bab-1

17
Laporan Akhir teknika cipta konsultan 1.1. LATAR BELAKANG PEKERJAAN Salah satu upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam program pembangunan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi makro daerah adalah pembangunan dan pengembangan di sektor pertanian. Mengingat pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi paling besar di wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan pada hal itulah maka kegiatan pengembangan irigasi merupakan hal yang penting untuk dilakukan guna menunjang pembangunan pertanian. Pengembangan dan pembangunan infrastruktur irigasi merupakan salah satu elemen pendukung keberhasilan pada bidang pertanian. Menyikapi hal tersebut maka Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Pekerjaan Umum memprakarsai sebuah Kegiatan Pengembangan Daerah Irigasi dan Peningkatan Sistem Jaringan Pompanisasi demi keberhasilan pembangunan di bidang irigasi di Kalimantan Timur. Salah satu pekerjaan dalam kegiatan tersebut adalah Review Design dan Relokasi Desain Daerah Irigasi Marangkayu seluas 1500 hektar. review design dan relokasi desain daerah irigasi marangkayu I - 1

Upload: wanda-panda-oneda

Post on 10-Nov-2015

6 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Pendahuluan

TRANSCRIPT

Laporan

Laporan Akhir teknika cipta konsultan

1.1. LATAR BELAKANG PEKERJAAN

Salah satu upaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam program pembangunan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi makro daerah adalah pembangunan dan pengembangan di sektor pertanian. Mengingat pertanian merupakan salah satu sektor yang memiliki potensi paling besar di wilayah Provinsi Kalimantan Timur. Berdasarkan pada hal itulah maka kegiatan pengembangan irigasi merupakan hal yang penting untuk dilakukan guna menunjang pembangunan pertanian. Pengembangan dan pembangunan infrastruktur irigasi merupakan salah satu elemen pendukung keberhasilan pada bidang pertanian.

Menyikapi hal tersebut maka Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Dinas Pekerjaan Umum memprakarsai sebuah Kegiatan Pengembangan Daerah Irigasi dan Peningkatan Sistem Jaringan Pompanisasi demi keberhasilan pembangunan di bidang irigasi di Kalimantan Timur. Salah satu pekerjaan dalam kegiatan tersebut adalah Review Design dan Relokasi Desain Daerah Irigasi Marangkayu seluas 1500 hektar. Kecamatan Marangkayu adalah wilayah di kabupaten Kutai Ketanegara yang terletak pada pantai timur Provinsi Kalimantan Timur. Daerah ini ditopang oleh potensi minyak dan gas bumi yang begitu besar. Selain itu potensi di sektor pertanian tanaman pangan, perikanan tambak dan perkebunan juga menjadi penunjang sektor migas. Secara topografis kecamatan Marangkayu memiliki kemiringan lahan yang memadai bagi budidaya di bidang pertanian tanaman pangan terutama padi. Keberadaan Sungai Marangkayu yang belum termanfaatkan potensinya secara optimal serta budaya agraris masyarakat yang cukup memadai (dapat dilihat dengan luasnya lahan eksisting) menjadi hal yang menegaskan bahwa pengembangan sektor irigasi dapat menjadikan daerah ini lumbung padi di Kalimantan Timur di masa depan.

Pada tahun anggaran 2002 pernah dilakukan studi perencanaan Daerah Irigasi Marangkayu seluas 500 Hektar dalam bentuk Survei, Investigasi dan Desain. Perencanaan tersebut akan dilakukan review dan relokasi pada design dengan alasan sebagai berikut :

1. Keberadaan lahan pertanian yang cukup besar di luar cakupan 500 hektar yang telah direncanakan, sehingga perlu dilakukan pengembangan daerah irigasi lebih dari 500 hektar di masa mendatang

2. Keterbatasan bangunan utama pada perencanaan sebelumnya yang hanya mampu mengairi 500 hektar sehingga perlu dicarikan alternatif lokasi site bangunan utama lainnya yang mampu menjangkau lokasi lahan pertanian di atas luas 500 hektar yang telah direncanakan.

