bab 1

8

Click here to load reader

Upload: girlslock

Post on 30-Jun-2015

169 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Jember memiliki visi

“Terwujudnya Fakultas yang berkualitas dan profesional”. Visi tersebut diwujudkan

ke dalam misi FKM, yaitu: 1). Menyelenggarakan Tri Dharma Perguruan Tinggi

(pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat); 2). Menata dan

mengembangkan manajemen kelembagaan; dan 3). Membina dan mengembangkan

jaringan kerjasama dengan lembaga terkait. Tujuan Program Pendidikan FKM adalah

menghasilkan lulusan yaitu Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM) dengan

kualifikasi: 1). Mampu berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik; 2). Memiliki

kreativitas tinggi; 3). Mampu dan mandiri dalam kegiatan pemecahan masalah

kesehatan masyarakat secara terpadu dan multidisipliner; dan 4). Mempunyai etika

yang positif.

Salah satu kurikulum program pendidikan FKM adalah PKL (magang). PKL

bagi mahasiswa yang akan lulus adalah untuk memberi bekal tambahan keterampilan

bekerja sebelum mahasiswa dilepas untuk bekerja sendiri. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Jember melaksanakan PKL dengan harapan para lulusan

mempunyai kemampuan yang bersifat akademik profesional dan lapangan kerja yang

bisa dimasuki lulusan lebih bervariasi.

Pengertian PKL menurut Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember

adalah kegiatan mandiri mahasiswa untuk memperoleh pengalaman, keterampilan

kerja, penyesuaian sikap dan rasa di dunia kerja nyata dan penghayatan pengetahuan

yang telah didapat di kampus perguruan tinggi dengan metode observasi dan

partisipasi. PKL dilaksanakan pada berbagai tempat kerja yang diharapkan

pelaksanaan beban kerjanya sesuai dengan minat studi yang sebelumnya telah

dipelajari secara komprehensif (FKM, 2010). Salah satu tempat PKL yang sesuai

dengan minat studi mahasiswa FKM yaitu RSD dr. Soebandi Jember yang

1

Page 2: BAB 1

2

merupakan Rumah Sakit Tipe B Pendidikan yang dijadikan tempat rujukan

pelayanan kesehatan bagi Kabupaten di sekitar Jember, yaitu: Banyuwangi,

Bondowoso, Situbondo dan Lumajang. Selain itu RSD dr. Soebandi juga digunakan

sebagai tempat praktek bagi mahasiswa kedokteran dan mahasiswa kesehatan

lainnya.

Tabel 1.1 Data 10 Besar Penyakit Rawat Jalan RSD dr. Soebandi Jember Tahun 2009

NO. JENIS PENYAKIT JUMLAH1. Hipertensi esensial (primer) 57752. Diabetes militus YTT 45933. Otitis externa, unspesific 33644. Abscess, furuncle dan carbuncle, unspesific 30265. Otitis media, unspesific 27096. Dermatitis, unspesific 26367. Alergi kontak dermatitis, unspesific cause 26278. Necrosis of pulp 26069. Penyakit jantung lainnya 238810. Tuberculosis (TB) paru BTA (+) dengan/bukan biakan TB 2039

Jumlah Diagnosis Setahun 84942

Sumber: RSD dr. Soebandi Jember Tahun 2009

Tabel 1.1 menggambarkan trend 10 penyakit tertingi di RSD dr. Soebandi

Jember tahun 2009 khususnya pada pelayanan rawat jalan, dimana ranking pertama

penyakit tertinggi diduduki oleh hipertensi. Jumlah pasien yang menderita hipertensi

yang berobat di RSD dr. Soebandi Jember pada periode 2009 cukup tinggi, yaitu

mencapai angka 5775 pasien. Bila kita asumsikan bahwa satu tahun berjumlah 365

hari, maka dapat diambil rata-rata terdapat 15-16 pasien hipertensi yang berobat ke

RSD dr. Soebandi Jember per harinya. Angka ini cukup untuk memberikan

peringatan bagi kita semua agar kita lebih ekstra lagi untuk menjaga kesehatan tubuh

kita khususnya masalah hipertensi agar kita tidak masuk ke dalam daftar penderita

hipertensi juga.

Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi

gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti strok untuk otak, penyakit

jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini

telah menjadi masalah utama dalam kesehatan mesyarakat yang ada di Indonesia

Page 3: BAB 1

3

maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Diperkirakan sekitar 80% kenaikan

kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta

kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025.

Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan

penduduk saat ini (Armilawaty, 2007).

Angka-angka prevalensi hipertensi di Indonesia telah banyak dikumpulkan dan

menunjukkan di daerah pedesaan  masih banyak penderita yang belum terjangkau

oleh pelayanan  kesehatan. Baik dari segi case-finding maupun penatalaksanaan

pengobatannya jangkauan masih sangat terbatas dan sebagian  besar penderita

hipertensi tidak mempunyai keluhan. Prevalensi terbanyak berkisar antara 6 sampai

dengan 15% tetapi angka-angka ekstrim rendah seperti di Ungaran, Jawa  Tengah

1,8%; Lembah Balim Pegunungan Jaya Wijaya, Irian  Jaya 0,6%; dan Talang

Sumatera Barat 17,8%. Nyata di sini, dua angka yang dilaporkan oleh kelompok

yang sama pada 2 daerah pedesaan di Sumatera Barat menunjukkan angka yang

tinggi. Oleh sebab itu perlu diteliti lebih lanjut, demikian juga angka yang relatif

sangat rendah. Survey penyakit jantung pada usia lanjut yang dilaksanakan Boedhi

Darmojo, menemukan prevalensi hipertensi tanpa atau dengan tanda penyakit

jantung hipertensi sebesar  33,3% (81 orang dari 243 orang tua 50 tahun ke atas).

Wanita mempunyai prevalensi lebih tinggi dari pada pria (p=0,05). Dari kasus-kasus

tadi, ternyata 68,4% termasuk hipertensi ringan (diastolik 95-104 mmHg), 28,1%

hipertensi sedang (diastolik 105-129 mmHg) dan hanya 3,5% dengan hipertensi berat

(diastolik sama atau lebih besar dari 130 mmHg). Hipertensi pada penderita penyakit

jantung iskemik ialah 16,1%, suatu persentase yang rendah bila dibandingkan dengan

prevalensi seluruh populasi (33,3%), jadi merupakan faktor risiko yang kurang

penting. Juga kenaikan prevalensi dengan naiknya umur tidak dijumpai. Oleh karena

itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu memperhatikan

tindakan  mendidik untuk mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi,

kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat

Page 4: BAB 1

4

lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas

memerlukan tindakan atau program pencegahan yang terarah. Tujuan program

penanggulangan penyakit kardiovaskuler adalah mencegah peningkatan jumlah

penderita risiko penyakit kardiovaskuler dalam masyarakat dengan menghindari

faktor penyebab seperti hipertensi, diabetes, hiperlipidemia, merokok, stres dan lain-

lain (Armilawaty, 2007).

Dari kelompok penyakit kardiovaskuler, hipertensi paling banyak ditemui.

Sekitar 10-15% orang dewasa menderita kelainan ini. Penting sekali untuk dokter

mencoba mengenali dan mengobati penderita-penderita hipertensi pada masyarakat

(Tagor, 1996). Di negara industri hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan

utama. Di Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu

diperhatikan oleh dokter yang bekerja pada pelayanan kesehatan primer karena angka

prevalensinya yang tinggi dan akibat jangka panjang yang ditimbulkannya (Susalit,

2001). Maka dari itu perlu adanya studi deskriptif mengenai penyakit hipertensi agar

dapat mengetahui dan mengantisipasi gejala penyakit ini lebih dini pada masyarakat.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Secara umum PKL mempunyai tujuan untuk mengembangkan wawasan,

supaya memperoleh pengalaman di dunia kerja dalam rangka memperkaya

pengetahuan, sikap dan keterampilan bidang ilmu kesehatan masyarakat, serta

melatih kemampuan bekerja sama dengan orang lain dalam satu tim, belajar sambil

bekerja sehingga diperoleh manfaat bersama baik bagi peserta PKL maupun instansi

tempat PKL.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran umum RSD dr. Soebandi Jember;

2. Mendeskripsikan pola penyakit hipertensi berdasarkan variabel orang,

tempat dan waktu;

Page 5: BAB 1

5

3. Mampu menyusun dan merumuskan alternatif pemecahan masalah

kesehatan masyarakat di tempat PKL dengan menggunakan pendekatan 4

model pencegahan (primordial, primer, sekunder, tersier).

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi peserta magang

1. Membentuk profesionalisme mahasiswa supaya siap menghadapi dunia

kerja nantinya;

2. Menambah pengetahuan, keterampilan dan kemampuan dalam menganalisis

dan memecahkan suatu masalah kesehatan masyarakat;

3. Merupakan sarana pelatihan dan penerapan teori yang telah didapatkan

selama perkuliahan dengan praktek di lapangan.

1.3.2 Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Diharapkan laporan magang ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi

dalam kajian di bidang Epidemiologi.

1.3.3 Bagi Instansi

1. Diharapkan laporan magang ini dapat berguna bagi RSD dr. Soebandi

Jember dalam upaya penanganan masalah kesehatan yang ada di

masyarakat;

2. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak Rumah Sakit dalam rangka

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat.