bab 1 revisi 2
DESCRIPTION
sabahTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tali pusar atau umbilical cord adalah organ yang menghubungkan bayi
dengan ibu melalui plasenta di rahim yang terdiri dari pembuluh darah dan
jaringan ikat. Setelah lahir pemotongan tali pusar secara simbolis memisahkan ibu
dan anak tersebut, selanjutnya ujung dari tali pusar akan mengering dan lukanya
akan menghilang. Kemudian akan berubah menjadi mengkerut dan hitam.1
Normalnya tali pusar yang sehat rata-rata akan terlepas atau puput setelah bayi
berumur 6-7 hari.2
Setelah persalinan normal, bakteri yang patogen seperti Coliforms dan
Streptococci juga bisa berada di kulit dan dapat masuk ke tali pusar sehingga bisa
timbul infeksi, oleh karena itu sangat penting menjaga kebersihan tali pusar bayi.1
Pada keadaan infeksi tali pusar akan membengkak, kulit di sekitarnya meradang,
atau mungkin tali pusar akan berbau jika terinfeksi bakteri anaerob.1,2
Perawatan tali pusar dilakukan dengan cara pengikatan tali pusar yang
telah di potong dan menyebabkan pemisahan fisik ibu dengan bayi, dan kemudian
tali pusar dirawat dalam keadaan bersih dan terhindar dari infeksi tali pusar.
Perawatan tali pusar yang baik dan benar akan menimbulkan dampak positif yaitu
tali pusar akan “puput” pada hari ke-5 sampai hari ke-7 tanpa ada komplikasi,
sedangkan dampak negatif dari perawatan tali pusar yang tidak benar adalah bayi
akan mengalami infeksi dan dapat mengakibatkan kematian.3
1
2
Angka kejadian infeksi pada bayi menurut World Health Organization
(WHO) yang di kutip dari penelitian Yefri R ( 2010 ) diperkirakan 4 juta anak
meninggal selama periode neonatal setiap tahunnya,terutama di negara
berkembang. Dilaporkan 300.000 bayi meninggal akibat tetanus dan 460.000
lainnya meninggal karena infeksi berat dengan infeksi tali pusar (omfalitis).4
Di Indonesia sendiri menurut Departemen kesehatan (Depkes), pada tahun
2007 Angka Kematian Bayi, 34/1000 kelahiran hidup sedangkan di Jawa Barat
sendiri angka kematian bayi pada tahun 2007 mencapai 4.277 bayi. kematian bayi
tersebut termasuk pada bayi yang terkena infeksi tali pusar.5
Menurut Asuhan Persalinan Normal (APN) yang dikutip dari Laporan
Riskesdas tahun 2010, tali pusar yang telah dipotong hanya diikat, tidak diberi
apa-apa. Sebelum metode APN diterapkan, tali pusar dirawat dengan alkohol atau
antiseptik lainnya. Pada riskesdas 2010 dikumpulkan data perawatan tali pusar
pada bayi baru lahir. Data perawatan tali pusar yang dikumpulkan melalui
wawancara dikategorikan menjadi 4 macam, yaitu : 1. Tidak diberi apa-apa; 2.
Diberi betadine/alkohol; 3. Diberi obat tabur; dan 4. Diberi ramuan/obat
tradisional, persentase cara perawatan tali pusar menurut persentase tertinggi cara
perawatan tali pusar adalah diberi betadine/alkohol (78,9%), persentase perawatan
tali pusar yang telah dipotong dan diikat tidak diberi apa-apa sesuai APN sebesar
11,6%, namun masih ada 8,% cara perawatan tali pusar dengan diberi
ramuan/obat tradisional. Umur semakin muda, persentasi perawatan tali pusar
sesuai APN cenderung semakin tinggi dan menurut tingkat pendidikan dan setatus
ekonomi terdapat kecenderungan semakin tinggi tingkat pendidikan dan status
3
ekonomi maka perawatan tali pusar yang sesuai dengan APN cenderung semakin
tinggi.6
Menurut SKDI 2010 yang dikutip dari laporan Riskesdas tahun 2010
perawatan tali pusar merupakan salah satu dari perawatan yang harus dilakukan
ibu pada bayinya yang baru lahir. Pengetahuan yang baik akan berpengaruh
terhadap prilaku seorang ibu dalam perawatan tali pusar pada bayinya sehingga
tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan seperti infeksi.6
Di Puskesmas Cimalaka Kabupaten Sumedang pada data Kesehatan Ibu &
Anak (KIA) tahun 2012 jumlah ibu hamil mencapai 1415 orang, sedangkan
jumlah bayi yang mendapat risiko tinggi kematian bayi yang mencapai 257 bayi.
Risiko tinggi itu mencakup dari Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), kelainan
kongenital dan infeksi tali pusar. Desa tertinggi yang mengalami bayi risiko tinggi
kematian bayi berada di Desa Licin sebanyak 37 bayi.7
Hasil data di atas penulis tertarik mengetahui gambaran pengetahuan ibu
hamil mengenai perawatan tali pusar yang benar di Desa Licin Kecamatan
Cimalaka Kabupaten Sumedang.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis membuat rumusan
masalah yaitu:
1. Bagaimana karakteristik ibu hamil ?
2. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perawatan tali pusar
yang benar berdasarkan pendidikan, pekerjaan, usia, paritas?
4
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Untuk melihat gambaran pengetahuan ibu hamil tentang perawatan tali
pusar pada bayi baru lahir di Desa Licin Kabupaten Sumedang.
1.3.2 Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik ibu hamil
b. Untuk mendapatkan gambaran pengetahuan ibu hamil tentang merawat tali
pusar yang benar berdasarkan pendidikan, pekerjaan, usia, paritas.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademik
Dalam penelitian ini diharapkan akan menambah pengetahuan dan
wawasan tentang perawatan tali pusar khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi
pembaca.
1.4.2 Manfaat Praktis
Dalam penelitian ini diharapkan bermanfaat menjadi bahan masukan dan
sebagai informasi bagi masyarakat khususnya ibu hamil dalam mempersiapkan
untuk kelahiran bayinya, selain itu juga bagi tenaga kesehatan baik bidan desa
maupun pada puskesmas setempat.