bab 1

17
1 Penelitian Pendidikan Fisika BAB I HAKEKAT PENELITIAN Indikator 1. Menjelaskan definisi penelitian 2. Mengidentifikasi karakteristik penelitian 3. Menjelaskan ruang lingkup penelitian pendidikan 4. Mengidentifikasi jenis-jenis penelitian Pendahuluan Pernahkah anda mengajukan pertanyaan “Mengapa seseorang melakukan penelitian?”. Menurut Sukmadinata (2007:2) setidaknya ada empat alasan yang mendasari seseorang melakukan penelitian. Keempat alasan tersebut adalah 1. Pengetahuan, pemahama, dan kemampuan manusia yang sangat terbatas dibandingkan lingkungannya yang begitu luas. 2. Manusia memiliki dorongan untuk mengetahui atau yang dikenal dengan istilah curiosity. Manusia selalu bertanya tentang apa, bagaimana, mengapa, dsb. 3. Manusia di dalam kehidupannya selalu dihadapkan kepada masalah, tantangan, ancaman, kesulitan baik dalam dirinya, keluarganya, masyarakat sekitar serta lingkungan kerjanya yang menuntut adanya suatu jawaban atau solusi. Tidak semua kesulitan dapat segera dipecahkan dan menemukan solusi. Masalah yang pelik dan kompleks membutuhkan penelitian untuk pemecahan dan penyelesaiannya. 4. Manusia merasa tidak puas dengan apa yang telah diperoleh, dicapai, dikuasai, dan dimiliki. Manusia selalu ingin lebih baik dan lebih sempurna yang dapat dicapai melalui penelitian, baik penelitian sederhana maupun kompleks. A. Pengertian Penelitian Istilah penelitian, riset dan penyelidikan merupakan istilah-istilah yang sering dipakai secara bergantian. Dalam bahasa kita sehari-hari, istilah penelitian atau riset (research, dalam bahasa inggris) kadang kala disamaartikan dengan istilah penyelidikan. Kedua istilah ini dalam penggunaan sehari-hari mengendung pengertian,

Upload: maratus-sholihah

Post on 17-Jul-2015

80 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab 1

1

Penelitian Pendidikan Fisika

BAB I

HAKEKAT PENELITIAN

Indikator

1. Menjelaskan definisi penelitian

2. Mengidentifikasi karakteristik penelitian

3. Menjelaskan ruang lingkup penelitian pendidikan

4. Mengidentifikasi jenis-jenis penelitian

Pendahuluan

Pernahkah anda mengajukan pertanyaan “Mengapa seseorang melakukan

penelitian?”. Menurut Sukmadinata (2007:2) setidaknya ada empat alasan yang

mendasari seseorang melakukan penelitian. Keempat alasan tersebut adalah

1. Pengetahuan, pemahama, dan kemampuan manusia yang sangat terbatas

dibandingkan lingkungannya yang begitu luas.

2. Manusia memiliki dorongan untuk mengetahui atau yang dikenal dengan istilah

curiosity. Manusia selalu bertanya tentang apa, bagaimana, mengapa, dsb.

3. Manusia di dalam kehidupannya selalu dihadapkan kepada masalah, tantangan,

ancaman, kesulitan baik dalam dirinya, keluarganya, masyarakat sekitar serta

lingkungan kerjanya yang menuntut adanya suatu jawaban atau solusi. Tidak semua

kesulitan dapat segera dipecahkan dan menemukan solusi. Masalah yang pelik dan

kompleks membutuhkan penelitian untuk pemecahan dan penyelesaiannya.

4. Manusia merasa tidak puas dengan apa yang telah diperoleh, dicapai, dikuasai, dan

dimiliki. Manusia selalu ingin lebih baik dan lebih sempurna yang dapat dicapai

melalui penelitian, baik penelitian sederhana maupun kompleks.

A. Pengertian Penelitian

Istilah penelitian, riset dan penyelidikan merupakan istilah-istilah yang sering

dipakai secara bergantian. Dalam bahasa kita sehari-hari, istilah penelitian atau riset

(research, dalam bahasa inggris) kadang kala disamaartikan dengan istilah

penyelidikan. Kedua istilah ini dalam penggunaan sehari-hari mengendung pengertian,

Page 2: Bab 1

2

Penelitian Pendidikan Fisika

yaitu sebagai suatu upaya untuk memperoleh informasi atau fakta atau data. Namun

dalam penggunaannya di dalam dunia pendidikan, istilah penyelidikan kurang banyak

dipakai dibandingkan istilah penelitian. Penelitian ilmiah adalah suatu uasaha

penyelidikan yang sistematis dan cermat tentang suatu pokok persoalan atau subjek

tertentu untuk menemukan atau meperbaiki fakta-fakta, teori-teori, atau aplikasi-aplikasi

(Setyosari, 2010:28-29).

