bab ii (bismillah)

47
BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Hak eka t B elaj ar dan Pembel ajar an a. Pengert an Belaja r Belajar merupakan suatu kegiatan penting dalam setiap kehidupan manusia kar ena dengan bel aja r dapat mempeng aruhi maj u mun dur nya kua lit as man usi a. Dengan belajar, manusia akan dapat meraih apa yang dicita-citakan. Untuk dapat lebih memahami tentang pengertian belajar, berikut ini terdapat beberapa pengertian dari istilah belajar, yaitu : 1) Menur ut Gagne dan Berliner !nni, "##$:"), bel ajar merupakan sua tu pr% ses dimana suatu %rganisme mengubah perilakunya karena hasil pengalaman. ") Menur ut &la'in !nni, "##$ : "), bel aja r mer upa kan per ubah an indi'i du yan g disebabkan %leh pengalaman. () Menurut %nt ana &uherman dkk, "##( : "), belajar merupakan pr%ses perubahan tingkah laku yang relati'e tetap sebagai hasil dari pengalaman. *) Menurut M%rgan +urant%, 1":  *), belajar merupakan setiap perubahan yang relati'e tetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan  pengalaman. 1/

Upload: nur-eling-tyas

Post on 13-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skripsiku

TRANSCRIPT

49

BAB IILANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA1. Hakekat Belajar dan Pembelajarana. Pengertian BelajarBelajar merupakan suatu kegiatan penting dalam setiap kehidupan manusia karena dengan belajar dapat mempengaruhi maju mundurnya kualitas manusia. Dengan belajar, manusia akan dapat meraih apa yang dicita-citakan. Untuk dapat lebih memahami tentang pengertian belajar, berikut ini terdapat beberapa pengertian dari istilah belajar, yaitu :

1) Menurut Gagne dan Berliner (Anni, 2007:2), belajar merupakan suatu proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil pengalaman.

2) Menurut Slavin (Anni, 2007: 2), belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman.3) Menurut Fontana (Suherman dkk, 2003: 2), belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relative tetap sebagai hasil dari pengalaman.

4) Menurut Morgan (Purwanto, 1992: 84), belajar merupakan setiap perubahan yang relative tetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman.

5) Menurut Syah (1995: 92), belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku yang relative menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Merujuk pada Baharudin (2010: 11), hakikat belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetisi, keterampilan, dan sikap. Belajar dimulai dari manusia lahir sampai akhir hayat. Belajar, sebagai karakteristik yang membedakan manusia dengan mahluk lain, merupakan aktivitas yang selalu dilakukan sepanjang hayat manusia. Belajar merupakan aktifitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman.

Menurut Muhibbin (2011: 59-60), perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh kemampuan berubah oleh belajarlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh dari makhluk-makhluk lainnya, sehingga ia tebebas dari kemandegan fungsinya sebagai khalifah Tuhan di muka bumi. Boleh jadi, karena kemampuan berkembang melalui belajar itu pula manusia dapat secara bebas mengeksplorasi, memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan penting dalam kehidupanBerdasarkan pengertian-pengertian di atas, diperoleh kesimpulan bahwa belajar berkaitan atau berhubungan dengan perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman dan latihan, sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku pada diri sendiri sebagai hasil dari pengalaman dan latihan dan perubahan tingkah laku individu bersifat tetap.

b. Pengertian Pembelajaran

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002: 157), pembelajaran merupakan suatu proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Sedangkan menurut Fontana (Suherman dkk, 2003: 7), pembelajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Bersadarkan pengertian pembelajaran menurut beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa pengertian pembelajaran adalah proses yang diadakan oleh guru secara terencana yang melibatkan siswa untuk mencapai tujuan secara optimal dan maksimal. Tujuan tersebut meliputi peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap.

Ciri-ciri pembelajaran menurut Darsono (2000: 25) antara lain sebagai berikut:

1) Pembelajaran dilakukan secara sadar dan direncanakan secara sistematis

2) Pembelajaran menumbuhkan perhatian dan motivasi siswa dalam belajar.

3) Pembelajaran dapat menyediakan bahan belajar yang menarik dan menantang bagi siswa.

4) Pembelajaran dapat menggunakan alat bantu yang tepat dan menarik.

5) Pembelajaran dapat menciptakan suasana belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa.

6) Pembelajaran dapat membuat siswa siap menerima pelajaran baik secara fisik maupun psikologis.

Guru dapat melakukan variasi pembelajaran dari ciri-ciri pembelajaran yang disebutkan di atas. Salah satu cara dalam variasi tersebut adalah dengan menciptakan atau membuat pembelajaran yang memotivasi siswa untuk belajar melalui penyediaan bahan belajar yang menarik dan menantang dengan menggunakan alat bantu belajar yang tepat dan menarik sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Guru dapat memilih model pembelajaran yang memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran dengan dilengkapi penggunaan alat bantu belajar yang tepat dan menarik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif.

c. Prinsip Dan Ciri-Ciri Belajar

Untuk melengkapi berbagai pengertian dan makna belajar, perlu dikemukakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar. Menurut Slameto (2010:27-28) seorang guru atau calon guru perlu mengetahui prinsip-prinsip belajar yaitu prinsip-prinsip belajar yang harus dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh setiap siswa secara individual. Beberapa prinsip belajar yang perlu diketahui antara lain:

1) Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar

2) Sesuai hakikat belajar

3) Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari

4) Syarat keberhasilan belajar

Dalam kegiatan belajar, terdapat prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan. Menurut Hamalik (1975: 36-37), prinsip-prinsip belajar adalah sebagai berikut:

1) Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi hubungan saling mempengaruhi Antara siswa dan lingkungan.

