bab 1

51
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja adalah masa yang penuh warna. Saat inilah seorang anak mulai meninggalkan label kanak- kanaknya.Perubahan fisik dan psikis pun mereka alami. ”Lebih gampang mengurus perusahaan dibandingkan menghadapi anak yang tengah beranjak remaja,” ungkap Jeremy Thomas pada sebuah acara wawancara di salah satu televisi swasta beberapa waktu lalu. Tak berlebihan memang apa yang dikatakan pemain sinetron yang kini memiliki beberapa bisnis,bertutur tersebut. Memang ketika beranjak remaja banyak perubahan yang terjadi. ”Terkadang saat anak beranjak menuju remaja,tidak hanya anak-anak yang mengalami perubahan, tetapi orangtua juga mengalami perubahan,” tutur Life Coach sekaligus Therapist,Novian Triwidia Jaya. Setiap anak mengalami pertumbuhan yang berbeda-beda untuk memasuki masa remaja.Perubahan yang dialami setiap anak dimulai dari perubahan psikologis, bentuk tubuh yang mulai berubah, hingga perubahan emosi termasuk mood yang kerap naik-turun, yang dikenali dengan masa pubertas. Walaupun tiap anak memiliki usia yang berbeda menuju remaja, umumnya masa remaja ini dialami saat anak usia 9–12 tahun yang masuk masa pra-remaja dan usia 13–18 tahun yang memasuki masa remaja. Di masa ini, orangtua juga mulai menganggap anak bukan lagi [Type text] Page 1

Upload: ceci-rosadi-putra

Post on 13-Aug-2015

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Masa remaja adalah masa yang penuh warna. Saat inilah seorang anak

mulai meninggalkan label kanak-kanaknya.Perubahan fisik dan psikis pun mereka

alami.

”Lebih gampang mengurus perusahaan dibandingkan menghadapi anak yang

tengah beranjak remaja,” ungkap Jeremy Thomas pada sebuah acara wawancara

di salah satu televisi swasta beberapa waktu lalu. Tak berlebihan memang apa

yang dikatakan pemain sinetron yang kini memiliki beberapa bisnis,bertutur

tersebut. Memang ketika beranjak remaja banyak perubahan yang terjadi.

”Terkadang saat anak beranjak menuju remaja,tidak hanya anak-anak yang

mengalami perubahan, tetapi orangtua juga mengalami perubahan,” tutur Life

Coach sekaligus Therapist,Novian Triwidia Jaya. Setiap anak mengalami

pertumbuhan yang berbeda-beda untuk memasuki masa remaja.Perubahan yang

dialami setiap anak dimulai dari perubahan psikologis, bentuk tubuh yang mulai

berubah, hingga perubahan emosi termasuk mood yang kerap naik-turun, yang

dikenali dengan masa pubertas.

Walaupun tiap anak memiliki usia yang berbeda menuju remaja, umumnya

masa remaja ini dialami saat anak usia 9–12 tahun yang masuk masa pra-remaja

dan usia 13–18 tahun yang memasuki masa remaja. Di masa ini, orangtua juga

mulai menganggap anak bukan lagi seorang anak-anak, sehingga tidak aneh jika

orangtua mulai memperlakukan anak dengan cara yang berbeda.

Masa pubertas pada anak wanita ditandai dengan pertumbuhan payudara,

kemudian rambut di sekitar kemaluan.Perubahan lainnya juga diperlihatkan dari

mulai tumbuhnya rambut di sekitar ketiak dan tahap terakhir yaitu munculnya

menstruasi pertama (menarche).Sementara pada anak lelaki, pubertas ditandai

dengan perubahan suara yang kian membesar, tumbuhnya bulu-bulu pada tubuh,

serta pembesaran organ genitalia.

”Memasuki umur pra-remaja, yaitu 9–12 tahun dan masa remaja yaitu 13–

18 tahun, anak cukup banyak alami perubahan,”tandasnya dalam acara One Siza

Can’t Fit All yang diadakan R&R Communication di Tea Addict,Kebayoran Baru,

[Type text] Page 1

Page 2: Bab 1

beberapa waktu lalu. Lamanya pubertas pada anak lelaki dan anak perempuan

memang berbeda. Masa akil balig cewek umumnya dimulai saat berusia 10 tahun

dan berlangsung selama 3,5–4 tahun.

1.2 RUMUSAN MASALAH

a. Apa yang di maksut dengan keluarga dengan anak usia remaja ?

b. Bagaiman penangganan keluarga dengan anak usia remaja ?

c. Bagaimana asuhan keperawtan pada keluarga dengan usia remaja ?

1.3 TUJUAN

TujuanUmum

Tujuan Umum : Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah

Keperawatan Keluarga

Tujuan Khusus :

a. Pembaca dapat memahami tentang definisi remaja

b. Pembaca dapat memahami tentang remaja dan rokok

c. Pembaca dapat memahami tentang remaja dan rokok

d. Pembaca dapat memahami tentang penyebab remaja merokok

1.4 MANFAAT

a. Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang penangangn

keluarga dengan anak usia remaja

b. Dapat menambah wawasan bagi keluarga

[Type text] Page 2

Page 3: Bab 1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI REMAJA

Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami

peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik

emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah

(Hurlock, 1998).Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah

psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat

terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002).

Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang

batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang

dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai

patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang

dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan

bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah

(atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bias dikatakan

sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap

menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan

anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat

diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti.

Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena

kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka

dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa. Memang banyak perubahan pada diri

seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya

merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan

keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh

remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi

kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat

berdasarkan perubahan pada dimensi dimensi tersebut.

[Type text] Page 3

Page 4: Bab 1

a. Dimensi Biologis

Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan

menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja

putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar.Pubertas

menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-

reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam

memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic

hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: 1) Follicle-

Stimulating Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing Hormone (LH). Pada anak

perempuan, kedua hormone tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan

progesterone: dua jenis hormone kewanitaan.

Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan

Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan

testosterone.Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas

merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat

menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain

itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll.Anak

lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya

yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik

mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa

mereka pada dunia remaja.

b. Dimensi Kognitif

Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget

(seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan

tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal

operations).Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir

sendiridalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan

abstrak.Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa

sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif

pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya.Kapasitas

berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu

[Type text] Page 4

Page 5: Bab 1

berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima

informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta

mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu

mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk

ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan.

Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu

mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.Pada kenyataan, di

negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat banyak remaja

(bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap

perkembangan kognitif operasional formal ini.Sebagian masih tertinggal pada

tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir

yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah

dari berbagai dimensi.

Hal ini bisa saja diakibatkan system pendidikan di Indonesia yang

tidak banyak menggunakan metode belajar mengajar satu arah (ceramah) dan

kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir anak. penyebab

lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang cenderung masih

memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki

keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan

mentalnya. Semestinya, seorang remaja sudah harus mampu mencapai tahap

pemikiran abstrak supaya saat mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa

berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari solusi

terbaik.

c. Dimensi Moral

Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-

tanyamengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya

sebagai dasarbagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978)

menyatakan bahwapara remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam

menghadapi masalahmasalahpopuler yang berkenaan dengan lingkungan

mereka, misalnya: politik,kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb.

Remaja tidak lagi menerima hasilpemikiran yang kaku, sederhana, dan

absolut yang diberikan pada mereka selamaini tanpa bantahan.Remaja mulai

[Type text] Page 5

Page 6: Bab 1

mempertanyakan keabsahan pemikiran yangada dan mempertimbangan lebih

banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remajaakan lebih banyak melakukan

pengamatan keluar dan membandingkannya denganhal-hal yang selama ini

diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besarpara remaja mulai

melihat adanya “kenyataan” lain di luar dari yang selama inidiketahui dan

dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalammelihat hidup

dan beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia menjadilebih luas dan

seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalamsuatu

lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak.

Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada

remajaberkembang karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan

danketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan kenyataan

yangada di sekitarnya.Mereka lalu merasa perlu mempertanyakan dan

merekonstruksipola pikir dengan “kenyataan” yang baru.Perubahan inilah

yang seringkalimendasari sikap "pemberontakan" remaja terhadap peraturan

atau otoritas yangselama ini diterima bulat-bulat.Misalnya, jika sejak kecil

pada seorang anakditerapkan sebuah nilai moral yang mengatakan bahwa

korupsi itu tidak baik.Pada masa remaja ia akan mempertanyakan mengapa

dunia sekelilingnyamembiarkan korupsi itu tumbuh subur bahkan sangat

mungkin korupsi itu dinilaibaik dalam suatu kondisi tertentu. Hal ini tentu saja

akan menimbulkan konfliknilai bagi sang remaja. Konflik nilai dalam diri

remaja ini lambat laun akanmenjadi sebuah masalah besar, jika remaja tidak

menemukan jalankeluarnya. Kemungkinan remaja untuk tidak lagi

mempercayai nilai-nilai yangditanamkan oleh orangtua atau pendidik sejak

masa kanak-kanak akan sangatbesar jika orangtua atau pendidik tidak mampu

memberikan penjelasan yanglogis, apalagi jika lingkungan sekitarnya tidak

mendukung penerapan nilai-nilaitersebut.

Peranan orangtua atau pendidik amatlah besar dalam memberikan

alternative jawaban dari hal-hal yang dipertanyakan oleh putra-putri

remajanya. Orangtuayang bijak akan memberikan lebih dari satu jawaban dan

alternatif supaya remajaitu bisa berpikir lebih jauh dan memilih yang terbaik.

[Type text] Page 6

Page 7: Bab 1

Orangtua yang tidakmampu memberikan penjelasan dengan bijak dan

bersikap kaku akan membuat

sang remaja tambah bingung. Remaja tersebut akan mencari jawaban

di luar lingkaran orangtua dan nilai yang dianutnya. Ini bisa menjadi

berbahaya jika“lingkungan baru” memberi jawaban yang tidak diinginkan atau

bertentangandengan yang diberikan oleh orangtua. Konflik dengan orangtua

mungkin akanmulai menajam.

d. Dimensi Psikologis

Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak.Pada masa ini

mood(suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di

Chicago olehMihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan

bahwa remajarata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood

“senang luarbiasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa

memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing)

yang drastis pada para remaja iniseringkali dikarenakan beban pekerjaan

rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatansehari-hari di rumah.

Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengancepat, hal

tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.Dalam hal

kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami perubahanyang

dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka sangatrentan

terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa orang

lainsangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka

mengagumi ataumengkritik diri mereka sendiri. Anggapan itu membuat

remaja sangatmemperhatikan diri mereka dan citra yang direfleksikan (self-

image). Remajacenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan

bahkan percayakeunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan

ketenaran. Remaja putri akan bersolek berjam-jam di hadapan cermin karena

ia percaya orang akan melirikdan tertarik pada kecantikannya, sedang remaja

putra akan membayangkandirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat

unik dan “hebat”.Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan

berkurang dengansendirinya jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata.

