bab 1

6
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif dalam berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang medis atau ilmu kedokteran, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesejahteraan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup bangsa Indonesia. Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan kebutuhan dasar yang mencakup kebutuhan fisiologis, keamanan, keselamatan, kebutuhan cinta dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Potter&perry, 2006) Dengan meningkatnya populasi lansia akan menyebabkan konsekuensi berupa besarnya biaya kesehatan karena sifat penyakitnya lansia adalah penyakit degeneratif, kronis dengan multiple patologi serta gangguan pada status mental sehingga memerlukan biaya penanganan yang mahal. Adat budaya bangsa Indonesia dalam kehidupan lansia adalah merupakan figur yang dihormati dan merupakan sumber daya yang bernilai tentang pengetahuan dan pengalaman hidup serta kearifan yang dimiliki masih dapat dimanfaatkan, bimbingan rohani sebagai upaya

Upload: aditya-pamungkas

Post on 15-Sep-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

.

TRANSCRIPT

Lansia

PAGE 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif dalam berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama di bidang medis atau ilmu kedokteran, sehingga dapat meningkatkan kualitas kesejahteraan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup bangsa Indonesia. Manusia sebagai makhluk hidup membutuhkan kebutuhan dasar yang mencakup kebutuhan fisiologis, keamanan, keselamatan, kebutuhan cinta dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Potter&perry, 2006)Dengan meningkatnya populasi lansia akan menyebabkan konsekuensi berupa besarnya biaya kesehatan karena sifat penyakitnya lansia adalah penyakit degeneratif, kronis dengan multiple patologi serta gangguan pada status mental sehingga memerlukan biaya penanganan yang mahal. Adat budaya bangsa Indonesia dalam kehidupan lansia adalah merupakan figur yang dihormati dan merupakan sumber daya yang bernilai tentang pengetahuan dan pengalaman hidup serta kearifan yang dimiliki masih dapat dimanfaatkan, bimbingan rohani sebagai upaya memberikan dukungan dan dorongan spiritual pada lansia yang tinggal di panti untuk lebih meningkatkan dukungan hidup yang akhirnya dapat memperbaiki status mental mereka ketika berinteraksi dan harus tinggal di panti (Budi Darmojo, 2005)Fenomena yang terjadi di masyarakat pada lansia yang mengalami kemunduran baik fisik dan mental mengalami perubahan memori serta kerusakan kognitif sebagai akibat proses menua

Saat ini diseluruh dunia jumlah lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di negara maju seperti Amerika Serikat pertambahan orang lanjut usia lebih kurang 1000 orang per hari. Pada tahun 1985 dan diperkirakan 50 % dari penduduk berusia di atas 50 tahun sehingga istilah baby bom pada masa lalu berganti menjadi ledakan penduduk lanjut usia (Depsos, 2008).

Menurut Boedhi Darmojo, disebutkan bahwa orang lanjut usia (lebih 55 tahun), di Indonesia tahun 2000 sebanyak 22,2 juta atau sebanyak 10 % dari total penduduk dan diperkirakan jumlah tersebut meningkat pada tahun 2020 menjadi 29,12 juta atau 11,0 %. Peningkatan tersebut berkaitan dengan meningkatnya umur harapan hidup dari 65 70 tahun pada 2000 menjadi 70 75 pada tahun 2020.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di panti werdha didapatkan dari 10 lansia 3 lansia rambutnya jarang disisir, ganti baju 2 hari sekali, kancing baju tidak tepat dikancingkan, pembicaraan keras dan cepat, tingkat kesadaran tampak bingung dan kacau, tidak dapat mengingat kejadian lebih dari 1 bulan terkait terkait dengan tetangganya, 2 lansia tidak mengalami hal tersebut mereka masih memperhatikan penampilan mereka walaupun mandi 1 hari sekali, rambut masih rapi, kesadaran tenang, mereka masih mengingat kejadian 1 minggu terakhirmereka juga menerima keadaan dirinya.

Periode selama usia lanjut ketika kemunduran terjadi secara perlahan dan bertahap dan pada waktu kompensasi terhadap penurunan ini dikenal dengan senessence yaitu masa proses menjadi tua. seseorang akan menjadi semakin tuapada usia lima puluhan tergantung pada laju kemunduran fisik dan mentalnya (Hurlock, 1999).Status mental adalah suatu pengkajian yang merupakan komponen pentingapada setiap evaluasi apapun tentang fungsi sensorinyayang meliputi penampilan, perilaku fisik dan kemampuan kognitif yang merupakan dasar evaluasi untuk pengkajian status mentalnya (Petter, 2006). Pengkajian status mental merupakan hal penyokong dalam mengevaluasi kesehatan lansia, keakuratan riwayat medis dan sosial yang didapatkan dari lansia akan tergantung pada keadekuatan mentaldan keadaan fungsi afektifnya (Rasmun, 2001)

Bimbingan rohani dapat dilakukan dengan memberikan ceramah keagamaan, membacakan doa sesuai agama dan kepercayaan lansia. Tindakan ini merupakan medikasi terapiutik karena keyakinan merupakan sumber utama yang sangat besar dalam memperbaiki status mental lansia. Berdoa merupakan sumber efektif untuk meningkatkan fungsi kognitif dan menumbuhkan suasana hati yang penuh ketenangan dan kedamaian sehingga memperbaiki status mental lansia yang jauh dari keluarga dan harus tinggal di panti werdha (Potter Perry, 2006)

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin meneliti tentang Pengaruh bimbingan rohani terhadap status mental lansia di Panti werdha1.2 Rumusan MasalahApakah ada pengaruh bimbingan rohani terhadap status mental lansia di panti werdha

1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh bimbingan rohani terhadap status mental lansiadi Panti Werdha.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi status mental lansia sebelum diberikan bimbingan rohani di Panti Werdha.

b. Mengidentifikasi status mental lansia setelah diberikan bimbingan rohani di Panti Werdhac. Menganalisa pengaruh bimbingan rohani terhadap status mental lansia di Panti Werdha1.4 Manfaat Penelitian

1) Bagi Ilmu Keperawatan.

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu keperawatan khususnya ilmu keperawatan gerontik .

2) Bagi Panti Tresna Werdha.

Sebagai bahan masukan bagi profesi kesehatan dalam meningkatkan profesionalisme pelayanan kesehatan dan status mental lansia.3) Bagi Lansia.

memberikan dukungan dan dorongan moril untuk memperbaiki status mentalnya

4) Bagi Peneliti Selanjutnyauntuk lebih mengembangkan penelitian yang menyangkut faktor-faktor yang mempengaruhi status mental lansia