audit kinerja bumn_ekuitas

7
Hubungan Audit Kinerja dengan ekuitas A. Pengertian dan Tujuan Pemeriksaan Kinerja Menurut UU No. 15 tahun 2004 pasal 4 ayat 3, Pemeriksaan Kinerja adalah pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi, aspek efisiensi serta aspek efektivitas. Pengujian terhadap ketentuan perundang-undangan dan pengendalian intern juga perlu dilaksanakan oleh para pemeriksa dalam pelaksanaan pemeriksaan kinerja. Sedangkan terminologi baku yang digunakan oleh para anggota INTOSAI adalah performance audit (audit kinerja). INTOSAI mendefinisikan audit kinerja sebagai suatu pemeriksaan yang independen atas efisiensi dan efektivitas kegiatan, program, dan organisasi pemerintah, dengan memperhatikan aspek ekonomi, dengan tujuan untuk mendorong ke arah perbaikan. Terminologi lain yang dikenal dari audit kinerja adalah value for money audit, yang digunakan di Inggris, Kanada, dan beberapa negara persemakmuran, dan diartikan sebagai suatu proses penilaian atas bukti-bukti yang tersedia untuk menghasilkan suatu pendapat secara luas mengenai bagaimana entitas menggunakan sumber daya secara ekonomis, efektif, dan efisien. B. Konsep Ekonomi, Efisiensi, dan Efektivitas Pada prinsipnya, konsep ekonomi, efisiensi dan efektivitas berhubungan erat dengan pengertian input, output dan outcome. Input adalah sumber daya dalam bentuk dana, SDM, peralatan, dan material yang digunakan untuk menghasilkan ouput. Output adalah barang-barang yang diproduksi, jasa yang diserahkan/diberikan, atau hasil-hasil lain dari proses atas input. Proses adalah kegiatan-kegiatan operasional yang menggunakan input untuk menghasilkan output, sedangkan outcome adalah tujuan atau sasaran yang akan dicapai melalui output. Gambar 1 Hubungan konsep 3E dengan input, output dan outcome SUMBER DAYA EKONOMI Pengertian ekonomi Ekonomi berkaitan dengan perolehan sumber daya yang akan digunakan dalam proses dengan biaya, waktu, tempat, kualitas, dan kuantitas yang benar. Ekonomi berarti meminimalkan biaya perolehan input untuk digunakan dalam proses, dengan tetap menjaga kualitas sejalan dengan prinsip dan praktik administrasi yang sehat dan kebijakan manajemen. Organisasi yang ekonomis memperoleh input pada kualitas dan kuantitas yang tepat, dengan harga INPU T PROSES OUTPUT OUTCOME EFEKTIF EFISIEN EFEKTIFITA

Upload: poenk-ipung

Post on 28-Jun-2015

182 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Audit Kinerja BUMN_Ekuitas

Hubungan Audit Kinerja dengan ekuitas

A. Pengertian dan Tujuan Pemeriksaan KinerjaMenurut UU No. 15 tahun 2004 pasal 4 ayat 3, Pemeriksaan Kinerja adalah

pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang terdiri atas pemeriksaan aspek ekonomi, aspek efisiensi serta aspek efektivitas. Pengujian terhadap ketentuan perundang-undangan dan pengendalian intern juga perlu dilaksanakan oleh para pemeriksa dalam pelaksanaan pemeriksaan kinerja.

Sedangkan terminologi baku yang digunakan oleh para anggota INTOSAI adalah performance audit (audit kinerja). INTOSAI mendefinisikan audit kinerja sebagai suatu pemeriksaan yang independen atas efisiensi dan efektivitas kegiatan, program, dan organisasi pemerintah, dengan memperhatikan aspek ekonomi, dengan tujuan untuk mendorong ke arah perbaikan.

Terminologi lain yang dikenal dari audit kinerja adalah value for money audit, yang digunakan di Inggris, Kanada, dan beberapa negara persemakmuran, dan diartikan sebagai suatu proses penilaian atas bukti-bukti yang tersedia untuk menghasilkan suatu pendapat secara luas mengenai bagaimana entitas menggunakan sumber daya secara ekonomis, efektif, dan efisien.

