bab 1-3 mp zulfi sgd 4

Upload: zulfy-fawziana-risqi

Post on 18-Oct-2015

143 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISA MOTIVASI PASIEN TERHADAP PENGGUNAAN GIGI TIRUAN LEPASAN PADA USIA LANJUT DI DESA KACANGAN, KECAMATAN TODANAN, KABUPATEN BLORABAB 1 PENDAHULUANA. Latar BelakangKehilangan gigi pada usia lanjut disebabkan oleh proses penuaan yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi, baik yang disebabkan secara fisiologis maupun dan patologis yang kadangkala sulit dibedakan. Proses menua pada daerah orofacial merupakan bagian dari proses menua pada lansia yang mempengaruhi sistem mastikasi (Nurlitasari, 2012).Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia Bab I Pasal 1 ayat 2 menyebutkan, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Pasal tersebut juga menerangkan bahwa lanjut usia dibagi menjadi 2, yaitu lanjut usia potensial (ayat 3) dan lanjut usia tidak potensial (ayat 4). Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan atau jasa. Sedangkan lanjut usia tidak potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya untuk mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.Perkembangan lansia yang sangat pesat merupakan fenomena global yang menimbulkan tantangan dalam meningkatkan kesehatatan fisik maupun mental termasuk penggunaan atas gigi tiruan sebagian lepasan sebagai dampak kehilangan gigi secara fisiologis maupun patologis. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Glaxo Smith Kline (GSK) terungkap 14% masyarakat Indonesia adalah pengguna gigi tiruan, dengan usia 15 tahun ke atas. Sementara 54% pengguna gigi tiruan berusia 65 tahun ke atas. Hal inilah yang menjadi dasar keputusan penggunaan gigi tiruan pada pasien yang mengalami kehilangan gigi.Kehilangan gigi inilah yang mendasari seseorang dalam menggunakan gigi tiruan, disini faktor motivasi memegang peranan yang sangat besar. Sebelum seseorang memutuskan menggunakan gigi tiruan,sudah pasti setiap individu memiliki motivasi tertentu yang menjadi alasan dalam penggunaan gigi tiruan dan masing-masing individu tentunya memiliki harapan-harapan yang hendak dicapai setelah penggunaan gigi tiruan (Nira,2011).Menurut Prayitno harapan yang hendak dicapai setelah penggunaan gigi tiruan adalah : peningkatan fungsi bicara / fonetik , perbaikan dan peningkatan fungsi pengunyahan, pelestarian jaringan mulut yang masih tinggal, pencegahan migrasi gigi, peningkatan distribusi beban kunyah, manfaat psikologik, pemulihan fungsi estetik geligi.Untuk itulah banyak pasien memilih menggunakan gigi tiruan.Menurut Rahmawan gigitiruan adalah bagian prostodonsia yang menggantikan satu atau beberapagigi yang hilang atau seluruh gigi asli yang hilang dengan gigi tiruan dan didukung oleh gigi, mukosa ataukombinasi gigi-mukosa ada yang dapat dan ada yang tidak dapat dipasang dan dilepas oleh pasien.. Terdapat dua macam gigi-tiruan, yaitu gigi-tiruan cekat dan gigi-tiruan lepasan (Combe, 1992; Craig dkk, 2004).B. Rumusan MasalahDari uraian pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan bahwa yang menjadi pokok permasalah dalam penulisan adalah :1. Bagaimana motivasi pasien terhadap penggunaan gigi tiruan ?C. Tujuan Penelitian1. Tujuan Umuma. Menganalisa apakah motivasi yang berperan dalam penggunaan gigi tiruan.2. Tujuan Khususa. Untuk mengetahui analisa motivasi intrinsik pasien terhadap penggunaan gigi tiruan.b. Untuk mengetahui analisa motivasi pasien masyarakat terhadap penggunaan gigi tiruan.D. Manfaat Penelitian1. Manfaat Teoritisa. Hasil penelitian diharapkan dapat menambah pengetahuan di bidang kesehatan gigi dan mulut tentang pengaruh motivasi terhadap penggunaan gigi tiruan.2.Manfaat Praktisa. Menambah pengetahuan dan pengembangan wawasan tentang pengaruh motivasi terhadap penggunaan gigi tiruan.b. Dapat memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan di kedokteran gigi tentang pengaruh motivasi terhadap penggunaan gigi tiruan.

BAB 2TINJAUAN PUSTAKAB. Tinjauan Pustaka1. Motivasi a. Pengertian MotivasiMotif berasal dari bahasa latin yaitu movere yang artinya bergerak. Motif yang diistilahkan needs adalah dorongan yang sudah terikat pada suatu tujuan (Ahmadi,1999). Perilaku manusia senantiasa dilatar belakangi motif dan motivasi. Beragamnya motif dan motivasi mewarnai kehidupan manusia, misalnya makan karena lapar, ingin mendapat kasih sayang, ingin diterima lingkungan dan sebagainya (Ahmadi, 1998). Ahmadi (1998) menjelaskan lebih lanjut, bahwa motivasi adalah suatu kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak atau berbuat.Motivasi menurut Winkel (1997) adalah sebagai daya penggerak dari dalam diri individu dengan maksud mencapai kegiatan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu.Chaplin (1999) mendefinisikan motivasi sebagai variabel penyelang yang digunakan untuk menimbulkan faktor-faktor tertentu di dalam organisme, yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju suatu sasaran.Murray (dalam Chaplin, 1999) juga mengemukakan pendapatnya sendiri mengenai motivasi. Ia menyebutkan motivasi sebagai motif untuk mengatasi rintangan-rintangan atau berusaha melaksanakan sebaik dan secepat mungkin pekerjaan-pekerjaan yang sulit.Walgito (2002) menyatakan motivasi merupakan kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak atau berbuat dan dorongan ini biasanya tertuju pada suatu tujuan tertentu.Suryabrata (2000) menyatakan motivasi suatu keadaan dalam diri individu yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.McClelland (1987) mendefinisikan motivasi sebagai suatu kebutuhan yang bersifat sosial, kebutuhan yang muncul akibat pengaruh eksternal. Ia kemudian membagi kebutuhan tersebut menjadi tiga, yaitu : Kebutuhan Berkuasa (Need for Power), Kebutuhan Berprestasi (Need for Achievement), Kebutuhan Berteman (Need for Affiliation).b. Unsur-unsur dalam MotivasiMenurut Sardiman (2007) motivasi mengandung tiga unsur penting, yaitu :1) Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem neurophysiological yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia, penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.2) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa feeling, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan perubahan tingkah laku manusia.3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam dari diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang / terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan yang akan dicapai oleh orang tersebut.c. Komponen Motivasi Menurut Taufik (2007), motivasi mengandung tiga komponen pokok di dalamnya, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia.1) Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu, memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingatan respons-respons efektif, dan kecenderungan mendapatkan kesenangan.2) Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian seseorang menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku seorang individu diarahkan terhadap sesuatu.3) Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan (reinforce) intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.

