bab 1

24
Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. PERTAMINA (Persero) fokus dalam pengolahan minyak bumi. Dalam mengemban tugasnya, Pertamina mengoperasikan beberapa Refinery Unit, antara lain RU I pangkalan Brandan, RU II Dumai, RU III Plaju, RU IV Cilacap, RU V Balikpapan, RU VI Balongan, dan yang terbaru adalah RU VII Kasim. Dari ketujuh unit pengolahan yang dimiliki pertamina ini, salah satu yang handal ialah Refinery Unit VI Balongan dengan kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah (crude oil) menjadi produk-produk BBM (Bahan Bakar Minyak), Non BBM, dan Petrokimia. RU VI Balongan mulai beroperasi sejak tahun 1994. Kilang ini berlokasi di Indramayu (Jawa Barat) sekitar ±200 km arah timur Jakarta, dengan wilayah operasi di Balongan, Mundu dan Salam Darma. Bahan baku yang diolah di Kilang RU VI Balongan adalah minyak mentah Duri dan Minas yang berasal dari Propinsi Riau. Selain itu, juga ada minyak mentah yang diambil dari daerah sekitar, seperti Banyu Urip, Mundu, dan Jatibarang. Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III 1

Upload: asti-nesia-himmatuliza

Post on 10-Apr-2016

9 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

BAB 1 PENDAHULUAN

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1

Bab I Pendahuluan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT. PERTAMINA (Persero) fokus dalam pengolahan minyak bumi.

Dalam mengemban tugasnya, Pertamina mengoperasikan beberapa Refinery Unit,

antara lain RU I pangkalan Brandan, RU II Dumai, RU III Plaju, RU IV Cilacap,

RU V Balikpapan, RU VI Balongan, dan yang terbaru adalah RU VII Kasim. Dari

ketujuh unit pengolahan yang dimiliki pertamina ini, salah satu yang handal ialah

Refinery Unit VI Balongan dengan kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah

minyak mentah (crude oil) menjadi produk-produk BBM (Bahan Bakar Minyak),

Non BBM, dan Petrokimia. RU VI Balongan mulai beroperasi sejak tahun 1994.

Kilang ini berlokasi di Indramayu (Jawa Barat) sekitar ±200 km arah timur

Jakarta, dengan wilayah operasi di Balongan, Mundu dan Salam Darma. Bahan

baku yang diolah di Kilang RU VI Balongan adalah minyak mentah Duri dan

Minas yang berasal dari Propinsi Riau. Selain itu, juga ada minyak mentah yang

diambil dari daerah sekitar, seperti Banyu Urip, Mundu, dan Jatibarang.Minyak bumi pertama kali ditemukan pada sekitar tahun 221 SM yaitu

ketika dilakukan penggalian tanah oleh orang-orang Cina hingga kedalaman lebih

dari 3000 kaki. Namun pengeboran yang bersifat komersial pertama kali

dilakukan di Titusville, Pennsylvania, AS yang dilakukan oleh Col. Drake. Usaha pengeboran minyak di Indonesia dimulai dengan dilakukannya

eksplorasi di daerah Gunung Ciremai sekitar tahun 1871 oleh seorang pengusaha

Belanda yang bernama Van Hoevel dan Jan Reerink, namun eksplorasi ini gagal

karena tidak ditemukan minyak. Usaha pencarian minyak bumi selanjutnya

dilakukan seorang pengusaha Belanda bernama Aeiko Jan Zijlker di Telaga

Tunggal. Pada tanggal 15 Juni 1885, eksplorasi ini berhasil ditemukan sumur

minyak bumi komersil pertama di Indonesia dengan kedalaman 121 m. Setelah

Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III

1

Page 2: BAB 1

2

Bab I Pendahuluan

keberhasilan pengeboran ini maka secara berturut-turut ditemukan sumur-sumur

minyak di Telaga Sahid (Sumatera Utara), Kruka (Jawa Timur, 1887), Ledok

(Cepu, 1901), Pamusian (Tarakan, 1905), dan Talang Akar Pendopo (Sumatera

Selatan, 1921).

PERTAMINA sebagai suatu perusahaan negara yang bernaung dibawah

Departemen Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Mineral. Dalam

perkembangannya, perubahan telah banyak dialami oleh PERTAMINA dan

berkembang seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi di Indonesia.