2) Belajar senantiasa harus bertujuan, terarah, dan jelas bagi siswa.

3) Belajar yang paling efektif apabila didasari oleh dorongan motivasi yang murni dan bersumber dari dalam dirinya sendiri.

4) Senantiasa ada rintangan dan hambatan dalam belajar, maka siswa harus sanggup mengatasinya secara tepat.

5) Belajar memerlukan bimbingan.

6) Jenis belajar yang paling umum adalah belajar untuk berpikir kritis.

7) Cara belajar yang paling efektif adalah dalam bentuk pemecahan masalah melalui kerja kelompok asalkan masalah-masalah tersebut telah disadari bersama.

8) Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh pengertian-pengertian.

9) Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa yang diperlajari dapat dikuasai.

10) Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan atau hasil.

11) Belajar dikatakan berhasil apabila siswa dapat mentransfer pengetahuan ke dalam kehidupan sehari-hari

Berdasarkan prinsip-prinsip belajar di atas, diperoleh kesimpulan bahwa siswa perlu berpartisipasi aktif dalam kerja kelompok. Dengan demikian, cara guru membelajarkan siswa yang paling efektif adalah dengan pembentukan kelompok belajar yang menekankan pentingnya kerja sama dalam kegiatan mengajar.Belajar merupakan suatu aktivitas yang mempunyai ciri-ciri khusus. Menurut Darsono dkk (2000: 30-31), beberapa ciri belajar adalah sebagai berikut:

1) Belajar dilakukan dengan sadar dan mempunyai tujuan yang dipakai sebagai arah kegiatan dan sekaligus sebagai tolak ukur keberhasilan belajar.

2) Belajar merupakan pengalaman sendiri, tidak dapat diwakilkan orang lain.

3) Belajar merupakan proses interaksi Antara individu dan lingkungan. Hal ini berarti bahwa individu harus aktif bila dihadapkan pada lingkungan tertentu.

4) Belajar mengakibatkan terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar. Perubahan tersebut bersifat integral yang berarti bahwa perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik terpisahkan satu dengan yang lain.

d. Hasil Belajar

Menurut Purwanto (2009: 45), hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson, dan Harrow. Menurut Anni (2007: 5), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami aktivitas belajar. Dimyati dan Mudjiono (2002: 3) mengemukakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

Hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, efektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), charactirization (karakterisasi). Domain Psikomotor mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara menurut Lindgren hasil kecakapan meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Merujuk pemikiran Gagne (dalam Suprijono, 2011: 5) hasil belajar berupa antara lain:

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun penerapan aturan.

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dalam lambang. Ketrampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengategorisasi. Kemampuan analitis-sintesis fakta konsep dan mengembangkan prinsip keilmuan. Ketrampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.

5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.Harus diingat bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara terpisah, melainkan komprehensif. (Agus Suprijono, 2009:5-7).

Dari beberapa pengertian hasil belajar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkatan yang dialami oleh siswa secara keseluruhan baik itu sikap, keterampilan maupun pengetahuan yang di ukur oleh guru dalam bentuk nilai-nilai sesuai pada tujuan pengajaran.Hasil belajar akan dipengaruhi oleh banyak faktor, secara garis besar faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Slameto, 2010: 54)

a) Faktor internFaktor intern adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor intern dikelompokan menjadi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan.

1) Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh

2) Faktor psikologi meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

3) Faktor kelelahanDibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani seperti lemah lunglai, sedangkan kelelahan rohani seperti kelesuan dan kebosanan.b) Faktor ekstern

Faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

1) Faktor keluarga

Faktor keluarga ini meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.

2) Faktor sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pengajaran, kualitas pengajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

3) Faktor masyarakat

Pengaruh masyarakat ini terkait dengan keberadaan siswa dengan masyarakat. Pengaruh masyarakat ini terkait dengan keberadaan peserta didik dengan masyarakat. Lingkungan masyarakat dimana siswa berada juga berpengaruh terhadap semangat dan aktivitas belajarnya. Lingkungan masyarakat dimana warganya memiliki latar belakang pendidikan yang cukup, terdapat lembaga-lembaga pendidikan dan sumber-sumber belajar di dalamnya akan memberikan pengaruh positif terhadap semangat dan perkembangan belajar generasi mudanya (Nana Syaodih, 2009: 162-165).

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dibagi menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang bersumber dari dalam siswa itu sendiri, baik jasmani maupun rohani sedangkan faktor ekstern yaitu faktor dari luar siswa seperti lingkungan sekitarnya.

e. Efektivitas Pembelajaran

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya, kesannya). Efektifitas menurut E. Mulyasa (2007: 82) diartikan adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang akan dicapai. Suatu usaha dikatakan efektif apabila usaha itu mencapai tujuannya. Sedangkan efektifitas menunjukkan taraf tercapainya suatu tujuan.Eggen dan Kauchak (dalam Fauzi: 2002) mengemukakan bahwa pembelajaran yang efektif apabila siswa secara aktif dilibatkan dalam pengorganisasian dan penentuan informasi (pengetahuan). Siswa tidak hanya pasif menerima pengetahuan yang diberikan guru. Hasil belajar ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa saja, tetapi juga mengingkatkan keterampilan berfikir siswa. Keefektivan pembelajaran yang dimaksud di sini adalah sejauh mana pembelajaran berhasil menjadikan siswa mencapai tujuan pembelajaran yang dapat dilihat dari ketuntasan belajar.