Pada saat itu, Remajaakan mulai sadar bahwa orang lain tenyata memiliki

[Type text] Page 7

Page 8: Bab 1

dunia tersendiri dan tidakselalu sama dengan yang dihadapi atau pun

dipikirkannya. Anggapan remajabahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang

lain kemudian menjadi tidakberdasar. Pada saat inilah, remaja mulai

dihadapkan dengan realita dan tantanganuntuk menyesuaikan impian dan

angan-angan mereka dengan kenyataan.

Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu,

sehinggaseringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan

mereka.

Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak

sadar danbelum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka

panjang.Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangung-jawabkan

perbuatanmereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati,

lebihpercaya-diri, dan mampu bertanggung-jawab. Rasa percaya diri dan rasa

tanggung-jawab inilah yang sangat dibutuhkan sebagai dasar pembentukan

jatidiripositif pada remaja. Kelak, ia akan tumbuh dengan penilaian positif

pada dirisendiri dan rasa hormat pada orang lain dan lingkungan. Bimbingan

orang yanglebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan bagaimana

menghadapimasalah itu sebagai “seseorang yang baru”; berbagai nasihat dan

berbagai caraakan dicari untuk dicobanya.

Remaja akan membayangkan apa yang akandilakukan oleh para

“idola”nya untuk menyelesaikan masalah seperti itu.Pemilihan idola ini juga

akan menjadi sangat penting bagi remajaDari beberapa dimensi perubahan

yang terjadi pada remaja seperti yangtelah dijelaskan diatas maka terdapat

kemungkinan – kemungkinan perilaku yangbisa terjadi pada masa ini.

Diantaranya adalah perilaku yang mengundang resikodan berdampak negative

pada remaja.Perilaku yang mengundang resiko padamasa remaja misalnya

seperti penggunaan alcohol, tembakau dan zat lainnya;aktivitas social yang

berganti – ganti pasangan dan perilaku menentang bahayaseperti balapan,

selancar udara, dan layang gantung (Kaplan dan Sadock, 1997).Alasan

perilaku yang mengundang resiko adalah bermacam – macam

danberhubungan dengan dinamika fobia balik ( conterphobic dynamic ), rasa

[Type text] Page 8

Page 9: Bab 1

takutdianggap tidak cakap, perlu untuk menegaskan identitas maskulin dan

dinamikakelompok seperti tekanan teman sebaya.

2.2. REMAJA DAN ROKOK

Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang

sangattidak asing.Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan

bagi siperokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si

perokoksendiri maupun orang – orang disekitarnya.Berbagai kandungan zat yang

terdapatdi dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh

penghisapnya.Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok

adalah untukmendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan

kekecewaan (reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak

melanggar norma( permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini sejalan

dengan kegiatanmerokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan

didepan orang lain,terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka

sangat tertarik kepadakelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan

kelompoknya.\

2.3 PENYEBAB REMAJA MEROKOK

1. Pengaruh 0rangtua

Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak

muda yangberasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua

tidak begit memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik

yang keras lebihmudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda

yang berasal darilingkungan rumah tangga yang bahagia.

2. Pengaruh teman.

Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja

merokok makasemakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok

juga dandemikian sebaliknya.Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang

terjadi,pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan

temantemanremaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang

akhirnyamereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat

[Type text] Page 9

Page 10: Bab 1

87%mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok

begitupula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991)

3. Faktor Kepribadian.

Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin

melepaskandiri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari

kebosanan.Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada

pengguna obat-obatan(termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang

memiliki skor tinggipada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi

penggunadibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah

(Atkinson,1999).

4. Pengaruh Iklan.

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan

gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat

remajaseringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam

iklantersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991).

[Type text] Page 10

Page 11: Bab 1

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN ANAK REMAJA PADA KELUARGA TN . W

I. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan pada hari rabu tanggal 2 mei 2012 sampai dengan hari

kamis tanggal 3 mei 2012 di rumah keluarga Tn. W

A. DATA UMUM

1. Nama KK : : Tn. W

2. Alamat : Jln senada Batulicin

3. Pekerjaan : Pedagang

4. Pendidikan : SD

5. Komposisi Keluarga

No Nama JK Hub Dg KK Umur Pendidikan Pekerjaan Status

Imunisa

si

1

2

3

4

Tn. W

Ny.S

An. M

An. R

L

p

L

L

KK

Istri

Anak

Anak

60 th

55 th

18 th

12 th

SD

SD

SMK

SLTP

Pedagang

Pedagang

-

-

-

-

-

-

[Type text] Page 11

Page 12: Bab 1

6. Genogram :

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Tinggal serumah

: Meninggal

7. Tipe Keluarga

Nuclear Family (keluarga inti) karena dalam satu rumah terdiri dari

bapak ibu dan anak.

