bab 2 isi.doc

23
Dea Anggiri Isdar DIV – Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung 7 2.2. Lokasi Proyek Proyek Hotel Harper Pasteur dibangun di kawasan Pasteur Bandung yang merupakan lokasi strategis di kota Bandung. Kawasan ini memiliki aksesibilitas sangat mudah baik ke luar kota ataupun ke pusat kota, karena berlokasi hanya 1,2 Km di depan gate tol Pasteur dan tidak jauh dengan Bandara Hussein Sastranegara. Di sekitar hotel juga terdapat beberapa agen shuttle bus ataupun taxy yang dapat memudahkan wisatawan kembali ke tempat asalnya atau sekedar ingin mengelilingi Bandung. Laporan Praktik Kerja Lapangan Jurusan Teknik Sipil – Politeknik Negeri Bandung

Upload: dea-anggiri-isdar-harahap

Post on 06-Nov-2015

258 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Dea Anggiri Isdar

DIV Teknik Perawatan dan Perbaikan Gedung

21

2.2. Lokasi Proyek

Proyek Hotel Harper Pasteur dibangun di kawasan Pasteur Bandung yang merupakan lokasi strategis di kota Bandung. Kawasan ini memiliki aksesibilitas sangat mudah baik ke luar kota ataupun ke pusat kota, karena berlokasi hanya 1,2 Km di depan gate tol Pasteur dan tidak jauh dengan Bandara Hussein Sastranegara. Di sekitar hotel juga terdapat beberapa agen shuttle bus ataupun taxy yang dapat memudahkan wisatawan kembali ke tempat asalnya atau sekedar ingin mengelilingi Bandung.

Gambar 2.2. Denah Lokasi Proyek(Google Maps)

2.3. Tujuan Proyek

Tujuan proyek adalah pembangunan hotel sebagai tempat tinggal sementara bagi para pendatang baik untuk kepentingan wisata maupun kepentingan lain seperti bisnis, kantor, dan sebagainya. Pembangunan hotel ini juga bertujuan untuk memembuka lapangan kerja baru bagi penduduk kota Bandung.2.4. Kondisi Proyek

Kondisi proyek pada awal Praktik Kerja Lapangan (PKL) sedang melaksanakan pekerjaan sub-structure tahap 1, yaitu pekerjaan galian tanah pondasi dan pekerjaan jangkar. Soldier pile sebagai dinding penahan tanahnya telah selesai dilaksanakan dengan beberapa perubahan didalamnya. Pada awal perencanaan soldier pile akan dilaksanakan sebanyak 42 titik, dengan diameter masing-masing 600 mm dan tinggi 1200 mm. Tetapi setelah proses pelaksanaan ditemukan beberapa kendala yaitu kondisi lahan yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pengeboran tersebut, sehingga hanya terlaksana 32 titik soldier pile. Berikut gambar soldier pile yang sedang dilakukan pembobokan agar memiliki ketinggian yang sama.

Gambar 2.3. Pembobokan Soldier PileProyek ini direncanakan menggunakan raft sebagai pondasinya. Di bawah pondasi raft akan dipasang beberapa titik jangkar yang berfungsi sebagai perkuatan pondasi raft terhadap gaya geser. Diantara pondasi raft terdapat pondasi yang untuk sementara akan digunakan sebagai pondasi tower crane. Oleh karena itu, proses penggalian difokuskan pada lokasi pondasi tower crane seperti pada Gambar 2.4.

Gambar 2.4. Lokasi Galian Pondasi Tower CraneDi lokasi penggalian tanah terdapat genangan air dan lumpur, hal ini mengharuskan kontraktor melakukan proses dewatering untuk mengeringkan galian tersebut. Pengeringan lokasi galian ini dilakukan dengan proses semi dewatering, yaitu menggunakan pompa submersible. Pekerjaan ini dilakukan dengan meletakan pompa di dalam air, lalu memompa air ke drainase samping proyek untuk dialirkan ke drainase depan JL. Dr. Djunjunan. Metode ini dilaksanakan karena genangan air pada proyek tidak terlalu besar. Kondisi muka air tanah yang berada dibawah elevasi galian mengakibatkan genangan air yang ada di proyek diduga berasal dari resapan air hujan, bukan dari muka air tanah asli. Lokasi penggalian yang sedang dilakukan proses dewatering terdapat pada gambar berikut.

Gambar 2.5. Proses Dewatering pada Lokasi Penggalian 2.5. Data Proyek

2.5.1. Data Umum Proyek

Nama Proyek : Proyek Hotel Harper By Aston Bandung

Pemberi Tugas: PT. Lumbung Pasteur Prakarsa

Manajemen Konstruksi : PT. Rasya Anugrah PratamaKonsultan Arsitektur: PT. Bias Tekno Art Kreasindo

Konsultan Struktur: PT. Anugrah Multi Cipta Karya

Konsultan M/E: PT. Metakom Pranata

Konsultan Quantity Surveyor: PT. Cipta Pratama Costindo

Kontraktor Utama: PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung

Lingkup Pekerjaan: Persiapan, Struktur, Arsitektur, Plumbing

Lokasi : JL. Dr. Djunjunan No. 162 Pasteur

Bandung

Luas Total Bangunan : 15.285 m2 (terdiri dari 2 lantai

basement dan 10 lantai + atap)

Luas Lahan : Tahap 1 : 2.481 m2

Tahap 2 : 1.392 m2Jumlah Bangunan : 1 Bangunan Utama Hotel 10 lantai +

2 Basement + Atap

Waktu Pelaksanaan: 365 Hari waktu kalender2.5.2. Data Teknis Proyek

a. Struktur Bangunan

: Konstruksi beton bertulang

b. Mutu Beton

Soldier Pile

: K-300

Jangkar/penjangkaran : K-300

Pondasi raft

: K-350

c. Mutu Baja Tulangan :

BJTP 24 untuk 12 mm: 2400 kg/cm2

BJTD 39 untuk D > 10 mm: 3900 kg/cm2

2.6. Struktur Organisasi dan Hubungan Kerja Proyek

Struktur organisasi proyek adalah hubungan dua orang atau lebih yang bersama-sama melaksanakan pekerjaan dengan kemampuan dan keahliannya untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan. Struktur organisasi proyek menggambarkan pemisahan kegiatan pekerjaan antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Kesuksesan sebuah proyek sangat tergantung dari kerja sama pihak-pihak tersebut. Pada gambar berikut akan dijelaskan hubungan kerja setiap pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan Hotel Harper Pasteur.

Gambar 2.6. Hubungan Kerja Proyek Hotel Harper Pasteur

(PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung)

Adapun uraian mengenai hubungan kerja antara para pihak penyelenggara konstruksi pada proyek pembangunan Hotel Harper Pasteur adalah sebagai berikut :

a. Pemilik Proyek Dengan Konsultan Perencana

Pemilik Proyek/Owner terlebih dahulu berkonsultasi dengan konsultan perencana untuk merencanakan proyek yang akan dibangun, lalu konsultan perencana membuat desain sesuai permintaan Owner.

b. Pemilik Proyek Dengan Konsultan Manajemen KonstruksiKonsultan Manajemen Konstruksi diberi kepercayaan oleh Owner untuk mewakili Owner dalam pengawasan pekerjaan fisik yang dilaksanakan oleh Kontraktor. Konsultan Manajemen Konstruksi bertanggung jawab dalam mengawasi pekerjaan fisik Kontraktor serta memberikan hasil pengawasan tersebut kepada Owner.

c. Pemilik Proyek Dengan Kontraktor

Kontraktor diberi kepercayaan oleh Owner untuk mengatur dan melaksanakan pekerjaan di lapangan. Jika terjadi perubahan-perubahan di lapangan kontraktor wajib berkoordinasi dengan Owner ataupun Konsultan Manajemen Konstruksi. Kontraktor mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya kepada Owner. d. Konsultan Manajemen Konstruksi Dengan KontraktorKonsultan Manajemen Konstruksi sebagai wakil Owner mengawasi pekerjaan Kontraktor agar pelaksanaan sesuai dengan persetujuan pada dokumen kontrak.

e. Kontraktor dengan Sub-Kontraktor

Sub-kontraktor dipilih dan dipekerjakan oleh Kontraktor untuk melakukan bagian dari pekerjaan atas nama Kontraktor. Sub-kontraktor akan bertanggung jawab sepenuhnya kepada Kontraktor dan secara hukum tidak mempunyai hubungan dengan Owner, karena Kontraktor masih tetap bertanggung jawab sepenuhnya untuk pelaksanaan pekerjaan kepada Owner.