Penelitian merupakan berkenaan dengan aplikasi pengetahuan metode ilmiah guna

memecahkan masalah (Vockell & Asher dalam Setyosari, 2010:28). Definisi penelitian

menurut Setyosari (2010:14) sendiri merupakan penerapan pendekatan ilmiah (scientific

approach) pada pengkajian atau studi tentang suatu masalah. Penelitian merupakan

suatu cara yang tepat dan sangat berguna dalam memperoleh informasi yang sahih dan

dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan penelitian ilmiah adalah untuk menemukan

jawaban atas suatu masalah yang berarti (signifikan) dengan melalui pendekatan-

pendekatan atau prosedur-prosedur ilmiah. Penelitian pendidikan memilki sifat empiris-

objektif. Artinya, siapa pun yang melakukan, asal dengan metode dan objek yang sama,

hasilnya dapat dibuktikan dan relatif sama. Relatif sama berarti hasil-hasil itu mendekati

sama, apabila terjadi perbedaan hasil pastilah ada sesuatu yang menyebabkan berbeda,

apakah itu kondisi, perlakuan, subjek penelitian, dan sebagainya.

Sedangkan, menurut Sukmadinta (2007:5) secara umum penelitian diartikan

sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan secara sistematis

dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Pengumpulan dan analisis data

menggunakan metode-metode ilmiah, baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif,

eksperimental atau noneksperimental, interaktif atau noninteraktif. Penelitian

merupakan upaya untuk mengembangkan pengetahuan, mengembangkan, dan menguji

teori. McMillan dan Schumacher mengutip pendapat Walberg (1986), ada lima langkah

pengembangan pengetahuan melalui penelitian (1) mengidentifikasi masalah penelitian,

(2) melakukan studi empiris, (3) melakukan replikasi atau pengulangan, (4) menyatukan

(sintesis) dan mereviu, dan (5) menggunakan dan mengevaluasi oleh pelaksana.

Lalu apakah penelitian pendidikan itu? Penelitian pendidikan adalah suatu usaha

atau kegiatan yang diarahkan pada pengembangan pengetahuan ilmiah tentang

peristiwa-peristiwa yang menarik perhatian (menjadi pusat perhatian) para pendidik

dalam lingkup pendidikan. Tujuan penelitian pendidikan sebagai dengan batasan ini

Page 3: Bab 1

3

Penelitian Pendidikan Fisika

adalah ingin menemukan prinsip-prinsip umum, atau menafsirkan perilaku atau tingkah

laku yang dapat digunakan dalam siatuasi tertentu untuk mengendalikan (mengontrol)

kejadian-kejadian dalam lingkup pendidikan. Dengan kata lain, tujuan peneltian

pendidikan adalah untuk menjelaskan gejala atau fenomena alamiah dan memverifikasi

teori guna mendapatkan teori ilmiah untuk kepentingan pendidikan (Setyosari,

2010:32).

B. Karakteristik Penelitian

Menurut Sukmadinata (2007:7) karakteristik dari penelitian, terutama penelitian

pendidikan adalah sebagai berikut.

1. Objektivitas

Penelitian harus memiliki objektivitas (objectivity) baik dalam karakteristik

maupun prosedurnya. Objektivitas dicapai melalui keterbukaan, terhindar dari

bias dan subjektivitas. Objektivitas menunjukkan kualitas data yang dihasilkan

dari prosedur yang digunakan yang dikontrol dari bias dan subjektivitas

(Sukmadinata, 2007:7-8).

2. Ketepatan

Penelitian harus memiliki tingkat ketepatan atau precision, instrumen

pengumpulan data yang digunakan harus memiliki validitas dan reliabilitas yang

memadai, desain penelitian, pengambilan sampel dan teknik analisis yang tepat.

Pada penelitian kuantitatif hasilnya dapat diulang dan diperluan. Sedangkan,

pada penelitian kualitatif memiliki sifat reflektif dan tingkat komparasi yang

konstan (Sukmadinata, 2007:8).

3. Verfikasi

Penelitian dapat diverifikasi dalam artian dapat dikonfirmasikan, direvisi

dan diulang dengan cara yang sama atau berbeda. Verifikasi pada penelitian

kualitatif dan kuantitatif berbeda. Penelitian kualitatif, memberikan verifikasi

deskriptif (Sukmadinata, 2007:8).

4. Penjelasan Ringkas

Tujuan akhir dari suatu penelitian adalah mereduksi realita yang kompleks

ke dalam penjelasan yang singkat. Pada penelitian kuantitatif penjelasan singkat

Page 4: Bab 1

4

Penelitian Pendidikan Fisika

tersebut berbentuk generalisasi. Namun, pada penelitian kualitatif berbentuk

deskriptif tentang haal-hal yang esensial atau pokok (Sukmadinata, 2007:8).