Menurut Suryosubroto (Fauzi, 2009) agar pelaksanaan pengajaran efektif yang perlu diperhatikan adalah:

1) Konsistensi kegiatan belajar dengan kurikulum dilihat dari aspek : (a) tujuan pembelajaran; (b) bahan pengajaran; (c) alat pengajaran yang digunakan; (d) strategi evaluasi.

2) Keterlaksanaan kegiatan belajar mengajar meliputi: menyajikan alat, sumber dan perlengkapan belajar, mengkondisikan kegiatan belajar mengajar, menggunakan waktu yang tersedia untuk kegiatan belajar mengajar secara efektif, motivasi belajar siswa, menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan, mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar, melaksanakan komunikasi interaktif kepada siswa, serta melaksanakan penilaian belajar. Efektifitas pembelajaran dalam penelitian ini yang diharapkan adalah keberhasilan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dalam pembelajaran KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi) materi pokok Mengoperasikan Software Presentasi efektif terhadap hasil belajar siswa kelas XI TKJ Purwareja Klampok, Banjarnegara yang dapat dilihat dari hasil belajar siswa setelah proses pembelajaranf. Model Pembelajaran Kooperatif

Slavin dalam (dalam Taniredja, 2011: 55) mengemukakan bahwa cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana dalam sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdependensi efektif di antara anggota kelompok (Sugandi, dalam Taniredja, 2011).

Menurut pendapat Lie, Anita (dalam Taniredja, 2011: 56) bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan.

Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas yang meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Secara umum pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir tugas. Model pembelajaran kooperatif akan dapat menumbuhkan pembelajaran efektif yaitu pembelajaran yang bercirikan: (1) memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat seperti fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan bagaimana hidup serasi dengan sesama; (2) pengetahuan, nilai, dan ketrampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai. (Suprijono, 2011: 58)

1) Tujuan pembelajaran kooperatif

Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok tradisional yang menerapkan sistem kompetisi, dimana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, dalam Taniredja, 2011: 60).Menurut Depdiknas tujuan pembelajaran kooperatif yaitu pertama meningkatkan hasil akademik, dengan meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Kedua memberi peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang antara lain suku, agama, kemampuan akademik, tingkat sosial. Ketiga mengembangkan keterampilan sosial siswa antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide/pendapat, bekerja dalam kelompok, dsb (http://ipotes.wordpress.com, dalam Taniredja, 2011: 60).

Nur Asma (2006:12) mengemukakan tujuan dari model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :

a) Pencapaian hasil belajar

Pembelajaran kooperatif selain memiliki tujuan social juga bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Siswa yang telah menguasai materi akan menjadi tutor bagi siswa yang belum menguasai materi. Melalui pembelajaran kooperatif dapat memberikan keuntungan pada siswa yang telah bekerjasama menyelesaikan tugas-tugas akademik, baik kelompok siswa yang belum menguasai materi maupun kelompok siswa yang sudah menguasai materi.

b) Penerimaan terhadap individu

Efek penting selanjutnya dari pembelajaran kooperatif ini ialah penerimaan yang luas terhadap siswa yang berbeda menurut ras, budaya, tingkat social, kemampuan dan ketidak mampuan. Pembelajaran kooperatif memberikan kesempatan kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi untuk bekerja bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama, serta untuk menghargai satu sama lain.

c) Pengembangan keterampilan sosialTujuan penting ketiga dari pembelajaran kooperatif ialah mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki siswa sebagai warga masyarakat, bangsa dan Negara mengingat kenyataan yang dihadapi bangsa ini dalam mengatasi masalah-masalah sosial semakin kompleks.

Tujuan pokok pembelajaran kooperatif adalah memaksimalkan belajar siswa untuk mengingkatkan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.

Pembelajaran kooperatif intinya yaitu bertujuan agar siswa bias bekerja sama satu sama lain dalam suatu kelompoknya sendiri. Jika ada salah satu siswa yang kurang memahami suatu materi, maka siswa yang lain dapat membantu menjelaskan materi tersebut, selain itu pembelajaran kooperatif juga melatih kekompakan dalam suatu kelompok.2) Karakteristik pembelajaran kooperatif

Model pembelajaran kooperatif memiliki karakteristik yang membedakan dengan model pembelajaran lain. Rusman (2010: 207) mengemukakan bahwa, pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Karakteristik model pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut.

a) Pembelajaran secara tim, dalam model pembelajaran kooperatif proses pembelajaran dilakukan secara tim atau kelompok. Oleh karena itu, setiap tim atau kelompok harus mampu membuat masing-masing anggota ikut berperan akif dalam kelompoknya. Setiap anggota tim atau kelompok juga harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b) Didasarkan pada manajemen kooperatif, manajemen kooperatif mempunyai tiga fungsi yaitu:

1) Fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan, pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan.

2) Fungsi manajemen sebagai organisasi, pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar pembelajaran berjalan dengan efektif

3) Fungsi manajemen sebagai control, pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui tes maupun non tes.

c) Kemauan untuk bekerjasama, keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh karena itu, prinsip kerjasama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa adanya kerjasama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak mencapai hasil yang optimal.

d) Keterampilan bekerjasama, kemampuan bekerjasama dapat melalui kegiatan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan belajar berpikir kritis, menyampaikan pendapat, memberi kesempatan menyalurkan kemampuan dan saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3) Unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekadar belajar dalam kelompok, terdapat unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif. Unsur dari pembelajaran kooperatif menurut Taniredja dkk adalah:

a) Siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama.

b) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya.

c) Siswa harus melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama.

d) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.

e) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompoknya.

f) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan ketrampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.

g) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif (Ibrahim, dalam Taniredja, 2011: 59).Selain pertanggungjawaban atas kelompoknya, unsur-unsur penting dalam pembelajaran kooperatif yaitu menjaga kekompakan dan siap menjadi pemimpin dari masing-masing individu.

4) Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif

Roger dan David Jhonson (dalam Suyanti, 2010: 101) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima prinsip model pebelajaran kooperatif harus diterapkan.

1) Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence)Hakikat ketergantungan positif artinya tugas kelompok tidak mungkin bisa diselesaikan manakala ada anggota yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya dan semua ini memerlukan kerjasama yang baik dari masing-masing anggota kelompok.

2) Tanggung jawab perseorangan (individual accountability)Keberhasilan kelompok tergantung pada setiap anggotanya, maka setiap angota kelompok harus memiliki tanggung jawab sesuai dengan tugasnya. Setiap anggota harus memberikan yang terbaik untuk keberhasilan kelompoknya.

3) Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction)

Pembelajaran kooperatif memberi ruang dan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka saling memberikan informasi dan saling membelajarkan. Kelompok belajar kooperatif dibentuk secara heterogen yang berasal dari budaya, label sosial, dan kemampuan akademik yang berbeda.

4) Partisipasi dan komunikasi antar anggota (participation communication)

Pembelajaran koopertif melatih siswa untuk dapat mampu berpartisipasi aktif dan berkomunikasi

5) Evaluasi proses kelompok

Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama dengan lebih efektif.

5) Keterampilan model pembelajaran kooperatif

Dalam pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif, siswa tidak hanya mempelajari materi saja tetapi juga mempelajari keterampilan-keterampilan khusus. Keterampilan kooperatif berfungsi untuk melancarkan komunikasi antaranggota kelompok. Lungdren 1994 (Isjoni, 2010: 46-48) mengemukakan bahwa keterampilan-keterampilan selama pembelajaran kooperatif antara lain:

1) keterampilan kooperatif awal

a) menggunakan kesepakatan, menyatukan pendapat yang berguna untuk meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok,

b) menghargai kontribusi, menghargai setiap pendapat yang di keluarkan oleh setiap anggota kelompok,

c) mengambil giliran dan berbagi tugas, setiap anggota kelompok bersedia mengemban tugas dan tanggung jawab tertentu dalam kelompok,d) berada dalam kelompok, setiap anggota tetap dalam kelompok diskusi selama kegiatan berlangsung,

e) berada dalam tugas, siswa menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawab setiap anggota kelompok, agar kegiatan dapat diselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan,

f) mendorong partisipasi, mendorong semua anggota kelompok untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok,

g) mengundang orang lain, siswa meminta temannya untuk berbicara (berpendapat) dan berpartisipasi terhadap tugas,

h) menyelesaikan tugas dalam waktunya, tugas yang diberikan oleh guru diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama,i) menghormati perbedaan individu, siswa saling menghormati terhadap budaya, suku, ras, atau pengalaman dari semua siswa.

2) keterampilan tingkat menengah

Keterampilan tingkat menengah meliputi menunjukkan penghargaan dan simpati, mengungkapkan ketidak setujuan dengan cara yang sopan, mendengarkan dengan arif, bertanya kepada teman atau kelompok lain, membuat ringkasan, menafsirkan, mengorganisir, dan mengurangi ketegangan.

3) keterampilan tingkah akhir

Keterampilan tingkat akhir meliputi mengelaborasi, memeriksa dengan cermat tugas yang telah didiskusikan, menanyakan kebenaran, menetapkan tujuan dan bekerjasama.

6) Prosedur pembelajaran kooperatif

Terdapat enam langkah utama yang menjadi prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif, yang dimulai dengan langkah guru menyampaikan tujuan pembelajaran, menyajikan informasi, hingga memberi penghargaan. Prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel 1. Prosedur pelaksanaan pembelajaran kooperatif

Sumber: Trianto, 2007Fase Tingkah Laku Guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswaGuru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase-2

Menyajikan informasiGuru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase-3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatifGuru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.

Fase-4

Membimbing kelompok bekerja dan belajarGuru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase-5

Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase-6

Memberikan penghargaanGuru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

2. Model Pembelajaran Numbered Heads Together

Secara kaffah model dinamakan sebagai suatu objek atau konsep yang digunakan untuk mempresentasikan suatu hal. Model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan (Trianto,2011: 21). Joyce dan Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Harumni, 2009: 1).

Sedangkan maksud dari model pembelajaran itu sendiri adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sitematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para pelajaran dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar (Harumni, 2009: 5).

Jadi model pembelajaran pada intinya yaitu bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal hingga akhir guna untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan berfungsi sebagai pedoman pembelajaran bagi para perancang atau pendidik.

Model pembelajaran yang sering digunakan guru dalam mengajar di antaranya: presentasi, pengajaran langsung, pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran berdasarkan masalah dan diskusi kelas. Arends dan pakar model pembelajaran lainnya berpendapat, bahwa tidak ada suatu model pembelajaran yang paling baik di antara yang lainnya, karena masing-masing model pembelajaran dapat dirasakan baik apabila telah diujicobakan untuk mengajarkan materi pelajaran tertentu (Trianto, 2011:25).

Numbered Head Together merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola pikir peserta didik sekaligus sebagai alternatif terhadap pembelajaran konvensional. Numbered Heads Together (NHT) adalah salah satu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagen untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman siswa terhadap isi pelajaran tersebut. NHT termasuk pendekatan structural yang memberikan penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Pendekatan struktural ini dimaksudkan oleh Kagen sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.

Menurut Ibrahim (2000: 29), karakteristik yang dimiliki pada pendekatan struktural adalah sebagai berikut:

Tabel 2.Pendekatan Struktural menurut Ibrahim (2000: 29)

Tujuan kognitifInformasi akademik sederhana

Tujuan sosialKeterampilan kelompok dan sosial

Struktur timBervariasi (berdua, bertiga, atau 4-6 orang)

Pemilihan topik pelajaranBiasanya oleh guru

Tugas utamaSiswa mengerjakan tugas yang diberikan

PenilaianBervariasi

PengakuanBervariasi

Numbered berarti penomoran, head together berarti berpikir bersama. Pada dasarnya, Numbered Head Together merupakan varian dari diskusi kelompok. Teknis pelaksanaannya hampir sama dengan diskusi kelompok. Pertama-tama, guru meminta siswa untuk duduk berkelompok-kelompok. Masing-masing anggota diberi nomor. Setelah selesai, guru memanggil nomor (baca; anggota) untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru tidak memberitahukan nomor berapa yang akan berpresentasi selanjutnya. Begitu seterusnya hingga semua nomor terpanggil. Pemanggilan secara acak ini akan memastikan semua siswa benar-benar terlibat dalam diskusi tersebut (Miftahul Huda, 2011: 138). Struktur empat langkah yang dilaksanakan guru sebagai ganti dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) dalam Ibrahim dkk (2000: 28) adalah sebagai berikut:

Langkah 1: Penomoran

Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan 3-5 orang dan setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1 sampai 5. Banyaknya nomor dibagikan kepada setiap kelompok harus sama dengan banyaknya kelompok sehingga setiap anggota kelompok mendapat tepat satu nomor.

Langkah 2: Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa

Langkah 3: Berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan yang memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawabannya.

Langkah 4: Menjawab

Guru memanggil suatu nomor tertentu kemudian siswa yang nomornya sesuaimengacungkan tangan dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas.Berdasarkan jawaban-jawaban itu, guru dapat mengembangkan diskusi lebih dalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh. Berikut adalah contoh ilustrasi model pembelajaran NHT di kelas

Gambar 1. Ilustrasi Model Pembelajaran Numbered Heads Together di kelas (Anita Lie, 2005:59)Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pada awal pembelajaran, siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan mempertimbangkan jumlah konsep yang dipelajari. Setiap kelompok terdiri dari 3-5 siswa. Masing-masing anggota dari tiap kelompok mendapatkan nomor 1-5 yang nantinya akan menjadi identitas mereka selama proses pembelajaran. Selanjutnya siswa akan dihadapkan pada sejumlah permasalahan yang berupa tugas atau pertanyaan dan nantinya harus dicarikan penyelesaiannya melalui diskusi dan kerjasama yang dilakukan oleh masing-masing kelompok dan meyakinkan tiap anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut. Pada tahap akhir, siswa yang nomornya disebutkan secara acak oleh guru akan mencoba menjawab pertanyaan atau melaporkan hasil kerjasama mereka untuk seluruh kelas.Tabel 3.Langkah-Langkah dalam Menerapkan Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)NoTahapanKegiatan GuruKegiatan Siswa

1.PenomoranGuru membagi siswa menjadi 11 kelompok. Setiap anggota kelompok diberi nomor 1-3Siswa berkelompok sesuai instruksi guru.

Mengajukan pertanyaanGuru mengajukan pertanyaan berupa soal yang dibuat oleh peneliti kemudian dijawab oleh tiap-tiap kelompokSiswa memperhatikan dan mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh guru.

3.Berpikir bersamaGuru memberi kesempatan kepada siswa untuk berfikir bersama menyatukan pendapat terhadap jawaban pertanyaan yang berupa soal Siswa bekerjasama dan berdiskusi tentang pertanyaan yang diberikan seputar konsep pada materi pembelajaran yang sedang dipelajari dan meyakinkan tiap anggota mengetahui jawaban tim.

4.MenjawabGuru memanggil siswa dengan nomor tertentu secara acak.Siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan atau melaporkan hasil diskusi kelompoknya untuk seluruh kelas.

a. Kelebihan dan Kekurangan Model Pemeblajaran Numbered Heads TogetherBerdasarkan uraian mengenai model pembelajaran NHT, dapat diambil kesimpulan ada beberapa kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran NHT . Kelebihan model NHT diantaranya sebagai berikut:

1) Siswa menjadi antusias dan berlatih tanggung jawab dalam belajar karena siswa memiliki nomor di kepala masing-masing.

2) Siswa menjadi lebih efektif untuk berpendapat, bertanya dan menjawab pertanyaan.

3) Siswa cenderung lebih siap apabila nomor di kepalanya akan dipanggil oleh guru.

4) Siswa dapat saling membantu dan bekerjasama jika ada yang belum jelas maka siswa yang lebih pandai mengajari yang belum jelas.

Sedangkan kekurangan dari model NHT adalah ada kemungkinan nomor yang sudah dipanggil akan terpanggil lagi oleh guru dan tidak semua anggota kelompk akan diapnggil karena keterbatasan waktu.

3. Hakikat KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi)Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, karakteristik mata pelajaran KKPI (Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi) adalah: 1) KKPI merupakan kajian terpadu tentang data, informasi, pengelolaan dan metode penyampaiannya. Keterpaduan berarti masing-masing komponen saling terkait bukan merupakan bagian yang terpisah-pisah atau parsial, 2) Materi KKPI berupa tema-tema esensial, actual dab global yang berkembang dalam kemajuan teknologi pada masa kini, sehingga mata pelajaran KKPI merupakan pelajaran yang dapat mewarnai perkembangan perilaku dalam kehidupan, 3) Tema-tema esensial dalam KKPI merupakan perpaduan dari cabang-cabang ilmu komputer, matematika, teknik elektro, telekomunikasi, sisbernetika, dan informatika itu sendiri. Tema-tema esensial tersebut berkaitan dengan kebutuhan pokok akan informasi sebagai ciri abad 21 seperti pengelolaan data, spreadsheet, presentasi, basis data, internet, dan e-mail. Tema-tema sesensial tersebut terkait dengan aspek kehidpan sehari-hari.

Materi KKPI dikembangkan dengan pendekatan interdisipliner dan multi dimensial karena berdampak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Struktur keilmuan KKPI dapat dilihat dari struktur materi Teknologi Informasi dan Komunikasi yang diturunkan seperti gambar berikut:

Gambar: 2. Struktur Keilmuan Mata Pelajaran KKPI yang dilihat dari mata pelajaran TIKBerdasarkan Gambar 2, dapat diperoleh kesimpulan bahwa hanya dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi, KKPI merupakan materi yang mengajarkan aplikasi pemanfaatan multi media atau spesifik, pengolahan gambar dan pengolahan kata yang diaplikasikan dalam bentuk lembar kerja, pemanfaatan database dan pemrograman yang ditekankan pada pemanfaatan internet, e-mail, dan web. Dengan demikian, KKPI merupakan suatu pengetahuan yang membahas bagaimana memanfaatkan teknologi yang diciptakan manusia, khususnya teknologi computer.

Nasution (1989) mengutip pernyataan Ely (1982) berpendapat bahwa teknologi informasi mencakup sistem-sistem komunikasi satelit siaran langsung, kabel interaktif dua arah, penyiaran bertenaga rendah (Low Power Broadcasting), komputer (termasuk personal computer dan komputer genggam yang baru) dan televisi (termasuk video disk dan video tape cassete). Sejalan dengan perkembangan dan perpaduan perangkat teknologi telekomunikasi dan komputer, maka keduanya hamper tak dapat dipisahkan. Perpaduan teknologi komputer dan telekomunikasi ini menghasilkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information an Communication Technology (ICT) yang sering juga disebut Telematika.

Selanjutnya Idris dan Moewanto (dalam Prawiradilaga dan Siregar, 2004) merujuk pada penggunaan istilah di kalangan Msyarakat Telematika Indonesia (MASTEL) istilah telematika (diturunkan dari bahasa Perancis telematiques) yang berarti paduan atau pembenaran konvergensi antara teknologi informasi, teknologi komputer, teknologi telekomunikasi, termasuk siaran radio maupun televisi dan multimedia. Dalam kalangan internasional, sebutan hasil konvergensi itu adalah Information And Communication, Technologies (ICT).Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (telematika) merupakan teknologi yang terpadu untuk pengelolaan informasi melalui media perantara dengan melibatkan telekomunikasi diam maupun dinamis. Istilah telematika digunakan untuk menyatakan teknologinya, sementara aplikasinya dalam bentuk jasa dan layanan sering disebut infokom. Pada penelitian ini KKPI dinyatakan pada matapelajarannya. 4. Tinjauan Materi Mengoperasikan Software Presentasi

a. Power Point dan Presentasi

Presentasi merupakan kegiatan yang penting dalam mengkomunikasikan suatu gagasan kepada orang lain dengan berbagai tujuan, misalnya untuk menarik audiensi agar mereka membeli produk, menggunakan jasa atau untuk kepentingan lain.Salah satu alat peraga yang dapat digunakan untuk mendukung presentasi adalah computer. Adapun salah satu perangkat lunak yang dapat dipakai adalah PowerPoint yang merupakan bagian dari Microsoft Office. Dengan menggunakan software ini seseorang dapat menuangkan ide-ide cemerlangnya dalam bentuk visual yang menarik dalam waktu yang singkat.

b. Fitur-Fitur Power PointPowerPoint menawarkan kemudahan-kemudahan dalam membuat bahan presentasi yang berbentuk elektronis. Pada setiap halaman presentasi atau slide dapat disisipkan komponen-komponen multimedia yang meliputi:1) Teks2) Gambar dan Grafik3) Foto4) Suara5) FilmPowerPoint juga memungkinkan komunikasi dengan software lain, seperti Microsoft Word atau Microsoft Excel. Seseorang bisa menyiapkan bahan presentasi melalui Word lalu memolesnya melalui Power Point, bisa juga dengan Excel dan menyisipkannya ke PowerPoint.

c. Menjalankan Power Point

Tekan tombol start di pojok kiri bawah layar monitor. Pilih Program, kemudian klik Microsoft Power Point, sehingga muncul gambar 2

Gambar 2. Tampilan awal Power Point

Penjelasan Gambar:1) Window sebelah kiri adalah nomor slide diawali dengan nomor 12) Window yang tengah tempat kita menempatkan fitur-fitur Power Point beserta formatnya (Bentuk, Background, animasi, Transisi dan sebagainya) yang disebut dengan Slide.

Setelah anda menghadapi tampilan sebagaimana terlihat pada Gambar 2. Anda bisa langsung membuat presentasi. Slide pertama adalah slide dengan format layout untuk Judul presentasi. Anda ketikkan langsung saja Judul dan Sub Judul pada slide yang pertama. Misalnya kita akan buat slide tentang Pengenalan Internet maka tampilan slide pertama seperti pada contoh Gambar 3.

Gambar 3. Tampilan Slide pertama dari sebuah Presentasi

Untuk menambahkan slide baru, klik tombol New Slide maka akan muncul window Office Theme yang berisi beberapa format layout slide yang dapat kita pilih. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4. berikut ini

Gambar 4. Tampilan ketika kita akan menambahkan slide baru

Ada empat jenis layout pada Office Theme yaitu:1) Teks Layouts, yang berisi Layout khusus untuk menampilkan teks saja, terdiri dari Title Slide yaitu slide untuk judul/awal presentasi, Title Only hanya memuat judul saja, Title and Teks memuat judul dan penjelasannya, Title and 2 colom memuat judul dan pembahasan yang disajikan dalam bentuk 2 kolom.2) Content Layouts, yang berisi Gambar, bagan, diagram dengan lima bentuk yaitu: Blank artinya kosong, Content berisi isinya saja, Title and Content untuk menampilkan judul dan Isinya, Title and two Content untuk menmpilkan judul dan dua isi yang disajikan dalam dua kolom, Title, Content and 2 Content sama dengan Title and Content hanya Content kolom kedua dipecah lagi menjadi dua baris, Titel 2 Content and Content sama dengan sebelumnya hanya yang kiri yang dipecah dua, Title and 4 Content sama dengan sebelumnya hanya kiri dan kanan masing-masing dipecah dua.3) Text and Contents Layout, yaitu gabungan antara teks dengan gambar, bagan atau diagram, anda dapat memilih salah satu model yang diinginkan.4) Other Layout, Model Slide out yang lain, misalnya dengan clip art, media dan sebagainya. Anda dapat memilih sesuai dengan kebutuhan.

Misalnya kita akan memilih layout Title and Content, maka akan muncul tampilan seperti pada Gambar 5. dan kita bisa menambahkan tulisan presentasi pada slide kedua misalnya seperti berikut :

Gambar 5. Tampilan presentasi pada slide keduaSekarang mari kita membuat slide ketiga dengan bentuk yang berbeda, misalnya bentuk layout Title and 2 Content. Kemudian tambahkan tulisan pada slide ketiga tersebut sebagai berikut.

Gambar 6. Hasil Slide ketigad. Membuat Slide dengan Gambar, Clip Art , Tabel, Grafik, atau Obyek Lainnya1) Klik tombol Insert New Slide kemudian pilih layout Title and Two Content.

2) Pada Title ketikkan Arsitektur Internet. 3) Pada Content yang pertama ketikkan: a) Dapat menghubungkan seluruh komputer di duniab) Dapat berkomunikasi antar komputer4) Pada Content yang kedua, jika ingin menambahkan gambar dengan cara klik picture pada content, kemudian akan muncul kotak dialog Insert Picture dan pilih file gambar yang akan dimasukkan ke silde.

Gambar 6. Kotak dialog insert picture

5) Jika ingin menambahkan clipart, maka klik icon clipart pada slide di content 2 kemudian akan muncul kotak dialog Insert Clip Art sebagai berikut.

Gambar 7. Kotak dialog insert clipart

6) Jika ingin menambahkan grafik maka akan muncul Kotak dialog grafik seperti pada materi di Microsoft Excel.

e. Mengenal Tombol-Tombol Pengatur Pandangan

Di bagian kanan bawah terdapat tiga buah tombol yang berguna untuk mengatur pandangan terhadap slide. Ketiga tombol tersebut diperlihatkan pada gambar berikut:

Gambar 8. Tombol-tombol pengatur pandangan1) Normal ViewPada keadaan normal, pandangan inilah yang ditampilkan. Pada pandangan ini, bidang yang berisi wujud slide lebih ditonjolkan daripada bidang-bidang lainnya. Gambar 8. ditampilkan dalam wujud Normal View.2) Slide Sorter View

Pada pandangan ini, semua slide akan ditampilkan dalam ukuran kecil dan disusun dalam format baris dan kolom.

Gambar 9. Slide sorter view

Hal ini sangat bermanfaat untuk melihat semua slide secara sepintas. Untuk menampilkan salah satu slide, anda dapat mengklik ganda pada slide yang bersangkutan.

3) Slide Show View

Tombol ini berguna untuk menampilkan slide-slide yang telah dibentuk, dimulai dari slide pertama. Caranya a) Aktifkan slide pertama, b) Klik tombol Slide Show ViewMuncul tampilan berikut:

Gambar 10. Slide show view

Untuk menampilkan slide berikutnya tekanlah tombol Page Down, jika slide sebelumnya tekanlah tombol Page Up. Tombol Home dapat anda gunakan untk menuju slide pertama dan End untuk menuju slide terakhir. Untuk mengakhiri presentasi tekanlah tombol Esc. Anda juga bisa mengakhiri dengan cara klik kanan mouse kemudian pilihlah End Show.

f. Menukar Posisi Slide

Untuk menukar posisi slide, pilihlah Normal View. Sebagai contoh langkah berikut digunakan untuk memindahkan slide keempat menjadi slide ketiga.

1) Klik ikom kotak slide milik slide keempat, dan tahan. Langkah ini membuat slide keempat diblok. 2) Geser mouse sehingga penunjuk mouse berada di atas ikon Slide milik slide ketiga. 3) Lepaskan penekanan terhadap tombol kiri mouse, hasilnya slide akan tertukar dari posisi sebelumnya.

g. Menghapus Slide

Penghapusan slide dapat dilakukan dengan berbagai cara. Contoh berikut menunjukkan cara penghapusan slide kelima.

1) Klik ikon slide milik slide kelima.2) Tekan tombol Delete Slide kelima akan terhapus dari Internet.ppt

h. Menambahkan Latar Belakang Slide

Sejauh ini anda membuat slide dengan tampilan latar belakang yang polos. Pada bab ini anda akan mempelajari berbagai cara untuk membuat latar belakang sehingga presentasi menjadi lebih menarik.

1) Menggunakan Template

Pemberian latar belakang pada semua slide dapat dilakukan dengan mudah, yaitu dengan menerapkan template. Anda bisa memilih salah satu dari template yang disediakan oleh PowerPoint. Ikuti langkah-langkah berikut:

a) Klik menu Design, kemudian pada panel theme pilih salah satu design yang kita inginkan. Untuk melihat pilihan design lainnya klik vertikal scrollbar sebelah kanan pada panel theme. Berikut adalah tampilan panel theme.

Gambar 11. Tampilan Panel Theme

b) Pilihlah template yang anda kehendaki misalnya Oriel, maka hasilnya adalah seperti pada Gambar 12. berikut ini.

Gambar 12. Tampilan oriel design pada latar belakang presentasi

2) Mengatur Skema Warna untuk semua Slide

Template background yang telah anda pilih bisa diganti warnanya dengan cara:

a) Klik Colors pada toolbar kiri atas kemudian pilih komposisi warna yang diinginkan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 13. berikut ini.

Gambar 13. Mengatur warna pada design latar belakang

b) Untuk merubah format text dapat juga menggunakan template font yang sudah disediakan oleh Microsoft Power point. Caranya klik design kemudia klik tombol Fonts pada bagian kanan atas. Lebih jelasnya seperti pada Gambar 14. berikut ini.

Gambar 14. Memilih template Fonts pada Ms. Power Point

c) Untuk merubah format text dapat juga menggunakan template font yang sudah disediakan oleh Microsoft Power point. Caranya klik design kemudia klik tombol Fonts pada bagian kanan atas. Lebih jelasnya seperti pada Gambar 15. berikut ini.

Gambar 15. Memilih background style pada Ms. Power PointB. KERANGKA BERFIKIRKerangka berfikir merupakan model konseptual bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir dalam penelitian ini yaitu sebagi berikut:

Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Model Numbered Heads Together (NHT) merupakan model pembelajaran secara berkelompok. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TKJ SMK HKTI 2 Purwareja Klampok. Perbandingan yang digunakan adalah subyek yang belum menggunakan model pembelajaran NHT dengan subyek yang sudah menggunakan model pembelajaran NHT. Subyek yang belum menggunakan NHT adalah siswa kelas XI TKJ SMK HKTI 2 pada tahun ajaran yang lalu, yaitu tahun angkatan 2013. Sedangkan subyek yang sudah menggunakan model pembelajaran NHT adalah siswa kelas XI TKJ pada tahun ajaran 2013/2014. Kedua subyek tersebut diuji dengan menggunakan pretest dan posttest kemudian hasilnya akan dibandingkan kembali melalui ujian akhir smester.C. HIPOTESIS PENELITIAN

Sudjana mengartikan hipotesis adalah asumsi taua dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya (Ridwan, 2011:37). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:Ha = ada perbedaan rata-rata pretest dan posttest (Model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) tidak efektif terhadap hasil belajar KKPI siswa kelas XI TKJ Purwareja Klampok, Banjarnegara Tahun Pelajaran 2013/2014).

Pendidikan TIK

Aplikasi Multimedia/spesifik

Pengolahan Kata

Pengolahan Gambar

Pemrograman

Pemanfaatan Database

Lembar Kerja (Worksheet)

Pemanfaatan Internet, E-mail, dan Web

Pretest

Posttest

Sebelum menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

Uji T prestest dan posttest

Hasil belajar KKPI

Subyek

Setelah menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

Pretest

Postest

15