bab 1

6
BAB I A. Latar Belakang Fisika merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang terkenal sebagai momok pelajaran sulit baik di tingkat SMP maupun SMA. Keluhan mengenai kesulitan dalam belajar fisika adalah hal yang biasa dilontarkan para siswa, bahkan orang awampun mempunyai anggapan bahwa fisika adalah pelajaran sulit. Pelajaran fisika masih dianggap sulit dikarenakan salah satunya banyaknya rumus yang harus dihafal serta banyaknya materi di dalam fisika yang bersifat abstrak sehingga banyak siswa yang kesulitan untuk memahaminya. Akibat dari momok tersebut sikap siswa terhadap pelajaran fisika akan berdampak pada rendahnya minat siswa untuk mempelajari fisika, maka dipastikan hasil belajar yang didapat akan rendah. Adanya semacam ketakutan pada diri siswa yang menganggap fisika sebagai momok, hal ini sangat memprihatinkan. Bagaimana mungkin para siswa akan berprestasi secara optimal jika secara psikis para siswa telah mengalami ketakutan terhadap pelajaran tersebut. Dalam mempelajari fisika dituntut untuk dapat berpikir aktif, kreatif dan kritis serta berlatih secara tekun dan teliti. Jika ilmu fisika tidak penting, kita bisa menghilangkannya dari kurikulum pendidikan. Namun dalam kenyataannya ilmu fisika sangat penting dalam kehidupan manusia. Fisika diakui sebagai dasar ilmu pengetahuan yang melahirkan inovasi teknologi. Oleh karena itu, perlu adanya

Upload: bangun-julianto

Post on 30-Oct-2014

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

sdkj

TRANSCRIPT

Page 1: bab 1

BAB I

A. Latar Belakang

Fisika merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang terkenal sebagai momok

pelajaran sulit baik di tingkat SMP maupun SMA. Keluhan mengenai kesulitan dalam belajar

fisika adalah hal yang biasa dilontarkan para siswa, bahkan orang awampun mempunyai

anggapan bahwa fisika adalah pelajaran sulit. Pelajaran fisika masih dianggap sulit

dikarenakan salah satunya banyaknya rumus yang harus dihafal serta banyaknya materi di

dalam fisika yang bersifat abstrak sehingga banyak siswa yang kesulitan untuk

memahaminya. Akibat dari momok tersebut sikap siswa terhadap pelajaran fisika akan

berdampak pada rendahnya minat siswa untuk mempelajari fisika, maka dipastikan hasil

belajar yang didapat akan rendah. Adanya semacam ketakutan pada diri siswa yang

menganggap fisika sebagai momok, hal ini sangat memprihatinkan. Bagaimana mungkin para

siswa akan berprestasi secara optimal jika secara psikis para siswa telah mengalami ketakutan

terhadap pelajaran tersebut.

Dalam mempelajari fisika dituntut untuk dapat berpikir aktif, kreatif dan kritis serta

berlatih secara tekun dan teliti. Jika ilmu fisika tidak penting, kita bisa menghilangkannya

dari kurikulum pendidikan. Namun dalam kenyataannya ilmu fisika sangat penting dalam

kehidupan manusia. Fisika diakui sebagai dasar ilmu pengetahuan yang melahirkan inovasi

teknologi. Oleh karena itu, perlu adanya solusi agar fisika tidak lagi membosankan dan

mengerikan tetapi menjadi pembelajaran fisika asyik yang tidak terfokus pada penghafalan

rumus-rumus saja yaitu salah satunya dengan melahirkan inovasi pembelajaran yang dapat

memvisualisasikan materi pembelajaran fisika menjadi lebih konkret dan mampu

mengembangkan kemandirian siswa.

pemuaian merupakan materi fisika SMP kelas VII, dimana definisi Pemuaian panas

adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah panjang, lebar, luas, atau

berubah volumenya karena terkena panas ( wikipedia). Pada materi pemuaian banyak materi

yang bersifat abstrak, misalnya pertambahan panjang yang sulit untuk diukur secara kasat

mata kecuali dengan menggunakan alat bantu. Berdasarkan wawancara kepada sejumlah

siswa , selama ini pembelajaran konsep pemuaian masih konvensional, misalnya pemuaian

zat padat yang memerlukan animasi gerak hanya disampaikan lewat sepenggal gambar statis

sehingga membuat keabstrakan siswa. Keabstrakan tersebut membuat kejenuhan siswa dalam

Page 2: bab 1

belajar fisika sehingga menyebabkan pelajaran fisika membosankan. Tetapi dengan

menggunakan bantuan E-Modul media pembelajaran, siswa akan merasa tertarik sehingga

siswa mampu mengembangkan kemampuan kemandiriannya.

Model pembelajaran Quantum berasal dari upaya Dr.Georgi Lozanov seorang

pendidik berkebangsaan Bulgaria yang bereksperimen tentang suggestology. Suggestology

yaitu kekuatan sugesti yang dapat dan pasti mempengaruhi hasil belajar. Dalam pembelajaran

Quantum suasana belajar diubah menjadi lebih meriah, dengan segala nuansanya, serta

menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar.

Pembelajaran Quantum berfokus pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas.

Pembelajaran Quantum sukses diterapkan di Super Camp, lembaga kursus yang

dibangun De porter. Dilakukan sebuah penelitian untuk disertasi doktoral pada tahun 1991,

yang melibatkan sekitar 6.042 responden. Super Camp berhasil mendongkrak potensi psikis

siswa yaitu peningkatan motivasi 68%, nilai belajar 73%, meningkatkan keyakinan diri 81%,

meningkatkan harga diri 84%, dan melanjutkan penggunaan keterampilan 98%.

Quantum Teaching merupakan salah satu model yang tampaknya lebih tepat

digunakan dalam pembelajaran sains. Jelasnya, kata Quantum sendiri berarti interaksi yang

mengubah energi menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar

yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan

belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang model pembelajaran Quantum dengan judul “EFEKTIVITAS MODEL

PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING MENGGUNAKAN E-MODUL FISIKA

TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA

MATERI PEMUAIAN SMP NEGERI 1 UNGARAN TAHUN AJARAN 2012/2013”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan

penguasaan konsep dan berpikir kritis siswa SMP?” Untuk lebih terarahnya penelitian ini,

maka rumusan masalah di atas dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah efektivitas penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dalam materi

Pemuaian?

Page 3: bab 1

2. Bagaimanakah peningkatan penguasaan konsep dan berpikir kritis siswa pada materi

pemuaian dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching?

3. Bagaimanakah pencapaian penguasaan konsep untuk tiap aspek taksonomi Bloom (C1, C2,

dan C3)?

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka dilakukan

pembatasan masalah sebagai berikut: Peningkatan penguasaan konsep dan berpikir kritis

yang dimaksud adalah peningkatan pada tiap aspek kemampuan kognitif berdasarkan

taksonomi Bloom (Munaf, 2001 : 68) yang meliputi aspek pengetahuan (C1), pemahaman

(C2), dan penerapan (C3) yaitu perubahan positif yang ditandai dengan adanya kenaikan skor.

Peningkatan dibatasi hanya untuk selisih skor pretest dan posttest yang diperoleh sampel

penelitian.

D. Tujuan penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah disebutkan dalam latar belakang masalah,

maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui efektivitas penerapan model pembelajaran Quantum Teaching materi

Pemuaian.

b. Untuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep dan berpikir kritis siswa dengan

menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching.

c. Untuk mengetahui pencapaian pencapaian konsep tiap aspek dalam taksonomi Bloom (C1,

C2, dan C3).

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sebagian solusi dalam masalah

pembelajaran, yakni sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran

Fisika dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching, sedangkan Bagi siswa

mereka termotivasi untuk belajar Fisika.

F. Sistematika Penelitian

Page 4: bab 1