bab 1
DESCRIPTION
BAB 1 PENDAHULUANTRANSCRIPT
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
PT. PERTAMINA (Persero) fokus dalam pengolahan minyak bumi.
Dalam mengemban tugasnya, Pertamina mengoperasikan beberapa Refinery Unit,
antara lain RU I pangkalan Brandan, RU II Dumai, RU III Plaju, RU IV Cilacap,
RU V Balikpapan, RU VI Balongan, dan yang terbaru adalah RU VII Kasim. Dari
ketujuh unit pengolahan yang dimiliki pertamina ini, salah satu yang handal ialah
Refinery Unit VI Balongan dengan kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah
minyak mentah (crude oil) menjadi produk-produk BBM (Bahan Bakar Minyak),
Non BBM, dan Petrokimia. RU VI Balongan mulai beroperasi sejak tahun 1994.
Kilang ini berlokasi di Indramayu (Jawa Barat) sekitar ±200 km arah timur
Jakarta, dengan wilayah operasi di Balongan, Mundu dan Salam Darma. Bahan
baku yang diolah di Kilang RU VI Balongan adalah minyak mentah Duri dan
Minas yang berasal dari Propinsi Riau. Selain itu, juga ada minyak mentah yang
diambil dari daerah sekitar, seperti Banyu Urip, Mundu, dan Jatibarang.Minyak bumi pertama kali ditemukan pada sekitar tahun 221 SM yaitu
ketika dilakukan penggalian tanah oleh orang-orang Cina hingga kedalaman lebih
dari 3000 kaki. Namun pengeboran yang bersifat komersial pertama kali
dilakukan di Titusville, Pennsylvania, AS yang dilakukan oleh Col. Drake. Usaha pengeboran minyak di Indonesia dimulai dengan dilakukannya
eksplorasi di daerah Gunung Ciremai sekitar tahun 1871 oleh seorang pengusaha
Belanda yang bernama Van Hoevel dan Jan Reerink, namun eksplorasi ini gagal
karena tidak ditemukan minyak. Usaha pencarian minyak bumi selanjutnya
dilakukan seorang pengusaha Belanda bernama Aeiko Jan Zijlker di Telaga
Tunggal. Pada tanggal 15 Juni 1885, eksplorasi ini berhasil ditemukan sumur
minyak bumi komersil pertama di Indonesia dengan kedalaman 121 m. Setelah
Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III
1
2
Bab I Pendahuluan
keberhasilan pengeboran ini maka secara berturut-turut ditemukan sumur-sumur
minyak di Telaga Sahid (Sumatera Utara), Kruka (Jawa Timur, 1887), Ledok
(Cepu, 1901), Pamusian (Tarakan, 1905), dan Talang Akar Pendopo (Sumatera
Selatan, 1921).
PERTAMINA sebagai suatu perusahaan negara yang bernaung dibawah
Departemen Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Mineral. Dalam
perkembangannya, perubahan telah banyak dialami oleh PERTAMINA dan
berkembang seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi di Indonesia.
Pesatnya perkembangan perekonomian di Indonesia tidak terlepas dari
peranan perindustrian, dalam hal ini termasuk industri minyak dan gas bumi
(MIGAS) yang merupakan produk utama dari PERTAMINA, di samping produk-
produk lain yang diproduksi untuk mendukung proses pengolahan yang utama.
PERTAMINA selaku pengelola juga mengikuti prinsip ekonomi dalam setiap
tindakan untuk tetap bekerja secara efisien dan efektif sehingga dapat bertahan
dan dapat diandalkan dalam persaingan dengan perusahaan-perusahaan minyak di
luar negeri.
