bab 1

12

Click here to load reader

Upload: zahro

Post on 11-Jul-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

zero

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gangguan psikosomatis adalah faktor psikologis yang merugikan,

mempengaruhi kondisi medis pasien. Faktor psikologis tersebut dapat berupa

gangguan mental, gejala psikologis, sifat kepribadian atau gaya mengatasi

masalah, dan prilaku kesehatan yang maladaptif .Psikosomatis berasal dari

dua kata yaitu psiko yang artinya psikis, dan somatis yang artinya tubuh.

Psikofisioliogis merupakan salah satu gangguan kesehatan atau penyakit yang

ditandai oleh bermacam-macam keluhan fisik,Kellner (1994) mengungkapkan

bahwa istilah psikosomatik menunjukkan hubungan antara jiwa dan badan.

Gangguan psikosomatik didefinisikan sebagai suatu gangguan atau

penyakit fisik dimana proses psikologis memainkan peranan penting,

sedikitnya pada beberapa pasien dengan sindroma ini. Menurut Terry Beehr

dan John Newman (1978) gejala stress kerja dapat di bagi dalam 3 (tiga)

aspek, yaitu gejala psikologis, gejala psikis dan perilaku.Banyak orang

menderit penyakit psikosomatis namun tidak menyadarinya. Mereka biasanya

akan terus berusaha sembuh dari sakit yang dideritanya dengan terus berobat

namun tidak bisa sembuh. Kalaupun ada perubahan biasanya intensitas

penyakitnya saja yang menurun tapi tidak bisa sembuh total. Selang beberapa

saat biasanya akan kambuh lagi dan bisa lebih parah dari sebelumnya

Bila manusia menghadapi suatu konflik, maka ia dapat

memperlihatkan reaksi yang tidak normal (abnormal). Khususnya pada skala

peningkatan atau frekuensi gejala. Artinya ia mengalami gangguan yang lebih

mengganggu dibanding orang yang bukan penderita Psikosomatis. Konflik

dalam tubuh kita sebenarnya merupakan fenomena terjadinya persaingan

antara keinginan-keinginan yang bertentangan sehingga menimbulkan

ketegangan jiwa. Pada contoh orang yang sakit perut saat akan menghadapi

ujian, terdapat 2 keinginan yang berlawanan, ia tahu bahwa ujian itu penting

dan harus dilaksanakan, tapi ia takut gagal atau tidak siap menghadapinya, hal

ini menimbulkan impuls yang bertentangan.

Page 2: BAB 1

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi psikosomatis ?

2. Apa saja jenis jenis psikosomatis ?

3. Apa saja aspek psikosomatis ?

4. Apa saja aspek fisik psikosomati ?

5. Apa saja aspek perilaku pada psikosomatis ?

6. Bagaimana kecenderungan bunuh diri pada pasien psikosomatis ?

7. Bagaimana ciri ciri psikosomatis ?

8. Bagaimana penyebab pada pasien psikosomatis ?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk memahami definisi, jenis jenis, aspek fisik, aspek perilaku, ciri

cirri, penyebab dan asuhan keperawatan pada pasien psikosomatis.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Maha siswa mampu memahami definisi psikosomatis ?

2. Maha siswa mampu memahami jenis jenis psikosomatis ?

3. Maha siswa mampu memahami aspek psikosomatis ?

4. Maha siswa mampu memahami aspek fisik psikosomati ?

5. Maha siswa mampu memahami aspek perilaku pada psikosomatis ?

6. Maha siswa mampu memahami kecenderungan bunuh diri pada pasien

psikosomatis ?

7. Maha siswa mampu memahami ciri ciri psikosomatis ?

8. Maha siswa mampu memahami penyebab pada pasien psikosomatis ?

1.4 Manfaat

1.4.1 Mahasiswa

Mahasiswa mampu menyadari pentingnya pengetahuan dan menambah

wawasan tentang psikosomatis.

