bab 4 kel. 3 bismillah sampah
DESCRIPTION
hjTRANSCRIPT
BAB IVPERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH
4.1 KUALITAS dan KUANTITASSampah, baik kuantitas maupun kualitasnya sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor penting yang mempengaruhi sampah antara lain:1. Jumlah penduduk. Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak penduduk, semakin banyak pula sampahnya. Pengelolaan sampah inipun berpacu dengan laju pertambahan penduduk. 2. Keadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak pula jumlah per kapita sampah yang dibuang tiap harinya. Kualitas sampahnyapun semakin banyak yang bersifat non organik atau tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta keasadaran masyarakat akan persoalan persampahan. Peningkatana kesejahteraan inipun akan meningkatkan kegiatan konstruksi dan pemabaharuan terhadap bangunan-bangunan, transportasipun bertambah dengan konsekuensi bertambahnya volume dan jenis sampah.3. Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk manufaktur yang semakin beragam dapat mempengaruhi jumlah dan jenis sampahnya.4.1.1 PROYEKSI PENDUDUK Perencanaan Pengelolaan Persampahan Kecamatan Ngampilan dilakukan dengan selang waktu 7 tahun, dimulai dari tahun 2004 sampai 2010. Proyeksi penduduk yang akan direncanakan sebenarnya hingga tahun 2013, namun karena adanya penurunan penduduk yang signifikan maka hanya di gunakan data proyeksi penduduk dari tahun 2004 sampai 2010. Perkiraan perkembangan jumlah penduduk diproyeksikan untuk masa 10 tahun yang akan datang . Proyeksi perkembangan penduduk menggunakan rumus yang sesuai dengan pola kecenderungannya, yaitu dengan cara dilakukan pengujian terhadap data jumlah penduduk terdahulu menggunakan standar deviasi atau koefisien korelasi. Laju pertumbuhan diperoleh berdasarkan data perkembangan jumlah penduduk 10 tahun kebelakang (2004-2010).Terdapat 3 (tiga) metode yang digunakan dalam proyeksi penduduk dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 18/ PRT/ M/ 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, yaitu metode Aritmatik, Geometrik dan Least Square. Metode yang menghasilkan nilai standar deviasi terkecil (mendekati nol) pada Backward Projection selanjutnya akan digunakan sebagai metode proyeksi penduduk pada Forward Projection. Berikut adalah tabel 4.1 data jumlah penduduk Kecamatan Ngampilan tahun 2004 hingga 2010.Tahun Jumlah pendudukPertumbuhan Penduduk
JiwaPersen
200423425--
2005235581330.56%
200623634760.32%
2007238201860.78%
2008240622421.01%
2009244123501.43%
2010246182060.84%
Jumlah11934.94%
Rerata198.81.41%
Tabel 4.1 Data Jumlah Penduduk Kecamatan Ngampilan tahun 2004-2010Rata-rata pertumbuhan penduduk dari tahun 2009 sampai 2013
Keterangan; P10 : jumlah penduduk pada tahun 2010P04 : jumlah penduduk pada tahun 2004
Persentase pertambahan penduduk rata-rata per tahun :
a. Proyeksi Hitung Mundur (Backward Projection)1) Metode Aritmatika) ProyeksiTabel 4.2 Proyeksi Aritmatik (Backward Projection)Tahun Jumlah PendudukProyeksi Aritmatika
20042342523424
20052355823623
20062363423822
20072382024021
20082406224220
20092441224419
20102461824618
Contoh perhitungan proyeksi penduduk
b) Standar DeviasiTabel 4.3 Standar Deviasi Metode AritmatikTahunJumlah pendudukTahun ke (x)Proyeksi Aritmatik (Yi)Yi-Ymean(Yi-Ymean)^2
200423425123424-509258790
200523558223623-31095923
200623634323822-11112258
200723820424021887794
20082406252422028782533
200924412624419486236474
201024618724618685469617
Jumlah167529281163389
Y mean23932.71429
SD407.67
Contoh perhitungan
2) Metode Geometrika) ProyeksiTabel 4.4 Proyeksi Geometrik (Backward Projection)TahunJumlah pendudukProyeksi Geometrik
20042342524648
20052355824677
20062363424707
20072382024736
20082406224766
20092441224796
20102461824826
Contoh Perhitungan :
b) Standar DeviasiTabel 4.5 Standar Deviasi Metode GeometrikTahunJumlah pendudukTahun ke (x)Proyeksi geometrik (Yi)Yi-Ymean(Yi-Ymean)^2
200423425124648715511634
200523558224677744553961
200623634324707774599518
200723820424736803645268
200824062524766833694365