1.2. Sejarah Singkat PT. PERTAMINA (Persero)
Minyak bumi pertama kali ditemukan sekitar tahun 221 SM yaitu
Ketiusahaka orang-orang Cina melakukan penggalian tanah hingga mencapai
kedalaman lebih dari 3000 kaki. Namun pengeboran yang bersifat komersial
pertama kali dilakukan Titusville, Pennsylvani, Amerika Serikat yang dilakukan
oleh Kol. Drake
Menjelang perang dunia ke-2 kondisi perindustrian minyak di Indonesia
dikuasai oleh pihak asing yaitu Belanda dengan perusahaan Shell dan Amerika
dengan perusahaan Stanvac. Setelah Indonesia merdeka, maka dilakukanlah usaha
oleh pemerintah agar perindustrian minyak yang ada di Indonesia dapat diambil
alih. Sejak tahun 1871, usaha eksplorasi minyak bumi telah dimulai di Indonesia
Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III
3
Bab I Pendahuluan
oleh orang-orang Belanda di daerah Cibodas dekat Majalengka, Jawa Barat,
namun mengalami kegagalan. Kemudian hal yang sama dilakukan oleh A.J.
Zylker pada tahun 1883 di dekat Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Setelah
keberhasilan tersebut, berturut-turut ditemukan sumber minyak bumi yang lain,
yaitu di Kruka (Jawa Timur) pada tahun 1887, Ledok Cepu (Jawa Tengah) pada
tahun 1901, Pamusian Tarakan tahun 1905, dan di Talang Akar Pendopo
(Sumatera Selatan) pada tahun 1921. Penemuan minyak bumi tersebut
mengakibatkan berdirinya perusahaan-perusahaan minyak asing di Indonesia,
seperti Royal Dutch Company, Shell, Stanvac, Caltex, dan maskapai –maskapai
lainnya untuk turut dalam usaha dan investasi pengeboran minyak di Indonesia.
Setelah kemerdekaan Indonesia terjadi beberapa perubahan pengeboran
perusahaan minyak di Indonesia. Pada tanggal 10 Desember 1957 atas perintah
Mayor Jendral Dr. Ibnu Soetowo, PT. Emitsu diubah namanya menjadi PT.
Perusahaan Minyak Nasional (PT. PERMINA). Kemudian dengan PP No.198
/1961, PT. PERMINA dilebur menjadi PN PERMINA. Pada tanggal 20
Agustus1968 berdasarkan PP No.27/1968 PN PERMINA dan PN PERTAMINA
dijadikan satu menjadi perusahaan yang bernama Perusahaan Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi Negara (PN PERTAMINA). Sebagai landasan kerja baru
lahirlah UU No. 8/1971 pada tanggal 15 September 1971. Sejak itu PN
PERMINA diubah menjadi PERTAMINA, yang merupakan satu-satunya
perusahaan nasional yang berwenang mengelola semua bentuk kegiatan di bidang
industri perminyakan di Indonesia. Dalam pembangunan nasional, PT.
PERTAMINA (persero) memiliki tiga peranan penting, yaitu:
1) menyediakan dan menjamin pemenuhan kebutuhan BBM
2) sebagai sumber devisa negara
3) menyediakan kesempatan kerja sekaligus pelaksana alih teknologi dan
pengetahuan
PT PERTAMINA (persero) membangun tujuh unit pengolahan minyak
dalam menunjang usaha pemenuhan kebutuhan energi di wilayah Indonesia.
Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III
4
Bab I Pendahuluan
Namun, satu unit kilang yang terletak di Pangkalan Brandan sudah tidak aktif
karena tidak efisien. Berikut beberapa kilang PT PERTAMINA dan kapasitasnya.
Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan, maka usaha-usaha untuk
mengambil alih kekuasaan di bidang industri minyak dan gas bumi mulai
dilaksanakan. Pada tanggal 10 Desember 1957, berdasarkan perintah dari Kolonel
Ibnu Sutowo, PT. EMTSU diambil alih oleh Indonesia dan diubah namanya
menjadi PN Permina. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya
PERTAMINA. Ekspor pertama PN Permina dilakukan pada tanggal 24 Mei 1958.
Berdasarkan UU tahun 1960, maka dibentuklah tiga perusahaan negara
di sektor minyak dan gas bumi. Ketiga perusahaan negara itu adalah :
1) PN Pertamin didirikan berdasarkan PP No.3/1961.
2) PN Permina didirikan berdasarkan PP No.199/1961.
3) PN Permigan didirikan berdasarkan PP No.199/1961.
Pada tahun 1965 PN Permigan dibubarkan dengan menggunakan SK
Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi No.6/M/MIGAS/66 tanggal 4 Juni 1966.