d. Jenis-jenis MotivasiMenurut Djamarah (2002) motivasi terbagi menjadi 2 (dua) jenis yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.1) Motivasi intrinsikYang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi intrinsik datang dari hati sanubari umumnya karena kesadaran,misalnya ibu membawa balita ke posyandu karena ibu tersebut sadar bahwa dengan membawa balita ke posyandu maka balita akan mendapatkan pelayanan kesehatan seperti imunisasi dan pelayanan kesehatan untuk balita lainnya.Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi intrinsik yaitu :(1) Kebutuhan (need)Seseorang melakukan aktivitas (kegiatan) karena adanya faktor-faktor kebutuhan baik biologis maupun psikologis, misalnya motivasi ibu untuk membawa balita ke posyandu untuk imunisasi karena balita akan mendapatkan kekebalan tubuh.(2) Harapan (Expectancy)Seseorang dimotivasi oleh karena keberhasilan dan adanya harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan harga diri meningkat dan menggerakkan seseorang ke arah pencapaian tujuan, misalnya ibu membawa balita ke posyandu untuk imunisasi dengan harapan agar balita tumbuh dengan sehat dan tidak mudah tertular oleh penyakit-penyakit infeksi.(3) MinatMinat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu hal tanpa ada yang menyuruh, misalnya ibu membawa balita ke posyandu tanpa adanya pengaruh dari orang lain tetapi karena adanya minat ingin bertemu dengan teman-teman maupun ingin bertemu dengan tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat).2) Motivasi ekstrinsikMotivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang atau pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu (Djamarah, 2002)Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah :(1) Dorongan keluargaIbu membawa balita ke posyandu bukan kehendak sendiri tetapi karena dorongan dari keluarga seperti suami, orang tua, teman. Misalnya ibu membawa balita ke posyandu karena adanya dorongan (dukungan) dari suami, orang tua ataupun anggota keluarga lainnya. Dukungan dan dorongan dari anggota keluarga semakin menguatkan motivasi ibu untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi balitanya. Dorongan positif yang diperoleh ibu, akan menimbulkan kebiasaan yang baik pula, karena dalam setiap bulannya kegiatan posyandu dilaksanakan ibu akan dengan senang hati membawa balitanya tersebut.(2) LingkunganLingkungan adalah tempat dimana seseorang tinggal. Lingkungan dapat mempengaruhi seseorang sehingga dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang besar dalam memotivasi seseorang dalam merubah tingkah lakunya. Dalam sebuah lingkungan yang hangat dan terbuka, akan menimbulkan rasa kesetiakawanan yang tinggi. Dalam konteks pemanfaatan posyandu, maka orang-orang di sekitar lingkungan ibu akan mengajak, mengingatkan, ataupun memberikan informasi pada ibu tentang pelaksanaan kegiatan posyandu.(3) ImbalanSeseorang dapat termotivasi karena adanya suatu imbalan sehingga orang tersebut ingin melakukan sesuatu, misalnya ibu membawa balita ke posyandu karena ibu akan mendapatkan imbalan seperti mendapatkan makanan tambahan berupa bubur, susu ataupun mendapatkan vitamin A. Imbalan yang positif ini akan semakin memotivasi ibu untuk datang ke posyandu, dengan harapan bahwa anaknya akan menjadi lebih sehat.e. Tujuan MotivasiSecara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan (Taufik,2007). Setiap tindakan motivasi seseorang mempunyai tujuan yang akan dicapai. Makin jelas tujuan yang diharapkan atau akan dicapai, maka semakin jelas pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan didasari oleh yang dimotivasi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi pada seseorang harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, serta kepribadian orang yang akan dimotivasi (Taufik, 2007).f. Fungsi MotivasiMenurut Notoatmodjo (2007), motivasi mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu :1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yang sudah direncanakan sebelumnya.3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Pilihan perbuatan yang sudah ditentukan atau dikerjakan akan memberikan kepercayaan diri yang tinggi karena sudah melakukan proses penyeleksian.

g. Indikator MotivasiIndikator motivasi menurut (Maslow, 2010) :1) Fisiologis : antara lain rasa lapar, haus, perlindungan (pakaian dan perumahan), dan kebutuhan jasmani lainnya.2) Keamanan : antara lain keselamatan dan perlindungan terhadap kerugian fisik dan emosional.3) Sosial : mencakup kasih sayang, rasa memiliki, diterima baik dan persahabatan.4) Penghargaan : mencakup faktor penghormatan diri seperti harga diri, otonomi, dan prestasi; serta faktor penghormatan dari luar seperti status, pengakuan, dan perhatian.5) Aktualisasi diri : dorongan untuk menjadi seseorang/sesuatu ambisinya yang mencakup pertumbuhan, pencapaian potensi, dan pemenuhan kebutuhan diri.

2. Gigi Tiruan Sebagian Lepasana. Definisi Gigi Tiruan Sebagian LepasanGigi tiruan sebagian lepasan adalah salah satu alat yang dapat dilepas yang berfungsi untuk mengembalikan beberapa gigi asli yang hilang dengan dukungan utama jaringan lunak dibawah plat dasar dan dukungan tambahan adalah gigi asli yang masih tertinggal dan terpilih sebagai pilar (Applegate,1959).b. Klasifikasi menurut Applegate-Kennedy1) Kelas I : daerah tak bergigi sama dengan kelas I Kennedy. Keadaan ini sering dijumpai pada rahang bawah dan biasanya telah beberapa tahun kehilangan gigi.2) Kelas II : daerah tak bergigi sama seperti kelas II Kennedy. Kelas ini sering tidak diperhatikan pasien3) Kelas III : keadaan tak bergigi paradental dengan ke dua gigi tetangganya tidak lagi mampu memberi dukungn kepada protesa secara keseluruhan.4) Kelas IV : daerah tak bergigi sama dengan kelas IV Kennedy. Daerah tak bergigi terletak pada bagian anterior dari gigi-gigi yang masih ada dan melewati garis tengah rahang.5) Kelas V : daerah tak bergigi paradental dimana gigi asli anterior tidak dapat dipakai sebagai gigi penahan atau tak mampu menahan daya kunyah. Kasus seperti ini banyak dijumpai pada rahang atas, karena gigi kaninus yang dicabut karena malposisi atau terjadinya kecelakaan.6) Kelas VI : daerah tak bergigi paradental dengan ke dua gigi tetangga asli dapat dipakai sebagai gigi penahan. Kasus seperti ini sering kali merupakan daerah tak bergigi yang terjadi untuk pertama kalinya dalam mulut.c. Fungsi Geligi Tiruan Sebagian Lepasan1) Pemulihan Fungsi Estetik2) Peningkatan Fungsi Bicara3) Perbaikan dan Peningkatan Fungsi Pengunyahan4) Pelestarian Jaringan Mulut yang Masih Tinggal5) Pencegahan Migrasi Gigi6) Peningkatan Distribusi Beban Kunyah (Haryanto,dkk.1991)d. Dampak Pemakaian Gigi Tiruan Sebagian Lepasan1) Peningkatan Akumulasi PlakBanyak hasil penelitian yang mengungkapkan hubungan pemakaian protesa sebagian dengan meningkatnya akumulasi plak dalam segi kualitas, tetapi yang pasti dalam segi kuantitas.2) Trauma LangsungBar lingual yang ditempatkan terlalu dekat kepada tepi gingiva, cengkeram kontinu yang kurang mendapat dukungan gigi, terbenamnya protesa pada gusi, merupaka contoh sering dijumpai.3) Penyaluran KunyahGaya-gaya fungsional disalurkan oleh protesa ke jaringan yang berkontak dan berada di bawahnya.

4) Permukaan Oklusal Pada geligi tiruan sebagian lepasan yang permukaan oklusalnya tidak didesain dengan betul,gerak penutupan rahang mungkin terhalang oleh adanya kontak oklusi prematur (Haryanto,dkk.1991).e. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Perawatan Prosthodontik1) Faktor Psikologik2) Faktor Kesehatan Umum3) Faktor Jenis Kelamin4) Faktor Sosial Ekonomi5) Faktor Kedudukan6) Faktor Keinginan dan Sikap7) Faktor Waktu (Haryanto, dkk. 1991) f. Bagian-bagian Gigi Protesa Sebagian Lepasan1) Penahan (1) Direct Retainer(2) Indirect RetainerCengkeramBagian-bagian cengkeram (1) Badan Cengkeram(2) Lengan Cengkeram(3) Bahu Cengkeram(4) Ujung Lengan(5) Sandaran(6) Konektor Minor

2) Sandaran 3) Konektor (1) Konektor Utama(2) Konektor Minor4) Elemen (Gigi Tiruan)5) Basis Geligi Tiruan6) Penahan Tak Langsung ( Haryanto,dkk.1991).3. Usia Lanjut Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (aging structured population) karena dari tahun ke tahun, jumlah penduduk Indonesia yang berusia 60 tahun ke atas semakin meningkat. Berdasarkan data dari Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Kedeputian I Bidang Kesejahteraan Sosial tahun 2008, jumlah penduduk lanjut usia pada tahun 1990 kurang lebih sebesar 6,29%, selanjutnya pada tahun 2000 sebesar 7,18% dan pada tahun 2006 sebesar 8,9%. Diperkirakan jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia tahun 2010 sebesar 23,9 juta (9,77%) dengan usia harapan hidupnya 67,4 tahun dan pada tahun 2020 diperkirakan sebesar 28,8 juta (11,34%) dengan usia harapan hidup 71,1 tahun (Kompas, 10 Juni 2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia Bab I Pasal 1 ayat 2 menyebutkan, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Pasal tersebut juga menerangkan bahwa lanjut usia dibagi menjadi 2, yaitu lanjut usia potensial (ayat 3) dan lanjut usia tidak potensial (ayat 4). Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan atau jasa. Sedangkan lanjut usia tidak potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya untuk mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Kompas, 10 Juni 2009).Santrock (2002, h.530) mengungkapkan bahwa masa lanjut usia dimulai ketika seseorang mulai memasuki usia 60 tahun. Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Santrock, Hurlock (2001, h.87) juga mengemukakan bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang yang berusia 60 tahun ke atas. Menurut Hurlock, lanjut usia merupakan tahap akhir siklus perkembangan manusia, masa di mana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta dengan penuh kasih sayang.Perkembangan lansia yang sangat pesat merupakan fenomena global yang menimbulkan tantangan dalam meningkatkan kesehatan fisik maupun mental. Seiring dengan proses menua,terjadi perubahan struktur dan fungsi maupun patologis, yang kadangkala sulit dibedakan. Proses menua pada daerah orofacial merupakan bagian dari proses menua pada lansia yang mempengaruhi sistem mastikasi (Nurlitasari,2012).Secara umum, status kesehatan gigi yang buruk pada lansia dapat dilihat dengan tingginya kehilangan gigi, adanya karies gigi, tingginya prevalensi penyakit periodontal, xerostomia, pra kanker/kanker rongga mulut. Kehilangan gigi merupakan kondisi yang sering ditemui pada lansia. Menurut penelitian-penelitian yang telah dilakukan, prevalensi kehilangan gigi pada lansia masih tinggi (Nurlitasari, 2012).Kehilangan gigi pada usia lanjut inilah yang dapat menimbulkan dampak emosional dan fungsional serta dapat mempengaruhi estetika hal inilah yang menjadi dasar motivasi seseorang dalam menggunakan gigi tiruan. Motivasi merupakan faktor yang berperan sangat besar terhadap penggunaan gigi tiruan, motivasi tersebut dapat berasal dari dalam (intrinsik) dan dari luar (ekstrinsik), tentunya setiap orang mempunyai motivasi yang berbeda. Faktor intrinsik biasanya timbul karena kebutuhan, minat, dan harapan masing-masing pengguna gigi tiruan. Dan faktor ekstrinsik biasanya datang dari keluarga, lingkungan serta imbalan yang akan didapat. C. Kerangka Teori

Motivasi

IndikatorFungsiTujuan Jenis-jenisKomponen Unsur-unsur

Ekstrinsik Intrinsik

Usia

Penggunaan Gigi Tiruan Sebagian

D. Motivasi Kerangka Konsep

Pasien dengan EdontolousPenggunaan gigi tiruan sebagian lepasan

E. Hipotesis ada pengaruh hubungan antara motivasi dengan penggunaan gigi tiruan

BAB 3METODE PENELITIANA. Jenis dan Rancangan PenelitianJenis penelitian yang digunakan adalah observasi analitik dengan rancangan cross sectional.B. Variabel dan Definisi Operasional1. Variabela. Variabel Bebas : sebagai variabel bebas dalam penelitian ini adalah motivasib. Variabel Terikat : sebagai variabel terikat dalam penelitian ini adalah gigi tiruan sebagian lepasanc. Variabel Terkendali : adalah variabel yang dapat dikendalikan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel terkendalinya adalah :1) Usiad. Variabel tidak terkendali : adalah variabel yang tidak dapat dikendalikan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel tidak terkendalinya adalah :1) Lamanya pemakaian gigi tiruan2) Jumlah kehilangan gigi3) Tingkat kebersihan dalam menjaga gigi tiruan sebagian lepasan2. Definisi Operasionala. Motivasi adalah suatu kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang menyebabkan organisme itu bertindak atau berbuat.

b. Gigi Tiruan Sebagian Lepasanadalah salah satu alat yang dapat dilepas yang berfungsi untuk mengembalikan beberapa gigi asli yang hilang dengan dukungan utama jaringan lunak dibawah plat dasar dan dukungan tambahan adalah gigi asli yang masih tertinggal dan terpilih sebagai pilar.c. Usia Istilah usia diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang diukur dalamsatuan waktu di pandang dari segi kronologik, individu normal yang memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama (Nuswantari, 1998).d. Lamanya pemakain gigi tiruan sebagian lepasanPemakaian gigitiruan yang terus-menerus dan tidak bersih dapat menimbulkan beberapa reaksi terhadap jaringan yaitu stomatitis hiperplastik, stomatitis angularis, hiperplasia mukosa mulut dan denture stomatitis.e. Jumlah kehilangan gigiKehilangan gigi disebabkan masalah yang kompleks, meliputi faktor-faktor predisposisi, status hormonal, penyakit-penyakit yang dideriita, kebiasaan dalam pemeliharaan rongga mulut, sosio budaya dan terdapatnya sarana perawatan gigi yang terjangkau.f. Tingkat kebersihan dalam menjaga gigi tiruan sebagian lepasanPemeliharaan kebersihan gigitiruan sebagian lepasan secara teratur dan efisien memiliki peranan penting untuk memelihara kesehatan rongga mulut dan keberhasilan perawatan jangka panjang. Kebiasaan pasien memelihara kebersihan gigitiruan sebagian lepasan, frekuensi, waktu, dan cara yang digunakan untuk membersihkan gigitiruan bervariasi pada setiap individu dan masyarakat yang berbeda.3. Skala PengukuranNo.VariabelCara PengukuranSkala Pengukuran

1.Motivasi Intrinsik : 1 Ekstrinsik : 2Ordinal

2.Pengguna Gigi Tiruan Tidak berminat : 0 Cukup berminat : 1 Berminat : 2 Sangat berminat : 3Ordinal

3.Usia 60 - 69 tahun : 0 > 70 tahun : 1Ordinal

4.Jumlah Kehilangan Gigi Sedikit kehilangan gigi : 1 Banyak kehilangan gigi : 2 Seluruh kehilangan gigi di satu rahang : 3Ordinal

5.Lamanya Pemakaian < 6 bulan : 1 6 12 bulan : 2 > 12 bulan : 3Ordinal

6.Tingkat Kebersihan Buruk : 1 Sedang : 2 Baik : 3Ordinal

C. Populasi dan Sampel 1. PopulasiPopulasinya adalah warga di Desa Kacangan, Kecamatan Todanan, Kabupaten Blora berjumlah 50 orang. Dengan batasan sebagai berikut :a. pasien yang memakai gigi tiruan sebagian lepasan2. Sampel Teknik pengambilan sampel adalah consecutive sampling dimana semua subjek yang datang dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.Kriteria inklusi :a. Pasien yang menggunakan gigi tiruan sebagian lepasanKriteria eksklusi :a. Pasien yang menggunakan gigi tiruan cekatD. Instrumen PenelitianInstrumen penelitian menggunakan lembar persetujuan, kuisioner dan pemeriksaan.Instrumen 1. Lembar persetujuan :a. Lembar persetujuan b. Bolpoint2. Kuisioner :a. Lembar kuisionerb. Bolpoint3. Pemeriksaan :a. Kaca mulutb. Sonde c. Bengkokd. Handscoone. Masker E. Cara Penelitian1. Tahap persiapan a. Menyusun perizinan penelitian kepada perangkat setempat2. Tahap pengumpulan sampel penelitian, yang sebelumnya dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu3. Sampel diberikan pengarahan4. Sampel diberikan lembar inform consent5. Disebar lembar kuisioner dan dipandu dalam pengisian lembar kuisioner6. Pengumpulan data hasil kuisioner7. Dilakukan analisa dataF. Waktu dan Tempat Tempat : Di Desa Kacangan, Kecamatan Todanan, Kabupaten BloraWaktu :-

G.Analisa dan Hasil Analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS untuk Windows, sebelumnya dilakukan proses pengolahan data untuk memeriksa kebenaran, kelengkapan pengisian dan kejelasan jawaban yang meliputi: 1. Editing data yaitu penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau kemungkinan ada kuesioner yang belum terisi. 2. Coding data yaitu pemberian kode dan scoring pada tiap jawaban untuk memudahkan proses entry data. 3. Entry data yaitu memasukkan data ke komputer dengan menggunakan program komputer. 4. Cleaning data yaitu pengecekan dan perbaikan terhadap data yang sudah masuk.Analisa data meliputi analisa deskriptif yakni analisa yang bertujuan mendeskripsikan suatu hal dengan mengubah data dalam bentuk yang lebih mudah di pahami dan uji hipotesis dengan Pearson Product Moment. Data yang di peroleh dari koesioner di olah menggunakan program SPSS. Dilakukan uji metode non parametric Chi Square karena menggunakan skala ordinal serta jenis penelitian obesrvasional analitik tidak berpasangan dengan jumlah lebih dari dua kelompok.

DAFTAR PUSTAKABanni,Maslan.Pengaruh Disiplin dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai PT.PLN (Persero) Wilayah Kalimantan Timur Area Samarinda. Samarinda:Fakultas Ekonomi Universitas MulawarmanZulkarnaen,M.Gigi Tiruan Sebagian Lepasan Seksional Sebagai Alternatif Desain Pada Gigi Tiruan sebagian Lepasan.Dwiatmoko,S.dkk.2011.Pengaruh Komunikai Kesehatan Secara Lisan Dan Tulisan Terhadap Pengetahuan,Sikap Dan Kebersihan Gigi Tiruan Para Pemakai Gigi Tiruan Lepasan.Jember:Bagian Prosthodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Jember.Damayanti,Lisda.2009.Respon Jaringan Terhadap Gigi Tiruan Lengkap Pada Pasien Lanjut Usia.Bandung:Bagian Prostodonsia Fakultas kedokteran Gigi Universitas PadjadjaranNurlitasari,Dewi Farida.2012.Faktor Yang Berperan Terhadap Permintaan Gigi Tiruan Pada lansia (Analisis menggunakan alat ukur kebutuhan subjektif dan permintaan gigi tiruan) (Tesis).Jakarta:Fakultas Kedokteran Gigi Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Departemen ProstodonsiaRiset Kesehatan Dasar ( Riskesdas) 2007.Laporan Provinsi Jawa Tengah;Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2008Suryatenggara,Freddy...1991.Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan Jilid 1.Jakarta:Hipokrates