neuro isi.doc

Upload: siti-afifaturochmah

Post on 02-Jun-2018

254 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    1/31

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kasus cedera medulla spinalis diperkirakan terjadi sekitar sepuluh ribu dalam satu

    tahun di Indonesia, terutama pada pria muda. Meskipun penyakit ini didominasi oleh

    kalangan pria muda, penyakit ini juga dapat dialami siapapun dan kapanpun. Kematian pada

    anak-anak dan lansia lebih tinggi presentasenya daripada kelompok usia yang lain. Hal ini

    dikarenakan kerentanan kelompok usia tersebut terhadap eek dari multi trauma yang berat.

    Biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan rehabilitasi dan cacat sangat besar. Beberapa

    contoh penyebab cedera adalah jatuh dari pohon, jatuh dari atap rumah biasanya dialami oleh

    orang yang bekerja sebagai kuli bangunan, akibat kecelakaan mobil, diikuti oleh cedera

    medulla spinalis karena olahraga. Kecelakaan pada olahraga kontak isik dan menyelam

    merupakan penyebab utama kuadriplegia.

    Berbagai komplikasi dapat terjadi pada klien sebagai akibat dari cedera medulla

    spinalis. Lesi cedera medulla spinalis dapat terjadi pada bagian cer!ical, torakal, lumbal

    maupun sacrum dari spinalis. "etiap bagian tersebut dipersarai oleh sara-sara tertentu yang

    memiliki tugas tertentu pula dalam mengatur kerja organ maupun sistem organ baik

    pernaasan, sirkulasi, pencernaan, perkemihan, dan sebagainya. #entunya kerusakan pada

    salah satu ataupun beberapa bagian tersebut dapat membahayakan nya$a klien dalam jangka

    $aktu dekat maupun jauh. "alah satu komplikasi cedera medulla spinalis yang paling banyak

    ditangani terutama dari sistem pencernaan dan perkemihan adalah neurogenic bo$el and

    bladder yaitu sebanyak %&'. (eurogenic bo$el and bladder yang dimaksud disini adalah

    gangguan neurologic pada bo$el maupun bladder yang menyebabkan klien tidak dapat

    merasakan keinginan untuk berkemih sehingga pasien berkemih tanpa sadar yang akan

    mengakibatkan rasa malu pada klien terhadap lingkungan sekitarnya. )ntuk mengatasi ini,

    biasanya klien akan memakai kateter pada jangka $aktu yang sangat lama ataupun seumur

    hidup. Inkontinensia ekal dan konstipasi umum terjadi pada klien dengan kondisi neurogical

    dimana terjadi menurunnya mobilitas, kehilangan kontrol dari otot dasar pel!is, dan

    kehilangan sensasi B*B atau kekurangan motilitas dari kolon. (eurogenic bo$el lebih

    mengarah pada keadaan konstipasi atau inkontinensia ekal yang berhubungan dengan

    keadaan neurological. "elain itu, komplikasi dari cedera medulla spinalis yang ditangani

    adalah ileus paralitik yang terjadi &+' - %&' pada kasus cidera medula spinalis. Ileus

    1

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    2/31

    paralitik merupakan suatu keadaan akut abdomen berupa kembung karena usus tidak

    berkontraksi akibat adanya gangguan motilitas usus. Ileus paralitik berhubungan dengan

    bo$el neurogenic. Maniestasi klinis yang muncul pada klien dengan ileus paralitik

    umumnya adanya distensi abdomen, bising usus yang menurun, namun tidak ada ketegangan

    abdomen, nyeri abdomen sedang dan menyebar, dan konstipasi absolute.

    enanganan akut pada penderita cedera medulla spinalis dimulai pada saat dicurigai

    timbulnya cedera dan diokuskan pada tujuan primer pengobatan yaitu memaksimalkan

    pulihnya neurologic, memulihkan alignment normal, dan mencegah terjadinya komplikasi

    sekunder. #ujuan ini dapat dicapai hanya dengan menggabungkan usaha sebuah tim yang

    terdiri dari berbagai latar belakang ilmu pengetahuan multidisipliner.

    "ebagai pera$at proessional dituntut untuk mampu memberikan asuhan kepera$atan

    yang tepat pada klien."ehingga penting kiranya mahasis$a kepera$atan memiliki

    pengetahuan tentang cedera medulla spinalis pada umumnya dan bladder bo$el neurologic

    serta ileus paralitik khususnya yang merupakan komplikasi paling banyak ditangani pada

    klien cedera medulla spinalis.

    1./ #ujuan )mum

    1./.1 Menjelaskan asuhan kepera$atan pada klien dengan cedera medulla spinal.

    1.0 #ujuan Khusus

    1.0.1 Menjelaskan secara komprehensi cedera medulla spinalis.

    1.0./ Mengelola asuhan kepera$atan pada klien cedera medulla spinalis dengan

    komplikasi neurogenic bo$el bladder serta ileus paralitik

    1.0.0 Management dan implementasi asuhan kepera$atan pada klien cedera medulla

    spinalis dengan komplikasi neurogenic bo$el bladder serta ileus paralitik

    1.0. Menjelaskan mekanisme cedera medulla spinalis 234

    2

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    3/31

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Cedera Medula Spinalis

    /.1.1 5einisi

    4edera medula spinal "pinal 4ord Injury adalah injuri6cedera6trauma yang

    terjadi pada spinal, meliputi spinal collumna maupun spinal cord, dapat mengenai

    elemen tulang, jaringan lunak, dan struktur sara pada cer!icalis, !ertebralis dan

    lumbalis akibat trauma berupa jatuh dari ketinggian, kecelakaan lalu lintas,

    kecelakaan olah raga, dan sebagainya. #rauma spinalis menyebabkan ketidakstabilan

    kolumna !ertebral raktur atau pergeseran satu atau lebih tulang !ertebra atau injuri

    sara yang aktual maupun potensial kerusakan akar-akar sara yang berada sepanjang

    medula spinalis sehingga mengakibatkan deicit neurologi.