B. Konsep Ekonomi, Efisiensi, dan EfektivitasPada prinsipnya, konsep ekonomi, efisiensi dan efektivitas berhubungan erat dengan pengertian input, output dan outcome. Input adalah sumber daya dalam bentuk dana, SDM, peralatan, dan material yang digunakan untuk menghasilkan ouput. Output adalah barang-barang yang diproduksi, jasa yang diserahkan/diberikan, atau hasil-hasil lain dari proses atas input. Proses adalah kegiatan-kegiatan operasional yang menggunakan input untuk menghasilkan output, sedangkan outcome adalah tujuan atau sasaran yang akan dicapai melalui output.

Gambar 1Hubungan konsep 3E dengan input, output dan outcome

SUMBERDAYA EKONOMI

Pengertian ekonomiEkonomi berkaitan dengan perolehan sumber daya yang akan digunakan dalam proses dengan biaya, waktu, tempat, kualitas, dan kuantitas yang benar.

Ekonomi berarti meminimalkan biaya perolehan input untuk digunakan dalam proses, dengan tetap menjaga kualitas sejalan dengan prinsip dan praktik administrasi yang sehat dan kebijakan manajemen. Organisasi yang ekonomis memperoleh input pada kualitas dan kuantitas yang tepat, dengan harga termurah. Penekanan untuk aspek ekonomi berhubungan dengan perolehan barang atau jasa sebelum digunakan untuk proses.

Contoh: Barang A dapat dibeli di toko B seharga Rp100.000.000,00, dengan cara pembayaran, kualitas, dan layanan purnajual yang sama, Barang A dapat dibeli di toko C seharga Rp90.000.000,00. Jika entitas membeli di toko B, maka dikatakan entitas tersebut telah melakukan pemborosan atau ketidakekonomisan sebesar Rp10.000.000,00 Langkah-langkah dalam pengukuran ekonomi adalah sebagai berikut:(1) Identifikasi input yang diperoleh;(2) Identifikasi biaya dan waktu/pengorbanan untuk mendapatkan input;(3) Penentuan kriteria;

INPUT

PROSES

OUTPUT

OUTCOME

EFEKTIF EFISIENS EFEKTIFITAS

Page 2: Audit Kinerja BUMN_Ekuitas

(4) Pembandingan data yang diperoleh pada langkah (2) dengan kriteria yang telah dibuat pada langkah (3); dan(5) Interpretasi hasilnya.

Langkah-langkah pengukuran ekonomiPemeriksaan atas aspek ekonomi meliputi faktor-faktor, apakah:(1) barang dan jasa untuk kepentingan program, aktivitas, fungsi dan kegiatan telah diperoleh dengan harga lebih murah dibandingkan dengan barang jasa yang sama.(2) barang dan jasa telah diperoleh dengan kualitas yang lebih bagus dibandingkan dengan jenis barang/jasa serupa dengan harga yang sama.

Pegertian efisiensi Efisiensi merupakan hubungan yang optimal antara input dan output. Suatu entitas dikatakan efisien apabila mampu menghasilkan output maksimal dengan jumlah input tertentu atau mampu menghasilkan output tertentu dengan memanfaatkan input minimal.

