bab 1

Upload: fasich-baihaqi

Post on 10-Mar-2016

7 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

bab 1 ti-6al-4v

TRANSCRIPT

6

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kehilangan gigi merupakan keadaan satu atau lebih gigi seseorang lepas dari tempatnya. Kejadian hilangnya gigi normal terjadi pada anak-anak usia 6-12 tahun yang mengalami kehilangan gigi susu dan digantikan dengan gigi permanen, akan tetapi kehilangan gigi permanen sangatlah tidak diinginkan. Angka kejadian kehilangan gigi yang diakibatkan oleh penyakit periodontal, karies gigi, xerostomia dan juga kanker mulut menurut WHO (2002) adalah 600 juta orang berusia 60 tahun ke atas, 80% di antaranya bermukim di negara berkembang (Wangsarahardja dkk., 2007). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2013, dilaporkan kehilangan gigi pada kelompok usia 12-18 tahun sebesar 1,13%, 35-44 tahun sebesar 3,35% dan pada kelompok usia lebih dari 65 tahun mencapai 17,05%. Kehilangan gigi dapat mempengaruhi rasa percaya diri seseorang, oleh sebab itu penggunaan gigitiruan dapat dijadikan alternatif untuk mengatasi masalah kehilangan gigi.Kehilangan gigi dapat digantikan oleh salah satu dari tiga jenis gigitiruan, yaitu gigitiruan sebagian lepasan (partial denture), gigitiruan cekat (fixed denture) dan gigitiruan lengkap (full denture) (Shilingburg dkk., 1997). Gigitiruan cekat merupakan restorasi yang direkatkan secara permanen pada gigi yang telah dipersiapkan. Gigitiruan cekat meliputi restorasi mahkota tiruan (crown) dan gigitiruan jembatan (bridge) (Obrien., 2002). Umumnya penderita merasa nyaman menggunakan gigi tiruan cekat, hal tersebut menjadi salah satu kelebihan dari gigi tiruan cekat.Mahkota tiruan merupakan restorasi berupa mahkota penuh atau sebagian dari suatu gigi yang dibuat dari logam, porselen atau kombinasi. Restorasi mahkota tiruan dapat memenuhi aspek fungsi dan estetis dengan menggunakan bahan kombinasi logam-keramik (McCabe dan Walls, 2008). Restorasi logam-keramik (porcelain fused to metal atau PFM) telah dikenal sejak tahun 1965. PFM merupakan kombinasi kekuatan dari logam tuang dan estetis dari porselen. Kekuatan PFM didapat dari alloy sebagai bahan logam tuang. Alloy yang digunakan harus memiliki biokompatibilitas yang baik, tidak menimbulkan efek toksik, iritasi, inflamasi, alergi, mutagenik dan tahan terhadap korosi, yang berarti tidak bereaksi secara kimia baik dengan larutan asam maupun dengan larutan basa (Obrien, 2002). Logam yang biasa digunakan untuk pembuatan PFM adalah logam mulia (Au, Ag, Ir, Os, Re) dan logam dasar (Ti, Fe Nb). Kedua logam tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan dalam pembuatan mahkota tiruan. Logam mulia cukup ideal untuk restorasi gigi karena tahan terhadap korosi, namun sifat mekanis dan estetiknya lebih buruk dibandingkan dengan logam dasar. Logam dasar mempunyai kekuatan lebih baik dan lebih ekonomis dari segi biaya dibandingkan dengan logam mulia terutama dalam pembuatan mahkota tiruan (Anusavice, 2004). Di bidang kedokteran gigi umumnya titanium yang digunakan adalah titanium murni/comercial pure titanium (CpTi), alloy titanium lain berupa titanium-6% alumunium-4% vanadium (Ti-6Al-4V). Ti-6Al-4V disebut juga dengan titanium grade V (Eichmiller, 2003). Implan gigi, crown & bridge, kawat ortodonti (wire) merupakan contoh bahan titanium di bidang kedokteran gigi. Titanium paling banyak digunakan sebagai dental material dalam bidang prostodonti dan ortodonti, yaitu alloy titanium dan titanium semprot plasma/titanium plasma sprayed (TPS), sedangkan dalam bidang orthodonti pada umumnya menggunakan Ni-Ti dan Beta-titanium (-titanium). Titanium adalah logam transisi bewarna putih keperakan, yang bersifat ringan dan kuat dan mempunyai lambang kimia Ti. Selain itu, titanium juga memiliki massa jenis yang rendah, keras tahan karat, dan mudah diproduksi. Korosi pada Titanium dapat dipengaruhi karena adanya perubahan keasaman saliva yang mempengaruhi daya tahan suatu material sehingga dapat mempengaruhi terjadinya korosi dari alloy (Magremis dan Clifton, 2006).Saliva merupakan cairan yang dihasilkan oleh kelenjar saliva dan mempunyai peranan penting dalam rongga mulut. Komposisi dan keasaman saliva seseorang berbeda-beda. Keasaman saliva dapat berubah-ubah karena adanya pengaruh enzim, bakteri, hormon, dan pengaruh dari luar, seperti makanan dan minuman yang dikonsumsi (Rincic dkk, 2003). Derajat keasaman (pH) dalam rongga mulut bervariasi antara pH 2,3 sampai pH 8,5 dengan rata-rata pH 6,8 (McCabe dan Walls, 2008). Perubahan keasaman saliva mempengaruhi daya tahan suatu material sehingga dapat mempengaruhi terjadinya korosi dari alloy (Magremis dan Clifton, 2006). Menurut Geurtsen (2002), alloy yang direndam pada pH asam menunjukkan nilai korosi yang paling tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan saliva buatan dengan pH 2,3; 6,8 dan 8,5 untuk perendaman alloy. Ketiga pH tersebut dipilih untuk mewakili rongga mulut pada saat asam netral dan basa.Berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ivana dkk. (2013) titanium murni yang direndam pada variasi pH 4, 5,5 dan pH 7,5 selama 1, 3 dan 6 minggu memiliki nilai korosi yang signifikan. Pada penelitian ini alloy titanium direndam dengan pH 2,3; 6,8 dan 8,5 selama 7, 14, 21 dan 28 hari. Titanium murni lebih tahan korosi bila dibandingkan dengan alloy titanium, sehingga penelitian ini menggunakan waktu perendaman yang lebih lama dan lebih asam dari penelitian terdahulu.Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pH saliva terhadap laju korosi titamium dari alloy Ti-6Al-4V dengan waktu perendaman yang berbeda-beda.

B. Rumusan PermasalahanBerdasarkan uraian pada latar belakang tersebut, maka permasalahan pada penelitian ini adalah adakah pengaruh variasi derajat keasaman (pH) saliva buatan dan lama waktu perendaman terhadap laju korosi titanium dari alloy Ti-6Al-4V pada aplikasi porcelain fused to metal (PFM)?

C. Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah1. UmumMengetahui pengaruh variasi derajat keasaman (pH) saliva buatan dan lama waktu perendaman terhadap pelepasan logam titanium dari alloy Ti-6Al-4V.1. Khususa. Mendeskripsikan pelepasan logam titanium dari alloy Ti-6Al-4V dalam saliva buatan pH 2,3 dengan lama waktu perendaman 7, 14, 21 dan 28 hari.

b. Mendeskripsikan pelepasan logam titanium dari alloy Ti-6Al-4V dalam saliva buatan pH 6,8 dengan lama waktu perendaman 7, 14, 21 dan 28 hari.c. Mendeskripsikan pelepasan logam titanium dari alloy Ti-6Al-4V dalam saliva buatan pH 8,5 dengan lama waktu perendaman 7, 14, 21 dan 28 hari.d. Menganalisis pengaruh pH saliva buatan terhadap pelepasan titanium dari alloy Ti-6Al-4V dengan lama waktu perendaman 7, 14, 21 dan 28 hari.e. Menganalisis perbedaan pelepasan logam pada alloy Ti-6Al-4V dalam saliva buatan pH 2,3, pH 6,8 dan 8,5.

D. Manfaat PenelitianHasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut1. Manfaat TeoritisPenelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengaruh keasaman (pH) saliva buatan terhadap pelepasan titanium, pada restorasi logam-keramik.2. Manfaat Praktisa. Bagi Jurusan Kedokteran GigiMemberikan data dan informasi dalam ilmu pengetahuan pada ilmu kedokteran gigi yang berkaitan dengan bahan restorasi logam-keramik Ti-6Al-4V yang digunakan untuk aplikasi porcelain fused to metal (PFM).

b. Bagi MahasiswaMenambah wawasan dan pengetahuan dalam ilmu kedokteran gigi yang berkaitan dengan bahan restorasi logam-keramik Ti-6Al-4V yang digunakan untuk aplikasi porcelain fused to metal (PFM).

E. Keaslian PenelitianTabel 1.1 berikut ini memaparkan penelitian-penelitian terdahulu yang digunakan sebagai acuan bagi pelaksanaan penelitian ini.Tabel 1.1 Keaslian PenelitianNoPenelitian SebelumnyaPersamaanPerbedaan

1.Judul: Effect of the pH Artificial saliva on ion release from commercially pure titaniumPeneliti: Ivana D Dimic, Ivana LJ, Cvijovic-Alagic, Marica B.Rakin, Aleksandra A, Peric-Grujic, Marko P.Rakin, Branko M, Bugarski Slavisa S. PuticTahun: 2013Variabel Bebas:waktu perendamanVariabel Terikat:a. Perlakuan dengan perendaman dalam saliva buatan pH 2,3 pH 6,8 dan pH 8b. Waktu perendaman sampel selama 60 haric. Membandingkan beberapa alloy cpTi, Ti-6Al-4V

2.Judul: Corrosion Behavior of Ti-6Al-4V alloy in Different MediaPeneliti: Majid H. Abdulmageed, Slafa I. Ibrahim.Tahun: 2010Variabel Bebas:Alloy Ti-6Al-4VVariabel Terikat:Perlakuan dengan perendaman pH saliva

3. Judul: Stability of cp-Ti and Ti-6Al-4V Alloy for Dental Implants As a Function of Saliva pH an Electrochemical StudyPeneliti: Valentim A. R. Barao Mathew T. Mathew Wirley Goncalves Assuncao Judy Chia-Chun Yuan Markus A. Wimmer Cortino SukotjoTahun: 2011Variabel Bebas:Alloy Ti-6Al-4VVariabel Terikat:Perlakuan dengan perendaman pH saliva

1