2.6.1.Struktur Organisasi Kontraktor

Kontraktor merupakan lembaga atau perusahaan yang melaksanakan suatu proyek konstruksi dengan kontrak tertentu. Kontraktor bertanggung jawab langsung pada Pemilik Proyek/Owner atas segala pekerjaan yang dilakukan di lapangan. PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung selaku Kontraktor Utama dalam proyek pembangunan Hotel Harper Pasteur memiliki struktur organisasi yang dapat dilihat pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7. Struktur Organisasi Kontraktor Utama

(PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung)

Fungsi dan tanggung jawab dari masing-masing pihak kontraktor tersebut dapat dibedakan sebagai berikut :Manajer/Kepala Proyek

Manajer/Kepala Proyek adalah pihak yang yang diangkat oleh Direksi atau pejabat yang diberi wewenang untuk itu dan bertanggung jawab langsung kepada Direksi. Fungsi utama Manajer/Kepala Proyek yaitu menupayakan pencapaian laba secara efisien dan efektif serta mewakili perusahaan dalam membina hubungan yang saling menguntungkan dengan pemilik proyek dan/atau pihak lain di luar perusahaan. Sesuai dengan fungsi utamanya, Manajer/Kepala Proyek memiliki beberapa tanggung jawab antara lain :

a. Terlaksananya peran sebagai Project Representative;b. Terlaksananya pengendalian Project Scorecard;c. Tercapainya sasaran penjualan, produksi dan laba;d. Terlaksanya pengelolaan sumber daya proyek secara efisien dan efektif dengan berpedoman pada biaya, mutu dan waktu yang telah disepakati;e. Terlaksanya pekerjaan konstruksi untuk menghasilkan produk bermutu dengan metode yang efisien dan efektif serta memenuhi persyaratan ikatan kerja yang telah disepakati oleh pemilik proyek dan perusahaan;f. Terlaksanya pengupayaan hasil lebih bagi perusahaan dalam setiap kegiatan pelaksanaan proyek;g. Terlaksananya peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam bidang manajemen dan/atau teknis yang meliputi keahlian dan ketrampilan;h. Terlaksananya pemasukan penerimaan dengam memperhatikan prinsip-prinsip nilai waktu dari uang;i. Terlaksananya penyelesaian laporan pertanggng jawaban proyek secara berkala dan laporan proyek selesai;j. Terlaksananya pembinaan hubungan baik antara proyek dengan lingkungannya;k. Terupayanya terhimpunnya informasi mengenai pasar dalam lingkup proyeknya;l. Terlaksananya penerapan Sistem Manajemen Mutu WIKA;m. Terlaksanaya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.

Safety Health Environment

Unit SHE yang dipimpin oleh SHE Manajer adalah pihak yang diangkat oleh Direksi atau pejabat yang diberi wewenang untuk itu serta bertanggung jawab langsung kepada Manajer Proyek. Fungsi utama Unit SHE yaitu terselenggaranya tugas perencanaan dan pengendalian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) lingkup pekerjaan proyek. Sesuai dengan fungsi utamanya, SHE Manajer memiliki beberapa tanggung jawab antara lain :a. Terumuskannya system Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di seluruh pelaksanaan pekerjaan proyek, beserta upaya penegakan/pelaksanaannya bagi seluruh organ proyek;b. Terlaksananya tertib administrasi berkaitan dengan penerapan K3;c. Terselenggaranya evaluasi K3 secara berkala;d. Terlaksananya Sistem Manajemen Mutu WIKA;e. Terlaksananya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.

Site EngineerSite Engineer adalah pihak yang diangkat oleh Direksi atau pejabat yang diberi wewenang untuk itu, serta bertanggungjawab langsung kepada Manajer Proyek. Fungsi utama Site Engineer yaitu merumuskan rencana kerja dan metoda kerja serta pengendalian pelaksanaan proyek. Sesuai dengan fungsi utamanya, Site Engineer memiliki beberapa tanggung jawab antara lain :a. Tersajinya rencana kerja proyek secara lengkap dan rinci, sehingga dalam pelaksanaanya tidak terdapat penyimpangan dari rencana kerja;

b. Terselenggaranya evaluasi kesesuaian jadwal tiap paket dengan kontrak yang diserahkan oleh sub kontraktor, dengan jadwal induk/jadwal rinci beserta upaya pemutahirannya (up date) secara berakala melalui peninjauan terhadap kemajuan proyek;

c. Terselengaranya fungsi perancangan dan teknis proyek;

d. Tersusunnya rekomendasi upaya peningkatan prestasi agar proyek selesai sesuai rencana serta meninjau penyimpangan teknis yang terjadi;

e. Terselenggaranya tertib adminstrasi di bidang teknis;

f. Terselenggaranya kegiatan mentoring pelaksanaan pekerjaan proyek secara teliti, baik yang menyangkut perubahan design, volume maupun pengembangan metode konstruksi;

g. Tersusunnya pola pengendalian baik dalam hal pengendalian progres fisik maupun yang menyangkut metode pelaksanaan;

h. Terlaksananya Sistem Manajemen Mutu WIKA.

i. Terlaksananya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.

Kasie Keuangan dan Administrasi

Kasie Keuangan dan Administrasi adalah pihak diangkat oleh Direksi atau pejabat yang diberi wewenang untuk itu serta bertanggung jawab langsung kepada Manajer Proyek. Fungsi utama Kasie Keuangan dan Administrasi yaitu mengelola fungsi keuangan, akuntansi, pengelolaan sumber daya manusia, manajemen perkantoran mutakhir, pengelolaan fungsi umum dan pergudangan lingkup proyek dalam rangka menunjang peningkatan produktifitas sumber daya manusia dan tingkat laba proyek. Sesuai dengan fungsi utamanya, Kasie Keuangan dan Administrasi memiliki beberapa tanggung jawab antara lain :a. Terlaksananya pengelolaan keuangan proyek secara efisien dan efektif;b. Tersajinya informasi tentang proses pencairan tagihan proyek;c. Terlaksananya pencairan tagihan proyek;d. Terlaksananya pembayaran kepada sub kontraktor, supplier, dan lain-lain sesuai dengan komitmen yang telah disepakati, termasuk pelaksanaan sebagai Wajib Pungut Pajak;e. Tersedianya sistem informasi/laporan keuangan proyek kepada divisi dan unit kerja terkait lainnya;f. Terselenggaranya upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas biaya di proyek;g. Terlaksananya rencana dan monitor anggaran biaya dan penerimaan bulanan berdasarkan program kerja bulanan;h. Terlaksananya proses akuntansi secara tertib;i. Terlaksananya fungsi personalia yang menjadi tanggung jawabnya;j. Terlaksananya fungsi manajemen pergudangan dan perkantoran proyek yang meliputi kegiatan sekretariat dan rumah tangga;k. Terlaksananya Sistem Manajemen Mutu WIKA.Manajer Konstruksi

Manajer Konstruksi adalah pihak diangkat oleh Direksi atau pejabat yang diberi wewenang untuk itu serta bertanggung jawab langsung kepada Manajer Proyek. Fungsi utama Manajer Konstruksi yaitu mengelola fungsi terselenggaranya pengelolaan konstruksi dan proses produksi secara efisien dan efektif di proyek. Sesuai dengan fungsi utamanya, Manajer Konstruksi memiliki beberapa tanggung jawab antara lain :a. Tersusunnya rencana kerja rinci sesuai target produksi yang sudah ditetapkan, termasuk rencana pendayagunaan sumber daya yang menjadi tanggung jawabnya;b. Terselenggaranya produksi sesuai jadwal, spesifikasi, mutu dan biaya yang telah direncanakan;c. Terkelolanya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja, metode kerja, dan gambaran kerja, termasuk pengkoordinasian dengan seluruh sub kontraktor;d. Terkendalinya kemajuan pekerjaan (produktivitas), serta melaksanakan koordinasi pekerjaan mingguan sesuai dengan prosedur yang berlaku;e. Terdeteksinya kemungkinan-kemungkinan adanya pekerjaan tambah/kurang;f. Terlaksananya program-program yang terkait dengan safety engineering yang sudah ditetapkan;g. Terlaksananya Sistem Manajemen Mutu WIKA.Laporan Praktik Kerja Lapangan

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung