order.

Heizer dan Render (2010:92), menjelaskan model kuantitas pesanan ekonomis

(economic order quantity) adalah sebuah teknik kontrol persediaan yang

meminimalkan biaya total dari pemesanan dan penyimpanan. Model kuantitas

pesanan ekonomis ini memiliki beberapa asumsi yaitu :

1. Jumlah permintaan diketahui, konstan, dan independen.

2. Waktu tunggu – yakni waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan

diketahui dan konstan.

3. Penerimaan persediaan bersifat instan dan selesai seluruhnya. Dengan kata lain,

persediaan dari sebuah pesanan datang dalam satu kelompok pada suatu waktu.

4. Tidak tersedia diskon kuantitas.

5. Biaya variable hanya biaya untuk menyiapkan atau melakukan pemesanan

(biaya penyetelan) dan biaya menyimpan persediaan dalam waktu tertentu

(biaya penyimpanan).

6. Kehabisan persediaan (kekurangan persediaan) dapat sepenuhnya dihindari jika

pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.

Adapun Herjanto (2007:245), berpendapat bahwa EOQ merupakan salah satu

model klasik, tetapi paling banyak dalam teknik pengendalian dan paling banyak

dipergunakan sampai saat ini karena mudah penggunaannya.

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

26

Gambar 2.1 Model Kuantitas Pesanan Ekonomi

Sumber : Eddy Herjanto (2007:246)

Perhitungan EOQ dapat dihitung dengan rumus :

H

2.D.S= EOQ

dimana,

EOQ = Jumlah optimal barang per pemesanan (Q*)

D = Permintaan tahunan barang persediaan dalam unit

S = Biaya pemasangan atau pemesanan setiap pesanan

H = Biaya penahan atau penyimpanan per unit per tahun

Selain rumus EOQ, terdapat beberapa rumus untuk mendukung perhitungan biaya

persediaan, antara lain :

1.

2

*Q= tersediayang rata-rata Persediaan

2. *Q

Dandiperkirak yangpesanan Jumlah =

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

27

3. .S

*Q

D=tahunan pemesanan Biaya

4. .H

2

*Q=n tahunanpenyimpana Biaya

5. Total harga per unit = Harga per unit x D

6. Total Harga Keseluruhan = Total harga per unit + Biaya pemesanan tahunan

+ Biaya penyimpanan tahunan

MenurutAssauri(2006:182)penentuan jumlah pesanan ekonomis(EOQ) ada

3 cara yaitu:

1. TabularApproach

Penentuan jumlah pesanan yang ekonomis dengan Tabular approach

dilakukan dengan cara menyusun suatu daftar atau tabel jumlah pesanan

dan jumlah biaya pertahun.

2. GraphicalAproach

Penentuan jumlah pesanan ekonomis dengan cara Graphical approach

dilakukan dengan cara menggambar grafik-grafik carying cost dan total

cost dalam satu gambar,dimana sumbu horizontal jumlah pesanan (order)

per tahun, sumbu vertikal besarnya biaya dari ordering cost, carrying

cost, dan total cost.

3. Dengan menggunakan rumus (Formula Approach)

Cara penentuan jumlah pesanan ekonomis dengan menurunkan didalam

rumus-rumus matematika dapat dilakukan dengan cara memperhatikan

jumlah biaya persediaan yang minimum terdapat, jika ordering costs sama

dengan Carying costs.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

28

2.4.1 Titik Pemesanan Ulang (Reorder Point – ROP)

Heizer dan Render (2010:99), menjelaskan bahwa titik pemesanan

ulang adalah tingkat persediaan di mana ketika persediaan telah mencapai

tingkat tersebut, pemesanan harus dilakukan.Rumus untuk menentukan ROP

adalah sebagai berikut :

dimana,

d = Permintaan per hari

L = Waktu tunggu pesanan baru dalam hari

Persamaan untuk ROP ini mengasumsikan permintaan selama waktu tunggu

dan waktu tunggu itu sendiri adalah konstan.

