ta bismillah

54
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, pertambangan batu bara merupakan salah satu sektor yang terbesar di indonesia dan berperan meningkatkan sistem perekonomiaan di indonesia. Kekayaan alam yang begitu banyak harus bisa dikelola oleh pemerintah dan hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat indonesia. job site yang merupakan lokasi pertambangaan batu bara. Salah satu unit yang menunjang produksi penambangan yaitu Motor Grader (GD), dimana Motor Grader berfungsi sebagai alat untuk membuat jalan, seperti membentuk jalan, meratakan jalan dan finishing, karena Motor Grader GD 825A-2 di lengkapi beberapa alat-alat perlengkapan kerja yang terpasang pada Motor Grader GD 825A-2 yang digunakan untuk memenuhi pekerjaan-pekerjaan tersebut. Salah satu alat perlengkapan kerja tersebut yang utama adalah blade yang berfungsi meratakan tanah pada saat melakukan grading. dalam penerapan di lapangan tidak mungkin keadaan unit selalu dalam keadaan baik, pasti ada seusatu hal yang menyebabkan unit tersebut mengalami kerusakan. dan salah satu komponen yang sering mengalami keusakan adalah final drive. apabila hal tersebut terjadi, maka harus segera dilakukan overhaul pada final drive tersebut. dan final drive tersebut harus segera di kirim ke perusahaan manufacturing agar bias dilakukan proses disassembly untuk mengetahui kerusakan apa yang terjadi dalam final drive tersebut. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang remanufacturing ini adalah tempat saat penulis melakukan OJT (On The Job Training) di PT.KOMATSU REMANFUACTURING ASIA Balikpapan, perusahaan ini bergerak di bidang remanufacturing khusus untuk komponen dari jenis-jenis komatsu baik unit heavy duty dump truck, dozer, grader, serta wheel loader.

Upload: muhammad-ichwan

Post on 24-Nov-2015

128 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam era globalisasi ini, pertambangan batu bara merupakan salah satu

    sektor yang terbesar di indonesia dan berperan meningkatkan sistem

    perekonomiaan di indonesia. Kekayaan alam yang begitu banyak harus bisa

    dikelola oleh pemerintah dan hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat

    indonesia. job site yang merupakan lokasi pertambangaan batu bara. Salah satu

    unit yang menunjang produksi penambangan yaitu Motor Grader (GD), dimana

    Motor Grader berfungsi sebagai alat untuk membuat jalan, seperti membentuk

    jalan, meratakan jalan dan finishing, karena Motor Grader GD 825A-2 di

    lengkapi beberapa alat-alat perlengkapan kerja yang terpasang pada Motor

    Grader GD 825A-2 yang digunakan untuk memenuhi pekerjaan-pekerjaan

    tersebut. Salah satu alat perlengkapan kerja tersebut yang utama adalah blade

    yang berfungsi meratakan tanah pada saat melakukan grading. dalam penerapan

    di lapangan tidak mungkin keadaan unit selalu dalam keadaan baik, pasti ada

    seusatu hal yang menyebabkan unit tersebut mengalami kerusakan. dan salah

    satu komponen yang sering mengalami keusakan adalah final drive. apabila hal

    tersebut terjadi, maka harus segera dilakukan overhaul pada final drive tersebut.

    dan final drive tersebut harus segera di kirim ke perusahaan manufacturing agar

    bias dilakukan proses disassembly untuk mengetahui kerusakan apa yang terjadi

    dalam final drive tersebut.

    Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang remanufacturing ini

    adalah tempat saat penulis melakukan OJT (On The Job Training) di

    PT.KOMATSU REMANFUACTURING ASIA Balikpapan, perusahaan ini

    bergerak di bidang remanufacturing khusus untuk komponen dari jenis-jenis

    komatsu baik unit heavy duty dump truck, dozer, grader, serta wheel loader.

  • 2

    salah satu upaya yag dilakukan oleh PT.KOMATSU REMANUFACTURING

    ASIA agar menjaga target produksinya tetap tercapai adalah dengan cara

    meminimalisirkan kerusakan pada komponen suatu unitnya apabila komponen

    tersebut sering break down agar komponen tersebut menjadi lebih siap dan layak

    pakai dalam jangka waktu yang lama. saat penulis melakukan OJT (On The Job

    Training) di PT.KOMATSU REMANUFACTURING ASIA, penulis mengamati

    beberapa kerusakan yang terjadi pada komponen-komponen yang datang dari

    site. Salah satu komponen yang mengalami kerusakan tersebut dan di kirim ke

    perusahaan ini adalah kerusakan terjadi permasalahan di bagian Final drive pada

    Motor Grader. Salah satu permasalahan yang membuat penulis tertarik adalah

    Input Shaft Broken pada Unit Grader GD825A-2.

    Input shaft merupakan salah satu bagian komponen terpenting pada unit Grader, yang diharapkan dapat bekerja dengan maksimal, sehingga proses penggunaan unit juga dapat dimaksimalkan sebagai alat produksi dan bisa menaikkan life time dari komponen tersebut. Kerusakan pada komponen input shaft sangatlah berpengaruh, tentunya hal ini akan memberatkan customer, karena effort yang di akibatkan sangat besar, antara lain down time, production dll. Dari berbagai trouble kerusakan yang terjadi dapat diketahui berapa persen terjadinya kerusakan tersebut sehingga dapat dilakukan persiapan-persiapan cukup dalam mengatasi trouble kerusakan tersebut. Beberapa kerusakan-kerusakan yang terjadi pada support bearing diantaranya:

    A. Kerusakan pada sproketnya B. Kerusakan pada bearingnya C. Kerusakan pada shaftnya D. Kerusakan pada bolt mountingnya

    Dari uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka penulisan pada tugas Akhir ini penulis menetapkan judul sebagai berikut ANALISA KERUSAKAN INPUT SHAFT PADA UNIT GD 825A-2 PT.KOMATSU REMANUFACTURING ASIA.

  • 3

    1.2 Rumusan Masalah

    1.2.1 Mengapa Input Shaft pada unit GD825A-2 patah ?

    1.2.2 Bagaimana cara meminimalisasi penyebab Input Shaft patah pada unit GD

    825A-2?

    1.3 Batasan masalah Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis membatasi permasalahan, hanya membahas pada final drive GD 825A-2 dengan penyajian data sampel tanpa melakukan pengujian laboratorium atau menggunakan alat uji.

    1.4 Tujuan dan Manfaat

    Tujuan penulisan terdiri dari dua tujuan yaitu :

    1. Tujuan Umum

    Memenuhi salah satu persyaratan kelulusan program pendidikan diploma

    III di Politeknik Negeri Balikpapan.

    2. Tujuan Khusus

    1. Dapat mengetahui faktor penyebab Iput Shaft Broken.

    2. Dapat mengetahui cara meminimalisai penyebab Input Shaft

    Broken

    1.5 Teknik Pengumpulan Data

    A. Dokumentasi yaitu dengan mempelajari Emergency Trouble Report (

    ETR) yang berhubungan dengan masalah yang di angkat, yang di

    kemukakan, sebagai pedoman dan referensi sehingga penulisan tugas

    akhir ini tidak menyimpang dari ketentuan yang ada.

  • 4

    B. Wawancara yaitu mengumpulkan data melalui wawancara dengan

    supervisor dan mekanik

    1.6 Waktu dan tempat Pengumpulan data

    Penulis melakukan kegiatan penelitian dan pengumpulan data di PT.

    Komatsu Remanufacturing Asia Plant Mulawarmant. Pada tanggal 01

    Oktober 2013 29 November 2013

    1.7 Sistematika Penulisan

    Metode penulisan terdiri dari lima bab, yang masing-masing terdiri

    dari beberapa sub bab, yaitu :

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah,

    tujuan penulisan, teknik pengumpulan data, waktu dan tempat pengumpulan

    data, serta sistematika penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Berisi tentang dasar-dasar teori yang dipakai penulis dalam

    menyelesaikan tugas akhir.

    BAB III DATA LAPANGAN

    Berisi tentang data lapangan pengangkut objek yang di teliti, data

    trouble report unit, dalam foto-foto kerusakan pada input shaft.

    BAB IV PEMBAHASAN

    Memuat tentang pembahasan masalah dan permasalah yang di

    angkat.

  • 5

    BAB V PENUTUP

    Penutup dengan sub bab yang berisi tentang kesimpulan dari masalah

    yang diangkat dan saran.

    LAMPIRAN.

    DAFTAR PUSTAKA.

  • 6

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Kajian pustaka

    Motor grader berfungsi sebagai alat untuk membuat jalan,seperti membentuk

    jalan,meratakan jalan dan finishing, karena Motor Grader GD 825A-2 di lengkapi

    beberapa alat-alat perlengkapan kerja yang terpasang pada Motor Grader GD 825A-2

    yang di gunakan untuk memenuhi pekerjaan-pekerjaan tersebut

  • 7

    2.2 Final drive grader secara umum

    Ketika motor grader beroperasi denganblade membentuk sudut kea

    arah depan atau dengan articulate chassis, maka akan terbentuk reaksi dalam

    hal ini. Gaya yang timbul dari arah depan akan di paksa di teruskan ke sisi

    samping dan mesin akan cenderung berpitar ( berbelok ) ke kanan atau ke kiri

    tergantung pada sudut yang terjadi saat mesin beroperasi. Dengan hal ini

    mesin membutuhkan kemampuan untuk menahan (gaya dari depan) dan

    mesin mampu berjalan dengan lurus ke depan, sehingga secara umum, motor

    grader di desain tidak memakai diferential

    gambar

    Namun motor grader gd825a-2 adalah tipe artikulit, sehingga ketika mesin

    beroperasi dengan beban hanya menumpu di bagian salah satu sisi (di artikulasikan),

    roda-roda belakang cenderung slip ke samping. Dengan alasan ini ,mesin di lengkapi

    dengan diferential untuk meningkatkan kemampuan menahan keausan pada ban.

    Pengontrolan pengoperasian differential sangat sederhana, dengan menekan switch

    yang ada di operators compartment.

    2.3 Pengertian diferential

    Diferential adalah suatu komponen untuk meneruskan tenaga putar

    sari transmisi melalui propeller shaft yang selanjutnya akan membuat

    penyaluran tenaga lebih halus dari final gear ke roda kiri dan kanan pada

    kondisi apapun. Saat kendaraan berjalan belok atau saat pada berjalan buruk

  • 8

    akan terjadi jarak tempuh yang berbeda antara roda kiri dan kanan. Jika ke

    dua roda berputar pada kecepata yang ama yang terjadi adalah slipnya roda

    yang mempunyai jarak tempuh yang lebih pendek. Dengan adanya diferential

    maka secara otomatis akan membuat kecepatan antara roda kiri dan roda

    kanan berbeda sehingga perputaran menjadi lebih halus

    Gambar sturktur diferential

    2.4 Fungsidiferential

    diferential adalah komponen yang berfungsi

    2.4.1 Menaikkan torque

    Komponen pada diferential yang berfungsi menaikkan torque pinion

    dan bevel gear (crown wheel). Pinion yang menerima putaran dari propeller

    shaft dan meneruskannya ke crown wheel, karena jumlah gigi dan diameter

    dari pinion yang lebih kecil daripada crown wheel maka torque yang

    sebelumnya kecil (pinion)akan bertambah pada saat crown wheel berputar

    meneruskan putaran pinion

  • 9

    2.4.2 Merubah arah putarandari propeller shaft 90 derajat ke axle

    Pinion dan crown wheel juga berfungsi merubah arah putaran dari propeller shaft 90

    derajat ke axle. Ini terjadi karena kontak dari gigi-gigi pada pinion dan pada crown

    wheel bersudut 90 derajat

    2.4.3 Membedakan putaran

    Pada saat unit berbelok, putaran roda bagian dalam cenderung lebih

    lambat daripada putaran roda bagian luar, hal ini di maksudkan agar unit dapat

    berbelok dengan baik dan tidak slip. Jika roda antara yang kiri dan kanan

    selalu sama, maka tidak akan membelok. Disinilah fungsi diferential yang

    membuat putaran roda kiri dan kanan berbeda, sehingga unit dapat berbelok

    dengan baik

    2.5 Jenis- jenis diferential

    2.5.1 Standard diferential

    Standard diferential jenis ini paling banyak di gunakan pada kendaraan

    ringan karena kontruksinya sederhana , yang hanya terdiri dari bevel gear,

    bevel pinio,diferential case, pinion gear ,spider shaft,dan dide gear

    Gambar standard diferential

  • 10

    2.5.2 No-spin diferential

    Pada No-SPIN differential, spider shaft langsung terhubung dengan

    jaw clutch yang di-spline dengan side gear. Saat bergerak lurus, jaw clutch

    akan engage dan spider shaft tengah memutar axle dengan kecepatan yang

    sama.

    Bila putaran salah satu roda melebihi putaran penggerak atau overrun, No-

    SPIN differential akan memutuskan hubungan dengan roda yang berputar

    lebih cepat tadi dengan cara memisah kan spider shaft dari jaw clutch. Roda

    yang berputar lebih cepat tadi akan bebas. Semua torsi dan kecepatan akan

    dikirimkan ke roda yang putarannya lebih lambat.

    Gambar no-spin diferential

    2.5.3 Limited slip diferential

    Limited slip differential dirancang untuk memungkinkan tenaga

    disalurkan dengan sama pada kedua roda sampai kondisi pijakan

    menyebabkan variasi cengkraman antara roda kiri dan kanan. Pada differential

    jenis ini terdapat dua multidisc clutch. Setiap clutch menghubungkan side

    gear dengan rotating housing. Kedua roda akan digerakkan dengan torsi dan

    kecepatan yang sama saat bergerak lurus bila kondisi pijakan kedua roda

    cukup bagus. Pada standard differential, bila machine di angkat dan salah satu

  • 11

    roda di rem, roda lainnya akan berputar lebih cepat. Pada limited slip

    differential, clutch membuatnya lebih sulit terjadi karena faktor yang

    meningkat secara proporsional terhadap torsi input. Efek penguncian terjadi

    karena adanya gesekan internal pada gaya pemisahan dalam differential akan

    menekan clutch pack. Ini mengakibatkan torsi pada roda yang berputar cepat

    akan disalurkan ke roda dengan kondisi pijakan yang bagus.

    Gambar limited slip diferential

    2.5.4 Diferential lock

    Differential lock umumnya digunakan pada motor grader. Differential

    jenis ini dapat diaktifkan dan dikunci menggunakan differential switch pada

    kabin operator. Bila operator mengingin kan machine bergerak lurus maka

    differential harus di kunci. Hal ini mengakibatkan semua torsi dipindahkan ke

    empat roda tandem pada semua kondisi pijakan. Untuk mengurangi radius

    belok machine dan untuk mengurangi keausan pada ban maka differential

    lock harus dimatikan.

    Differential untuk motor grader memiliki clutch antara side gear kiri

    dan differential housing. Saat differential terkunci, solenoid akan mengalirkan

    oli ke belakang piston untuk meng-engage -kan clutch sehingga side gear kiri

    akan berputar dengan kecepatan yang sama dengan rotating housing. Pinion

    gear tidak akan berputar pada porosnya sebab spider shaft dan side gear

    berputar dengan kecepatan yang sama. Pinion gear akan menahan side gear

  • 12

    satunya. Kedua axle shaft (kiri dan kanan) kemudian akan berputar dengan

    kecepatan yang sama dengan rotating housing. Bila differential switch di-off-

    kan, solenoid akan menutup aliran oli menuju clutch pack sehingga kedua side

    gear akan berputar bebas. Differential lock mendorong salah satu dari side

    gear agar ber putar bersama rotating housing. Ini mengakibatkan differential

    bekerja seperti solid axle dan memindahkan semua torsi ke kedua roda (kiri

    dan kanan). Hal ini menyebabkan kedua roda berputar dengan kecepatan yang

    sama, tanpa terpengaruh kondisi pijakan.

    Gambar diferential lock

    2.6 Prinsip dasar diferential

    Bila beban (w) yang sama diletakkan pada setiap rack, kemudian

    shackle ditarik ke atas maka kedua rack akan terangkat pada jarak yang sama

    sejauh shackle ditarik ke atas, selama tahanan pada kedua sisi pinion sama.

    Bila beban yang lebih besar diletakkan pada rack sebelah kiri dan

    shackle ditarik ke atas seperti pada gambar (b), pinion akan berputar

    sepanjang gigi rack yang mendapat beban lebih berat disebabkan adanya

    perbedaan tahanan yang diberikan pada pinion dan ini mengakibatkan rack

    yang mendapat beban lebih kecil akan terangkat. Jarak rack yang terangkat

    sebanding dengan jumlah putaran pinion.

  • 13

    Gambar prinsip dasar kerja diferential

    2.7 Cara kerja diferential

    2.7.1 Pada saat jalan lurus.

    Pada saat kendaraan jalan lurus pada jalan datar tahanan gelinding

    (rolling resistance) pada kedua roda penggerak (drive gear) relatif sama.

    Bila tahanan kedua poros axle belakang sama (A dan B) , pinion tidak

    berputar sendiri tetapi ring gear, differential case dan poros pinion berputar

    bersama dalam satu unit. Dengan demikian pinion hanya berfungsi untuk

    menghubung-kan side gear bagian kiri dan kanan, sehingga menyebabkan

    kedua drive wheel berputar pada rpm yang sama.

    Gambar pada saat jalan lurus

  • 14

    2.7.2 Pada saat membelok.

    Pada saat kendaraan membelok ke kiri tahanan roda kiri lebih besar

    dari pada roda kanan. Apabila differensial case berputar bersama ring gear

    maka pinion akan berputar pada porosnya dan juga pergerak mengelilingi side

    gear sebelah kiri, sehingga putaran side gear sebelah kanan bertambah, yang

    mana jumlah putaran side gear satunya adalah 2 kali putaran ring gear.

    Hal ini dapat dikatakan bahwa putaran rata-rata kedua roda gigi adalah

    sebanding dengan putaran ring gear.

    Gambar pada saat membelok

    2.8 Komponen komponen diferential

    2.8.1 Final gear

    Setelah kecepatan di kurangi dan torque di tambah oleh transmisi setelah

    melewati propeller shaft tenaga akan di gunakan untuk memutar roda, saat

    awal unit bergerak tidak di perlukn kecepatan tetapi torque yang besar. Oleh

    karena itu, untuk menambah torque dari output transmisi di buat gear reduksi

    yang dinamakan final gear. Selain itu, final gear berfungsi untuk merubah

    arah tenaga dari propeller shaft ke roda kanan dan kir, oleh karena itu

    umumnya di gunakan untuk kombinasi bevel gear. Saat ini final gear di bagi

    menjadi 3,yaitu: worm gear.spiral bevel gear,hypoid gear

    2.8.1.1 Worm gear

  • 15

    Karakteristik tipe ini smooth,karena poros drive gear dan driven gear

    tidak lurus, level lantai dapat lebih mudah dan ratio reduksinya lebih besar

    lebih mudah di capai. Tetapi tipe ini hanya di gunakan untuk sedikit jenis

    kendaraan tipe heavy duty dan cenderung untuk panas karena karena transmisi

    rendah

    gambar worm gear

    2.8.1.2 Spiral bevel gear

    Karakteristiknya terus menerus,smooth,kapasitas torque dan efesiensi

    transmisi tinggi,karena itu tipe ini sekarang banyak di gunakan untuk efesiensi

    bahan bakar kendaraan. Konstruksi antara poros dan ring gear pada tipe ini

    satu garis lurus

    Gambar spiral bevel gear

  • 16

    2.8.1.3 Hypoid gear

    Hypoid gear mempunyai tipe spiral bevel gear,keduanya mempunyai

    bentuk gear yang hampir sama, tetapi anatara poros drive gear dan driven gear

    pada tipe hypoid tidak lurus (garis tengah pinion lebih rendah dari garis

    tengah ring gear) sehingga level lantai dapat lebih rendah. Selain itu tipe ini

    lebih tahan lama dan tidak menimbulkan kebisingan

    gambar hypoid gear

    2.8.2 Diferential gear

    Diferential gear yang terdiri dari perkaitan antara pinion gear dengan

    side gear, yang berfungsi untuk membedakan putaran roda kiri dan kanan, jika

    kendaraan berbelok ke kanan, maka side gear kiri yang mengitari side gear

    tersebut dan sebaliknya

    Gambar diferential gear

  • 17

    2.8.4 Bearing

    Beberapa control gear pinionnya mempunyai support bearing yang

    bearada pada gear housing di dalam crown wheel gear. Crown wheel di

    pasang dengan diferential housing dan di dukung tapper roller bearing

    gambar bearing pada diferential gear

    2.8.5 housing

    housing adalah komponen menutup dan melindungi shaft,mendukung

    berat kendaraan dan beban, dan melindungi final gear yang terpasang pada

    bagian tengah housing.

    Gambar housing

    2.9 Gear ratio

    gear ratio adalah suatu perbandingan antara jumlah roda gigi crown

    wheel dengan jumlah roda gigi pinion. Pada kendaraan tanpa hub reduction

    gear, reduksi terjadi pada central gear sehingga putaran half shaft lebih lambat

  • 18

    daripada putaran propeller sahft, pada kendaraan dengan hub reduction gear,

    reduksi tersebut menghasilkan tenaga yang lebih besar di banding dengan

    kendaraan tanpa hub reduction gear.

    Gear ratio tergantung dari jumlah gigi yang ada pada pinion dan bevel gear.

    Semakin besar gear ratio suatu diferential maka semakin besar pula momen

    yang di hasilkan diferential tersebut. Untuk menghitung gear ratio ini dapat

    menggunakan rimus

    Gear ratio= jumlah gigi ring gear

    jumlah gigi drive pinion

    2.10 Assembly final drive GD 825A-2

    No 1.assembly center case

    Gambar

    1

    cover center case

    bagian depan di pasang pada bevel gear,pertama di beri dolpin dan di beri loctite 648.kemudian kencangkan dengan bolt 27 untuk mengencangkan bevel dan cover center case bagian depan dolpin berfungsi sebagai pelurus dan lock antara case dan bevel gear. loctite 648

  • 19

    berfungsi merekat center case dan bevel gear

    2 bagian belakang di beri washer kuning.setelah itu letakan center case assy menghadap ke lantai sehingga bagian cover center case di baawah washer berfungsi mengurangi gesekan antara set gear dan center case

    3 kemudian pasang set gear kemudian pasang cross shaft di atasnya

  • 20

    4 -langkah langkah assembly pinion gear di center case

    1. Pasang outer yang telah di dinginkan terlebih dahulu pada pinion gear

    2. Bearing inner yang besar pasang di sleeve setelah di panasi

    3. Gabungkan sleeve dan gear

    4. Pasang bearing inner yang kecil di atas assembly sleeve dan pinion

  • 21

    5. Kencangkan dengan nut 96 kg yang sebelumnya di beri loctite 262

    6. Kemudian cek pinion gear mutar ato tida

    5

    setelah itu pasang pinion gear di ke -4 sisi shaft

  • 22

    6 dan pasang set gear bagian atas .

    7 Setelah itu pasang bagian case untuk melengkapi center case tersebut

    8 -selanjutnya tumpuk plate dan disc dengan di selingi oleh oli.

  • 23

    9 kemudian pasang piston dan coover case bagian atas di beri seal kemudian gaabungkan piston cover case .setelah itu pasang cover pada bagian atas plate dan disc .kencangkan dengan bolt 24 piston berfungsi mendorong plate dan disc pada saat enggide

    No 2.assembly cage

    Gambar

    1 -pasang bearing inner ke pinion ,tetapi bearing panasi terlebih dahulu agar memuai,

  • 24

    2 kemudian pasang case yang telah terpasang outer bearing ,setelah itu pasang bearing inner di cage -setelah itu just dengan cara di tekan sampai mendapatkan starting torque 1,3kg/m3 -kemudian lock nut segi enam di torque sebesar 42 kg/m3 (lock nut berfungsi mencegah agar adjustment preload tidak berubah

    No 3.assembly flange

    Gambar

  • 25

    1 -pertama case shaft flange di olesi lnp lnp berfungsi sebagai pelumas flange agar tidak terjadi keausan,karena grader tidak di lengkapi dengan suspensi

    2 -kemudian gabungkan case shaft flange dengan pasangannya bagian atas

  • 26

    3 -setelah itu pasang bushing warna hitam -setelah itu pasang plate,kemudian kencangkan 4 bolt torque 30-40 kg,agar bushing rapat untuk menentukan ketebalan shim , bushing berfungsi untuk mengurangi gesekan antara flange dan case saft

    4 selanjutnya lepas 4 bolt dan bushing di ukur dengan depth .kemudian hasil ukuran dept di tambah 0.1

