apk isi.doc

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Hal yang melatarbelakangi kami dalam membuat modul I yang membahas mengenai masalah pengukuran waktu kerja adalah untuk mengetahui mengenai pengertian pengukursn waktu kerja, serta dapat mengaplikasikannya, sehingga dapat menyelesaikan masalah dalam praktek percobaan mengenai pengukuran waktu kerja. Karena penentuan waktu standar akan mempunyai peranan yang cukup penting didalam pelaksanaan proses produksi. Penentuan waktu standar yang tepat dan jelas akan dapat membantu tercapainya tingkat produktivitas yang tinggi. Di dalam penyelesaian suatu pekerjaan terhadap produk diwujudkan dalam waktu yang dibutuhkan dalam satuan unit. Dengan demikian, penentuan kapan suatu pekerjaan harus dimulai dan kapan suatu pekerjaan harus selesai diwujudkan dalam waktu yang relatif pendek, misalnya jam, menit, maupun detik dan waktu yang relatif panjang, misalnya hari, bulan maupun tahun tergantung pada waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian proses pengerjaan dalam sistem produksi. Penelitian kerja dan analisa metoda kerja pada dasarnya memusatkan perhatiannya pada bagaimana suatu macam pekerjaan akan diselesaikan.

Upload: hery-aphas

Post on 27-Oct-2015

173 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

isi apk

TRANSCRIPT

Page 1: APK Isi.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hal yang melatarbelakangi kami dalam membuat modul I yang membahas

mengenai masalah pengukuran waktu kerja adalah untuk mengetahui mengenai

pengertian pengukursn waktu kerja, serta dapat mengaplikasikannya, sehingga dapat

menyelesaikan masalah dalam praktek percobaan mengenai pengukuran waktu kerja.

Karena penentuan waktu standar akan mempunyai peranan yang cukup penting

didalam pelaksanaan proses produksi. Penentuan waktu standar yang tepat dan jelas

akan dapat membantu tercapainya tingkat produktivitas yang tinggi. Di dalam

penyelesaian suatu pekerjaan terhadap produk diwujudkan dalam waktu yang

dibutuhkan dalam satuan unit.

Dengan demikian, penentuan kapan suatu pekerjaan harus dimulai dan kapan

suatu pekerjaan harus selesai diwujudkan dalam waktu yang relatif pendek, misalnya

jam, menit, maupun detik dan waktu yang relatif panjang, misalnya hari, bulan

maupun tahun tergantung pada waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian proses

pengerjaan dalam sistem produksi. Penelitian kerja dan analisa metoda kerja pada

dasarnya memusatkan perhatiannya pada bagaimana suatu macam pekerjaan akan

diselesaikan. Pengukuran kerja ini akan berhubungan dengan usaha-usaha untuk

menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan.

Waktu baku merupakan waktu yang dibutuhkan untuk kualitas kerja dan pengerjaan

yang normal dalam melakukan suatu pekerjaan yang spesifik.

1.2 Tujuan Penelitian

1. Melatih pratikan dalam mengukur waktu kerja dengan cara

langsung (menggunakan stopwatch).

2. Mampu melakukan perhitungan waktu baku pada suatu sistem

kerja.

3. Mampu menganalisis faktor penyesuaian dan kelonggarannya.

Page 2: APK Isi.doc

4. Mengerti tentang konsep kurva belajar dan manfaatnya.

1.3 Pokok Permasalahan

Melakukan pengukuran waktu kerja dengan mencatat waktu

menggunakan stopwatch pada setiap perakitan ballpoint yaitu sebanyak

25 kali perakitan.

Melakukan perhitungan dalam pengukuran waktu kerja menggunakan

tingkat keyakinan 98% dan tingkat ketelitian 2%.

Menetapkan dan membuat peta kerja yaitu dengan menguraikan tiap

gerakan atau kerja yang dilakukan oleh tangan kanan kiri.

1.4 Pentingnya Permasalahan

Untuk mencari waktu kerja yang relatif paling pendek atau singkat, pada

perakitan ballpoint dengan menggunakan pengamatan langsung yaitu

menggunakan stopwatch

Dapat meningkatkan produksi kerja,dengan pengukuran waktu kerja dan

pembuatan peta kerja.

1.5 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah pada modul I ini dibatasi:

Hanya mencakup pada pengukuran waktu dengan melakukan percobaan

perakitan ballpoint sebanyak 25 X.

Hanya mencari waktu siklus,waktu normal,waktu baku,dengan

menggunakan tingkat keyakinan 98% dan tingkat ketelitian sebesar 2%.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab ini membahas mengenai Latar Belakang yang berisi mengenai hal –

hal yang melatarbelakangi penulis membuat modul APK yang membahas mengenai

Page 3: APK Isi.doc

pengukuran waktu kerja, dan juga tujuan penelitian dalam modul ini adalah

bertujuan agar praktikan dapat mengukur waktu kerja,sehingga dapat memperoleh

waktu baku dan menghitung penyesuaian serta kelonggaranya, serta membahas

mengenai pokok permasalahan modul APK ini adalah melakukan percobaan waktu

kerja merakit pulpen sebanyak 25 x dengan tingkat keyakinan 98% dan ketelitian 2

%,serta membuat peta kerja tangan kiri dan tangan kanan dan pentingnya

permasalahan modul ini adalah untuk mencari waktu kerja guna memperoleh waktu

tersingkat sehingga produktivitas meningkat. Pembatasan Masalah hanya dibatasi

oleh 25 x perakitan pulpen dengan tingkat keyakinan 98 % dan ketelitian 2%.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada Bab ini membahas mengenai Pengukuran Waktu Kerja berisi mengenai

pengertian tentang waktu kerja ,Tingkat ketelitian dan Keyakinan berisi pemahaman

dan penjelasan mengenai tingkat ketelitian dan keyakinan dalam pengukuran waktu

kerja.Peta Kontrol berisi mengenai definisi mengenai peta control serta Pemrosesan

Pengukuran Waktu kerja berisi mengenai proses waktu kerja, rumus – rumus yang

digunakan dll.

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Pada Bab ini membahas mengenai Peta Tangan Kiri & Tangan Kanan berisi

mengenai bagan yang menjelaskan proses secara detail dalam melakukan perakitan

pulpen dan juga Pengolahan Data Waktu Kerja berisi mengenai data –data excel

pengukuran waktu kerja serta Pencarian Waktu Siklus berisi data – data excel

pencarin waktu siklus beserta kurva belajar,Penyesuaian & Kelonggaran berisi data

– data excel dalam mencari waktu normal dan waktu baku.

BAB IV

Pada Bab ini membahas mengenai ANALISA DAN KESIMPULAN yang

berisi mengenai analisa dari pengukuran yang telah dilakukan seperti analisa kurva

belajar BKA & BKA dll,serta kesimpulan yang diperoleh dari percobaan perakitan

pulpen yang telah dilakukan yaitu pratikan dapat mengukur waktu kerja,waktu baku

dan memahami mengenai penyesuaian dan kelonggaran.

Page 4: APK Isi.doc

BAB IILANDASAN TEORI

2.1. Pengukuran Waktu

Pengukuran waktu pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menentukan

lamanya waktu kerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik yang

dibutuhkan oleh seorang operator normal (yang sudah terlatih) yang bekerja dalam

taraf yang wajar dalam suatu sistem kerja yang terbaik (dan baku) pada saat itu.

Secara umum, teknik-teknik pengukuran waktu kerja dapat dikelompokkan

atas :

1. Secara langsung

Pengukuran waktu dengan jam henti

Sampling pekerjaan

2. Secara tidak langsung

Data waktu baku

Data waktu gerakan, terdiri dari :

- Work Factor

- Maynard Operation Sequence Time (MOST)

- Motion Time Measurement (MTM)

- Basic Motion Time (BMT), dll

Dalam sistem kerja dengan karakteristik aktivitas kerja yang homogen,

repetitif dan terdapat produk nyata yang dapat dinyatakan secara kuantitatif,

pengukuran langsung biasanya menggunakan metoda jam-henti. Sutalaksana et.al

menyatakan secara terperinci langkah-langkah yang harus dilakukan dalam

pengukuran waktu dengan metoda jam-henti. Salah satu langkah yang penting

dilakukan didalamnya adalah melakukan pemilahan elemen operasi yang mencakup

paling tidak tujuh prinsip pemilahan elemen operasi. Untuk sampai mendapatkan

waktu baku, tahapan perhitungan digambarkan sebagai berikut:

Page 5: APK Isi.doc

Gambar 1. Tahapan Perhitungan Waktu Baku

Dimana p merupakan faktor penyesuaian dan k adalah kelonggaran. Faktor

penyesuaian diperhitungkan jika pengukur berpendapat bahwa operator bekerja

dalan keadaan tidak wajar sehingga hasil perhitungan waktuy siklus perlu

disesuaikan atau dinormalkan terlebih dahulu agar mendapatkan waktu siklus rata-

rata yang wajar. Kelonggaran adalah waktu yang dibertikan kepada operator untuk

hal-hal seperti kebutuhan pribadi, menghilangkan fatigue, dan gangguan-gangguan

yang tidak terhindarkan oleh operator. Pembagian operasi menjadi elemen-elemen

kerja menjadi elemen-elemen kerja dan mengukur masing-masing elemen kerja

tersebut.

Ada tiga aturan yang harus diikuti untuk membagi suatu operasi kerja ke dalam

elemen-elemen kerja yaitu sebagai berikut :

a. Elemen-elemen kerja dibuat sedetail dan sependek mungkin, akan tetapi

masih mudah untuk diukur waktunya dengan teliti.

b. Handling time seperti loading dan unloading harus dipisahkan dari

machining time. Handling ini biasanya merupakan pekerjaan-pekerjaan yang

dilaksanakan secara manual oleh operator dan aktivitas pengukuran kerja

mutlak berkonsentrasi disini karena nantinya akan bersangkutan dengan

masalah performance rating.

c. Elemen kerja yang konstan harus dipisahkan dengan elemen kerja yang

variable. Elemen kerja yang konstan adalah elemen-elemen yang bebas dari

pengaruh ukuran, berat, panjang ataupun bentuk dari benda kerja yang

dibuat.

Waktu Siklus

Waktu Normal

Waktu Baku

P k

Page 6: APK Isi.doc

2.2 Tingkat Ketelitian dan Keyakinan

Untuk menetapkan berapa jumlah penelitian yang seharusnya dibuat maka disini

harus terlebih dahulu berapa tingkat keyakinan (convidence level) dan derajat ketelitian

(degree of accuracy) untuk pengukuran kerja ini. Di dalam aktivitas pengukuran kerja

biasanya akan diambil 98% tingkat kepercayaan dan 2% tingkat ketelitian. Hal ini

berarti bahwa sekurang-kurangnya 98 dari 100 harga rata-rata dari waktu yang dicatat

untuk suatu elemen kerja yang memiliki penyimpangan tidak lebih dari 2%. Tingkat

keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur bahwa hasil yang diperoleh

memenuhi syarat teliti,sedangkan tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan

maksimum hasil pengukuran dari waktu penyelesaian sebenaranya.

2.3 Peta Kontrol (control chart)

Peta kontrol (control chart) adalah suatu alat yang tepat guna dalam menganalisa

keseragaman data yang diperoleh dari hasil pengamatan. Peta kontrol dibatasi oleh

dua batas yaitu batas kontrol atas (BKA) atau upper control limit (UCL) dan batas

kontrol bawah (BKB) atau lower control limit (LCL). Batas-batas kontrol yang

dibentuk dari data merupakan batas seragam tidaknya data. Data yang dikatakan

seragam, yaitu berasal dari sistem sebab yang sama bila berada diantara dua batas

kontrol dan tidak seragam yaitu berasal dari sistem sebab yang berbeda bila berada

diluar batas kontrol.

2.4 Pemrosesan Pengukuran Waktu Kerja

a. Rata – rata subgroup

Dimana : = data waktu pada subgrup ke-i

K = jumlah data waktu pada tiap subgroup

Page 7: APK Isi.doc

b. Hitung standar deviasi sebenarnya dan waktu penyelesaian

Dimana :Xi = data waktu pada subgrup ke-i X = waktu ke-i yang teramati selama pengamatan

N = jumlah data waktu pengamatan

c. Hitung standar deviasi dan distribusi harga rata - rata sub grup dengan :

Dimana:σ = standard deviasi n = jumlah

d. Hitung batas kontrol atas dan batas kontrol bawah (BKA & BKB) dengan :

BKA = BKB =

Batas –batas kontrol inilah yang merupakan batas apakah suatu sub grup “seragam” atau tidak.

e. Menguji kecukupan data dengan :

Dimana :

Xi adalah harga harga waktu penyelesaian yang tercatat dalam pengukuran.

N adalah banyaknya pengukuran yang telah dilakukan

adalah standar deviasi distribusi harga rata – rata.

Page 8: APK Isi.doc

Macam – macam penyesuaian:

1. Persentasi (rating Factor ) adalah metode untuk mengevaluasi tempo kerja operator berdasarkan nilai

waktu yang telah ditetapkan terlebih dahulu (predetermined Time Value) Proserdur yang dilakukan adalah dengan melaksanakan kerja seperti biyasanya dan kemudian membandingkan waktu yang diukur ini dengan waktu penyelesaian kerja yang sebelumnya atau sudah diketahui waktunya. Perbandingan ini akan merupakan indeks performance atau rating factor dari operator untuk melaksanakan elemen kerja tersebut. Ratio untuk menghitung indks performance sebagai berikut.

Dimana R= Indeks performance atau rating factor P= Predetermined time untuk elemen kerja yang diamati (menit)

A= Rata-rata waktu dari elemen kerja yang diukur (menit)

2. ShumardCara Shumard ini memberikan penilaian melalui kelas-kelas dengan nilai

tersebut seperti yang disebutkan dibawah ini, pada table ini jelas kita liat bahwa adanya korelasi keterampilan dengan usaha, sering kita liat dalam prakteknya adanya pekerja mempunyai keterampilan rendah tetapi dengan usaha yang sungguh-sungguh, dan sebaliknya. Mencari penyesuaian secara “Shumard”:

KELAS PENYESUAIANSuper Fast 100Fast + 95Fast 90Fast - 85Excellent 80Good + 75Good 70Good - 65Normal 60Fair + 55Fair 50Fair - 45Poor 40

Page 9: APK Isi.doc

3. Westing House Penyesuaian dengan cara Westinghouse ini ada beberapa perbedaan dengan

cara shumard dimana cara Westinghouse terdapat pemisahan factor keterampilan dari usaha dalam penyesuaian, cara ini ada 4 faktor, dibagi menjadi kelas, dan angka penyesuaian yang diberikan sehingga ke 4 faktor tersebut dijumlahkan, erta perbedaan yang lebih jelas adanya factor kondisi kerja yang di perhitungkan seperti pada table. Pada table ada beberapa hal yang tampak dapat kita analisa antara lain keterampilan atau skill didefinisikan sebagai kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan, secara psikologis keterampilan merupakan atitude pekerja untuk pekerjaan yang bersangkutan. Keterampilan juga dapat menurun bila terlampau lama tidak menangani pekerjaanyang bersangkutan, karena kesehatan yang terganggu, pengaruh lingkungan social dll. Dalam menghitung factor penyesuaian yang dianggap wajar diberikan harga p=1,sedangkan penyimpanan dari keadaan ini harga p nya ditambah dengan angka-angka yang diperoleh dari tabel dengan cara menjumlahkan factor –faktor tersebut terlebih dahulu,misalnya seorang pekerja waktu siklusnya diperoleh dengan pengukuran 300 menit dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga untuk memeperoleh waktu normalnya maka dimasukkan harga p dan harga p yang diberikan oleh tabel dari penelitian tadi diperoleh keterangan yang dinilai keterampilan average (D),usaha (C1), Kondisi Good (C), konsistensi Average ((D)

Page 10: APK Isi.doc

4.Obyektif

Cara ini adalah dengan cara memperhatikan dua factor kerja dan tingkat kesulitan pekerja,kedua factor tersebut dipandang bersama – sama dalam menentukan berapa besarnya harga p untuk mendapatkan waktu normal. Kecepatan kerja adalah kecepatan

FAKTOR KELAS LAMBANG PENYESUAIANKETERAMPILAN Super Skill

Excellent

Good

Averange

Fair Foor

A1A2B1B2C1C2DE1E2F1F2

+0,15+0,13+0,11+0,08+0,06+0,030,00-0,05-0,10-0,16-0,22

USAHA Excessive

Excellent

Good

Average Fair

Foor

A1A2B1B2C1C2DE1E2F1F2

+0,13+0,12+0,10+0,08+0,05+0,020,00-0,04-0,08-0,12-0,17

KONDISI KERJA Ideal Excellent GoodAverage Fair Poor

ABCDEF

+0,06+0,04+0,020,00-0,03-0,07

KONSISTENSI Perfect Excellent Good Average Fair Foor

A1B1C1DE1F1

+0,13+0,10+0,050,00-0,04-0,12

Page 11: APK Isi.doc

dalam melakukan pekerjaan dalam pengertian biasa. Jika pekerja bekerja dengan keadaan normal diberikan pt =1 dan jika lambat pt lebih kecil dari satu dan sebaliknya. Artinya penilaian ini adalah factor yang dinilai untuk indeks pt adalah kecepatannya saja, dan menjadi p2 adalah yang diperoleh dari tabel berikut,sehingga p sebenarnya yang akan ditentukan dengan mengalikan pt dan p2 : P = (pt + p2)

TABEL PENYESUAIAN TINGKAT KESULITAN CARA OBYEKTIF

KEADAAN LAMBANG PENYESUAIANANGGOTA BADAN TERPAKAIJari Pergelangan tangan dan jariLengan bawah pergelangan tangan dan jariLengan atas, lengan bawahBadan Mengangkat beban dari lantai dengan kakiPEDAL KAKITanpa pedal, atau satu pedal dengan sumbu kakiSatu atau dua pedal dengan sumbuTidak dibawah kakiPENGGUNAAN TANGANKedua tangan saling bantu dan bergantianKedua tangan mengerjakan gerakan Yang sama, waktu yang samaKOORDINASI MATA DENGAN TANGANSangat sedikitCukup dekatKonstan dan dekat Sangat dekatLebih kecil dari 0,04PERALATANDapat ditangan dengan mudahDengan sedikit controlPerlu control dan penekananPerlu penanganan hati- hatiMudah pecah, patah

ABCDEE2

F

G

H

H2

IJKLM

NOPQR

0125810

0

5

0

18

024710

01235

b. Kelonggaran (Allowance)

Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi

Page 12: APK Isi.doc

Yang termasuk ke dalam kebutuhan pribadi disini adalah hal-hal seperti minum

sekadarnya untuk menghilangkan rasa haus, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan

teman sekerja sekedar untuk menghilangkan ketegangan ataupun kejenuhan dalam

kerja. Besarnya kelonggaran yang diberikan untuk kebutuhan pribadi seperti itu

berbeda-beda dari satu pekerjaan ke pekerjaan lainnya karena setiap pekerjaan

mempunyai karakteristik sendiri-sendiri dengan tuntutan yang berbeda-beda.

Penelitian yang khusus perlu dilakukan untuk menentukan besarnya kelonggaran

ini secara tepat seperti dengan sampling pekerjaan ataupun secara fisiologis.

Berdasarkan penelitian ternyata besarnya kelonggaran ini bagi pekerja pria berbeda

dari pekerja wanita, misalnya unutk pekerjaan-pekerjaan ringan ada :

- Kelonggaran untuk menghilangkan rasa lelah (fatique)

Rasa lelah tercermin antara lain dari menurunnya hasil produksi baik

jumlah maupun kualitas. Jika rasa lelah (fatique) telah datang dan pekerja

harus bekerja untuk menghasilkan performance normalnya, maka usaha yang

dikeluarkan pekerja lebih besar dari normal dan ini akan menambah rasa lelah

sehingga rasa lelah ini hal yang akan terjadi pada diri seseorang sebagai akibat

melakukan pekerjaan. Oleh sebab itu, kelonggaran untuk melepaskan rasa

lelah ini perlu ditambahkan untuk pekerja.

- Kelonggaran untuk hambatan-hambatan tak terhindarkan.

Dalam melaksanakan pekerjaan, pekerja tidak akan lepas dari berbagai

hambatan. Ada hambatan yang dapat dihindarkan seperti berbicara dengan

berlebihan dan menganggur dengan sengaja dan ada pula hambatan yang tidak

dapat dihindarkan karena berada di luar kekuasaan pekerja untuk

mengendalikannya. Beberapa contoh hambatan yang termasuk kedalam

hambatan yang tidak terhindarkan misalnya menerima atau meminta petunjuk

kepada pengawas, menerima atau meminta petunjuk kepada pengawas,

Mengambil alat-alat khusus atau bahan-bahan khusus digudang dan

sebagainya.

