bab 1

8
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebisingan merupakan masalah yang sering dijumpai di banyak perusahaan besar saat ini. Penggunaan mesin dan alat kerja yang mendukung proses produksi berpotensi menimbulkan suara kebisingan. Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu atau membahayakan kesehatan. Kebisingan juga dapat menyebabkan berbagai gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi, dan ketulian. Ada yang menggolongkannya berupa gangguan auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non auditory seperti gangguan komunikasi, menurunnya performa kerja, stres dan kelelahan (Mujayin, 2012). Kebisingan merupakan masalah utama kesehatan di negara industri. World Health Organization (WHO) memperkirakan hampir 14% total tenaga kerja produksi negara industri terpapar bising melebihi 90 dBA di tempat kerjanya, termasuk Indonesia. Nilai ambang batas 1

Upload: muhammad-azmi-agung

Post on 25-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 1

5

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKebisingan merupakan masalah yang sering dijumpai di banyak perusahaan besar saat ini. Penggunaan mesin dan alat kerja yang mendukung proses produksi berpotensi menimbulkan suara kebisingan. Kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak dikehendaki sehingga mengganggu atau membahayakan kesehatan. Kebisingan juga dapat menyebabkan berbagai gangguan fisiologis, gangguan psikologis, gangguan komunikasi, dan ketulian. Ada yang menggolongkannya berupa gangguan auditory, misalnya gangguan terhadap pendengaran dan gangguan non auditory seperti gangguan komunikasi, menurunnya performa kerja, stres dan kelelahan (Mujayin, 2012).Kebisingan merupakan masalah utama kesehatan di negara industri. World Health Organization (WHO) memperkirakan hampir 14% total tenaga kerja produksi negara industri terpapar bising melebihi 90 dBA di tempat kerjanya, termasuk Indonesia. Nilai ambang batas yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia melalui KEP-51/MEN/1999 adalah sebesar 85 dBA. Peningkatan suara dengan gelombang kompleks yang tidak beraturan dikenal sebagai bising, merupakan salah satu stresor bagi individu. Jika hal tersebut terjadi berulangkali dan terus menerus sehingga melampaui adaptasi individu maka berakibat terjadi kondisi stres yang merusak atau sering disebut stres. Keadaan bising dapat berakibat kelainan pada sistem pendengaran serta menurunkan kemampuan dalam berkomunikasi, disamping sebagai stresor yang dapat memodulasi respon imun. Menurut Ivancevich dan Matteson, bising yang berlebih, berulang kali didengar dan dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan stres. Bising oleh pekerja pabrik dinilai sebagai pembangkit stres yang membahayakan (Roestam, 2004).Tenaga kerja merupakan aset organisasi yang berharga dan merupakan unsur penting dalam proses produksi, maka tenaga kerja produksi harus dijaga, dibina, dan dikembangkan untuk meningkatkan produktifitasnya. Tenaga kerja yang sehat berdampak pada proses produksi di perusahaan. Tenaga kerja yang sehat akan mendukung proses produksi berjalan dan berkembang lancar (Sihole, 2011).Sudah banyak penelitian yang menemukan adanya kaitan sebab akibat antara stres dengan penyakit, seperti jantung, gangguan pencernaan, darah tinggi, alergi, maag dan beberapa penyakit lainnya. Perlu kesadaran setiap orang untuk mempertahankan tidak hanya kesehatan dan keseimbangan fisik saja, tetapi juga psikologis. Stres juga dihubungkan dengan daya tahan tubuh seseorang, sehingga akan membuat seseorang yang mengalami stres akan lebih rentan terinfeksi penyakit (Sihole, 2011).Menurut penelitian Barker, stres yang dialami oleh seseorang akan merubah cara kerja sistem kekebalan tubuh. Para peneliti ini juga menyimpulkan bahwa stres akan menurunkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dengan cara menurunkan jumlah fighting disease cells, akibatnya orang cenderung sering dan mudah terserang penyakit yang cenderung lama masa penyembuhannya karena tubuh tidak banyak memproduksi sel kekebalan tubuh, ataupun sel antibodi banyak yang kalah (Rini, 2002).Peneliti lain Dantzer dan Kelly berpendapat tentang stres dihubungkan dengan daya tahan tubuh ditentukan pula oleh jenis, lamanya, dan frekuensi stres yang dialami seseorang. Peneliti lain juga mengungkapkan, jika stres yang dialami seseorang itu sudah berjalan sangat lama, akan membuat letih health promoting response dan akhirnya melemahkan penyediaan hormon adrenalin dan daya tahan tubuh (Rini, 2002). Pada penelitian ini penulis meneliti tentang hubungan kebisingan terhadap stres pada tenaga kerja produksi Pabrik Kelapa Sawit Seumantoh PTPN I Aceh yang berlokasi di Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang. Proses kerjanya meliputi proses penimbangan, penyortiran, perebusan (sterilizing), penebahan, pengempaan dan pengolahan biji (kernell) Pada proses kerja ini digunakan mesin-mesin seperti boiler, polishing drum, turbine, dan mesin pengolahan biji yang menghasilkan intensitas kebisingan yang cukup tinggi, serta kurangnya pemakaian alat pelindung telinga pada tenaga kerja produksi yang terpapar kebisingan.Survei awal yang dilakukan oleh peneliti pada PKS Seumantoh PTPN I Aceh, kondisi lingkungan kerja mempunyai intensitas kebisingan yang cukup tinggi. Terdapat 3 shift kerja, yaitu shift 1,shift 2, dan shift 3 dengan rotasi setiap seminggu sekali dengan lama bekerja selama 8 jam. Hal ini diperburuk dengan tidak digunakannya alat pelindung telinga oleh pekerja ketika bekerja. Kebanyakan pekerja juga bersuara keras ketika berbicara dengan pekerja lainnya ketika berada di dalam pabrik.Penulis menduga terdapat kesenjangan antara batasan intensitas kebisingan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan intensitas kebisingan di PKS Seumantoh PTPN I Aceh. Hal ini didukung oleh belum ada penelitian sebelumnya yang meneliti hubungan intensitas kebisingan dengan tingkat stres di PKS Seumantoh PTPN I Aceh, sehingga membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Intensitas Kebisingan dengan Tingkat Stres pada Tenaga Kerja bagian Produksi Pabrik Kelapa Sawit Seumantoh PTPN I Aceh Tahun 2013.1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan apakah terdapat hubungan intensitas kebisingan dengan tingkat stres pada tenaga kerja bagian produksi PKS Seumantoh PTPN I Aceh Tahun 2013?1.3Pertanyaan Penelitian 1.Berapa intensitas kebisingan PKS Seumantoh PTPN I Aceh?2.Bagaimana gambaran tingkat stres tenaga kerja bagian produksi PKS Seumantoh PTPN I Aceh?3.Apakah ada hubungan intensitas kebisingan dengan tingkat stres tenaga kerja bagian produksi PKS Seumantoh PTPN I Aceh?1.4Tujuan Penelitian1.4.1 Tujuan UmumMenganalisis hubungan kebisingan dengan tingkat stres pada tenaga kerja bagian produksi di Pabrik Kelapa Sawit Seumantoh PTPN I Aceh

1.4.2 Tujuan KhususTujuan khusus dari penelitian ini adalah :1. Mengetahui tingkat kebisingan Pabrik Kelapa Sawit Seumantoh PTPN 1 Aceh.2. Mengetahui tingkat stres pada tenaga kerja produksi Pabrik Kelapa Sawit Seumantoh PTPN I Aceh3. Mengetahui apakah ada hubungan intensitas kebisingan dengan tingkat stres pada tenaga kerja bagian produksi PKS Seumantoh PTPN I Aceh.1.5 Manfaat Penelitian1.5.1 Manfaat TeoritisHasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau masukan bagi penelitian selanjutnya.1.5.2Manfaat Praktis1. Sebagai sumber informasi bagi pihak manajemen mengenai kondisi umum tenaga kerja produksi dan masalah kesehatan yang dialami oleh pekerja Pabrik Kelapa Sawit Seumantoh PTPN I Aceh.2. Sebagai masukan kepada pihak manajemen mengenai alternatif yang dapat dipergunakan untuk mengatasi dampak atau bahaya yang ditimbulkan oleh kebisingan di Pabrik Kelapa Sawit Seumantoh PTPN I Aceh tahun 2013.3. Mengetahui gambaran pengaruh kebisingan terhadap stres tenaga Pabrik Kelapa Sawit Seumantoh PTPN I Aceh tahun 2013.

1