bab 4 kel. 3 bismillah sampah

46
Tugas Perencanaan Pengelolaan Sampah Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia BAB IV PEE!"A!AA! SISTE# PE!$EL%LAA! SA#PA& '() *UALITAS dan *UA!TITAS Sampah, baik kuantitas maupun kualitasnya sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor penti mempengaruhi sampah antara lain: 1. Jumlah penduduk. Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banya penduduk, semakin banyak pula sampahnya. Pengelolaan sampah inipun berpacu dengan lau pertambahan penduduk. !. "eadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak pula umlah per kapita sampah yang dibuang tiap har "ualitas sampahnyapun semakin banyak yang bersifat non organik atau tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta keasadaran masyarakat akan pe persampahan. Peningkatana keseahteraan inipun akan meningkatkan kegi konstruksi dan pemabaharuanterhadap bangunan#bangunan, transportasipun bertambah dengan konsekuensi bertambahnya $olume dan enis sampah. %. "emauan teknologi. "emauan teknologi akan menambah umlah maupu kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, pengepakan dan produk manufaktur yang semakin beragam dapat mempengaruhi umlah dan enis sampahnya. '()() P%+E*SI PE!,U,U* Perencanaan Pengelolaan Persampahan "ecamatan &gampilan dilakukan dengan selang waktu ' tahun, dimulai dari tahun !(() sampai !(1(. Pro penduduk yang akan direncanakan sebenarnya hingga tahun !(1%, namun karena Aditya Yudha Anggara (12513128) Rosida Chasna (12513130) Wahyuningtyas P. Sari (12513156)

Upload: wahyuningtyas-p-sari

Post on 06-Oct-2015

24 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hj

TRANSCRIPT

BAB IVPERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH

4.1 KUALITAS dan KUANTITASSampah, baik kuantitas maupun kualitasnya sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor penting yang mempengaruhi sampah antara lain:1. Jumlah penduduk. Dapat dipahami dengan mudah bahwa semakin banyak penduduk, semakin banyak pula sampahnya. Pengelolaan sampah inipun berpacu dengan laju pertambahan penduduk. 2. Keadaan sosial ekonomi. Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin banyak pula jumlah per kapita sampah yang dibuang tiap harinya. Kualitas sampahnyapun semakin banyak yang bersifat non organik atau tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang berlaku serta keasadaran masyarakat akan persoalan persampahan. Peningkatana kesejahteraan inipun akan meningkatkan kegiatan konstruksi dan pemabaharuan terhadap bangunan-bangunan, transportasipun bertambah dengan konsekuensi bertambahnya volume dan jenis sampah.3. Kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin beragam, cara pengepakan dan produk manufaktur yang semakin beragam dapat mempengaruhi jumlah dan jenis sampahnya.4.1.1 PROYEKSI PENDUDUK Perencanaan Pengelolaan Persampahan Kecamatan Ngampilan dilakukan dengan selang waktu 7 tahun, dimulai dari tahun 2004 sampai 2010. Proyeksi penduduk yang akan direncanakan sebenarnya hingga tahun 2013, namun karena adanya penurunan penduduk yang signifikan maka hanya di gunakan data proyeksi penduduk dari tahun 2004 sampai 2010. Perkiraan perkembangan jumlah penduduk diproyeksikan untuk masa 10 tahun yang akan datang . Proyeksi perkembangan penduduk menggunakan rumus yang sesuai dengan pola kecenderungannya, yaitu dengan cara dilakukan pengujian terhadap data jumlah penduduk terdahulu menggunakan standar deviasi atau koefisien korelasi. Laju pertumbuhan diperoleh berdasarkan data perkembangan jumlah penduduk 10 tahun kebelakang (2004-2010).Terdapat 3 (tiga) metode yang digunakan dalam proyeksi penduduk dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No: 18/ PRT/ M/ 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, yaitu metode Aritmatik, Geometrik dan Least Square. Metode yang menghasilkan nilai standar deviasi terkecil (mendekati nol) pada Backward Projection selanjutnya akan digunakan sebagai metode proyeksi penduduk pada Forward Projection. Berikut adalah tabel 4.1 data jumlah penduduk Kecamatan Ngampilan tahun 2004 hingga 2010.Tahun Jumlah pendudukPertumbuhan Penduduk

JiwaPersen

200423425--

2005235581330.56%

200623634760.32%

2007238201860.78%

2008240622421.01%

2009244123501.43%

2010246182060.84%

Jumlah11934.94%

Rerata198.81.41%

Tabel 4.1 Data Jumlah Penduduk Kecamatan Ngampilan tahun 2004-2010Rata-rata pertumbuhan penduduk dari tahun 2009 sampai 2013

Keterangan; P10 : jumlah penduduk pada tahun 2010P04 : jumlah penduduk pada tahun 2004

Persentase pertambahan penduduk rata-rata per tahun :

a. Proyeksi Hitung Mundur (Backward Projection)1) Metode Aritmatika) ProyeksiTabel 4.2 Proyeksi Aritmatik (Backward Projection)Tahun Jumlah PendudukProyeksi Aritmatika

20042342523424

20052355823623

20062363423822

20072382024021

20082406224220

20092441224419

20102461824618

Contoh perhitungan proyeksi penduduk

b) Standar DeviasiTabel 4.3 Standar Deviasi Metode AritmatikTahunJumlah pendudukTahun ke (x)Proyeksi Aritmatik (Yi)Yi-Ymean(Yi-Ymean)^2

200423425123424-509258790

200523558223623-31095923

200623634323822-11112258

200723820424021887794

20082406252422028782533

200924412624419486236474

201024618724618685469617

Jumlah167529281163389

Y mean23932.71429

SD407.67

Contoh perhitungan

2) Metode Geometrika) ProyeksiTabel 4.4 Proyeksi Geometrik (Backward Projection)TahunJumlah pendudukProyeksi Geometrik

20042342524648

20052355824677

20062363424707

20072382024736

20082406224766

20092441224796

20102461824826

Contoh Perhitungan :

b) Standar DeviasiTabel 4.5 Standar Deviasi Metode GeometrikTahunJumlah pendudukTahun ke (x)Proyeksi geometrik (Yi)Yi-Ymean(Yi-Ymean)^2

200423425124648715511634

200523558224677744553961

200623634324707774599518

200723820424736803645268

200824062524766833694365

200924412624796863745262

201024618724826893797959

jumlah167529284547968

Y mean23932.71429

SD806.05

Contoh perhitungan

3) Metode Least Squarea) Proyeksi

Tabel 4.6 Proyeksi Least Square (Backward Projection)Tahun Jumlah penduduk (y)tahun ke(x)x.yx^2p

200423425123425123116

200523558247116423320

200623634370902923525

2007238204952801623729

20082406251203102523933

20092441261464723624137

20102461871723264924341

Jumlah16752928675831140166100

Contoh perhitungan#Persamaan jumlah penduduk

Maka persamaan yang didapat adalah Y=a+bx maka Y= 23116,3 204,1X#Proyeksi penduduk tahun 2009 :P04 =23116,3 204,1 (1) = 23116 jiwa

b) Standar DeviasiTabel 4.7 Standar Deviasi Metode Least SquareTahunJumlah pendudukTahun ke (x)Proyeksi last square (Yi)Yi-Ymean(Yi-Ymean)^2

200423425123116-816.71667022.2

200523558223320-612.71375418.8

200623634323525-407.71166230.9

200723820423729-203.7141499.5

2008240625239330.290.1

200924412624137204.2941732.7

201024618724341408.29166697.2

jumlah167529281458601.4

Y mean23932.71429

SD456.48

Contoh perhitungan

3) Perbandingan Hasil Proyeksi MundurTabel 4.8 Tabel Perbandingan Hasil Perhitungan MundurTahun Jumlah pendudukHasil perhitungan Mundur

AritmatikaGeometrikLast square

200423425234242464823116

200523558236232467723320

200623634238222470723525

200723820240212473623729

200824062242202476623933

200924412244192479624137

201024618246182482624341

jumlah168147173156166101

SD407.67806.05456.48

Hasil perhitungan mundur proyeksi penduduk untuk kecamatan Ngampilan dengan metode Aritmatika menunjukkan nilai standar deviasi terkecil, dengan demikian metode Aritmatika digunakan untuk memproyeksikan penduduk 10 tahun mendatang.

b. Proyeksi Hitung Maju(Forward Projection)Tabel 4.9 Tabel Proyeksi Hitung Maju dengan Metode AritmatikaxTahunJumlah Penduduk

Pn = Po+ka(Ta-To)

0200423425

1200523558

2200623634

3200723820

4200824062

5200924412

6201024618

7201124817

8201225016

9201325215

10201425414

11201525613

12201625812

13201726011

14201826210

15201926409

16202026608

17202126807

18202227006

19202327205

20202427404

21202527603

Contoh Perhitungan :

