bab 1
DESCRIPTION
penanggualan bencanaTRANSCRIPT
![Page 1: BAB 1](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071709/55cf8fb2550346703b9ee3bc/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB 1
BENCANA ALAM
A. Macam-macam Bencana Alam
Definisi bencana yang dikeluarkan oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam, manusia
atau keduanya yang mengakibatkan korban manusia, kerugian harta benda, kerusakan
lingkungan, kerusakan sarana prasarana, dan fasilitas umum serta menimbulkan gangguan
terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat.
Bencana alam adalah salah satu faktor yang bisa mengakibatkan rusaknya lingkungan
hidup. Bencana alam bila dilihat dari penyebabnya, dapat dibedakan sedikitnya menjadi tiga
jenis, yaitu geologis, klimatologis, dan ekstra-terestial. Berikut adalah macam-macam bencana
alam yang terjadi di Indonesia, diantaranya :
Tsunami
Banjir
Kebakaran
Longsor
Gunung Berapi
Kekeringan
Abrasi
![Page 2: BAB 1](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071709/55cf8fb2550346703b9ee3bc/html5/thumbnails/2.jpg)
B. Sebab-sebab Terjadinya Bencana Alam
Begitu banyak bencana yang terjadi di Indonesia, dan ditinjau dari
sudut penyebab terjadinya semua bencana tersebut secara umum terbagi
menjadi dua yaitu, akibat ulah manusia dan alam itu sendiri.
Perhatikan tabel berikut !
Penyebab Bencana
Bencana yang ditimbulkan
Disebabkan oleh …
Manusia Banjir
Membuang sampah sembarangan,
Penebangan hutan,
Membangun pemukiman di daerah
resapan air,
Pembakaran hutan
Longsor Penambangan, Penebangan hutan,
Abrasi Penambangan
Alam Tsunami
Adanya gangguan impulsif terhadap air laut yang disebabkan oleh adanya gempa bumi, landslide (longsor) yang terjadi di dalam laut
Banjir Hujan terus menerus
Kekeringan Musim kemarau berkepanjangan
Longsor Rusaknya hutan sebagai penyangga
Gunung Meletus
Endapan magma yang berada di dalam perut bumi di dorong oleh gas yang bertekanan tinggi
KebakaranTerjadinya gesekan antar batang pohon yang kering
Abrasi
Angin yang bertiup di atas lautan yang menimbulkan gelombang dan arus laut sehingga mempunyai kekuatan untuk mengikis daerah pantai
Impulsif = tindakan tanpa berpikir terlebih dahuluAbrasi = proses pengikisan laut oleh gelombang laut dan arus laut yang bersifat
merusak
![Page 3: BAB 1](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071709/55cf8fb2550346703b9ee3bc/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB II
UPAYA-UPAYA PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN
BENCANA ALAM
Kerusakan lingkungan semakin hari semakin terlihat jelas. Perlu kitanya kita memikirkan
upaya apa saja yang akan kita lakukan untuk memperbaiki lingkungan kita agar terciptanya K3
(ketertiban, kebersihan, dan keindahan). Langkah awal melakukan perbaikan dapat dilakukan
dengan cara memperhatikan keadaan lingkungan sekitar kita dahulu, baru kemudian lingkup
nasional.
A. Upaya-upaya Penanggulangan Bencana Alam
Mitigasi
Mitigasi dapat juga diartikan sebagai penjinak bencana alam, dan pada prinsipnya
mitigasi adalah usaha-usaha baik bersifat persiapan fisik, maupun non-fisik dalam
menghadapi bencana alam. Persiapan fisik dapat berupa penataan ruang kawasan bencana
dan kode bangunan, sedangkan persiapan non-fisik dapat berupa pendidikan tentang
bencana alam.
Menempatkan Korban di Suatu Tempat yang Aman
Menempatkan korban di suatu tempat yang aman adalah hal yang mutlak diperlukan.
Sesuai dengan deklarasi Hyogo yang ditetapkan pada Konferensi Dunia tentang
Pengurangan Bencana, di Kobe, Jepang, pertengahan Januari 2005 yang lalu.
![Page 4: BAB 1](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071709/55cf8fb2550346703b9ee3bc/html5/thumbnails/4.jpg)
Berbunyi : “Negara-negara mempunyai tanggung jawab utama untuk melindungi orang-
orang dan harta benda yang berada dalam wilayah kewenangan dan dari ancaman
dengan memberikan prioritas yang tinggi kepada pengurangan resiko bencana dalam
kebijakan nasional, sesuai dengan kemampuan mereka dan sumber daya yang tersedia
kepada mereka”.
Membentuk Tim Penanggulangan Bencana
Memberikan Penyuluhan-penyuluhan
Merelokasi Korban Secara Bertahap
Akibat kompleknya permasalahan pascabencana, maka dibuatlah panduan
internasional mengenai prinsip-prinsip perlindungan pengungsi. Sebagai contoh,
misalnya pasal 18 ayat (2) , Pasal 23 dinyatakan setiap manusia memiliki hak atas
pendidikan ayat (1) dan pada ayat (2) dan masih banyak lagi pasal lain yang menekankan
perlunya ditindaklanjuti pemberian perlindungan terhadap para pengungsi, baik yang
disebabkan oleh bencana alam atau ulah manusia, termasuk konflik bersenjata atau
perang.
B. Upaya-Upaya Pencegahan Bencana Alam
Membuat Pos Peringatan Bencana
Salah satu upaya yang keudian dapat diupayakan adalah dengan mendirikan pos
peringatan bencana, pos inilah yang nantinya menentukan warga masyarakat bisa kembali
menempati tempat tinggalnya atau tidak.
![Page 5: BAB 1](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071709/55cf8fb2550346703b9ee3bc/html5/thumbnails/5.jpg)
Membisaakan Hidup Tertib dan Disiplin
Perlu pola hidup tertib, yaitu dengan menegakkan peraturan-peraturan yang berhubungan
dengan pelestarian lingkungan hidup. Asal masyarakat menaatinya, berarti setidaknya kita
telah berpartisipasi dalam melestarikan lingkungan. Masyarakat juga harus disiplin.
Memberikan Pendidikan tentang Lingkungan Hidup
Faktor ini telah dipertegas dalam Konferensi Dunia tentang Langkah Pengurangan
Bencana Alam, yang diselenggarakan lebih dari stu dasawarsa silam, 23-27 Mei 1994 di
Yokohama, Jepang. Forum ini, pada masa itu merupakan forum terbesar tentang bencana
alam yang pernah diselenggarakan sepanjang sejarah. Tercatat lebih dari 5.000 peserta hadir
yang berasal dari 148 negara.
![Page 6: BAB 1](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071709/55cf8fb2550346703b9ee3bc/html5/thumbnails/6.jpg)
KESIMPULAN
Dalam upaya-upaya penanggulangan bencana, kita dituntut harus mengerti situasi dan
kondisi yang terjadi dan yang akan terjadi. Di saat bencana mulai terasa kita harus tanggap,
dan di saat bencana sedang terjadi kita pun harus cepat, diusahakan agar korban dapat
diminimalisir.
Selain itu ilmu pengetahuan pun penting untuk dipelajari, terlebih dalam hal ini
pendidikan lingkungan hidup lebih dikedepankan. Agar kita dapat memberikan penyuluhan-
penyuluhan kepada para warga yang belum mengerti sepenuhnya tentang pendidikan
lingkungan hidup.