[Type text] Page 12

Ny. S

Dengan rematikTn. W

An. M An. R

Page 13: Bab 1

8. Budaya / Suku Bangsa

a. Suku Bangsa

Keluarga TN. W berasal dari suku Jawa.dan merupakan

pendatang di wilayah batulicin

b. Bahasa yang digunakan

Bahasa yang digunakan Keluarga Tn.W adalah bahasa Jawa

c. Pantangan

Dalam keluarga tidak ada pantangan apapun yang berkaitan

dengan masalah kesehatan, menurut ajaran agama yang keluarga

anut, ada jenis makanan pantangan yaitu daging anjing, babi, dan

kodok. Keluarga juga tidak ada yang alergi terhadap jenis

makanan tertentu.

d. Kebiasaan budaya yang berhubungan dengan masalah kesehatan

Keluarga Tn. W adalah penduduk Jawa asli, dan tidak ada adat

istiadat yang berpengaruh negatif terhadap masalah kesehatan

didalam keluarganya

9. Agama

a. Kegiatan Keagamaan Rutin di Rumah

Semua anggota keluarga beragama Islam, keluarga melakukan

sholat 5 waktu dan kadang berjamaah di rumah ataupun di

mushola.. Keluraga Tn.W mengatakan bahwa penyakit yang di

derita istrinya merupakan cobaan dari Tuhan Yang Maha Esa

dan saya menerimanya dengan sabar dan saya selalu berdoa

kepadanya sehabis melakukan sholat untuk meminta

kesembuhan terhadap penyakit istrinya.

b. Kegiatan Keagamaan Rutin di Masyarakat

Keluarga Tn.W ikut dalam kegiatan tahlilan bersama masyarakat

sekitar.

[Type text] Page 13

Page 14: Bab 1

10. Status Sosial Ekonomi Keluarga

a. Pekerjaan Anggota Keluarga

Tn W. danNy S, Pedagang dipasar sedangkan An.M,R masih

duduk dibangku sekolah rata – rata penghasilan Tn. W adalah

tidak tetap perbulannya. Sehingga hanya cukup untuk

memenuhi kebutuhan makan hidup sehari - harinya.

Penghasilan Ny. S perbulannya kurang lebih Rp. 800.000

b. Tabungan / Asuransi

Keluarga Tn. W tidak memiliki tabungan di Bank ataupun

asuransi. Dan keluarga mengatakan jaminan untuk kesehatan

keluarga Ny. S memiliki dana seperti dari arisan RT

11. Aktifitas rekreasi keluarga

a. Rekreasi yang digunakan di dalam rumah

Keluarga mengatakan biasa mengisi waktu luang dirumah

dengan menonton TV dan mengobrol bersama anak serta

mengobrol dengan tetangga sekitar tempat tinggalnya.

b. Rekreasi yang dilakukan di Luar Rumah

Keluarga Ny.S mengatakan jarang sekali bepergian ke tempat

hiburan. Sehari – harinya hanya pergi bekerja dan kemudian

istirahat di rumah.

B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahapan Perkembangan Keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak

remaja karena anak yang pertama berusia 15 tahun.

2. Tugas Perkembangan Keluarga saat ini

Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia 18 tahun

a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap

( mengitegrasikan anak dalam keluarga )

[Type text] Page 14

Page 15: Bab 1

b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dengan

kebutuhan anggota keluarga.

c. Mempertahan kan hubungan perkawinan yang memuaskan

d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan

menambah peran-peran orang tua, kakek serta nenek.

3. Riwayat Keluarga Inti

a. Riwayat Penyakit Dahulu

Didalam keluarga Ny. S tidak ada yang menderita penyakit

keturunan seperti darah tinggi.DM, dll

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Dalam 1 bulan terakhir ini didalam keluarga hanya menderita

penyakit ringan saja seperti batuk dan pilek setelah diperiksakan

kepelayanan kesehatan dapat sembuh. Sedangkan pada saat

pengkajian pada keluarga Ny.S semua anggota keluarga Ny.S

sehat – sehat saja, tetapi Ny S mengeluh Pada sendi-sendi terasa

nyeri dan kaku pada tulang.

Kesimpulan : Ny.S mempunyai masalah kesehatan (Rematik)

4. Riwayat Keluarga Sebelumnya

Dari keluarga Tn. W dan Ny. S tidak ada yang mempunyai penyakit

keturunan seperti Dm, hipertensi, dll

Kesimpulan : di keluarga Tn. W dan Ny. S tidak ada riwayat penyakit

keturunan.

C. LINGKUNGAN

1. Karakteristik Rumah

b. Status Rumah

Status rumah merupakan rumah dengan status kepemilikan rumah

sendiri.

c. Perincian Denah Rumah

[Type text] Page 15

Page 16: Bab 1

Jenis bangunan semi permanen, berukuran 9 X 6 m2, yang terdiri

dari : 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur dan ada kamar mandi.

Lantai : Lantai terbuat dari Ubin .

Ruang tamu : Ruang tamu terletak di depan rumah

keadaanbersih, peletakan perabotan rumah

tangga teratur. Ruang tamu memiliki

jendela, namun tidak pernah untuk dibuka.

Kamar Mandi : Kamar mandi ada 1 yang berada di dalam

rumah dan sebelahnya ada dapur untuk

memasak

Kamar Tidur : Masing- masing kamar tidur ada jendela,

dan untuk pencahayaanya tampak kurang

MCK : keluarga Tn W biasanya jika mandi dan

BAB didalam rumahnya.