4.1.2 TIMBULAN SAMPAH Berdasarkan proyeksi penduduk dengan metode Aritmatik, didapatkan jumlah penduduk Kecamatan Ngampilan hingga tahun rencana (2025). Diketahui jumlah penduduk pada tahun 2025 yaitu 27603 jiwa. Perencanaan pengelolaan sampah di Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta ini akan direncanakan dengan skala periode 15 tahun. Timbulan sampah di daerah ini berasal dari berbagai tempat yaitu pemukiman warga yang terdiri dari rumah permanen sebesar 20% - semi permanen sebesar 40% - dan nonpermanen sebesar 40%, perkantoran sebanyak 18 unit, pertokoan/ruko sebanyak 25 unit, sekolah sebanyak 8 unit, jalan sepanjang 75 kilometer, dan pasar sebanyak 4 unit. Berikut contoh perhitungan timbulan sampah yang berasal dari berbagai tempat tersebut, untuk Perhitungan timbulan sampah rumah permanen :Diketahui : penduduk tahun 2025 = 27603 jiwaAsumsi 1 Keluarga = 4 orang Perhitungan jumlah unit := x Presentase = x 20% = 1380 unit

Mencari Penduduk Terlayani : =Jumlah Unit x Penduduk (orang/unit) =1380 unit x 4 orang = 5521 orang Mencari Timbulan sampah volume (m3/hari)= = = 13.81 m3/hari Mencari timbulan sampah (kg/hari)= == 2208.24 kg/hari

Tugas Perencanaan Pengelolaan SampahJurusan Teknik LingkunganFakultas Teknik Sipil dan PerencanaanUniversitas Islam Indonesia

Aditya Yudha Anggara (12513128)Rosida Chasna (12513130)Wahyuningtyas P. Sari (12513156)Sehingga, didapatkan data timbulan sampah Kecamatan Ngampilan pada tahun 2025 adalah sebagai berikut : Timbulan Sampah di Kecamatan Ngampilan

Timbulan Sampah Berdasarkan Blok : Timbulan Sampah di Desa Notoprajan

Timbulan Sampah di Desa Ngampilan

4.1.3 KOMPOSISI SAMPAHPerencanaan pengelolaan sampah di Kecamatan Ngampilan Kota Yogyakarta ini akan direncanakan dengan skala periode 15 tahun. Timbulan sampah di Kecamatan Ngampilan ini terdiri dari material organik sebesar 71.8%, kertas 12.5%, plastik 7,5%, logam 1%, kaca 0.9%, karet 0,7%, kain 1.8%, dan limbah B3 sebesar 3,8%.

Komposisi sampah Kecamatan Ngampilan :

Komposisi Sampah Berdasarkan Blok :

Komposisi Sampah di Desa Notoprajan

Komposisi Sampah di Desa Ngampilan

4.2 Tingkat dan Daerah Pelayanan4.2.1 Pembagian Blok PelayananPerencanaan Pelayanan Pengelolaan Persampahan Kecamatan Ngampilan pada tahun 2011 adalah 60% dari total jumlah penduduk. Target pelayanan ini mengalami peningkatan sebesar 5% per 5 tahun sehingga pada tahun rencana (2025), ditargetkan persentase pelayanan telah mencapai 70%. Jumlah penduduk terlayani pada tahun rencana adalah 19.322 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut, dilakukan pembagian blok untuk mempermudah dalam perencanaan pengelolaan persampahan. Direncanakan, Kecamatan Ngampilan, dibagi atas 2 blok, diasumsikan setiap KK terdiri dari 4 jiwa. Diketahui bahwa jumlah timbulan sampah pada Kecamatan Ngampilan adalah 17170,77 Kg/hari.Tabel 4.17. Pembagian Blok dan Perhitungan Timbulan Sampah Tahun 2025NoDesa Luas Wilayah Rasio Luas Wil. Thd Kec.Jumlah Pendudukjumlah KKtimbulan sampah perdesatingkat pelayananpenduduk terlayani

Km2jiwajiwam3/harikg/hari%

1Notoprajan0,350,43812076301930,787538,5470%5277

2Ngampilan0,450,56315527388239,509632,3970%6743

TOTAL0,81,00027603690170,2817170,77~12020

*Asumsi 1 KK = 4 orang

4.3. Pengelolaan Sampah di Sumber4.3.1. Perencanaan PewadahanMelihat kondisi Kecamatan Ngampilan yang sebagian besar pemukimannya padat dan tidak teratur, maka dipilih pewadahan dengan menggunakan pola individual tidak langsung untuk mempermudahkan pengumpulan dan pengangkutan. Pada penampungan atau pewadahan dengan pola ini, tersedia satu wadah di tiap-tiap rumah (Individual).4.3.1.1 Pewadahan Sampah di SumberFrekuensi pelayanan pengumpulan sampah di Kecamatan Ngampilan direncanakan, pengangkutan akan dilakukan setiap hari sekali. Pemilihan frekuensi pelayanan ini didasarkan atas pertimbangan bahwa waktu penampungan sampah organik adalah tidak boleh lebih dari 3 hari. Direncanakan pewadahan sampah di sumber menggunakan tong/bin dengan volume 25 liter, dengan demikian jumlah wadah di sumber (per KK) yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :Tabel 4.18. Wadah Sampah di SumberPOLA INDIVIDUAL TIDAK LANGSUNG

Blok Komponen UnitJumlah Penduduk Volume Sampah (Liter)Komposisi Sampah Jumlah Tong Sampah Per Unit (V = 25 L)Jumlah Tong Sampah Per Unit (V = 25 L)Jumlah Tong Sampah Per Blok (V = 25 L)

Organik (14,36%)Anorganik (100%)B3 (3,8%)

NgampilanRumah Permanen 7764101,44100,380,0613910

R. Semi Permanen 1553481,1580,300,051

R. Non Permanen 1553481,1580,300,051

Kantor 1050253,59250,950,141

Toko/Ruko 145152,15150,570,091

Sekolah 5200202,87200,760,111

NotoprajanRumah Permanen 6044101,44100,380,0613041

R. Semi Permanen 1208481,1580,300,051

R. Non Permanen 1208481,1580,300,051

Kantor 850253,59250,950,141

Toko/Ruko 115152,15150,570,091

Sekolah 4200202,87200,760,111

JUMLAH TONG SAMPAH INDIVIDUAL UNTUK 1 KECAMATAN 6952

Tugas Perencanaan Pengelolaan SampahJurusan Teknik LingkunganFakultas Teknik Sipil dan PerencanaanUniversitas Islam Indonesia

Aditya Yudha Anggara (12513128)Rosida Chasna (12513130)Wahyuningtyas P. Sari (12513156)

Contoh Perhitungan : Untuk Rumah Permanen Frekuensi Pelayanan = 1 hari Jumlah wadah = = = 0,06 unit 1 unit per KK

4.3.2. Rencana Reduksi Sampah di Sumber Reduce atau reduksi sampah merupakan upaya mengurangi timbulan sampah di lingkungan sumber dan bahkan dapat dilakukan sejak sebelum sampah dihasilkan. Direncanakan kegiatan reduksi sampah di sumber dilakukan dengan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya dan melakukan pengomposan untuk sampah organik dengan metode drum komposter. Sedangkan untuk jenis sampah anorganik langsung dibawa ke TPS 3R. Berikut adalah persentase kegiatan reduksi sampah di sumber : Tabel 4.19 Persentase reduksi sampah di sumberSUMBER

No.MaterialProsentase Sampah (%)Prosentase Pemilahan (%)Prosentase Residu (%)

1Organik71,80%80%20%

2Kertas12,50%-12,50%

3Plastik7,50%-7,50%

4Logam1,00%-1,00%

5Kaca/Gelas0,90%-0,90%

6Karet0,70%-0,70%

7Kain1,80%-1,80%

8B33,80%--

Masuk TPS 3R44,40%

4.4 Perencanaan Pengumpulan/PengangkutanDalam perencanaan ini, direncanakan pengangkutan di sumber menggunakan gerobak motor yang berkapasitas 1,5 m3, petugas kebersihan dengan gerobak motor akan mengambil sampah dari rumah ke rumah dan diangkut menuju ke TPS kemudian ke TPS 3R. Kecamatan Ngampilan direncanakan memiliki TPS masing-masing untuk setiap desa. Untuk kecamatan Ngampilan terdapat 2 desa sehingga 2 TPS yang akan direncanakan.

4.4.1 Pola Pengumpulan (Individual Tidak Langsung)Pola pengumpulan sampah dari wadah komunal dilakukan dengan pola individual tidak langsung. Pada pola individual tidak langsung, masyarakat bersifat pasif, petugas mengambil sampah tersebut dari masing-masing rumah kemudian melakukan pewadahan secara komunal kemudian diangkut menggunakan dump truck sampai ke TPS 3R.

4.4.2.1 Perhitungan Kebutuhan Alat Pengumpul Motor sampah memiliki kapasitas pengangkutan sebesar 1,5 m3/ritasi. Perhitungan jumlah alat pengumpul didasarkan atas timbulan sampah. Hal ini dilakukan karena pengumpulan sampah dilakukan dengan frekuensi setiap hari atau dengan frekuensi waktu pengumpulan yang lebih sering. Dengan menggunakan faktor pemadatan 1,2 (Pergub DIY No.21 Tahun 2014 Tentang Pedoman Penanganan Sampah) maka didapatkan volume sampah yang dapat diangkut motor sampah setiap harinya adalah :

Kapasitas alat= Kap.motor sampah (m3/rit) x faktor pemadatan= 1,5 m3/rit x 1,2= 1,8 m3/rit

Dari perhitungan di atas diketahui bahwa satu unit alat pengumpul (motor sampah) mampu melayani 1,8 m3/rit, jika diketahui 1 kecamatan terdiri atas 2 blok atau 2 titik pengumpulan (berdasarkan perhitungan pewadahan tiap blok) memiliki volume timbulan sampah untuk kelurahan Ngampilan sebesar 39,50 m3/hari dan kelurahan Notoprajan sebesar 30,78 m3/hari atau 1 kecamatan Ngampilan memiliki timbulan sampah sebesar 70,28 m3/hari, maka diperlukan 39 kali ritasi untuk melayani pengumpulan 1 kecamatan.