1.4.2 Institusi

Dengan adanya pengetahuan psikosomatis, di harapkan institusi dapat

mencetak mahasiswa yang dapat mengetahui dan mengerti materi

tentang psikosomatis.

1.4.3 Profesi Keperawatan

Page 3: BAB 1

Agar perawat lebih berhati-hati dalam menangani kasus psikosomatis.

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Penyakit Psikosomatis (yang sekarang lebih dikenal sebagai penyakit

Psikofisiologis), merupakan penyakit fisik yang gejalanya disebabkan oleh

proses mental dari penderitanya.

Psikofisioliogis merupakan salah satu gangguan kesehatan atau

penyakit yang ditandai oleh bermacam-macam keluhan fisik. , Kellner (1994)

Page 4: BAB 1

mengungkapkan bahwa istilah psikosomatik menunjukkan hubungan antara

jiwa dan badan.

Gangguan psikosomatik didefinisikan sebagai suatu gangguan atau

penyakit fisik dimana proses psikologis memainkan peranan penting,

sedikitnya pada beberapa pasien dengan sindroma ini.

2.2 Jenis-jenis

1) Somatization disorder. Banyak keluhan tentang keadaan fisik tapi tidak

ditemui adanya kelainan fisik. Misal palpitasi, sakit kepala dll

2) Conversion disorder, yaitu seseorang merasa kehilangan atau mengalami

perubahan fungsi fisik

3) Hipokondriasis. Dipenuhi oleh rasa takut bahwa dirinya menderita

penyakit parah berdasar penafsiran yang salah terhadap gejala tubuh

4) Kelainan dismorfik tubuh, yaitu seseorang dengan penampilan normal

merasa mengalami cacat fisik

5) Pain disorder, faktor psikologis mempunyai peranan penting dalam awitan

maupun keparahan nyeri.

2.3 Aspek psikosomatis

1) Kecemasan, ketegangan

2) Bingung, marah, sensitive

3) Memendam perasaan

4) Komunikasi tidak efektif

5) Mengurung diri

6) Depresi

7) Merasa terasing dan mengasingkan diri

8) Kebosanan

9) Ketidak puasan kerja

10) Lelah mental

11) Menurunnya fungsi intelektual

12) Kehilangan daya konsentrasi

13) Kehilangan spontanitas dan kreativitas

14) Kehilangan semangat hidup

15) Menurunnya harga diri dan rasa percaya diri

Page 5: BAB 1

2.4 Aspek Fisik

1) Meningkatnya detak jantung dan tekanan darah

2) Meningkatnya sekresi adrenalin dan noradrenalin

3) Gangguan gastrointestinal, misalnya gangguan lambung

4) Mudah terluka

5) Mudah lelah secara fisik

6) Kematian

7) Gangguan kardiovaskuler

8) Gangguan pernafasan

9) Lebih sering berkeringat

10) Kepala pusing, migraine

11) Ketegangan otot

2.5 Aspek Perilaku

1) Menunda atau pun menghindari pekerjaan/tugas

2) Penurunan prestasi dan produktivitas

3) Meningkatnya penggunaan minuman keras dan mabuk

4) Perilaku sabotase

5) Meningkatnya frekuensi absensi

6) Perilaku makan yang tidak normal (kebanyakan atau kekurangan)

7) Kehilangan nafsu makan dan penurunan drastis berat badan

8) Probem tidur (sulit tidur, terlalu banyak tidur)

9) Meningkatnya kecenderungan perilaku beresiko tinggi, seperti ngebut,

berjudi.

10) Meningkatnya agresivitas, dan kriminalitas

11) Penurunan kualitas hubungan interpersonal dengan keluarga dan teman

2.6 Kecenderungan bunuh diri

Para penderita psikofisiologis, umumnya mengeluhkan gangguan

yang berkaitan dengan sistem organ, seperti :

1) Kardio-vaskuler: keluhan jantung berdebar-debar, cepat lelah

2) Gastro-intestinal: keluhan ulu hati nyeri, mencret kronis

3) Respiratorlus: keluhan sesak napas, asma

4) Dermatologi: keluhan gatal, eksim

5) Muskulo-skeletal: keluhan encok, pegal, kejang

Page 6: BAB 1

6) Endokrinologl: keluhan hipertiroidi, hipotiroidi, dismenorea

7) Urogenital: kehuhan masih ngompoh, gangguan gairah seks

8) Serebro vaskuler: keluhan pusing, sering lupa, sukar konsentrasi, kejang

epilepsi.

2.7 Ciri-ciri Psikosomatis ditandai dengan adanya keluhan fisik yang

beragam, antara lain seperti:

1) Pegal-pegal

2) Nyeri di bagian tubuh tertentu

3) Mual,muntah, kembung dan perut tidak enak

4) Sendawa

5) Kulit gatal, kesemutan, mati rasa

6) Sakit kepala

7) Nyeri bagian dada,punggung dan tulang belakang.

Keluhan itu biasanya sering terjadi dan terus berulang serta berganti-ganti

atau berpindah-pindah tempat, dirasa sangat menganggu dan tidak wajar

sehingga harus sering periksa ke pelayanan kesehatan.

2.8 Penyebab Gangguan Psikofisiogis

Permusuhan, depresi, dan kecemasan dalam berbagai proporsi

adalah akar dari sebagian besar gangguan psikofisiologis (Kaplan, et al,

1997). Pada umumnya pasien dengan gangguan psikosomatik sangat

meyakini bahwa sumber sakitnya benar-benar berasal dari organ-organ dalam

tubuh. Pada praktik klinik sehari-hari, pemberi pelayanan kesehatan

seringkali dihadapkan pada permintaan pasien dan keluarganya untuk

melakukan pemeriksaan laboratorium dan pencitraan (rontgen). Pada pasien

psikosomatis perlu ditanyakan beberapa faktor yaitu:

Faktor sosial dan ekonomi, kepuasan dalam pekerjaan, kesukaran

ekonomi, pekerjaan yang tidak tentu, hubungan dengan dengan keluarga

dan orang lain, minatnya, pekerjaan yang terburu-buru, kurang istirahat.

Faktor perkawinan, perselisihan, perceraian dan kekecewaan dalam

hubungan seksual, anak-anak yang nakal dan menyusahkan.

Faktor kesehatan, penyakit-penyakit yang menahun, pernah masuk rumah

sakit, pernah dioperasi, adiksi terhadap obat-obatan, tembakau.

Page 7: BAB 1

Faktor psikologik, stres psikologik, keadaan jiwa waktu dioperasi, waktu

penyakit berat, status didalam keluarga dan stres yang timbul.

BAB 3

Asuhan Keperawatan

3.1 Pengkajian

meliputi pengkajian fisiologis, psikologis, faktor predisposisi, faktor

presipitasi, sumber koping maupun mekanisme koping pasien.

1) Fisiolgis

Untuk melihat gejala fisik atau faktor yang mempengaruhi kondisi fisik,

yang : meliputi

a) Kardiovaskuler : angina, hipertensi, sakit kepala

b) Musculoskeletal : LBP (low back pain), arthritis

c) Pernafasan : asma, hiperventilasi

d) Pencernaan : anoreksia, peptic ulcer,colitis, obesitas

e) Kulit : eczema, puritus, neurodermatitis

f) Genitourinari : impotensi, PMS

g) Endokrinologi : diabetes, hipertiroid

2) Psikologis

Page 8: BAB 1

Pada individu mungkin terdapat gejala fisik tapi tidak ada kelainan

organik (somatoform disorder). Terdiri dari:

1) Somatization disorder. Banyak keluhan tentang keadaan fisik tapi tidak

ditemui adanya kelainan fisik. Misal palpitasi, sakit kepala dll.