Permintaan per hari (d) dihitung dengan membagi permintaan tahunannya (D)

dengan jumlah hari kerja dalam satu tahun :

per tahun kerja hariJumlah

D= hariper Permintaan

Titik pemesanan ulang (Reorder Point–ROP), yakni tingkat persediaan

dimana harus dilakukan pemesanan kembali. Agar pembelian bahan yang

sudah ditetapkan dalamEOQ tidak mengganggu kelancaran kegiatan produksi,

maka diperlukan waktu pemesanan kembali bahan baku. Faktor-faktor yang

mempengaruhi titik pemesanan kembali adalah:

1. Lead time adalah waktu yang dibutuhkan antara bahan baku dipesan

hingga sampai diperusahaan. Lead time ini akan mempengaruhi besarnya

bahan baku yang digunakan selama masa lead time, semakin lama lead

time maka akan semakin besar bahan yang diperlukan selama masa lead

time.

ROP = d x L

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

29

2. Tingkat pemakaian bahan baku rata – rata persatuan waktu tertentu.

3. Persediaan Pengaman (Safety Stock), yaitu jumlah persediaan bahan

minimum yang harus dimiliki oleh perusahaan untuk menjaga

kemungkinan keterlambatan datangnya bahan baku, sehingga tidak

terjadi stagnasi.

2.4.2 Persediaan Pengaman(Safety Stock – SS)

Menurut Assauri (2006:187), safety stock adalah persediaan tambahan

yang diadakan untuk melindungi dan untuk menjaga kemungkinan

terjadinya kekurangan bahan (stock out). Kemungkinan terjadinya stockout

disebabkan karena penggunaan bahan baku yang lebih besar dari pada

perkiraan semula, atau keterlambatan dalam pengiriman bahan baku yang

dipesan. Akibat pengadaan persediaan penyelamat terhadap biaya perusahaan

adalah mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena terjadinya stock out,

akan tetapi sebaliknya akan menambah besarnya carrying cost. Oleh karena

itu, pengadaan persediaan penyelamat oleh perusahaan dimaksudkan untuk

mengurangi kerugian yang ditimbulkan karena terjadinya stockout, tetapi juga

pada saat itu diusahakan agar carrying cost menjadi serendah mungkin.

Faktor–faktoryangmenentukan besarnya persediaan penyelamat adalah:

1. Penggunaan bahan baku rata-rata

Salah satu dasar untuk memperkirakan penggunaan bahan baku selama

periode -periode tertentu, khususnya selama periode pemesanan adalah

rata–rata penggunaan bahan baku pada masa sebelumnya. Hal ini perlu

diperhatikan karena setelah kita mengadakan pesanan atau order

penggantian, maka pemenuhan kebutuhan atau permintaan dari pelanggan

sebelum barang yang dipesan datang harus dapat dipenuhi dari persediaan

yang ada.

2. Faktor Lead Time

Lead time adalah lamanya waktu antara mulai dilakukannya pemesanan

bahan - bahan sampai dengan kedatangan bahan–bahan yang dipesan

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

30

tersebut dan diterima di gudang persediaan. Dengan ditemukannya EOQ,

masih ada kemungkinan adanya kekurangan persediaan (out of stock)

didalam proses produksi. Kemungkinan kekurangan persediaan itu akan

timbul apabila :

• Penggunaan bahan dasar didalam proses produksi lebih besar dari

pada yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini akan berakibat

persediaan akan habis diproduksi sebelum pembelian / pesanan yang

berikutnya datang, sehingga terjadilah kekurangan persediaan.

• Pesanan / pembelian bahan dasar itu tidak dapat datang tepat pada

waktunya.

Dari dua keadaan tersebut diatas, maka perusahaan perlu menetapkan

adanya proses persediaan cadangan (safety stock) untuk menjamin kelancaran

proses produksi akibat kemungkinan adanya kekurangan persediaan tersebut.

Untuk menaksir besarnya safety stock, dapat dipakai cara yang relatif

lebih teliti yaitu dengan metode sebagai berikut :

1. Metode perbedaan pemakaian maksimum dan rata – rata

Metode ini dilakukan dengan menghitung selisih antara pemakaian

maksimum dengan pemakaian rata-rata dalam jangka waktu tertentu

misalnya perminggu, kemudian selisih tersebut dikalikan dengan lead

time.

