bab 1
DESCRIPTION
LAPPORAN KULAP ESKPERIMENTAL DESAINTRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) semakin pesat. Banyak penemuan dan inovasi-inovasi baru diberbagai
bidang. Hanya mereka yang mampu bersainglah yang dapat bertahan. Dalam
bidang ilmu statistika, eksperimen desain bukan merupakan hal yang asing.
Eksperimen desain merupakan salah satu materi inti dalam ilmu statistika. Pada
dasarnya di dalam eksperimen desain akan memusatkan perhatain pada bagaimana
merancang suatu eksperimen yang tepat.
Penerapan ataua aplikasi dari eksperimen desain sendiri sangat banyak dan
sebagian besar di bidang pertanian. Dengan mengaplikasikan ilmu statistika dalam
mendesain suatu percobaan, maka akan diperoleh alternatif metode rancangan
eksperimen yang dianggap memberikan hasil yang paling efektif dan efisien
dalam proses percobaan. Seiring dengan upaya tersebut, kerjasama dengan Badan
Penelitian perlu untuk ditingkatkan dan salah satu perwujudannya adalah kegiatan
berupa kunjungan lapangan.
Aplikasi statistika yang didapat oleh mahasiswa Jurusan Statistika
dibangku perkuliahan cukuplah berbeda dibandingkan yang ada di lapangan. Oleh
karena itu, diperlukan suatu aktifitas dimana kegiatan tersebut dapat
menjembatani antara penerapan dengan teori yang didapat dibangku perkuliahan.
Berdasarkan pemikiran tersebut maka perlu diadakan kunjungan lapangan ke
Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-umbian (BALITKABI).
1.2 Tujuan
Tujuan dari kuliah lapangan ini diantara sebagai berikut :
1. Meningkatkan pemahaman tentang penerapan eksperimen desain
khususnya di bidang pertanian
2. Meningkatkan pemahaman kelebihan dan kekurangan serta pemakain
masing-masing rancangan percobaan yang ada di eksperimen desain
1
3. Mengetahui proses perancangan suatu eksperimen, factor-faktor baik
eksternal maupun internal yang mempengaruhi.
1.3 Manfaat
Manfaat dari kuliah lapangan ini diantara sebagai berikut :
1. Mahasiswa lebih memahami penerapan atau aplikasi eksperimen dessain
khususnya di bidang pertanian.
2. Mahasiswa mengerti tentang proses membuat rancangan percobaan yang
sesuai dengan situasi dan kondisi serta tujuan dari percobaan tersebut.
1.4 Metodologi Penulisan
Di dalam pembuatan laporan ini perlu adanya metode. Metode-metode
tersebut tidak lain adalah
1. Metode interview/wawancara
Dalam metode ini kami memperoleh data dengan cara melakukan tanya
jawab dengan pimpinan/pihak yang ditunjuk perusahaan dan karyawan.
2. Metode observasi/pengamatan
Dalam metode ini kami mengambil/mengumpulkan data dan bahan untuk
pembuatan laporan dengan cara mengamati langsung perusahaan tersebut.
3. Metode ceramah
Dalam metode ini pihak yang ditunjuk dari perusahaan memberikan
ceramah dan penjelasan mengenai segala hal yang berhubungan dengan
perusahaan
1.5 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kuliah lapangan dilaksanakan pada hari Senin, 27 Mei 2013. Tempat yang
dikunjungi dalam kegiatan ini adalah Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan
dan Umbi-umbian (BALITKABI).
1.6 Peserta Kunjungan
Peserta kuliah lapangan eksperimen desain adalah mahasiswa mata kuliah
eksperimen desain kelas s1 A dan B Jurusan Statistika Institut Teknologi sepuluh
Nopember Surabaya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Sejarah Balitkabi (Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan Umbi-
umbian) berawal dari keberadaan enam kebun percobaan (KP) di wilayah Jawa
Timur yang telah berdiri sejak zaman Belanda, yakni KP Kendalpayak dan KP
Jambegede (di Malang), KP Muneng (Probolinggo), KP Genteng (Banyuwangi),
KP Mojosari (Mojokerto), dan KP Ngale (Ngawi). Pada tahun 1968 keenam KP
tersebut diintegrasikan dan menjadi bagian dari Lembaga Pusat Penelitian
Pertanian (LP3) yang berpusat di Bogor dengan nama LP3 Perwakilan Jawa
Timur dan berkedudukan di Malang. Pada saat itu, mandat utama yang diemban
adalah penelitian padi dan palawija untuk wilayah Jawa Timur dan Indonesia
Bagian Timur.
Ketika pada tahun 1974 seluruh lembaga penelitian pertanian bernaung di
bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, maka lembaga ini pun
turut bergabung. Pada tahun 1980, LP3 yang berpusat di Bogor berganti nama
menjadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan),
sehingga LP3 Perwakilan Jawa Timur juga berganti nama menjadi Balai
Penelitian Tanaman Pangan (Balittan) Malang. Pada awal tahun 1995, dengan SK
Mentan No. 789/Kpts/OT.210/12/94, Balittan Malang resmi menjadi balai
penelitian yang mengemban mandat nasional untuk penelitian kacang-kacangan
dan umbi-umbian dengan nama Balai Penelitian Tanaman Kacang-kacangan dan
Umbi-umbian, disingkat Balitkabi. Berdasarkan SK tersebut pula, kebun
percobaan Mojosari yang ada di Mojokerto dilepas dari Balitkabi dan bergabung
dengan BPTP Jawa Timur, sehingga sampai dengan sekarang Balitkabi memiliki
lima kebun percobaan.
2.2 Tugas dan Fungsi
Tugas Balitkabi sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian
No.75/Kpts/OT.210/2002 adalah membuat strategi penelitian dan melaksanakan
penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian, serta memonitoring dan
3
mengevaluasi pelaksanaan. Fungsi dari Balitkabi adalah merencanakan,
melaksanakan, memonitoring dan mengevaluasi strategi dan pelaksanaan
pelaksanaan penelitian kacang-kacangan dan umbi.
2.2.1 Mandat
Komoditas utama yang ditangani Balitkabi meliputi kedelai, kacang tanah,
kacang hijau, ubi kayu, dan ubi jalar, namun demikian Balitkabi juga menangani
kacang-kacangan dan umbi-umbian potensial, seperti kacang tunggak, kacang
gude, komak, koro, garut, ganyong, talas, uwi, dan keladi, serta kacang-kacangan
dan umbi-umbian introduksi. Kegiatan yang dilakukan adalah penelitian teknologi
tinggi dan penelitian strategis meliputi: pemuliaan dan pemberdayaan sumberdaya
genetik, pengelolaan hama-penyakit, ekofisiologi dan pengelolaan sumberdaya
berkelanjutan, serta pascapanen primer.
2.2.2 Visi
Menjadi lembaga rujukan IPTEK dan sumber inovasi teknologi tanaman
aneka kacang dan ubi yang bermanfaat sesuai kebutuhan pengguna.
2.2.3 Misi
1. Menghasilkan dan menyediakan IPTEK tinggi, strategis dan unggul
tanaman aneka kacang dan ubi sesuai kebutuhan pengguna.
2. Melaksanakan diseminasi inovasi teknologi tanaman aneka kacang dan ubi
secara cepat dan efektif kepada pengguna.
3. Mengembangkan jaringan kerjasama nasional dan internasional dalam
rangka peningkatan profesionalisme dalam pengguasaan IPTEK, serta
peran Balitkabi dalam pengembangan teknologi dan pembangunan
pertanian.
4. Memperbaiki sumberdaya penelitian guna meningkatkan kapasitas Balai
agar semakin profesional dalam melakukan penelitian, serta meningkatkan
kemampuannya dalam menghasilkan dan mendiseminasi inovasi teknologi
tanaman aneka kacang dan ubi.
4
5. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya untuk penelitian dan
pengembangan, serta mendorong keterkaitan fungsional antar pemangku
kepentingan dan pengguna teknologi.
2.2.4 Program Utama
1. Pengkayaan, pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian sumberdaya
genetik tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian
2. Perakitan varietas unggul, perbaikan sistem produksi dan tekno-ekonomi
kacang-kacangan dan umbi-umbian
3. Percepatan pengembangan dan distribusi benih sumber kacang-kacangan
dan umbi-umbian
4. Peningkatan daya saing produk kacang-kacangan dan umbi-umbian
melalui inovasi teknologi pascapanen primer
5. Pengembangan sumberdaya informasi, komunikasi, diseminasi, dan
penjaringam umpan balik penelitian
2.3 Kontribusi Penelitian
2.3.1 Varietas Unggul
Salah satu hasil utama yang mempunyai dampak signifikan adalah varietas
unggul. Pemerintah telah banyak melepas varietas unggul kacang-kacangan dan
umbi-umbian yang sebagian besar diantaranya dirakit dan dihasilkan oleh
Balitkabi. Sejak awal kiprahnya sebagai lembaga penelitian, Balitkabi telah
merakit tidak kurang dari 21varietas unggul kedelai, 11 kacang tanah, 5 kacang
hijau, 10 ubi kayu, 14 ubi jalar, di samping beberapa varietas jagung, kacang
panjang yang saat ini tidak lagi menjadi mandat balai ini.
2.3.1.1 Varietas Unggul Kedelai
Sampai saat ini varietas-varietas kedelai yang dilepas mempunyai
produktivitas tinggi (daya hasil lebih dari 2,5 ton per hektar), selain memiliki
sifat-sifat unggul khusus, misalnya adaptasi luas (Kaba dan Sinabung), ukuran biji
besar (Anjasmoro, Argomulyo, Panderman, dan Grobogan), umur genjah dan
toleran penaungan (Gepak Kuning dan Gepak Ijo), toleran masam (Tanggamus,
5
Sibayak, Nanti, Ratai, dan Seulawah), toleran ulat grayak (Ijen), atau kedelai
hitam (Detam-1, biji besar; dan Detam-2). Saat ini telah siap pula dilepas calon
varietas unggul berumur genjah yaitu SHR/W 60 (umur 73 hari).
2.3.1.2 Varietas Unggul KacangTanah
Balitkabi telah merakit varietas unggul kacang tanah tipe spanish (berbiji
dua) seperti varietas Kancil dan Jerapah, maupun tipe valencia (berbiji tiga atau
lebih) seperti Kelinci dan Singa. Tipe spanish umumnya diminati industri kacang
garing (kacang kulit), kacang telor, atau kacang goreng sedangkan tipe valencia
umumnya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku produk kacang atom, kacang
rebus, maupun bumbu pecel. Varietas Bison, Domba, dan Tuban adalah beberapa
varietas yang terbukti toleran terhadap jamur A. flavus yang menyebabkan
timbulnya racun aflatoksin pada kacang tanah, di samping juga toleran terhadap
tanah alkalis (pH tinggi). Untuk keperluan budi daya tumpangsari, telah
dihasilkan varietas Turangga yang toleran penaungan. Saat ini sedang dilakukan
6
perakitan varietas kacang tanah yang bebas aflatoksin dan mempunyai jumlah
polong sangat banyak dan hasil tinggi.
2.3.1.3 Varietas Unggul Kacang Hijau
Dibandingkan dengan kedelai dan kacang tanah, kacang hijau jauh lebih
adaptif dengan kondisi kering. Umurnya yang pendek menjadikan tanaman ini
terhindar dari risiko kekeringan. Varietas unggul baru yang dirakit oleh Balitkabi
dan dilepas tahun 2008 dengan nama Vima-1 merupakan varietas yang paling
genjah (umur panen hanya 57–58 hari), tahan penyakit embun tepung, dan hasil
rata-rata mencapai 1,7 t/ha. Beberapa varietas unggul yang telah dilepas memiliki
kulit biji hijau kusam, misalnya Sriti, Murai, dan Vima-1, sebagian lainnya hijau
mengkilat, misalnya Kenari, Perkutut, dan Kutilang. Selain itu, ada juga varietas
yang ukuran bijinya sangat kecil (Nuri dan Sampeong) yang sesuai dan
rendemennya tinggi bila dibuat kecambah/tauge.
2.2.1.4 Varietas Unggul Ubi Kayu
7
Malang-1, Malang-2, dan Adira-1 adalah varietas unggul ubi kayu yang
sesuai untuk konsumsi langsung (ubi kukus atau goreng, keripik, dan tape) karena
rasanya yang enak (tidak pahit) dan teksturnya baik. Beberapa varietas unggul
yang sesuai untuk industri tapioka, yakni Malang-4 dan Malang-6, Adira-4, serta
UJ-3 dan UJ-5. Varietas-varietas ini umumnya memiliki potensi hasil yang lebih
tinggi dan tahan Cassava Bacterial Blight, serta dapat dipanen pada umur sekitar
10 bulan. Saat ini Balitkabi memiliki calon varietas ubi kayu unggul, yakni CMM
99008-3 yang rendemen etanolnya tinggi dan CMM 02048-6 yang umurnya
genjah dan rasanya enak.
2.3.1.5 Varietas Unggul Ubi Jalar
Beberapa varietas ubi jalar yang telah populer antara lain Sari (genjah dan
hasil tinggi), dan Sukuh, Boko, Shiroyutaka, Jago, mengandung bahan kering dan
pati tinggi dan menghasilkan tepung dan pati yang kualitasnya bagus. Varietas
unggul Papua Solossa, Papua Patippi, dan Sawentar yang dilepas tahun 2007
menjadi solusi mengatasi potensi kerawanan pangan di dataran tinggi Yahukimo,
Papua. Ke depan, peran ubi jalar akan semakin penting. Di negara-negara maju,
ubi jalar telah menjadi pangan untuk kesehatan karena kandungan betakaroten
(vitamin A) yang tinggi pada ubi jalar yang daging umbinya oranye, serta
kandungan antosianin (antioksidan) yang tinggi pada ubi jalar ungu.
2.3.1.6 PTT Kedelai
Dengan menggunakan pendekatan PTT, Balitkabi telah merakit paket-
paket teknologi budi daya kedelai untuk berbagai ekosistem, yakni lahan sawah
8
tadah hujan, lahan sawah irigasi maupun irigasi pompa, lahan kering masam, dan
lahan pasang surut. PTT merupakan pendekatan yang sangat memperhatikan
ketersediaan sumber daya dan kendala-kendala fisik, ekonomis, maupun sosial
lokasi yang spesifik. Rakitan teknologi ini kemudian diuji dan dilakukan
penyesuaian (refining) selama beberapa musim, sehingga rakitan teknologi
diharapkan dapat dengan mudah diadopsi, dipertahankan, dan dikembangkan
sendiri oleh pengguna.
2.3.1.7 Teknologi Budidaya Kacang Hijau
Teknologi yang dikembangkan di daerah Demak, menunjukkan bahwa
berbagai varietas unggul kacang hijau yang ditanam setelah padi mampu tumbuh
dengan sangat baik dan memberikan hasi tinggi, walaupun tanpa pengairan dan
tidak ada hujan sampai panen. Dengan telah tersedianya varietas genjah Vima-1,
teknologi budi daya ini sangat potensial untuk dikembangkan di daerah Pantura
Jawa Barat.
2.3.1.8 Teknologi Budidaya Kacang Tanah
Setelah memberikan perhatian pada teknologi budi daya kacang tanah di
tanah basis (pH tinggi) yang banyak dijumpai di daerah sentra produksi utama,
kini telah pula dihasilkan teknologi budi daya kacang tanah untuk lahan kering
dan lahan sawah masam (pH rendah) dan kurang subur. Dengan teknologi budi
daya tersebut, kendala berupa pH yang terlalu tinggi maupun terlalu rendah, serta
kekurangan atau keracunan hara tertentu dapat diatasi.
2.3.1.9 Sistem Tanam Ubi Kayu Tumpangsari Double-Row
Dewasa ini permintaan akan ubi kayu cenderung meningkat, demikian
juga dengan kacang-kacangan, khususnya kedelai. Teknik penataan tanaman ubi
kayu secara baris-ganda (double-row) memungkinkan petani untuk menanam
kacang-kacangan tanpa harus kehilangan produksi ubi kayunya. Atau sebaliknya,
petani dapat menanam ubi kayu tanpa mengorbankan kacang-kacangan. Teknik
tumpangsari ini selain meminimalkan berkurangnya populasi ubi kayu, juga
terbukti meningkatkan produktivitas ubi kayu per pohon, sehingga walaupun
9
populasi ubi kayu lebih rendah, namun produksi ubi kayu per satuan luas tidak
banyak berkurang. Budi daya kacang-kacangan pun masih dapat dilakukan dua
kali dengan populasi masing-masing 100 dan 60%.
2.3.1.10 Teknik Pengendalian Hayati
Penggunaan pestisida kimiawi secara terus-menerus menyebabkan
tercemarnya lingkungan serta timbulnya resurgensi (kekebalan hama/penyakit
terhadap pestisida). Oleh karena itu, dikembangkan teknik-teknik pengendalian
hayati dengan memanfaatkan pestisida nabati dan pemanfaatan musuh alami. Biji
dan daun tanaman mimba (Azadirachta indica A. Juss), misalnya, merupakan
insektisida, fungisida, virusida, nematisida, bakterisida, maupun akarisida yang
cukup efektif mengendalikan organisme pengganggu tanaman. Teknik yang
sederhana untuk membuat pestisida ini telah dikembangkan. Demikian juga
dengan pembiakan Trichoderma yang merupakan musuh alami bagi penyakit-
penyakit tular tanah pada tanaman kacang-kacangan, serta NPV (Nuclear
Polyhedrosis Virus) yang merupakan salah satu patogen (penyakit) bagi ulat
grayak (Spodoptera litura).
Pascapanen
Luasnya spektrum permintaan serta ketersediaan teknologi pascapanen
seringkali merupakan aspek yang menentukan minat pengguna untuk
mengembangkan suatu komoditas. Oleh karena itu, Balitkabi juga
mengembangkan teknik-teknik penanganan dan pengolahan kacang-kacangan dan
umbi-umbian, serta terus menggali dan memberikan informasi mengenai
kesesuaian suatu varietas untuk produk-produk tertentu. Demikian juga dengan
beberapa alat dan mesin pertanian tepat guna, terus dikembangkan dan
dimodifikasi dalam rangka untuk mengurangi kejerihan kerja petani.
2.4 Penerapan Eksperimen Desain di BALITKABI
Sesuai namanya BALITKABI merupakan suatu balai penelitian tanaman
kacang-kacangan dan umbi-umbian. Dalam penelitiannya BALITKABI banyak
menggunakan rancangan percobaan yang ada di eksperimen desain untuk
mengetahui pengaruh variabel yang diteliti maupun menarik kesimpulan dari
10
penelitian atau percobaan yang telah dilakukan. Dalam penelitiannya tersebut
BALITKABI sering menggunakan laboratorium, rumah kaca dan lapang. Lokasi
mana yang akan digunakan selalu disesuaikan dengan tujuan penelitian. Penelitian
yang paling mudah dikendalikan jika dilakukan di laboratorium. Di laboratorium
rancangan percobaan yang sering digunakan adalah rancangan acak lengkap, split
plot dan lain sebagainya. Sedangan jika memilih rumah kaca sebagai lokasi
percobaan, rancangan percobaan yang bisa digunakan antara lain : rancangan acak
lengkap, rancangan acak kelompok, dan split plot. Jika lokasi yang digunakan
adalah lapang, rancangan percobaan yang bisa digunakan adalah rancangan acak
kelompok, split plot, strip plot dan lain-lain.
Analisis data yang sering digunakan antara lain :
1. Sidik ragam (ANOVA)
2. Uji beda nilai tengah
3. Regresi (linier, kuadratik, kubik, kurva respon)
4. Orthogonal kontras, polynomial
5. Multivariate analisis (PCA, klaster dan lain-lain)
Sedangkan kaidah ilmiah atau metode penelitian yang digunakan :
1. Penentuan lokasi atau musim tanam
2. Penyiapan petak percobaan
3. Penyusunan petak percobaan
4. Kalibrasi kebutuhan benih
5. Kalibrasi kebutuhan pupuk
6. Pengambilan contoh tanah dan penanganannya
7. Pengambilan contoh tanaman dan penanganannya
8. Penentuan masa panen
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Banyak penerapan eksperimen desain di dunia nyata. Dalam bidang
pertanianpun eksperimen desain sering digunakan. Di BALITKABI sendiri,
banyak percobaan/ penelitian yang menggunakan eksperimen desain diantaranya
menggunakan rancangan percobaan acak lengkap, split plot, strip plot dan lain-
lain. Sehingga dengan menggunakan eksperimen desain peneliti bisa menarik
kesimpulan varietas tanaman mana yang lebih bagus dan lain-lain.
3.2 Saran
Kuliah lapangan merupakan salah satu cara kita untuk mengetahui aplikasi
atau penerapan ilmu yang sudah kita pelajari di bangku kuliah secara nyata. Untuk
itu, sekiranya kuliah lapangan bisa sering untuk dilakukan sehingga wawasan para
mahasiswa bisa berkembang.
12
LAMPIRAN
Gambar 1 Salah Satu Rumah Kaca yang Ada di BALITKABI
Gambar 2 Lapang yang digunakan untuk penelitian di BALITKABI
13
Gambar 3 Lapang yang digunakan untuk penelitian di BALITKABI
Gambar 4 Salah Satu Rancangan Percobaan yang Ada di BALITKABI
14
Gambar 5 Salah Satu Rancangan Percobaan yang Ada di BALITKABI
Gambar 6 Rancangan Percobaan / penelitian di Rumah Kaca
15
16