Denah Rumah :

B

1

3

[Type text] Page 16

12 M

9 M

2

4

5

6

U

Page 17: Bab 1

Keterangan:

1 : kamar tidur

2 : Ruang Keluarga

3 : Ruang tamu

4 : kamar perabot - perabot

5 : dapur

6 : Kamar mandi

d. Keadaan Rumah

Keadaan rumah tampak bersih , dan lantainya terbuat dari ubin.

ventilasi rumah kurang karena tidak biasa masuk sampai kamar

dan juga kondisi ventilasinya Kecil ..

e. Kebiasaan Keluarga Dalam Perawatan Rumah

Dalam perawatan rumah keluarga mengatakan melakukannya

sendiri. Menyapu rumah dilakukan setiap pagi dan sore oleh anak

- anaknya. Dan jika ubin terlihat berdebu di pel oleh Ny. S

f. Sistem Pembuangan Sampah

Keluarga biasanya mengelola sampah di tempatkan dilahan

kosong yang ada di belakang rumah lalu dibakar. Tetapi pada saat

musim hujan sekarang ini sampah tidak bisa dibakar dan dibiarkan

menumpuk.

g. Sistem Drainage Air

Keluarga memiliki selokan untuk membuang limbah keluarga dan

selokan tersebut mengalir ke daerah yang lebih rendah, selokannya

terbuka dan lancar. Dan bermuara ke sungai

h. Penggunaan Jamban

Keluarga memiliki kamar mandi untuk WC sehingga untuk

BABnya keluarga Ny.S biasanya dibelakang dalam rumah.

i. Kondisi Air

Sumber air yang digunakan keluarga sehari-hari adalah sumur

tanah. Sedangkan untuk air minum biasanya keluarga Ny.S

menggunakan air Pam yang ada ditempatnya.

[Type text] Page 17

Page 18: Bab 1

j. Pengetahuan Keluarga Mengenal Masalah Kesehatan yang

Berkaitan Dengan Lingkungan.

Keluarga mengatakan tidak mengetahui terhadap masalah

lingkungan yang terpenting didalam keluarga saya sehat – sehat

semua dan tidak ada yang menderita penyakit.

Kesimpulan : Tidak tahu terhadap masalah kesehatan yang

diakibatkan oleh lingkungan yaitu ispa, diare, DBD

2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW

a. Adat dan Istiadat Komunitas Sekitar

Selama ini tetangga – tetangganya mempunyai kebiasaan

mengikuti arisan RT, PKK dan Tahlilan, apabila ada salah satu

tetangganya yang sakit mereka saling menjenguk dan apabila ada

tetangga yang punya kerja atau hajat mereka saling bantu –

membantu. Keluarga mengatakan bahwa dilingkungannya tidak

ada adat istiadat yang mengganggu terhadap kesehatan.

b. Pola pergaulan keluarga

Hubungan keluarga dengan tetangga tampak baik dan harmonis,

tampak keluarga menyapa tetangga yang kebetulan lewat depan

rumahnya. An. M dan An. R sering berkumpul dengan tetanggnya

yang ada dusamping rumah.

c. Persepsi Keluarga terhadap komunitas

Keluarga merasa nyaman hidup ditengah – tengah masyarakat

karena keluarga merasa mereka saling bantu – membantu dan

tidak merugikan dalam berbagai hal.

d. Pengetahuan Keluarga mengenai Masalah kesehatan Yang

berkaitan Dengan Komunitas

Keluarga mengatakan masalah kesehatan yang muncul dalam

kehidupan ditengah masyarakat secara khusus saat ini rhematik

dan tekanan darah tinggi karena mayoritas penduduk RT 15 adalah

lansia.

[Type text] Page 18

Page 19: Bab 1

3. Mobilitas Geografis Keluarga

a. Alat Transportasi di Daerah

Alat transportasi yang ada di daerah adalah angkutan kota namun

untuk masuk sampai rumahnya biasanya jalan kaki, atau nak

sepeda

b. Alat Transportasi yang Biasa digunakan Oleh Keluarga

Selama ini keluarga mengatakan biasa menggunakan sepeda ontel

sebagai sarana transportasi keluarga khususnya Ny. S. Sepeda ini

digunakan untuk Berangkat berjualan ke pasar.

4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat

a. Peran Serta Keluarga Dalam Perkumpulan di Masyarakat

Keluarga Ny.s hanya sebagai warga biasa di lingkungannya dan

tidak mempunyai peran khusus seperti menjadi pengurus RT,

namun ikut serta dalam kegiatan warga di wilayah kampungnya

yaitu seperti tahlilan yang diadakan setiap Minggu sehabis dhuhur.

Sedangkan Tn.W Megikuti kegiatan tahlilan selapan sekali.

b. Persepsi keluarga mengenai perkumpulan di masyarakat

Perkumpulan di masyarakat memang banyak manfaatnya selain

berkumpul bersama bisa menjalin tali silaturohmi yang lebih erat,

serta dapat digunakan sebagai forum dalam memecahkan masalah

yang ada di lingkungannya.

5. Sistim pendukung keluarga

Ny. S mengatakan kalo ada keluarga yang sakit biasanya berobat ke

puskesmas.

D. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola Komunikasi Keluarga

Pola komunikasi yang digunakan adalah komunikasi terbuka, setiap

anggota keluarga bebas menyampaikan keluhan atau tanggapan hal ini

dapat terlihat saat perawat berkunjung. Komunikasi yang digunakan di

dalam keluarga adalah komunikasi dua arah

[Type text] Page 19

Page 20: Bab 1

2. Struktur Kekuatan Keluarga

Dalam keluarga keputusan yang diambil adalah hasil musyawarah

bersama, setiap anggota berperan sesuai dengan perannya, dan dapat

menyampaikan idenya jika ada masalah yang dirasakan, tapi kadang

Tn. W suka marah pada anaknya jika tidak patuh

3. Struktur Peran

Dalam keluarga, Tn W sebagai kepala keluarga dan Ny. S berperan

sebagai ibu rumah tangga Sekaligus Pedagang dipasar, sedangkan An

M, An R, berperan sebagai anak.

