bab 1

5
  I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Unda ng Dasar 1945 pasal 28 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Selanjutnya pada pasal 34 ayat 3 ditegaskan bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak (Kemenkes, 2011). Untuk menjamin terpenuhinya hak hidup sehat bagi seluruh penduduk termasuk penduduk miskin dan tidak mampu, pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan perempuan. Tingkat kematian ibu merupakan masalah kesehatan yang menarik perhatian WHO. Fakta menunjukan lebih dari 350.000 di seluruh dunia meninggal setiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. (Priyanto, 2009)

Upload: arief-yudho-prabowo

Post on 18-Jul-2015

49 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/16/2018 Bab 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-55ab56e45bcb3 1/5

 

 

I.  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 ayat 1 menyebutkan bahwa setiap orang

berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan

kesehatan. Selanjutnya pada pasal 34 ayat 3 ditegaskan bahwa negara

bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas

pelayanan umum yang layak (Kemenkes, 2011).

Untuk menjamin terpenuhinya hak hidup sehat bagi seluruh penduduk 

termasuk penduduk miskin dan tidak mampu, pemerintah bertanggung jawab

atas ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi

seluruh masyarakat untuk memperoleh derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya.

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk mengukur

derajat kesehatan perempuan. Tingkat kematian ibu merupakan masalah

kesehatan yang menarik perhatian WHO. Fakta menunjukan lebih dari

350.000 di seluruh dunia meninggal setiap tahun akibat komplikasi kehamilan

dan persalinan. (Priyanto, 2009)

5/16/2018 Bab 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-55ab56e45bcb3 2/5

 

  2

Pada tahun 2000 AKI yang disebabkan kehamilan, persalinan dan nifas di

dunia mencapai 529.000 yang tersebar di Asia 47,8% (253.000), Afrika 47,4%

(251.000), Amerika Latin dan Carribean 4% (22.000), dan kurang dari 1%

(2.500) di negara maju. (Abid, 2009)

World Health Organization (WHO) pada tahun 2005 menyatakan bahwa

Indonesia merupakan salah satu Negara penyumbang AKI terbesar di dunia

dan di Asia Tenggara dengan AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup

(KH), sedangkan Thailand sebesar 129 per 100.000 KH, Malaysia jauh lebih

baik yaitu hanya sekitar 39 per 100.000 KH dan Singapura sudah sangat baik 

sekali sebesar 6 per 100.000 KH. Hasil Survei demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) 2007 melaporkan AKI sebesar 228 per 100.000 KH, namun

laporan WHO yang dikutip oleh Depkes RI (2008) AKI di Indonesia

disebutkan mencapai 420 per 100.000 KH.

Berdasarkan kesepakatan global Millenium Development  Goals (MDGs) tahun 

2000, pada tahun 2015 diharapkan AKI menurun dari 228 pada tahun 2007

menjadi 102 per 100.000 KH. MDG’s  merupakan Deklarasi Milenium hasil

kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan

Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa

delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai

kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015.

Masalah utama dalam kesehatan terdapat pada butir kelima MDGs tentang

peningkatan kesehatan ibu. Tujuan butir 5 tersebut adalah meningkatkan

kesehatan ibu dengan target mengurangi sampai tiga perempat kematian ibu

serta mampu menyediakan akses kesehatan reproduksi yang universal.

Sebagai wujud pelaksanaan MDGs butir 5 tersebut, maka sejak bulan Maret

2011 pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan memberlakukan

5/16/2018 Bab 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-55ab56e45bcb3 3/5

 

  3

sebuah kebijakan baru yang disebut Jaminan Persalinan atau dikenal dengan

sebutan Jampersal.

Jampersal dimaksudkan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu

hamil untuk mendapatkan jaminan persalinan, yang didalamnya termasuk 

pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas termasuk KB setelah persalinan, dan

pelayanan bayi baru lahir sebagai upaya mengurangi AKI. (Kemenkes, 2011).

Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian

ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah pesalinan yaitu

perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi puerperium 8%,

partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetrik 5%, emboli 3%, dan lain-lain

11% (SKRT, 2001).

