bab 1
DESCRIPTION
sdkjTRANSCRIPT
![Page 1: bab 1](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/54525cc2b1af9f64028b4783/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
A. Latar Belakang
Fisika merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang terkenal sebagai momok
pelajaran sulit baik di tingkat SMP maupun SMA. Keluhan mengenai kesulitan dalam belajar
fisika adalah hal yang biasa dilontarkan para siswa, bahkan orang awampun mempunyai
anggapan bahwa fisika adalah pelajaran sulit. Pelajaran fisika masih dianggap sulit
dikarenakan salah satunya banyaknya rumus yang harus dihafal serta banyaknya materi di
dalam fisika yang bersifat abstrak sehingga banyak siswa yang kesulitan untuk
memahaminya. Akibat dari momok tersebut sikap siswa terhadap pelajaran fisika akan
berdampak pada rendahnya minat siswa untuk mempelajari fisika, maka dipastikan hasil
belajar yang didapat akan rendah. Adanya semacam ketakutan pada diri siswa yang
menganggap fisika sebagai momok, hal ini sangat memprihatinkan. Bagaimana mungkin para
siswa akan berprestasi secara optimal jika secara psikis para siswa telah mengalami ketakutan
terhadap pelajaran tersebut.
Dalam mempelajari fisika dituntut untuk dapat berpikir aktif, kreatif dan kritis serta
berlatih secara tekun dan teliti. Jika ilmu fisika tidak penting, kita bisa menghilangkannya
dari kurikulum pendidikan. Namun dalam kenyataannya ilmu fisika sangat penting dalam
kehidupan manusia. Fisika diakui sebagai dasar ilmu pengetahuan yang melahirkan inovasi
teknologi. Oleh karena itu, perlu adanya solusi agar fisika tidak lagi membosankan dan
mengerikan tetapi menjadi pembelajaran fisika asyik yang tidak terfokus pada penghafalan
rumus-rumus saja yaitu salah satunya dengan melahirkan inovasi pembelajaran yang dapat
memvisualisasikan materi pembelajaran fisika menjadi lebih konkret dan mampu
mengembangkan kemandirian siswa.
pemuaian merupakan materi fisika SMP kelas VII, dimana definisi Pemuaian panas
adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah panjang, lebar, luas, atau
berubah volumenya karena terkena panas ( wikipedia). Pada materi pemuaian banyak materi
yang bersifat abstrak, misalnya pertambahan panjang yang sulit untuk diukur secara kasat
mata kecuali dengan menggunakan alat bantu. Berdasarkan wawancara kepada sejumlah
siswa , selama ini pembelajaran konsep pemuaian masih konvensional, misalnya pemuaian
zat padat yang memerlukan animasi gerak hanya disampaikan lewat sepenggal gambar statis
sehingga membuat keabstrakan siswa. Keabstrakan tersebut membuat kejenuhan siswa dalam
![Page 2: bab 1](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/54525cc2b1af9f64028b4783/html5/thumbnails/2.jpg)
belajar fisika sehingga menyebabkan pelajaran fisika membosankan. Tetapi dengan
menggunakan bantuan E-Modul media pembelajaran, siswa akan merasa tertarik sehingga
siswa mampu mengembangkan kemampuan kemandiriannya.
Model pembelajaran Quantum berasal dari upaya Dr.Georgi Lozanov seorang
pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen tentang suggestology. Suggestology
yaitu kekuatan sugesti yang dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar. Dalam pembelajaran
Quantum suasana belajar diubah menjadi lebih meriah, dengan segala nuansanya, serta
menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.
Pembelajaran Quantum berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas.
Pembelajaran Quantum sukses diterapkan di Super Camp, lembaga kursus yang
dibangun De porter. Dilakukan sebuah penelitian untuk disertasi doktoral pada tahun 1991,
yang melibatkan sekitar 6.042 responden. Super Camp berhasil mendongkrak potensi psikis
siswa yaitu peningkatan motivasi 68%, nilai belajar 73%, meningkatkan keyakinan diri 81%,
meningkatkan harga diri 84%, dan melanjutkan penggunaan keterampilan 98%.
Quantum Teaching merupakan salah satu model yang tampaknya lebih tepat
digunakan dalam pembelajaran sains. Jelasnya, kata Quantum sendiri berarti interaksi yang
mengubah energi menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar
yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan
belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang model pembelajaran Quantum dengan judul “EFEKTIVITAS MODEL
PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING MENGGUNAKAN E-MODUL FISIKA
TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA
MATERI PEMUAIAN SMP NEGERI 1 UNGARAN TAHUN AJARAN 2012/2013”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Apakah model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan
penguasaan konsep dan berpikir kritis siswa SMP?” Untuk lebih terarahnya penelitian ini,
maka rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah efektivitas penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dalam materi
Pemuaian?
![Page 3: bab 1](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/54525cc2b1af9f64028b4783/html5/thumbnails/3.jpg)
2. Bagaimanakah peningkatan penguasaan konsep dan berpikir kritis siswa pada materi
pemuaian dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching?
3. Bagaimanakah pencapaian penguasaan konsep untuk tiap aspek taksonomi Bloom (C1, C2,
dan C3)?
C. Batasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka dilakukan
pembatasan masalah sebagai berikut: Peningkatan penguasaan konsep dan berpikir kritis
yang dimaksud adalah peningkatan pada tiap aspek kemampuan kognitif berdasarkan
taksonomi Bloom (Munaf, 2001 : 68) yang meliputi aspek pengetahuan (C1), pemahaman
(C2), dan penerapan (C3) yaitu perubahan positif yang ditandai dengan adanya kenaikan skor.
Peningkatan dibatasi hanya untuk selisih skor pretest dan posttest yang diperoleh sampel
penelitian.
D. Tujuan penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah disebutkan dalam latar belakang masalah,
maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran Quantum Teaching materi
Pemuaian.
b. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan berpikir kritis siswa dengan
menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching.
c. Untuk mengetahui pencapaian pencapaian konsep tiap aspek dalam taksonomi Bloom (C1,
C2, dan C3).
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebagian solusi dalam masalah
pembelajaran, yakni sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran
Fisika dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching, sedangkan Bagi siswa
mereka termotivasi untuk belajar Fisika.
F. Sistematika Penelitian
![Page 4: bab 1](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082402/54525cc2b1af9f64028b4783/html5/thumbnails/4.jpg)