Semua kekayaan PN Permigan, yaitu sumur minyak dan penyulingan di Cepu,
diserahkan kepada Lemigas. Sedangkan fasilitas produksinya diserahkan kepada
PN Permina dan fasilitas pemasarannya diserahkan kepada PN Pertamin.
Berdasarkan PP No.27/1968 dibentuklah Perusahaan Negara Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN Pertamina) yang merupakan penggabungan
dari PN Pertamin dan PN Permina. Pembentukan ini dilakukan pada tanggal 20
Agustus 1968. Sebagai landasan kerja bagi PN Pertamina dibuatlah UU No.8
tahun 1971 yang menyatakan bahwa Pertamina sebagai pengelola tunggal
dibidang pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia. Berdasarkan UU No.20
tahun 2001 serta PP No.31 tahun 2003 pada tanggal 17 September 2003
menyatakan bahwa Pertamina berubah nama menjadi PT. PERTAMINA
(PERSERO).Saat ini PT. PERTAMINA (Persero) telah mempunyai 6 buah kilang dari
total 7 buah kilang, yaitu:
Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III
5
Bab I Pendahuluan
Tabel 1.1 Kapasitas Produksi Kilang PT. PERTAMINA (Persero)
NAMA KILANG KAPASITAS
RU-I PANGKALAN BRANDAN
RU-II DUMAI
RU-III PLAJU
RU-IV CILACAP
RU-V BALIKPAPAN
RU-VI BALONGAN
RU-VII KASIM-SORONG
5.000 BPSD*
170.000 BPSD
133.700 BPSD
300.000 BPSD
253.000 BPSD
125.000 BPSD
10.000 BPSD
TOTAL 996.700 BPSD
Sumber: PERTAMINA
1.2.1.Visi dan Misi
1.2.1.1. Visi
“Menjadi Perusahaan yang Unggul dan Terpandang” (To be a respected
leading company)
1.2.1.2. Misi
1) Melakukan usaha dalam bidang energi dan petrokimia
2) Merupakan identitas bisnis yang dikelola secara profesional,
kompetitif, dan berdasar tata nilai unggulan
3) Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan,
pekerja, dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi
nasional
1.2.2.Logo dan Slogan
Sudah selama 37 tahun (20 Agustus 1968 - 1 Desember 2005) orang
mengenal logo kuda laut sebagai identitas PERTAMINA. Pemikiran perubahan
logo sudah dimulai sejak 1976 setelah terjadi krisis PERTAMINA. Pemikiran
tersebut dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya dan diperkuat melalui tim
restrukturisasi PERTAMINA tahun 2000 (Tim Citra) termasuk kajian yang
mendalam dan komprehensif sampai pada pembuatan TOR dan perhitungan
Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III
6
Bab I Pendahuluan
biaya. Akan tetapi program tersebut sempat tidak terlaksana karena adanya
perubahan kebijakan atau pergantian direksi. Wacana perubahan logo tetap
berlangsung sampai dengan terbentuknya PT. PERTAMINA (PERSERO) pada
tahun 2003. Adapun pertimbangan pergantian logo yaitu agar dapat membangun
semangat baru, mendorong perubahan corporate culture bagi seluruh pekerja,
mendapatkan image yang lebih baik diantara global oil dan gas companies serta
mendorong daya saing perusahaan dalam menghadapi perubahan-perubahan yang
terjadi, antara lain :
a) Perubahan peran dan status hukum perusahaan menjadi perseroan
b) Perubahan strategi perusaan untuk menghadapi persaingan pasca PSO dan
semakin banyak terbentuknya entitas bisnis baru bidang hulu dan hilir.
Slogan ALWAYS THERE yang diterjemahkan mejadi “SELALU HADIR
MELAYANI”. Dengan slogan ini diharapkan prilaku seluruh jajaran pekerja akan
berubah menjadi enterpreneur dan customer oriented, terkait dengan persaingan
yang sedang dihadapi dan akan dihadapi oleh perusahaan. Permohonan
pendaftaran ciptaan logo baru telah disetujui dan dikeluarkan oleh Direktur Hak
Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang,
Departemen Hukum dan HAM dengan syarat pendaftaran ciptaan No.0.8344
tanggal 10 Oktober 2005. Logo baru PERTAMINA sebagai identitas perusahaan
dikukuhkan dan diberlakukan terhitung mulai tanggal 10 Desember 2005. Selama
masa transisi, lambang/tanda pengenal PERTAMINA masih dapat dipergunakan.
Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III
7
Bab I Pendahuluan
Gambar 1.1 Logo PT. PERTAMINA (Persero)
Arti makna Logo :
1) Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan yang
merupakan representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai PERTAMINA
yang bergerak maju dan progresif
2) Warna-warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil
PERTAMINA dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif
dan dinamis dimana :
a) Biru : mencerminkan andal, dapat dipercaya, dan bertanggung
jawab,
b) Hijau : mencerminkan sumber daya energi yang berwawasan
lingkungan,
c) Merah : mencerminkan keuletan dan ketegasan serta keberanian
dalam menghadapi berbagai macam kesulitan.
Peranan PT. PERTAMINA (Persero) dalam pembangunan adalah:
1) Menyediakan dan menjamin pemenuhan akan kebutuhan BBM.
2) Sebagai sumber devisa negara.
3) Menyediakan kesempatan kerja sekaligus pelaksana alih teknologi dan
pengetahuan.
Ketika PERTAMINA membeli kilang minyak Sei Gerong dari PT.
Stanvac tahun 1970, pada saat itu tumbuh tekad untuk melaksanakan kemandirian
bangsa di bidang energi dengan mengoperasikan kilang minyak sendiri untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dalam mengoperasikan kilang-kilang dalam
negeri, PERTAMINA mendasari langkahnya pada tiga kebijakan utama yaitu
kepastian dalam pengadaan, pertimbangan ekonomi pengadaan, dan keluwesan
pengadaan.
1.3. Sejarah PT PERTAMINA (PERSERO) RU-III Plaju-Sungai Gerong
Sejarah perkembangan kilang RU III Plaju secara umum dimulai dengan
ditemukannnya sumur minyak bumi di telaga tunggal pada tahun 1985 oleh
Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III
8
Bab I Pendahuluan
A.O.Zijkler, dimana kemudian sumur tersebut dikenal dengan nama Telaga Said
yang merupakan awal produksi minyak bumi. Keberhasilan penemuan minyak di
Telaga Said tersebut dan beberapa daerah di Indonesia mendorong pembangunan
kilang pada saat itu termasuk Kilang Plaju.
Perusahaan NKPM berganti nama menjadi SVPM dan pada tahun 1959
berganti nama menjadi PT. Stanvac Indonesia. Kilang yang didirikan oleh NKPM
beserta kilang BPM Shell yang didirikan di Plaju oleh Belanda merupakan cikal
bakal kilang PERTAMINA RU-III. Rincian upaya pendirian PERTAMINA RU-
III Plaju adalah sebagai berikut:
1) Pada tahun 1904 didirikannya kilang minyak di Plaju oleh Shell dengan
kapasitas 110 MBSD
2) Pada tahun 1926 Kilang Sungai Gerong didirikan oleh Stanvac dengan
kapasitas 70 MBSD
3) Pada tahun 1965 Kilang Plaju dengan kapasitas 110 MBSD dibeli dari Shell
4) Pada tahun 1970 Kilang Sungai Gerong dengan kapasitas 70 MBSD dibeli dari
Shell
5) Pada tahun 1971 Pembangunan Kilang Polypropylen dengan kapasitas 20.000
ton pertahun
6) Pada tahun 1972 Proyek Integrasi kilang Plaju dan kilang Sungai Gerong
7) Pada tahun 1982 Proyek kilang Musi PKM I dengan kapasitas 98 MBSD yang
meliputi :
a) modifikasi Dapur CD II, CD III, CD IV, CD V dengan penambahan APH
b) pembangunan unit HVU II
c) up grading proses kilang FCCU
8) Pada tahun 1983 Proyek pembangunan TA/PTA dengan kapasitas 150.000 ton
pertahun dan beroperasi tahun 1986
9) Pada tahun 1987 Proyek “Energy Conservation Improvement” (ECI)
10) Pada tahun 1988 Proyek Usaha Peningkatan Efisiensi dan Produksi Kilang
(UPEK)
Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III
9
Bab I Pendahuluan
11) Pada tahun 1990 Debottlenecking kilang TA/PTA dengan kapasitas 225.000
ton/tahun.
