blog.ub.ac.idblog.ub.ac.id/dithanovi/files/2013/01/isi.doc · web viewtumpuk campuran diatas...

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah yang dihasilkan dari usaha peternakan ayam terutama berupa kotoran ayam dan bau yang kurang sedap serta air buangan. Air buangan berasal dari cucian tempat pakan dan minum ayam serta keperluan domestik lainnya. Jumlah air buangan ini sedikit dan biasanya terserap ke dalam tanah serta tidak berpengaruh besar terhadap lingkungan sekitar. Rata-rata produksi buangan segar ternak ayam petelur adalah 0,06 kg/hari/ekor, dan kandungan bahan kering sebanyak 26%, sedangkan dari pemeliharaan ayam pedaging kotoran yang dikeluarkan sebanyak 0,1 kg/hari/ekor dan kandungan bahan keringnya 25% (Handoko, 2001). Kotoran ayam terdiri dari sisa pakan dan serat selulosa yang tidak dicerna. Kotoran ayam mengandung protein, karbohidrat, lemak dan senyawa organik lainnya. Protein pada. kotoran ayam merupakan sumber nitrogen selain ada pula bentuk nitrogen anorganik lainnya. Komposisi kotoran ayam sangat bervariasi bergantung pada jenis ayam, umur, keadaan individu ayarn, dan makanan (Wiranti, 2001). Kandungan nutrisi pada feses ayam petelur yakni memiliki Protein kasar sebesar 19,94%, 1

Upload: nguyencong

Post on 29-May-2019

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangLimbah yang dihasilkan dari usaha peternakan ayam terutama berupa kotoran ayam dan

bau yang kurang sedap serta air buangan. Air buangan berasal dari cucian tempat pakan dan

minum ayam serta keperluan domestik lainnya. Jumlah air buangan ini sedikit dan biasanya

terserap ke dalam tanah serta tidak berpengaruh besar terhadap lingkungan sekitar. Rata-rata

produksi buangan segar ternak ayam petelur adalah 0,06 kg/hari/ekor, dan kandungan bahan

kering sebanyak 26%, sedangkan dari pemeliharaan ayam pedaging kotoran yang dikeluarkan

sebanyak 0,1 kg/hari/ekor dan kandungan bahan keringnya 25% (Handoko, 2001).

Kotoran ayam terdiri dari sisa pakan dan serat selulosa yang tidak dicerna. Kotoran ayam

mengandung protein, karbohidrat, lemak dan senyawa organik lainnya. Protein pada. kotoran

ayam merupakan sumber nitrogen selain ada pula bentuk nitrogen anorganik lainnya. Komposisi

kotoran ayam sangat bervariasi bergantung pada jenis ayam, umur, keadaan individu ayarn, dan

makanan (Wiranti, 2001).

Kandungan nutrisi pada feses ayam petelur yakni memiliki Protein kasar sebesar 19,94%,

Serat kasar 8,47-14,90%, abu 3,0-3,5%, calium 1-3,2%, phosphor 1-3,2%, garam 0,20%, TDN

90%, dan mengandung energy sebesar 2.500 Kcal (Audrey, 2000).

Pada kapasitas ternak sebesar 80.000 ekor akan dihasilkan kotoran sejumlah 3 ton kotoran

basah per harinya. Kotoran ayam yang dahulu hanya teronggok di sudut-sudut kandang, kini

dapat diolah menjadi kompos yang dapat dimanfaatkan sebagai penyubur rumput lapangan golf,

tanaman palawija, menumbuhkan zooplankton dalam tambak, pembibitan, kebun hortikultura,

dan sebagainya.

Menurut Fatah (2010) menyatakan bahwa kotoran ayam petelur lebih baik dari

kotoran ayam pedaging karena kotoran ayam pedaging bercampur dengan sekam yang dipakai

sebagai alas kandang, sedangkan kotoran ayam petelur langsung bertumpuk di bawah kandang.

Selain itu, kotoran ayam petelur mengalami masa istirahat yang lebih lama karena

pembongkaran dari bawah kandang dilakukan selama enam bulan sekali sesuai dengan masa

afkir ayam petelur. Pada ayam pedaging, masa afkirnya lebih cepat sehingga masa fermentasinya 1

juga lebih cepat, yaitu tiga bulan sehingga proses fermentasinya kurang sempurna. Fermentasi

yang sempurna akan menghasilkan panas tinggi (60° – 70 °C) yang dapat mematikan benih

gulma yang mungkin terdapat di dalamnya.

Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara

biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber

energi. Teknologi pengomposan secara aerob paling banyak digunakan karena mudah dan murah

untuk dilakukan serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Proses pengomposan

limbah pasar menghasilkan pupuk organik yang dapat memperbaiki lingkungan tumbuh tanaman

untuk meningkatkan atau mengopimalkan manfaat pupuk (Isroi, 2008).

Proses pengomposan merupakan proses fermentasi. Suatu proses fermentasi yang

terkendali, suhu akan meningkat secara bertahap mulai dari suhu mesofilik atau suhu awal yaitu

<40oC kemudian meningkat sampai suhu thermofilik (40-70oC) dan kemudian turun kembali

menjadi <40oC. Peningkatan suhu tersebut menyebabkan proses fermentasi mampu membunuh

bakteri yang bersifat thermofilik dan patogen seperti bakteri kelompok koliform yaitu

Salmonella, Shigellae, dan Escherichia coli (Rusdi, 1999).

Jika dibandingkan dengan kompos organik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, juga

masih lebih unggul karena kompos dari ayam petelur ini kandungan unsur haranya lebih

sempurna dan lebih mudah diserap oleh tumbuhan. Kandungan hara dalam kompos ayam petelur

yang telah diuji oleh Laboratorium Badan Tenaga Atom Nasional Serpong Tangerang (No.

144/DAGST/AIR.4/96) ini mengandung 4,06% nitrogen, 6,06% fosfor, dan 2,30%

kalium.

Pupuk organik mempunyai keunggulan dalam hal memperbaiki sifat fisik dan biologi

tanah, lebih mudah diserap tanaman, memberikan nilai tambah pada  unsur hara yang terkandung

dalam tanah sehingga dapat meningkatkan usaha pertanian yang berwawasan lingkungan, untuk

mengurangi polusi udara yang dapatmenimbulkan polusi udara, juga mencegah terjadinya polusi

air yang disebabkan oleh penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan yang dapat mematikan

berbagai jenis organisme air dan memicu tumbuhnya tumbuhan air yang dapat mempercepat

terjadinya pendangkalan (Ridwan, 2000).

2

1.2 Rumusan Masalah1.2.1 Apa saja kandungan yang terdapat dalam kotoran ayam petelur sehingga dapat dijadikan

sebagai bahan utama pembuatan kompos?

1.2.2 Bagaimana proses pembuatan kompos dengan menggunakan kotoran ayam petelur?

1.2.3 Apa manfaat dari kompos yang terbuat dari kotoran ayam petelur?

1.2.4 Apa keunggulan kompos yang berasal dari kotora ayam petelur dibandingkan dengan

kotoran ayam pedaging?

1.3 Tujuan Penulisan1.3.1 Mengetahui kandungan yang terdapat dalam kotoran ayam petelur sehingga dapat

dijadikan sebagai bahan utama pembuatan kompos.

1.3.2 Menjelaskan proses pembuatan kompos dengan menggunakan kotoran ayam petelur.

1.3.3 Mengetahui manfaat dari kompos yang terbuat dari kotoran ayam petelur.

1.3.4 Mengetahui keunggulan kompos yang berasal dari kotora ayam petelur dibandingkan

dengan kotoran ayam pedaging.

1.4 Manfaat PenulisanUntuk menginformasikan mengenai pengomposan yang menggunakan bahan utama

berasal dari kotoran ayam petelur yang meliputi kandungan dari kotoran ayam petelur, proses

pembuatan kompos, manfaat dari kompos tersebut dan juga keunggulan dari kompos kotoran

ayam petelur tersebut.

3

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kotoran Ayam PetelurKotoran ayam terdiri dari sisa pakan dan serat selulosa yang tidak dicerna. Kotoran ayam

mengandung protein, karbohidrat, lemak dan senyawa organik lainnya. Protein pada. kotoran

ayam merupakan sumber nitrogen selain ada pula bentuk nitrogen anorganik lainnya. Komposisi

kotoran ayam sangat bervariasi bergantung pada jenis ayam, umur, keadaan individu ayarn, dan

makanan (Wiranti, 2001).

Tabel 1Kandungan unsur gizi serta kalori

Dalam kotoran ayam

No. Unsur gizi Kadar per 100 gr bahan

1. Protein kasar 19,94%,

2. Serat kasar 8,47-14,90%

3. Abu 3,0-3,5%

4. Calium 1-3,2%

5. Phosphor 1-3,2%

6. Garam 0,20%

7. TDN 90%

8. Energi 2.500 Kcal

Sumber : Audrey (2000).