4.4.3. Perhitungan Waktu Ritasi Berikut ini merupakan waktu ritasi motor sampahContoh perhitungan kelurahan Ngampilan TPS 1-TPS 3RAsumsi waktu pemindahan 10 menit bagi perjalanan antar TPS sedangkan waktu pemindahan ke TPS 3R adalah 30 menit

Lama perjalanan = jarak / kecepatan pengangkut= 0,289 km / 40 km/jam (asumsi)= 0,00722 jam atau 0,00012 menit

Tabel 4.17 pengangkutan daerah Kecamatan NgampilanKECAMATAN NGAMPILAN

Rute Pengangkutan TPS 3RJarakJarakKecepatan PengangkutLama PerjalananLama PerjalananWaktu Pemindahan

MKmKm / JamJamMenitMenit

*1*2*3 = *2 / 1000*4*5 = *3 / *4*6 = *5 x 60*7

TPS 1 - TPS 3R2890,289400,00720,43430

TPS 3R - TPS 22040,204400,00510,30610

TPS 2 - TPS 3R2040,204400,00510,30630

Total (Menit)0,6970,0171,04670

Keseluruhan (Menit)71,046

Keseluruhan (Jam)1,184

Grafik 4.4 Skema Pengumpulan

TPA

4.4.4. Jumlah alat pengangkutBerdasarkan perhitungan diatas, diketahui bahwa : Jumlah total ritasi untuk 1 alat pengumpul (motor sampah) adalah 39 kali ritasi, maka dibutuhkan 8 unit motor sampah. (masing-masing unit memerlukan 5 kali waktu ritasi). Jumlah total ritasi untuk 1 alat pengumpul (mobil pick up) adalah 15 kali ritasi, maka dibutuhkan 3 unit mobil pick up. (masing-masing unit memerlukan 5 kali waktu ritasi).Maka jumlah alat pengumpul yang digunakan adalah 8 unit motor sampah dan 3 unit mobil pick up.

4.5.Penyapuan Jalan Tabel 4.18. Penyapuan jalanNoSumber SampahPanjang jalanVolume Berat Volume TotalBerat Total

(km)(L/m/hari)(gr/m/hari)(l/hari)(gr/hari)

1Jalan750,1510011,257500

Penyapuan

KelurahanLuas (Km2)RatioJarak Penyapuan Total (m)Jarak Penyapuan (m)Asumsi Jarak Penyapuan (m)Waktu Kerja (Jam)Jumlah Petugas (orang)

Notoprajan0,350,447500032813500047

Ngampilan0,450,567500042188500048

Jumlah0,8

4.6.Pengelolaan Skala Kawasan Tempat pengolahan sampah 3R dengan metode Material Recovery Facility (MRF) didefenisikan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pemisahan dan pengolahan sampah secara terpusat. Kegiatan pokok di MRF ini adalah:a. Melakukan pemilahan sampah dengan disesuaikannya jenis dan karakteristik masing-masing sampah.b. Selanjutnya dilakukan pewadahan dan penyimpanan dengan menyesuaikan tujuan pemilahan sampah.c. Pengolahan lebih lanjut sampah yang telah dipilah (kompos)d. Menindaklanjuti sampah terpilah (jual,kompos,untuk residu buang ke TPA)

Ada dua tipe MRF, yaitu ;a. Tipe bersih (clean MRF) : sampah yang masuk ke TPS3R sudah tepilah sesuai dengan karakteristik sampah masing-masing,pemilahan dilakukan disumber.b. Tipe kotor ( Dirty MRF) : sampah yang masuk ke TPS3R masih dalam keadaan tercampur,baik organic maupun anorganik.Perencanaan kegiatan di MRF menggunakan penyortiran otomatis dan manual untuk memisahkan campuran sampah kedalam kelompok material khusus seperti kaca,plastic,logam,karet,organic (kompos),residu,dll.

4.6.1.Rancangan TPS3RPada perencanaan ini, fasilitas MRF yang digunakan adalah MRF tipe bersih, dimana 1 TPS3R melayani 2 Desa dan dalam perencanaan ini perhitungan TPS3R disamakan untuk semua Sampah yang masuk ke TPS3R sudah dalam keadaan terpisah, antara yang organic, anorganik, dan B3.MRF sebagai tempat daur ulang sampah, memerlukan fasilitas berdasarkan komponen sampah yang masuk dan yang akan dikelola,s ecara umum dibedakan atas :a. Fasilitas pre-processing,merupakan tahap awal pemisahan sampah,mengetahui jenis sampah yang masuk,meliputi proses-proses sebagai berikut : Penimbangan,mengetahui jumlah sampah yang masuk Penerimaan dan penyimpanan,menentukan area untuk mengantisipasi jika sampah yang terolah tidak secepat sampah yang datang kelokasib. Fasilitas pemilahan,bisa secara manual maupun mekanis,secara manual akan membutuhkan area dan tenaga kerja untuk melakukan pemilahan dengan cepat,sedangkan secara mekanis akan mempermudah proses pemilahan dan menghemat waktu. Peralatan mekanis yang digunakan antara lain : Alat untuk memisahkan berdasarkan ukuran : reciprocating screen, frommel screen, disc screen. Alat untuk memisahkan berdasarkan berat jenis : air classifier, pemisahan inerasi, dan flotation.c. Fasilitas pengolahan sampah secara fisik,setelah dipilah sampah akan ditangani menurut jenis dan ukuran material tersebut. d. Fasilitas pengolahan yang lain seperti composting ataupun RDF

Rencana desain TPS3R untuk sampah non organic dibagi menjadi 3 bagian utama yaitu : tempat kompaksi dan pencacahan,tempat pemilahan dan gudang.

a. Tempat Pemrosesan Awal (Penyortiran)

Adalah tempat penyortiran sampah,secara manual dan mekanik. Secara teknis sampah datang dan diletakkan ditempat penampungan awal untuk menampung sementara sampah, jika sewaktu-waktu ada masalah atau tidak dilakukannya pemrosesan sampah langsung maka sampah tetap terpantau dengan baik, karena tempat penampungan sampah dilengkapi dengan penutup/atap.

Tabel 4.19. Perhitungan Tempat Pemilahan AnorganikPerhitungan Tempat Pemilahan Anorganik

dengan ketentuan 1 m3 sampah --> t = 0,3 m l= 2m dan p = 1,7 m1m3 2 pekerja 30 menit

BlokVolume Total Anorganik (m3)Tinggi (m)Lebar (m)Panjang (m2)Luas Tempat Sorting (m2)Luas Jarak Antara (m2) Luas Area (m2)Jumlah PekerjaWaktu Kerja

MenitJam

*1*2*3*4*5 = *2/(*3*4)*6 = *4 *5*7*8 = *6 + *7*9*10 = *2 *(30)*11 = *10 /60

TPS 3R114,760,3224,59849,196352,1962442,7647,3794

Tabel 4.20. Perhitungan Area Sorting OrganikPerhitungan Area Sorting Organik

BlokVolume Total Organik (m3)Kedalaman Timbulan Padabak Sorting (m)Luas Bak Sorting (m2)dimensi (m)Luas Jarak Antara pekerja (m2)Luas Total (m2)Jumlah PekerjaWaktu Kerja

MenitJam

*1*2*3*4 = *2 / *3*5*6*7 = *4 + *6*8*9 = *2 * (30)*10 = *9 /60

TPS 3R140,3690,5819 x 9109121211,120,18

Perhitungan Luas Lahan Sorting ( Pemilahan Awal ) Volume sampah input = 40,369 m3/hari Sorting dilakukan dengan garpu penggaruk manual,kedalaman timbulan bak sorting = 0,5 m Luas bak sorting = = 81 m2Maka,panjang = 9 m, dan lebar = 9 m Luas total = Luas bak sorting + luas jarak antara = 81 m2 + 10 m2 = 91 m2 1m3 2 pekerja 30 menitMaka waktu kerja= Volume Total Organik (m3) x 30 menit= 40,369 x 30 menit = 1211,1 menit Maka waktu kerja= waktu kerja (Menit) / 60 menit= 1211,1 menit / 60 menit= 20,18 jam

Selanjutnya setelah dilakukannya pemilahan,untuk sampah terpilah dilanjutkan pengelolahannya.

Perhitungan Luas Lahan PencacahanSelanjutnya dilakukan pemilahan sampah sesuai dengan karakteristiknya,selanjutnya sampah akan diproses/ditangani menurut jenis dan ukuran material tersebut. Untuk sampah organik dipilah lagi untuk kompos dan residu. Sampah kompos selanjutnya dilakukan pencacahan.

Pencacahan

BlokVolume Total Organik (m3)Jumlah yang DicacahVolume Bahan Yang Dicacah (m3/hari)Kapasitas Alat Pencacah (m3/jam)Waktu Pengoperasian (jam) Kebutuhan Luas Penampung Luas Penampung (m2)Luas Jarak Antara (m2)Total Luas (m2)

Tinggi (m)Panjang (m)Lebar (m)

*1*2*3*4 = *2 /*3*5*6 = *4 / *5*7 = (*4 / 11,2 ) 1*8 = (*4 / 11,2 ) 1*9 = *4 / (11,2 x 1,5)*10 = *8 *9*11*12 = *10 + *5 + *11

TPS 3R140,36980%32,30216,152,92,94,312,47317,47

Volume sampah yang dicacah = ( 40,369 m3/hari) = 40,369 m3/hari ( 80 % yang akan dilayani ) Kapasitas alat pencacah mekanis = 2 m3/jam Kebutuhan luas penampung hasil cacahanTinggi = 1m ; panjang = 1m ; lebar = 1,5m Luas Total = Luas penampung + kapasitas alat + luas jarak antara = 12,47 m2 + 2 m2 + 3 m2 = 17,47 m2

SORTING SAMPAH

GUDANG

BAK PENAMPUNG

KOMPAKSI DAN PENCACAHAN

Gambar Desain Fasilitas Daur Ulang

Perhitungan Luas Area PematanganTabel 4.22. Luas Areal PematanganLuas Areal Pematangan

BlokVolume Hasil Pencacahan (m3/hari)Waktu Pengomposan (hari)Volume Kompos / bulanDimensi Bak KompostingLuas Jarak AntaraLuas Area (m2)

Panjang (m)Lebar (m)Tinggi (m)

*1*2*3*4 = *2/*3*5 = *4/(*6*7)*6*7*8*9 = (*5*6) + *8

132,3030968,9538,31,51,23751182,4

Total Luas TPS 3R

Blok1

Pos Jaga (m2)4

Kantor Pengelola (m2)9

Toilet (m2)3

Ruang Pemilahan Anorganik (m2)52,20

Ruang Sortir Organik (m2)91

Ruang Pencacahan (m2)17,47

Areal Pematangan (m2)1182,4

Gudang B3 (m2)7

Area Parkir (m2)117

Ramp Sampah Masuk (m2)50

Ramp Sampah Keluar (m2)8,5

Drainase (m2)48

Area Hijau (m2)192

Jumlah1781,28

BAK SORTINGRUMAH JAGAPENCACAHGUDANGAREAL PEMATANGAN

Gambar Desain TPS 3R

4.7. Pengelolaan Akhir4.7.1. Perencanaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)Tempat Pembuangan Akhir (TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat dicapai dengan baik. TPA yang dulu merupakan tempat pembuangan akhir, berdasarkan UU no 18 Tahun 2008 menjadi tempat pemrosesan akhir didefinisikan sebagai pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman. Berasarkan Litbang PU, 2009 terdapat 4 (empat) aktivitas utama penanganan sampah di lokasi TPA, yaitu : pemilahan sampah, daur-ulang sampah non-hayati (an-organik), pengomposan sampah hayati (organik), pengurugan/penimbunan sampah residu dari proses di atas di lokasi pengurugan atau penimbunan (landfill).Berdasarkan neraca massa sampah, diketahui bahwa jumlah timbulan sampah yang masuk ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), yang mana merupakan residu dari pemrosesan di TPS3R adalah sebagai berikut :

Tabel 5.8. Timbulan Sampah Masuk TPA Tahun 2025No.MaterialProsentase Berdasarkan BeratBerat JenisTimbulan

BeratVolume

%Kg/m3Kg/harim3/hari

1Organik71.85%120.36718.9655.85

2Kertas12.45%89.711334.0314.87

3Plastik7.60%65.68592.259.02

4Logam0.90%160.1917.530.11

5Kaca/Gelas0.90%195.4347.340.24

6Karet0.54%129.7597.840.75

7Kain1.94%65.68362.835.52

Total1.00826.749170.7986.37

Pada perencanaan ini, proses pemilahan, dan pemrosesan sampah anorganik, serta pengomposan dilakukan di TPS3R. Sementara itu di TPA dilakukan pemrosesan residu sampah organic dengan menggunakan Anaerobic Digester, serta landfilling.Landfill merupakan suatu kegiatan penimbunan sampah padat pada tanah. Jika tanah memiliki muka air yang cukup dalam, tanah bisa digali, dan sampah bisa ditimbun didalamnya. Metode ini kemudian dikembangkan menjadi sanitary landfill yaitu penimbunan sampah dengan cara yang sehat dan tidak mencemari lingkungan. Sanitary landfill didefinisikan sebagai sistem penimbunan sampah secara sehat dimana sampah dibuang di tempat yang rendah atau parit yang digali untuk menampung sampah, lalu sampah ditimbun dengan tanah yang dilakukan lapis demi lapis sedemikian rupa sehingga sampah tidak berada di alam.Dalam pembuatan TPA, syarat-syarat teknis yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :a. Bentuk area adalah segi empatb. Pengupasan maksimum 5 m ke bawah.c. Bentuk pengupasan ke bawah adakah piramida terpacung dengan kemiringan 1 : 1.d. Penimbunan sampai ke atas adalah maksimum 20 me. Bentu piramida keatas adalah terpacung senga kalimat

A. Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan dan Kapasitas TPA

1. Perhitungan Kebutuhan Lahan TPA per TahunDitinjau dan daya tampung lokasi yang digunakan untuk TPA sebaiknya dapat menampung pembuangan sampah minimum selama 5 tahun operasi. Perhitungan awal kebutuhan lahan TPA per tahun adalah sebagai berikut

Dimana:L = luas lahan yang d setiap tahun (m2)V = Volume sarnpah yang telah dipadatkan (m3/hari)V = A / E, dimanaA = volume sampah yang akan dibuang (kg/hari)E = tingkat pemadatan (kg/m3) rata-rata 600 kg/m3T = Ketinggian timbunan yang direncanakan (m) 15 % rasio tanah penutup

Diketahui volume sampah yang akan di timbun di TPA sebesar 6346,32 kg/hari,sehingga luas landfill adalah :V= = 10,58 m3/hari

Luas lahan TPA awal :=L = = 155,507 m2

2. Kebutuhan Luas Lahan TanahKebutuhan luas lahan dapat dihitung dengan persamaan berikut :H= L x I x JDimana:H= Luas total lahan (m2)L = Luas lahan setahunI = umur lahan (tahun)J = ratio luas lahan total dengan luas lahan efektif 1,2Maka,H= 255,507 m2 x 15 tahun x 1,2H= 4599,126 m2 = 4,5 Ha

B. Tanah PenutupPada perencanaan ini digunakan Controlled landfill dimana penutupan dilakukan setiap hari. Data perencanaan yang akan diunakan adalah sebagai berikut :Data Perencanaan1. Volume sampah yang dihasilkan = 10,58 m3/hari2. Sampah yang diangkut setiap hari maka, total volume sampah :Volume sampah= 10,58 m3/hari x 1 hari= 10,58 m33. Direncanakan sampah ditempatkan pada suatu lift sebesar 2 m, dengan lebar cell 4 m, kemiringan tanah 3% kearah saluran lindi.4. Lapisan dasar kedap air yaitu dengan melapisi dasar TPA dengan tanah lempung yang dipadatkan (30 cm x 2m)Perhitungan1. Panjang sel = 10,58 m3/hari / (1 m x 2 m)= 5,29 m

2. Luas permukaan sela. Bagian Atas (AT)= 5,29 m x 2 m= 10,59 m2b. Bagian Tepi (AS)= 5,29 m x (22+(2x2)2)0.5 m = 23,66 m2c. Bagian Depan (AF)= 2 m x (22+(2x2)2)0.5 m= 8,94 m2

3. Volume tanah penutup selama 3 hari dengan tebal tanah penutup adalah 20 cm a. Volume tanah penutup (Vc)= 0,2 m x (AT + AS + AF)= 0,2 m x (10,59 m2 + 23,66 m2 + 8,94 m2 )= 8,638 m3b. Perbandingan volume sampah dengana volume penutup10,58 m3 : 8,638 m3 = 1,22 : 1

C. Perencanaan Instalasi Pengolahan Lindi

1. Perhitungan Perkiraan Jumlah LindiCurah hujan rerata Kecamatan Ngemplak adalah 542,8 mm/jam atau 0,543 m/jam. Perkiraan jumlah lindi dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

Dimana:Cm= Koefisien pembentukan lindi

ln = Intensitas hujan (m/jam)Al= Luas lahan TPA (m2)Maka:0.213

Dengan demikian, debit lindi yang dihasilkan adalah 12.64 m3/hari2. Perhitungan Instalasi Pengolahan Lindi

Dari perhitungan poin 1 diketahui bahwa debit lindi yang dihasilkan adalah 12,64 m3/hari. Pengolahan lindi yang diterapkan adalah dengan kolam/ bak anaerobic dilanjutkan ke bak stabilisasi (fakultatif) kemudian ke maturasi dan terakhir dengan biofilter. Tabel. Petunjuk Teknis Tata Cara Perencanaan TPA (Permen PU)NoKriteriaProses Pengolahan

AnaerobikFakultatifMaturasiBiofilter

1FungsiRemoval BOD yang relatif tinggi ( >1000 mg/L),sedimentasi,stabilisasi influenRemoval BODRemoval mikroorganisme pathogen nutrienMenyaring effluen sebelum dibuang ke badan air

2Kedalaman (m)2,5-51-2.1-1,52

3Removal BOD (%)50-5870-8060-8975

4Waktu Detensi (hari)20-5030-May20-Jul5-Mar

5Organik Loading Rate (kg/Ha hari)224-56056-13517