bab 1
TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Masa remaja adalah masa yang penuh warna. Saat inilah seorang anak
mulai meninggalkan label kanak-kanaknya.Perubahan fisik dan psikis pun mereka
alami.
”Lebih gampang mengurus perusahaan dibandingkan menghadapi anak yang
tengah beranjak remaja,” ungkap Jeremy Thomas pada sebuah acara wawancara
di salah satu televisi swasta beberapa waktu lalu. Tak berlebihan memang apa
yang dikatakan pemain sinetron yang kini memiliki beberapa bisnis,bertutur
tersebut. Memang ketika beranjak remaja banyak perubahan yang terjadi.
”Terkadang saat anak beranjak menuju remaja,tidak hanya anak-anak yang
mengalami perubahan, tetapi orangtua juga mengalami perubahan,” tutur Life
Coach sekaligus Therapist,Novian Triwidia Jaya. Setiap anak mengalami
pertumbuhan yang berbeda-beda untuk memasuki masa remaja.Perubahan yang
dialami setiap anak dimulai dari perubahan psikologis, bentuk tubuh yang mulai
berubah, hingga perubahan emosi termasuk mood yang kerap naik-turun, yang
dikenali dengan masa pubertas.
Walaupun tiap anak memiliki usia yang berbeda menuju remaja, umumnya
masa remaja ini dialami saat anak usia 9–12 tahun yang masuk masa pra-remaja
dan usia 13–18 tahun yang memasuki masa remaja. Di masa ini, orangtua juga
mulai menganggap anak bukan lagi seorang anak-anak, sehingga tidak aneh jika
orangtua mulai memperlakukan anak dengan cara yang berbeda.
Masa pubertas pada anak wanita ditandai dengan pertumbuhan payudara,
kemudian rambut di sekitar kemaluan.Perubahan lainnya juga diperlihatkan dari
mulai tumbuhnya rambut di sekitar ketiak dan tahap terakhir yaitu munculnya
menstruasi pertama (menarche).Sementara pada anak lelaki, pubertas ditandai
dengan perubahan suara yang kian membesar, tumbuhnya bulu-bulu pada tubuh,
serta pembesaran organ genitalia.
”Memasuki umur pra-remaja, yaitu 9–12 tahun dan masa remaja yaitu 13–
18 tahun, anak cukup banyak alami perubahan,”tandasnya dalam acara One Siza
Can’t Fit All yang diadakan R&R Communication di Tea Addict,Kebayoran Baru,
[Type text] Page 1
beberapa waktu lalu. Lamanya pubertas pada anak lelaki dan anak perempuan
memang berbeda. Masa akil balig cewek umumnya dimulai saat berusia 10 tahun
dan berlangsung selama 3,5–4 tahun.
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa yang di maksut dengan keluarga dengan anak usia remaja ?
b. Bagaiman penangganan keluarga dengan anak usia remaja ?
c. Bagaimana asuhan keperawtan pada keluarga dengan usia remaja ?
1.3 TUJUAN
TujuanUmum
Tujuan Umum : Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Keluarga
Tujuan Khusus :
a. Pembaca dapat memahami tentang definisi remaja
b. Pembaca dapat memahami tentang remaja dan rokok
c. Pembaca dapat memahami tentang remaja dan rokok
d. Pembaca dapat memahami tentang penyebab remaja merokok
1.4 MANFAAT
a. Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang penangangn
keluarga dengan anak usia remaja
b. Dapat menambah wawasan bagi keluarga
[Type text] Page 2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. DEFINISI REMAJA
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami
peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik
emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah
(Hurlock, 1998).Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah
psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat
terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002).
Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang
batasannya usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang
dahulu dianggap sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai
patokan atau batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang
dahulu terjadi pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan
bahkan sebelum usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah
(atau sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bias dikatakan
sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap
menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan
anak-anak lagi. Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat
diukur, remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti.
Dalam perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena
kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka
dituntut untuk bersikap mandiri dan dewasa. Memang banyak perubahan pada diri
seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya
merupakan suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan
keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh
remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi
kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat
berdasarkan perubahan pada dimensi dimensi tersebut.
[Type text] Page 3
a. Dimensi Biologis
Pada saat seorang anak memasuki masa pubertas yang ditandai dengan
menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja
putra, secara biologis dia mengalami perubahan yang sangat besar.Pubertas
menjadikan seorang anak tiba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-
reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam
memproduksi dua jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic
hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu: 1) Follicle-
Stimulating Hormone (FSH); dan 2). Luteinizing Hormone (LH). Pada anak
perempuan, kedua hormone tersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan
progesterone: dua jenis hormone kewanitaan.
Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan
Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan
testosterone.Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormon tersebut di atas
merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat
menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selain
itu terjadi juga perubahan fisik seperti payudara mulai berkembang, dll.Anak
lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, dan fisik lainnya
yang berhubungan dengan tumbuhnya hormon testosterone. Bentuk fisik
mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa
mereka pada dunia remaja.
b. Dimensi Kognitif
Perkembangan kognitif remaja, dalam pandangan Jean Piaget
(seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periode terakhir dan
tertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal
operations).Pada periode ini, idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir
sendiridalam usaha memecahkan masalah-masalah yang kompleks dan
abstrak.Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa
sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif
pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya.Kapasitas
berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu
[Type text] Page 4
berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remaja tidak lagi menerima
informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta
mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri. Mereka juga mampu
mengintegrasikan pengalaman masa lalu dan sekarang untuk
ditransformasikan menjadi konklusi, prediksi, dan rencana untuk masa depan.
Dengan kemampuan operasional formal ini, para remaja mampu
mengadaptasikan diri dengan lingkungan sekitar mereka.Pada kenyataan, di
negara-negara berkembang (termasuk Indonesia) masih sangat banyak remaja
(bahkan orang dewasa) yang belum mampu sepenuhnya mencapai tahap
perkembangan kognitif operasional formal ini.Sebagian masih tertinggal pada
tahap perkembangan sebelumnya, yaitu operasional konkrit, dimana pola pikir
yang digunakan masih sangat sederhana dan belum mampu melihat masalah
dari berbagai dimensi.
Hal ini bisa saja diakibatkan system pendidikan di Indonesia yang
tidak banyak menggunakan metode belajar mengajar satu arah (ceramah) dan
kurangnya perhatian pada pengembangan cara berpikir anak. penyebab
lainnya bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orangtua yang cenderung masih
memperlakukan remaja sebagai anak-anak, sehingga anak tidak memiliki
keleluasan dalam memenuhi tugas perkembangan sesuai dengan usia dan
mentalnya. Semestinya, seorang remaja sudah harus mampu mencapai tahap
pemikiran abstrak supaya saat mereka lulus sekolah menengah, sudah terbiasa
berpikir kritis dan mampu untuk menganalisis masalah dan mencari solusi
terbaik.
c. Dimensi Moral
Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulai bertanya-
tanyamengenai berbagai fenomena yang terjadi di lingkungan sekitarnya
sebagai dasarbagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel (1978)
menyatakan bahwapara remaja mulai membuat penilaian tersendiri dalam
menghadapi masalahmasalahpopuler yang berkenaan dengan lingkungan
mereka, misalnya: politik,kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb.
Remaja tidak lagi menerima hasilpemikiran yang kaku, sederhana, dan
absolut yang diberikan pada mereka selamaini tanpa bantahan.Remaja mulai
[Type text] Page 5
mempertanyakan keabsahan pemikiran yangada dan mempertimbangan lebih
banyak alternatif lainnya. Secara kritis, remajaakan lebih banyak melakukan
pengamatan keluar dan membandingkannya denganhal-hal yang selama ini
diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besarpara remaja mulai
melihat adanya “kenyataan” lain di luar dari yang selama inidiketahui dan
dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalammelihat hidup
dan beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia menjadilebih luas dan
seringkali membingungkan, terutama jika ia terbiasa dididik dalamsuatu
lingkungan tertentu saja selama masa kanak-kanak.
Kemampuan berpikir dalam dimensi moral (moral reasoning) pada
remajaberkembang karena mereka mulai melihat adanya kejanggalan
danketidakseimbangan antara yang mereka percayai dahulu dengan kenyataan
yangada di sekitarnya.Mereka lalu merasa perlu mempertanyakan dan
merekonstruksipola pikir dengan “kenyataan” yang baru.Perubahan inilah
yang seringkalimendasari sikap "pemberontakan" remaja terhadap peraturan
atau otoritas yangselama ini diterima bulat-bulat.Misalnya, jika sejak kecil
pada seorang anakditerapkan sebuah nilai moral yang mengatakan bahwa
korupsi itu tidak baik.Pada masa remaja ia akan mempertanyakan mengapa
dunia sekelilingnyamembiarkan korupsi itu tumbuh subur bahkan sangat
mungkin korupsi itu dinilaibaik dalam suatu kondisi tertentu. Hal ini tentu saja
akan menimbulkan konfliknilai bagi sang remaja. Konflik nilai dalam diri
remaja ini lambat laun akanmenjadi sebuah masalah besar, jika remaja tidak
menemukan jalankeluarnya. Kemungkinan remaja untuk tidak lagi
mempercayai nilai-nilai yangditanamkan oleh orangtua atau pendidik sejak
masa kanak-kanak akan sangatbesar jika orangtua atau pendidik tidak mampu
memberikan penjelasan yanglogis, apalagi jika lingkungan sekitarnya tidak
mendukung penerapan nilai-nilaitersebut.
Peranan orangtua atau pendidik amatlah besar dalam memberikan
alternative jawaban dari hal-hal yang dipertanyakan oleh putra-putri
remajanya. Orangtuayang bijak akan memberikan lebih dari satu jawaban dan
alternatif supaya remajaitu bisa berpikir lebih jauh dan memilih yang terbaik.
[Type text] Page 6
Orangtua yang tidakmampu memberikan penjelasan dengan bijak dan
bersikap kaku akan membuat
sang remaja tambah bingung. Remaja tersebut akan mencari jawaban
di luar lingkaran orangtua dan nilai yang dianutnya. Ini bisa menjadi
berbahaya jika“lingkungan baru” memberi jawaban yang tidak diinginkan atau
bertentangandengan yang diberikan oleh orangtua. Konflik dengan orangtua
mungkin akanmulai menajam.
d. Dimensi Psikologis
Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak.Pada masa ini
mood(suasana hati) bisa berubah dengan sangat cepat. Hasil penelitian di
Chicago olehMihalyi Csikszentmihalyi dan Reed Larson (1984) menemukan
bahwa remajarata-rata memerlukan hanya 45 menit untuk berubah dari mood
“senang luarbiasa” ke “sedih luar biasa”, sementara orang dewasa
memerlukan beberapa jam untuk hal yang sama. Perubahan mood (swing)
yang drastis pada para remaja iniseringkali dikarenakan beban pekerjaan
rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatansehari-hari di rumah.
Meski mood remaja yang mudah berubah-ubah dengancepat, hal
tersebut belum tentu merupakan gejala atau masalah psikologis.Dalam hal
kesadaran diri, pada masa remaja para remaja mengalami perubahanyang
dramatis dalam kesadaran diri mereka (self-awareness). Mereka sangatrentan
terhadap pendapat orang lain karena mereka menganggap bahwa orang
lainsangat mengagumi atau selalu mengkritik mereka seperti mereka
mengagumi ataumengkritik diri mereka sendiri. Anggapan itu membuat
remaja sangatmemperhatikan diri mereka dan citra yang direfleksikan (self-
image). Remajacenderung untuk menganggap diri mereka sangat unik dan
bahkan percayakeunikan mereka akan berakhir dengan kesuksesan dan
ketenaran. Remaja putri akan bersolek berjam-jam di hadapan cermin karena
ia percaya orang akan melirikdan tertarik pada kecantikannya, sedang remaja
putra akan membayangkandirinya dikagumi lawan jenisnya jika ia terlihat
unik dan “hebat”.Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan
berkurang dengansendirinya jika ia sering dihadapkan dengan dunia nyata.
Pada saat itu, Remajaakan mulai sadar bahwa orang lain tenyata memiliki
[Type text] Page 7
dunia tersendiri dan tidakselalu sama dengan yang dihadapi atau pun
dipikirkannya. Anggapan remajabahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang
lain kemudian menjadi tidakberdasar. Pada saat inilah, remaja mulai
dihadapkan dengan realita dan tantanganuntuk menyesuaikan impian dan
angan-angan mereka dengan kenyataan.
Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu,
sehinggaseringkali mereka terlihat “tidak memikirkan akibat” dari perbuatan
mereka.
Tindakan impulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak
sadar danbelum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka
panjang.Remaja yang diberi kesempatan untuk mempertangung-jawabkan
perbuatanmereka, akan tumbuh menjadi orang dewasa yang lebih berhati-hati,
lebihpercaya-diri, dan mampu bertanggung-jawab. Rasa percaya diri dan rasa
tanggung-jawab inilah yang sangat dibutuhkan sebagai dasar pembentukan
jatidiripositif pada remaja. Kelak, ia akan tumbuh dengan penilaian positif
pada dirisendiri dan rasa hormat pada orang lain dan lingkungan. Bimbingan
orang yanglebih tua sangat dibutuhkan oleh remaja sebagai acuan bagaimana
menghadapimasalah itu sebagai “seseorang yang baru”; berbagai nasihat dan
berbagai caraakan dicari untuk dicobanya.
Remaja akan membayangkan apa yang akandilakukan oleh para
“idola”nya untuk menyelesaikan masalah seperti itu.Pemilihan idola ini juga
akan menjadi sangat penting bagi remajaDari beberapa dimensi perubahan
yang terjadi pada remaja seperti yangtelah dijelaskan diatas maka terdapat
kemungkinan – kemungkinan perilaku yangbisa terjadi pada masa ini.
Diantaranya adalah perilaku yang mengundang resikodan berdampak negative
pada remaja.Perilaku yang mengundang resiko padamasa remaja misalnya
seperti penggunaan alcohol, tembakau dan zat lainnya;aktivitas social yang
berganti – ganti pasangan dan perilaku menentang bahayaseperti balapan,
selancar udara, dan layang gantung (Kaplan dan Sadock, 1997).Alasan
perilaku yang mengundang resiko adalah bermacam – macam
danberhubungan dengan dinamika fobia balik ( conterphobic dynamic ), rasa
[Type text] Page 8
takutdianggap tidak cakap, perlu untuk menegaskan identitas maskulin dan
dinamikakelompok seperti tekanan teman sebaya.
2.2. REMAJA DAN ROKOK
Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang
sangattidak asing.Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan
bagi siperokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si
perokoksendiri maupun orang – orang disekitarnya.Berbagai kandungan zat yang
terdapatdi dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh
penghisapnya.Beberapa motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok
adalah untukmendapat pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan
kekecewaan (reliefing beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak
melanggar norma( permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini sejalan
dengan kegiatanmerokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan
didepan orang lain,terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka
sangat tertarik kepadakelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan
kelompoknya.\
2.3 PENYEBAB REMAJA MEROKOK
1. Pengaruh 0rangtua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak
muda yangberasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua
tidak begit memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik
yang keras lebihmudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda
yang berasal darilingkungan rumah tangga yang bahagia.
2. Pengaruh teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja
merokok makasemakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok
juga dandemikian sebaliknya.Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang
terjadi,pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan
temantemanremaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang
akhirnyamereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat
[Type text] Page 9
87%mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok
begitupula dengan remaja non perokok (Al Bachri, 1991)
3. Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskandiri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari
kebosanan.Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada
pengguna obat-obatan(termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang
memiliki skor tinggipada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi
penggunadibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah
(Atkinson,1999).
4. Pengaruh Iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat
remajaseringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam
iklantersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991).