Pesatnya perkembangan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari

peranan perindustrian, dalam hal ini termasuk industri minyak dan gas bumi

(MIGAS) yang merupakan produk utama dari PERTAMINA, di samping produk-

produk lain yang diproduksi untuk mendukung proses pengolahan yang utama.

PERTAMINA selaku pengelola juga mengikuti prinsip ekonomi dalam setiap

tindakan untuk tetap bekerja secara efisien dan efektif sehingga dapat bertahan

dan dapat diandalkan dalam persaingan dengan perusahaan-perusahaan minyak di

luar negeri.

1.2. Sejarah Singkat PT. PERTAMINA (Persero)

Minyak bumi pertama kali ditemukan sekitar tahun 221 SM yaitu

Ketiusahaka orang-orang Cina melakukan penggalian tanah hingga mencapai

kedalaman lebih dari 3000 kaki. Namun pengeboran yang bersifat komersial

pertama kali dilakukan Titusville, Pennsylvani, Amerika Serikat yang dilakukan

oleh Kol. Drake

Menjelang perang dunia ke-2 kondisi perindustrian minyak di Indonesia

dikuasai oleh pihak asing yaitu Belanda dengan perusahaan Shell dan Amerika

dengan perusahaan Stanvac. Setelah Indonesia merdeka, maka dilakukanlah usaha

oleh pemerintah agar perindustrian minyak yang ada di Indonesia dapat diambil

alih. Sejak tahun 1871, usaha eksplorasi minyak bumi telah dimulai di Indonesia

Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III

Page 3: BAB 1

3

Bab I Pendahuluan

oleh orang-orang Belanda di daerah Cibodas dekat Majalengka, Jawa Barat,

namun mengalami kegagalan. Kemudian hal yang sama dilakukan oleh A.J.

Zylker pada tahun 1883 di dekat Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Setelah

keberhasilan tersebut, berturut-turut ditemukan sumber minyak bumi yang lain,

yaitu di Kruka (Jawa Timur) pada tahun 1887, Ledok Cepu (Jawa Tengah) pada

tahun 1901, Pamusian Tarakan tahun 1905, dan di Talang Akar Pendopo

(Sumatera Selatan) pada tahun 1921. Penemuan minyak bumi tersebut

mengakibatkan berdirinya perusahaan-perusahaan minyak asing di Indonesia,

seperti Royal Dutch Company, Shell, Stanvac, Caltex, dan maskapai –maskapai

lainnya untuk turut dalam usaha dan investasi pengeboran minyak di Indonesia.

Setelah kemerdekaan Indonesia terjadi beberapa perubahan pengeboran

perusahaan minyak di Indonesia. Pada tanggal 10 Desember 1957 atas perintah

Mayor Jendral Dr. Ibnu Soetowo, PT. Emitsu diubah namanya menjadi PT.

Perusahaan Minyak Nasional (PT. PERMINA). Kemudian dengan PP No.198

/1961, PT. PERMINA dilebur menjadi PN PERMINA. Pada tanggal 20

Agustus1968 berdasarkan PP No.27/1968 PN PERMINA dan PN PERTAMINA

dijadikan satu menjadi perusahaan yang bernama Perusahaan Pertambangan

Minyak dan Gas Bumi Negara (PN PERTAMINA). Sebagai landasan kerja baru

lahirlah UU No. 8/1971 pada tanggal 15 September 1971. Sejak itu PN

PERMINA diubah menjadi PERTAMINA, yang merupakan satu-satunya

perusahaan nasional yang berwenang mengelola semua bentuk kegiatan di bidang

industri perminyakan di Indonesia. Dalam pembangunan nasional, PT.

PERTAMINA (persero) memiliki tiga peranan penting, yaitu:

1) menyediakan dan menjamin pemenuhan kebutuhan BBM

2) sebagai sumber devisa negara

3) menyediakan kesempatan kerja sekaligus pelaksana alih teknologi dan

pengetahuan

PT PERTAMINA (persero) membangun tujuh unit pengolahan minyak

dalam menunjang usaha pemenuhan kebutuhan energi di wilayah Indonesia.

Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III

Page 4: BAB 1

4

Bab I Pendahuluan

Namun, satu unit kilang yang terletak di Pangkalan Brandan sudah tidak aktif

karena tidak efisien. Berikut beberapa kilang PT PERTAMINA dan kapasitasnya.

Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan, maka usaha-usaha untuk

mengambil alih kekuasaan di bidang industri minyak dan gas bumi mulai

dilaksanakan. Pada tanggal 10 Desember 1957, berdasarkan perintah dari Kolonel

Ibnu Sutowo, PT. EMTSU diambil alih oleh Indonesia dan diubah namanya

menjadi PN Permina. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya

PERTAMINA. Ekspor pertama PN Permina dilakukan pada tanggal 24 Mei 1958.

Berdasarkan UU tahun 1960, maka dibentuklah tiga perusahaan negara

di sektor minyak dan gas bumi. Ketiga perusahaan negara itu adalah :

1) PN Pertamin didirikan berdasarkan PP No.3/1961.

2) PN Permina didirikan berdasarkan PP No.199/1961.

3) PN Permigan didirikan berdasarkan PP No.199/1961.

Pada tahun 1965 PN Permigan dibubarkan dengan menggunakan SK

Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi No.6/M/MIGAS/66 tanggal 4 Juni 1966.

Semua kekayaan PN Permigan, yaitu sumur minyak dan penyulingan di Cepu,

diserahkan kepada Lemigas. Sedangkan fasilitas produksinya diserahkan kepada

PN Permina dan fasilitas pemasarannya diserahkan kepada PN Pertamin.

Berdasarkan PP No.27/1968 dibentuklah Perusahaan Negara Pertambangan

Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN Pertamina) yang merupakan penggabungan

dari PN Pertamin dan PN Permina. Pembentukan ini dilakukan pada tanggal 20

Agustus 1968. Sebagai landasan kerja bagi PN Pertamina dibuatlah UU No.8

tahun 1971 yang menyatakan bahwa Pertamina sebagai pengelola tunggal

dibidang pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia. Berdasarkan UU No.20

tahun 2001 serta PP No.31 tahun 2003 pada tanggal 17 September 2003

menyatakan bahwa Pertamina berubah nama menjadi PT. PERTAMINA

(PERSERO).Saat ini PT. PERTAMINA (Persero) telah mempunyai 6 buah kilang dari

total 7 buah kilang, yaitu:

Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III

Page 5: BAB 1

5

Bab I Pendahuluan

Tabel 1.1 Kapasitas Produksi Kilang PT. PERTAMINA (Persero)

NAMA KILANG KAPASITAS

RU-I PANGKALAN BRANDAN

RU-II DUMAI

RU-III PLAJU

RU-IV CILACAP

RU-V BALIKPAPAN

RU-VI BALONGAN

RU-VII KASIM-SORONG

5.000 BPSD*

170.000 BPSD

133.700 BPSD

300.000 BPSD

253.000 BPSD

125.000 BPSD

10.000 BPSD

TOTAL 996.700 BPSD

Sumber: PERTAMINA

1.2.1.Visi dan Misi

1.2.1.1. Visi

“Menjadi Perusahaan yang Unggul dan Terpandang” (To be a respected

leading company)

1.2.1.2. Misi

1) Melakukan usaha dalam bidang energi dan petrokimia

2) Merupakan identitas bisnis yang dikelola secara profesional,

kompetitif, dan berdasar tata nilai unggulan

3) Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan,

pekerja, dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi

nasional

1.2.2.Logo dan Slogan

Sudah selama 37 tahun (20 Agustus 1968 - 1 Desember 2005) orang

mengenal logo kuda laut sebagai identitas PERTAMINA. Pemikiran perubahan

logo sudah dimulai sejak 1976 setelah terjadi krisis PERTAMINA. Pemikiran

tersebut dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya dan diperkuat melalui tim

restrukturisasi PERTAMINA tahun 2000 (Tim Citra) termasuk kajian yang

mendalam dan komprehensif sampai pada pembuatan TOR dan perhitungan

Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III

Page 6: BAB 1

6

Bab I Pendahuluan

biaya. Akan tetapi program tersebut sempat tidak terlaksana karena adanya

perubahan kebijakan atau pergantian direksi. Wacana perubahan logo tetap

berlangsung sampai dengan terbentuknya PT. PERTAMINA (PERSERO) pada

tahun 2003. Adapun pertimbangan pergantian logo yaitu agar dapat membangun

semangat baru, mendorong perubahan corporate culture bagi seluruh pekerja,

mendapatkan image yang lebih baik diantara global oil dan gas companies serta

mendorong daya saing perusahaan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang

terjadi, antara lain :

a) Perubahan peran dan status hukum perusahaan menjadi perseroan

b) Perubahan strategi perusaan untuk menghadapi persaingan pasca PSO dan

semakin banyak terbentuknya entitas bisnis baru bidang hulu dan hilir.