Lahan Daerah Irigasi Marangkayu yang terbentang mulai dari desa Marangkayu sampai desa Sebuntal merupakan salah satu daerah atau wilayah yang memiliki potensi lahan pertanian yang cukup besar. Sesuai dengan data inventarisasi potensi daerah irigasi dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur, D.I. Marangkayu memiliki luas baku daerah pertanian 2000 hektar, dengan lahan potensi yang tergarap 1300 hektar. Kondisi eksisting lahan pertanian yang tergarap tersebut merupakan lahan pertanian dengan sistem tadah hujan, serta di beberapa bagian daerah masyarakat mengusahakan sendiri sistem pengairan lahan dengan membendung aliran sungai Merah dan sungai Marangkayu dengan bangunan sederhana seperti dari kayu atau timbunan tanah biasa.

Selain berdasarkan studi tersebut diatas juga telah dilakukan pengamatan secara langsung dilapangan terhadap kondisi lahan, sumber daya air dan penduduk di wilayah D.I. Marangkayu. Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat diidentifikasikan beberapa hal sebagai berikut :

1. Luas lahan pertanian yang terdapat di daerah Irigasi Marangkayu diperkirakan memiliki luas potensial 2000 Ha dengan luas fungsional 1300 Ha.

2. Kondisi lahan potensional maupun fungsional di D.I. Marangkayu sebagian besar (80%) merupakan lahan yang sudah tergarap dengan sistem tadah hujan maupun irigasi desa yang diusahakan sendiri oleh petani setempat.

3. Sumber air baku untuk irigasi direncanakan diambil dari Sungai Marangkayu yang memiliki luas DAS 320 km2. Kondisi aliran Sungai Marangkayu diperkirakan memiliki debit aliran tetap sepanjang tahun (base flow) 2,00 m3/detik. Artinya aliran Sungai Marangkayu sangat memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi di D.I. Marangkayu.

4. Berdasarkan hasil identifikasi di lapangan untuk kondisi karakteristik fisik lahan, diketahui bahwa kondisi topografi wilayah adalah flat (datar) di bagian hilir dan berbukit di daerah hulu sungai.

5. Sebagian besar penduduk yang ada di desa Marangkayu dan Sebuntal yang merupakan wilayah D.I. Marangkayu bermata pencaharian sebagai petani. Dari hasil wawancara secara langsung dengan penduduk setempat, menunjukan bahwa penduduk setempat saat ini sangat mengharapkan ada realisasi pembangunan jaringan irigasi bagi lahan pertanian mereka. Karena penduduk setempat sangat kesulitan mendapatkan air bagi lahan mereka karena tidak adanya sarana pengairan yang menunjang matapencaharian mereka.

6. Konsep pengairan lahan irigasi dengan luas 1500 ha 2000 ha yang akan di kembangkan di daerah DI Marangkayu dengan pertimbangan aspek teknis dan nonteknis karakteristik wilayah, adalah merencanakan suatu bangunan air yang bisa menampung air dari sungai Marangkayu untuk selanjutnya dimanfaatkan sebagai sumber air irigasi.

1.2.MAKSUD DAN TUJUAN PEKERJAAN

Maksud dari pekerjaan ini adalah merencanakan bangunan utama (bendungan) untuk Daerah Irigasi Marangkayu sebagai review design perencanaan terdahulu, dengan design yang sesuai kebutuhan untuk mengatasi dan menangani permasalahan kebutuhan air irigasi di DI Marangkayu.Sedangkan Tujuan dari pekerjaan review design ini adalah merencanakan suatu konstruksi bangunan utama irigasi (bendungan) secara detail sesuai dengan kebutuhan yang dapat berfungsi optimal dan efektif serta ekonomis, yang dilengkapi dengan gambar-gambar teknis beserta spesifikasi teknis pelaksanaannya.

