bab 2 landasan teori - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/2013-1-00844-si...
TRANSCRIPT
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-Teori Dasar atau Umum
2.1.1. Pengertian Perencanaan
Menururt George R. Terry dan Leslie W. Rue (2009, p9),
perencanaan adalah menentukan tujuan-tujuan yang hendak dicapai
selama suatu masa yang akan datang dan apa yang harus diperbuat
agar dapat mencapai tujuan-tujuan itu.
Menurut H.B. Siswanto (2007, p42) perencanaan adalah
proses dasar yang digunakan untuk memilih tujuan dan menentukan
cakupan pencapaiannya. Menurutnya, merencanakan berarti
mengupayakan penggunaan sumber daya manusia (human resources),
sumber daya alam (natural resources), dan sumber daya lainnya
(other resources) untuk mencapai tujuan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan
bahwa perencanaan merupakan sebuah proses yang harus dilakukan
manager dalam menganalisis, memikirkan, menetapkan sasaran, dan
mengembangkan sebuah rencana kegiatan untuk mencapai tujuan
perusahaan yang diinginkan. Suatu perencanaan juga menerangkan
kegiatan-kegiatan pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan
mengenail sasaran dan cara-cara yang akan dilakukan di masa depan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Di dalam perencanaan juga
terdapat pemantauan dan penilaian suatu perkembangan yang
dilakukan secara berkesinambungan.
2.1.2. Pengertian Strategi
Menurut David (2006, p16), strategi adalah alat untuk
mencapai tujuan jangka panjang, strategi merupakan tindakan
potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan
sumber daya organisasi dalam jumlah yang besar. Strategi juga
mempengaruhi kemakmuran organisasi dalam jangka panjang.
Strategi memilih konsekuensi yang multi fungsi dan multi dimensi
7
serta perlu mempertimbangkan faktor – faktor eksternal dan internal
yang dihadapi organisasi.
Menurut Freddy Rangkuti (2006, p183), strategi adalah
perencanaan induk yang komprenhensif yang menjelaskan tentang
bagaimana perusahaan akan mencapai semua tujuan yang telah
ditetapkan berdasarkan misi yang telah ditetapkan sebelumnya.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, strategi adalah suatu
tindakan yang terstruktur dan terencana yang dilakukan oleh
organisasi dalam meningkatkan kinerja, keuntungan, dan keunggulan
kompetitif organisasi untuk jangka waktu yang panjang. Suatu strategi
dapat meningkatkan nilai kompetitif perusahaan, karena jika strategi
dapat terealisasikan dengan baik dapat menutupi atau menghilangkan
kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.
2.1.3. Pengertian Bisnis
Berikut ini adalah beberapa pendapat oleh para ahli mengenai
pengertian bisnis, antara lain :
• Bisnis merupakan sekumpulan aktifitas yang dilakukan untuk
menciptakan dengan cara mengembangkan dan
mentransformasikan berbagai sumber daya menjadi barang atau
jasa yang diinginkan oleh konsumen. (Allan Afuah, 2004).
• Menurut Jeff Madura (2001, p2) bisnis atau organisasi adalah
suatu badan hukum yang menghasilkan barang atau jasa yang
diperlukan pelanggan.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, bisnis juga dapat
�dikatakan sebagai suatu kegiatan yang terorganisir dengan baik
yang mempunyai produk berupa barang dan jasa. Produk yang
ada dalam suatu bisnis akan ditawarkan kepada para pelanggan.
Bisnis yang sekarang ada di lingkungan masyarakat dapat
membantu masyarakat dalam memenuhi keinginan dan
kebutuhan mereka sehari-hari.
8
2.1.4. Pengertian Teknologi
Berikut ini adalah beberapa pendapat oleh para ahli mengenai
pengertian teknologi, antara lain:
• Menurut O’Brien (2006, p9) teknologi merupakan konsep-konsep
�utama, pengembangan, dan berbagai isu manajemen teknologi
informasi yang meliputi hardware, software, jaringan,
manajemen data, dan teknologi berbasis internet.
• Menurut Iskandar Alisyahbana seperti dikutip Yusufhadi Miarso
(2007, p131), teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk
memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan alat dan akal,
sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau mebuat
lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra, dan otak manusia.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, teknologi merupakan
suatu alat yang dapat membantu manusia dalam melakukan hal-hal
tertentu di dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk dari teknologi dapat
berupa hardware, software, jaringan, internet, dan lain-lain. Pada
masa sekarang teknologi terus semakin berkembang dan di dalam
perusahaan, suatu teknologi sangat dibutuhkan untuk memperlancar
proses bisnis perusahaan. Jika teknologi yang digunakan di suatu
perusahaan semakin baik, maka nilai kompetitif perusahaan dengan
pesaing pun semakin meningkat.
2.1.5. Pengertian Sistem
Berikut ini adalah beberapa pendapat oleh para ahli mengenai
pengertian sistem, antara lain:
• Menurut O’Brien (2005, p29) sistem adalah sekelompok
komponen yang saling berhubungan, bekerja bersama untuk
mencapai tujuan bersama dengan menerima input, serta
menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur.
• Menurut Edgar F. Huse dan James L. Bowdict, sistem adalah suatu
seri atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan
bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling
pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.
9
Sistem memiliki tiga komponen atau fungsi yang berinteraksi :
1. Input melibatkan penangkapan dan perakitan berbagai elemen
yang memasuki sistem untuk diproses.
2. Pemrosesan melibatkan proses transformasi yang mengubah
input menjadi output.
3. Output melibatkan pemindahan elemen yang telah diproduksi
oleh proses transformasi ketujuan akhir.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa sistem adalah sekumpulan atau sekelompok
komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama meneriman input
serta menghasilkan output dalam proses transformasi yang teratur.
Suatu sistem juga mempunyai boundary (batasan sistem) yang
merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem
lainnya. Batasan suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem
tersebut. Suatu sistem juga pasti mempunyai tujuan atau sasaran,
suatu sistem dapat dikatakan berhasil jika berhasil mencapai tujuan
atau sasarannya.
2.1.6. Pengertian Informasi
Informasi mempunyai manfaat dan peranan yang sangat
dominan dalam suatu organisasi/perusahaan. Tanpa adanya suatu
informasi dalam suatu organisasi, para manajer tidak dapat bekerja
dengan efisien dan efektif. Tanpa tersedianya informasi pun para
manajer tidak dapat mengambil keputusan dengan cepat dan mencapai
tujuan dengan efektif dan efisien. Sehingga bisa dibilang bahwa
informasi merupakan sebuah keterangan yang bermanfaat untuk para
pengambil keputusan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang
sudah ditetapkan sebelumnya.
Berikut ini adalah beberapa pendapat oleh para ahli mengenai
pengertian informasi, antara lain:
• Menurut O’Brien (2005,p38) informasi adalah data yang telah di
ubah menjadi konteks yang lebih berarti dan berguna bagi para
pemakai akhir tertentu.
10
• Menurut Ismail Solihin (2009, p164) informasi merupakan
sekumpulan data yang telah di organisasi dan memberikan makna
tertentu bagi para penggunanya untuk melakukan pengambilan
keputusan.
Dari berbagai definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa informasi adalah semua data yang berguna untuk manajer
dalam mengambil keputusan. Informasi yang beguna memiliki
karateristik seperti mudah dan aman diperoleh/diakses, relevan,
akurat, dan terorganisir dengan baik. Sebuah informasi saat ini sangat
mudah untuk diperoleh atau diakses oleh user, selain itu informasi
yang diambil oleh user juga dapat membantu dalam pengambilan
keputusan. Sebuah informasi bersifat akurat karena informasi sudah
diolah secara tepat sehingga menjadi sesuatu yang bermanfaat. Suatu
informasi yang didapatkan oleh user sudah pasti terorganisir dengan
baik sehingga user dapat dengan mudah menemukan informasi yang
diinginkan dan dapat langsung digunakan oleh user.
2.1.7. Pengertian Perencanaan Strategi
Menurut David (2006, p5) perencanaan strategi dapat
didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi,
mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang
memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya.
Menurut Amrullah (2010, p4) perencanaan strategi adalah
proses yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk menentukan
strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk
mengalokasikan sumber dayanya untuk mencapai tujuan dari
organisasi tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa perencanaan strategi adalah kegiatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan, mengidentifikasi, menimplementasi,
mengevaluasi tujuan-tujuan yang akan memberikan organisasi posisi
yang paling menguntungkan dalam lingkungan organisasi itu sendiri.
Selain itu, perencanaan strategi juga merupakan perencanaan jangka
panjang yang bersifat menyeluruh serta memberikan rumusan kemana
11
perusahaan akan diarahkan, dan bagaimana sumberdaya dialokasikan
untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai
kemungkinan keadaan lingkungan.
2.1.8. Pengertian Sistem Informasi
Berikut ini adalah beberapa pendapat oleh para ahli mengenai
pengertian sistem informasi, antara lain:
• Menurut O’Brien (2005,p5) sistem informasi adalah merupakan
kombinasi teratur dari orang-orang, hardware, software, jaringan
komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan,
mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
• Menurut Kenneth C. dan Jane Price Laudon (2007, p14), dapat
didefinisikan secara teknikal sebagai sekumpulan komponen yang
saling terhubung yang mengumpulkan atau mendapatkan, proses,
penyimpanan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung
pembuatan keputusan, koordinasi dan kontrol dalam organisasi.
Selain itu, dapat juga membantu manajer dan karyawan lainnya
untuk menganalisa masalah, memvisualisasikan subyek yang
kompleks, dan membuat suatu produk baru.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat dikatakan
bahwa sistem informasi tidak dapat dipisahkan dengan
perusahaan. Hal tersebut dikarenakan dengan adanya sistem
informasi yang terimplementasi dengan baik, maka perusahaan
dapat dengan mudah mengakses dan mendapatkan informasi
yang diinginkan oleh perusahaan. Selain itu sistem informasi juga
dapat membantu perusahaan dalam proses pengambilan
keputusan.
2.1.9. Pengertian Strategi Sistem Informasi
Menurut O’Brien (2005, p17), Strategi Sistem Informasi
adalah Sistem Informasi yang menyediakan perusahaan dengan
produk yang kompetitif dan layanan yang memberikan suatu
keuntungan strategis dari para pesaingnya di pasar. Selain itu, sistem
12
informasi juga dapat mempromosikan inovasi bisnis, meningkatkan
proses bisnis dan membangun sumber informasi strategi bagi
organisasi.
Menurut Ward and Peppard (2003), Strategi Sistem Informasi
adalah proses mengidentifikasi portofolio aplikasi komputer yang
akan diimplementasikan dan selaras dengan strategi organisasi dan
mampu menciptakan keunggulan kompetitif organisasi.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, strategi sistem
informasi merupakan sekumpulan langkah-langkah jangka panjang
yang memperlihatkan kebutuhan sistem dan arsitektur teknologi
informasi untuk mencapai tujuan organisasi. Strategi sistem informasi
ini sangatlah penting bagi perusahaan, karena sistem informasi
merupakan komponen perusahaan yang sangat penting. Untuk itu
dibutuhkan suatu strategi untuk sistem informasi perusahaan agar
sistem dan arsitektur teknologi informasi dapat membantu untuk
mencapai tujuan dari perusahaan.
2.1.10. Pengertian Teknologi Informasi
Berikut ini adalah beberapa pendapat oleh para ahli mengenai
pengertian teknologi informasi, antara lain:
• Menurut Brian, Sawyer dan Stacey (2007, p3), teknologi informasi
adalah istilah yang umum untuk mendeskripsikan teknologi yang
membantu menghasilkan, memanipulasi, menyimpan,
mengkomunikasikan dan atau menyebarkan informasi.
• Menurut O’Brien (2005, p9), teknologi informasi adalah konsep-
konsep utama, pengembangan, dan berbagai isu manajemen
teknologi informasi yaitu meliputi hardware, software, jaringan,
manajemen data, dan teknologi berbasis internet.
Menurut Miftahul Maulana dan Dana Indra Sensuse (2011,
p1), pengembangan manajemen dan keorganisasian yang didukung
dengan sistem informasi berbasis komputer merupakan instrumen
13
strategis yang dibutuhkan dalam menghadapi era globalisasi. Hal ini
karena dukungan teknologi informasi (TI) dapat memudahkan
mekanisme pengambilan keputusan yang akurat, dapat dipercaya,
cepat, dan ekonomis.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, teknologi informasi
merupakan pemrosesan, pengolahan, dan penyebaran data yang
didapat dari mengkombinasikan teknologi komputer dengan
telekomunikasi. Perkembangan teknologi informasi saat ini
memberikan pengaruh yang cukup besar bagi kebutuhan masyarakat
akan informasi. Dampak bagi perusahaan tentu saja dengan
berkembangnya teknologi informasi dapat membantu perusahaan
dalam menjalankan proses bisnisnya dan mempermudah perusahaan
dalam mendapatkan informasi yang berguna bagi perusahaan.
2.1.11. Pengertian Strategi Teknologi Informasi
Menurut Ward dan Peppard (2002, p44), strategi teknologi
informasi berkonsentrasi untuk mendukung bagaimana memenuhi
permintaan organisai dengan menggunakan teknologi. Strategi
teknologi informasi mengarah pada perlengkapan kemampuan
teknologi informasi dan sumber daya serta layanan seperti operasi
teknologi informasi, pembangunan sistem dan dukungan terhadap
pengguna.
Menurut Ward dan Peppard (2003, p167), strategi teknologi
informasi seharusnya tidak hanya meliputi tanggung jawab dari pusat
fungsi sistem informasi tetapi juga tanggung jawab terhadap
pengguna. Tujuan utamanya adalah untuk mendefinisikan bagaimana
sumber daya dan teknologi akan diperoleh, diatur dan dibangun untuk
memuaskan bisnis strategi-strategi sistem informasi.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka strategi
teknologi informasi dapat dikatakan sebagai suatu rangkaian langkah-
langkah yang dilakukan oleh perusahaan tentang bagaimana teknologi
informasi perusahaan dapat memenuhi permintaan perusahaan akan
dukungan teknologi informasi. Jika tujuan dari strategi teknologi
informasi dapat tercapai maka hal tersebut dapat meningkatkan
14
operasi teknologi informasi perusahaan, meningkatkan pembangunan
sistem dan terciptanya dukungan terhadap pengguna sistem.
2.1.12. Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi
Dari pengertian-pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan
bahwa Perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi
merupakan suatu tujuan guna untuk pengambilan suatu keputusan
berdasarkan kebutuhan akan sistem dan arsitektur teknologi dengan
proses yang menjalankan fungsi untuk mengumpulkan, memproses,
menyimpan, menganalisis, serta menyebarkan informasi untuk
pemilihan suatu formulasi dalam pengambilan keputusan dengan
transformasi yang teratur dan dapat mendukung proses dan operasi
bisnis, pengambilan keputusan, mendukung berbagai strategi untuk
keunggulan kompetitif dalam mencapai suatu tujuan dalam jangka
panjang atau menengah
2.1.13. Pengertian Strategi Bisnis
Berikut ini adalah beberapa pendapat oleh para ahli mengenai
pengertian strategi bisnis, antara lain:
• Menurut Wheelen dan Hunger (2006, p15), strategi bisnis biasanya
terjadi di setiap unit bisnis atau tingkatan produk. Strategi bisnis ini
juga menekankan peningkatan posisi produk atau jasa perusahaan
dalam industri khusus atau segmen pasar yang dilayani oleh unit
bisnis tersebut.