200924412624796863745262
201024618724826893797959
jumlah167529284547968
Y mean23932.71429
SD806.05
Contoh perhitungan
3) Metode Least Squarea) Proyeksi
Tabel 4.6 Proyeksi Least Square (Backward Projection)Tahun Jumlah penduduk (y)tahun ke(x)x.yx^2p
200423425123425123116
200523558247116423320
200623634370902923525
2007238204952801623729
20082406251203102523933
20092441261464723624137
20102461871723264924341
Jumlah16752928675831140166100
Contoh perhitungan#Persamaan jumlah penduduk
Maka persamaan yang didapat adalah Y=a+bx maka Y= 23116,3 204,1X#Proyeksi penduduk tahun 2009 :P04 =23116,3 204,1 (1) = 23116 jiwa
b) Standar DeviasiTabel 4.7 Standar Deviasi Metode Least SquareTahunJumlah pendudukTahun ke (x)Proyeksi last square (Yi)Yi-Ymean(Yi-Ymean)^2
200423425123116-816.71667022.2
200523558223320-612.71375418.8
200623634323525-407.71166230.9
200723820423729-203.7141499.5
2008240625239330.290.1
200924412624137204.2941732.7
201024618724341408.29166697.2
jumlah167529281458601.4
Y mean23932.71429
SD456.48
Contoh perhitungan
3) Perbandingan Hasil Proyeksi MundurTabel 4.8 Tabel Perbandingan Hasil Perhitungan MundurTahun Jumlah pendudukHasil perhitungan Mundur
AritmatikaGeometrikLast square
200423425234242464823116
200523558236232467723320
200623634238222470723525
200723820240212473623729
200824062242202476623933
200924412244192479624137
201024618246182482624341
jumlah168147173156166101
SD407.67806.05456.48
Hasil perhitungan mundur proyeksi penduduk untuk kecamatan Ngampilan dengan metode Aritmatika menunjukkan nilai standar deviasi terkecil, dengan demikian metode Aritmatika digunakan untuk memproyeksikan penduduk 10 tahun mendatang.
b. Proyeksi Hitung Maju(Forward Projection)Tabel 4.9 Tabel Proyeksi Hitung Maju dengan Metode AritmatikaxTahunJumlah Penduduk
Pn = Po+ka(Ta-To)
0200423425
1200523558
2200623634
3200723820
4200824062
5200924412
6201024618
7201124817
8201225016
9201325215
10201425414
11201525613
12201625812
13201726011
14201826210
15201926409
16202026608
17202126807
18202227006
19202327205
20202427404
21202527603
Contoh Perhitungan :
4.1.2 TIMBULAN SAMPAH Berdasarkan proyeksi penduduk dengan metode Aritmatik, didapatkan jumlah penduduk Kecamatan Ngampilan hingga tahun rencana (2025). Diketahui jumlah penduduk pada tahun 2025 yaitu 27603 jiwa. Perencanaan pengelolaan sampah di Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta ini akan direncanakan dengan skala periode 15 tahun. Timbulan sampah di daerah ini berasal dari berbagai tempat yaitu pemukiman warga yang terdiri dari rumah permanen sebesar 20% - semi permanen sebesar 40% - dan nonpermanen sebesar 40%, perkantoran sebanyak 18 unit, pertokoan/ruko sebanyak 25 unit, sekolah sebanyak 8 unit, jalan sepanjang 75 kilometer, dan pasar sebanyak 4 unit. Berikut contoh perhitungan timbulan sampah yang berasal dari berbagai tempat tersebut, untuk Perhitungan timbulan sampah rumah permanen :Diketahui : penduduk tahun 2025 = 27603 jiwaAsumsi 1 Keluarga = 4 orang Perhitungan jumlah unit := x Presentase = x 20% = 1380 unit
Mencari Penduduk Terlayani : =Jumlah Unit x Penduduk (orang/unit) =1380 unit x 4 orang = 5521 orang Mencari Timbulan sampah volume (m3/hari)= = = 13.81 m3/hari Mencari timbulan sampah (kg/hari)= == 2208.24 kg/hari
Tugas Perencanaan Pengelolaan SampahJurusan Teknik LingkunganFakultas Teknik Sipil dan PerencanaanUniversitas Islam Indonesia
Aditya Yudha Anggara (12513128)Rosida Chasna (12513130)Wahyuningtyas P. Sari (12513156)Sehingga, didapatkan data timbulan sampah Kecamatan Ngampilan pada tahun 2025 adalah sebagai berikut : Timbulan Sampah di Kecamatan Ngampilan
Timbulan Sampah Berdasarkan Blok : Timbulan Sampah di Desa Notoprajan
Timbulan Sampah di Desa Ngampilan
4.1.3 KOMPOSISI SAMPAHPerencanaan pengelolaan sampah di Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta ini akan direncanakan dengan skala periode 15 tahun. Timbulan sampah di Kecamatan Ngampilan ini terdiri dari material organik sebesar 71.8%, kertas 12.5%, plastik 7,5%, logam 1%, kaca 0.9%, karet 0,7%, kain 1.8%, dan limbah B3 sebesar 3,8%.