5. Empiris

Secara umum empiris berarti berdasarkan pengalaman praktis. Penelitian

ditandai oleh sikap dan pendekatan empiris yang kuat. Pada umumnya, sikap

empiris menuntut penghilangan pengalaman dan sikap pribadi. Pada penelitian,

suatu kesimpulan yang empiris didasarkan pada kenyataan-kenyataan yang

diperoleh dengan menggunakan metode penelitian yang sistematik, bukan

berdasarkan pedapat atau kekuasaan (Sukmadinata, 2007:8-9).

6. Penalaran Logis

Penalaran merupakan proses berpikir, menggunakan prinsip-prinsip logika

deduktif atau induktif. Penelaran deduktif, penarikan kesimpulannya dari umum

ke khusus. Pada penalaran deduktif, bila premisnya maka kesimpulannya

otomatis benar. Logika deduktif dapat mengidentifikasi hubungan-hubungan

baru dalam pengetahuan (prinsip, kaidah) yang ada. Sedangkan pada pealaran

induktif, peneliti menarik kesimpulan yang bersifat umum berdasarkan hasil

sejumlah pengamatan kasus-kasus (individual, situasi, peristiwa). Kesimpulan

dibatasi oleh jumlah dan karakteristik dari kasus yang diamati (Sukmadinata,

2007:9).

7. Kesimpulan Kondisional

Kesimpulan hasil penelitian tidak bersifat absolut. Penelitian perilaku dan

ilmu kealamaan, tidak menghasilkan kepastian, sekalipun kepastian relatif.

Semua yang dihasilkannya adalah pengetahuan probabilistik. Penelitian boleh

dikatakan hanya mereduksi ketidaktentuan.

Sedangkan menurut Tuckman dalam Setyosari (2010:15) terdapat lima karakteristik

penelitian yaitu

1. Sistematis

Penelitian merupakan suatu proses yang terstruktur (structured process),

yaitu adanya aturan-aturan atau kaidah-kaidah yang dilakukan, yaitu kaidah

yang dilakukan sistematis. Sistematis artinya mengikuti suatu pola urutan tetap

Page 5: Bab 1

5

Penelitian Pendidikan Fisika

dari komponen sistem tersebut. Pola urutan yang merupakan aspek-aspek dalam

penelitian saling berkaitan satu sama lain (Setyosari, 2010:15).

2. Logis

Penelitian mengikuti suatu sistem yang menggunakan logika berpikir yang

dapat diaplikasikan pada berbagai bidang keilmuan. Melalui pengujian secara

logis tentang prosedur-prosedur yang diterapkan dalam suatu eksperimen,

berkaiatan dengan persyaratan-persyaratan secara internal, peneliti dapat

mengecek validitas kesimpulan yang digambarkan atau diuraikan. Dengan cara

menerapkan logika, peneliti mungkin juga dapat mengecek generalisasi dalam

konteks validitas eksternalnya. Logika penelitian yang valid membuat penelitian

itu menjadi penelitian itu menjadi alat yang ampuh dan canggih dalam membuat

suatu keputusan dan kesimpulan. Suatu hasil penelitian tidak hanya

dideskripsikan begitu saja, tetapi sebuah temuan perlu ada kajian rasional,

analisis, dan kritis dengan mendasarkan pada logika berpikir tertentu (Setyosari,

2010:16).

3. Empiris

Penelitian memiliki suatu acuan yang berdasarkan realitas (a reality-

reference). Banyak kesimpulan yang bersifat abstrak, yang mungkin mendahului

penelitian, tetapi hasil analisis data penelitian merupakan suatu hasil akhir dari

penelitian. Bersifat abstrak, artinya tanpa didukung oleh hasil penelitian lebih

dahulu. Pengumpulan data dalam penelitian itulah yang menandai penelitian

sebagai suatu proses penelitian (Setyosari, 2010:16-17).

4. Reduksi

Proses reduksi adalah menrjemahkan realitas empiris ke arah hal yang lebih

konseptual dan abstrak. Proses reduksi dimaksudkan untuk memahami

hubungan-hubungan antara peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian dan

meramalkan bagaimana hubungan-hubungan itu mungkin diterapkan dalam

konsteks yang lain. Proses reduksi seperti ini memungkinkan penelitian untuk

menjelaskan (to explain) bukan sekedar menggambarkan (to describe)

(Setyosari, 2010:17-18).

5. Pengulangan dan Dapat Ditransmisi (Replikasi)

Page 6: Bab 1

6

Penelitian Pendidikan Fisika

Hasil penelitian itu direkam, digeneralisasikan, dan direplikasi (diulang-

ulang). Penelitian pada dasarnya bukan sekedar penghasil pemecahan masalah

sementara (tentative), tetapi hasil penelitian dapat dipakai untuk memberikan

pemecahan yang lebih aplikatif. Dengan demikian, pihak-pihak lain selain

peneliti itu sendiri dapat menggunakan hasil-hasil penelitian, dan seseorang

peneliti mungkin juga mendasarkan hasil penelitian itu untuk penelitian yang

lain. Lagi pula, proses dan prosedur penelitian itu sendiri dapat diambil alih,

yang memunkinkan pihak lain mereplikasikannya dan menilai validitasnya. Sifat

dapat ditransmisi ini merupakan suatu hal yang amat penting dalam peranannya

baik sebagai pengembangan penguatan maupun pembuatan keputusan.

Itulah sebabnya, penelitian dianggap sebagai suatu proses yang dapat

diulang dan ditransmisikan. Suatu proses yang dapat diulang, artinya penelitian

dapat dilakukan kembali dengan cara atau metode yang sama dan mungkin juga

menggunakan subjek dan setting yang berbeda dan lebih luas untuk memperoleh

validasi hasil. Dengan menggunakan metode dan subjek lebih luas, maka hasil

penelitian dapat digeneralisasikan. Penelitian dapat ditransmisikan, artinya dapat

dipakai untuk kepentingan pemecahan masalah yang lebih luas (Setyosari,

2010:18).

C. RUANG LINGKUP PENELITIAN PENDIDIKAN

1. Lingkup Penelitian Pendidikan

Pendidikan Teoritis

a) Kajian filosofis tentang pendidikan: idealisme, realisme,

pragmatism,eksistensialisme.

b) Pendidikan dalam orientasi: transmisi, transaksi dan transformasi.

c) Konsep-konsep pendidikan: Progesivisme, teknologi pendidikan dan

pendidikan pribadi.

Pendidikan Praktis

a) Berdasarkan lingkungan dan kelompok usia meliputi

1) Pendidikan dalam keluarga,

2) Pendidikan luar sekolah,

3) Pendidikan di sekolah,

Page 7: Bab 1

7

Penelitian Pendidikan Fisika

4) Pendidikan usia dini,

5) Pendidikan orang dewasa.

b) Berdasarkan jenjang meliputi

1) Pendidikan jenjang sekolah dasar,

2) Pendidikan jenjang sekolah menengah,

3) Pendidikan jenjang perguruan tinggi.

c) Berdasarkan bidang studi meliputi

1) Pendidikan agama,

2) Pendidikan bahasa,

3) Pendidikan sosial,

4) Pendidikan

kewarganegaraan,

5) Pendidikan matematika,

6) Pendidikan sain,

7) Pendidikan olah raga,

8) Pendidikan kesehatan,

9) Pendidikan seni,

10) Pendidikan teknologi,

11) Pendidikan keterampilan

d) Berdasarkan jenis meliputi

1) Pendidikan umum,

2) Pendidikan khusus,

3) Pendidikan kejuruan,

4) Pendidikan luar biasa

2. Lingkup Penelitian Kurikulum dan Pembelajaran

a. Kurikulum teoritis (penelitian dasar):

- Teori-teori desain dan rekayasa kurikulum

- Teori-teori pengajaran/pembelajaran

- Teori-teori belajar

- Teori-teori evaluasi

b. Kurikulum praktis (Penelitian terapan dan evaluatif)

- Kurikulum sebagai rencana (curriculum design)