• Menurut Rangkuti (2006, p7), strategi bisnis adalah strategi
fungsional yang berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan
manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau
operasional, strategi distribusi, strategi organisasi dan strategi-
strategi yang berhubungan dengan keuangan suatu bisnis.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, strategi bisnis
merupakan perencanaan yang berkesinambungan untuk mencapai
tujuan dari kegiatan-kegiatan manajemen perusahaan. Di dalam
strategi bisnis juga berisi mengenai kebijakan tentang bagaimana
15
perusahaan bersaing dengan para kompetitor dan juga untuk
membentuk keunggulan bersaing perusahaan. Mengembangkan
strategi bisnis harus bersifat efektif dan menggunakan pendekatan
alternatif untul menanggapi event yang tidak pasti.
2.1.14. DFD (Data Flow Diagram)
Menurut Whitten (2004, p344), data flow diagram (DFD)
merupakan alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem dan
pekerjaannya atau proses yang dilakukan oleh sistem.
Dalam pembuatan DFD, terdapat levelisasi yang bertujuan
untuk menghindari aliran data yang rumit. Levelisasi dimulai dari
dengan tingkatan tertinggi dan kemudian diuraikan ke dalam bentuk
yang lebih rinci.
Tingkatan tersebut terdiri dari
a) Diagram konteks (Context Data Flow Diagram) Menurut
Whitten (2004, p372), context data flow diagram merupakan
sebuah model proses yang digunakan untuk
mendokumentasikan ruang lingkup dari sebuah sistem.
b) Diagram nol (Level-0 Diagram) Menurut Hoffer (1996, p318),
level-0 diagram merupakan diagram aliran data yang
menggambarkan sebuah major processes, data flow, dan data
stores dari sebuah sistem yang berada pada tingkatan tertinggi
untuk detailnya.
c) Diagram rinci Diagram ini menggambarkan rincian dari proses
yang terdapat pada tingkatan sebelumnya.
Tabel 2.1 Simbol-simbol pada DFD
De Marco dan Yourdon Gane dan Sarson
Process
16
Data Store
Source/Sink
Data Flow
Setiap simbol memiliki aturan tersendiri dalam
penggunaannya, adapun aturan tersebut adalah:
Process
• Tidak ada proses yang hanya memiliki output. Jika objek
hanya memiliki output, maka itu adalah source.
• Tidak ada proses yang hanya memiliki input. Jika objek
hanya memliki input, maka itu adalah sink.
• Proses dilabeli dengan sebuah frase kata kerja.
Data Store
• Data tidak dapat bergerak langsung dari satu data store
menuju data store yang lain. Data harus bergerak melalui
proses.
• Data tidak dapat bergerak langsung dari source menuju
data store. Data harus bergerak melalui proses dimana
data diterima dari source untuk ditaruh di data store.
• Data tidak dapat bergerak langsung menuju sink dari data
store. Data harus bergerak melalui proses.
• Data store dilabeli dengan sebuah frase kata benda.
17
Source/Sink
• Data tidak dapat bergerak langsung dari source menuju sink .
Data harus bergerak melalui proses, selama data tersebut
berhubungan dengan sistem. Jika data tidak berhubungan
dengan proses, maka aliran data tidak perlu ditampilkan pada
DFD.
• Source/sink dilabeli dengan sebuah frase kata benda.
Data Flow
• Data flow hanya memiliki satu arah antar simbol.
• Sebuah cabang pada data flow berarti data yang sama dari satu
lokasi menuju dua atau lebih proces, data store, source/sink.
• Sebuah penggabungan berarti data yang sama berasal dari dua
atau lebih proces, data store, source/sink menuju lokasi
yangsama.
• Data flow tidak dapat bergerak ke proses asalnya (rekursif).
Harus ada satu proses yang menangani data flow,
menghasilkan data flow, dan mengembalikan data flow ke
proses asal.
• Data flow menuju data store berarti memperbarui (menghapus
atau mengubah).
• Data flow dari data store berarti mengambil atau
menggunakan.
• Data flow dilabeli dengan sebuah frase kata benda. Lebih dari
satu frase kata benda dapat muncul pada sebuah panah data
flow, selama semuanya bergerak dalam satu paket.
2.1.15. Class Diagram
Class diagram adalah model grafis yang digunakan dalam
pendekatan berorientasi objek untuk menunjukkan kelas objek dalam
sistem. diagram yang menunjukan class-class yang ada dari sebuah
sistem dan hubungannya secara logika. Class diagram
18
menggambarkan struktur statis dari sebuah sistem. Karena itu class
diagram merupakan tulang punggung atau kekuatan dasar dari hampir
setiap metode berorientasi objek termasuk UML (Henderi, 2008).
Sementara menurut (Whitten L. Jeffery et al 2004:432) class diagram
adalah gambar grafis mengenai struktur objek statis dari suatu sistem,
menunjukan class-class objek yang menyusun sebuah sistem dan juga
hubungan antara class objek tersebut.
Gambar 2.1 Class diagram
Sumber: (Satzinger, Jackson dan Burd, 2009, p244)
2.1.16. Pengertian Packaging
Menurut Angipora (2004, p151) packaging atau kemasan
adalah seluruh kegiatan merancang dan memproduksi pembungkus
suatu produk.
Ada beberapa alasan mengapa kemasan sangat diperlukan antara lain :
a. Pengemasan sebagai alat untuk melindungi produk
Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari
produsen ke konsumen. Kemasan dirancang dengan tepat
akan melindungi produk dari hal-hal yang dapat
mengurangi mutu, jumlah dan penampilan.
b. Pengemasan sebagai sarana yang dapat memberikan
kemudahan penggunaan
19
Kemasan harus dapat memberikan kemudahan dalam
penggunaan produk. Misalnya kemasan harus mudah
dibuka dan ditutup, tidak boleh terlalu berat.
c. Kemasan berguna dalam melaksanakan program
pemasaran perusahaan
Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif
sehingga produk dapat dibedakan dari produk pesaing.
Beberapa kemasan dapat menjadi daya tarik sendiri dalam
penjualan sehingga sekaligus menjadi media promosi.
2.1.17. Fungsi Packaging
Packaging atau kemasan memiliki fungsi yang sangat penting,
Setiadi (2005, 46) memberikan beberapa prinsip bagi perancang
kemasan agar memahami proses kemasan antara lain :
• Kemasan berfungsi sebagai informasi, sehingga desain
kemasan harus jujur dan memberikan informasi tentang
produk. Artinya kemasan harus sesuai dengan desain yang
tertera pada kemasan dengan isinya.
• Kemasan memiliki fungsi sebagai pelindung produk serta
memiliki fungsi kepraktisan yang harus sesuai dengan
pandangan konsumen.
• Kemasan memilki fungsi branding/merek sebagai sarana
komunikasi citra dan posisi produk dipasar. Peranan fungsi
kemasan dalam pemasaran juga ditimbulkan oleh beberapa
faktor antara lain :
1. Meningkatkan standar kesehatan dan sanitasi yang dituntut
oleh masyarakat.
2. Mahalnya harga tempat untuk peragaan produk yang
diperlukan oleh pihak produsen dan sulitnya memperoleh
tempat ditoko-toko eceran.
3. Susahnya menghadapi pengecer yang hanya mau menjual
produk dengan kemasan yang efektif saja.
20
2.1.18. Barcode
Menurut Malik (2010, p1), dikemukakan bahwa Barcode
secara harafiah berarti kode berbentuk garus dimana masing – masing
ketebalan setiap garis berbeda sesuai dengan isi kodenya, kode
tersebut mewakili data atau informasi tertentu biasanya jenis harga
barang seperti makanan dan buku. Kode berbentuk batangan balok
dan berwarna hitam putih ini mengandung satu kumpulan kombinasi
yang berlainan ukuran yang dapat disusun sedemikian rupa, kode ini
dicetak diatas sticker atau dikotak pembungkus batang.
Teknologi yang diterapkan pada Barcode antara lain :
1. Teknologi Laser
Menggunakan diode laser berkekuatan 650ns. Laser ini
sebenarnya setara dengan kekuatan laser pada pointer presentasi.
Prinsipnya dengan menambahkan sebuah motor yang bergerak ke
kiri dan kanan secara cepat maka titik laser akan membentuk
sebuah garis.
2. Teknologi CCD (Changed Coupled Device)
Menggunakan sinar infrared. Berbeda dengan sistem laser, seperti
yang dipakai pada kamera. Kepekaan pembacaan CCD masih
dibawah sistem laser. Apalagi bagi orang yang bisa menggunakan
sistem laser dimana cara scanning barcode harus tegak lurus,
maka harus mengubah kebiasaan karena pembacaan pada CCD
tidak perlu tegak lurus namun menggunakan sudut.
3. Teknologi Linear Imager
Teknologi menggunakan kepekaan laser, kekuatan CCD,
ditambah dengan kemampuan membaca barcode 2 dimensi.
Gambar 2.2 Contoh Barcode
21
Saat ini Barcode terdiri dari 2 jenis yaitu: Linear Code (Barcode 1
Dimensi) dan Matrix Code (Barcode 2 Dimensi). Barcode 1 Demensi
bisa kita lihat di produk-produk yang biasa kita gunakan di
supermarket atau swalayan. Kita dapat melihat manfaat dari Barcode
dapat meningkatkan kecepatan dalam melayanai pelanggan dan
meningkatkan akurasi data produk yang di-input oleh kasir. Demikian
juga untuk identifikasi penumpang di bandara, rumah sakit maupun
pergudangan. Barcode terdiri dari dua jenis, diantaranya:
a. Barcode 1 Dimensi (Linear Barcode) terdiri dari :
• Code 39 (code 3 of 9)
adalah sebuah barcode alphanumeric (Full ASCII) yang
memiliki panjang baris yang bervariasi. Implementasi
barcode jenis ini adalah untuk inventory, asset tracking
dan tanda pengenal identitas.
Gambar 2.3 Barcode 39
• Code 128
adalah suatu barcode aplphanumeric (Full ASCII) yang
memiliki kerapatan (density) sangat tinggi dan dengan
panjang baris yang bervariasi. Penggunaan barcode jenis
ini ideal pada sistem shiping dan warehouse management
(pengaturan maskapai pelayaran dan pengelolaan gudang).
Gambar 2.4 Barcode 128
22
• Interleaved 2 of 5
yaitu sebuah barcode berbentuk numerik dan memiliki
panjang baris yang bervariasi. Barcode jenis ini digunakan
untuk industri dan laboratorium.
Gambar 2.5 Barcode Interleave 25
• UPC (Universal Product Code)
adalah sebuah barcode numeric dan memiliki panjang
baris yang tetap (fixed). UPC banyak digunakan untuk
pelabelan pada produk produk berukuran kecil/ritel.
Gambar 2.6 Barcode UPC
b. Barcode 2 Dimensi
Barcode 2 dimensi, lebih canggih dibanding Linear Code
karena bisa memuat ratusan digit karakter dan tampilannya pun
berbeda dengan Linear Code). Pada barcode 2 dimensi,
informasi/data yang besar dapat disimpan dalam ruang (space)
23
yang kecil. Contoh barcode 2 dimensi yaitu PDF417 yang dapat
menyimpan lebih dari 2000 karakter dalam sebuah space 4’.
Gambar 2.7 Barcode PDF 417
Saat ini barcode 2 dimensi banyak digunakan diperusahaan
manufaktur dalam sekala besar. Penggunaan barcode 2 dimensi
lebih efisien karena ukuran label barcode lebih kecil dibanding
barcode linier namun daya simpannya lebih banyak. Namun harga
scanner barcode (barcode reader) 2 dimensi masih terbilang mahal
untuk saat ini.
2.1.19. Overall Equipment Effectiveness
Overall Equipment Effectiveness/ OEE adalah sebuah metrik
hirarki yang fokus pada bagaimana tingkat keefektifan sebuah
perusahaan manufaktur dioperasikan. Hasil dari OEE dapat
membandingkan antara unit manufaktur antara departemen-
departemen, organisasi-organisasi, mesin, dan industri. OEE berfungsi
sebagai alat yang mengidentifikasi mesin-mesin potensial, identifikasi
dan melacak kerugian, dan mengidentifikasi kesempatan baru
(Stamatis, 2010, p. 21).
Pada awalnya OEE adalah sebuah bentuk modifikasi dari Total
Productive Maintenance (TPM) yang dikembangkan oleh Seiichi
Nakajima di Japan Institute of Plan Maintenance yang
menggambarkan TPM untuk mencapai performa ideal dan tidak
terjadinya kerugian. Dengan kata lain berarti tidak ada scrap atau
cacat produksi, tidak ada breakdown, tidak ada kecelakaan, tidak ada
sampah/limbah dalam proses produksi atau changeover. Kualifikasi
dari keseluruahan waktu yang terbuang dan dibandingkan dengan
24
waktu yang tersedia dapat memberikan performa aktual terhadap
produksi dan pemeliharaan kepada manajemen dan membantu untuk
fokus terhadap kerugian yang lebih besar (R.Almeanazel, 2010, p.
518).
Pada pertengahan tahun 1990, dikoordinasikan oleh
SEMATECH, industri pembuatan semi konduktor mengadopsi OEE
untuk meningkatkan produktivitas dari pabrik. Sejak saat itu,
manufaktur di berbagai industri di seluruh dunia memakai prinsip
OEE.
Tujuan dari penerapan OEE ini adalah menaikkan
produktivitas, menurunkan biaya, meningkatkan kepedulian dari
kebutuhan produktivitas mesin, dan meningkatkan umur dari mesin.
Hasil dari penerapan OEE ini adalah menaikkan keuntungan dan
mencapai atau meningkatkan persaingan industri, identifikasi
kepemilikan mesin dan mengurangi biaya (Stamatis, 2010, p. 21).
OEE juga digunakan sebagai alat ukur untuk jejak progress
mesin yang diindikatorkan dari :
• Total available time = waktu yang dibutuhkan mesin
untuk bekerja selama satu shift, yang diasumsikan tidak
ada downtime baik yang terencana maupun yang tidak
terencana
• Planned downtime = waktu yang dihasilkan selama
mesin berhenti beroperasi yang dikarenakan aktivitas
yang terencana seperti rapat, istirahat, makan siang dan
lain-lain.
• Unplanned downtime = waktu yang dihasilkan selama
mesin berhenti beroperasi karena kerusakan, setup,
penyesuaian, dan lain-lain.
• Ideal Cycle Time = waktu siklus yang terbaik yang
dapat dicapai,atau estimasi waktu siklus (Stamatis,
2010, p. 31).
25
Untuk lebih jelasnya rumus perhitungan OEE adalah sebagai
berikut :
Keterangan rumus :
Available time : Sisa waktu yang tersedia hasil scheduled time –
waktu unplanned downtime
Scheduled time : Jumlah waktu pabrik beroperasi, dikurangi
hal-hal yang telah direncanakan sebelumnya
seperti rapat pagi, makan siang, dan istirahat
(planned downtime).
