bab 1 pendahuluan bismillah

Upload: radinia

Post on 20-Jul-2015

66 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Emisi CO2 Limbah Tinja

TRANSCRIPT

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kota Surabaya merupakan kota yang memiliki tingkat permukiman yang sangat padat. Dimana dapat terjadinya suatu perubahan iklim yang disebabkan dari beragam kegiatan atau aktivitas manusia terutama yang berkaitan dengan penggunaan bahan bakar dan kegiatan lainnya yang menyebabkan tingginya tingkat polusi atau pencemaran udara yang menyebabkan panasnya suhu bumi. Kegiatan tersebut dapat menghasilkan gas-gas CO2 yang makin lama makin banyak jumlahnya di atmosfer. Kemajuan teknologi yang dicapai oleh manusia dalam upaya untuk meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidupnya memberi dampak yang positif dan negatif. Dampak negatifnya berupa kerugian bagi keseimbangan lingkungan hidup. Salah satu bentuk dampak negatifnya, yaitu sulitnya untuk memperoleh udara berkualitas baik dan bersih. Pencemaran udara yang terjadi merupakan masalah pencemaran lingkungan yang terberat bagi daerah perkotaan. Akibat pencemaran udara dapat membahayakan kesehatan manusia, kelestarian tanaman dan hewan, dapat merusak bahan-bahan, menurunkan daya penglihatan, serta menghasilkan bau yang tidak menyenangkan. Kawasan Surabaya pusat merupakan daerah padat penduduk. Dimana daerah sekitarnya banyak terdapat permukiman tempat tinggal dan gedung-gedung perkantoran yang dapat menimbulkan emisi CO2. Emisi CO2 tersebut disebabkan oleh adanya kegiatan atau aktivitas rumah tangga itu sendiri. Selain dilihat dari banyaknya aktivitas manusia yang menimbulkan emisi CO2, tipe rumah dan daya listrik juga berperan penting di dalam menghasilkan emisi CO2 terutama dalam penggunaan daya listrik yang berasal dari penggunaan alat elektronik rumah tangga dan penggunaan bahan bakar dalam kehidupan sehari hari yang dapat menimbulkan emisi cukup tinggi. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi emisi karbon dengan adanya upaya memperluas dan meningkatkan fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat di kawasan permukiman. Dimana Ruang Terbuka Hijau (RTH) minimal harus memiliki luasan 30% dari luas total wilayah dengan proporsi 20% sebagai RTH publik dan 10% sebagai RTH Privat. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik adalah RTH yang dimiliki dan di kelola oleh Pemerintah Daerah Kota / Kabupaten yang di gunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. Sedangkan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat adalah RTH yang oleh Institusi tertentu atau orang perseorangan yang pemanfaatannya untuk kalangan terbatas antara lain berupa kebun atau halaman rumah / gedung milik masyarakat swasta yang di tanami tumbuhan. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat mempunyai manfaat penting sebagai keseimbangan alam terhadap permukiman. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat mempunyai tujuan dan manfaat yang besar bagi keseimbangan, kelangsungan, kesehatan, kenyamanan, kelestarian, dan peningkatan kualitas lingkungan itu sendiri. Selain itu Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat juga mampu menyerap emisi CO2 yang dihasilkan dari segala aktivitas rumah tangga yang terjadi di permukiman tersebut dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat juga dapat memenuhi kebutuhan O2 manusia per harinya. Berdasarkan hasil survei lokasi terlihat cukup padatnya penduduk dan bangunan perumahan di wilayah Kecamatan Tegalsari, sehingga lokasi ini menjadi wilayah studi penelitian kali ini. Penelitian akan dilakukan dengan survei langsung ke Kecamatan Tegalsari dengan tujuan untuk menganalisis kecukupan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat yang ada 1

dalam menyerap emisi CO2 dan kemampuan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat dalam memenuhi kebutuhan O2. Sehingga dapat diketahui apakah RTH Privat yang ada di permukiman tersebut efektif dalam menyerap emisi CO2 dan memenuhi kebutuhan O2 yang dibutuhkan penduduk di permukiman Kecamatan Tegalsari. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah kemampuan RTH Privat dalam menyerap emisi CO2 dari kegiatan permukiman yang didasarkan pada konsumsi energi untuk aktivitas sehariharinya di Kecamatan Tegalsari? 2. Bagaimanakah kemampuan RTH Privat dalam memenuhi kebutuhan O2, apakah cukup untuk kebutuhan penduduk di Kecamatan Tegalsari? 3. Bagaimanakah keefektifan RTH Privat dalam menyerap emisi CO2 dari kegiatan permukiman dibandingkan dengan keefektifan RTH Privat dalam memenuhi kebutuhan O2 manusia di Kecamatan Tegalsari? 1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup dari penelitian ini adalah: 1. Penelitian dilakukan hanya pada sektor permukiman Kecamatan Tegalsari, Surabaya Pusat 2. Luas RTH Privat yang digunakan untuk penelitian berupa tanaman di lahan kapling bangunan permukiman masyarakat Kecamatan Tegalsari 3. Kemampuan penyerapan emisi CO2 yang dianalisis pada penelitian ini berupa pohon pelindung, perdu, dan rumput yang terdapat di RTH Privat permukiman masyarakat 4. Kemampuan O2 untuk memenuhi kebutuhan manusia setiap harinya yang dianalisis pada penelitian ini adalah RTH Privat pemukiman masyarakat. 5. Sumber emisi CO2 yang dianalisis berupa konsumsi energi yaitu bahan bakar yang digunakan, emisi dari septictank, daya listrik, dan peralatan elektronik yang digunakan pada aktivitas rumah tangga di Kecamatan Tegalsari 6. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Luas RTH Privat Tipe rumah yang dibagi menjadi 3 macam: - Rumah sederhana (54 - 200 m2) - Rumah menengah (200 - 600 m2) - Rumah mewah (600 - 2000m2) 1.4 Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Menganalisis kemampuan RTH Privat dalam menyerap emisi CO2 dari kegiatan permukiman di Kecamatan Tegalsari 2. Menganalisis kemampuan RTH Privat dalam memenuhi kebutuhan O2, apakah cukup untuk kebutuhan penduduk di Kecamatan Tegalsari 3. Menganalisis keefektifan RTH Privat dalam menyerap emisi CO2 dari kegiatan permukiman dibandingkan dengan keefektifan RTH Privat dalam memenuhi kebutuhan O2 manusia di Kecamatan Tegalsari 1.5 Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah:

2

Mengetahui kemampuan RTH Privat dalam menyerap emisi CO2 dan kemampuan RTH Privat untuk mencukupi kebutuhan O2 di Permukiman Kecamatan Tegalsari 2. Menyadarkan masyarakat pentingnya RTH pada permukiman untuk mengurangi pencemaran udara di Kecamatan Tegalsari 3. Mengetahui kemampuan RTH Privat cukup atau tidak dalam menyerap emisi CO2 yang dihasilkan dari kegiatan permukiman dibandingkan dengan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan O2 manusia per harinya di Kecamatan Tegalsari1.

3