Slogan ALWAYS THERE yang diterjemahkan mejadi “SELALU HADIR

MELAYANI”. Dengan slogan ini diharapkan prilaku seluruh jajaran pekerja akan

berubah menjadi enterpreneur dan customer oriented, terkait dengan persaingan

yang sedang dihadapi dan akan dihadapi oleh perusahaan. Permohonan

pendaftaran ciptaan logo baru telah disetujui dan dikeluarkan oleh Direktur Hak

Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang,

Departemen Hukum dan HAM dengan syarat pendaftaran ciptaan No.0.8344

tanggal 10 Oktober 2005. Logo baru PERTAMINA sebagai identitas perusahaan

dikukuhkan dan diberlakukan terhitung mulai tanggal 10 Desember 2005. Selama

masa transisi, lambang/tanda pengenal PERTAMINA masih dapat dipergunakan.

Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III

Page 7: BAB 1

7

Bab I Pendahuluan

Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA (Persero)

Arti makna Logo :

1) Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan yang

merupakan representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai PERTAMINA

yang bergerak maju dan progresif

2) Warna-warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil

PERTAMINA dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif

dan dinamis dimana :

a) Biru : mencerminkan andal, dapat dipercaya, dan bertanggung

jawab,

b) Hijau : mencerminkan sumber daya energi yang berwawasan

lingkungan,

c) Merah : mencerminkan keuletan dan ketegasan serta keberanian

dalam menghadapi berbagai macam kesulitan.

Peranan PT. PERTAMINA (Persero) dalam pembangunan adalah:

1) Menyediakan dan menjamin pemenuhan akan kebutuhan BBM.

2) Sebagai sumber devisa negara.

3) Menyediakan kesempatan kerja sekaligus pelaksana alih teknologi dan

pengetahuan.

Ketika PERTAMINA membeli kilang minyak Sei Gerong dari PT.

Stanvac tahun 1970, pada saat itu tumbuh tekad untuk melaksanakan kemandirian

bangsa di bidang energi dengan mengoperasikan kilang minyak sendiri untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dalam mengoperasikan kilang-kilang dalam

negeri, PERTAMINA mendasari langkahnya pada tiga kebijakan utama yaitu

kepastian dalam pengadaan, pertimbangan ekonomi pengadaan, dan keluwesan

pengadaan.

1.3. Sejarah PT PERTAMINA (PERSERO) RU-III Plaju-Sungai Gerong

Sejarah perkembangan kilang RU III Plaju secara umum dimulai dengan

ditemukannnya sumur minyak bumi di telaga tunggal pada tahun 1985 oleh

Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III

Page 8: BAB 1

8

Bab I Pendahuluan

A.O.Zijkler, dimana kemudian sumur tersebut dikenal dengan nama Telaga Said

yang merupakan awal produksi minyak bumi. Keberhasilan penemuan minyak di

Telaga Said tersebut dan beberapa daerah di Indonesia mendorong pembangunan

kilang pada saat itu termasuk Kilang Plaju.

Perusahaan NKPM berganti nama menjadi SVPM dan pada tahun 1959

berganti nama menjadi PT. Stanvac Indonesia. Kilang yang didirikan oleh NKPM

beserta kilang BPM Shell yang didirikan di Plaju oleh Belanda merupakan cikal

bakal kilang PERTAMINA RU-III. Rincian upaya pendirian PERTAMINA RU-

III Plaju adalah sebagai berikut:

1) Pada tahun 1904 didirikannya kilang minyak di Plaju oleh Shell dengan

kapasitas 110 MBSD

2) Pada tahun 1926 Kilang Sungai Gerong didirikan oleh Stanvac dengan

kapasitas 70 MBSD

3) Pada tahun 1965 Kilang Plaju dengan kapasitas 110 MBSD dibeli dari Shell

4) Pada tahun 1970 Kilang Sungai Gerong dengan kapasitas 70 MBSD dibeli dari

Shell

5) Pada tahun 1971 Pembangunan Kilang Polypropylen dengan kapasitas 20.000

ton pertahun

6) Pada tahun 1972 Proyek Integrasi kilang Plaju dan kilang Sungai Gerong

7) Pada tahun 1982 Proyek kilang Musi PKM I dengan kapasitas 98 MBSD yang

meliputi :

a) modifikasi Dapur CD II, CD III, CD IV, CD V dengan penambahan APH

b) pembangunan unit HVU II

c) up grading proses kilang FCCU

8) Pada tahun 1983 Proyek pembangunan TA/PTA dengan kapasitas 150.000 ton

pertahun dan beroperasi tahun 1986

9) Pada tahun 1987 Proyek “Energy Conservation Improvement” (ECI)

