makalah isi.doc

25
16 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan akademik merupakan lingkungan yang paling potensial untuk mengembangkan berbagai hal, selain itu lingkungan akademik juga sangat rentan terpengaruhi oleh hal-hal yang negatif karena lingkungan akademik adalah lingkungan yang sering bersinggungan dengan hal- hal yang baru. Salahsatu diantaranya adalah mengenai perkembangan bahasa indonesia sebagai wujud dari sikap masyarakat Indonesia terhadap bahasa Indonesia. Seharusnya masyarakat indonesia dalam menggunakan bahasa indonesia harus sesuai dengan kaidah kebahasaan yang benar, untuk dapat mencapai hal tersebut harus ditanamkan sejak dini mengenai kebahasaan terhadap generasi penerus bangsa agar dapat menguasai dan memahami bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu. Faktanya, masyarakat Indonesia saat ini dalam mengembangkan dan menggunakan bahasanya sangat memprihatinkan. Menurut Ari Subagyo (Yuliante, 2011:5), selain menjadi agen globalisasi karena melekat dengan penyebaran produk-produk global, bahasa-bahasa tersebut juga menebarkan pesona kepada generasi muda negeri ini karena menjanjikan kemudahan untuk mendapatkan Seni Sikap

Upload: hery-irawadie-rahman

Post on 28-Jan-2016

274 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: makalah isi.doc

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lingkungan akademik merupakan lingkungan yang paling potensial untuk

mengembangkan berbagai hal, selain itu lingkungan akademik juga sangat rentan

terpengaruhi oleh hal-hal yang negatif karena lingkungan akademik adalah

lingkungan yang sering bersinggungan dengan hal-hal yang baru. Salahsatu

diantaranya adalah mengenai perkembangan bahasa indonesia sebagai wujud dari

sikap masyarakat Indonesia terhadap bahasa Indonesia. Seharusnya masyarakat

indonesia dalam menggunakan bahasa indonesia harus sesuai dengan kaidah

kebahasaan yang benar, untuk dapat mencapai hal tersebut harus ditanamkan sejak

dini mengenai kebahasaan terhadap generasi penerus bangsa agar dapat

menguasai dan memahami bahasa Indonesia sebagai bahasa ibu.

Faktanya, masyarakat Indonesia saat ini dalam mengembangkan dan

menggunakan bahasanya sangat memprihatinkan. Menurut Ari Subagyo

(Yuliante, 2011:5), selain menjadi agen globalisasi karena melekat dengan

penyebaran produk-produk global, bahasa-bahasa tersebut juga menebarkan

pesona kepada generasi muda negeri ini karena menjanjikan kemudahan untuk

mendapatkan pekerjaan dan mengembangkan karier. Dengan kata lain,

perkuliahan bahasa indonesia menjadi kurang bergengsi karena bahasa indonesia

juga nyaris tidak memiliki gengsi dalam percaturan global (Yuliante, 2011:6).

Selain generasi muda yang merasa kurang adanya nilai lebih atau dalam kata lain

kurang bergengsi untuk mempelajari bahasa indonesia, ternyata terjadi beberapa

fenomena dalam pemakaian bahasa, diantaranya penggunaan bahasa prokem yang

semakin marak digunakan dan disebar luaskan di dunia jejaring sosial, dan bahasa

prokem ini sangat digemari oleh kalangan akademisi dalam pergaulan sehari-hari.

Padahal bahasa prokem merupakan bahasa yang tidak memiliki pedoman ,

tuntunan dan aturan yang jelas dalam penggunaannya sehingga bila kalangan

Seni Sikap

Page 2: makalah isi.doc

16

muda lebih memilih bahasa prokem maka akan mengakibatkan perkembangan

bahasa indonesia semakin tidak terarah kedalam pedoman kebahasaan. Hal lain

yang berkaitan dengan sikap bangsa indonesia terhadap bahasa indonesia adalah

lebih suka menggunakan istilah asing dalam berkomunikasi maupun dalam

kegiatan dan karya-karya tertentu, misal untuk mengucapkan kata “ya”sebgai

tanda setuju beberapa orang lebih sering dan lebih suka menggunakan kata “yes”

atau “ok”. Penggunaan istilah asing dalam karya menurut Diyas puspandari

(Yuliante, 2011:15), yaitu yang muncul saat ini adalah film-film remaja yang

menggunakan judul campur aduk, seperti Eiffel I’m in Love, Arisan Just for Fun,

from Bandung with Love, I love You Om, Me Vs High Heels dan Love is Cinta.

Tentu saja fenomena ini secara langsung maupun tidak langsung kurang

menanamkan sikap bangga terhadap bahasa sendiri.

Sikap bangsa Indonesia terhadap bahasa Indonesia sekarang ini bila dicermati

ternyata sangat berbeda atau berbanding terbalik dengan sikap pemuda maupun

bangsa Indonesia zaman dahulu yang bangga terhadap bahasa indonesia.Rasa

bangga terhadap bahasa indonesia dapat kita lihat dengan munculnya salah satu isi

sumpah pemuda, yaitu “kami putra putri indonesia mengaku berbahasa satu

bahasa indonesia”. sehingga fenomena sikap bangsa indonesia terhadap bahasa

indonesia seperti yang terjadi saat ini perlu bahkan harus dicermati supaya dapat

memunculkan ide-ide untuk mempertahankan, mengembangkan bahasa indonesia

dan diharapkan dapat menumbuhkan rasa bangga pada bahasa indonesia.

B. Rumusan Masalah

Berpijak dari uraian latar belakang masalah di atas, penulis dapat

merumuskan beberapa rumusn masalah. Rumusan masalah tersebut adalah:

1. Bagaimana sikap akademisi terhadap bahasa indonesia?

2. Fenomena apa dan bagaimana proses munculnya fenomena bahasa ?

3. Bagaimana respon atau tanggapan masyarakat akademik terhadap

fenomena dan pengembangan fenomena bahasa?

4. Apa maksud, tujuan serta kapan fenomena bahasa indonesia digunakan?

Seni Sikap

Page 3: makalah isi.doc

16

C. Tujuan Makalah

Makalah ini dalam penyusunannya memiliki beberapa tujuan, tujuan

pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:

1. Sikap bangsa idonesia terhadap bahasa indonesia.

2. Fenomena dan proses munculnya fenomena bahasa.

3. Respon atau tanggapan masyarakat terhadap fenomena dan pengembangan

fenomena bahasa.

4. Maksud, tujuan serta kapan fenomena bahasa indonesia digunakan.

D. Manfaat Makalah

Makalah ini tidak semata-mata hanya digunakan untuk memenuhi sebagaian

tugas matakuliah akan tetapi di dalam makalah ini memiliki beberapa manafaat.

Manfaat makalah ini diantaranya menambah wawasan tentang perkembangan

bahasa indonesia di lingkungan akademik, menambah teori-teori yang

berhubungan dengan bahasa, memberikan pengetahuan secara praktik bagi

bangsa indonesia sebagai pemilik bahasa indonesia bagaimana sebaiknya sikap

yang baik terhadap bahasa indonesia, dan masih banyak manfaat lain yang dapat

penulis maupun pembaca terima dari makalah ini yang penulis tidak dapat

meyebutnya satu persatu.

E. Pendekatan dan Metode

Bahasa merupakan obyek yang menyangkut banyak aspek, apalagi hal yang

dipelajari mengenai sikap bangsa terhadap bahasanya. Maka agar lebih mendalam

dalam mempelajari dan memahaminya harus menggunakan pendekatan yang

tepat, penulis dalam mempelajari obyek dalam makalah ini menggunakan

pendekatan multidisipliner sehingga obyek yang dipelajari dapat dilihat dari

berbagai sudut pandang ilmu.

Metode yang digunakan dalam memperolah data dalam makalah ini

menggunakan metode kuantitatif yaitu melakukan studi pustaka dengan mencari

beberapa buku-buku sebagai referensi dan dengan menggunakan angket untuk

memperoleh secara langsung dari kaum pemuda sebagai kaum akademisi yang

berhubungan langsung dengan lingkungan akademik.

Seni Sikap

Page 4: makalah isi.doc

16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Seni

Seni merupakan bagian dari budaya, karena melalui seni manusia dapat

menyalurkan ekspresi yang dimiliki. Selain itu seni juga dapat digunakan sebagai

pijakan untuk menentukan norma, seperti norma sosial. Berikut ini merupakan

pendapat para ahli mengenai pengertian seni.

1. J.J HOGMAN

Kesenian adalah sesuatu yang mempunyai unsur ideas, activities, dan

artifacts

2. KUNTJARANINGRAT

Kesenian adalah suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-

norma, dan peraturan dimana kompleks aktivitas dan tindakan berpola dari

manusia dalam masyarakat dan biasanya berwujud benda-benda hasil

manusia.

3. WILLIAM A. HAVILAND

Kesenian adalah keseluruhan sistem yang melibatkan proses penggunaan

imajinasi manusia secara kreatif di dalam sebuah kelompok masyarakat

dengan kebudayaan tertentu

4. IRVING STONE

Kesenian adalah kebutuhan pokok. Seperti  roti atau anggur atau mantel

hangat dimusim dingin. Mereka yang mengira kesenian adalah barang

mewah, pikirannya tidak utuh. Roh manusia menjadi lapar akan kesenian

seperti halnya perutnya keroncongan minta makan

Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat ditarik benang merah

mengenai seni, jadi seni adalah Kesenian adalah suatu kompleks dari ide-ide,

gagasan, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan dimana kompleks aktivitas dan

tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat dan melibatkan proses

penggunaan imajinasi manusia secara kreatif di dalam sebuah kelompok

masyarakat dengan kebudayaan tertentu.

Seni Sikap

Page 5: makalah isi.doc

16

B. Sikap

Manusia merupakan makhluk monodualis, maksudnya adalah bahwa manusia

itu memiliki dua sisi yang saling berdampingan. Kedua sisi tersebut yaitu pertama

manusia sebagai makhluk sosial yang meiliki arti bahwa manusia merupakan

bagian dari manusia yang lain dan dalam kehidupannya pasti melibatkan manusia

yang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Kedua manusia sebagai makhluk

individu yang memiliki arti manusia merupakan makhluk unik yang memiliki

karakteristik berbeda dengan manusia yang lain baik dari sisi fisik, sikap, maupun

kepribadian. Berbicara tentang sikap manusia, maka kita akan melihat kedalam

sisi psikologinya, berikut merupakan pandangan para ahli mengenai sikap dalam

http://www.duniapsikologi.com/sikap-pengertian-definisi-dan-faktor-yang-

mempengaruhi/ sebagai berikut:

1. Menurut Sarnoff (dalam Sarwono, 2000) mengidentifikasikan sikap

sebagai kesediaan untuk bereaksi (disposition to react) secara

positif  (favorably) atau secara negatif (unfavorably)terhadap obyek –

obyek tertentu. D.Krech dan R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999)

berpendapat bahwa sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari

proses motivasional, emosional, perseptual, dan kognitif mengenai aspek

dunia individu.

2. La Pierre (dalam Azwar, 2003) memberikan definisi sikap sebagai suatu

pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk

menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah

respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.

3. Soetarno (1994) memberikan definisi sikap adalah pandangan atau

perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak terhadap obyek

tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu artinya tidak ada sikap

tanpa obyek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peritiwa,

pandangan, lembaga, norma dan lain-lain.

Seni Sikap

Page 6: makalah isi.doc

16

Meskipun ada beberapa perbedaan pengertian sikap, tetapi berdasarkan

pendapat-pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa sikap

adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau

berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu di dalam menanggapi

obyek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya. Selain itu sikap juga

memberikan kesiapan untuk merespon yang sifatnya positif atau negatif terhadap

obyek atau situasi. Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam

interaksi sosial, individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek

psikologis yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi

pembentukan sikap adalah:

1. Pengalaman pribadi.

Pengalaman pribadi supaya dapat menjadi dasar pembentukan sikap,

pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu,

sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut

melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi,

penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama

berbekas.

2. Kebudayaan.

B.F. Skinner (dalam, Azwar 2005) menekankan pengaruh lingkungan

(termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang.

Kepribadian tidak lain daripada pola perilaku yang konsisten yang

menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan, ganjaran) yang

dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku

tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.

3. Orang lain yang dianggap penting.

Pada umumnya, individu bersikap konformis atau searah dengan sikap

orang orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain

dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk

menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.

4. Media massa.

Seni Sikap

Page 7: makalah isi.doc

16

Sebagai sarana komunikasi, berbagai media massa seperti televisi, radio,

mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan

orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan

kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan

sugestif yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan

memberi dasar afektif dalam mempersepsikan dan menilai sesuatu hal

sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.

5. Institusi Pendidikan dan Agama.

Sebagai suatu sistem, institusi pendidikan dan agama mempunyai

pengaruh kuat dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya

meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

Pemahaman akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh

dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat

keagamaan serta ajaran-ajarannya.

6. Faktor emosi dalam diri.

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan

pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang, suatu bentuk sikap

merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai

semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme

pertahanan ego. Sikap demikian bersifat sementara dan segera berlalu

begitu frustasi telah hilang akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang

lebih persisten dan lebih tahan lama. contohnya bentuk sikap yang didasari

oleh faktor emosional adalah prasangka.

Berdasarkan dari teori yang disampaikan di atas maka seni sikap merupakan

cara atau bentuk sikap individu terhadap sesuatu, atau dapat diartikan apresiasi

terhadap suatu hal dalam hal ini apresiasi masyarakat indonesia terhadap bahasa

indonesia.

Seni Sikap

Page 8: makalah isi.doc

16

BAB III

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Data

Pengumpulan data yang diterapkan penulis menggunakan dua jenis. Hal ini

diterapkan supaya data yang peroleh penulis lebih bervariasi dan lebih

terjamin kevaliditasannya. Cara pengumpulan data tersebut yaitu

menggunakan norm-referenced dan referenced. Adapun langkah-langkahnya

adalah sebagai berikut:

1. Referenced:

Penulis mencari referensi-referensi atau Studi pustaka buku-buku

yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dan sastra Indonesia.

Mengambil data dalam buku yang bersangkutan dengan kaum

akademisi terhadap bahasa Indonesia yaitu masalah dan tantangan

bahasa dan sastra Indonesia, dan pemakaian bahasa prokem.

2. Norm-referenced:

Penulis membuat angket untuk diisi oleh responden yang dipilih,

angket dapat dilihat di lampiran.

Memilih responden untuk mengisi angket, responden yang dipilih

oleh penulis adalah mahasiswa Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia.

Angket diisi oleh responden

Mengumpulkan data dari angket yang telah diisi responden.

Mengolah data dalam angket diubah dalam bentuk persentase.

B. Studi Pustaka

Lingkungan akademik merupakan lingkungan yang sangat berpotensi untuk

mengembangkan nilai-nilai positif negara indonesia, dalam hal ini termasuk juga

bahasa indonesia. Banyak sekali variasi yang bahasa yang digunakan warga

akademik dalam hal ini mahasiswa, variasi ini merupakan bagian dari apresiasi

Seni Sikap

Page 9: makalah isi.doc

16

atau sikap akademisi terhadap bahasa indonesia. Sikap mahasiswa terhadap

bahasa Indonesia antara lain :

a. Masalah dan Tantangan Bahasa Indonesia

Menurut pendapat P.Ari Subagyo ( Yulianeta, 2011: 5) sejak tahun 2002

Kuliah bahasa Indonesia ditetapkan sebagai mata kuliah wajib bagi setiap

mahasiswa di perguruan tinggi. Penetapan itu diperkuat secara formal

dengan Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, terutama pasal 37, ayat 2C, kemudian Peraturan Pemerintah

Nomor 19 tahun 2005. Selanjutnya terbit surat keputusan direktur jendral

pendidikan tinggi (SK Dirjen Dikti ) Nomor 43 tahun 2006 sebagai landasan

operasional. Bahasa Indonesia terkelompok dalam mata kuliah

pengembangan kepribadian (MPK) dengan bobot 3 SKS. Penetapan dan

pewajiban tersebut memang memberikan tempat istimewa bagi mata kuliah

Bahasa Indonesi. Jurusan atau program studi yang semula tidakmemasukan

bahasa indonesia dalam MPK, dipaksa menata kembali kurikulumnya.

Namun, dipihak lain sesunggunya juga muncul tuntutan agar perkuliahan

bahasa Indonesia dirancang dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Masalah tersebut adalah rendahnya gengsi perkuliahan Bahasa Indonesia di

mata para mahasiswa, materi perkuliahan yang kurang menarik dan

rendahnya pemanfaatan teknologi dalam perkuliahan bahasa Indonesia.

b. Pemakaian Bahasa Prokem

Menurut Vismaia S. Damayanti (Yulianeta, 2011 : 20-26) bahasa prokem

adalah sejenis raham bahasa atau variasi bahasa yang khas yang boleh juga

disebut sebagai jenis bahasa rahasia yang hanya digunakan kelompok

tertentu saja untuk berkomunikasi dengan sesamanya dan bukan dengan

warga masyarakat yang bukan anggota kampung mereka warga masyarakat

yang tidak memahami bahasa prokem akan menyebut bahwa bahasa prokem

itu adalah bahasa yang dipakai oleh kaum pemuda dan kaum remaja saja,

dan penggunaan seenaknya, sehingga tidak dipahami oleh masyrakat umum.

Kaum remaja dan pemuda yang paham akan bahasa prokem mendefiniskan

Seni Sikap

Page 10: makalah isi.doc

16

bahasa prokem ini bervariasi. Ada yang mengatakan bahwa bahasa prokem

adalah bahasa yang digunakan untuk mencari dan menunjukan identitas

diri ; bahasa prokem adalah bahasa yang dapat merahasiakan pembicaraan

mereka dari kelompok yang lain ; adapula yang menytakan bhwa bahasa

prokem adalah bahasa yang diolah kembali agar pembicaraan mereka ini

tidak dipahami orang tua pun guru-guru yang sering melarang mereka

sebelum sempat melakukan sesuatu. Waktu pemakaian bahasa prokem pada

umumnya bahasa prokem ini tidak digunakan bila topik pembicaraan

merupakan masalah yang serius, misalnya masalah pelajaran maupun jenis-

jenis perundingan. Bahasa prokem biasanya digunakan dalam situasi santai

hal ini terjadi akibat jumlah kosa kata yang digunakan sangat terbatas dan

masalah yang dibicarakan itu bukannlah masalah yang aktual dan kehidupan

sehari-hari, sehingga kalopun ingin diciptakan kosakata khusus diperlukan

waktu yang panjang untuk mencapai tujuan tadi. Dengan kata lain bahasa

prokem ini hanya akan digunakan para remaja pada waktu membahas

masalah sehari-hari dan pada saat penuturnya tidak berada dalam keadaan

tegang. Kalo diatas dikatakan bahwa bahasa prokem pada umumnya

dikatakan untuk membicarakan persoalan sehari-hari maka hal ini berarti

bahwa percakapan dilakukan dalam keadaan santai dan pada kelompok yang

sama.

Kosa kata bahasa prokem beberapa kosakata bahasa prokem yang sering

digunakan “gue, elo, kamseupay. Iyuwh , kemenong, ciyus, miapah, dsb”

Dalam bahasa prokem salah satu bentuknya adalah pemendekan atau

akronim.

Contoh : sersan (serius tapi santai), manja (mandi jarang), turbo (turunan

bokek) dan pejabat (peranakan jawa batak)

C. Angket

Berdasarkan angket yang telah disebarkan kepada mahasiswa Fakultas

Bahasa dan Seni UPI . Maka diperoleh data mengenai tanggapan mahasiswa UPI

terhadap bahasa Indonesia data tersebut sebagai berikut

Seni Sikap

Page 11: makalah isi.doc

16

1. Bahasa apa yang digunakan sehari-hari

grafik di atas menunjukkan pengguna bahasa yang hanya menggunakan bahasa

Indonesia saja 38%, pengguna dua bahasa terdapat 26%, pengguna bahasa sunda

8% sedangkan pengguna tiga bahasa terdapat 8%. Jadi dapat diambil benang

merah bahwa mahasiswa Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni UPI yang murni

hanya menggunakan bahasa Indonesia di bawah 50%, hal ini berarti masih

kurangnya minat mahasiswa dalam kesehariannya menggunakan bahasa Indonesia

atau dapat diartikan bahwa bahasa Indonesia oleh kalangan mahasiswa dianggap

bahasa formal.

Seni Sikap

Page 12: makalah isi.doc

16

2. Penggunaan bahasa indonesia sudah sesuai kaidah belum

Data di atas menunjuk penggunaan bahasa Indonesia yang tidak sesuai dengan

kaidah kebahasaan, yaitu 92%. Hal ini dapat dipahami bahwa mahasiswa tidak

terlalu mementingkan kaidah kebahasaan dalam menggunakan bahasa Indonesia.

Fakta di atas memiliki arti mahasiswa menganggap sepele tentang kaidah

kebahasaan dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari.

3. Tanggapan munculnya ragam bahasa dimasa kini

Tanggapan atau sikap mahasiswa terhadap munculnya ragam bahasa ternyata

mahasiswa merasa senang bila dilihat dari data di atas. Padahal jika dilihat dari

kebahasaan, apabila muncul keberagaman bahasa maka akan memunculkan

pengaruh terhadap keutuhan bahasa . jadi dapat dipahami bahwa mahasiswa

Seni Sikap

Page 13: makalah isi.doc

16

dalam menggunakan bahasa ingin bahasa yang bervariasi, tidak hanya bahasa

yang monoton.

4. masyarakat sudah baik dalam menggunakan bahasa indonesia

Data di atas menunjukkan bagaimana lingkungan keseharian mahasiswa terhadap

penggunaan bahasa Indonesia, ternyata menunjukkan penggunaan bahasa di

lingkungan mahasiswa dalam arti masyarakat sekitar mahasiswa belum baik. Hal

ini dibuktikan 84% data menunjukkan masyarakat belum baik dalam

menggunakan bahasa Indonesia.

5. apresiasi masyrakat indonesia terhadap bahasa indonesia

Seni Sikap

Page 14: makalah isi.doc

16

Apresiasi atau tanggapan masyarakat terhadap bahasa Indonesia menurut

pandangan mahasiswa belum mengapresiasi dengan dengan baik, atau dapat

diartikan belum menanggapai dengan positif bagaimana penggunaan bahasa

Indonesia sehari-hari. Hal ini menunjukkan lingkungan sekitar mahasiswa

sebagian besar juga menunjukkan hal yang serupa dengan persentase 54%.