4. Nilai dan Norma Budaya

Keluarga hidup dalam nilai dan norma budaya Jawa dimana Ny. S

bertindak sebagai ibu rumah tangga yang harus mengurus anggota

keluarganya, Ny. S juga mengatakan berusaha menyesuaikan diri

dengan lingkungan sekitarnya dan tata tertib dilingkungannnya seperti

kegiatan Tahlilan dan PKK RT. Keluarga mengatakan tidak ada nilai

dan norma budaya yang bertentangan dengan kesehatan.

E. FUNGSI KELUARGA

5. Fungsi Afektif

Ny. S sangat menyayangi keluarga, saling menjaga antara anggota

keluarga satu dengan anggota keluarga yang lain. Ny. S Berusaha

mendidik anaknya agar selalu menghormati orang tua dan menyayangi

sesama anggota keluarga dan teman sebaya serta berusaha

menanamkan kedisiplinan pada anaknya TN W sering menegur

anaknya jika diperingatklan ibunya tidak mau, saling menghormati

antar anggota keluarga,

[Type text] Page 20

Page 21: Bab 1

6. Fungsi Sosial

Keluarga Ny. S mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan

interaksi sosial pada anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu

dengan membiarkan anaknya bermain dengan teman sebayanya di

kampung rumahnya serta selalu menyapa orang yang ditemuinya

dengan sopan, hal itu terbukti ketika perawat berkunjung ke rumah

keluarga Ny. S para tetangga juga ikut menyambut dengan baik.

7. Fungsi Perawatan kesehatan

Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit dan Penanganannya

a. Mengenal Masalah

Saat dikaji Ny. S mengatakan bahwa sebelumnya saya mengetahui

bahwa saya terkena Rematik dan, tetapi keluaga Ny. S tidak

mengetahui tentang Rematik dan bagaimana cara perawatan

terhadap orang yang terkena rematik.

Kesimpulan : keluarga tidak mengenal masaah rematik

b. Mengambil Keputusan

Keluarga Ny. S mengatakan tidak pernah mengontrolkan Ny. S

hanya minum obat rematik yang beli diwarung itupun jika sendi-

sendinya terasa nyeri.

Kesimpulan : Keluarga tidak mampu mengambil keputusan

dalammengatasi Rematik

c. Merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga Ny. S mengatakan tidak tahu bagaimana cara perawatan

terhadap orang yang terkena rematik.

Kesimpulan : Keluarga tidak mampu merawat anggota keluarga

yang sakit rematik

d. Memelihara/Memodifikasi Lingkungan

Ny. S mengatakan tidak ada jendela dimasing – masing kamar

tidurnya. Keluarga Ny. S mengatakan cahaya matahari tidak bisa

sampai masuk sampai kamar. Pada saat pengkajian Jendela ruang

tamu dan lantai agak kotor, ventilasi dikamar dan ruang tamu

[Type text] Page 21

Page 22: Bab 1

kurang, ruangan hanya menggunakan penerangan listrik tapi

redup. Tampak tumpukan barang-barang yang tidak teratur

diruang tamu ( Gabah hasil panen) sebelah kamar belakang dan di

dapur, lantai rumah masih terbuat dari tanah.

Kesimpulan : keluarga tidak mampu memodifikasi lingkungan

yang terkait resiko terjadinya penyakit yaitu ispa, diare, DBD

e. Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang Ada

Keluarga sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yaitu

dokter atau pelayanan kesehatan lain seperti Puskesmas.

8. Fungsi Reproduksi

Keluarga Ny. S sudah memiliki 2 anak dan tidak ingin punya anak

lagi, dan ikut KB, hubungan suami istri masih, tetapi jarang sekali.

9. Fungsi Ekonomi

Keluarga Ny. S mengatakan penghasilan suami dan Ny.S dirasa hanya

cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupsehari–harinya dan belum

termasuk biaya kesehatan yang ringan sehingga jika ada anggota

keluarga yang sakit dan biaya kesehatan kurang maka Ny. S Merasa

dalam membiayai anggota keluarga yang sakit.

Kesimpulan : Masalah ekonomi pada Ny. S

10. Fungsi pendidikan

Ny. S mengatakan tingkat pendidikan saya hanya sampai pada SD,

Sama dengan suami saya. Saya berharap nantinya anak saya bisa

sampai melanjutkan ke Perguruan tinggi.

11. Fungsi religus

Ny. S mengatakan semua anggota keluarga beragama islam, saya

mengetahui banyak tentang agama dari keluarga dan masyarakat, saya

selalu mengikuti acara kegiatan keagamaan seperti mauludan, tahlilan,

dan pengajian-pegajian.

[Type text] Page 22

Page 23: Bab 1

12. Fungsi sosialisasi

Ny. S mengatakan Saya dapat berinteraksi dengan masyarakat dengan

acara tahlilan, mauludan PKK, dan kegiatan Rt nan.

13. Fungsi rekreasi.

Keluarga menggunakan fungsi rekreasi dengan berkumpul bersama

keluarga pada malam hari dan diisi dengan menonton Tv.

F. STRESS DAN KOPING KELUARGA

14. Stressor Jangka Pendek

Ny. S mengatakan merasa khawatir dengan masalah lingkungannya

dan sering marah pada anak tertuanya jika merokok dan dianjurkan

mencari alternatif lain.