Untuk menilai efisiensi, pertanyaan-pertanyaan berikut perlu dipertimbangkan dalam melakukan pemeriksaan:(1) Apakah input yang tersedia telah dipakai secara optimal?(2) Apakah output yang sama dapat diperoleh dengan lebih sedikit input?(3) Apakah output yang terbaik dalam ukuran kuantitas dan kualitas dapat diperoleh dari input yang digunakan?Pertanyaan untuk menilai efisiensiTemuan atas efisiensi dapat dirumuskan dengan menggunakan perbandingan antara aktivitas/industri/organisasi yang sejenis, periode lain, standar, dan best practices yang secara tegas telah diadopsi oleh entitas.Contoh: Untuk memproduksi suatu jenis output tertentu dengan jumlah tertentu yang sama terdapat tiga cara:(1) cara 1 membutuhkan lima unit material A dan dua jam kerja sebagai input.(2) cara 2 membutuhkan enam unit material A dan tiga jam kerja sebagai input.(3) cara 3 membutuhkan tujuh unit material A dan empat jam kerja sebagai input.Berdasarkan data tersebut, cara 1 lebih efisien daripada cara 2 dan 3 karena rasio input dan output (i/o) pada cara 1, lebih kecil dibandingkan dengan rasio input dan output (i/o) pada cara 2 dan cara 3.Untuk mengetahui tingkat efisiensi suatu entitas, pemeriksa juga dapat menggunakan konsep cost-effectiveness sebagai alat analisis dalam melakukan pemeriksaan. Konsep cost-effectiveness berhubungan dengan kemampuan atau potensi entitas yang diperiksa, untuk mencapai tujuan tertentu dengan biaya yang rasional.Analisis cost-effectiveness adalah suatu studi tentang hubungan antara biaya yang telah dikeluarkan oleh entitas dan outcome-nya, yang dinyatakan sebagai biaya per unit atas outcome. Pemeriksaan atas efisiensi meliputi aspek, apakah:• program, aktivitas, fungsi, dan kegiatan telah dikelola, diatur, diorganisasikan, dan dilaksanakan secara efisien; dan• jasa pelayanan oleh pemerintah telah diberikan dengan kualitas terbaik, berorientasi pada kebutuhan masyarakat, dan diberikan tepat waktu.

Konsep CosteffectivenessLangkah-langkah pengukuran efisiensi adalah sebagai berikut:(1) Identifikasi dan pilih input yang relevan;(2) Identifikasi dan pilih output yang relevan;(3) Penentuan unit pengukuran input dan output;(4) Penentuan rasio pengukuran antara input dan output.;(5) Penentuan kriteria;(6) Pembandingan data yang diperoleh pada langkah (4) dengan kriteria yang telah dibuat pada langkah (5); dan(7) Interpretasi hasil.Langkah-langkahpengukuran efisiensiEfektivitas pada dasarnya adalah pencapaian tujuan. Efektivitas berkaitan dengan hubungan antara output yang dihasilkan dengan tujuan yang dicapai (outcome). Efektif berarti output yang dihasilkan telah memenuhi tujuan yang telah ditetapkan.Pengertian efektivitasContoh: Pemerintah Daerah X mempunyai program pelayanan bus yang bertujuan untuk mengurangi tingkat penggunaan kendaraan pribadi di dalam kota. Outputnya berupa

Page 3: Audit Kinerja BUMN_Ekuitas

pelayanan bus yang diukur dengan jumlah kilometer pelayanan bus. Dalam rangka pelaksanaan program tersebut, Pemerintah Daerah X melakukan pembelian bus baru.Misalnya, biaya pengoperasian setahun bus merek A Rp1.000.000.000,00, sedangkan biaya pengoperasian bus merek B juga Rp1.000.000.000,00. Kilometer yang dilayani bus A 250.000 km setahun, sedangkan bus B 225.000 km setahun. Akan tetapi, dengan bus A penggunaan kendaraan pribadi turun sebesar 10%, sedangkan dengan bus B, penggunaan kendaraan pribadi turun sebesar 30%.Kesimpulan dari sisi efektivitas (hubungan antara output dan outcome) penggunaan bus B lebih efektif, sedangkan dari sisi efisiensi (hubungan antara input dan ouput), bus A lebih efisien daripada Bus B.Perbedaan ini disebabkan Bus A memang mempunyai jarak tempuh yang lebih jauh, tetapi tingkat kenyamanan yang kurang memadai, maka masyarakat tidak serta-merta menggunakan Bus A sebagaikendaraan pengganti mobil pribadi.Untuk melakukan pemeriksaan atas efektivitas suatu entitas, maka pertanyaan-pertanyaan berikut perlu dipertimbangkan:(1) apakah output yang dihasilkan telah dimanfaatkan sebagaimana diharapkan?(2) apakah output yang dihasilkan konsisten dengan tujuan?(3) apakah dampak yang dinyatakan berasal dari output yang dihasilkan dan bukan dari pengaruh lingkungan luar?Pertanyaan untuk menilai efektivitasLangkah-langkah pengukuran efektivitas adalah sebagai berikut:(1) Identifikasi tujuan (outcome) yang telah ditetapkan sebelumnya;(2) Identifikasi output aktual.;(3) Penentuan unit pengukuran output dan outcome;(4) Pembandingan antara output dan outcome; dan(5) Interpretasi hasil.Langkah-langkah pengukuran efektivitas

C. Standar Pelaksanaan Pemeriksaan KinerjaPemeriksaan dilaksanakan berdasarkan SPKN yang disusun dan ditetapkan BPK melalui Peraturan BPK RI No. 01 tahun 2007. Seperti yang telah diatur dalam SPKN PSP 04, standar pelaksanaan pemeriksaan kinerja meliputi:(1) perencanaan;(2) supervisi;(3) bukti pemeriksaan; dan(4) dokumentasi pemeriksaan.

Pengertian EkuitasEkuitas adalah modal yang diinvestasikan dalam suatu usaha (ekuitas dalam

akuntansi merupakan penambahan dari profit selama tahun2 berjalan dengan modal mula-mula) danRumus akuntansi

: Asset=Kewajiban+EkuitasInvestasi ekuitas umumnya berhubungan dengan pembelian dan menyimpan

saham stok pada suatu pasar modal oleh individu dan dana dalam mengantisipasi pendapatan dari deviden dan keuntungan modal sebagaimana nilai saham meningkat. Karena artikulasi harus dipertahankan, ekuitas tidak didefinisi secara semantik tetapi secara sintaktik.

Ekuitas didefinisikan sebagai hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas didefinisikan sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Godfrey, Hodgson, dan Holmes (1997) membedakan ekuitas dan kewajiban atas dasar tiga kriteria, yaitu hak-hak masing-masing pihak atas penyelesain klaim, hak penggunaan aset dalam operasi, serta substansi ekonomik perjanjian.

Ekuitas pemegang saham diklasifikasikan menjadi dua komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal saham sebagai modal yuridis dan modal setoran tambahan, dan komponen lain yang merefleksi transasksi pemilik. komponen lain-lain terdiri atas pos-pos yang tidak tepat dimasukkan

Page 4: Audit Kinerja BUMN_Ekuitas

dalam komponen modal setoran lainnya atau laba ditahan tetapi sering diklasifikasikan sebagai pos ekuitas pemegang saham.

Tujuan Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efesiensi dan kepengurusan manajemen. Tujuan yang lain adalah menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya, serta merupakan tanggung jawab yuridis pemilik. Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan berkaitan tentang ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah sumber ekuitas, pembatasan pembagian dividen dan likuidasi, batas perlindungan dan urutan penyerapan rugi.

Pembedaan modal setoran dan laba ditahanPembedaan antara dua komponen ekuitas pemegang saham merupakan hal yang

sangat penting. Dari segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba sehingga laba ditahan harus dipisahkan dengan modal setoran meskipin jumlah akhirnya ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan juga penting secara yuridis karena modal setoran merupakan dana dasar yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan pada pihak lain, sedangkan laba ditahan adalah jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian deviden.

Modal yuridisSebagai pasangan laba ditahan, modal setoran dibedakan menjadi modal yuridis

dan modal setoran lain. Modal yuridis timbul karena adanya ketentuan hukum yang mengharuskan bahwa harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka perlindungan kepada pihak lain. Bentuk dari peraturan ini adalah adanya nilai nominal atau nilai minimum. Besarnya modal yuridis bergantung pada karakteristik saham (bernominal, takbernominal/bernilai nyataan, takbernominal/takbernilai nyataan).

Perubahan modal setoranTujuan utama perekayasaan akuntansi modal setoran adalah untuk membedakan

secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi. Berbagai sumber yang dapat mengubah modal storan dengan berbagai masalah teoritisnya adalah:Pemesanan saham

Pada saat perusahaan didirikan atau melakukan penawaran publik perdana, perusahaan telah menetapkan apa yang disebut modal dasar. Dengan autorisasi tersebut perusahaan akan mencetak sertifikat saham. Bila saham telah terjual dan pembeli telah membayar penuh kesepakatannya, sertifikat saham akan diserahkan kepada pembeli. Berdasar konsep kesatuan usaha, jumlah rupiah yang diterima perusahaan akan menimbulkan atau diimbangi dengan modal setoran.Pada umumnya investor yang berminat membeli saham perusahaan harus memesan terlebih dahulu saham yang dibeli dengan harga yang sesuai. Jumlah rupiah saham pesanan dapat diakui sebagai modal setoran hanya apabila memenuhi dua syarat, yaitu tidak dapat dibatalkan, dan pelunasan tidak terlalu lama.

Hubungan pemeriksaan kinerja dengan ekuitas dinilai dari teknik dan indicator kinerja

Sejak bergulirnya reformasi di segala bidang makin dirasakan perlunya perubahan dalam pengelolaan BUMN, BUMD, dan Badan Usaha Lainnya (BUL) seperti BPR, PDAM dan RSUD, dalam rangka mewujudkan Good Corporate Covernance (GCG) pada setiap badan usaha tersebut, sehingga dapat memacu peningkatan kinerjanya secara lebih sehat, mandiri, dan akuntabel.

Page 5: Audit Kinerja BUMN_Ekuitas

Guna memantau perkembangan penerapan GCG dan dampaknya terhadap kinerja BUMN, BUMD, dan BUL perlu adanya pengukuran dan pengujian atas capaian kinerja serta tingkat kesehatannya, baik oleh auditor eksternal maupun auditor internal badan usaha yang bersangkutan atas investasi permanen berupa penyetoran/penyertaan modal pemerintah kepada BUMN, BUMN dan BUL. Pedoman audit yang telah ada dengan pembaruan secukupnya sesuai dengan perkembangan teknik dan metode pengukuran dan pengujian indikator kinerja, seperti antara lain teknik Benchmarking dan metode Balanced Scorecard (BSC).

Balance ScorecardKelemahan dalam pengukuran kinerja perusahaan berdasarkan ukuran financial sudah lama disadari para ahli bidang akuntansi karena ukuran tersebut hanya ukuran jangka pendek dan mengabaikan going concern dari suatu entitas. Konsep pengukuran dengan mengandalkan ukuran keuangan adalah konsep pengukuran tradisional yang sudah ketinggalan zaman dan hanya mampu mengejar tujuan profitabilitas. Padahal ukuran profitabilitas dapat digambarkan melalui rekayasa laporan keuangan sehingga memperoleh gambaran yang baik. Pimpinan BUMN/BUMD dapat merekayasa pencarian laba yang optimal melalui ukuran yang paradigma rational goal modelnya mudah diukur secara kuantitatif.Dengan berfokus pada ukuran-ukuran tersebut kita telah melupakan aspek eksternal yang dominan dalam menentukan going concern perusahaan antara lain seperti:• Tingkat kepuasan pelanggan• Loyalitas pelanggan• Employee retensi• Low cost• Cost leadershipSehingga dalam percaturan persaingan global perusahaan, tidak akan mampu mempertahankan keunggulanya. Pada gilirannya, seperti kejadian akhir-akhir ini, perusahaan yang baru saja dinyatakan 'sehat' tiba-tiba saja kolaps. Sebaliknya, perusahaan yang dikatakan tidak sehat ternyata dapat bertahan hidup, bahkan makin berkembang. Norton dan Kaplan, masing-masing konsultan kondang dalam akuntansi manajemen dan guru besar dalam bidang ilmu akuntansi dari Harvard Business School menyatakan betapa pentingnya memperhatikan aspek non finansial dalam mengukur kinerja badan usaha.Balance scorecard merupakan suatu alternatif dalam pengukuran kinerja tersebut. Tujuan dan pengukuran balance scrorecard bukan hanya pada pengukuran financial dan non financial melainkan hasil dari suatu proses atas bawah (top-down) yang berdasarkan misi dan visi.Kelebihan dari ukuran ini adalah adanya pendekatan untuk menerjemahkan misi,visi, dan strategi perusahaan kedalam tujuan-tujuan dan pengukuran yang lebih nyata.Misi, visi, dan strategi perusahaan memimpin tujuan dan pengukuran dalam balance scorecard dapat dilihat dari 4 (empat) perspective, antara lain:1. Financial perspective2. Costumer perspective3. Internal business process perspective4. Learning and growth perspective