Komposisi sampah Kecamatan Ngampilan :
Komposisi Sampah Berdasarkan Blok :
Komposisi Sampah di Desa Notoprajan
Komposisi Sampah di Desa Ngampilan
4.2 Tingkat dan Daerah Pelayanan4.2.1 Pembagian Blok PelayananPerencanaan Pelayanan Pengelolaan Persampahan Kecamatan Ngampilan pada tahun 2011 adalah 60% dari total jumlah penduduk. Target pelayanan ini mengalami peningkatan sebesar 5% per 5 tahun sehingga pada tahun rencana (2025), ditargetkan persentase pelayanan telah mencapai 70%. Jumlah penduduk terlayani pada tahun rencana adalah 19.322 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut, dilakukan pembagian blok untuk mempermudah dalam perencanaan pengelolaan persampahan. Direncanakan, Kecamatan Ngampilan, dibagi atas 2 blok, diasumsikan setiap KK terdiri dari 4 jiwa. Diketahui bahwa jumlah timbulan sampah pada Kecamatan Ngampilan adalah 17170,77 Kg/hari.Tabel 4.17. Pembagian Blok dan Perhitungan Timbulan Sampah Tahun 2025NoDesa Luas Wilayah Rasio Luas Wil. Thd Kec.Jumlah Pendudukjumlah KKtimbulan sampah perdesatingkat pelayananpenduduk terlayani
Km2jiwajiwam3/harikg/hari%
1Notoprajan0,350,43812076301930,787538,5470%5277
2Ngampilan0,450,56315527388239,509632,3970%6743
TOTAL0,81,00027603690170,2817170,77~12020
*Asumsi 1 KK = 4 orang
4.3. Pengelolaan Sampah di Sumber4.3.1. Perencanaan PewadahanMelihat kondisi Kecamatan Ngampilan yang sebagian besar pemukimannya padat dan tidak teratur, maka dipilih pewadahan dengan menggunakan pola individual tidak langsung untuk mempermudahkan pengumpulan dan pengangkutan. Pada penampungan atau pewadahan dengan pola ini, tersedia satu wadah di tiap-tiap rumah (Individual).4.3.1.1 Pewadahan Sampah di SumberFrekuensi pelayanan pengumpulan sampah di Kecamatan Ngampilan direncanakan, pengangkutan akan dilakukan setiap hari sekali. Pemilihan frekuensi pelayanan ini didasarkan atas pertimbangan bahwa waktu penampungan sampah organik adalah tidak boleh lebih dari 3 hari. Direncanakan pewadahan sampah di sumber menggunakan tong/bin dengan volume 25 liter, dengan demikian jumlah wadah di sumber (per KK) yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :Tabel 4.18. Wadah Sampah di SumberPOLA INDIVIDUAL TIDAK LANGSUNG
Blok Komponen UnitJumlah Penduduk Volume Sampah (Liter)Komposisi Sampah Jumlah Tong Sampah Per Unit (V = 25 L)Jumlah Tong Sampah Per Unit (V = 25 L)Jumlah Tong Sampah Per Blok (V = 25 L)
Organik (14,36%)Anorganik (100%)B3 (3,8%)
NgampilanRumah Permanen 7764101,44100,380,0613910
R. Semi Permanen 1553481,1580,300,051
R. Non Permanen 1553481,1580,300,051
Kantor 1050253,59250,950,141
Toko/Ruko 145152,15150,570,091
Sekolah 5200202,87200,760,111
NotoprajanRumah Permanen 6044101,44100,380,0613041
R. Semi Permanen 1208481,1580,300,051
R. Non Permanen 1208481,1580,300,051
Kantor 850253,59250,950,141
Toko/Ruko 115152,15150,570,091
Sekolah 4200202,87200,760,111
JUMLAH TONG SAMPAH INDIVIDUAL UNTUK 1 KECAMATAN 6952
Tugas Perencanaan Pengelolaan SampahJurusan Teknik LingkunganFakultas Teknik Sipil dan PerencanaanUniversitas Islam Indonesia