Kematian ibu juga diakibatkan beberapa faktor resiko, diantaranya usia ibu

hamil terlalu muda (kurang dari 20 tahun) ataupun terlalu tua (lebih dari 35

tahun), terlambat dalam pemeriksaan kehamilan, terlambat dalam memperoleh

pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan, dan terlambat sampai di fasilitas

kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi. Salah satu upaya

pencegahannya adalah melakukan persalinan yang ditolong oleh tenaga

kesehatan di fasilitas kesehatan. (Kemenkes, 2011)

Menurut hasil Riskesdas 2010, persalinan yang dilakukan oleh tenaga

kesehatan di fasilitas kesehatan baru mencapai 55,4%. Kelompok ibu yang

melakukan persalinan di rumah yang dibantu oleh bidan sebanyak 51,9%

sedangkan sebanyak 40,2% ibu masih menggunakan jasa dukun..

5/16/2018 Bab 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-55ab56e45bcb3 4/5

 

  4

Pelaksanaan Jampersal yang relatif masih baru tentunya memicu kontroversi

dari berbagai pihak. Jampersal masih dianggap kurang efektif dalam

menyelesaikan masalah karena masalah di satu daerah dengan daerah lainnya

berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh distribusi penduduk dan juga sosial budaya

di setiap wilayah yang berbeda. Permasalahan yang muncul dapat dari segi

ketersediaan fasilitas kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan, keterjangkauan

untuk memperoleh pelayanan kesehatan, serta kualitas dari jampersal itu

sendiri.

Di Sumatera Utara, Jampersal belum sepenuhnya didukung oleh Badan

Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang seharusnya

bertanggung jawab dalam pelaksanaan   jampersal. Data ini menunjukan

kurangnya koordinasi antar instasi terkait dalam pelaksanaan Jampersal.

Dalam fokus pelaksanaan Jampersal, terdapat dua titik tekan yang belum

dikerjakan secara maksimal. Penekanan tersebut antara lain kerja sama lintas

sektoral dan penerapan prinsip availibilitas, aksesibilitas, akseptabilitas, dan

kualitas dalam menganalisa permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan

Jampersal di setiap wilayah. Dengan melaksanakan kedua hal tersebut,

diharapkan dapat menyelesaikan masalah pelayanan kesehatan serta

menurunkan angka kematian ibu di Indonesia

B. Rumusan Masalah

Pemerintah telah memberlakukan kebijakan Jampersal untuk mengurangi

angka kematian ibu di Indonesia sejak Maret 2011. Namun pada

pelaksanaannya ditemukan berbagai macam kendala seperti yang telah

5/16/2018 Bab 1 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bab-1-55ab56e45bcb3 5/5

 

  5

diuraikan diatas. Berdasarkan hal tersebut maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut : ”Bagaimanakah pelaksanaan Jampersal yang ideal untuk 

mengurangi angka kematian ibu di Indonesia demi mencapai target MDGs

2015 ?” 

C. Tujuan Penulisan

Tujuan umum

Mengetahui peranan kerja sama lintas sektoral, prinsip availibilitas,

aksesibilitas, akseptabilitas, dan kualitas pada pelaksanaan kebijakan

 jaminan persalinan dalam upaya mengurangi angka kematian ibu di

Indonesia.

Tujuan khusus

1.  Mengetahui institusi-institusi yang berperan dalam pelaksanaan

Jampersal

2.  Mengetahui prinsip availibilitas, aksesibilitas, akseptabilitas, dan

kualitas

3.  Mengetahui ruang lingkup kebijakan jampersal

4.  Mengetahui sumber dan alokasi dana pelaksanaan kebijakan jampersal

5.  Mengetahui tentang angka kematian ibu melahirkan dan penyebabnya

D. Manfaat Penulisan

1.  Bagi penulis dapat mengembangkan ide kreativitas dalam menulis

karya ilmiah dan menambah pengetahuan kebijakan jampersal.

2.  Bagi pembaca dapat mengetahui gambaran pelaksanaan kebijakan

 jampersal.

3.  Bagi pemerintah dapat menjadi perhatian dalam rangka mewujudkan

MDGs pada tahun 2015.