Financial PerspectiveDalam balance scorecard, perspektif keuangan tetap diperhatikan karena ukuran keuangan merupakan salah satu indikator penting dalam kinerja perusahaan. ROCE (Retun on Capital Employed) merupakan pengukuran balance scorecard dalam perspektif keuangan namun tidak menjadi segala-galanya.

Page 6: Audit Kinerja BUMN_Ekuitas

Costumer PerspectiveKetatnya persaingan yang terjadi di pasar dalam mencari suatu pangsa pasar memaksa setiap perusaan harus mampu memperoleh nilai tambah dalam produknya. Keunggulan persaingan sangat penting untuk memenangkan persaingan pemuasan pelanggan, yaitu dengan menaikkan nilai perusahaan. Hal ini jelas harus menjadi ukuran yang dipertimbangkan.

Perspektif proses bisnis internalAnalisis atau proses bisnis internal perusahaan dilakukan melalui analisis rantai (value chain analysis).Model tersebut dapat digunakan oleh perusahaan atau unit usaha apapun dengan modifikasi yang diperlukan.Terdapat tiga proses bisnis utama yang harus dipertimbangkan dalam model:1. Inovasi2. Operasi3. Pelayanan purna jualPerspective proses belajar mengajar.

Tujuan dilakukannya pengukuran kinerja ini adalah untuk mendorong operasi perusahaan menjadi organisasi belajar (learning organization) sekaligus untuk pertumbuhannya.Ukuran dan target masing-masing perspektif tersebut dibuatkan suatu ukuran yang akan dicapai olehmasing-masing bidang organisasi sehingga masing-masing unit organisasi dapat diukur tingkat keberhasilannya. Selain itu, penting pula pengukuran secara tepat pengaruh kinerja unit organisasi tersebut terhadap peningkatan ROI.

Dengan demikian, balance scorecard sangat berarti untuk dipertimbangkan dalam pengukuran penilaian kinerja perusahaan secara keseluruhan dan memberikan gambaran yang lebih obyektif atas kinerja perusahaan, baik pada masa perekonomian yang stabil bahkan pada saat perekonomian tengah gonjang-ganjing (turbulance).

• Tujuan audit ekuitas pemilik :1. Pengendalian intern atas modal saham dan deviden terkait mencukupi.2. Transaksi ekuitas pemilik dibukukan dengan semestinya, sebagaimana yang

didefinisikan oleh enam tujuan terkait – transaksi. 3. Saldo ekuitas pemilik disajikan dan diungkapkan dengan semestinya, sebagaimana

didefinisikan oleh tujuan audit terkait – saldo untuk akun ekuitas pemilik (hak/kewajiban dan nilai yang dapat direalisir tidak diaplikasikan.

Pengendalian Intern Ekuitas Pemilik1. Otorisasi Transaksi yang Memadai 2. Penerbitan Modal Saham 3. Pembelian Kembali Modal Saham 4. Penyelenggaraan Pembukuan dan Pemisahan Tugas yang Memadai.

• Prosedur yang terpenting untuk pencegahan salah saji dalam ekuitas pemilik adalah :

1. Kebijakan yang jelas untuk penyiapan sertifikat saham dan pembukuan transaksi modal saham.

Verifikasi internal yang independen mengenai informasi di dalam catatan.