12) Pada tahun 1994 Proyek Kilang Musi II yang meliputi :
a) Revamping Kilang RFCCU
b) Pembangunan New Polypropilene
c) Perubahan listrik 60 Hz ke 50 Hz di Sungai Gerong
13) Pada tahun 1996 modifikasi unit Redistiling I/II Plaju menjadi CDU
14) Pada tahun 2002 pembangunan jembatan integrasi kilang Musi
15) Pada tahun 2004 Retropane System Process Control pada CD I/II/III/IV DCS
Centum V menjadi DCS Centum CS 3000 (Freedbus Central).
Tugas pokok PERTAMINA RU-III Plaju / Sungai Gerong sesuai dengan
UU No.8 tahun 1971 yaitu: “ Menyediakan bahan baku bagi perkembangan dan
pertumbuhan industri dalam negeri, karena itu kegiatan PERTAMINA RU-III
Plaju / S.Gerong hanya mengolah bahan bakar minyak (BBM) dan non BBM ”.
PERTAMINA RU-III memiliki 2 buah kilang, yaitu :
1) Kilang minyak Plaju, yang berbatasan dengan Sungai Musi di sebelah selatan
dan Sungai Komering di sebelah barat.
2) Kilang minyak Sungai Gerong, yang terletak di persimpangan Sungai Musi
dan Sungai Komering.
Kilang RU-III Plaju/Sungai Gerong mempunyai 2 unit produksi yaitu :
1) Unit Produksi I (Kilang BBM/Petroleum) yang mengolah minyak mentah.
Kilang BBM/ Petroleum terdiri dari primary process dan secondary process. 2) Unit Produksi II (Kilang Petrokimia). Kilang Petrokimia yang terdiri dari
kilang TA/PTA dan Polypropylene.
Secara umum, Sejarah PERTAMINA RU III dan perubahan-perubahan
yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 1.2 dibawah ini.
Tabel 1.2 Sejarah Perkembangan PT. Pertamina (Persero) RU III
Tahun Sejarah
Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III
10
Bab I Pendahuluan
1907
1933
Awal pembangunan dan didirikannya kilang minyak di Plaju oleh SHELL hingga mencapai kapasitas 110 MBSD.Kilang S. Gerong didirikan oleh STANVAC with the capacity of 70 MBSD.
1965 Kilang Plaju dengan kapasitas 110 MBSD dibeli dari SHEL
1970 Kilang S. Gerong dengan kapasitas 70 MBSD dibeli oleh STANVAC.
1971 Pembangunan kilang polypropylene dengan kapasitas 20.000 ton/tahun.
1972 Proyek Integrasi kilang Plaju dengan kilang Sungai Gerong.1982 Proyek Kilang Musi I (PKM I) dengan kapasitas 98 MBSD.
1983
Proyek pembangunan kilang TA/PTA dengan kapasitas 150.000
ton/tahun
dan beroperasi sejak tahun 1986
1987 Proyek Energi Conservation Improvement (ECI).
1988 Proyek Usaha Peningkatan Effisiensi dan Produksi Kilang (UPEK).1990 Debottlenecking kilang TA/PTA dengan kapasitas 225.000 ton/tahun
1994
Proyek Kilang Musi II (PKM II) yang meliputi :
1. Revamping Kilang RFCCU.
2. Pembangunan New Polypropylene.
3. Perubahan jaringan listrik 60 Hz menjadi 50 Hz di area S. Gerong.
1996 Modifikasi Unit Redistiling I/II Plaju menjadi CDU.Sumber : Pedoman BPST Angkatan XVI PERTAMINA. 1999. Palembang
1.4. Maksud dan Tujuan Perusahaan
Sesuai akta pendiriannya, Maksud dari Perusahaan Perseroan adalah untuk
menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi, baik di dalam maupun
di luar negeri serta kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan
usaha di bidang minyak dan gas bumi tersebut.
Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III
11
Bab I Pendahuluan
Adapun tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah untuk:
1) Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perseroan secara
efektif dan efisien.
2) Memberikan kontribusi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi untuk
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.1.5. Lokasi Pabrik
PT. Pertamina (Persero) RU III merupakan salah satu unit proses produksi
dalam jajaran direktorat pengolahan yang terletak di Sumatera Selatan. RU III ini
mempunyai dua buah kilang yaitu :
1) Kilang Minyak Plaju
2) Kilang Minyak S. Gerong
Kilang minyak Plaju terletak di sebelah selatan Sungai Musi dan sebelah
barat Sungai Komering, sedangkan kilang minyak S. Gerong terletak di
persimpangan Sungai Musi dan Sungai Komering. Untuk lebih jelasnya, lokasi
PT. Pertamina (Persero) RU III dapat dilihat pada Gambar 1.5 dibawah ini.
Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III
12
Bab I Pendahuluan
Gambar 1.2 Lokasi dan Tata Letak PT. Pertamina (Persero) RU III
Luas wilayah kerja PT. Pertamina (Persero) RU III sebesar 1812,6 ha,
sedangkan luas wilayah efektif yang dipergunakan oleh PT. Pertamina RU III
dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut.
Tabel 1.3 Luas Wilayah Efektif PT. Pertamina (Persero) RU III
No. Tempat Luas (Ha)
1. Area perkantoran dan kilang Plaju 229,60
2. Area kilang S. Gerong 153,90
3. PUSDIKLAT fire & safety34,95
4. RDP dan lap. golf Bagus Kuning 51,40
5. RDP Kenten 21,20
6. Lapangan golf Kenten 80,60
Sumber : Pedoman BPST Angkatan XIV Pertamina, 1999, Palembang
1.5.1.Kilang Unit Operasi Plaju
Kilang unit operasi Plaju terletak di sebelah selatan Sungai Musi dan
sebelah barat Sungai Komering. Berdasarkan tata letak, kilang unit operasi Plaju
terdiri dari unit-unit :a) Pengilangan utara
Unit-unit yang terdapat di pengilangan utara adalah : Crude Distiller II, Crude
Distiller III, Crude Distiller IV.b) Pengilangan tengah
Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III
13
Bab I Pendahuluan
Unit-unit yang terdapat di pengilangan tengah adalah: Crude Distiller V,
Redistiller I/II, Stabilizer C/A/B, Straight Run Main Gas Compressor
(SRMGC).c) Pengilangan selatan (Gas Plant)
Unit-unit yang ada di pengilangan selatan adalah: Butane Butylene Motor Gas
Compressor (BBMGC), Butane Butylene Distiller, Butane Butylene Treating,
Polymerisasi, Alkylasi, Storage & Blending Musicool.d) Kilang Petrokimia
Kilang Petrokimia yang terdapat di PERTAMINA (Persero) RU-III terdiri atas
dua unit kilang, yakni: Kilang Polypropylene dan Unit Silo & Bagging, Kilang
Terephtalic Acid / Purified Terephtalic Acid dan Unit Silo & Bagging. Kilang
ini menghasilkan polypropylene dan Unit Silo & Bagging.
1.5.2.Kilang Unit Operasi Sungai Gerong
Kilang Unit Operasi Sungai Gerong terletak di persimpangan Sungai Musi
dan Sungai Komering. Kilang Minyak Sungai Gerong terdiri dari unit-unit Crude
Distiller VI, Redistiller III/IV, High Vacuum Unit II, Residue Fluid Catalytic
Cracking Unit, Stabilizer III, Caustic Treater Unit, Merichame Unit.
1.6. Deskripsi Proses PT. PERTAMINA (Persero) RU-III
PT. PERTAMINA (Persero) UP III melakukan pengolahan minyak
mentah menjadi produk-produk seperti bahah bakar (BBM), solvent (non-BBM),
produk gas, produk khusus dan produk petrokimia. Pada kilang BBM, minyak
bumi mengalami empat proses utama, yaitu primary process, secondary process,
treating dan blending. Kilang petrokimia di RU-III menghasilkan produk
Polypropylene dan PTA.
Proses utama pengolahan minyak bumi dan petrokimia di Unit Pengolahan
III Plaju-Sungai Gerong meliputi :
1) Primary Process
Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III
14
Bab I Pendahuluan
Proses primer merupakan proses pemisahan komponen-komponen minyak
mentah yang dilakukan seara fisik. Pada tahap ini, minyak mentah dipisahkan
menjadi fraksi-fraksinya dengan menggunakan proses distilasi. Hasil dari
distilasi merupakan produk BBM, sebagian dari hasil distilasi harus melewati
tahapan secondary process. Unit operasi yang digunakan pada proses ini
adalah Crude Distiller (CD) dan Redistiller. Crude Distiller digunakan untuk
memproses minyak mentah. Unit ini terdiri dari unit CD II, CD III, CD IV,
dan CD V, sedangkan Redistiller yang terdiri dari Redistiller I dan II
digunakan untuk mengolah slop oil (minyak sisa yang tidak memenuhi
standar, off spec.). Namun, pada saat ini Redistiller sudah tidak beroperasi
lagi. Unit lain untuk primary process adalah HVU (High Vacuum Unit). HVU
digunakan untuk memisahkan residu hasil pemisahan dari unit CD dan
Redistiller menjadi fraksi-fraksinya.
2) Secondary Process
Proses sekunder melibatkan terjadinya perubahan struktur kimia dari suatu
senyawa. Proses yang bertujuan untuk mengolah fraksi-fraksi dari hasil proses
primer ini meliputi dekomposisi molekul (cracking), kombinasi molekul
(polimerisasi dan alkilasi) dan perubahan struktur molekul (reforming). Unit-
unit yang beroperasi pada proses ini adalah FCCU (Fluid Catalytic Cracking
Unit), Polimerisasi, Alkilasi, Stabillizer C/A/B, SRMGC (Straight Run Motor
Gas Compressor), dan BB Distiller (Buthane-Buthylene Distiller).
3) Treating
Proses treating bertujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang tidak
diinginkan dari produk BBM seperti senyawa belerang, merkaptan-merkaptan.
Proses treating ini dilakukan pada unit CTU (Causti Treating Unit), BB
Treater (Buthane-Buthylene Treater), Doctor Treater (untuk menghilangkan
merkaptan-merkaptan), dan SAU (Sulphuric Acid Recovery Unit).
4) Blending
Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III
15
Bab I Pendahuluan
Proses blending/pencampuran bertujuan untuk meningkatkan kualitas produk
atau agar produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.
Proses pencampuran dilakukan dengan penambahan zat aditif atau dengan
pencampuran dua produk yang berbeda spesifikasinya. Contoh proses
pencampuran adalah penambahan TEL (Tetra Ethyl Lead) untuk
meningkatkan angka oktan bensin atau pencampuran HOMC (High Octane
Mogas Component) dengan naphta untuk menghasilkan bahan bakar premium
dengan angka oktan tinggi.
5) Produksi Polypropylene
Bahan baku unit ini adalah Raw Propane-Propylene dari hasil perengkahan di
FCCU. Proses pengolahannya terbagi menjai tiga bagian, yaitu pemurnian
bahan mentah menggunakan proses ekstraksi, pengeringan, distilasi,
polimerisasi dan peletisasi Polypropylene menjadi bijih plastik (pellet).
6) Produksi TA/PTA
Proses utama dalam Unit TA adalah proses oksidasi antara bahan baku
Paraxylene dengan Oxygen dalam suatu larutan Acetic Acid (Solvent). Unit TA
berfungsi mengolah bahan baku Paraxylene menjadi Crude Terephtalic Acid
(CTA), sedangkan Unit PTA mengolah CTA menjadi Purified Terephtalic
Acid (PTA). Saat ini produksi TA/PTA sudah tidak beroperasi lagi.
1.7. Distribusi dan Pemasaran Produk
Pendistribusian produk PT. Pertamina (Persero) RU III bertanggung jawab
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan produksi minyak terutama bahan
bakar kendaraan bermotor dan minyak tanah di Sumbagsel (Sumatera bagian
selatan) yang mencakup 4 propinsi antara lain Sumatera Selatan, Jambi,
Bengkulu, dan Bandar Lampung.
Laporan KP PT. PERTAMINA (Persero) RU III