[Type text] Page 10
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN ANAK REMAJA PADA KELUARGA TN . W
I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari rabu tanggal 2 mei 2012 sampai dengan hari
kamis tanggal 3 mei 2012 di rumah keluarga Tn. W
A. DATA UMUM
1. Nama KK : : Tn. W
2. Alamat : Jln senada Batulicin
3. Pekerjaan : Pedagang
4. Pendidikan : SD
5. Komposisi Keluarga
No Nama JK Hub Dg KK Umur Pendidikan Pekerjaan Status
Imunisa
si
1
2
3
4
Tn. W
Ny.S
An. M
An. R
L
p
L
L
KK
Istri
Anak
Anak
60 th
55 th
18 th
12 th
SD
SD
SMK
SLTP
Pedagang
Pedagang
-
-
-
-
-
-
[Type text] Page 11
6. Genogram :
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
: Meninggal
7. Tipe Keluarga
Nuclear Family (keluarga inti) karena dalam satu rumah terdiri dari
bapak ibu dan anak.
[Type text] Page 12
Ny. S
Dengan rematikTn. W
An. M An. R
8. Budaya / Suku Bangsa
a. Suku Bangsa
Keluarga TN. W berasal dari suku Jawa.dan merupakan
pendatang di wilayah batulicin
b. Bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan Keluarga Tn.W adalah bahasa Jawa
c. Pantangan
Dalam keluarga tidak ada pantangan apapun yang berkaitan
dengan masalah kesehatan, menurut ajaran agama yang keluarga
anut, ada jenis makanan pantangan yaitu daging anjing, babi, dan
kodok. Keluarga juga tidak ada yang alergi terhadap jenis
makanan tertentu.
d. Kebiasaan budaya yang berhubungan dengan masalah kesehatan
Keluarga Tn. W adalah penduduk Jawa asli, dan tidak ada adat
istiadat yang berpengaruh negatif terhadap masalah kesehatan
didalam keluarganya
9. Agama
a. Kegiatan Keagamaan Rutin di Rumah
Semua anggota keluarga beragama Islam, keluarga melakukan
sholat 5 waktu dan kadang berjamaah di rumah ataupun di
mushola.. Keluraga Tn.W mengatakan bahwa penyakit yang di
derita istrinya merupakan cobaan dari Tuhan Yang Maha Esa
dan saya menerimanya dengan sabar dan saya selalu berdoa
kepadanya sehabis melakukan sholat untuk meminta
kesembuhan terhadap penyakit istrinya.
b. Kegiatan Keagamaan Rutin di Masyarakat
Keluarga Tn.W ikut dalam kegiatan tahlilan bersama masyarakat
sekitar.
[Type text] Page 13
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga
a. Pekerjaan Anggota Keluarga
Tn W. danNy S, Pedagang dipasar sedangkan An.M,R masih
duduk dibangku sekolah rata – rata penghasilan Tn. W adalah
tidak tetap perbulannya. Sehingga hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan makan hidup sehari - harinya.
Penghasilan Ny. S perbulannya kurang lebih Rp. 800.000
b. Tabungan / Asuransi
Keluarga Tn. W tidak memiliki tabungan di Bank ataupun
asuransi. Dan keluarga mengatakan jaminan untuk kesehatan
keluarga Ny. S memiliki dana seperti dari arisan RT
11. Aktifitas rekreasi keluarga
a. Rekreasi yang digunakan di dalam rumah
Keluarga mengatakan biasa mengisi waktu luang dirumah
dengan menonton TV dan mengobrol bersama anak serta
mengobrol dengan tetangga sekitar tempat tinggalnya.
b. Rekreasi yang dilakukan di Luar Rumah
Keluarga Ny.S mengatakan jarang sekali bepergian ke tempat
hiburan. Sehari – harinya hanya pergi bekerja dan kemudian
istirahat di rumah.
B. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
1. Tahapan Perkembangan Keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah keluarga dengan anak
remaja karena anak yang pertama berusia 15 tahun.
2. Tugas Perkembangan Keluarga saat ini
Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia 18 tahun
a. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
( mengitegrasikan anak dalam keluarga )
[Type text] Page 14
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dengan
kebutuhan anggota keluarga.
c. Mempertahan kan hubungan perkawinan yang memuaskan
d. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambah peran-peran orang tua, kakek serta nenek.
3. Riwayat Keluarga Inti
a. Riwayat Penyakit Dahulu
Didalam keluarga Ny. S tidak ada yang menderita penyakit
keturunan seperti darah tinggi.DM, dll
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Dalam 1 bulan terakhir ini didalam keluarga hanya menderita
penyakit ringan saja seperti batuk dan pilek setelah diperiksakan
kepelayanan kesehatan dapat sembuh. Sedangkan pada saat
pengkajian pada keluarga Ny.S semua anggota keluarga Ny.S
sehat – sehat saja, tetapi Ny S mengeluh Pada sendi-sendi terasa
nyeri dan kaku pada tulang.
Kesimpulan : Ny.S mempunyai masalah kesehatan (Rematik)
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Dari keluarga Tn. W dan Ny. S tidak ada yang mempunyai penyakit
keturunan seperti Dm, hipertensi, dll
Kesimpulan : di keluarga Tn. W dan Ny. S tidak ada riwayat penyakit
keturunan.
C. LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
b. Status Rumah
Status rumah merupakan rumah dengan status kepemilikan rumah
sendiri.
c. Perincian Denah Rumah
[Type text] Page 15
Jenis bangunan semi permanen, berukuran 9 X 6 m2, yang terdiri
dari : 1 ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 dapur dan ada kamar mandi.
Lantai : Lantai terbuat dari Ubin .
Ruang tamu : Ruang tamu terletak di depan rumah
keadaanbersih, peletakan perabotan rumah
tangga teratur. Ruang tamu memiliki
jendela, namun tidak pernah untuk dibuka.
Kamar Mandi : Kamar mandi ada 1 yang berada di dalam
rumah dan sebelahnya ada dapur untuk
memasak
Kamar Tidur : Masing- masing kamar tidur ada jendela,
dan untuk pencahayaanya tampak kurang
MCK : keluarga Tn W biasanya jika mandi dan
BAB didalam rumahnya.
Denah Rumah :
B
1
3
[Type text] Page 16
12 M
9 M
2
4
5
6
U
Keterangan:
1 : kamar tidur
2 : Ruang Keluarga
3 : Ruang tamu
4 : kamar perabot - perabot
5 : dapur
6 : Kamar mandi
d. Keadaan Rumah
Keadaan rumah tampak bersih , dan lantainya terbuat dari ubin.
ventilasi rumah kurang karena tidak biasa masuk sampai kamar
dan juga kondisi ventilasinya Kecil ..
e. Kebiasaan Keluarga Dalam Perawatan Rumah
Dalam perawatan rumah keluarga mengatakan melakukannya
sendiri. Menyapu rumah dilakukan setiap pagi dan sore oleh anak
- anaknya. Dan jika ubin terlihat berdebu di pel oleh Ny. S
f. Sistem Pembuangan Sampah
Keluarga biasanya mengelola sampah di tempatkan dilahan
kosong yang ada di belakang rumah lalu dibakar. Tetapi pada saat
musim hujan sekarang ini sampah tidak bisa dibakar dan dibiarkan
menumpuk.
g. Sistem Drainage Air
Keluarga memiliki selokan untuk membuang limbah keluarga dan
selokan tersebut mengalir ke daerah yang lebih rendah, selokannya
terbuka dan lancar. Dan bermuara ke sungai
h. Penggunaan Jamban
Keluarga memiliki kamar mandi untuk WC sehingga untuk
BABnya keluarga Ny.S biasanya dibelakang dalam rumah.
i. Kondisi Air
Sumber air yang digunakan keluarga sehari-hari adalah sumur
tanah. Sedangkan untuk air minum biasanya keluarga Ny.S
menggunakan air Pam yang ada ditempatnya.
[Type text] Page 17
j. Pengetahuan Keluarga Mengenal Masalah Kesehatan yang
Berkaitan Dengan Lingkungan.
Keluarga mengatakan tidak mengetahui terhadap masalah
lingkungan yang terpenting didalam keluarga saya sehat – sehat
semua dan tidak ada yang menderita penyakit.
Kesimpulan : Tidak tahu terhadap masalah kesehatan yang
diakibatkan oleh lingkungan yaitu ispa, diare, DBD
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
a. Adat dan Istiadat Komunitas Sekitar
Selama ini tetangga – tetangganya mempunyai kebiasaan
mengikuti arisan RT, PKK dan Tahlilan, apabila ada salah satu
tetangganya yang sakit mereka saling menjenguk dan apabila ada
tetangga yang punya kerja atau hajat mereka saling bantu –
membantu. Keluarga mengatakan bahwa dilingkungannya tidak
ada adat istiadat yang mengganggu terhadap kesehatan.
b. Pola pergaulan keluarga
Hubungan keluarga dengan tetangga tampak baik dan harmonis,
tampak keluarga menyapa tetangga yang kebetulan lewat depan
rumahnya. An. M dan An. R sering berkumpul dengan tetanggnya
yang ada dusamping rumah.
c. Persepsi Keluarga terhadap komunitas
Keluarga merasa nyaman hidup ditengah – tengah masyarakat
karena keluarga merasa mereka saling bantu – membantu dan
tidak merugikan dalam berbagai hal.
d. Pengetahuan Keluarga mengenai Masalah kesehatan Yang
berkaitan Dengan Komunitas
Keluarga mengatakan masalah kesehatan yang muncul dalam
kehidupan ditengah masyarakat secara khusus saat ini rhematik
dan tekanan darah tinggi karena mayoritas penduduk RT 15 adalah
lansia.
[Type text] Page 18
3. Mobilitas Geografis Keluarga
a. Alat Transportasi di Daerah
Alat transportasi yang ada di daerah adalah angkutan kota namun
untuk masuk sampai rumahnya biasanya jalan kaki, atau nak
sepeda
b. Alat Transportasi yang Biasa digunakan Oleh Keluarga
Selama ini keluarga mengatakan biasa menggunakan sepeda ontel
sebagai sarana transportasi keluarga khususnya Ny. S. Sepeda ini
digunakan untuk Berangkat berjualan ke pasar.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
a. Peran Serta Keluarga Dalam Perkumpulan di Masyarakat
Keluarga Ny.s hanya sebagai warga biasa di lingkungannya dan
tidak mempunyai peran khusus seperti menjadi pengurus RT,
namun ikut serta dalam kegiatan warga di wilayah kampungnya
yaitu seperti tahlilan yang diadakan setiap Minggu sehabis dhuhur.
Sedangkan Tn.W Megikuti kegiatan tahlilan selapan sekali.
b. Persepsi keluarga mengenai perkumpulan di masyarakat
Perkumpulan di masyarakat memang banyak manfaatnya selain
berkumpul bersama bisa menjalin tali silaturohmi yang lebih erat,
serta dapat digunakan sebagai forum dalam memecahkan masalah
yang ada di lingkungannya.
5. Sistim pendukung keluarga
Ny. S mengatakan kalo ada keluarga yang sakit biasanya berobat ke
puskesmas.
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi yang digunakan adalah komunikasi terbuka, setiap
anggota keluarga bebas menyampaikan keluhan atau tanggapan hal ini
dapat terlihat saat perawat berkunjung. Komunikasi yang digunakan di
dalam keluarga adalah komunikasi dua arah
[Type text] Page 19
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam keluarga keputusan yang diambil adalah hasil musyawarah
bersama, setiap anggota berperan sesuai dengan perannya, dan dapat
menyampaikan idenya jika ada masalah yang dirasakan, tapi kadang
Tn. W suka marah pada anaknya jika tidak patuh
3. Struktur Peran
Dalam keluarga, Tn W sebagai kepala keluarga dan Ny. S berperan
sebagai ibu rumah tangga Sekaligus Pedagang dipasar, sedangkan An
M, An R, berperan sebagai anak.
4. Nilai dan Norma Budaya
Keluarga hidup dalam nilai dan norma budaya Jawa dimana Ny. S
bertindak sebagai ibu rumah tangga yang harus mengurus anggota
keluarganya, Ny. S juga mengatakan berusaha menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitarnya dan tata tertib dilingkungannnya seperti
kegiatan Tahlilan dan PKK RT. Keluarga mengatakan tidak ada nilai
dan norma budaya yang bertentangan dengan kesehatan.
E. FUNGSI KELUARGA
5. Fungsi Afektif
Ny. S sangat menyayangi keluarga, saling menjaga antara anggota
keluarga satu dengan anggota keluarga yang lain. Ny. S Berusaha
mendidik anaknya agar selalu menghormati orang tua dan menyayangi
sesama anggota keluarga dan teman sebaya serta berusaha
menanamkan kedisiplinan pada anaknya TN W sering menegur
anaknya jika diperingatklan ibunya tidak mau, saling menghormati
antar anggota keluarga,
[Type text] Page 20
6. Fungsi Sosial
Keluarga Ny. S mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan
interaksi sosial pada anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu
dengan membiarkan anaknya bermain dengan teman sebayanya di
kampung rumahnya serta selalu menyapa orang yang ditemuinya
dengan sopan, hal itu terbukti ketika perawat berkunjung ke rumah
keluarga Ny. S para tetangga juga ikut menyambut dengan baik.
7. Fungsi Perawatan kesehatan
Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit dan Penanganannya
a. Mengenal Masalah
Saat dikaji Ny. S mengatakan bahwa sebelumnya saya mengetahui
bahwa saya terkena Rematik dan, tetapi keluaga Ny. S tidak
mengetahui tentang Rematik dan bagaimana cara perawatan
terhadap orang yang terkena rematik.
Kesimpulan : keluarga tidak mengenal masaah rematik
b. Mengambil Keputusan
Keluarga Ny. S mengatakan tidak pernah mengontrolkan Ny. S
hanya minum obat rematik yang beli diwarung itupun jika sendi-
sendinya terasa nyeri.
Kesimpulan : Keluarga tidak mampu mengambil keputusan
dalammengatasi Rematik
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Ny. S mengatakan tidak tahu bagaimana cara perawatan
terhadap orang yang terkena rematik.
Kesimpulan : Keluarga tidak mampu merawat anggota keluarga
yang sakit rematik
d. Memelihara/Memodifikasi Lingkungan
Ny. S mengatakan tidak ada jendela dimasing – masing kamar
tidurnya. Keluarga Ny. S mengatakan cahaya matahari tidak bisa
sampai masuk sampai kamar. Pada saat pengkajian Jendela ruang
tamu dan lantai agak kotor, ventilasi dikamar dan ruang tamu
[Type text] Page 21
kurang, ruangan hanya menggunakan penerangan listrik tapi
redup. Tampak tumpukan barang-barang yang tidak teratur
diruang tamu ( Gabah hasil panen) sebelah kamar belakang dan di
dapur, lantai rumah masih terbuat dari tanah.
Kesimpulan : keluarga tidak mampu memodifikasi lingkungan
yang terkait resiko terjadinya penyakit yaitu ispa, diare, DBD
e. Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang Ada
Keluarga sudah menggunakan fasilitas kesehatan yang ada yaitu
dokter atau pelayanan kesehatan lain seperti Puskesmas.
8. Fungsi Reproduksi
Keluarga Ny. S sudah memiliki 2 anak dan tidak ingin punya anak
lagi, dan ikut KB, hubungan suami istri masih, tetapi jarang sekali.
9. Fungsi Ekonomi
Keluarga Ny. S mengatakan penghasilan suami dan Ny.S dirasa hanya
cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupsehari–harinya dan belum
termasuk biaya kesehatan yang ringan sehingga jika ada anggota
keluarga yang sakit dan biaya kesehatan kurang maka Ny. S Merasa
dalam membiayai anggota keluarga yang sakit.
Kesimpulan : Masalah ekonomi pada Ny. S
10. Fungsi pendidikan
Ny. S mengatakan tingkat pendidikan saya hanya sampai pada SD,
Sama dengan suami saya. Saya berharap nantinya anak saya bisa
sampai melanjutkan ke Perguruan tinggi.
11. Fungsi religus
Ny. S mengatakan semua anggota keluarga beragama islam, saya
mengetahui banyak tentang agama dari keluarga dan masyarakat, saya
selalu mengikuti acara kegiatan keagamaan seperti mauludan, tahlilan,
dan pengajian-pegajian.
[Type text] Page 22
12. Fungsi sosialisasi
Ny. S mengatakan Saya dapat berinteraksi dengan masyarakat dengan
acara tahlilan, mauludan PKK, dan kegiatan Rt nan.
13. Fungsi rekreasi.
Keluarga menggunakan fungsi rekreasi dengan berkumpul bersama
keluarga pada malam hari dan diisi dengan menonton Tv.
F. STRESS DAN KOPING KELUARGA
14. Stressor Jangka Pendek
Ny. S mengatakan merasa khawatir dengan masalah lingkungannya
dan sering marah pada anak tertuanya jika merokok dan dianjurkan
mencari alternatif lain.
Kesimpulan : Ny. S mengalami cemas terhadap Kesehatan keluarga
15. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stressor
Keluarga mengatakan apabila ada masalah yang dirasa berat maka
mereka akan memecahkannya secara bersama-sama dengan jalan
musyawarah keluarga sampai ketemu jalan pemecahannya dengan
tidak saling memaksakan dan menyakiti yang lain.
16. Strategi Koping Yang digunakan
Jika ada masalah keluarga lebih suka berunding bersama atau
konsultasi dengan orang yang lebih tahu.
17. Strategi adaptasi disfungsional
Bila keluarga sedang mengalami masalah kesehatan mereka cenderung
megesampingkan sebelum masalah tersebut parah.
[Type text] Page 23
[Type text] Page 24
[Type text] Page 25
[Type text] Page 26
6. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1 Data Subyektif :
a. An. M mengatakan Ny. S
sering marah- marah ketika
sendi-sendi pada kaki terasa
nyeri.
b. An. M mengatakan kaki Ny. S
nyeri bila Ny. S melakuan
aktifitas yang sering.
Ketidak mampuan
keluarga mengambil
keputusan dalam
mengatasi masalah
komunikasi yang efektif
Resiko terjadinya
konflik pada
keluarga Ny. S
2 Data Subyektif :
a. An. M mengatakan bahwa
Ny.S sering mengeluh sendi-
sendinya terasa sakit.
b. Ny. S mengatakan bahwa
dirinya tidak tau apakah
menderita rematik atau asam
urat
c. Ny. S berkata “Nggak tau
Mas, kata tetangga sebelah
rumah rematik tapi ada juga
yang bilang asam urat, saya
bener tidak tau penyakit saya
pegel dan nyeri sekali, ya
udah saya lakukan yang
disarankan oleh para tetangga
yaitu tidak minum es, atau air
dingin.kalo yang saya rasakan
cekot-cekot apalagi saat
musim dingin wah jan rasanya
sakit banget.
Ketidakmampuan
keluarga mengenal
masalah rematik
Resiko
berulangnya Nyeri
pada pergelangan
kedua kaki Ny. S
[Type text] Page 27
Data Obyektif :
a. Pergelangan kaki Ny.S
Tampak agak bengkak
b. Saat dipalpasi terasa seperti
spon.
[Type text] Page 28
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN SKORING
1. Resiko berulangnya nyeri sendi pada pergelangan kedua kaki keluarga Tn.
W khususnya Ny. S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
merawat anggota keluarga yang menderita rematik.
Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat masalah
Tidak sehat.
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah.
Sebagian.
3. Potensi masalah untuk
dicegah.
Cukup
4. Menonjolnya masalah.
Ada masalah tetapi
segera ditangani
3/3 x 1 = 1
1/2x 2 = 1
2/3 x 1 = 2/3
2/2 x 1 = 1
Ny. S berkata “ biasanya saya minum jamu
asam urat bila sakitnya tidak bisa saya tahan.
Biasanya saya beli obat di warung, setelah
saya minum obat saya merasakan kaki saya
lebih enak dan tidak sakit lagi. Saya kira itu
biasa saja apalagi saya sering menggunakan
kaki saya untuk berdagang ke pasar”.
Ny. S berkata, “ setelah minum jamu atau obat
saya merasakan kaki saya lebih enak dan tidak
begitu sakit lagi “.
Ny. S berkata, “ Biasanya jika sakit kambuh
dan tidak sembuh dibawa ke Puskesmas /
Bidan di desanya ‘‘.
Ny. S berkata, “ biasanya anak saya yang
menyuruh periksa ke tenaga medis seperti
Bidan / Dokter “.
Ny. S berkata,” kalau mau dicegah berarti
saya harus berhenti berjualan tapi itu kan bisa
diatasi dengan minum jamu “.
Ny. S berkata, “hal itu kan masalah yang biasa
dan sudah terjadi sejak 3 tahun terakhir “.
Ny. S berkata, “ rematik atau sakit apada sendi
adalah masalah yang biasa terjadi pada ibu-ibu
apalagi kalau sudah tua, masalah sudah terjadi
sejak 3 tahun terakhir ini “.
Total skor 3 2/3
Makalah keperawatan Keluarga Page 29
2. Resiko tinggi terjadi konflik pada keluarga b.d ketidak mampuan keluarga
mengenal masalah komunikasi yang efektif dengan remaja
Kriteria Skor Pembenaran
1. Sifat masalah
Tidak sehat.
2. Kemungkinan masalah
dapat diubah.
Sebagian.
3. Potensi masalah untuk
dicegah.
Cukup
4. Menonjolnya masalah.
Ada masalah tetapi
tidak perlu ditangani
3/3 x 1 = 1
1/2 x 2 = 1
2/3 x 1 = 2/3
2/2 x 1 = 1
Dalam keluarga komunikasi yang digunakan
tidak terbuka apabila tidak segera diatasi akan
menyebabkan konflik yang berkepanjangan
Masalah dapat diatasi sebagian karena yang
bisa dilakukan untuk mengatasi masalah,
hanyalah dengan membantu suami untuk
menyelesaikan masalah pada keluarga
Untuk saat ini suami Ny. S bekerja sebagai
pedagangdan jarang berada dirumah
Keluarga Ny. S mengatakan perlunya
komunikasi terbuka karena sangat penting
dalam membina hubungan yang harmonis
pada keluarga
Total skor 3 1/3
III. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri sendi pada pergelangan keluarga Tn. W. Khususnya Ny. S
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang menderita rematik.
2. Resiko tinggi terjadi konflik pada keluarga b.d ketidak mampuan
keluarga mengenal masalah komunikasi yang efektif
Makalah keperawatan Keluarga Page 30
RENCANA DAN INTERVENSI
Diagnosa 1
Tujuan Umum :
Setelah intervensi 1x60 menit tidak terjadi ganggguan nyeri pada persendian.
Tujuan Khusus :
1. Setelah 1x30 menit keluarga mampu mengenal masalah Rematik, dengan
mampu :
a. Menyebutkan pengertian rematik
b. Menyebutkan tanda dan gejala rematik
c. Menyebutkan bagaimana perawatan rematik.
d. Menyebutkan cara pengobatan tradisional rematik.
Intervensi :
a. Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian rematik dengan lembar
balik atau leaflet
b. Diskusikan dengan keluarga tentang meyebutkan bagaimana perawatan
rematik dengan lembar balik atau leaflet
c. Diskusikan dengan keluarga tentang cara tradisional pengobatan rematik
dengan lembar balik atau leaflet
d. Motivasi keluarga untuk mencoba pengobatan tradisional
e. Beri kesempatan keluarga bertanya
f. Tanyakan kembali hal yang telah dijelaskan
g. Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar
Diagnosa 2
Tujuan umum :
Setelah dilakukan tindakan selama 1 x 30 menit keluarga tidak terjadi konflik.
Tujuan Khusus :
1. Menyebutkan pengertian komunikasi efektif dengan remaja
2. Penyebab antara komunikasi efektif dan tidak efektif
3. Mengidentifikasi keluarga yang mengalami komunikasi yang tidak efektif
Makalah keperawatan Keluarga Page 31
Intervensi :
a. Diskusikan bersama keluarga tentang pengertian komunikasi tidak
efektif dengan remaja mennggunakan lembar balik
b. Motivasi keluarga untuk mengambil untuk mengambil keputusan dalam
penggunaan komunikasi yang efektif .
c. Diskusikan tentang komunikasi yang afektif dan tidak tidak afektif
d. Beri kesempatan keluarga bertanya
e. Tanyakan kembali hal yang telah dijelaskan
f. Beri reinforcement positif atas jawaban yang benar
IMPLEMENTASI
Diagnosa 1
a. Mendiskusikan dengan keluarga tentang pengertian rematik dengan lembar
balik atau leaflet
b. Mendiskusikan dengan keluarga tentang meyebutkan bagaimana
perawatan rematik dengan lembar balik atau leaflet
c. Mendiskusikan dengan keluarga tentang cara tradisional pengobatan
rematik dengan lembar balik atau leaflet
d. Memotivasi keluarga untuk mencoba pengobatan tradisional
e. Memberi kesempatan keluarga bertanya
f. Menanyakan kembali hal yang telah dijelaskan
g. Memberi reinforcement positif atas jawaban yang benar
Diagnosa 2
a. Mendiskusikan bersama keluarga tentang pengertian komunikasi tidak
efektif dengan remaja mennggunakan lembar balik
b. Memotivasi keluarga untuk mengambil untuk mengambil keputusan dalam
penggunaan komunikasi yang efektif .
c. Mendiskusikan tentang komunikasi yang afektif dan tidak tidak afektif
d. Memberi kesempatan keluarga bertanya
e. Menanyakan kembali hal yang telah dijelaskan
f. Memberi reinforcement positif atas jawaban yang benar
EVALUASI
Makalah keperawatan Keluarga Page 32
Diagnosa 1
Secara verbal keluarga mengatakan mengerti tentang perawatan penyakit rematik.
( masalah teratasi ).
Diagnosa 2
Secara verbal keluarga mengatakan mengerti tentang komunikasi efektif dengan
remaja. ( masalah teratasi )
BAB 4
Makalah keperawatan Keluarga Page 33
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami
peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik
emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah
(Hurlock, 1998).Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami masalah
psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai akibat
terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002).
Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat
tidak asing.Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si
perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok
sendiri maupun orang – orang disekitarnya.Berbagai kandungan zat yang terdapat
di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Beberapa
motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat
pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan ( reliefing
beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma
( permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan
merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain,
terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada
kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.\
4.2 SARAN
Remaja akan membayangkan apa yang akan dilakukan oleh para
“idola”nya untuk menyelesaikan masalah seperti itu. Pemilihan idola ini juga akan
menjadi sangat penting bagi remaja. Sehingga peran orangtua akan sangat
mendukung bagi perkembangan remaja, dan idola bagi remaja adalah orangtua.
DAFTAR PUSTAKA
Makalah keperawatan Keluarga Page 34
Hurlock, Elzabeth. (terj. Istiwidayanti,1999). Psikologi Perkembangan Edisi
kelima. Jakarta: Erlangga.
Prayitno.2004a. Layanan Konseling Perorangan. Padang: Jurusan BK FIP UNP.
Santrock, John W. 1983. Life-Span Development Perkembangan Masa Hidup.
(terj. Achmad Chusairi dan Juda Damanik, 2002. Jakarta: ErlanggA
REMAJA >> Tugas Perkembangan Remaja | belajarpsikologi.com
Makalah keperawatan Keluarga Page 35