2) Conversion disorder, yaitu seseorang merasa kehilangan atau

mengalami perubahan fungsi fisik

3) Hipokondriasis. Dipenuhi oleh rasa takut bahwa dirinya menderita

penyakit parah berdasar penafsiran yang salah terhadap gejala tubuh

4) Kelainan dismorfik tubuh, yaitu seseorang dengan penampilan normal

merasa mengalami cacat fisik

5) Pain disorder, faktor psikologis mempunyai peranan penting dalam

awitan maupun keparahan nyeri.

3) Faktor Prediposisia. Faktor biologis

o Keseimbangan hormonal mempengaruhi emosi seseorang

o Faktor genetik

b. Faktor psikologis Kepribadian tipe A. Penyakit fisik bisa disertai dengan kelainan

organik dan ada pula yang tanpa ada kelainan organik.c. Faktor sosial

o Keparahan gejala dipengaruhi aspek lingkungan sosia.

o Konsep peran sakit dalam lingkungan sosial. Menjadi sakit adalah

peran sosial dimana masyarakat menempatkan kepercayaan &

harapan pada individu.

d. Faktor Presipitasi yaitu adanya stimulus yang meningkat dari lingungan

internal atau eksternal yang diterima individu yang melebihi sumber

koping yang dimiliki dan membahayakan dirinya. Respon

psikofisiologis yang muncul akibat stimulus tetsebut dipengaruhi oleh

pengalaman individu dalam menginterpretasi keadaan stressful. Misal:

diare menjelang ujian. Akumulasi dari stressor kecile. Sumber Koping perlu dikaji kebiasaan koping pasien, support sistem

dari keluarga, teman, pemberi layanan kesehatan.

Page 9: BAB 1

f. Mekanisme Koping yaitu Kelainan psikofisiologi dipandang sebagai

upaya untuk mengatasi ansietas akibat stres yang berlebihan.

Mekanisme defensif yang berkaitan antara lain :1. Represi perasaan, konflik dan impuls yang tidak dapat diterima.

Dalam hal ini pengalaman yang menyakitkan, kenangan yang

tidak diharapkan pikiran dan impuls yang tidak menyenangkan

dikeluarkan dari kesadaran. Atau dalam arti lain represi adalah

menekan semua pengalaman yang menyakitkan, kenangan yang

tidak diharapkan, impuls yang tidak menyenagkan kealam tak sadar

secara tidak sadar. contoh:seorang anak yang semasa kecilnya sering

mendapat perlakuan kasar ia akan melupakan semua kejadian

tersebut secara tidak sadar, tetapi smeua kenangan tersebut akan

terakumulasi di alam bawah sadarnya.2. Menyangkal masalah (Denial) Mengingkari pikiran keinginan, fakta

dan kesedihan yang tidak dapat ditoleransi contoh:pasien

kanker,menyatakan dokter salah diagnosa.3. Kompensasi Proses dimana seseorang menutupi kekurangannya

dengan menekan segi lain yang dianggap menjadi kelebihannya.

contoh: seorang siswa yang dalam prestasi belajarnya maka ia akan

menutupinya dengan pandai bermain musik. Seorang yang sakit dan

tidak mampu beraktivitas secara fisik maka dia akan berupaya

memaksimalkan aktivitas yang lain misal dengan menulis.4. Regresi Yaitu suatu mekanisme dimana saat sakit individu kembali

ke tingkat perkembangan sebelumnya. Missal seorang anak yang

biasanya sudah bisa mandiri dalam ADL saat sakit menjadi ngompol,

selalu minta dilayani.5. Supresi Menekan secara sadar pikiran, impuls dan perasaan yang

tidak menyenang kealam tak sadar. contoh: seorang siswa pergi

menonton film bersama teman dekatnya,maka pada saat belajar

dikelas dia berusaha untuk melupakan kejadian tersebut untuk lebih

konsentrasi mengikuti pelajaran.6. Identifikasi Proses dimana seseorang meniru cara berfikir dan

berperilaku dari seseorang yang dikagumi contoh: seorang anak

Page 10: BAB 1

SMA yang mengidolakan Agnes Monica meniru cara berpakaian dan

model rambut seperti Agnes Monica7. Reaksi formasi Mengembangkan pola sikap dan perilaku tertentu