  • 27

    5 -setelah itu pasang shim sesuai dengan hasil pengukuran 0.5,0.2,0.1.pasang plate dengan keseluruhan baut dengan bolt torque 36 kg (96kg/m3)

    No 4.assembly di carrier gambar 1

    + shaft -shaft pertama di bersihkan agar di ketahui terjadi keretakan pada shaft atau tidak -selanjutnya shaft di beri bearing yang telah di panasi dan di beri spacer -kemudian gabungkan shaft dengan carrier ,pasang pasang holder dan bolt 36.dengan torque 96 kg/m3

  • 28

    2 .setelah itu gabungkan carrier dan flange

  • 29

    3 -selanjutnya pasang sprocket atas bawah

    4 -dan kemudian pasang holder di sprocket tetapi jangan terlalu kencang ,untuk di pasang shim dan menentukan rotating torque.kencangkan dengan bolt 24

    5 -selanjutnya lakukan penejustan dengan cara rotating torque 1.3 kg/m3 (rotating torque > 1,5kg/m3 di tambah shim ) (rotating torque < 1.3 kg/m3 di kurangi shim)

  • 30

    6 5.housing center case -center case assy pasang di housing -

  • 31

    7 kemudian cage di pasang di samping kanan kiri housing -setelah itu pasang shim di ke 2 cage ,semisal pemasangan pertama 2 mili -jika rotating torque center sudah di dapat 1,3 kg/m3 dengan catatan bearing inne rdi center case tidak ada yang bunyi pada saat di putar .setelah itu angkat case assy.

    8 -selanjutnya pasang cage assy di housing dengan di pasang shim di antara cage dan housing,mula-mula pasang 2 mili -kemudian pasang kembali case untuk mengukur adjustment tooth contact antara pinion dan bevel gear (backlash 0.25-0.33 mm

  • 32

    9 7.pasang gear pada housing kanan kiri

    10 -setelah itu pasang shaft ,sun gear dan ring gear

  • 33

    11 -kemudian pasang final drive assy

  • 34

    2.11 Disassembly final drive grader GD825A-2

    no Langkah kerja gambar

    1 Lepaskan baut (11), kemudian lepaskan drive

    shaft (12) dari coupling

    2 Tarik keluar coupling (13) dari pinion shaft

    3 Lepaskan tube (14) bersama dengan o-ring

    4 1) lepaskan pipe (17) bersama dengan o-ring

    5 Lepaskan tube (19) dan (20) kemudian lepaskan

    flanges (21) dan (22)

  • 35

    6 Lepaskan side case mounting bolts (23) dan 24

    washer (24), kemudian gantung dan lepaskan

    side case assembly (25) dari center case

    7 Lepaskan bolt (26) kemudian lepaskan plate

    (27)

    8 Gantung dan lepas carrier assembly

    9 Lepaskan holder (34) dan shim (35)

    10 Lepaskan sprocket (36) dari shaft

    11 Lepas bearing (37) dari shaft

  • 36

    12 1) tarik keluar rear axle shaft assembly

    (38)

    2) lepaskan blots (39),washer (40) dan

    plate (41)

    15 Lepaskan washer (42), o-ring(43) dan shim (44)

    16 Gantung dan lepaskan flange (45)

    17 1)Tarik keluar bushing (47)

    2)lepaskan washer (49) dari side case (48)

    18 Tarik keluar bearing (51) dari shaft (50)

  • 37

    19 Lepaskan ring gear (52) dari center case

    20 Lepaskan snap ring (53) from axle shaft,

    kemudian lepaskan collar (54) dan sun gear (55)

    21 Lepaskan axle shaft (56) dari center case

    22 Remove cover (57)

    23 Lepaskan bevel pinion assembly (58) bersama

    dengan shim

    24 Gantung bevel gear assembly (60)

  • 38

    25 1) lepaskan bolts (65), kemudian lepaskan

    cage (62) dan (63)

    2) lepaskan shim (64)

    cek nomor dan ketebalan dari shim di

    kiri dan kanan,dan simpan pada tempat

    yang aman

    3) naikkan bevel gear assembly dan

    lepaskan dari center case (61)

    4) lepaskan bolts (67), kemudian lepaskan

    gear (66)

    2.12 Teori keausan

    Keausan adalah hilangnya material dari permukaan benda padat sebagai

    akibat dari gerakan mekanik. Keausan umumnya sebagai kehilangan material yang

    timbul sebagai akibat interaksi mekanik dua permukaan yang bergerak sliding dan di

    bebani. Ini merupakan fenomena normal yang terjadi jika dua permukaan saling

    bergesekan, naka aka nada keausan. Atau perpindahan material. Apabila dua material

    di tekan bersama maka akan terjadi kontak pada bagian permukaan. Keausan tidak

    diinginkan karena material yang hilang akibat dari keausan akan menyebabkan

    penurunan kerja suatu mekanisme. Pembentukan partikel keausan pada pasangan

    permukaan sliding yang sangat rapat dapat menyebabkan mekanisme terhambat atau

    bahkan macet meskipun umur peralatan masih baru (mazzuco 2003)

    Keausan akan terjadi lebih besar pada kondisi tanpa pelumasan di bandingkan

    kondisi permukaan yang di beri pelumas dengan baik. Apabila permukaan yang keras

    bergesekan dengan yang lebih lunak maka permukaan yang akan tergoreskan dengan

    permukaan yang kasar, keausan juga bias di sebabkan oleh patahan partikel keras

    yang bergesekan di antara dua permukaan lebih lunak. Keausan terjadi karena adanya

  • 39

    partikel lebih keras dari permukaan yang bergeseka. Semakin kasar permukaan maka

    tingkat keausan semakin besar (bale 2009)

    2.12.1 Mekanisme keausan terdiri dari :

    Sebagaimana telah di sebutkan pada bagian, material jenis apapun akan mengalami

    keausan dengan mekanisme yang beragam, yaitu keausan adhesive,keausan

    abrasive,keausan oksidasi,keausan erosi

    2.12.1.1 Keausan adhesive ( Adhesive wear )

    Terjadi bila kontak permukaan dari dua material atau lebih mengakibatkan adanya

    perlekatansatu sama lainnya ( adhesive ) serta deformasi plastis dan pada akhirnya

    terjadi pelepasan /

    pengoyakan salah satu material seperti di perlihatkan pada gambar 2 di bawah ini :

    gambar keausan adhesive

    Faktor yang menyebabkan adhesive wear :

    1. Kecenderungan dari material yang berbeda untukmembentuk larutan padat

    atau senyawa intermetalik.

  • 40

    2. Kebersihan permukaan.

    Jumlah wear debris akibat terjadinya aus melalui mekanismeadhesif ini dapat

    dikurangidengan cara ,antara lain :

    1. Menggunakan material keras.

    2. Material dengan jenis yang berbeda, misal berbedastruktur kristalnya.

    2.12.1.2Keausan Abrasif ( Abrasive wear )

    Terjadi bila suatu partikel keras (asperity) dari material tertentumeluncur pada

    permukaan material lain yang lebih lunak sehingga terjadi penetrasi atau pemotongan

    material yang lebih lunak,seperti gambar di bawah ini. tingkat keausan pada

    mekanisme ini di tentukan oleh derajat kebebasan ( degree of freedom) partikel keras

    atau asperity tersebut.

    gambar keausan abrasive

    Sebagai contoh partikel pasir silica akan menghasilkan keausan yang lebih tinggi

    ketika diikatpada suatu permukaan seperti pada kertas amplas, dibandingkan bila

    pertikel tersebut berada didalam sistem slury. Pada kasus pertama, partikel tersebut

    kemungkinan akan tertarik sepanjangpermukaan dan akhirnya mengakibatkan

    pengoyakan. Sementara pada kasus terakhir, partikeltersebut mungkin hanya berputar

    ( rolling ) tanpa efek abrasi.

  • 41

    Faktor yang berperan dalam kaitannya dengan ketahanan material terhadap

    abrasivewear antara lain:

    1. Material hardness

    2. Kondisi struktur mikro

    3. Ukuran abrasif

    4. Bentuk

    Abrasif Bentuk kerusakan permukaan akibat abrasive wear, antara lain :

    1. Scratching

    2. Scoring

    3. Gouging

    2.12.1.3 Keausan Oksidasi/Korosif ( Corrosive wear )

    Proses kerusakan dimulai dengan adanya perubahan kimiawi material di permukaan

    oleh faktorlingkungan. Kontak dengan lingkungan ini menghasilkan pembentukan

    lapisan pada permukaandengan sifat yang berbeda dengan material induk. Sebagai

    konsekuensinya, material akan

    mengarah kepada perpatahan interface antara lapisan permukaan dan material induk

    danakhirnya seluruh lapisan permukaan itu akan tercabut

    gambar keausan oksidasi

  • 42

    2.12.1.4 Keausan Erosi ( Erosion wear )

    Proses erosi disebabkan oleh gas dan cairan yang membawa partikel padatan yang

    membenturpermukaan material. Jika sudut benturannya kecil, keausan yang

    dihasilkan analog denganabrasive. Namun, jika sudut benturannya membentuk sudut

    gaya normal ( 90 derajat ), makakeausan yang terjadi akan mengakibatkan brittle

    failure pada permukaannya, skematispengujiannya seperti terlihat pada gambar di

    bawah ini :

    gambar keausan erosi

    2.13 Sifat-sifat mekanik bahan

    Deformasi terjadi bila bahan mengalami gaya. Regangan (strain) e,

    adalah besar deformasi persatuan panjang, dan tegangan (stress) s ,

    adalah gaya persatuan luas. Selama deformasi, bahan menyerap energi

    sebagai akibat adanya gaya yang bekerja sepanjang jarak deformasi.

    Kekuatan (strength) adalah ukuran besar gaya yang diperlukan untuk

    mematahkan atau merusak suatu bahan. Keuletan (ductility) dikaitkan

    dengan besar regangan permanen sebelum perpatahan, sedangkan

    ketangguhan (toughness) dikaitkan dengan jumlah energy yang diserap

    bahan sampai terjadi perpatahan. Seorang insinyur perancang

    menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh sifat-sifat mekanik

    tersebut. Untuk pipa baja, misalnya umumnya dipersyaratkan kekuatan

    yang tinggi. Dapat juga dipersyaratkaan keuletan yang tinggi untuk

    meningkatkan ketangguhan. Karena kekuatan dan keuletan umumnya

  • 43

    tidak sejalan, ahli mekanik tersebut kadang kala harus memadu keduanya

    untuk mencapai optimasi persyaratan. (Candra Irawan).

    Regangan elastic yang merupakan satu-satunya gejala deformasi

    dibawah kekuatan luluh, akan terus naik dengan naiknya tegangan

    sampai terjadi deformasi plastic. Regangan elastic ini mampu balik,

    sedangkan regangan plastic tidak. Deformasi plastic pada umumnya

    terlokalisasi pada daerah susut.

    a) Keuletan atau besar regangan plastic sampai perpatahan, dapat

    dinyatakan dalam presentasi perpanjangan. Sebagaimana

    halnya regangan besaran ini tidak berdimensi.

    b) Kekuatan dan kekerasan ialah ketahanan suatu bahan terhadap

    deformasi plastic atau tegangan pada waktu patah.

    c) Kekerasan di definisikan sebagai ketahanan bahan terhadap

    penetrasi pada permukaannya.

    d) Ketangguhan adalah suatu energi yang diperlukan untuk

    mematahkan bahan.

    2.14 Perpindahan Panas

    Perpindahan panas didefinisikan sebagai ilmu umtuk meramalkan

    perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda

    atau material (Holman,1986). Perpindahan panas berhubungan dengan laju

    perpindahan panas dan penyebaran suhu dalam sistem. Pada alat penukar

    panas, perpindahan panas berlangsung dengan cara:

    1. Konduksi

    Konduksi adalah perpindahan panas melalui kontak langsung antara

    molekul zat yang berbeda suhu. Besaran perpindahan panas secara

    konduksi tergantung pada nilai konduktivitas panas bahan.

    2. Konveksi

    Konveksi merupakan perpindahan panas yang dihubungkan dengan

  • 44

    pergerakan fluida. Jika fluida bergerak karena adanya gaya gerak dari

    luar maka disebut konveksi paksa, sedangkan jika pergerakan fluida

    terjadi karena perbedaan masa jenis yang disebabkan oleh perbedaan

    suhu disebut konveksi alami.

    3. Evaporasi (penguapan)

    Dalam pemindahan panas yang didasarkan pada evaporasi, sumber

    panas hanya dapat kehilangan panas. Misalnya panas yang dihasilkan

    oleh tubuh manusia, kelembaban dipermukaan kulit menguap ketika

    udara melintasi tubuh.