Safety Stock= (Pemakaian Maksimum– PemakaianRata-Rata) Lead Time

2. Metode statistika untuk menentukan besarnya safety stock dengan metode

ini, maka dapat digunakan program komputer kuadrat terkecil (least

square).

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

31

2.4.3 Lead Time

Pengertian lead time yang dinyatakan Zulfikarijah (2005:96)

merupakan waktu yang dibutuhkan antara pemesanan dengan barang sampai

diperusahaan, sehingga lead time berhubungan dengan reoder point dan saat

penerimaan barang. Lead Time muncul karena setiap pesanan membutuhkan

waktu dan tidak semua pesanan bisa dipenuhi seketika, sehingga selalu ada

Jeda waktu. Lead time sangat berguna bagi perusahaan yaitu pada saat

persediaan mencapai nol, pesanan akan segera tiba diperusahaan. Dalam EOQ,

lead time diasumsikan konstan artinya dari waktu ke waktu selalu tetap misal

lead time 5 hari, maka akan berulang dalam setiap periode. Akan tetapi dalam

prakteknya lead time banyak berubah-ubah, untuk mengantisipasinya

perusahaan sering menyediakan safetyStock. Dari pembahasan diatas faktor

waktu sangatlah penting dalam pengisian kembali persediaan karena terdapat

perbedaan waktu yang kadang cukup lama saat mengadakan pesanan untuk

menggantikan atau pengisian kembali persediaan.

2.5Fixed Order Interval System (EOI)

Fixed Order Interval System juga disebut sistem persediaan secara periodik,

yang lebih berdasar kepada periode daripada sistem persediaan kontinu yang lebih

kepada posisi stok persediaan. Sistem persediaan yang berbasiskan waktu yang

melakukan pesanan berdasarkan jangka waktu tertentu. Jumlah pesanan bergantung

kepada pemakaian demand selama periode waktu tertentu.

Menggunakan tingkat persediaan maksimum (maximum inventory level) selama

waktu lead time dan interval pesanan. Setelah suatu periode tetap (T) telah terlewati,

jumlah persediaan dihitung. Sebuah pesanan dilakukan untuk memulihkan

persediaan, dan jumlah pesanannya tergantung berapa jumlah yang berkurang

(maximum inventory level). Jadi, jumlah pesanan didapat dari selisih maximum

inventory level dan sisa persediaan pada waktu melakukan perhitungan.

Sistemnya terdiri dari 2 parameter yang digunakan yaitu periode tetap

pemeriksaan (T) dan maximum inventory level (E). Masalah dasar pada metode ini

adalah bagaimana menentukan interval pesanan (T) dan maximum inventory level (E)

yang diinginkan. Economic order interval dapat diperoleh untuk meminimumkan

total biaya tahunan. Pada data yang bersifat stochastic, metode ini mempunyai

beberapa persamaan dalam perhitungannya seperti berikut:

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

32

E = SS + D (T*+ L)

I = SS + ½ (D T*)

Q* = E – I

TOR =

TC(T*)= + (SS + ½ D T*) Cc

Dimana:

T* = economic order interval

Co = biaya pemesanan untuk setiap pesanan

Cc = biaya penyimpanan per unit per periode

D = permintaan per periode

SS = safety stock

Z = standar normal (diperoleh dari tabel distribusi normal. Misalnya,

Z = 95%, ini berarti tingkat pelayanan sebesar 95% dari

permintaan atau penjagaan terhadap kemungkinan terjadinya

stock out hanya 5%)

= standar deviasi

L = lead time

E = maximum inventory level

I = average inventory control

Q* = order quantity

TOR = turn over ratio

TC(T*) = total cost

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-01268-MN Bab2002.pdf · BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasi Daft (2006:216)

33

2.5 Kerangka Pemikiran

Moving

Average

Weighted

Moving

Average

Exponential

Smoothing

Exponential

Smoothing

WithTrend

Linear

Regression

Naïve

Method

Gambar2.2Kerangka Pemikiran

Sumber : Olahan Peneliti (2015)

Metode Persediaan

(EOQ)

Recorder Point

(ROP)

Forecasting

MAD dan MSE

Persediaan Bahan Baku

Pengendalian Bahan Baku

Implikasi hasil penelitian

PT.CAKRA ANUGERAH ARTHA ALUMINDO