Unplanned downtime : Waktu yang digunakan karena kerusakan, baik
mesin maupun komponen lainnya
Parts produced : jumlah komponen yang telah diproduksi baik
cacat maupun komponen yang kualitas baik
Cycle time : waktu yang dibutuhkan untuk membuat sebuah
barang
Number of defect : jumlah barang yang cacat
Dalam penerapannya, OEE dikelompokan menjadi beberapa
kategori sesuai dengan nilai yang diperoleh oleh perusahaan. OEE
diatas 96% dikategorikan sebagai terbaik dari semua yang terbaik (best
of the best), 82% sebagai terbaik dalam kelasnya (best of class), rata-
rata (middle) 54,9%, dan 29,9% sebagai lamban (laggards) (Pack
World, 2010).
Menurut Francis Wauters & Jean Mathot (2002, 3) Untuk
mencapai efektivitas peralatan keseluruhan (overall equipment
effectiveness), maka langkah pertama yaitu fokus untuk
26
menghilangkan kerugian utama (six big losses) yang dibagi dalam 3
kategori, yang merupakan penghalang terhadap efektivitas peralatan.
Losses tersebut adalah :
1. Downtime
a. Equipment Failure (breakdown losses)
Equipment failure merupakan yang terbesar dari six big
loss. Terdapat dua jenis equipment failure, yaitu sporadic
dan chronic. Sporadic failure terjadi secara tiba-tiba
dimana sesuatu terjadi pada saat mesin rusak. Biasanya
kerusakan jenis ini dapat diidentifikasi dengan mudah dan
diperbaiki. Sebaliknya chronic failure merupakan jenis
kerusakan minor yang terjadi pada peralatan, namun pada
saat terjadi kita tidak dapat dengan jelas mengidentifikasi
penyebabnya. Disamping itu, dampak yang
ditimbulkannya tidak signifikan, sehingga kerusakan ini
secara umum dapat diterima.
b. Set-up and adjustment losses
Set-up and adjustment losses�Set-up dan adjusment losses
dapat diukur setelah terjadi breakdown. Kerugian ini
mengacu pada kerugian waktu produksi antara jenis
produk dan termasuk pemanasan setelah pergantian model.
Waktu pergantian harus masuk ke dalam kategori ini dan
tidak termasuk dalam bagian planned downtime.
2. Speed Losses
a. Reduced Speed
Reduced speed mengacu pada perbedaan antara kecepatan
ideal dengan kecepatan aktual operasi. Peralatan mungkin
bekerja dibawah kecepatan idealnya dengan beberapa
alasan : tidak standard atau kesulitan raw material,
masalah mekanik, masalah yang lalu, atau kelebihan beban
kerja terhadap peralatan tersebut.
27
b. Idling and Minor Stoppages
Idling losses ini terjadi ketika peralatan/mesin tetap
beroperasi (menyala) walaupun tanpa menghasilkan.
Minor stoppages losses terjadi ketika peralatan berhenti
dalam waktu singkat akibat masalah sementara.
Contohnya, minor stoppage terjadi ketika sebuah bagian
pekerjaan terlewatkan atau ketika sensor aktif dan
menghentikan mesin. Secepat mungkin operator akan
memindahkan bagian pekerjaan tersebut atau mematikan
sensor sehingga dapat beropersi normal kembali. Karena
kerugian ini mengganggu kerja, maka dapat dikategorikan
sebagai breakdown. Namun demikian, keduanya berbeda,
dimana minor stoppage dapat diselesaikan dengan cepat
ketika diketahui (operator dapat membetulkan minor
stoppage dan dalam waktu kurang dari 10 menit).
3. Quality Losses
a. Start-up losses (reduced yield)
Kerugian ini terjadi di awal produksi, dari mesin
dinyalakan sampai mesin stabil untuk berproduksi dengan
kualitas yang sesuai standard. Volume dari kerugian ini
tergantung dari derajat kestabilan proses. Ini bisa dikurangi
dengan level pemeliharaan terhadap peralatan/mesin,
kemampuan teknik operator, dll.
b. Quality defect (process defect)
Process defect menunjukkan bahwa ketika suatu produk
yang dihasilkan rusak dan harus diperbaiki, maka lama
waktu peralatan memproduksinya adalah kerugian.
Kerugian ini relatif lebih kecil dibandingkan dengan
kerugian yang lain. Namun dalam lingkungan “Total
Quality” sekarang ini, diharapkan tidak ada reject,
terutama yang disebabkan oleh peralatan. Oleh karenanya
kerugian ini harus ditekan seminimal mungkin.
28
2.1.20. Definisi Supply Chain Management
Supply Chain mengacu pada proses yang menggerakan
informasi dan material ke dan dari proses manufaktur dan jasa di
perusahaan. Ini termasuk proses logistik yang secara fisik dalam
memindahkan dan pergudangan dan proses penyimpanan produk
sehingga dapat dengan cepat dikirimkan ke pelanggan (Jacobs dan
Chase, 2009, p. 42).
Supply Chain adalah aliran material, informasi, uang, dan jasa
dari pemasok bahan baku melalui pabrik dan gudang ke konsumen
akhir (Turban et al., 2008, p. 307).
Supply Chain mengacu pada aliran material, informasi, uang,
dan jasa dari pemasok bahan baku, melalui pabrik dan gudang, ke
pelanggan akhir. Sebuah supply chain juga mencakup organisasi dan
proses yang menghasilkan dan mengirimkan produk, informasi, dan
layanan untuk konsumen akhir (Rainer Jr. dan Cegielski, 2011, p.
334).
Jadi dari beberapa pendapat diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa supply chain adalah proses dimana setiap jaringan yang
terdapat dalam perusahaan saling bekerja sama agar alliran informasi,
produk dan layanan dapat sampai ke konsumen akhir.
2.2. Teori-Teori Khusus yang Berhubungan dengan Topik yang Dibahas
Sub bab ini berisi teori pendukung yang di ambil dari buku Enterprise
Architecture EA oleh Scott A.Bernard dalam penulisan skripsi perencanaan
strategi sistem dan teknologi informasi. Sub bab ini berisikan tentang teori
pendukung dalam penulisan penulisan skripsi perencanaan strategi dan teknologi
informasi.
2.2.1. Pengertian Enterprise
Menurut Scott A. Bernard (2005, p31), Enterprise adalah suatu
area dari aktifitas dan tujuan di dalam suatu organisasi atau di antara
beberapa organisasi, dimana informasi dan sumber daya lainnya
ditukar.
29
Menurut Lankhorst et al (2005), Enterprise adalah merupakan
keseluruhan komponen pada suatu organisasi di bawah kepemilikan
dan kontrol organisasi tunggal.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, enterprise merupakan
suatu organisasi dimana di dalamnya terdapat aktifitas tukar-menukar
informasi dan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Selain itu,
di dalam enterprise juga terdapat aktifitas proses bisnis perusahaan
yang didukung oleh perencanaan-perencanaan untuk mencapai tujuan
dari proses bisnis perusahaan.
2.2.1.1. Enterprise Architecture
Menurut Scott A. Bernard (2005, p31-36), Enterprise
Architecture merupakan bagaimana cara membuat penglihatan
abstrak sebuah organisasi (perusahaan) yang membantu orang
di dalam perusahaan tersebut untuk membuat perencanaan dan
pengambilan keputusan yang lebih baik. Enterprise
architecture melebihi perencanaan teknologi, dengan
menambahkan perencanaan strategis sebagai pendorong utama
dari perusahaan.