Kesimpulan : Ny. S mengalami cemas terhadap Kesehatan keluarga

15. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stressor

Keluarga mengatakan apabila ada masalah yang dirasa berat maka

mereka akan memecahkannya secara bersama-sama dengan jalan

musyawarah keluarga sampai ketemu jalan pemecahannya dengan

tidak saling memaksakan dan menyakiti yang lain.

16. Strategi Koping Yang digunakan

Jika ada masalah keluarga lebih suka berunding bersama atau

konsultasi dengan orang yang lebih tahu.

17. Strategi adaptasi disfungsional

Bila keluarga sedang mengalami masalah kesehatan mereka cenderung

megesampingkan sebelum masalah tersebut parah.

[Type text] Page 23

Page 24: Bab 1

[Type text] Page 24

Page 25: Bab 1

[Type text] Page 25

Page 26: Bab 1

[Type text] Page 26

Page 27: Bab 1

6. ANALISA DATA

No. Data Etiologi Masalah

1 Data Subyektif :

a. An. M mengatakan Ny. S

sering marah- marah ketika

sendi-sendi pada kaki terasa

nyeri.

b. An. M mengatakan kaki Ny. S

nyeri bila Ny. S melakuan

aktifitas yang sering.

Ketidak mampuan

keluarga mengambil

keputusan dalam

mengatasi masalah

komunikasi yang efektif

Resiko terjadinya

konflik pada

keluarga Ny. S

2 Data Subyektif :

a. An. M mengatakan bahwa

Ny.S sering mengeluh sendi-

sendinya terasa sakit.

b. Ny. S mengatakan bahwa

dirinya tidak tau apakah

menderita rematik atau asam

urat

c. Ny. S berkata “Nggak tau

Mas, kata tetangga sebelah

rumah rematik tapi ada juga

yang bilang asam urat, saya

bener tidak tau penyakit saya

pegel dan nyeri sekali, ya

udah saya lakukan yang

disarankan oleh para tetangga

yaitu tidak minum es, atau air

dingin.kalo yang saya rasakan

cekot-cekot apalagi saat

musim dingin wah jan rasanya

sakit banget.

Ketidakmampuan

keluarga mengenal

masalah rematik

Resiko

berulangnya Nyeri

pada pergelangan

kedua kaki Ny. S

[Type text] Page 27

Page 28: Bab 1

Data Obyektif :

a. Pergelangan kaki Ny.S

Tampak agak bengkak

b. Saat dipalpasi terasa seperti

spon.

[Type text] Page 28

Page 29: Bab 1

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN SKORING

1. Resiko berulangnya nyeri sendi pada pergelangan kedua kaki keluarga Tn.

W khususnya Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga yang menderita rematik.

Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat masalah

Tidak sehat.

2. Kemungkinan masalah

dapat diubah.

Sebagian.

3. Potensi masalah untuk

dicegah.

Cukup

4. Menonjolnya masalah.

Ada masalah tetapi

segera ditangani

3/3 x 1 = 1

1/2x 2 = 1

2/3 x 1 = 2/3

2/2 x 1 = 1

Ny. S berkata “ biasanya saya minum jamu

asam urat bila sakitnya tidak bisa saya tahan.

Biasanya saya beli obat di warung, setelah

saya minum obat saya merasakan kaki saya

lebih enak dan tidak sakit lagi. Saya kira itu

biasa saja apalagi saya sering menggunakan

kaki saya untuk berdagang ke pasar”.

Ny. S berkata, “ setelah minum jamu atau obat

saya merasakan kaki saya lebih enak dan tidak

begitu sakit lagi “.

Ny. S berkata, “ Biasanya jika sakit kambuh

dan tidak sembuh dibawa ke Puskesmas /

Bidan di desanya ‘‘.

Ny. S berkata, “ biasanya anak saya yang

menyuruh periksa ke tenaga medis seperti

Bidan / Dokter “.

Ny. S berkata,” kalau mau dicegah berarti

saya harus berhenti berjualan tapi itu kan bisa

diatasi dengan minum jamu “.

Ny. S berkata, “hal itu kan masalah yang biasa

dan sudah terjadi sejak 3 tahun terakhir “.

Ny. S berkata, “ rematik atau sakit apada sendi

adalah masalah yang biasa terjadi pada ibu-ibu

apalagi kalau sudah tua, masalah sudah terjadi

sejak 3 tahun terakhir ini “.

Total skor 3 2/3

Makalah keperawatan Keluarga Page 29

Page 30: Bab 1

2. Resiko tinggi terjadi konflik pada keluarga b.d ketidak mampuan keluarga

mengenal masalah komunikasi yang efektif dengan remaja

Kriteria Skor Pembenaran

1. Sifat masalah

Tidak sehat.

2. Kemungkinan masalah

dapat diubah.

Sebagian.

3. Potensi masalah untuk

dicegah.

Cukup

4. Menonjolnya masalah.

Ada masalah tetapi

tidak perlu ditangani

3/3 x 1 = 1

1/2 x 2 = 1

2/3 x 1 = 2/3

2/2 x 1 = 1

Dalam keluarga komunikasi yang digunakan

tidak terbuka apabila tidak segera diatasi akan

menyebabkan konflik yang berkepanjangan

Masalah dapat diatasi sebagian karena yang

bisa dilakukan untuk mengatasi masalah,

hanyalah dengan membantu suami untuk

menyelesaikan masalah pada keluarga

Untuk saat ini suami Ny. S bekerja sebagai

pedagangdan jarang berada dirumah

Keluarga Ny. S mengatakan perlunya

komunikasi terbuka karena sangat penting

dalam membina hubungan yang harmonis

pada keluarga

Total skor 3 1/3

III. PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri sendi pada pergelangan keluarga Tn. W. Khususnya Ny. S

berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang menderita rematik.

2. Resiko tinggi terjadi konflik pada keluarga b.d ketidak mampuan

keluarga mengenal masalah komunikasi yang efektif

Makalah keperawatan Keluarga Page 30

Page 31: Bab 1

RENCANA DAN INTERVENSI

Diagnosa 1

Tujuan Umum :

Setelah intervensi 1x60 menit tidak terjadi ganggguan nyeri pada persendian.

Tujuan Khusus :

1. Setelah 1x30 menit keluarga mampu mengenal masalah Rematik, dengan

mampu :

a. Menyebutkan pengertian rematik

b. Menyebutkan tanda dan gejala rematik

c. Menyebutkan bagaimana perawatan rematik.

d. Menyebutkan cara pengobatan tradisional rematik.

Intervensi :

a. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian rematik dengan lembar

balik atau leaflet

b. Diskusikan dengan keluarga tentang meyebutkan bagaimana perawatan

rematik dengan lembar balik atau leaflet

c. Diskusikan dengan keluarga tentang cara tradisional pengobatan rematik

dengan lembar balik atau leaflet

d. Motivasi keluarga untuk mencoba pengobatan tradisional

e. Beri kesempatan keluarga bertanya

f. Tanyakan kembali hal yang telah dijelaskan

g. Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar

Diagnosa 2

Tujuan umum :

Setelah dilakukan tindakan selama 1 x 30 menit keluarga tidak terjadi konflik.

Tujuan Khusus :

1. Menyebutkan pengertian komunikasi efektif dengan remaja

2. Penyebab antara komunikasi efektif dan tidak efektif

3. Mengidentifikasi keluarga yang mengalami komunikasi yang tidak efektif

Makalah keperawatan Keluarga Page 31

Page 32: Bab 1

Intervensi :

a. Diskusikan bersama keluarga tentang pengertian komunikasi tidak

efektif dengan remaja mennggunakan lembar balik

b. Motivasi keluarga untuk mengambil untuk mengambil keputusan dalam

penggunaan komunikasi yang efektif .

c. Diskusikan tentang komunikasi yang afektif dan tidak tidak afektif

d. Beri kesempatan keluarga bertanya

e. Tanyakan kembali hal yang telah dijelaskan

f. Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar

IMPLEMENTASI

Diagnosa 1

a. Mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian rematik dengan lembar

balik atau leaflet

b. Mendiskusikan dengan keluarga tentang meyebutkan bagaimana

perawatan rematik dengan lembar balik atau leaflet

c. Mendiskusikan dengan keluarga tentang cara tradisional pengobatan

rematik dengan lembar balik atau leaflet

d. Memotivasi keluarga untuk mencoba pengobatan tradisional

e. Memberi kesempatan keluarga bertanya

f. Menanyakan kembali hal yang telah dijelaskan

g. Memberi reinforcement positif atas jawaban yang benar

Diagnosa 2

a. Mendiskusikan bersama keluarga tentang pengertian komunikasi tidak

efektif dengan remaja mennggunakan lembar balik

b. Memotivasi keluarga untuk mengambil untuk mengambil keputusan dalam

penggunaan komunikasi yang efektif .

c. Mendiskusikan tentang komunikasi yang afektif dan tidak tidak afektif

d. Memberi kesempatan keluarga bertanya

e. Menanyakan kembali hal yang telah dijelaskan

f. Memberi reinforcement positif atas jawaban yang benar

EVALUASI

Makalah keperawatan Keluarga Page 32

Page 33: Bab 1

Diagnosa 1

Secara verbal keluarga mengatakan mengerti tentang perawatan penyakit rematik.

( masalah teratasi ).

Diagnosa 2

Secara verbal keluarga mengatakan mengerti tentang komunikasi efektif dengan

remaja. ( masalah teratasi )

BAB 4

Makalah keperawatan Keluarga Page 33

Page 34: Bab 1

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami

peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik

emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah

(Hurlock, 1998).Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah

psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat

terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002).

Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat

tidak asing.Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si

perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok

sendiri maupun orang – orang disekitarnya.Berbagai kandungan zat yang terdapat

di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Beberapa

motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat

pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan ( reliefing

beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma

( permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan

merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain,

terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada

kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.\

4.2 SARAN

Remaja akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh para

“idola”nya untuk menyelesaikan masalah seperti itu. Pemilihan idola ini juga akan

menjadi sangat penting bagi remaja. Sehingga peran orangtua akan sangat

mendukung bagi perkembangan remaja, dan idola bagi remaja adalah orangtua.

DAFTAR PUSTAKA

Makalah keperawatan Keluarga Page 34

Page 35: Bab 1

Hurlock, Elzabeth. (terj. Istiwidayanti,1999). Psikologi Perkembangan Edisi

kelima. Jakarta: Erlangga.

Prayitno.2004a. Layanan Konseling Perorangan. Padang: Jurusan BK FIP UNP.

Santrock, John W. 1983. Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup.

(terj. Achmad Chusairi dan Juda Damanik, 2002. Jakarta: ErlanggA

REMAJA >> Tugas Perkembangan Remaja | belajarpsikologi.com

Makalah keperawatan Keluarga Page 35