Aditya Yudha Anggara (12513128)Rosida Chasna (12513130)Wahyuningtyas P. Sari (12513156)
Contoh Perhitungan : Untuk Rumah Permanen Frekuensi Pelayanan = 1 hari Jumlah wadah = = = 0,06 unit 1 unit per KK
4.3.2. Rencana Reduksi Sampah di Sumber Reduce atau reduksi sampah merupakan upaya mengurangi timbulan sampah di lingkungan sumber dan bahkan dapat dilakukan sejak sebelum sampah dihasilkan. Direncanakan kegiatan reduksi sampah di sumber dilakukan dengan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya dan melakukan pengomposan untuk sampah organik dengan metode drum komposter. Sedangkan untuk jenis sampah anorganik langsung dibawa ke TPS 3R. Berikut adalah persentase kegiatan reduksi sampah di sumber : Tabel 4.19 Persentase reduksi sampah di sumberSUMBER
No.MaterialProsentase Sampah (%)Prosentase Pemilahan (%)Prosentase Residu (%)
1Organik71,80%80%20%
2Kertas12,50%-12,50%
3Plastik7,50%-7,50%
4Logam1,00%-1,00%
5Kaca/Gelas0,90%-0,90%
6Karet0,70%-0,70%
7Kain1,80%-1,80%
8B33,80%--
Masuk TPS 3R44,40%
4.4 Perencanaan Pengumpulan/PengangkutanDalam perencanaan ini, direncanakan pengangkutan di sumber menggunakan gerobak motor yang berkapasitas 1,5 m3, petugas kebersihan dengan gerobak motor akan mengambil sampah dari rumah ke rumah dan diangkut menuju ke TPS kemudian ke TPS 3R. Kecamatan Ngampilan direncanakan memiliki TPS masing-masing untuk setiap desa. Untuk kecamatan Ngampilan terdapat 2 desa sehingga 2 TPS yang akan direncanakan.
4.4.1 Pola Pengumpulan (Individual Tidak Langsung)Pola pengumpulan sampah dari wadah komunal dilakukan dengan pola individual tidak langsung. Pada pola individual tidak langsung, masyarakat bersifat pasif, petugas mengambil sampah tersebut dari masing-masing rumah kemudian melakukan pewadahan secara komunal kemudian diangkut menggunakan dump truck sampai ke TPS 3R.
4.4.2.1 Perhitungan Kebutuhan Alat Pengumpul Motor sampah memiliki kapasitas pengangkutan sebesar 1,5 m3/ritasi. Perhitungan jumlah alat pengumpul didasarkan atas timbulan sampah. Hal ini dilakukan karena pengumpulan sampah dilakukan dengan frekuensi setiap hari atau dengan frekuensi waktu pengumpulan yang lebih sering. Dengan menggunakan faktor pemadatan 1,2 (Pergub DIY No.21 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penanganan Sampah) maka didapatkan volume sampah yang dapat diangkut motor sampah setiap harinya adalah :
Kapasitas alat= Kap.motor sampah (m3/rit) x faktor pemadatan= 1,5 m3/rit x 1,2= 1,8 m3/rit
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa satu unit alat pengumpul (motor sampah) mampu melayani 1,8 m3/rit, jika diketahui 1 kecamatan terdiri atas 2 blok atau 2 titik pengumpulan (berdasarkan perhitungan pewadahan tiap blok) memiliki volume timbulan sampah untuk kelurahan Ngampilan sebesar 39,50 m3/hari dan kelurahan Notoprajan sebesar 30,78 m3/hari atau 1 kecamatan Ngampilan memiliki timbulan sampah sebesar 70,28 m3/hari, maka diperlukan 39 kali ritasi untuk melayani pengumpulan 1 kecamatan.
4.4.3. Perhitungan Waktu Ritasi Berikut ini merupakan waktu ritasi motor sampahContoh perhitungan kelurahan Ngampilan TPS 1-TPS 3RAsumsi waktu pemindahan 10 menit bagi perjalanan antar TPS sedangkan waktu pemindahan ke TPS 3R adalah 30 menit
Lama perjalanan = jarak / kecepatan pengangkut= 0,289 km / 40 km/jam (asumsi)= 0,00722 jam atau 0,00012 menit
Tabel 4.17 pengangkutan daerah Kecamatan NgampilanKECAMATAN NGAMPILAN
Rute Pengangkutan TPS 3RJarakJarakKecepatan PengangkutLama PerjalananLama PerjalananWaktu Pemindahan
MKmKm / JamJamMenitMenit
*1*2*3 = *2 / 1000*4*5 = *3 / *4*6 = *5 x 60*7
TPS 1 - TPS 3R2890,289400,00720,43430
TPS 3R - TPS 22040,204400,00510,30610
TPS 2 - TPS 3R2040,204400,00510,30630
Total (Menit)0,6970,0171,04670
Keseluruhan (Menit)71,046
Keseluruhan (Jam)1,184
Grafik 4.4 Skema Pengumpulan
TPA
4.4.4. Jumlah alat pengangkutBerdasarkan perhitungan diatas, diketahui bahwa : Jumlah total ritasi untuk 1 alat pengumpul (motor sampah) adalah 39 kali ritasi, maka dibutuhkan 8 unit motor sampah. (masing-masing unit memerlukan 5 kali waktu ritasi). Jumlah total ritasi untuk 1 alat pengumpul (mobil pick up) adalah 15 kali ritasi, maka dibutuhkan 3 unit mobil pick up. (masing-masing unit memerlukan 5 kali waktu ritasi).Maka jumlah alat pengumpul yang digunakan adalah 8 unit motor sampah dan 3 unit mobil pick up.
4.5.Penyapuan Jalan Tabel 4.18. Penyapuan jalanNoSumber SampahPanjang jalanVolume Berat Volume TotalBerat Total
(km)(L/m/hari)(gr/m/hari)(l/hari)(gr/hari)
1Jalan750,1510011,257500
Penyapuan
KelurahanLuas (Km2)RatioJarak Penyapuan Total (m)Jarak Penyapuan (m)Asumsi Jarak Penyapuan (m)Waktu Kerja (Jam)Jumlah Petugas (orang)
Notoprajan0,350,447500032813500047
Ngampilan0,450,567500042188500048
Jumlah0,8
4.6.Pengelolaan Skala Kawasan Tempat pengolahan sampah 3R dengan metode Material Recovery Facility (MRF) didefenisikan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pemisahan dan pengolahan sampah secara terpusat. Kegiatan pokok di MRF ini adalah:a. Melakukan pemilahan sampah dengan disesuaikannya jenis dan karakteristik masing-masing sampah.b. Selanjutnya dilakukan pewadahan dan penyimpanan dengan menyesuaikan tujuan pemilahan sampah.c. Pengolahan lebih lanjut sampah yang telah dipilah (kompos)d. Menindaklanjuti sampah terpilah (jual,kompos,untuk residu buang ke TPA)
Ada dua tipe MRF, yaitu ;a. Tipe bersih (clean MRF) : sampah yang masuk ke TPS3R sudah tepilah sesuai dengan karakteristik sampah masing-masing,pemilahan dilakukan disumber.b. Tipe kotor ( Dirty MRF) : sampah yang masuk ke TPS3R masih dalam keadaan tercampur,baik organic maupun anorganik.Perencanaan kegiatan di MRF menggunakan penyortiran otomatis dan manual untuk memisahkan campuran sampah kedalam kelompok material khusus seperti kaca,plastic,logam,karet,organic (kompos),residu,dll.
4.6.1.Rancangan TPS3RPada perencanaan ini, fasilitas MRF yang digunakan adalah MRF tipe bersih, dimana 1 TPS3R melayani 2 Desa dan dalam perencanaan ini perhitungan TPS3R disamakan untuk semua Sampah yang masuk ke TPS3R sudah dalam keadaan terpisah, antara yang organic, anorganik, dan B3.MRF sebagai tempat daur ulang sampah, memerlukan fasilitas berdasarkan komponen sampah yang masuk dan yang akan dikelola,s ecara umum dibedakan atas :a. Fasilitas pre-processing,merupakan tahap awal pemisahan sampah,mengetahui jenis sampah yang masuk,meliputi proses-proses sebagai berikut : Penimbangan,mengetahui jumlah sampah yang masuk Penerimaan dan penyimpanan,menentukan area untuk mengantisipasi jika sampah yang terolah tidak secepat sampah yang datang kelokasib. Fasilitas pemilahan,bisa secara manual maupun mekanis,secara manual akan membutuhkan area dan tenaga kerja untuk melakukan pemilahan dengan cepat,sedangkan secara mekanis akan mempermudah proses pemilahan dan menghemat waktu. Peralatan mekanis yang digunakan antara lain : Alat untuk memisahkan berdasarkan ukuran : reciprocating screen, frommel screen, disc screen. Alat untuk memisahkan berdasarkan berat jenis : air classifier, pemisahan inerasi, dan flotation.c. Fasilitas pengolahan sampah secara fisik,setelah dipilah sampah akan ditangani menurut jenis dan ukuran material tersebut. d. Fasilitas pengolahan yang lain seperti composting ataupun RDF
Rencana desain TPS3R untuk sampah non organic dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu : tempat kompaksi dan pencacahan,tempat pemilahan dan gudang.
a. Tempat Pemrosesan Awal (Penyortiran)
Adalah tempat penyortiran sampah,secara manual dan mekanik. Secara teknis sampah datang dan diletakkan ditempat penampungan awal untuk menampung sementara sampah, jika sewaktu-waktu ada masalah atau tidak dilakukannya pemrosesan sampah langsung maka sampah tetap terpantau dengan baik, karena tempat penampungan sampah dilengkapi dengan penutup/atap.
Tabel 4.19. Perhitungan Tempat Pemilahan AnorganikPerhitungan Tempat Pemilahan Anorganik
dengan ketentuan 1 m3 sampah --> t = 0,3 m l= 2m dan p = 1,7 m1m3 2 pekerja 30 menit
BlokVolume Total Anorganik (m3)Tinggi (m)Lebar (m)Panjang (m2)Luas Tempat Sorting (m2)Luas Jarak Antara (m2) Luas Area (m2)Jumlah PekerjaWaktu Kerja
MenitJam
*1*2*3*4*5 = *2/(*3*4)*6 = *4 *5*7*8 = *6 + *7*9*10 = *2 *(30)*11 = *10 /60
TPS 3R114,760,3224,59849,196352,1962442,7647,3794
Tabel 4.20. Perhitungan Area Sorting OrganikPerhitungan Area Sorting Organik
BlokVolume Total Organik (m3)Kedalaman Timbulan Padabak Sorting (m)Luas Bak Sorting (m2)dimensi (m)Luas Jarak Antara pekerja (m2)Luas Total (m2)Jumlah PekerjaWaktu Kerja
MenitJam
*1*2*3*4 = *2 / *3*5*6*7 = *4 + *6*8*9 = *2 * (30)*10 = *9 /60
TPS 3R140,3690,5819 x 9109121211,120,18
Perhitungan Luas Lahan Sorting ( Pemilahan Awal ) Volume sampah input = 40,369 m3/hari Sorting dilakukan dengan garpu penggaruk manual,kedalaman timbulan bak sorting = 0,5 m Luas bak sorting = = 81 m2Maka,panjang = 9 m, dan lebar = 9 m Luas total = Luas bak sorting + luas jarak antara = 81 m2 + 10 m2 = 91 m2 1m3 2 pekerja 30 menitMaka waktu kerja= Volume Total Organik (m3) x 30 menit= 40,369 x 30 menit = 1211,1 menit Maka waktu kerja= waktu kerja (Menit) / 60 menit= 1211,1 menit / 60 menit= 20,18 jam
Selanjutnya setelah dilakukannya pemilahan,untuk sampah terpilah dilanjutkan pengelolahannya.
Perhitungan Luas Lahan PencacahanSelanjutnya dilakukan pemilahan sampah sesuai dengan karakteristiknya,selanjutnya sampah akan diproses/ditangani menurut jenis dan ukuran material tersebut. Untuk sampah organik dipilah lagi untuk kompos dan residu. Sampah kompos selanjutnya dilakukan pencacahan.
Pencacahan
BlokVolume Total Organik (m3)Jumlah yang DicacahVolume Bahan Yang Dicacah (m3/hari)Kapasitas Alat Pencacah (m3/jam)Waktu Pengoperasian (jam) Kebutuhan Luas Penampung Luas Penampung (m2)Luas Jarak Antara (m2)Total Luas (m2)
Tinggi (m)Panjang (m)Lebar (m)
*1*2*3*4 = *2 /*3*5*6 = *4 / *5*7 = (*4 / 11,2 ) 1*8 = (*4 / 11,2 ) 1*9 = *4 / (11,2 x 1,5)*10 = *8 *9*11*12 = *10 + *5 + *11
TPS 3R140,36980%32,30216,152,92,94,312,47317,47
Volume sampah yang dicacah = ( 40,369 m3/hari) = 40,369 m3/hari ( 80 % yang akan dilayani ) Kapasitas alat pencacah mekanis = 2 m3/jam Kebutuhan luas penampung hasil cacahanTinggi = 1m ; panjang = 1m ; lebar = 1,5m Luas Total = Luas penampung + kapasitas alat + luas jarak antara = 12,47 m2 + 2 m2 + 3 m2 = 17,47 m2
SORTING SAMPAH
GUDANG
BAK PENAMPUNG
KOMPAKSI DAN PENCACAHAN
Gambar Desain Fasilitas Daur Ulang
Perhitungan Luas Area PematanganTabel 4.22. Luas Areal PematanganLuas Areal Pematangan
BlokVolume Hasil Pencacahan (m3/hari)Waktu Pengomposan (hari)Volume Kompos / bulanDimensi Bak KompostingLuas Jarak AntaraLuas Area (m2)
Panjang (m)Lebar (m)Tinggi (m)
*1*2*3*4 = *2/*3*5 = *4/(*6*7)*6*7*8*9 = (*5*6) + *8
132,3030968,9538,31,51,23751182,4
Total Luas TPS 3R
Blok1
Pos Jaga (m2)4
Kantor Pengelola (m2)9
Toilet (m2)3
Ruang Pemilahan Anorganik (m2)52,20
Ruang Sortir Organik (m2)91
Ruang Pencacahan (m2)17,47
Areal Pematangan (m2)1182,4
Gudang B3 (m2)7
Area Parkir (m2)117
Ramp Sampah Masuk (m2)50
Ramp Sampah Keluar (m2)8,5
Drainase (m2)48
Area Hijau (m2)192
Jumlah1781,28
BAK SORTINGRUMAH JAGAPENCACAHGUDANGAREAL PEMATANGAN
Gambar Desain TPS 3R
4.7. Pengelolaan Akhir4.7.1. Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik. TPA yang dulu merupakan tempat pembuangan akhir, berdasarkan UU no 18 Tahun 2008 menjadi tempat pemrosesan akhir didefinisikan sebagai pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. Berasarkan Litbang PU, 2009 terdapat 4 (empat) aktivitas utama penanganan sampah di lokasi TPA, yaitu : pemilahan sampah, daur-ulang sampah non-hayati (an-organik), pengomposan sampah hayati (organik), pengurugan/penimbunan sampah residu dari proses di atas di lokasi pengurugan atau penimbunan (landfill).Berdasarkan neraca massa sampah, diketahui bahwa jumlah timbulan sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), yang mana merupakan residu dari pemrosesan di TPS3R adalah sebagai berikut :
Tabel 5.8. Timbulan Sampah Masuk TPA Tahun 2025No.MaterialProsentase Berdasarkan BeratBerat JenisTimbulan
BeratVolume
%Kg/m3Kg/harim3/hari
1Organik71.85%120.36718.9655.85
2Kertas12.45%89.711334.0314.87
3Plastik7.60%65.68592.259.02
4Logam0.90%160.1917.530.11
5Kaca/Gelas0.90%195.4347.340.24
6Karet0.54%129.7597.840.75
7Kain1.94%65.68362.835.52
Total1.00826.749170.7986.37
Pada perencanaan ini, proses pemilahan, dan pemrosesan sampah anorganik, serta pengomposan dilakukan di TPS3R. Sementara itu di TPA dilakukan pemrosesan residu sampah organic dengan menggunakan Anaerobic Digester, serta landfilling.Landfill merupakan suatu kegiatan penimbunan sampah padat pada tanah. Jika tanah memiliki muka air yang cukup dalam, tanah bisa digali, dan sampah bisa ditimbun didalamnya. Metode ini kemudian dikembangkan menjadi sanitary landfill yaitu penimbunan sampah dengan cara yang sehat dan tidak mencemari lingkungan. Sanitary landfill didefinisikan sebagai sistem penimbunan sampah secara sehat dimana sampah dibuang di tempat yang rendah atau parit yang digali untuk menampung sampah, lalu sampah ditimbun dengan tanah yang dilakukan lapis demi lapis sedemikian rupa sehingga sampah tidak berada di alam.Dalam pembuatan TPA, syarat-syarat teknis yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :a. Bentuk area adalah segi empatb. Pengupasan maksimum 5 m ke bawah.c. Bentuk pengupasan ke bawah adakah piramida terpacung dengan kemiringan 1 : 1.d. Penimbunan sampai ke atas adalah maksimum 20 me. Bentu piramida keatas adalah terpacung senga kalimat
A. Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan dan Kapasitas TPA
1. Perhitungan Kebutuhan Lahan TPA per TahunDitinjau dan daya tampung lokasi yang digunakan untuk TPA sebaiknya dapat menampung pembuangan sampah minimum selama 5 tahun operasi. Perhitungan awal kebutuhan lahan TPA per tahun adalah sebagai berikut
Dimana:L = luas lahan yang d setiap tahun (m2)V = Volume sarnpah yang telah dipadatkan (m3/hari)V = A / E, dimanaA = volume sampah yang akan dibuang (kg/hari)E = tingkat pemadatan (kg/m3) rata-rata 600 kg/m3T = Ketinggian timbunan yang direncanakan (m) 15 % rasio tanah penutup
Diketahui volume sampah yang akan di timbun di TPA sebesar 6346,32 kg/hari,sehingga luas landfill adalah :V= = 10,58 m3/hari
Luas lahan TPA awal :=L = = 155,507 m2
2. Kebutuhan Luas Lahan TanahKebutuhan luas lahan dapat dihitung dengan persamaan berikut :H= L x I x JDimana:H= Luas total lahan (m2)L = Luas lahan setahunI = umur lahan (tahun)J = ratio luas lahan total dengan luas lahan efektif 1,2Maka,H= 255,507 m2 x 15 tahun x 1,2H= 4599,126 m2 = 4,5 Ha
B. Tanah PenutupPada perencanaan ini digunakan Controlled landfill dimana penutupan dilakukan setiap hari. Data perencanaan yang akan diunakan adalah sebagai berikut :Data Perencanaan1. Volume sampah yang dihasilkan = 10,58 m3/hari2. Sampah yang diangkut setiap hari maka, total volume sampah :Volume sampah= 10,58 m3/hari x 1 hari= 10,58 m33. Direncanakan sampah ditempatkan pada suatu lift sebesar 2 m, dengan lebar cell 4 m, kemiringan tanah 3% kearah saluran lindi.4. Lapisan dasar kedap air yaitu dengan melapisi dasar TPA dengan tanah lempung yang dipadatkan (30 cm x 2m)Perhitungan1. Panjang sel = 10,58 m3/hari / (1 m x 2 m)= 5,29 m
2. Luas permukaan sela. Bagian Atas (AT)= 5,29 m x 2 m= 10,59 m2b. Bagian Tepi (AS)= 5,29 m x (22+(2x2)2)0.5 m = 23,66 m2c. Bagian Depan (AF)= 2 m x (22+(2x2)2)0.5 m= 8,94 m2
3. Volume tanah penutup selama 3 hari dengan tebal tanah penutup adalah 20 cm a. Volume tanah penutup (Vc)= 0,2 m x (AT + AS + AF)= 0,2 m x (10,59 m2 + 23,66 m2 + 8,94 m2 )= 8,638 m3b. Perbandingan volume sampah dengana volume penutup10,58 m3 : 8,638 m3 = 1,22 : 1
C. Perencanaan Instalasi Pengolahan Lindi
1. Perhitungan Perkiraan Jumlah LindiCurah hujan rerata Kecamatan Ngemplak adalah 542,8 mm/jam atau 0,543 m/jam. Perkiraan jumlah lindi dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
Dimana:Cm= Koefisien pembentukan lindi
ln = Intensitas hujan (m/jam)Al= Luas lahan TPA (m2)Maka:0.213
Dengan demikian, debit lindi yang dihasilkan adalah 12.64 m3/hari2. Perhitungan Instalasi Pengolahan Lindi
Dari perhitungan poin 1 diketahui bahwa debit lindi yang dihasilkan adalah 12,64 m3/hari. Pengolahan lindi yang diterapkan adalah dengan kolam/ bak anaerobic dilanjutkan ke bak stabilisasi (fakultatif) kemudian ke maturasi dan terakhir dengan biofilter. Tabel. Petunjuk Teknis Tata Cara Perencanaan TPA (Permen PU)NoKriteriaProses Pengolahan
AnaerobikFakultatifMaturasiBiofilter
1FungsiRemoval BOD yang relatif tinggi ( >1000 mg/L),sedimentasi,stabilisasi influenRemoval BODRemoval mikroorganisme pathogen nutrienMenyaring effluen sebelum dibuang ke badan air
2Kedalaman (m)2,5-51-2.1-1,52
3Removal BOD (%)50-5870-8060-8975
4Waktu Detensi (hari)20-5030-May20-Jul5-Mar
5Organik Loading Rate (kg/Ha hari)224-56056-13517