Menurut Gronlund (2009), Enterprise Architecture
(EA) adalah satu praktek manajemen untuk memaksimalkan
kontribusi dari sumber daya perusahaan, investasi TI, dan
aktivitas pembangunan sistem untuk mencapai tujuan
kinerjanya.
Menurut Ali Ibrahim (2011), Enterprise Architecture
adalah sebuah paradigma dalam merencanakan, merancang,
dan mengelola sistem informasi.
2.2.1.2. Menghubungkan EA dan Strategi
EA menyediakan strategi dan pendekatan bisnis
kepada kebijakan, perencanaan, pengambilan keputusan dan
pengembangan sumber daya yang berguna untuk para
eksekutif, line manager dan support staff. Framework EA dan
dokumentasi metodologi mengukur EA dengan cara
30
mengizinkan strategi untuk mempengaruhi bisnis dan
perencanaan teknologi, pembuatan keputusan tersebut penting
khususnya dalam pendokumentasian EA dimasa depan.
Dokumentasi strategi melibatkan identifikasi, tujuan, inisiatif,
dan pengukuran outcome.
2.2.1.3. Menghubungkan EA dan Perencanaan Bisnis
EA menyediakan strategi dan pendekatan bisnis
kepada kebijakan, perencanaan, pengambilan keputusan dan
pengembangan sumber daya yang berguna untuk para
eksekutif, line manager dan support staff. Framework EA dan
dokumentasi metodologi mengukur EA dengan cara
mengizinkan strategi untuk mempengaruhi bisnis dan
perencanaan teknologi, pembuatan keputusan tersebut penting
khususnya dalam pendokumentasian EA dimasa depan.
Dokumentasi strategi melibatkan identifikasi, tujuan, inisiatif,
dan pengukuran outcome
2.2.2. EA Current Architecture
Menurut (Bernard, 2005, p135), Current Architecture adalah
arsitektur yang sedang dijalankan saat ini pada sebuah perusahaan,
dan gambaran arsitektur ini digunakan sebagai dasar untuk
dibandingkan dengan rancangan masa depan.
2.2.3. EA Future Architecture
Menurut (Bernard, 2005, p158), Future Architecture
menggambarkan komponen enterprise architecture yang baru, yang
sesuai dengan kebutuhan perusahaan untuk meningkatkan kinerja
yang sudah ada, mendukung inisiatuf strategi yang baru, kebutuhan
operasional maupun solusi teknologi yang akan digunakan.
31
Gambar 2.8 Current-Future Architecture View
EA Future Architecture menggerakkan strategi dan level
taktikal kedalam 3 cara yaitu new direction and goal, changing
business priorities dan emerging technogy. EA tidak bisa
merefleksikan perubahan diatas pada arsitektur masa depan kecuali:
• Tim kepemimpinan perusahan menyediakan perubahan pada
strategic direction and goal
• Line of business of manager dan program manager
menyediakan perubahan pada bisnis proses dan prioritas yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang baru
• Support staff/delivery staff mengidentifikasi teknologi yang
berjalan dan solusi untuk kebutuhan bisnis baru.
Gambar 2.9 Driver of Change
32
2.2.4. EA Goals & Initiatives
Gambar 2.10 Enterprise Architecture EA3 Cube TM
(Goals & Initiatives)
S – 1 Strategic Plan
Perencanaan Strategi yang membutuhkan kebijakan
tingkat tinggi dan dokumen perencanaan perusahaan yang
menggunakan arah strategi kompetitif, dan tujuan terpenting
mengadakan program-program proyek (inisiatif strategis) yang
menjadi rencana strategis dalam mencakup periode masa
depan perusahaan untuk 3-5 tahun mendatang.
Description :
Rencana strategi dibutuhkan artefak EA komposit yang
saling berkaitan dan mengarahkan tujuan (goals) perusahaan
selama periode 3-5 tahun di masa datang dengan membuat
beberapa perencanaan seperti :
• Memberikan pernyataan visi dan misi yang singkat
yang mengarah pada tujuan dan arah perusahaan.
• Mengembangkan pernyataan arah strategis yang sesuai
dengan tujuan perusahaan, memastikan perusahaan
dapat bertahan dalam persaingan bisnis,
memungkinkan untuk fleksiblitas dalam menjalankan
bisnis, dan mempromosikan keberhasilan kompetitif.
S-1 strategic plan
S-2 SWOT analysis
S-3 CONOPS
scenario
S-4 operation
diagram
S-5 balanced
scorecard
33
• Merangkum hasil dari analisis SWOT yang didasarkan
pada pernyataan arah tujuan strategis dan
mengidentifikasi kekuatan perusahaan, kelemahan,
peluang, dan ancaman. Hal ini akan lebih rinci
dibahas pada S-2 SWOT analysis.
• Merangkum asumsi situasi dan perencanaan untuk
“konsep operasi” yang terdapat di dalam skenario
CONOPS yang mendukung pada arah strategi
perusahaan. Ringkasan ini harus mencakup kegiatan
perusahaan saat ini yang menggambarkan pada
tingkat tinggi koordinasi kegiatan yang sedang
berlangsung.
S – 2 SWOT Analysis
Menurut Freddy Rangkuti (2006, p18), Analisis SWOT
adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada
faktor- faktor kekuatan (strengths), kelemahan (weakness)
perusahaan serta meminimalkan peluang (opportunities) dan
ancaman (threats) dalam lingkungan yang dihadapi
perusahaan.
• Kekuatan (Strength)
Kekuatan yang dimiliki oleh suatu perusahaan
dibandingkan dengan para pesaingnya atau kompetensi
khusus yang terdapat dalam organisasi berakibat pada
pemilikan keunggulan atau kelebihan
komperatif.�Dikatakan demikian karena satuan
organisasi memiliki sumber, ketrampilan, produk
andalan dan sebagainya yang membuatnya lebih kuat
dari pesaing dalam memuaskan kebutuhan. Contoh:
kekuatan pada sumber keuangan, citra positif,
keunggulan kedudukan, lembaga dengan unit pemasok
input, loyalitas pengguna produk dan kepercayaan
34
berbagai pihak yang berkepentingan.
• Kelemahan (weakness)
Kelemahan atau masalah yang dihadapi oleh suatu
perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain.
Dengan mengetahui ini maka disusun suatu strategi
untuk menutupi / menghilangkan kelemahan
perusahaan. Keterbatasan / kekurangan dalam hal
sumber, ketrampilan dan kemampuan menjadi
penghalang serius bagi penampilan kinerja organisasi.
Berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan
tersebut bisa terlihat dari sarana prasarana yang
dimiliki, kemampuan manajerial yang rendah, produk
yang tidak/kurang diminati, perolehan keuntungan
kurang memadai.
• Peluang (opportunities)
Kesempatan yang dimiliki perusahaan untuk membuat
lebih banyak pelanggan dibandingkan dengan
pesaingnya. Berbagai situasi lingkungan yang
menguntungkan bagi satuan organisasi. Yang
dimaksud dengan berbagai situasi disini antara lain
kecenderungan penting terjadi di kalangan pengguna
produk, perubahan dalam kondisi persaingan,
perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang
membuka berbagai kesempatan baru dalam kegiatan
organisasi.
• Ancaman (threats)
Threats merupakan kebalikan dari pengertian peluang
yakni faktor-faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan suatu organisasi. Jika tidak segera
diatasi akan menjadi ganjalan/halangan/hambatan laju
aktivitas satuan organisasi baik untuk masa sekarang
maupun masa depan. Berbagai contoh antara lain:
masuknya pesaing baru, pertumbuhan yang lamban,
35
meningkatnya posisi tawar pemakai produk yang
dihasilkan, menguatnya posisi tawar input yang
diperlukan untuk proses menjadi output/produk
tertentu, perkembangan dan teknologi yang belum
dikuasai.
Gambar 2.11 Analisis SWOT
(Rangkuti, 2006, p19)
Kuadran 1: Ini merupakan situasi menguntungkan,
perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan
sehingga dapat memanfaatkan peuang yang ada,
strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah
mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif
(Growth Oriented Strategy)
Kuadran 2: Meskipun menghadapi berbagai ancman,
perusahaan ini masih memiliki kekuatan segi internal,
strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan
kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang
dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar)
Kuadran 3: Perusahaan menghadapi peluang pasar
yang sangat besar, tetapi di lain pihak ia menghadapi
beberapa lendala/kelemahan internal. Fokus strategi
36
perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah
internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang
pasar yang lebih baik.
Kuadran 4: Ini merupakan situasi yang sangat tidak
menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi
berbagai ancaman dan kelemahan internal.
Analisis ini dilakukan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan dan peluang dan secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Jadi, analisis
ini memungkinkan perencana perusahaan dapat menata
kembali informasi yang ada dan merumuskan masalah yang
nantinya akan mendasari penentuan strategi alternatif dan
rencana yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut
dan membandingkan antara faktor eksternal peluang dan
ancaman dengan faktor internal kekuatan dan kelemahan.
Umumnya yang sering digunakan adalah sebagai kerangka
atau panduan sistematis dalam diskusi untuk membahas
kondisi alternatif dasar yang mungkin menjadi pertimbangan
perusahaan.
S – 3 CONOPS Scenario
Menurut Scott A. Bernard (2005, p294) CONOPS
Scenario atau Konsep Skenario Operasi berisikan narasi
dokumen yang menjelaskan bagaimana kegiatan perusahaan
beroperasi saat ini atau kegiatan operasi beberapa tahun yang
akan datang dengan beberapa faktor-faktor tertentu internal
dan eksternal yang di identifikasi dalam analisis SWOT
dengan asumsi perencanaan.
S – 3 CONOPS Diagram
Menurut Scott A. Bernard (2005, p295) CONOPS
Diagram merupakan penggambaran secara grafikal dengan
gambaran tingkat tinggi yang mendetail tentang bagaimana
37
perusahaan tersebut menjalankan bisnisnya atau beroperasi,
baik itu secara menyeluruh ataupun hanya dari beberapa
wilayah tertentu.
Di dalam CONOPS diagram kita dapat melihat
keseluruhan aktifitas dari CONOPS scenario. Selain itu,
CONOPS diagram juga dapat menggambarkan bagaimana
sistem digunakan dan bagaimana proses bisnis perusahaan
yang sedang berjalan pada masa sekarang.
Gambar 2.12 Contoh CONOPS Diagram
2.2.5. Products & Services
Gambar 2.13 Enterprise Architecture EA3 Cube TM
(Products & Services)
B-1 business plan
B-2 node connectivity
diagram
B-3 swim lane
process diagram
B-4 business process
diagram
B-5 product matrix
B-6 use case
narrative
B-7 investment
business case
38
B-1 Swim Lane Process Diagram
Stakeholder menunjukkan bagaimana diagram aktivitas
para bagian divisi (orang-orang dengan kepentingan dalam
perusahaan) yang terlibat dengan lini proses bisnis, dan waktu
interaksi yang diperlihatkan pada diagram dengan
menggunakan format “swim lanes” untuk mengatur barisan
stakeholder, dan jangka waktu menurut kolom serta overlay
kegiatan dengan simbology flowchart.
B-2 Business Process Diagram
Diagram proses bisnis yang menunjukkan rincian dari
suatu kegiatan dan saling berhubungan dengan orang lain.
Diagram D-4 mengikuti IDEF-0 yaitu teknik pemodelan untuk
menunjukkan data inputs, kontrol, output, dan mekanisme
untuk setiap langkah dalam proses kegiatan bisnis.
B-3 Use case narrative & diagram
Sebuah narasi use case dengan pemodelan terpadu
langauge (UML) format untuk mengidentifikasi kebutuhan
bisnis, konteks, stakeholder (Actor), dan aturan bisnis di
dalam interaksi mereka dengan sistem, layanan, dan aplikasi
yang diidentifikasi sebagai solusi teknologi pengembangan
dan perencanaan.
2.2.6. Data & Information
Gambar 2.14 Enterprise Architecture EA3 Cube TM (Data & Information)
D-1 knowledge
management
plan
D-2 information
exchange matrix
D-3 object state
transition
diagram
D-4 object event
trace diagram
D-5 logical data
model
39
D-1 Logical Data Model
Model data semantik dapat dikembangkan dengan
menggunakan metode terstruktur tradisional dan simbology (diagram
hubungan entitas) atau dapat menggunakan metode object-oriented
dan simbology dari bahasa pemodelan (UML) yang menghasilkan
diagram kelas atau diagram object.
D-2 Activity/Entity Matrix
Matriks kegiatan entitas adalah pemetaan yang dikembangkan
oleh entitas data yang terkait dengan kegiatan usaha. Sering disebut
“CRUD” Matrix karena mengidentifikasi jenis dasar dari transformasi
yang dilakukan pada data (create, read, update, delete) melalui proses
bisnis.
D-3 Data Dictionary
Database menyediakan daftar komprehensif dari entitas data
yang dikumpulkan oleh perusahaan, termasuk standard bidang atribut,
kunci, dan hubungan. Database juga mencakup “perpustakaan” dari
obyek data dapat digunakan kembali yang menggunakan metode
UML.
2.2.7. Systems & Applications
Gambar 2.15 Enterprise Architecture EA3 Cube TM
(Systems and Applications)
SA-1 : System Interface Diagram
SA-2 : System Communication
Description
SA-3 : System Interface Matrix
SA-4 : System Data Flow Diagram
SA-5 : System/Operations Matrix
SA-6 : System Data Exchange
Matrix
SA-7 : System Performance
Matrix
SA-8 : System Evolution Diagram
40
SA-1 System Communication Description
Artefak S-2 tampilan diagram pada S-1 Sistem dengan
memberikan deskripsi tentang bagaimana data
dikomunikasikan antara sistem di seluruh perusahaan, dan
termasuk spesifik tentang link, jalan, jaringan, dan media.
SA-2 System Data Flow Diagram
Data Flow Diagram Sistem ini lebih dikenal sebagai
"Diagram Data Flow" dan dimaksudkan untuk menunjukkan
proses dalam suatu sistem pertukaran data, dan bagaimana
pertukaran terjadi. Artefak SA-4 menunjukkan Diagram-4 B
Proses Bisnis, dan untuk menunjukkan detail tambahan.
2.2.8. Networks and Infrastructure
Gambar 2.16 Enterprise Architecture EA3 Cube TM
(Networks & Infrastructure)
NI-1 Network Connectivity Diagram
Konektivitas Jaringan Diagram menunjukkan koneksi fisik
antara suara perusahaan, data, dan jaringan video .. termasuk eksternal
Wide Area Network (WAN) dan Local Area Network (LAN) juga
disebut "extranet" dan "intranet".
NI-1 : Network
Connectivity Diagram
NI-2 : Network Inventory
NI-3 : Capital Equipment
Inventory
NI-4 : Building Blueprints
NI-5 : Network Center
Diagram
NI-6 : Cable Plant Diagram
NI-7 : Rack Elevation
Diagram
41
2.2.9. Security Plan
Rencana keamanan menyediakan baik deskripsi tingkat tinggi
dan rinci program keamanan yang berlaku di seluruh perusahaan. Ini
termasuk fisik, data, personel, dan unsur-unsur keamanan operasional
dan prosedur.
2.2.10. Analisis Lingkungan Bisnis Eksternal
2.2.10.1. Analisis 5 Model Persaingan Bisnis menurut Porter
Menurut Ward (2006, p62) persaingan yang ada
bergantung pada lima kekuatan. Kekuatan tersebut digunakan
untuk memahami dan mengevaluasi struktur dari lingkungan.
Bisnis industri dan ancaman kompetisi terhadap perusahaan
serta menentukan potensi keuntungan dalam indutri yang
diukur berdasarkan pengendalian jangka panjang tehadap
modal yang diinvestasikan dalam penentuan kinerja
perusahaan.
Kelima kekuatan pesaing bisnis tersebut bersamaan
menentukan intensitas persaingan dan kemampuan dalam
industri. Kekuatan yang paling besar akan sangat menentukan
sesuatu yang sangat penting.
Gambar 2.17 Lima Daya Saing Bisnis Menurut Porter
42
Model ini merupakan metode analisis yang digunakan
oleh orang-orang yang menjalankan bisnis atau fungsi-fungsi
utama bisnis, untuk mendapatkan posisi kompetitif. Paradigma
seperti ini sangat penting untuk mendapatkan peran kompetitif
sistem informasi, dimana strategi yang menentukan bagaimana
sistem informasi harus dijalankan. Pada waktu yang sama,
sistem informasi membuat strategi dan cara baru untuk dapat
berkompetisi dalam industri. Lima kekuatan persaingan
tersebut antara lain:
a) The threat of the entry of new competitors
Pendatang baru dalam suatu industri membawa
kapasitas yang baru, keinginan untuk memperoleh
pangsa pasar dan sumber daya yang substansial.
Keseriusan ancaman pendatang baru tergantung pada
hambatan yang ada pada reaksi dari pesaing yang ada
pada pendatang baru agar dapat diperkirakan.
b) The bargaining power of suppliers
Pemasok dapat mempergunakan kekuatan daya tawar
untuk peserta dalam industri dengan meningkatkan
harga atau mengurangi mutu barang atau jasa yang
dibeli. Dengan demikian, pemasok yang berpengaruh
dapat menekan suatu industri yang tidak dapat
menuntut kenaikan biaya melalui harga jualnya.
c) The bargaining power of customers
Kekuatan pembeli atau pelanggan juga dapat menekan
harga menurut kualitas lebih tinggi atau layanan lebih
banyak dan mengadu domba semua anggota industri.
Faktor yang mempengaruhi kekuatan daya saing
pembeli apabila
• Pembeli melakukan pembelian dalam jumlah
yang besar. Dengan adanya pembelian dalam
jumlah besar yang dilakukan oleh pelanggan ,
hal ini membuktikan bahwa produk dan
43
pelayanan yang di miliki sangat berkualitas dan
dapat meingkatkan daya saing perusahaan.
• Pembeli memperoleh laba yang rendah, yang
menciptakan insentif yang besar untuk
mengurangi biaya pembelian. Karena
pelanggan melakukan pembelian maka dapat
meciptakan insentive sehingga mengurangi
biaya pembelian bahan baku
• Produk industri tidak menghemat uang pembeli
Dengan menciptakan produk yang bekualitas
sehingga perushaan menjual dengan harga
tinggi yang sesuai dengan kualitas produk
sehingga pembeli harus mengeluarkan nominal
yang besar.
d) The threat of a substitute product
Produk perusahaan sering menghadapi persaingan
yang ketat dengan produk dari industri lain yang dapat
menjadi alternatif bagi konsumen untuk memilih.
Suatu produk dapat menjadi substitusi atau pengganti
bagi produk lain jika konsumen menganggap produk-
produk tersebut mempunyai fungsi yang serupa.
Tekanan persaingan dari produk substitusi akan
mendorong suatu perusahaan menjalankan strategi
untuk meyakinkan pelanggan bahwa produk mereka
berbeda daripada produk substitusi melalui berbagai
bentuk strategi diferensiasi seperti harga yang
bersaing, kualitas yang berbeda, pelayanan yang lebih
baik, dan kinerja yang lebih sesuai dengan keinginan
konsumen atau kombinasi.
e) The intensity of competitive rivalry
Persaingan industri merupakan kompetisi yang sama
antara perusahaan yang memiliki pengaruh besar
terhadap para pesaingnya yang dapat mendorong
44
perlawanan untuk menjadi lebih baik. Untuk
mendalami persaingan industri ini, diperlukan adanya
suatu pemahaman. Pemahaman yang dimaksud antara
lain:
• Ukuran industri
o Mengetahui siklus perkembangan dunia
industri saat ini.
• Pasar dan kinerja keuangan
o Mengetahui pangsa pasar dan kinerja
keuangan untuk dapat mengurangi
terjadinya resiko kegagalan dalam
persaingan bisnis.
• Perusahaan yang dominan
o Perusahaan Harus memiliki keahlian dan
kreatifitas agar produk atau jasa dikenal
selalu diingat dan yang pertama dipilih oleh
para pelanggan.
• Strategi kompetitif yang bisa digunakan
o Perusahan harus memiliki sasaran strategy
yang kompetitif agar meningkatkan daya
saing perusahaan didalam persaingan
industri.
• Kompetisi yang diperlukan
o Perusahaan harus mengetahui cara
berkompetisi didalam dunia persaingan
yang baik.
• Implikasi global
o Dengan dikenalnya perusahaan secara
global dapat meningktakan daya saing
perusahaan.
• Trend saat ini atau yang akan datang
o Perusahaan harus mengelurkan produk
sesuai dengan tren saat ini.
45
Persaingan diantara pesaing yang ada mengambil
bentuk yang sama dalam memperebutkan posisi
dengan menggunakan cara seperti kompetisi harga,
pengenalan produk, dan persaingan.
2.2.10.2. Analisis PEST (Political, Economy, Social, Technology)
Menurut Ward dan Preppard (2002, p70-72) analisis
PEST adalah analisis terhadap faktor lingkungan eksternal
bisnis yang meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, dan
teknologi. PEST digunakan untuk menilai pasar dari suatu unit
bisnis atau unit organisasi. Arah PEST adalah kerangka untuk
menilai sebuah situasi, dan menilai strategi atau posisi, arah
perusahaan, rencana pemasaran atau ide. Dimana analisis ini
dapat diambil suatu peluang atau ancaman baru bagi
perusahaan.
a. Faktor Politik
Faktor politik meliputi kebijakan pemerintah, masalah-
masalah hukum, serta mencakup aturan-aturan formal dan
informal dari lingkungan dimana perusahaan melakukan
kegiatan.
b. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang
mempengaruhi daya pembelian dari pelanggan dan
mempengaruhi iklim dari bisnis suatu perusahaan.
c. Faktor Sosial
Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat
mempengaruhi kebutuhan dari pelanggan dan
mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang
ada.
d. Faktor Teknologi
Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu
dalam menghadapi tantangan bisnis dan mendukung
efisiensi proses bisnis.
46
Tabel 2.2 Analisis PEST
Politik
• Pajak/Tarif
• Perundang-undangan
• Tekanan atau adanya
lobby group tertentu.
• Situasi politik dan
keamanan
Sosial
• Tren gaya hidup
• Tingkah laku konsumen
• Tingkat pendidikan
• Angka kelahiran dan
kematian
• Tingkat penghasilan
• Pengelompokkan unsur
Ekonomi
• Situasi ekonomi dalam
negeri
• Bunga pinjaman
• Tingkat inflasi
• Upah regional
• Nilai tukar mata asing
Teknologi
• Industri yang
menggunakan R&D
• Penemuan teknologi
baru
• Teknologi informasi
• Hak paten teknologi
• Transfer teknologi