    4. Radiasi.

    Radiasi ialah pemindahan panas atas dasar gelombang-gelombang

    elektromagnetik. Misalnya tubuh manusia akan mendapat panas

    pancaran dari setiap permukaan dari suhu yang lebih tinggi dan ia akan

    kehilangan panas atau memancarkan panas kepada setiap obyek atau

    permukaan yang lebih sejuk dari tubuh manusia itu. Panas pancaran

    yang diperoleh atau hilang, tidak dipengaruhi oleh gerakan udara, juga

    tidak oleh suhu udara antara permukaan-permukaan atau obyek-obyek

    yang memancar, sehingga radiasi dapat terjadi di ruang hampa.

    2.15 Gaya Gesekan Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung

    antara dua permukaan benda, arah gaya gesekan berlawanan dengan

    kecenderungan arah gerak benda. Besarnya gaya gesekan ditentukan oleh

    kehalusan atau kekasaran permukaan benda yang bersentuhan.

    1. Gaya gesekan yang terjadi sewaktu benda tidak bergerak disebut gaya

    gesekan statis.

    2. Gaya gesekan yang terjadi sewaktu benda bergerak disebut gaya

    gesekan kinetis.

    Besar gaya gesekan statis lebih besar dari gaya gesekan kinetis.

  • 45

    2.16 Analisa Patahan Patah atau yang lebih dikenal dengan kata rupture pada dunia

    teknik, dapat disebabkan oleh gaya luar secara spontan. Dalam banyak

    kasus patah disebabkan oleh kelelahan pada area dimana stress lebih

    besar dari batas kelelahan dan terjadi dalam waktu yang lama.

    Untuk mata yang terlatih bentuk rupture akan menceritakan

    sejarah terjadinya patah tersebut. Pengamatan yang hati-hati terhadap

    bentuk patahan akan menjelaskan banyak faktor berguna, seperti patah ini

    karena fatigue rupture atau forced rupture, titik mula patah, arah main

    stress, besar stress, dan lain-lain. Dalam teknik mesin ada ilmu yang

    menginvestigasi dan menganalisa kerusakan dari suatu komponen

    berdasarkan data-data yang ada. Jenis-jenis failure :

    a) Rupture (putus, patah) :

    Forced rupture adalah jenis kerusakan yang disebabkan oleh

    aplikasi beban satu arah secaratiba-tiba.

    Fatigue rupture (70% penyebab kerusakan pada metal part),

    adalah kerusakan dimana patahan berasal dari crack membesar

    secara perlahan akibat aplikasi beban berulang-ulang dalam

    waktu yang lama.

    b) Surface deterioration (kerusakan permukaan)

    Wear adalah berkurangnya lapisan material akibat kontak antara

    dua permukaan atau lebih.

    Surface fatigue adalah terkelupasnya permukaan disebabkan

    oleh stress yang melebihi batas lelah.

    Plastic yielding adalah deformasi akibat beban yang besar.

    2.16.1 Pengamatan Rupture Penyebab sejarah terjadinya rupture dapat ditunjukkan pada

    permukaan yang patah. Tampilan permukaan yang patah

    ditentukan oleh:

  • 46

    a) Bidang geser dan deformasi plastic, menceritakan apakah

    rupture tersebut disebabkan oleh gaya yang tiba-tiba atau

    kelelahan bahan.

    b) Bentuk garis ombak (beach mark), menunjukkan bentuk dan

    besarnya tegangan (stress), juga kekersan material.

    c) Posisi, jumlah dan bentuk stress nuclei beach mark dan lokasi

    dari final zone, menentukan tipe stress, arah stress, rupture

    starting point dan besarnya stress raiser. Stress raiser adalah

    nama umum untuk menyebut faktor penyebab konsentrasi

    stress.

    2.16.2 Fatigue Rupture

    Fatigue rupture dapat diketahui dengan cara melihat ciri-

    ciri yang dimiliki yaitu, retakan yang terjadi perlahan lahan

    selama beberapa jam, hari dan bulan atau tahun. Kerusakan

    yang halus, tanda retakan dan warna yang cerah atau

    mengkilat. Perbedaan antara fatigue rupture dengan forced

    rupture dapat diketahui dengan cara menganalisa posisi

    nucleus atau awal crack dan arah main stress atau arah

    bergeraknya crack.

    Nucleus atau awal mula crack dapat diketahui dengan cara

    melihat titik dimana beach mark mengembang (convergen),

    dan posisinya bersebrangan dengan final rupture zone, juga

    nucleus biasanya berada pada titik dimana rachet mark

    mengembang.

  • 47

    Gambar fatigue crack growth

    Sumber : Internet (perpatahan)

    2.17 MAINTENANCE (PERAWATAN) Maintenance adalah suatu kegiatan service untuk mencegah timbulnya

    keausan tidak normal (kerusakan) sehingga umur alat dapat mencapai atau

    sesuai umur yang direkomendasikan oleh pabrik.

    2.17.1. Tujuan

    Agar suatu alat selalu dalam keadaan siaga siap pakai (High

    Avaibility : berdaya guna Physic yang tinggi).

    Agar suatu alat selalu dalam kondisi yang prima, berdaya guna

    mekanis yang paling baik (Best Performance).

    Mencegah gangguan produksi.

    Mengurangi biaya perbaikan yang lebih besar.

    2.17..2. Klasifikasi Maintenance

    1. Preventive Maintenance

    Preventive Maintenance adalah perawatan yang dilakukan

    dengan tujuan untuk mencegah kemungkinan timbulnya gangguan

    atau kerusakan pada alat / machine. Perawatan ini dilakukan tanpa

    perlu menunggu tanda-tanda terjadinya kerusakan.

    2. Periodic Maintenance

    Periodic Maintenance pelaksanaan service yang harus

    dilakukan setelah peralatan bekerja untuk jumlah jam operasi

    tertentu. Jumlah kerja jam ini adalah sesuai dengan jumlah yang

    ditunjukkan oleh pencatat jam operasi (service meter) yang ada

    pada alat tersebut. Untuk Periodic Maintenance ini, meliputi :

  • 48

    A. Periodic inspectionPeriodic Maintenance adalah

    Pemeriksaan atau inspeksi harian sebelum unit

    dioperasikan dan

  • 49

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Jenis penelitian

    Penelitian ini di rancang sebagai field research yaitu penelitian lapangan yang

    melibatkan pengumpulan data primer atau informasi yang baru dan terkait dengan

    kondisi yang nyata yang ada di lapangan dengan metode observasi deskriptif melalui

    observasi lapangan (George Allen &Unwin1984).

    3.2 Tempat dan waktu penelitian

    Tempat penelitian di lakasanakan di PT.Komatsu Remanufacturing

    Asia , Balikpapan, Kalimantan Timur. Waktu penelitian di laksanakan selama

    5 bulan yang di mulai tanggal 8 juni 2013 sampai dengan 30 november 2013.

    3.3 Instrumen penelitian

    Untuk memperoleh data tentang analisis penyebab kerusakan pada

    input shaft GD 825A-2. penulis menggunakan teknik pengelompokan data

    secara kualitatif berdasarkan data lapangan yaitu, dokumentasi, observasi, dan

    beberapa referensi lainnya maka di susun instrumen penelitian melalui

    beberapa tahap yaitu:

    1. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang terjadi

    2. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan rumusan masaah

    3. Menganalisis penyebab trjadinya permasalahan dari data- data

    yang telah di kumpulkan.

  • 50

    3.4 Diaram air penelitian

    strat

    Studi lapangan:

    Observasi

    dokumentasi

    Identfikasi masalah

    Perumusan tujuan dan manfaat

    Studi literatur:

    Shop manual

    internet

    Pengumpulan data:

    Data ETR

    Photo trouble

    Pengolahan data

    Analisa data

    Kesimpulan dan saran

    finish

  • 51

    3.4.1 Studi lapangan

    3.4.1.1 Observasi

    Observasi yaitu pengamatan. Pengambilan foto-foto dan

    pencatatan secara sistematis pada kerusakan yang terjadi pada final

    drive. Agar dapat memeperoleh adata-data atau informasi, yang di

    perlukan untuk menganalisis permasalahan yang terjadi pada final

    drive.

    3.4.1.2 Dokumentasi

    Dokumentasi yaitu pengumpulan data-data dari

    mempelajari shop manual, dan lain-lain yang berhubungan dengan

    permasalahan yang terjadi pada final drive.

    3.4.2 Identifikasi masalah

    Berdasarkan pada uraian-uraian yang di temukan saat melakukan studi

    lapngan, penulis mendapatkan suatu masalah yaitu input shaft broken yang

    mengakibatkan komponen final drive menjadi rusak. Hal tersebut dapat

    menyebabkan unit tidak dapat beroperasi dan mengakibatkan perusahaan

    itumengalami kerugian waktu yang cukup panjang. Dari masalah tersebut

    munculah Ide. penulis untuk menganalisis suatu masalah untuk mencari

    penyebab permasalahan yang terjadi pada input shaft broken, agar kejadian

    seperti ini tidak terulang kembali yang dapat merugikan banyak waktu untuk

    melakukan perbaikan dan dapat menguntungkan perusahaan itu sendiri.

  • 52

    3.4.3 Tujuan dan manfaat penelitian

    Dari pengidentifikasian masalah di atas, penulis bertujuan untuk dapat

    menganalisis suatu kerusakan yang terjadi pada input shaft dan menambah

    ilmu pengetahuan tentang final drive

    Manfaat dari penelitian tersebut adalah, agar dapat membanntu perusahaan-

    perusahaan untuk memberikan solusi yang tepat dan terbaik. Untuk mencegah

    terjadinya kerusakan pada final drive dan membantu mengurangi estimesi

    waktu, karena kerusakan dapat meminimalisir sebelum terjadi khususnya pada

    final drive.

    3.4.4 Studi literatur

    3.4.4.1 Shop manual

    Shop manual adalah sebagai sumber pedoman untuk

    menganalisis suatu masalah. Untuk mengetahui komponen final drive,

    komponen final drive serta cara assembly dan dissasembly yang benar.

    Maka shop manual sangat di perlukan sekali untuk membantu dalam

    penyelesaian suatu analisa.

    3.4.4.2 Internet

    Internet juga sangat di perlukan untuk menambahkan referensi

    dan hal-hal lain yang bisa menjadi bahan pertimbangan dalam menganalisis

    suatu kerusakan.

    3.4.5 Pengumpulan data

    3.4.5.1 Data pengamatan

    Pada saat menulis melakukan On The Job Training di PT. Komatsu

    Remanufacturing Asia Balikpapan, penulis mendapatkan suatu masalah pada

    final drive yang mengalami input shaft broken dari sinilah penulis tertarik

  • 53

    untuk menganalisis suatu kerusakan yang terjadi pada final drive ini. Tetapi

    untuk menganalisis suatu masalah kita harus mempunyai data lapangan.

    Selanjutnya si penulis mencari data lapangan yang berupa pengumpulan data-

    data hasil interview dengan mekanik, sedangkan pengumpulandata secara

    manual adalah dengan mengambil dari ETR (Emergency Trouble Report),

    part book, shop manual ,serta buku-buku referensi lainnya yang di anggap

    penting.

    3.4.5.2 Photo trouble

    Setelah di lakukan pengamatan, selanjutnya masalah-masalah yang

    ada di foto untuk data yang falit dan kemudian di teliti lagi.

    3.4.6 Pengolahan data

    Berdasarkan data-data yang telaah di dapat, kemudian data-data

    tersebut diolah, untuk menentukan langkah awal dalam menganalisis suatu

    permasalahan. Kemudian data-data tersebut di olah untuk bisa menentukan

    suatu permasalahan yang terjadi.

    3.4.7 Analisis data

    Setelah melakukan pengolahan, data-data tersebut di analisis untuk

    menentukan kerusakan yang terjadi sesuai dengan fakta yang terjadi di

    lapangan. Dengan bantuan data-data yang telah penulis kumpulkan selama On

    The Job Training selama 5 bulan di PT Komatsu Remanufacturing Asia,

    Balikpapan.

    3.48 Kesimpulan dan saran Berdasarkan temuan-temuan yang ada di lapangan, penulis dapat

    menyimpulkan suatu penyebab kerusakan yang terjadi pada final drive

    tersebut. Kemudian setelah selesai menyimpulkan suatu si penulis membuat

  • 54

    saran agar keusakan dapat di minimalisir dan tidak menghemat biaya

    service.