Page 13: APK Isi.doc

Tabel kelonggaran :

1. Pekerjaan yang sangat ringan

2. Yang dilakukan sambil duduk

3. Dengan gerakan yang terbatas

4. Membutuhkan pengawasan mata terus – menerus dengan pencahayaan yang kurang baik

5. Temperatur dan kelembaban ruangan normal

6. Sirkulasi udara baik

7. Tidak bising

BAB III

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Peta bagan proses tangan kiri dan tangan kanan :

Keterangan :1. Kepala tutup depan 42 cm2. Tinta 43 cm

2

1

3 4

5

6

OPERATOR

Page 14: APK Isi.doc

3. Badan pulpen 44 cm4. Tutup belakang 44 cm5. Tutup akhir 43 cm6. Penyimpanan 42 cm

Nomor : 1 Dipetakan : Kelompok ILokasi : Lab.Industri Operator : MarwahPeta : Metode AwalNama Produk : Perakitan Ballpoint

Lembar : 1 dari 1 lembarDibuat tanggal :RingkasanWaktu tiap siklus DetikJumlah produk tiap siklus 1 MenitNo. Gerakan Tangan Kiri Lambang Gerakan No. Gerakan Tangan Kanan Lambang gerakan1. Menjangkau Kepala

Tutup Depan RE 1. Menjangkau Tinta RE

2. Mengambil Kepala Tutup Depan

G 2. Mengambil Tinta G

3. Membawa Kepala Tutup Depan

M 3. Membawa Tinta M

4. Mengarahkan Kepala Tutup Depan ke Tinta

P 4. Mengarahkan Tinta ke Kepala Tutup Depan

P

5. Merakit Kepala Tutup Depan dengan tinta

A 5. Merakit Tinta ke Kepala Tutup depan

A

6. Memegang rakitan Kepala Tutup Depan dan Tinta

G 6. Menjangkau Badan Pulpen

RE

7. Memegang Rakitan Kepala Tutup Depan dan Tinta

G 7. Mengambil badan Pulpen

G

8. Memegang Rakitan Kepala Tutup depan dan Tinta

G 8. Membawa Badan Pulpen

M

9. Mengarahkan Rakitan ke Badan Pulpen

P 9. Mengarahkan Badan Pulpen ke Rakitan

P

10. Merakit Rakitan ke Kepala Tutup Depan dan Tinta ke Badan Pulpen

A 10. Merakit Badan Pulpen kerakitan ke Kepala Tutup Depan dan Tinta

A

11. Memegang Kepala G 11. Menjangkau Tutup RE

Page 15: APK Isi.doc

Tutup Depan,Tinta&Badan Pulpen yang sudah terakit

Belakang

12. Memegang Kepala Tutup Depan,Tinta&Badan Pulpen yang sudah terakit

G 12. Mengambil Tutup Belakang

G

13. Memegang Kepala Tutup Depan,Tinta&Badan Pulpen yang sudah terakit

G 13. Membawa Tutup Belakang

M

14. Mengarahkan Kepala Tutup Depan,Tinta&Badan Pulpen yang sudah terakit ke Tutup Belakang

P 14. Mengarahkan Tutup Belakang

P

15. Merakit Rakitan Pulpen ke Tutup Belakang

A 15. Merakit Tutup Belakang kerakitan pulpen

A

16. Memegang Rakitan Pulpen

G 16. Menjangkau Tutup Akhir

RE

17. Memegang Rakitan Pulpen

G 17. Mengambil Tutup Akhir

G

18. Mengarahkan Rakitan ke Tutup Akhir

P 18. Mengarahkan Tutup Akhir ke Rakitan

P

19. Merakit Rakitan ke Tutup Akhir

A 19. Merakit Tutup Akhir ke Rakitan

A

20. Membawa Rakitan Pulpen

M

21. Melepas Pulpen yang sudah Terakit kedalam Box Penyimpanan

D

Page 16: APK Isi.doc

Keterangan :

RE menjangkau

G memegang

M membawa

A merakit

P mengarahkan

D melepaskan

BAB IV

ANALISA DAN KESIMPULAN

4.1 Analisa

Berdasarkan hasil percobaan diatas kita dapat menganalisa hasil yang

diperoleh dari percobaan perakitan ballpoint yaitu dapat diketahui waktu siklus

dengan menggunakan tabel distribusi atau secara statistika sebesar 9,5 detik.Dengan

menggunakan tingkat keyakinan sebesar 98 % dan tingkat ketelitian sebesar 2 %.