6. penggunaan bahasa prokem

Tentang penggunaan bahasa prokem dikalangan mahasiswa, data menunjukkan

hal yang signifikan yaitu 100%, Karena dalam angket yang menunjukkan tidak

menggunakan bahasa prokem 0%. Jadi dikalangan mahasiswa ternyata bahasa

prokem merupakan bahasa yang sangat digemari dalam bahasa Indonesia.

Sehingga dapat disimpulkan kalangan mahasiswa tidak mematuhi kaidah

kebahasan dalam penggunaan komunikasi sehari-hari.

Seni Sikap

Page 15: makalah isi.doc

16

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan data yang telah diperoleh penulis, dapat disimpulkan bahwa

penggunaan bahasa Indonesia oleh kalangan akademik sering muncul penggunaan

bahasa tertentu yang disebut bahasa prokem. Bahasa prokem ini digunakan oleh

semua mahasiswa, sehingga dapat dikatakan mahasiswa suka hal yang baru dan

beragam baik dalam hal bahasa. Pemerolehan bahasa prokem ini seperti dijelaskan

dalam tinjauan pustaka, diperoleh dari apa yang disimak kemudian saling terjadi

kesepakatan dalam lingkungan atau komunitas mahasiswa dan akhirnya muncul

bahasa prokem yang digunakan oleh kalangan mahasiswa. Adapun sikap

masyarakat dilingkungan akademik terhadap bahasa Indonesia itu sendiri adalah

masih banyak masyarakat indonesia yang sering menggunakan bahasa daerah

masing-masing dalam pergaulan sehingga bahasa indonesia dirasa hanya

digunakan dalam hal formal saja. Sikap yang lain yang muncul dari warga

akademik adalah sering menggunakan istilah-istilah dalam bahasa asing yang

masuk dalam penggunaan bahasa indonesia. Selain hal penggunaan istilah,

ternyata trend mahasiswa bterhadap bahasa Indonesia, mereka menganggap

bahwa perkuliahan bahasa Indonesia tidak berprospek atau kurang bergengsi.

B. Saran

Dilihat dari data, fakta dan simpulan di atas maka penulis memiliki beberapa

saran tentang sikap masyarakat akademik terhadap bahasa Indonesia, yaitu

sebaiknya dalam perkuliahan bahasa Indonesia disampaikan lebih inovatif oleh

dosen sehingga mahasiswa merasa lebih nyaman dan tertarik dalam mempelajari

matakuliah bahasa Indonesia, seperti pemanfaatan teknologi dan sosialisasi

tentang prospek atau pentingnya mata kuliah bahasa Indonesia dipelajari. Dalam

keseharian mahasiswa diusahakan dalam bergaul tidak hanya dari satu daerah

yang sama sehingga tidak terlalu sering menggunakan bahasa daerah tetapi akan

lebih sering menggunakan bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia. Mengenai

Seni Sikap

Page 16: makalah isi.doc

16

bahasa prokem, sebaiknya mahasiswa menggunakannya hanya di komunitasnya

saja, sehingga bahasa prokem ini hanya terbelenggu disekitar kalangan mereka

saja dan penggunaan bahasa prokem ini hanya boleh digunakan di situasi informal

tidak boleh digunakan dalam pergaulan di kampus atau disituasi formal. Selain itu

hal yang dapat dilakukan adalah kalangan akademik dan masyarakat Indonesia

harus lebih sering dan lebih suka menggunakan istilah-istilah bahasa Indonesia,

jangan terlalu sering menggunakan istilah asing, hal kecil yang dapat dilakukan

yaitu dalam supermarket atau took-toko kata “open” diganti dengan kata “buka”.

Seni Sikap

Page 17: makalah isi.doc

16

DAFTAR PUSTAKA

http://www.duniapsikologi.com/sikap-pengertian-definisi-dan-faktor-

yang-mempengaruhi/

Yulianeta. 2011. Bahasa dan Sastra Di Massa Global. Bandung: Upi

press.

Seni Sikap