    7ambar /.1 Medula "pinalis dan bagian tubuh yang dipersyarai

    3

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    4/31

    7ambar /./ "usunan Medula "pinalis dan Bagiannya

    7ambar/.0 ersyaraan ada #ubuh Manusia

    4

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    5/31

    2.1.2 Mekanise Cedera Medula Spinalis

    "umsum tulang belakang terdiri atas beberapa traktus atau jalur sara yang

    memba$a inormasi motorik desenden dan sensorik asenden. #raktus

    kortikospinal adalah jalur motorik desenden yang terletak di anterior sumsum tulang

    belakang. Kolumna dorsal adalah traktus sensorik asenden yang memba$a inormasi

    raba, propriosepsi dan !ibrasi ke korteks sensorik. #raktus spinotalamikus lateral

    memba$a sensasi nyeri dan suhu. #raktus spinotalamikus anterior memba$a sensasi

    raba. 8ungsi otonom diba$a oleh traktus interomedial anterior.

    #rauma traktus kortikospinal atau kolumna dorsal berakibat terjadinya

    paralisis ipsilateral atau hilangnya sensasi raba, propriosepsi, dan getar. "edangkan

    trauma pada traktus spinotalamikus lateral menyebabkan hilangnya sensasi suhu dan

    nyeri kontralateral. #rauma sumsum tulang belakang anterior menyebabkan paralisis

    dan hilangnya sensasi raba inkomplit. 8ungsi otonom dijalankan melalui traktus

    interomedial anterior. "ara simpatis keluar dari sumsum tulang belakang di antara

    4%-L1, sedangkan sara parasimpatis keluar di antara "/ dan ". 3leh karena itu lesi

    atau trauma sumsum tulang belakang dapat menyebabkan disungsi otonom.

    "yok neurogenik ditandai dengan disungsi otonom, seperti hipotensi,

    bradikardi relati!e, !asodilatasi perier, dan hipotermi. Hal ini biasanya tidak terjadi

    pada trauma sumsum tulang belakang di ba$ah #9. "yok spinal dideinisikan sebagai

    hilangnya seluruh ungsi neurologis komplit, termasuk releks dan tonus otot, dan

    terkait dengan disungsi otonom. "yok neurogenik mengacu pada terjadinya trias

    hipotensi, bradikardi dan !asodilatasi perier akibat disungsi otonom dan gangguan

    pada sistem kontrol sara simpatis pada trauma sumsum tulang belakang akut.

    "uplai darah sumsum tulang belakang terdiri atas satu arteri spinalis anterior

    dan dua arteri spinalis posterior. *rteri spinalis anterior mensuplai dua pertiga anterior

    sumsum tulang belakang. #rauma iskemik pada arteri ini berdampak terjadinya

    disungsi traktus kortikospinal, spinotalamikus lateral, dan interomedial anterior.

    "indrom arteri spinalis anterior meliputi paraplegia, hilangnya sensasi nyeri dan suhu

    dan disungsi otonom. *rteri spinalis posterior mensuplai kolumna dorsalis. #rauma

    !askular dapat menyebabkan lesi sumsum tulang belakang pada le!el segmen yang

    lebih tinggi daripada le!el trauma tulang belakang. #rauma !askular mengakibatkan

    iskemik pada ser!ikal yang tinggi. #rauma hiperekstensi ser!ikal dapat menyebabkan

    trauma iskemik sumsum tulang belakang.

    5

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    6/31

    #rauma sumsum tulang belakang bisa primer atau sekunder. #rauma primer

    merupakan akibat dari gangguan mekanis elemen neural. #rauma ini biasa terjadi

    pada raktur dan atau dislokasi tulang belakang. *kan tetapi, dapat juga terjadi tanpa

    adanya raktur atau dislokasi tulang belakang. #rauma penetrasi seperti trauma

    tembak juga dapat menyebabkan trauma primer. Kelainan ekstradural juga dapat

    menyebabkan trauma primer. Hematom epidural spinal atau abses menyebabkan

    trauma dan kompresi sumsum tulang belakang akut. #rauma !askular sumsum tulang

    belakang yang disebabkan gangguan arteri, trombosis arteri atau hipoperusi yang

    menyebabkan syok adalah penyebab utama trauma sekunder.

    "indrom sumsum tulang belakang dapat komplit atau inkomplit. "indrom

    sumsum tulang belakang komplit ditandai hilangnya ungsi motorik dan sensorik di

    ba$ah le!el lesi. "indrom sumsum tulang belakang inkomplit meliputi #he *nterior

    4ord "yndrome, #he Bro$n-":;uard "yndrome, dan #he 4entral 4ord "yndrome.

    "indrom lainnya meliputi #he 4onus Medullaris "yndrome, #he 4auda

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    7/31

    Klasiikasi tingkat keparahan cedera medulla spinalis rankle=

    a 7rade * = motoris -, sensoris -

    b 7rade B = motoris -, sensoris >

    c 7rade 4 = motoris > dengan ?3M / atau 0, sensoris >

    d 7rade 5 = motoris > dengan ?3M , sensoris >

    e 7rade < = motoris > normal, sensoris >

    2.1.! Pena"alaksanaan Cedera Medula Spinalis

    1 Immobilisasi

    #indakan immobilisasi harus sudah dimulai dari tempat kejadian6kecelakaan

    sampai ke unit ga$at darurat.. @ang pertama ialah immobilisasi dan stabilkan leher

    dalam posisi normalA dengan menggunakan cer!ical collar. 4egah agar leher tidak

    terputar rotation. Baringkan penderita dalam posisi terlentang supine pada

    tempat6alas yang keras. asien diangkat6diba$a dengan cara C men litC atau

    menggunakan ?obinsons orthopaedic stretcher.

    / "tabilisasi Medis

    #erutama sekali pada penderita tetraparesis6tetraplegia=

    a. eriksa !ital signs

    b. asang nasogastric tube

    c. asang kateter urin

    d. "egera normalkan !ital signs.

    ertahankan tekanan darah yang normal dan perusi jaringan yang

    baik. Berikan oksigen, monitor produksi urin, bila perlu monitor *75 analisa

    gas darah, dan periksa apa ada neurogenic shock. emberian megadose

    Methyl rednisolone "odium "uccinate dalam kurun $aktu 9 jam setaleh

    kecelakaan dapat memperbaiki konntusio medula spinalis.

    0 Mempertahankan posisi normal !ertebra C"pinal *lignmentC

    Bila terdapat raktur ser!ikal dilakukan traksi dengan 4ruthield tong atau

    7ardner-2ells tong dengan beban /.& kg perdiskus. Bila terjadi dislokasi traksi

    diberikan dengan beban yang lebih ringan, beban ditambah setiap 1& menit sampai

    terjadi reduksi.

    5ekompresi dan "tabilisasi "pinal

    7

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    8/31

    Bila terjadi realignment artinya terjadi dekompresi. Bila realignment

    dengan cara tertutup ini gagal maka dilakukan open reduction dan stabilisasi dengan

    approachanterior atau posterior.

    & ?ehabilitasi.

    ?ehabilitasi isik harus dikerjakan sedini mungkin. #ermasuk dalam program

    ini adalah bladder training, bo$el training, latihan otot pernaasan, pencapaian

    optimal ungsi D ungsi neurologik dan program kursi roda bagi penderita

    paraparesis6paraplegia.

    2.1 Neur#$eni% B#&el and Bladder

    /.1.1 5einisi

    Merupakan disungsi blader laksid atau spastik yang terjadi akibat lesi

    neurologi dengan tanda utama inkontinensia relek. (eurogenic Bo$el and Bladder

    adalah kondisi kandung kemih dimana sara yang seharusnya memba$a pesan dari

    kandung kemih ke otak tidak bekerja dengan benar, menyebabkan kesulitan atau

    ketidakmampuan untuk buang air kecil tanpa menggunakan kateter atau metode

    lainnya. 5i kandung kemih pasokan eeren, yang mengatur kontraksi kandung

    kemih, berasal dari kabel sakral di "/-" dan perjalanan ke kandung kemih melalui

    sara panggul. engaruh stimulasi parasimpatik adalah kontraksi detrusor. "ara

    eeren simpatis, yang meningkatkan penyimpanan kandung kemih, berasal di #11-

    L/ dan perjalanan ke kandung kemih dan uretra melalui sara hipogastrikus. Eenis

    disungsi kandung kemih yang dapat menyebabkan kebocoran urin,

    ketidakmampuan untuk buang air kecil, dan ineksi kandung kemih atau ginjal

    sering disebabkan oleh penyakit pada system sara pusat, seperti spina biida, tetapi

    juga dapat disebabkan oleh cedera tulang belakang. "edangkan neurogenic bo$el

    adalah salah satu gejala sisa yang paling merusak dari spinal cord injury , karena

    tidak hanya mempengaruhi morbiditas tetapi juga bisa sangat mengganggu kualitas

    hidup seseorang.

    8

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    9/31

    /.1./

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    10/31

    /.1.& #ipe neurogenik bladder

    a. 8laksid hipotonik !olume banyak, tekanan rendah, tidak ada

    kontraksi. enyebab =Kerusakan sara perier atau korda spinalis pada

    "/ sampai ". "etelah kerusakan akut korda spinalis segera terjadi

    lateriditas dan spastisitas yang lama, atau ungsi bladder membaik

    setelah berhari-hari, bahkan berbulan-bulan.

    b. "pastik !olume normal dan kecil, terjadi kontraksi in!olunter.

    enyebab=Kerusakan otak atau kordaspina di atas #1/. 7ejalanya

    ber!ariasi tergantung lokasi dan keparahan lesi. Kontraksi bledder dan

    relaksasi spincter urinary eFterna tidak terkoordinasi

    disungsispincter.

    10

    Fraktu

    Dislokasi

    Ekstreitasatas

    !o"ilisas

    #aralisis

    le$er

    %esadaran

    Sekret

    nupuk di

    &esiko

    'u"

    #aralisis

    ektreit

    as

    !o"ilisa

    De)sit

    #eraatan

    diri

    *$orakal 7+

    S,ara-

    ."doin

    .kti/ita

    s

    Sekreto

    Stiula

    si

    luinal

    Motilitas

    #eni"un

    anMunta

    %onstipa #ola na-as

    ine-ekti-

    Elektrol

    #er-usi

    arinan

    Saru

    %ontrol

    oel

    ladderanua

    n .%

    #easa

    nan

    %ateter

    &esiko !S%

    #eru"a$an

    utrisi

    *ira$

    arin

    'aa

    ipotensi

    rt$ostatik

    Deku"itus

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    11/31

    c. 4ampuran penyebab= "iphylis, diabetes, tumor otak atau spinal cord,

    stroke, rupture piringan sendi inter!ertebra, kelainan degenerati, atau

    demielinasi sklerosismultple, sclerosislateral amiotropik.

    /.1.9 Maniestasi Klinis

    1. )tama inkontinensia relek dengan blader spatik atau laksid.

    /. )rin tertumpuk di blader, menetes konstan.

    0. 5isungsi ereksi

    . ada blader spastic terjadi rekuensi, nokturia, urgency atau paralysis

    spastic dengan deicit sensori.

    /.1.% Komplikasi

    1. Ineksi saluran kemih berulang dan batu urinarius.

    /. Bisa terjadi hidronerosis dengan reluk !esiko ureter karena !olume

    urine yang besar meningkatkan tekanan pada percabangan !esiko

    ureter, menyebabkan disungsi dengan reluks, pada kasus yang berat

    terjadi neropati.

    0. ada lesi korda spinal thoraF tinggi atau ser!ikal terjadi disreleksia

    otonomik syndrome hipertensi maligna yang mengancam ji$a,

    Bradikardi atau takikardi, nyeri kepala, keringat berlebihan akibat

    hiperakti!itas simpatis yang tidak teratur. Kelainan ini dipicu distensi

    bledder akut retensi urine atau distensi usus akibat konstipasi atau

    impaksi ekal.

    . *da komplikasi gastrointestinal berbagaiusus disungsi, termasuk

    ileus, borok lambung, reluks gastroesophageal, dysreleFia otonom,

    nyeri, distensi,di!ertikulosis, $asir, mual, kehilangan nasu makan,

    impaksi, sembelit, diare.

    /.1.G #est 5iagnostik

    1. olume risidu post miksi.

    /. )"7 renal untuk mendeteksi hidronerosis.

    0. "erum kreatinin untuk mengkaji ungsi renal.

    . "istograi untuk menge!aluasi kapasitas bladder dan mendeteksi

    reluks.

    11

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    12/31

    &. "istoskopi untuk menge!aluasi durasi dan keparahan retensi dengan

    mendeteksi turborkulasi blader dan untuk memeriksa obstruksi

    saluran luar bladder.

    9. "istometograi = Menentukan !olume dan tekanan bladder jika

    dilakukan selama ase leko!ery pada bladder yang raksid sesudah

    trauma corda spinal, bias membantu e!aluasi kapasitas ungsional

    detensor dan memprediksi prospek rehabilitasi.

    a.#esturo dinamik terhadap cairan urine rata-rata dengan

    elektromiograi spingter bias menunjukkan apakah kontraksi bladeer

    dan relaksasi spincter terkoordinasi.

    /.1. enatalaksanaan

    a. enanganan I"K Ineksi "aluran Kencing

    "ecara umum urin ber$arna kuning. )rin encer $arna kuning pucat

    kuning jernih, urin kental ber$arna kuning pekat, dan urin baru 6 segar

    ber$arna kuning jernih. *dapun bakteri atau kuman yang paling sering

    mengakibatkan I"K antara lain

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    13/31

    . ?est

    g. ruksi diet 4a untuk menghambat pembentukan batu.

    /. embedahan

    Merupakan pilihan terakhir. Indikasinya jika pasien mengalami kejadian

    akut yang parah atau kronis kedua atau jika kondisisosial, spastisitas atau

    kuadriplegi tidak memungkinkan kateterisasi intermitten maupun

    menetap.

    a. "pingterotomy pada laki-laki mengubah blader menjadi saluran

    drainage terbuka

    b. ?iJotomi sacral "0 dan " mengubah blader spastic menjadi

    laksid

    c. 5i!ersi urinarius meliputi saluran ileum atau ureterostomy

    d. emasangan spingter urin buatan yang dikontrol secara mekanis

    dilakukan pada pasien yang memiliki kapasitas blader adekuat,

    pengosongan blader yang baik dan tergolong kelainan kemampuan

    motorik ekstremitas atas )M(, pasien bias memahami

    penggunaan obat. Eika pasien tidak mengikuti instruksi bias terjadi

    situasi mengancam ji$a gagal ginjal, urosepsis. Kadang

    dilakukan pembedahan untuk mengalirkan air kemih ke suatu

    lubang eksternal ostomi yang dibuat di dinding perut atau untuk

    menambah ukuran kandung kemih.

    e. *ir kemih dari ginjal dialirkan ke permukaan tubuh dengan

    mengambil sebagian kecil usus halus, yang dihubungkan dengan

    ureter dan disambungkan ke ostomiA air kemih dikumpulkan dalam

    suatu kantung.

    . "itoplasti augmentasi merupakan penambahan ukuran kandung

    kemih dilakukan dengan menggunakan sebagian usus disertai

    pemasangan kateter oleh penderita sendiri. "ebagai contoh, sautau

    hubungan dibuat diantara kandung kemih dan lubang di kulit

    !erikostomi sebagai tindakan sementara sampai anak cukup

    de$asa untuk menjalani pembedahan deiniti. #indakan-tindakan

    tersebut dilakukan untuk mengurangi resiko terjadinya batu ginjal.

    5ilakukan penga$asan ketat terhadap ungsi ginjal. Eika terjadi

    13

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    14/31

    ineksi, segera diberikan antibiotik. 5ianjurkan untuk minum air

    putih sebanyak 9-G gelas6hari.

    0. Kandung kemih yang kurang akti

    Eika penyebabnya adalah cedera sara, maka dipasang kateter melalui

    uretra untuk mengosongkan kandung kemih, baik secara

    berkesinambungan maupun untuk sementara $aktu. Kateter dipasang

    sesegera mungkin agar otot kandung kemih tidak mengalami kerusakan

    karena peregangan yang berlebihan dan untuk mencegah ineksi kandung

    kemih.emasangan kateter secara permanen lebih sedikit menimbulkan

    masalah pada $anita dibandingkan dengan pria. ada pria, kateter bisa

    menyebabkan peradangan uretra dan jaringan di sekitarnya.

    . Kandung kemih o!erakti

    Eika kejang pada saluran keluar kandung kemih menyebabkan

    pengosongan yang tidak sempurna, maka bisa dipasang kateter.ada pria

    lumpuh yang tidak dapat memasang kateternya sendiri, dilakukan

    pemotongan singter otot seperti cincin yang melingkari lubang di

    saluran keluar kandung kemih sehingga proses pengosongan bisa terus

    berlangsung dan dipasang penampung air kemih.Bisa diberikan

    rangsangan listrik pada kandung kemih, sara yang mengendalikan

    kandung kemih atau medula spinalisA supaya kandung kemih berkontraksi.

    #etapi hal ini masih dalam tara percobaan.

    &. emberian obat-obatan

    5apat memperbaiki ungsi penampungan air kemih oleh kandung

    kemih.engendalian kandung kemih o!erakti biasanya bisa diperbaiki

    dengan obat yang mengendurkan kandung kemih, seperti obat

    anticholinergik.

    #etapi obat ini bisa menimbulkan eek samping berupa mulut kering dan

    sembelit.

    b. encegahan 5ekubitus

    )lkus dekubitus dapat terjadi pada setiap tahap umur, kekhususannya

    terletak pada insidens kejadiannya yang erat kaitannya dengan

    imobilitas, paien dengan cidera medulla spinalis umumnya mengalami

    imobilisasi yang cukup lama sehingga berpotensi mengalami

    14

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    15/31

    dekubitus. #indakan selanjutnya yang berguna baik untuk pencegahan

    maupun setelah terjadinya dekubitus adalah=

    a.Meningkatkan status kesehatan penderita=

    )mum= memperbaiki dan menjaga keadaan umum penderita, misalnya

    anemia diatasi, hipoalbuminemi dikoreksi, nutrisi dan hidrasi yang

    cukup,!itamin 4 dan mineral n ditambahkan.

    Khusus= mengatasi cidera medulla spinalisnya terlebih dahulu dan

    tetap melakukan pencegahan terhadap dekubitus.

    Mengurangi6meratakan aktor tekanan yang mengganggu aliran darah.

    *lih posisi6alih baring6tidur selang-seling, paling lama tiap dua jam.

    Keberatan cara ini adalah ketergantungan pada tenaga pera$at yang

    kadang-kadang sudah sangat kurang dan dapat mengganggu istirahat

    penderita bahkan menyakitkan.

    d. encegahan nemonia

    e. encegahan Hipotensi 3rtostatik

    2.2 Ileus Parali"ik

    /./.1 5einisi

    Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan di mana usus gagal 6 tidak

    mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya. Ileus paralitik

    ini bukan suatu penyakit primer usus melainkan akibat dari berbagai penyakit primer,

    tindakan operasi yang berhubungan dengan rongga perut, toksin dan obat-obatan

    yang dapat mempengaruhi kontraksi otot polos usus.

    15

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    16/31

    Ileus aralitik adalah istilah ga$at abdomen atau ga$at perut menggambarkan

    keadaan klinisakibat kega$atan di rongga perut yang biasanya timbul mendadak

    dengan nyeri sebagai keluhan utama

    Ileus aralitik adalah obstruksi yang terjadi karena suplai sara otonom

    mengalami paralisis dan peristaltik usus terhenti sehingga tidak mampu mendorong isi

    sepanjang usus

    /././

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    17/31

    yang dia$ali oleh sejumlah stimuli luminal, seperti distensi, osmolaritas, pH

    dan produk digesti tertentu. "timuli- stimuli ini bekerja pada reseptor-

    reseptor di dinding traktus gastrointestinal dan memicu relek- relek yang

    mempengaruhi otot-otot polos dan kelenjar endokrin dan eksokrin.

    engendalian neural bersiat eksitatorik dan inhibitorik. #iga sistem syara

    berperan dalam mengatur motilitas gastrointestinal yaitu syara simpatik dan

    parasimpatik yang mengatur motilitas dan sara intrinsik.

    "yara parasimpatik meningkatkan motilitas sedangkan sara simpatik

    menghambatnya. #idak adanya absorpsi dapat mengakibatkan penimbunan

    intralumen dengan cepat. Muntah dan penyedotan usus setelah pengobatan

    dimulai merupakan sumber kehilangan utama cairan danelektrolit. engaruh

    atas kehilangan ini adalah penyempitan ruang cairan ekstrasel

    yangmengakibatkan syok-hipotensi, pengurangan curah jantung, penurunan

    perusi jaringan danasidosis metabolik. eregangan usus yang terus menerus

    mengakibatkan lingkaran setan penurunan absorpsi cairan dan peningkatan

    sekresi cairan ke dalam usus. Ileus paralitik mungkin terjadi karena aktiitas

    syara parasimpatik yang berkepanjangan. Kerusakan dan gangguan pada

    relek neural menentukan motilitas usus yang terkoordinir dan kejadianinlamasi otot-otot intestinal yang dianggap pusat patogenesis ileus yang

    dipicu tindakan manipulasi usus.

    /./.& M*(I8

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    18/31

    a. emberian cairan elektrolit untuk hidrasi

    b. emberian ("*I5(on "teroid *nti Inlamasi 5rugs

    c. Memberikan diet enteral sea$al mungkin untuk mempercepat

    perbaikan ileus.

    d. emberian 7um che$ing pasca operati menunjukkan percepatan

    perbaikan ileus pasca operasi

    /./.%

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    19/31

    mortalitas sampai sekitar 0&' atau +'. rognosisnya baik bila diagnosis

    dan tindakan dilakukan dengan cepat.

    BAB !

    ASUHAN KEPE'A(ATAN

    Kasus Seu

    #n. jatuh dari ketinggian &+ m. Kedua tungkai dan tangan tidak dapat

    digerakkan. "aat di ?" klien mengalami penurunan Kesadaran, 74" /-0-, #=

    +6+mmHg, (= %+ F6m, ??= 0/ F6m, "uhu 0G + 4, terpasang kateter /++ cc6 & jam,

    $arna urine pekat. Hasil 4# "can menunjukkan raktur dislokasi 4.

    ertanyaan = Berdasarkan kasus diatas inter!ensi kepera$atan yang dapat dilakukan pada

    #uan N

    !.1 Asu)an Kepera&a"an pada pasien Neur#$eni% B#&el and Bladder

    !.1.1 Pen$ka*ian

    *. *namnesa

    1. Identitas asien

    /. enyakit "ekarang

    0. Keluhan )tama = Kedua tungkai dan tangan tidak dapat digerakkan

    . ?i$ayat enyakit "ekarang = #n. jatuh dari ketinggian &+ m. Kedua tungkai

    dan tangan tidak dapat digerakkan

    &. ?i$ayat enyakit 5ahulu

    a Kaji ri$ayat pribadi atau keluargab Kaji ri$ayat pekerjaan pasien.

    B. emeriksaan 8isik

    a. B1 Breath

    ??= 0/ F6m

    b. B/ Blood

    #= +6+mmHg

    c. B0 Brain

    penurunan Kesadaran, 74" /-0-

    d. B Bladder

    terpasang kateter /++ cc6 & jam

    $arna urine pekate. B& Bo$el

    19

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    20/31

    . B9 Bone

    raktur dislokasi 4

    0.1./ *nalisis 5ata

    N# Da"a E"i#l#$i Masala)1. 5ata "ubjekti =

    #n. mengalami

    penurunan kesadaran

    5ata 3bjekti =

    Kedua tungkai dan tangan

    #n. tak dapat digerakkan

    74" /-0-

    8raktur dislokasi 4

    aralisis bagian leher sampai bagian

    ekstremitas ba$ah

    ?esiko kerusakan integritas kulit

    ?esiko kerusakan

    integritas kulit

    2. 5ata "ubjekti = -

    5ata 3bjekti =

    ( = %+F6m

    #5 = +6+ mmHg

    2arna urin pekat

    # = 0G+ 4

    )rine 3utput /++ cc6 & jam

    ?? = 0/F6m

    emasangan kateter

    Ineksi

    5emam

    5eisit !olume cairan

    5eisit !olume cairan

    !. 5ata subjekti = -

    5ata 3bjekti =

    8raktur 5islokasi 4

    8raktur dislokasi 4

    Kontrol syara pada Bladder

    terganggu

    7angguan B*K

    7angguan B*K

    +. 5ata "ubjekti =

    #n. mengalami

    penurunan kesadaran

    5ata 3bjekti =

    74" /-0-

    8raktur dislokasi 4

    8raktur dislokasi 4

    Imobilitas

    7erakan peristaltic usus menurun

    Konstipasi

    Konstipasi

    ,. 5ata "ubjekti =

    #n. mengalami

    penurunan Kesadaran

    aralisis ke empat anggota gerak >

    penurunan Kesadaran

    5eisit pera$atan diri

    20

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    21/31

    5ata 3bjekti =

    74" /-0-

    Ketergantungan total

    5eisit era$atan 5iri

    0.1.0 5iagnosa dan Inter!ensi Kepera$atan =

    1. ?esiko terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan denganpenurunan

    immobilitas, penurunan sensori.

    Tu*uan = Mempertahankan integritas kulit

    Kri"eria Hasil= Keadaan kulit #n. utuh, bebas dari kemerahan bebas dari ineksi

    pada lokasi yang tertekan.

    N#. In"er-ensi 'asi#nal

    1. Kaji aktor resiko terjadinya gangguan integritas

    kulit

    "alah satunya imobilisasi, hilangnya sensasi,

    inkontinensia bo$el6 bladder

    2. Kaji keadaan pasien setiap G jam Mencegah lebih dini terjadinya dekubitus

    !. 7unakan tempat tidur khusus dengan busa Mengurangi tekanan 1 tekanan sehingga mengurangi

    resiko dekubitus

    +. 7anti posisi setiap / jam dengan sikap anatomis 5aerah yang tertekan akan menimbulkan hipoksia,

    perubahan posisi

    meningkatkan sirkulasi darah.

    ,. ertahankan kebersihan dan kekeringan tempat

    tidur dan tubuh pasien.

    Lingkungan yang lembab dan kotor mempermudah

    terjadinya

    kerusakan kulit

    . Lakukan pemijatan khusus 6 lembut diatas

    daerah tulang yang menonjol

    setiap / jam dengan gerakan memutar.

    Meningkatkan sirkulasi darah

    /. Kaji status nutrisi pasien dan berikan makanan

    dengan tinggi protein

    Mempertahankan integritas kulit dan proses

    penyembuhan

    0. Lakukan pera$atan kulit pada daerah yang lecet

    6 rusak setiap hari

    Mempercepat proses penyembuhan

    /. 5eisit !olume cairan berhubungan dengan kehilangan sekunder akibat demam

    Tu*uan "etelah dilakukan tindakan kepera$atan selama 1F/ jam deisit !olume

    cairan teratasi

    Kri"eria Hasil

    a. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, berat jenis urine

    normal.

    b. #ekanan darah1/+6G+ mmHg, nadi 9+-G+ F6menit, suhu tubuh 09,&4 D

    0%,&4 dalam batas normal

    c. Eumlah dan irama pernaasan normal 19-/+ F6menit

    d. Intake I pada #n. adekuat

    21

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    22/31

    e. #idak ada tanda-tanda dehidrasi

    N#. In"er-ensi 'asi#nal

    1. Kaji kebutuhan cairan pada #n. Membantu pemenuhan cairan pada #n. secara

    akurat2. Kolaborasi pemberian cairan I )ntuk memenuhi kebutuhan cairan pada #n. yang

    ada pada keadaan penurunan kesadaran

    !. Kolaborasi pemasangan (7# 7una memenuhi kebutuhan nutrisi maupun cairan

    yang dibutuhkan #n. mengingat #n. ada pada

    keadaan raktur dislokasi 4 dan menurunnya

    kemampuan menelan.

    +. Berikan penggantian nasogastrik sesuai output

    &+-1++cc6jam

    )ntuk mencegah hilangnya cairan secara berlebihan,

    mengingat #n. telah terpasang kateter.,. Monitor intake dan urine output setiap G jam

    dan satus hidrasi #n.

    Mmepertahankan catatan intake dan output yang

    akurat. "tatus hidrasi dapat dipantau melalui

    kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat,

    tekanan darah ortostatik.

    0. 7angguan B*K berhubungan dengan penurunan isyarat kandung kemih atau

    kerusakan kemampuan untuk mengenali isyarat kandung kemih sekunder terhadap

    cedera medulla spinalis

    Tu*uan eningkatan eliminasi urin

    Kri"eria Hasil

    a. #n. dapat mempertahankan pengosongan bladder tanpa residu dan distensi

    b. Keadaan urine jernih

    c. Kultur urin negati!e

    d. Intake dan output cairan seimbang

    N# In"er-ensi 'asi#nal

    1. Kaji tanda-tanda ineksi saluran kemih

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    23/31

    monitoring output urin.

    +. enuhi kebutuhan cairan #n. sesuai dengan

    !olume ml per berat badan

    Mencegah urine lebih pekat yang berakibat timbulnya

    )#I

    ,. 4ek bladder pasien setiap / jam Mengetahui adanya residu sebagai akibat autonomic

    hyperreleksia. Lakukan pemeriksaan urinalisa, kultur dan

    sensitibilitas

    Mengetahui adanya ineksi

    /. Monitor temperatur tubuh setiap G jam #emperatur yang meningkat indikasi adanya ineksi.

    . Konstipasi berhubungan dengan deek stimulasi syara, otot dasar pel!ic lemah dan

    imobilitas sekunder akibat raktur dislokasi 4

    Tu*uan Memperbaiki ungsi usus

    Kri"eria Hasil

    a. #n. bebas konstipasi

    b. Keadaan eses lembek dan berbentuk

    N# In"er-ensi 'asi#nal

    1. engkajian pola eliminasi bo$el Menentukan adanya perubahan eliminasi

    2. Berikan diet tinggi serat "erat meningkatkan konsistensi eses sehingga eses

    lebih mudah untuk dikeluarkan!. Berikan minum 1G++ D /+++ ml6hari jika tidak

    ada kontraindikasi

    Mencegah konstipasi

    +. *uskultasi bising usus, kaji adanya distensi

    abdomen

    Bising usus menentukan pergerakan peristaltic pada

    usus

    ,. Hindari penggunaan laktasi oral Kebiasaan menggunakan laktasi akan tejadi

    ketergantungan selain itu, #n. juga mengalami

    kesulitan menelan dikarenakan raktur dislokasi 4

    . Lakukan mobilisasi jika memungkinkan Meningkatkan pergerakan peristaltic, untuk #n.

    dapat dilakukan dengan cara ?3M pasi

    /. Berikan suppositoria sesuai program elunak eses sehingga memudahkan eliminasi

    0.

    eliminasi

    Kemungkinan perdarahan akibat iritasi penggunaan

    suppositoria

    &. 5eisit pera$atan diri berhubungan dengan paralisis total akibat raktur dislokasi 4

    Tu*uan Kebutuhan aktiitas sehari-hari6 pera$atan diri terpenuhi

    Kri"eria Hasil

    a. #idak adanya bau badan pada #n.

    23

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    24/31

    b. 7igi bersih, rambut bersih, tempat tidur bersih

    c. #idak timbulnya iritasi pada kulit #n.

    N# In"er-ensi 'asi#nal

    1. Kaji kebutuhan akti!itas sehari-hari #erpenuhinya kebutuhan akti!itas sehari-hari secara

    adekuat dapat membantu proses penyembuhan

    2. Bantu pasien dalam memenuhi

    kebutuhan aktiitas , B*B6B*K,

    membersihkan tempat tidur dan

    kebersihan diri juga oral hygiene.

    Mempertahankan status kesehatan dan kebersihan diri

    pasien.

    !. Libatkan keluarga dalam pera$atan diri sehari-

    hari

    Keluarga dapat meningkatkan moti!asi pasien untuk

    melakukan akti!itas kebersihan diri

    !.2 Asu)an Kepera&a"an pada Pasien Ileus Parali"ik

    !.2.1 PENKAJIAN

    *. *namnesa

    1. Identitas pasien

    a. Meliputi nama

    b. )mur

    c. jenis kelamin

    d. endidikan

    e. *gama

    . *lamat

    g. status perka$inanh. suku bangsa.

    /. ?i$ayat Kepera$atan.

    a. ?i$ayat kesehatan sekarang meliputi apa yang dirasakan klien saat

    pengkajian

    b. ?i$ayat kesehatan masa lalu meliputi penyakit yang diderita, apakah

    sebelumnya pernah sakit sama

    c. ?i$ayat kesehatan keluarga meliputi apakah dari keluarga ada yang

    menderita penyakit yang sama

    d. ?i$ayat psikososial dan spiritual meliputi pola interaksi, pola pertahanan

    diri, pola kogniti, pola emosi dan nilai kepercayaan klien.

    e. Kondisi lingkungan meliputi bagaimana kondisi lingkungan yang

    mendukungkesehatan klien.

    . ola akti!itas sebelum dan di rumah sakit Meliputi pola nutrisi, pola eliminasi,

    personal hygiene, pola akti!itas sehari D hari dan pola akti!itas tidur.

    /././ emeriksaan 8isik

    1 B1 Breath

    24

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    25/31

    pernaasan tidak normal normal ?? 0/ F permenit . 5idapatkan

    masalah kepera$atan pola naas tidak eekti.

    / B/ Blood

    ada pasien ditemukan tekanan darah menurun yaitu +6+ mmHg. 5an

    nadi normal,tetapi perlu di$aspadai terjadi tachicardi saat pasien mengalami

    peningkatan suhu tubuh karena pasien demam. 5idapatkan masalah kepera$atan

    perusi jaringan tidak eekti.

    0 B0 Brain "istem persyaraan

    ada pasien didapatkan data 74" /-0-. Mata berespon jika dirangsang

    nyeri. erbal, bicara tidak nyambung dan tidak jjelas. Motorik tidak dapat dinilai

    karena tidak bisa digerakkan. 5idapatkan masalah kepera$atan (yeri.

    B Bladder

    asien terpasang kateter dan didapatkan pengukuran pengeluaran urin /++

    cc6 & jam, $arna urine pekat. 5idapatkan masalah kepera$atan pola eliminasi urin

    tidak eekti dan resiko ineksi.

    & B& Bo$el

    asien mengalami trauma jadi memerlukan nutrisi yang lebih diet

    #K# . asien mengalami raktur yang mengharuskan bed rest jadi bisa

    menyebabkan ileus paralitik.

    9 B9 Bone

    5idapatkan pemeriksaan isik pasien kedua tungkai dan tangan tidak dapat

    digerakkan dan hasil 4# "can menunjukkan raktur dislokasi 4. Eadi pasien

    harus bedrest. 5idapatkan masalah kepera$atan imobiitas aktiitas, resiko

    dekubitus, dan deisit pera$atan diri.

    25

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    26/31

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    27/31

    yang tepat misal tidak menyilangkan

    kaki, meninggikan lutut tanpa

    menekuk lutut, dan latian

    0. (yeri berhubungan dengan cedera raktur#ujuan = nyeri dapat berkurang atau hilang

    Kriteria hasil =

    1. asien dapat menunjukkan teknik relaksasi yang eekti untuk mencapai

    tingkat kenyamanan.

    /. asien dapat mempertahankan atau menurunkan tingkat nyeri.

    0. asien dapat mengenali actor penyebab dan menggunakan tindakan untuk

    mencegah nyeri.

    Inter!ensi =

    Inter!ensi ?asional

    1. Lakukan pengkajian nyeri yang

    komprehensi menggunakan O?"#

    ro!oke,Ouality,?egion,"e!ere,#ime

    /. Inormasikan pada pasien tentang

    prosedur yang dapat meningkatkan

    nyeri dan ta$arkan saran koping

    0. *jarkan penggunaan teknik

    nonarmakologi untuk mengatasi

    nyeri hypnosis,relaksasi,

    distraksi,kompres hangat6dingin

    . Kolaborasikan dengan dokter untuk

    pemberian obat anti nyeri

    1. )ntuk mengetahui keadaan

    klien sehingga dapat menentukan

    inter!ensi berikutnya

    /. )ntuk menghindari kecemasan

    pasien

    0. Memberikan kenyamanan pada

    klien

    . Mengatasi6 Mengurangi nyeri

    . ?esiko ineksi berhubungan dengan terpasangnya kateter

    #ujuan = actor resiko hilang atau actor resiko terkendali.Kriteria hasil A

    1. asien akan terbebas dari tanda dan gejala ineksi

    /. asien dapat menunjukkan hygiene pribadi yang adekuat.

    0. Mengindikasikan status gastrointestinal, pernapasan, genitourinaria,dan

    imun dalam batas normal.

    . asien melaporkan tandan dan gejala ineksi.

    Inter!ensi =

    Inter!ensi ?asional

    27

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    28/31

    1. antau tanda dan gejala ineksi

    serta hasil laboratorium

    peningkatan suhu tubuh, protein

    serum dan albumin, penampilan

    urin dan luka

    /. Instruksikan untuk menjaga

    hygiene pribadi untuk

    melindungi tubuh terhadap

    ineksi.

    0. *jarkan kepada pasien dan

    keluarga untuk mengenali tanda

    dan gejala ineksi.. Kolaborasikan dengan dokter

    untuk pemberian terapi

    antibiotic.

    1. Mengetahui keaadaan klien

    /. Mengajarkan pasien dan

    keluarga secara mandiri dalam

    menjaga personal hygiene

    0. "ebagai antisipasi pasien dan

    keluarga terhadap ineksi

    . Mencegah terjadinya ineksi

    &. erubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

    kebutuhan metabolic tinggi ada luka

    #ujuan = kebutuhan nutrisi pasien terpenuhi.

    Kriteria hasil =

    1. asien dapat mempertahankan berat badannya dalam batas normal.

    /. asien menyatakan keinginan untuk mengikuti diet.

    0. (ilai laboratorium transerin,albumin,dan elektrolit dalam batas normal.

    Inter!ensi =

    Inter!ensi ?asional

    1. antau kebiasaan makan dan

    makanan yang disukai pasien.

    /. #entukan kemampuan pasien untuk

    memenuhi kebutuhan nutrisi

    0. antau kandungan nutrisi dan kalori

    pada catatan asupan.

    . Kolaborasikan dengan ahli giJi

    untuk diet #K# tinggi kalori

    tinggi protein .

    1. Mengetahui keadaan nutrisi pasien

    untuk pemenuhan nutrisinya

    /. )ntuk mengetahui tindakan yang

    tepat terhadap pasien

    0. Memastikan pasien mendapatkan

    nutrisi yang sesuai

    . Memantau status giJi pasien untuk

    mempercepat proses penyembuhan

    &. 5eisit pera$atan diri berhubungan dengan bed rest akibat raktur

    #ujuan = pasien dapat melakuakn pera$atan dirinya sendiri.

    Kriteria hasil A

    1. asien akan menerima bantuan atau pera$atan total dari pemberi pera$atan jika

    diperlukan.

    28

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    29/31

    /. asien mampu mengungkapkan secara !erbal kepuasan tentang kebersihan tubuh

    dan hygiene mulut.

    0. asien mampu membersihkan dan meneringkan tubuh, pera$atan tubuh,dan

    menggunakan deodorant.

    . #idak ditemukan tanda-tanda dekubitus atau iritasiInter!ensi A

    Inter!ensi ?asional

    1. Kaji kemampuan pasien untuk

    menggunakan alat bantu.

    /. antau kebersihan kuku,

    berdasarkan kemampuan

    pera$atan diri pasien dan

    ajarkan pasien untuk mandi dan

    hygiene mulut.

    0. Memberikan bantalan air di

    daerah punggung.

    1. )ntuk mengetahui perkembangan

    pasien

    /. Memastikan pera$atan diri pasien

    terjaga

    0. Mencegah terjadinya dekubitus dan

    iritasi

    BAB I3

    PENUTUP

    .1 Kesimpulan

    (eurogenic Bo$el and Bladder adalah kondisi kandung kemih dimana sara

    yang seharusnya memba$a pesan dari kandung kemih ke otak tidak bekerja

    dengan benar, menyebabkan kesulitan atau ketidakmampuan untuk buang air kecil

    tanpa menggunakan kateter atau metode lainnya.

    Ileus paralitik atau adynamic ileus adalah keadaan di mana usus gagal 6 tidak

    mampu melakukan kontraksi peristaltik untuk menyalurkan isinya. Ileus

    paralitik ini bukan suatu penyakit primer usus melainkan akibat dari berbagai

    penyakit primer, tindakan operasi yang berhubungan dengan rongga perut,

    toksin dan obat-obatan yang dapat mempengaruhi kontraksi otot polos usus.

    ./ "aran

    29

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    30/31

    "etelah membaca makalah tentang asuhan kepera$atan pada pasien dengan

    neurogenic bo$el and bladder dan ileus paralitik, maka kita sebagai mahasis$a

    kepera$atan harus bisa memahami penyakit tersebut dan mengaplikasikan dalam

    asuhan kepera$atan di ?umah "akit secara terapetik. "ebagai pera$at,kita harus

    member penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya dari penyakit neurogenic

    bo$el and bladder dan ileus paralitik dan memberitahu apa saja hal D hal yang

    dapat menimbulkan penyakit tersebut. encegahan dalah hal terbaik, tetapi apabila

    gangguan sudah mengineksi, kita harus memberikan asuhan kepera$atan yang

    tepat dan eekti kepada pasien dengan mengurangi segala resiko yang dapat

    terjadi.

    DA4TA' PUSTAKA

    4arpenito, L. #, 1G. Buku 5iagnosa Kepera$atan.

  • 8/10/2019 NEURO ISI.doc

    31/31