1.3. LINGKUP PEKERJAAN

1. Jenis Kegiatan

Jenis Kegiatan A:Pengumpulan data dan identifikasi lapangan

Jenis Kegiatan B:Studi pendahuluan (rencana tata letak awal)

Jenis Kegiatan C:Pengukuran topografi (site dan genangan)

Jenis Kegiatan D:Analisa Teknis (detail design)

Jenis Kegiatan F:Pelaporan

2. Jenis dan Volume Pekerjaan

Jenis Kegiatan A:Pengumpulan data dan identifikasi lapangan yang berkaitan dengan perencanaan adalah lokasi site rencana bangunan dan daerah genangan serta daerah irigasi yang akan di layani

Jenis Kegiatan B:Studi Pendahuluan

Analisa kondisi karakteristik daerah layanan (daerah irigasi)

Rencana awal tata letak bangunan

Kajian terhadap basic design

Jenis Kegiatan C:Pengukuran Toporafi dan Penyelidikan Geologi meliputi :

Situasi site bendungan (axis dam) skala 1 : 500

Situasi rencana daerah genangan skala 1 : 5.000

Situasi detail lokasi bangunan seperti tanggul, pintu air, bak pengumpul dll skala (1 : 200)

Penyelidikan geologi sesuai dengan kebutuhan bangunan yang akan direncanakan (bor mesin dan test pit)

Jenis Kegiatan D:Analisa Teknis (Detail design)

Perencanaan site plan banguan utama dan pelengkapnya

Perencanaan detail konstruksi bangunan utama dan pelengkapnya

Nota design (design note)

Analisa perhitungan biaya konstruksi

Jenis Kegiatan E: Pelaporan

Hasil pelaksanaan studi perencanaan detail dituangkan dalam laporan sesuai dengan kebutuhan.

Kegiatan yang akan dilaksanakan untuk pekerjaan detail design bangunan utama irigasi ini dijelaskan dengan metodologi sebagai berikut :

1. Persiapan

Mobilisasi tenaga ahli dan penunjang, penyediaan peralatan kantor, peralatan survai, formulir survai, kendaraan kerja dan lainlain.

2. Pengumpulan data / inventarisasi

Mengumpulkan data-data hidrologi, identifikasi daerah irigasi sebagai daerah yang akan dilayani, site bangunan dan daerah genangan, hasil studi yang pernah dilaksanakan serta data-data pendukung lainnya.

3. Studi Pendahuluan (rencana tata letak awal)Yaitu melakukan studi pendahuluan yang merupakan hasil dari identifikasi lapangan untuk membuat dan menentukan site plan atau rencana tata letak bangunan yang akan di design.

4. Survei Topography

Pengukuran Dan Pemetaan Situasi detail site Skala 1 : 500 dan situasi daerah genangan skala 1 : 5000, adalah untuk keperluan perencanaan teknis. Peta tersebut harus memuat data ketinggian planimeter dan keadaan topografi secara rinci dengan benar dan jelas dengan interval kontur 1,00 meter.

Secara garis besar pengukuran dan pemetaan situasi meliputi kegiatan :

Pemasangan patok BM & CP

Kontrol horizontal dan vertikal

Pengukuran situasi rencana lokasi bangunan

Pengukuran detail desain lokasi situasi bangunan

Penggambaran

Reproduksi

5. Penyelidikan Geologi

1. Pokok-pokok pekerjaan

Secara umum pekerjaan penyelidikan geoteknik dan mekanika tanah ini terbagi atas 2 bagian yaitu :

-Pekerjaan lapangan

-Pekerjaan laboratorium

2. Uraian pekerjaan lapangan Pemboran mesin

Untuk alternatif bangunan berupa bendungan diperlukan pekerjaan pemboran inti yang pelaksanaannya dilakukan untuk mendapat deskripsi lapisan tanah di lokasi rencana as bendungan. Jumlah titik bor yang dilakukan adalah sebanyak 7 titik yang tersebar di rencana as bendungan, lokasi spillway dan lokasi diversion channel. Total kedalaman pengeboran ( 160 m. Mesin bor yang digunakan untuk pelaksanaan bor inti ini diisyaratkan dengan kapasitas mesin diatas 50 PK.

Sumur Uji (Test Pit)

Pekerjaan sumur uji atau test pit ini gunanya untuk mengetahui jenis dan ketebalan lapisan dibawah top soil dengan lebih jelas, baik lokasi tersebut untuk pondasi kolom bangunan maupun untuk jenis-jenis bahan timbunan pada daerah borrow areanya.

Dengan demikian dapat lebih positif dalam menguraikan jenis lapisan dan ketebalannya. Pada saat pelaksanaan tersebut juga perlu dicatat uraian-uraian jenis dan warna tanah disertai photo dari atas dan photo dari samping juga harus dicatat elevasi ketinggian dari lokasi tersebut. Ukuran sumuran uji tersebut 1 1,5 meter persegi dengan maksimum kedalaman galian 5 m disesuaikan dengan keadaan lapisan tanahnya.

Pengambilan Contoh Tanah

Untuk mengadakan penelitian tanah laboratorium, pengambilan contoh tanah ini sangat penting sekali, selain untuk mengetahui sifat dan jenis tanahnya juga untuk perkiraan dalam elevasi hasil penelitian tanahnya. Sehingga pengambilan contoh tanah ini mutlak harus dilakukan.

Pengambilan Contoh Tanah Asli (Undisturbed Sample)

Agar data parameter dan sifat-sifat tanahnya masih dapat digunakan maka perlu sekali diperhatikan pada saat pengambilan, pengangkutan dan penyimpangan contoh-contoh tanah ini agar :

Struktur tanahnya tidak terlalu terganggu atau berubah, sehingga mendekati keadaaan yang sama dengan keadaan lapangan

Kadar asli masih dapat dianggap sesuai dengan keadaan lapangan.

Gunakan tube sample yang baik dengan mata tabung yang tajam serta memenuhi persyaratan yang ada. Diameter tabung (() minimal 6,8 cm dan panjang 50 cm.

Sebelum pengambilan contoh tanah dilakukan, dinding tabung sebelah dalam diberi pelumas(oil) agar gangguan terhadap contoh tanah dapat diperkecil, terutama pada waktu mengeluarkan contoh tanah ini.

Agar kadar asli contoh tanah ini tidak terlalu berubah, maka pada kedua ujung tabung ini perlu diberi/tutup dengan paraffin yang cukup tebal dan tabung tersebut diberi simbol lokasi dan kedalaman dari contoh tanah tersebut.

Pada saat pengambilan contoh tanah ini diusahakan dengan memberikan tekanan sentris sehingga struktur tanahnya yang berbeda, atau pada kedalaman tertentu

Pada waktu pengangkatan dan menyimpan tabung sample supaya dihindarkan penyimpanan tabung sample pada suhu yang cukup panas.

Pengambilan Contoh Tanah Terganggu (Disturbed Sample)

Pengambilan contoh tanah tidak asli dapat diperoleh dari pembuatan Sumur Uji /Test Pit atau Trench (Paritan Uji) sebanyak ( 30 kg. Pengambilan contoh tanah ini diambil sebagai berikut :

Bila lapisan-lapisan tanah masing-masing lapisan cukup tebal maka harus diambil masing-masing lapisan dengan pengambilan vertikal.

Bila lapisan-lapisan 0,5 meter, maka contoh tanah tersebut diambil secara keseluruhan dengan pengambilan vertikal. Contoh-contoh tanah ini akan dikenakan percobaan tanah dilaboratorium dengan cara proctor. Untuk pengukuran kadar air asli dengan menggunakan PVC yang selanjutnya ditutup dengan parafin. Dari hasil masing-masing karung dan tabung PVC dicatat dengan simbol dan kedalaman dimana sample diambil.

Uraian Pekerjaan Laboratorium

Pada contoh-contoh tanah yang terambil, baik tanah asli maupun contoh tanah terganggu akan dilakukan beberapa macam percobaan dilaboratorium, sehingga data parameter dan sifat-sifat tanahnya dapat diketahui, jenis dan macam-macam percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Soil Properties : (SKSNI M-22 1990-F)

Unit weight

Specific grafity (SNI-1742-1989-F)

Moisture content

Grain Size Analysis (SNI-1968-1999-F)

Atterberg Limit

Liquit limit (W1) (SNI-1967-1990-F)

Plastic limit (Wp) (SNI-1966-1990-F)

Placticity Index (PI)

Shrinkage limit (SNI-M-18-1991-03)

Trixial Test (SKSN-M-05-1990-F)

Consolidation Test (SKSNI-M-108-1990-F)

Permeability Test

Compaction Test (SNI-1743-1989-F)6.Analisa Teknis (Detail Design Bangunan)

a. Analisa Hidrologi

Perkiraan kuantitatif dari suatu sumber daya air didasarkan pada data hidrologi dan meteorologi yang merupakan inti dari nilai semua studi, rancang bangun dan konstruksi dari pengembangan suatu satuan wilayah sungai. Oleh karena itu kecukupan dan keandalan data sangat penting.

Dalam analisa hidrologi harus menggunakan data yang panjang dan terbaru dengan beberapa stasiun yang ada disekitar lokasi studi. Menganalisa debit banjir dan sedimentasi untuk keperluan perencanaan konstruksi dll. Dan hasil analisa tersebut diatas diharapkan selanjutnya dilakukan pra detail desain untuk bagian pokok yaitu : main dam, intake, spillway, cover dam, saluran pengelak dan bangunan pengendali banjir lainnya. Analisa hidrologi yang harus dilakukan terdiri dari :

- Analisa data hujan

- Analisa hujan rencana

- Perhitungan dan analisis debit banjir

- Analisa debit aliran rendah

- Analisa kebutuhan air irigasi

- Analisa simulasi waduk

Untuk merencanakan suatu bangunan air sangat diperlukan data hidrologi sebagai data dasar. Setelah data dasar yang tersedia diolah ataupun dianalisa, masih diperlukan suatu faktor keamanan yang mengarah pada suatu perencanaan yang lebih sempurna, khususnya pada penggunaan data hidrologi tadi.

-Analisis Sedimen

Jenis sedimen yang akan dikaji, terutama yang ada disekitar lokasi bendungan meliputi :

Sedimen laying, untuk membuat analisa prediksi tentang sediment transport di dalam Daerah Pengaliran Sungai.

Sediment Dasar (Bed Load), untuk membuat kajian sejenis, terutama menyangkut jenis sediment dasar.

b. Analisa Hidrolika

Analisa hidrolika merupakan analisa teknis yang bertujuan untuk mengetahui apakah dimensi konstruksi bangunan yang direncanakan tersebut sudah sesuai perilaku hidrolis aliran yang direncanakan akan melewatinya. Diharapkan dari analisa hidrolika ini dimensi bangunan yang di rencanakan sudah optimal atau tidak over design.

c. Analisa Stabilitas Bangunan

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui kondisi stabilitas atau kekuatan bangunan terhadap gejala-gejala geser, guling dan runtuh akibat adanya gaya-gaya yang ditimbulkan oleh tekanan air atau akibat gempa.

1.4LOKASI PEKERJAAN

Lokasi pekerjaan adalah lokasi dimana bangunan utama irigasi D.I. Marangkayu direncanakan. Lokasi rencana bangunan tersebut terletak di desa Marangkayu km 5, Kecamatan Marangkayu, Kabupaten Kutai Kertanegara. Untuk sampai di lokasi pekerjaan dapat ditempuh dengan perjalanan darat dari kota Samarinda dengan rute jalan menuju ke kota Bontang, dengan waktu tempuh selama 2,5 jam. Pada jalan utama Samarinda-Bontang ( 30 km sebelum kota Bontang) tepatnya di pertigaan menuju desa Marangkayu perjalanan belok ke kanan melewati jalan konstruksi beton (menuju kawasan konsesi tambang minyak UNOCAL). Lokasi pekerjaan berjarak 5 km dari pertigaan jalan tersebut, sampai pada pertigaan antara jalan beton (menuju UNOCAL) dan jalan tanah (menuju lokasi PIR), perjalanan belok kanan melewati jalan tanah sejauh 1 km sampai di lokasi pekerjaan (as bendungan).

1.5 DASAR HUKUM

Dasar hukum pelaksanaan pekerjaan ini adalah :

1. Surat Perjanjian Melaksanakan Pekerjaan (SPMK) Nomor KU.08.08/54/Peng-Air/2005 tanggal 11 Agustus 2005

Pekerjaan Review Design dan Relokasi Design D.I. Marangkayu

2. Adendum Kontrak ke-1 dengan Nomor : KU.08.08/84/Peng.Air/2005 tanggal 3 Oktober 2005

Pekerjaan Review Design dan Relokasi Design D.I. Marangkayu

3. Surat Perjanjian Melaksanakan Pekerjaan (SPMK) Nomor KU.08.08/91/Peng-Air/2005 tanggal 28 Oktober 2005

Pekerjaan Lanjutan Review Design dan Relokasi Design D.I. Marangkayu

8review design dan relokasi desain

daerah irigasi marangkayu

I - 13