10) Pada tahun 1988 Proyek Usaha Peningkatan Efisiensi dan Produksi Kilang

(UPEK)

Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III

Page 9: BAB 1

9

Bab I Pendahuluan

11) Pada tahun 1990 Debottlenecking kilang TA/PTA dengan kapasitas 225.000

ton/tahun.

12) Pada tahun 1994 Proyek Kilang Musi II yang meliputi :

a) Revamping Kilang RFCCU

b) Pembangunan New Polypropilene

c) Perubahan listrik 60 Hz ke 50 Hz di Sungai Gerong

13) Pada tahun 1996 modifikasi unit Redistiling I/II Plaju menjadi CDU

14) Pada tahun 2002 pembangunan jembatan integrasi kilang Musi

15) Pada tahun 2004 Retropane System Process Control pada CD I/II/III/IV DCS

Centum V menjadi DCS Centum CS 3000 (Freedbus Central).

Tugas pokok PERTAMINA RU-III Plaju / Sungai Gerong sesuai dengan

UU No.8 tahun 1971 yaitu: “ Menyediakan bahan baku bagi perkembangan dan

pertumbuhan industri dalam negeri, karena itu kegiatan PERTAMINA RU-III

Plaju / S.Gerong hanya mengolah bahan bakar minyak (BBM) dan non BBM ”.

PERTAMINA RU-III memiliki 2 buah kilang, yaitu :

1) Kilang minyak Plaju, yang berbatasan dengan Sungai Musi di sebelah selatan

dan Sungai Komering di sebelah barat.

2) Kilang minyak Sungai Gerong, yang terletak di persimpangan Sungai Musi

dan Sungai Komering.

Kilang RU-III Plaju/Sungai Gerong mempunyai 2 unit produksi yaitu :

1) Unit Produksi I (Kilang BBM/Petroleum) yang mengolah minyak mentah.

Kilang BBM/ Petroleum terdiri dari primary process dan secondary process. 2) Unit Produksi II (Kilang Petrokimia). Kilang Petrokimia yang terdiri dari

kilang TA/PTA dan Polypropylene.

Secara umum, Sejarah PERTAMINA RU III dan perubahan-perubahan

yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 1.2 dibawah ini.

Tabel 1.2 Sejarah Perkembangan PT. Pertamina (Persero) RU III

Tahun Sejarah

Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III

Page 10: BAB 1

10

Bab I Pendahuluan

1907

1933

Awal pembangunan dan didirikannya kilang minyak di Plaju oleh SHELL hingga mencapai kapasitas 110 MBSD.Kilang S. Gerong didirikan oleh STANVAC with the capacity of 70 MBSD.

1965 Kilang Plaju dengan kapasitas 110 MBSD dibeli dari SHEL

1970 Kilang S. Gerong dengan kapasitas 70 MBSD dibeli oleh STANVAC.

1971 Pembangunan kilang polypropylene dengan kapasitas 20.000 ton/tahun.

1972 Proyek Integrasi kilang Plaju dengan kilang Sungai Gerong.1982 Proyek Kilang Musi I (PKM I) dengan kapasitas 98 MBSD.

1983

Proyek pembangunan kilang TA/PTA dengan kapasitas 150.000

ton/tahun

dan beroperasi sejak tahun 1986

1987 Proyek Energi Conservation Improvement (ECI).

1988 Proyek Usaha Peningkatan Effisiensi dan Produksi Kilang (UPEK).1990 Debottlenecking kilang TA/PTA dengan kapasitas 225.000 ton/tahun

1994

Proyek Kilang Musi II (PKM II) yang meliputi :

1. Revamping Kilang RFCCU.

2. Pembangunan New Polypropylene.

3. Perubahan jaringan listrik 60 Hz menjadi 50 Hz di area S. Gerong.

1996 Modifikasi Unit Redistiling I/II Plaju menjadi CDU.Sumber : Pedoman BPST Angkatan XVI PERTAMINA. 1999. Palembang

1.4. Maksud dan Tujuan Perusahaan

Sesuai akta pendiriannya, Maksud dari Perusahaan Perseroan adalah untuk

menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun

di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan

usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.

Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III

Page 11: BAB 1

11

Bab I Pendahuluan

Adapun tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah untuk:

1) Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan secara

efektif dan efisien.

2) Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk

kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.1.5. Lokasi Pabrik

PT. Pertamina (Persero) RU III merupakan salah satu unit proses produksi

dalam jajaran direktorat pengolahan yang terletak di Sumatera Selatan. RU III ini

mempunyai dua buah kilang yaitu :

1) Kilang Minyak Plaju

2) Kilang Minyak S. Gerong

Kilang minyak Plaju terletak di sebelah selatan Sungai Musi dan sebelah

barat Sungai Komering, sedangkan kilang minyak S. Gerong terletak di

persimpangan Sungai Musi dan Sungai Komering. Untuk lebih jelasnya, lokasi

PT. Pertamina (Persero) RU III dapat dilihat pada Gambar 1.5 dibawah ini.

Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III

Page 12: BAB 1

12

Bab I Pendahuluan

Gambar 1.2 Lokasi dan Tata Letak PT. Pertamina (Persero) RU III

Luas wilayah kerja PT. Pertamina (Persero) RU III sebesar 1812,6 ha,

sedangkan luas wilayah efektif yang dipergunakan oleh PT. Pertamina RU III

dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut.

Tabel 1.3 Luas Wilayah Efektif PT. Pertamina (Persero) RU III

No. Tempat Luas (Ha)

1. Area perkantoran dan kilang Plaju 229,60

2. Area kilang S. Gerong 153,90

3. PUSDIKLAT fire & safety34,95

4. RDP dan lap. golf Bagus Kuning 51,40

5. RDP Kenten 21,20

6. Lapangan golf Kenten 80,60

Sumber : Pedoman BPST Angkatan XIV Pertamina, 1999, Palembang

1.5.1.Kilang Unit Operasi Plaju

Kilang unit operasi Plaju terletak di sebelah selatan Sungai Musi dan

sebelah barat Sungai Komering. Berdasarkan tata letak, kilang unit operasi Plaju

terdiri dari unit-unit :a) Pengilangan utara

Unit-unit yang terdapat di pengilangan utara adalah : Crude Distiller II, Crude

Distiller III, Crude Distiller IV.b) Pengilangan tengah

Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III

Page 13: BAB 1

13

Bab I Pendahuluan

Unit-unit yang terdapat di pengilangan tengah adalah: Crude Distiller V,

Redistiller I/II, Stabilizer C/A/B, Straight Run Main Gas Compressor

(SRMGC).c) Pengilangan selatan (Gas Plant)

Unit-unit yang ada di pengilangan selatan adalah: Butane Butylene Motor Gas

Compressor (BBMGC), Butane Butylene Distiller, Butane Butylene Treating,

Polymerisasi, Alkylasi, Storage & Blending Musicool.d) Kilang Petrokimia

Kilang Petrokimia yang terdapat di PERTAMINA (Persero) RU-III terdiri atas

dua unit kilang, yakni: Kilang Polypropylene dan Unit Silo & Bagging, Kilang

Terephtalic Acid / Purified Terephtalic Acid dan Unit Silo & Bagging. Kilang

ini menghasilkan polypropylene dan Unit Silo & Bagging.

1.5.2.Kilang Unit Operasi Sungai Gerong

Kilang Unit Operasi Sungai Gerong terletak di persimpangan Sungai Musi

dan Sungai Komering. Kilang Minyak Sungai Gerong terdiri dari unit-unit Crude

Distiller VI, Redistiller III/IV, High Vacuum Unit II, Residue Fluid Catalytic

Cracking Unit, Stabilizer III, Caustic Treater Unit, Merichame Unit.

1.6. Deskripsi Proses PT. PERTAMINA (Persero) RU-III

PT. PERTAMINA (Persero) UP III melakukan pengolahan minyak

mentah menjadi produk-produk seperti bahah bakar (BBM), solvent (non-BBM),

produk gas, produk khusus dan produk petrokimia. Pada kilang BBM, minyak

bumi mengalami empat proses utama, yaitu primary process, secondary process,

treating dan blending. Kilang petrokimia di RU-III menghasilkan produk

Polypropylene dan PTA.

Proses utama pengolahan minyak bumi dan petrokimia di Unit Pengolahan

III Plaju-Sungai Gerong meliputi :

1) Primary Process

Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III

Page 14: BAB 1

14

Bab I Pendahuluan

Proses primer merupakan proses pemisahan komponen-komponen minyak

mentah yang dilakukan seara fisik. Pada tahap ini, minyak mentah dipisahkan

menjadi fraksi-fraksinya dengan menggunakan proses distilasi. Hasil dari

distilasi merupakan produk BBM, sebagian dari hasil distilasi harus melewati

tahapan secondary process. Unit operasi yang digunakan pada proses ini

adalah Crude Distiller (CD) dan Redistiller. Crude Distiller digunakan untuk

memproses minyak mentah. Unit ini terdiri dari unit CD II, CD III, CD IV,

dan CD V, sedangkan Redistiller yang terdiri dari Redistiller I dan II

digunakan untuk mengolah slop oil (minyak sisa yang tidak memenuhi

standar, off spec.). Namun, pada saat ini Redistiller sudah tidak beroperasi

lagi. Unit lain untuk primary process adalah HVU (High Vacuum Unit). HVU

digunakan untuk memisahkan residu hasil pemisahan dari unit CD dan

Redistiller menjadi fraksi-fraksinya.

2) Secondary Process

Proses sekunder melibatkan terjadinya perubahan struktur kimia dari suatu

senyawa. Proses yang bertujuan untuk mengolah fraksi-fraksi dari hasil proses

primer ini meliputi dekomposisi molekul (cracking), kombinasi molekul

(polimerisasi dan alkilasi) dan perubahan struktur molekul (reforming). Unit-

unit yang beroperasi pada proses ini adalah FCCU (Fluid Catalytic Cracking

Unit), Polimerisasi, Alkilasi, Stabillizer C/A/B, SRMGC (Straight Run Motor

Gas Compressor), dan BB Distiller (Buthane-Buthylene Distiller).

3) Treating

Proses treating bertujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang tidak

diinginkan dari produk BBM seperti senyawa belerang, merkaptan-merkaptan.

Proses treating ini dilakukan pada unit CTU (Causti Treating Unit), BB

Treater (Buthane-Buthylene Treater), Doctor Treater (untuk menghilangkan

merkaptan-merkaptan), dan SAU (Sulphuric Acid Recovery Unit).

4) Blending

Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III

Page 15: BAB 1

15

Bab I Pendahuluan

Proses blending/pencampuran bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk

atau agar produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.

Proses pencampuran dilakukan dengan penambahan zat aditif atau dengan

pencampuran dua produk yang berbeda spesifikasinya. Contoh proses

pencampuran adalah penambahan TEL (Tetra Ethyl Lead) untuk

meningkatkan angka oktan bensin atau pencampuran HOMC (High Octane

Mogas Component) dengan naphta untuk menghasilkan bahan bakar premium

dengan angka oktan tinggi.

5) Produksi Polypropylene

Bahan baku unit ini adalah Raw Propane-Propylene dari hasil perengkahan di

FCCU. Proses pengolahannya terbagi menjai tiga bagian, yaitu pemurnian

bahan mentah menggunakan proses ekstraksi, pengeringan, distilasi,

polimerisasi dan peletisasi Polypropylene menjadi bijih plastik (pellet).

6) Produksi TA/PTA

Proses utama dalam Unit TA adalah proses oksidasi antara bahan baku

Paraxylene dengan Oxygen dalam suatu larutan Acetic Acid (Solvent). Unit TA

berfungsi mengolah bahan baku Paraxylene menjadi Crude Terephtalic Acid

(CTA), sedangkan Unit PTA mengolah CTA menjadi Purified Terephtalic

Acid (PTA). Saat ini produksi TA/PTA sudah tidak beroperasi lagi.

1.7. Distribusi dan Pemasaran Produk

Pendistribusian produk PT. Pertamina (Persero) RU III bertanggung jawab

dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan produksi minyak terutama bahan

bakar kendaraan bermotor dan minyak tanah di Sumbagsel (Sumatera bagian

selatan) yang mencakup 4 propinsi antara lain Sumatera Selatan, Jambi,

Bengkulu, dan Bandar Lampung.

Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III