yang disadari berlawanan dengan perasaan dan keinginannya contoh:

seseorang marah pada temannya tapi malah bersikap baik dan

meminjamkan catetan kuliah dengan sikap yang manis.8. Rasionalisasi Berusaha memperlihatkan tingkah laku yang tampak

sebagai hasil pemikiran yang logis. contoh: tidak punya uang untuk

beli kendaran, dikatakan bahwa jalan kaki lebih sehat dari pada naik

kendaraan.9. Subtitusi Mengganti obyek yang bernilai tinggi yang tidak dapat

dicapai dengan obyek atau tujuan lain hampir sama walaupun

nilainya lebih rendah. Contoh: seorang anak yang menginginkan

mainan kapal kapalan dengan harga yang mahal,karena dia tidak

mempunyai uang untuk membelinya maka dia membeli mainan yang

sejenis dengan harga yang lebih murah.10.Restitusi Mengurangi rasa bersalah dengan tindakn pengganti

contoh: seorang koruptor memberikan sumbangan untuk menutupi

rasa bersalahnya11.Displacement Memindahkan perasaan emsionalnya dari obyek

sebenarnya ke obyek pengganti. Contoh Asep marah pada teman

kampusnya. Sepulang ke rumah, adiknya yang membukakan pintu

langsung diomeli oleh Asep.12.Proyeksi Menyatakan harapan, pikiran dan perasaan atau motifasi

sebagai harapan, pikiran dan perasaan orang lain. Contoh: Ali

menyukai Ani, tetapi ia mengatakan pada Ani bahwa ada salam dari

Ari13.Sublimasi Memindahkan energi mental (dorongan) yang tidak dapat

diterima.kepada tujuan yang dapat diterima masyarakat contoh:orang

yang suka bicara menjadi seorang presenter.

3.2 Diagnosa

Diagnosa keperawatan menggambarkan interaksi biopsikososial individu.

Model stress adaptasi dapat digunakan dalam penentuan diagnose keperawatan

Diagnosa keperawatan mayor (menurut Stuart & Sunden):

Page 11: BAB 1

1. Gangguan penilaian

2. Gangguan pola tidur Adapun diagnosa medis yang berkaitan antara lain

3. Gangguan somatisasi

4. Gangguan konversi

5. Hypocondriasis

6. Gangguan tubuh dismorfik

7. Insomnia utama

8. Primary Hipersomnia

9. Narkolepsi

10. Gg irama sirkardian

11. Faktor psikologis yg mempengaruhi kondisi medis

3.3Perencanaan

1. Rencana keperawatan biasanya jangka panjang.

2. Gangguan fisik yang muncul biasanya berhubungan dengan adanya

ketidakmampuan, yang bisa jadi membahayakan kehidupan.

3. Rencana penyuluhan pasien ditujukan untuk meningkatkan kemampuan

respon psikofisiologi yang adaptif.

4. Rencana pendidikan pasien meliputi latihan kemampuan koping yang akan

dapat meningkatkan pengetahuan pasien tentang efek stress, menurunkan

cemas, meningkatkan perasaan dan tujuan serta arti hidup, dan

meningkatkan kemampuan koping

5. Prioritas utama intervensi keperawatan adalah memenuhi kebutuhan

fisiologis pasien.

6. Prinsip dalam berhubungan dengan gangguan psikofisikal adalah dengan

mengkaji tingkat stress dan tindakan untuk menurunkan stress tersebut.

7. Gejala psikologi tergantung pada pribadi dalam menghadapi cemas.

8. Pendekatan psikologi meliputi: supportive therapi, insight therapi, group

therapi, cognitif behavioral therapi, penurunan stress, latihan relaksasi dan

psikofarmakologi.

9. Therapi Orientasi Insight

10. Pengenalan perasaan pasien dan dukungan

11. Mengidentifikasi dan mengeksplorasi sumber pertahanan pasien

Page 12: BAB 1

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan