bab 1

23
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) semakin pesat. Banyak penemuan dan inovasi-inovasi baru diberbagai bidang. Hanya mereka yang mampu bersainglah yang dapat bertahan. Dalam bidang ilmu statistika, eksperimen desain bukan merupakan hal yang asing. Eksperimen desain merupakan salah satu materi inti dalam ilmu statistika. Pada dasarnya di dalam eksperimen desain akan memusatkan perhatain pada bagaimana merancang suatu eksperimen yang tepat. Penerapan ataua aplikasi dari eksperimen desain sendiri sangat banyak dan sebagian besar di bidang pertanian. Dengan mengaplikasikan ilmu statistika dalam mendesain suatu percobaan, maka akan diperoleh alternatif metode rancangan eksperimen yang dianggap memberikan hasil yang paling efektif dan efisien dalam proses percobaan. Seiring dengan upaya tersebut, kerjasama dengan Badan Penelitian perlu untuk ditingkatkan dan salah satu perwujudannya adalah kegiatan berupa kunjungan lapangan. Aplikasi statistika yang didapat oleh mahasiswa Jurusan Statistika dibangku perkuliahan cukuplah berbeda dibandingkan yang ada di lapangan. Oleh karena 1

Upload: juliyanto

Post on 31-Jan-2016

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LAPPORAN KULAP ESKPERIMENTAL DESAIN

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK) semakin pesat. Banyak penemuan dan inovasi-inovasi baru diberbagai

bidang. Hanya mereka yang mampu bersainglah yang dapat bertahan. Dalam

bidang ilmu statistika, eksperimen desain bukan merupakan hal yang asing.

Eksperimen desain merupakan salah satu materi inti dalam ilmu statistika. Pada

dasarnya di dalam eksperimen desain akan memusatkan perhatain pada bagaimana

merancang suatu eksperimen yang tepat.

Penerapan ataua aplikasi dari eksperimen desain sendiri sangat banyak dan

sebagian besar di bidang pertanian. Dengan mengaplikasikan ilmu statistika dalam

mendesain suatu percobaan, maka akan diperoleh alternatif metode rancangan

eksperimen yang dianggap memberikan hasil yang paling efektif dan efisien

dalam proses percobaan. Seiring dengan upaya tersebut, kerjasama dengan Badan

Penelitian perlu untuk ditingkatkan dan salah satu perwujudannya adalah kegiatan

berupa kunjungan lapangan.

Aplikasi statistika yang didapat oleh mahasiswa Jurusan Statistika

dibangku perkuliahan cukuplah berbeda dibandingkan yang ada di lapangan. Oleh

karena itu, diperlukan suatu aktifitas dimana kegiatan tersebut dapat

menjembatani antara penerapan dengan teori yang didapat dibangku perkuliahan.

Berdasarkan pemikiran tersebut maka perlu diadakan kunjungan lapangan ke

Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (BALITKABI).

1.2 Tujuan

Tujuan dari kuliah lapangan ini diantara sebagai berikut :

1. Meningkatkan pemahaman tentang penerapan eksperimen desain

khususnya di bidang pertanian

2. Meningkatkan pemahaman kelebihan dan kekurangan serta pemakain

masing-masing rancangan percobaan yang ada di eksperimen desain

1

Page 2: BAB 1

3. Mengetahui proses perancangan suatu eksperimen, factor-faktor baik

eksternal maupun internal yang mempengaruhi.

1.3 Manfaat

Manfaat dari kuliah lapangan ini diantara sebagai berikut :

1. Mahasiswa lebih memahami penerapan atau aplikasi eksperimen dessain

khususnya di bidang pertanian.

2. Mahasiswa mengerti tentang proses membuat rancangan percobaan yang

sesuai dengan situasi dan kondisi serta tujuan dari percobaan tersebut.

1.4 Metodologi Penulisan

Di dalam pembuatan laporan ini perlu adanya metode. Metode-metode

tersebut tidak lain adalah

1. Metode interview/wawancara

Dalam metode ini kami memperoleh data dengan cara melakukan tanya

jawab dengan pimpinan/pihak yang ditunjuk perusahaan dan karyawan.

2. Metode observasi/pengamatan

Dalam metode ini kami mengambil/mengumpulkan data dan bahan untuk

pembuatan laporan dengan cara mengamati langsung perusahaan tersebut.

3. Metode ceramah

Dalam metode ini pihak yang ditunjuk dari perusahaan memberikan

ceramah dan penjelasan mengenai segala hal yang berhubungan dengan

perusahaan

1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kuliah lapangan dilaksanakan pada hari Senin, 27 Mei 2013. Tempat yang

dikunjungi dalam kegiatan ini adalah Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan

dan Umbi-umbian (BALITKABI).

1.6 Peserta Kunjungan

Peserta kuliah lapangan eksperimen desain adalah mahasiswa mata kuliah

eksperimen desain kelas s1 A dan B Jurusan Statistika Institut Teknologi sepuluh

Nopember Surabaya.

2

Page 3: BAB 1

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah

Sejarah Balitkabi (Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-

umbian) berawal dari keberadaan enam kebun percobaan (KP) di wilayah Jawa

Timur yang telah berdiri sejak zaman Belanda, yakni KP Kendalpayak dan KP

Jambegede (di Malang), KP Muneng (Probolinggo), KP Genteng (Banyuwangi),

KP Mojosari (Mojokerto), dan KP Ngale (Ngawi). Pada tahun 1968 keenam KP

tersebut diintegrasikan dan menjadi bagian dari Lembaga Pusat Penelitian

Pertanian (LP3) yang berpusat di Bogor dengan nama LP3 Perwakilan Jawa

Timur dan berkedudukan di Malang. Pada saat itu, mandat utama yang diemban

adalah penelitian padi dan palawija untuk wilayah Jawa Timur dan Indonesia

Bagian Timur.

Ketika pada tahun 1974 seluruh lembaga penelitian pertanian bernaung di

bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, maka lembaga ini pun

turut bergabung. Pada tahun 1980, LP3 yang berpusat di Bogor berganti nama

menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan),

sehingga LP3 Perwakilan Jawa Timur juga berganti nama menjadi Balai

Penelitian Tanaman Pangan (Balittan) Malang. Pada awal tahun 1995, dengan SK

Mentan No. 789/Kpts/OT.210/12/94, Balittan Malang resmi menjadi balai

penelitian yang mengemban mandat nasional untuk penelitian kacang-kacangan

dan umbi-umbian dengan nama Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan

Umbi-umbian, disingkat Balitkabi. Berdasarkan SK tersebut pula, kebun

percobaan Mojosari yang ada di Mojokerto dilepas dari Balitkabi dan bergabung

dengan BPTP Jawa Timur, sehingga sampai dengan sekarang Balitkabi memiliki

lima kebun percobaan.

2.2 Tugas dan Fungsi

Tugas Balitkabi sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian

No.75/Kpts/OT.210/2002 adalah membuat strategi penelitian dan melaksanakan

penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian, serta memonitoring dan

3

Page 4: BAB 1

mengevaluasi pelaksanaan. Fungsi dari Balitkabi adalah merencanakan,

melaksanakan, memonitoring dan mengevaluasi strategi dan pelaksanaan

pelaksanaan penelitian kacang-kacangan dan umbi.

2.2.1 Mandat

Komoditas utama yang ditangani Balitkabi meliputi kedelai, kacang tanah,

kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar, namun demikian Balitkabi juga menangani

kacang-kacangan dan umbi-umbian potensial, seperti kacang tunggak, kacang

gude, komak, koro, garut, ganyong, talas, uwi, dan keladi, serta kacang-kacangan

dan umbi-umbian introduksi. Kegiatan yang dilakukan adalah penelitian teknologi

tinggi dan penelitian strategis meliputi: pemuliaan dan pemberdayaan sumberdaya

genetik, pengelolaan hama-penyakit, ekofisiologi dan pengelolaan sumberdaya

berkelanjutan, serta pascapanen primer.

2.2.2 Visi

Menjadi lembaga rujukan IPTEK dan sumber inovasi teknologi tanaman

aneka kacang dan ubi yang bermanfaat sesuai kebutuhan pengguna.

2.2.3 Misi

1. Menghasilkan dan menyediakan IPTEK tinggi, strategis dan unggul

tanaman aneka kacang dan ubi sesuai kebutuhan pengguna.

2. Melaksanakan diseminasi inovasi teknologi tanaman aneka kacang dan ubi

secara cepat dan efektif kepada pengguna.

3. Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional dalam

rangka peningkatan profesionalisme dalam pengguasaan IPTEK, serta

peran Balitkabi dalam pengembangan teknologi dan pembangunan

pertanian.

4. Memperbaiki sumberdaya penelitian guna meningkatkan kapasitas Balai

agar semakin profesional dalam melakukan penelitian, serta meningkatkan

kemampuannya dalam menghasilkan dan mendiseminasi inovasi teknologi

tanaman aneka kacang dan ubi.

4

Page 5: BAB 1

5. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya untuk penelitian dan

pengembangan, serta mendorong keterkaitan fungsional antar pemangku

kepentingan dan pengguna teknologi.

2.2.4 Program Utama

1. Pengkayaan, pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya

genetik tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian

2. Perakitan varietas unggul, perbaikan sistem produksi dan tekno-ekonomi

kacang-kacangan dan umbi-umbian

3. Percepatan pengembangan dan distribusi benih sumber kacang-kacangan

dan umbi-umbian

4. Peningkatan daya saing produk kacang-kacangan dan umbi-umbian

melalui inovasi teknologi pascapanen primer

5. Pengembangan sumberdaya informasi, komunikasi, diseminasi, dan

penjaringam umpan balik penelitian

2.3 Kontribusi Penelitian

2.3.1 Varietas Unggul

Salah satu hasil utama yang mempunyai dampak signifikan adalah varietas

unggul. Pemerintah telah banyak melepas varietas unggul kacang-kacangan dan

umbi-umbian yang sebagian besar diantaranya dirakit dan dihasilkan oleh

Balitkabi. Sejak awal kiprahnya sebagai lembaga penelitian, Balitkabi telah

merakit tidak kurang dari 21varietas unggul kedelai, 11 kacang tanah, 5 kacang

hijau, 10 ubi kayu, 14 ubi jalar, di samping beberapa varietas jagung, kacang

panjang yang saat ini tidak lagi menjadi mandat balai ini.

2.3.1.1 Varietas Unggul Kedelai

Sampai saat ini varietas-varietas kedelai yang dilepas mempunyai

produktivitas tinggi (daya hasil lebih dari 2,5 ton per hektar), selain memiliki

sifat-sifat unggul khusus, misalnya adaptasi luas (Kaba dan Sinabung), ukuran biji

besar (Anjasmoro, Argomulyo, Panderman, dan Grobogan), umur genjah dan

toleran penaungan (Gepak Kuning dan Gepak Ijo), toleran masam (Tanggamus,

5

Page 6: BAB 1

Sibayak, Nanti, Ratai, dan Seulawah), toleran ulat grayak (Ijen), atau kedelai

hitam (Detam-1, biji besar; dan Detam-2).  Saat ini telah siap pula dilepas calon

varietas unggul berumur genjah yaitu SHR/W 60 (umur 73 hari).

2.3.1.2 Varietas Unggul KacangTanah

Balitkabi telah merakit varietas unggul kacang tanah tipe spanish (berbiji

dua) seperti varietas Kancil dan Jerapah, maupun tipe valencia (berbiji tiga atau

lebih) seperti Kelinci dan Singa. Tipe spanish umumnya diminati industri kacang

garing (kacang kulit), kacang telor, atau kacang goreng sedangkan tipe valencia

umumnya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku produk kacang atom, kacang

rebus, maupun bumbu pecel. Varietas Bison, Domba, dan Tuban adalah beberapa

varietas yang terbukti toleran terhadap jamur A. flavus yang menyebabkan

timbulnya racun aflatoksin pada kacang tanah, di samping juga toleran terhadap

tanah alkalis (pH tinggi). Untuk keperluan budi daya tumpangsari, telah

dihasilkan varietas Turangga yang toleran penaungan. Saat ini sedang dilakukan

6

Page 7: BAB 1

perakitan varietas kacang tanah yang bebas aflatoksin dan mempunyai jumlah

polong sangat banyak dan hasil tinggi.

2.3.1.3 Varietas Unggul Kacang Hijau

Dibandingkan dengan kedelai dan kacang tanah, kacang hijau jauh lebih

adaptif dengan kondisi kering.  Umurnya yang pendek menjadikan tanaman ini

terhindar dari risiko kekeringan. Varietas unggul baru yang dirakit oleh Balitkabi

dan dilepas tahun 2008 dengan nama Vima-1 merupakan varietas yang paling

genjah (umur panen hanya 57–58 hari), tahan penyakit embun tepung, dan hasil

rata-rata mencapai 1,7 t/ha. Beberapa varietas unggul yang telah dilepas memiliki

kulit biji hijau kusam, misalnya Sriti, Murai, dan Vima-1, sebagian lainnya hijau

mengkilat, misalnya Kenari, Perkutut, dan Kutilang. Selain itu, ada juga varietas

yang ukuran bijinya sangat kecil (Nuri dan Sampeong) yang sesuai dan

rendemennya tinggi bila dibuat kecambah/tauge.

2.2.1.4 Varietas Unggul Ubi Kayu

7

Page 8: BAB 1

Malang-1, Malang-2, dan Adira-1 adalah varietas unggul ubi kayu yang

sesuai untuk konsumsi langsung (ubi kukus atau goreng, keripik, dan tape) karena

rasanya yang enak (tidak pahit) dan teksturnya baik. Beberapa varietas unggul

yang sesuai untuk industri tapioka, yakni Malang-4 dan Malang-6, Adira-4, serta

UJ-3 dan UJ-5. Varietas-varietas ini umumnya memiliki potensi hasil yang lebih

tinggi dan tahan Cassava Bacterial Blight,  serta dapat dipanen pada umur sekitar

10 bulan. Saat ini Balitkabi memiliki calon varietas ubi kayu unggul, yakni CMM

99008-3 yang rendemen etanolnya tinggi dan CMM 02048-6 yang umurnya

genjah dan rasanya enak.

2.3.1.5 Varietas Unggul Ubi Jalar

Beberapa varietas ubi jalar yang telah populer antara lain Sari (genjah dan

hasil tinggi), dan Sukuh, Boko, Shiroyutaka, Jago, mengandung bahan kering dan

pati tinggi dan menghasilkan tepung dan pati yang kualitasnya bagus.  Varietas

unggul Papua Solossa, Papua Patippi, dan Sawentar yang dilepas tahun 2007

menjadi solusi mengatasi potensi kerawanan pangan di dataran tinggi Yahukimo,

Papua. Ke depan, peran ubi jalar akan semakin penting. Di negara-negara maju,

ubi jalar telah menjadi pangan untuk kesehatan karena kandungan betakaroten

(vitamin A) yang tinggi pada ubi jalar yang daging umbinya oranye, serta

kandungan antosianin (antioksidan) yang tinggi pada ubi jalar ungu.

2.3.1.6 PTT Kedelai

Dengan menggunakan pendekatan PTT, Balitkabi telah merakit paket-

paket teknologi budi daya kedelai untuk berbagai ekosistem, yakni lahan sawah

8

Page 9: BAB 1

tadah hujan, lahan sawah irigasi maupun irigasi pompa, lahan kering masam, dan

lahan pasang surut. PTT merupakan pendekatan yang sangat memperhatikan

ketersediaan sumber daya dan kendala-kendala fisik, ekonomis, maupun sosial

lokasi yang spesifik. Rakitan teknologi ini kemudian diuji dan dilakukan

penyesuaian (refining) selama beberapa musim, sehingga rakitan teknologi

diharapkan dapat dengan mudah diadopsi, dipertahankan, dan dikembangkan

sendiri oleh pengguna.

2.3.1.7 Teknologi Budidaya Kacang Hijau

Teknologi yang dikembangkan di daerah Demak, menunjukkan bahwa

berbagai varietas unggul kacang hijau yang ditanam setelah padi mampu tumbuh

dengan sangat baik dan memberikan hasi tinggi, walaupun tanpa pengairan dan

tidak ada hujan sampai panen. Dengan telah tersedianya varietas genjah Vima-1,

teknologi budi daya ini sangat potensial untuk dikembangkan di daerah Pantura

Jawa Barat.

2.3.1.8 Teknologi Budidaya Kacang Tanah

Setelah memberikan perhatian pada teknologi budi daya kacang tanah di

tanah basis (pH tinggi) yang banyak dijumpai di daerah sentra produksi utama,

kini telah pula dihasilkan teknologi budi daya kacang tanah untuk lahan kering

dan lahan sawah masam (pH rendah) dan kurang subur. Dengan teknologi budi

daya tersebut, kendala berupa pH yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah, serta

kekurangan atau keracunan hara tertentu dapat diatasi.

2.3.1.9 Sistem Tanam Ubi Kayu Tumpangsari Double-Row

Dewasa ini permintaan akan ubi kayu cenderung meningkat, demikian

juga dengan kacang-kacangan, khususnya kedelai. Teknik penataan tanaman ubi

kayu secara baris-ganda (double-row) memungkinkan petani untuk menanam

kacang-kacangan tanpa harus kehilangan produksi ubi kayunya. Atau sebaliknya,

petani dapat menanam ubi kayu tanpa mengorbankan kacang-kacangan. Teknik

tumpangsari ini selain meminimalkan berkurangnya populasi ubi kayu, juga

terbukti meningkatkan produktivitas ubi kayu per pohon, sehingga walaupun

9

Page 10: BAB 1

populasi ubi kayu lebih rendah, namun produksi ubi kayu per satuan luas tidak

banyak berkurang. Budi daya kacang-kacangan pun masih dapat dilakukan dua

kali dengan populasi masing-masing 100 dan 60%.

2.3.1.10 Teknik Pengendalian Hayati

Penggunaan pestisida kimiawi secara terus-menerus menyebabkan

tercemarnya lingkungan serta timbulnya resurgensi (kekebalan hama/penyakit

terhadap pestisida). Oleh karena itu, dikembangkan teknik-teknik pengendalian

hayati dengan memanfaatkan pestisida nabati dan pemanfaatan musuh alami. Biji

dan daun tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss), misalnya, merupakan

insektisida, fungisida, virusida, nematisida, bakterisida, maupun akarisida yang

cukup efektif mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Teknik yang

sederhana untuk membuat pestisida ini telah dikembangkan. Demikian juga

dengan pembiakan Trichoderma yang merupakan musuh alami bagi penyakit-

penyakit tular tanah pada tanaman kacang-kacangan, serta NPV (Nuclear

Polyhedrosis Virus)  yang merupakan salah satu patogen (penyakit) bagi ulat

grayak (Spodoptera litura).

Pascapanen

Luasnya spektrum permintaan serta ketersediaan teknologi pascapanen

seringkali merupakan aspek yang menentukan minat pengguna untuk

mengembangkan suatu komoditas. Oleh karena itu, Balitkabi juga

mengembangkan teknik-teknik penanganan dan pengolahan kacang-kacangan dan

umbi-umbian, serta terus menggali dan memberikan informasi mengenai

kesesuaian suatu varietas untuk produk-produk tertentu. Demikian juga dengan

beberapa alat dan mesin pertanian tepat guna, terus dikembangkan dan

dimodifikasi dalam rangka untuk mengurangi kejerihan kerja petani.

2.4 Penerapan Eksperimen Desain di BALITKABI

Sesuai namanya BALITKABI merupakan suatu balai penelitian tanaman

kacang-kacangan dan umbi-umbian. Dalam penelitiannya BALITKABI banyak

menggunakan rancangan percobaan yang ada di eksperimen desain untuk

mengetahui pengaruh variabel yang diteliti maupun menarik kesimpulan dari

10

Page 11: BAB 1

penelitian atau percobaan yang telah dilakukan. Dalam penelitiannya tersebut

BALITKABI sering menggunakan laboratorium, rumah kaca dan lapang. Lokasi

mana yang akan digunakan selalu disesuaikan dengan tujuan penelitian. Penelitian

yang paling mudah dikendalikan jika dilakukan di laboratorium. Di laboratorium

rancangan percobaan yang sering digunakan adalah rancangan acak lengkap, split

plot dan lain sebagainya. Sedangan jika memilih rumah kaca sebagai lokasi

percobaan, rancangan percobaan yang bisa digunakan antara lain : rancangan acak

lengkap, rancangan acak kelompok, dan split plot. Jika lokasi yang digunakan

adalah lapang, rancangan percobaan yang bisa digunakan adalah rancangan acak

kelompok, split plot, strip plot dan lain-lain.

Analisis data yang sering digunakan antara lain :

1. Sidik ragam (ANOVA)

2. Uji beda nilai tengah

3. Regresi (linier, kuadratik, kubik, kurva respon)

4. Orthogonal kontras, polynomial

5. Multivariate analisis (PCA, klaster dan lain-lain)

Sedangkan kaidah ilmiah atau metode penelitian yang digunakan :

1. Penentuan lokasi atau musim tanam

2. Penyiapan petak percobaan

3. Penyusunan petak percobaan

4. Kalibrasi kebutuhan benih

5. Kalibrasi kebutuhan pupuk

6. Pengambilan contoh tanah dan penanganannya

7. Pengambilan contoh tanaman dan penanganannya

8. Penentuan masa panen

11

Page 12: BAB 1

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Banyak penerapan eksperimen desain di dunia nyata. Dalam bidang

pertanianpun eksperimen desain sering digunakan. Di BALITKABI sendiri,

banyak percobaan/ penelitian yang menggunakan eksperimen desain diantaranya

menggunakan rancangan percobaan acak lengkap, split plot, strip plot dan lain-

lain. Sehingga dengan menggunakan eksperimen desain peneliti bisa menarik

kesimpulan varietas tanaman mana yang lebih bagus dan lain-lain.

3.2 Saran

Kuliah lapangan merupakan salah satu cara kita untuk mengetahui aplikasi

atau penerapan ilmu yang sudah kita pelajari di bangku kuliah secara nyata. Untuk

itu, sekiranya kuliah lapangan bisa sering untuk dilakukan sehingga wawasan para

mahasiswa bisa berkembang.

12

Page 13: BAB 1

LAMPIRAN

Gambar 1 Salah Satu Rumah Kaca yang Ada di BALITKABI

Gambar 2 Lapang yang digunakan untuk penelitian di BALITKABI

13

Page 14: BAB 1

Gambar 3 Lapang yang digunakan untuk penelitian di BALITKABI

Gambar 4 Salah Satu Rancangan Percobaan yang Ada di BALITKABI

14

Page 15: BAB 1

Gambar 5 Salah Satu Rancangan Percobaan yang Ada di BALITKABI

Gambar 6 Rancangan Percobaan / penelitian di Rumah Kaca

15

Page 16: BAB 1

16