- Komponen desain kurikulum

- Model-model desain kurikulum

- Model-model desain pengajaran/pembelajaran

- Model-model desain penggunaan sumber belajar

- Model-model esain evaluasi hasil belajar

Page 8: Bab 1

8

Penelitian Pendidikan Fisika

- Model-model desain pengelolaan kurikulum

c. Penyusunan kurikulum

- Penyusunan desain kurikulum : Umum, Perbidang Studi, Perjenjang

- Penyusunan desain pengajaran/pembelajaran : Umum, Perbidang

Studi, Perjenjang

- Penyusunan desain pemanfaatan sumber belajar : Umum, Perbidang

Studi, Perjenjang

- Penyusunan desain evaluasi : Umum, Perbidang Studi, Perjenjang

- Penyusunan desain pengelolaan kurikulum : Umum, Perbidang Studi,

Perjenjang

d. Implementasi kurikulum

- Implementasi kurikulum : Umum, Perbidang Studi, Perjenjang

- Implementasi pengajaran / pembelajaran : Umum, Perbidang Studi,

Perjenjang

- Implementasi pemanfaatan sumber belajar : Umum, Perbidang Studi,

Perjenjang

- Implementasi evaluasi : Umum, Perbidang Studi, Perjenjang

- Implementasi pengelolaan kurikulum : Umum, Perjenjang

e. Evaluasi dan penyempurnaan kurikulum

- Evaluasi dan penyempernuaan kurikulum : Umum, Perbidang Studi,

Perjenjang

- Evaluasi dan penyempurnaan pengajaran / pembelajaran : Umum,

Perbidang Studi, Perjenjang

- Evaluasi dan penyempurnaan pemanfaatan sumbebbr belajar : Umum,

Perbidang Studi, Perjenjang

- Evaluasi dan penyempurnaan evaluasi : Umum, Perbidang Studi,

Perjenjang

- Evaluasi dan penyempurnaan pengelolaan kurikulum : Umum,

Perjenjang

f. Manajemen kurikulum

- Manajemen kurikulum lingkup dinas

- Manajemen kurikulum lingkup sekolah / perguruan tinggi

Page 9: Bab 1

9

Penelitian Pendidikan Fisika

3. Penelitian Bidang Ilmu dan Praktik Manajemen Pendidikan

a. Lingkup manajemen pendidikan teoritis

1) Teori manajemen

2) Teori kepemimpinan

3) Teori kebijakan

4) Teori perencanaan

5) Teori pengendalian, penjaminan

b. Lingkup manajemen pendidikan teoritis praktis

1) Kepemimpinan

- Gaya / style

- Fungsi kepemimpinan

- Kepemimpinan dan teknologi

- Keterampilan memimpin

2) Model-model manajemen

- Management by objective

- Technology based management

- School based management

- Community based management

- Centralized-desentralized management

3) Berdasarkan proses manajemen

- Perencanaan

- Penyusunan staf

- Pengorganisasian

- Penggerakan

- Pengkoordinasian

- Pengkomunikasian

- Pengendalian / penjaminan

- Pengawasan / pembinaan

- Evaluasi

- Laporan

c. Berdasarkan komponen / segi yang dikelola

1) Manajemen program pendidikan

- Manajeman kurikulum

- Manajemen pembelaaran

- Manajemen evaluasi

2) Berdasarkan komponen pendidikan

- Manajemen pembinaan siswa / mahasiswa

- Manajemen penelitian dan pengembangan

Page 10: Bab 1

10

Penelitian Pendidikan Fisika

- Manajemen kerjasama dan layanan pada masyarakat

- Manajemen personil

- Manajemen sarana dan prasarana

- Manajemen media & sumber belajar

- Manajemen keuangan

- Manajemen

3) Berdasarkan lingkup

- Manajemen sekolah / Jurusan / Fakultas / Universitas

- Manajemen pendidikan luar sekolah

- Manajemen pendidikan dasar

- Manajemen pendidikan menengah

- Manajemen pendidikan tinggi

- Manajemen pendidikan lingkup dinas

D. JENIS-JENIS PENELITIAN

1. Berdasarkan Pendekatannya

Menurut Sukmadinata berdasarkan pendekatannya, secara garis besar

penelitian dibedakan menjadi dua yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif.

penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan

memahami makna yang – oleh sejumlah individu atau sekelompok orang –

dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Sedangkan penelitian

kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan

cara meneliti hubungan antarvariabel. Variabel-variabel ini diukur-biasanya

dengan instrumen-instrumen penelitian-sehingga data yang terdiri dari angka-angka

dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik (Creswell, 2013:4-5).

Kedua penelitian tersebut memiliki asumsi, karakteristik dan prosedur penelitian

yang berbeda (Sukmadinata, 2007:12).

a. Asumsi tentang Realita

Penelitian kuantitatif didasarkan pada konsep positivisme yang bertolak

dari asumsi bahwa realita bersifat tunggal, fixed, stabil, lepas dari

kepercayaan dan perasaan-perasaan individual. Sedangkan, penelitian

kualitatif didasari oleh konsep konstruktivisme, yang memiliki pandangan

Page 11: Bab 1

11

Penelitian Pendidikan Fisika

bahwa realita bersifat jamak, menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang

tidak bisa dipisah.

b. Tujuan Penelitian

Penelitian kuantitatif bertujuan untuk mencari hubungan dan menjelaskan

sebab-sebab perubahan dalam fakta-fakta sosial yang terukur. Penelitian

kualitatif lebih diarahkan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari

perspektif partisipan. Ini diperoleh melalui pengamatan partisipatif dalam

kehidupan orang-orang yang menjadi partisipan.

c. Metode dan Proses Penelitian

Penelitian kuantitatif memiliki serangkaian langkah-langkah atau

prosedur baku yang menjadi pegangan para peneliti. Penelitian kualitatif

menggunakan strategii dan prosedur penelitian yang sangat fleksibel.

Penelitian kualitatif menggunakan rancangan penelitian terbuka (emergent

design) yang disempurnakan selama pengumpulan data. Penelitian kuantitatif

menggunakan rancangan penelitian tertutup, sudah tersusun sempurna

sebelum pengumpulan data dilakukan.

d. Kajian Khas

Penelitian kuantitatif menggunakan rancangan penelitian eksperimental

atau korelasional sebagian kajian khasnya (protypical studies) untuk

mengurangi kekeliruan, bias, variabel-variabel ekstraneus. Penelitian kulitatif

menggunakan kajian etnografis untuk memahami keragaman perspekti dalam

siatuasi yang diteliti, sebagai ciri khasnya. Pada penelitian kuantitatif bias dan

subjektivitas sangat dihindari, sedangkan dalam penelitian kualitatif hal-hal

subjektif termasuk yang diperhitungkan dalam pengumpulan dan analisis.

e. Peranan Peneliti

Pada penelitian kuantitatif peneliti terlepas dari objek yang diteliti, malah

dicegah jangan sampai ada hubungan atau pengaruh dari peneliti. Pada

penelitian kualitatif peneliti lebur (immersed) dengan situasi yang diteliti.

Peneliti adalah pengunpul data, orang yang ahli dan memiliki kesiapan penuh

untuk memahami siatuasi, ia peneliti sekaligus sebagai instrumen. Penelitian

kualitatif diesebut juga sebagai “penelitian subjektif “ (disciplened

subjectivity) atau “penelitian reflektif” (reflectivity), peneliti melakukan

Page 12: Bab 1

12

Penelitian Pendidikan Fisika

pengujian sendiri secara kritis (critical self examination) selama proses

penelitian.

f. Pentingnya Konteks dalam Penelitian

Penelitian kuantitatif diarahkan pada menemukan generalisasi universal

ang bebas dari konteks situasi. Penelitian kualitatif sebalikya, meyakini

pengaruh situasi terhadap hal yang diamati.

Secara garis besar perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif ditabelkan secara

mendetail oleh Setyasari pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Perbedaan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif menurut Setyosari (2010:38-39)

No Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif

1 Menganggap sebuah realitas sosial

secara objektif

Menganggap realitas sosial dikonstruksi

oleh partisipan yang terlibat di

dalamnya

2 Menganggap realitas sosial itu relatif

tetap terhadap waktu dan tempat

Menganggap realitas soasial selalu

berubah sesuai situasi

3 Memandang hubungan sebab akibat

antar fenomena sosial dari perspektif

mekanistik

Menentukan manusia sebagai peran

utama dalam hubungan sebab akibat

antar fenomena sosial

4 Bertindak objektif, tidak memihak

terhadap partisipan penelitian

Terlibat dalam kancah penelitian,

menempatkan dalam setting penelitian

5 Mengkaji populasi atau sampel yang

mempresetasikan populasi

Mengkaji kasus-kasus

6 Mengkaji perilaku dan fenomena yang

dapat diamati

Mengkaji makna yang ada di balik

perilaku dan fenomena internal

7 Mengkaji perilaku manusia secara alami

atau dirancang

Mengkaji manusia tidak dalam siatuasi

alami

8 Menganalisis realita sosial dalam bentuk

variabel

Melakukan pengamatan secara

menyeluruh kejadian tindak sosial

9 Menggunakan konsep dan teori yang

terbentuk sebelumnya

Menemukan konsep dan teori setelah

data dikumpulkan

10 Menghasilkan data numerikal untuk

menyajikan lingkungan sosial

Menghasilkan data verbal dan gambar

untuk memprsentasikan lingkungan

sosial

11 Menggunakan metode statistik untuk

menganalisis data

Menggunakan induksi analitis untuk

menganalisis data

12 Menggunakan prosedur inferensial

untuk menggeneralisasikan temuan-

temuan dari suatu sampel kepada

populasi

Menggeneralisasi temuan-temuan kasus

dengan mencari kasus-kasus lain yang

sama

13 Menyajikan laporan bersifat objektif Menyajikan laporan yang bersifat

Page 13: Bab 1

13

Penelitian Pendidikan Fisika

tentang hasil penelitian interpretatif yang dibangun dari

pandangan peneliti terhadap data dan

sadar bahwa pembaca akan membangun

konstruksi mereka sendiri dari hasil

laporan tersebut.

2. Berdasarkan Fungsinya

Secara umum dan mendasar penelitian dapat dibedakan menjadi tiga yaitu

penelitian dasar (basic research), penelitian terapan (applied research) dan

penelitian evaluatif (evaluative research). Penjelasan ketiga penelitian tersebut

adalah sebagai berikut.

a. Penelitian Dasar

Penelitian dasar (basic research) disebut juga sebagai penelitian murni

(pure research) atau penelitian pokok (fundamental research), diarahkan pada

pengujian teori, dan hanya sedikit atau bahkan tanpa menghubungkan hasilnya

untuk kepentingan praktik. Penelitian ini meberikan sumbangan besar terhadap

pengembangan dan pengujian teroi-teori. Bertolak dari suatu teori, prinsip

dasar atau generalisasi, penelitian dasar diarahkan untuk mengetahui,

menjelaskan, dan memprediksi fenomena-fenomena alam dan sosial. Penelitian

dasar tidak diarahkan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. Hasil-hasil

penelitian dasar mempengaruhi kehidupan praktis setelah periode waktu

tertentu, sebab pengetahuan baru akan memberikan tantangan terhadap nilai-

dogma yang telah terbentuk. Tujuan penelitian dasar adalah (1) menambah

pengetahuan dengan prinsip dasar dan hukum ilmiah dan (2) meningkatkan

pencarian dan metodologi ilmiah.

b. Penelitian Terapan

Penelitian terapan (applied research) berkenaan dengan keyataan-

kenyataan praktis, penerapan dan pengembangan pengetahuan yang dihasilkan

oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Berfungsi untuk menghaasilkan

pengetahuan untuk mencari solusi tentang masalah-masalah dalam bidang

tertentu. Penelitian ini menguji manfaat dari teori-teori ilmiah, mengetahui

hubungan empiris dan analitis dalam bidang-bidang tertentu. Penelitian terapan

mendorong penelitian lebih lanjut, menyarankan teori dan praktek baru serta

mendorong pengembangan metodologi.

Page 14: Bab 1

14

Penelitian Pendidikan Fisika

c. Penelitian Evaluatif

Penelitian evaluatif (evaluation research) difokuskan pada suatu kegiatan

dalam satu unit (site) tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program,

proses ataupun hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi,

ataupun lembaga. Penelitian ini dapat menilai manfaat, sumbangan dan

kelayakan dari sesuatu kegiatan dalam satu unit. Penelitian evaluatif berbeda

dengan evaluasi formal. Evaluasi formal bisa dilakukan oleh para peneliti atau

pelaksana dalam bidangnya, tidak membutuhkan latihan-latihan khusus. Untuk

melakukan penelitian evaluatif membutuhkan latihan khusus dalam beberapa

disiplin ilmu, metodologi dan ketrampilan berhubungan dan komunikasi secara

interpersonal. Penelitian evaluatif yang bersifat komprehensif membutuhkan

data kuantitatif dan kualitatif dari studi terkait yang dilaksanakan dalam

berbagai tahapan kegiatan. Hasil penelitian valuatif kurang bersifat

generalisasi, sebab evaluasi lebih terkait dengan kegiatan yang berlangsung

dalam unit tertentu.

Tabel 2. Perbedaan antara Penelitian Dasar, Terapan, dan Evaluatif

Penelitian Dasar Penelitian Terapan Penelitian Evaluatif

Bidang

Penelitian

Penelitian bidang

fisik, perilaku dan

sosial

Bidang aplikasi :

kedokteran,

rekayasa, pendidikan

Pelaksanaan

berbagai kegiatan,

program pada

berbagai tempat &

lembaga

Tujuan Mengui teori, dalil,

prinsip dasar.

Menentukan

hubungan empiris

antar fenomena dan

mengadakan

generalisasi analitis

Menguji kegunaan

teori dalam bidang

tertentu.

Menentukan

hubungan empiris

dan generalisasi

analitis dalam

bidang tertentu.

Mengukur manfaat,

sumbangan dan

kelayakan program

atau kegiatan

tertentu

Tingkat

Generalisasi

Abstrak, umum Umum tetapi dalam

bidang tertentu

Konkrit, spesifik

dalam aspek tertentu.

Diterapkan dalam

praktik aspek

tertentu

Penggunaan

Hasil

Menembah

pengetahuan ilmiah

dari prinsip- prinsip

dasar dan hukum

Menambah

pengetahuan yang

didasarkan penelitian

dalam bidang

Menambah

pengetahuan yang

didasarkan penelitian

tentang praktik

Page 15: Bab 1

15

Penelitian Pendidikan Fisika

tertentu.

Meningkatkan

metodologi dan cara-

cara

Pencarian

tertentu.

Meningkatkan

penelitian dan

metodologi dalam

bidang tertentu.

tertentu.

Meningkatkan

penelitian dan

metodologi tentang

praktik tertentu.

Membantu dalam

penentuan keputusan

dalam bidang

tertentu.

3. Jenis Penelitian Pendidikan, meliputi

a. Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Setyosari (2010:47) penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan

tuntutan kebutuhan bagi para guru sebagai pelaksana pembelajaran di tingkat

kelas dengan maksud ingin atau memperbaiki apa yang telah dilakukannya.

PTK menjadi suatu alat yang ampuh untuk mengubah dan memperbaiki

keadaaan di lapangan. Penelitian ini memfokuskan pada masalah-masalah

praktis, guna meperoleh pemecahan secepatnya. Secara sederhana dapat

diungkapkan bahwa penelitian tindakan atau penelitian tindakan kelas adalah

belajar sambil bekerja (learning by doing). Oleh sebab itu, penelitian ini

disebut juga sebagai leaning by doing research. Menurut Ferrace dalam

Setyosari (2010:48) penelitian tindakan kelas sering dilakukan secara

kolaboratif oleh para guru untuk mencari pemecahan masalah sehari-hari yang

dihadapi dalam kelas, problem nyata dalam kelas, atau mencari cara untuk

meningkatkan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar peserta didik.

b. Penelitian Eksperimen

Penelitian eksperimental (eperimental research), merupakan pendekatan

penelitian kuantitatif yang penuh, dalam arti memenuhi semua persyaratan

untuk menguji hubungan sebab-akibat. Pendekatan penelitian ini banyak

digunakan dalam bidang sain termasuk fisika, hamir seluruhnya ditunjukkan

untuk menguji pengaruh atau hubungan sebab akibat dari sesuatu atau beberapa

hal atau variabel. Penelitian eksperimental merupakan pendekatan penelitian

yang cukup khas. Kekhasan tersebut diperlihatkan oleh dua hal, pertama

penelitian eksperimen menguji secara langsung pengaruh suatu variabel

Page 16: Bab 1

16

Penelitian Pendidikan Fisika

terhadap variabel lain, dan kedua menguji hipotesis hubungan sebab akibat

(Sukmadinata, 2007:194).

c. Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D)

adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk

memperbaiki praktik. Penelitian dan pengembangan merupaka suatu proses

atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau

menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan.

Produk tersebut tidak harus selalu benda atau perangkat keras (hardware),

seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau labratorium, tetapi

bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk

pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium,

ataupun model-model pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan,

evaluasi, manajemen, dll. Langkah-langkah proses penelitian dan

pengembangan menunjukkan suatu siklus, yang diawali dengan adanya

kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan

menggunakan suatu produk tertentu (sukmadinata, 2007:164-165).

4. Berdasarkan Tujuannya meliputi

a. Penelitian Deskriptif

Penelitian dekskriptif (descriptive research) ditujukan untuk

mendeskripsikan suatu keadaaan atau fenomena-fenomena apa adanya. Pada

studi ini peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-

perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa

berjalan seperti apa adanya. Penelitian deskriptif dapat berkenaan dengan

kasus-kasus tertentu atau sesuatu populasi yang cukup luas. Pada penelitian

deskriptif dapat digunakan pendekatan kuantitatif, pengumpulan dan

pengukuran data yang berbentuk angka, atau pendekatan kualitatif,

penggambaran keadaaan secara naratif kualitatif. Penelitian dekriptif dapat

dilakukan pada saat ini atau dalam kurun waktu yang singkat tetapi dalam

waktu yang cukup panjang. Penelitian yang berlangsung saat ini disebut

Page 17: Bab 1

17

Penelitian Pendidikan Fisika

penelitian deskriptif, sedang penelitian yang dilakukan dalam kurun waktu

yang panjang disebut penelitian longitudinal.

b. Penelitian Prediktif

Penelitian prediktif (predictive research) ditujukan untuk memprediksi

apa yang akan terjadi atau berlangsung pada saat yang akan datang berdasarkan

hasil analisis keadaaan saat ini. Penelitian ini dilakukan melali penelitian yang

bersifat korelasional (correlational studies) dan kecenderungan (trend studies).

c. Penelitian Improftif

Penelitian improtif (Improvotive Research) ditujukan untuk meperbaiki,

meningkatkan atau menyempurnakan suatu keadaan, kegiatan atau

pelaksanaan suatu program. Banyak kegiatan atau program dalam pelaksanaan

pendidikan, seperti pelaksanaan : kurikulum, pembelajaran, evaluasi berbagai

mata pelajaran, proram : praktik laboratorium, praktik ketrampilan, bimbingan

siswa, ekstrakurikuler, pengawasan sekolah, layanan perpustakaan, perogram

pelatihan pemimpin sekolah, guru, staff, administrasi, dll. Penelitian

eksperimental sebagai bagian dari metode penelitian dan pengembangan atau

sebagai metode tersendiri untuk mengetahui pengaruh dari suatu hal terhadap

hal lainnya juga dapat dilakukan dalam penelitian improftif.

d. Penelitian Eksplanatif

Penelitian eksplanatif (explanative research) ditujukan untuk

memberikan penjelasan tentang hubungan antar fenomena atau variabel.

Penelitian eksplanatif mencoba mencari kejelasan hubungan antar hal tersebut.

Hubungan terbentuk bisa berbentuk hubungan korelasional atau saling

hubungan, sumbangan atau kontribusi satu variabel terhadap variabel lainnya

ataupun hubungan sebab akibat.