Sumber pencemaran dari usaha peternakan ayam berasal dari kotoran ayam yang

berkaitan dengan unsur nitrogen dan sulfida yang terkandung dalam kotoran tersebut, yang pada

saat penumpukan kotoran atau penyimpanan terjadi proses dekomposisi oleh mikroorganisme

4

membentuk gas amonia, nitrat, dan nitrit serta gas sulfida. Gas-gas tersebut yang menyebabkan

bau (Ridwan, 2000).

Kotoran ayam merupakan salah satu limbah yang dihasilkan baik ayam petelur maupun

ayam pedaging yang memiliki potensi yang besar sebagai pupuk organik. Komposisi kotoran

sangat bervariasi tergantung pada sifat fisiologis ayam, ransum yang dimakan, lingkungan

kandang termasuk suhu dan kelembaban. Kotoran ayam merupakan salah satu bahan organik

yang berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan pertumbuhan tanaman. Kotoran ayam

mempunyai kadar unsur hara dan bahan organik yang tinggi serta kadar air yang rendah. Setiap

ekor ayam kurang lebih menghasilkan ekskreta per hari sebesar 6,6% dari bobot hidup

(Taiganides, 1977). Kotoran ayam memiliki kandungan unsur hara N 1%, P 0,80%, K 0,40% dan

kadar air 55% (Lingga, 2000).

Raihan et al. (2000) menyatakan bahwa penggunaan bahan organik kotoran ayam

mempunyai beberapa keuntungan antara lain sebagai pemasok hara tanah dan meningkatkan

retensi air. Apabila kandungan air tanah meningkat, proses perombakan bahan organik akan

banyak menghasilkan asam-asam organik. Anion dari asam organik dapat mendesak fosfat yang

terikat oleh Fe dan Al sehingga fosfat dapat terlepas dan tersedia bagi tanaman. Penambahan

kotoran ayam berpengaruh positif pada tanah masam berkadar bahan organik rendah karena

pupuk organik mampu meningkatkan kadar P, K, Ca dan Mg tersedia.

Gambar 1

Kotoran Ayam Petelur yang sedang Dikeringkan

2.2 KomposKompos adalah material hasil penguraian campuran aneka bahan organik dalam

lingkungan mikro yang kondusif. Penguraian bahan organik menjadi kompos dapat dipercepat 5

oleh populasi bakteri serta lingkungan mikro (PH, kelembaban, suhu, intensitas aerasi dan

ukuran bahan). Membuat kompos adalah mengontrol dan mengatur proses penguraian

(dekomposisi) alami melalui pencampuran aneka bahan secara tepat dan seimbang agar mikroba

menggunakannya sebagai energi dalam proses penguraian bahan organik melalui pemberian air

(kelembaban), pengaturan temperatur, PH dan ukuran bahan (Handoko, 2000).

Pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara

biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber

energi. Teknologi pengomposan secara aerob paling banyak digunakan karena mudah dan murah

untuk dilakukan serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalu sulit. Proses pengomposan

limbah pasar menghasilkan pupuk organik yang dapat memperbaiki lingkungan tumbuh tanaman

untuk meningkatkan atau mengopimalkan manfaat pupuk (Isroi, 2008).

Proses pengomposan merupakan proses fermentasi. Suatu proses fermentasi yang

terkendali, suhu akan meningkat secara bertahap mulai dari suhu mesofilik atau suhu awal yaitu

<40oC kemudian meningkat sampai suhu thermofilik (40-70oC) dan kemudian turun kembali

menjadi <40oC. Peningkatan suhu tersebut menyebabkan proses fermentasi mampu membunuh

bakteri yang bersifat thermofilik dan patogen seperti bakteri kelompok koliform yaitu

Salmonella, Shigellae, dan Escherichia coli (Rusdi, 1999).

Kompos juga berfungsi sebagai pemasok makanan untuk mikroorganisme seperti

bakteri, kapang, Actinomycete dan protozoa, sehingga dapat meningkatkan dan mempercepat

proses dekomposisi bahan organik (Syarief, 1996).

Gambar 2

Kompos Kotoran Ayam Petelur

6

BAB IIIMATERI DAN METODE

3.1 Materi PenulisanMateri yang dilakukan adalah studi literature yang menggunakan kotoran ayam petelur

sebagai bahan utama pembuatan kompos sehingga didapatkan kesimpulan mengenai manfaat

kompos dari bahan tersebut dan keunggulan dari kompos kotoran ayam petelur dibandingkan

kompos dari kotoran ayam pedaging.

3.2 Alat dan Bahan : Alat : Bahan :

1. Tempat pembuatan kompos, sebaiknya ada naungan 1. Kotoran ayam petelur

2. Sekop 2. Jerami padi

3. Drum air 3. Bekatul

4. Ember 4. CaCO3

5. Lembaran plastik penutup

6. Termometer

7. Alat timbang

7

BAB IVPEMBAHASAN

4.1 Kandungan Kotoran Ayam PetelurKandungan nutrisi pada feses ayam petelur yakni memiliki Protein kasar sebesar 19,94%,

Serat kasar 8,47-14,90%, abu 3,0-3,5%, calium 1-3,2%, phosphor 1-3,2%, garam 0,20%, TDN 90%,

dan mengandung energy sebesar 2.500 Kcal.

1,1 kg kotoran ayam dimana besarnya kandungan Carbon-organik 26,15 %, Nitrogen-

total 1,86%, rasio C/N 14,05, Protein-total 1,02 %; Kalium-total 1,76 %, kadar air 32,78 % dan

PH 7,4 dengan waktu kematangan kompos selama 34 hari.

4.2 Proses pembuatan kompos ayam petelurDisiapkan semua bahan yang diperlukan. Jerami yang sudah kering di potong-potong

dengan panjang 10 cm, selanjutnya jerami di rendam atau di siram dengan air sampai jerami

benar-benar basah. Campurkan kotoran ayam, CaCo3, dan bekatul sampai merata (homogen).

Fungsi dari CaCO3 adalah sebagai anti jamur, sehingga tidak ada jamur yang ditimbulkan dalam

pembutan kompos tersebut. Selanjutnya ditebarkan campuran kotoran ayam, CaCo3, dan bekatul

ke dalam tumpukan jerami yang sudah basah, diaduk semua campuran sampai merata ke semua

bagian. Tumpuk campuran diatas selanjutnya tutup dengan terpal atau plastik, diamkan selama

15 hari. Dan terakhir Kompos siap digunakan untuk menanam berbagai tanaman

Gambar 3Dedak sebagai bahan tambahan pembutan kompos

8

Gambar 4Proses pencampuran kotoran ayam petelur, dedak, dan molases

Pada saat mencampurkan bahan utama (kotoran ayam petelur) dengan bahan pelengkap

(dedak, molases, dan EM4) harus diaduk merata agar homogen. Sebelum molases dicampur

kedalam adonan, maka harus dilarutkan terlebih dahulu dengan menggunakan air.

Gambar 5Penggunaan EM4 sebagai aktivator

EM4 digunakan sebagai aktivatir yang dapat membantu mempercepat proses

pembentukan kompos yang terbuat dari bahan kotoran ayam petelur tersebut. Adapun komposisi

dari EM4 yang digunakan sebesar 20 ml.

9

Gambar 6Kompos Perlakuan 1

Pada kompos perlakuan 1 terdiri dari bahan kotoran ayam petelur, dedak, dan EM4. Suhu

awal dari perlakuan 1 adalah 27 0C. Namun setelah seminggu, suhu dari kompos tersebut naik

menjadi 32 0C. Namun setelah seminggu, ditemukan banyaknya jamur diatas permukaan

kompos tersebut. Hal ini dikarenakan kompos tersebut tidak menggunkan EM4 sebagai aktivator

dan proses pembentukan komposnya juga lama jika dibandingkan dengan kompos pada

perlakuan 2. Banyaknya jamur yang ditemukan pada kompos perlakuan 1 lebih banyak jika

dibandingkan dengan kompos pada perlakuan 2.

Gambar 7Kompos perlakuan 2

Pada kompos perlakuan 2 terdiri dari bahan kotoran ayam petelur, molases, EM4 dan

juga dedak sebagai bahan tambahan. Suhu awal dari perlakuan 2 adalah 27 0C. Namun setelah

seminggu, suhu dari kompos tersebut naik menjadi 32 0C. Secara fisik, kompos tersebut terdapat

jamur yang tumbuh dipermukaan kompos tersebut. Hal ini dikarenakan suhu dan kelembaban

10

dari kompos tersebut serta kandungan nutrisi dari kompos tersebut sangat baik untuk

pertumbuhan jamur.

4.3 Manfaat Kompos Kotoran Ayam PetelurPenggunaan bahan organik kotoran ayam mempunyai beberapa keuntungan antara lain

sebagai pemasok hara tanah dan meningkatkan retensi air. Apabila kandungan air tanah

meningkat, proses perombakan bahan organik akan banyak menghasilkan asam-asam organik.

Anion dari asam organik dapat mendesak fosfat yang terikat oleh Fe dan Al sehingga fosfat

dapat terlepas dan tersedia bagi tanaman. Penambahan kotoran ayam berpengaruh positif pada

tanah masam berkadar bahan organik rendah karena pupuk organik mampu meningkatkan kadar

P, K, Ca dan Mg tersedia.

4.4 Keunggulan Kompos Kotoran Ayam Petelur dibandingkan dengan Ayam

PedagingKotoran ayam petelur lebih baik daripada kotoran ayam pedaging karena kotoran ayam

pedaging bercampur dengan sekam yang dipakai sebagai alas kandang, sedangkan kotoran ayam

petelur langsung bertumpuk di bawah kandang. Selain itu, kotoran ayam petelur mengalami

masa istirahat yang lebih lama karena pembongkaran dari bawah kandang dilakukan selama

enam bulan sekali sesuai dengan masa afkir ayam petelur. Pada ayam pedaging, masa afkirnya

lebih cepat sehingga masa fermentasinya juga lebih cepat, yaitu tiga bulan sehingga proses

fermentasinya kurang sempurna. Fermentasi yang sempurna akan menghasilkan panas tinggi

(60° – 70 °C) yang dapat mematikan benih gulma yang mungkin terdapat di dalamnya.

11

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan1) Kandungan nutrisi pada feses ayam petelur yakni memiliki Protein kasar sebesar 19,94%,

Serat kasar 8,47-14,90%, abu 3,0-3,5%, calium 1-3,2%, phosphor 1-3,2%, garam 0,20%, TDN

90%, dan mengandung energy sebesar 2.500 Kcal.

2) Penggunaan bahan organik kotoran ayam mempunyai beberapa keuntungan antara lain

sebagai pemasok hara tanah dan meningkatkan retensi air. Penambahan kotoran ayam

berpengaruh positif pada tanah masam berkadar bahan organik rendah karena pupuk

organik mampu meningkatkan kadar P, K, Ca dan Mg tersedia.

3) Kotoran ayam petelur lebih baik daripada kotoran ayam pedaging karena kotoran ayam

pedaging bercampur dengan sekam yang dipakai sebagai alas kandang, sedangkan

kotoran ayam petelur langsung bertumpuk di bawah kandang.

5.2 SaranAdanya penyuluhan terhadap petani peternak mengenai manfaat dari kotoran ayam

khususnya ayam petelur. Sebab, apabila diolah dengan metode dan penanganan yang tepat

kotoran ayam petelur dapat dijadikan pakan ternak dan juga sebagai bahan baku pembutan

kompos organic yang ramah lingkungan.

12

DAFTAR PUSTAKA

Audrey. 2000. Pupuk Organik Kotoran Ayam dan Kotoran Sapi. PT Gramedia, Surabaya.

Fatah. 2010. Pemanfaatan Limbah Peternakan Unggas sebagai Bahan Baku Pakan Ternak

Ruminansia. http://www.gerbangpertanian.com/2010/07/pemanfaatan-limbah-

peternakan-unggas.html. Diakses : 20 November 2012.

Handoko. 2001. Kompos Bermutu dari Kandang Ayam Petelur.

http://wawasanfadhitya.blogspot.com/2012/02/kompos-bermutu-dari-

kandangayam.html#ixzz2DF4yBFPu. Diakses : 20 November 2012.

Isroi. 2008. Perubahan Warna pada Kotoran Ayam.

http://peternakpuyuh.blogspot.com/2012/10/perubahan-waran-kotoran-pada-ayam.html.

Diakses : 20 November 2012.

Ridwan. 2000. Kompos. http://ridwan.wordpress.com/2008/11/1...nah/#more-1140. Diakses : 20

November 2012.

Rusdi. 1999. Upaya Pengelolaan Lingkungan Usaha Peternakan Ayam. Fakultas Peternakan,

Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Wiranti. 2001. Membuat Pupuk Effective Microorganism (EM).

http://petanidesa.wordpress.com/2007...roorganism-em/. Diakses : 20 November 2012.

13