Hal ini berarti bahwa sekurang-kurangnya 98 dari 100 harga rata-rata dari

waktu yang dicatat untuk suatu elemen kerja yang memiliki penyimpangan tidak

lebih dari 2%.Dalam melakukan pengukuran kerja, keadaan sistem selalu berubah.

Perubahaan ini adalah suatu yang wajar karena bagaimanapun sistem kerja tidak

dapat dipertahankan tetap terus menerus pada keadaan tetap yang sama.

Keadaan sistem yang selalu berubah dapat diterima jika perubahannya adalah

yang memang sepantasnya terjadi. Akibatnya waktu penyelesaian yang dihasilkan

sistem selalu berubah-ubah namun juga mesti dalam waktu batas kewajaran.

Page 17: APK Isi.doc

Sehingga data waktu hasil pengukuran harus diseragamkan. Dengan menggunakan

peta kontrol yang dibatasi oleh batas atas (BKA) dan batas bawah, berdasarkan hasil

pengamatan diperoleh BKA sebesar 11,00 dan BKB sebesar 8,03.sehingga

berdasarkan pengamatan diatas data tersebut telah seragam karena data – data yang

telah diamati berada pada BKA dan BKB (tidak melampaui BKA & BKB).

Nilai N’ lebih kecil dibandingkan dengan nilai N sehingga data tersebut telah

mencukupi atau telah memenuhi untuk tingkat keyakinan dan ketelitian.dengan

menggunakan kurva belajar diperoleh waktu siklus sebesar 9.40 detik,dan arah kurva

belajar semakin menurun, atau waktu kerja operator semakin singkat atau pendek.

Seperti gambar kurva belajar diatas yang grafiknya semakin menurun dari

hasil percobaan pengukuran waktu kerja, karena bila seorang operator secara terus

menerus melakukan kerja yang sama atau gerakan kerja yang sama dalam waktu

yang sering maka semakin lama semakin pendek waktu yang diperlukan operator

tersebut untuk menyelesaikan pekerjaannya tersebut.

Operator lebih sering menggunakan tangan kanan di bandingkan dengan

tangan kiri,dikarenakan tangan kanan lebih sering melakukan aktifitas/kegiatan

kesehariannya. Namun operator tetap menggunakan tangan kanan dan kiri secara

bersamaan sesuai dengan fungsinya atau secara ergonomi.

Page 18: APK Isi.doc

5.2 Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan perakitan ballpoint dapat kita simpulkan bahwa:

1. Pratikan dapat melakukan pengukuran waktu kerja menggunakan stopwatch,

dan dapat menghitung waktu baku dalam suatu sistem kerja, serta dapat

menganalisis penyesuaian dan kelonggaran dengan menggunakan metode

tertentu dalam suatu sistem kerja.

2. Sehingga dengan itu pratikan dapat membuat kurva belajar dan memahami

konsep kurva belajar,dari hasil percobaan diatas arah kurva belajar semakin

menurun atau semakin menuju ke waktu yang lebih singkat.

3. Seorang operator dalam menjalankan suatu sistem kerja akan semakin cepat

atau mencapai waktu singkat karena telah terbiasa melakukan kerja/gerak

yang sama berulang – ulang.

4. Dan dengan kurva belajar kita dapat melihat waktu terpendek dalam suatu

sistem kerja sehingga dapat meningkatkan proses produksi.

Page 19: APK Isi.doc

DAFTAR PUSTAKA

Sutalaksana, I.Z.,et. al; Teknik Tata Cara Kerja; Laboratorium Tata Cara Kerja &

Ergonomi, Dept. Teknik Industri – ITB; 1979.

Barnes, R.M.; Motion and Time Study, Design and Measurement of Work, John

Wiley & Sons, Inc.; 1982, New York, USA.

Niebel, B.W. and Freivalds, A.; Methods, Standards and Work Design, 9th Ed.; Mc-

Graw Hill, New York, 1999.